Konsep Persalinan

12
1 Modul Askeb II (Persalinan) Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang Yizri Novfrida, SST Topik : Konsep Persalinan Mata kuliah : ASKEB II (Persalinan) Dosen : Yizri Novfrida, SST Setelah membaca modul ini diharapkan saudara mampu : 1. Menjelaskan definisi persalinan 2. Menjelaskan sebab terjadinya persalinan 3. Menjabarkan tanda dan gejala persalinan 4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan 5. Mengklasifikasikan tahapan-tahapan persalinan (Kala I, II, III, IV) PENDAHULUAN Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu dan keluarganya. Sebagai bidan, kita beruntung dapat berbagi peristiwa ini dengan keluarga. Kita juga berada pada posisi yang unik untuk meningkatkan kemampuan ibu dalam melahirkan, sebagaimana juga kemampuan menemani ibu dalam proses kelahiran untuk memberikan dukungan dan dorongan. Sangat penting untuk diingat bahwa persalinan ini adalah proses yang normal serta merupakan suatu kejadian yang sehat. Akan tetapi potensi komplikasi yang mengancam nyawa juga akan selalu ada, sehingga bidan harus mengamati dengan ketat ibu dan bayi sepanjang kelahiran. Dukungan yang terus-menerus dan penatalaksanaan yang terampil dari seorang bidan dapat menyumbangkan suatu pengalaman melahirkan yang menyenangkan dengan hasil persalinan yang sehat dan memuaskan. Untuk itu diperlukan pengetahuan, dan keterampilan dalam memberikan asuhan persalinan. Dalam modul ini menjelaskan konsep dasar persalinan mengenai definisi dari persalinan, dan menjelaskan sebab terjadinya persalinan, tanda-tanda persalinan, faktor-faktor yang mepengaruhi persalinan, serta serta tahapan persalinan. PERSALINAN

Transcript of Konsep Persalinan

Page 1: Konsep Persalinan

1 Modul Askeb II (Persalinan)

Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang

Yizri Novfrida, SST

Topik : Konsep Persalinan

Mata kuliah : ASKEB II (Persalinan)

Dosen : Yizri Novfrida, SST

Setelah membaca modul ini diharapkan saudara mampu :

1. Menjelaskan definisi persalinan

2. Menjelaskan sebab terjadinya persalinan

3. Menjabarkan tanda dan gejala persalinan

4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan

5. Mengklasifikasikan tahapan-tahapan persalinan (Kala I, II, III, IV)

PENDAHULUAN

Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan seorang ibu

dan keluarganya. Sebagai bidan, kita beruntung dapat berbagi peristiwa ini dengan

keluarga. Kita juga berada pada posisi yang unik untuk meningkatkan

kemampuan ibu dalam melahirkan, sebagaimana juga kemampuan menemani ibu

dalam proses kelahiran untuk memberikan dukungan dan dorongan. Sangat

penting untuk diingat bahwa persalinan ini adalah proses yang normal serta

merupakan suatu kejadian yang sehat. Akan tetapi potensi komplikasi yang

mengancam nyawa juga akan selalu ada, sehingga bidan harus mengamati dengan

ketat ibu dan bayi sepanjang kelahiran. Dukungan yang terus-menerus dan

penatalaksanaan yang terampil dari seorang bidan dapat menyumbangkan suatu

pengalaman melahirkan yang menyenangkan dengan hasil persalinan yang sehat

dan memuaskan. Untuk itu diperlukan pengetahuan, dan keterampilan dalam

memberikan asuhan persalinan. Dalam modul ini menjelaskan konsep dasar

persalinan mengenai definisi dari persalinan, dan menjelaskan sebab terjadinya

persalinan, tanda-tanda persalinan, faktor-faktor yang mepengaruhi persalinan,

serta serta tahapan persalinan.

PERSALINAN

Page 2: Konsep Persalinan

2 Modul Askeb II (Persalinan)

Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang

Yizri Novfrida, SST

A. Definisi Persalinan

Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban

keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada

usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya

penyulit (JNPK-KR, 2008).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar (Mansjoer, 2008).

Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin, plasenta dan

membran dari dalam rahim melalui jalan lahir. Proses ini berawal dari

pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat kontraksi uterus dengan

frekuensi, durasi dan kekuatan yang teratur (Rohani, 2011).

B. Sebab Terjadinya Persalinan

Menurut Indrayani (2013), Merupakan teori-teori yang kompleks dan

dianggap berpengaruh dalam proses persalinan, yaitu faktor hormon, struktur

uterus, sirkulasi uterus, pengaruh tekanan syaraf dan nutrisi, dan perlu

diketahui bahwa ada dua hormon yang dominan saat hamil, yaitu:

1. Estrogen

a. Meningkatkan sensetivitas otot rahim

b. Memudahkan penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan

oksitosin, rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.

2. Progresteron

a. Menurunkan sensitivitas otot rahim

b. Menyulitkan penerimaan dari luar seperti rangsangan oksitosin,

rangsangan prostaglandin, rangsangan mekanis.

c. Menyebabkan otot rahim dan otot polos relaksasi.

Estrogen dan progesteron harus seimbang sehingga kehamilan dapat

dipertahankan. Perubahan kedua hormon tersebut menyebabkan

oksitosin yang dikeluarkan oleh hipofisis posterior dapat menimbulkan

braxton hicks, dan dapat mengkuatkan saat mulainya persalinan.

Page 3: Konsep Persalinan

3 Modul Askeb II (Persalinan)

Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang

Yizri Novfrida, SST

Dengan demikian dapat dikemukakan beberapa teori yang

memungkinkan terjadinya proses persalinan :

1) Teori keregangan

Otot uterus mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu.

Setelah melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga terjadi

persalinan. Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang

mengakibatkan iskemia otot-otot uterus. Hal ini mungkin merupakan

faktor yang dapat mengganggu sirkulasi uteroplasenter sehingga

plasenta mengalami degenerasi (Indrayani, 2013).

2) Teori penurunan progesteron

Proses kematangan plasenta terjadi sejak usia kehamilan 28 minggu,

dimana terjadi penimbungan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami

penyempitan dan buntu. Villi korialis mengalami perubahan-perubahan

sehingga produksi progesterone mengalami penurunan. Hal ini

menyebabkan otot uterus lebih sensitif terhadap oksitosin, sehingga

uterus berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron

tertentu (Indrayani, 2013).

3) Teori oksitosin internal

Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis posterior. Perubahan

keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas

otot uterus, sehingga sering terjadinya kontraksi braxton hicks. Dengan

semakin tuanya kehamilan kadar progesterone menurun, oksitosin

meningkat sehingga terjadi persalinan (Indrayani, 2013).

4) Teori prostaglandin

Peningkatan prostaglandin sejak sejak usia kehamilan 15 minggu, yang

dikeluarkan oleh desidua. Apabila diberikan prostaglandin pada saat

hamil dapat menimbulkan kontraksi uterus sehingga hasil konsepsi

dikeluarkan, karena prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu

terjadinya persalinan (Indrayani, 2013).

5) Teori plasenta menjadi tua

Semakin tuanya plasenta akan menyebabkan penurunan kadar estrogen

Page 4: Konsep Persalinan

4 Modul Askeb II (Persalinan)

Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang

Yizri Novfrida, SST

dan progesterone yang berakibat kontriksi pembuluh darah sehingga

menyebabkan uterus berkontraksi (Indrayani, 2013).

6) Teori distensi rahim

Keadaan uterus yang terus membesar dan menjadi tegang

mengakibatkan iskemia otot-otot uterus sehingga menggangu sirkulasi

uteroplasenter (Asrinah, 2010).

7) Teori berkurangnya nutrisi

Teori ini ditemukan pertama kali oleh hipokrates. Bila nutrisi pada janin

berkurang, maka hasil konsepsi akan segera dikeluarkan (Asrinah,

2010).

C. Tanda dan Gejala Persalinan

Menurut Lailiyana (2011), tanda- tanda inpartu meliputi lightening, his

permulaan, his persalinan, pengeluaran lendir darah, perubahan serviks dan

keluar cairan ketuban.

1. Lightening

Menjelang minggu ke-36, pada primipara terjadi penurunan fundus

uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu atas panggul yang disebabkan

oleh: kontraksi braxton hicks, ketegangan dinding perut, ketegangan

ligamentum rotundum dan gaya berat janin dengan kepala ke arah bawah.

Masukknya kepala bayi ke pintu atas panggul dirasakan ibu sebagai terasa

ringan di bagian atas, rasa sesaknya berkurang, di bagian bawah terasa

sesak, terjadi kesulitan berjalan dan sering miksi (Lailiyana, 2011).

2. His Permulaan

Seiring usia kehamilan, pengeluaran estrogen dan progesteron

makin berkurang sehingga oksitosin dapat memicu kontraksi yang lebih

sering, sebagai his palsu (Lailiyana, 2011).

3. Adanya His Persalinan

Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering

dan teratur. Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks

(frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit) (Rohani, 2011).

Page 5: Konsep Persalinan

5 Modul Askeb II (Persalinan)

Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang

Yizri Novfrida, SST

Sifat his persalinan, yaitu pinggang terasa sakit yang menjalar ke

depan, sifatnya teratur, interval makin pendek dan kekuatan makin besar,

mempunyai pengaruh pada pembukaan serviks, makin beraktivitas

kekuatan makin bertambah (Rohani, 2011).

4. Pengeluaran Lendir Darah

Terjadinya his persalinan mengakibatkan perubahan pada serviks

yang menyebabkan pendataran dan pembukaan, pembukaan

menyebabkan lendir yang terdapat pada kanalis servikalis lepas dan

terjadi perdarahan karena kapiler pembuluh darah pecah (Lailiyana,

2011).

5. Perubahan serviks, kepastian persalinan dapat ditentukan hanya jika

serviks secara progresif menipis dan membuka (Sumarah, 2009).

6. Keluarnya Cairan Ketuban

Pemecahan membran yang normal terjadi pada kala I persalinan.

Hal ini terjadi pada 12% wanita dan lebih dari 80% wanita akan memulai

persalinan secara spontan (Rohani, 2011).

D. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan

1. Power

Power atau kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan

kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan

janin dan plasenta dari uterus (Sumarah, 2009).

2. Passage

Passage atau jalan lahir terdiri dari bagian keras seperti tulang dan

sendi, bagian lunak seperti otot-otot, jaringan dan ligamen.

Janin harus berhasil menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif

kaku. Oleh karena itu, ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan

sebelum persalinan dimulai (Sumarah, 2009).

3. Passanger

Yang disebut passanger, yaitu janin, plasenta dan air ketuban. Janin

bergerak disepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa

Page 6: Konsep Persalinan

6 Modul Askeb II (Persalinan)

Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang

Yizri Novfrida, SST

faktor (ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin).

Plasenta juga harus melewati jalan lahir sehingga dapat juga dianggap

sebagai penumpang yang menyertai janin (Rohani, 2011).

4. Psikologis Ibu

Tingkat kecemasan wanita selama bersalin akan meningkat jika ia

idak memahami apa yang terjadi pada dirinya atau yang disampaikan

kepadanya. Membantu wanita berpartisipasi sejauh yang diinginkan

dalam melahirkan, memenuhi harapan wanita akan hasil akhir

persalinannya. Dukungan psikologis dari orang- orang terdekat akan

membantu memperlancar proses persalinan (Sumarah, 2009)

5. Penolong

Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan

menangani komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam

hal ini proses persalinan tergantung dari kemampuan atau keterampilan

dan kesiapan penolong dalam menghadapi persalinan (Rohani, 2011).

Persalinan merupakan proses yang alamiah. Oleh sebab itu, bidan

tidak boleh melakukan intervensi yang tidak perlu bahkan merugikan

(Lailiyana, 2011).

E. Tahapan Persalinan

1. Kala I Persalinan

Dalam JNPK-KR (2008), Kala I persalinan dimulai sejak

terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan meningkat (frekuensi dan

kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap (10 cm). Kala I

persalinan terdiri dari dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif, dijelaskan

sebagai berikut:

a. Kala I fase laten

1) Dimulai dari semenjak kontraksi yang menyebabkan penipisan

dan pembukaan serviks secara bertahap.

2) Berlangsung hingga serviks membuka kurang dari 4 cm.

Page 7: Konsep Persalinan

7 Modul Askeb II (Persalinan)

Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang

Yizri Novfrida, SST

3) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8

jam.

4) Kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih antara 20-30 detik.

b. Kala I fase aktif

Menurut Sumarah (2009), kala I fase aktif dibagi menjadi tiga,

yaitu:

1) fase akselerasi, dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm

sampai 4 cm.

2) Fase dilatasi maksimal, dimana dalam waktu 2 jam pembukaan

dari 4 cm sampai 9 cm.

3) Fase deselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam dari pembukaan 9 cm

sampai 10 cm.

Kala I fase aktif menurut JNPK-KR (2008):

1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara

beratahap (kontraksi dianggap adekuat dan memadai jika

terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan

berlangsung selama 40 detik atau lebih).

2) Dari pembukaan 4 cm hingga 10 cm, akan terjadi dengan

kecepatan rata-rata 1 cm perjam (nullipara atau primipara) dan

lebih dari 1 cm perjam (multipara).

3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

Tabel 2.4

Frekuensi Minimal Penilaian dalam Persalinan Normal

Parameter Frekuensi Fase Laten Frekuensi Fase Aktif

Tekanan Darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Suhu Badan Setiap 4 jam Setiap 2 jam

Nadi Setiap 30- 60 menit Setiap 30- 60 menit

DJJ Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit

Pembukaan serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam

Penurunan Setiap 4 jam Setiap 4 jam

(Sumber: Saifuddin, 2010)

Page 8: Konsep Persalinan

8 Modul Askeb II (Persalinan)

Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang

Yizri Novfrida, SST

Anamnesis dan pemeriksaan fisik ibu bersalin menurut JNPK-KR

(2008):

a. Anamnesis

Tujuan anamnesis adalah mengumpulkan informasi tentang

riwayat kesehatan, kehamilan dan persalinan. Informasi ini

digunakan dalam proses membuat keputusan klinik untuk

menentukan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau

perawatan yang sesuai.

Tanyakan kepada ibu: Nama, umur, alamat, gravid dan

para, hari pertama haid terakhir, kapan bayi akan lahir, riwayat

alergi, riwayat kehamilan sekarang, riwayat kehamilan

sebelumnya, riwayat medis lainnya, masalah medis saat ini,

pertanyaan tentang hal- hal yang belum jelas atau berbagai bentuk

kekhawatiran lainnya.

b. Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik bertujuan untuk menilai kondisi

kesehatan ibu dan bayinya serta tingkat kenyamanan fisik ibu

bersalin.

Langkah- langkah pemeriksaan fisik:

1) Cuci tangan sebelum melakukan pemeriksaan fisik.

2) Tunjukkan sikap ramah dan sopan.

3) Minta ibu untuk mengosongkan kandung kemih.

4) Nilai kesehatan dan keadaan umum ibu, suasana hatinya, tingkat

kegelisahan atau nyeri kontraksi, warna konjungtiva, kebersihan,

status gizi dan kecukupan cairan tubuh.

5) Nilai tanda- tanda vital ibu.

6) Lakukan pemeriksaan abdomen.

7) Lakukan pemeriksaan dalam.

Page 9: Konsep Persalinan

9 Modul Askeb II (Persalinan)

Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang

Yizri Novfrida, SST

2. Kala II Persalinan

a. Pengertian

Persalinan kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah

lengkap (10 cm) sampai dengan lahirnya bayi (JNPK-KR, 2008).

Kala II dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi

lahir. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam

pada multigravida (Sumarah, 2009).

b. Gejala dan tanda kala II menurut JNPK-KR (2008):

1) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi.

2) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum atau

vaginanya.

3) Perineum menonjol.

4) Vulva vagina dan sfingter ani membuka.

5) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.

c. Menurut Sumarah (2009), pemantauan kala II, yaitu:

1) Pemeriksaan nadi ibu tiap 30 menit, meliputi frekuensi, irama

dan intensitas.

2) Frekuensi dalam kontraksi setiap 30 menit.

3) Warna ketuban.

4) DJJ tiap selesai meneran antara 5-10 menit.

5) Penurunan kepala tiap 30 menit.

6) Adakah presentasi majemuk.

7) Apakah terjadi putar paksi luar.

8) Adakah kembar tidak terdeteksi.

3. Kala III

a. Pengertian

Kala III persalinan disebut juga sebagai kala uri atau kala

pengeluaran plasenta. Persalinan kala III dimulai setelah lahirnya

bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban

(JNPK-KR, 2008).

Page 10: Konsep Persalinan

10 Modul Askeb II (Persalinan)

Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang

Yizri Novfrida, SST

Kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya

plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi

lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat

(Sumarah, 2009).

b. Tanda- tanda pelepasan plasenta

Menurut JNPK-KR (2008), tanda- tanda pelepasan plasenta:

1) Perubahan bentuk uterus menjadi globuler.

2) Semburan darah tiba-tiba.

3) Tali pusat memanjang.

c. Manajemen aktif kala III

1) Pemberian oksitosin.

Oksitosin 10 IU secara IM dapat diberikan dalam satu menit

setelah bayi lahir dan dapat diulangi setelah 15 menit jika

plasenta belum lahir (Rohani, 2011).

2) Penegangan tali pusat terkendali.

Tempatkan klem pada ujung tali pusat ± 5 cm dari vulva.

Plasenta dilahirkan dengan penegangan tali pusat terkendali

kemudian tangan kiri pada dinding abdomen menekan korpus

uteri ke bawah dan atas korpus (dorsokranial) (Rohani, 2011).

3) Masase fundus uteri.

Letakkan telapak tangan pada fundus uteri, gerakkan tangan

memutar agar uterus berkontraksi, melakukan masase selama 15

detik (JNPK-KR, 2008).

4. Kala IV

a. Pengertian

Kala IV adalah masa 2 jam setelah plasenta lahir. Dalam kala

IV ini, klien masih membutuhkan pengawasan yang intensif karena

perdarahan (Rohani, 2011).

Kala IV disebut juga kala observasi, yaitu dimulai dari saat

lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum (Sumarah,

2009).

Page 11: Konsep Persalinan

11 Modul Askeb II (Persalinan)

Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang

Yizri Novfrida, SST

Menurut Sumarah (2009), observasi yang harus dilakukan pada

kala IV adalah:

a. Tingkat kesadaran penderita

b. Pemeriksaan tanda- tanda vital

c. Kontraksi uterus

d. Kandung kemih

Kandung kemih dikaji sekali lagi menjelang akhir waktu kala IV

dan harus dikosongkan jika penuh karena dapat menggeser

uterus (Rohani, 2011).

e. Perineum

Terjadinya laserasi atau robekan perineum dan vagina dapat

diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan. Apabila hanya

kulit perineum dan mukosa vagina disebut robekan perinemu

tingkat satu. Pada robekan tingkat dua dinding belakang vagina

dan jaringan ikat. Sedangkan pada tingkat tiga atau robekan

muskulus sfingter ani dan robekan tingkat empat sampai dinding

depan rektum. Robekan perineum lebih dari robekan tingkat

satu perlu dilakukan penjahitan (Sumarah, 2009).

f. Memperkirakan kehilangan darah

Cara untuk menilai kehilangan darah adalah dengan melihat

volume darah yang terkumpul. Cara tak langsung mengukur

jumlah kehilangan darah adalah melalui penampakan gejala dan

tekanan darah. Apabila perdarahan menyebabkan ibu lemas,

pusing dan kesadaran menurun serta tekanan darah sistolik turun

lebih dari 10 mmHg maka perdarahan lebih dari 500 ml.

Menurut JNPK-KR (2008), pemantauan selama dua jam

pertama pasca persalinan, yaitu:

a. Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus, kandung kemih,

kontraksi dan perdarahan setiap 15 menit pada 1 jam pertama

dan setiap 30 menit pada jam kedua.

Page 12: Konsep Persalinan

12 Modul Askeb II (Persalinan)

Akademi Kebidanan Bina Husada Tangerang

Yizri Novfrida, SST

b. Masase uterus untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik

setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit selama

1 jam kedua.

c. Pantau temperatur tubuh setiap jam dalam dua jam pertama pasca

persalinan.

d. Nilai perdarahan.

e. Ajarkan ibu dan keluarga bagaimana menilai kontraksi uterus

dan jumlah darah yang keluar serta bagaimana melakukan

masase jika uterus menjadi lembek.

f. Minta anggota keluarga untuk memeluk bayi. Jaga kehangatan

bayi dan berikan bayi kepada ibu untuk diberi ASI.

SUMBER PUSTAKA

Asrinah, Putri Shinta Siswono, Sulistiyorini. 2010. Asuhan Kebidanan Masa

Persalinan. Yogyakarta: Graha Iilmu.

Indrayani dan Djami, Moudy E. U. 2013. Asuhan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.

Jakarta: TIM.

JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: DepKes RI.

Lailiyana. et al. 2011. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan. Jakarta: EGC.

Mansjoer Arif. et al. 2008. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Rohani, Saswita R dan Marisah. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan.

Jakarta: Salemba Medika.

Saifuddin, Abdul Bari. 2010. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Sumarah, Widyastuti Y dan Wiyati N. 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta:

Fitramaya.