Kontrasepsi pada wanita

82
PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA WANITA Oleh : dr Dian Paramita Oktaviani Soetojo Pembimbing : dr. Kukuh Hariyanto Sp.OG I. PENDAHULUAN Perkembangan laju pertumbuhan penduduk Indonesia pada saat ini tidak seimbang dengan laju peningkatan sosial ekonomi masyarakat dan juga tingkat tersedianya lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia. Demikian pula yang akan terjadi di masa yang akan datang, tanpa adanya kontrol akan laju peningkatan penduduk yang cukup dan dengan lambatnya laju peningkatan sosial ekonomi, akan berdampak pada kelangsungan hidup seluruh penduduk Indonesia di kemudian hari. Program Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha penanggulangan masalah kependudukan. Program ini adalah suatu program yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional yang bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia, agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional. Badan Koordinasi Keluarga Berencan Nasional (BKKBN) merupakan konstitusi Pemerintah RI yaitu suatu program kepedulian di KB yang dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat

description

Program Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha penanggulangan masalah kependudukan. Program ini adalah suatu program yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional yang bertujuan untuk turut serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia, agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional.Badan Koordinasi Keluarga Berencan Nasional (BKKBN) merupakan konstitusi Pemerintah RI yaitu suatu program kepedulian di KB yang dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan ( PUP ), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.

Transcript of Kontrasepsi pada wanita

Page 1: Kontrasepsi pada wanita

PENGGUNAAN KONTRASEPSI PADA WANITA

Oleh : dr Dian Paramita Oktaviani Soetojo

Pembimbing : dr. Kukuh Hariyanto Sp.OG

I. PENDAHULUAN

Perkembangan laju pertumbuhan penduduk Indonesia pada saat ini tidak

seimbang dengan laju peningkatan sosial ekonomi masyarakat dan juga tingkat

tersedianya lapangan pekerjaan yang ada di Indonesia. Demikian pula yang akan

terjadi di masa yang akan datang, tanpa adanya kontrol akan laju peningkatan

penduduk yang cukup dan dengan lambatnya laju peningkatan sosial ekonomi,

akan berdampak pada kelangsungan hidup seluruh penduduk Indonesia di

kemudian hari.

Program Keluarga Berencana merupakan salah satu usaha penanggulangan

masalah kependudukan. Program ini adalah suatu program yang terpadu (integral)

dalam program pembangunan nasional yang bertujuan untuk turut serta

menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk

Indonesia, agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan

produksi nasional.

Badan Koordinasi Keluarga Berencan Nasional (BKKBN) merupakan

konstitusi Pemerintah RI yaitu suatu program kepedulian di KB yang dicanangkan

pemerintah dalam upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat

melalui pendewasaan usia perkawinan ( PUP ), pengaturan kelahiran, pembinaan

ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan

sejahtera.1

Perencanaan kehamilan dapat mengurangi angka kejadian kehamilan

dengan resiko tinggi, apabila terdapat situasi dimana nutrisi ibu bukanlah suatu

masalah, perawatan prenatal sampai posnatal mudah didapat, terdapat 4 hal yang

dapat meningkatkan angka morbiditas maupun mortalitas ibu dan anak, yaitu :

1. Terlalu muda – umur ibu kurang dari 18 tahun

2. Terlalu tua – umur ibu lebih dari 35 tahun

3. Terlalu banyak – lebih dari 4 anak

Page 2: Kontrasepsi pada wanita

4. Terlalu dekat – umur anak pertama berjarak kurang dari 2 tahun

dari kehamilan saat ini5

Gambar 1. Faktor yang mempengaruhi meningkatnya kehamilan resiko

tinggi4

Secara definitif, kontrasepsi memiliki artian prevensi yang dilakukan

secara sengaja untuk mencegah konsepsi atau kehamilan. 2

Metode atau cara kontrasepsi dibagi dalam dua kategori, yaitu metode

kontrasepsi modern (non-alamiah) dan cara tradisional (alamiah). Metode

kontrasepsi modern meliputi sterilisasi wanita, pil KB, IUD, suntik KB, susuk,

kondom wanita, diafragma, kontrasepsi darurat, dan metode amenorrhea laktasi

(MAL). Cara tradisional meliputi pantang berkala (kalender), sanggama terputus.3

Menurut Seyanake et al, intervensi dari metode kontrasepsi dapat

dilakukan dari berbagai macam tahapan konsepsi, seperti yang dijelaskan pada

gambar dibawah ini.

Page 3: Kontrasepsi pada wanita

Gambar 2. Poin intervensi kontrasepsi5

Pada makalah kali ini, akan dibahas lebih mendalam tentang jenis – jenis

kontrasepsi, baik kontrasepsi alamiah maupun non-alamiah.

Page 4: Kontrasepsi pada wanita

PERENCANAAN KELUARGA DAN PENAPISAN KLIEN

Seorang perempuan dapat hamil sesaat setelah dia mendapatkan haid yang

pertama (menarche). Kesuburan perempuan akan terus berlangsung sampai

seseorang itu mengalami menopause. Usia 20-35 tahun adalah saat kehamilan dan

kelahiran terbaik artinya bahwa pada usia itu resiko yang akan terjadi pada ibu dan

anak ialah paling rendah.20

Sebelum menentukan kontrasepsi manakah yang cocok untuk klien, tenaga

kesehatan hendaknya melakukan penapisan klien untuk mengetahui apakah ada

kehamilan, atau ada beberapa keadaan yang membutuhkan penanganan khusus

(misalnya diabetes atau tekanan darah tinggi) yang membutuhkan pengamatan dan

pengelolaam lebih lanjut.

Untuk sebagian besar klien bisa diselesaikan dengan cara anamnesis

terarah, sehingga masalah utama dikenali atau memungkinkan hamil dapat

dicegah. Sebagian besar cara kontrasepsi, kecuali AKDR dan kontrasepsi mantap

tidak membutuhkan pemeriksaan fisik maupun panggul. Pemeriksaan

laboratorium untuk klien Keluarga Berencana dan klien baru tidak diperlukan

Page 5: Kontrasepsi pada wanita

dikarenakan oleh :

1. Sebagian besar klien KB berusia muda (umur 16 – 35 tahun) dan umumnya sehat.

2. Pada wanita, masalah kesehatan reproduksi (misalnya kanker genital dan kanker

payudara, fibroma uterus) jarang di dapat pada umur sebelum 35 tahun atau 40

tahun.

3. Pil kombinasi yang sekarang tersedia berisi estrogen dan progestin lebih baik

karena efek sampingnya jarang menimbulkan masalah medis.

4. Pil progestin, suntikan, dan susuk bebas dari efek yang berhubungan dengan

estrogen dan dosis progestin yang dikeluarkan perhari bahkan lebih rendah dari pil

kombinasi.20

Dibawah ini ada beberapa pertanyaan yang bias ditanyakan ke klien, apabila

semua jawaban adalah tidak maka pasien dapat memilih metode yang diinginkan.

Metode hormonal (pil kombinasi; pil progestin, suntikan dan

susuk) Ya Tidak

Hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu atau lebih.

Menyusui dan kurang dari 6 minggu pasca persalinan 1,2.

Perdarahan/ perdarahan bercak antara haid setelah senggama.

Ikterus pada kulit atau mata.

Nyeri kepala hebat atau gangguan visual.

Nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai bengkak

(oedema).

Page 6: Kontrasepsi pada wanita

Tekanan darah di atas 160/ 90 mmHg.

Massa atau benjolan pada payudara.

Sedang minum obat – obatan anti kejang .

AKDR (semua jenis pelepas tembaga dan progestin) Ya Tidak

Hari pertama haid terakhir 7 hari yang lalu.

Klien (pasangan) mempunyai pasangan seks lain.

Infeksi menular seksual (IMS).

Penyakit radang panggul atau kehamilan ektopik.

Haid banyak (lebih 1 – 2 pembalut tiap 4 jam).

Haid lama (lebih dari 8 hari).

Dismenorea berat yang membutuhkan analgetika dan/atau istirahat

baring.

Perdarahan/ perdarahan bercak antara haid atau setelah

senggama/gejala penyakit jantung valvular atau kongenital.

Tabel 1. Daftar Tilik Penapisan klien. Metode Nonoperatif. 20

Jika semua keadaan di atas ”tidak” (negatif) dan tidak dicurigai adanya kehamilan,

maka dapat di teruskan dengan konseling metode khusus. Bila respon banyak yang

dalam “iya” (positif), berarti klien perlu di evaluasi sebelum keputusan akhir

dibuat.

Page 7: Kontrasepsi pada wanita

Catatan : klien tidak selalu memberikan informasi yang benar tentang kondisi di

atas. Namun, petugas kesehatan harus mengetahui bagaimana keadaan klien

sebenarnya bila di perlukan petugas dapat mengulangi pertanyaan yang

berbeda. Perlu juga di perhitungkan masalah sosial ,budaya atau agama yang

mungkin berpengaruh terhadap respon klien tersebut (pasangannya).20

Keadaan klienDapt dilakukan pada

fasilitas rawat jalan

Dilakukan difasilitas

rujukan

Keadaan umum

(anamnesis

pemeriksaan fisik).

Kedaan umum baik,

tidak ada tanda-tanda

apenyakit jantung, paru,

atau ginjal.

Diabetes tidak terkontrol,

riwayat gangguan

pembekuan darah, ada

tanda - tanda penyakit

jantung, paru atau ginjal.

Keadaan emosional Tenang Cemas,takut

Tekanan darah Sistole ≤ 160 dan

Diastole ≤ 100mmHg

Sistole ≥ 160 dan

Diastole ≥ 100mmHg

Berat badan 35-85 kg >85kg ; < 35kg

Riwayat operasi

abdomen/panggul.

Bekas secsio sesaria (tanpa

perlekatan).

Operasi abdomen

lainya,perlekatan atau

terdapat kelaianan pada

Page 8: Kontrasepsi pada wanita

pemerikaan panggul.

Riwayat radang

panggul, hamil

ektopik, apendisitis.

Pemeriksaan dalam normal Pemeriksaan dalam ada

kelainan.

Anemia HB ≥ 8g% HB < 8g%

 Tabel 2 . Daftar tilik penapisan klien metode operasi (tubektomi). 20

II. JENIS KONTRASEPSI

Tidak semua jenis kontrasepsi cocok pada semua keadaan. Dalam

pemilihannya, seseorang harus mempertimbangkan kesehatan secara keseluruhan,

umur, frekuensi aktivitas seksual, keinginan untuk mendapatkan anak di masa

datang, dan riwayat penyakit tertentu dalam keluarga. Sehingga lebih baik

seseorang mendapatkan pelayanan dari provider kesehatan untuk mengetahui jenis

kontrasepsi yang cocok untuknya akseptor.

Secara umum kontrasepsi wanita dibagi menjadi 5, yaitu :

a) MetodeKontrasepsi sederhana ini terdiri dari 2 yaitu metode kontrasepsi

sederhana tanpa alat dan metode kontrasepsi dengan alat. Metode

kontrasepsi tanpa alat antara lain: Metode Amenorhoe Laktasi (MAL),

Metode Kalender, Metode Lendir Serviks (MOB), Metode Suhu Basal

Badan. Sedangkan metode kontrasepsi wanita dengan alat yaitu diafragma,

cup serviks dan kondom wanita.

Page 9: Kontrasepsi pada wanita

b) Metode Kontrasepsi Hormonal Metode kontrasepsi hormonal pada

dasarnya dibagi menjadi 2 yaitu kombinasi (mengandung hormone

progesterone dan estrogen sintetik) dan yang hanya berisi progesterone

saja. Kontrasepsi hormonal kombinasi terdapat pada Pil dan

Suntikan/injeksi. Sedangkan kontrasepsi hormone yang berisi progesterone

terdapat pada Pil, Suntik dan Implant (susuk) , patch (tempel ).

c) Metode Kontrasepsi dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).

Metode kontrasepsi ini secara garis besar dibagi menjadi 2 yaitu AKDR

yang mengandung hormone (sintetik progesterone) dan yang tidak

mengandung hormone.

d) Metode Kontrasepsi Mantap terdiri dari 2 macam yaitu: Metode Operatif

Wanita (MOW). MOW sering dikenal dengan tubektomi karena prinsip

metode ini adalah memotong atau mengikat saluran tuba/tuba falopii

sehingga mencegah pertemuan antara ovum dan sperma.

e) Metode Kontrasepsi Darurat. Metode kontrasepsi yang dipakai dalam

kondisi darurat ada 2 macam yaitu: Pil dan AKDR.

Berikut ini penjelasan masing – masing jenis :

1. Metode Kontrasepsi Sederhana.

Metode Kontrasepsi sederhana Tanpa Alat.

a. Metode Amenorea Laktasi (MAL)

Definisi

Metode kontrasepsi sederhana dan sementara yang hanya mengandalkan

pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif, artinya hanya diberikan ASI saja

tanpa tambahan makanan dan minuman lainnya. Metode Amenorea Laktasi

(MAL) atau Lactational Amenorrhea Method (LAM) dapat dikatakan sebagai

metode keluarga berencana alamiah (KBA) atau natural family planning, apabila

tidak dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.

Metode Amenorea Laktasi (MAL) dapat dipakai sebagai alat kontrasepsi,

apabila:

- Menyusui secara penuh (full breast feeding), lebih efektif bila diberikan minimal

Page 10: Kontrasepsi pada wanita

8 kali sehari.

- Belum mendapat haid.

- Umur bayi kurang dari 6 bulan.

Menyusui akan mencegah ovulasi dan memperpanjang amenorea

Mekanisme Kerja

Hisapan bayi dapat berpengaruh dalam pengurangan pelepasan

gonadotropin releasing hormone, hormon luteinizing (LH), dan follicle-stimulating

hormone (FSH). Betaendorphins disebabkan oleh menyusui juga menyebabkan

penurunan sekresi dopamin, yang biasanya menekan pelepasan prolaktin. Hal ini

menghasilkan kondisi amenore dan anovulasi. Selama 6 bulan pertama, jika

menyusui eksklusif, mens sebagian besar anovulasi dan kesuburan masih rendah..

Bila menggunakan laktasi sebagai metode pengendalian kelahiran, ibu harus

memberikan ASI sebagai satu-satunya bentuk gizi bayi. Makanan tambahan dapat

mengubah kedua pola menyusui dan intensitas mengisap bayi, yang sekunder

dapat mempengaruhi penekanan ovulasi. Akhirnya, metode harus dilakukan

sebagai satu-satunya bentuk kontrol kelahiran selama maksimal 6 bulan setelah

kelahiran.21

Manfaat KontrasepsiManfaat kontrasepsi dari MAL antara lain:

1. Efektifitas tinggi (98 persen) apabila digunakan selama enam bulan pertama

setelah melahirkan, belum mendapat haid dan menyusui eksklusif.

2. Dapat segera dimulai setelah melahirkan.

3. Tidak memerlukan prosedur khusus, alat maupun obat.

4. Tidak memerlukan pengawasan medis.

5. Tidak mengganggu senggama.

6. Mudah digunakan.

7. Tidak perlu biaya. 20

Manfaat Non KontrasepsiManfaat non kontrasepsi dari MAL antara lain: 20

Untuk bayi

1. Mendapatkan kekebalan pasif. (mendapatkan antibody perlindungan lewat

ASI)

Page 11: Kontrasepsi pada wanita

2. Sumber asupan gizi yang terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang yang

optimal.

3. Terhindar dari keterpaparan terhadap kontaminasi air, susu formula atau alat

minum yang dipakai.

Untuk ibu

1. Mengurangi perdarahan post partum/setelah melahirkan.

2. Mengurangi resiko anemia.

3. Meningkatkan hubungan psikologi antara ibu dan bayi.

Kekurangan 20

Metode Amenorea Laktasi (MAL) mempunyai keterbatasan antara lain:

1. Memerlukan persiapan dimulai sejak kehamilan.

2. Metode ini hanya efektif digunakan selama 6 bulan setelah melahirkan,

belum mendapat haid dan menyusui secara eksklusif.

3. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual termasuk Hepatitis B

ataupun HIV/AIDS.

4. Tidak menjadi pilihan bagi wanita yang tidak menyusui.

5. Kesulitan dalam mempertahankan pola menyusui secara eksklusif.

6. Tidak dianjurkan kepada wanita yang mempunyai riwayat haid tidak teratur.

b. Pantang secara kontinyu

Pengertian

Hal ini berarti sama sekali tidak melakukan aktivitas seksual sama sekali,

baik vaginal, anal, maupun oral. Hal ini merupakan cara terbaik untuk

menghindari kehamilan, dan melindungi dari penyakit menular seksual.6

Kelebihan

Kelebihan dari metode ini adalah :

1. 100% dapat menghindari kehamilan, dan melindungi dari penyakit menular

seksual.

2. Tidak ada efek samping

3. Tidak ada biaya yang harus dikeluarkan dalam metode ini7

Page 12: Kontrasepsi pada wanita

Kekurangan

Kekurangan dari metode ini adalah :

1. Sangat sulit untuk tetap pantang dalam waktu yang lama

2. Seorang pria maupun wanita biasanya mengakhiri periode pantang mereka tanpa

persiapan apabila terjadi kehamilan maupun penyakit menular seksual7

c. Metode Pantang Berkala

Pengertian

Metode ini merupakan metode dimana seseorang tidak melakukan

aktivitas seksual di saat orang tersebut berada pada masa subur. Seorang wanita

memiliki siklus menstruasi yang teratur, 9 hari atau lebih dalam 1 bulan dimana ia

memiliki kemungkinan hamil yang lebih besar. Masa subur yang juga disebut

“fase ovulasi” dimulai dari 48 jam sebelum ovulasi dan berakhir 24 jam setelah

ovulasi. Sebelum dan sesudah itu, wanita tersebut berada dalam masa tidak subur.

Kesulitan cara ini adalah waktu yang tepat dari ovulasi ini sulit ditentukan, ovulasi

umumnya terjadi 14 ± 2 hari sebelum hari pertama haid yang akan datang. Pada

wanita yang haidnya tidak teratur, saat terjadi ovulasi sulit, bahkan susah sekali

ditentukan. Pada wanita yang dengan haid tidak teratur akan tetapi dengan variasi

yang tidak jauh beda, dapat diterapka masa subur dengan perhitungan, daur haid

terpendek dikurangi 18 dan haid terpanjang dikurangi 11. Dan wanita yang

bersangkutan harus mencatat haidnya lebih dari 6 bulan. Tetapi saat ini metode

pantang berkala mulai ditinggalkan karena kurang efektif, angka keggalan cukup

tinggi >20 dan waktu pantang yang cukup lama.29

d. Metode Ovulasi Billings / metode lendir cervik

Observasi lendir serviks membutuhkan suatu gabungan dari rasa dan inspeksi

visual. Beberapa hari sebelum menstruasi seorang wanita dapat merasakan hari

“kering” (G-mucous) , setelah estrogen meningkat, baru dirasakan lendir yang

mengental dan lengket ( L-mucous ) dan berangsur lebih tipis, bening, dan kesat

sampai puncak fertilitas ( S-mucous ). Aktivitas seksual harus dihentikan sejak

lendir muncul sampai 4 hari setelah puncak fertilitas. 9

Telah dilakukan pemeriksaan swab serviks dengan maturasi indek sebagai berikut:

Page 13: Kontrasepsi pada wanita

Gambar 4. Siklus lendir serviks

Kelebihan

Kelebihan dari metode ini adalah :

1. Dapat diberhentikan dengan mudah apabila menginginkan anak

2. Tidak ada efek samping

3. Tidak memerlukan obat obatan

4. Tidak ada biaya yang harus dikeluarkan dalam metode ini8

Kekurangan

Kekurangan dari metode ini adalah :

1. Partner seksual yang tidak kooperatif

2. Memiliki penyakit menular seksual maupun pengeluaran darah abnormal

3. Tidak mencatat siklus menstruasi dengan teliti dapat menyebabkan kehamilan8

4. Tidak melindungi dari IMS dan HIV

e. Metode Suhu Basal

Dalam metode ini wanita harus mengukur suhu tubuh setiap hari, secara

teliti dan dengan thermometer khusus yg bias mencatat perubahan suhu sampai

0,1°C. Suhu tubuhnya akan meningkat 0,4C-0,8 C pada saat wanita berada pada

masa suburnya. 6

Tetapi metode ini mempunyai beberapa kekurangan seperti :1. tidak

akurat pengukurannya apaabila terjadi infeksi, stress, merokok dll. 2. waktu

Page 14: Kontrasepsi pada wanita

pengukuran harus sama dan 3. hanya dapat digunakan pada wanita yang

mempunyai siklus haid teratur.

Gambar 3. Siklus peningkatan suhu tubuh.

f. Metode Simptothermal

Metode simptothermalmerupakan metode keluarga berencana alamiah

(KBA) yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode

simptothermal mengkombinasikan metode suhu basal tubuh dan mukosa serviks.

Tetapi ada teori lain yang menyatakan bahwa metode ini mengamati tiga indikator

kesuburan yaitu perubahan suhu basal tubuh, perubahan mukosa/lendir serviks dan

perhitungan masa subur melalui metode kalender.

Metode Kontrasepsi Dengan Alat (metode Barier)

Pengertian

Metode ini merupakan metode tertua yang ada, digunakan pertama kali oleh

Gabriel Fallopius, pada abad ke-15 dengan cara memberikan cairan kimiawi pada

sutra yang kemudian digunakan saat berhubungan seksual, dan kemudian

Page 15: Kontrasepsi pada wanita

dikembangkan oleh Dr. Condom karena adanya ledakan penduduk pada abad ke-

15 di Eropa.10

Metode barier ada beberapa macam, yaitu :

a. Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia yang kerjanya melemahkan motilitas dan

dapat membunuh spermatozoa. Yang paling sering digunakan adalah Nonoxynol-9

(N-9), dan sebagian besar spermisida mengandung ini non-ionik detergent.

Spermisida dapat digunakan sendiri atau dikombinasi dengan barier seperti

diafragma. Bentuk dari spermisida bermacam-macam seperti film, gel, busa dari

aerosol, atau bahan yang larut dalam air. keuntungannya spermisida dapat

membunuh sejumlah bakteri pada penyakit menular seksual, dalam dosis tinggi

atau pada individu yang sensitive tetapi spermisida juga dapat merusak epitel

vagina atau dapat menyebakan iritasi pada penis, dan mungkin mempercepat

proses penularan HIV. 30

Spermisida yang digunakan sendiri memiliki tingkat kegagalan yang tinggi sekitar

29%. Spermisida yang digunakan dengan metode barier lain (kondom, diafragma,

atau topi serviks) lebih efektif dalam mencegah kehamilan dibandingkan

spermisida saja.31

b. Busa Kontrasepsi

Gambar 5. Busa Kontrasepsi

Metode ini menggunakan busa berbentuk lingkaran dengan lengkungan pada

tengahnya, terbuat dari busa polyurethane dan berisikan spermisida nonoxynol-9.

Page 16: Kontrasepsi pada wanita

Sebelum melakukan hubungan seksual, busa dibasahi dan dimasukkan intravaginal

untuk menutupi serviks. Berfungsi lebih dari 1 kali, sampai 24 jam. Untuk

mencegah kehamilan, busa harus tetap diletakkan intravaginal sampai 6 jam

setelah hubungan.

c. Diafragma

Gambar 6. Diafragma

Metode ini memberikan barier agar sperma tidak dapat masuk ke dalam

serviks. Dengan adanya kontrasepsi hormonal, diafragma sudah mulai

ditinggalkan. Berhubung pemakaian diafragma sangat bergantung pada

pemakainya, tingkat keberhasilan penggunaan diafragma bervariasi dari 70% -

99%.11

Kelebihan

- Efektif bila digunakan dengan benar.

- Tidak mengganggu produksi ASI.

- Tidak mengganggu hubungan seksual karena sudah terpasang 6 jam sebelumnya.

- Tidak mempunyai pengaruh sistemik.

- Mengurangi reskiko penularan IMS/HIV/AIDS, khususnya apabila digunakan

dengan spermisida.

Kekurangan :

- Alergi bahan karet/ latex.

- Keberhasilan tergantung pada kepatuhan mengikuti aturan penggunaan.

Page 17: Kontrasepsi pada wanita

- Pada beberapa jam dapat menjadi penyebab infeksi saluran uretra.

- Diafragma harus tetap dipasang sampai 6 jam setelah berhubungan.

- Tidak dianjurkan digunakan saat haid.

 

Jenis

Jenis diafragma antara lain:

1.Flat spring ( flat metal band ).

Jenis ini cocok untuk vagina normal dan disarankan untuk pemkaian pertama

kali. Memiliki pegas jam yang kuat dan mudah dipasang.

2.Coil spring (coiled wire).

Jenis ini cocok untuk wanita yang vaginanya kencang dan peka terhadap tekanan.

Jenis ini memiliki pegas kumparan spiral dan jauh lebih lunak dari pegas datar.

3. Arching spring (kombinasimetal spring ).

Jenis ini bermanfaat pada dinding vagina yang tampak kendur atau panjang dan

posisi serviks menyebabkan pemasangan sulit. Tipe ini merupakan kombinasi

dari flat spring dan coil spring dan menimbulkan tekanan kuat pada dinding

vagina.

 

d. Kondom wanita

Page 18: Kontrasepsi pada wanita

Gambar 7. Kondom Wanita

Kondom wanita memiliki 2 ring pada tiap ujungnya, dimana salah satu ring

tertutup untuk menutupi serviks. Kondom wanita memiliki efektifitas 75% - 82%. 12

Kelebihan

Kelebihan dari metode barier secara umum adalah :

1. Tidak mempengaruhi fertilitas wanita dan pria

2. Hanya digunakan saat berhubungan

3. Aman digunakan saat menyusui

4. Tidak mempengaruhi kondisi kesehatan

5. Murah

6. Dapat digunakan dengan kontrasepsi jenis lain seperti spermisida14

Kekurangan

Kekurangan dari metode ini adalah :

1. Angka kegagalan tinggi

2. Angka keberhasilan tergantung tiap individu dalam pemakaiannya

3. Tidak nyaman

4. Tidak dapat digunakan pada orang dengan alergi bahan latex maupun

spermisida 14

Page 19: Kontrasepsi pada wanita

Gambar 8. Cara Penggunan Kondom Pada Wanita. 30

e. Ring Vagina

Ring vagina merupakan alat kontrasepsi yang dimasukan melalui vagina,

bentuknya fleksibel, transparan, dengan tebal 4mm dan diameter 54mm. ring

vagina berisikan hormone kombinasi yang melepaskan 15µg ethinylestradiol dan

120 µg etonogestrl setiap harinya. Cincin ini dipasang pada vagina selama 3

minggu, kemudian cincin dilepas selama 1 minggu.

Page 20: Kontrasepsi pada wanita

2. Metode Hormonal

Pengertian

Metode hormonal merupakan metode yang memanipulasi sistem endokrin

wanita untuk menekan ovulasi dan menjadikan lendir serviks lebih kental dan

sulit untuk ditembus sperma. Hormon tersebut juga menjaga agar dinding

endometrium tetap tipis sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya

implantasi sel telur yang telah matang. Jenis kontrasepsi yang dikenal pada saat

ini adalah pil kontrasepsi, namun, terdapat jenis – jenis lain dari kontrasepsi

hormonal, yaitu implan, suntik, KB tempel, ring vagina, maupun IUD yang

melepaskan hormon. 15

Metode hormonal sangat bergantung pada tipe hormon yang diberikan,

jumlah hormon, dan cara hormon tersebut masuk ke tubuh. Hormon yang

diberikan dapat berupa estrogen dan/atau progesteron. Dapat digunakan secara

oral, suntik, tempel, maupun lokal. Cara pemberian ini menentukan bagaimana

hormon tersebut di serap oleh tubuh, secara terus menerus, atau berselang.15

Berikut adalah jenis kontrasepsi hormonal :

a. Pil Kontrasepsi

Page 21: Kontrasepsi pada wanita

Pil kontrasepsi merupakan jenis kontrasepsi hormonal yang paling sering

digunakan. Pil kontrasepsi dapat berisikan baik estrogen maupun progesteron.

Namun hormonal yang digunakan saat ini merupakan suatu sintetik. Ada dua jenis

progesteron sintetik yan dipakai, yaitu yang berasal dari 19 nor-testosteron, dan

yang berasal dari 17-alfa-asetoksi-progesteron. 16

b. Pil Kombinasi

Gambar 9. Pil Kombinasi.

Jenis :

- Monofasik

Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif

estrogen/progestin dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa hormon aktif.

- Bifasik

Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif

estrogen/progestin dalam dua dosuis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon

aktif.

- Trifasik

Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif

estrogen/progestin dalam 3 dosis yang berbeda, dengan 7 tablet tanpa hormon

aktif.

Mekanisme Kerja

Page 22: Kontrasepsi pada wanita

Pil hormonal terdiri atas komponen estrogen dan progesterone. Umumnya

dapat diaktakan bahwa komponen estrogen dalam pil menekan sekresi FSH dan

menghalangi maturasi folikel dan ovarium. Karena pengaruh estrogen dari

ovarium tidak ada maka tidak terdapat pengeluaran LH. Pada pertengahan siklus

haid jumlah FSH kurang dan tidak terdapat peningkatan LH menyebabkan ovulasi

terganggu. Pengaruh progesteron dalam pil kombinasi memperkuat khasiat

estrogen untuk mencegah ovulasi. Selain itu Endometrium tidak berkembang

secara normal dan tidak adanya korpus luteum sehingga mencegah persiapan

endometrium yang cocok untuk implantasi. Ada 'pseudo-atrofi' sehingga jika

terjadi ovulasi, implantasi tidak mungkin terjadi. Ini adalah efek gabungan

estrogen dan progestogen.25

Secara umum pil kombinasi berkerja dengan cara menekan ovulasi,

mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma,

dan Pergerakan tuba terganggu sehingga transportasi ovum akan tergenggu.

Keuntungan

1. Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi),

bila digunakan setiap hari (1 kehamilan per 1000 perempuan dalam tahun

Page 23: Kontrasepsi pada wanita

pertama penggunaan).

2. Risiko terhadap kesehatan sangat kecil.

3. Tidak mengganggu hubungan seksual.

4. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang (mencegah

anemia), tidak terjadi nyeri haid.

5. Dapat digunakan jangka panjang, selama perempuan masih ingin

menggunakannya.

6. Dapat digunakan sejak usia remaja hingga menopause.

7. Mudah dihentikan setiap saat.

8. Kesuburan segera kembali setelah pengunaan pil dihentikan.

9. Membantu mencegah kehamilan ektopik, kanker ovarium, kanker

endometrium, kista ovarium, penyakit radang panggul, kelainan jinak pada

payudara, dismenore, akne.

Kerugian:

1. Mahal dan membosankan karena harus menggunakannya tiap hari.

2. Mual terutama pada 3 bulan pertama.

3. Perdarahan bercak atau perdarahan sela terutama 3 bulan pertama.

4. Pusing dan nyeri payudara.

5. Berat badan naik sedikit tetapi pada perempuan tertentu kenaikan berat badan

justru memilki dampak positif.

6. Tidak boleh diberikan pada perempuan menyusui (mengurangi ASI).

7. Pada sebagian kecil perempuan dapat menimbulkan depresi dan perubahan

suasana hati sehingga keinginan untuk melakukan hubungan seksual berkurang.

8. Dapat meningkatkan tekanan darah dan terensi cairan, sehingga risiko stroke

dan gangguan pembekuan darah pada vena dalam sedikit meningkat. Pada

perempuan usia >35 tahun dan merokok perlu hati-hati.

9. Tidak mencegah IMS.

Waktu mulai menggunakan pil kombinasi

1. Setiap saat selagi haid, untuk meyakinkan kalau perempuan tersebut tidak

hamil.

2. Hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.

Page 24: Kontrasepsi pada wanita

3. Boleh menggunakan pada hari ke-8 haid, tetapi perlu menggunakan metode

kontrasepsi yang lain (kondom) mulai hari 8 sampai hari 14 atau tidak

melakukan hubungan seksual sampai telah menghabiskan paket pil tersebut.

4. Setelah melahirkan: 6 bulan pemberian ASI eksklusif; setelah 3 bulan dan tidak

menyusui; pascakeguguran segera atau dalam waktu 7 hari).

c. Kontrasepsi Suntikan Kombinasi

Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron asetat

dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I M sebulan sekali, dan 50 mg

Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I M

sebulan sekali.

Keuntungan kontrasepsi

1. Resiko terhadap kesehatan kecil.

2. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.

3. Tidak diperluka pemeriksaan dalam.

4. Mengurangi jumlah pendarahan.

5. Mengurangi nyeri saat haid.

6. Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker miomotrium

7. Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium

8. Mencegah kehamilan ektopik

9. Pada keadaan tertenyu dapat diberikan pada perempuan usia perimenopouse.

10. Melindungi klien dari jenis-jenis tertentu penyakit radang panggul.

11. Pada keadaan tertentu dapat diberikan pada perempuan perimenopouse.

Kerugian

1. Terjadi perubahan pola haid,seperti tidak teratur,pendarahan

bercak/spooting,pendarahan sela sampai sepuluh hari.

2. Mual,sakit kepala,nyeri payudara ringan dan keluhan seperti ini akan hilang

setelah suntikan kedua atau ketiga.

3. Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan.

4. Efektifitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obatan

epilepsy (fenitoin dan barbiturat)obat tubercolosis (ripampisin).

5. Dapat meningkatkan berat badan.

6. Dapat terjadi efek samping yang serius seperti serangan

Page 25: Kontrasepsi pada wanita

jantung,stroke,bekuan darah pada paru atau otak dan kemungkinan

timbulnya tumor hati.

7. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular

seksual,hepatitis B virus,atau infeksi virus HIV.

8. Kemungkinannya terlambat pemulihan kesuburan setelah penghentian

pemakaian.

Indikasi dan Kontraindikasi

Indikasi pemakaian suntikan kombinasi

1. Usia reproduksi

2. Telah memiliki anak,ataupun belum memiliki anak

3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinngi

4. Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan

5. Pasca persalinan dan tidak menyusui

6. Anemia

7. Nyeri haid hebat

8. Haid teratur

9. Riwayat kehamilan ektopik

10. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

Kontraindikasi pemakaian suntikan kombinasi

1. Hamil atau di duga hamil

2. Menyusui dibawah 6 minngu pasca persalinan

3. Pendarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya

4. Penyakit hati akut(virus hepatitis)

5. Usia > 35 tahun yang merokok

Waktu Mulai Menggunakan Suntik Kombinasi : 28

1. Suntikan pertama diberikan saat klien mendapatkan menstruasi di hari

pertama sampai 7 hari, dan tidak diperlukan kontraspsi tambahan, apabila

suntikan diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan

hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7

Page 26: Kontrasepsi pada wanita

hari.

2. Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja

dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil.

3. Bila klien pasca persalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan

pertama dapat diberikan, asal dipastikan tidak hamil. Apabila pasca

persalinan >6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan

pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7.Apabila pasca persalinan <6

dan menyusui sebaiknya suntikan tidak diberikan.

4. Bila pasca persalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi

dapat diberi.

5. Pasca keguguran, suntikan kombinasi dapat diberikan segara atau dalam

waktu 7 hari.

6. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu ingin

menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi

tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya.

7. Ibu yang menggunakan metode kontrasepsi non hormonal dan ingin

menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat

segera diberikan asal diyakini ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya

tapa menunggu haid. Bila diberikan pada hari ke 1-7 siklus haid maka

kontrasepsi lain tidak perlu diberikan. Bila sebelumnya menggunakan

AKDR dan ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan

pertama diberika hari 1-7 siklus haid dan cabut segera AKDR.

d. Kontrasepsi Minipil

Jenis minipil

Kemasan dengan isi 35 pil: 300ug levonorgestrel atau 350ug noretindron.

Kemasan dengan isi 28 pil: 75ug dosegestrel.

Page 27: Kontrasepsi pada wanita

Cara kerja minipil

Mini-pil progestin adalah satunya alat kontrasepsi yang diminum setiap hari. Tidak

seperti kontrasepsi oral kombinasi, pil ini tidak menghambat ovulasi. Sebaliknya,

efektivitasnya lebih tergantung pada perubahan dalam lendir serviks dan efek pada

endometrium. Karena perubahan lendir yang tidak berkelanjutan lebih dari 24 jam,

mini-pil harus diambil pada waktu yang sama setiap hari untuk agar menjadi

efektif.27

Keuntungan

1. Cocok untuk perempuan menyusui karena tidak mempengaruhi produksi

ASI.

2. Nyaman dan mudah digunakan.

3. Kesuburan cepat kembali.

4. Sedikit efek samping.

5. Tidak mengandung estrogen

6. Mengurangi nyeri haid dan jumlah darah haid.

7. Mencegah kanker endometrium.

8. Sedikit sekali mengganggu metabolisme karbohidrat sehingga relatif aman

diberikan pada perempuan DM yang belum mengalami komplikasi.

Kerugian

1. Hampir 30-60% mengalami gangguan haid.

2. Peningkatan/penurunan berat badan.

3. Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.

4. Bila lupa satu pil saja maka kegagalan menjadi lebih besar.

5. Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatitis atau jerawat.

6. Efektivitasnya menjadi lebih rendah bila digunakan bersamaan dengan obat

OAT (rifampisin) dan obat epilepsi (fenitoin, barbiturat).

7. Tidak melindungi diri dari penyakit menular seksual atau HIV/ AIDS.

Kontraindikasi

1. Hamil/diduga hamil

Page 28: Kontrasepsi pada wanita

2. Perdarahan pervaginam yang belum tahu penyebabnya.

3. Kanker payudara.

4. Mioma uteri.

5. Riwayat stroke.

6. Sering lupa menggunakan pil.

Kontrasepsi Suntikan progestine

Depo medroxyprogesterone acetate, 150 mg yang disuntikan setiap 3

bulan, dan norethisterone enanthate, 200 mg yg disuntikan setiap 2 bulan, adalah

kontrasepsi progestin suntik yang telah efektif digunakan di seluruh dunia selama

bertahun-tahun. Depo medroxyprogesterone (DMPA) disuntikkan ke dalam otot

deltoid atau gluteus. Atau, versi subkutan, depo-SubQ profera 104, disuntikkan ke

dalam jaringan subkutan dari paha bagian atas atau perut setiap 3 bulan.tetapi

kerjanya lebih lambat dari yang disuntikan intramuskuler. Jadi, bahkan dengan

dosis 1/3 kali lebih sedikit dapat mempertahankan kadar serum progestin untuk

menekan ovulasi selama 3 bulan.27

Efektifitas

Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektifitas yang tinggi dengan

0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikannya dilakukan

secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.

Keuntungan

1. Sangat efektif

2. Mencegah kehamilan jangka panjang

3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri

4. Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdapak pada serius terhadap

penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah

5. Tidak berpengaruh terhadap ASI

6. Sedikit efek samping

7. Klien tidak perlu menyipan obat suntik

8. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai preminopause

9. Mebantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik

10. Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara

11. Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul

Page 29: Kontrasepsi pada wanita

12. Menurunkan kritis anemila bulan sabit

Kerugian

1. Sering ditemukan gangguan haid.

2. Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan

3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya

4. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering

5. Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian

Kontra Indikasi

1. Hamil atau dicurigai hamil

2. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebanya

3. Tidak dapat menerima terjadi gangguan haid terutama amenorrhea

4. Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara

5. DM disertai komplikasi

Waktu Penggunaan

1. Setiap saat selama siklus haid

2. Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapt diberikan setiap saat asal ibu

tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melkukan

hubungan seksual

3. Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingimneggantinya

dengan suntikan progestin, suntikan pertama dapat langsung diberikan asal

saja ibu tidak seang dalam keadaan hamil

4. Bila ibu sedang menggunakan kontrasepsi suntikan yang lain dan ingin

menggntinya dengan suntikan progestin maka suntikan pertama dapat

diberikan pada jadwal suntikan sebelumnya

5. Ibu menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin mengganti dengan

suntikan progestin suntikan pertama dapa langsung diberikan asal saja harus

dipastikan bhawa ibu tersebut tidak sedang dalam keadaan hamil dan selama

7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual

6. Ibu ingin mengganti AKDR dengan kontrasepsi hormonal suntikan pertama

diberikan pada hari pera sampai ke 7 siklus haid dan selama 7 ahri ibu tidak

Page 30: Kontrasepsi pada wanita

boleh melakukan hubungan seksual

7. Ibu tidak haid atau ibu dengan perdaraan tidak teratur, suntikan pertama

dapat diberikan setiap saat asal saja tidak hamil dan selama 7 hari tidak

boleh melakukan hubungan seksual

e. KB Tempel (Patch)

Mekanisme dari kontrasepsi tempel/patch adalah sama dengan kontrasepsi

oral kombinasi, yaitu : patch menghambat gonadotropin gelombang midcyle dan

efektif mencegah ovulasi.

Selain itu patch juga bertindak pada bagian lain dari saluran reproduksi dengan

cara berikut:

1. Membuat lender servik kental, tebal, dan langka, sehingga mencegah

penetrasi sperma, menghambat kapasitasi sperma.

2. Penurunan motilitas rahim dan saluran telur, telur sehingga menghambat

transportasi sperma dan.

3. Berkurangnya produksi kelenjar endometrium glikogen, membuat

berkurangnya energi yang tersedia untuk blastokista untuk bertahan hidup di

rongga rahim.

4. Penurunan ovarium responsif terhadap stimulasi gonadotropin.22

Patch efektif jika digunakan dengan benar. Persentase dari perempuan

yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan selama tahun pertama

penggunaan dari patch kontrasepsi dianggap mirip dengan penggunaan kontrasepsi

oral (0,2-0,3% dan 3-8%, masing-masing). Dalam uji klinis besar di Amerika

Utara, Eropa, dan Afrika Selatan, tingkat kegagalan kontrasepsi patch adalah

sekitar 1%.

Page 31: Kontrasepsi pada wanita

Keuntungan :

1. Penggunaan patch dengan dosis 1x seminggu sangat nyaman dibandingan

kontrasepsi oral yang harus diminum setiap hari.

2. Mudah terlihat, dan mudah dilepas.

3. norelgestromin merupakan turunan dari norgestimate, progestin dengan

minimal efek androgennya.

4. Karena patch memiliki mekanisme yang sama dengan kontrasepsi oral

diharapkan memiliki manfaat non-kontrasepsi yang sama yang berhubungan

dengan kontrasepsi oral termasuk:

1. Perdarahan lebih terkontrol.

2. berkurangnya perubahan mood, sindrom pramenstruasi.

3. Penurunan masalah androgen, seperti jerawat.

4. Penurunan risiko endometrium dan kanker ovarium.

Kerugian

1. Patch terlihat, mungkin mengakibatkan kurang nyaman karena menjadi

perhatian.

Page 32: Kontrasepsi pada wanita

2. Sekitar 1-2% patch terlepas sendiri dan perlu diganti.

3. Tidak ada produk generik, sehingga harga menjadi pertimbangan

4. Simpan di suhu kamar.

5. tidak ada perlindungan terhadap PMS atau HIV.

6. 20% pemakai dapat terjadi kecil iritasi kulit, ruam lokal, atau kemerahan.

7. Efek samping yang umum : rasa tidak nyaman pada payudara, mual, sakit

kepala, dan dismenore.

8. Risiko yang sama dengan kontrasepsi oral. Contoh : tromboflebitis, emboli

paru. Meningkatnya risiko stroke dan infark miokard pada populasi berisiko

tinggi, seperti perokok selama 35 tahun atau wanita dengan penyakit

vaskular.

9. Dapat menimbulkan alergi pada kulit yang sensitive.

Waktu Pemberian :

1. Remaja: Setelah tiga siklus menstruasi yang teratur.

2. Beralih dari kontrasepsi oral: memulai patch pada hari pertama perdarahan

akibat withdrawal efek tetapi tidak lebih dari 4-5 hari setelah pil terakhir.

3. Beralih dari DMPA: memulai patch pada 1 hari sebelum hari yang

dijadwalkan pemberian suntikan.

4. Beralih dari IUD: dimulai pada saat IUD dilepaskan.

5. dan menggunakan kontrasepsi jenis lain selama 7 hari, kecuali pelepasan

adalah pada hari pertama menstruasi.

6. Beralih dari implan: segera dimulai pada saat implant dilepas.

7. Setelah aborsi: segera dimulai (jika tidak dimulai dalam waktu 5 hari, maka

harus menggunakan metode kontrasepsi lain).

8. Pascapersalinan (tidak memberikan ASI) : diberikan 1 minggu paska

persalinan.

9. Asi Ekslusif : kontrasepsi oral and patch dapat menurunkan produksi susu.

10. Perimenopause: kontrasepsi oral dosis rendah atau patch untuk mengontrol

siklus.22

f. Implan17

Page 33: Kontrasepsi pada wanita

Pengertian

Implan Merupakan alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrel yang

dibungkus dalam kapsul silatic-silicone (polydimethylsiloxane) yang disusukkan di

bawah kulit. Jumlah kapsul yang disusukkan di bawah kulit sebanyak 6 kapsul dan

masing masing kapsul pajangnya 34 mm dan berisi 36 mg levonorgestrel. Setiap

hari sebanyak 30 mcg levonogestrel dilepaskan ke dalam darah secara difusi

melalui dinding kapsul. Levonogestrel adalah suatu progestin yang dipakai dalam

pil KB seperti mini-pill atau pil kombinasi.

Jenis

1. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4

cm, diameter 3,4 mm, yang diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama

kerjanya 5 tahun.

2. Implanon. Terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira-kira 4

mm, dan diameter 2 mm yang diisi dengan 68 mg 3-keto-dosegestrel dan

lamam kerjanya 3 tahun.

3. Jadena dan Indoplan. Terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg

Levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

Mekanisme Kerja

1. Mengentalkan lendir serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma

2. Menimbulkan perubahan endometrium sehingga tidak cocok untuk

implantasi zigot

3. Pada sebagian kasus dapat menghalangi ovulasi

Kelebihan

Kelebihan dari penggunaan implan adalah :

Page 34: Kontrasepsi pada wanita

1. Cocok bagi wanita yang tidak boleh menggunakan obat yang mengandung

esterogen.

2. Perdarahan yang terjadi lebih ringan.

3. Tidak meningkatkan tekanan darah.

4. Resiko terjadinya kehamilan ektopik lebih kecil dibanding AKDR.

5. Dapat dipakai dalam jangka panjang (sampai 5 tahun).

6. Reversibel.

7. Efektifitas tinggi (kegagalan 0,2-1 kehamilan per 100 perempuan).

8. Tidak menganggu kegiatan senggama.

9. Tidak mengganggu pengeluaran ASI.

Kerugian

1. Gangguan pola haid.

2. Perubahan libido dan peningkatan atau penurunan berat badan.

3. Nyeri kepala, pusing, pening.

4. Nyeri payudara.

5. Perasaan mual.

6. Tidak dapat menghentikan pemakaian sendiri.

7. Efektifitas turun jika menggunakan obat – obatan tuberkolosis dan epilepsy.

8. Tidak bisa melindungi dari IMS.

9. Membutuhkan tindakan infasif.

Kontra indikasi

1. Hamil atau di duga hamil.

2. Perdarahan pervaginan yang belum jelas penyebabnya.

3. Benjolan/ kanker payudara atau riwayat kanker payudara.

4. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.

5. Miom uterus dan kanker payudara.

6. Gangguan toleransi glukosa

4. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

Alat kontrasepsi dalam rahim atau intrauterine ini telah ada sejak

bertahun-tahun. Pada masa lalu, alat ini terbuat dari plastik, salah satu contoh yang

terkenal adalah Lippes loop, yang mana sekarang sudah jarang didapatkan di

Page 35: Kontrasepsi pada wanita

negara-negara Barat. Di UK sekarang alat tersebut sudah digantikan dengan

menggunakan alat incorporating copper; beberapa alat juga mempunyai suatu

silver core atau mempunyai tambahan tembaga pada lengan horisontalnya. Di UK

alat-alat tersebut telah ada sejak bulan Oktober 2002, salah satu seperti yang

ditunjukkan pada Gambar.

Macam-macam IUD

1. Copper devices (tembaga menghambat motilitas sperma)

Multiload.

Cu 250.

Cu 250 short. kawat tembaga pada batang.

Cu 375.

Cu T-380 (tersedia di Indonesia)

2. Copper devices dengan silver core

Nova-T.

3. Progesterone devices

Page 36: Kontrasepsi pada wanita

Mirena (levonorgestrel 20 µg/hari )

4 Lippes Loop terdiri dari plastik tipis (atau polyethylene) berbentuk huruf S

(spiral) yang tidak mengandung logam dan hormonal.

Efektifitas

Sebagai kontrasepsi, AKDR tipe T efektifitasnya sangat tinggi yaitu

berkisar antara 0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1

kegagalan dalam 125-170 kehamilan). Sedangkan AKDR dengan progesteron

antara 0,5-1 kehamilan per 100 perempuan pada tahun pertama penggunaan.

Cara kerja

   Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan terhambatnya

implantasi.

1. Gangguan / terlepasnya blastocyst yang telah berimplantasi di dalam

endometrium.

2. Pergerakan ovum yang bertambah cepat di dalam tuba fallopi.

3. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri.

4. Dari penelitian terakhir, disangka bahwa AKDR juga mencegah

spermatozoa membuahi sel telur (mencegah fertilisasi).

5. Untuk AKDR yang mengandung Cu :

a. 1)  Antagoisme kationic yang spesifik terhadap Zn yang terdapat

dalam enzim carbonic anhydrase yaitu salah satu enzim dalam

traktus genitalia wanita, dimana Cu menghambat reaksi carbonic

anhydrase sehingga tidak memungkinkan terjadinya implantasi dan

mungkin juga menghambat aktivitas alkali phospatase.

b. 2)  Mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mucosa

uterus.

c. 3)  Mengganggu jumlah DNA dalam sel endometrium.

Page 37: Kontrasepsi pada wanita

d. 4)  Mengganggu metabolisme glikogen.

6. Untuk AKDR yang mengandung hormon progesterone :

a. 1)  Gangguan proses pematangan proliteratif –sekretoir sehingga

timbul penekanan terhadap endometrium dan terganggunya proses

implantasi (endometrium tetap berada dalam fase decidual/

progestational).

b. 2)  Lendir serviks yang menjadi lebih kental/ tebal karena pengaruh

progestin. 35

Komplikasi

1. Alat ini mungkin dapat keluar dengan sendirinya, terutama selama haid.

2. Infeksi atau peradangan pada pelvis mungkin terjadi.

3. Peningkatan risiko penolakan dari wanita yang belum mempunyai anak.

4. Perforasi uterus mungkin dapat terjadi akibat coil yang bergerak masuk ke

dalam rongga peritoneum. Hal ini biasanya terjadi pada saat memasang IUD,

terutama pada uterus yang sangat antefleksi atau retrofleksi. Jika terjadi hal

yang demikian, maka alat tembaga tersebut seharusnya diambil, bisa dengan

menggunakan laparoskopi ataupun laparatomi.

5. Tidak ada bukti bahwa IUD bersifat karsinogenik.

6. Benang atau filamen mungkin saja menghilang. Untuk melihat letak benang

atau filamen, maka tersebut dapat diperiksa dengan menggunakan

ultrasound. Pelepasannya biasanya mudah bagi pasien yang rawat jalan.

7. Saat angka kehamilan intrauterine berkurang, tetapi angka kelahiran ektopik

tidak demikian. Hal ini disebabkan karena terjadi peningkatan yang relatif

dari kehamilan ektopik setelah pemasangan IUD.

8. Progesteron intrauterine system (IUS) dapat mengurangi aliran haid dan

sering terjadi dismenorhea. Hal ini dapat menyebabkan penurunan timbulnya

penyakit inflamasi pada pelvis.

Page 38: Kontrasepsi pada wanita

Kontraindikasi

Kontraindikasi absolut : 24

1. Kehamilan saat ini

2. Perdarahan vagina abnormal yang tidak diketahui penyebabnya.

3. Serviksitis, vaginitis atau infeksi salpingeal, salpingitis masa lalu, dan

diduga keganasan ginekologi.

Kontraindikasi relatif : 24

1. Nullipara atau wanita pada masa subur

2. Kehamilan ektopik sebelumnya.

3. Riwayat PMS, atau berganti-ganti pasangan seksual

4. Dismenore sedang atau berat

5. kelainan dari rahim (leomioma)

6. Anemia defisiensi besi (untuk copper IUD)

7. Penyakit jantung katup

8. Usia yang lebih muda dari 25 tahun (karena prevalensi infeksi Chlamydia),

dan penyakit Wilson (jika tembaga IUD yang dimaksud).

Cara memasang

IUD disediakan dalam bentuk kemasan steril dengan banyak instruksi untuk

memasangnya. Jika ingin memasang IUD sebaiknya dilakukan tindakan

pencegahan aseptik dan antiseptik terlebih dahulu

1. Waktu yang terbaik adalah pada saat akhir haid.

2. Serviks dibuka dan mungkin difiksasi dengan single-toothed forceps.

3. Uterine sound digunakan untuk mengukur panjang rongga.

4. Alat tersebut kemudian diisikan ke dalam introducer dan dimasukkan ke

dalam uterus.

5. Introducer ditarik mundur dan benang atau filamen nilon dipotong dan

disisakan 1,5-2,0 cm di vagina bagian atas.

6. Pemakainya seharusnya diajari untuk mengidentifikasi benang atau filamen

tersebut.

Vasovagal attack mungkin dapat terjadi pada saat memasang IUD, diikuti

dengan rangsangan serviks. HaI ini biasanya mengindikasikan untuk

menghentikan pemasangan IUD dan diikuti dengan merendahkan posisi kepala

Page 39: Kontrasepsi pada wanita

wanita tersebut. Tindakan resusitasi sangat jarang dilakukan, tetapi peralatan

resusitasi seharusnya disediakan pada klinik KB untuk mengantisipasi kejadian

yang jarang tersebut.

Kontrasepsi post-coitus

IUD mungkin dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi post-coitus untuk

mencegah terjadinya impantasi jika dipasang dalam waktu 5 hari setelah

melakukan hubungan seksual yang tidak terlindungi. Wanita tersebut harus

diobservasi kembali lagi untuk memastikan bahwa haid telah terjadi. Hal ini

merupakan suatu tindakan darurat, tetapi jika terjadi haid normal maka IUD dapat

menjadi kontrasepsi yang permanen.

Kehamilan

Angka kehamilan yang terjadi akibat pemakaian copper devices dilaporkan sekitar

1,4 per 100 wanita/tahun. Kemungkinan terjadinya kehamilan ektopik akibat

pemasangan IUD ini juga harus dipertimbangkan.

5. Kontrasepsi Darurat19

Kontrasepsi darurat merupakan “kesempatan kedua” dalam menghindari

kehamilan yang tidak diinginkan. Terdapat tiga pilihan utama dalam

kontrasepsidarurat, yaitu : Progestin-only pills, combination oral contracetive, dan

Intra Uterine Devices (IUD). Pil tersebut haru diminum paling lambat 72 jam

setelah hubungan seksual yang tidak terproteksi, atau pilihan ketiga adalah dengan

menggunakan IUD dalam 5 hari setelah hubungan seksual.

Efektifitas metode ini diukur dari perbandingan angka kehamilan yang

mungkin terjadi pada populasi yang aktif secara seksual dibanding dengan popilasi

dengan kontrasepsi, namun angka kehamilan sangat tergantung dari hari spesifik

dimulainya menstruasi.

Semakin cepat pil kontrasepsi darurat digunakan, semakin efektif

kegunaannya. Apabila penggunaan levonorgestrel digunakan dalam 72 jam setelah

hubungan seksual yang tidak terproteksi, kemungkinan kehamilan turun sebanyak

1 persen.

Bila Kontrasepsi pil kombinasi diberikan dalam 72 jam setelah hubungan,

kemungkinan terjadinya kehamilan berkurang paling tidak 75%. Bila Pil dengan

Page 40: Kontrasepsi pada wanita

isi Levonorgestrel diberikan, kemungkinan kehamilan berkurang 89%. Dan bila

insersi IUD dilakukan, dapat mengurangi kemungkinan kehamilan sebanyak 99%.

Mekanisme Kerja

Seperti metode kontrasepsi hormonal lain, baik pil kombinasi maupun

Progestin-only pills memiliki beberapa efek, yaitu :

1. Menginhibisi ovulasi

2. Mengganggu pergerakan sperma menuju ke ovum

3. Mengubah endometrium sehingga tidak cocok dalam implantasi ovum

4. Mengentalkan mukus serviks

Sedangkan pada IUD, fungsi kontrasepsi yang didapatkan adalah

menghalangi fertilisasi dengan cara mengganggu transport dan fungsi sperma

Keuntungan

6. Pil kombinasi secara umum aman bagi kebanyakan wanita

7. Belum ada efek yang serius dari penggunaan Plan-B

8. Progestin- only Pills dapat digunakan pada wanita yang tidak dapat

menggunakan pil kombinasi

9. Apabila terdapat kegagalan dalam kontrasepsi darurat, tidak ditemukan efek

teratogenik maupun efek samping lain dalam kehamilan

10. IUD merupakan kontrasepsi yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan

dan dapat digunakan sampai 5 hari setelah hubungan seksual.

Kerugian

1. Pil kombinasi sangat identik dengan mual muntah, sehingga dibutuhkan anti-

emetik.

2. Tidak semua orang mengerti tentang kontrasepsi darurat dan bagaimana cara

mendapatkannya

3. Tidak semua orang mengerti bahwa pil kontrasepsi biasa dapat digunakan

sebagai kontrasepsi darurat

4. Dalam penggunaannya, kontrasepsi darurat hanya efektif bila dikonsumsi 72

jam setelah hubungan.

5. Tidak ada efek proteksi terhadap penyakit menular seksual.

Page 41: Kontrasepsi pada wanita

6. Metode Kontrasepsi Permanen18

Pengertian

Metode kontrasepsi permanen disebut juga kontrasepsi mantap, metode ini

dibagi menjadi dua macam, yaitu Tubektomi pada wanita, dan vasektomi pada pria

Tubektomi adalah tindakan yang dilakukan pada kedua tuba fallopii

wanita, tindakan ini dilakukan dengan cara menyumbat atau memutus saluran

tuba, sehingga sperma tidak dapat bertemu dengan ovum, sedangkan vasektomi

pada kedua vas deferens pria yang mengakibatkan para akseptor KB tidak dapat

hamil atau tidak menyebabkan kehamilan lagi.

a. Tubektomi

Dahulu tubektomi dilakukan dengan jalan laparotomi atau pembedahan

vaginal. Namun sekarang dengan alat dan teknik terbaru, tindakan tersebut lebih

ringan dan tidak membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Metode dengan operasi dewasa ini didasarkan atas dasar sukarela dalam

rangka keluarga berencana.

Terdapat penutupan tuba dapat dilakukan dengan cara :

1. Laparotomi

Tindakan ini tidak dilakukan lagi sebagai tindakan khusus, dimana tindakan

ini dijalankan sebagai tindakan tambahan apabila wanita yang bersangkutan

perlu dibedah untuk keperluan lain, misalnya Sectio caesarean.

2. Laparotomi post partum

Laparotomi post partum dilakukan 1 hari postpartum. Keuntungannya adalah

perawatan nifas dapat dilakukan bersamaan dengan perawatan pasca

operasi, dan oleh karena uterus masih besar, cukup dilakukan sayatan kecil

dekat fundus uteri untuk mencapai tuba. Penutupan tuba tersebut biasanya

dilakukan dengan teknik Pomeroy

3. Minilaparotomi

Mini laparotomi dilakukan dalam masa interval, stuba dimasukkan alat

khusus ke dalam kavum uteri.

4. Laparoskopi

Laparoskopi dilakukan dengan menggunakan alat khusus yang

memungkinkan sayatan yang dibutuhkan dalam penutupan tuba menjadi

Page 42: Kontrasepsi pada wanita

minimal. Tuba ditutup dengan melakukan kauterisasi atau dengan memasang

tuba cincin Yoon atau cincin Falope atau cincin Hulka. Namun, dengan

kemungkinan komplikasi yang besar pada kauterisasi, sekarang lebih banyak

dilakukan dengan cara lain.

5. Kuldoskopi

Teknik yang dapat dilakukan dalam penutupan tuba ada beberapa, yaitu :

1. Cara Maedlener

Bagian tengah tuba diangkat dengan cuman, sehingga terbentuk lipatan

terbuka. Kemudian dasar dari lipatan tersebut diikat dengan benang. Pada

cara ini tidak dilakukan pemotongan tuba. Sekarang cara ini sudah tidak

dilakukan lagi karena anggka kegagalan cukup tinggi yaitu 1% -3%.

2. Cara Pomeroy

Tuba dijepit kira-kira pada pertengahan, kemudian diangkat sampai

melipat. Dasar lipatan diikat dengan sehelai Catgut biasa no.0 atau no.1.

lipatan tuba kemudian dipotong di atas ikatan catgut tadi. Tujuan pemakaian

catgut biasa ini ialah lekas diabsorpsi, sehingga kedua ujung tuba yang di

potong lekas menjauhkan diri, dengan demikian rekanalisasi tidak

dimungkinkan.

Page 43: Kontrasepsi pada wanita

3. Cara Irving

Tuba dipotong pada pertengahan panjangya setelah kedua ujung

potongan diikat dengan catgut kronik. Ujung potongan proksimal

ditanamkan di dalam miometrium dinding depan uterus. Ujung potogan

distal ditanamkan di dalam ligamentum latum. Dengan cara ini rekanalisasi

spontan tidak mungkin terjadi. Cara tubektomi ini hanya dapat dilakukan

pada laparotomi besar seperti seksio sesarea.

4. Cara Aldridge

Peritoneum dari ligamentum latum dibuka dan kemudian tuba

bagian distal bersama-sama dengan fimbria ditanam ke dalam ligamentum

latum.

Page 44: Kontrasepsi pada wanita

5. Cara Uchida

Pada cara ini, tuba ditarik ke luar abdomen melalui suatu insisi

kecil (minilaparotomi) di atas simfisis pubis. Kemudian di daerah ampula

tuba dilakukan suntikan dengan larutan adrenalin dalam air garam di

bawah serosa tuba. Akibat suntikan ini, mesosalping didaerah tersebut

menggembung. Lalu dibuat sayatan kecil didaerah yang kembung tersebut.

Serosa dibebaskan dari tuba sepanjang kira-kira 4-5 cm; tuba dicari dan

setelah ditemukan dijepit, diikatlalu digunting. Ujung tuba yang proksimal

akan tertanam dengansendirinya di bawah serosa, sedangkan ujung tuba

yang distal dibiarkan berada di luar serosa. Angka kegagalan cara ini

adalah 0.

Page 45: Kontrasepsi pada wanita

6. Cara Kroener

Bagian fimbria dari tuba dikeluarkan dari lubang operasi. Dibuat suatu

ikatan dengan benang sutra melalui bagian mesosalping di bawah fimbria. Seluruh

fimbria dipotong, setelah pasti tidak ada perdarahan, maka tuba dikembalikan ke

dalam rongga perut. Teknik ini banyak digunakan. Keuntungan cara ini antara lain

ialah sangat kecilnya kemungkinan kesalahan mengikat ligamentum rotundum.

Angka kegagalan 0,19%.

Keuntungan dari dilakukan tubektomi adalah motivasi hanya dilakukan

satu kali saja, sehingga tidak diperlukan motivasi berulang, efektifitas hampir

100%, tidak mempengaruhi libido, dan kegagalan dari pihak pasien tidak ada.

Manfaat

1. Sangat efektif (0,5 kehamilan per 100 perempuan selama tahun pertama

penggunaan.

2. Tidak mempengaruhi proses menyusui.

3. Tidak tegantung pada fartor senggama.

4. Pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan anetesi local.

Page 46: Kontrasepsi pada wanita

5. Tidak ada efek samping dalam jangka panjang.

6. Tidak ada perubahan dalam fungsi seksual (tidak ad efek pada produksi

hormone overium).

Keterbatasan

Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini

Yang dapat menjalankan tubektomi

1. Usia > 26 tahun.

2. Paritas > 2 (yang telah yakin tidak akan menambah anak).

3. Pascapersalinan.

4. Pascakeguguran.

5. Paham dan secara sukarela setuju prosedur ini.

Waktu yang tepat untuk melakukan tubektomi

1. Setiap waktu selama siklus menstruasi apabila telah diyakini bahwa pasien

tidak hamil.

2. Hari ke-16 hingga ke-13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi)

3. Pasca persalinan

Minilap : kurang dari 48 jam atau setelah 6 minggu atau 12 minguu.

Laparoskopi : tidak tepat untuk pasien pascapersalinan.

4. Pascakeguguran :

Triwulan pertama : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi

pelvik (minilaparotomi atau laparoskopi).

Triwulan kedua : dalam waktu 7 hari sepanjang tidak ada bukti infeksi

pelvis (minilaparotomi saja)

Tipe prosedur :

1. Strerilisasi interval

Ketika ukuran rahim normal atau mendekati normal (dilakukan pada pasien

selama siklus menstruasinya setelah mengesampingkan adanya kehamilan atau

setelah aborsi pada trisemester pertama), dapat dilakukan insisi mendekati tuba

di atas tulang kemaluan.

2. Sterilisasi pasca bersalin.

Page 47: Kontrasepsi pada wanita

Setelah melahirkan ketika rahim membesar, fundus uterus dan tuba setinggi

dengan umbilicus. Insisi dapat dilakukan dibawah umbilicus.

Waktu yang tepat untuk melakukan sterilisasi pasca persalinan yaitu tidak

lebih dari 48 jam setelah melahirkan. Apabila dilakukan lebih dari waktu

tersebut uterus sudah berinvolusi sehingga sulit mencapai tuba. Selain itu tuba

mulai rapuh dan ,mudah berdarah. Infeksi lebih sering terjadi pada minilap

yang dilakukan lebih dari 48 jam pasca bersalin. 32

Perbandingan penggunaan minilaparotomi dan laparoskopi. 33

Minilaparotomi laparoskopi

Operator Prosedur ini dapat

dilakukan oleh setiap

penyedia layanan

kesehatan dengan

kemampuan bedah dasar

dan keterampilan (setelah

pelatihan khusus)

Prosedur ini hanya dapat

dilakukan oleh

gynecologis atau dokter

bedah yang telah

mengikuti pelatihan

khusus.

Tempat Memerlukan fasilitas

kesehatan dengan

kapasitas bedah dasar.

Memerlukan fasilitas

kesehatan dengan

kapasitas bedah

komprehensif.

Instrument dan peralatan Membutuhkan instrumen

bedah yang murah dan

dua alat khusu yaitu tuba

hook (prosedur

suprapubik dan

subumbilical) dan Lift

rahim (untuk prosedur

suprapubik).

Membutuhkan alat

endoskopi yang mahal

(perawatan dan suku

cadang harus selalu

tersedia)

Waktu Minilaparotomy cocok

untuk prosedur

Laparoskopi hanya cocok

untuk sterilisasi interval

Page 48: Kontrasepsi pada wanita

suprapubik dan sub

umbilical.

dan setelah aborsi

trisemester pertama.

Nyeri pasca operasi Nyeri perut pasca operasi

dapat terjadi.

Nyeri perut pasca operasi

hanya sedikit.

Waktu penyembuhan Lebih lama dari

laparoskopi.

Lebih pendek.

Mini laparotomy tubektomi.36

Konseling Prabedah

Konseling merupakan salah satu bagian penting dalam pelayanan kontap.

Tujuannya ialah membantu calon akseptor memperoleh informasi lebih lanjut

tentang kontap, dan pengertian yang lebih baik mengenai dirinya, keinginannya,

khawatirannya, membantu pasien memilih kontap sebagai kontrasepsi bagi dirinya

tanpa adanya paksaan, memberikasn informasi mengenai tatacaca pelaksanan

kontap itu sendiri, termasuk pengisian permohonan dan persetujuan untuk

dilakukan kontap itu sendiri. 32

Pemeriksaan pelvik dan fiksasi uterus

1. Usap genetalia eksterna dan perineum dengan kasa berantiseptik dan

lakukan kateterisasi.

2. Lakukan pemeriksaan pelvik secara bimanual, nilai posisi, dan besar uterus

serta kelainan dalam pelvik.

3. Pasang speculum dan nilai serviks dan vagina kemudian lakukan tindakan

asepsis pada portio dan vagina.

4. Pasang tenakulum pada jam 12 dan lakukan sondase

5. Pasang elevator uterus.

6. ikatkan gagang elevator pada gagang tenakulum untuk mempertahankan

posisi uterus.

7. lepas sarung tangan pakai “pakaian operasi” dan sarung tangan steril.

Persiapan lapangan Operasi dan Penentuan Tempat Insisi

1. Suntikan Diazepam 0,1 mg/kg BB intravena dan tunggu 3 menit kemudian

suntikan Ketalar 0,5 mg/kg BB intravena dan tunggu 3 menit.

Page 49: Kontrasepsi pada wanita

2. Tentukan tempat insisi pada dinding perut dengan jalan menggerakan

elevatoruterus ke bawah sehingga fundus uteri menyentuh dinding perut ± 2-

3 cm di atas simfisis pubis.

3. Lakukan tindakan asepsis (betadine atau jodium alcohol) pada tempat insisi

dengan gerakan melingkar dari tengah kearah luar, tutup dengan doek steril .

Membuka Dinding abdomen

4. Suntikan secara infiltasi 3-4 cc anestesi local (lidokain 1 %) di bawah kulit

pada tempat insisi (aspirasi sebelumnya ), tunggu 2 menit dan nilai efek

anestesi dengan menjepit kulit pakai pinset sirurgis.

Page 50: Kontrasepsi pada wanita

5. Lakukan insisi melintang pada kulit dan jaringan subkutan sepanjang 3 cm

pada tempat yang telah ditentukan.

Insisi dapat dilakukan secara vertikal atau transversalIrisan trabsversal / melintang lebih sering dipakai karena : 34

- Dapat menyembuhkan lebih cepat.- Hal ini terkait dengan sedikit rasa sakit selama proses penyembuhan.- Insiden pembukaan luka lebih rendah.- Bekas luka yang terbentuk kurang terlihat.

Daerah terbaik untuk sayatan suprapubik adalah 2 sampai 3 cm (atau 1 inci) di atas perbatasan pubis tersebut. Di daerah ini, anatomi lipatan pada persatuan pubis dan dinding perut umumnya lebih tipis. 34

Page 51: Kontrasepsi pada wanita

6. Pisahkan jaringan subkutan secara tumpul (dengan retractor) sampai terlihat

fasia.

7. Jepit fasia ( dengan kocher) pada 2 tempat dalam arah vertical dengn jarak 2

cm, lakukan insisi dalam arah horizontal, pelebar ke kiri dan ke kanan.

8. Pisahkan jaringan otot secara tumpul pada garis tengah dengan jari telunjuk

atau klem sehingga tapak peritoneum.

9. Jepit peritoneum dengan 2 klem, transiluminasi untuk identifikasi, sisihkan

omentum dan usus dari peritoneum dengan menggunakan sisi luar gunting.

(bagian tumpul )

10. Gunting peritoneum arah vertical 2 cm ke atas dan 1 cm ke bawah (sampai

batas perineum-vesika urinaria)

Untuk masuk ke rongga perut lebih aman ketika meja operasi ditempatkan di

posisi Trendelenburg (dengan kepala meja miring ke bawah 20 ° atau

kurang). Posisi ini menggeser usus, sehingga meminimalkan risiko cedera .

Untuk meminimalkan waktu mengubah dalam posisi ini, anggota tim bedah

harus menempatkan pasien dalam posisi ini sebelum menggores peritoneum,

dan harus mengembalikannya ke posisi horizontal secepat mungkin setelah

pembuntuan pembuntuan selesai.

11. Masukan 2 buak refraktor pada tempat insisi peritoneum dan regangkan

untuk menampakan uterus pada lapangan operasi.

12. Bila omentum atau usus menghalangin lapang pandang, gunakan kasa

gulung, jepit ujung kasa dengan klem.

Page 52: Kontrasepsi pada wanita

Mencapai Tuba

13. Gerakan elevator uterus sampai fundus uteri tampak pada lapangan operasi

14. Tampakan salah satu kornu uteri dan ligament rotundum pada lapangan

operasi dengan menggeraksan elevator dan identifikasi tuba.

15. Jepit tuba dengan pinset atau klem Babcock dan tarik pelan-pelan keluar

melalui lubang insisi sampai terlihat fimbria.

Memotong Tuba : (cara pomeroy)

16. Jepit tuba pada 1/3 proksimal dengan klem Babcock, angkat sampai tuba

melengkung,tentukan daerah mesosalping tanpa pembuluh darah.

17. Tusukan jarum bulat dengan bedang catgut nomor 0 pada jarak 2 cm dari

lengkungan dan ikat salah satu pankal lengkungan tuba.

18. Ikat kedua pangkal lengkungan tuba secara bersama-sama dengan

menggunakan benang yang sama.

19. Potong tuba tepat di atas ikatan benang.

20. Periksa perdarahan pada tunggul tuba dan periksa lumen tuba untuk

meyakinkan tuba telah terpotong.

21. Potong benang catgut 1 cm dari tuba dan masukan kembali tuba ke dalam

rongga abdomen.

22. Lakukan tindakan yang sama pada tuba sisi yang lain.

Page 53: Kontrasepsi pada wanita

Menutup Dinding Abdomen

23. Periksa rongga abdomen ( kemungkinan perdarahan atau laserasi usus ) dan

keluarkan kasa gulung.

24. Jahit fasia dengan jahitan simpul atau angka 8 memakai benang chromic

catgut nomor 1.

25. Jahit subkutis dengan jahitan simpul memakai benang plain catgut nomor 0.

Page 54: Kontrasepsi pada wanita

26. Jahit kulit dengan jahitan simpul memakai benang sutera nomor 0.

Tidakan Pascabedah

27. Bersihkan luka insisi dan dinding abdomen sekitarnya dengan alcohol atau

betadin, tutup luka dengan kasa steril dan plester.

28. Bersihkan luka insisi dan dinding abdomen sekitarnya dengan alcohol ata

betadine, tutup luka dengan kain steril dan plester.

29. Lepaskan tenakulun dan elevator uterus.

30. Periksa tekanan darah, nadi dan pernafasan.

31. Tanyakan pada klien tentang keluhan subyektif.

32. Pindahkan klien dari meja operasi ke ruang pulih untuk pengamatan setelah

1 jam.

33. Observasi tensi, tekanan darah, nadi, pernafasan dan perdarahan melalui luka

operasi dan vagina.

MINILAPAROTOMI PASCA PERSALINAN.6

Persiapan prabedah

1. Periksa kelengkapan peralatan bedah dan obat anestesi.

2. Pasang tensimeter, periksa dan catat tensi, nadi, pernafasan setiap 15 menit.

3. Pasang wing needle.

4. Jika klien memerlukan tambahan sedasi setelah mendapat Diazepam per

oral, berikan pethidin 1mg/kg BB intramuskuler dan tunggu 30-40 menit.

Asepsis dan antisepsis

5. Pakai pakaian “kamar operasi”, topi dan masker.

6. Cuci dan sikat tangan dengan larutan antiseptic selama 3 menit.

Penutupan Peritoneal tidak diperlukan, sebagai bukti menunjukkan bahwa peritoneum menyembuhkan dengan sendirinya dalam 24 hingga 48 jam, tanpa adhesi (Janschek et al., 2003).

Page 55: Kontrasepsi pada wanita

7. Pakai sarung tangan steril atau disinfeksi tinggat tinggi (DTT)

Pemeriksaan pelvik dan fiksasi uterus

8. Usap genetalia eksterna dan perineum dengan kasa berantiseptik dan

lakukan kateterisasi.

9. Lakukan pemeriksaan pelvik secara bimanual, nilai posisi, dan besar uterus

serta kelainan dalam pelvik.

10. Pasang speculum dan nilai serviks dan vagina kemudian lakukan tindakan

asepsis pada portio dan vagina.

11. Pasang tenakulum pada jam 12 dan lakukan sondase

12. Pasang elevator uterus.

13. ikatkan gagang elevator pada gagang tenakulum untuk mempertahankan

posisi uterus.

14. lepas sarung tangan pakai “pakaian operasi” dan sarung tangan steril.

Persiapan lapangan Operasi dan Penentuan Tempat Insisi

15. Suntikan Diazepam 0,1 mg/kg BB intravena dan tunggu 3 menit kemudian

suntikan Ketalar 0,5 mg/kg BB intravena dan tunggu 3 menit.

16. Tentukan tempat insisi pada dinding perut dengan jalan menggerakan

elevatoruterus ke bawah sehingga fundus uteri menyentuh dinding perut ± 2-

3 cm di atas simfisis pubis.

17. Lakukan tindakan asepsis (betadine atau jodium alcohol) pada tempat insisi

dengan gerakan melingkar dari tengah kearah luar, tutup dengan doek steril .

Page 56: Kontrasepsi pada wanita

Membuka Dinding Abdomen

1. Lakukan tindakan asepsis pada lapangan operasi yakni sekitar pusat dengan

betadin atau Jodium alcohol, kemudian tutup dengan kain steril berlubang

tengah.

2. Suntikan secara infiltrasi 3-4 cc anestesi local (lidokain 1 %) pada tempat

insisi, lapis demi lapis sampai fasia, tunggu 2 menit dan lihat efek anestesi

dengan menjepit kulit pakai pinset chirurgis.

3. Lakukan insisi melintang pada kulit dan jaringan subkutan sepanjang 2-3 cm

tepat dibawah pusar.

4. Insisi lapis demi lapis sampai hamper menembus peritoneum kemudian

peritoneum dijepit dengan 2 klem, transiluminasu untuk identifikasi dan

digunting selebar jari sehingga bias dimasuki jari telunjuk dan sebuah

tampon tang.

Pada wanita postpartum, dinding perut di daerah bawah pusar sangat tipis. Oleh karena itu, diseksi harus dilakukan hati-hati, untuk menghindari cedera struktur di bawahnya. 34

Bila fudus uteri dibawah pusar, insisi membujur setinggi 2 jari di bawah fundus uteri sepanjang 2-3 cm sampai fasia. Setelah fasia diinsisi kemudian muskulus rectus abdominalis digeser dengan jari telunjuk atau klem arteri sehingga tampak peritoneum. Jepit peritoneum dengan 2 klem, transiluminasi untuk identifikasi dan gunting peritoneum secara membujur. 34

Page 57: Kontrasepsi pada wanita

Mencapai Tuba

5. Masukan refraktor ke dalam rongga abdomen, tarik retractor kea rah tuba

yang akan dicapai.

6. Jepit tuba dengan pinset atau klem Babcock dan tarik pelan-pelan keluar

melalui lubang insisi sampai terlihat fimbria.

7. Bila tuba tertutup omentum atau usus, sisihkan dengan memakai kasa bulat

yang dijepit klem arteri dan posisi klien Trendelenberg.

Oklusi Tuba ( cara Pomeroy)

8. Jepit tuba pada 1/3 proksimal dengan klem Babcock, angkat sampai tuba

melengkung,tentukan daerah mesosalping tanpa pembuluh darah.

9. Tusukan jarum bulat dengan bedang catgut nomor 0 pada jarak 2 cm dari

lengkungan dan ikat salah satu pangkal lengkungan tuba.

10. Ikat kedua pangkal lengkungan tuba secara bersama-sama dengan

menggunakan benang yang sama.

11. Potong tuba tepat di atas ikatan benang.

12. Periksa perdarahan pada tunggul tuba dan periksa lumen tuba untuk

meyakinkan tuba telah terpotong.

13. Potong benang catgut 1 cm dari tuba dan masukan kembali tuba ke dalam

rongga abdomen.

14. Lakukan tindakan yang sama pada tuba sisi yang lain

Menutup Dinding Abdomen

15. Periksa rongga abdomen ( kemungkinan perdarahan atau laserasi usus ).

16. Jahit fasia dengan jahitan simpul atau angka 8 memakai benang chromic

catgut nomor 1.

17. Jahit subkutis dengan jahitan simpul memakai benang plain catgut nomor 0.

18. Jahit kulit dengan jahitan simpul memakai benang sutera nomor 0.

Tidakan Pascabedah

19. Bersihkan luka insisi dan dinding abdomen sekitarnya dengan alcohol atau

betadin, tutup luka dengan kasa steril dan plester.

Page 58: Kontrasepsi pada wanita

20. Periksa tekanan darah, nadi dan pernafasan.

21. Tanyakan pada klien tentang keluhan subyektif.

22. Pindahkan klien dari meja operasi ke ruang pulih untuk pengamatan setelah

1 jam.

23. Observasi tensi, tekanan darah, nadi, pernafasan dan perdarahan melalui luka

operasi.

Konseling dan Instruksi pasca bedah

24. Tanyakan pada klien bila masi ada hal-hal yang ingin diketahui tentang

tubektomi.

25. Jelaskan pada klien untuk menjaga agar daerah operasinya tetap kering.

26. Yakinkan pada klien bahwa bila ada keluhan segera kembali ke klinik untuk

mendapat pertolongan.

27. Beri tahu klien bila tidak ada keluhan, periksa ulang 1 minggu lagi.