Konsep Teori Pre Eklamsi Berat

14
KONSEP TEORI PRE EKLAMSI BERAT (PEB) A. Definisi Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan  proteinuria yang timbul karena kehamilan. Pre-eklampsia berat adalah serangan pada kehamilan dengan tekanan sistolik 160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih, proteinuria, oligouria, dan edema paru-paru. B. Etiologi Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Banyak teori-teori dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh karena itu disebut dengan “penyakit teori”. Teori yang sekarang dipakai sebagai penyebab  pre-eklampsia adalah teori “iskemia plasenta”. Namun teori ini belum dapat menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini. Teori yang dapat diterima harus dapat menjelaskan hal-hal sebagai berikut: a. Sebab bertambahnya frekuensi menjadi lebih tinggi pada: primigravida, kehamilan ganda, hidr amnion, dan mola hidatidosa  b. Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan, umumnya pada TM III c. Sebab terjadi perbaikan keadaan penyakit, bila terjadi kematian janin pada kandungan d. Sebab frekuensi menjadi lebih rendah pada kehamilan berikutnya e. Sebab timbulnya hipertensi, proteinuri, edema dan konvulsi sampai koma. (Rustam Mochtar, 1998) C. Gambaran Klinis Biasanya tanda pre-eklampsia timbul dalam urutan pertambahan berat badan yang  berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre-eklampsia berat didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual dan muntah. Gejala-gejala ini yang ditemukan pada pre- eklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul. Tekanan darah pun meningkat lebih tinggi, edema menjadi lebih umum dan proteinuria  bertambah banyak.

Transcript of Konsep Teori Pre Eklamsi Berat

7/21/2019 Konsep Teori Pre Eklamsi Berat

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-teori-pre-eklamsi-berat 1/14

KONSEP TEORI PRE EKLAMSI BERAT (PEB)

A.  Definisi

Pre-eklampsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, edema dan

 proteinuria yang timbul karena kehamilan.

Pre-eklampsia berat adalah serangan pada kehamilan dengan tekanan sistolik

160 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik 110 mmHg atau lebih, proteinuria,

oligouria, dan edema paru-paru.

B.  Etiologi

Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui secara pasti. Banyak teori-teori

dikemukakan oleh para ahli yang mencoba menerangkan penyebabnya, oleh karena

itu disebut dengan “penyakit teori”. Teori yang sekarang dipakai sebagai penyebab

 pre-eklampsia adalah teori “iskemia plasenta”. Namun teori ini belum dapat

menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit ini. Teori yang dapat

diterima harus dapat menjelaskan hal-hal sebagai berikut:

a.  Sebab bertambahnya frekuensi menjadi lebih tinggi pada: primigravida, kehamilan

ganda, hidramnion, dan mola hidatidosa

 b.  Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan, umumnya pada TM

III

c.  Sebab terjadi perbaikan keadaan penyakit, bila terjadi kematian janin pada

kandungan

d.  Sebab frekuensi menjadi lebih rendah pada kehamilan berikutnya

e.  Sebab timbulnya hipertensi, proteinuri, edema dan konvulsi sampai koma.

(Rustam Mochtar, 1998)

C.  Gambaran Klinis

Biasanya tanda pre-eklampsia timbul dalam urutan pertambahan berat badan yang

 berlebihan, diikuti edema, hipertensi, dan akhirnya proteinuria. Pada pre-eklampsia beratdidapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di

daerah epigastrium, mual dan muntah. Gejala-gejala ini yang ditemukan pada pre-

eklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklampsia akan timbul.

Tekanan darah pun meningkat lebih tinggi, edema menjadi lebih umum dan proteinuria

 bertambah banyak.

7/21/2019 Konsep Teori Pre Eklamsi Berat

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-teori-pre-eklamsi-berat 2/14

 

D.  Tanda dan Gejala

a. Tekanan darah sistolik sama dengan atau lebih dari 160 mmHg

 b. Tekanan darah diastolik sama dangan atau lebih dari 110 mmHg

c. Peningkatan kadar enzim hati/ dan ikterus

d. Trombosit kurang dari 100.000/mm3

e. Oligouria kurang dari 400 ml/24 jam

f. Proteinuria lebih dari 3 gr/liter

g. Nyeri epigastrium

h. Skotoma dan ganggguan virus lain atau nyeri frontal yang berat

i. Perdarahan retina

 j. Edema pulmonum

k. Koma

E.  Diagnosa

Diagnosis dini harus diutamakan bila diinginkan angka morbiditas dan mortalitas

rendah bagi ibu dan anaknya. Walaupun terjadinya pre-eklampsia sukar dicegah, namun

 pre-eklampsia berat eklampsia biasanya dapat dihindarkan dengan mangenal secara dini

 penyakit itu dan dengan penanganan secara sempurna.

Pada umumnya diagnosis pre-eklampsia didasarkan atas adanya 2 dari trias tanda utama,

yaitu:

1.  Hipertensi dan edema

2.  Proteinuria

Hal ini memang berguna untuk kepentingan statistic, tetapi dapat merugikan penderitakarena tiap tanda dapat merupakan bahaya

F.  Diagnosis Banding

  Hipertensi kronis

Hipertensi yang sudah ada sebelumkehamilan 20 minggu atau menetap setelah 6

minggu pasca persalinan

7/21/2019 Konsep Teori Pre Eklamsi Berat

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-teori-pre-eklamsi-berat 3/14

  Transient hypertension

Timbul hipertensi saja tanpa gejala yang lain dan hilang setelah 20 hari pasca

 persalinan.

G.  Penyulit

  Pre-eklampsia berat sampai dengan eklampsia

  Kegagalan pada organ-organ, seperti hepar, ginjal, anak ginjal, paru, jantung dan

CVA (otak)

  Pada janin dapat terjadi: -

Prematuritas

-  IUGR

-  Gawat janin

-  IUFD

H.  Penatalaksanaan

  Rawat Jalan

1.  Banyak istirahat (berbaring atau tidur miring)

2.  Diet TKTP, rendah garam dan rendah karbohidrat

3.  Pemeriksaan penilaian kesejahteraan janin pada kehamilan >30-32 minggu, dan

diulangi sekurang-kurangnya dalam 2 minggu.

4.  Pemeriksaan laboratorium

a.  PCV Hb

 b.  Asam urat darah

c.  Trombosit

5.  Obat-obat yang diberikan

a. 

Roboransia, vitamin kombinasi

 b.  Aspirin dosis rendah 1x sehari (87,5 mg)

6.  Kunjungan ulang 1 minggu berikutnya

  Rawat Tinggal

1.  Criteria untuk rawat tinggal bagi penderita pre-eklampsia ringan adalah:

7/21/2019 Konsep Teori Pre Eklamsi Berat

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-teori-pre-eklamsi-berat 4/14

a.  Hasil penilaian kesejahteraan janin jelek pada pemeriksaan kehamilan >30-

32 minggu

 b.  Timbul salah satu atau lebih gejala PEB

2.  Pengobatan dan evaluasi selama rawat tinggal

a.  Penderita tirah baring total

 b.  Obat-obat yang diberikan:

-  Roboransia, vitamin kombinasi

-  Aspirin dosis rendah 1x sehari

c.  Pemeriksaan laboratorium

-  PCV Hb

-  Asam urat darah

Trombosit

-  Fungsi ginjal / hepar

-  Urine lengkap

d.  Dilakukan penilaian kesejahteraan janin

(Dahlan, 2002)

  Perawatan Konservatif

Diperlukan perawatan sekitar 7-15 hari

1.  Indikasi

Pada UK > 34 minggu (estimasi berat janin < 2000 gr tanpa ada tanda-

tanda impending eklampsia.

2.  Pengobatan

a.  Di kamar bersalin (24 jam)

  Tirah baring

  Infuse RL 5% dextrose 60-125 cc/jam

 

10 gr MgSO4 50% IM setiap 6 jam s/d 24 jam pasca persalinan

  Diberikan obat antihipertensi

-   Nifedipin 5-10 mg setiap 8 jam, dan dsapat diberikan bersama dengan

methyldopa 250-500 mg setiap 8 jam

-  Dilakukan pemeriksaan laboratorium tertentu (fungsi hepar dan ginjal)

7/21/2019 Konsep Teori Pre Eklamsi Berat

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-teori-pre-eklamsi-berat 5/14

dan produksi urine 24 jam.

 b.  Pengobatan dan evaluasi selama rawat tinggal di ruang bersalin (setelah 24

 jam)

  Penderita tirah baring total

  Obat-obat yang diberikan:

  Roboransia, vitamin kombinasi

  Aspirin dosis rendah 1x sehari

  antihipertensi

  Pemeriksaan laboratorium

-  PCV Hb

-  Asam urat darah

Trombosit

-  Fungsi ginjal / hepar

-  Urine lengkap

  Diet TKTP, rendah garam dan rendah karbohidrat

  Dilakukan penilaian kesejahteraan janin

3.  Perawaatan konservatif dianggap gagal apabila:

a.  Ada tanda-tanda impending eklampsia

 b.  Kenaikan progresif tekanan darah

c.  Ada sindroma HELLP

d.  Ada kelainan fungsi ginjal

e.  Penilaian kesejahteraan janin jelek

  Perawatan Aktif

1. 

Indikasi

a.  Hasil penilaian kesejahteraan jelek

 b.  Ada gejala-gejala impending eklampsia

c.  Ada sindroma HELLP

d.  Kehamilan late preterm (>34 minggu estimasi berat janin > 2000 gr)

7/21/2019 Konsep Teori Pre Eklamsi Berat

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-teori-pre-eklamsi-berat 6/14

2.  Pengobatan medicinal

a.  Segera rawat inap

 b.  Tirah baring miring ke satu sisi

c.  Infuse RL yang mengandung 5% dextrose dengan 60-125 cc/jam

d.  Pemberian anti kejang MgSO4 

-  Dosis awal :

MgSO4 20 % 4 gr IV

MgSO4 50% 10 gr IM pada bokong kanan/kiri masing-

masing 5 gr.

-  Dosis ulangan:

MgSO4 50% 5 gr IM diulangi tiap 6 jam setelah dosis awal

s/d 6 jam pasca perslinan.

  Syarat pemberian MgSO4 

a.  Reflek patella positif

 b.  Respirasi > 16x/menit

c.  Produksi urine > 150 cc/6 jam

d.  Harus selalu tersedia calcium glukonas 1 gr 10%

(diberikan IV pelan-pelan pada intoksikasi MgSO4.) 

3.  Pengobatan obstetric

a.  Sedapat mungkin

 b.  sebelum perawatan aktif pada tiap penderita dilakukan pemeriksaan

“Non Stress Test” 

c.  Tindakan SC dilakukan apabila:

-   Non Stress Test jelek

-  Penderita belum inpartu dengan skor pelvic jelek

(skor bishop < 5)

Kegagalan drip oksitosin

d.  Induksi dengan drip oksitosin dilakukan spabila:

-   NST baik

-  Penderita belum inpartu dengan skor pelvic jelek

(skor bishop < 5).

7/21/2019 Konsep Teori Pre Eklamsi Berat

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-teori-pre-eklamsi-berat 7/14

 

2.1  Konsep dasar PEB (Pre Eklamsi Berat)

2.4.1 Pengertian preeklamsi Berat

Preeklamsi berat adalah kumpulan gejala yang timbul paa ibu hamil, bersalin dan masa

nifas yang terdiri dari trias : oedema, proteinurin, dan hipertensi. Dimana tekanan darah

160 / 110 mmHg/lebih, proteinurin 5gr/lebih, oliguria (urin < 500 cc/24 jam) terdapat

oedema paru dan sianosis.

(Rustam Mochtar, 1998- 199)

2.4.2 Etiologi

Penyebab belum diketahui secara pasti. Ada beberapa teori yang menyebutkan tentang

gambaran klinik dan PEB adalah :

(IBG Manuaba. 2001 –  403)

1.  Teori genetik

Riwayat preeklamsi atau eklamsi dalam keluarga atau Riwayat penyakit vaskuler

sebelumnya.

2.  Teori imunologik

Janin benda asing yang relatif karena unsur benda asing yang berasal dari suami.

Adaptasi dapat terjadi dengan aman. Penolakan total rahim karena bersifat benda

asing terjadi abortus

3.  Teori iskemia regio uterus plasentes

Terjadinya invasi sel trovoblas, hanya sebagian pada arteri spinalis di daerah

gangguan fungsi plasenta karena sebagian besar arteri spinalis di daerah

endometrium, tetapi dalam keadaan kontraksi sehingga tidak mampu memenuhi

kebutuhan dan untuk nutrisi dan oksigen.

4.  Teori radikal bebas dan kerusakan endotel

5.  Teori kerusakan endotel

6. 

Teori trombosit

Iskemik radio uteri plasenta menurunkan pembukuan pembuluh darah prostaglandin,

kerusakan trombosit meningkatkan kerusakan tromboksan, terjadi vaso kontriksi

 pembuluh darah dan vaso vasonim yang menimbulkan tekanan darah meningkat dan

makin terjadi kerusakan pembuh darah.

7/21/2019 Konsep Teori Pre Eklamsi Berat

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-teori-pre-eklamsi-berat 8/14

7.  Teori diet ibu hamil

Kebutuhan ibu hamil cukup tinggi untuk kalsium. Bila kekurangan kalsium ibu hamil

dikuras untuk memenuhi kebutuhannya sehingga terjadi pengeluaran klasium otot,

 pemberian kalsium 2 –  215gr/hr dapat menurunkan terjadinya preeklamsi.

2.4.3  Klasifikasi pre eklamsi berdasarkan gejala klinik

1.  Pre eklamsi berat

Tanda dan gejala :

-  Tekanan diastolic 90  –   110 mmHg (2 kali pengukuran berjarak 4 jam) pada

kehamilan > 20 mmg

-  Proteinuria sampai ++

Oedema pada wajah, tangan, tungkai (penambahan BB yang mendadak)

-  Disertai dengan gejala subyektif antara lain hipertensi, nyeri kepala yang tidak

hilang dengan analgesic, penglihatan kabur, oligouria (< 400 ml / 24 jam), nyeri

epigastrium dan terjadi oedema paru.

2.4.4  Skrening Pre eklamsi

  Riwayat : sakit kepala, pusing, pandangan kabur, bintik-bintik paa mata, oedema

 pada wajah tangan serta seluruh tubuh.

  Px fisik : tekanan darah dibandingkan sebelum hamil, terutama setelah usia gestasi

24 mmg peningkatan BB dibandingkan sebelum hamil oedema pergelangan kaki,

 perbital, tangan, wajah atau odemen, reflek.

2.4.5  Komplikasi

Pada pre eklamsi terjadi vuso kontraksi arteri yang menaikkan tekanan darah dan

menurunkan pasokan arah yang efektif pada banyak organ serta jaringan tubuh termasuk

 plasenta, sehingga dapat menyebabkan komplikasi baik paa ibu dan janin antara lain :

1. 

Eklamsi

2.  Solusio plasenta

3.  kematian janin

4.  hipertensi menetap

7/21/2019 Konsep Teori Pre Eklamsi Berat

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-teori-pre-eklamsi-berat 9/14

2.4.6  Penatalaksanaan

  Pencegahan

1.  Px antenatal yang bermula dan teratur serta teliti, mengenai tanda-tanda sendini

mungkin yang selanjutnya diberikan pengobatan

2.  harus selalu waspada terhadapkemungkinan terjadinya pre eklamsi kalau ada

faktor predisposisi

3.  berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, pekerjaan sehari-hari

dikurangi, ketenangan dan pentingya mengatur diet rentdah garam dan lemak

serta karbohidrat, menjaga kenaikan berat badan yang berlebih.

2.4.7  Penanganan PEB dalam Persalinan

-  Observasi KU dan tanda evaluasi tiap jam

Memperbaiki KU penderita dengan pemberian rehidrasi (infuse) yaitu D5 % dan RL

-  Materisasi urin

-  Rujuk pasien ke RS

-  Penderita rawat inap istirahat mutlak. Berikan diet rendah garam dan tinggi protein.

Berikan suntikan SM 8 gram, 4 gr bokong kanan dan bokong 4 gr bokong kiri

-  Suntikan dapat diulang dengan dosis 4 gr setiap jam

7/21/2019 Konsep Teori Pre Eklamsi Berat

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-teori-pre-eklamsi-berat 10/14

 

2.1 Konsep Dasar Preeklamsi Ringan

2.1.1 Pengertian Preeklamsi

Pre eklamsi merupakan kumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan masa

nifas yang terdiri dari TRIAS : hipertensi, protein urine dan oedema.

(Mochtar, 1998)

Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi oedema protein urine, oedema

atau keduanya yang terjadi akibat kehamilan setelah minggu ke-20.

(William, 1995)

Preeklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi oedema dan protein urine yang

timbul karena kehaimilan dan terjadi pada tribulan ketiga.

(Soetomo, 1994)

2.1.2 Etiologi

Etiologi penyakit ini sampai sekarang belum diketahui dengan pasti. Ada teori

menyebutkan bahwa penyebab preeklamsi adalah teori iskemia plasenta, teori yang dapat

diterima harus dapat menerangkan :

1.  Sebab bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda hidramion dan

mola hidatidosa.

2.  Sebab bertambahnya frekuensi dengan makin tuanya kehamilan.

3.  Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam

uterus.

4.  Sebab jarangnya terjadinya eklamsi pada kehamilan-kehamilan

5.  Sebab timbulkan hiperpigmentasi, oedema, protein urine, kejang, koma.

2.1.3 Gejala klinis PER

1.  Kenaikan tekanan darah sistole ≥ 30 mmHg atau diastole > 15 mmHg (dari tekanan

darah sebelum hamil). Pada kehamilan 20 minggu atau lebih dari atau sistole ≥ 140

(<160 mmHg) diastole ≥ 90 mmHg (≤ 110 mmHg) 

2.  Protein urine

0,3 gr/lt dalam 24 jam atau secara kualitatif (+ +)

3.  Oedema pada :

-  Pretibio

7/21/2019 Konsep Teori Pre Eklamsi Berat

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-teori-pre-eklamsi-berat 11/14

-  Dinding perut

-  Lumba sakral

-  Wajah / tangan

2.1.4 Frekuensi

a. Angka kejadian 6% dari seluruh kehamilan

a.  Lebih banyak dijumpai pada primigravida daripada multi gravida terutama primi

gravida usia muda.

 b.  Faktor-faktor predisposisi untuk terjadinya preeklamsi adalah mola hidatidosa, DNA,

genetalia, obesitas, umur lebih dari 35 tahun.

(Soetomo, 1994)

2.1.5 Pemeriksaan atau diagnosa

a. 

Kehamilan > 20 minggu

 b.  Kenaikan tekanan darah (≥ 140/90 mmHg) dengan pemeriksaan 2 x selang 6 jam dalam

keadaan istirahat (untuk pemeriksaan pertama dilakukan 2x setelah istirahat 10 menit)

c.  Oedema tekan pada :

-  Tungkai (pretibio)

-  Dinding perut

-  Lumba sakral

-  Wajah atau tangan

d.  Protein urine > 0,3 gr/H/24 jam, kualitas (+ +)

(Soetomo,1994)

2.1.6 Penanganan PER

a.  Kehamilan < 37 minggu

-  Jika belum ada perbaikan lakukan penibion 2x seminggu secara rawat jalan.

-  Pantau tekanan darah, urine (untuk protein urine), reflek dan kondisi janin.

-  Konseling pasien dan keluarganya tentang tanda-tanda bahaya preeklamsi dan

eklamsi.

-  Lebih banyak istirahat

-  Diet biasa tidak perlu rendah garam

-  Tidak perlu diberi obat-obatan

-  Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat di rumah sakit.

7/21/2019 Konsep Teori Pre Eklamsi Berat

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-teori-pre-eklamsi-berat 12/14

a.  Diit biasa

 b.  Pantau tekanan darah, urine (untuk protein urine) sekali sehari

c.  Tidak perlu diberi obat-obatan.

d.  Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat oedema paru, decompensasi cordis,

atau gagal ginjal.

 b.  Kehamilan > 37 minggu

-  Jika servik matang, pecahkan ketuban dan induksi persalinan dengan oksitosin atau

 prastogladin.

-  Jika servik belum matang, lakukan pemotongan dengan prastogladin atau kateter

faley atau lakukan seksio sesarea.

(Soetomo,1999)

2.1.7 

Komplikasi

a.  Pre eklamsi berat sampai eklamsi

 b.  Kegagalan pada organ-organ, hepar, ginjal, paru, jantung, otot

c.  Janin : - Prematuritas

-  IUGR

-  Gawat janin

-  IUFD

7/21/2019 Konsep Teori Pre Eklamsi Berat

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-teori-pre-eklamsi-berat 13/14

 

DAFTAR PUSTAKA

Bobak,dkk. 2004. Buku Ajar keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC

Guyton, Arthur C., and John E. Hall. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi ke-9. Jakarta :

EGC

Mansjoer, Arif, dkk., ed. 2005.  Kapita Selekta Kedokteran jilid 1 edisi ke-3  . Jakarta: Media

Aesculapius.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I . Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.

Pusdiknakes. 2004. Manajemen Kebidanan. Jakarta : Depkes

Tierney, Jr., Lawrence M., 2003.  Diagnosis dan Terapi Kedokteran Ilmu Penyakit Dalam Buku

1. Jakarta : Salemba Medika

Manuaba, Ida Bagus Gede. 2008 .  Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga

 Berencana. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Saleha, Siti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta : Salemba

Wiknjosastro, Hanifa, 2000. Ilmu Bedah Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta : EGC

Sastrawinata, Sulaiman. 1984. Obsteri Patologi. Bandung : Fakultas kedokteran UI.

Prawirahardjo, Sarwono, 1994. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka.

7/21/2019 Konsep Teori Pre Eklamsi Berat

http://slidepdf.com/reader/full/konsep-teori-pre-eklamsi-berat 14/14

Mansjoer, Arief, 2001.  Kapita Selekta Kedokteran Jilid I.  Jakarta : Media Aesculopius,

FKUI.

Mochtar, Rustam. 199. Sinopsis Dostetri Jilid I. Jakarta : EGC

Mansjoer, Arief, 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid II. Jakarta : Media Aesulepius, FKUI

Sarwono, Perawirahardjo. 2006.  Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal . Jakarta :

Yayasan Bina Pustaka

Saifudin, Abdulbari. 2002.  Pelayanan Kesehatan Maernaldan Neonaral. Jakarta : Tridarsa

Printer.

Prawirohardjo, Sarwono, 2002.  Buku Panduan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal .

Jakarta.

Manuaba, Prof. Dr. Ida Bagus Gde, 1998.  Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga

 Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono, 1999.  Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

 Prawirohardjo. Jakarta.

Soetomo, Dr. RSUD. 1994. Buku Pedoman Diagnosa dan Terapi Ilmu Kandungan dan Penyakit Kandungan.

Mochtar, Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri, Jakarta : EGC