KonsepQu! Type IV [ANAK]

download KonsepQu! Type IV [ANAK]

of 17

Transcript of KonsepQu! Type IV [ANAK]

  • 7/24/2019 KonsepQu! Type IV [ANAK]

    1/17

    2009

    Author:

    naked_soul86

    [

    KONSEP-QU! 4TH EDITION

    ]Tomorrow is a different day...

  • 7/24/2019 KonsepQu! Type IV [ANAK]

    2/17

    by naked_soul86

    PEDIATRIC MEDICINE

    ii

    KONSEP-qu! 4th eDITion(no matter how smart are you, the most important thing is about how you treat the patient)

    DIARE/GASTROENTERITIS (08/02/09)

    Definisi: adalah penyakit yang ditandai :

    1. frekuensi defekasi lebih dari biasanya (> 3 kali sehari)

    2. perubahan konsistensi tinja menjadi cair.

    3. Dengan/tanpa darah maupun lendir.

    Epidemiologi

    Termasuk dalam 3 kelompok penyebab utama kunjungan Puskesmas

    Indonesia: sekitar 60 juta kejadian/thn, sebagian besar (70-80%) = anak < 5 tahun (40 juta kejadian) yg

    mengalami >1 kejadian diare/thn. 1-2% dehidrasi50-60%nya meninggal

    Klasifikasi

    Diare akutterjadi mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat

    Diare kronik:

    Def. diare berlanjut s/d 2 minggu + kehilangan BB atau failure to thrive (BB tak bertambah selama

    masa diare)

    Dibagi:

    Diare persistendiare o/k infeksi

    Protracted diareselama > 2 mgg (tinja selalu cair; 4 kali/hari)

    Intractable diareberulang kali ~ 1-3 bulan

    Prolonged diareselama > 7 hari

    Chronic non specific diarrhea > 3mgg (tanpa gangguan pertumbuhan, & tak ada tanda

    infeksi/malabsorbsi.

    Penyebab diare (2)

    1. Langsung

    2. Tak langsung

    Penyebab (ditinjau dari patofisiologi)

    1. Diare sekresi

    Infeksi virus, kuman2 patogen + apatogen.

    Hiperperistaltik (bahan kimia makanan, rasa pedas, basi, gg. saraf, hawa dingin, alergi)

    2. Diare osmotik

    Malabsorbsi makanan

    KKP

    BBLR & bayi baru lahir

    Infeksi Virus (Rotavirus, Norwalk virus)

    Bakteri (Shigela, Salmonela, E coli, vibrio)

    Parasit (Protozoa, E.Histolytica, G.lamblia)

    Obat-obatan Antibiotik

    Alergi Makanan Alergi protein susu sapi

    Alergi protein kedelai

    Alergi makanan lain

    Kelainan

    pencernaan/malabsorpsi

    Intoleransi laktosa

    Imunodefisiensi Infeksi HIV

    Defisiensi vitamin Defisiensi niacin

    Keracunan logam berat Copper, Zinc

    Penyebab lain Psikis

  • 7/24/2019 KonsepQu! Type IV [ANAK]

    3/17

    by naked_soul86

    PEDIATRIC MEDICINE

    iii

    Penyebab diare secara umum

    a. Infeksi

    1. Virus

    Rotavirus dan adenovirusterbanyak

  • 7/24/2019 KonsepQu! Type IV [ANAK]

    4/17

    by naked_soul86

    PEDIATRIC MEDICINE

    iv

    dicirikan dengan diare yang cair, tidak menunjukkan gejala sistemik, dan gejala menghilang ketika

    pemakaian antibiotik dihentikan. Pseudomembran colitis, disebabkan oleh toksin yang dihasilkan

    Clostridium difficile, yang terjadi pada pemakaian antibiotik clindamisin, cephalosporin, dan amoksisilin.

    2. Infeksi Parenteral

    Terjadi kerena adanya infeksi pada sistem pernapasan dan sistem urogenital. Mekanismenya belum jelas

    diketahui, kemungkinan karena adanya pengaruh pemakaian antibiotik untuk infeksi primer dan iritasi

    lokal pada rektum pada pasien dengan infeksi kandung kemih.

    3. Malnutrisiterkait dengan adanya peningkatan infeksi saluran pernapasan, penurunan produksi asam empedu,

    penurunan produksi enzim pankereas, penurunan fungsi disakaridase, gangguan motilitas usus, dan

    perubahan pada flora normal usus.

    4. Diet

    Diare disebabkan karena berlebihnya asupan makanan, defisiensi amilase pankreas pada anak, jus yang

    memiliki kadar fruktosa dan sorbitol yang tinggi, iritan intestinal (makanan pedas), dan makanan yang

    mengandung histamin (jeruk, tomat, keju, anggur merah, dan ikan)

    5. Diare alergi

    Disebabkan alergi terhadap protein makanan. Terutama terjadi pada bayi di bawah 12 bulan, yang

    terkena kolitis ringan sampai berat. Pada bayi dengan alergi protein, mempunyai riwayat pribadi dan

    keluarga dengan atopi. Alergi biasanya terhadap ikan, kacang, telur. Pada bayi, kondisi ini biasanya hilang

    setelah berumur 12 bulan.Intoleransi pada susu umum terjadi pada laki-laki dan anak yang lebih muda, yang memiliki riwayat atopi

    pada keluarga. Prevalensinya adalah sebesar 0,5-1%. Adanya kolik, muntah, dan diare merupakan gejala

    utama. Pada feces pasien ini mengandung darah dan lendir. Kadang-kadang didahului oleh diare yang

    disebabkan virus, dan adanya induksi eosinofil yang menyebabkan enteropati pada metabolisme protein,

    hipoalbuminemia, dan hipogammaalbumineia.

    Pada anak yang lebih tua dapat terjadi atrofi villus, malabsorbsi, hipoalbuminemia, adanya darah samar

    pada faeces, dan anemia. Pada bayi usia di bawah 6 bulan yang masih menyusui dapat juga mempunyai

    darah yang hancur pada faecesnya. Penghentian asupan susu sapi dari diet ibu menyebabkan perbaikan

    menuju kesembuhan. Penghentian pemberian ASI tidak efektif pada kasus ini.

    Apabila gejala masih ada dan semakin parah, maka diperlukan pengganti susu yang semielemental. Pasien

    dengan alergi protein memiliki insiden sebesar 30% terhadap sensitivitas terhadap protein kedelai dengan

    memperlihatkan gejala yang sama. Sehingga usaha yang terbaik adalah menggunakan susu formuladengan kasein (protein) yang sudah dihidrolisis (casein hydrolysate formula) atau susu yang hanya

    mengandung asam amino (misal progestimil).

    6. Diare kronik non spesifik

    Terdapat pada bayi dan anak dari usia 6 sampai 20 bulan. Pada kasus ini tidak terdapat penyebab organik.

    Kemungkinan penyebabnya adalah karena abnormalitas pada absorbsi asam empedu, absorbsi

    karbohidrat yang belum sempurna, dan abnormalitas fungsi otot-otot intestinal.

    Daya tahan tubuh (2)

    1. Non Imunologis

    a. Flora usus

    Mencegah pertumbuhan berlebihan kuman patogen mekanisme kompetisi PH

    rendah, daya oksidasi-reduksi, zat anti bakteri (Colicines)

    Penggunaan antibiotika berlebihan akan merusak FUN!

    b. Sekresi usus

    Mucin (glikoprotein dalam usus) ~ kelenjar ludah mulut cegah perlekatan streptokokus,

    stafilokokus, laktobasilus.

    Mucin ~ sel epitel usus mekanisme kompetitif, cegah penetrasi zat toksin, alergen,

    enterotoksin

    c. Pertahanan lambung

    Asam lambung (HCl) dan pepsin penahan masuknya mikroorganisme.

    d. Gerak peristaltik

    Mencegah perkembangbiakan bakteri serta mempercepat pengeluaran bakteri dalam tinja.

    Stagnasi isi usus operasi, penyakit, kelainan bawaan.

    e.

    Filtrasi heparSel Kupfersebagai filtrasicegah bahan2 berbahaya tersebut ke sistemik.

  • 7/24/2019 KonsepQu! Type IV [ANAK]

    5/17

    by naked_soul86

    PEDIATRIC MEDICINE

    v

    f. Lain-lain

    Lisosimdaya bakteriostatik

    Garam empeducegah perkembangbiakan kuman

    Natural antibodyhasil reaksi cross immunity terdapat antigen yang sama, hambat bakteri

    patogen, namun tak mengganggu FUN

    2. Pertahanan imunologik lokal

    Limfosit dan sel plasma terdapat dalam jumlah banyak dalam usus (ileum, appendix). Pertahanan ini tak

    tergantung pertahanan sistemikterjadi semata-mata karena rangsangan antigen ke permukaan usus.a. Secretory Immunoglobulin A (SigA)

    Terdapat pada kolostrom

    Terikat pada secretory component (SC) tahan thp enz. proteolitik (tripsin & kemotripsin

    cegah melekatnya bakteri.

    b. Cell Mediated Immunity (CMI)

    Peranan limfositpada Plaque peyeri di ileumfungsi ???

    c. Ig lain2

    IgGproteksi thp kerusakan temporer kerusakan usus (saat radang usus).

    IgMdapat menggantikan fungsi IgA

    Faktor risiko diare kronik

    Faktor Intraluminal Faktor Mukosa

    - Kelainan Pankreas (kistik

    fibrosis, pakreatitis kronik,

    defisiensi enzim pankreas)

    - Kelainan metabolisme asam

    empedu (kolestasis,

    pertumbuhan bakteri,

    malabsorbsi asam empedu)

    - Kelainan intestinal

    (Malabsorbsi karbohidrat,

    abnormalitas osmolaritas

    intraluminal)

    - Perubahan integritas (infeksi,

    intoleransi susu sapi dan kedelai,

    penyakit peradangan saluran

    pencernaan)

    - Perubahan fungsi imunitas (kelainan

    autoimun, AIDS, imunodefisiensi,

    defisiensi Ig G dan IgA.

    - Perubahan fungsi (defek pada

    elektrolit, asam empedu, defisiensi

    folat dan lipoprotein)

    -

    Perubahan fungsi pencernaan(defisiensi enzim pencernaan)

    - Perubahan luas permukaan (kerusakan

    pada villus saluran pencernaan)

    - Perubahan fungsi sekretoris

    (enterotoksin, tumor penghasil peptida

    vasoaktif)

    - Perubahan struktur anatomis

    (Hirschprung desease, malrotasi,

    obstruksi usus)

    Patogenesis (2)

    1.

    Diare akutMasuknya mikroorganisme lewati lambung berkembang biak mikroorganisme membentuk

    toksinrangsang mukosa usus (hiperperistaltik, sekresi cairan usus).

    2. Diare kronis (>rumit karena ~ faktor2 sbg berikut)

    Infeksi

    I. bakteri ETEC yang sdh resisten terhadap obat, over growth bakteri non patogen

    (pseudomonas, klebsiella dll)

    I. parasitE. hystolitica, G. lamblia, Thrichiuris trichiura, candida dsb.

    KKP

    Terdapat atrofi semua organ (hepar, pankreas) termasuk mukosa GI track defisiensi enzim

    makanan tak dapat dicerna dan diserap maksimal sisa makanan dalam lumen tekanan

    osmotik diare osmotik + overgrowthbakteri (memperberat!!)

    Gangguan imunologik

    Usus merupakan organ utama pertahanan tubuh. Defisiensi SigA/CMI patogen berkembang!

    diare kronik dan malabsorbsi.

  • 7/24/2019 KonsepQu! Type IV [ANAK]

    6/17

    by naked_soul86

    PEDIATRIC MEDICINE

    vi

    Virus (Rota, Entero,Adenovirus, dll)

    Menembus dinding

    usus

    Kerusakan sel (?)

    Infeksi lokal

    Diare

    Feses: Sel darah

    V. cholerae

    Tidak menembus

    dinding usus

    Enterotoksin

    ATP---cAMP

    Diare sekresi

    Feses: Sel darah (-)

    Salmonella

    Menembus dinding

    usus

    Sedikit kerusakan

    jaringan

    Berlipat ganda dalam

    sel epitel

    Infeksi lokal dan

    sistemik

    Feses: Leuko ++

    Mono ++

    Eri

    Shigella

    Menembus dinding

    usus

    Kerusakan jaringan

    Berlipat ganda dalam

    sel epitel

    Infeksi fokal dan

    sistemik

    Feses: Leuko ++++

    Eri ++++

    E.coli

    Simtom

    & Gejala

    Rotavirus ETEC EIEC Salmonella Shigella V. cholerae

    Mual&muntah Dari

    permulaan

    - - + Jarang Jarang

    Panas + - + + + -

    Sakit Tenesmus Kadang-

    kadang

    Tenesmus,

    kolik

    Tenesmus,

    kolik, pusing

    Tenesmus,

    kolik,pusing

    Kolik

    Gejala lain - Sering

    distensiabdomen

    Hipotensi Bakteremia/to

    ksemiasistemik

    Dapat

    kejang

    Sifat tinja:

    Volume

    Frekuensi

    Konsistensi

    Mukus

    Darah

    Bau

    Warna

    Leukosit

    Sifat lain

    Sedang

    Sampai

    10x/lebih

    Berair

    Jarang

    -

    -

    Hijau,

    kuning

    -

    Banyak

    Sering

    Berair

    +

    -

    Bau tinja

    Tidak

    berwarna

    -

    Sedikit

    Sering

    Kental

    +

    +

    Tidakspesifik

    Hijau

    +

    Sedikit

    Sering

    Berlendir

    +

    kadang-

    kadang

    Telur busuk

    Hijau

    +

    Sedikit

    Sering sekali

    Kental

    Sering

    Sering

    Tak berbau

    Hijau

    +

    Sangat banyak

    Hampir terus

    menerus

    Air

    flacks

    -

    Anyir

    -

    -

    Tinja seperti

    air cucian nasi

    Patofisiologi

    1. Kehilangan air (dehidrasi) karena kehilangan air > pemasukan air penyebab kematian!!!

    2. Asidosis metabolik, karena:

    Kehilangan Na bikarbonat bersama tinja

    Kelaparan metabolisme lemak tak sempurna timbunan benda keton (ketosis) Anoksia jaringanpenimbunan asam laktat.

    Gangguan fx ekresi ginjalproduk metabolisme bersifat asam menumpuk

  • 7/24/2019 KonsepQu! Type IV [ANAK]

    7/17

    by naked_soul86

    PEDIATRIC MEDICINE

    vii

    Perpindahan ion Na (ekstrasel) ke intrasel.

    Klinispernapasan kussmaul.

    Merupakan homeostasis respiratorik: usaha tubuh u/ mempertahankan PH darah

    Mempergunakan ekuasi Henderson-Hesselbach dengan mengeluarkan kelebihan CO2 akibat

    perubahan asam karbonat menjadi H20 dan C02 (untuk mengimbangi hilangnya ion bikarbonat;

    sehingga perbandingan mereka tetap 20:1 !!)

    3. Hipoglikemia (2-3% anak terkena diare; terutama dengan KKP)

    Kerena: penyimpanan glikogen dalam hati terganggu, gangguan absorbsi glukosa (jarang). Gejala: lemah, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat, syok, kejang, koma.

    Tampak saat kadar < 40 mg/dL pd bayi atau < 50 mg/dL pada anak.

    Pertimbangkan! Bila terjadi kejang tiba2 tanpa alasan, panas, atau saat px dipuasakan.

    4. Gangguan gizi ~ peBB dalam waktu singkat

    Makanan sering distop oleh orang tua (seringkali hanya diberi teh diet), susu sering diberikan tapi

    dengan pengenceran, hiperperistaltik (gangguan pencernaan dan absorbsi makanan).

    5. Gangguan sirkulasi (syok hipovolemik)

    Muntah/dehidrasisyokperfusihipoksiaasidosisperdarahan otakdead

    Diare terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu:

    1. Diare Sekretorik

    Disebabkangangguan transportasi cairan & elektrolit melalui mukosa usussekresi air dan elektrolitCiri-cirinya: faeces banyak dan encer, mengandung natrium dan klorida, biasanya tanpa nyeri, dan tetap

    terjadi walaupun dipuasakan. Most: infeksi bakteri.

    2. Diare Osmotik

    Disebabkan zat makanan yang tidak diserap di usus menimbulkan osmotic load, menarik cukup

    banyak cairan ke lumen ususdiare.

    Berhenti jika pasien dipuasakan, memiliki pH, volume faeces dan kadar natrium < diare sekretorik. Most:

    kelainan absorpsi (malabsorpsi).

    3. Peningkatan Motilitas Usus

    Waktu transit faeceskesempatan memproses bahan makanan(terutama menyerap air) akibatnya,

    faeces mengandung banyak air.

    Most: hipertiroidisme, dan pengaruh obat seperti prostaglandin.

    4.

    Penurunan Motilitas UsusHipomotilitas ususbakteri untuk berkembang (overgrowth)diare.

    Most: malnutrisi, skleroderma, intestinal pseudo-obstruction syndrome, dan DM.

    5. Luas Permukaan Berkurang

    Kapasitas fungsi usus (digestif dan absorptif) diare

    karakteristik kehilangan cairan, elektrolit, makronutrien dan mikronutrien.

    Most: reseksi usus pasca NEC, midgut volvulus, atresia intestinal, & pada celiac disease.

    6. Inflamasi

    Secara umum disertai nyeri, demam, perdarahan, dan manifestasi inflamasi lainnya.

    Mekanisme: eksudasi, tergantung pada tempat inflamasi, malabsorpsi lemak, gangguan absorpsi cairan

    dan elektrolit, hipersekresi atau hipermotilitas.

    FL: leukosit atau protein (+).

    Inflamasi berat

    terjadi kehilangan protein (eksudasi)

    oedem anasarca.

    Faktor risiko diare persisten (35% kematian krn diare)

    1. Kurang gizi

    Keadaan ini memperlambat perbaikan epitel usus yang rusak & diare berkepanjangan

    2. Baru dikenalkan dengan susu sapi atau susu formula

    Dapat berupa intoleransi laktosa, hipersensitif terhadap protein susu, pencemaran susu oleh bakteri

    atau beberapa mekanisme lain. Susu sapi merupakan faktor penting pada 30-40% episode diare

    persisten.

    3. Umur muda

    Kebanyakan terjadi pada anak-anak di bawah usia 18 bulan

    4. Melemahnya imunitas

    Terlihat pada anak-anak dengan gizi buruk, selama atau sesudah menderita Campak atau infeksi virus

    lain dan pada penderita AIDS.

    5. Diare yang baru saja terjadi

  • 7/24/2019 KonsepQu! Type IV [ANAK]

    8/17

    by naked_soul86

    PEDIATRIC MEDICINE

    viii

    Meliputi anak-anak yang sebelumnya mengalami episode diare akut atau diare persisten.

    Klinis:

    Mula-mula: cengeng, gelisah, suhu badan, nafsu makan/(-) diare. Tinja makin cair, mungkin

    mengandung darah dan/atau lendir, warna berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu.

    seringnya defekasi, anus dan sekitarnya kemerahan karena tinja makin lama menjadi semakin asam

    akibat banyaknya asam laktat yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus.

    Gejala muntah dpt sebelum atau sesudah diare.

    kehilangan cairan dan elektrolit>> gejala dehidrasi : letargi, kesadaran menurun, berat badan turun,

    pada bayi ubun-ubun besar cekung, air mata berkurang, selaput lendir mulut dan bibir terlihat kering,

    tonus dan turgor kulit berkurang, capillary refillmemanjang.

    Penentuan derajat dehidrasi:

    1. Kehilangan Berat Badan

    < 2,5 % : tanpa dehidrasi

    2,5 - 5 % : dehidrasi ringan

    5 - 10 % : dehidrasi sedang

    > 10 % : dehidrasi berat

    2. Skor Maurice KingBagian Tubuh yang

    Diperiksa

    Nilai untuk Gejala yang ditemukan

    0 1 2

    Keadaan Umum

    Kekenyalan Kulit

    Mata

    Ubun-Ubun Besar

    Mulut

    Denyut Nadi/menit

    Sehat

    Normal

    Normal

    Normal

    Normal

    Kuat > 120

    Gelisah, cengeng, apatis,

    ngantuk

    Sedikit kurang

    Sedikit cekung

    Sedikit cekung

    Kering

    Sedang (120-140)

    Mengigau, koma

    atau syok

    Sangat kurang

    Sangat cekung

    Sangat cekung

    Kering & Cyanosis

    > 140

    Menentukan kekenyalan kulit, kulit perut dicubit selama 30-60 detik kemudian dilepaskan. Jika kulit

    kembali normal dalam waktu :2-5 detik : turgor agak kurang (dehidrasi ringan)

    5-10 detik : turgor kurang (dehidrasi sedang)

    > 10 detik : turgor sangat kurang (dehidrasi berat)

    Berdasarkan skor yang ditemukan pada penderita, dapat ditentukan derajat dehidrasinya:

    Skor 0-2 : dehidrasi ringan

    Skor 3-6 : dehidrasi sedang

    Skor > 7 : dehidrasi berat

    3. Berdasarkan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit)

    Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:

    Letargis atau tidak sadar

    Mata cekung Tidak bisa minum atau malas minum

    Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat

    DEHIDRASIBERAT

    RENCANATERAPI C

    Terdapat dua atau lebih tanda-tanda berikut:

    Gelisah, rewel/marah

    Mata cekung

    Haus, minum dengan lahap

    Cubitan kulit perut kembalinya lambat

    DEHIDRASI

    RINGAN/

    SEDANG

    RENCANA

    TERAPI B

    Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan

    sebagai dehidrasi berat atau ringan/sedangTANPA

    DEHIDRASI

    RENCANA

    TERAPI A

  • 7/24/2019 KonsepQu! Type IV [ANAK]

    9/17

    by naked_soul86

    PEDIATRIC MEDICINE

    ix

    4. Menurut Tonisitas Darah

    a. Dehidrasi isotonik, bila kadar Na dalam plasma antara 131-150 mEq/L

    b. Dehidrasi hipotonik, bila kadar Na < 131 mEq/L

    c. Dehidrasi hipertonik, bila kadar Na > 150 mEq/L

    5. WHO

    Tanda dan Gejala Derajat Dehidrasi

    Tanpa Ringan/Sedang BeratAnamnesis

    Diare

    Muntah

    Rasa Haus

    Kencing

    Nafsu

    makan/aktivitas

    1-3x

    Tidak ada atau

    sedikit

    Tidak ada atau

    sedikit

    Normal

    Normal

    3x atau lebih

    Kadang-kadang

    Haus

    Sedikit, pekat

    Nafsu makan

    berkurang, aktivitas

    menurun

    Terus-menerus banyak

    Biasanya sering

    Haus sekali atau tidak mau

    minum

    Tidak kencing (6 jam)

    Nafsu makan tidak ada,

    anak sangat lemas

    Pemeriksaan fisik

    Inspeksi:KU

    Mata

    Air mata

    Mulut/lidah

    Nafas

    Palpasi:

    Turgor

    Nadi

    Ubun-ubunKehilangan berat

    badan:

    Baik

    Normal

    Ada

    Basah

    Normal

    Kembali cepat

    Normal

    Normal

    2,5-5%

    Mengantuk atau

    gelisah

    Cekung

    Tidak ada

    Kering

    Lebih cepat

    Kembali pelan

    Lebih cepat

    Cekung

    5-10%

    Gelisah atau tidak sadar

    Sangat cekung

    Tidak ada

    Sangat kering

    Cepat dan dalam

    Kembali sangat pelan (>2

    detik)

    Sangat cepat/tidak teraba

    Sangat cekung

    >10%

    Kesimpulan 2 atau lebih gejala:

    Dehidrasi (-)

    Rencana A

    2 atau lebih gejala:

    Dehirasi ringan-

    sedang

    Rencana B

    2 atau lebih gejala:

    Dehidrasi berat

    Rencana C

    Diagnosis:

    anamnesis, kemudian pemeriksaan fisik, yang penting dilakukan pada pasien diare adalah penentuan derajat

    dehidrasi.

    Frekuensinya? Banyaknya/volumenya? Warnanya? (biasa, kuning, berlendir, berdarah, seperti air cucian

    beras?) Baunya? (amis, asam, busuk?) Buang air kecil(banyaknya, warna, kapan terakhir kencing)? Jenis,bentuk, dan banyaknya makanan dan minuman yang dikonsumsi sebelumnya? Adakah penderita diare

    lain sekitar rumah? Berat badan sebelum sakit?

    Dievaluasi juga mengenai keadaan nutrisi penderitaterapi yang menyeluruh, diare kronik sudah terjadi

    KEP

    Kekurangan mikronutrien, seperti vitamin A dan zinc dapat memperpanjang lamanya diare, tetapi

    Pemeriksaan kadar nutrien ini relatif mahal dan sukar dalam prakteknya, semua penderita diare kronik

    diberikan suplemen mikronutrien tertentu.

    Kemampuan makan anak dinilai berdasarkan riwayat makan sewaktu sehat dan riwayat makan selama

    sakit, keadaan umum, serta pengamatankesimpulan cara dan bentuk pemberian makanan

    enteral/parenteral? cair, saring, lunak, atau biasa.

    Untuk menetapkan adanya intoleransi, dilakukan pemeriksaan laboratorium penunjang.

  • 7/24/2019 KonsepQu! Type IV [ANAK]

    10/17

    by naked_soul86

    PEDIATRIC MEDICINE

    x

    Beda:

    1. Diare osmotik: volume feses sangat banyak, puasa: tetap diare, osmolaritas feses normal, ion gap [elektrolit]

    Berhenti dengan

    puasa

    Hidrogen nafas

    Leukosit feses (-)

    Motilitas

    meningkat

    Penurunan waktu

    transit

    Dirangsang oleh refleks

    gastrokolik

    Motilitas

    menurun

    Pertumbuhan bakteri

    berlebihan

    Mekanisme gabunganPenurunan

    luas

    permukaan

    (osmotik,

    motilitas)

    Penurunan kapasitas

    fungsional

    Encer Mungkin

    memerlukan diet

    elemental + diet

    parenteral

    Invasi mukosa Inflamasi

    Penurunan reabsorbsi

    kolon

    Peningkatan motilitas

    Darah dan leukosit (+) Disenteridarah,

    lendir, dan leukosit

  • 7/24/2019 KonsepQu! Type IV [ANAK]

    11/17

    by naked_soul86

    PEDIATRIC MEDICINE

    xi

    Karakteristik Faeces Usus Halus Usus besar

    Konsistensi Encer Berlendir dan atau berdarah

    Volume banyak sedikit

    Frekuensi meningkat Sangat meningkat

    Darah Mungkin positif tapi tidak pernah

    secara makros

    Umumnya berdarah

    pH 5.5

    Leukosit 10/PLPSel darah putih

    Serum

    Normal leukositosis

    Organisme Viral

    Rotavirus

    Adenovirus

    Calicivirus

    Astrovirus

    Norwalk virus

    Invasive bacteria

    E Coli (enteroinvasive,

    enterohemorrhagic)

    Shigellaspecies

    Salmonellaspecies

    Campylobacterspecies

    Yersiniaspecies

    Aeromonasspecies

    Plesiomonasspecies

    Enterotoxigenic bacteriaE coli

    Clostridium perfringens

    Choleraspecies

    Vibriospecies

    Toxic bacteriaClostridium difficile

    Parasites

    Giardiaspecies

    Cryptosporidiumspecies

    Parasites

    Entamoebaorganisms

    DD/ diare

    Infant Child Adolescent

    Acute

    Common

    Rare

    GastroenteritisSystemic infection

    Antibiotic associated

    Overfeeding

    Primary disaccharidase deficiencyHirscprung toxic colitis

    Adrenogenital syndrome

    GastroenteritisFood poisoning

    Systemic infection

    Antibiotic associated

    Toxic ingestion

    GastroenteritisFood poisoning

    Antibiotic

    associated

    Hyperthyroidism

    Chronic

    Common

    Rare

    Postinfectious secondary lactase

    deficiency

    Cow milk intolerance

    Toddlers Diarrhea

    Celiac deseaseCyctic fibrosis

    AIDS enteropathy

    Primary immune defects

    Familial villous atrophy

    Secretory tumors

    Acrodermatitis enteropathica

    Short bowel syndrome,etc

    Postinfectious secondary

    lactase deficiency

    Irritable bowel syndrome

    Lactose intolerance

    GiardiasisInflamatory bowel desease

    AIDS enteropathy

    Acquired immune defects

    Secretory tumors

    Irritable bowel

    syndrome

    Lactose

    intolerance

    GiardiasisInflamatory bowel

    desease

    Laxative abuse

    AIDS enteropathy

    Secretory tumors

    Primary bowel

    tumor

    Tatalaksana

    3 hal penting: atasi dehidrasi, teruskan ASI, zinkid.

  • 7/24/2019 KonsepQu! Type IV [ANAK]

    12/17

    by naked_soul86

    PEDIATRIC MEDICINE

    xii

    4 hal utama yang efektif dalam tatalaksana (WHO??):

    1. Penggantian cairan (rehidrasi). Cairan sebaiknya diberikan secara oral untuk mencegah dehidrasi dan

    mengatsi dehidrasi yang sudah terjadi.

    2. Pemberian makanan terutama ASI, baik selama diare maupun pada masa penyembuhan.

    3. Tidak menggunakan obat anti diare. Antibiotika hanya diberikan pada kasus kolera dan disentri yang

    disebabkan oleh shigella, sedangkan metronidazole diberikan pada kasus Giardiasis dan amebiasis.

    4. Petunjuk yang efektif bagi ibu dan pengasuh tentang:

    Bagaimana merawat anak yang sakit di rumah, terutama tentang bagaimana membuat oralit dancara memberikannya.

    Tanda-tanda yang dapat dipakai sebagai pedomanuntuk membawa anak kembali berobat dan

    mendapatkan pengawasan medik yang lebih baik.

    Metode yang efektif untuk mencegah kejadian diare.

    RENCANA TERAPI A UNTUK MENGOBATI DIARE DI RUMAH

    Gunakan cara ini untuk mengajar ibu:

    - Teruskan mengobati anak diare di rumah

    - Berikan pengobatan awal bila terkena diare lagi

    MENERANGKAN 3 CARA PENGOBATAN DIARE DI RUMAH:

    1.

    Berikan anak lebih banyak cairan dari biasanya untuk mencegah dehidrasi Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan seperti oralit, makanan yang cair (sup, air tajin) &

    air matang

    Gunakan larutan oralit seperti tabel di bawah (Jika anak usia < 6 bulan & belum makan padat

    lebih baik diberi oralit dan air matang daripada makanan cair)

    Beri larutan oralit sebanyak anak mau. Berikan jumlah larutan oralit seperti di bawah sebagai

    penuntun

    Teruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti

    2. Beri anak makan untuk mencegah kurang gizi

    Teruskan ASI

    Bila anak tidak mendapat ASI beri susu yg biasa diberikan. Untuk anak < 6 bulan & blm mendapat

    makanan padat diberi susu cair yg dicairkan dengan air yg sebanding selama 2 hari

    Bila anak 6 bulan / telah mendapat makanan padat:Beri bubur/campuran tepung lain, bila perlu campur dengan kacang-kacangan, sayur, daging

    atau ikan. Tambah 1-2 sendok the minyak sayur @ porsi

    Beri sari buah segar/pisang halus/untuk menambah kalium

    Dorong anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 5 x sehari

    Beri makanan yang sama setelah diare berhenti & beri makanan tambahan @ hari selama

    seminggu

    3. Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam 3 hari/menderita sbb:

    - BAB cair sering kali - Makan/minum sedikit

    - Muntah berulang-ulang - Demam

    - Sangat haus sekali - Tinja berdarah

    RENCANA TERAPI B UNTUK MENGOBATI DEHIDRASI

    JUMLAH ORALIT YANG HARUS DIBERIKAN DALAM 3 JAM PERTAMA :

    Bila berat badan anak tidak diketahui dan atau untuk memudahkan di lapangan, berikan oralit paling

    sedikit sesuai tabel di bawah ini :

    Umur < 1 tahun 1-5 tahun > 5 tahun Dewasa

    Jumlah Oralit 300 mL 600 mL 1200 mL 2400 mL

    Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah

    Dorong ibu untuk meneruskan ASI

    Untuk bayi di bawah 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga

    100 - 200 ml air masak selama ini

    ORALIT yang diberikan dihitung dengan mengalikan

    BERAT BADAN penderita (KG) dengan 75 ml

  • 7/24/2019 KonsepQu! Type IV [ANAK]

    13/17

    by naked_soul86

    PEDIATRIC MEDICINE

    xiii

    PENGOBATAN DEHIDRASI SEDANG

    JUMLAH URO (ORALIT) 4-6 JAM

    Berat badan 3 5 7 9 11 13 15 27 39 50

    Umur 2 4 6 8 10 12 18 24 2 3 4 6 8 15 dws

    < -------- bulan ----------- > < ------- tahun ---------- >

    Jumlah (ml) 200-400 400-600 600-800 800-1000 1000-1200 2000-4000

    AMATI ANAK DENGAN SEKSAMA DAN BANTU IBU MEMBERIKAN ORALIT

    Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan

    Tunjukkan cara memberikannya - sesendok teh tiap 1 - 2 menit untuk anak di bawah 2 tahun,

    beberapa teguk dari cangkir untuk anak yang lebih tua

    Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah

    Bila anak muntah tunggu 10 menit dan kemudian teruskan pemberian oralit tetapi lebih lambat,

    misalnya sesendok tiap 2 - 3 menit

    Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian oralit dan berikan air masak atau ASI. Beri

    oralit sesuai Rencana terapi A bila pembengkakan telah hilang

    SETELAH 3 - 4 JAM, NILAI KEMBALI ANAK MENGGUNAKAN BAGAN PENILAIAN, KEMUDIAN PILIH RENCANA A,

    B ATAU C UNTUK MELANJUTKAN PENGOBATAN

    Bila tidak ada dehidrasi ganti ke Rencana A, Bila dehidrasi telah hilang, anak biasanya kencing danlelah kemudian mengantuk dan tertidur

    Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/sedang, ulangi Rencana B tetapi tawarkan makanan,

    susu, sari buah seperti Rencana A

    Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan Rencana C

    BILA IBU HARUS PULANG SEBELUM SELESAI RENCANA PENGOBATAN B

    Tunjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam pengobatan 3 jam di rumah

    Berikan bungkus oralit untuk rehidrasi dan untuk 2 hari lagi seperti dijelaskan dalam Rencana A

    Tunjukkan cara menyiapkan larutan oralit

    Jelaskan 3 cara dalam Rencana A untuk mengobati anak di rumah

    Memberikan oralit atau cairan lain hingga diare berhenti

    Memberi makanan anak

    Membawa anak ke petugas kesehatan bila perlu

    RENCANA TERAPI C

    Mulai diberi cairan iv segera. Bila penderita bisa minum, berikan oralit, sewaktu cairan iv dimulai. Beri 100

    mg/kg cairan Ringer Laktat (atau garam normal), dibagi sebagai berikut:

    Umur Pemberian

    pertama

    30 ml dalam

    Kemudian 70

    ml/kg dalam

    Bayi < 12 bulan 1 jam* 5 jam

    Anak > 1 tahun - 1 jam* 2 - 3 jam

    *Ulangi bila nadi masih lemah atau tidak teraba

    Nilai kembali penderita tiap 1-2 jam. Bila rehidrasi belum tercapai percepat tetesan iv.

    Juga berikan oralit (5 mg/kg/jam) bila penderita bisa minum; biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2

    jam (anak).

    Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak) nilai lagi penderita menggunakan bagan penilaian.

    Kemudian pilihlah rencana yang sesuai (A, B, atau C) untuk melanjutkan pengobatan

    ANAK HARUS DIBERI ORALIT DI RUMAH BILA

    Setelah mendapat Rencana Pengobatan B atau C

    Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan bila diare memburukMemberikan oralit kepada semua anak dengan diare yang datang ke petugas kesehatan merupakan

    kebijaksanaan pemerintah

  • 7/24/2019 KonsepQu! Type IV [ANAK]

    14/17

    by naked_soul86

    PEDIATRIC MEDICINE

    xiv

    JIKA ANAK DIBERI ORALIT DI RUMAH, TUNJUKKAN KEPADA IBU JUMLAH ORALIT YANG DIBERIKAN SETIAP

    HABIS BAB & BERI ORALIT YANG CUKUP UNTUK 2 HARI:

    Umur Jumlah oralit yang diberi @ BAB Jumlah oralit yang disediakan di

    rumah

    < 12 bulan 50-100 ml 400 ml/hari (2 bungkus)

    1-4 tahun 100-200 ml 600-800 ml/hari, 3-4 bungkus

    > 5 tahun 200-300 ml 800-1000 ml/hari, 4-5 bungkus

    Dewasa 300-400 ml 1200-2800 ml/hari

    Perkirakan kebutuhan oralit untuk 2 hari.

    Tunjukkan kepada ibu cara mencampur oralit

    Berikan sesendok teh @ 1-2 menit untuk anak dibawah 2 tahun

    Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak lebih tua

    Bila anak-anak muntah tunggukah 10 menit kemudian berikan cairan lebih sedikit

    Bila diare berlanjut stlh bks oralit hbs, beritahu ibu untuk memberikan cairan lain spt dijelaskan dlm cara I

    atau kembali ke petugas kesehatan utk mendpt tambahan oralit

    Larutan Glukosa

    (g/dL)

    Na (mEq/L) K (mEq/L) Cl (mEq/L) Basa (mEq/L)

    Larutan WHO 2,0 90 20 80 30 Bikarbonat

    Rehydralyte 2,5 75 20 65 30 Sitrat

    Pedialyte 2,5 45 20 35 30 Sitrat

    Lytren 2,0 50 25 45 30 Sitrat

    Ricelyte 3,0 50 25 45 34 Sitrat

    Naturalyte 2,5 45 20 35 48 Sitrat

    Pengobatan dietetik

    dipakai singkatan OBESE (Oralit, Breast feeding, Early feeding, Simultaneously with Education). Cara pemberian

    makanannya:

    Pada bayi dengan ASI, ASI dilanjutkan bersama-sama dengan oralit, selang-seling. Pada bayi berumur

    >4 bulan (Sudah mendapat buah-buahan, makanan tambahan I dan II) dilanjutkan dengan fasereadaptasi, sedikit demi sedikit makanan diberikan kembali seperti sebelum sakit.

    Pada bayi dengan susu formula, diberikan oralit, selang-seling dengan susu formula. Jika bayi telah

    mendapat makanan tambahan (umur >4 bulan) makanan tambahan untuk sementara dihentikan,

    diberikan sedikit demi sedikit mulai dari hari ke tiga.

    Anak-anak berumur lebih dari 1 tahun. Apabila gizinya jelek (Berat badan 10

    Secara klinik terdapat tanda-tanda yang menyokong adanya infeksi parenteral.

    Di daerah endemik kolera

    Diagnosis

    Klinik

    Obat Pilihan (1) Pilihan lain (2)

    Tersangka

    kolera

    Tetrasiklin

    Anak-anak >7 tahun:

    50 mg/kgBB/hari, dibagi 4 dosis

    selama 2 hari

    Dewasa:4x500 mg, 2 hari

    Furazolidone

    Anak-anak:

    5 mg/kgBB/hari, dibagi 4 dosis selama 3 hari

    Dewasa:

    4x100 mg/hari, 3 hari

    Shigella Trimethoprim (TMP) Nalidixic acid

  • 7/24/2019 KonsepQu! Type IV [ANAK]

    15/17

    by naked_soul86

    PEDIATRIC MEDICINE

    xv

    disentri Sulfamethoxazole (SMX)

    Anak-anak:

    TMP: 10 mg/kgBB/hari

    SMX: 50 mg/kgBB/hari

    Dibagi 2 dosis selama 5 hari

    Ampisillin

    Anak-anak: 50mg/kgBB/hari,

    dibagi 4 dosis selama 5 hariDewasa:

    4x1 gr, 5 hari

    Anak-anak:

    55 mg/kgBB/hari, dibagi 4 dosis selama 5 hari

    Dewasa:

    3x1 gr/hari, 5 hari

    Amubiasis

    usus akut

    Metronidazole

    Anak-anak:

    30 mg/kgBB/hari, selama 5-10

    hari

    Dewasa:

    3x750 mg/hari, 5-10 hari

    Pada kasus yang berat:

    Dehidroemetine

    1-1,5 mg/kgBB/hari, injeksi i.m. alam (maks. 90

    mg)

    Diberikan sampai 5 hari, tergantung reaksi

    (untuk semua umur)

    Giardiasis

    akut

    Metronidazole

    Anak-anak:

    15 mg/kgBB/hari, selama 5hr

    Dewasa: 3x250 mg/hari, 5 hari

    Quinacrine

    Anak-anak:

    7 mg/kgBB/hari, selama 5 hari

    Dewasa:3x100 mg/hari, 5 hari

    Pengobatan Simptomatis

    Obat Antidiare

    Obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti antispasmodik/spasmolitik atau opium

    (papaverin, extrakum belladonna, loperamide, kodei, dsb) memperburuk keadaan karena akan

    menyebabkan terkumpulnya cairan di lumen usus dan akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan

    bakteri yang berlebihan, gangguan absorbsi, dan pencernaan.

    Adsorbent

    Obat Adsorbent seperti kaolin, pectin, arang aktif, bismuth subbikarbonat, dan sebagainya telah

    dibuktikan tidak ada manfaatnya.

    StimulansObat stimulans seperti adrenalin, niketamid, dan sebagainya tidak akan memperbaiki renjatan atau

    dehidrasi karena penyebab dehidrasi ini adalah kehilangan cairan (syok hipovolemik) sehingga

    pengobatan yang paling tepat adalah pemberian cairan secepatnya.

    Antiemetik

    Obat antiemetik seperti klorpromazin (largaktil) terbukti selain mencegah muntah juga mengurangi

    sekresi dan kehilangan cairan bersama tinja. Pemberian dalam dosis adekuat (sampai dengan 1

    mg/kgBB/hari) kiranya cukup bermanfaat, tetapi juga perlu diingat efek samping dari obat ini. Penderita

    menjadi mengantuk sehingga intake cairan berkurang.

    Antipiretika

    Obat antipiretika seperti preparat salisilat (asetosal, aspirin) dalam dosis rendah (25 mg/tahun/kali)

    ternyata selain berguna untuk menurunkan panas sebagai akibat dehidrasi atau panas karena infeksi,

    juga mengurangi sekresi cairan yang keluar bersama tinja. Komplikasi

    Komplikasi Gambaran Klinik Diagnosis Banding Penatalaksanan

    Asidosis metabolik Nafas Kussmaul

    Mengantuk

    Pneumonia (Panas)

    Oedem pulmonal

    pada rehidrasi yang

    berlebihan

    Rehidrasi (oralit)

    NaHCO3pekat (Jarang

    diperlukan)

    Hipokalemia (serum K

  • 7/24/2019 KonsepQu! Type IV [ANAK]

    16/17

    by naked_soul86

    PEDIATRIC MEDICINE

    xvi

    Konvulsi (hipoglikemi,

    kejang demam,

    hiper/hipo Na, atau

    karena penyakit SSP)

    Serangan kejang,

    koma, stupor

    Hipoglikemia,

    hipernatremia,

    meningitis,

    ensefalitis, kejang

    demam

    Periksa kadar elektrolit dan

    gula darah

    Antipiretik kalau perlu

    Nilai kembali sebelum

    menggunakan obat

    Demam

    (mikroorganisme,

    dehidrasi, danpenyakit lain yang

    menyertai)

    Suhu>39 C Infeksi

    ekstraintestinal

    Anamnesis&pemeriksaan

    fisik lengkap

    FL, UL, dan DLRehidrasi

    Kompres

    Muntah (dehidrasi,

    iritasi usus atau

    gastritis akibat infeksi,

    ileus, pemberian oral

    dengan cepat)

    Muntah terus-

    menerus, menghalangi

    URO

    Dehidrasi, Gastritis,

    Obstruksi GI, minum

    CRO terlalu cepat

    Rehidrasi&observasi

    Jangan diberi anti emetik

    kesadaran meurun!!!

    Istirahat setengah duduk

    Malabsorbsi +

    intoleran

    glukosa/laktosa

    (rusaknya mukosa

    produksi laktase)

    Pemberian

    URO/minum susu

    buatan, diare

    bertambah

    Sebagai penyakit

    primer

    Menyertai adanya

    infeksi

    Teruskan pemberian

    makanan&cairan

    Hiponatremia(Na

    serum < 130 meq/L)

    bila minum sedikit

    Mengantuk, lemas Hipokalemia

    Renjatan karena

    dehidrasi

    URO

    Hipernatremia; pd by

    baru lahir s/d 1 thn

    (Na serum > 150

    meq/L)

    Riwayat muntah dan

    sedikit/atau tanpa

    masukan cairan atau

    minum cairan yang

    hiperosmolar

    Kejang

    Epilepsi

    Meningitis

    Hipoglikemia

    URO untuk rehidrasi dan

    rumatan

    Ileus paralitik (komp.

    Fatal akibat

    hipokalemi)

    Riwayat pemberian

    obat antimotilitas

    Distensi abdomenPeristaltik /(-)

    Muntah-muntah

    ESO

    Hipokalemia

    Obstruksi usus

    Stop oral

    Rehidrasi iv

    NGTBerikan K

    +

    Overhidrasi

    (Keracunan Air)

    kelopak mata bengkak,

    ada odema paru

    (jarang terjadi)

    hentikan cairan oral /

    intravena.

    Prognosis

    Secara umum prognosis diare adalah bagus. Kematian disebabkan terutama oleh dehidrasi dan malnutrisi yang

    terjadi akibat diare yang berkepanjangan. Jika malnutrisi sampai terjadi, prognosisnya akan menjadi buruk,

    kecuali penderita dirawat di rumah sakit, dimana nutrisi parenteral memungkinkan untuk diberikan. Bayi

    sangat berisiko untuk mengalami dehidrasi, malnutrisi, dan sindroma malabsorpsi.

    Pencegahan

    1. Pemberian ASI

    2. Memperbaiki makanan sapihan

    3. Menggunakan air bersih yang cukup banyak

    4. Mencuci tangan

    5. Menggunakan jamban keluarga

    6. Membuang tinja dengan baik dan benar

    7. Pemberian imunisasi campak

  • 7/24/2019 KonsepQu! Type IV [ANAK]

    17/17

    by naked_soul86

    PEDIATRIC MEDICINE

    xvii

    EVALUASI SISTEM KARDIOVASKULAR ANAK (19/02/09)

    ANAMNESIS

    Sianosis

    Def. manifestasi saturasi oksigen arteri yang mekebiruan pd ujung jari & mulut

    Sering pd TOF serangan sianotik (Cyanotic spell, serangan anoksik, s. hipoksik, takipneu

    paroksismal)

    Khas: bayi biru setelah bangun tidur/menangis + napas cepat dan dalam Petoleransi latihan

    > mudah lelah, napas cepat saat aktivitas N, sesak tanpa beraktivitas

    Bayi: saat hisap ASIjumlah sedikit, sesak napas, keringat, setelah itu by. tidur

    Hambatan TBKB

    BB lebih terganggu drpd TB anak (FTT < persentil 3); sering seperti makrosefalus karena

    lingkar kepala N

    Infeksi saluran napas berulang

    Pirau ki ke kaISP lebih sering n lebih lama pulih!

    Riwayat keluarga

    Merupakan petunjuk penting baik pd PJB atau PJD

    Cari juga riwayat: DM, HT, peny. Jantung, cacat bawaan dll

    Riwayat kehamilan ibu saat 1stsemester (obat, radiasi, penyakit, perdarahan)!

    PEMERIKSAAN FISIK

    Keadaan umum

    Meliputi: KU, kesadaran, BB, TB, st gizi, lingkar kepala, LLA, TBKB

    Kelainan bawaan

    Sianosis

    Def. kebiruan pada kulit dan selaput lendir o.k kadar HB tereduksi > 5 gr/dL

    Sianosis tepi akibat pengambian O2 berlebih o/jaringan misalnya karena perfusi yang jelek

    (renjatan, vasokonstriksi, bendungan vena) kebiruan pada daun telinga, ujung jari, daerah

    sirkumoral, ujung hidung

    Sianosis sentral saturasi O2 arteri yg rendah akibat PJB atau kelainan parukebiruan pada

    mukosa bibir, lidah & konjungtiva membedakan etiologi dengan uji hiperoksia; bila o.k PJB

    maka, dengan pemberian O2 80-100% tak akan terjadi kenaikan PaO2 yg nyata.

    Nadi (pada 4 ekstremitas)

    Frekuensi (0-24 jam85-145; 1-3 bln115-205; 1-3 th100-190; 8-12 th 55-115)

    Irama (tidak bisa dgn pemx fisik; tapi dgn EKG) aritmia, pola denyut (trigemini dll)

    Amplitudo (3): besar (water hammer pulse insuff. aorta, PDA, keadaan hiperkinetik spt

    demam, anemia, tirotoksikosis), rendah (stenosis aorta parvus et tardus, preload), berselang-

    seling/pulsus alternans (gagal/beban jantung kiri)

    ......................gud luck 4 d EXAM ^0^.....................

    ...Masih jauh dari lengkap, but time is up 4 me...

    Kalo menurut kalian catetanqu membantu,

    TAMBAH-in, & warisin yaaa

    Jgn pelit sm ilmu

    bCoz` ilmu hanya bisa bertambah (kecuali lupa!!),

    & gak bisa dirampok...

    Wehehehe

    4 my great team.. Thanx pal!

    [email protected]

    DAFTAR SINGKATAN

    FTT= Failure to thrive

    FUN= flora usus normalKKP= kekurangan kalori protein

    LLA= lingkar lengan atas

    PJB= penyakit jantung bawaan

    PJD= penyakit jantung didapatTBKB= Tumbuh kembang