KORAN BARITO Edisi 05

12
Indonesia, Jayalah Negeriku Kelas Melati Berfasilitas Bintang Nafkah untuk Pendidikan Anak Harjad Bartim Comdev APB Wanita Muslimah HAL 03 HAL 04 HAL 05 HAL 06 HAL 11 HAL 12 11 TAHUN BARITO TIMUR

description

Edisi05

Transcript of KORAN BARITO Edisi 05

Page 1: KORAN BARITO Edisi 05

Indonesia, Jayalah Negeriku

Kelas Melati Berfasilitas Bintang

Nafkah untuk Pendidikan Anak

Harjad Bartim

Comdev APB

Wanita Muslimah

HAL03

HAL04

HAL05

HAL06

HAL11

HAL12

11TAHUNBARITOTIMUR

Page 2: KORAN BARITO Edisi 05

02

Edisi 05

29 AGT’ 2013 RedaksionalBERANDA

COVER STORY

M JAYAPemimpin UmumRedaksi Koran Barito

Foto Cover:H UMARULLAHPemilik Hotel

Wahyu PerdanaTamiang Layang

Waktu terus berjalan. Tak terasa, kini Barito Timur (Bartim)

memasuki usia 11 tahun. Sejak berpisah dan menjadi

kabupaten pemekaran dari Barito Selatan, dengan otonomi daerah

yang digaungkan oleh pemerintah, Bartim berupaya menggenjot

pembangunan di segala sektor.

Tentu tak mudah untuk bisa secepat mungkin mensejajarkan diri

dengan kabupaten/kota lain yang sudah memiliki usia lebih tua. Tapi

inilah tantangan yang harus dilakukan, dengan memiliki sumber daya

alam yang mumpuni, tak ada alasan Bartim tidak bisa bersaing dengan

daerah lain.

Tinggal bagaimana sekarang menyiapkan sumber daya manusia

yang handal yang dapat membawa perubahan Bartim lebih baik.

Sumber daya alam tanpa diimbangi dengan kualitas sumber daya

manusia yang mengatur dan mengelolanya, nonsen dapat berhasil

membawa perubahan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Penyiapan sumber daya manusia itu bersumbu pada penyelenggara

pemerintahan di daerah ini. Jika penyelenggara pemerintahan lemah,

yakin seyakinnya, Bartim akan tertinggal. Momen Hari Jadi (Harjad)

Ke-11 Bartim yang jatuh pada 3 Agustus 2013, sangat berarti untuk

sebuah kebangkitan untuk mengejar ketinggalan proses pembangunan

dari daerah lain.

Menjelang Harjad, Bartim kedatangan pemimpin baru yang

diharapkan dapat memacu pergerakan roda pembangunan. Dia adalah

Ampera AY Mebas-H Suriansyah yang diamanahkan masyarakat untuk

hal ini. Melihat visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Bartim yang baru

dilantik pada 26 Juli 2013 lalu, sangat menjanjikan bagi masyarakat

akan perbaikan kehidupan dari tahun ke tahun, termasuk menapaki

usia kesebelas tahun Kabupaten Bartim.

Pemerintah tanpa masyarakat tak akan berdaya. Masyarakat

dari seluruh elemen yang ada harus bergandengan tangan untuk

berpartisipasi langsung maupun tidak langsung membantu pemerintah

daerah membangun daerahnya. Termasuk memberikan rasa aman

kepada investor sehingga aktivitas mereka menanamkan investasi di

Bartim merasa terjamin dan menghasilkan, baik bagi investor maupun

daerah.

Sebagai pekerja yang bergelut dalam dunia jurnalistik, juga

menjadi kewajiban dan keharusan kami, Koran Barito, mendukung

percepatan pembangunan di Kabupaten Bartim. Kami berharap, ke

depan kerjasama dan kemitraan terus terjalin. Apalagi kehadiran kami

merupakan wahana penyampai informasi, media pendidikan dan

hiburan.

Selamat Harjad Ke-11 Kabupaten Bartim, kabupaten berslogan

Gumi Jari Janang Kalalawah. Slogan yang mengandung arti menjadi jaya

untuk selamanya.

Pemimpin Umum/Redaksi : M Jaya

Redaktur Pelaksana : Hardi

Staf Redaksi : Sigit Permana

Pemasaran & Iklan : Budi Irawan

Sirkulasi : Fahrul

***

Kantor Redaksi : Jl A Yani RT 01 Tamiang Layang (Mungkur Kandangan),

Barito Timur, Kalteng, Telepon: 085348712495 Email: [email protected]

Facebook: koranbarito Twitter : @koranbarito

Penerbit: CV Barito Media Jaya

Akte Notaris Linda Kenari SH MH Nomor 77 Tanggal 9 November 2012

BERHARAP LEBIH MAJU

Page 3: KORAN BARITO Edisi 05

03

Edisi 05

29 AGT’ 2013Ragam

Enam puluh delapan tahun silam Bangsa Indonesia masih dalam masa peperangan demi merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Para pahlawan rela berkorban dan

berjuang jiwa raga demi kepentingan bangsa dan negara tanpa pamrih.

Sudah sepantasnya perjuangan pahlawan

itu diteruskan dengan berjuang mengharumkan nama Bangsa Indonesia, bukan dengan cara berperang, bertikai, bermusuhan, dan sejenisnya hanya untuk mengejar kepentingan kelompok atau golongan sehingga dapat memecah belah persatuan dan kesatuan, serta kerukunan. Saatnya prestasi kita terus persembahkan untuk kemajuan menuju kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraan bangsa ini.

Denyut kemerdekaan itu terasa di saat seluruh rakyat Indonesia, baik di dalam negeri maupun mancanegara meperingati kembali Hari Proklamasi Kemerdekaan Ke-68 Republik Indonesia. Indonesia Raya berkumandang seiring

dengan segenap generasi muda berpakain putih-putih mengibarkan Sang Merah Putih. Hiduplah Indonesiaku, Jayalah Negeriku.

Di Kabupaten Bartim, peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan Ke-68 RI dipusatkan di halaman Kantor Bupati Bartim pada 17 Agustus lalu. Bupati Ampera AY Mebas bertindak sebagai inspektur upacara. Sedangkan Ketua DPRD

Kabupaten Bartim, Fristio, didaulat membacakan teks Proklamasi.

Generasi muda Bartim yang masih berstatus sebagai pelajar, bergerak secara bersama-sama mengibarkan Sang Merah Putih. Diiringi dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya, seluruh peserta upacara detik-detik Proklamasi penuh konsentrasi.

Tentunya, peringatan di bawah terik matahari itu bukan dianggap semata seremonial. Lebih dari itu, kandungan akan kemerdekaan bangsa ini haruslah menjadi landasan semua untuk terus mengisi kemerdekaan dengan pembangunan dan prestasi. (SGT)

HUT KE-68 REPUBLIK INDONESIA

Hiduplah Indonesiaku,

Jayalah Negeriku

Page 4: KORAN BARITO Edisi 05

04

Edisi 05

29 AGT’ 2013

Dulunya hanya penginapan sederhana yang terbuat

dari kayu, kini telah menjelma menjadi sebuah hotel. Konsep bisnis yang

dijalankan cukup apik; kendati hotel berkelas

melati, namun soal fasilitas dalam kamar

tak kalah dengan hotel

berbintang.

berada di meja, maka pembayaran booking kamar sudah bisa dilakukan. Resepsionis juga melayani pembayaran tunai untuk menginap di Hotel Wahyu Perdana.

Cukup murah biaya menginap sekelas Hotel Wahyu Perdana yang memiliki fasilitas seperti hotel berbintang. Untuk jenis kamar Deluxe hanya Rp350 ribu per malam, sedangkan VIP Rp250 ribu. Bagi pejabat, ada kamar khusus untuk beristirahat lebih nyaman. Beban pajak daerah dan pelayanan sudah ditanggung oleh hotel.

“Tamu yang pesan kamar dari luar daerah tidak harus di resepsionis. Kami menyedikan layanan booking secara online di situs blog kami yakni www.hotelwahyuperdana.blogspot.com,” tutur Umarullah yang memiliki empat buah hati yakni Ahmad Ghani, Yahya

Pratama (Khairan), Wahyu Perdana (Khairin), dan Intan Putri Nazwa.

Tamu yang pernah dan sering menginap pun berlatarbelakang profesi yang berbeda-beda. Kebanyakan pengusaha dan pejabat dari luar daerah hingga mancanegara, alim ulama serta artis dari Jakarta. Bahkan Gubernur Kalteng Agustin Teras Narang bersama Wakil Gubernur Ahmad Diran juga menjadi tamu istimewa bagi Hotel Wahyu Perdana saat menginap. Apalagi saat ada kegiatan kepemerintahan atau even di Tamiang Layang, tamu dipastikan memilih Hotel Wahyu Perdana, hotel yang mengambil nama anak ketiga Umarullah.

Tak terbayangkan melakoni bisnis di bidang perhotelan. Keberadaan Hotel Wahyu

Perdana, mengiringi

sejarah lahirnya Kabupaten Bartim sebagai kabupaten pemekaran dari Barito Selatan. Dulunya, Umarullah memulai usaha di bidang travel, jasa transportasi jurusan Tamiang Layang-Palangkaraya, sekaligus langsung berprofesi sebagai sopir travel. Tahun 1998 rumahnya di lokasi hotel sekarang ini dan juga menjadi tempat kantor travel, dikembangkan sebagai penginapan. Perlahan dinaikkan menjadi losmen karena jumlah permintaan tamu yang banyak,hingga tahun 2007 berstatus sebagai hotel berkelas melati.

Hotel Wahyu Perdana, tempat peristirahatan yang berlokasi strategis di pinggir jalan raya dan berdampingan dengan Pasar Semimodern Tamiang

Layang. Selama 24 jam setiap hari, hotel ini memberikan pelayanan bagi tamu yang ingin menginap untuk suatu urusan atau pekerjaan di Kabupaten Bartim, khususnya di Tamiang Layang.

Soal kualitas pelayanan, jangan disangsikan lagi. Bagi yang sudah merasakan menginap di Hotel Wahyu Perdana, tentu membawa kesan tersendiri sehingga ketika kembali lagi ke Bartim, dipastikan hotel ini menjadi pilihan. Memiliki lahan parkir yang sangat luas, keamanan tamu yang menginap dijamin selama 24 jam setiap hari.

Demikian pula pelayanan karyawan hotel yang didesain secara kekeluargaan, menambah rasa betah saat menginap. Usai mendaftar di resepsionis, tentu akan dikejutkan dengan suasana kamar yang lengkap dengan fasilitas seperti kamar di hotel berbintang.

Sebanyak 15 kamar, jenis Deluxe dan VIP, dilengkapi dengan fasilitas pengatur suhu udara yakni air conditioner, televisi flat 32 inch, lemari pakaian, meja, kursi, lemari es. Bahkan untuk urusan keperluan pribadi seperti sandal, sabun, shampo, bathroom sudah disediakan hotel. Karyawan pun menerima jasa laundry bagi tamu yang menginginkannya.

“Di dalam kamar, kami menyediakan peralatan untuk memasak air panas, sehingga tamu yang menginginkan teh atau

kopi hangat di dalam kamar, bisa mengolahnya sendiri,” ujar H Umarullah, pemilik Hotel Wahyu Perdana.

Tamu yang menginginkan satu kasur maupun dua kasur, tinggal memilih di setiap jenis kamar. Manajemen hotel juga sadar, bahwa tamu yang menggunakan jasa super sibuk dengan pekerjaan. Bahkan tak jarang harus melakukan browsing atau pengiriman surat menyurat secara cepat ke perusahaan atau relasi kerja dengan email. Makanya, tamu yang menginap disediakan pelayanan internet gratis karena di areal hotel telah memiliki wi-fi. Tinggal buka laptop, koneksi password, jaringan internet sudah bisa terakses.

Setiap pagi, karyawan dengan senang menyiapkan makanan untuk tamu. Breakfast atau makan pagi disediakan secara gratis. Sehingga tamu tidak direpotkan lagi untuk mencari makan di luar hotel pada pagi hari.

Di halaman hotel ini pula, bangunan berukuran kecil yang di dalamnya berada mesin pengambilan uang Anjung Tunai Mandiri (ATM) Bank Negara Indonesia (BNI) siap melayani tamu yang akan mengambil uang dengan kartu ATM-nya.

HOTEL WAHYU PERDANA

Kelas MelatiBerfasilitas Bintang

OLEH : M JAYA

HOTEL WAHYU PERDANAAlamat :

Jl A Yani No 30, Tamiang Layang, Bartim

Pemilik : H Umarullah

Telepon & Fax :0526-2091313

Handphone :0811504139

E-mail :[email protected]

Situs Blog : www.hotelwahyuperdana.

blogspot.com

Bahkan dalam waktu dekat akan bertambah lagi mesin ATM dari Bank Mandiri. Untuk mesin ATM Bank Kalteng dan BRI masih dalam pengajuan.

Dengan banyaknya fasilitas seperti itu, wajar jika kunjungan tamu yang menginap di hotel yang memerhatikan kebersihan ini tak pernah sepi. Manajemen sangat memerhatikan tamu, terutama yang khawatir dengan keamanannya untuk membawa uang banyak. Cukup menggesekkan kartu ATM atau kartu kredit di dua mesin penggesek transaksi yang

Ekonomi

Page 5: KORAN BARITO Edisi 05

05

Edisi 05

29 AGT’ 2013

Orantua tak akan meminta belas kasih apapun dari anaknya. Meski suka dan duka terkadang silih berganti selama merawat dari dalam kandungan hingga menjadi besar. “Apa yang saya lakukan bersama dengan istri, tujuan akhir adalah untuk

kebahagiaan anak. Meski kami merawat dan membesarkannya di tengah perjalanan hidup yang harus dilewati dengan kerja keras,” ujar Ruslan Yasin.

Siang dan malam dengan kondisi apapun, Pak One, sapaan akrab Ruslan Yasin, berjuang keras dengan segala kemampuan dan kekuatan fisik yang dimiliki. Maklum, anggota keluarga yang harus dihidupinya sebanyak empat orang, terdiri satu istri dan tiga anak.

Lahir dari keluarga tidak mampu, Pak One menjalani kehidupan dengan mandiri untuk mendapatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan. Kerja serabutan namun halal, dilakukan. Hingga akhirnya Pak One mempersunting Dikumalasari, gadis Tamiang Layang.

Dorongan dari sang istri semakin memacu semangat menjalani kehidupan. Apalagi anak pertama, kedua, dan ketiganya lahir. “Kalau tidak kerja keras, mau makan apa istri dan anak. Anak pun harus sekolah agar di kemudian hari hidupnya lebih dari saya dan istri. Yang penting halal, pekerjaan apapun saya lakukan kala itu,” tutur Pak One bercerita tentang kehidupan.

Jika melihat kondisi sekarang, Pak One yang memiliki usaha kos-kosan rumah dan memimpin Usaha Dagang (UD) Sri Rejeki, usaha yang bergerak di sektor usaha kecil menengah (UKM) penjualan kayu olahan untuk bangunan rumah dan lainnya, tentu tidak mengetahui bagaimana terjalnya perjalanan menuju sukses.

Seperti mayoritas masyarakat Bartim, kelangsungan hidup Pak One sekeluarga disandarkan pada pepohonan karet. Membawa ember dan alat penyadap, bangun lebih pagi, berangkat ke kebun karet untuk menyadap. Hasil sadapan dikumpul beberapa hari, selanjutnya dijual kepada pengumpul.

Demi mempertahankan hidup dan dapat membeli beras serta susu anak-anak di kala masih kecil-kecilan, Pak One pun melakoni profesi sebagai buruh bangunan di kawasan Tamiang Layang dan sekitarnya. Hampir tiap hari tenaganya terkuras membangun rumah milik orang.

Cucuran keringat di bawah terik matahari sempat menetes deras saban harinya di atas aspal jalanan. Pak One bekerja sebagai buruh yang membangun jalan dan trotoar jalan. Sebilah alat pemecah bebatuan di pinggir jalan masih tersimpan di rumah sebagai kenang-kenangan dan menjadi sejarah dalam berjuang meniti kehidupan.

“Alat itu masih saya simpan sebagai kenang-kenangan masa lalu. Alat ini juga memberikan semangat agar hidup ini bisa lebih baik lagi,” kata Pak One.

Perlahan tapi pasti. Dari hasil jerih payah dalam kurun waktu yang panjang, Pak One menyisihkan pendapatan untuk ditabung. Di benak Pak One, dia harus memperbaiki kehidupan

dan tak selamanya harus menjadi buruh di bawah kendali orang lain sebagai bos.

Delapan tahun silam, tepatnya tahun 2005, uang titik keringat itu terkumpul sekitar Rp9 juta. Atas saran dari kawan dan kesepakatan bersama istri, Pak One membuka lembaran baru dalam mencari mata pencahariannya. Uang ini dimodalkan membuka usaha dagang kayu olahan. Rejeki datangnya dari Allah SWT dan diberikan kepada Pak One sekeluarga.

Usaha kecil dan menengah yang dijalankan membaik. Bahkan hasilnya dikembangkan ke usaha lain dengan membeli lahan dan di atasnya dibangun tempat tinggal sejenis barak. Tempat kos ini disewakan sehingga setiap bulannya Pak One mendapatkan pendapatan tambahan.

Haspariadi, Hariati, dan Sri Wahyuni tumbuh semakin besar. Tak ingin anak-anaknya menjalani kehidupan keras seperti orangtua, Pak One sadar bahwa pendidikan harus diutamakan kepada mereka. “Pendidikan itu ibarat pintu menuju kesuksesan,” imbuh Pak One.

Jika Pak One dalam menjalani kehidupan lebih banyak menguras tenaga sebagai buruh, maka kelangsung anaknya tidak demikian. Haspariadi, anak pertama kini menimba ilmu di bidang keapotekan di Kota Banjarmasin

dan disiapkan menjadi seorang apoteker. Sedangkan buah hati nomor dua, Hariati, mengambil disiplin ilmu tentang keperawatan. Sedangkan yang ketiga juga dicadangkan memilih kelanjutan pendidikan yang berkualitas, karena saat ini masih bersekolah di sekolah lanjutan menengah pertama.

“Apa yang saya lakukan dan saya cari melalui kerja keras selama ini, semua untuk anak. Mereka harus lebih baik dari kami. Saya tak ingin mereka menderita, lebih baik saya yang menderita lebih dahulu. Saya berharap ketiga buah hati kami menjadi orang yang bermanfaat bagi semua orang,” ujar Pak One.

Kesahajaan dan kesederhanaan itu tetap saja terlihat, meski sekarang memiliki usaha dagang dan mempekerjakan tiga orang karyawan. Pak One bukanlah tipe seperti kebanyakan bos, tahu perintah dan marah kepada karyawan. Sebaliknya, dengan pakaian kotor dan penuh debu gergajian kayu, Pak One membaur dengan karyawannya ikut menggergaji membuat kayu olahan yang akan dijual untuk kepentingan masyarakat membangun atau memperbaiki rumah.

Bahkan Pak One berprinsip, dia akan merasa menjadi bos ketika omset yang didapat sudah bermiliaran rupiah. Jika masih sebatas ratusan juta rupiah, maka status yang disandang Pak One masih menjadi buruh. Makanya, Pak One tak risih ikut menggergaji dan menyusun batangan kayu di tempat usahanya.

“Sudah biasa menjadi buruh, dan saya tak akan meninggalkan pekerjaan ini meski saya memiliki usaha. Rasanya tak enak kalau hanya tahu perintah kepada karyawan. Makanya, saya juga ikut mengerjakannya. Lumayan untuk membuang keringat sebagai pengganti olahraga, lagi pula bisa menghemat pengeluaran kalau saya menambah satu karyawan,” ujar Pak One.

RUSLAN YASINPIMPINAN

UD SRI REJEKI

MENCARI NAFKAH UNTUK PENDIDIKAN ANAK

Anak merupakan titipan Tuhan untuk dipelihara, dijaga, dibesarkan, hingga dijadikan orang yang berguna bagi semua. Karena itu, anak merupakan harta kekayaan mulia yang tak ternilai harganya.

OLEH : M JAYA

Cucuran keringat di bawah terik matahari sempat menetes deras

saban harinya di atas aspal jalanan. Pak One bekerja sebagai buruh yang membangun jalan dan trotoar jalan. Sebilah alat pemecah bebatuan di pinggir jalan masih tersimpan di

rumah sebagai kenang-kenangan dan menjadi sejarah dalam berjuang meniti

kehidupan.

Sosok

Page 6: KORAN BARITO Edisi 05

06

Edisi 05

29 AGT’ 2013

Jarum jam terus berputar, matahari timbul-tenggelam mengiringi pergantian hari, kini usia Kabupaten Barito Timur (Bartim) memasuki yang kesebelas tahun. Usia yang masih muda, namun

tumbuh berkembang memacu pembangunan untuk kesejahteraan masyarakatnya.

Sejarah kelahiran pada 3 Agustus 2002 perlu diketahui sehingga menjadi tonggak dan semangat untuk berpartisipasi secara langsung membangun kabupaten ini. Koran Barito pada Edisi V ini sekilas menyampaikan informasi yang diambil dari sejumlah sumber literatur.

Wilayah Kabupaten Barito Timur (Tamiang Layang) termasuk daerah inti kerajaan Banjar sejak zaman Hindu hingga dihapuskannya Kerajaan Banjar oleh Hindia Belanda pada tahun 1860, jadi sebelumnya tidak pernah diserahkan oleh Kerajaan Banjar kepada Hindia Belanda seperti kebanyakan daerah lainnya di Kalimantan. Perjanjian 1826 menetapkan daerah tepi barat sepanjang sungai Barito dari Kuin hingga Mengkatip ditarik garis ke gunung Luang sampai ke selatan sepanjang sisi barat pegunungan Meratus termasuk dalam wilayah Kesultanan Banjar (1826-1860), sedangkan sebagian wilayah lainnya menjadi wilayah Hindia Belanda, seperti pembagian wilayah menurut Staatsblad van Nederlandisch Indië tahun 1849, merupakan bagian dari zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bêsluit van den Minister van Staat, Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No 8 Tahun 1851 penginjil Denniger tiba di Murutuwu dan pada 18 Februari 1852 terjadi baptisan pertama umat Kristen di daerah ini.

Barito Timur adalah nama yang secara resmi

ditetapkan bagi daerah ini setelah terbentuk menjadi kabupaten otonom sejak tahun 2002. Sebelumnya, daerah ini masih bergabung dengan Kabupaten Barito Selatan. Barito Selatan dikenal dengan nama Barito Hilir untuk wilayah dengan luas 8.287,57 km² sepanjang kiri dan kanan aliran Sungai Barito dan untuk Barito Timur dengan luas 3.013 km² yang meliputi daratan sebelah timur Sungai Barito. Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka masyarakat Barito Timur mengusulkan dibentuknya kembali Kabupaten Barito Timur.

Berdasarkan pembagian wilayah administrasi pemerintahan pada waktu itu, Wilayah Barito Hilir dan Barito Timur adalah Wilayah Kewedanaan dari Kabupaten Barito yang pusat pemerintahannya berkedudukan di Muara Teweh. Kedua wilayah Kewedanaan tersebut adalah :

Kewedanaan Barito Hilir dengan ibu kotanya BuntokKewedanaan Barito Timur dengan ibu kotanya Tamiang Layang

Tuntutan masyarakat dari kedua kewedanaan ini agar Kabupaten Barito dipisahkan menjadi dua kabupaten, yang akhirnya mendapat dukungan dari DPRD Barito pada tahun 1956 dalam bentuk Mosi tanggal 30 Januari 1956 dengan Nomor 1/MS/DPRD/56 dan tanggal 21 September 1956 dengan Nomor 2/MS/DPRD/56.

Selain itu tuntutan masyarakat ini dituangkan pula dalam surat dukungan Bupati Kepala Daerah Kabupaten Barito dengan surat nomor 675/UP-IV-4 tanggal 23 April 1958. Sambil menunggu ketetapan dari Pemerintah Pusat oleh Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Tengah, dikeluarkan Surat Keputusan (SK) nomor 28/Des-I-4/58 tanggal 10 Juni 1958 kemudian

SEJARAH

ditunjuklah Wedana Barito Hilir disamping tugasnya mengadakan persiapan-persiapan seperlunya.

Realisasi dari Surat Keputusan (SK) tersebut maka pada tanggal 5 September 1958 resmi terbentuknya Kantor Persiapan Kabupaten yang berkedudukan di Buntok. Tahun 1959 keluarlah Undang-undang nomor 27 Tahun 1959 yang berlaku sejak tanggal 4 Juli 1959. Dalam Undang-undang tersebut ditetapkan antara lain Kewedanaan Barito Hilir dan Barito Timur dijadikan Daerah Otonomi yang terpisah dari Kabupaten Barito dengan nama Kabupaten Daerah Tingkat II Barito Selatan, dengan pusat pemerintahan berkedudukan di Buntok.

Secara formal Kabupaten Barito Timur terbentuk bersama-sama dengan beberapa kabupaten lainnya di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2002 berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur.

Sebelum Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Katingan, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Sukamara, Kabupaten Lamandau, Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau, Kabupaten Murung Raya dan Kabupaten Barito Timur ini dikeluarkan, wilayah Kewedanaan Barito Timur pernah berkembang dari Kewedanaan Barito Timur menjadi Wilayah Pembantu Bupati Barito Timur, sejak Undang-undang tersebut diatas berlaku, maka secara resmi Wilayah Barito Timur memisahkan diri dari Kabupaten Barito Selatan dan menjadi daerah otonom sendiri dengan nama Kabupaten Barito Timur dengan ibu kota Tamiang Layang.

Pembagian administratifWilayah Kabupaten Barito Timur dibagi

menjadi 10 kecamatan, yaitu:1. Awang2. Benua Lima 3. Dusun Tengah 4. Dusun Timur 5. Karusen Janang 6. Paju Epat 7. Paku8. Patangkep Tutui 9. Pematang Karau 10. Raren Batuah

KependudukanJumlah penduduk Kabupaten Barito Timur

sekitar 96.820 jiwa dengan klasifikasi 49.845 laki-laki dan 46.975 perempuan serta jumlah Rumah Tangga sebanyak 25.697 KK (hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010).

Kepala DaerahSejak kelahirannya, Kabupaten Barito Timur

telah dipimpin tiga kepala daerah. Berikut nama-nama yang pernah memimpin Kabupaten Barito Timur sejak tahun 2002:

ARTI LAMBANG DAERAH

Semboyan Kab. Barito Timur adalah:

“Jari Janang Kalalawah”Yang berarti

“Menjadi Jaya Selamanya”Arti Lambang :

1. Bentuk Dasar Polygon Melambangkan Bagian Integral RI

2. Segi Lima Melambangkan Pancasila

3. Warna Merah Melambangkan Semangat dan Keberanian

4. Warna Hijau Melambangkan Kesuburan Tanah

5. Telawang (Perisai) Melambangkan Kelestarian Budaya

dan Adat

6. Pohon Karet Melambangkan Komoditas Utama

7. Bunga Padi dan Kapas Melambangkan Kemakmuran

Rakyat

8. Belanga/Kendi/Guci Melambangkan Tempat Minum Adat

9. Mandau, Sumpitan dan Tombak Melambangkan Senjata

Khas

10. Bintang Melambangkan Ketuhanan Yang Maha Esa

11. Akar Kayu hitam Melambangkan Enam Kecamatan

Pertama

12. Ornamen Dayak Melambangkan Suku Nenek Moyang

13. Warna Biru Melambangkan Daerah Perairan (Sungai,

Danau dan Rawa-rawa)

14. Warna Kuning Melambangkan Kekayaan Alam

Sumber : Net/Wikipedia & www.baritotimurkab.go.id

ditunjuklah Wedana Batugasnya mengadakan pseperlunya.

Realisasi dari Surat Kepmaka pada tanggal 5 Sterbentuknya Kantor Pyang berkedudukan di keluarlah Undang-unda1959 yang berlaku sejak Dalam Undang-undang tantara lain Kewedanaan BTimur dijadikan Daerah O

BARITO TIMUR Berusia 11 Tahun

Utama

Page 7: KORAN BARITO Edisi 05

07

Edisi 05

29 AGT’ 2013UtamaHARJAD KE-11 KABUPATEN BARTIM

PERHATIKAN NASIB GURU

Sektor pendidikan diharapkan lebih diperhatikan lagi untuk pelaksanaan pembangunan ke depan. Karena pendidikan merupakan pelayanan dasar bagi masyarakat. Untuk itu, pemerintah juga lebih memerhatikan nasib guru, terkait dengan tingkat kesejahteraan. Bahkan masih ada guru honorer yang sudah mengabdi selama sembilan tahun, namun sampai saat ini belum diangkat sebagai PNS.

Yarisha Hayati, S.PdGuru SDN

TUNJANGAN DAERAH DINAIKKAN

Di usia kesebelas tahun ini, Bartim terus membangun dan bertambah maju. Namun diharapkan kesejahteraan PNS juga ditingkatkan, terutama berharap tunjangan daerah dinaikkan seperti sama dengan yang diterima oleh PNS di daerah lain. Karena selama ini tunjangan daerah PNS di Bartim paling rendah dibandingkan PNS daerah lain di Kalteng.

SarifullahPNS Pemkab Bartim

JALAN BARANG DAGANGAN

Selamat Hari Jadi Ke-11 Kabupaten Bartim, semoga tambah sukses. Maju dan tidaknya daerah tergantung dari program pimpinan daerah. Ke depan diharapkan Bartim lebih bagus dari tahun sebelumnya. Namun yang dirasa kurang saat ini adalah banyaknya jalan dan jembatan rusak sehingga menjadi kendala saat mengangkut barang dagangan ke pasar. Mohon untuk dibenahi.

Abah DewiPedagang Kelontongan

TAMBAH ANGGARAN DESA

Pembangunan bermuara di pedesaan. Ke depan, desa lebih banyak diperhatikan, anggaran yang dikucurkan juga terus ditambah. Dengan demikian, percepatan pembangunan akan terlaksana. Tak lupa, pihak swasta juga peduli membantu pelaksanaan pembangunan di desa, lebih-lebih bisa berinvestasi. Dirgahayu Barito Timur.

SidiantoKepala Desa Siong

Suara & HarapanA

da yang merasa sudah berhasil, ada pula yang menyatakan pembangunan jalan

di tempat, bahkan belum berhasil. Itulah sebenarnya dinamika masyarakat dalam

menilai penyelenggaraan pembangunan oleh pemerintah. Puas dan belum puas

sering terdengar dari suara masyarakat. Namun demikian, harapan untuk lebih

maju terus dikumandangkan. Pada Hari Jadi (Harjad) Ke-11 Kabupaten Bartim

tahun ini, sejumlah masyarakat dari berbagai golongan dan profesi menyuarakannya.

BANGUN SEKOLAH PERHOTELAN

Kabupaten Bartim semakin terbuka bagi investasi dan pendatang. Bisnis hotel semakin membaik, namun belum diimbangi dengan SDM perhotelan yang profesional. Pemda perlu membangun sekolah menengah perhotelan untuk mencetak karyawan hotel siap pakai. Kami siap menampung magang dan mempekerjakan lulusan dengan gaji sesuai UMR.

H UmarullahPengusaha Perhotelan

KRITIK MEMBANGUN

Kemitraan pers dengan pemerintah dan instansi vertikal lainnya di Bartim harus ditingkatkan. Yang salah jangan ditutupi, yang benar dipublikasikan untuk diketahui publik. Kritik membangun itu memang terasa pahit, tapi hasilnya akan manis di kemudian hari. Moga Kabupaten Bartim lebih maju dari yang sekarang. Happy Birthday 11th, sukses selalu!!!

Yusni HWartawan SKH Palangka Ekspres

SALURAN ASPIRASI

Memasuki usia kesebelas tahun ini, perkembangan Bartim terlihat makin maju. Aspirasi masyarakat yang dulunya hanya bisa dipendam, kini disampaikan dengan langsung melalui DPRD maupun media massa. Wakil rakyat dapat bergerak cepat menindaklanjutinya dan menyampaikan ke pemerintah daerah. Aspirasi yang sering diterima adalah jembatan dan jalan yang rusak, terlebih menuju desa dan antarkecamatan. Pemkab Bartim segera memperbaikinya.

Gomelson Lazarus Bayan, SKMAnggota DPRD Bartim

PERHATIKAN DESA TERPENCIL

Harjad Bartim berdekatan dengan HUT Kemerdekaan RI. Hadirnya pemimpin daerah yang baru diharapkan lahir inovasi baru baru yang memihak kepada masyarakat di desa terpencil. Potensi konflik antardesa juga harus diwaspadai karena sengketa tapal batas. Semoga Harjad ini menjadikan tapal batas desa jelas dan sah secara hukumSemoga Bartim lebih sukses. Jayalah Bartimku !!!

Yasman SKades Kalinapu

Page 8: KORAN BARITO Edisi 05

08

Edisi 05

29 AGT’ 2013 Pariwara

Page 9: KORAN BARITO Edisi 05

09

Edisi 05

29 AGT’ 2013Pariwara

Page 10: KORAN BARITO Edisi 05

10

Edisi 05

29 AGT’ 2013

Sosok

Page 11: KORAN BARITO Edisi 05

11

Edisi 05

29 AGT’ 2013

Bantuan Fasilitas Olahraga

Menuju tempat layanan kesehatan

Pengobatan gratis Karang Langit

Pembangunan jalan

Tempat layanan kesehatan

Selaras dan sejalan. Inilah program-program yang dilaksanakan oleh pengusaha tambang batubara yang tergabung dalam Asosiasi Pertambangan Batubara (APB) Bartim

untuk membantu percepatan pembangunan bagi perbaikan derajat kehidupan masyarakat.

Visi dan misi Kepala Daerah yang baru tidak melenceng dari program yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan oleh APB melalui Community Development (Comdev) atau bisa juga disebut Community Social Responsibility (CSR). Semuanya bermuara pada pelayanan dasar yakni kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Termasuk di dalamnya peningkatan infrastruktur dan sosial budaya keagamaan.

Bahkan Bupati dan Wakil Bupati Bartim, Ampera AY Mebas-H Suriansyah, menekankan bahwa visi yang digaungkan selama kampanye lalu yakni “Terwujudnya Bartim yang sehat, cerdas, dan sejahtera melalui pemerintahan yang amanah, bersih, berwibawa dengan berorientasi ekonomi kerakyatan” akan dijalankan selama keduanya memimpin Bartim.

Comdev APB Bartim terus menapaki jejaknya masuk dan keluar kampung menemui masyarakat, terlebih lagi hingga ke pemukiman yang masih terisolir dan sulit ditembus, serta belum memiliki tempat fasilitas pelayanan kesehatan. Comdev APB melayani pemeriksaan kesehatan dan pengobatan secara gratis bagi masyarakat.

Di bidang pendidikan, program Comdev APB di bawah koordinator Ir H Mappangro Usman juga terus saja berlangsung. Karena pendidikan ini merupakan modal dasar untuk bisa memajukan daaerah dan mensejahterakan masyarakat. Membantu berbagai fasilitas untuk kenyamanan proses belajar siswa di sekolah.

Program pengembangan di sektor ekonomi juga menjadi sasaran pelaksanaan Comdev APB. Program yang dilakukan antara lain membantu fasilitas pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Sehingga ekonomi kerakyatan di Bartim semakin cepat meningkat.

Sosial budaya dan keagamaan juga tak lepas dari program-program bantuan untuk masyarakat. Membangun tempat ibadah, membantu sarana dan prasarana kegiatan masyarakat, dan lain sebagainya menjadi impelementasi program Comdev.

Tentu saja infrastruktur seperti perbaikan jalan dan jembatan direalisasikan dalam rangka menunjang aktivitas masyarakat. Tujuan akhir adalah kesejahteraan yang meningkat.

Keselarasan program Comdev APB Bartim dengan visi misi kepala daerah tentu sangat positif. Dengan demikian, percepatan pembangunan dapat dilaksanakan secara bersama.***

- APB -Pemerintah

Membangun Bartim

Bantuan untuk warga

Frame

ga

Selaras dan Sejalan

Page 12: KORAN BARITO Edisi 05

12

Edisi 05

29 AGT’ 2013 Figur EDISI 05 | 29 AGUSTUS 2013

Lahir dari keluarga yang taat menjalankan ajaran Islam, bagi Ridha Heriyani menuntut dan mengamalkan ajaran Islam sudah tidak asing lagi. Keadaan ini terus berlanjut hingga wanita yang bersuamikan seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) ini,

telah memiliki dua buah hati.Ridha Heriyani kini aktif dalam kelompok pengajian

ajaran Islam atau lebih dikenal dengan majelis taklim, lembaga pendidikan diniyah nonformal yang tujuannya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT dan akhlak mulia bagi jamaahnya. Selain itu, mewujudkan rahmat bagi alam semesta. “Melalui majelis taklim ini,kita diajarkan tentang ibadah dan nilai-nilai penting dalam keislaman,” ujar Ridha Heriyani.

Selain Majelis Taklim Al Mar’atus Shaliha, setiap Jumat Ridha Heriyani juga aktif membaur dengan masyarakat dalam perkumpulan yang dinamai Kelompok Yassinan Pembangunan Tamiang Layang. Bahkan kegiatan keagamaan yang diikuti telah berlangsung sejak 10 tahun silam. Tak heran, karena aktifnya di wadah pendidikan agama Islam yang sifatnya nonformal ini, wanita muslimah ini dipercaya duduk dalam kepengurusan Badan Koordinasi Majelis Taklim Kabupaten Bartim.

Setiap minggu dan setiap bulan, pastinya selalu berkumpul duduk bersila dengan wanita muslimah lainnya mendengarkan ajaran Islam yang disampaikan oleh narasumber dari Kementerian Agama Kabupaten Bartim. Di sini pula, wanita kelahiran Buntok, 17 Mei 1971, dapat melakukan interaksi dan bersilaturahmi dengan masyarakat. Bahkan komunikasi terjali intens sesama jamaah majelis taklim.

“Selain mendapatkan ajaran keislaman, melalui majelis taklim wanita ini kita dapat banyak berkomunikasi dengan masyarakat. Ini sekaligus silaturahmi, juga berinteraksi sosial,” tutur Ridha Heriyani.

Tidak saja mengambil satu tempat pelaksanaan kegiatan dengan rutinitas pengajian agama, namun majelis taklim yang di dalamnya terdapat sosok wanita muslimah bernama Ridha Heriyani, juga mengagendakan tiga acara tetap. Yaitu buka puasa bersama, merayakan Isra Mi’raj, dan Maulid Nabi Muhammad SAW. Demikian pula dalam majelis taklim dan kelompok yassinan mingguan, disisipi kegiatan arisan bagi jamaahnya.

t menjalankan ajaran menuntut dan

dah tidak asing lagi. ngga wanita yang

wai Negeri Sipil (PNS) ini,

mpok pengajian majelis taklim, yang tujuannya untuk

kepada Allah SWT dan , mewujudkan rahmat bagi

ni,kita diajarkan tentang islaman,” ujar Ridha Heriyani.aliha, setiap Jumat

ngan masyarakat lompok Yassinan n kegiatan

sung sejak 10 di wadah

nonformal k dalam

s Taklim

inya n wanita

er tim.

hkan

man, dapat rakat.

ksi

uka an

kian

isan

RIDHA HERIYANI, ANGGOTA MAJELIS TAKLIM AL MAR’ATUS SHALIHA

Wanita MuslimahJadi Teladan di Masyarakat

Wanita muslimah harus menjadi teladan bagi wanita lainnya. Melalui Islam, nilai-nilai keteladan itu telah diajarkan. Salah satu wadah nonformal untuk pembelajaran meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT itu adalah majelis taklim khusus wanita.

OLEH M JAYA

Ridha Heriyani merasakan melalui majelis taklim kehidupan beragama harmonis. Suasana ini diharapkan terus saja berlanjut.

Ilmu dan ajaran yang didapat dalam majelis taklim, tentu saja mengeratkan hubungan antara wanita dan Islam. Bagi Ridha Heriyani, peran wanita muslimah sangat tinggi dan penuh tanggungjawab. Dia harus menjadi teladan dalam keluarga, masyarakat, dan organisasi. Teladan ini diimbangi dengan melaksanakan ajaran agama secara benar.

Wanita muslimah juga harus memiliki daya peka kesosialan yang tinggi. Tentunya, semua dilakukan dalam bingkai kehidupan yang memiliki konsep keislaman

dengan menjalankan ajaran agama secara benar. Ini berarti, kesetaraan gender memiliki hubungan yang erat. Kesetaraan gender, kata Ridha Heriyani, bukan

berarti wanita berusaha mengalahkan kaum lelaki dalam bidang kehidupan.Wanita muslimah, terlebih yang sudah berstatus sebagai istri, tetap

tunduk pada suami. Namun dalam aktifitas keseharian, termasuk mencari nafkah untuk keluarga, wanita jangan bergantung kepada suami. Antara suami dan istri saling bekerjasama dalam memenuhi kebutuhan dan mengayomi anak-anak.

Kendati dibesarkan dalam keluarga yang taat agama dan aktif dalam majelis taklim, bukan berarti Ridha Heriyani mendidik agama anak-anaknya dengan keras. “Jangan juga anak kita dididik terlalu keras, tapi ajaran Islam juga harus dikuatkan kepada anak. Yang penting, bagaimana nilai agama yang diajarkan itu dapat dihayati dan diamalkan mereka dalam kehidupan sehari-hari,” imbuh Ridha

Heriyani.Jika anak-anak sudah menghayati dan mengamalkan ajaran Islam, tentu saja di luar rumah dalam interaksi sosialnya,

mereka akan tahu mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan, mana yang berdosa

dan mana yang menghasilkan pahala kebaikan. Sebaliknya kalau lepas dari

pedoman agama, maka bebaslah segalanya.

Ridha Heriyani bercita-cita ingin terus aktif dan aktif

dalam kegiatan keagamaan. Bahkan ajaran agama ini

harus disyiarkan kepada yang lain. Dengan

demikian, kehidupan yang tentram dan damai akan dirasakan dalam keluargan maupun bermasyarakat.