Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

17
Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden, Pengaruh Teman Sebaya, Ketersediaan, dan Keterpaparan Media Massa pada Siswa di SMA Negeri 115 Jakarta Tahun 2013 Febby Mandira dan Yvonne M. Indrawani ABSTRAK Konsumsi buah dan sayur pada remaja masih banyak yang belum mencukupi gizi seimbang, yaitu konsumsi buah 2-3 porsi sehari dan sayur 3-5 porsi sehari. Konsumsi buah dan sayur rendah pada remaja dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif di masa dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada remaja tengah di Jakarta. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional yang dilakukan pada Bulan Februari sampai Juni 2013 di SMA Negeri 115 Jakarta dengan 168 responden dari kelas X dan kelas XI. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan formulir FFQ yang diisi sendiri oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 42,3% responden yang mengonsumsi memenuhi anjuran gizi seimbang. Penelitian ini menggunakan uji chi square dan diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara sikap (OR=3,562; CI=1,137-9,256) dengan konsumsi buah dan sayur. Kata kunci: konsumsi buah, konsumsi sayur, sikap. Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.

Transcript of Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

Page 1: Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden, Pengaruh Teman Sebaya, Ketersediaan, dan Keterpaparan Media

Massa pada Siswa di SMA Negeri 115 Jakarta Tahun 2013

Febby Mandira dan Yvonne M. Indrawani

ABSTRAK

Konsumsi buah dan sayur pada remaja masih banyak yang belum mencukupi gizi seimbang, yaitu konsumsi buah 2-3 porsi sehari dan sayur 3-5 porsi sehari. Konsumsi buah dan sayur rendah pada remaja dapat menyebabkan berbagai penyakit degeneratif di masa dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur pada remaja tengah di Jakarta. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional yang dilakukan pada Bulan Februari sampai Juni 2013 di SMA Negeri 115 Jakarta dengan 168 responden dari kelas X dan kelas XI. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan formulir FFQ yang diisi sendiri oleh responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 42,3% responden yang mengonsumsi memenuhi anjuran gizi seimbang. Penelitian ini menggunakan uji chi square dan diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan antara sikap (OR=3,562; CI=1,137-9,256) dengan konsumsi buah dan sayur.

Kata kunci: konsumsi buah, konsumsi sayur, sikap.

Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.

Page 2: Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

ABSTRACT Fruit and vegetables consumption in adolescents is still less than adequate nutrition balanced, the consumption of 2-3 servings of fruit and 3-5 servings of vegetables a day. Low fruit and vegetable consumption in adolescents can lead to various degenerative diseases in adulthood. This study aims to determine the factors associated with fruit and vegetable consumption among middle adolescents in Jakarta. This study uses cross-sectional design conducted in February until June 2013 in SMAN 115 Jakarta with 168 respondents from class X and class XI. Data were collected through the questionnaires and self-administered Food Frequency Questionnaire form by respondents. The results showed that 42.3% of respondents of fruit and vegetables consumption is good. This study used chi square, there was significant association between attitude (OR = 3.562; CI = 1.137 to 9.256) with fruit and vegetable consumption.

Keywords: fruit consumption, vegetable consumption, attitudes.

Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.

Page 3: Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

Pendahuluan

Perubahan pola konsumsi makanan merupakan salah satu perubahan gaya

hidup yang terjadi pada remaja, baik remaja perempuan maupun laki-laki. Gaya

hidup remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sikap dan pengetahuan serta

preferensi (kesukaan) terhadap makanan (Worthington-Robert & Williams, 2000).

Saat ini, remaja cenderung mengonsumsi makanan tidak sehat, yakni rendah

serat, tinggi kalori, dan tinggi kandungan lemak, dibandingkan mengonsumsi buah

dan sayur (Farida, 2010). Padahal kebiasaan makan semasa remaja akan

berdampak pada kesehatan dalam fase kehidupan dewasa dan usia lanjut (Arisman,

2007).

Kecenderungan remaja untuk mengonsumsi makanan tidak sehat tersebut

mengurangi remaja untuk mengonsumsi buah dan sayur. Padahal buah dan sayur

mengandung banyak vitamin dan mineral yang bermanfaat untuk pertumbuhan dan

perkembangan remaja.

Rendahnya konsumsi buah dan sayur juga diperkirakan menyebabkan 19%

kanker gastroinstestinal, 31% penyakit jantung iskemik, dan 11% stroke di dunia.

Konsumsi buah dan sayur dapat mencegah penyakit kardiovaskular dan beberapa

jenis kanker terutama dari sistem pencernaan (WHO, 2002).

Di Indonesia, rekomendasi konsumsi buah dan sayur menurut Pedoman Umum

Gizi Seimbang adalah 5 - 8 porsi dalam satu hari, terdiri dari konsumsi buah

sebesar 2 - 3 porsi dan konsumsi sayur sebesar 3 - 5 porsi sehari.

Kebiasaan dan pola makan remaja dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Faktor internal yang memengaruhi konsumsi buah dan sayur, diantaranya

adalah preferensi (kesukaan) terhadap makanan. Sedangkan, faktor eksternal yaitu

ketersediaan makanan, teman sebaya, dan media masa (Brown, 2005).

Hal ini sejalan dengan penyataan Kristjansdottir et al. (2006) bahwa preferensi,

sikap, pengetahuan dan ketersediaan buah dan sayur di rumah memengaruhi

konsumsi buah dan sayur pada remaja usia 11 tahun di Islandia. Menurut

Kristjandottir et al. (2006) dan Rajos (2001) jenis kelamin juga berpengaruh terhadap

konsumsi buah dan sayur. Selain beberapa faktor tersebut, paparan iklan televisi

untuk buah dan sayur juga memengaruhi konsumsi buah dan sayur anak-anak di 9

Negara di Eropa (Klepp et al., 2007)

Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.

Page 4: Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

Prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur di dunia cenderung tinggi. Di Costa

Rica, terdapat 94% remaja yang kurang konsumsi buah dan sayur sesuai

rekomendasi Dietary Guidelines for Americans. Penelitian pada 5 Negara di Asia

Tenggara menunjukkan sebesar 76,3% remaja kurang mengonsumsi buah dan

sayur .

Di Indonesia, prevalensi nasional kurang makan buah dan sayur sekitar 93,6%

sedangkan prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur di DKI Jakarta sekitar

94,5% dan prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur di Jakarta Utara sekitar 96%

pada penduduk 10 tahun ke atas (Riskesdas, 2007). Penelitian yang dilakukan pada

remaja di 4 SMA terpilih di Jakarta Barat menunjukkan bahwa 92,1% remaja kurang

mengonsumsi buah dan 77,1% remaja kurang mengonsumsi sayur (Bahria, 2009).

Berdasarkan penelitian awal terhadap 40 siswa dan siswi pada Bulan Maret 2013,

prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur di SMA Negeri 115 Jakarta sekitar

87,5%.

Telah diketahui bahwa masa remaja merupakan masa saat pertumbuhan dan

perkembangan terjadi dengan cepat. Berat tubuh bertambah sebanyak 50% saat

remaja dan lebih dari 90% masa tulang telah terbentuk pada usia 18 tahun.

Beberapa faktor memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ini, diantaranya

adalah vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral banyak terkandung dalam buah dan

sayur. Oleh karena itu, tingginya prevalensi kurang konsumsi buah dan sayur

tersebut mengindikasikan banyak remaja yang kurang mengonsumsi buah dan

sayur sehingga dapat menimbulkan kurang gizi. Hal ini menjadi pertimbangan

peneliti untuk melakukan penelitian terhadap konsumsi buah dan sayur pada remaja

dan hubungannya dengan karakteristik responden (jenis kelamin, preferensi

terhadap buah dan sayur, sikap dan pengetahuan gizi), pengaruh teman sebaya,

ketersediaan buah dan sayur di rumah dan di sekolah, serta keterpaparan media

massa.

Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.

Page 5: Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

Tinjauan Teoritis

Gambar 3.1 Kerangka Teori Perilaku Konsumsi Buah dan Sayur modifikasi dari

Green (1980), Bloom (1974), Notoatmodjo (2007), Worthington-Roberts & Williams

(2000), Krummel & Kris-Etherton (1996), Fibrihirzani (2012), dan Farisa (2012).

Promosi Kesehatan dalam Bentuk Komunikasi Media Massa

Faktor Pemungkin: Ketersediaan di rumah Ketersediaan di sekolah

Faktor Penguat: - Contoh orang tua - Pola makan keluarga - Teman sebaya

Gaya Hidup

Perilaku Konsumsi Buah dan

Sayur

Faktor Predisposisi: -Internal

Sikap Kepercayaan Preferensi makanan Citra tubuh Self efficacy

- Eksternal Pengetahuan gizi Tingkat pendidikan Sosial ekonomi

 

Status  Gizi  

Faktor Individu Umur Jenis Kelamin

Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.

Page 6: Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif analisis yang bersifat

deskriptif. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional karena

pengambilan data variabel Independen dan dependen dilakukan secara bersamaan.

Variabel independen pada penelitian ini adalah karakteristik responden (jenis

kelamin, preferensi terhadap buah dan sayur, sikap dan pengetahuan gizi),

pengaruh teman sebaya, ketersediaan buah dan sayur di rumah dan di sekolah,

serta keterpaparan media massa. Sedangkan, variabel dependen pada penelitian ini

adalah konsumsi buah dan sayur.

Responden yang diteliti sebanyak 168 responden, yaitu siswa kelas X dan

kelas XI menggunakan teknik sampel random klaster. Setiap kelas pada kelas X dan

XI diacak untuk menentukan kelas mana yang akan dijadikan sampel (Ariawan,

1998). Pemilihan kelas diambil secara proporsional. Instrumen penelitian

menggunakan Kuesioner dan Form FFQ.

Setelah data terkumpul, dilakukan manajemen data. Manajemen data dilakukan

menggunakan perangkat lunak khusus untuk mengolah data penelitian. Beberapa

tahap manajemen data yang dilakukan, yaitu penyuntingan (Editing) data,

pengkodean (Coding) data, pemasukan (Entry) data, dan pembersihan (cleaning)

data.

Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat. Analisis univariat bertujuan

untuk menjelaskan karakteristik masing-masing variabel penelitian (Hastono, 2006).

Analisisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan

bermakna antara variabel independen (jenis kelamin, preferensi terhadap buah dan

sayur, sikap dan pengetahuan gizi, pengaruh teman sebaya, ketersediaan buah dan

sayur di rumah dan disekolah, serta keterpaparan media massa) dengan variabel

dependen (konsumsi buah dan sayur).

Uji yang digunakan dalam analisis bivariat adalah uji chi square (X2). Tujuan

dari digunakan uji chi square ini adalah untuk menguji perbedaan proporsi atau

persentase antara beberapa kelompok data. Prinsip dasar uji chi square adalah

membandingkan antara frekuensi yang terjadi (Observasi) dengan frekuensi yang

diharapkan (Ekspektasi). Uji ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara data

kategorik dengan kategorik (Hastono, 2006).

Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.

Page 7: Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

Dalam penelitian ini, digunakan ukuran rasio, yaitu Odds Ratio (OR). Odds

adalah istilah untuk menunjukkan rasio antara dua nilai variabel dikotomi, salah

satunya yaitu antara terpapar dan tidak terpapar (Murti, 1997).

Hasil Penelitian

Konsumsi Buah dan Sayur Total OR

(95% CI)

P-value

Kurang Baik n % n % n %

Karakteristik Responden

Jenis Kelamin Laki-laki 26 48.1 28 51.9 54 100 0.562

(0.292-.082)

0.118

Perempuan 71 62.3 43 37.7 114 100 Preferensi kurang baik 16 80.0 4 20.0 20 100 3.309

(1.056-.371)

0.057

baik 81 54.7 67 45.3 148 100

Sikap kurang baik 24 80.0 6 20.0 30 100 3.562 (1.371-

.256)

0.012

baik 73 52.9 65 47.1 138 100 Pengetahuan kurang baik 48 64.0 27 36.0 75 100 1.596

(0.856-2.976) 0.187 baik 49 52.7 44 47.3 93 100

Pengaruh Teman Sebaya

kurang baik 54 56.3 42 43.7 96 100 0.867

(0.466-.612) 0.769 baik 43 59.7 29 40.3 72 100

Ketersediaan di Rumah

kurang baik 13 72.2 5 27.8 18 100 2.043

(0.693-.019) 0.287 baik 84 56.0 66 44.0 150 100

Ketersediaan di Sekolah

kurang baik 90 58.4 64 41.6 154 100 1.406

(0.470-4.206) 0.742 baik 7 50.0 7 50.0 14 100

Keterpaparan Media Massa

kurang baik 4 50.0 4 50.0 8 100 0.720

(0.174-.984) 0.723 baik 93 58.1 67 41.9 160 100

 

Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.

Page 8: Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

Diskusi Pada penelitian ini, terdapat keterbatasan yaitu penggunaan metode untuk

mengukur konsumsi buah dan sayur dalam bentuk porsi. Peneliti mengukur

konsumsi buah dan sayur dengan Food Frequency Questionnaire (FFQ). Hasil FFQ

dimasukkan dalam persamaan (dapat dilihat pada lampiran 2) sehingga diperoleh

data konsumsi buah dan sayur dalam bentuk porsi. Keterbatasan penggunaan

metode ini karena persamaan yang digunakan peneliti merupakan persamaan yang

digunakan terhadap responden di Amerika Serikat dan belum tentu dapat

diaplikasikan di Indonesia. Hal ini karena terdapat perbedaan porsi dan standarisasi

antara Indonesia dengan Amerika Serikat. Selain itu, sebaiknya perhitungan tidak

dilakukan secara kuantitatif untuk penilaian asupan gizi menggunakan cara ini.

Di Indonesia, rekomendasi konsumsi buah dan sayur menurut Pedoman Umum

Gizi Seimbang (PUGS) adalah 5 sampai 8 porsi dalam satu hari, terdiri dari

konsumsi buah sebesar 2 sampai 3 porsi dan konsumsi sayur sebesar 3 sampai 5

porsi sehari (Depkes, 2005). Konsumsi buah dan sayur kurang apabila tidak

mencapai 5 porsi sehari (Riskesdas, 2007). Anjuran porsi sayuran dalam bentuk

tercampur untuk orang dewasa dalam sehari sebanyak 150-200 gram atau 1 ½ - 2

mangkok. Sedangkan, anjuran porsi buah dalam sehari untuk orang dewasa adalah

sebanyak 200-300 gram atau 2-3 potong sehari berupa pepaya atau buah lain

(Almatsier, 2009). 1 porsi buah dan sayur adalah 1 satuan penukar, misalnya 50

gram untuk 1 porsi pisang dan 100 gram untuk 1 porsi sayur (Mihardja et al., 2008).

Hanya 6,4% penduduk Indonesia usia 10 tahun ke atas yang cukup

mengonsumsi buah dan sayur. Di Provinsi Jakarta, konsumsi buah dan sayur cukup

pada kelompok umur 15-24 tahun hanya sebesar 3,8% (Riskesdas, 2007).

Pada penelitian ini, konsumsi buah dan sayur pada responden di SMA Negeri

115 Jakarta menggunakan metode FFQ. Berdasarkan penelitian tersebut, terdapat

42,3% responden mengonsumsi buah dan sayur sesuai anjuran dan sebesar 57,7%

responden tidak mengonsumsi buah dan sayur sesuai anjuran tersebut. Terlihat

bahwa responden yang mengonsumsi buah dan sayur tidak sesuai anjuran gizi

seimbang lebih banyak dibandingkan dengan responden yang mengonsumsi buah

dan sayur sesuai anjuran.

Rata-rata konsumsi buah responden adalah 6,1 porsi per hari. Rata-rata

konsumsi sayur responden adalah 5,1 porsi per hari. Terlihat bahwa rata-rata

Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.

Page 9: Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

konsumsi buah dan sayur mencukupi anjuran PUGS, yaitu konsumsi buah sebesar 2

sampai 3 porsi dan konsumsi sayur sebesar 3 sampai 5 porsi sehari. Hal ini juga

menunjukkan bahwa responden lebih banyak mengonsumsi buah dibandingkan

dengan sayur meskipun PUGS menganjurkan konsumsi sayur lebih banyak

dibandingkan dengan konsumsi buah.

Terdapat 168 responden dengan 54 responden laki-laki (32,1%) dan 114

responden perempuan (67,9%) pada penelitian ini. 28 responden laki-laki (51,9%)

dengan konsumsi buah dan sayur baik. Sedangkan responden perempuan, ada 43

(37,7%) yang mengonsumsi buah dan sayur dengan baik. Responden perempuan

cenderung mengonsumsi buah dan sayur lebih banyak dibandingakan dengan

responden laki-laki. Berdasarkan penelitian Pedersen et.al. (2012) di Denmark

menunjukkan bahwa lebih banyak remaja perempuan yang mengonsumsi

mengonsumsi buah dan sayur dibanding remaja laki-laki. Hal ini juga sesuai dengan

penelitian di Islandia, perempuan cenderung lebih sering mengonsumsi buah dan

sayur dibandingkan dengan laki-laki (Kristjandottir et al., 2006). Krebs-Smith, et al.

(dalam Brown, 2005) menemukan bahwa remaja laki-laki lebih sedikit mengonsumsi

buah sesuai dengan Food Guide Pyramid daripada remaja perempuan di Amerika

Serikat. Akan tetapi, dalam mengonsumsi sayuran, remaja laki-laki lebih banyak

yang memenuhi rekomendasi Food Guide Pyramid.

Berdasarkkan uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,118 maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan

konsumsi buah dan sayur. Hal ini sejalan dengan penelitian Bahria (2009) dan

Farisa (2012) yang menunjukkan bahwa konsumsi buah dan sayur tidak

berhubungan dengan jenis kelamin.

Preferensi makanan merupakan tindakan atau ukuran suka atau tidak

sukanya terhadap suatu jenis makanan (Pilgrim dalam Suhardjo, 2003). Pada

penelitian ini, terdapat 148 responden (88,1%) memiliki preferensi yang baik dan

terdapat 20 responden (11,9%) memiliki preferensi yang kurang baik terhadap buah

dan sayur. Hasil analisis hubungan antara preferensi dengan konsumsi buah dan

sayur diperoleh bahwa terdapat 4 (20,0%) responden yang memiliki preferensi

kurang baik dengan konsumsi buah dan sayur baik. Sedangkan terdapat 67 (45,3%)

responden yang memiliki preferensi baik dengan konsumsi buah dan sayur baik.

Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.

Page 10: Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,057 maka dapat disimpulkan tidak

ada hubungan yang bermakna antara preferensi dengan konsumsi buah dan sayur.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Farisa (2012) tidak ada

hubungan antara preferensi terhadap buah dan sayur dengan konsumsi buah dan

sayur. Meskipun demikian, konsumsi buah dan sayur baik lebih banyak terdapat

pada responden dengan preferensi baik.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara preferensi dengan sikap, diperoleh

nilai p-value sebesar 0.000 dan Odds Ratio sebesar 8,298 dengan 95% CI antara

3,041 dan 22,647. Hal ini menunjukkan bahwa preferensi memiliki hubungan yang

bermakna dengan sikap. Responden yang memiliki preferensi baik memiliki peluang

8,298 kali lebih besar untuk memiliki sikap baik terhadap buah dan sayur dibanding

dengan responden yang memiliki preferensi kurang baik

Pada remaja saat ini, preferensi makanan cenderung terhadap makanan yang

tinggi gula, tinggi lemak, rendah vitamin dan mineral. Hal ini akan berdampak buruk

untuk kesehatannya di masa yang akan datang (Brown, 2005).

Semua responden menyukai buah. Sebanyak 52 responden (31%) memilih

mengonsumsi buah karena buah merupakan sumber vitamin. Sedangkan hanya 148

responden yang menyukai sayur. Alasan terbanyak yang dipilih oleh 69 responden

(46,6%) untuk mengonsumsi sayur, yaitu untuk menjaga kesehatan. Terdapat 20

responden yang tidak menyukai sayur. Alasan tidak menyukai sayur terbanyak yang

dipilih oleh 17 responden (15,5%) karena rasa sayur tidak enak.

Terdapat 3 jenis buah yang paling disukai oleh responden pada penelitian ini,

yaitu jeruk, apel, dan mangga. Ketiga jenis buah tersebut merupakan buah yang

tersedia lebih banyak pada musim kemarau. Hal ini karena buah ini rata-rata

berbunga pada awal musim kemarau atau akhir musim hujan (Soesono, 1985).

Terdapat 3 jenis sayur yang paling disukai, yaitu bayam, kangkung, dan wortel.

Bayam dan kangkung termasuk dalam jenis sayuran tangkai atau daun. Sedangkan

wortel merupakan jenis sayuran akar atau umbi akar (AAK, 1995 & Tarwotjo, 1995).

Ketiga jenis sayur ini merupakan sumber provitamin A (Yamaguchi, 1998). Bayam,

kangkung dan wortel mengandung tinggi karotenoid yang memiliki khasiat sebagai

antioksidan (Astawan, 2008).

Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.

Page 11: Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

Menurut Suhardjo (2003), sikap manusia terhadap makanan dipengaruhi oleh

pengalaman dan respon yang diperlihatkan oleh orang lain terhadap makanan sejak

masa kanak-kanak. Pengalaman tersebut ada yang dirasa menyenangkan dan tidak

menyenangkan. Hal ini yang membentuk sikap suka dan tidak suka terhadap

makanan pada setiap individu.

Berdasarkan penelitian sebesar 82,1% responden memiliki sikap baik terhadap

buah dan sayur serta 17,9% responden memiliki sikap kurang baik terhadap buah

dan sayur. Hasil analisis hubungan antara sikap dengan konsumsi buah dan sayur

diperoleh bahwa terdapat 6 responden (20 %) yang memiliki sikap kurang baik

dengan konsumsi buah dan sayur baik. Sedangkan terdapat 65 responden (47,1%)

yang memiliki sikap baik dengan konsumsi buah dan sayur baik.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,012 maka dapat disimpulkan

ada hubungan yang bermakna antara sikap dengan konsumsi buah dan sayur. Dari

hasil analisis diperoleh pula nilai Odds Ratio sebesar 3,562 dengan 95% CI antara

1,371-9,256, artinya responden yang memiliki sikap baik terhadap buah dan sayur

mempunyai peluang 3,562 kali lebih besar untuk konsumsi buah dan sayur dengan

baik. Hal ini sejalan dengan penelitian Farisa (2012) diperoleh bahwa konsumsi

buah dan sayur yang lebih banyak pada siswa-siswi yang memiliki sikap baik

terhadap buah dan sayur dibandingkan dengan siswa-siswi yang memiliki sikap

kurang.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara sikap dengan ketersediaan di rumah,

diperoleh nilai p-value sebesar 0.000 dan Odds Ratio sebesar 8,125 dengan 95% CI

antara 2,866 dan 23,035. Hal ini menunjukkan bahwa sikap memiliki hubungan yang

bermakna dengan ketersediaan di rumah. Responden yang memiliki sikap baik

memiliki peluang 8,125 kali lebih besar untuk memiliki ketersediaan di rumah baik

terhadap buah dan sayur dibanding dengan responden yang memiliki sikap kurang

baik

Perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan tidak bertahan lama dibandingkan

dengan perilaku yang didasari oleh pengetahuan (Notoatmodjo, 2007), Berdasarkan

penelitian, terdapat 55,4% responden dengan pengetahuan baik dan 44,6%

Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.

Page 12: Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

responden dengan pengetahuan kurang baik. Hasil analisis hubungan antara

pengetahuan dengan konsumsi buah dan sayur diperoleh bahwa terdapat 27 (36%)

responden yang memiliki pengetahuan kurang baik dengan konsumsi buah dan

sayur baik. Sedangkan terdapat 44 (47,3%) responden yang memiliki pengetahuan

baik dengan konsumsi buah dan sayur baik.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,187 maka dapat disimpulkan

tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan konsumsi buah

dan sayur. Hal ini sejalan dengan penelitian Bahria (2009) bahwa tidak ada

hubungan antara pengetahuan dengan konsumsi buah dan sayur.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara pengetahuan dengan preferensi,

diperoleh nilai p-value sebesar 0.028 dan Odd Ratio sebesar 3,328 dengan 95% CI

antara 1,211 dan 9,145. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan memiliki

hubungan yang bermakna dengan preferensi. Responden yang memiliki

pengetahuan baik memiliki peluang 3,328 kali lebih besar untuk memiliki preferensi

baik terhadap buah dan sayur dibanding dengan responden yang memiliki

pengetahuan kurang baik.

Berdasarkan penelitian ini, pengaruh teman sebaya yang baik terhadap

responden sebesar 42,9%. Sedangkan pengaruh teman sebaya yang kurang baik

terhadap responden sebesar 57,1%. Hasil analisis hubungan antara pengaruh

teman sebaya dengan konsumsi buah dan sayur diperoleh bahwa terdapat 42

(43,7%) responden yang memiliki pengaruh teman sebaya kurang baik dengan

konsumsi buah dan sayur baik. Sedangkan terdapat 29 (40,3%) responden yang

memiliki pengaruh dari teman sebaya baik dengan konsumsi buah dan sayur baik.

Remaja lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman dan aktifitas

kelompok lain dibanding dengan keluarga. Oleh karena itu, teman sebaya menjadi

lebih berpengaruh pada masa remaja tengah. Selain itu, remaja cenderung memilih

dan menyeleksi makanan yang disetujui dari kelompoknya (Krummel & Kris-

Etherthon,1996). Meskipun demikian, pada penelitiian ini, hasil uji statistik diperoleh

nilai p-value sebesar 0,769 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang

bermakna antara pengaruh teman sebaya dengan konsumsi buah dan sayur. Hal ini

sejalan dengan penelitian Bahria (2009) terhadap siswa dan siswi di 4 SMA di

Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.

Page 13: Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

Jakarta Barat tidak ditunjukkan adanya hubungan konsumsi buah dan sayur dengan

pengaruh teman sebaya pada penelitian ini.

Ketersediaan makanan adalah kemudahan untuk memperoleh makanan siap

makan (Worthington-Roberts & Williams, 2000). Berdasarkan penelitian, 89,3%

responden memiliki ketersediaan buah dan sayur yang baik di rumah. Sedangkan

10,7% responden memiliki ketersediaan buah dan sayur yang kurang baik di rumah.

Hasil analisis hubungan antara ketersediaan di rumah dengan konsumsi buah

dan sayur diperoleh bahwa terdapat 5 (27,8%) responden yang memiliki

ketersediaan di rumah kurang baik dengan konsumsi buah dan sayur baik.

Sedangkan terdapat 66 (44%) responden yang memiliki ketersediaan di rumah baik

dengan konsumsi buah dan sayur baik.

Kemudahan untuk memperoleh makanan ini juga memengaruhi kebiasaan

makan remaja (Worthington-Roberts & Williams, 2000). Meskipun, pada penelitian

in, hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,287 sehingga dapat disimpulkan

tidak ada hubungan yang bermakna antara ketersediaan di rumah dengan konsumsi

buah dan sayur.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara ketersediaan buah dan sayur di rumah

dengan preferensi, diperoleh nilai p-value sebesar 0.001 dan Odd Ratio sebesar

6,706 dengan 95% CI antara 2,221 dan 20,253. Hal ini menunjukkan bahwa

ketersediaan di rumah memiliki hubungan yang bermakna dengan preferensi.

Responden yang memiliki ketersediaan di rumah kurang berisiko 6,706 kali lebih

besar untuk memiliki preferensi kurang baik terhadap buah dan sayur dibandingkan

dengan responden yang memiliki ketersediaan buah dan sayur yang baik di rumah.

Berdasarkan hasil tabulasi silang antara ketersediaan buah dan sayur di rumah

dengan pengetahuan, diperoleh nilai p-value sebesar 0.006 dan Odds Ratio sebesar

5,107 dengan 95% CI antara 1,604 dan 16,257. Hal ini menunjukkan bahwa

ketersediaan di rumah memiliki hubungan yang bermakna dengan pengetahuan.

Responden yang memiliki ketersediaan di rumah kurang berisiko 5,107 kali lebih

besar untuk memiliki pengetahuan kurang baik terhadap buah dan sayur

dibandingkan dengan responden yang memiliki ketersediaan buah dan sayur yang

baik di rumah.

Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.

Page 14: Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

Terdapat 8,3% responden yang memiliki ketersediaan di sekolah yang baik dan

91,7% responden memiliki ketersediaan di sekolah yang kurang baik.

Hasil analisis hubungan antara ketersediaan di sekolah dengan konsumsi buah

dan sayur diperoleh bahwa terdapat 7 (50%) responden yang memiliki ketersediaan

di sekolah baik dengan konsumsi buah dan sayur baik. Sedangkan terdapat 64

(41,6%) responden yang memiliki ketersediaan di rumah kurang baik dengan

konsumsi buah dan sayur baik. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar

0,742 maka dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang bermakna antara

ketersediaan di sekolah dengan konsumsi buah dan sayur. Hal ini sesuai dengan

penelitian Farisa (2012) pada siswa-siswi di SMPN 8 Depok tidak ditemukan

hubungan antara ketersediaan buah dan sayur di sekolah. Hasil penelitian ini juga

sejalan dengan penelitian pada anak sekolah usia 11 tahun di Islandia

(Kristjansdottir et al., 2006).

Media massa merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan yang bertujuan

untuk menggugah kesadaran, meningkatakan pengetahuan masyarakat tentang

pemeliharaaan dan peningkatan kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

Terdapat 95,2% responden memiliki keterpaparan media massa yang baik dan

4,8% responden memiliki keterpaparan media massa yang kurang baik.

Hasil analisis hubungan antara keterpaparan media massa dengan konsumsi

buah dan sayur diperoleh bahwa terdapat 4 (50%) responden yang memiliki

keterpaparan media massa kurang baik dengan konsumsi buah dan sayur baik.

Sedangkan terdapat 67 (41,9%) responden yang memiliki keterpaparan media

massa baik dengan konsumsi buah dan sayur baik.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p-value sebesar 0,723 maka dapat disimpulkan

tidak ada hubungan yang bermakna antara keterpaparan media massa dengan

konsumsi buah dan sayur. Hal ini sejalan dengan penelitian Bahria (2009) pada

siswa dan siswi di 4 SMA di Jakarta Barat bahwa tidak ada hubungan antara

keeterpaparan media massa dengan konsumsi buah dan sayur.

Responden memeroleh informasi mengenai buah dan kesehatan dari

beberapa jenis media massa, diantaranya yaitu 125 responden memilih internet, 124

responden memilih acara televisi dan 82 responden memilih majalah. Sedangkan

Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.

Page 15: Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

responden memeroleh informasi sayur dan kesehatan dari beberapa jenis media

massa, diantaranya yaitu 127 responden memilih acara televisi, 122 responden

memilih internet dan 81 responden memilih majalah.

Kesimpulan

Konsumsi buah dan sayur baik terdapat sebanyak 42,3% siswa, yaitu konsumsi

2-3 porsi buah dan 3-5 porsi sayur dalam sehari. Perempuan dalam konsumsi buah

dan sayur yang baik sebesar 67,9% daripada laki-laki sebesar 32,1%. Siswa yang

memiliki preferensi baik, sikap baik, serta pengetahuan baik terhadap buah dan

sayur, masing-masing berturut-turut sebesar 88,1% siswa, 82,1% siswa, 55,4%

siswa.

Pengaruh teman sebaya yang baik sebesar 42,9% siswa. Ketersediaan buah dan

sayur di rumah baik sebesar 89,3% siswa. Ketersediaan di sekolah baik 8,3% siswa.

Keterpaparan media massa baik sebesar 95,2% siswa. Sikap (p=0,012; OR=3,562)

berhubungan secara bermakna dengan konsumsi buah dan sayur dengan konsumsi

buah dan sayur, tetapi tidak ada hubungan yang bermakna antara jenis kelamin,

preferensi terhadap buah dan sayur, pengetahuan gizi, pengaruh teman sebaya,

ketersediaan di rumah, ketersediaan di sekolah, keterpaparan media massa dengan

konsumsi buah dan sayur.

Saran

Pihak sekolah diharapkan meningkatkan dan mempertahankan penyediaan

buah dan sayur di kantin sekolah, memberikan informasi mengenai penelitian ini

kepada para siswa dan sisiwi untuk menambah pengetahuan siswa dan siswi

tentang pentingnya konsumsi buah dan sayur, dan melakukan penyebaran informasi

melalui media massa yang menarik mengenai pentingnya konsumsi buah dan sayur.

Instansi kesehatan, terutama Puskesmas diharapkan melakukan edukasi ke

sekolah menggunakan media massa yang menarik terkait pentingnya manfaat

konsumsi buah dan sayur..

Orangtua diharapkan dapat memperkenalkan berbagai jenis buah dan sayur

sejak dini, meningkatkan serta mempertahankan ketersediaan buah dan sayur di

rumah sehingga jumlah konsumsi buah dan sayur pada remaja meningkat.

Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.

Page 16: Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

Peneliti lain diharapkan dapat mengembangkan media yang menarik untuk

intervensi terkait manfaat konsumsi buah dan sayur pada remaja, dapat melakukan

penelitian di sekolah swasta, penelitian lain dapat melakukan penelitian di

pedesaan/kabupaten.

Kepustakaan

Aksi Agraris Kanisius. (1995). Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Yogyakarta: Penerbit

Kanisius.

Ariawan, Iwan. (1998). Besar dan Metode Sampel pada Penelitian Kesehatan. Depok:

Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Arisman. (2007). Gizi dalam Daur Kehidupan : Buku Ajar Ilmu Gizi. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Bahria. (2009). Hubungan Antara Pengetahuan Gizi, Kesukaan, dan Faktor lain dengan

Konsumsi Buah dan Syaur pada Remaja di 4 SMA di Jakarta Barat Tahun 2009.

Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.

Block, G., Gillespie, C., Rosenbaum, E.H., & Jenson, C. (2000). A Rapid Food Screener to

Assess Fat and Fruit and Vegetable Intake.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2007). Riset Kesehatan Dasar Indonesia Tahun

2007. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan

RI.

Farida, Ida. (2010). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Konsumsi Buah dan

Sayur pada Remaja di Indonesia Tahun 2007. Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

Farisa, Soraya. (2012). Hubungan Sikap, Pengetahuan, Ketersediaan dan Keterpaparan

Media Massa dengan Konsumsi Buah dan Sayur pada Siswa SMPN 8 Depok Tahun

2012. Skripsi Program Sarjana Kesehatan Masyarakat FKM UI. Depok: Fakultas

Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.

Page 17: Konsumsi Buah dan Sayur Menurut Karakteristik Responden ...

Fibrihirzani, Hafsah. (2012). Hubungan antara Karakteristik Individu, Orang Tua dan

Lingkungan dengan Konsumsi Buah dan Sayur pada Siswa SDN BEJI 5 dan Depok

Tahun 2012. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia

Hastono, Sutanto Priyo. (2006). Analisis Data. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Indonesia.

Kristjansdottir, A.G., Thorsdottir, I., Bourdeaudhuij, I.D., Due, Pernille., Wind, M., Klepp, K.

(2006). Determinants of fruit and vegetable intake among 11-year-old schoolchildren in

a country of traditionally low fruit and vegetable consumption. International Journal of

Behavioral Nutrition and Physical Activity. 3: 41.

Krummel, D.A., & Kris-Etherton, P.M. (1996). Nutrition in Women’s Health. USA: Aspen

Publication.

Murti, Bhisma. 1997. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.

Rojas, M.R. (2001). Fruits and Vegetables Consumption Among Costa Rican adolescents.

Costa Rican Institute for Research and Education on Nutrition and Health, Inciensa,

Costa Rica.

Soesono, Slamet. (1985). Buah-Buahan untuk Karang Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.

Suhardjo. (2003). Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Jakarta: Bumi Aksara.

World Health Organization. (2002). World Health Report: Reducing Risks, Promoting,

Healthy Life. Jenewa, Swiss.

Worthington-Roberts, B.S., & Williams, R.S. (Eds.). (2000). Nutrition Throughout The Life

Cycle (4th ed.). USA: Mc Graw Hill.

 

Konsumsi buah..., Febby Mandira, FKM UI, 2013.