konstitusi indonesia.doc

5
Kontitusi Indonesia Pengantar Dalam proses reormasi hukum dewasa ini berbagai kajian ilmiah tentang UUD 1945, banyak yang melontarkan ide untuk melakukan amandemen terhadap UUD 1945.Ide tentang amandemen terhadap UUD 1945 tersebut didasarkan pada suatu kenyataan sejarah selama masa Orde Lama dan Orde Baru,bahwa penerapan terhadap pasal-pasal UUD memiliki sifat “multi interpretable” atau dengan kata lain berwahyuh arti, sehingga mengakibatkan adanya sentralisasi kekuasaan terutama kepada presiden.Suatu hal yang mendasar bagi pentingnya amandemen UUD 1945 adalah tidak adanya sistem kekuasaan dengan “checks and balances” terutama terhadap kekuasaan eksekutif. Hukum dasar tertulis (Undang-Undang Dasar) Sebagaimana disebutkan diatas bahwa pengertian hukum dasar meliputi dua macam yaitu,hukum dasar tertulis (Undang- Undang Dasar) dan hukum tidak tertulis (convensi).Oleh karena sifatnya yang tertulis, maka Undang-Undang Dasar itu rumusannya tertulis tidak mudah berubah.Secara umum menurut E.C.S Wade dalam bukunya Constitusional Law, Undang-Undang Dasar memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan- badan pemerintahan suatu negara dan mementukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut. Jadi pada prinsipnya mekanisme dan dasar dari setiap sistem pemerintahan diatur dalam Undang-Undang Dasar.Bagi mereka yang memandang negara dari sudut kekuasaan dan menganggapnya sebagai organisasi kekuasaan,maka Undang-Undang Dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau sekumpulan asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan tersebut dibagi antara Badan Legislatif ,Eksukutif dan Badan Yudikatif. Undang-Undang Dasar menentukan cara-cara bagaimana pusat- pusat kekuasaan ini bekerjasama dan menyesuaikan diri satu

description

PKN

Transcript of konstitusi indonesia.doc

Page 1: konstitusi indonesia.doc

Kontitusi Indonesia

Pengantar

Dalam proses reormasi hukum dewasa ini berbagai kajian ilmiah tentang UUD 1945, banyak yang melontarkan ide untuk melakukan amandemen terhadap UUD 1945.Ide tentang amandemen terhadap UUD 1945 tersebut didasarkan pada suatu kenyataan sejarah selama masa Orde Lama dan Orde Baru,bahwa penerapan terhadap pasal-pasal UUD memiliki sifat “multi interpretable” atau dengan kata lain berwahyuh arti, sehingga mengakibatkan adanya sentralisasi kekuasaan terutama kepada presiden.Suatu hal yang mendasar bagi pentingnya amandemen UUD 1945 adalah tidak adanya sistem kekuasaan dengan “checks and balances” terutama terhadap kekuasaan eksekutif.

Hukum dasar tertulis (Undang-Undang Dasar)

Sebagaimana disebutkan diatas bahwa pengertian hukum dasar meliputi dua macam yaitu,hukum dasar tertulis (Undang-Undang Dasar) dan hukum tidak tertulis (convensi).Oleh karena sifatnya yang tertulis, maka Undang-Undang Dasar itu rumusannya tertulis tidak mudah berubah.Secara umum menurut E.C.S Wade dalam bukunya Constitusional Law, Undang-Undang Dasar memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu negara dan mementukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut.

Jadi pada prinsipnya mekanisme dan dasar dari setiap sistem pemerintahan diatur dalam Undang-Undang Dasar.Bagi mereka yang memandang negara dari sudut kekuasaan dan menganggapnya sebagai organisasi kekuasaan,maka Undang-Undang Dasar dapat dipandang sebagai lembaga atau sekumpulan asas yang menetapkan bagaimana kekuasaan tersebut dibagi antara Badan Legislatif ,Eksukutif dan Badan Yudikatif.

Undang-Undang Dasar menentukan cara-cara bagaimana pusat-pusat kekuasaan ini bekerjasama dan menyesuaikan diri satu sama lain.Undang-Undang Dasar merekam hubungan-hubungan kekuasaan dalam suatu negara (Budiarjo, 1981:95,96).

Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 bersifat singkat dan supel.Undang-Undang Dasar 1945 hanya memiliki 37 pasal,adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan peralihan dan aturan tambahan.Hal ini mengandung makna:

1. Telah cukup jikalau Undang-Undang Dasar hanya memuat aturan-aturan pokok,hamya membuat garis-garis besar instruksi kepada pemerintah pusat dan lain-lain penyelenggara negara utuk menyelenggarakan negara,untuk menyelenggarakan kehidupan negara dan kesejahteraan sosial.

2. Sifatnya yang supel (elastic) dimaksudkan bahwa kita senantiasa harus ingat bahwa masyarakat itu harus berkembang, dinamis.Negara Indonesia akan terus tumbuh berkembang seiring dengan perubahan zaman,Berhubung dengan itu janganlah terlalu tergesa-gesa memberikan kristalisasi, memberikan bentuk kepada pikiran-pikiran yang masih berubah.Memang sifat aturan yang tertulis itu bersifat mengikat,oleh karena itu makin supel sifatnya aturan itu makin baik.

Page 2: konstitusi indonesia.doc

Menurut Padmowahyono,seluruh kegiatan negara dapat dikelompokan menjai dua macam yaitu:

1. Penyelenggaraan kehidupan negara2. Penyelenggaraan kesejahteraan sosial

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas, maka sifat-sifat Undang-Undang Dasar 1945 adalah sebagai berikut:

1. Oleh karena sifatnya tertulis maka rumusannya jelas,merupakan suatu hukum positif yang mengikat pemerintah sebagai penyalenggara negara,maupun mengikat bagi setiap warga negara.

2. Sebagaimana tersebut dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 bahwa UUD 1945 bersifat singkat dan supel,memuat aturan-aturan pokok yang setiap kali harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan zaman,serta memuat hak asasi manusia.

3. Memuat norma-norma,aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang dapat dan harus dilaksanakan secara konstitusional.

4. Undang –Undang Dasar 1945 dalam tertib hukum Indonesia merupakan peraturan hukum positif yang tertinggi, di samping itu sebagai alat kontrol terhadap noma-norma hukum positif yang labih rendah dalam hierarkhi tertib kukum Indonesia.

Hukum Dasar yang Tidak Tertulis (Convensi)

Convensi adalah hukum dasar yang timbul tidak tertulis, yaitu aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan negara meskipun sifatnya tidak tertulis.Convensi ini mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1. Merupakan kebiasaan yang berulangkali dan terpelihara dalam prakyek penyelenggaraan negara.

2. Tidak bertentangan dengan Undabg-Undang Dasar dan berjalan sejajar.3. Diterima oleh selruh rakyat.4. Bersifat sebagai pelengkap,sehingga memungkinkan sebagai aturan-aturan dasar

yang tidak terdapat dalam Undang-Undang Dasar.

Contoh-contoh Convensi antara lain sebagai berikaut:1. Pengambilan keputusan secara musyawarah mufakat.Menurut pasal 37 ayat 1 dan

4 UUD 1945,segala keputusan MPR diambil berdasarkan suara terbanyak.Akan tetapi sistem ini dirasakan kurangnya jiwa kekeluargaan sebagai kepribadian bangsa, karena itu dalam praktek-praktek penyelenggaraan negara selalu diusahakan untuk mengambil keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat,dan ternyata hampir selalu berhasil.

2. Praktek-praktek penyelenggaraan negara yang sudah menjadi hukum dasar tidak tertulis antara lain:

(a) Pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia setiap tanggal 16 Agustus di dalam sidang DPR.

Page 3: konstitusi indonesia.doc

(b) Pidato Presiden yang diucapkan sebagai keterangan pemerintahan tentang RAPBD pada minggu pertama pada bulan Januari tiap tahunnya.

Hal diatas dalam batinnya secara tidak langsung adalah merupakan realisasi dari UUD.Namun perlu digaris bawahi bilamana comvensi ingin dijadikan menjadi rumusan yang bersifat tertulis,maka yang berwenang adalah MPR, dan rumusannya bukanlah merupakan suatu hukum dasar melainkan tertuang dalam ketetapan MPR.

Jadi convensi bilamana dikehendaki untuk menjadi suatu aturan dasar yang tertulis,tidak secara otomatis setingkat dengan UUD,melainkan sebagai ketetapan MPR.

Konstitusi

Disamping pengertian UUD,dipergunakan juga istilah lain yaitu “konstitusi” .Istilah berasal dari bahasa Inggris “Constitution” atau bahasa Belanda “Constitutie”.Terjemahan dari istilah tersebut adalah Undang-Undang Dasar ,dan hal ini memang sesuai dengan kebiasaan orang Belanda dan Jerman ,yang dalam percakapan sehari-hari memakai kata “grondwet” (Grond=dasar,wet=undang-undang) yang keduanya menunjukan naskah tertulis.

Namun pemgertian konstitusi dalam prektek ketatanegaraan umumnya dapat mempunyai arti:

1. Lebih luas daripada Undang-Undang Dasar atau2. Sama dengan pengertian Undang-Undang Dasar.

Kata konstitusi dapat mempunyai dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian Undang-Undang Dasar,karena pengertian Undang-Undang Dasar hanya meliputi konstitusi tertulis saja,dan selain itu masih terdapat konstitusi tidak tertulis saja, dan selain itu masih terdapat kontitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam Undang-Undang Dasar .

dalam praktek ketatanegaraan negara Republik Indonesia pengertian konstitusi adalah sama dengan Undang-Undang Dasar.Hal ini terbukti dengan disebutnya istilah Konstitusi Republik Indonesia Serikat bagi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat (Totopandoyo, 1981: 25,26).