Konsep-Teori-BBLR

8
Konsep Teori BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah) A. Definisi Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram pada saat lahir (Mitayani,2013). B. Klasifikasi Ada dua golongan bayi berat badan lahir rendah. 1. Prematuritas murni Yaitu bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan bayi sesuai dengan gestasi atau yang disebut dengan neonates kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB- SMK) 2. Bayi small for gestational age (SGA) Yaitu berat bayi lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan. SGA sendiri terdiri atas tiga jenis. a. Simetris (intrauterus for gestational age) Yaitu terjadi gangguan nutrisi pada awal kehamilan dan dalam kangka waktu yang lama b. Asimetris (intrauterus growth reterdation) Yaitu terjadi defisist nutrisi pada fase akhir kehamilan c. Dismaturitas

description

bblr

Transcript of Konsep-Teori-BBLR

Page 1: Konsep-Teori-BBLR

Konsep Teori BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah)

A. Definisi

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan

kurang dari 2.500 gram pada saat lahir (Mitayani,2013).

B. Klasifikasi

Ada dua golongan bayi berat badan lahir rendah.

1. Prematuritas murni

Yaitu bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37

minggu dan berat badan bayi sesuai dengan gestasi atau yang disebut

dengan neonates kurang bulan sesuai untuk masa kehamilan (NKB-

SMK)

2. Bayi small for gestational age (SGA)

Yaitu berat bayi lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan. SGA

sendiri terdiri atas tiga jenis.

a. Simetris (intrauterus for gestational age)

Yaitu terjadi gangguan nutrisi pada awal kehamilan dan dalam

kangka waktu yang lama

b. Asimetris (intrauterus growth reterdation)

Yaitu terjadi defisist nutrisi pada fase akhir kehamilan

c. Dismaturitas

d. Yaitu bayi yang lahir kurang dari berat badan yang seharusnya untuk

masa gestasi dan si bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauteri

serta merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan.

(Mitayani, 2013)

C. Etiologi

Penyebab dari berat badan bayi lahir rendah maupun usia bayi belum sesuai

dengan masa gestasinya adalah sebagai berikut:

1. Komplikasi obstetric

Page 2: Konsep-Teori-BBLR

a. Multiple gestation

b. Incompetence

c. Pro (premature rupture of membran) dan korionitis

d. Pregnancy induce hypertention (PIH)

e. Plasenta previa

f. Ada riwayat kelahiran premature

2. Komplikasi medis

a. Diabetes maternalhipertensi kronis

b. Infeksi traktus urinarius

3. Factor ibu

a. Penyakit: hal yang berhuungan dengan kehamilan seperti toksemia

gravidarum, perdarahan anterpartum, trauma fisik dan psikologis,

infeksi akut, serta kelainan kardiovaskular

b. Usia ibu: angka kejadian prematuritas tertinggi ialah pada usia ibu

dibawah 20 tahun dan multi gravid yang jarak kelahirannya terlalu

dekat. Kejadian terendah ialah pada usia 26-35.

c. Keadaan social ekonomi: keadaan ini sangat berpengaruh terhadap

timbulnya prematuritas, kejadian yang tinggi terdapat pada golongan

social ekonomi yang rendah. Hal ii disebabkan oleh keadaan gizi

yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang.

d. Kondisi ibu saat hamil: peningkatan berat badan ibu yang tidak

adekuat dan ibu yang perokok.

4. Factor janin

Hidramnion/polihidramnion, kehamilan ganda, dan kelainan janin.

(Mitayani, 2013)

D. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada bayi dengan berat badan lahir

rendah adalah sebagai berikut:

1. Berat badan kurang dari 2.500 gram

2. Panjang badan kurang dari 45 cm

Page 3: Konsep-Teori-BBLR

3. Lingkar dada kurang dari 30 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm.

4. Masa gestasi kurang dari 37 minggu

5. Kepala lebih besar dari tubuh

6. Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, dan lemak subkutan amat sedikit

7. Osifikasi tengkorak sedikit serta ubun-ubun dan sutura lebar.

8. Genitalia immature, labia minora belum tertutup dengan labia mayora.

9. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup, sehingga elastisitas belum

sempurna

10. Pergerakan kurang dan lemah, tangis lemah, pernapasan belum teratur,

dan sering mendapat serangan apnea

11. Bayi lebih banyak tidur dari pada bangun, reflex menghisap dan menelan

belum sempurna.

(Mitayani,2013)

Bayi berat lahir rendah dapat juga dibagi menjadi 3 stadium.

1. Stadium I

Bayi tampak kurus dan relative lebih panjang, kulit longgar, kering

seperti permen karet, namun belum terdapat noda mekonium.

2. Stadium II

Bila didapatkan tanda-tanda stadium I ditambah warna kehijauan

pada kulit,plasenta, dan umbilicus hal ini disebabkan oleh mekonium

yang tercampur dalam amnion kemudian mengendap ke dalam kulit,

umbilicus dan plasenta sebagai akibat anoksia intrauterus.

3. Stadium III

Ditemukan tanda stadium II ditambah kulit berwarna kuning,

demikian pula kuku dan tali pusat.

(Mitayani,2013)

Penyakit pada Bayi Berat Badan Lahir Rendah

Penyakit yang dapat menyertai bayi dengan berat badan lahir rendah adalah

sebagai berikut:

Page 4: Konsep-Teori-BBLR

1. Sindrom gangguan pernapasan idiopatik, disebut juga penyakit membrane

hialan yang melapisi alveolus paru

2. Pneumonia aspirasi, sering ditemukan pada premature karena reflex

menelan dan batuk belum sempurna. Penyakit ini dapat dicegah dengan

perawatan yang baik.

3. Perdarahan interventrikuler. Perdarahan spontan pada ventrikel otak lateral

biasanya disebabkan oleh anoksia otak, biasanya terjadi bersamaan dengan

pembentukan membrane hialin pada paru.

4. Fibroplasia retinolental. Ditemukan pada bayi premature disebabkan

oksigen yang berlebihan.

5. Hiperbilirubinemia karena kematangan hepar, sehingga konjungsi bilirubin

indirek menjadi bilirubin direk belum sempurna.

(Mitayani,2013).

E. Kompilkasi

Komplikasi yang dapat timbul pada bayi berat badan lahir rendah adalah

sebagai berikut:

1. Sindrom aspirasi mekonium (menyebabkan kesulitan bernapas pada

bayi).

2. Hipoglikemia simptomatik, terutama pada laki-laki

3. Penyakit membrane hialin: disebabkan karena surfaktan paru belum

sempurna/ cukup, sehingga alveoli kolaps. Sesudah bayi mengadakan

inspirasi, tidak tertinggal udara residu dalam alveoli, sehingga selalu

dibutuhkan tenaga negative yang tinggi untuk pernapasan berikutnya.

4. Asfiksia neonatorum

5. Hiperbilirubinemia. Bayi dismatur sering mendapatkan

hiperbilirubinemia, hal ini mungkin disebabkan karena gangguan

pertumbuhan hati.

6. Angka kejadian

a. Amerika serikat: premature murni (7,1% orang kulit putih dan 17, 9

orang kulit berwarna) dan BBLR (6-16%)

Page 5: Konsep-Teori-BBLR

b. RSCM pada tahun 1986 sebesar 24% angka kematian perinatal dan

73% disebabkan BBLR.

(Mitayani,2013)

F. Penatalakanaan

1. Pastikan bayi terjaga tetap hangat. Bungkus bayi dengan kain lunak,

kering, selimutu, dan gunakan topi untuk menghindari adanya kehilangan

napas.

2. Awasi frekuensi pernapasan, terutama dalam 24 jam pertama guna

mengetahui sindrom aspirasi mekonium/sindrom gangguan pernapasan

idiopatik.

3. Pantau suhu disekitar bayi, jangan sampai bayi kedinginan. Hal ini

karena bayi BBLR mudah hipertermia akibat luas dari permukaan tubuh

bayi relative lebih besar dari lemak subkutan.

4. Motivasi ibu untuk menyusui dalam 1 jam pertama

5. Jika bayi haus, beri makanan dini (early feeding), yang berguna untuk

mencegah hipoglikemia.

6. Jika bayi sianosis atau sulit bernafas (frekuensi kurang dari 30 atau lebih

dari 60 kali per menit, tarik dinding dada ke dalam dan merintih, beri

oksigen lewat kateter hidung atau nasal prong).

7. Cegah infeksi karena rentan akibat permindahan imunologlobulin G

(igG) dari ibu ke janin terganggu.

8. Periksa kadar gula darah setiap 8-12 jam.

(Mitayani,2013)

Page 6: Konsep-Teori-BBLR

Sumber: Mitayani. 2013. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta.

Salemba Medika