KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN...

122
KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN TANGSEL POS Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom.I) Oleh Awalina Habibah NIM: 109051000251 JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H./2014 M.

Transcript of KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN...

Page 1: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS

PADA HARIAN TANGSEL POS

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom.I)

Oleh

Awalina Habibah NIM: 109051000251

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H./2014 M.

Page 2: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola
Page 3: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA

HARIAN TANGSEL POS

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana

Komunikasi Penyiaran Islam (S.Kom.I)

Oleh

Awalina Habibah

NIM: 109051000251

Pembimbing

Bintan Humeira, M. Si.

NIP. 19771105 200112 2 002

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H./ 2014.

Page 4: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat

atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 24 April 2014

Awalina Habibah

Page 5: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

i

ABSTRAK

Awalina Habibah

Konstruksi Berita Pelegalan Miras pada Harian Tangsel Pos

Media massa berperan dalam perkembangan dan perubahan pola tingkah

laku dari suatu masyarakat. Media berperan untuk memberikan informasi yang

akurat, isu-isu hangat atau kebijakan dari pemerintah kepada khalayak. Saat ini

maraknya peredaran minuman keras yang tidak terkendali oleh aparat sering kali

meresahkan masyarakat. Pada edisi 22 Mei 2013 Tangsel Pos

mengeluarkanpemberitaan tentang isu pelegalan miras dengan judul “MUI

Dukung Miras Dilegalkan”. Miras adalah minuman keras yang mengandung kadar

alkohol, dalam Islam sudah jelas tertulis bahwa segala macam yang memabukkan

adalah haram.

Berdasarkan konteks di atas, maka rumusan masalahnya adalah

Bagaimanakah isu pelegalan miras dibingkai oleh Harian Tangsel Pos?

Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme memandang

bahwa realitas kehidupan sosial bukanlah realitas yang natural melainkan hasil

dari konstruksi. Sedangkan tipe penelitian ini menggunakan tipe deskriftif

kualitatif dengan model Miles dan Huberman. Dengan analisis framing model

Zhondang Pan dan M. Gerald Kosicki, untuk menganalisis pembingkaian yang

dipakai oleh Harian Tangsel Pos, dilihat dari empat struktur, yaitu sintaksis, skrip,

tematik, dan retoris. Pada dasarnya Tangsel Pos memberikan judul “MUI Dukung Miras

Dilegalkan” bukan dalam arti melegalkan, mengesahkan atau menghalalkan

miras, tapi disini Tangsel Pos menjelaskan tentang pengaturan peredaran miras

agar tidak ada disembarang tempat. Tangsel Pos membingkai berita ini dengan

tugasnya sebagai media massa yang memberikan suatu informasi baru kepada

masyarakat tentang kebijakan yang akan diambil oleh pemerintah.

Teori yang digunakan adalah Peter L. Berger dan Thomas Luckman

dengan konsep konstruksionisme.Teori konstruksi sosial Peter L. Berger

menyatakan bahwa, realitas kehidupan sehari-hari memiliki dimensi subjektif dan

objektif. Manusia merupakan instrumen dalam menciptakan realitas sosial yang

objektif melalui proses eksternalisasi, sebagaimana ia mempengaruhinya melalui

proses internalisasi (yang mencerminkan realitas subjektif). Masyarakat tidak

pernah sebagai produk akhir, tetapi tetap sebagai proses yang sedang terbentuk

proses dialektika (Eriyanto; 2011: 16-17).

Jadi Harian Tangsel Pos membingkai isu pelegalan miras menggunakan

MUI yang digunakan sebagai simbol, simbol lembaga muslim yang seharusnya

menentang pelegalan miras dan digunakan Tangsel Pos untuk mendukung frame

mereka, serta menempatkan sumber-sumber yang mempunyai otoritas ketokohan

untuk menekankan bahwa pendapatnya sahih dan bisa dipertanggungjawabkan.

Dalam penggunaan bahasa Harian Tangsel Pos menggunakan kata “legal” pada

judulnya yang dimaksud dengan kata legal ini bukan berarti menghalalkan yang

haram tetapi menjelaskan bahwa dengan melegalkan miras berarti mengatur,

mentertibkan miras dari mulai tempat penjual miras, serta siapa saja yang boleh

mengkonsumsinya.

Keywords: Miras, Framing, Konstruksi

Page 6: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

ii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Bismillahirrahmanirohim.

Dengan segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan begitu banyak

karuniaNya dan melimpahkan rahmat, nikmat iman, islam dan kesehatan,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tak lupa shalawat serta salam

selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi kita, Nabi Muhammad SAW yang telah

menerangi jalan kita dari kegelapan menuju jalan terang benderang seperti

sekarang ini. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat-syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Penulis berharap penulisan skripsi ini tidak hanya bermanfaat bagi

kepentingan penulis secara pribadi namun juga bagi mahasiswa yang akan

melakukan penelitian, semoga bisa menjadi acuan dan praktisi instansi yang

menghendaki adanya perubahan di masa sekarang dan yang akan datang.

Penulisan skripsi ini tentu saja tidak terlepas dari bimbingan, bantuan, dukungan

serta doa dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan

rasa terima kasih yang mendalam kepada :

1. Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Dr. H. Arief Subhan

MA, Dr. Suparto, M. Ed, MA, selaku Wakil Dekan I, Drs. Jumroni M. Si,

selaku Wakil Dekan II, Drs. WahidinSaputra, MA, selaku Wakil Dekan III.

2. Bapak Rahmat Baihaki, MA, selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan

PenyiaranIslam, dan ibu Umi Musyarofah, MA, selaku Sekretaris Jurusan.

3. Bapak Fauzun Jamal, LC selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah

membantu mengarahkan seluruh mahasiswa untuk mengikutiproses kegiatan

akademik.

4. Ibu Bintan Humeira, M. Si, selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk meberikan pengarahan dan bimbingan

dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas ilmu dan nasihatnya yang telah

Ibu berikan selama proses penulisan skripsi sampai terlaksananya sidang

skripsi.

Page 7: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

iii

5. Seluruh staff dosen yang telah memberikan ilmu dan karyawan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah yang telah memberikan bantuan kepada

penulis.

6. Segenap karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDK),

yakni bagian akademik, tata usaha, serta karyawanPerpustakaan FDK dan

Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan yang telah

menyediakan buku sebagai refrensi pembuatan skripsi ini.

7. Keluargaku tercinta Ayahku Sugiono, Ibuku Annisah, Adikku Itsnaini Rizal

Habibie, yang selalu memberikan doa dan motivasi terbesar di kehidupanku

dengan tumpahan cinta yang luar biasa serta kakaku tercinta Nurfazriah,

Keluarga Besar Ramdhan Ishak yang selalu memberikan doa dan

semangatnya.

8. Terimakasih kepada segenap Redaksi Harian Tangsel Pos yang sudah

mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian, bang M. Istijar dan bang

Sudin terimakasi untuk kesediannya diwawancarai, ka Irma yang sudah

membuat berita tersebut dan khususnya buat kak Aisyah Pratiwi terimakasih

atas segala bantuannya.

9. Sahabatku Siti Muslifah, Putri Buana, Rufiatun Nufus, khususnya sahabat

terbaikku Agnitia Citra, indahnya perjumpaan di kampus tercinta, terimakasih

telah mendengarkan keluh kesah, dan bantuan, doa yang telah tercurah

selama ini dan terimakasih banget buat Dewi Karlina yang udah luangin

waktunya buat diskusi.

10. Sahabatku Kurnia Ayu, Rosiyani, Pritta Adrianne, Siti Rukoyah. Kalian lebih

dari sekedar sahabat. Terimakasih atas segala semangat, doa dan kecerian

yang kalian berikan.

11. Teman seperjuangan kelompok biners bimbingan skripsi, Linda Nurasiah,

Wulan Maulidia terimakasi atas segala bantuan dan saling menyemangati satu

sama lain.

12. Terima kasih buat kak Ferial yang telah meminjamkan banyak buku dan

ilmunya, kak Emi dengan semangatnya, adikku Fatin Zulfa dan teman-

temanku Sitta Yulia, Aminah Suwita, Ila Munawaroh. Kpop family (KBA),

Page 8: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

iv

seperjuangan, tempat keluh kesah dan yang selalu memberikan keceriaan

memberikan warna tersendiri dalam hidupku, kalian luar biasa dan istimewa.

13. Teman-teman seperjuanganku yang tergabung dalam the big family KPI G

(TAPLAK) perjuangan bersama dari awal hingga kini dan nanti, terimakasih

atas semuanya, suka duka dilewati bersama kalian itu sesuatu, dan

Komunikasi Penyiaran Islam 2009 yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

14. Teman-teman seperjuanganku ikatan KKN POTENSI 60 yang memberikan

pengalaman baru dengan tempat dan orang yang baru, senang bisa kenal

kalian.

Penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan bahkan kritik

yang membangun dari berbagai pihak, dan beharap skripsi ini bisa menjadi

panduan bagi pembacanya.

Jakarta, 24 April 2014

Awalina Habibah

Page 9: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................ i

KATA PENGANTAR .............................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. v

DAFTAR TABEL...................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah .................................... 7

C. Tujuan dan ManfaatPenelitian ............................................ 7

D. Pedoman Penulisan …………………………………… .... 8

E. Tinjauan Pustaka .................................................................. . 8

F. Sistematika Penulisan ........................................................... . 9

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori Konstruksi Realitas ..................................................... 11

B. Konsep Framing ................................................................... 19

C. Analisis Framing Zhondang Pan dan Kosicki ...................... 22

D. Media Massa ......................................................................... 27

1. Definisi dan Karakteristik Media Massa ......................... 27

2. Fungsi Media Massa ...................................................... 28

3. Media Cetak .................................................................. 28

4. Berita ... ........................................................................... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Paradigma Penelitian .......................................................... 39

B. Jenis Penelitian ................................................................... 40

C. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 41

D. Subjek dan Objek Penelitian ............................................... 41

E. Teknik Pengumpulan Data .................................................. 41

Page 10: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

vi

F. Sumber Data ......................................................................... 42

G. Model Analisis Data ............................................................ 42

BAB IV PROFIL HARIAN TANGSEL POS DAN TEMUAN ANALISIS

DATA

A. Profil Harian Tangsel Pos ....................................................... 47

1. Sejarah Berdirinya Harian Tangsel Pos ......................... 47

2. Visi dan Misi ................................................................... 49

3. Sirkulasi Penyebaran Koran dan Profil Pembaca ........... 49

B. Analisis Framing Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki ...... 55

C. Interpretasi ............................................................................. 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................... 85

B. Saran .................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 88

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 11: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1: Definisi Menurut Para Ahli ................................................................. 20

Tabel 2: Kerangka Framing Zhondang Pan & Kosicki .................................... 23

Tabel 3: Kategori Berita .................................................................................... 34

Tabel 4: Kelengkapan Berita dari Harian Tangsel Pos ..................................... 61

Tabel 5: MUI Dukung Miras Dilegalkan .......................................................... 81

Page 12: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1: Pola Penulisan Piramida Terbalik ................................................ 36

Gambar 2: Komponen Analisis Data Model Interaktif .................................. 43

Gambar 3: Sirkulasi Penyebaran Koaran ....................................................... 50

Gambar 4: Usia Pembaca ............................................................................... 50

Gambar 5: Berdasarkan Pendidikan ............................................................... 51

Gambar 6: Berdasarkan Pekerjaan ................................................................. 51

Gambar 7: Pendapatan Pembaca .................................................................... 52

Gambar 8: Jenis Kelamin ............................................................................... 52

Gambar 9: Managemen Redaksi Harian Tangsel Pos .................................... 53

Gambar 10: Foto Sekertaris MUI Tangsel Abdul Rajak .................................. 66

Page 13: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan

pola tingkah laku dari suatu masyarakat, oleh karena itu kedudukan media massa

dalam masyarakat sangatlah penting. Dengan adanya media massa, masyarakat

yang ingin mengetahui sebuah peristiwa atau informasi di luar lingkungannya bisa

dengan mudah mendapatkannya dari media massa. Karenanya media massa

mempunyai jaringan yang luas dan bersifat massal, sehingga masyarakat yang

membaca tidak hanya orang perorangan tapi sudah mencakup jumlah puluhan,

ratusan, bahkan ribuan pembaca, sehingga pengaruh media massa akan sangat

terlihat dipermukaan masyarakat.1

Media massa terdiri atas media cetak dan media elektronik. Media cetak

contohnya surat kabar dan majalah, sedangkan media elektronik ada televisi dan

radio. Dalam proses jurnalistik, setiap informasi yang disajikan kepada khalayak

bukan saja harus benar, jelas dan akurat, melainkan juga harus menarik,

membangkitkan minat dan selera baca.2 Isi surat kabar dapat digolongkan ke

dalam tiga kelompok besar yakni, berita (news), opini (view), dan iklan

(advertising). Dari ketiga kelompok besar itu, hanya berita dan opini saja yang

1 Muhammad Budayatma, Jurnalistik Teori dan Praktek, (Bandung: Rosda, 2006), Cet Ke-

3. h. 27. 2 Haris Samandari, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis

Jurnalis Profesional (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h. 4.

Page 14: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

2

disebut produk jurnalistik, iklan bukanlah produk jurnalistik walaupun teknik

yang digunakannya merujuk pada teknik jurnalistik.3.

Menurut pasal 6 UU Pokok Pers No. 40/1999, pers nasional melaksanakan

peranan: memenuhi hak masyarakat untuk mmengetahui, menegakkan nilai-nilai

dasar demokrasi, mendorong terwujudnya supermasi hukum dan hak asasi

manusia serta menghormati kebhinekaan, mengembangkan pendapat umum

berdasarkan informasi yang tepat, akurat, dan benar, melakukan pengawasan,

kritik, koreks, dan saran terdapat hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan

umum, dan memperjuangkan keadilan dan kebenaran.4

Wartawan lokal harus lebih kritis mengkaji, mengevaluasi, dan

memberitakan relavansi suatu proyek pembangunan dengan kebutuhan nasional

dan yang terpenting dengan kebutuhan lokal, perbedaan antara program menurut

rencananya dengan diimplementasikan dan perbedaan antara dampak terhadap

masyarakat seperti diklaim oleh pejabat pemerintah.5

Peran wartawan lokal tidak hanya melaporkan fakta, tetapi juga memberikan

motivasi. Tujuannya untuk memancing masyarakat yang terkait dengan upaya

mereka memperbaiki hidup.6 Seorang wartawan harus memiliki beberapa sifat

dasar seperti bersifat kritis, memiliki rasa ingin tahu yang besar (curiosity),

berpengetahuan luas, berpikir terbuka, menjadi pekerja keras.7 Pers lokal hanya

beredar di sebuah kota dan sekiitarnya, salah satu ciri pers lokal ialah 80 persen

isinya didominasi oleh berita, laporan, tulisan dan sajian gambaran bernuansa

3 Haris Samandari, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis

Jurnalis Profesional (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h. 6. 4Ibid, h. 25.

5Hanif Suranto dan Dicky Lopulalan, Menjadi Watawan Lokal: Panduan Meliput. (Jakarta:

Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, 2000), h. 3. 6Ibid, h. 4.

7Ibid, h. 5.

Page 15: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

3

lokal. Motivasi dan ambisi pers lokal adalah raja di kotanya sendiri. Pers lokal

biasa disebut kamus dan cermin berjalan sebuah kota karena apa pun peristiwa

dan fenomena tentang kota tersebut, pasti dijumpai didalamnya.8

Kebijakan redaksional pers lokal bertumpu pada pengembangan dimensi

kedekatan geografis dan kedekatan psikologis (proximity) dalam segala dimensi

dan implikasinya. Pers lokal bisa juga disebut buku harian berwarna sebuah kota.9

Wartawan lokal harus memiliki komitmen terhadap perbaikan segala segi

kehidupan masyarakat di daerahnya.10

Pemerintah daerah setempat dinilai dari tingkat kabupaten, kecamatan

hingga tingkat desa biasanya memiliki kebijakan dan program pembangunan di

wilayahnya untuk jangka waktu tertentu. Wartawan lokal harus memahami semua

kebijakan itu. Dengan memahami kebijkan pembangunan di tingkat lokal, kita

dapat mensosialisasikan kepada masyarakat. Apakah kebijakan itu sudah tepat

atau belum bagi kepentingan masyarakat. Kota juga dapat ikut mengontrol apakah

kajian tersebut dilaksanakan atau tidak. Wartawan lokal harus mampu

menghimpun dan menggalang hubungan seluas-luasnya dengan pejabat

pemerintahan setempat, tokoh-tokoh masyarakat dan lebih penting lagi

masyarakat bawah.11

Satu di antara media yang ada di Indonesia adalah Harian Tangsel Pos.

Harian Tangsel Pos sebagai media lokal yang dapat memberikan informasi

seputar pemberitaan pemerintahan kebijakan daerah kepada masyarakat

8 Haris Samandari, Jurnalistik Indonesia, Menulis Berita dan Feature Panduan Praktis

Jurnalis Profesional (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h. 42. 9Ibid, h. 42.

10 Hanif Suranto dan Dicky Lopulalan, Menjadi Watawan Lokal: Panduan Meliput.

(Jakarta: Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, 2000), h. 5. 11

Ibid, h.5-6.

Page 16: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

4

khususnya yang berada di Kota Tangerang Selatan, Banten dengan segala

kebijakannya dalam membangun daerahnya baik dari segi infrastruktur maupun

masyarakatnya sendiri. Harian Tangsel Pos harus dapat memberitakan yang

berkaitan dengan masalah pemerintahan politik maupun kebijakan di Tangsel

sebagai kota baru dengan pemerintahan yang baru. Pers dalam perananya sebagai

mata dan telinga idealnya dapat terus menjalankan fungsinya secara maksimal.

Adalah fungsi pers seperti yang dikemukakan oleh Harold D, Laswell adalah

sebagai pengawas sosial (social surveillance).12

Usaha penyebaran informasi dan

interpretasi objekif mengenai hal-hal yang tidak diinginkan masyarakat. Dan

biasanya media lokal dengan sengaja mengemas pemberitaan daerahnya tersendiri

atau bahkan hampir semua halamannya menampung informasi pemberitaan

mengenai pemerintahan politik dan kebijakan di wilayahnya.

Kota Tangerang Selatan atau yang sering disebut Kota Tangsel adalah kota

baru dengan pemerintahan yang baru terbentuk usai dari pemekaran Kota

Tangerang Provinsi Banten. Dalam kondisinya yang baru tersebut kian menjadi

daya tarik untuk diamati atau diperbincangkan agar Harian Tangsel Pos tidak

hanya menjadi media pencitraan pemerintah daerahnya.

Kejahatan adalah kenyataan sosial yangmenganggu kehidupan manusia.

Tindak kekerasan dan kejahatan makin marak di tanah air ini, baik disadari

ataupun tidak, moral bangsapun ikut merosot dibuatnya. Salah satu penyebabnya

adalah banyak para generasi bangsa masa kini yang mengkonsumsi minuman

keras yang mengandung alkohol, sehingga banyak pula dari mereka yang

terjerumus dalam dunia kejahatan.

12

Harold D Laswel dari Bryson, L. (1964), The Comunication of Ideals, Cooper Square

Publisher: New Yor. Dalam Gun Gun Heriyanto, Opini “Pilkada Media dan Citra Politik”, h. 4.

Page 17: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

5

Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia memandang minuman keras

atau khamar sebagai faktor utama timbulnya segala kejahatan, seperti

menimbulkan permusuhan dan kebencian antara sesama manusia, menghalangi

seseorang untuk berzikir kepada Allah SWT, menghalangi sinar hikmat dan

merupakan perbuatan setan. Oleh karena itu secara esensi maupun penggunaanya

khamar diharamkan dalam Al-Qur’an maupun dalam Sunnah Nabi SAW secara

tegas.13

Hal ini sangat jelas dikatakan dalam Al-Quran surat Al Baqarah ayat 219

“Mereka bertanya kepada mu tentang khamar dan judi. Katakanlah:

"Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi

manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka

bertanya kepada mu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih

dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada mu

supaya kamu berfikir.”(QS. Al Baqarah: 219)

Di negara kita sendiri sudah banyak peraturan dan perundang-undangan

yang berkaitan dengan minuman keras, diantaranya dibahas dalam KUHP.

Walaupun demikian, pada prinsipnya minuman keras tidak dilarang dan orang

yang mengkonsumsinya tidak diancam dengan hukuman kecuali apabila ia mabuk

dan mengganggu ketertiban masyarakat umum.14

Sebagai kota yang berpenduduk padat serta berdekatan dengan ibu kota, tak

menutup kemungkinan ada berbagai kegiatan haram lain di Kota Tangerang

13

Topo Santoso, Menggagas Hukum Pidana Islam (As-syamil, 2000). 14

Ahmad Zaeburi Ardi. 2010. Analisis Politik Hukum Terhadap Perda Kota Depok no 6

tahun 2008 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol. Skripsi. Jakarta:

Program Strata Satu Universitas UIN Jakarta.

Page 18: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

6

Selatan, seperti pelacuran, perjudian yang tak kalah marak dengan banyaknya

peredaran minuman keras yang selalu mengiringi kegiatan tersebut.

Tangerang Selatan sebagai kota yang berpredikat kota religius, Pemkot

Tangerang Selatan baru-baru ini memberikan wacana tentang pelegalan miras,

dimana minuman keras ini akan dilegalkan di kota Tangerang Selatan dengan

ketentuan yang jelas tentunya. Wacana ini masi digodog dalam Rapat Daerah

tentang Retribusi Daerah. Perda yang berisi peredaran minuman keras itu sesuai

dengan ketentuan dalam Pasal 23 ayat (8) dan ayat (9) Peraturan Menteri

Perdagangan Nomor 43/M-DAG/PER/9/2009 tentang ketentuan pengadaan,

peredaran, penjualan, pengawasan, dan pengendalian minuman beralkohol

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 54/M-

DAG/PER/8/2012.15

Wacana ini pula di dukung oleh MUI, Sekretaris MUI Tangsel Abdul Rajak

berpendapat, dengan melegalkan miras, tidak semua wilayah atau toko-toko

minimarket yang memiliki kewenangan menjual miras. MUI menekankan, dalam

rencana melegalkan miras itu, aturan tentang miras harus betul-betul mengatur

hingga detil, seperti umur pembeli miras, toko penjual miras dan pihak-pihak

yang boleh mengkonsumsi miras, “...harus betul-betul jelas regulasinya. Dimana

yang diperbolehkan untuk menjual, konsumen yang boleh beli usia berapa, ini

harus diatur.Sehingga tidak semua orang bisa mengkonsumsi dan membeli miras

tersebut. Jadi harus jelas seperti di negara-negara maju...”16

Dalam rencana ini MUI juga meminta Pemkot Tangerang Selatan untuk

mengadakan musyawarah terlebih dahulu dengan kelembagaan Islam sebelum

15

Ima, MUI Dukung Miras Dilegalkan, Harian Tangsel Pos, 22 Mei 2013, h. 7. 16

Ibid, h. 7.

Page 19: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

7

meresmikan keputusan ini. Seperti yang kita ketahui bahwa dalam Islam pun

melarang kita untuk meminum minuman beralkohol karena dapat merusak akal

dan membuat lupa diri serta tidak baik untuk kesehatan.

Berangkat dari latar belakang di atas, maka penelitian ini dibuat dengan

judul Konstruksi Berita Pelegalan Miras pada Harian Tangsel Pos.

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih mudah dan terarah maka

penulisan skripsi ini dibatasi berdasarkan hanya pada berita terkait pelegalan

miras di Harian Tangsel Pos dengan judul “MUI Dukung Miras Dilegalkan”

edisi 22 Mei 2013.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka rumusan masalah

penelitian ini adalah: Bagaimanakah isu pelegalan miras dibingkai oleh Harian

Tangsel Pos?

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana Harian Tangsel Pos dalam

mengkonstruksi berita tentang isu pelegalan miras di Tangerang Selatan.

Page 20: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

8

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi maanfaat, diantaranya:

a. Manfaat Akademis

Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberi

kontribusi bagi para akademisi terutama mahasiswa Universitas Islam

Negeri Jakarta agar lebih mengetahui apa dan bagaimana pembingkaian

media massa, dalam mengkontruksi isu melalui pemberitaannya.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan gambaran

kepada khalayak mengenai fenomena bagaimana kekuatan Harian

Tangsel Pos memproduksi teks tentang isu pelegalan miras oleh MUI

Tangerang Selatan agar khalayak kritis terhadap berita-berita yang

dimunculkan oleh media.

D. Pedoman Penulisan

Penulisan dalam penelitian ini mengacu kepada buku Pedoman Penulisan

Karya Ilmiah (Skripsi, Tesis, Dan Disertasi) Karya Hamid Nasuhi dkk. yang

Diterbitkan oleh Ceqda (Center for Quality Development And Assurance).

E. Tinjauan Pustaka

Analisis ini merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu dan buku-buku

yang membahas tentang analisis framing. Ada beberapa tulisan yang

membicarakan mengenai analisis framing dan menjadi acuan dalam penelitian ini,

diantaranya yaitu:

Page 21: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

9

Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media. Buku ini ditulis

oleh Eriyanto dan diterbitkan PT LkiS Pelangi Aksara Yogyakarta tahun 2002.

Buku ini menjelaskan dengan lengkap tentang konstruksi framing, ideologi, dan

politik media.

Skripsi dengan judul “Analisis Framing Pemberitaan Waria pada

Majalah Waria @Information Group Rubrik Under Cover” karya Ika Sari

Nur Laili Romadlon, mahasiswa Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis memilih skripsi tersebut karena analisis

yang digunakan adalah analisis framing dengan model Zhongdang Pan dan Gerald

M. Kosicki dan sama-sama melihat pandangan dari satu media, perbedaannya

yaitu pada isu yang diangkat dan medianya.

Serta Artikel Jurnal Oleh Prakoso Febrianto dengan judul “Analisis

Framing Pada Pemberitaan Mengenai Pidato Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono Tentang Polemik Antara KPK dengan Polri di Website

Suarasurabaya.net dan RRI.co.id”, dalam jurnal ini terdapat kesamaan yaitu

dalam penggunaan metode analisis framing Zhondang Pan dan Gerald M, Kosicki

yang membedakan Prakoso mengkomparasi dari dua artikel dan dua media online.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini memaparkan latar belakang masalah, batasan masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, pedoman penulisan, tinjauan

pustaka dan sistematika penulisan.

Page 22: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

10

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA KONSEPTUAL

Bab ini menguraikan kajian teoritis mengenai konstruksi realitas sosial,

dan dijelaskan tentang apa itu framing beserta model Zhongdang Pan dan

Gerald M. Kosicki, media massa, media cetak, dan berita.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tentang paradigma penelitian, jenis penelitian, tempat dan

waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, teknik pengumpulan data,

sumber data, serta model analisis data.

BAB IV PROFIL HARIAN TANGSEL POS DAN TEMUAN ANALISIS

DATA

Bab ini berisi tentang sejarah singkat Harian Tangsel Pos, Visi-Misi,

Struktur Organisasi dari Harian Tangsel Pos, temuan dan analisis framing

terhadap Harian Tangsel Pos edisi 22 Mei 2013 yang membahas isu pelegalan

miras menggunakan model Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki, dan

Interpretasi penelitian.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan mengenai kesimpulan dan saran penulis.

DAFTAR PUSTAKA

Page 23: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Konstruksi Realitas

Konstruksi artinya pembuat, rancang bangun-bangunan, penyusunan,

pembangunan (bagunan), melukiskan, merancang dan lain sebagainya.1

Sementara media adalah perantara (informasi), sarana yang dipergunakan oleh

komunikator sebagai saluran untuk menyampaikan pesan kepada komunikan

apabila komunikasi jauh tempatnya atau banyak jumlahnya. Sebuah realitas sosial

tidak berdiri sendiri tanpa kehadiran individu, baik di dalam maupun di luar

realitas tersebut. Realitas sosial memiliki makna ketika realitas sosial dikonstruksi

dan dimaknai secara subjektif oleh individu lain, sehingga memantapkan realitas

itu secara subjektif. Individu mengkonstruksi realitas sosial dan

mengkonstruksinya dalam dunia realitas, memantapkan realitas itu berdasarkan

subjektifitas individu lain dalam institusi sosialnya.2

Pengetahuan atau pandangan manusia dibentuk oleh kemampuan tubuh

inderawi dan intelektual, asumsi-asumsi kebudayaan dan bahasa tanpa kita sadari.

Bahasa dan ilmu pengetahuan bukanlah cerminan semesta, melainkan bahasa

membentuk semesta, bahwa setiap bahasa mengkonstruksi aspek-aspek tertentu

dari semesta dengan caranya sendiri. Peter Dahlgren mengatakan realitas sosial

1 Alex. MA, Kamus Ilmiah Populer Kontenporer,(Surabaya: PT. Karya Harapan), h. 334.

2 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis

Semiotik, Dan Analisis Framing (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002) , h. 90.

Page 24: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

12

setidaknya sebagian adalah produksi manusia, hasil proses budaya, termasuk

penggunaan bahasa.3

Mengenai pentingnya bahasa dalam berkomunikasi, Ibnu hamad pun

memberikan pendapatnya bahwa dalam konstruksi realitas, bahasa adalah unsur

utama. Ia merupakan instrumen pokok untuk menceritakan realitas. Bahasa adalah

alat konseptual dan alat narasi. Begitu pentingnya bahasa, maka tak ada berita,

cerita, ataupun ilmu pengetahuan tanpa ada bahasa.4

Menurut Ibnu Hamad, bahasa terdiri dari: “Bahasa verbal (kata-kata tertulis

dan lisan) maupun non verbal (bukan kata-kata dalam bentuk gambar, foto, gerak-

gerik, grafis, angka, dan tabel)”. Keberadaan bahasa sebagai elemen utama

berkomunikasi, diungkapkan Ibnu Hamad tidak lagi sebagai alat semata untuk

menggambarkan sebuah realitas, melainkan bisa menemukan gambaran (citra)

yang akan dimunculkan di benak khalayak, terutama dalam media massa.

Jadi, dapat dikatakan bahasa yang digunakan media massa memiliki

kekuatan untuk membentuk pikiran masyarakat. Bahasa dengan unsur utama kata

memiliki kekuatan yang besar dalam berinteraksi antara komunitas sosial. Bahasa

adalah cermin budaya masyarakat pemakainya.

Peter L. Berger dan Thomas Luckman memperkenalkan konsep

konstruksionisme melalui tesisnya tentang konstruksi atas realitas. Teori

konstruksi sosial Peter L. Berger menyatakan bahwa, realitas kehidupan sehari-

hari memiliki dimensi subjektif dan objektif. Manusia merupakan instrumen

dalam menciptakan realitas sosial yang objektif melalui proses esternalisasi,

3 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta; LkiS,

2002), h. Xi. 4 Ibnu Hamad, Agus Sudibyo, Moh Qodari, Kabar-kabar Kebencian: Prasangka Agama di

Media Massa (Jakarta: ISAI, 2001), h. 69.

Page 25: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

13

sebagaimana ia mempengaruhinya melalui proses internalisasi (yang

mencerminkan realitas subjektif). Masyarakat merupakan produk manusia dan

manusia merupakan produk masyarakat. Baik manusia dan masyarakat saling

berdialektika diantara keduanya. Masyarakat tidak pernah sebagai produk akhir,

tetapi tetap sebagai proses yang sedang terbentuk proses dialektika tersebut

mempunyai tiga tahapan, Berger dalam Eriyanto menyebutkannya sebagai

momen. Ada tiga tahap peristiwa5 :

a. Eksternalisasi, yaitu pencurahan atau ekspresi diri manusia ke dalam dunia,

baik dalam kegiatan mental maupun fisik. Hal ini sudah menjadi sifat dasar

dari manusia, ia akan selalu mencurahkan diri ke tempat dimana ia berada.

Manusia tidak dapat kita mengerti sebagai ketertutupan yang lepas dari

dunia luarnya. Manusia berusaha menangkap dirinya, dalam proses inilah

dihasilkan suatu dunia, dengan kata lain manusia menemukan dirinya

sendiri dalam suatu dunia.

b. Objektivasi, yaitu hasil yang telah dicapai, baik mental maupun fisik

dari kegiatan esternalisasi manusia tersebut. Hal itu menghasilkan realitas

objektif yang bisa jadi akan menghadapi si penghasil itu sendiri sebagai

suatu faktisitas yang berada di luar dan berlainan dari manusia yang

menghasilkannya. Lewat proses objektivasi ini, masyarakat menjadi suatu

realitas sui generis. Hasil dari eksternalisasi kebudayaan itu misalnya,

manusia menciptakan alat demi kemudahan hidupnya, atau kebudayaan non

materil dalam bentuk bahasa. Baik alat maupun bahasa tadi adalah kegiatan

esternalisasi manusia ketika berhadapan dengan dunia, ia adalah hasil dari

5Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta; LkiS,

2002), h. 16-17.

Page 26: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

14

kegiatan manusia. Setelah dihasilkan, baik benda atau bahasa sebagai

produk eksternalisasi tersebut menjadi realitas yang objektif. Bahkan ia

dapat menghadapi manusia sebagai penghasil dari produk kebudayaan.

Kebudayaan yang telah berstatus realitas objektif, ada di luar kesadaran

manusia, ada “disana” bagi setiap orang. Realitas objektif itu berada dengan

kenyataan subjektif perorangan. Ia menjadi kenyataan empiris yang bisa

dialami setiap orang.

c. Internalisasi, proses internalisasi merupakan penyerapan kembali dunia

objektif ke dalam kesadaran sedemikian rupa sehingga subjektif individu

dipengaruhi oleh struktur dunia sosial. Berbagai macam unsur dari dunia

yang telah terobjektifkan tersebut akan ditangkap sebagai gejala di realitas

luar kesadarannya, sekaligus sebagai gejala internal bagi kesadaran. Melalui

internalisasi, manusia menjadi hasil dari masyarakat.

Bagunan realitas yang tercipta karena proses sosial tersebut adalah objektif,

subjektif, dan simbolis atau intersubjektif. Realitas objektif adalah realitas yang

terbentuk dari pengalaman di dunia objektif yang berada di luat diri individu, dan

realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas simbolis merupakan ekspresi

simbolis dari realitas objektif dalam berbagai bentuk. Sedangkan realitas subjektif

adalah realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali ealitas objektif

dan simbolis ke dalam individu melalui proses internalisasi.6

Bagi Berger, realitas itu tidak dibentuk secara ilmiah dan juga tidak

diturunkan oleh Tuhan. Melainkan dibentuk dan dikonstruksi. Dengan

6

Burhan Bugin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Mayarakat (Jakarta: Kencana, 2007), h. 202.

Page 27: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

15

pemahaman seperti ini, realitas berwajah ganda plural. Setiap orang mempunyai

konstruksi yang berbeda terhadap suatu realitas.7

Bagi kaum konstruksionis, realita itu bersifat subjektif. Realitas itu

dihadirkan oleh konsep subjektif wartawan. Saat wartawan melakukan wawancara

dengan narasumber disana terjadi interaksi antara wartawan dan narasumber dan

ditulis untuk dijadikan berita. Tetapi terdapat pula proses eksternalisasi:

pernyataan yang diajukan oleh pewawancara membatasi pandangan narsumber.

Pendekatan konstruksionis mempunyai penilaian sendiri bagaimana media,

wartawan, dan berita dapat dilihat, seperti:8

a. Fakta atau peristiwa adalah hasil konstruksi.

Realitas tercipta lewat konstruksi, sudut pandang tertentu dari

pandangan tertentu. Karena fakta itu diproduksi dan ditampilkan secara

simbolik, maka realitas tergantung pada bagaimana ia dilihat dan bagaimana

fakta tersebut dikonstruksi.

b. Media adalah agen Konstruksi.

Dalam pandangan konstruksionis, media dilihat sebagai subjek yang

mengkonstruksi realitas, lengkap dengan pandangan, bias dan

pemihakannya. Melalui berbagai instrumen yang dimilikinya, media ikut

membentuk realitas yang tersaji dalam pemberitaan.

c. Berita bukan reflesi dari realitas.

Dalam pandangan positivis, berita adalah informasi yang dihadirkan

kepada khalayak sebagai representasi kenyataan. Sedangkan menurut

pandangan konstruksionis berita itu bukan menggambarkan realitas yang

7Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta; LkiS,

2002), h. 13-15. 8Ibid, h. 19.

Page 28: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

16

ada, tetapi hasil dari konstruksi sosial dimana selalu melibatkan pandangan,

ideologi, dan nilai-nilai dari wartawan atau media. Realitas yang sama bisa

menghasilkan berita yang berbeda dan cara pandang seseorang juga

berbeda.

d. Berita bersifat subjektif (konstruksi atas realitas).

Hasil kerja jurnalistik dalam pandangan konstruksionis tidak bisa

dinilai dengan menggunakan dtandar yang rigif. Hal ini dikarenakan berita

adalah produk dari konstruksi dan pemaknaan atas realitas. Pemaknaan

orang atas realita jadi berbeda dengan orang lainyang tentunya

menghasilkan “realitas” yang berbeda juga.

e. Wartawan bukan pelapor, ia agen konstruksi realitas.

Dalam pandangan konstruksionis wartawan tidak bisa

menyembunyikan keberpihakannya, karena ia merupakan bagian intrinsik

dalam pembentukan berita. Selain itu wartawan juga dipandang sebagai

agen konstruksi. Karena wartawan bukan hanya melaporkan fakta,

melainkan turut mendefinisikan peristiwa.

f. Etika, pilohan moral, dan keberpihakan wartawan adalah bagian yang

integral dalam produksi berita.

Dalam pandangan konstruksionis aspek etika, moral dan nilai-nilai

tertentu tidak mungkin dihilangkan dari pemberitaan media. Wartawan

bukan hanya pelapor, karena disadari atau tidak ia menjadi partisipan dari

keragaman penafsiran dan subjektivitas dalam publik. Karena fungsinya

tersebut, wartawan menulis berita bukan hanya sebagai penjelas tetapi

mengkonstruksi peristiwa dari dirinya sendiri dengan realitas yang diamati.

Page 29: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

17

g. Nilai, etika, dan pilihan moral peneliti menjadi bagian yang integral dalam

penelitian.

Sifat dasar dari penelitian yang bertipe konstruksionis adalah

pandangan yang menyatakan peneliti bukanlah subjek yang bebas nilai.

Pilihan etika, moral atau keberpihakan peneliti menjadi bagian yang tak

terpisahkan dari progres penelitian.

h. Khalayak mempunyai penafsiran tersendiri atas berita.

Dalam pandangan konstruksionis khalaya dilihat sebagai subjek yang

aktif dalam menafsirkan apa yang dia baca. Makna dari suatu teks bukan

terdapat dari suatu pesan yang dibaca oleh pembaca karena makna selalu

mempunyai banyak arti. Setiap orang memiliki pemaknaan yang berbeda

atas teks yang sama.

Peristiwa yang sering diberitakan media massa baik media elektronik

maupun media cetak seringkali berbeda dengan peristiwa sebenarnya. Mengapa

demikian?, sebab media tidak semata-mata sebagai saluran pesan yang pasif tetapi

media juga aktif dalam melakukan konstruksi terhadap peristiwa.

Menurut Burhan Bugin, proses kelahiran konstruksi sosial media massa

berlangsung dengan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:9

a. Tahapan Menyiapkan Materi Konstuksi

Isu-isu penting yang setiap hari menjadi fokus media massa,

berhubungan dengan tiga hal, yaitu kedudukan (tahta), harta, dan

perempuan. Selain tiga hal itu ada juga fokus-fokus lain, seperti informasi

9

Burhan Bugin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi

Komunikasi di Mayarakat (Jakarta: Kencana, 2007), h. 204-212.

Page 30: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

18

yang sifatnya menyentuh perasaan banyak orang, yaitu persoalan-persoalan

sensitivitas, sensualitas, maupun ketakutan atau kengerian.

Ada tiga hal penting dalam penyiapan materi konstruksi sosial, yaitu:

1; Keberpihakan media massa kepada kapitalisme. Artinya, media massa

digunakan oleh kekuatan-kekuatan kapitalis untuk dijadikan sebagai mesin

pencipta uang atau pelipatgandaan modal. 2; Keberpihakan semu kepada

masyarakat. Artinya, bersikap seolah-olah simpati, empati, dan berbagai

partisipasi kepada masyarakat. 3; Keberpihakan kepada kepentingan umum.

Artinya sebenarnya adalah visi setiap media massa, namun akhir-akhir ini

visi tersebut tak pernah menunjukan jati dirinya, namun slogan-slogan

tentang visi ini tetap terdengar.

b. Tahap Sebaran Konstruksi

Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa adalah semua

informasi harus sampai pada pembaca secepatnya dan setepatnya

berdasarkan pada agenda media. Apakah yang dipandang penting oleh

media, menjadi penting pula bagi pemirsa atau pembaca.

c. Pembentukan Konstruksi Realitas

1) Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas

Tahap berikut setelah sebaran konstruksi, di mana pemberitaan

(penceritaan) telah sampai pada pembaca dan pemirsanya yaitu terjadi

pembentukan konstruksi di masyarakat melalui tiga yang berlangsung

secara genetik. Pertama, konstruksi realitas pembenaran; kedua,

kesediaan dikonstruksi oleh media massa; ketiga, sebagai pilihan

konsumtif.

Page 31: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

19

2) Pembentukan Konstruksi Citra

Pembentukan teori citra adalah bangunan yang diinginkan oleh

tahap konstruksi. Di mana bangunan konstruksi citra yang dibangun

oleh media massa terbentuk dalam dua model; (1) model good news

(stoy) dan (2) model bad news (story).

d. Tahap Konfimasi

Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun pembaca dan

pemirsa (penonton) memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap

pilihannya untuk terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. Bagi media,

tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi terhadap

alasan-alasan konstruksi sosial. Sedangkan bagi pembaca, tahapan ini juga

sebagai bagian untuk menjelaskan mengapa ia terlibat dan bersedia hadi

dalam proses konstruksi sosial.

B. Konsep Framing

Gagasan tentang framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun

1955.10

Awalnya, frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat

kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik, kebijakan, dan wacana, serta

yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep

ini kemudian dikembangkan oleh Goffman di tahun 1974, yang mengandaikan

frame sebagai kepingan-kepingan perilaku (strios of behavior) yang membimbing

individu dalam membaca realitas.11

10

Agus Sudibyo, Citra Bung Karno, Analisis Berita Pers Orde Baru, (Yogyakarta: Lkis,

1999), h. 23. 11

Sudibyo, Politik Media dan Pertarungan Wacana, h. 219.

Page 32: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

20

Sebagai sebuah konsep, framing atau frame sendiri bukan murni konsep

ilmu komunikasi, melainkan pinjaman dari ilmu kognitif (psikologi). Dalam

praktiknya, analisis framing juga membuka peluang bagi implementasi konsep-

konsep sosiologis, politik dan kultural untuk menganalisis fenomena komunikasi,

sehingga suatu fenomena dapat dapat diapresiasi dan dianalisis berdasarkan

konteks sosiologis, politis atau kultural yang melingkupinya.12

Dalam prespektif

komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah cara-cara atau

ideologimedia saat mengkonstruk fakta. Berikut beberapa definisi framing

menurut para ahli:13

Tabel 1

Definisi Framing Menurut Para Ahli

Tokoh Definisi

Robert N. Entman Proses seleksi dari berbagai aspek realitas sehingga

bagian tertentu dari peristiwa itu lebih menonjol

dibandingkan aspek lain. Ia juga menyertakan

penempatan informasi-informasi dalam konteks yang

khas sehingga sisi tertentu mendapatkan alokasi lebih

besar dari pada sisi yang lain.

William A. Gamson Cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir

sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna

peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu

wacana. Cara bercerita itu terbentuk dalam sebuah

kemasan (package). Kemasan itu semacam skema atau

struktur pemahaman yang digunakan individu untuk

mengkonstruksi makna pesan-pesan yang ia

12

Alex Sobur, Analisa Teks Media, Sebuah Pengantar untuk Analisis Wacana Semiotika,

Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 162. 13

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta; LkiS,

2002), h. 67-68.

Page 33: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

21

sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-

pesan yang ia terima.

Todd Gitlin Srategi bagaimana realitas/dunia dibentuk dan

disederhanakan sedemikian rupa untuk ditampilkan

kepada khalayak pembaca. Peristiwa-peristiwa

ditampilkan dalam pemberitaan agar tampak menonjol

dan menarik perhatian khalaya pembaca. Itu dilakukan

dengan seleksi, pengulangan, penekanan, dan

presentasi aspek tertentu dari realitas.

David E. Snow and

Robert Benfort

Pemberian makna untuk menafsirkan peristiwa dan

kondisi yang relevan. Frame mengorganisasikan

sistem kepercayaan dan diwujudkan dalam kata kunci

tertentu, anak kamlimat, citra tertentu, sumber

informasi, dan kalimat tertentu.

Amy Binder Skema interpretasi yang digunakan oleh individu

untuk menempatkan, menafsirkan, mengidentifikasi,

dan melabeli peristiwa secara langsung. Frame

mengorganisir peristiwa yang komples ke dalam

bentuk dan pola yang mudah dipahami dan membantu

individu untuk mengerti makna peristiwa.

Zhondang Pan and

Gerald M. Kosicki

Strategi konstruksi dan memproses berita. Perangkat

kognisi yang digunakan dalam mengkode informasi,

menafsirkan peristiwa, dan dihubungkan dengan

rutinitas dan konvensi pembentukan berita.

Dari definisi diatas, definisi framing mengacu pada suatu cara untuk

menyajikan realitas, dimana realitas yang ada dikemas sedemikian rupa dengan

menggunakan simbol-simbol yang terpilih, diseleksi, ditekankan, dan ditonjolan

sehingga peristiwa tertentu dapat lebih mudah dipahami berdasarkan perspetif

Page 34: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

22

tertentu yang dimaksudkan dalam proses framing tersebut. Jadi, realitas yang

disampaikan bukanlah realitas yang utuh. Agus Sudibyo (2001) mengatakan

bahwa media massa dilihat sebagai media diskusi antara pihak-pihak dengan

ideologi dan kepentingan yang berbeda-beda. Mereka berusaha untuk

menonjolkan kerangka pemikiran, perspektif, konsep dan klam interpretatif

masing-masing dalam rangka memaknai objek wacana. Ketertibatan mereka

dalam suatu diskusi sangat dipengaruhi oleh status, wawasan, dan pengalaman

sosial masing-masing.14

C. Analisis Framing Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki

Dalam prespektif komunikasi, analisis framing dipakai untuk membedah

cara-cara atau ideologi media saat mengkonstruksi fakta. Analisis ini mencermati

strategi seleksi, penonjolan, dan pertautan faktah ke dalam berita agar lebih

bermakna, lebih menarik, lebih berarti atau lebih diingat, untuk menggiring

interpretasi khalayak sesuai perspektifnya. Framing adalah pendekatan untuk

mengetahui bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh

wartawan ketika menyeleksi isu dan menulis berita.15

Gagasan mengenai framing, pertama kali dilontarkan oleh Baterson tahun

1955. Mulanya, frame dimaknai sebagai struktur konseptual atau perangkat

kepercayaan yang mengorganisir politik, kebijakan, dan wacana serta yang

menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini

kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Goffman pada 1974, yang mengandaikan

frame sebagai kepingan-kepingan perilaku (strips of behavior) yang membimbing

14

Agus Sudibyo, Politik Media dan Pertarungan Wacana, (Yogyakarta, 2001), h . 63. 15

Alex Sobur, Analisa Teks Media, Sebuah Pengantar untuk Analisis Wacana Semiotika,

Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h. 161-162.

Page 35: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

23

individu dalam membaca realitas.16

Pada intinya framing merupakan penempatan

berbagai informasi dalam konteks yang khas sehingga elemen isu tertentu

memilikki alokasi yang lebih besar dalam kognisi individu dibandingkan dengan

elemen isu yang lainya.17

Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki mengoperasionalisasikan empat

dimensi struktural teks berita sebagai perangkat framing. Keempat dimensi

struktural tersebut membentuk semacam tema yang mempertautkan elemen-

elemen semantik narasi berita dalam suatu koherensi global. Model ini berasumsi

bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi sebagai pusat organisasi

ide. Keempat struktur itu adalah:

Tabel 2

Kerangka Framing Zhondang Pan dan Gerald M Kosicki

Struktur Perangkat Framing Unit Yang Diamati

SINTAKSIS

(Cara wartawan

menyusun fakta)

Skema berita

Headline, lead, latar informasi,

kutipan, sumber, pernyataan,

penutup.

SKRIP (Cara wartawan

mengisahkan fakta)

Kelengkapan berita

Unsur 5W+1H (What, Where,

When, Who, Why, danWhy).

TEMATIK

(Cara wartawan

menulis fakta)

Detail

Koherensi

Bentuk kalimat

Kata ganti

Paragraf, preposisi, kalimat,

hubungan antara Kalimat.

RETORIS

(Cara wartawan

menekankan fakta)

Leksikon

Grafis

Metafor

Kata, idiom, gambar atau foto,

grafik, kiasan.

16

Ibid,Alex Sobur, Analisa Teks Media, Sebuah Pengantar untuk Analisis Wacana

Semiotika, Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), h..162. 17

M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:

Gitanyali, 2004). h. 181

Page 36: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

24

1. Struktur Sintaksis

Struktur sintaksis menunjuk pada pengertian susunan dari bagian

berita (headline, lead, latar informasi, kutipan sumber, pernyataan, dan

penutup) dalam suatu kesatuan teks berita secara keseluruhan. Pengertian

yang paling sederhananya adalah susunan kata dalam kalimat. Segi sintaksis

seringkali muncul dalam bentuk piramida terbalik. Struktur ini dapat

memberikan petunjuk mengenai bagaimana majalah memakai peristiwa dan

hendak kemana berita tersebut dibawa.

Sedangkan dalam tatanan wacana, struktur sintaksis terdiri atas

susunan atau kerangka dari sebuah penyusunan artikel atau wacana berita.

Struktur sintaksis biasanya ditandai dengan “struktur piramida terbalik” dan

bahasa penandaan sumber. Piramida terbalik ini mengacu pada

pengorganisasian bagian-bagian struktur yang beruntut, seperti headline,

lead (episode, runtutan cerita), backround (latar belakang) dan ending yaitu

conclusion (penutup). Unit dari skema sintaksis adalah sebagai berikut:

a. Headline (berita utama): menunjukkan kecenderungan berita dan

mempengaruhi bagaimana kisah dimengaerti.

b. Lead (teras berita): menunjukkan persfektif tertentu dari berita yang

diberitakan.

c. Latar Informasi: latar menentukan kearah mana pandangan khalayak

dibawa dan dapat dipengaruhi makna yang ditampilkan.

d. Kutipan Sumber: berfungsi mengklaim validitas pertanyaan berdasar

klaim otoritas akademik, menghubungkan poin tertentu dengan

melawankannya dengan pendapat mayoritas.

Page 37: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

25

e. Pernyataan

f. Penutup

2. Struktur Skrip

Skrip memberikan tekanan mana yang didahulukan dan bagaimana

dari suatu informasi penting yang disembunyikan. Bentuk umum dari

struktur skrip ini adalah pola 5W + 1H. Meskipun pola ini tidak selalu

dijumpai pada setiap berita, yang ditampilkan. Kategori informasi ini tidak

yang diharapkan diambil oleh wartawan untuk dilaporkan. Unsur

kelengkapan berita ini menjadi penanda framing yang penting. Prangkat

framingnya adalah kelengkapan berita. Unit kelengkapan berita:

a. Cara bercerita: bagaimana peristiwa diramu menjadi skenario yang

bermakna. Bagaimana cara peristiwa dipahami tergantung bagaimana

wartawan meletakkan bagian-bagian peristiwa dalam urutan tertentu.

b. Unsur 5W + 1H (what, who, where, when, why, how), dapat menjadi

frame yang penting atau disebut dengan unsur kelengkapan berita.

3. Struktur Tematik

Berhubungan dengan fakta yang ditulis. Penempatan dan penulisan

sumber berita ke dalam teks secara keseluruhan. Dalam menulis berita,

seorang wartawan mempunyai tema tertentu atas suatu peristiwa. Tema

itulah yang akan dibuktikan dengan susunan atau bentuk kalimat tertentu,

preposisi, atau hubungan antara preposisi. Perangkat yang digunakan dalam

struktur tematik ini adalah detail, koherensi, bentuk kalimat, kata ganti. Unit

yang diamati dari keempatnya adalah:

Page 38: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

26

a. Paragraf: bagaimana paragraf menampilkan elemen wacana detail

berhubungan dengan kontrol informasi yang ditampilkan sebuah media

apakah informasi yang ditonjolkan yang menguntungkan dan

mengandung citra baik atau sebaliknya.

b. Bentuk kalimat: kalimat aktif digunakan supaya seseorang menjadi

subjek atas pernyataan sedangkan kalimat pasif digunakan seupaya

seseorang menjadi objek dari pernyataan.

c. Hubungan antar kalimat: melihat bagaimana seseorang secara strategis

menggunakan koherensi untuk menjelaskan suatu fakta atau pristiwa

sebagai saling terpisah, hubungan atau sebab akibat.

d. Kata ganti: penggunaan kata ganti saya, aku, dia, mereka, anda dan

sebagainya erat kaitannya dengan bagaimana penulis menghubungkan

dirinya dengan pembaca.

4. Struktur Retoris

Menekankan arti tertentu ke dalam bentuk berita. Perangkat

framingnya adalah:

a. Leksion: menandakan bagaimana majalah memilih kata dari berbagai

kemungkinan kata yang tersedia, unit yang diamati adalah kata dan

idiom.

b. Grafis: yang biasanya muncul dalam bentuk foto atau gambar atau tabel.

Garafis mengontrol perhatian dna ketertarikan secara intensif,

menunjukan apakah suatu informasi dianggap penting dna menarik,

sehingga harus difokuskan.

Page 39: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

27

c. Metafora: cara penyampaian melalui kiasan atau ungkapan, pemakaian

kata-kata bukan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang

menggambarkan persamaan atau perbandingan.

D. Media Massa

1. Definisi dan Karakteristik Media Massa

Istilah “media massa” merujuk pada alat atau cara terorganisasi

untukberkomunikasi secara terbuka dan dalam jarak jauh kepada banyak orang

atau khalayak dalam jangka waktu yang ringkas. Media massa bukan sekedar alat

semata-mata, melainkan juga institusionalisasi dalam masyarakat melalui

kekuasaan yang ada maupun kesepakatan-kesepakatan lain.18

Media massa (Mass Media) adalah saluran-saluran atau cara pengiriman

bagi pesan-pesan massa. Media massa dapat berupa surat kabar, video, CD-Rom,

komputer, TV, radio, dan sebagainya.19

Menurut Kurt Lang dan Gladys Angel

Lang, media massa memaksakan perhatian pada isu-isu tertentu. Media massa

membangun citra publik tentang figur-figur politik. Media massa secara konstan

menghadirkan objek-objek yang menunjukkan apa yang hendaknya

dipertimbangkan, diketahui, dan dirasakan individu-individu dalam masyarakat.20

18

Nurani Soyomakti, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jogjakarta: AR-Ruzz Media, 2010), h.

98. 19

Lynn H Turner, pengantar Teori Komunikasi dan Aplikasi (Jakarta: Penerbit Salemba

Humanika, 2008), h. 41. 20

Warner J. Severin dan James Tankard, Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, dan Terapan

dalam Media Massa (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), h. 264.

Page 40: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

28

2. Fungsi Media Massa

Beberapa para ahli mengemukakan fungsi dari media massa. MenurutJay

Black dan Federick C. Whitney (1988) fungsi dari media massa antara lain:21

a. to inform (menginformasikan)

b. to entertaint (memberi hiburan)

c. to persuade (membujuk)

d. transmission of the culture (transmisi budaya).

3. Media Cetak

Arti harfial bahasa Indonesia “cetak” ialah cap. Acuan. Makna harfiah ini

belum cukup memuaskan, karena itu kita masih perlu mengacu kepada kosa kata

inggrisnya. Dalam bahasa inggris, cetak yang berkaitan dengan produksi media

cetak yaitu press. Press berarti mesin untuk mencetak buku, media, surat kabar.

Adapun the press adalah surat kabar, media dan juga didalamnya para wartawan.,

termasuk wartawan dan jurnalis (editor) media elektronik baik radio maupun

TV.22

Untukk menjangkau khalayak yang relatif heterogen, komunikasi

membutuhkan media massa, yaitu sarana teknis yang memungkinkan

terlaksananya komunikasi massa tertentu. Yang dimaksud dengan media cetak

adalah sarana media massa yang dicetak dan diterbitkan secara berkala seperti

surat kabar, majalah, dan tabloid.23

Media cetak di Indonesia pun semakin

21

Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 64. 22

R. Masri Sareb Putra, Media Cetak: bagaimana media merancang dan memproduksi,

(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), cet. 1. 23

Departeman Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2001) cet ke-3, h. 726.

Page 41: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

29

beragam dan spesifk seperti berbagai bidang hiburan, olahraga, anak-anak,

remaja, politik, budaya, hukum, kesehatan, agama, wanita hingga majalah belanja.

Surat kabar boleh dikatakan sebagai media massa tertua sebelum

ditemukan film, radio, TV dan sejenisnya. Surat kabar memiliki keterbatasan

karena hanya bisa dinikmati oleh mereka yang melek huruf, serta lebih banyak

dusenangi oleh kaum tua dan kaum remaja dan anak-anak. Salah satu keahliannya

adalah mampu memberikan informasi yang lengkap, mudah dibawa kemana-

mana, terdokumentasi sehingga mudah diperoleh bila dipelukan. Surat kabar dapat

dibedakan atas periode terbit, ukuran, dan sifat penerbitnya.

Dari segi periode terbit ada surat kabar yang terbit setiap hari baik dalam

bentuk edisi pagi maupun sore. Sementara surat kabar mingguan ialah surat kabar

yang terbit paling sedikit satu kali dalam seminggu. Dari segi ukurannya, ada

yang terbit dalam bentuk plano dan juga yang terbit dalam bentuk

tabloid.24

Menurut Astrid S. Susanto, surat kabar adalah pemberitaan tentang

keadaan dan perkembangan yang memungkinkan orang untuk memperoleh

gambaan tentang pendapat umum, sekaligus dengan pemberitaannya, surat kabar

mencerminkan aliran-aliran psikologi dan pendapat umum setiap harinya.25

Pada umumnya, kalau berbicara mengenai pers sebgai media cetak adalah

dalam pengertian sempit, yakni ada tiga yang dapat juga dikatakan sebagai syarat

yang harus dipenuhi oleh surat kabar. Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi

Teori dan Praktek” mengatakan tiga ciri surat kabar yaitu26

:

24

Cangara, Pengantar Ilmu Komuniaksi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Edisi

Revisi, h. 127. 25

Astrid S. Susanto, Komunikaso dalam Teori dan Praktik, (Bandung: Bina Cipta, 1988),

cet.ke-3, h. 28. 26

Onong Uchana Effendy, Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, (Bandung: PT. Remaja

Rosdikarya, 1990), cet.ke-11, h. 154-155.

Page 42: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

30

a. Publisitas

Bahwa surat kabar diperuntukan untuk umum: karenanya berita,

tajuk rencana, artikel dan lain-lain harus menyangkut kepentingan umum.

Mungkin saja ada instansi atau organisasi, misalnya sebuah universitas,

yang menerbitkan secara berkala dalam bentuk dan dengan kualitas

kertas seperti harian umum, tetapi penerbitan tersebut tidak berpredikat

surat kabar atau pers sebab di peruntukan khusus bagi akademika

universitas tersebut.

b. Universalitas

Bahwa surat kabar harus memuat aneka berita dari kejadian-

kejadian diseluruh dunia dan tentang segala aspek kehidupan manusia.

Untuk memenuhi ciri-ciri inilah maka surat kabar melengkapi dirinya

dengan wartawan-wartawan khusus mengenai bidang tertentu,

menempatkan koresponden di kota-kota penting, baik di dalam negeri

untuk meliput berita-berita nasional maupun di luar negeri.

c. Aktualitas

Kecepatan penyampaian laporan mengenai kejadian di masyarakat

kepada khalayak. Bagi surat kabar, aktualitas ini merupakan faktor yang

amat penting karena menyangkut persaingan dengan surat kabar lain dan

berhubungan dengan nama baik surat kabar yang bersangkutan.

d. Periodesitas

Menunjukkan pada keteraturan terbitnya, bisa harian, mingguan

atau dwi mingguan. Sifat ini sangat penting dimiliki media massa

khususnya surat kabar bagi khalayanya. Kebutuhan manusia akan

Page 43: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

31

infomasi adalah sama halnya dengan kebutuhan masnusia akan makanan,

minuman dan pakaian. Tidak pernah walau dalam satu hari pun manusia

tidak memerlukan informasi. Dan tidak sulit bagi surat kabar untuk terbit

secara periodik berkesinambungan selama ada dan dan tenaga yang

terampil karena disekeliling kita banyak sekali fakta serta peristiwa yang

dapat dijadikan isi berita surat kabar.

Asumsinya ialah setiap orang memiliki hak untuk mengetahui segala

pernak-pernik kejadian. Karena, dari bekal informasi itulah, setiap orang dapat

turut berpartisipasi di dalam kehidupan masyarakat. Untuk mendapatkan kepastian

informasi dan kemampuan urun rembung itu, setiap orang membutuhkan

wartawan surat kabar: yang bertugas sebagai wakil masyarakat untuk mencari dan

memberi tahu tentang segala peistiwa yang terjadi yang dibutuhkan masyarakat.

Surat kabar harian sendiri terbit untuk mewadahi keperluan tersebut. Infomasi

menjadi instrumen penting dari masyarakat industri. Maka itulah, surat kabar

harian bisa disebut sebagai produk dari industri masyarakat.27

E. Berita

1. Definisi Berita

Secara etimologi dalam Bahasa Inggris, berita (news) berasal dari kata new

(baru), jadi berita adalah peristiwa-peristiwa atau hal yang baru. Sedangkan

dikalangan wartawan ada ynag mengartikan news sebagai singkatan dari: north

(utara), east (timur), west (barat), south (selatan). Mereka mengartikan berita

sebagai laporan dari keempat penjuru angin tersebut, lapangan dari mana-mana,

dari berbagai tempat di dunia. Prof Mitchel V. Charnley dalam bukunya

27

Setiawan Santana K,Jurnalisme Kontemporer, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2005),

h. 87.

Page 44: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

32

“Reporting” mendefinisikan berita sebagai laporan tercepat mengenai fakta atau

opini yang mengandung hal yang menarik minat atau penting, atau kedua-duanya,

bagi sejumlah besar penduduk.28

Konsep dasar dari news atau berita adalah “apa-apa yang diberitakan oleh

wartawan dan termuat dalam media”, artinya berita adalah informasi yang sudah

diolah oleh wartawan dan dinilai punya keunggulan relatif, kadang bersifat

objektif kadang bersifat subjektif.29

Keunggulan sebuah berita banyak ditentukan

oleh apakah berita tersebut mempunyai nilai, walaupun terkadng bersifat

subjektif, tergantung siapa yang melihat dan memanfaatkannya.

Berita (news) merupakan sajian utama sebuah media massa di samping

views (opini). Mencari bahan berita lalu menyusunnya merupakan tugas poko

wartawan dan bagaimana redaksi penerbitan pers (media massa).30

Pada dasarnya berita adalah sebuah laporan mengenai segala sesuatu (fakta

atau opini) yang menarik atau penting bagi pembaca dan disampaikan tepat

waktu. Maksud dari kata „segala sesuatu‟ di sini adalah apa yang dilaporkan itu

menarik dan penting, dan harus disampaikan tepat waktu.31

Jadi, berita tidak lain

dan tidak bukan adalah peristiwa yang dilaporkan. Namun, Parakitri T Simbolon

dalan bukunya yang berjudul Vademekum Wartaawan mengatakan bahwa secara

teknis berita baru muncul hanya setelah dilaporkan. Segala hal yang diperoleh di

28

Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi (Bandung: PT Citra

Aditya Bakti, 2003), h. 130-131. 29

Indiwan Seto Wahju Wibowo, Dasar-dasar Jurnalistik (Jakarta: LPJA Press Jakarta,

2006), h. 39. 30

Asep Syamsul M. Romli, Jurnalistik Praktis untuk Pemula, cet-6 (Bandung: PT, Remaja

Rosdakarya, 2005), h. 3. 31

Wibowo, Dasar-dasar Jurnalistik(Jakarta: LPJA Press Jakarta, 2006) h. 40.

Page 45: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

33

lapangan dan masih akan dilaporkan, belum merupakan berita. Hasil di lapangan

itu masih merupakan peristiwa yang disaksikan oleh wartawan/ reporter.32

Warren Breed (1956), dalam buku Denis McQuail menyebutkan

karakteristik umum berita yang disusun dengan beberapa istilah yang

menguraikan berita: „layak jual, „dangkal‟, „sederhana‟, „objektif‟, „berorientasi

tindakan‟, „menarik‟ „(cukup berbeda)‟, „bijaksana‟.33

2. Nilai Berita dalam Media Massa

Nilai sebuah berita ditentukan oleh seberapa jauh syarat-syarat tertentu yang

harus dipenuhinya. Untuk mengetahui apakah suatu kejadian memiliki nilai berita

atau tidak, dapat dilihat dari unsur-unsur dibawah ini:34

a. Penting (significance): mempunyai pengaruh yang besar terhadap

kehidupan orang banyak atau kejadiannya mempunyai akibat atau

dampak yang luas bagi khalayak pembaca.

b. Besaran (magnitute): sesuatu yang besar dari segi jumlah, nilai, atau

angka yang besar hitungannya sehingga menjadi sesuatu yang berarti dan

menarik untuk diketahui banyak orang.

c. Kebaruan (timeliness): membuat peristiwa yang baru saja terjadi. Karena

kejadiannya yang belum lama, hal ini menjadi aktual atau masih hangat

dibicarakan khalayak umum.

d. Kedekatan (proximity): memiliki kedekatan jarak (geografis) ataupun

emosional dengan pembaca.

32

Parakitri T Simbolon, Vademekum Wartawan (Jakarta: Kepustakaan Gramedia, 1997), h.

88. 33

Denis McQuail, Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, cet-4 (Jakarta: Erlangga,

1996), h. 191. 34

Sedia Willing Barus, Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita (Jakarta: Erlangga,

2010), h. 31-32.

Page 46: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

34

e. Ketermukaan (prominece): suatu peristiwa yang menyangkut orang

terkenal atau sesuatu yang dikenal masyarakat.

f. Sentuhan manusiawi (human interest): sesuatu yang menyentuh rasa

kemanusiaan, menggugah hati, dan minat.

Selain itu, Suhaimi dan Ruli Nasrullah dalam bukunya yang berjudul

Bahasa Jurnalistik mengatakan bahwa tidak semua fakta, peristiwa, kejadian, atau

fenomena bisa dijadikan berita. Meliput dan menulis berita harus memperhatikan

beberapa elemen berita yang dijadikan sebuah peristiwa itu memiliki daya tarik.35

3. Kategori Berita dalam Media Massa

Prinsip lain dalam proses produksi berita adalah kategori berita. Proses

produksi berita adlaah sebuah konstruksi. Sebagai sebuah kontruksi, ia

menentukan mana yang penting dan mana yan tidak penting. Artinya, peristiwa itu

penting dan bernilai berita, bukan karena secara inheren peristiwa itu penting.

Peristiwa itu dinilai penting karena dikonstruksi oleh media dan wartawan.

Kategori berita diantaranya:36

Tabel 3

Kategori Berita

Hard News Berita mengenai peristiwa yang terjadi saat itu. Kategori

berita yang sangat dibatasi oleh waktu dan aktualitas.

Semakin cepat diberitakan semakin baik. Bahkan ukuran

keberhasilan dari kategori berita ini adalah dari kecepatannya

diberitakan. Peristiwa yang masuk dalam kategori hard news

ini bisa peristiwa yang direncanakan, bisa juga peristiwa yang

tidak direncanakan.

35

Suhaimi dan Ruli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta, 2009), h. 31. 36

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta: LkiS,

2002), h.109-110.

Page 47: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

35

Soft News Berita yang berhubungan dengan kisah manusiawi (human

interest). Soft news bisa diberitakan kapan saja dan dimana

saja karena yang menjadi ukurannya adalah informasi yang

disajikan kepada khalayak tersebut menyentuh emosi dan

perasaan khalayak.

Spot News Subklasifikasi dari hard news. Dalam spot news peristiwa

yang akan diliput tidak bisa direncanakan. Peristiwa

kebakaran, pembunuhan, kecelakaan, gempa bumi adalah

jenis-jenis peristiwa yang tidak bisa diprediksi

Developing

News

Subklasifikasi dari hard news. Baik spot news maupun

developing news umumnya berhubungan dengan peristiwa

yang tidak terduga. Tetapi dalam developing news dimasukan

elemen lain, peristiwa yang diberitakan adalah bagian dari

rangkaian berita yang akan diteruskan keesokan atau dalam

berita selanjutnya.

Continuing

News

Subklasifikasi lain dari hard news. Dalam continuing news

peristiwa-peristiwa bisa diprediksi dan direncanakan.

4. Proses Penulisan Berita

Selain dibentuk dalam berbagai jenis, berita pun disajikan dengan

konstruksi tertentu. Adapun unsur-unsur yang menjadi konstruksi berita adalah:37

a. Headline (judul berita)

Headline dibuat dalam satu atau dua kalimat pendek, tapi cukup

memberitahukan persoalan pokok peristiwa yang diberitakannya.

b. Lead (teras berita)

Lead merupakan laporan singkat yang bersifat klimaks dari

peristiwa yang dilaporkannya biasanya lead terdapat pada paragraf satu.

c. Body (kelengkapan atau penjel berita)

Body adalah keterangan secara rinci dan dapat melengkapi serta

memperjelas fakta atau data yang disuguhkan dalam lead.

37

Kustadi Suhandang, Pengantar JurnalistikSeputar Organisasi Produk dan Kode Etik.

(Bandung: Penerbit Nuansa, 2004), h. 115-130.

Page 48: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

36

Setiap wartawan menulis berita dengan gaya yang berbeda-beda. Namun

pada umumnya wartawan menggunakan gaya piramida terbalik.

Gambar 1

Pola Penulisan Piramida Terbalik

Manfaat dari pola piramida terbalik ini antara lain:38

a. Nilai sebuah berita dapat ditulis dengan langsung tanpa penjelasan yang

lebih panjang atau detail sehingga publik dapat memahami apa maksud dari

isi berita tersebut dalam waktu singkat tanpa harus baca keseluruhan berita

tersebut.

b. Keterbatasan kolom atau ruang di surat kabar atau tabloid menyebabkan

berita yang ditulis dalam piramida terbalik ini memudahkan redaktur atau

editor untuk melakukan penyederhanaan panjang tulisan berita dan biasanya

pertama kali kalimat yang akan dihilangkan/dipendekkan adalah kalimat

atau paragraf yang berada di kerucut bawah dalam pola piramida terbalik.

Selain kepandaian dalam membuat judul, dalam pola piramida terbalik ini

jurnalis mempertaruhkan beritanya di dalam lead atau teras berita. Ini dianggap

penting, karena lead merupakan paragraf pembuka yang mengantarkan khalayak

38

Suhaimi dan Ruli Nasrullah, Bahasa Jurnalistik (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta, 2009), h. 30-31.

Page 49: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

37

pembaca untuk masuk ke dalam penjelasan berita. Apabila lead tidak ditulis

dengan menarik, maka jangan berharap jika berita tidak akan dibaca.

Gaya piramida terbalik diperlukan agar khalayak yang biasa sibuk tetap bisa

mengetahui peristiwa yang terjadi. Gaya piramida terbalik juga untuk

memudahkan para redaktur, produser, atau penyunting untuk memotong bagian

berita yang kurang penting yang terletak pada bagian bawah. Ini terutama berlaku

bagi media cetak, seperti majalah dan surat kabar.39

Dalam piramida terbalik harus memiliki kelengkapan informasi yang

mencakup unsur-unsur pemberitaan 5W+1H (what, who, when, where, why, how).

Apa yanh terjadi, siapa yang terlibat, kapan peristiwa itu terjadi, dimana fakta itu

berlangsung, mengapa peristiwa itu bisa terjadi dan bagaimana proses terjadinya.

Unsur-unsur tersebut membuat kisah berita menjadi jelas, terang, dan langsung

dipahami masyarakat.40

5. Produksi Berita

Berita adalah hasil akhir dari proses kompleks dengan mayoritas (memilih-

milih) dan menentukan peristiwa dan tema dalam satu kategori tertentu. Ada

faktor-faktor yang menentukan bagaimana berita tersebut dapat diproduksi.

Faktor-faktornya antaralain:41

a. Rutinitas Organisasi

Setiap hari institusi media secara teratur memproduksi berita, dan

proses seleksi itu adalah bagian dari ritme dan keteraturan kerja yang

dijalankan setiap hari.

39

Sudirman Tebba, Jurnalistik Baru (Tangerang: Penerbit Kalam Indonesia, 2005), h. 57. 40

Setiawan Santana K, Jurnalisme Kontemporer (Jakarta: Obor Indonesia, 2005), h. 23. 41

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media (Yogyakarta: Lkis,

2002), h. 103-112.

Page 50: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

38

b. Nilai Berita

Nilai berita bukan hanya menentukan peristiwa apa yang akan

diberitakan, tetapi juga bagaimana berita dikemas. Peristiwa tidak lantas

dapat disebut sebagai berita tetapi ia harus dinilai terlebih dahulu apakah

peristiwa tersebut memenuhi kriteria nilai berita.

c. Kategori Berita

Kategori dipakai untuk membedakan jenis isi berita dan subjek

peristiwa yang menjadi berita.

d. Ideologi Profesional/Objektivitas

Objektivitas dalam produksi berita digambarkan sebagai tidak

mencampuradukkan antara fakta dengan opini. Objektivitas merupakan

standar profesional yang berhubungan dengan jeminan bahwa apa yang

disajikan adalah suatu kebenaran. Menurut Michael Bugeja Objectivity is

seeing the world as it is, not how you wish it were, (objektivitas adalah

melihat dunia seperti apa adanya, bukan bagaimana yang anda harapkan

mestinya.42

42

Luwi Ishwara, Catatan-catatan Jurnalisme Dasar (Jakarta: Penerbita Buku Kompas

2007), h. 44.

Page 51: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Penentuan metodologi penelitian ini sering pula disebut dengan “strategi

pemecahan masalah” karena pada tahap ini, mempersoalkan “bagaimana”

masalah-masalah penelitian tersebut hendak dipecahkan atau ditemukan

jawabannya.1 Berikut beberapa metodologi beserta penjelasannya dari penelitian

ini:

A. Paradigma Penelitian

Paradigma ialah seperangkat lengkap dari semua bentuk yang berbeda dari

sebuah kata. Istilah paradigma kemudian digunakan sebagai acuan dalam berbagai

program kegiatan pembangunan, termasuk dalam penelitian. Menurut Bogdan dan

Bikle mengartikan paradigma sebagai kumpulan longgar dari sejumlah asumsi

yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir

dan penelitian. Menurut Guba dan Lincoln, sebuah paradigma penelitian harus

memuat tiga elemen pokok, yaitu: ontologi, epistemologi, dan metodelogi.

Ontologi bertanya tentang hakikat fenomena, epistemologi bertanya tentang

bagaimana kita bisa mengetahui dunia dan apa hubungan antara peneliti dan yang

diteliti, sedangkan metodologi bertanya tentang bagaimana kita mendapatkan

pengetahuan tentang dunia.2

Paradigma constructionism, menganggap kenyataan itu hanya bisa di

pahami dalam bentuk jamak, berupa konstruksi mental yang tak dapat diraba,

1 Sanapiah Faisal, Format-format penelitian sosial: Dasar-dasar dan Aplikasi (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 1989) h. 31. 2 Moh. Kasiram, Metodelogi penelitian kualitatif-kuantitatif, (Malang: UIN-Maliki press:

2010), h. 147-148.

Page 52: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

40

berbasis sosial dan pengalaman yang bersifat lokal dan spesifik (ontologi).

Peneliti dan subjek yang diteliti terkait erat secara timbal balik, sehingga

penemuan dicipta seperti yang dikehendaki peneliti (epistemologi). Cara

menelitinya dengan menggunakan tehnik hermeneutik dan dibandingkan serta

dilawankan dengan melalui tukar menukar bahasa daerah, sehingga terjaring

konstruksi konsensus yang lebih jelas (metodelogi penelitian kualitatif).3

Paradigma ini melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna

yang menjadi titik perhatian bukan bagaimana seseorang mengirim pesan, tetapi

bagaimana masing-masing pihak dalam lalu lintas komunikasi saling

memproduksi dan mempertukarkan makna. Disini diandaikan tidak ada pesan

dalam arti yang statis yang saling dipertukarkan dan disebarkan. Pesan itu sendiri

dibentuk secara bersama-sama antara pengirim dan penerima atau pihak yang

berkomunikasi dan dihubungkan dengan konteks sosial dimana mereka

berada. Tujuan dari penelitian konstruksionis, seperti dikatakan Lawrence

Newman, adalah untuk mempelajari bagaimana individu hidup dalam lingkungan

sosial, atau bagaimana seseorang memahami realitas sosial.4

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini tergolong dalam penelitian pendekatan kualitatif.

Sedangkan tipe penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kualitatif. tipe

deskriptif adalah pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat. Tipe ini

mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku

dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu termasuk tentang hubungan serta

3Moh. Kasiram, Metodelogi penelitian kualitatif-kuantitatif, (Malang: UIN-Maliki press:

2010), h. 147-148. 4 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta; LkiS,

2002), h. 46.

Page 53: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

41

pengaruh dari suatu fenomena.5 Menurut Arikunto pendekatan kualitatif menitik

beratkan pada data-data penelitian yang akan dihasilkan berupa kata-kata melalui

pengamatan dan wawancara.6

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan

berupa kata-kata dan bukan angka. Semua data dikumpulkan memungkinkan

untuk dijadikan kunci terhadap apa yang diteliti.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Kantor redaksi Tangsel Pos yang berlokasi

di Griya Pena, Ville C/32 Nomor 12, Golden Road, ITC BSD, Jalan Raya

Serpong, Kota Tanggerang Selatan. Telp: 021-5383852 Fax: 021-5383852 email:

[email protected]

D. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Harian Tangsel

pos, sedangkan yang menjadi objek dari penelitian ini adalah pemberitaan “MUI

Dukung Miras Dilegalkan” edisi 22 mei 2013.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik dan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:

a. Wawancara mendalam

Wawancara mendalam adalah salah satu cara mengumpulkan data

atau informasi dengan cara langsung bertatap muka dengan informan agar

mendapatkan data lengkap dan mendalam.8

Pewawancara disebut

5 Moh Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2005), h. 55.

6 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rhineka

cipta. 1998) h. 10. 7Company Profile, Harian Tangsel Pos.

8 Rachmat Kriyantoro, Teknik Praktis Riset Komunikasi, (Jakarta: Kencana, 2009), h.100

Page 54: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

42

interviewer yaitu yang mengajukan pertanyaan, sedangkan orang yang

diwawancarai disebut interviewe yang memberi jawaban atas pertanyaan-

pertanyaan itu.9 Wawancara dilakukan bersama penulis, Redaksi pelaksana

Harian Tangsel Pos Redaktur Pelaksana M. Istijar Nusantara dan reporter

Sudin Antoro.

b. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah pengambilan

data yang diperoleh melalui pengumpulan data-data yang bersangkutan

dengan penelitian ini atau sumber-sumber tertulis dari bahan-bahan

kepustakaan yang berkaitan dengan objek penelitian yang dimaksud. Data-

data yang dikumpulkan dengan teknik dokumentasi cenderung merupakan

data sekunder.10

F. Sumber Data

Data adalah keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan bahan kajian

(analisis atau kesimpulan). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah

sesuai dengan fokus penelitian. Dalam penelitian ini sumber data di dapat dari

wawancara secara mendalam dari informan yang bersangkutan dan dari

dokumentasi sumber bacaan yang berhubungan dengan penelitian ini yang didapat

dari buku di perpustakaan, artikel, dan internet. Dalam penelitian ini data

diperoleh dari wawancara langsung dengan redaksi harian Tangsel Pos.

9

Lexi J. Maleong,Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004),hal. 186. 10

Prof. Dr. Husauni Usman dan Purnomo, Metodelogi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2009), h. 69.

Page 55: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

43

G. Model Analisis Data

Analisis data adalah proses penyerderhanaan data ke dalam bentuk yang

lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam menganalisa data, peneliti

mengolah data dari hasil observasi dan wawancara, data tersebut disusun dan

dikategorikan berdasarkan hasil wawancara, dokumen maupun laporan, yang

kemudian dideskripsikan ke dalam bentuk bahasa yang mudah dipahami.11

Berdasarkan jenis penelitian yang bersifat kualitatif, maka analisis data

berlangsung selama dan pasca pengumpulan data. Proses analisis mengalir dari

tahap awal hingga tahap penarikan kesimpulan hasil studi.12

Gambar 2

Komponen-komponen Analisis Data: Model Interaktif

Sumber: Matte B. Milles & A. Michael Huberman, 1992, Analisis Data Kualitatif, UI

Press, Jakarta, h. 20.

11

Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT. Rineka

Cipta, 1998), cet. ke-2, h. 78. 12

Agus Salim, Teori & Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006), h.

22.

Pengumpulan

Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Kesimpulan &

Verifikasi

Page 56: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

44

Proses-proses analisis kualitatif tersebut dapat dijelaskan ke dalam 3

langkah:

a. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, abstraksi, dan tranformasi data kasar yang diperoleh di

lapangan.13

Pada proses reduksi data ini peneliti akan menyeleksi data dari

hasil wawancara, observasi dan studi dokumentasi, dengan cara

memfokuskan data yang lebih menarik, penting, berguna dan baru. Data

yang rasa tidak penting disingkirkan.14

b. Penyajian data (data display)

Display data merupakan proses mendeskripsikan kumpulan informasi

secara sistematis dalam bentuk susunan yang jelas untuk membantu penulis

menganalisa hasil penelitian.15

c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclution drawing and

verification)

Penarikan kesimpulan dan verifikasi merupakan kegiatan interpretasi,

dengan maksud untuk menemukan makna dari data yang telah disajikan,

misalnya dengan menghubungkan antara data satu dengan yang lain.

Komponen-komponen analisis data tersebut secara keseluruhan saling

berhubungan selama dan sesudah pengumpulan data. Sehingga model dari Miles

dan Huberman ini disebut juga sebagai model interaktif.

13

Agus Salim, Teori & Paradigma Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2006),

h.22. 14

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 338. 15

Agus Salim, Teori & Paradigma Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Tiara Wacana,

2006), h. 22-23.

Page 57: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

45

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis framing

(pembingkaian) adalah suatu metode untuk melihat cara bercerita (story telling)

media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara melihat” media

terhadap realitas yang dijadikan berita.16

“Cara melihat” ini berpengaruh pada

hasil akhir dari konstruksi realitas. Analisis framing adalah metode analisis yang

dipakai untuk melihat bagaimana media mengonstruksikan realitas. Analisis

framing juga dipakai untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai

oleh media. Analisis framing inilah yang kemudian digunakan sebagai teknik

analisis data untuk menganalisis pemberitaan.

Model analisis penelitian yang digunakan ialah model Zhondang Pan dan

Gerald M. Kosicki, karena perangkat framing ini meneliti media melalui struktur

bahasa yang digunakan dalam mengkonstruksi realitas, struktur dan perangkat

analisisnya relatif lengkap sehingga memungkinkan penelitian melakukan kajian

teks berita secara detail. Di dalam analisis framing model Zhongdong Pan dan M.

Kosicki ini, framing dibagi ke dalam empat struktur besar. Keempat unsur

tersebut dibagi kedalam perangkat framing sebagai berikut.17

a. Struktur Sintaksis, wartawan menyusun berita. Struktur sintaksis memiliki

perangkat berupa headline, lead, latar informasi, kutipan sumber,

pernyataan, dan penutup.

b. Struktur Skrip, perangkat framingnya adalah kelengkapan berita, unit

kelengkapan berita berupa 5W+1H.

16

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta; LkiS,

2002), h.4. 17

Ibid, h. 256.

Page 58: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

46

c. Struktur Tematik, perangkat framingnya adalah detail, koheresi, bentuk

kalimat, kata ganti. Sedangkan unit yang diamati adalah paragraf atau

proposisi.

d. Retoris adalah cara wartawan menuliskan fakta. Struktur retoris mempunyai

prangkat framing berupa leksikon atau pilihan kata, grafis, metafor, dan

pengandaian. Sedangkan unit yang diamati adalah kata, idiom, gambar atau

foto, dan grafis.

Page 59: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

47

BAB IV

PROFIL HARIAN TANGSEL POS DAN TEMUAN ANALISIS DATA

A. Profil Harian Tangsel Pos

1. Sejarah Berdirinya Harian Tangsel Pos

Tangsel Pos lahir 1 Desember 2008, tidak lama setelah lahirnya Kota

Tangerang Selatan (Tangsel) pada 26 November 2008 dari Kabupaten Tangerang.

Surat kabar harian ini didirikan oleh H. Margiono, pelaku bisnis media massa

yang berhasil membesarkan Rakyat Merdeka sebagai koran politik nomor satu

(The Policitacal News Leader) di Indonesia di bawah naungan Jawa Pos Group.1

Jadi sekarang sudah masuk tahun ke-5.2

Kelahiran Tangsel Pos didasari oleh semangat untuk memajukan kota baru

berpenduduk sekitar 1,3 juta jiwa. Melalui Tangsel Pos diharapkan kota dengan

motto “cerdas, modern, dan religius” itu terus berkembang menjadi kota teladan di

berbagai bidang bagi kota-kota lain sesuai dengan cita-cita awal masyarakat

Tangsel saat membentuk kota ini. Tangsel Pos hadir dalam upaya memberikan

informasi yang lengkap, akurat, dan memberikan warna berbeda kepada

masyarakat Tangsel.

Kota Tangsel memiliki potensi besar menyumbangkan pendapatan daerah.

Sebagai kawasan pemukiman modern, bisnis perdagangan dan jasa, perekonomian

Kota Tangsel terus terdongrak dengan baik. Investor-investor dalam dan luar

negeri sudah mempersiapkan diri masuk ke wilayah Kota Tangsel. Perkantoran

modern yang asri nan hijau menjadi daya tarik bagi pemilik modal untuk

1Website Tangsel Pos (www.tangsel-pos.com diakses pada 11 Juni 2013)

2Wawancara pribadi dengan M. Istijar Nusantara, Tangerang, 8 juli 2013 pukul 18.05.

Page 60: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

48

menginvestasikan budgetnya di Kota Tangsel. Adalah BSD City, Alam Sutera,

Summarecon Serpong dan Bintaro Jaya, yang kini menjadi basis kota modern di

Kota Tangsel. Di dalamnya semua fasilitas tersedia lengkap, mulai dari sekolah

bertaraf internasional, rumah sakit bertaraf internasional, trade center, mall, hotel

berbintang, restoran dan jasa lainnya.

Kota Tangsel terdiri dari tujuh kecamatan, yakni Serpong, Serpong Utara,

Pondok Aren, Ciputat, Ciputat Timur, Pamulang, dan Setu. Seluruh kawasan di

tujuh kecamatan itu terus berkembang pesat menjadi kawasan pemukiman modern

serta jasa dan perdagangan. Ciputat dan Pamulang merupakan dua kawasan yang

perekomoiannya makin mengeliat. Properti baru di berbagai kelas terus dibangun

untuk memenuhi kebutuhan hunian warga, baik dari Tangsel, wilayah Tangerang

maupun Jakarta dan sekitarnya.

Sudah lima tahun Tangsel Pos hadir ditengah pembaca. Kurun waktu

tersebut tidaklah sebentar dengan sekelumit perjuangan panjang agar tetap survive

dan acceptable. Sejak pertama kali terbit hingga saat ini, Tangsel Pos telah

mengalami perubahan, baik dari segi konten dan perwajahan serta gugus tugas

dalam newsroom yang ada. Tangsel Pos memantapkan diri sebagai koran yang

terkonsentrasi di wilayah basis utamanya, yakni Kota Tangerang dan wilayah

penyangganya, yaitu Kabupaten dan Kota Tangerang (Tangerang Raya). Tangsel

Pos memiliki benchmark lebih jelas dengan mencakup konten untuk semua

kalangan pembaca dan dikemas secara elegan dan dinamis sesuai perwajahan

yang berdesain modern. Tangsel Pos sebagai variant local news paperdari Jawa

Pos Goup selalu mempertahankan acuan karakteristik yang disesuaikan dalam

lokalitas dan poximity (kedekatan) pembaca di Kota Tangerang dan Tangerang

Page 61: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

49

Raya.3 Dalam pembuatan beritanya Harian Tangsel Pos lebih memilih dari segi

nilai jual dalam sebuah berita, serta mereka cenderung mengesampingkan unsur

SARA dalam pemberitaanya.

2. Visi dan Misi

a. Visi

Visi Tangsel Pos adalah menjadi surat kabar nomor satu dan

terbesar di Tangerang Selatan. Surat kabar ini tumbuh berkembang

seiring kemajuan Kota Tangerang Selatan dan menjadi referensi terdepan

bagi masyarakat modern. Tangsel Pos bekomitmen untuk membuat surat

kabar berkualitas tinggi serta fokus dalam meningkatkan minat baca

masyarakat.

b. Misi

1) Koran referensi terdepan masyarakat Kota Tangerang Selatan

2) Memupuk rasa tanggungjawab dan memiliki Tangsel Pos di hati

warga Tangsel

3) Sebagai wadah komunitas warga sekaligus koran panduan mereka

4) Sarana promosi yang baik dan tepat bagi semua produsen.4

3. Sirkulasi Penyebaran Koran dan Profil Pembaca

Oplah Tangsel Pos telah mencapai 25.000 eksemplar setiap harinya. Tangsel

Pos menemui pembacanya setiap pagi dengan incian peredaran sebagai beikut:

3Company Profile, Harian Tangsel Pos.

4 Website Tangsel Pos (www.tangsel-pos.com diakses pada 11 Juni 2013)

Page 62: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

50

a. Sirkulasi Penyebaran Koran

Gambar 3

Sirkulasi Penyebaran Koran5

b. Profil Pembaca

1) Usia Pembaca

Gambar 4

Usia Pembaca6

5Company Profile, Harian Tangsel Pos.

6Ibid,.

Page 63: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

51

2) Pendidikan

Gambar 5

Berdasarkan Pendidikan7

3) Pekerjaan

Gambar 6

Berdasarkan Pekerjaan8

7Company Profile, Harian Tangsel Pos.

8Ibid,.

Page 64: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

52

4) Pendapatan Pembaca

Gambar 7

Pendapatan Pembaca9

5) Jenis Kelamin

Gambar 8

Jenis Kelamin10

9Company Profile, Harian Tangsel Pos.

10Ibid.,

Page 65: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

53

6) Struktur Redaksi

Gambar 3.6

Managemen Redaksi Harian Tangsel Pos11

Pembina : H. Margiono, H Kiki Iswara

Komisaris : Budi Rahman Hakim, Ratna Susilowati

Direktur : Hari Prastowo

General Manager : Atho Al Rahman

Pemimpin Redaksi : Khomsurizal

Redaktur Pelaksana : M. Istijar Nusantara

Koordinator Liputan : Iwan Triana Riawan

11

Company Profile, Harian Tangsel Pos.

Sekertaris Redaksi

Wartawan

an

Redaktur

Banten

Redaktur

Metro & Politik

Koordinator

Liputan

Redaktur Pelaksana

Redaktur

Kab. Tangerang Redaktur

Zona

Ciputat

Redaktur

Olahraga

Pimpinan Redaksi

Wartawan

wwan

Wartawan

an

Wartawan Wartawan

Page 66: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

54

Redaktur : Ari Suhendra, Yan Dwita Hermansyah, Samsudin,

Budi Sabarudin, Dendi Awaludin.

Reporter :Irma Permata Sari, Indra Mahdi, Shophie

Raksadinata, Sudin Antoro

Fotografer : Irawan, Rivan Awak Lingga

Sekretaris Redaksi : Aisyah Pratiwi

Pracetak :Supriyadi, Rizki, Agung Darmawan, Siti

Hardiyanti, Andri Yansah, Septian Aji Kurniawan

IT : Ari Kuswondo

Sidang Redaksi : Hari Prastowo, Atho Al Rahman, Khomsurizal

Keuangan : Melani

Inkaso Pemasaran/Iklan : St Choirunnisa, Ratih Yopita

Manager Iklan : Firdaus AR

Iklan : Andi Budiman, Cahyo

Manager Event : Rudi Kurniawan

Kordinator Pemasaran : Ferdy Salim

Pengembangan & Usaha : Andre Sumanegara

Biro Banten : Adam Adhary, Yuliawati

Tim Advokat : Suharyono & Associates

Penerbit : PT Serpong Media Utama

Percetakan : PT. Temprina Media Grafika

Page 67: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

55

B. Analisis Framing Zhondang Pan Dan Gerald M. Kosicki

1. Sintaksis (Skema Berita)

Struktur sintaksis berkaitan dengan bagaimana cara wartawan merangkai

peristiwa di dalam sebuah berita.

a. Judul

Judul dari Harian Tangsel Pos pada edisi 22 Mei 2013 yaitu “MUI

Dukung Miras Dilegalkan”. Judul yang dibuat di pemberitaan ini

menonjolkan MUI sebagai subjek, dengan menggunakan MUI sebagai

lembaga Islam yang dibingkai mendukung pelegalan miras. Penempatan

MUI dalam judul dianggap mempunyai nilai jual dan menarik bagi khalayak

sebagai informasi. Pernyataan dari M. Istijar Nusantara selaku Redaktur

Pelaksana Harian Tangsel Pos juga memperkuat perihal tersebut, seperti

dalam kutipan wawancara berikut ini:

“...MUI pada sasaran Majelis Ulama yang berkaitan dengan

yang halal dan haram,dianggap memiliki nilai jual, karena MUI

sebagai lembaga agama, ia juga mendukung pelegalan miras. Kenapa

demikian, dijelasin pada beritanya bahwa yang dimaksud melegalkan

itu adalah mendukung Perda peraturan retribusi miras.”12

Suatu berita bisa dikatakan memiliki nilai jual apabila berita itu

mengandung sesuatu yang akan menarik minat pembaca untuk membacanya

bahkan berawal dari judulnya saja, seperti dalam pemaparan M. Istijar

selaku Redaktur Pelaksana Harian Tangsel Pos, bahwa dengan menekankan

MUI yang disandingkan dengan isu miras menjadikan sesuatu yang kontras

pada judulnya karna antara MUI yang merupakan majelis penghimpun

ulama muslim Indonesia untuk membuat kebijakan dakwah serta

12

Wawancara langsung dengan Muhammad Istijar Nusantara, Tangerang 8 Juli 2013.

Page 68: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

56

mengeluarkan fatwah berkaitan dengan hukum Islam13

, malah mendukung

pelegalan miras yang faktanya dalam Islam miras itu diharamkan. Dengan

demikian judul inimenjadikan kekontrasan atau pertentangan dalam konteks

isu miras. Hal itulah menjadikan berita ini memiliki nilai jual untuk

menarik perhatian pembaca.

b. Lead

Lead yang digunakan oleh Tangsel Pos sebagai berikut: “...Serpong,

Tapos. Majelis Ulama Indonesia (MUI) setuju dengan rencana Pemerintah

Kota Tangerang Selatan (Pemkod Tangsel) untuk melegalkan minuman

keras (miras). Dukungan itu bertujuan agar miras tidak dijual di sembarang

tempat...” (paragraf 1)

Jenis lead yang digunakan Harian Tangsel Pos ialah lead who (teras

berita siapa) yaitu teras berita yang menempatkan seseorang baik individu

seperti tokoh penting, public figure, selebritis, orang terkemuka atau orang

yang punya kedudukan dan juga institusi seperti lembaga pemerintah,

organisasi, perusahaan dan lain-lain.14

Penggunakan lead who dalam berita

ini untuk menggambarkan sebuah lembaga yaitu MUI yang menunjukkan

dukungannya kepada Pemkot Tangsel terkait pelegalan miras. Teks

dimaksud untuk menarik minat pembaca dengan langsung menjelaskan

bahwa MUI mendukung program Pemkot Tangsel untuk melegalkan miras

serta menuliskan tujuan MUI dalam mendukung pelegalan miras tersebut

13

MUI, Tujuan dan Fungsi MUI, artikel diakses pada 7 Maret 2014 dari

http//:www.mui.or.id. 14

Suhaimi, M.Si dan Ruli Nasrullah, M.Si. Bahasa Jurnalistik (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta, 2009).

Page 69: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

57

yaitu agar miras tidak dijual di sembarang tempat, hal tersebut diasumsikan

dapat membatasi konsumen dan peredaran miras di Tangerang Selatan.

c. Background

Latar belakang mengenai dukungan MUI terhadap pelegalan miras

untuk melokalisasi atau menertibkan penjualan miras khususnya di

Tangerang Selatan. Berikut kutipan pemberitaan Harian Tangsel Pos

mengenai hal tersebut: “...Sekertaris MUI Tangsel Abdul Rajak

berpendapat, dengan melegalkan miras, tidak semua wilayah atau toko-toko

mini market yang memiliki kewenangan menjual miras....” (paragraf 2)

Kutipan di atas merupakan pernyataan dari Abdul Rajak yang

merupakan sekertaris MUI Tangerang Selatan. Melalui pernyataan Abdul

Rajak, Tangsel Pos menjelaskan kepada para pembaca bahwa dengan

melegalkan miras, bukan berarti MUI mendukung hal yang dilarang dalam

Islam, tetapi menegaskan bahwa dengan diaturnya lokalisasi miras tidak

semua orang dapat menjual dan membelinya disembarang tempat,tetap ada

aturannya dimana tempat-tempat yang diberi kewenangan untuk

menjualnya, siapa yang boleh mengkonsumsinya serta batasan umur berapa

yang boleh membeli miras. Hal ini tampak pada kalimat yang menekankan

bahwa melegalkan miras bertujuan untuk menertibkan penjualan miras di

Tangerang Selatan. Berikut kutipannya: “...MUI menekankan, dalam

rencana melegalkan miras itu, aturan tentang miras harus betul-betul

mengatur hingga detail, seperti umur pembeli miras, toko penjual miras, dan

pihak-pihak yang boleh mengkonsumsi miras...” (Paragraf 3)

Page 70: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

58

d. Kutipan Sumber

Pemberitaan ini menggunakan kutipan wawancara dari Abdul Rajak

selaku sekertaris MUI dan Fery Payacun selaku Kabid Perindustrian Dinas

Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangsel mengenai

rencana pelegalan miras dan aturan-aturan yang berlaku di Tangerang

Selatan untuk menertibkan miras. Pemilihan kedua narasumber ini dapat

dimaknai bahwa Harian Tangsel Pos ingin menunjukkan adanya dukungan

dari lembaga agama dan pemerintah untuk melegalkan miras, selain itu

penggunaan kedua narasumber tersebut menjadikan berita lebih terpercaya

karena menggunakan narasumber yang kredibel di bidangnya. Abdul Rajak

mengatakan bahwa dalam rencana melegalkan miras ini, harus jelas

regulasinya, dari mulai penjualannya, umur pembeli dan siapa saja yang

dapat mengkonsumsinya. Berikut kutipannya:

“Harus betul-betul jelas regulasinya. Dimana yang

diperbolehkan untuk menjual, konsumen yang boleh beli usia berapa,

ini harus diatur. Sehingga tidak semua orang bisa mengonsumsi dan

membeli miras tersebut Jadi harus jelas seperti di negara-negara maju,

ungkap Rajak.” (paragraf 4)

Harian Tangsel Pos memberikan penekanan dari pernyataan Abdul

Rajak dengan pemilihan kalimat “seperti di negara-negara maju”. Kalimat

tersebut memberikan asumsi bahwa di negara-negara maju aturan tentang

miras sangat jelas dan pelaksanaannya benar-benar terkendali, sehingga

tidak adanya penyalahgunaan dalam kebijakan ini. Abdul Rajak berharap

agar Pemkot benar-benar serius dalam menangani peraturan ini agar tidak

terjadi kesalahan.

Page 71: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

59

Sementara pernyataan dari Fery Payacun lebih menjelaskan kepada

mirasnya. Fery berpendapat bahwa Perda miras ini dibuat untuk

mengamankan motto Tangerang Selatan yang religius, dengan mengatur

regulasi miras. “...Perda ini untuk mengamankan motto Tangsel yang

religius untuk mengatur regulasi tempat mana saja yang bisa menjual...”

(paragraf 10)

Fery berpendapat dengan mengatur regulasi miras maka motto

Tangsel yang ingin menjadikan kota religius berdasarkan iman dan takwa

tetap terjaga. Regulasi yang berfungsi mengendalikan perilaku masyarakat

dengan aturan atau batasan yang menggambarkan bahwa narasumber ingin

menegaskan aturan-aturan tentang miras dengan jelas.

Sejalan dari pernyataan diatas, Fery Payacun menjelaskan tentang

peraturan yang akan diterapkan oleh Pemerintah. Berikut kutipannya: “...Di

dalam Raperda diatur mereka berjualan di hotel untuk golongan B dan C

hotel dan restoran yang bertanda khusus”, ungkapnya. (paragraf 12)

Dari kutipan diatas Fery Payacun menjelaskan bahwa ada tempat-

tempat tertentu yang diperbolehkan untuk menjual miras dengan jenis-jenis

atau golongan tertentu seperti penjualan miras di hotel, golongan miras yang

diperjualkan adalah golongan B yaitu alkohol dengan kadar etanol

(C2H5OH) sebanyak 5 sampai 20 persen, dan golongan yang bertanda

khusus diperbolehan menjual miras yang bergolongan C, yaitu minuman

beralkohol dengan kadar etanol (C2H5OH) sebanyak 20 sampai dengan 50

persen.15

15

Peraturan Daerah Kota Tanggerang Selatan Nomor 9 Tahun 2008 tebtabf Pengawasan dan

Pengendalian Minuman Beralkohol.

Page 72: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

60

e. Penutup

Pada bagian akhir penutup, Tangsel Pos mengambil pernyataan dari

Fery Payacun, Kabid Disperindag Kota Tangsel. Pernyataan ini menjelaskan

bahwa peraturan daerah tentang miras pada dasarnya sudah ada sejak dulu,

jadi Perda ini merupakan Perda lanjutan dari Perda sebelumnya. “...Selain

itu aturan ini juga merupakan kelanjutan dari Perda warisan Pemda

Kabupaten Tangerang. Seperti Perda Nomor 9 Tahun 2008 tentang

Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol...” (paragraf 17)

Harian Tangsel Pos menggunakan penekanan pada kata “warisan”

yang mana pemberi tanda petik atau kutip yang bermaknakan bahwa Perda

ini merupakan Perda peninggalan dari Pemda Tangerang sebelumnya.

Dalam framing bagian penutup juga terbilang penting karena inti dari sikap

media itu terlihat, dengan fakta yang dihadirkan media untuk memperkuat

pembingkaian mereka. Hal ini nampak pada bagian penutup, Tangsel Pos

ingin menunjukan bahwa peraturan miras ini telah diatur berdasarkan

hukumdengan menuliskan Perda Nomor 9 Tahun 2008 tentang Pengawasan

dan Pengendalian Minuman Beralkohol.

Page 73: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

61

2. Struktur Skrip (Kelengkapan Berita)

Tabel 4

Kelengkapan Berita dari Harian Tangsel Pos

Perangkat Framing Hasil pengamatan pada berita di harian Tangsel Pos

What

Majelis Ulama Indonesia (MUI) setuju dengan rencana

Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel)

untuk melegalkan minuman keras (miras).

Where

Tangerang Selatan

When

-

Who

MUI

Why

Pelegalan miras dilakukan untuk menertibkan miras

agar tidak dijual di sembarang tempat.

How Pemkot mengeluarkan Perda tentang Pelengalan miras

dan mendapat dukungan dari lembaga agama MUI.

Menurut MUI Perda ini dibuat untuk menertibkan

lokalisasi miras serta siapa saja yang memiliki

kewenangan untuk menjual miras.

Struktur skrip merupakan bagaimana cara wartawan menceritakan sebuah

peristiwa secara lengkap. Jika dilihat dari struktur skrip, pemberitaan Harian

Tangsel Pos belum memenuhi unsur 5W1H. Pernyataan lembaga Islam (MUI)

dan Pemkot Tangsel yang mendukung dan menjabarkan tentang peraturan yang

akan ditetapkan, ditampilkan dengan lengkap.

Kelengkapan berita pada Harian Tangsel Pos dapat dilihat sebagai berikut,

what (apa yang terjadi: MUI menyetujui Pemkot Tangerang Selatan untuk

Page 74: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

62

melegalkan miras), where (dimana pelegalan miras itu ditetapkan: perda pelegalan

miras ini akan ditetapkan di Kota Tangerang Selatan), who (siapa narsumber yang

berkaitan dalam berita: narasumber sekaligus yang menjadi perberitaan dalam

berita ini adalah MUI yang diwakili oleh Abdul Rajak selaku Sekertaris MUI),

why (kenapa perlu dilakukan pelegalan atau peraturan tentang miras: pelegalan

miras ini dilakukan untuk menertibkan tempat-tempat yang menjual miras di

Tangerang Selatan serta peraturan siapa saja yang boleh mengkonsumsi miras),

how (uraian singkat tentang peristiwa yang terjadi dalam berita: Pemkot

Tangerang Selatan mengeluarkan wacana tentang pelegalan miras, hal tersebut

mendapat dukungan dari lembaga agama Islam yaitu MUI. MUI berdalih bahwa

pelegalan ini justru untuk mengatur lokalisasi penjualan miras agar dapat

terkendali). Dengan cara ini Harian Tangsel Pos menekankan kepada pembaca

bahwa argumen dari lembaga Islam dan Pemerintah sama-sama mendukung

pelegalan miras dengan aturan yang sudah ditetapkan. Dengan menggunakan

unsurberita Harian Tangsel Pos bermaksud untuk memberikan penjelasan kepada

pembaca agar mudah memahami isi berita.

3. Struktur Tematik

a. Koherensi

Koherensi merupakan pengaturan secara rapi kenyataan dan gagasan,

fakta dan ide menjadi suatu untaian yang logis sehingga mudah memahami

isi pesan yang dihubungkannya. Pada berita ini Harian Tangsel Pos

menggunakan koherensi dalam teks berita yaitu: “...Harus betul-betul jelas

regulasinya. Dimana yang diperbolehkan untuk menjual, konsumen yang

Page 75: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

63

boleh beli usia berapa, ini harus diatur. Sehingga tidak semua orangbisa

mengonsumsi dan membeli miras tersebut...” (paragraf 4)

Teks diatas menggunakan koherensi simpulan,berarti kata-kata yang

mengacu kepada hasil atau simpulan. Tangsel Pos menggunakan koherensi

ini menjelaskan perlunya regulasi miras, dimana saja tempat-tempat yang

diperbolehkan menjual miras dan usia pembeli supaya tidak semua orang

mengkonsumsi dan membeli miras.

Kemudian koherensi kedua dari Harian Tangsel Pos menggunakan

koherensi pembeda (kontras) Berikut kutipannya: “...Menurut Rajak secara

prinsip dahlil apa pun, miras tidak diperbolehkan karena dapat merusak

akal. Walaupun di jaman Nabi Muhamad miras ada manfaatnya namun

sedikit...” (paragraf 6)

Teks diatas menunjukkan adanya koherensi pembeda (kontras) yang

menggambarkan kalimat satu dipandang kebalikan atau lawan dari kalimat

berikutnya dengan penggunaan kata walaupun dan namun. Tangsel Pos

mengambil pernyataan dari Abdul Rajak selaku sekertaris MUI dengan

menyatakan “...miras tidak diperbolehkan karena dapat merusak akal

Walaupun di jaman Nabi Muhammad miras ada manfaatnya namun

sedikit”. Dengan menggunakan koherensi kontras tersebut, Tangsel Pos

menggiring pembaca untuk memahami bahwa ada isi pesan yang ingin

disampaikannya dengan terlihat objektif tapi justru hal tersebut menguatkan

bingkai dari Tangsel Pos.

Kemudian koherensi yang ketiga menggunakan koherensi penjelas.

Pada koherensi penjelas ini memandang kalimat satu sebagai kalimat

Page 76: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

64

penjelas dari kalimat lain. Koherensi ketiga ini digunakan Tangsel Pos

untuk menjelaskan pelegalan yang dilakukan adalah untuk mengatur dan

membatasi penjualan miras di Tangerang Selatan. Berikut kutipannya:

“...Dia mengatakan, dengan nantinya ada Perda ini, bukan berarti Pemkot

Tangsel melakukan sebuah pelegalan miras, namun untuk mengatur dan

membatasi keberadaan tempat penjualan miras di Kota Tangsel ini...”

b. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat yang terdapat pada paragraf pertama bersifat aktif

serta menggunakan kata dari umum ke khusus yang mana paragraf utama

telah menyimpulkan maksud dan inti dari sebuah pemberitaan. “...Majelis

Ulama Indonesia (MUI) setuju dengan rencana Pemerintah Kota Tangerang

Selatan (Pemkot Tangsel) untuk melegalkan minuman keras (miras)...” (paragraf 1)

Harian Tangsel Pos menggunakan bentuk kalimat berpola aktif agar

berita terlihat hidup dan aktual serta pembaca lebih memahami isi pesan

yang ingin menjelaskan pelegalan seperti apa yang dimaksud oleh MUI

terkait dukungannya tersebut. Penggunaan bentuk kalimat aktif oleh Tangsel

pos menjadikan MUI sebagai subjek atas pernyataannya. Teks berita

tersebut diletakkan pada inti kalimat dengan meletakkan kalimat utama lalu

kalimat penjelas, sehingga dapat dipaparkan secara jelas alasan MUI

mendukung pelegalan miras, dan mekanisme peredarannya.

“...Sekertaris MUI Tangsel Abdul Rajak berpendapat, dengan

melegalkan miras, tidak semua wilayah atau toko-toko mini market yang

memiliki kewenangan menjual miras...”(paragraf 2), kutipan paragraf kedua

merupakan pengembang paragraf pertama. Dukungan MUI pada pelegalan

Page 77: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

65

miras yang terdapat dalam paragraf pertama, pada paragraf kedua lebih

menjelaskan alasan MUI mendukung Perda tersebut untuk mengatur

peredaran miras agar lebih terkendali.

4. Struktur Retoris

Struktur retoris membuat citra, meningkatkan penonjolan pada sisi tertentu

dan meningkatkan gambaran yang diinginkan dari suatu berita, menekankan arti

yang ingin ditonjolkan oleh wartawan. Pada bagian retoris ini Harian Tangsel Pos

memberikan penonjolan pada unsur grafis atau gambar dari sekertaris MUI Abdul

Rajak.

a. Leksikon

Leksikon berarti pemilihan dan pemakaian kata-kata tertentu untuk

menandai atau menggambarkan peristiwa. Penekanan unsur leksikon pada

kata dilegalkan berati dukungan untuk mengatur peredaran miras.

Sementara dalam kamus bahasa Indonesia, legal berarti sah menurut

undang-undang. Pelegalan yang telah diatur oleh Perda Pemkot Tangsel

bukan pelegalan secara bebas. Hal ini dijelaskan dalam kutipan wawancara

oleh bapak Muhammad Istijar Nusantara:

“selama ini miras tidak dilegalkan tapi penyebarannya seakan

akan dilegalkan, makanya ada berita MUI mendukung Perda

pengaturan tentang miras sehingga peredaran-peredaran miras itu

terjaga. Dimana saja yang harus diedarkan tempat-tempatnya dalam

sebuah peraturan, oleh karena itu dibuat sebuah berita, terlebih

Pemkot juga ingin mengambil retribusi dari minuman keras.”16

“...Isu miras adalah isu biasa, isu bisnis bahwa bisnis yang

dibayar kaum urban disini juga banyak kaum petani yang biasa minum

miras, dan itu menjadi sumber pendapatan PAD.”17

16

Wawancara langsung dengan Muhammad Istijar Nusantara, Tangerang 8 Juli 2013. 17

Ibid.,

Page 78: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

66

Dari pernyataan diatas bisa dijelaskan bahwa disini Harian Tangsel

Pos mencoba mengartikan kata dilegalkan ini bisa berarti mengatur dan

menjaga peredaran miras. Dalam pemilihan kata legal selain berita atau

judul nampak menarik serta sahih, juga merepresentasikan sikap MUI untuk

mendukung Perda itu secara tegas.

Selain itu terdapat lebel otoritas ketokohan, yakni terdapat kata

“Sekertaris MUI Tangsel” pada Abdul Rajak, dan “Kabid Perindustrian

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Tangsel” pada

Fery Payacun. Otoritas ketokohan tersebut digunakan untuk memberi

penegasan kepada khalayak bahwa mereka layak berbicara mengenai isu

pelegalan miras di Tangerang Selatan ini.

b. Grafis

Gambar 1018

Foto Sekretaris MUI Tangsel Abdul Rajak

Sumber: Harian Tangsel Pos edisi 22 Mei 2013.

Foto digunakan untuk mendukung pemberitaan, menonjolkan kesan

yang ingin disampaikan oleh media. Foto yang terdapat dalam artikel ini

adalah gambar dari Abdul Rajak, seorang tokoh dalam sebuah lembaga

yaitu MUI dengan posisi sebagai sekertaris MUI Tangsel. MUI sendiri

merupakan majelis yang menghimpun ulama muslim Indonesia untuk

18

MUI Dukung Miras Dilegalkan, Harian Tangsel Pos, 22 Mei 2013, h. 1.

Page 79: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

67

membuat kebijakan dakwah Islam serta mengeluarkan fatwah berkaitan

dengan hukum Islam sehingga disini Harian Tangsel Pos menaruh gambar

dari perwakilan MUI dan menjadikannya narasumber. Hal ini diperkuat oleh

adanya pernyataan dari bapak Muhammad Istijar Nusantara:

“Karena narasumbernya dia, makanya dipakainya penegasan.

Kalo dalam ilmu media itu ada framing, kita menggunakan penegasan

inilah kita munculkan, kita tonjolkan wajahnya Abdul Rajak sebagai

narasumber bahwa, perda ini yang jadi narsum itu Abdul Rajak, yang

ditonjolkan adalah Abdul Rajak sebagai narsum tentang MUI

mendukung miras dilegalkan dalam arti, MUI mendukung tentang

retribusi miras di Tangerang Selatan.”19

Dari pernyataan diatas menunjukkan bahwa Tangsel Pos ingin

merepresentasikan Abdul Rajak selaku perwakilan dari MUI. Terkait

kebijakannya yang menyetujui untuk mendukung pelegalan atau lebih

tepatnya retribusi miras di Tangerang Selatan. Tangsel Pos menggunakan

Abdul Rajak sebagai representasi dari MUI untuk mendukung atau

menguatkan pembingkaiannya.

Dari analisis teks diatas menunjukkan bahwa secara garis besar

faktanya yang lebih ditonjolkan dalam berita terletak pada frame Harian

Tangsel Pos berbicara mengenai MUI yang mendukung pelegalan miras.

Pada dasarnya MUI menjadi subjek utamanya dalam berita tersebut.

Harian Tangsel Pos memaknai berita ini sebagai sebuah peraturan

pemerintah yang akan mengatur lokalisasi penyebaran miras dengan

melibatkan dukungan dari lembaga agama padahal miras sendiri berdampak

luas bagi kehidupan masyarakat yang mana miras merupakan isu sosial

yang menjadi sumber penyakit masyarakat dan berpotensi mengganggu

19

Wawancara langsung dengan Muhammad Istijar Nusantara, Tangerang 8 Juli 2013.

Page 80: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

68

ketertiban. Selain itu unsur grafis yang dimunculkan oleh Harian Tangsel

Pos berupa foto dari Abdul Rajak selaku sekertaris MUI dipilih untuk

dimunculkan dalam berita tersebut untuk lebih menguatkan frame dari

Harian Tangsel Pos bahwa MUI mendukung atas wacana Pemkot

Tangerang Selatan.

C. Interpretasi

Harian Tangsel Pos mengeluarkan berita terkait peraturan daerah Pemkot

Tangerang Selatan yang akan melegalkan miras di daerah Tangerang Selatan

didukung oleh Majelis Ulama Indonesia, dengan judul “MUI dukung Miras

Dilegalkan”. Dalam pandangan Tangsel Pos, pelegalan tersebut sesuai dengan

Perda yang di keluarkan Pemkot Tangerang Selatan. Dari judul yang dipakai oleh

Harian Tangsel Pos seperti yang dikatakan oleh redpelnya bahwa judul itu dipilih

supaya menarik untuk pembaca tetapi bagi peneliti hal itu memiliki penekanan

makna terhadap MUI yang menguatkan frame dari Harian Tangsel Pos. Menurut

Keny Goshom dan Oscar, judul merupakan aspek sintaksis dari wacana berita

dengan tingkat kemenonjolan yang tinggi yang menunjukkan kecenderungan

berita. Pembaca lebih cenderung mengingat judul yang dipakai dibandingkan

bagian berita. Judul mempunyai fungsi framing yang kuat, mempengaruhi

bagaimana kisah dimengerti kemudian digunakan untuk menunjukkan bagaimana

wartawan mengkonstruksi suatu isu.20

Hal ini terlihat dari konstruksi yang dimunculkan dalam pemberitaan “MUI

Dukung Miras Dilegalkan”, judul ini sangat mudah tertanam di benak khalayak

20

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta; LkiS,

2002), h. 257-258.

Page 81: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

69

karena jika melihat MUI pasti teringat dengan sebuah lembaga hukum Islam.

Namun hal itu dikonstruksi kembali oleh Harian Tangsel Pos dengan kekuatannya

sebagai media massa bahwa isu pelegalan miras yang didukung oleh MUI ini

seakan mengeneralisasikan atau merepresentasikan bahwa MUI seluruh Indonesia

mendukung pelegalan miras tersebut. Dalam pemilihan judul penggunaan kata

legal diarahkan oleh Tangsel Pos untuk menunjukkan sikap MUI yang dengan

tegas mendukung Perda tersebut agar berita nampak sahih dan kuat secara

regulasi.

Dukungan MUI terhadap pelegalan miras dijadikan pemberitaan oleh Harian

Tangsel Pos karena memiliki nilai berita. Seperti gagasan Stuart Hall yang dikutip

oleh Eriyanto bahwa nilai berita ditentukan bukan hanya peristiwa apa saja yang

akan diberitakan, melainkan juga bagaimana peristiwa itu dikemas. Hanya

peristiwa yang mempunyai ukuran-ukkuran tertentu saja yang layak dan bisa

disebut sebagai berita.21

Hal ini sejalan dengan Harian Tangsel Pos yang memilih

miras untuk dijadikan sebuah objek berita karena memiliki nilai berita yang

disebut dengan proximity atau kedekatan. Miras yang merupakan isu sosial

memiliki unsur kedekatan dengan kehidupan masyarakat sehari-hari karena miras

memiliki dampak yang luas bagi kehidupan masyarakat yang mana miras menjadi

sumber penyakit masyarakat dan berpotensi mengganggu ketertiban. Dalam

wawancara dengan M. Istijar selaku redpel dari Harian Tangsel Pos menjelaskan

kalau Tangerang itu merupakan kota plural yang sebagian besar merupakan

pendatang yang disebut dengan warga sekuler dalam arti agamanya setengah-

21 Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, h. 104.

Page 82: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

70

setengah, jadi isu miras menjadi hal biasa bagi mereka kaum urban, Berikut

kutipannya:

“...Tangsel itu kota plural yah kota urban, bukan kota santri, kota

urban dalam arti 60 hampir 70% warga Tangsel adalah warga pendatang

30% nya warga pribumi dari 100% itu ada 80% nya itu warga sekuler,

sekuler dalam arti agamanya yah setengah-setengah yah yang beragam

berapa, tapi nggak nggak kental kaya misalkan di Jawa Timur yang banyak

pesantren-pesantren agamanya yah santrinya santri urban yah arena dekat

sama Jakarta perkotaan. Yah jadi Isu miras yah isu biasa, isu bisnis ia bisnis

bahwa bisnis yang dibayar kaum urban disini juga banyak kaum petani yang

biasa minum miras, dan itu menjadi sumber pendapatan PAD”.

Sementara dalam pernyataan Muhammad Istijar Nusantara diatas

menjelaskan bahwa adanya kepentingan-kepentingan lain terkait Pemkot

mengambil retribusi miras itu sendiri.

Harian Tangsel Pos juga mengaitkan nilai berita yang terkadung dalam

berita ini adalah prominence atau ketenaran yang dimaksud adalah MUI sebagai

lembaga hukum Islam yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia. Harian

Tangsel Pos menganggap MUI mempunyai nilai jual. Hal ini dibenarkan oleh

redpel Harian Tangsel Pos yang mengatakandalam kutipan wawancara berikut:

“...MUI pada sasaran Majelis Ulama yang berkaitan dengan yang halal

dan haram,dianggap memiliki nilai jual, karena MUI sebagai lembaga

agama, ia juga mendukung pelegalan miras. Kenapa demikian, dijelasin

pada beritanya bahwa yang dimaksud melegalkan itu adalah mendukung

Perda peraturan retribusi miras.”22

“...Biasanya suatu berita itu bisa dibaca oleh penikmatnya, terkadang

kita membuat judul yang kira-kira provokatif, agar mereka mau untuk

membacanya, walaupun sebenarnya tidak. Hal itu dilakukan untuk menarik

minat pembaca dan judul juga harus di samakan dengan narasumber yang

ada.” 23

Tampak bahwa pemilihan MUI dalam judul, Tangsel Pos ingin

mengarahkan pemikiran masyarakat terhadap pembingkaian yang mereka bentuk

22

Wawancara langsung dengan Muhammad Istijar Nusantara, Tangerang 8 Juli 2013. 23

Wawancara langsung dengan Sudin Antoro, Tangerang 8 Juli 2013.

Page 83: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

71

tidak jarang menggunakan kata-kata provokatif agar masyarakat mau dan tertarik

membacanya. Menurut Eriyanto secara sederhana, semakin besar peristiwa dan

semakin besar dampak yang ditimbulkannya, lebih memungkinkan dihitung

sebagai berita.24

Pemilihan judul ini tidak terlepas dari kebijakan redaksi media. Setiap

media memiliki kebijakan redaksionalnya tersendiri dalam memproduksi berita

baik isu ekonomi, sosial, maupun politik. Media massa, terutama yang memiliki

kemampuan untuk menyebarluaskan pendapat, dinilai sebagai sumber kekuasaan.

Dengan sendirinya, semua alat komunikasi, baik yang dimiliki negara maupun

tidak, akan berusaha mengemukakan yang terbaik.25

Dalam mengemas sebuah pesan, media massa dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal. Faktor internal disini berupa kebijakan redaksional tertentu

mengenai suatu kekuatan politik, kepentingan politik para pengelola media, relasi

media dengan sebuah kekuatan politik tertentu, dan faktor eksternal seperti

tekanan pasar pembaca atau pemirsa, sistem politik yang berlaku, dan kekuatan-

kekuatan luar lainnya.26

Dalam hal ini Tangsel Pos memiliki faktor internal yang

berasal dari Pemerintah Kota sebagai relasi dari media, yang mengakibatkan

berita yang disajikan oleh Harian Tangsel Pos lebih mengarah untuk mendukung

kebijakan dari Pemerintah Kota Tangsel.

Tangsel Pos memiliki kebijakan redaksional tersendiri dalam memproduksi

sebuah berita. Dalam memproduksi beritanya mereka berhati-hati dalam

24

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media, (Yogyakarta: PT

LkiS Pelangi Aksara, 2008), h. 104 25

Mahi M. Hikmat, Komunikasi Politi dan Praktik,(Bandung: Simbiosa Rekatama Media,

cet. 1, 2010), h. 55. 26

Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik dalam Media Massa, (Jakarta: Granit, 2004), h.

2-3

Page 84: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

72

mengeluarkan sebuah berita yang berkaitan dengan agama tertentu serta berita

tersebut mempunyai news value atau nilai jual. Berikut kutipan wawancara

dengan Redaktur Pelaksana Tangsel Pos, Muhammad Istijar Nusantara:

“Bagi kita tidak ada yang namanya berita sensitif selama itu laku

dipasaran dalam arti selama itu tidak melanggar kode etik yaitu tidak

melanggar SARA. Berita tentang agama kita selalu menghapus dalam arti

kita mengesampingkan dulu. Berita tentang “MUI mendukung miras” itu

berita yang biasa kenapa karena MUI pada sasaran Majelis Ulama yang tiap

hari selalu berkaitan dengan yang halal dan haram, kita anggap layak jual

karena MUI itu sebagai lembaga agama ia juga mendukung pelegalan

miras”.27

Dari pernyataan diatas Tangsel Pos menjelaskan bahwa dalam kebijakan

redaksional mereka mengsampingkan berita-berita seputar SARA. Tangsel pos

lebih mengedepankan nilai jualnya dari sebuah berita agar menarik dan laku

dipasaran.

Penyusunan berita Harian Tangsel Pos mengikuti pola dari piramida

terbalik. Dalam pola piramida terbalik ini yang pertama dilihat adalah headline

atau judul berita, kemudian lead atau teras berita yang mengantarkan khalayak

pembaca untuk masuk ke dalam penjelasan berita, dilanjutkan dengan body atau

isi berita dan yang terakhir adalah leg yang merupakan akhir berita. Harian

Tangsel Pos mempertaruhkan beritanya pada bagian lead sebagai pembuka berita

yang diawali dengan berita MUI setuju dengan Pemkot Tangsel untuk melegalkan

miras, yang bertujuan agar miras tidak dijual disembarang tempat. Selanjutnya

pada bagian isi dibahas mengenai klasifikasi terkait tempat-tempat mana saja yang

boleh menjual miras, serta usia berapa yang boleh mengkonsumsi miras. Pada

bagian terakhir berita, menyebutkan bahwa Perda miras ini merupakan perda

27

Wawancara langsung dengan Muhammad Istijar Nusantara, Tangerang 8 Juli 2013.

Page 85: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

73

warisan dan tertera dalam Perda nomer 9 tahun 2008 tentang pengawasan dan

pengendalian minuman beralkohol.

Dari hasil wawancara dan dari hasil temuan teks ada beberapa hal yang

menjadi latarbelakang mengapa Harian Tangsel Pos membuat berita mengenai

pelegalan miras. Pertama menjadi perhatian banyak orang. MUI dikenal sebagai

lembaga Islam yang konsen mengatur tentang hukum Islam di Indonesia yang

nyatanya dalam berita tersebut MUI mendukung Perda Pemkot Tangsel untuk

melegalkan miras yang diharamkan dan berbahaya untuk dikonsumsi. Kedua

Harian Tangsel Pos menggunakan narasumber yang berkompeten untuk berbicara

mengenai masalah tersebut. Hal ini membuktikan Harian Tangsel Pos tidak

sembarangan dalam mengambil narasumber untuk dimintai keterangan mengenai

kasus tersebut.

Penggunaan narasumber dalam teks itu mempunyai arti penting menurut

analisis framing yaitu untuk membuat pembaca percaya terhadap berita yang

disajikan dengan tidak menggunakan narasumber sembarangan. Hal ini

ditunjukkan oleh Harian Tangsel Pos ketika mereka menggunakan narasumber

yang mempunyai otoritas ketokohan untuk menekankan bahwa pendapatnya sahih

dan bisa dipertanggungjawabkan karena otoritas ketokohan tersebut digunakan

untuk memberikan pembenaran terhadap isi berita.28

Hal ini sejalan dengan

gagasan Hall menurutnya, kelompok elit diidentifikasi sebagai sumber kredibel

dan terpercaya tersebut tidak hanya sebatas sumber, tetapi ia bisa menjadi

pendefinisian utama dari realitas (pimary difiners). Sumber berita itu bukan hanya

mendefinisikan dan menjelaskan mengenai dirinya sendiri, ia bahkan

28

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta; LkiS,

2002), h. 276.

Page 86: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

74

mendefinisikan realitas dan kelompok lain.29

Seperti ditunjukkan pada analisis

teks sebelumnya, yaitu penggunaan Abdul Rajak dari MUI dan Kabid

Disperindag Kota Tangsel Fery Payacun. Dengan menggunakan Abdul Rajak

sebagai lebel otoritas ketokohan memberikan pembenaran bahwa pada dasarnya

MUI mendukung pelegalan miras yang diwacanakan oleh Pemkot Tangsel untuk

mengatur mekanisme peredaran miras di Tangerang Selatan.

Dari berita ini yang menarik adalah pernyataan dari Abdul Rajak selaku

sekertaris MUI, dimana kedua pernyataan itu semakin menguatkan frame Harian

Tangsel Pos. Teks yang terdapat dari paragraf pertama menjelaskan bahwa MUI

mendukung wacana dari Pemkot Tangsel: “...MUI setuju dengan rencana

Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Pemkot Tangsel) untuk melegalkan

minuman keras (miras). Dukungan itu bertujuan agar miras tidak dijual di

sembarang tempat”

Lalu pernyataan yang secara tersirat mendukung pelegalan miras, dia

menyatakan bahwa : “...miras tidak diperbolehkan karena dapat merusak akal.

Walaupun di jaman Nabi Muhammad miras ada manfaatnya namun sedikit”.

Eriyanto dalam bukunya Analisis Framing menjelaskan bahwa frame

berhubungan dengan makna. Bagaimana seseorang memaknai suatu peristiwa

dapat dilihat dari perangkat tanda yang dimunculkan dalam teks. Elemen yang

menandakan pemahaman seseorang mempunyai bentuk yang terstruktur dalam

bentuk aturan atau konvensi penulisan sehingga ia dapat menjadi “jendela”

melalui mana makna yang tersirat dari berita menjadi terlihat.30

Hal ini

29

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta; LkiS,

2002), h.137. 30

Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media, (Yogyakarta; LkiS,

2002), h. 225.

Page 87: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

75

menunjukkan bahwa teks tersebut mengandung makna tersirat yang merupakan

suatu pembenaran dari frame bahwa ketika MUI mewacanakan untuk melegalkan

miras dia juga mengetahui dasarnyadan mengetahui dengan jelas dalil yang

melarang miras dengan mengatakan miras itu masih ada manfaatnya walaupun

sedikit. Kalau dilihat dari teori konstruksi realitas simbolik yang digagas oleh

Adoni dan Mane mengatakan bahwa realitas simbolik diartikan sebagai bentuk

ekspresi simbolik dari realitas objektif (isi media). Realitas ini menterjemahkan

dan menafsirkan dunia yang objektif kedalam realitas baru. Realitas yang terjadi

diubah kedalam simbol dankodifikasi yang dapat diterima oleh khalayak.31

Kata

MUI yang digunakan oleh Harian Tangsel Pos dijadikan simbol dan kodifikasi

dalam pelegalan. Pernyataan bahwa miras dapat merusak akal walaupun ada

manfaatnya namun sedikit juga merupakan penekanan yang digunakan oleh

Harian Tangsel Pos untuk membentuk realitas baru dari realitas yang ada. Realitas

tersebut dibentuk berdasarkan ideologinya agar mudah diterima oleh khalayak.

Hal ini menunjukkan pemilihan kata yang dipilih Harian Tangsel Pos sebagai

hasil dari penafsiran konstruksi realitas.

Selain itu Harian Tangsel Pos menguatkan pembingkaiannya pada bagian

unsur grafis, unsur grafis memberikan efek kognitif, mengontrol perhatian dan

ketertarikan secara intensif, menunjukkan apakah suatu informasi itu dianggap

penting dan menarik sehingga harus difokuskan. Grafis yang dimaksud adalah

sebuah foto yang ditampilkan oleh Harian Tangsel Pos. Foto digunakan untuk

mendukung pemberitaan, untuk menonjolkan kesan yang ingin disampaikan oleh

media. Foto yang ditampilkan adalah foto Abdul Rajak yang merupakan sekertaris

31

Universitas Terbuka, Materi 2 Teori realitas. Diakses pada 26 januari 2014 dari

http://www.ut.ac.id.

Page 88: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

76

MUI Tangsel. Menurut redpel Harian Tangsel PosMuhammad Istijar Nusantara,

foto tersebut merupakan penonjolan frame yang ingin dimunculkan oleh mereka.

Berikut kutipan wawancaramya:

“Karena narasumbernya dia, makanya dipakainya penegasan. Kalo

dalam ilmu media itu ada framing, kita menggunakan penegasan iniilah kita

munculkan, kita tonjolkan wajahnya Abdul Rajak sebagai narasumnber

bahwa, perda ini yang jadi narsum itu Abdul Rajak, yang ditonjolkan adalah

Abdul Rajak sebagai narsum tentang MUI mendukung miras dilegalkan

dalam arti, MUI mendukung tentang retribusi miras di Tangerang

Selatan.”32

Pernyataan tersebut dibenarkan dalam aspek framing mengungkapkan

bahwa pemakaian kata, kalimatatau foto itu merupakan implikasi pemilihan aspek

tertentu dari realitas. Selain itu dalam buku konstruksi realitas yang ditulis oleh

Ibnu Hamad mengatakan bahwa peletakan gambar pada sebuah pemberitaan juga

merupakan bagian dari konstruksi. Realitas yang disajikan secara menonjol dan

mencolok, mempunyai kemungkinan lebih besar untuk diperhatikan dan

mempengaruhi khalayak dalam memahami realitas. Sejalan dengan apa yang

dilakukan oleh Harian Tangsel Pos untuk melakukan penonjolan agar pembaca

bisa langsung memahami realitas dengan menggunakan foto Abdul Rajak sebagai

representasi dari MUI untuk mendukung atau menguatkan frame ini.

Mengacu pada teori konstruksi sosial, Harian Tangsel Pos mencoba

menanamkan kesadaran dibenak pembacanya dengan menggunakan bahasa dan

simbol untuk mengkonstruksikan pemberitaan tersebut. Bahasa merupakan bahan

baku suatu media massa dalam memproduksi berita.33

Tangsel Pos menggunakan

bahasa yang mudah dimengerti oleh khalayak sebagai sebuah informasi dengan

mengarahkan pembacanya untuk memahami berita sejak pada paragraf pertama,

32

Wawancara langsung dengan Muhammad Istijar Nusantara, Tangerang 8 Juli 2013. 33

Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa (Jakarta: Granit, 2004), h.

12-13.

Page 89: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

77

kemudian diuraikan kembali pada paragraf selanjutnya. Dalam proses konstruksi

realitas, bahasa adalah unsur utama. Bahasa menjadi penting untuk

menggambarkan sebuah realitas, konstruksi realitas yang terjadi dalam media

massa yaitu dengan pengaturan bahasa. Di dalam media cetak, bahasa diwujudkan

dalam bentuk kata, angka, gambar ataupun grafis. Dalam menulis pemberitaan

dipilih kata yang menggunakan bahasa tertentu di dalamnya.34

Selain dalam penggunaan bahasa, proses konstruksi realitas terhadap

media massa juga sangat terkait dengan ideologi yang dimiliki oleh masing-

masing media. Harian Tangsel Pos merupakan bagian dari Jawa Pos Grup. Harian

Tangsel Pos dibentuk untuk memudahkan para pembaca lokal mengetahui

peristiwa seputar Tangerang Selatan. Seperti visi dan misinya, yaitu Harian

Tangsel Pos ingin memajukan Kota Tangerang Selatan sebagai kota yang cerdas,

modern religius dan menjadi koran nomer satu di Tangerang Selatan. Sebagai

koran lokal Tangsel Pos juga menjadi mitra kerja bagi pemerintah Tangerang

Selatan.

Media tidak berdiri diruang hampa, berita menjadi bias ketika ada

pemaknaan secara subjektif yang dikonstruksikan Harian Tangsel Pos tentang

pemberitaan MUI mendukung pelegalan miras. Berita yang disebarkan kepada

khalayak merupakan hasil dari proses konstruksi yang dilakukan oleh para pekerja

media. Jika dikaitkan dengan teori konstruksi sosial harian Tangsel Pos mencoba

mengkontruksi para pembacanya dengan pemberitaan yang disajikan dari mulai

melihat berita ini sebagai isu pelegalan miras yang mengkaitkan MUI sebagai

lembaga Islam di dalamnya dan mendukung kebijakan Pemkot Tangsel tersebut.

34

Ibnu Hamad, Konstruksi Realitas Politik Dalam Media Massa (Jakarta: Granit, 2004), h.

12-13.

Page 90: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

78

Hal ini ditekankan oleh redpel Tangsel Pos bahwa mereka memberitakan kasus ini

memang untuk menarik minat pembaca dengan topik yang tidak biasa, antara

miras yang diharamkan dan MUI sebagai lembaga Islam yang mendukung

pelegalan tersebut. Harian Tangsel Pos menggunakan kata “melegalkan miras”

merupakan makna konotasi, seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa

melegalkan tersebut bukan maksud menjadikan yang haram menjadi

halalmelainkan mengatur atau menertibkan lokalisasi peredaran miras agar lebih

terjaga.Penulis berpendapat penonjolan makna terdapat pada MUI dengan

mengeluarkan pendapatnya menyetujui Pemkot Tangsel untuk melegalkan miras.

Penggunaan MUI seolah menegaskan bahwa miras sudah disetujui bahkan lewat

lembaga agama sekalipun. Penggunaan kata legal membuat berita nampak benar

dan sahih.

Disimpulkan bahwa, media mengkonstruksi berita dengan berbagai cara

agar masyarakat memaknai berita tersebut dengan cara pandang sesuai dengan

cara pandang media tersebut. Tangsel Pos menggunakan bahasa untuk

menguatkan bingkai berita yang mereka buat dalam menkonstruksi dan

memaknai isi teks berita. Keberadaan bahasa tidak lagi sebagai alat semata untuk

menggambarkan sebuah realitas, melainkan bisa menentukan gambaran (makna

citra) mengenai suatu realitas-realitas media yang akan muncul di benak khalayak.

Oleh karena itulah, penggunaan bahasa berpengaruh terhadap konstruksi realitas.

Tangsel Pos membingkai berita tentang pelegalan miras di Tangerang Selatan

dengan menggandeng MUI sebagai lembaga Islam untuk memberikan

dukungannya terkait Perda yang dikeluarkan oleh Pemkot Tangerang Selatan dan

menjelaskan alasan apa yang membuat miras diatur peredarannya, serta peraturan

Page 91: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

79

seperti apa yang ditetapkan oleh Pemkot dalam mengatur miras di Tangerang

Selatan.

Secara keseluruhan mereka menggunakan gaya bahasa informasional, yang

mana isi berita mengandung sebuah informasi yang disampaikan untuk

pembaca.35

Seperti dalam kutipan berikut: “...Serpong, Tapos. Majelis Ulama

Indonesia (MUI) setuju dengan rencana Pemerintah Kota Tangerang Selatan

(Pemkod Tangsel) untuk melegalkan minuman keras (miras). Dukungan itu

bertujuan agar miras tidak dijual di sembarang tempat...”

Dari kutipan diatas Tangsel Pos memberikan informasi kepada pembaca

tentang peristiwa apa yang terjadi atau pembahasan apa yang ada dalam berita

tersebut. Tangsel Pos menginformasikan kepada pembaca bahwa MUI telah

mendukung Perda Pemkot Tangsel untuk melegalkan miras, serta memberikan

keterangan untuk apa MUI mendukung Perda miras tersebut agar miras tidak

dijual disembarang tempat. Informasi ini memberikan pengertian pada pembaca

terkait peristiwa yang ingin disampaikan oleh Tangsel Pos agar diketahui oleh

khalayak.

Serta menggunakan gaya bahasa tak resmi. Seperti dalam pembahasan

berikut misalnya:

“MUI menekankan, dalam rencana melegalkan miras itu, aturan

tentang miras harus betul-betul mengatur hingga detail, seperti umur

pembeli miras, toko penjual miras, dan pihak-pihak yang boleh

mengkonsumsi miras.

Harus betul-betul jelas regulasinya. Dimana yang diperbolehkan untuk

menjual, konsumen yang boleh beli usia berapa, ini harus diatur. Sehingga

tidak semua orang bisa mengonsumsi dan membeli miras tersebut. Jadi

harus jelas seperti di negara-negara maju, ungkap Rajak”.

35

Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa cet ke-20 (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2009), hal. 116.

Page 92: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

80

Nampak dari kutipan di atas, dalam pemilihan kata-katanya lebih sederhana

dan kalimatnya lebih singkat. Bentuknya tidak terlalu konservatif dalam arti tidak

terlalu mengikuti kaidah yang ada sehingga dapat dengan mudah pembaca

memahami isi pesan yang disampaikannya.

Namun dari pemberitaan ini dalam konteks Islam mengkonsumsi miras itu

hukumnya haram, yang mana tidak ada kata penertiban atau pengklasifikasian

umur untuk mengkonsumsinya karena sudah tertera pula dalam dalil Al-Quran

surat Al-Maidah ayat 90 yang menganjurkan kita sebagai umat muslim untuk

menjauhi khamar atau miras:

“Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar,

berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah

Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar

kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Al-Maidah: 90)

Page 93: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

81

Tabel 5

MUI Dukung Miras Dilegalkan

Struktur Unit Teks Keterangan

Sintaksis

(Skema

Berita)

Judul MUI Dukung Miras Dilegalkan Judul

Lead Serpong, Tapos. Majelis

Ulama Indonesia (MUI) setuju

dengan rencana Pemerintah

Kota Tangerang Selatan

(Pemkod Tangsel) untuk

melegalkan minuman keras

(miras). Dukungan itu

bertujuan agar miras tidak

dijual di sembarang tempat.

Paragraf 1

Latar Sekertaris MUI Tangsel Abdul

Rajak berpendapat, dengan

melegalkan miras, tidak semua

wilayah atau toko-toko mini

market yang memiliki

kewenangan menjual miras

Paragraf 2

Kutipan - “Harus betul-betul jelas

regulasinya. Dimana yang

diperbolehkan untuk menjual,

konsumen yang boleh beli usia

berapa, ini harus diatur.

Sehingga tidak semua orang

bisa mengonsumsi dan

membeli miras tersebut Jadi

harus jelas seperti di negara-

negara maju,” ungkap Rajak.

-“Menurut Abdul Rajak

dengan nantinya ada Perda ini,

bukan berarti Pemkod Tangsel

Paragraf 4

Paragraf 10

Page 94: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

82

melakukan sebuah pelegalan

miras, namun untuk mengatur

dan membatasi keberadaan

tempat penjualan miras di Kota

Tangsel ini.”

-“...Perda ini untuk

mengamankan motto Tangsel

yang religius untuk mengatur

regulasi tempat mana saja yang

bisa menjual.”

-“Di dalam Raperda diatur

mereka berjualan di hotel

untuk golongan B dan C hotel

dan restoran yang bertanda

khusus, ungkapnya.”

Paragraf 8

Paragraf 12

Penutup Selain itu aturan ini juga

merupakan kelanjutan dari

Perda warisan Pemda

Kabupaten Tangerang. Seperti

Perda Nomor 9 Tahun 2008

tentang Pengawasan dan

Pengendalian Minuman

Beralkohol

Paragraf terakhir

Skrip

(Kelengkapan

Berita)

Who MUI Judul

What Majelis Ulama Indonesia

(MUI) setuju dengan rencana

Pemerintah Kota Tangerang

Selatan (Pemkot Tangsel)

untuk melegalkan minuman

keras (miras).

Lead

Page 95: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

83

Why Pelegalan miras dilakukan

untuk menertibkan miras agar

tidak dijual di sembarang

tempat.

Paragraf 2

When - Tgl terbitan

Where Tangerang Selatan Paragraf 1

How Pemkot mengeluarkan Perda

tentang Pelengalan miras dan

mendapat dukungan dari

lembaga agama MUI. Menurut

MUI Perda ini dibuat untuk

menertibkan lokalisasi miras

serta siapa saja yang memiliki

kewenangan untuk menjual

miras.

Ringkasan

Tematik

(paragraf,

Proposisi,

hubungan

antar kalimat

Koherensi

-“...yang diperbolehkan untuk

menjual, konsumen yang boleh

beli usia berapa, ini harus

diatur. Sehingga tidak semua

orang bisa mengonsumsi dan

membeli miras tersebut...”

-“...miras tidak diperbolehkan

karena dapat merusak akal.

Walaupun di jaman Nabi

Muhammad miras ada

manfaatnya namun sedikit”.

Paragraf 4

Paragraf 6

Page 96: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

84

Bentuk

kalimat

-“...(MUI) setuju dengan

rencana Pemerintah Kota

Tangerang Selatan (Pemkot

Tangsel) untuk melegalkan

minuman keras (miras)”.

-“Sekertaris MUI Tangsel

Abdul Rajak berpendapat,

dengan melegalkan miras,

tidak semua wilayah atau toko-

toko mini market yang

memiliki kewenangan menjual

miras”.

Paragraf 1

paragraf 2

Retoris Leksikon Dilegalkan Judul

Grafis Foto Sekertaris MUI Tangsel

Abdul Rajak.

Tengah atas

halaman

Page 97: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

85

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari tujuh belas paragraf dan 30 kalimat yang ada pada artikel “MUI

Dukung Miras Dilegalkan” wartawan lebih menonjolakan unsur who dan what.

Unsur who yang mewakili MUI dan what yang terkait dengan dukungan MUI

untuk melegalkan miras.

Dalam penilitian ini Harian Tangsel Pos mengeluarkan berita “MUI Dukung

Miras Dilegalkan” dengan menggunakan model Zhondang Pan dan Gerald M.

Kosicki dapat diketahui bahwa cara Harian Tangsel Pos membingkai pelegalan

tersebut, mereka menggunakan MUI yang digunakan sebagai simbol, simbol

lembaga muslim yang seharusnya menentang pelegalan miras dan digunakan

Tangsel Pos untuk mendukung frame mereka, serta menempatkan sumber-sumber

yang mempunyai otoritas ketokohan untuk menekankan bahwa pendapatnya sahih

dan bisa dipertanggungjawabkan. Dalam penggunaan bahasa Harian Tangsel Pos

menggunakan kata “legal” pada judulnya untuk menjadikan berita nampak

menarik dan memiliki nilai jual, serta yang dimaksud dengan kata legal ini bukan

berarti menghalalkan yang haram tetapi menjelaskan bahwa dengan melegalkan

miras berarti mengatur, mentertibkan miras dari mulai tempat penjual miras, serta

siapa saja yang boleh mengkonsumsinya. Pemilihan kata legal pada judul

mempresentasikan sikap MUI untuk mendukung Perda miras ini secara tegas serta

membuat berita nampak sahih.

Page 98: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

86

Selain itu Harian Tangsel Pos melakukan pembingkaian melalui

penggunaan bentuk kalimat serta foto yang dimunculkan. Dalam bentuk kalimat,

wartawan Harian Tangsel Pos menggunakan kalimat aktif ketika menuliskan

tindakan-tindakan yang dilakukan subjek (MUI) dalam menjelaskan aturan

peredaran miras. Tangsel Pos menggambarkan posisi miras sebagai objek yang

diatur keberadaannya. Foto yang ditampilkan merupakan penonjolan yang

dilakukan oleh Harian Tangsel Pos dalam pembingkaian berita tersebut, melalui

foto Abdul Rajak sekretaris MUI, ini menguatkan keterlibatan MUI dalam isu

pelegalan miras tersebut.

B. Saran

1. Menurut penulis Harian Tangsel Pos telah melakukan peranannya dengan

baik sebagai media maupun mitra pemerintah yang memberikan informasi

pada pembaca khususnya di Tangerang Selatan sehingga pembaca dapat

mengetahui apa yang sedang dan akan di wacanakan oleh Pemkot Tangsel

beserta alasannya mengeluarkan wacana tersebut. Tangsel Pos harusnya

lebih kritis dalam permasalahan yang menyangkut peraturan kebijakan

pemerintah. Terlebih lagi dalam selogan Kota Tangsel sebagai Kota yang

religius hanya akan menjadi simbol belaka jika Perda ini disahkan. Serta di

harapkap dapat menyajikan berita lebih berimbang seperti dalam pemilihan

narasumber yang seharusnya menampilkan sumber-sumber dari dua sisi.

2. Model penelitian ini menggunakan satu dari beberapa perangkat framing

yang ada, yaitu Zhondang Pan dan Gerald M. Kosicki, yang lebih

menekankan pada pembahasan struktur bahasa. Diharapkan bagi peneliti

selanjutnya yang menggunakan analisis framing, bisa menggali lebih luas

Page 99: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

87

dengan model yang berbeda dan bisa menggunakan metode observasi secara

mendalam, sehingga mengetahui lebih luas tentang produksi suatu berita

dan bisa mendapatkan hasil yang lebih baik dan lebih mendalam. Dari

adanya penilitian ini diharapkan bisa menjadi referensi bagai penelitian

selanjutnya.

Page 100: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

88

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:

Rhineka cipta. 1998.

Barus, Sedia Willing.Jurnalistik Petunjuk Teknis Menulis Berita. Jakarta:

Erlangga, 2010.

Birowo, M. Antonius. Metode Penelitian Komunikasi: Teori dan Aplikasi.

Yogyakarta: Gitanyali, 2004.

Budayatma, Muhammad. Jurnalistik Teori dan Praktek.Bandung: Rosda, 2006.

Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik,

dam Ilmu Sosial. Jakarta: Kencana, 2008.

Cangara, Hafied. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda,

2008.

D, Harold Laswel dari Bryson, L. (1964).The Comunication of Ideals, Cooper

Square Publisher: New Yor. Dalam Gun Gun Heriyanto, Opini “Pilkada

Media dan Citra Politik.

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT

Citra Aditya Bakti, 2003.

Eriyanto. Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi dan Politik Media. Yogyakarta;

LkiS, 2002.

Hamad, Ibnu Agus Sudibyo, Moh Qodari. Kabar-kabar Kebencian: Prasangka

Agama di Media Massa. Jakarta: ISAI, 2001.

Ishwara, Luwi. Catatan-catatan Jurnalisme Dasar. Jakarta: Penerbita Buku

Kompas ,2007.

Page 101: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

89

Kasiram, H. Moh. M.Sc. Metodelogi penelitian kualitatif-kuantitatif. Malang:

UIN-Maliki press, 2010.

Keraf, Gorys.Diksi dan Gaya Bahasa,cet ke-20. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama, 2009.

Kriyantono, Rahmat. Teknik Praktik Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana, 2007.

Maleong, Lexi J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004.

McQuail, Denis. Teori Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, cet-4. Jakarta:

Erlangga, 1996.

HM, Zaenuddin. The Journalist, cet-1. Bandung: Simbiosis Rekatama Media,

2011.

M Hikmat Mahi, M. Si.Komunikasi Politi dan Praktik,cet-1. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2010.

Miles, Matthew B. & A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif. Jakarta:

Penerbit Universitas Indonesia UI-Press, 1992.

Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia, 2005.

Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007.

Romli, Asep Syamsul M. Jurnalistik Praktis untuk Pemula, cet-6. Bandung: PT,

Remaja Rosdakarya, 2005.

Putra, R. Masri Sareb.Media Cetak: bagaimana media merancang dan

memproduksi. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Salim, Agus. Teori & Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana,

2006.

Santoso, Topo. Menggagas Hukum Pidana Islam. Bandung: As-syamil, 2000.

Setiawan K, Santana. Jurnalisme Kontemporer. Jakarta: Obor Indonesia, 2005.

Page 102: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

90

Severin, Warner J dan James Tankard. Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, dan

Terapan dalam Media Massa. Jakarta: Prenada Media Group, 2007.

Simbolon, Parakitri T. Vademekum Wartawan. Jakarta: Kepustakaan Gramedia,

1997.

Sobur, Alex. Analisa Teks Media, Sebuah Pengantar untuk Analisis Wacana

Semiotika, Analisis Framing. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.

Soyomakti, Nurani. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta: AR-Ruzz Media,

2010.

Sudibyo, Agus. Citra Bung Karno, Analisis Berita Pers Orde Baru. Yogyakarta,

1999.

.Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yogyakarta, 2001.

Suhaimi dan Ruli Nasrullah. Bahasa Jurnalistik. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta, 2009.

Suhandang, Kustadi. Pengantar JurnalistikSeputar Organisasi, Produk dan Kode

Etik. Bandung: Penerbit Nuansa, 2004.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2011.

Sumandaria, AS Haris, Jurnalistik Indonesia Menulis Berita dan Feature,

Panduan Praktis Jurnalistik Profesional, edisi ke-2. Bandung: Simbiosa

Rekatama Media, 2006.

Suranto, Hanif dan Dicky Lopulalan, Menjadi Watawan Lokal: Panduan Meliput.

Jakarta: Lembaga Studi Pers dan Pembangunan, 2000.

Susanto, Astrid S. Komunikaso dalam Teori dan Praktik cet.ke-3. Bandung: Bina

Cipta, 1988.

Tebba, Sudirman.Jurnalistik Baru. Tangerang: Penerbit Kalam Indonesia, 2005.

Turner, Lynn H. Pengantar Teori Komunikasi dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit

Salemba Humanika, 2008.

Page 103: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

91

Usman, Husauni dan Purnomo. Metodelogi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi

Aksara, 2009.

Wibowo, Indiwan Seto Wahju. Dasar-dasar Jurnalistik. Jakarta: LPJA Press

Jakarta, 2006.

Wresniwiro, Masalah Narkotika, Psikotropika dan Obat Berbahaya, cet ke

1.Yayasan Mitra Bintibmas, 1999.

Koran:

Harian Tangsel Pos, Edisi Rabu 22 Mei 2013.

Internet:

Tujuan dan Fungsi MUI, artikel diakses pada 7 Maret 2014 dari

http//:www.mui.or.id.

http://programatujuh.wordpress.com. Metode Menulis Piramida Terbalik 5W1H.

Diakses pada 15 Juli 2013.

Website Tangsel Pos (www.tangsel-pos.com diakses pada 11 Juni 2013)

www.atwarbajar.wordpress.com. Mengelola Data dalam Penelitian Kualitatif.

Diakses pada 17 July 2013.

Artikel/ Brosur/ Jurnal Skripsi:

Ahmad,Ardi Zaeburi. 2010. Analisis Politik Hukum Terhadap Perda Kota Depok

no 6 tahun 2008 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman

Beralkohol. Skripsi. Jakarta: Program Strata Satu Universitas UIN Jakarta.

Company Profile, Harian Tangsel Pos.

Page 104: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

92

Departeman Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka, 2001.

Peraturan Daerah Kota Tanggerang Selatan Nomor 9 Tahun 2008 tebtabf

Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol.

Prakoso Febrianto. Analisis Framing Pada Pemberitaan Mengenai Pidato

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Tentang Polemik Antara KPK

dengan Polri di Website Suarasurabaya.net dan RRI.co.id.

Sari, Ika Nur Laili RomadlonAnalisis Framing Pemberitaan Waria pada Majalah

Waria @Information Group Rubrik Under Cover.

Wawancara:

Antoro,Sudin. Wawancara pribadi, senin 8 Juli 2013 pukul 18:56.

Nusantara,M. Istijar. Wawancara pribadi, senin 8 Juli 2013 pukul 18:05.

Page 105: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

LAMPIRAN

Page 106: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola
Page 107: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola
Page 108: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola
Page 109: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

TRANSKRIP WAWANCARA

Narasumber : Muhammad Istijar Nusantara

Jabatan : Redpel (Redaktur Pelaksana)

Tempat : Kantor Harian Tangsel Pos

Waktu : Senin, 8 Juli 2013

1. Sejak tahun berapa Harian Tangsel Pos didirikan (sejarahnya)?

Pertama terbit tuh 1 desember 2008, itu bersamaan dengan terbentuknya kota

Tangerang selatan jadi, kalau kota Tangsel tuh bulan oktober 2008 kita tuh terbit 1

desember 2008 jadi, sekarang udah masuk tahun ke-5.

2. Siapa Owner di Harian Tangsel Pos?

Owner pak Margiono, Hj Margiono ketua PWI Ustad satu grup sama Jawa Pos,

Rakyat Merdeka.

3. Siapa saja yang menjadi sasaran pembaca Koran ini?

Warga Tangerang selatan, sama warga Sebanten.

4. Bagaimana cara kerja wartawan mulai dari mencari berita, menulis sampai

dikeluarkannya berita?

Oh cara kerjanya normatif, cara kerjanya pertama wartawan pergi pagi jam 8, jam

7, jam 9 tergantung ada isu. Kedua yah dia cari berita dilapangan terkait sama isu-

isu yang sedang hot, sedang booming, misalnya hari ini isu tentang apa itu yang

dicari sampe sore hari dia pulang kekantor. Dia dateng ke kantor, dia nulis berita

dilaporkan keredatur, redaktur nanti ngedit ke editor, sampailah jadi sebuah

laporan.

5. Untuk menentukan tema, narasumber, itu dari wartawan atau sudah

ditentukan sebelumnya?

Dua-duanya bisa juga wartawan yang ngusulin, bisa juga redaktur yang ngusulin

tergantung isu jadi, berita bisa dari banyak sisi, bisa dari sisi redaktur, reporter,

“gini loh bang isunya nih bagus, narasumbernya ini kompeten dibidangnya, oke”.

Bisa juga dari redaktur misalnya “bang narasumbernya siapa? karena saya nggak

Page 110: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

punya narasumber ini”, nah redaktur yang ngusulin, “coba si A karena dia sering

bergelut dibidang A di isu A”, misalnya kita berbicara tentang agama berarti yang

menjadi narasumber berarti kalu nggak lembaga keagamaan kaya MUI kaya

dewan masjid atau kaya dosen agama gitu jadi, yang berkaitan sama yang

kompenten yang bicara tentang isu tersebut. Usulannya bisa dari redaktur bisa dari

reporter.

6. Bagaimana dengan proses rapat redaksi dan siapa yang terlibat dalam rapat

redaksi?

Normatif, kalau yang rapat redaksi yang redaksi dari tingkat redaktur dan reporter.

Untuk menentukan berita hari ini tuh biasaanya dilakukan sama redaktur, pemred

redakturlah satiap hari dia menentukan mana berita halaman satu dan lainnya.

Owner tidak suka ikut.

7. Dilihat dari harian Tangsel Pos kan banyak rubriknya dan disini terlihat

banyak desknya, nah pembagian kerja disini itu bagaimana bang?

Pembagian kerjanya kita perredaktur yah, jadi peredaktur kita bagi-bagi, redaktur

juga punya reporter jadi, reporter itu satu dia ada reporter khusus metro, ada

reporter khusus zona, zona itu kita itukan ada zona Ciputat, ada zona Serpong, ada

reporter yang khusus ada redaktur yang khusus yah nanti kita bagi aja. Kerja

secara teknisnya mereka nanti giliran sore kita ngumpul, apa yang menjadi berita

ini-berita ini jadi, ada reporter masing-masing, ada reporter olahraga, ada reporter

pendidikan, ada reporter bisnis, ada reporter metro ada reporter zona, ia zona tuh

yanh Serpong, ciputat. Redakturnya juga gitu, ada redaktur olahraga, ada redaktur

halaman satu, ada redaktur zona, redaktur metro, kita baru bidik di perhalaman.

8. Dalam harian Tangsel Pos ada Tangerang Pos dan Tangsel Pos itu sama atau

beda?

Sama, beda isinya, Tangerang Pos itu kita jual buat ke kawasan sana, Kabupaten,

kota. Tangerang kan ada 3 yah daerah administrasi, Tangerang tuh ada 3 Kota

Kabupaten, pertama kota Tangerang Selatan, kedua Kota Tangerang, trus

Kabupaten Tangerang nah kita maennya disitu, nah Tangerang Pos itu kita

bikinnya buat Kabupaten Tangerang sama Kota Tangerang, nah pembacanya

disana kita bidik, kita pos beritanya yah tentang Kabupaten Tangerang dan

tentang Kota Tangerang jadi, kooperatnya itu lebih mendekati mereka. Media

Page 111: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

lokal itu kan media yang menyajikan berita-berita lokal, berita-berita yang dekat

wilayahnya sama pembaca. Pembacanya di Ciputat kita sediain rubrik Ciputat,

pembacanyanya di Serpong kita sediain rubrik Serpong, pembacanya di

Kabupaten kita sediain rubrik Kabupaten.

9. Di Harian Tangsel Pos ini tuh siapa yang menjadi pengedit terakhir,

(editornya)?

Oh itu Redper, Redaktur Pelaksana.

10. Dalam salah satu berita di Harian Tangsel Pos edisi 22 Mei 2013 terdapat

judul “MUI Dukung Miras Dilegalkan”, apa yang membuat tertarik untuk

mengeluarkan berita tersebut?

Tertariknya, karena gini, apa miras di Tangsel itu meskipun belum dilegalkan tapi

penyebaranya seakan-akan dilegalkan seperti misalnya kita ke supermarket,

hypermart, carrefour yang ada di Tangerang Selatan ataupun minimarket-

minimarket yang ada di Tangsel kaya Lawsen, Sevel, kaya indomart atau alfamart

ia, itu mereka menjual miras, coba kamu lihat hasil penelitian kita, bukan

penelitian tapi pengamatan lapangan kita selama ini miras tidak dilegalkan tapi

penyebarannya seakan akan dilegalkan, makanya ada berita MUI itu mendukung

Perda pengaturan tentang miras. Sehingga peredaran-peredaran miras itu terjaga.

Disini loh yang harus diedarkan disini tempat-tempatnya dalam sebuah peraturan,

oleh karena itu kita buat berita itu, terlebih kan Pemkod jugakan ingin mengambil

retribusi dari minuman keras.

11. Apa yang ingin disampaikan Harian Tangsel Pos khususnya penulis kepada

pembaca melalui berita ini?

Ia, yang disampaian bahwa MUI itu juga mendukung Perda, rencana Perda

tentang retribusi tentang, perdagangan miras di Tangsel makanya angle utamanya

adalah MUI (Majelis Ulama Indonesia) dan narasumber utamanya adalah MUI

kota Tangerang Selatan.

12. Dalam artikel terdapat gambar sekertaris dari MUI bapak Abdul Rajak, apa

arti dari foto tersebut mengapa memilih photo tersebut untuk dimasukkan

kedalam berita?

Karena yang narasumbernya dia, ia narasumbernya, makanya kita makenya

penegasan, kalo dalam ilmu media itu ada framing kita pake penegasan nih,

Page 112: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

iniilah kita munculkan, kita tonjolkan wajahnya Abdul Rajak sebagai

narasumnber bahwa, perda ini yang jadi narsum itu Abdul Rajak, yang

ditonjolkan adalah Abdul Rajak sebagai narsum tentang MUI mendukung miras,

dilegalkan dalam arti MUI mendukung tentang retribusi miras di Tangerang

Selatan.

13. Bagaimana abang memandang tentang Isu Pelegalan Miras itu sendiri?

Di Tangsel, kalo di Tangsel sendiri hal yang biasa yah, karena Tangsel itu kota

plural yah kota urban, bukan kota santri. Kota urban dalam arti 60 hampir 70%

warga Tangsel adalah warga pendatang, 30% nya warga pribumi dari 100% itu

ada 80% nya itu warga sekuler, sekuler dalam arti agamanya yah setengah-

setengah, yah yang beragam berapa tapi, nggak kental kaya misalkan di Jawa

Timur yang banyak pesantren-pesantren agamanya, yah santrinya santri urban yah

arena dekat sama Jakarta perkotaan. Yah jadi Isu miras yah isu biasa, isu bisnis ia

bisnis bahwa bisnis yang dibayar kaum urban disini juga banyak kaum petani

yang biasa minum miras, dan itu menjadi sumber pendapatan PAD.

14. Adakah kebijakan redaksi apabila ada berita yang aga sensitif di keluarkan?

Bagi kita tuh nggak ada yang namanya sensitif selama itu laku dipasaran, dalam

arti selama itu tidak melanggar kode etik yaitu, tidak melanggar SARA yaitu

penghinaan terhadap salah satu suku, tidak melanggar provokatif berita itu

sehingga orang melakukan kerusuhan sosial begitu. Semua berita tidak berbau

sensitif dan juga tidak menjelek-jelekkan agama, termaksud juga tidak membuat

berita tentang agama tertentu, makanya berita tentang agama kita selalu

menghapus dalam arti kita mengesampingkan dulu berita tentang agama misalnya,

ada “Pelarangan Gereja”, nah itu kita kesampingkan dulu karena itu kan berbau

SARA, berbau agama tapi kalo berita-berita yang “MUI mendukung miras” itu

berita yang biasa kenapa, karena kan MUI kan pada sasaran Majelis Ulama yang

tiap hari selalu berkaitan dengan yang halal dan haram, nah kita anggap layak jual

karena MUI itu sebagai lembaga agama, ia juga mendukung pelegalan miras

Pelegalan miras kenapa itu, kita jelasin di beritanya bahwa yang dimaksud

melegalkan itu adalah mendukung Perda peraturan retribusi miras.

15. Apa ada hubungan antara Tangsel Pos dan Pemkot Tangsel (dalam arti

semacam kerja sama mungkin)?

Page 113: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

Nggak ada, hubungannya hanya sekedar mitra, mitra kerja, mitra bisnis, mitra

berita, mitra sosial. Kalau Pemkot punya kesalahan kita sebagai mitra sosial yang

mengkritik mitra kerja, kalo Pemkot punya kelebihan kita dukung, kita dukung

programnya, tapi kalau punya kesalahan, korupsi, penyalahgunaan kewenangan

jabatan, kita kritik, kita sebagai mitra sosial kita kritik kinerja mereka,

hubungannya itu.

Interviewer Interviewee

(Awalina Habibah) (Muhammad Istijar Nusantara)

Page 114: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

Narasumber : Sudin Antoro

Jabatan : Reporter

Tempat : Kantor Harian Tangsel Pos

Waktu : Senin, 8 Juli 2013

1. Pada saat ingin meliput sebuah berita apakah sudah direncanakan pada hari

sebelumnya?

Jadi dalam pemberitaan itu ada yang namanya, apa namanya berita yang tersusun

yang sudah ada plannya atau berita yang sifatnya dadakan gitu. Ketika kita

menghadiri suatu acara misalkan, ada apa namanya ada satu acara, dalam acara itu

ada banyak tokoh-tokoh atau mungkin figure public gitu. Public figure kita bisa

langsung merumuskan gitu, oh kira-kira isu apa yang bakal diangkat langsung

disitu jadi tidak semua berita kita rumuskan.

2. Bagaimana cara kerja wartawan mulai dari mencari berita, menyusun berita

prosesnya sampai dikeluarkannya berita?

Biasanya malem kita membuat jadwal besok mau liputan apa, narasumbernya

siapa, mengangkat isu-isu apa, itu plan pertama, plan kedua harus ada berita-berita

yang ketika plan pertama itu tidak didapatkan itu harus ada yah, pland pertama,

pland kedua itu harus ada yah. Kemudian ketika pagi kita siap kelapangan

langsung temuin tuh target kita, berita yang sudah dirumuskan itu berita apa kira-

kira dan langsung kita temuin narasumber, kita wawancara kan kalau misalkan

kita udah ada banyangan kita sudah mudah, “oh anglenya ini gitu”, kalu misalkan

itu tidak dapat berarti berita yang kedua, nah dalam kondisi itu bisa jadi kita

masuk ide baru seperti kita menemui narasumber, ada disitu misalkan ada

narasumber lain yang kira-kira dijadiin iya kita langsung aja tanyakan pada

mereka, jadi satu ruang bisa dua dan tiga berita kemudian kita ambil data

wawancara dan sebagainya udah kita nyampe kantor sore jam 4 jam 5 maksimal

jam 5 kita bikin berita.

Page 115: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

3. Untuk menentukan tema, narasumber, itu dari wartawan atau sudah

ditentukan sebelumnya?

Kita dari wartawan sendiri, kira-kira temanya ini kira-kira rujukannya seperti apa

yang memiliki otoritas, narasumber juga gitu.

4. Kapan berita masuk ke redaksi?

Pagi liputan, sorenya ini kita langsung bikin berita dan dirapatkan.

5. Siapa yang biasanya ikut dalam rapat redaksi?

Dalam rapat redaksi kita reporter sama Redper, Pemred itu khusus kalo rapat-

rapat besar, untuk reporter sama Redper kalau Pemred lebih ke redakturnya.

6. Ada nggak tantangan yang dirasain kaka sebagai wartawan ketika sedang

membuat sebuah berita?

Untuk tantangan kita bikin berita, seringali kita dalam keadaan lelah gitu yah, kita

harus kelapangan panas-panasan kita habis pulang kantor dan menyiapkan satu

dua berita dengan menyusun kalimant secara runtun, anglenya harus jelas nah

disitu jadi, kesulitannya sebenerya tidak ada gitu tidak ada kesulitan.

7. Dalam salah satu berita di Harian Tangsel Pos edisi 22 Mei 2013 terdapat

judul “MUI Dukung Miras Dilegalkan”, apa yang membuat tertarik untuk

memberitakan berita tersebut?

Oh gitu, ia jadi apa namanya, biasanya satu berita itu bagaimana bisa dibaca oleh

pembaca yah, penikmat gitu jadi, kadang kita membuat satu judul itu yang kira-

kira provokatif gitu, yah biar mereka bisa mau dan membaca gitu meskipun

sebenernya tidak, itu hanya untuk menarik saja dan judul itu juga harus

disandarkan dengan pernyataan-pernyataan narasumber gitu jadi, tidak mudah kita

membuat judul yang mengarah gitu.

8. Dalam berita tersebut kenapa Tangsel Pos memilih pak Rajak untuk

dijadikan narasumber?

Oh gitu, kebetulan bapak Abdul Rajak itu kan anggota, itu harusnya ketua MUI

tapi itu tidak bisa dipaksakan ketika misalkan, kita sebagai reporter menemui

ketua itu tidak bisa, tidak ada ditempat dan sebaginya gitu, ya artinya sebenernya

masih satu lembaga itu sih bisa aja gitu kan, tapi kalau misalkan pengen yang

lebih atasan dia ya ketuanya, tapi tidak menjadi persoalan entah itu sekertaris

Page 116: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

ataupun ketua, yang penting kan lembaganya, lembaganya yang dilihat bukan

sosoknya gitu.

9. Lalu di dalam berita juga terdapat gambar sekertaris dari MUI bapak

Abdul Rajak, apa arti dari foto tersebut mengapa memilih photo tersebut

untuk dimasukkan kedalam berita?

Artinya ini kan baru wacana yah, ketika mungkin reporter teh Irmanya itu melihat

kondisi ada miras pasti yang dishotnya mirasnya, nah kan ini kan kondisinya

bukan dilokasi mirasnya gitu kecuali misalkan ada pemusnaan miras, misalnya

dikantor polisi atau apa gitu kan pasti yang diambil gambarnya itu mirasnya.

10. Di negara kita kan mayoritas Islam, bagaimana pandangan kakak mengenai

isu pelegalan miras yang diberitakan di Harian Tangsel Pos ini khususnya

kakak sendiri sebagai umat muslim?

Oh gitu, saya secara pribadi jujur kurang setuju dalam aturan itu tapi,

bagaimanapun pemerintah ada sisi lain yang ingin mereka peroleh artinya kalau

misalkan itu diterapkan di bintang-bintang hotel-hotel bintang besar, otomatis ada

pemasukkan yah, itu kan termasuk bagian dari pajak juga, entah itu halal dan

haramnya itu persoalan lain kan, tapi secara pribadi saya seorang muslim juga

merasa keberatan gitu, tapi makanya makanya diatur kadar alkoholnya berapa

yang diperbolehkan, seperti ini dan kalau misalkan kadar alkoholnya itu tinggi itu

berarti masuk di ruangan-ruangan khusus gitu.

Interviewer Interviewee

(Awalina Habibah) (Sudin Antoro)

Page 117: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

WAWANCARA DENGAN MUI TANGSEL

Narasumber : Abdul Rajak

Jabatan : Sekretaris MUI Tangsel

Tempat : Kecamatan Serpong

Waktu : Selasa, 6 Mei 2014

1. Setuju nggak sih MUI dengan pelegalan miras ini?

Pertama MUI sangat tidak setuju seandainya banyak beredar miras di Kota

Tangerang Selatan titik gitu.

2. Bagaimana bapak memandang miras?

Miras itu salah satu minuman yang bisa merusak tatanan kehidupan masyarakat

karena dengan pengaruh miras seseorang bisa melakukan kejahatan dan bisa

bertambah melakukan kejahatan yang lainnya jadi dari miras ini bisa

berkembang banyak kejahatan-kejahatan yang lain yang ditimbulkan dari

miras.

3. Mengapa mengeluarkan pernyataan seperti di artikel?

Di Harian Tangsel Pos ini maksudnya karena sudah beredarnya miras di

Tangerang Selatan jadi pemerintah daerah baik Legislatif maupun Eksekutif

harus membuat regulasi agar orang yang tidak melakukan minum-minuman

keras terkena imbasnya atau orang yang baik-baik, gara-gara masyarakat yang

lainnya mengkonsumsi akhirnya mereka terkena efeknya, pengaruhnya dari

miras tersebut, makanya pemerintah harus membuat regulasi. Regulasi itu

artinya aturan tentang miras itu sendiri, gimana di Tangerang Selatan temoat

mana saja yang boleh, jam berapa dia harus membeli, masyarakat mana yang

Page 118: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

boleh, pelajar boleh nggak beli nah disitulah pentingnya, maksudnya mirs ini

harus diataur.

4. Apa tidak janggal kalau MUI turut mendukung sementara Tangsel kan

dikenal sebagai kota Religius?

Kenapa janggal? Kan MUI hanya memberikan input masukan amar ma’ruf

nahimunkar bahwa sudah seharusnya pemerintah membuatkan aturan

karenakan MUI kan tidak ada kewenangan untuk mengusulkan Perda untuk

memohon sebuah aturan karena kan memang kita bukan institusi pemerintah

jadi yang behak itu hanya Eksekutif dan Legislatif.

5. Apa bapak yakin regulasi yang dicanangkan Pemkot Tangsel bisa

berjalan

sesuai dengan tujuannya?

Kalau memang Pemkot punya komitmen yang tinggi untuk menjaga moral dan

akhlak masyarakat Tangerang Selatan saya yakin mampu, karena dengan

adanya Perda inikan masyarakatnya akan terlindungi dari pengaruh miras dan

miras tidak jadi konsumsi umum atau publik tapi hanya di tempat tempat

tertentu.

6. Menurut bapak makna pelegalan sendiri tuh seperti apa?

Pelegalan disini maksudnya MUI setuju dan mendukung seandainya miras ini

dibuatkan aturan jadi bahasa itunya dilegalkan tuh dibuatkan aturan jadi bukan

MUI ngebolehin miras, bukan! konteksnya lain jadi MUI mendukung

dibuatkannya aturan tentang pengaturan peredaran miras atau pengaturan

tentang miras di Tangerang Selatan.

7. Apa tanggapan bapak terkait judul yang dikelurkan oleh Harian Tangsel

Pos?

Nah ini kan sebenenya bahasa media jadi kalau orang yang bacanya sekilas ah

ini kan sebenenya bahasa media jadi kalau orang yang bacanya sekilas itu akan

negatif thinking terhadap MUI, disangkanya MUI membolehkan, melegalkan

Page 119: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola

miras padahal MUI mendukung substansinya kontennya miras itu dibuatkan

aturan dilegalkan.

8. Apakah narasumber yang digunakan oleh Harian Tangsel Pos mewakili

suara MUI?

Kalau secara kelembagaan kan harus diputuskan melalui rapat pleno tapi ini

kan sifatnya hanya dimintai keterangan, komentar yang dimintai pendapat

itukan tanpa harus melewati rapat pleno kecuali yang sifatnya kebijakan,

keputusan yang sifatnya mengikat, keluar dan kedalam itu baru, ini kan saya

selaku sekretaris MUI dimintai keterangan gimana seandinya miras dilegalkan,

dan kita dukung dan saya yakin temen-temen juga akan, kalau dia memahami

kontennya pasti setuju.

Interviewer Interviewee

(Awalina Habibah) (Abdul Rajak)

Page 120: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola
Page 121: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola
Page 122: KONSTRUKSI BERITA PELEGALAN MIRAS PADA HARIAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Media massa sangat berperan dalam perkembangan atau bahkan perubahan pola