Konsep RPKPS KBK BM IV.doc
-
Upload
ayu-nurlaila -
Category
Documents
-
view
54 -
download
1
Transcript of Konsep RPKPS KBK BM IV.doc
R P K P S(RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER)
Berdasarkan
K B K(KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI)
ILMU BEDAH MULUT IVKGS-4305 / 2 – 0 SKS
Prof. Drg. H. Soelistiono, Sp.BM(K)Drg. Prihartiningsih, SU, Sp.BM(K)
BAGIAN ILMU BEDAH MULUTFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA2008
RPKPS BERDASARKAN KBKILMU BEDAH MULUT IV
KGS-4305 / 2 – 0 SKS
BAGIAN ILMU BEDAH MULUTFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA2008
DAFTAR
Hal.
DAFTAR ISI
I. Perencanaan Pembelajaran ...........................................................................
A. Identifikasi ..............................................................................................
1. Nama mata kuliah ............................................................................
2. Kode mata kuliah / sks ……………………………………………
3. Semester ..………………………………………………………….
4. Status mata kuliah …………………………………………………
5. Prasyarat ..………………………………………………………….
B. Deskripsi ………………………………………………………………
1. Uraian singkat mata kuliah ..……………………………………….
2. Tujuan pembelajaran ………………………………………………
3. Materi pembelajaran ……………………………………………….
II. Kegiatan Pembelajaran …………………………………………………….
A. Kuliah …………………………………………………………………
1. Outcome dan kompetensi peekuliahan ……………………………
2. Rencana kegiatan perkuliahan mingguan …………………………
III. Evaluasi Pembelajaran …………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………….
I. PERENCANAAN PEMBELAJARAN
A. IDENTIFIKASI
1. Nama mata kuliah : Ilmu Bedah Mulut IV
2. Kode/SKS : KGS-4305
3. Semester : VII
4. Status mata kuliah : Wajib
5. Prasyarat mata kuliah : ...................
B. DESKRIPSI
1. Uraian Singkat Mata Kuliah
Kista Rongga Mulut dan Rahang merupakan salah satu topik dalam
mata kuliah BM IV yang diberikan pada semester VII. Topik ini akan
membahas tentang berbagai jenis kista jaringan lunak dan jaringan keras, baik
yang berhubungan dengan gigi maupun yang tidak berhubungan dengan gigi;
faktor penyebab, patogenesis, diagnosis, gambaran radiologis, terapi,
penanganan dan tindakan rehabilitasi bagi penderita kista rongga mulut dan
rahang. Selain itu juga akan dibahas tentang kelainan-kelainan yang
menyerupai kista dan sistem rujukan penderita.
Topik ini berkaitan erat dengan bidang kedokteran gigi yang lain, dan
dengan disiplin ilmu yang lain seperti anatomi, patologi klinik, patologi
anatomi, radiologi, farmakologi, penyakit dalam, dan lain-lain.
Sistem pembelajaran tidak hanya dengan ceramah, tetapi dikombinasikan
dengan kolaboratif, kompetitif dan aktif.
2. Tujuan pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa diharapkan mampu:
a. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis kista rongga mulut dan rahang
b. Mengetahui dasar melakukan diagnosis kista rongga mulut dan rahang
c. Mengetahui diferensial diagnosis lesi-lesi rongga mulut dan rahang yang
menyerupai kista
d. Mengetahui klasifikasi kista odontogen dan non odontogen, dapat
menyebutkan macam-macam, perbedaan secara klinis, radiografis dan
patologi anatomi, sebab-sebab terjadinya kista, cara perawatan dan evaluasi
perawatan kista odontogen dan non odontogen.
3. Materi Pembelajaran
II. KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. KULIAH
1. Outcome dan Kompetensi Perkuliahan
No Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Outcome Kompetensi A B C D E
1. PendahuluanKlasifikasi kista rongga mulut
Tujuan pembelajaran dan kesepakatan pembelajaranKlasifikasi kosta developmental odontogenik dan non odontogenik serta inflamasi
Mahasiswa memahami tujuan pembelajaran dan memahami kesepakatan pembelajaran
Mahasiswa mengetahui klasifikasi kista developmental odontogenik dan non odontogenik serta kista inflamasi
Dokumen: lembar kerja mahasiswa, presensi mahasiswa dan dosen
5.1.1 ((C3,P3,A4)Mengintegrasikan ilmu biomedik yang relevan dengan bidang kedokteran gigi untuk menegakkan diagnosis, menetapkan prognosis, dan merencanakan tindakan medik kedokteran
2. Diagnosis, differensial diagnosis
Diagnosis kista rongga mulut dan rahang secara klinis, radiologus dan patologi anatomiDifferensial diagnosis lesi-lesi rongga mulut yang menyerupai kista
Mahasiswa mampu mendiagnosis kista rongga mulut dan rahang: secara klinis, radiologis, dan patologi Anatomi
Mahasiswa mampu menentukan differensial diagnosis lesi-lesi rongga mulut yang menyerupai kista
Dokumen: lembar kerja mahasiswa, presensi
2.1.1 (C3,P3,A3)Menggunakan teknologi ilmiah mutakhir untuk mencari informasi yang sahih secara profesional dari berbagai sumber2.1.2 (C3,P3,A3)Menggunakan teknologi ilmiah mu- takhir untuk menilai informasi yang sahih secara profesional dari berbagai sumber5.1.1 (C3,P3,A4)Mengintegrasikan ilmu biomedik yang relevan dengan bidang kedok-teran gigi untuk menegakkan diag-nosis dan merencanakan tindakan medik kedokteran5.1.2 (C3,P3,A4)Menghubungkan morfologi makros- kopis, mikroskopis dan topografi organ, jaringan penyusun sistem tubuh manusia secara terpadu, seba-gai landasan pengetahuan untuk di-agnosis,
mahasiswa dan dosen
prognosis dan merencana-kan tindakan medik kedokteran gigi9.1.1 (C1,P2,A2)Mengidentifikasi keluhan utama penyakit atau gangguan sistem sto-matognatik9.1.2 (C3,P3,A4)Menerapkan pemeriksaan kompre-hensif sistem stomatognatik dengan memperhatikan kondisi umum9.1.3 (C4,P4,A4)Menentukan pemerinsaan pemerik-saan penunjang laboratoris yang dibutuhkan9.1.4 (C4,P3,A3)Menginterpretasikan hasil pemerik-saan laboratoris9.1.5 (C4,P4,A4)Menentukan pemeriksaan penun-jang radiologi intra oral dan ekstra oral yang dibutuhkan9.1.6 (C3,P3,A3)Menghasilkan radiograf dengan alat foto sinar X intra oral9.1.7 (C4,P3,A3)Menginterpretasikan hasil pemerik-saan radiologi intra oral dan ekstra oral secara umum9.1.8 (C4,P3,A3)Menganalisis kondisi fisik, psikolo-gis dan sosial melalui pemeriksaan klinis10.1.1 (C4,P4,A4)Menegakkan diagnosis sementara dan diagnosis kerja berdasarkan riwayat penyakit, temuan klinis, temuan laboratoris, temuan radio-grafis, dan temuan alat bantu yang lain10.1.10 (C4,P4,A4)Mengidentifikasi kelainan oromak-silofasial
3. Kista developmental odontogenik
Kista developmental odontogenik secara klinis, radiologis, dan patologi anatomi
Perbedaan kista gingival,
Mahasiswa mengetahui secara klinis, radiologis, dan patologi Anatomi dan dapat menyebutkan perbedaan:
2.1.1 (C3,P3,A3)Menggunakan teknologi ilmiah mutakhir untuk mencari informasi yang sahih secara profesional dari berbagai sumber2.1.2 (C3,P3,A3)Menggunakan teknologi ilmiah mu- takhir untuk menilai
odontogenik keratocyst, dentigerous, eruption, lateral periodontal, botryoid, glandular odontogenik dan cancifying odontogenik
Kista gingival, odontogenik keratocyst, dentigerous, eruption, lateral periodontal, botryoid, glandular odontogenik dan calcifying odontogenik
Dokumen: lembar kerja mahasiswa, presensi mahasiswa dan dosen
informasi yang sahih secara profesional dari berbagai sumber5.1.1 (C3,P3,A4)Mengintegrasikan ilmu biomedik yang relevan dengan bidang kedok-teran gigi untuk menegakkan diag-nosis dan merencanakan tindakan medik kedokteran5.1.2 (C3,P3,A4)Menghubungkan morfologi makros- kopis, mikroskopis dan topografi organ, jaringan penyusun sistem tubuh manusia secara terpadu, seba-gai landasan pengetahuan untuk di-agnosis, prognosis dan merencana-kan tindakan medik kedokteran gigi9.1.1 (C1,P2,A2)Mengidentifikasi keluhan utama penyakit atau gangguan sistem sto-matognatik9.1.2 (C3,P3,A4)Menerapkan pemeriksaan kompre-hensif sistem stomatognatik dengan memperhatikan kondisi umum9.1.3 (C4,P4,A4)Menentukan pemerinsaan pemerik-saan penunjang laboratoris yang dibutuhkan9.1.4 (C4,P3,A3)Menginterpretasikan hasil pemerik-saan laboratoris9.1.5 (C4,P4,A4)Menentukan pemeriksaan penun-jang radiologi intra oral dan ekstra oral yang dibutuhkan9.1.6 (C3,P3,A3)Menghasilkan radiograf dengan alat foto sinar X intra oral9.1.7 (C4,P3,A3)Menginterpretasikan hasil pemerik-saan radiologi intra oral dan ekstra oral secara umum9.1.8 (C4,P3,A3)Menganalisis kondisi fisik, psikolo-gis dan sosial melalui pemeriksaan klinis10.1.1 (C4,P4,A4)Menegakkan diagnosis sementara dan diagnosis kerja
berdasarkan riwayat penyakit, temuan klinis, temuan laboratoris, temuan radio-grafis, dan temuan alat bantu yang , lain10.1.10 (C4,P4,A4)Mengidentifikasi kelainan oromak-silofasial
4. Kista rongga mulut non odontogenik, kista inflamasi, pengobatan secara pembedahan dari kista rongga mulut
a. Kista non odontogenik secara klinis, radiologis, dan patologi anatomi
b. Perbedaan nasopalatine duct, nasolabial, median palatine, alveolar, mandibular dan globulomaxillary
c. Kista inflamasi secara klinis, radiologis, dan patologi anatomi
d. Perbedaan kista radikuler, residual, paradental, inflamatory collateral
e. Cara perawatan kista dan evaluasi perawatan kista rongga mulut dan rahang
Mahasiswa mengetahui secara klinis, radiologis, dan patologi Anatomi dan dapat menyebutkan perbedaan:Kista nasopalatine duct, nasolabial, median palatine, alveolar, mandibular, dan globulomaxillary
Mahasiswa mengetahui secara klinis, radiologis, dan patologi Anatomi dan dapat menyebutkan perbedaan:Kista radikuler, residual, paradental, inflamatory collateral
Mahasiswa mengetahui dan bisa menentukan cara perawatan kista dan evaluasi perawatan kista rongga mulut dan rahang
Dokumen: lembar kerja mahasiswa, presensi
2.1.1 (C3,P3,A3)Menggunakan teknologi ilmiah mutakhir untuk mencari informasi yang sahih secara profesional dari berbagai sumber2.1.2 (C3,P3,A3)Menggunakan teknologi ilmiah mu- takhir untuk menilai informasi yang sahih secara profesional dari berbagai sumber5.1.1 (C3,P3,A4)Mengintegrasikan ilmu biomedik yang relevan dengan bidang kedok-teran gigi untuk menegakkan diag-nosis dan merencanakan tindakan medik kedokteran5.1.2 (C3,P3,A4)Menghubungkan morfologi makros- kopis, mikroskopis dan topografi organ, jaringan penyusun sistem tubuh manusia secara terpadu, seba-gai landasan pengetahuan untuk di-agnosis, prognosis dan merencana-kan tindakan medik kedokteran gigi9.1.1 (C1,P2,A2)Mengidentifikasi keluhan utama penyakit atau gangguan sistem sto-matognatik9.1.2 (C3,P3,A4)Menerapkan pemeriksaan kompre-hensif sistem stomatognatik dengan memperhatikan kondisi umum9.1.3 (C4,P4,A4)Menentukan pemerinsaan pemerik-saan penunjang laboratoris yang dibutuhkan9.1.4 (C4,P3,A3)Menginterpretasikan hasil pemerik-saan laboratoris9.1.5 (C4,P4,A4)Menentukan pemeriksaan penun-jang radiologi intra oral dan ekstra oral yang dibutuhkan9.1.6 (C3,P3,A3)
mahasiswa dan dosen Menghasilkan radiograf dengan alat foto sinar X intra oral9.1.7 (C4,P3,A3)Menginterpretasikan hasil pemerik-saan radiologi intra oral dan ekstra oral secara umum9.1.8 (C4,P3,A3)Menganalisis kondisi fisik, psikolo-gis dan sosial melalui pemeriksaan klinis10.1.1 (C4,P4,A4)Menegakkan diagnosis sementara dan diagnosis kerja berdasarkan riwayat penyakit, temuan klinis, temuan laboratoris, temuan radio-grafis, dan temuan alat bantu yang , lain10.1.10 (C4,P4,A4)Mengidentifikasi kelainan oromak-silofasial 11.1.1 (C4,P3,A2)Menganalisis derajat resiko penyakit gigi dan mulut11.1.2 (C3,P3,A3)Merencanakan pengelolaan ketidaknyamanan dan kecemasan pasien yang berkaitan dengan pelaksanaan perawatan11.1.4 (C3,P3,A3)Merencanakan perawatan dengan memperlihatkan kondisi sitemik pasien11.1.5 (C3,P3,A3)Mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan rasional berdasarkan diagnosis11.1.6 (C2,P3,A3)Menjelaskan temuan, diagnosis dan perawatan pilihan, ketidak nyamanan dan resiko perawatan untuk mendapat persetujuan melakukan perawatan 11.1.7 (C2,P2,A3)Menjelaskan tanggungjawab pasien, waktu yang dibutuhkan, langkah-langkah perawatan dan perkiraan biaya perawatan11.1.8 (C4,P3,A3)Bekerjasama dengan profesi lain untuk merencanakan perawatan yang akurat
11.2.1 (C3,P3,A3)Membuat surat rujukan kepada spesialis bidang lain terkait dengan penyakit/kelainan pasien11.2.2 (C3,P3,A3)mampu melakukan rujukan kepada yang lebih kompeten sesuai dengan bidang terkait12.1.1 (C3.P3.A3)Meresepkan obat-obatan secara benar dan rasional12.1.2 (C3.P3.A3)Mengatasi rasa sakit, rasa takut dan ansietas dengan pendekatan farmakologik dan nor farmakologik12.1.3 (C4.P4.A4)Menggunakan anastesi lokal untuk mengendalikan rasa takut (control of pain) untuk prosedur restorasi dan bedah13.4.2 (C4,P5,A4)Memastikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil perawatan13.4.4 (C4,P5,A4)Menanggulangi komplikasi pasca bedah minor13.5.1 (C4,P4,A4)Mengelola lesi-lesi jaringan lunak mulut yang sederhana 13.9.2 (C3,P3,A3)Melaksanakan kerjasama dalam tim secara profesional13.9.3 (C3,P3,A3)Melakukan rujukan kepada sejawat yang lebih kompeten secara interdisiplin dan intradisiplin
5.6. BELUM7.8. Ujian tengah semester9. Pendahuluan a. Tujuan pembelajaran
dan kesepakatan pembelajaran
b. Definisi neoplasma, neoplasma jinak dan
5.1.1 (C3,P3,A4)Mengintegrasikan ilmu biomedik yang relevan dengan bidang kedokteran gigi untuk menegakkan diagnosis, menetapkan prognosisdan merencanakan tindakan medik kedokteran gigi
neoplasma ganas10. Etiologi neoplasma
jinak rongga mulut, klasifikasi neoplasma jinak
a. Asal dan pertumbuhan sifat sel dalam proses terjadinya neoplasma
b. Tata cara dan ciri-ciri neoplasma jinak
c. Klasifikasi neoplasma jinak
a. Odontogenikb. Non
odontogenikc. Jaringan
entoderm, endoderm, mesoderm
5.1.4 (C2,P2,A3)Memahami proses penyakit / kelainan yang meliputi infeksi dan non infeksi10.1.1 (C4,P4,A4)Menegakkan diagnosis sementara dan diagnosis kerja berdasar-kan analisis hasil pemeriksaan riwayat penyakit, temuan klinis, temuan laboratoris, temuan radiografis, dan temuan alat bantu yang lain
11. Diagnosis dan perawatan neoplasma jinak
a. Pemeriksaan klinis neoplasma jinak
b. Gambaran klinis neoplasma jinak
c. Pemeriksaan penunjang- Pemeriksaan
radiografi- Pemeriksaan
PA/Biopsi- Pemeriksaan
CT Scanb. Perawatan neoplasma
jinak- Tindakan bedah
neoplasma jinak
- Perawatan lanjutan yang diperlu kan
2.1.1 (C3,P3,A3)Menggunakan teknologi ilmiah mutakhir untuk mencari infor-masi yang sahih secara profesional dari berbagai sumber2.1.2 (C3,P3,A3)Menggunakan teknologi ilmiah mutakhir untuk menilai informasi yang sahih secara profesional dari berbagai sumber5.1.1 (C3,P3,A4)Mengintegrasikan ilmu biomedik yang relevan dengan bidang kedokteran gigi untuk menegakkan diagnosis, menetapkan prognosis dan merencanakan tindakan medik kedokteran gigi5.1.2 (C3,P3,A4)Menghubungkan morfologi makroskopis, mikroskopis dan topografi organ, jaringan penyusun sistem tubuh manusia secara terpadu, sebagai landasan pengetahuan untuk diagnosis, prognosis dan merencanakan tindakan medik kedokteran gigi6.1.2 (C2,P3,A4)Memahami kelainan/penyakit sistemik yang bermanifestasi di rongga mulut pada pasien medik kompromis9.1.1 (C1,P2,A2)
pada pasca tindakan bedah
Mengidentifikasi keluhan utama penyakit atau gangguan sistem stomatognatik9.1.2 (C3,P3,A4)Menerapkan pemeriksaan komprehensif sistem stomatognatik dengan memperhatikan kondisi umum9.1.3 (C4,P4,A4)Menentukan pemeriksaan penunjang laboratoris yang dibutuhkan9.1.4 (C4,P3,A3)Menginterpretasikan hasil pemeriksaan laboratoris9.1.5 (C4,P4,A4)Menentukan pemeriksaan penunjang radiologi intra oral dan ekstra oral yang dibutuhkan 9.1.7 (C4,P3,A3)Menginterpretasikan hasil permeriksaan radiologi intra oral dan ekstra oral secara umum9.1.8 (C4,P3,A3)Menganalisis kondisi fisik, psikologis dan sosial melalui pemeriksaan klinis10.1.1 (C4,P4,A4)Menegakkan diagnosis sementara dan diagnosis kerja berdasar-kan analisis hasil pemeriksaan riwayat penyakit, temuan klinis, temuan laboratoris, temuan radiografis, dan temuan alat bantu yang lain10.1.10 (C4,P4,A4)Mengidentifikasi kelainan oromaksilofasial10.1.13 (C4)Memastikan adanya manifestasi penyakit sistemik pada rongga mulut11.1.1 (C4)Menganalisis derajat resiko penyakit gigi dan mulut11.1.2 (C3)Merencanakan pengelolaan ketidaknyamanan dan kecemasan pasien yang berkaitan dengan pelaksanaan perawatan
11.1.4 (C3)Merencanakan perawatan dengan memperhatikan kondisi sistemik pasien11.1.5 (C3)Mengembangkan rencana perawatan yang komprehensif dan rasional berdasarkan diagnosis11.1.6 (C2)Menjelaskan temuan, diagnosis dan perawatan pilihan, ketidaknyamanan dan resiko perawatan untuk mendapat persetu-juan melakukan perawatan11.1.7 (C2)Menjelaskan tanggungjawab pasien, waktu yang dibutuhkan, langkah-langkah perawatan, dan perkiraan biaya perawatan 11.1.8 (C4)Bekerjasama dengan profesi lain untuk merencanakan perawatan yang akurat13.4.2 (C4)Melakukan bedah minor sederhana pada jaringan lunak dan keras13.4.4 (C4)Menanggulangi komplikasi pasca bedah minor 13.5.1 (C4)Mengelola lesi-lesi jaringan lubak mulut yang sederhana
12. Etiologi neoplasma ganas, klasifikasi neoplasma ganas
a. Etiologi neoplasma ganas
b. Klasifikasi neoplasma ganas, klasifikasi stadium klinis neoplasma ganas
c. Perbedaan neoplasma jinak dan neoplasma ganas
d. Beberapa contoh neoplasma ganas
10.1.1 (C4)Menegakkan diagnosis sementara dan diagnosis kerja berdasar-kan analisis hasil pemeriksaan riwayat penyakit, temuan klinis, temuan laboratoris, temuan radiografis, dan temuan alat bantu yang lain
13. Diagnosis neoplasma ganas
a. Pemeriksaan klinis neoplasma ganas
b. Gambaran klinis neoplasma ganas
c. Pemeriksaan penunjang neoplasma ganas
- Pemeriksaan lab. Darah
- Pemeriksaan radiografi, CT Scan, sialografi
- Pemeriksaan PA/Biopsi
- Penanda tumor
2.1.1 (C3)Menggunakan teknologi ilmiah mutakhir untuk mencari informasi yang sahih secara profesional dari berbagai sumber2.1.2 (C3)Menggunakan teknologi ilmiah mutakhir untuk menilai informasi yang sahih secara profesional dari berbagai sumber5.1.1 (C3)Mengintegrasikan ilmu biomedik yang relevan dengan bidang kedokteran gigi untuk menegakkan diagnosis, menetapkan prognosis, dan merencanakan tindakan medik kedokteran5.1.2 (C3)Menghubungkan morfologi makroskopis, mikroskopis dan topografi organ, jaringan penyusun sistem tubuh manusia secara terpadu, sebagai landasan pengetahuan untuk diagnosis, prognosis dan merencanakan tindakan medik kedokteran6.1.2 (C2)Memahami kelainan/penyakit sistemik yang bermanifestasi di rongga mulut pada pasien medik kompromis9.1.1 (C1)Mengidentifikasi keluhan utama penyakit atau gangguan sistem stomatognatik9.1.2 (C3)Menerapkan pemeriksaan komprehensif sistem stomatognatik dengan memperhatikan kondisi umum9.1.3 (C4)Menentukan pemeriksaan penunjang laboratoris yang dibutuhkan 9.1.4 (C4)Menginterpretasikan hasil pemeriksaan laboratoris9.1.5 (C4)Menentukan pemeriksaan penunjang radiologi intra oral dan ekstra oral yang dibutuhkan9.1.7 (C4)Menginterpretasikan hasil pemeriksaan radiologi intra oral dan
ekstra oral secara umum9.1.8 (C4)Menganalisis kondisi fisik, psikologis dan sosial melalui pemeriksaan 10.1.1 (C4)Menegakkan diagnosis sementara dan diagnosis kerja berdasar-kan analisis hasil pemeriksaan riwayat penyakit, temuan klinis, temuan laboratoris, temuan radiografis, dan temuan alat bantu yang lain10.1.10 (C4)Mengidentifikasikan kelainan oromaksilofasial10.1.13 (C4)Memastikan adanya manifestasi penyakit sistemik pada rongga mulut13.4.2 (C4)Melakukan bedah minor sederhana pada jaringan lunak dan keras 13.4.4 (C4)Menanggulangi komplikasi pasca bedah minor13.5.1 (C4)Mengelola lesi-lesi jaringan lunak mulut yang sederhana
14. Perawatan neoplasma ganas
a. Macam-macam perawatan neoplasma ganas
- Tindakan bedah- Radioterapi- Khemoterapi
b. Perawatan lanjutan yang diperlukan pasca tindakan perawatan bedah
2.1.1 (C3)Menggunakan teknologi ilmiah mutakhir untuk mencari infor-masi yang sahih secara profesional dari berbagai sumber2.1.2 (C3)Menggunakan teknologi ilmiah mutakhir untuk menilai infor-masi yang sahih secara profesional dari berbagai sumber6.1.4 (C2)Memahami cara merujuk pasien medik kompromis secara profesional 11.2.1 (C3)Membuat surat rujukan kepada spesialis bidang lain terkait dengan penyakit/kelainan pasien11.2.2 (C3)
Mampu melakukan rujukan kepada yang lebih kompeten sesuai dengan bidang terkait 12.1.1 (C3)Meresepkan obat-obatan secara benar dan rasional12.1.2 (C3)Mengatasi rasa sakit, rasa takut dan ansietas dengan pendekatan farmakologik dan non farmakologik13.9.2 (C3)Melaksanakan kerjasama dalam tim secara profesional13.9.3 (C3)Melakukan rujukan kepada sejawat yang lebih kompeten secara interdisiplin dan intradisiplin
15. Diskusi a. Diskusi journal neoplasma jinak
b. Diskusi journal neoplasma ganas
16. Ujian akhir semester
2. Rencana kegiatan perkuliahan mingguan
No Pertemuan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Metode Pembelajaran
1. I PendahuluanKlasifikasi kista rongga mulut
Tujuan pembelajaran dan kesepakatan pembelajaran
Klasifikasi kosta developmental odontogenik dan non odontogenik serta inflamasi
2. II Diagnosis, differensial diagnosis
Diagnosis kista rongga mulut dan rahang secara klinis, radiologus dan patologi anatomi
Differensial diagnosis lesi-lesi rongga mulut yang menyerupai kista
3. III Kista developmental odontogenik
Kista developmental odontogenik secara klinis, radiologis, dan patologi anatomi
Perbedaan kista gingival, odontogenik keratocyst, dentigerous, eruption, lateral periodontal, botryoid, glandular odontogenik dan cancifying odontogenik
4. IV Kista rongga mulut non odontogenik, kista inflamasi, pengobatan secara pembedahan dari kista rongga mulut
f. Kista non odontogenik secara klinis, radiologis, dan patologi anatomi
g. Perbedaan nasopalatine duct, nasolabial, median palatine, alveolar, mandibular dan globulomaxillary
h. Kista inflamasi secara klinis, radiologis, dan patologi anatomi
i. Perbedaan kista radikuler, residual, paradental, inflamatory collateral
j. Cara perawatan kista dan evaluasi perawatan kista rongga mulut dan rahang
5. V6. VI BELUM7. VII8. VIII Ujian tengah
semester9. IX Pendahuluan c. Tujuan pembelajaran dan
kesepakatan pembelajarand. Definisi neoplasma,
neoplasma jinak dan neoplasma ganas
10. X Etiologi neoplasma jinak rongga mulut, klasifikasi neoplasma jinak
c. Asal dan pertumbuhan sifat sel dalam proses terjadinya neoplasma
d. Tata cara dan ciri-ciri neoplasma jinak
e. Klasifikasi neoplasma jinak
- Odontogenik- Non odontogenik- Jaringan entoderm,
endoderm, mesoderm
11. XI Diagnosis dan perawatan neoplasma jinak
a. Pemeriksaan klinis neoplasma jinak
b. Gambaran klinis neoplasma jinak
c. Pemeriksaan penunjang- Pemeriksaan
radiografi- Pemeriksaan
PA/Biopsi- Pemeriksaan CT
Scanf. Perawatan neoplasma
jinak- Tindakan bedah
neoplasma jinak- Perawatan lanjutan
yang diperlu kan pada pasca tindakan bedah
12. XII Etiologi neoplasma ganas, klasifikasi neoplasma ganas
e. Etiologi neoplasma ganasf. Klasifikasi neoplasma
ganas, klasifikasi stadium klinis neoplasma ganas
g. Perbedaan neoplasma jinak dan neoplasma ganas
h. Beberapa contoh neoplasma ganas
13. XIII Diagnosis neoplasma ganas
d. Pemeriksaan klinis neoplasma ganas
e. Gambaran klinis neoplasma ganas
f. Pemeriksaan penunjang neoplasma ganas
- Pemeriksaan lab. Darah
- Pemeriksaan radiografi, CT Scan, sialografi
- Pemeriksaan PA/Biopsi
- Penanda tumor14. XIV Perawatan
neoplasma ganasc. Macam-macam perawatan
neoplasma ganas- Tindakan bedah- Radioterapi- Khemoterapi
d. Perawatan lanjutan yang diperlukan pasca tindakan perawatan bedah
15. XV Diskusi c. Diskusi journal neoplasma jinak
d. Diskusi journal neoplasma ganas
16. XVI Ujian akhir semester
II. EVALUASI PEMBELAJARAN
1. Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran dievaluasi 2 (dua kali) pada pertengahan semester
bersamaan dengan ujian tengah semester dan pada akhir semester melalui
umpan balik mahasiswa. Berdasarkan hasil evaluasi umpan balik mahasiswa
akan dapat teridentifikasi apakah mahasiswa dapat menerima proses
pembelajaran yang sedang dilakukan atau masih ada beberapa kekurangangan.
2. Hasil Pembelajaran
Hasil pembelajaran dievaluasi melalui ujian tengah semester, ujian akhir
semester, tugas berstruktur dan kedisiplinan. Hasil pembelajaran mempunyai
rentang antara nilai A sampai E. Apabila sebagian besar mahasiswa
memperoleh nilai B, dan apabila 20% mahasiswa memperoleh nilai A, dapat
dikatakan bahwa proses pembelajaran dan hasil pembelajaran berhasil.
3. Sebab Sebab, Hambatan, dan kekurangan
Jumlah tutor yang minimal
Kurangnya buku-buku dan jurnal-jurnal terbaru
Ketidak hadiran dosen/mahasiswa, adanya hari libur nasional yang bisa
mengurangi jadwal kuliah
4. Perencanaan Perbaikan dan Modifikasi Rencana Pembelajaran.
Berdasarkan evaluasi proses pembelajaran yang dilakukan pada pertengahan
semester dapat menilai adanya kekurangan selama pertengahan semester,
kemudian diidentifikasi penyebab kekurangan tersebut dan dilakukan perbaikan
proses pembelajaran pada pertengahan semester berikutnya. Evaluasi akhir
semester dilakukan untuk perbaikan proses pembelajaran pada semester
berikutnya. Adanya jumlah tutor yang minimal dapat diatasi dengan menambah
asisten, kurangnya buku dan jurnal dapat diatasi dengan pengadaan buku-buku
dan berlangganan jurnal-jurnal. Adanya hari libur dan ketidak hadiran dosen
dapat diatasi dengan mengganti waktu kuliah, dan ketidak hadiran mahasiswa
dapat diatasi dengan memberi tugas kepada mahasiswa yang bersangkutan.
III. SUMBER PUSTAKA
Archer, W.H., 1975, Oral and Maxillofacial Surgery, 5th ed., W.B. Saunders Co., Philadelphia, London
Farmer, E.D., and Lawton, F.E., 1966, Stone’s Oral and Dental Disease, 5th ed., The English Language Book Society
Greenberg, M.S., Glick, M., 2003, Burket’s Oral Medicine, Diagnosis and Management, ed. 10, BC Decker Inc., Philadelphia
Cawson, R.A., Odel, E.W., Porter, J., 2002,Cawson’s Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine, 7th ed., Elsevier, Science, Limited, Edinburgh
Kruger, G.O., 1984, Oral and Maxillofacial Surgery, 6th ed., The C.V. Mosby Co., Saint Louis
Lynch, M.A., 1977, Burket’s Oral Medicine, 7th ed., J.B. Lippincott Co., Toronto
Nevil, B.D., et al., 2002, Oral and Maxillofacial Pathology, ed. 2nd, W.B. Saunders Company, Philadelphia
Peterson, L.J., 2003, Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, ed. 4, Mosby Company, Ohio
Thoma and Goldman, H.M., 1960, Oral Pathology, 5th ed., The C.V. Mosby Co., Saint Louis
Scully C., 2004, Oral and Maxillofacial Medicine, 1st Ed, Elsevier Science Ltd., London .