KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu...

58
KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET TONGKOL JAGUNG YANG MENGANDUNG BAHAN PAKAN SUMBER PROTEIN BERBEDA PADA KAMBING KACANG JANTAN SKRIPSI YULIANA PADLI I 111 11 264 FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2016

Transcript of KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu...

Page 1: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR

PELET TONGKOL JAGUNG YANG MENGANDUNG

BAHAN PAKAN SUMBER PROTEIN BERBEDA

PADA KAMBING KACANG JANTAN

SKRIPSI

YULIANA PADLI

I 111 11 264

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

Page 2: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR

PELET TONGKOL JAGUNG YANG MENGANDUNG

BAHAN PAKAN SUMBER PROTEIN BERBEDA

PADA KAMBING KACANG JANTAN

SKRIPSI

YULIANA PADLI

I 111 11 264

Skripsi sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Peternakan pada Fakultas Peternakan

Universitas Hasanuddin

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

Page 3: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

PERNYATAAN KEASLIAN

1. Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yuliana Padli

NIM : I 111 11 264

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa:

a. Karya skripsi yang saya tulis adalah asli

b. Apabila sebagian atau seluruhnya dari karya skripsi, terutama dalam Bab

Hasil dan Pembahasan, tidak asli alias plagiasi maka bersedia dibatalkan

dan dikenakan sanksi akademik yang berlaku.

2. Demikian pernyataan keaslian ini dibuat untuk dapat digunakan seperlunya.

Makassar, Januari 2016

Yuliana Padli

Page 4: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Skripsi : Konsumsi Protein Kasar dan Serat Kasar Pelet Tongkol

Jagung yang Mengandung Bahan Pakan Sumber

Protein Berbeda pada Kambing Kacang Jantan

Nama : Yuliana Padli

Stambuk : I 111 11 264

Skripsi ini telah Diperiksa dan Disetujui Oleh:

Ir. H. Muhammad Zain Mide, MS

Pembimbing Utama

Prof. Dr. Ir. Asmuddin Natsir, M.Sc Pembimbing Anggota

Mengetahui :

Prof.Dr.Ir.H. Sudirman Baco, M.Sc

Dekan Fakultas Peternakan

Prof.Dr.drh.Hj. Ratmawati Malaka, M.Sc.

Ketua Program Studi

Tanggal Lulus: Januari 2016

Page 5: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT.,

atas rahmat dan taufik-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis

dengan rendah hati mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dan membimbing dalam menyelesaikan makalah ini utamanya kepada :

1. Kedua orang tua terhebat Paharuddin, S.Pd dan Nurlina, S.Pd yang selalu

mendukung, memotivasi, mendoakan dan memberikan restu dalam setiap

langkah yang ditempuh penulis.

2. Bapak Ir. H. Muhammad Zain Mide, MS sebagai pembimbing utama,

Bapak Prof. Dr. Ir. Asmuddin Natsir, M.Sc dan almh. Ibu Dr. Harfiah,

S.Pt, M.Si selaku pembimbing anggota yang telah banyak meluangkan

waktunya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan nasihat

serta motivasi dalam penyusunan laporan ini.

3. Ketiga adik-adik terbaik Muh. Syahrul Padli, Muh. Rahmat Padli dan

Muh. Fahri Padli yang selalu sedia membantu, mendoakan dan

menginspirasi penulis untuk terus melakukan yang terbaik.

4. Kakek dan nenekku Saadia dg Ngasi, almh. Basse dg Rampu, almh. dg

Mari’, alm. dg Mudding, Koasa dg Kenna, Tallasa dg Ruru, Saturi dg

Bau, Sangkala dg Nanring, Fatimah dg Ngona, Nenek Tarring alm.

Raja Solo dg Limpo dan almh. dg Saming yang senantiasa mendoakan.

Page 6: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

5. Tante Salma, Tante Ratna, Tante Ani Bau, Tante Kinang, Tante Senga,

Tante Mawar, Tante Singara, Tante Nannu, mama Jipa’, mama

Ne’nang, mama Sali, mama Pa’ja, mama Te’ne, mama Sanging, bapak

Mabe, Om Nanga, Om Erang, Om Amir, Om Tayang, Om H. Nuntung,

Om Naba, Om Narang dan Om Campa’ atas perhatian, nasihat dan

bantuannya secara materi.

6. Kakak dan adik sepupu yang telah membuat penulis terus belajar menjadi

lebih baik lagi.

7. Sahabat dan partner penelitian Andi Nurfaini, S.Pt, Asrianti, S.Pt, Suarti,

Silva Indahsari Nurwan, Namira Arsa, S.Pt, Eko Pramono dan

Herilimiansyah yang telah bersedia menjadi saudara dekat selama satu

tahun penelitian, banyak meluangkan waktu untuk berbagi ilmu,

pengalaman dan telah banyak membantu menyempurnakan tulisan ini.

8. Sahabat kepompong Irmayanti Iskandar, Astika, Hartini, S.Km,

Rahmianti, Faris Makkawaru, S.Kh, Muh. Makmun dan Ismawanto.

Sahabat seperjuangan semasa kuliah Andi Nurfaini, S.Pt, Asrianti, S.Pt,

Suarti, Mustabsyirah Usman, S.Pt, Yusri, S.Pt, Rajma Fastawa, S.Pt,

Trianta Tahir, Faisal Saade, S.Pt, Khaidir, May Rismi Anisa, S.Pt, Evy

Harjuna Saad, S.Pt, St. Nur Ramadhani, S.Pt, Syamsul Mardi dan Silva

Indahsari Nurwan. Sahabat Akmal atau teman-teman KKN satu posko

Wahyuni, Ummy Qalsum, SP, Umar Amir, ST, Wawan Setiawan,

Andrianto dan Aris Taoemesa, S.Si.

Page 7: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

9. Sahabat Korps Pecinta Ternak KOPTER, rekan-rekan angkatan 2011

SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan

Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

Indah, Nur Fitriani Amir, Ahmad Madani, Jisril Palayukan, Rafiah dan

Armansyah yang telah mendukung, mendoakan dan menginspirasi penulis.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini belum sempurna. Saran

dan kritik yang membangun dari pembaca akan membantu kesempurnaan dan

kemajuan ilmu pengetahuan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca

terutama bagi saya sendiri. Aamiin.

Makassar, 04 Desember 2015

Yuliana Padli

Page 8: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

Yuliana Padli (I 111 11 264). Konsumsi Protein Kasar dan Serat Kasar Pelet

Tongkol Jagung yang Mengandung Bahan Pakan Sumber Protein Berbeda pada

Kambing Kacang Jantan. (Dibawah bimbingan Ir. H. Muhammad Zain Mide,

MS sebagai Pembimbing Utama dan Prof.Dr.Ir.Asmuddin Natsir, M.Sc sebagai

Pembimbing Anggota)

ABSTRAK

Salah satu alternatif mengatasi kekurangan hijauan yaitu dengan

memanfaatkan hasil sisa tanaman pertanian seperti tongkol jagung yang

ketersediannya cukup melimpah. Tongkol jagung memiliki kualitas yang rendah

untuk diberikan langsung pada ternak karena kandungan serat kasarnya tinggi

sedangkan protein kasar rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan penambahan

bahan pakan sumber protein dan formulasi dalam bentuk pakan komplit untuk

meningkatkan kualitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

konsumsi protein kasar dan serat kasar pellet tongkol jagung yang dibuat dengan

sumber protein berbeda pada kambing kacang jantan. Percobaan dilaksanakan

berdasarkan Rancangan Bujur Sangkar Latin (4 x 4). Perlakuan adalah P1 = pelet

tongkol jagung mengandung tepung ikan, P2 = pelet tongkol jagung mengandung

urea, P3 = pelet tongkol jagung mengandung bungkil kedelai, P4 = pelet tongkol

jagung mengandung tepung limbah udang. Hasil penelitian menunjukkan rataan

konsumsi protein kasar untuk perlakuan P1=108,89, P2=90,92, P3=73,40,

P4=145,17 g/h, sementara rataan konsumsi serat kasar untuk perlakuan

P1=341,65, P2=308,08, P3=256,59, P4=415,43 g/h. Analisis statistik

menunjukkan bahwa penggunaan sumber protein berbeda dalam pelet tongkol

jagung berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap konsumsi protein kasar dan

serat kasar. Kesimpulan, penggunaan tepung limbah udang dan tepung ikan

sebagai sumber protein dalam pembuatan pelet tongkol jagung dapat

menghasilkan tingkat konsumsi protein kasar dan konsumsi serat kasar yang lebih

baik dibandingkan dengan penggunaan urea dan bungkil kedelai sebagai sumber

protein.

Kata Kunci: Tongkol jagung, Pelet pakan komplit, Konsumsi protein kasar,

Konsumsi serat kasar

Page 9: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

Yuliana Padli (I 111 11 264). Consumption of Crude Protein and Crude Fiber of

Corn Cobs Based Complete Feed Pellets Containing Different Protein Sources in

Male Kacang Goat (Under the supervision of Ir. H. Muhammad Zain Mide,

MS. as the main supervisor and Prof. Dr. Ir. Asmuddin Natsir, M,Sc. as the Co-

supervisor)

ABSTRACT

One solution to over come the short age of for age is by utilizing agriculture

by product such as corn cobs, which is abundantly available. The quality of corn

cobs is low in terms of its high fibre content and low crude protein content.

Therefore, prior to feed on animal, corn cobs need to be processed in form of

complete feed with addition of protein feed stuff. The objective of this study was

to determine crude protein and crude fiber consumption of corn cobs based

complete feed pellets containing different protein sources on male kacang goat.

The experiment was conducted according to latin square design (4 x 4). The

treatments were P1 = corn cobs pellets containing fish meal, P2 = corn cobs

pellets containing urea, P3 = corn cobs pellets containing soybean meal, P4 = corn

cobs pellets containing waste shrimp meal. The results of study showed that

average crude protein consumption of treatment P1=108.89, P2=90.92, P3=73.40,

and P4=145.17 g/d, respectively, while the average crude fiber consumption of

treatment P1=341.65, P2=308.08, P3=256.59, and P4=415.43 g/d, respectively.

Statistical analysis showed that the use of different sources of protein in

formulation of corn cobs pellets significantly (P <0.01) affected crude protein and

crude fiber consumption. In conclusion, the use shrimp waste meal as protein

source in formulation of corn cobs pellets resulted in higher crude protein and

crude fibre consumption compared with that of corn cobs pellets containing fish

meal, urea, or soybean meal as protein sources.

Keyword: Corn cobs, Complete feed pellets, crude protein consumption, crude

fiber consumption

Page 10: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ................................................................................................. x

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

PENDAHULUAN ......................................................................................... 3

TINJAUAN PUSTAKA

Tongkol Jagung ....................................................................................... 4

Gambaran Umum Pelet Pakan Komplit .................................................. 5

Gambaran Umum Kambing Kacang ....................................................... 7

Bahan Pakan Sumber Protein .................................................................. 9

Konsumsi Pakan ...................................................................................... 12

Konsumsi Protein Kasar ......................................................................... 14

Konsumsi Serat Kasar ............................................................................. 15

HIPOTESIS .................................................................................................... 18

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat .................................................................................. 19

Materi Penelitian ..................................................................................... 19

Metode Penelitian ................................................................................... 20

Prosedur Pembuatan Pelet Tongkol Jagung ............................................ 23

Kandang Metabolisme ............................................................................ 23

Page 11: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 24

Pengambilan Sampel ............................................................................... 24

Peubah yang Diukur ................................................................................ 24

Pengolahan Data .................................................................................... 27

HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Protein Kasar ........................................................................ 28

Konsumsi Serat Kasar ............................................................................ 31

KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 34

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 12: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

DAFTAR TABEL

No. Halaman

Teks

1. Denah Perlakuan Pelet Tongkol Jagung pada Kambing Kacang Jantan

Selama Penelitian............................................................................. 20

2. Komposisi Bahan Pakan Tiap Perlakuan Pelet Tongkol Jagung

pada Kambing Kacang Jantan ......................................................... 21

3. Kandungan Nutrisi Setiap Bahan Pakan Pelet Tongkol Jagung ..... 21

4. Kandungan mineral sapi per kilogram ............................................ 22

5. Kandungan Nutrisi Pelet Pakan pada Setiap Perlakuan .................. 22

6. Rataan Niai Konsumsi Protein Kasar dan Serat Kasar .................... 28

Page 13: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

Teks

1. Tongkol Jagung yang Melimpah ................................................................. 5

2. Pakan Komplit Berbentuk Pelet .................................................................. 7

3. Jenis Kambing Kacang ............................................................................... 9

4. Prosedur Pembuatan Pelet Tongkol Jagung

untuk Kambing Kacang Jantan ................................................................. 23

Page 14: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

Teks

1. Protein Kasar Pelet Tongkol Jagung Berdasarkan

Rancangan Percobaan ......................................................................... 38

2. Jumlah dan Rataan Masing-masing Perlakuan Konsumsi

Protein Kasar ........................................................................................ 38

3. Uji Duncan Konsumsi Protein Kasar .................................................... 38

4. Konsumsi Serat Kasar Pelet Tongkol Jagung ....................................... 38

5. Jumlah dan Rataan Masing-masing Perlakuan Konsumsi

Serat Kasar .......................................................................................... 39

6. Uji Duncan Konsumsi Serat Kasar ..................................................... 39

7. Dokumentasi ....................................................................................... 40

Page 15: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Produksi hijauan pakan umumnya berfluktuasi mengikuti pola musim,

pada musim penghujan hijauan pakan melimpah dan pada musim kemarau sangat

terbatas. Upaya pencarian sumber pakan alternatif sangat diperlukan dengan

pertimbangan yang rasional, seperti murah dan mudah didapat serta tersedia

sepanjang tahun. Salah satu alternatif untuk mengatasi kekurangan hijauan

tersebut yaitu dengan memanfaatkan hasil sisa tanaman pertanian yaitu tongkol

jagung karena ketersediaannya cukup melimpah tetapi masih jarang digunakan

sebagai bahan pakan ternak khususnya untuk kambing.

Umumnya hasil sisa tanaman pertanian seperti tongkol jagung mempunyai

kualitas yang rendah. Janggel atau tongkol kosong berbentuk batang, berukuran

cukup besar, sehingga tidak dapat dikonsumsi ternak jika diberikan langsung, oleh

karena itu, untuk memberikannya perlu penggilingan terlebih dahulu. Menurut

Setiawan (2014), tongkol jagung memiliki kandungan nutrisi yaitu 70,45% BK,

2,67% PK dan 46,52% SK.

Pengurangan ukuran partikel pakan dengan penggilingan kemudian dibuat

pelet merupakan salah satu perlakuan pradigesti pada pakan berserat secara fisik

yang mampu meningkatkan kecernaan. Bentuk pakan lengkap berupa pelet

memudahkan saat pemberian dan penanganan pakan menjadi lebih praktis.

Pemberian ransum dalam bentuk pelet selain dapat mensuplai nutrient dalam

jumlah yang cukup (kuantitif) dan seimbang, juga dapat mengurangi waktu dan

biaya penyediaan pakan, meningkatkan skala usaha peternak (jumlah ternak yang

Page 16: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

2

dipelihara per peternak) dan meningkatkan produktivitas ternak serta efisiensi

usaha peternakan.

Penambahan bahan sumber protein ke dalam ransum akan meningkatkan

jumlah asam amino di dalam digesta dan terbatasnya asam amino di dalam

ransum akan membatasi penampilan ternak. Suplementasi nutrien baik energi

maupun protein secara bersama-sama dimaksudkan untuk optimasi pertumbuhan

mikrobia agar pemanfaatan bahan pakan berserat tinggi seperti tongkol jagung

dapat optimal. Beberapa bahan pakan sumber protein yang dapat digunakan yaitu

tepung ikan, urea, bungkil kedelai dan tepung rese yang merupakan limbah hasil

industri yang bisa dimanfaatkan namun perlu untuk diketahui bahan pakan sumber

protein yang paling baik diantara keempat bahan pakan tersebut untuk digunakan

dalam pembuatan pelet pakan komplit untuk ternak kambing.

Ternak kambing merupakan salah satu ternak yang potensial untuk

dikembangkan karena dapat dimanfaatkan sebagai penghasil daging, pupuk dan

kulit. Kambing kacang dianggap sebagai kambing asli Indonesia yang banyak

dipelihara di pedesaan, karena mampu hidup dengan baik pada berbagai macam

kondisi lingkungan dan mudah beradaptasi.

Permasalahan

Tongkol jagung merupakan limbah pertanian yang sangat melimpah dan

dapat dimanfaatkan sebagai pakan ruminansia namun tongkol jagung

mengandung serat kasar yang tinggi dan protein kasar yang rendah. Perbaikan

kualitas tongkol jagung dapat dilakukan dengan menambahkan berbagai macam

bahan pakan sumber protein untuk mengetahui bahan pakan sumber protein yang

Page 17: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

3

paling baik digunakan dalam pembuatan pelet pakan komplit untuk ternak

kambing.

Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat konsumsi protein

kasar dan serat kasar pelet pakan komplit berbasis tongkol jagung yang

mengandung bahan pakan sumber protein yang berbeda pada kambing kacang

kacang jantan.

Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi kepada

masyarakat terutama petani peternak tentang pengolahan tongkol jagung menjadi

pelet pakan komplit dengan menggunakan berbagai bahan pakan sumber protein

yang berbeda untuk meningkatkan kualitas tongkol jagung sebagai pakan ternak

ruminansia.

Page 18: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

4

TINJAUAN PUSTAKA

Tongkol Jagung

Tongkol jagung/janggel adalah limbah yang diperoleh ketika biji jagung

dirontokkan dari buahnya. Akan diperoleh jagung pipilan sebagai produk

utamanya dan sisa buah yang disebut tongkol atau janggel (Rohaeni, dkk., 2006).

Palatabilitas tongkol jagung yang rendah masih dapat dimanfaatkan sebagai pakan

ruminansia dengan pengolahan terlebih dahulu (Wardhani dan Musofie, 1991).

Faktor pembatas dari limbah tanaman sebagai pakan adalah protein yang

rendah dan sudah terjadi lignifikasi lanjut sehingga selulosa terikat oleh lignin.

Lignifikasi meningkat sejalan dengan meningkatnya umur tanaman. Selulosa dan

hemiselulosa merupakan karbohihrat struktural penyusun utama dinding sel

tanaman, dan sering berikatan dengan lignin dalam bentuk kristal lignoselulosa.

Lignoselulosa merupakan komponen utama tanaman dan terdapat pada dinding

sel. Lignoselulosa terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan lignin. Selulosa

merupakan penyusun dinding sel tanaman yang sukar didegradasi karena

monomer glukosanya dihubungkan dengan ikatan B-(1,4) (Rasjid, 2012).

Menurut Setiawan (2014), kandungan nutrisi dari tongkol jagung yaitu

bahan kering 70,45 %, Protein kasar 2,67%, Serat kasar 46,52%.

Page 19: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

5

Gambar 1. Tongkol Jagung yang melimpah

Gambaran Umum Pelet Pakan Komplit

Pakan lengkap atau pakan komplit adalah campuran bahan pakan termasuk

hijauan dengan proporsi yang seimbang yang diolah dan dicampur menjadi

campuran yang seragam dengan kandungan nutrien yang sesuai dengan kebutuhan

ternak. Menurut Lammers et. al., (2003), pakan komplit mempunyai pengertian

sebagai suatu jenis pakan yang dirancang untuk produk komersial bagi ternak

ruminansia dan di dalamnya sudah mengandung bahan hijauan maupun konsentrat

dalam imbangan memadai. Pakan komplit mengandung kebutuhan nutrisi yang

disesuaikan untuk ternak dan dalam bentuk penyediaan yang lebih efektif serta

efisien (Romziah dkk., 2003).

Peleting adalah suatu proses menggabungkan campuran beberapa bahan

pakan secara mekanik dengan tekanan tertentu, campuran bahan pakan diberikan

tekanan secara mekanik akan melalui die sehingga menghasilkan Agglomerated

feed yang kompak. Keuntungan pakan berbentuk Pelet adalah mengurangi debu,

Page 20: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

6

mengurangi sifat memilih ternak, menyeragamkan kandungan nutrisi, dan

meningkatkan produktivitas ternak serta meningkatkan density sehingga

mempermudah dalam penanganan dan penyimpanan (Zakariah, 2013).

Ransum berbentuk pelet atau butiran akan mengurangi jumlah yang

terbuang, sehingga akan mengurangi pemborosan. Bentuk ini asalnya dari bentuk

halus yang dicetak dengan prinsip seperti membuat cendol. Setiap butir pelet itu

terbentuk dari ransum halus yang sudah disusun berdasarkan formula, jadi sekali

ternak makan butir per butir sejumlah unsur nutrisi akan masuk ke dalam

tubuhnya (Rasyaf, 1992).

Umumnya proses pengolahan pelet terdiri dari 3 tahap, yaitu 1) pengolahan

pendahuluan meliputi pencacahan, pengeringan dan penghancuran menjadi

tepung, 2) Pembuatan pelet meliputi pencetakan, pendinginan dan pengeringan, 3)

Perlakuan akhir meliputi sortasi, pengepakan dan penggudangan

(Tjokroadikoesoemo, 1989). Secara ringkas tahapan pebuatan pelet sebenarnya

hanya meliputi beberapa proses penting yaitu pencampuran (mixing), pengaliran

uap (conditioning), pencetakan (extruding) dan pendinginan (cooling). Bagi

industri atau pabrik pakan unggas (non ruminansia) dan pakan ikan (aqua feed),

hal tersebut umum dilakukan mengingat dukungan peralatan dan mesin yang

modern pada skala usaha industri. Namun berbeda halnya dengan industri pakan

ruminansia yang umumnya masih menggunakan mesin sederhana pada skala

usaha menengah atau kecil (Krisnan dan Ginting, 2009).

Kelemahan bentuk pelet ini juga ada, yaitu pembuatan pelet tidak wajib bagi

kita yang membuat ransum sendiri untuk keperluan sendiri pula. Tetapi bila kita

Page 21: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

7

membutuhkan, membeli mesin pelet ukuran kecil sudah cukup. Tentu saja kita

harus mempertimbangkan untung dan ruginya membeli mesin pelet karena

manfaat yang kelak diperoleh harus lebih besar daripada jumlah yang dikeluarkan

untuk membeli mesin. Jadi keuntungan dengan mempergunakan mesin pelet itu

harus lebih besar daripada biaya mesin itu. Biaya mesin itu termasuk: biaya listrik

atau tenaga mesin, biaya reparasi mesin dan pemeliharaan dan penyusustan mesin

(Rasyaf, 1992).

Gambar 2. Pakan komplit berbentuk pelet

Gambaran Umum Kambing Kacang

Ensminger (2002) mengklasifikasikan kambing ke dalam Kingdom

Animalia (hewan); filum Chordata (bertulang belakang); kelas Mammalia

(menyusui); ordo Artiodactyla (berkuku genap); famili Bovidae (memamah biak);

genus Capra dan spesies Capra hircus (kambing yang didomestikasi).

Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia penghasil daging

yang cukup potensial. Kambing dapat memanfaatkan bahan alami dan hasil ikutan

industri yang tidak dikonsumsi oleh manusia sebagai bahan pakan. Makanan

utama ternak kambing adalah hijauan berupa rumput lapangan. Hijauan

merupakan sumber energi dan vitamin yang baik, namun kandungan protein

Page 22: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

8

kasarnya relatif rendah dibanding dengan bahan pakan biji-bijian, misalnya

kacang kedelai dan jagung (Rudiah, 2011).

Kambing di Indonesia terdiri dari 2 bangsa yaitu kambing kacang dan

kambing hasil persilangan antara kambing kacang dengan kambing impor.

Kambing kacang merupakan kambing asli Indonesia, sedangkan kambing hasil

persilangan lebih dikenal dengan nama kambing lokal. Gambaran mengenai

kambing kacang adalah kepalanya mempunyai garis muka lurus atau cekung dan

daun telinga mengarah ke depan dan tegak (Herman, 1980).

Kambing kacang merupakan kambing asli Malaysia dan Indonesia. Dari

berbagai bangsa kambing yang terdapat di wilayah itu, kambing kacang

merupakan yang terpenting ditinjau dari segi jumlah. Kambing kacang perupakan

kambing yang tahan derita, lincah, mampu beradaptasi dengan baik dan tersebar

luas di wilayah itu. Kegunaan utamanya adalah sebagai penghasil daging.

Mermpunyai kulit yang relatif tipis dengan bulu yang kasar, dan hewan jantannya

mempunyai bulu surai yang panjang dan kasar (Devendra dan Burns, 1994).

Devendra dan McLeroy (1982) menyatakan bahwa kambing kacang

biasanya berwarna hitam atau belang putih, pada kambing jantan bisa satu macam

atau kombinasi dari warna hitam, coklat, dan putih.

Devendra dan Burns (1994) menjelaskan bahwa bobot hidup kambing

kacang umur setahun adalah sekitar 24,7 kg untuk jantan dan 19,7 kg untuk

kambing betina. Menurutnya kebutuhan bahan kering untuk kambing kacang

sebesar 1,9-3,8% BB, energi untuk hidup pokok sebesar 92-115 Kkal/kg BB.

Dilanjutkan bahwa tinggi gumba kambing jantan rata-rata 60-65 cm, dan yang

Page 23: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

9

betina 56 cm. Kambing jantan dan betina dewasa masing-masing berbobot kurang

lebih 25 dan 20 kg, dan mereka lambat mencapai dewasa kelamin serta memiliki

persentase karkas sebesar 44-51%.

Gambar 3. Kambing kacang Jantan

Bahan Pakan Sumber Protein

Tepung Ikan

Tepung ikan merupakan salah satu bahan pakan yang berpotensi sebagai

sumber protein maupun lemak terutama asam lemak tak jenuh rantai panjang

(polyunsaturated fatty acids–PUFA) yang diketahui banyak berperan dalam

memperbaiki penampilan reproduksi ternak (Ashes et. al., 1992). Mandell et. al.

(1997) melaporkan bahwa tepung ikan banyak mengandung asam lemak esensial

eicosapentaenoic acid (EPA, C20:5n-3) yaitu sebanyak 5,87 g dan

docosahexanoic acid (DHA, C20:6n-3) sebanyak 9,84 g/kg. Asam lemak esensial

tersebut dilaporkan oleh banyak peneliti mempunyai fungsi unik dalam

meningkatkan produktivitas, kualitas produk, dan penampilan reproduksi ternak

(Pike et. al., 1994).

Tepung ikan sebagai sumber protein hewani memiliki kedudukan yang

penting yang sampai saat ini masih sulit digantikan kedudukannya oleh bahan

baku lain bila ditinjau dari kualitas maupun dari harganya. Kandungan protein

asam amino esensial yang kompleks, diantaranya asam amino lisin dan metionon.

Page 24: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

10

Di samping itu, juga mengandung mineral kalsium dan fosfor, serta vitamin B

komplek, khususnya vitamin B12 (Purnamasari, dkk., 2006).

Selain sebagai sumber protein, tepung ikan juga dapat digunakan sebagai

sumber kalsium. Tepung ikan yang baik mempunyai kandungan protein kasar 58-

68%, air 5,5-8,5%, serta garam 0,5-3,0%. Kandungan protein atau asam amino

tepung ikan dipemngaruhi oleh bahan ikan yang digunakan serta pembuatannya.

Pemanasan yang berlebihan menghasilkan tepung ikan yang berwarna cokelat dan

kadar protein atau asam aminonya cenderung menurun atau menjadi rusak

(Sitompul, 2004).

Tepung ikan merupakan bahan pakan yang sangat baik sebagai sumber

protein, lemak maupun mineral. Tepung ikan mengandung protein cukup tinggi

yang tahan terhadap degradasi dalam rumen dan mengandung lemak sekitar 105

yang sebagian besar berupa asam lemak tak jenuh yang snagat penting untuk

sistem hormon reproduksi. Kualitas tepung ikan juga sangat bervariasi tergantung

pada beberapa faktor, terutama kualitas bahan baku dan proses pembuatannya.

(Abdullah, dkk., 2007).

Menurut Anggorodi (1995) Kandungan nutrisi tepung Ikan yaitu bahan

kering 89,7%, protein kasar 59,0%, serat kasar 5,7%, lemak kasar 9,0%, Total

Digestible Nutrient 59%, Calsium 5,50% dan Fosfor 2,60%.

Urea

Urea adalah suatu senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen,

oksigen dan nitrogen dengan rumus CON2H4 atau (NH2)2CO. Urea juga dikenal

dengan nama carbamide yang terutama digunakan di kawasan Eropa. Nama lain

Page 25: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

11

yang juga sering dipakai adalah carbamide resin, isourea, carbonyl diamide dan

carbonyldiamine. Senyawa ini adalah senyawa organik sintesis pertama yang

berhasil dibuat dari senyawa anorganik, yang akhirnya meruntuhkan konsep

vitalisme (Prasetyo, 2013) .

Urea dalam pakan suplemen untuk menyuplai unsur nitrogen yang

bermanfaat untuk mensintesa protein (Wijaya, 2008).

Urea merupakan sumber NPN (Nitrogen Non Protein) mudah didapat dan

relatif murah harganya, namun demikian pemberiannya tidak terlalu banyak

karena dapat menimbulkan keracunan. Jadi dalam pemberiannya kurang lebih 1%.

Di samping itu urea merupakan senyawa nitrogen yang sangat sederhana dan

dapat diubah oleh mikroorganisme rumen, sebagian atau seluruhnya menjadi

protein yang diperlukan dalam proses fermentasi di rumen dan dapat

meningkatkan intake pakan (Prasetyo, 2013) .

Bungkil Kedelai

Bungkil kedelai merupakan limbah dari produksi minyak kedelai. Sebagai

bahan makanan sumber protein asal tumbuhan, bungkil ini mempunyai kandungan

protein yang berbeda sesuai kualitas kacang kedelai. Kisaran kandungan protein

bungkil kedelai mencapai 44-51%. Hal ini selain oleh kualitas kacang kedelai juga

macam proses pengambilan minyaknya. Pada dasarnya bungkil kedelai dikenal

sebagai sumber protein dan energi (Rasyaf, 1994).

Bungkil kedelai merupakan salah satu bahan pakan yang sangat baik bagi

ternak. Kadar protein bungkil kedelai dapat mencapai 50% (Parakkasi, 1999).

Tingkat degradasi (protein) kedelai dalam rumen relatif tinggi dibandingkan

Page 26: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

12

dengan sumber protein berkualitas baik lainnya, dapat mencapai 75%. (Uhi,

2006).

Menurut Siregar (2004) kandungan nutrisi bungkil kedelai yaitu bahan

kering 88,6%, protein kasar 49,0%, serat kasar 3,5%, lemak kasar 1,5%, Total

Digestible Nutrient 83,2 %, Calsium 0,32%, fosfor 0,24%.

Tepung Rese

Pemanfaatan limbah udang sebagai pakan ternak berdasarkan pada dua

hal, yaitu jumlah dan mutunya. Seiring dengan maraknya ekspor udang beku

kebeberapa negara seperti, Jepang, Taiwan, Amerika Serikat maka limbah yang

dihasilkan akan bertambah pula. Limbah udang tersebut pada umumnya terdiri

dari bagian kepala, kulit ekor dan udang kecil disamping sedikit daging udang

(Parakassi, 1983 dalam Abun 2009)

Tepung limbah udang mengandung semua asam amino essensial, juga

sebagai sumber asam amino aromatik seperti fenilalanin dan tirosin yang

kandungannya lebih tinggi daripada tepung ikan, lisin cukup tinggi yaitu 4,58%

serta sumber asam amino bersulfur (S) dengan kandungan metionin sebesar 1,26%

(Purwatiningsih,1990)

Tepung limbah udang merupakan produk limbah yang memiliki kandungan

nutrient cukup baik, yaitu energi metabolis sebesar 1190 kkal/kg, protein kasar

43,4%, kalsium 7,05% dan fosfor 1,52% (Hartadi, dkk., 1990). Kualitas dan

kandungan nutrien limbah udang sangat tergantung pada proporsi bagian kepala

dan cangkang udang (Djunaidi, dkk., 2009).

Page 27: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

13

Konsumsi Pakan

Tingkat konsumsi adalah jumlah makanan yang terkonsumsi oleh hewan

bila bahan makanan tersebut diberikan secara ad-libitum (Parakassi, 1999).

Produksi ternak hanya dapat terjadi apabila konsumsi energi pakan berada diatas

kebutuhan hidup pokok (Soebarinoto, dkk., 1991).

Tinggi rendahnya kandungan energi pakan akan dapat mempengaruhi

banyak sedikitnya konsumsi pakan, disampimg itu konsumsi pakan juga

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : (1) macam pakan, konsumsi pakan hasil

samping akan berlainan dengan konsumsi pakan yang bukan hasil samping. (2)

palatabilitas, konsumsi pakan yang tercemar jamur akan berlainan dengan

konsumsi pakan yang tidak tercemar. (3) faktor toksik, pakan yang toksik akan

dapat menghambat proses metabolisme (Kamal, 1997).

Ransum yang berkualitas rendah kurang disukai ternak sehingga

kemampuan mengkonsumsi ransum semakin rendah. Demikian pula halnya untuk

daerah-daerah yang suhu udara dan kelembapan yang tinggi kemampuan ternak

ruminansia mengkonsumsi ransum akan lebih rendah (Siregar, 2004). Jumlah

konsumsi pakan adalah merupakan faktor penentu yang penting yang menentukan

jumlah nutrien yang didapat ternak dan selanjutnya mempengaruhi tingkat

produksi (Wodzicka et. al., 1993).

Menurut Tillman, dkk., (1998) konsumsi diperhitungkan sebagai jumlah

makanan yang dikonsumsi oleh ternak, zat makanan yang dikandungnya akan

digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup pokok dan untuk keperluan

produksi hewan tersebut. Tingkat konsumsi zat makanan sangat mempengaruhi

Page 28: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

14

performa produksi ternak, sedangkan tingkat konsumsi suatu pakan

mencerminkan tingkat palatabilitas pakan tersebut (Nursasih, 2005).

Tingkat perbedaan konsumsi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain

faktor ternak (bobot badan dan umur), tingkat kecernaan pakan, kualitas pakan,

dan palatabilitas (Parakkasi, 1999). McDonald et. al., (2002) menambahkan

bahwa kecernaan pakan dan laju digesta pakan mempengaruhi konsumsi ransum.

Kecernaan yang tinggi dan laju digesta yang cepat akan meningkatkan konsumsi

ransum. Sedangkan menurut Perry et. al., (2003), menyatakan bahwa konsumsi

makanan dipengaruhi terutama oleh faktor kualitas makanan dan oleh faktor

kebutuhan energi ternak yang bersangkutan. Makin baik kualitas makanannya,

makin tinggi konsumsi makanan seekor ternak. Konsumsi makanan ternak

berkualitas baik ditentukan oleh status fisiologi seekor ternak. Hal ini juga di

utarakan oleh Tomazweska, dkk., (1993) yang menyatakan bahwa kualitas pakan

berpengaruh terhadap konsumsi akhirnya yang bertujuan untuk pemenuhan

kebutuhan. Jumlah konsumsi pakan merupakan faktor penentu yang paling

penting untuk menentukan jumlah zat-zat makanan yang tersedia bagi ternak.

Konsumsi pakan merupakan hal mendasar yang akan menentukan level

nutrien, fungsi dan respon ternak serta penggunaan nutrien dalam pakan (Arora,

1995). Ternak ruminansia akan mengkonsumsi pakan dalam jumlah tertentu untuk

memenuhi kebutuhan hidup pokoknya, kemudian konsumsi pakan akan

meningkat sejalan dengan perkembangan kondisi dan tingkat produksi yang

dihasilkannya. Mulyono dan Sarwono (2010) menyatakan bahwa volume pakan

yang diperlukan kambing sangat tergantung dari total berat badan dan

Page 29: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

15

kemampuan memakan pakan (aseptabilitas). Orskov (1988) menyatakan bahwa

kapasitas rumen akan menentukan tingkat konsumsi pakan, karena ternak akan

berhenti makan ketika rumennya telah penuh terisi pakan meskipun kebutuhan

nutriennya belum terpenuhi.

Konsumsi Protein Kasar

Kebutuhan ternak akan protein biasanya disebutkan dalam bentuk protein

kasar (PK). Kebutuhan protein ternak dipengaruhi oleh masa pertumbuhan, umur

fisiologis, ukuran dewasa, kebuntingan, laktasi, kondisi tubuh dan rasio energi

protein. Kondisi tubuh yang normal membutuhkan protein dalam jumlah yang

cukup, defisiensi protein dalam ransum akan memperlambat pengosongan perut

sehingga menurunkan konsumsi (Rangkuti, 2011). Bila ransum itu kaya akan

nitrogen atau kandungan nitrogennya beragam, kebutuhan PKD cenderung

meningkat.

Penentuan kebutuhan protein menimbulkan sejumlah masalah. Kebutuhan

protein kasar dapat dicerna (PKD) untuk proses pokok hidup tergantung pada

teknik percobaan, tipe ransum, tingkat energi dan nitrogen ransum, kualitas

protein, kondisi hewan dan barangkali juga bangsa kambing (Devendra, 1994).

Kebutuhan protein kambing untuk hidup pokoknya adalah 0,74-3,45 g

PKD/BB0,75

sedangkan kebutuhan untuk pertumbahan yaitu 0,139-0,274 g PKD/g

tambahan berat per hari (Devendra, 1994).

Konsumsi Serat Kasar

Serat merupakan senyawa karbohidrat yang tidak dapat dicerna, fungsi

utamanya untuk mengatur kerja usus. Komponen utama dari serat adalah selulosa,

Page 30: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

16

terdapat sebagian besar pada dinding sel kayu. Salah satu contoh dari selulosa

murni yaitu kapas. Komposisi serat dalam pakan ternak sangat bervariasi,

tergantung pada bahan dasar yang digunakan untuk menyusun pakan tersebut .

Kandungan serat dalam pakan juga berbeda tergantung pada jenis hewan yang

mengkonsumsinya, misalnya pada unggas dibedakan berdasarkan jenis dan

usianya . Sedangkan untuk pakan ruminansia kandungan seratnya relatif lebih

tinggi (Martini dan Sitompul, 2005).

Serat kasar bagi ruminansia digunakan sebagai sumber energi (Suprapto,

dkk., 2013). Serat kasar memiliki hubungan yang negatif dengan kecernaan,

semakin rendah serat kasar maka semakin tinggi kecernaan ransum (Arora, 1989).

Bagi ternak ruminansia fraksi serat dalam makanannya berfungsi sebagai

sumber energi utama, dimana sebagian besar selulosa dan hemiselulosa dari serat

dapat dicerna oleh mikroba yang terdapat dalam sistem perncernaannya (Wickes,

1983 dalam Martini dan Sitompu, 2005). Ruminansia dapat mencerna serat

dengan baik, dimana 70 - 80 % dari kebutuhan energinya berasal dari serat

(Ranjanan, 1977 dalam Martini dan Sitompul, 2005) .

Serat kasar merupakan sisa bahan makanan yang telah mengalami proses

pemanasan dengan asam keras dan basa keras selama 30 menit berturut-turut

dalam prosedur yang dilakukan di laboratorium. Dengan proses seperti ini dapat

merusak beberapa macam serat yang tidak dapat dicerna oleh manusia, dan tidak

dapat diketahui komposisi kimia tiap-tiap bahan yang membentuk dinding sel.

Serat ataupun senyawa-senyawa yang termasuk dalam serat mempunyai

sifat kimia yang tidak larut dalam air, asam atau basa meskipun dengan

Page 31: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

17

pemanasan atau hidrolisis (Kantasubrata dan Sumartini, 1989 dalam Martini dan

Sitompul 2005) . Mutu pakan ternak sangat ditentukan oleh komposisi kimianya,

walaupun komposisi tersebut tidak menentukan ketersediaannya bagi ternak .

Penentuan komposisi serat merupakan hal yang umum dilakukan disamping

penetapan protein, lemak, karbohidrat atau mineral (Martini dan Sitompul 2005).

Menurutnya, analisis serat mempunyai peranan penting dalam menentukan pakan

ternak terutama untuk ruminansia .

Page 32: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

18

HIPOTESIS

Diduga bahwa penggunaan berbagai macam bahan pakan sumber protein

dalam pembuatan pelet pakan komplit berbasis tongkol jagung dapat

meningkatkan konsumsi protein kasar dan serat kasar kambing kacang jantan.

Page 33: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

19

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juli sampai Oktober 2015.

Penelitian dimulai dengan pembuatan Pelet pakan komplit yang akan

dilaksanakan di Laboratorium Industri Pakan Universitas Hasanuddin kemudian

dilanjutkan dengan analisis kandungan protein kasar dan serat kasar berdasarkan

analisis proksimat di Laboratorium Kimia Pakan Ternak Fakultas Peternakan,

Universitas Hasanuddin.

Materi Penelitian

Bahan pakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tongkol jagung,

tepung jagung, dedak padi, tepung tapioka, tepung rese, bungkil kedelai, urea,

tepung ikan, molases, mineral sapi, air dan garam dapur. Bahan yang digunakan

untuk analisis proksimat yaitu pelet tongkol jagung setiap perlakuan dan sisanya,

H2SO4 0,3 N, NaOH 1,5 N, kertas saring, aquades, alkohol 95%, selenium mix,

H2SO4 pekat, H3BO3, Indikator mix, H2SO4 0,0171 N.

Peralatan yang digunakan adalah timbangan, mesin penggiling, mesin pelet,

dan baskom. Alat yang digunakan untuk analisis proksimat, yaitu Neraca

aanalitik, tabung khejdal, destruktor, labu ukur, corong, pipet skala 5 ml, pompa

pengisap, gelas ukur 100ml, gelas ukur 50 ml, labu destilasi, destilator, erlemeyer,

alat untuk titrasi, gelas piala 600 ml, penangas listrik, tabung reaksi 100 ml yang

bertutup, sintired glass, pompa vakum, oven dan tanur.

Page 34: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

20

Metode Penelitian

Penelitian ini di rancang dengan menggunakan Rancangan Bujur Sangkar

Latin (RBSL) 4 4 (4 perlakuan dan 4 ulangan). Adapun keempat perlakuan

tersebut sebagai berikut:

P1 : Pelet pakan komplit mengandung tepung ikan

P2 : Pelet pakan komplit mengandung Urea

P3 : Pelet pakan komplit mengandung bungkil kedelai

P4 : Pelet pakan komplit mengandung tepung rese

Denah perlakuan pelet pakan komplit pada kambing kacang jantan dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Denah Perlakuan Pelet Tongkol Jagung pada Kambing Kacang

Jantan Selama Penelitian

Periode Kambing

A B C D

I P1 P2 P4 P3

II P2 P1 P3 P4

III P4 P3 P1 P2

IV P3 P4 P2 P1

Page 35: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

21

Komposisi bahan pada setiap perlakuan tertera pada tabel 2.

Tabel 2. Komposisi Bahan Pakan Tiap Perlakuan Pelet Tongkol Jagung

pada Kambing Kacang Jantan

Bahan (%) Perlakuan (%)

P1 P2 P3 P4

Tongkol Jagung 50 50 50 50

Dedak padi 11 15 11 12,9

Tepung Jagung 8,4 10,9 8 10

Bungkil Kelapa 5 5 5 5

Tapioka 1 1 1 1

Tepung rese 0 0 0 4,1

Bungkil Kedelai 0 0 8 0

Urea 0 1,1 0 0

Tepung Ikan 7,6 0 0 0

Molases 15 15 15 15

Garam 1 1 1 1

Mineral Mix 1 1 1 1

Total 100 100 100 100

Kandungan nutrisi dari bahan pakan yang akan digunakan dalam pembuatan

pelet pakan komplit dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Kandungan Nutrisi Setiap Bahan Pakan Pelet Tongkol Jagung

Sumber: a=Anonim (2009). b= Miles and Jacob (2013). c= Anggorodi (1995).

d= Suryaningrum (2011)

Bahan Pakan BK

(%)

PK

(%)

SK

(%)

LK

(%)

Ca P

Tongkol jagunga

90,62 2,8

25,38

1,8

- -

Tepung Ikanc

89,7 59,0

5,7

9,0

5,5 2,6

Tepung Resed

91,4 45 17,59 6,62 7,76 1,31

Urea

- 287 3 14,8 12 5

Bungkil kedelaic

88,6 49,0

3,5

1,5

0,32 0,24

Bungkil Kelapa 87,9 21,5 15 2 0,2 0,2

Dedak padic

89,6 12,9

11,4

13,0

0,04 0,21

Tepung Tapiokac

89,7 2,5

4,0

0,5

0,3 0,12

Tepung jagungc

89,1 9,0

2,0

4,0

0,02 0,1

Molasesc

87,5 4,0

0,38 0,08 1,5 0,1

Mineral sapi - - - - 16,2 5,2

Garam - - - - 0,1 -

Page 36: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

22

Kandungan mineral sapi pelet pakan komplit per kilogram dapat dilihat

pada tabel 4.

Tabel 4. Kandungan Mineral Sapi Per Kilogram

Kandungan Jumlah (mg)

Calcium 165.000

Phosphor 52.000

Sodium 157.000

Iron 2.500

Copper 2.500

Manganese 125

Iodine 50

Inc 5.000

Selenium 10 Sumber: PT. Medion

Kandungan nutrisi pelet pakan komplit pada setiap perlakuan yang akan

diberikan dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Kandungan Nutrisi Pelet Tongkol Jagung pada Setiap Perlakuan

Jumlah Perlakuan (%)

P1 P2 P3 P4

Bahan Kering 87,31 85,93 87,10 87,53

Protein Kasar 12,71 12,72 11,31 12,70

Serat Kasar 15,35 15,30 15,08 16,88

Lemak Kasar 4,10 3,16 2,63 3,34

Ca 0,91 0,53 0,44 1,34

P 0,34 0,168 0,13 0,26 Sumber: Formulasi Ransum Pelet Tongkol Jagung

Prosedur Pembuatan Pelet Pakan Komplit

Tongkol jagung dan bahan pakan lainnya yang masih kasar di giling halus

terlebih dahulu dengan menggunakan grinder (mesin penggiling). Kemudian

setiap bahan pakan ditimbang berdasarkan formulasi tiap perlakuan dan dicampur

secara merata. Dilakukan pencetakan dengan menggunakan mesin pelet. Untuk

molases ditambahkan air 15% kemudian dicampurkan ke dalam bahan pakan yang

telah dicampur.

Page 37: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

23

Prosedur pembuatan pelet pakan komplit untuk kambing kacang jantan

dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 4. Prosedur Pembuatan Pelet pakan komplit untuk Kambing Kacang

Jantan.

Kandang Metabolisme

Penelitian ini menggunakan 4 ekor kambing kacang jantan dengan umur 1,5

– 2,0 tahun. Kambing di tempatkan dalam kandang metabolisme yang dilengkapi

tempat pakan dan urine. Kandang ini dipasangi ram plastik di bawah lantai

kandang yang berfungsi sebagai filtrasi feses dan urine, corong plastik dan toples

dipasang di bawah ram plastik untuk menadah urine, sehingga feses dan urine

tertampung dalam penampungan masing-masing.

Tongkol

Jagung

Penggilingan Bahan Pakan

Yang Masih

Kasar

Formulasi

Penimbangan

Molases + air +5 % + mineral

Mixing

Pelleting

Pelet Pakan Komplit

Page 38: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

24

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini berlangsung 4 periode penelitian, tiap periode dibagi 2 tahap

yaitu tahap pertama pembiasaan selama 10 hari dan tahap kedua yaitu

pengambilan data selama 5 hari. Pembiasaan pakan dimaksudkan agar ternak

terbiasa dengan pakan yang ditawarkan, dan semua pakan yang dimakan

sebelumnya sudah keluar semua selama 10 hari. Periode koleksi atau pengambilan

data selama 5 hari adalah data yang diambil merupakan pengaruh pakan

perlakuan. Sedangkan pemberian pakan dan air minum dilakukan secara ad-

libitium.

Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel pakan pelet dan sisa dilakukan setiap hari selama

koleksi disetiap periode penelitian. Sampel yang terkumpul dicampur secara

homogen kemudian diambil 10% untuk kebutuhan analisis di laboratorium.

Peubah yang Diukur

Penentuan Kadar Protein Kasar (Horwitz, 2000)

Kadar protein kasar dapat ditentukan dengan metode Kjeldahl. Metode ini

terdiri dari tiga tahap yaitu destruksi, distilasi dan titrasi. Mula-mula sampel

ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukkan kedalam labu Kjeldahl (dapat juga

menggunakan tabung reaksi). Kemudian ditambahkan dengan 1 gram CuSO4 dan

ditambah dengan 2,5 mL H2SO4 pekat. Selanjutnya cuplikan didestruksi selama

2 jam pada suhu 100 ºC. Setelah hasil destruksi didinginkan, kemudian

dimasukkan kedalam labu bulat yang telah diberi batu didih dan ditambah dengan

50 mL aqua DM serta 15 mL NaOH 50 % w/v dan dilakukan distilasi. Distilat

Page 39: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

25

ditampung dalam erlenmeyer yang berisi 10 mL HCl 0,02 N; 4 tetes metil merah

dan 4 tetes metilen biru hingga volume total mencapai 40 mL. Kemudian larutan

dalam erlenmeyer dititrasi dengan larutan NaOH yang telah distandarisasi dengan

larutan H2C2O4 0,02 N. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna dari

ungu menjadi hijau. Volume NaOH yang digunakan untuk titrasi dicatat.

Replikasi untuk masing-masing cuplikan sebanyak lima kali. Kadar protein kasar

dihitung dengan menggunakan rumus:

( )

Keterangan:

y = ml NaOH untuk penitar blanko

z = ml NaOH untuk titar sampel

titarNaOH = konsentrasi NaOH

= normalitas NaOH

x = bobot sampel (gr)

Konsumsi Protein kasar dihitung berdasarkan rumus :

Konsumsi BK = (Konsumsi pelet segar x Kadar BK pelet) – (Sisa pelet segar x

Kadar BK sisa pelet)

Konsumsi PK = ( ) ( )

Keterangan:

PK = Protein Kasar

BK = Bahan Kering

Serat Kasar

Yang disebut serat kasar adalah semua zat organik yang tidak dapat larut

dalam H2SO4 0,3 N dan dalam NaOH 1,5 N yang berturut-turut dimasak selama

Page 40: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

26

30 menit (selulosa, lignin, sebagian dari pentosan-pentosan) (Anggorodi, 1994).

Analisa bahan makanan terhadap kadar serat kasarnya dilakukan sebagai

berikut (Anggorodi, 1994): sampel ditimbang kira-kira sebanyak 0,5-1 gram (x

gram), dimasukkan ke dalam gelas piala 600 ml dan ditambahkan 50ml H2SO4

0,3N lalu dipanaskan di atas pemanas listrik selama 30 menit. Selanjutnya

ditambahkan 25 ml NaOH 1,5 N dan terus dimasak selama 30 menit. Cairan

disaring melalui kertas saring yang bobotnya telah diketahui (a gram) serta sudah

dikeringkan dalam alat pengering pada suhu 105 - 110oC selama satu jam,

kemudian dimasukkan ke dalam corong Buchner. Penyaringan dilakukan dalam

labu penghisap yang dihubungkan dengan pompa vakum.

Selama penyaringan endapan dicuci berturut-turut dengan aquades panas

secukupnya, 50 ml H2SO4 0,3N, aquades panas secukupnya dan terakhir dengan

25 ml acetone. Kertas saring dan isinya dimasukkan ke dalam cawan porselen

dan dikeringkan selama satu jam dalam oven pada suhu 105oC, kemudian

didinginkan dalam eksikator dan ditimbang (b gram). Selanjutnya cawan porselen

serta isinya dibakar atau diabukan dalam tanur listrik pada suhu 400-600oC

sampai abu menjadi putih seluruhnya, kemudian diangkat dan didinginkan dalam

eksikator dan ditimbang (c gram).

Kadar serat kasar dihitung dengan menggunakan rumus:

( ) ( )

Keterangan:

x = bobot contoh

a = bobot kertas saring

b = bobot kertas saring + sampel setelah dioven

c = bobot kertas saring + sampel setelah ditanur

Page 41: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

27

Konsumsi Serat Kasar dihitung berdasarkan rumus :

Konsumsi Serat Kasar = ( ) ( )

Keterangan:

BK = Bahan Kering

SK = Serat Kasar Pelet

Pengolahan Data

Data dianalisis dengan analisis ragam menurut Rancangan Bujur Sangkar

Latin 4 4 (4 perlakuan dan 4 ulangan). Adapun perlakuan berpengaruh nyata

terhadap parameter yang diukur akan diuji dengan menggunakan Uji Jarak

Berganda Duncan. Dengan model matematika sebagai berikut.

Yijk = µ + ßi + Κj + Ƭk + ξ ijk

Ket: µ = rataan umum

ßi = pengaruh baris ke-i

Κj = pengaruh kolom ke-j

Ƭk = pengaruh perlakuan ke k

ξ ijk = pengaruh galat

Page 42: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

28

HASIL DAN PEMBAHASAN

Nilai rataan konsumsi Protein Kasar dan Serat Kasar Kambing Kacang

Jantan terhadap Pelet Tongkol Jagung dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Rataan Niai Konsumsi Protein Kasar dan Serat Kasar

Parameter Perlakuan (gram/hari)

P1 P2 P3 P4

Konsumsi Protein Kasar 108,89b

90,92cd

73,40d

145,17a

Konsumsi Serat Kasar 341,65b

308,08cd

256,59d

415,43a

Keterangan: Superskrip yang berbeda pada baris yang sama menunjukkan berbeda

sangat nyata ( P<0,01)

Konsumsi Protein Kasar

Sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata

(P<0,01) terhadap konsumsi protein kasar pelet tongkol jagung yang mengandung

bahan pakan sumber protein berbeda pada kambing kacang jantan. Uji Duncan

menunjukkan bahwa konsumsi protein kasar perlakuan P4 sangat nyata (P<0,01)

lebih tinggi daripada perlakuan P1, P2 dan P3. Perlakuan P1 nyata (P<0,05) lebih

tinggi daripada perlakuan P2 dan P3. Sedangkan perlakuan P2 dan P3 tidak nyata

(P>0,05) atau sama pengaruhnya terhadap konsumsi protein kasar pada kambing

kacang jantan. Parakassi (1999) menjelaskan bahwa tingkat perbedaan konsumsi

dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor ternak (bobot badan dan

umur), tingkat kecernaan pakan, kualitas pakan dan palatabilitas. Kemudian Van

Soest (1994) menambahkan bahwa menurunnya tingkat konsumsi dapat

disebabkan oleh rendahnya kualitas pakan yaitu kandungan protein.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi protein kasar pada

perlakuan P4 berbeda sangat nyata dengan perlakuan P1, P2 dan P3. Konsumsi

protein kasar kambing kacang jantan yang diberikan pelet tongkol jagung yang

Page 43: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

29

bahan pakan sumber proteinnya adalah tepung rese lebih tinggi dibandingkan

dengan yang lainnya. Hal ini mungkin dikarenakan kadar protein dari perlakuan

P4 lebih tinggi daripada perlakuan lainnya setelah dilakukan uji di laboratorium.

Selain itu jika bahan baku limbah kepala udang bagus dan proses pengolahannya

menjadi tepung rese juga baik maka kandungan proteinnya pun tidak rusak.

Purwatiningsih (1990) menambahkan bahwa tepung limbah udang mengandung

semua asam amino essensial, juga sebagai sumber asam amino aromatik seperti

fenilalanin dan tirosin yang kandungannya lebih tinggi daripada tepung ikan, lisin

cukup tinggi yaitu 4,58% serta sumber asam amino bersulfur (S) dengan

kandungan metionin sebesar 1,26%.

Lebih tingginya konsumsi protein kasar perlakuan P4 daripada P1 dapat

disebabkan oleh bahan baku bahan pakan sumber protein yaitu tepung rese lebih

baik daripada tepung ikan. Selain itu proses pengolahannya menjadi tepung juga

berpengaruh terhadap kandungan proteinnya. Hal ini pun dijelaskan oleh

Abdullah, dkk. (2007) bahwa kualitas tepung ikan juga sangat bervariasi

tergantung pada beberapa faktor, terutama kualitas bahan baku dan proses

pembuatannya. Pemanasan yang berlebihan menghasilkan tepung ikan yang

berwarna cokelat dan kadar protein atau asam aminonya cenderung menurun atau

menjadi rusak (Sitompul, 2004).

Konsumsi protein kasar P1 berbeda nyata dengan P2 dan P3. Hal ini

mungkin karena P1 adalah perlakuan yang kandungan protein kasarnya lebih

tinggi dibandingkan kedua perlakuan tersebut. Purnamasari, dkk. (2006)

menuliskan bahwa tepung ikan sebagai sumber protein hewani memiliki

Page 44: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

30

kedudukan yang penting yang sampai saat ini masih sulit digantikan

kedudukannya oleh bahan baku lain bila ditinjau dari kualitas maupun dari

harganya. Analisis proksimat pelet pakan komplit berbasis tongkol jagung

menunjukkan bahwa kadar protein kasar perlakuan P1 lebih tinggi daripada P2

dan P3. Jadi perlakuan P1 adalah perlakuan yang mengandung tepung ikan yang

kandungan proteinnya cukup tinggi. Hal ini dapat menjadi penyebab perbedaan

jumlah konsumsi protein kasar. Seperti yang dijelaskan Carvalho dkk. (2010)

bahwa kandungan protein kasar dan serat kasar dalam pakan yang digunakan

sangat berpengaruh terhadap konsumsi pakan.

Menurut data statistik perlakuan P2 tidak berbeda nyata dengan P3 namun

berdasarkan rata-rata konsumsi gram/hari terdapat perbedaan yang nyata.

Konsumsi protein kasar perlakuan P2 lebih tinggi daripada perlakuan P3 dan lebih

rendah dari perlakuan P4 dan P1 karena kandungan protein kasar yang terkandung

di dalam pelet perlakuan P2 lebih tinggi dari perlakuan P3 dan lebih rendah dari

perlakuan P4 dan P1. Hal ini disebabkan oleh daya cerna yang rendah karena

konsumsi makanan akan bertambah ketika daya cerna dari suatu pakan tinggi atau

cepat tercerna. Seperti yang dijelaskan oleh Wartoyo (2015) pada penelitian

sebelumnya bahwa wafer tongkol jagung dengan urea sebagai sumber proteinnya

memiliki daya cerna protein kasar yang rendah dikarenakan urea untuk

menghasilkan protein harus dirombak terlebih dahulu oleh mikroba rumen dalam

proses fermentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan P3 adalah perlakuan dengan

konsumsi protein kasar yang paling rendah. Ini dikarenakan kandungan protein

Page 45: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

31

kasar perlakuan P3 adalah yang terendah. Meskipun formulasi ransum disusun

agar semua perlakuan memiliki kadar protein kasar yang tidak berbeda namun uji

di laboratorium menunjukkan hasil yang sangat berbeda. Hal lain dijelaskan oleh

Parakassi (1999) bahwa Bungkil kedelai merupakan salah satu bahan pakan yang

sangat baik bagi ternak. Kadar protein bungkil kedelai dapat mencapai 50% .

Namun sebagai bahan makanan sumber protein asal tumbuhan, bungkil ini

mempunyai kandungan protein yang berbeda sesuai kualitas kacang kedelai

(Rasyaf, 1994).

Konsumsi Serat Kasar

Sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan berbeda sangat nyata (P< 0,01)

terhadap konsumsi serat kasar pelet tongkol jagung yang mengandung bahan

pakan sumber protein berbeda pada kambing kacang jantan.

Uji Duncan menunjukkan bahwa konsumsi serat kasar perlakuan P4 sangat

nyata (P<0,01) lebih tinggi daripada perlakuan P1, P2 dan P3. Perlakuan P1 nyata

(P<0,05) lebih tinggi daripada perlakuan P2 dan P3. Sedangkan perlakuan P2 dan

P3 tidak nyata (P>0,05) atau sama pengaruhnya terhadap konsumsi protein kasar

pada kambing kacang jantan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi serat kasar perlakuan P4

lebih tinggi dibandingkan perlakuan P1, P2 dan P3. Hal ini dapat disebabkan oleh

konsumsi pakan pada perlakuan P4 lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan

lainnya. Berbeda dengan protein kasar, kandungan serat kasar perlakuan P4

termasuk rendah dibandingkan dengan P3, P2 dan P1. Karena kandungan serta

kasar yang rendah sehingga konsumsi pelet perlakuan P4 menjadi tinggi. Serat

Page 46: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

32

kasar yang rendah menyebabkan daya cerna dari pakan menjadi tinggi sehingga

rumennya dengan cepat dapat terisi kembali oleh pakan yang baru. Hal ini

menyebabkan konsumsi dari pakan menjadi tinggi. Sumber energi ternak

ruminansia adalah serat kasar. Perry et. al., (2003) menyatakan bahwa konsumsi

makanan dipengaruhi terutama oleh faktor kualitas makanan dan oleh faktor

kebutuhan energi ternak yang bersangkutan.

Konsumsi serat kasar perlakuan P1 berbeda nyata dengan P2 dan P3.

Kandungan serat kasar perlakuan P3 tidak berbeda jauh dengan P4 sehingga

konsumsi serat kasarnya lebih tinggi dibandingkan dengan P2 dan P3. Karena

serat kasarnya yang rendah sehingga daya cernanya pun cukup tinggi. McDonald

et. al., (2002) menjelaskan bahwa kecernaan yang tinggi dan laju digesta yang

cepat akan meningkatkan konsumsi ransum.

Uji Duncan menunjukkan bahwa konsumsi serat kasar perlakuan P2 dan P3

tidak berbeda nyata. Konsumsi serat kasarnya terendah karena kandungan

seratnya yang tinggi. Serat kasar yang tinggi menyebabkan daya cerna dari pakan

menjadi rendah sehingga rumennya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

terisi kembali oleh pakan yang baru. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya

konsumsi serat kasar dari perlakuan P2 dan P3.

Page 47: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

33

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa bahan pakan sumber

protein yang paling baik digunakan sebagai bahan tambahan pelet tongkol jagung

untuk memenuhi kebutuhan protein kasar dan serat kasarnya adalah tepung rese

dan tepung ikan.

Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih banyak tentang pemanfaatan tongkol

jagung sebagai bahan pakan sumber serat kasar untuk ternak ruminansia dalam

berbagai macam pakan komplit khususnya pakan komplit berbentuk pelet.

Page 48: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

34

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,Marjuki; Kusmartono; Suyadi; Soebarinoto dan M.Winugroho.2005.

Pengaruh pemberian tepung ikan lokal dan impor terhadap

pertumbuhan bobot badan, tingkah laku seksual, dan produksi

semen kambing kacang. Journal vol. 9 No.3 Hlm. 135-144.

Anggorodi, R. 1994. Ilmu Makanan Ternak Umum. Penerbit : PT. Gramedia

Pustaka Utama. Jakarta.

_______. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas. Penerbit : PT. Gramedia Putaka

Utama. Jakarta.

Arora, S. P., 1989. Pencernaan Mikroba Pada Ruminansia. Penerjemah: R.

Murwani dan B Srigandono. Penerbit : Gadjah Mada University

Press. Yogyakarta.

_______. 1995. Pencernaan Mikroba pada Ruminansia. Terjemahan: R.

Murwani. Penerbit : Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Ashes, J.R., B.D. Sieber, S.K. Gulati, A.Z. Cuthbertson, and T.W. Scott. 1992.

Incorporation of fatty acids of fish oil into tissue and serum lipids

Of ruminants. Lipids. 27 (8) : 629-631.

Devendra, C. dan M. Burns. 1994. Produksi Kambing di Daerah Tropis.

Terjemahan: IDK Haryaputra. Penerbit: ITB. Bandung.

Djunaidi, I. H, T. Yuwanta, Supadmo dan M. Nurcahyanto. Pengaruh penggunaan

Limbah Udang Hasil Fermentasi dengan Aspergillus niger

Terhadap performan dan Bobot Organ Pencernaan Broiler.

Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya. Malang.

Ensminger, M.E. 2002. Sheep and Goat Science (Animal Agriculture Series). 6th

Edition. Interstate Publishers, INC. Danville, Illinois.

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo dan A. D. Tilman. 1990. Tabel Komposisi Pakan

Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Herman, R., 1980. Ternak kambing. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian

Bogor. Bogor. Hal 1-19..

Kamal, M., 1997. Kontrol kualitas pakan ternak. Laboratorium Makanan Ternak

Jurusan Nutrisi Dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Page 49: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

35

Krisnan, Rantan dan Ginting, S. P. 2009. Penggunaan solid ex-decanter sebagai

Perekat pembuatan pakan komplit berbentuk pelet: evaluasi fisik

Pakan Komplit berbentuk pelet

Lammers, B. P., A. J. Heinrichs and V. A. Ishler. 2003. Use of total mixed rations

for diary cows. Departement of Dairy and Animal Science, The

Pennsylvania State University.

http://www.das.psu.edu~dairynutritiod documents. (24 Maret

2013).

Mandell, I.B., J.G. Buchanan-Smith, B.J. Halub, and C.P. Campbell. 1997. Effects

of fish meal in beef cattle diets on growth performance, carcass

characteristics, and fatty acid composition of longissimus muscle.

J. Anim. Sci. 75 : 910- 919.

Martini dan Sitompul, Saulina. 2005. Penetapan serat kasar dalam pakan ternak

Tanpa ekstraksi lemak. Prosiding temu teknisi nasional tenaga

Fungsional pertanian. Hal. 96.

McDonald, P. R.A, Edwards. and Greenhalg, JFD, Morgan CA. 2002. Animal

Nutrition Sixth edition. Publisher: Pearson Education Limited.

England. Hlm 90-95.

Mulyono, S. dan B. Sarwono. 2010. Penggemukan Kambing Potong. Penerbit :

Penebar Swadaya, Jakarta.

Nursasih, E. 2005. Kecernaan zat makanan dan efisiensi pakan pada kambing

Peranakan Etawah yang mendapat ransum dengan sumber serat

berbeda. Skripsi. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor.

Bogor.

Orskov, E. R. 1988. The Feeding of Ruminant Principles and Practice.

Publisher:Chalombe. Marlow.

Parakkasi, A., 1999. Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia. Penerbit :

Universitas Indonesia. Jakarta.

Perry, T. W., A. E. Cullison and R. S. Lowrey. 2003. Feed & Feeding. 6nd

Ed.

Pearson Education, Inc. Upper SaddleRiver. New Jersey.

Pike, I.H., E.L. Miller, and K. Short. 1994. The role of fish meal in dairy cow

feeding. IFOMA Technical Bulletin 27 (August 1994). IFOMA, St

Albans, Hertfordshire, UK.

Page 50: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

36

Purnamasari, Elly; Bambang I.G; Andi, N.A.2006. Potensi dan

Pemanfaatan bahan baku produk tepung ikan. EPP.Vol 3 No.2:1-7

Rangkuti, J. H. 2011. Produksi dan kualitas susu kambing peranakan etawah

(PE) pada kondisi tatalaksana yang berbeda. Departemen ilmu

Produksi dan teknologi peternakan. Fakultas Peternakan. Institut

Pertanian Bogor.

Rasyaf, Muhammad. 1992. Seputar Makanan Ayam Kampung. Penerbit: Kanisus.

Yogyakarta.

_______. 1994. Makanan Ayam Broiler. Penerbit : Kanisius. Yogyakarta.

Rohaeni, E. S., Subhan dan A. Darmawan. 2006. Kajian penggunaan pakan

Lengkap dengan memanfaatkan janggel jagung terhadap

pertumbuhan sapi. Pros. Lokakarya nasional jejaring

pengembangan sistem integrasi jagung Sapi. Pontianak, 9-10

Agustus 2006. Puslitbang Peternakan, Bogor. Hlm.185-192.

Romziah, S.B. R.S. Wahyuni dan R. Bijanti. 2003. Kajian kualitas dan potensi

Formula pakan komplit vetunair terhadap pertumbuhan pedet.

Proseding Seminar Nasional Aplikasi Biologi Molekuler di Bidang

Veteriner dalam Menunjang Pembangunan Nasional, Surabaya, 1

Mei 2003.

Rudiah. 2011. Respon kambing kacang jantan terhadap waktu pemberian

Pakan. Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu. Jurnal . Hal

: 67 –74.

Setiawa, Eka. 2014. Pemanfaatan limbah jagung (tongkol, klobot, dan jerami)

sebagai pakan ternak. http://ekasetiawanfapetunja.blogspot.com

(selasa, 24 November 2015)

Siregar, S.B. 2004. Ransum Ternak Ruminansia. Penerbit : Penebar Swadaya.

Jakarta.

Sitompul, Saulina.2004. Analisis asam amino dalam tepung ikan dan bungkil

Kedelai. Buletin Teknik Pertanian. Vol 9 No.1.

Soebarinoto, S. Chuzaemi dan Mashudi. 1991. Ilmu gizi ruminansia. Jurusan

Nutrisi dan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas

Brawijaya. Malang.

Page 51: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

37

Suprapto, H., F.M. Suhartati, dan T. Widiyastuti. 2013. Kecernaan serat kasar dan

lemak kasar complete feed limbah rami dengan sumber protein

berbeda pada kambing pernakan etawa lepas sapih. Jurnal Ilmiah

Peternakan 1(3):938-946.

Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprodjo, S. Prawirokusumo, dan S.

Lebdosoekojo. 1998. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Penerbit :

Gadjah Mada Univesity Press, Yogyakarta.

Tjokroadikoesoemo, P.S. 1989. HFS dan Industri Ubi Kayu Lainnya. Penerbit :

PT. Gramedia, Jakarta.

Tomaszewska, M. W., J. M. Mastika, A. Djajanegara, S. Gardiner, dan T. R.

Wiradarya. 1993. Produksi Kambing dan Domba di Indonesia.

Penerbit :Sebelas Maret University Press. Surabaya.

Uhi, Harry Triely. Perbandingan suplemen katalitik dengan bungkil kedelai

Terhadap penampilan domba (comparative of catalytic supplement

and Soybean meal on performance of sheep). Jurnal Ilmu Ternak,

Juni 2006, Vol. 6 No. 1; 1 – 6.

Wartoyo, Erwin Eko. 2015. Daya cerna serat kasar dan protein kasar wafer

tongkol jagung mengandung sumber protein bebeda pada kambing

kacang jantan. Fakultas peternakan Universitas Hasanuddin.

Makassar. Skripsi hal: 23

Wodzicka, M., Tomaszewska, I. M. Mastika. A. Djajanegara. S. Gardiner dan

T.R. Wiradarya. 1993. Produksi Kambing dan Domba di

Indonesia.: I.M. Mastika, K.G. Suryana, I.G.L. Oka, dan I.B.

Sutrisna.Penerbit : Universitas Sebelas Maret Press. Surakarta.

Zakariah, Maskari. 2013. Pelleting. http://maskarizakariah.blogspot.com (diakses

30 Maret 2015).

Page 52: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

38

LAMPIRAN

Lampiran 1. Konsumsi Protein Kasar Pelet Tongkol Jagung Berdasarkan

Rancangan Percobaan

Periode Konsumsi Protein Kasar

Total 1 2 3 4

I 111,21(P1) 91,19(P2) 119,52(P4) 80,64(P3) 402,57

II 94,82(P2) 135,52(P1) 76,61(P3) 140,65(P4) 447,59

III 175,56(P4) 75,43(P3) 81,90(P1) 90,54(P2) 423,42

IV 60,92(P3) 144,95(P4) 87,12(P2) 106,95(P1) 399,94

Total 442,51 447,10 365,15 418,78 1673,52

Lampiran 2. Jumlah dan Rataan Masing-masing Perlakuan Konsumsi Protein

Kasar

Perlakuan Jumlah Rataan

1 435,57 108,89

2 363,67 90,92

3 293,60 73,40

4 580,68 145,17

Lampiran 3. Uji Duncan Konsumsi Protein Kasar

Perlakuan N Subset

1 2 3

Duncan P1 4 73,402

P2 4 90,917 90,917

P3 4 108,890

P4 4 145,168

Sig. ,211 ,200 1,000

Lampiran 4. Konsumsi Serat Kasar Pelet Tongkol Jagung

Periode Konsumsi Serat Kasar

Total 1 2 3 4

I 339,96(P1) 309,18(P2) 350,73(P4) 273,77(P3) 1273,63

II 321,07(P2) 412,02(P1) 255,92(P3) 405,73(P4) 1394,74

III 481,66(P4) 266,77(P3) 286,05(P1) 307(P2) 1341,47

IV 229,92(P3) 423,62(P4) 295,09(P2) 328,59(P1) 1277,22

Total 1372,61 1411,59 1187,78 1315,08 5287,06

Page 53: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

39

Lampiran 5. Jumlah dan Rataan Masing-masing Perlakuan Konsumsi Serat Kasar

Perlakuan Jumlah Rataan

1 1366,62 341,65

2 1232,33 308,08

3 1026,37 256,60

4 1661,74 415,44

Lampiran 6. Uji Duncan Konsumsi Serat Kasar

Perlakuan N Subset

1 2 3

Duncan P1 4 256,591

P2 4 308,084 308,084

P3 4 341,654

P4 4 415,435

Sig. ,105 ,260 1,000

Page 54: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

40

DOKUMENTASI

Kandang Metabolisme

Pengambilan tongkol jagung

Proses pengukusan limbah kepala udang untuk dijadikan tepung rese

Page 55: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

41

Proses pembuatan tepung ubi kayu

Proses pencampuran pakan

Page 56: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

42

Ransum dimasukkan ke mesin pelet Penjemuran pakan

Pakan siap diberikan ke kambing

Page 57: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

43

Proses pengambilan sampel

Analisis di laboratorium

Page 58: KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR PELET … · SOLANDEVEN, rekan Asisten Praktikum Ilmu Nutrisi Ternak Adriawan Zainuddin, S.Pt, Mita Arifa Hakim, Herdi Dwi Wibowo, Andi Sukma

44

RIWAYAT HIDUP

Yuliana Padli, lahir pada tanggal 4 Desember 1992 di

Takalar, Sulawesi Selatan. Penulis adalah anak pertama dari

empat bersaudara. Anak dari pasangan bapak Paharuddin,

S.Pd dan ibu Nurlina, S.Pd. Jenjang pendidikan formal yang

pernah ditempuh adalah Sekolah Dasar Negeri Manuju pada

tahun 1999 sampai tahun 2005. Pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan ke

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Polombangkeng Utara dan lulus pada tahun

2008. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Takalar dan lulus

pada tahun 2011. Setelah menyelesaikan pendidikan di SMA pada tahun 2011

penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Hasanuddin Fakultas Peternakan

Prodi Ilmu Peternakan.