Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

53
Asuhan Kebidanan II (Persalinan) DOKUMEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) No. 8/Doc-Akad/SMRH/XX/2015 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA RIA HUSADA RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI Program Studi : Diploma III Kebidanan Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan II (Persalinan) Capaian Pebb. : Memahami factor-faktor yang berpengaruh pada masa persalinan dengan tepat dan benar. Tujuan MK : Menjelaskan factor-faktor yang berpengaruh pada masa persalinan. Topik : Faktor-faktor yang berpengaruh pada persalinan Pengaruh Tenaga (Power) Pengaruh Janin (passanger) Pengaruh Jalan Lahir (Passage) Faktor Penolong Faktor Psikis Ibu dalam persalinan Dosen : Popon Basyit ,Amd.Keb Referensi 1. Bennet, V. R and Brown, L. K. 1996. Myles Text Boox for Midwives. 12th edition. Churchill Livingstone. London. 2. Varney, H. 1997. Varney’s Midwifery 3th edition. Jones and Bartlett. New York. 3. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Created by Popon Basyit

description

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu

Transcript of Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Page 1: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

DOKUMEN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

No. 8/Doc-Akad/SMRH/XX/2015

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA RIA HUSADA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEORI

Program Studi : Diploma III Kebidanan

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

Capaian Pebb. : Memahami factor-faktor yang berpengaruh pada masa

persalinan dengan tepat dan benar.

Tujuan MK : Menjelaskan factor-faktor yang berpengaruh pada masa

persalinan.

Topik : Faktor-faktor yang berpengaruh pada persalinan

Pengaruh Tenaga (Power)

Pengaruh Janin (passanger)

Pengaruh Jalan Lahir (Passage)

Faktor Penolong

Faktor Psikis Ibu dalam persalinan

Dosen : Popon Basyit ,Amd.Keb

Referensi 1. Bennet, V. R and Brown, L. K. 1996. Myles Text

Boox for Midwives. 12th edition. Churchill

Livingstone. London.

2. Varney, H. 1997. Varney’s Midwifery 3th edition.

Jones and Bartlett. New York.

3. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Buku III

Asuhan Kebidanan pada Ibu Intrapartum.

4. Saifudin, Abdul Bari. 2002. Panduan Praktis

Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Jakarta.

YBP-SP

5. JNPK-KR. 2002. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta.

JNPK-KR

Created by Popon Basyit

Page 2: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

TAHAPAN PEMBELAJARAN

Waktu Isi Metoda & Alat

Bantu

2” 1. Memberikan Salam

2. Memberikan ilustrasi latar belakang materi,dan

menhubungkan materi ini dengan materi

sebelumnya

3. Menyampaikan OPS

4. Menyampaikan Struktur Pembelajaran

(Menjelaskan pokok-pokok materi yang akan

dibahas, Referensi dan Proses pembelajaran)

5. Menjelaskan pentingnya materi yang akan dibahas

Metoda :

Presentasi

Kuliah

Diskusi

Breaving

Alat Bantu :

LCD

Laptop

Metoda : Presentasi,Kuliah,Diskusi,Breaving

OPS (Enabling Objektif) :

1. Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa dapat menjelaskan factor-faktor yang

mempengaruhi pada masa persalinan secara baik dan benar sesuai dengan penjelasan

yang diberikan.

2. Mahasiswa mampu menguraikan factor-faktor yang mempengaruhi persalinan dengan

benar tanpa melihat catatan.

3’’

URAIAN MATERI

Faktor yang mempengaruhi persalinan

Explaination

Keberhasilan proses persalinan di pengaruhi oleh beberapa faktor

yaitu faktor ibu (power,passage,psikologis) ,faktor janin ( plasenta),

dan faktor penolong persalinan .Hal ini sangat penting, mengingat

beberapa kasus kematian ibu dan bayi di sebabkan oleh tidak

terdeteksinya secara dini adanya salah satu dari faktor faktor

tersebut .Menurut WHO bahwa kematian bisa di cegah jika bidan

terampil  membantu ibu dalam proses melahirkan. Bidan di katakana

trampil bilamana menguasai pengetahuan maupun praktik kebidanan.

Activity :

Metoda :

Breaving,

Diskusi

dan

Presentasi

Alat

Bantu:

LCD dan

LAPTOP

Created by Popon Basyit

Page 3: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

Apa kata kunci factor yang mempengaruhi persalinan ?

Summary :

Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi persalinan.

5”

Faktor pengaruh dalam persalinan

Explanation :

2.1 Pengaruh Tenaga (Power) dalam Persalinan

Power adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar. Kekuatan tersebut meliputi:a. His ( kontraksi uterus )

Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot otot polos rahim bekeraj debgan baik dan sempurna .Sifat his yang baik dalah kontraksi simetris ,fundus dominan ,terkoordinasi,dan relaksasi.Walaupun his itu kontraksi yang fisiologis akan tetapi bertentangan dengan kontraksi fisologis lainnya ,bersifat nyeri.Tiap his di mulai sebagai gelombang dari salah satu sudut di mana tuba masuk ke dalam dinding uterus .Di tempat tersebut ada suatu pace maker darai mana gelombang tersebut berasal.Kontraksi ini bersifat involunter karean berada di bawah pengaruh saraf intrinsik.Iini berarti wanita tidak memiliki kendali fisiologis terhadap frekuensi dan durasi kontraksi .Kontraksi uterus juga bersifat intermiten sehingga ada periode relaksai uterus di anatraa kontraksi  ,fungsi penting relaksasi ,yaitu :mengistirahatkan otot uterus , memberi kesempatan istirahat bagi ibu ,mempertahankan kesejahteraa bayi karena uterus menyebabkan kontriksi pembuluh darah plasenta.1. Pembagian his dan sifatnya :

a. His pendahuluan : his tidak kuat ,datangnya tidak teratur ,menyebabkan keluarnya lendir darah atau bloody show

b. His pembukaan (kala 1):menyebabkan pembukaan serviks ,semakin kuat ,teratur dan sakit

c. His pengeluaran (kala 2): untuk mengeluarkan janin ,sangat kuat, teratur, simetris ,terkoordinasi .

d. His pelepasan plasenta (kala 3):kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirka plasenta

e. His  pengiring (kala 4):kontraksi lemah ,masih sedikit nyeri ,terjadi pengecilan dalam beberapa jam atau hari

2. Hal hal yang harus di perhatikan pada his saat melakukan

Metoda :

Breaving,

Diskusi

dan

Presentasi

Alat Bantu

:

LCD dan

Laptop

Created by Popon Basyit

Page 4: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

observasi :a. Frekunsi his :jumlah his dalam waktu tertentu ,biasanya

per menit per 10 menitb. Intensitas his :kekuatan his (adekuat atau lemah)c. Durasi (lama his ):lamanya setiap his berlangsung dan di

tentukan dalam detik ,misalnya 50 detikd. Interval his : jarak antara his yang satu dengan his

berikutnya ,his datan tiapa 2-3 menit (asrinah ,2010:10).3. Identifikasi  his / kontraksi

Jika persalinan slah di diagnosis,mungkin kan di lakukan intervensi yang tidak tepat untuk mempercepat persalinan .Sebaliknya ,jika persalinan tidak di diagnosis ,janin berada dalam bahaya akibat penyulit tidak terduga .Walaupun diagnosisi banding antara persalinan palsu dan persalinan sejati kadang sulit di tentukan ,diagnosis biasanya di buat berdasrakan kontraksi yang terjadi

Tabel 2.1Perbedaan kontraksi pada persalinan sejati dan kontraski

persalinan palsu

kontraksi pada persalinan sejati

kontraski persalinan palsu

Kontraksi terjadi dengan interval Kontraksi terjadi dengan interval tidak teratur

Interval secra bertahap memendek

Interval tetap lama

Nyeri di pinggung dan abdomen Nyeri perut di bawah

Servik membuka Servik belum membuka

Nyeri tidak hilang dengan sedasi Nyeri mereda dengan sedasi

4. Perubahan perubahan akibat hisa. Pada uterus :uterus terba keras / padat karena

kontraksi.Sejak kehamilan lanjut dengan jelas terdiri dari 2 segmen ,yaitu segmen atas dan segmen bawah .Segmen atas di bentuk oleh korpus uteri dan segmen bawah yang terjadi di isthmus uteri.Pada saat kontraksi segmen atas memegang peranan aktif dan didndingya menjadi tebal ,dan mendorong anak untik keluar .Sedangkan segmen bawah memegang peranan pasif yaitu

Created by Popon Basyit

Page 5: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

mengadakan relaksasi dam dilatasi sehingga menjadi saluran tipius dan teregang karena akan di lalui oleh bayi .Karena segmen atas dan bawah menjadi jelas.Batas ini di sebut dengan lingkaran retraksi fisiologis .Jika segmen sangat di regang maka lingkaran retraksi patologis atau lingkaran bandl (FK UNPAD,1983:229).

b. Pada servik:his membut serviks menjadi menipois dan memendek yang di sebut effacement

c. Pada janin:perukaran oksigen pada sirklulasi uteroplasenter kurang,sehingga timbul hipoksia lama maka terjadi gawat janin.

d. Pada ibu :meneyebabkan rasa sakit .Bersamaan dengan setiap kontraksi,kandung kemih ,rectum ,tulang belakang ,dan tulang pubis menerima tekanan kuat dari rahim.Berat dari kepala bayi ketika bergerak ke bawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan.

Umumnya ,rasa sakit kontraksi mulai dari bagian bawah punggung ,kemudian menyebar ke bagian bawah perut ,mungkin juga menyebar ke kaki.Rasa sakit mulai seperti sedikit tertusuk ,lalu mencapai puncak,kemudian menghilang bseluruhnya .Sebagian besra ibu merasakannya seperti kram haid yang parah.Ada juga yang merasakan nnya sepertigangguan saluran pencernaan atau mulas diare.Secara medis ,sakit kintraksi di ktegorikan bersifat tumpul yang di sebut visceral dull anching .Sakit kontraksi dalam persalinan merupakan nyeri primer .Daerah yang mengalami nyeri primer ,antara lain pinggang ,punggung,perut,dan pangkal paha.Sebagian efek kontraksi ,timbul juga nyeri sekunder,seperti mual,pusing,sakit kepala,mintha,tubuh gemetar,panas ,dingin ,kram,pegal pegal dan nyeri otot.Selain sakit akibat kontraksi ,asakit lain terjadi saat kepala bayi mulai muncul di vagina .Jaringan antara vagina dengan anus (perineum) teregang samgat kencang akibat perobekan jaringan .Sebagian besra ibu merasakn seolah olah bagian bawahnya setelah sembelitsatu bulan .Secara medis,sakit tenggorokan bersifat tajam dan panas yang di sebut juga tergantung  pada ambang nyeri dari penderita yang di tentukan oleh keadaan jiwanya .

b. Tenaga mengedan

Created by Popon Basyit

Page 6: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah atau di pecahkan ,serta sebagian presentasi sudah berada di dasar panggul ,sifat kontraksi berubah ,yakni bersifat mendorong keluar di bantu dengan keinginan ibu untuk mengedan atau usaha volunter.Keinginan mengedan ini di sebabkan karena :1. Kontraksi otot otot dinding perut yang mengakibatkan

peninggian tekanan intra abdominal dan tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk mendorong keluar

2. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengedan sewaktu waktu buang air besar (BAB) ,tapi jauh lebih kuat .

3. Saat kepala bayi sampai kedasar panggul ,timbul reflex yang mengakibatkan ibu menutup glotisnya ,mengkintraksikan otot otot perut dan menekan diafragma nya ke bawah

4. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil bila pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu ada his

5. Tanpa tenaga menegedan bayi tidak akan lahir

2.2 Pengaruh Janin dan Plasenta (Passanger) dalam Persalinan

a. Janin

Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa factor yakni kepala janin, presentasi, leak, sikap, dan posisi janin. Karena plasenta harus melewati jalan lahir, maka dia dianggap sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan normal (Sumarah, 2010).1. Kepala Janin

Kepala janin adalah bagian yang terpenting karena dalam persalinan perbandingan antara besarnya kepala dan luasnya panggul merupakan hal yang menentukan. Jika kepala dapat melalui jalan lahir, bagian-bagiannya dapat menyusul dengan mudah.Kepala bayi terdiri dari:a. Bagian muka, terdiri dari

Tulang hidung (os nasale)

Tulang pipi  (os zygomatikum)

Tulang rahang atas (os maxilare)

Created by Popon Basyit

Page 7: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

Tulang rahang bawah (mandibulare)

b. Bagian tengkorak

Bagian ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya bagian tengkoraklah yang paling depanYang membentuk bagian tengkorak adalah• Tulang dahi (os frontale) 2 buah

• Tulang ubun ubun (os parietale) 2 buah

• Tulang pelipis (os temporale) 2 buah

• Ulang belakang kepala (os occipitale)

c. Sutura

Sutura adalah  sela-sela diantara tulang yang ditutupi oleh membrane. Kegunaannya :• Memungkinkan terjadinya maulage

• Dapat mengetahui posisi kepala janin

Macam-macam sutura:• Sutura sagitalis: terletak  diantara kedua os parietal

• Sutura Coronalis : terleta antara os frontal dan os parietal

• Sutura lamboidea : terletak antara os occipital dan kedua os parietal

• Sutura frontalis : terletak os frontal kiri kanan

d. Fontanel/ubun-ubun

Merupakan pertemuan bberapa sutura yang ditutupi oleh membrane fontanel terdiri dari dua macam:1. Fontanel mayor/ubun esar/ fontanel anterior merupakan

pertemuan anatara sutura sagitalis, sutura frontalis, sutura coronalis. Berbentuk segi empat. Fontanel ini menutup pada usia bai 18 bulan.

2. Fontanel minor/ubun-ubun kecil/fontanel superior erupakan pertemuan anatra sutura sagitalis dan sutura lamboidea. Berbentuk segitiga fontanel ini menutup

Created by Popon Basyit

Page 8: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

pada usia bayi 6-8 minggu.

e. Ukuran-ukuran kepala bayi

1. Ukuran muka belakang

a. Diameter suboccipitio bregmatika: dari foramen magnum ke ubun-ubun besar: 9,5 cm

b. Diameter suboccipito frontalis : 11cm

c. Diameter fronto-occipitalis (dari pangkal hidung ke titik terjauh pada belakang kepala): 12 cm

d. Diameter mento-occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh pada belakang kepala): 13,5 cm

e. Diameter Submento-bregmatika (dari bawah dagu ialah os hyoid ke ubun-ubun besar): 9,5 cm

2. Ukuran melintang

a. Diameter biparietalis (ukuran yang terbesar antara kedua ossa parietalia): 9 cm. Pada letak belakang kepala ukuran ini melalui ukuran muka belakang dari pintu atas panggul (conjugate vera)

b. Diameter bitemporalis (jarak yang terbesar antara suura-coronaria kanan kiri): 8 cm. Pada letak defleksi ukuran ini melalui conjugate vera.

3. Ukuran Lingkaran

a. Circumferentia suboccipito bregmatica (lingkaran kecil kepala) 32 cm

b. Circumferentia fronto occipitalis (lingkaran sedang kepala) 34 cm

c. Circumferentia mento occipitalis (lingkaran kepala besar) 35 cm

2. Letak janin dalam uterus

Letak dalam uterus sangat penting dalam diagnose prsalinan. Beberapa letak seperti lintang dan letak dahi tidak dapat lahir spontan, jika tidak diperbaiki maka berbahaya bagi ibu maupun janin. Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan

Created by Popon Basyit

Page 9: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

mengandung 4 pengertian:a. Presentasi

Presentasi digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian terendah janin, yang dijumpai ketika palpasi pada kehamilan atau pemeriksaan dalam pada persalinan.Misalnya:• presentasi pada palpasi kehamilan : kepala, sungsang

• Presentasi pada pemeriksaan dala : belakang kepala

b. Posisi

Adalah letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut atau jalan lahir. Misalnya: pada pemeriksaan dalam presentasi pada palpasi kehamilan: Punggung kiri

c. Letak/situs

Ialah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu. Misalnya letak memanjang atau membujur yaitu sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu. Ini bisa letak kepala, atau letak sungsang. Letak lintang, yaitu janin tegak lurus pada sumbu ibu.Misalnya: letak memanjang, letak melintang

d. Habistus/sikap

Menujukkan letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain. Janin pada umumnya berada dalam sikap fleksi, dimana kepala, tulang punggung, dan kaki didalam keadaan fleksi. Lengan bersilang didada. Misalnya: fleksi

b. Plasenta

Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selmaa kehidupan intrauterine. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta.Plasenta adalh alat yang sangat pnting bagi janin Karen merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak atau sebaliknya.

Created by Popon Basyit

Page 10: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

Struktur Plasenta1. Bagian janin/permukaan fetal (fetal portion)

Ciri-ciri permukaan fetalTerdiri permukaan fetal: Terdiri dari vili

Menghadap ke janin

Warnanya keputih putihan dan licin karena tertutup oleh amnion.

Di bawah amnion nampak pembuluh-pembuluh darah

2. Bagian ibu/permukaan maternal (maternal portion)

Ciri-ciri permukaan maternal: Terdiri dari desidua compacta dan sebagian desidua

spongiosa yang kelak ikut lepas dengan plasenta

Menghadap ke dinding rahim

Warnanya merah dan terbagi oleh celah-celah. Plasenta terdiri dari 16-20 kotiledon

Permukaa kasar beralur-alur

3. Letak Plasenta

Letak plasenta pada umunya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak kea rah fundus uteri. Hal ini fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas , sehingga lbih banyak tempat berimplantasi

4. Bentuk dan ukuran plasenta

Plasenta berbentuk bundar atau oval. Ukuran diameter 15-20cm, tebal 2-3 cm dan beratnya ± 500 gram. Panjang tali pusat 30-100 cm, terdiri dari :2 arteri dan 1 vena (arteri mengandung darah kotor dan vena mengandung darah bersih)Biasanya plasenta akan terbentuk lengkap pada usia kehamilan kira-kira 16 minggu, dimana ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim.Meskipun ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan kea rah korion, anmun amnion hanya menempel saja tidak sampai melekat pada korion.

Created by Popon Basyit

Page 11: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

5. Fungsi plasenta

a. Nutrisasi

Plasenta sebagai alat nutritive.

Penyaluran bahan nutrisi dari ibu ke janin dengan jalan:

Difusi air dan bahan yang larut dalam air, garam kalium dan natrium. Makin besar berat jenis abhan makanan maka makin lambat system difusi

Sistem enzimatik. Prinsip bahan tersebut dipecah dan selanjutnta disintesis e bentuk aslinya dalm bentuk vili korialis. Bahan yang mengalami proses anzimatik:

Protein dipecah menjadi asam amino

Lemak dipecah menjadi asam lemak

Hidrat arang dipeah menjadi glukosa

Glikogen dipecah menjadi fruktosa

Vitamin dipecah menjadi bentuk yang lebih kecil

Obat-obatan

Pinositosis caranya seperti aktivitas amoben. Bahan tersebut adalah immunoglobulin G dan albumin

b. Ekresi

Ginjal, hati, dan usus belum berfungsi dengan baik sebagai alat pebuangan. Sisa metabolisme akan dibuna melalui plasenta yang dapat menghubungkan janin dengan dunia luar secara tidak langsung.Zat utama yang diekskresikan adalah karbondioksida (CO2). Bilirubin juga diekskresikan karena sel darh merah diganti relative sering. Terdapat pemecahan jaringan yang terpisah serta jumlah urea dan asam urat yang diekskresikan sangat sedikit.

c. Respirasi

Dalam sirkulasi janin terdapat fetal haemoglobin (F) yang memiliki afinitas tinggi terhadap oksigen dan sebaliknya mudah melepaskan karbondioksida melaui system difus

Created by Popon Basyit

Page 12: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

dalam plasenta. Dengan adanya perbedaan afinitas tersebut , plasenta dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pernapasan, Makin tua kehamilanm semakin tinggi konsentrasi adult haemoglobin (A) sebagai persiapan bernapas melalui paru-paru pada saat kelahiran.

d. Produksi

Hormon yang dikeluarkan oleh plasenta (Heffner&Schust, 2006)adalah:

1. Korionik gonadotropin

Merangsang korpus luteum menjadi korpus luteum gravidarum sehingga tetap menengeluarkan estrogen dan progesterone. Korpus luteum berfungsi sampai plasenta sempurna.

Bersifat khas kehamilan sehingga dapat dipakai sebagai hormone tes kehamilan.

Puncaknya tercapai pada hari ke-60

Setelah persalinan, dalam urin tidak dijumpai lagi.

2. Korionik somato-mammotropin

Hormon untuk metabolisme protein

Bersifat laktogenik dan luteotropik

Menimbulkan pertumbuhan janin

Mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak

3. Estrogen Plasenta

Dalam bentuk estradiol, estriol dan estron

Pertumbuhan dan perkembangan otot rahim

Retensi air dan garam

Perkembangan tubulus payudara sebagai pengganti ASI

Melaksanakan sintesis protein

Created by Popon Basyit

Page 13: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

4. Progesteron

Permulaan hamil dibuat oleh korpus liteum dan plasenta

Pemenang otot rahim selama hamil

Bersama estrogen mengaktifkan tubulus dan alveolus payudara

Meghalangi proses pematangan folikel de Graff sehingga tidak terjadi ovulasi serta menghalangi pengeluaran LH

e. Imunisasi

Janin mempunyai kekebalan pasif sampai umur 4bulan dan selanjutnya kekebalan tersebut berkurang. Antibodi yang dibentuk ibu melalui plasenta menyebabkan bayi kebal terhadap infeksi. Antibody disalurkan melalui ASI sehingga kolostrum harus diberikan.

f. Barrier

Sel trofoblas cukup kuat untuk bertindak sebagai barrier terhadap beberapa bacteria atu virus. Demikian juga obat yang dapat membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dihalangi masuk melalui plasenta.

2.3 Pengaruh Jalan Lahir (Passage) dalam Persalinan

Passage atau jalan lahir di bagi menjadi 2 .

b. Bagian keras :tulang panggul

c. Bagia lunak : otot otot dan ligament ligament

1. Bagian keras :panggul

a. Tulang panggul

Tulang panggul terdiri dari empat buah tulang terdiri dari :

1. Dua os coxae (tulang pangkal paha )

Os ilium (tulang usus) terdiri dari : crista iliaca ,spina

iliaca anterior superior (SIAS) dan spina iliaca posterior

superior (SIPS) ,spina iliaca posterior inferior (SIPI),spina

iliaca anterior inferor (SIAI),incisura ischiadi mayor ,linea

Created by Popon Basyit

Page 14: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

inominata,corpus os ilii.

2. Os pubis (tulang kemaluan ) terdiri dari :foramen

obtutarium,ramus superior ossis pubis,ramus inferior ossis

pubis ,lineailliopectinea ,corpus pubis,tuber culum

pubicum,arcus pubis ,simfibis pubis .

3. Os sacrum ( tulang kelangkang) terdiri

dari :promontorium,foramen scralia anterior ,crista

scralis,vertebra sacralis,ala sacralis,vertebra lumbalis

4. Os coccygeus (tulang tungging) terdiri dari : vertebra

coccyges.

b. Ruang panggul

Ruang panggul terdiri dari:

1. Pelvis mayor (false pelvis ) : bagian di atas pintu atas

panggul tidak berkaitan dengan persalinan

2. Pelvis minor (true pelvis) terdiri dari :

a. Pintu atas panggul   (PAP) di sebut pelvic inlet

b. Batasan PAP adalah promontorium, sayap sacrum ,linea

inominta,ramus superior osis pubis ,dan pinggir atas

syimphysis pubis. Ukuran PAP adalah

1. Ukuran muka belakang (conjugate vera)

Jaraknya dari promontorium ke pinggir atas

sympisis,ukuran normalnya 11 cm.Ukuran ini adalah

ukuran yang terpenting dalam panggul .Conjugata

vera tidak dapat di ukur langsung ,tapi dapat di

perhitungkan dengan mengurangi conjugate

diagnolis (dari promontorium ke pinggir bawah

sympisis ) sejumlah 1,5  2 cm.(CV=CD1,5)

2. Ukuran melintang (diameter tranversa )

Merupakan ukuran terbesar antara linea innominata

di ambil tegak lurus pada conjugate vera ,ukurannya

12,5 cm  3,5 cm

Created by Popon Basyit

Page 15: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

3. Ukuran serong (diameter oblique)

Dari artilulatio sakroiliaka ketuberculum pubicum

dari belajan panggul yang bertentangan .Ukurannya

13 cm

4. Bidang tengah panggul terdiri atas bidang luas dan

bidang sempit panggul

Bidang luas panggul terbentang antara

symphisis ,pertengahan acetabulum , dan pertemuan

antara ruas sacral II dan III . Ukuran muka belakang

12,75 cm dan ukuran melintang 12,5 cm. Karena

tidak ukuran yang kecil ,bidang ini tidak

menimbulkan kesulitan dalam persalinan dan

biasanya tidak di ukur .

Bidang sempit panggul terdapat setinggi pinggir

bawah simphisis, ke dua spina inciadica dan

memotong sacrum ± 1-2 cm di atas ujung sacrum.

Ukuran muka belakang 11,5 cm ,ukuran melintang

10 cm, dan diameter sagitalis posteror ialah dari

sacrum ke pertengahan antara spina aschiadica 5 cm.

5. Pintu bawah panggul (PBP) atau di sebut pelvic

outlet

Pintu bawah panggul bukan suatu bidang ,tetapi

terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama,ialah

garis yang menghubungkan ke dua tuber ischiadicum

kiri dan kanan.Puncak dari segitiga yang belakang

adalah jung os sacrum ,sisinya adalah ligamentum

sacro tuberosum kiri dan kanan.Segitiga di depan di

batasi oleh arcus pubis

Pintu bawah panggul biasanya di tentukan 3 ukuran :

a. Ukuran muka belakang :dari pinggir bawah

symphisis ke ujung sacrum (11,5 cm)

b. Ukuran melintang :antara tuberischiadicum kiri

dan kanan sebelah dalam (10,5)

c. Diameter sagitalis posterior :dari ujungsacrum ke

Created by Popon Basyit

Page 16: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

pertengahan ukuran melintang (7,5)

c. Bidang hodge

Ukuran menentukan berapa jauhnya bagian depan anak turun

ke dalam rongga panggul ,maka hodge telah menentukan

beberapa bidang khayalan dalam panggul .

1. H I : sama dengan pintu atas panggul

2. H II :sama dengan H I melalui pinggir bawah synphisis

3. H III:sama dengan H I melalui spina isciadica

4. H IV :sama dengan H I melalui ujung os coccyges

d. Ukuran ukuran panggul

1. Ukuran panggul dapat di peroleh dengan cara :

Pengukuran secara klinis

Pintu atas panggul (PAP)

Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah ,melalui

konkavitas dari sacrum ,jari tengah di gerakkan ke atas

sampai dapat meraba prontorium .Sisi radial dari jari

telunjuk di tempelkan pada pinggir bawah syimphisis

dan tempat ini di tandai dengankuku jari telunjuk

tangan kri .Promontorium hanya bisa tercapai oleh

jari  kita dengan pemeriksaan dalam pada panggul yang

sempit .Pada panggul dengan ukuran

normal ,promontorium tidak tercapai,ini menandakan

bahwa CV cukup besar .Hal ini dapat di ketahui

dengan.

a. Pemeriksaan luar

Kalau kepala dengan ukuran terbesarnya sudah

melewati PAP maka hanya sebagian kecil saja dari

kepal yang dapat di raba dari luar symphisis .Kedua

tangan yang di letakkan pada pinggir bagian kepala

ini divergent .

b. Pemeriksaan dalam

Bagian terendah kepala sampai spina ischiada atau

lebih rendah .

Bidang tengah panggul

Created by Popon Basyit

Page 17: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

Ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diukur

secara klinis dan memerlukan pengukuran

rontgenologis

Bidang bawah panggul

Diameter tranversa ,diameter sagitalis posterior dan

anterior dapat di ukur dengan pelvimeter dari

thoms.Pengukuran ini adalah pangukuran yang kasar

karena tuber ischii tertutup oleh lapisan otot dan lemak

yang berbeda tebalnya dari orang ke orang .

• Pelvimetri rontgenologis

• Pita meter

• Jangka panggul

2. Ukuran panggul luar

a. Distantia spinarium,yaitu jarak antara spina iliaca

anterior supserior kiri dan kanan (23 cm - 26 cm)

b. Distantia cristatium ,yaitu jarak yang terjauh antara

crista iliaca kakan dan kiri (26 cm  - 29 cm )

c. Lingkar panggul ,yaitu : dari pinggir atas symphisis ke

pertengahan antara spina iliaca anterior superior dan

trochanter mayor sepihak ,lalu kembali melalui tempat

yang sama ,di pihak lain (80 cm – 90 cm )

d. Conjugate externa (boundeleque) yaitu jarak antara

pinggir atas symphisis dan ujng prosesus spinosus ruas

lumbal ke V (18 cm – 20 cm )

3. Bentuk panggul

Menurut Caldwell dan moloy ada 4 bentuk dasar panggul :

a. Ginekoid : paling ideal ,bemtuk hampi bulat .Panjang

diameter anterosposterior kira kira sama dengan

diameter tranversa

b. Android:bentuk hampir segitiga.Umumnya laik laki

mempunyai jenis panggul ini .Panjang

diameter anterosposterior hamper sama dengan

diameter tranversa ,akan tetapi jauh lebih mendekati

sacrum

Created by Popon Basyit

Page 18: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

c. Anthropoid :bentuknya agak lonjong seperti telur

panjang diameter anterosposterior lebih besar dari pada

diameter tranversa

d. Platipeloid :jenis ginekoid yang menyempit pada arah

muka belakang 

2. Bagian Lunak

Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan ligamentum yang

meliputi dinding panggul sbeelah dalam dan menutupi panggul

sebelah bawah. Yang menutupi panggul dari bawah membentuk

dasar panggul, disebut diagfragma pelvis.

a. Diafragma pelvis, dari dalam keluar terdiri atas

Pars muscularis yaitu musculus levator ani, letaknya agak ke

belakang dan merupakan suatu sekat yang ditembus oleh

rectum. Musculus levator ani kiri dan kanan sebetulnya terdiri

atas tiga bagian:

1. Musculus pubo coccyges dari os pubis ke septum

anococcygeum

2. Musculus ilio coccyges dari arcus tendineus musculus

levator ani ke os coccigeus dan septum anococcygeum

3. Musculus iscio coccygeus dari spina aschiadica ke pinggir

sacrum dan os coccygeus

Pars membrancea, yaitu diafragma urogenital, antara

musculus pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah berbentuk

segitiga, yang disebut hiatus urogenitalis yang tertutup oleh

sekat yang disebut diafragma urogenital. Sekat ini menutupi

pintu bawah panggul disebelah depan, dan pada perempuan

sekat ini ditembus oleh uretra dan vagina. Diafragma pelvis

ini menahan genetalia interna pada tempatnya. Kalau otot-

otot rusak aau lemah, misalnya karena persalinan yang sering

dan berturut-turut, mungkin genetalia interna turun (prolaps)

b. Perineum

Merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul

Created by Popon Basyit

Page 19: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

daerah ini terdiri dari dua bagian:

1. Region analis disebelah belakang. Disini terdapat

musculus spincter ani externus yang mengelilingi anus.

2. Regio urogenital, disini terdapat:

a. Musculus bulbo cavernosus yang mengelilingi vulva

b. Musculus ischio cavernosus

c. Musculus transverses perinea superfisialis

2.4 Faktor Penolong dalam Persalinan

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal dan neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan kesalahan atau malpraktik dalam memberikan asuhan tidak terjadi (Asinah, 2010:21).

Tidak hanya aspek tindakan yang diberikan, tetapi aspek konseling dan pemberian informasi yang jelas dibutuhkan oleh ibu bersalin untuk megurangi tingkat kecemasan ibu dan keluarga.

Bidan mempunyai tanggungjawab yang besar dalam proses persalinan. Langkah utama yang harus dikerjakan adalah mengkaji perkembangan persalinan memberitahu perkembangannya baik fisiologis maupun patologis pada ibu dan keluarga dengan bahasa yang mudah dimengerti. Kesalahan yang dilakukan bidan dalam mendiagnosis persalinan dapat menimbulkan kegelisahan dan kecemasan pada ibu dan keluarga.

2.5 Faktor Psikis dalam persalinan

Keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu bersalin yang didampingi oleh suami dan orang yang dicintainya cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancer disbanding dengan ibu bersalin tanpa pendamping. Ini menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh tehadap kelancaran proses persalinan (Asrinah, 2010:21).

Perubahan psikologis dan prilaku ibu, terutama yang terjadi selama fase laten, aktif, dan transisi pada kala 1 persalinan memiliki karakteristik masing-masing. Sebagian besar ibu hamil yang memasuki masa persalinan akan merasa takut. Apalagi untuk seorang primigravida yang pertama kali beradaptasi dengan ruang bersalin. Hal ini harus disadari dan tidak boleh diremehkan oleh

Created by Popon Basyit

Page 20: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

petugas kesehatan yang akan memberikan pertolongan persalinan. Ibu hamil yang akan bersalin mengharapkan penolong yang dapat dipercaya dan dapat memberikan bimbingan dan informasi mengenai kedaannya.

Kondisi psikologis ibu bersalin dapat juga dipengaruhi oleh dukungan dari pasangannya, orang terdekat, keluarga, penolong, fasilitas dan lingkungan tempat bersalin, bayi yang dikandungnya merupakan bayi yang diharapkan atau tidak.

Activity :

1. Jelaskan pengaruh tenaga dalam persalinan !

2. Jelaskan pengaruh passanger dalam persalinan !

3. Jelaskan pengaruh passage dalam persalinan !

4. Jelaskan factor penolong dalam persalinan !

5. Jelaskan factor psikis dalam persalinan !

Conclussion :

1. Bidan harus dapat mengetahui factor-faktor yang

mempengaruhi dalam proses persalinan dengan tepat dan

benar.

Created by Popon Basyit

Page 21: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

5” Latihan Siswa (Evaluasi)

1. Sebutkan pengaruh power

dalam persalinan !

2. Sebutkan pengaruh passanger

dalam persalinan !

3. Sebutkan pengaruh passage

dalam persalinan !

4. Sebutkan factor penolong dalam

persalinan !

5. Sebutkan factor psikis dalam

persalinan !

BUAT SOAL OBJEKTIF PILIHAN GANDA 5 PILIHAN

SEBANYAK 5 SOAL.

Metoda :

Diskusi

Alat Bantu

:

Power

Point dan

LCD

5’ Penutup

1. Menyamakan persepsi dengan mahasiswa

2. menyimpulkan materi bersama-sama dengan mahasiswa

3. menugaskan mahasiswa untuk membaca handout

4. mengucapkan salam

Metode :

Breaving

Note:

Kekurangan waktu pada topik

Evaluasi tidak bisa dilakukan

Created by Popon Basyit

Page 22: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

HAND OUT

Mata Kuliah : Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

Kode Mata Kuliah :

Topik : Faktor Pengaruh dalam Persalinan

Waktu : 30 Menit

Dosen : Popon Basyit Amd.Keb

Objektif Perilaku Siswa (OPS):

1. Setelah mengikuti pelajaran ini mahasiswa dapat menjelaskan factor-faktor yang

mempengaruhi pada masa persalinan dengan tepat dan benar.

Referensi :

1. BKKBN. 2003. Kamus Istilah Kependudukan, KB dan Keluarga Sejahtera. Jakarta :

Bennet, V. R and Brown, L. K. 1996. Myles Text Boox for Midwives. 12th edition.

Churchill Livingstone. London.

2. Varney, H. 1997. Varney’s Midwifery 3th edition. Jones and Bartlett. New York.

3. Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Buku III Asuhan Kebidanan pada Ibu Intrapartum.

4. Saifudin, Abdul Bari. 2002. Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal.

Jakarta. YBP-SP

5. JNPK-KR. 2002. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta. JNPK-KR

Created by Popon Basyit

Page 23: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

MATERI

Keberhasilan proses persalinan di pengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor ibu

(power,passage,psikologis) ,faktor janin ( plasenta), dan faktor penolong persalinan .Hal ini

sangat penting, mengingat beberapa kasus kematian ibu dan bayi di sebabkan oleh tidak

terdeteksinya secara dini adanya salah satu dari faktor faktor tersebut .Menurut WHO bahwa

kematian bisa di cegah jika bidan terampil  membantu ibu dalam proses melahirkan. Bidan di

katakana trampil bilamana menguasai pengetahuan maupun praktik kebidanan

1. Faktor Tenaga (Power) dalam Persalinan

Power adalah kekuatan atau tenaga yang mendorong janin keluar. Kekuatan tersebut meliputi:a. His ( kontraksi uterus )

Adalah kekuatan kontraksi uterus karena otot otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna. Sifat his yang baik dalah kontraksi simetris, fundus dominan, terkoordinasi, dan relaksasi. Walaupun his itu kontraksi yang fisiologis akan tetapi bertentangan dengan kontraksi fisologis lainnya, bersifat nyeri. Tiap his di mulai sebagai gelombang dari salah satu sudut di mana tuba masuk ke dalam dinding uterus. Di tempat tersebut ada suatu pace maker dari mana gelombang tersebut berasal.Kontraksi ini bersifat involunter karena berada di bawah pengaruh saraf intrinsik.Iini berarti wanita tidak memiliki kendali fisiologis terhadap frekuensi dan durasi kontraksi. Kontraksi uterus juga bersifat intermiten sehingga ada periode relaksai uterus di anatraa kontraksi, fungsi penting relaksasi, yaitu: mengistirahatkan otot uterus, memberi kesempatan istirahat bagi ibu, mempertahankan kesejahteraan bayi karena uterus menyebabkan kontriksi pembuluh darah plasenta.1. Pembagian his dan sifatnya :

a. His pendahuluan : his tidak kuat ,datangnya tidak teratur ,menyebabkan keluarnya lendir darah atau bloody show

b. His pembukaan (kala 1):menyebabkan pembukaan serviks ,semakin kuat ,teratur dan sakit

c. His pengeluaran (kala 2): untuk mengeluarkan janin ,sangat kuat, teratur, simetris ,terkoordinasi .

Created by Popon Basyit

Page 24: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

d. His pelepasan plasenta (kala 3):kontraksi sedang untuk melepaskan dan melahirka plasenta

e. His  pengiring (kala 4):kontraksi lemah ,masih sedikit nyeri ,terjadi pengecilan dalam beberapa jam atau hari

2. Hal hal yang harus di perhatikan pada his saat melekukan obeservasi :

a. Frekunsi his :jumlah his dalam waktu tertentu ,biasanya per menit per 10 menit

b. Intensitas his :kekuatan his (adekuat atau lemah)

c. Durasi (lama his ):lamanya setiap his berlangsung dan di tentukan dalam detik ,misalnya 50 detik

d. Interval his : jarak antara his yang satu dengan his berikutnya ,his datan tiapa 2-3 menit (asrinah ,2010:10).

3. Identifikasi  his / kontraksi

Jika persalinan slah di diagnosis,mungkin kan di lakukan intervensi yang tidak tepat untuk mempercepat persalinan .Sebaliknya ,jika persalinan tidak di diagnosis ,janin berada dalam bahaya akibat penyulit tidak terduga .Walaupun diagnosisi banding antara persalinan palsu dan persalinan sejati kadang sulit di tentukan ,diagnosis biasanya di buat berdasrakan kontraksi yang terjadi

Tabel 2.1Perbedaan kontraksi pada persalinan sejati dan kontraski persalinan palsu

kontraksi pada persalinan sejati

kontraski persalinan palsu

Kontraksi terjadi dengan interval Kontraksi terjadi dengan interval tidak teratur

Interval secra bertahap memendek

Interval tetap lama

Nyeri di pinggung dan abdomen Nyeri perut di bawah

Servik membuka Servik belum membuka

Nyeri tidak hilang dengan sedasi Nyeri mereda dengan sedasi

4. Perubahan perubahan akibat his

Created by Popon Basyit

Page 25: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

a. Pada uterus :uterus terba keras / padat karena kontraksi.Sejak kehamilan lanjut dengan jelas terdiri dari 2 segmen ,yaitu segmen atas dan segmen bawah .Segmen atas di bentuk oleh korpus uteri dan segmen bawah yang terjadi di isthmus uteri.Pada saat kontraksi segmen atas memegang peranan aktif dan didndingya menjadi tebal ,dan mendorong anak untik keluar .Sedangkan segmen bawah memegang peranan pasif yaitu mengadakan relaksasi dam dilatasi sehingga menjadi saluran tipius dan teregang karena akan di lalui oleh bayi .Karena segmen atas dan bawah menjadi jelas.Batas ini di sebut dengan lingkaran retraksi fisiologis .Jika segmen sangat di regang maka lingkaran retraksi patologis atau lingkaran bandl (FK UNPAD,1983:229).

b. Pada servik:his membut serviks menjadi menipois dan memendek yang di sebut effacement

c. Pada janin:perukaran oksigen pada sirklulasi uteroplasenter kurang,sehingga timbul hipoksia lama maka terjadi gawat janin.

d. Pada ibu :meneyebabkan rasa sakit .Bersamaan dengan setiap kontraksi,kandung kemih ,rectum ,tulang belakang ,dan tulang pubis menerima tekanan kuat dari rahim.Berat dari kepala bayi ketika bergerak ke bawah saluran lahir juga menyebabkan tekanan.

Umumnya ,rasa sakit kontraksi mulai dari bagian bawah punggung ,kemudian menyebar ke bagian bawah perut ,mungkin juga menyebar ke kaki.Rasa sakit mulai seperti sedikit tertusuk ,lalu mencapai puncak,kemudian menghilang bseluruhnya .Sebagian besra ibu merasakannya seperti kram haid yang parah.Ada juga yang merasakan nnya sepertigangguan saluran pencernaan atau mulas diare.Secara medis ,sakit kintraksi di ktegorikan bersifat tumpul yang di sebut visceral dull anching .Sakit kontraksi dalam persalinan merupakan nyeri primer .Daerah yang mengalami nyeri primer ,antara lain pinggang ,punggung,perut,dan pangkal paha.Sebagian efek kontraksi ,timbul juga nyeri sekunder,seperti mual,pusing,sakit kepala,mintha,tubuh gemetar,panas ,dingin ,kram,pegal pegal dan nyeri otot.Selain sakit akibat kontraksi ,asakit lain terjadi saat kepala bayi mulai muncul di vagina .Jaringan antara vagina dengan anus (perineum) teregang samgat kencang akibat perobekan jaringan .Sebagian besra ibu merasakn seolah olah bagian bawahnya setelah sembelitsatu bulan .Secara medis,sakit tenggorokan bersifat tajam dan panas yang di sebut juga tergantung  pada ambang nyeri dari penderita yang di tentukan oleh keadaan jiwanya .

b. Tenaga mengedan

Created by Popon Basyit

Page 26: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

Setelah pembukaan lengkap dan setelah ketuban pecah atau di pecahkan ,serta sebagian presentasi sudah berada di dasar panggul ,sifat kontraksi berubah ,yakni bersifat mendorong keluar di bantu dengan keinginan ibu untuk mengedan atau usaha volunter. Keinginan mengedan ini di sebabkan karena :a. Kontraksi otot otot dinding perut yang mengakibatkan peninggian tekanan intra

abdominal dan tekanan ini menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk mendorong keluar

b. Tenaga ini serupa dengan tenaga mengedan sewaktu waktu buang air besar (BAB) ,tapi jauh lebih kuat .

c. Saat kepala bayi sampai kedasar panggul ,timbul reflex yang mengakibatkan ibu menutup glotisnya ,mengkintraksikan otot otot perut dan menekan diafragma nya ke bawah

d. Tenaga mengejan ini hanya dapat berhasil bila pembukaan sudah lengkap dan paling efektif sewaktu ada his

e. Tanpa tenaga menegedan bayi tidak akan lahir

2. Faktor Janin dan Plasenta (Passanger) dalam persalinan

a. Janin

Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa factor yakni kepala janin, presentasi, leak, sikap, dan posisi janin. Karena plasenta harus melewati jalan lahir, maka dia dianggap sebagai bagian dari passenger yang menyertai janin. Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan normal (Sumarah, 2010).

a. Kepala Janin

Kepala janin adalah bagian yang terpenting karena dalam persalinan perbandingan antara besarnya kepala dan luasnya panggul merupakan hal yang menentukan. Jika kepala dapat melalui jalan lahir, bagian-bagiannya dapat menyusul dengan mudah.Kepala bayi terdiri dari:a. Bagian muka, terdiri dari

Tulang hidung (os nasale)

Tulang pipi  (os zygomatikum)

Tulang rahang atas (os maxilare)

Tulang rahang bawah (mandibulare)

Created by Popon Basyit

Page 27: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

b. Bagian tengkorak

Bagian ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya bagian tengkoraklah yang paling depanYang membentuk bagian tengkorak adalah• Tulang dahi (os frontale) 2 buah

• Tulang ubun ubun (os parietale) 2 buah

• Tulang pelipis (os temporale) 2 buah

• Ulang belakang kepala (os occipitale)

c. Sutura

Sutura adalah  sela-sela diantara tulang yang ditutupi oleh membrane. Kegunaannya :• Memungkinkan terjadinya maulage

• Dapat mengetahui posisi kepala janin

Macam-macam sutura:• Sutura sagitalis: terletak  diantara kedua os parietal

• Sutura Coronalis : terleta antara os frontal dan os parietal

• Sutura lamboidea : terletak antara os occipital dan kedua os parietal

• Sutura frontalis : terletak os frontal kiri kanan

d. Fontanel/ubun-ubun

Merupakan pertemuan bberapa sutura yang ditutupi oleh membrane fontanel terdiri dari dua macam:1. Fontanel mayor/ubun esar/ fontanel anterior merupakan pertemuan anatara

sutura sagitalis, sutura frontalis, sutura coronalis. Berbentuk segi empat. Fontanel ini menutup pada usia bai 18 bulan.

2. Fontanel minor/ubun-ubun kecil/fontanel superior erupakan pertemuan anatra sutura sagitalis dan sutura lamboidea. Berbentuk segitiga fontanel ini menutup pada usia bayi 6-8 minggu.

e. Ukuran-ukuran kepala bayi

1. Ukuran muka belakang

a. Diameter suboccipitio bregmatika: dari foramen magnum ke ubun-ubun besar: 9,5 cm

Created by Popon Basyit

Page 28: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

b. Diameter suboccipito frontalis : 11cm

c. Diameter fronto-occipitalis (dari pangkal hidung ke titik terjauh pada belakang kepala): 12 cm

d. Diameter mento-occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh pada belakang kepala): 13,5 cm

e. Diameter Submento-bregmatika (dari bawah dagu ialah os hyoid ke ubun-ubun besar): 9,5 cm

2. Ukuran melintang

a. Diameter biparietalis (ukuran yang terbesar antara kedua ossa parietalia): 9 cm. Pada letak belakang kepala ukuran ini melalui ukuran muka belakang dari pintu atas panggul (conjugate vera)

b. Diameter bitemporalis (jarak yang terbesar antara suura-coronaria kanan kiri): 8 cm. Pada letak defleksi ukuran ini melalui conjugate vera.

3. Ukuran Lingkaran

a. Circumferentia suboccipito bregmatica (lingkaran kecil kepala) 32 cm

b. Circumferentia fronto occipitalis (lingkaran sedang kepala) 34 cm

c. Circumferentia mento occipitalis (lingkaran kepala besar) 35 cm

3. Letak janin dalam uterus

Letak dalam uterus sangat penting dalam diagnose prsalinan. Beberapa letak seperti lintang dan letak dahi tidak dapat lahir spontan, jika tidak diperbaiki maka berbahaya bagi ibu maupun janin. Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan mengandung 4 pengertian:a. Presentasi

Presentasi digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian terendah janin, yang dijumpai ketika palpasi pada kehamilan atau pemeriksaan dalam pada persalinan.Misalnya:• presentasi pada palpasi kehamilan : kepala, sungsang

• Presentasi pada pemeriksaan dala : belakang kepala

b. Posisi

Created by Popon Basyit

Page 29: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

Adalah letak salah satu bagian anak yang tertentu terhadap dinding perut atau jalan lahir. Misalnya: pada pemeriksaan dalam presentasi pada palpasi kehamilan: Punggung kiri

c. Letak/situs

Ialah letak sumbu panjang anak terhadap sumbu panjang ibu. Misalnya letak memanjang atau membujur yaitu sumbu janin sejajar dengan sumbu ibu. Ini bisa letak kepala, atau letak sungsang. Letak lintang, yaitu janin tegak lurus pada sumbu ibu.Misalnya: letak memanjang, letak melintang

d. Habistus/sikap

Menujukkan letak bagian-bagian anak satu terhadap yang lain. Janin pada umumnya berada dalam sikap fleksi, dimana kepala, tulang punggung, dan kaki didalam keadaan fleksi. Lengan bersilang didada. Misalnya: fleksi

b. Plasenta

Plasenta merupakan organ yang luar biasa. Plasenta berasal dari lapisan trofoblas pada ovum yang dibuahi, lalu terhubung dengan sirkulasi ibu untuk melakukan fungsi-fungsi yang belum dapat dilakukan oleh janin itu sendiri selmaa kehidupan intrauterine. Keberhasilan janin untuk hidup tergantung atas keutuhan dan efisiensi plasenta.Plasenta adalh alat yang sangat pnting bagi janin Karen merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak atau sebaliknya.Struktur Plasenta1. Bagian janin/permukaan fetal (fetal portion)

Ciri-ciri permukaan fetalTerdiri permukaan fetal:a. Terdiri dari vili

b. Menghadap ke janin

c. Warnanya keputih putihan dan licin karena tertutup oleh amnion.

d. Di bawah amnion nampak pembuluh-pembuluh darah

2. Bagian ibu/permukaan maternal (maternal portion)

Ciri-ciri permukaan maternal:a. Terdiri dari desidua compacta dan sebagian desidua spongiosa yang kelak ikut

lepas dengan plasenta

b. Menghadap ke dinding rahim

Created by Popon Basyit

Page 30: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

c. Warnanya merah dan terbagi oleh celah-celah. Plasenta terdiri dari 16-20 kotiledon

d. Permukaa kasar beralur-alur

3. Letak Plasenta

Letak plasenta pada umunya pada korpus uteri bagian depan atau belakang agak kea rah fundus uteri. Hal ini fisiologis karena permukaan bagian atas korpus uteri lebih luas , sehingga lbih banyak tempat berimplantasi

4. Bentuk dan ukuran plasenta

Plasenta berbentuk bundar atau oval. Ukuran diameter 15-20cm, tebal 2-3 cm dan beratnya ± 500 gram. Panjang tali pusat 30-100 cm, terdiri dari :2 arteri dan 1 vena (arteri mengandung darah kotor dan vena mengandung darah bersih)Biasanya plasenta akan terbentuk lengkap pada usia kehamilan kira-kira 16 minggu, dimana ruang amnion telah mengisi seluruh rongga rahim.Meskipun ruang amnion membesar sehingga amnion tertekan kea rah korion, anmun amnion hanya menempel saja tidak sampai melekat pada korion.

5. Fungsi plasenta

a. Nutrisasi

Plasenta sebagai alat nutritive.

Penyaluran bahan nutrisi dari ibu ke janin dengan jalan:

Difusi air dan bahan yang larut dalam air, garam kalium dan natrium. Makin besar berat jenis abhan makanan maka makin lambat system difusi

Sistem enzimatik. Prinsip bahan tersebut dipecah dan selanjutnta disintesis e bentuk aslinya dalm bentuk vili korialis. Bahan yang mengalami proses anzimatik:

Protein dipecah menjadi asam amino

Lemak dipecah menjadi asam lemak

Hidrat arang dipeah menjadi glukosa

Glikogen dipecah menjadi fruktosa

Vitamin dipecah menjadi bentuk yang lebih kecil

Created by Popon Basyit

Page 31: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

Obat-obatan

Pinositosis caranya seperti aktivitas amoben. Bahan tersebut adalah immunoglobulin G dan albumin

b. Ekresi

Ginjal, hati, dan usus belum berfungsi dengan baik sebagai alat pebuangan. Sisa metabolisme akan dibuna melalui plasenta yang dapat menghubungkan janin dengan dunia luar secara tidak langsung.Zat utama yang diekskresikan adalah karbondioksida (CO2). Bilirubin juga diekskresikan karena sel darh merah diganti relative sering. Terdapat pemecahan jaringan yang terpisah serta jumlah urea dan asam urat yang diekskresikan sangat sedikit.

c. Respirasi

Dalam sirkulasi janin terdapat fetal haemoglobin (F) yang memiliki afinitas tinggi terhadap oksigen dan sebaliknya mudah melepaskan karbondioksida melaui system difus dalam plasenta. Dengan adanya perbedaan afinitas tersebut , plasenta dapat menjalankan fungsinya sebagai alat pernapasan, Makin tua kehamilanm semakin tinggi konsentrasi adult haemoglobin (A) sebagai persiapan bernapas melalui paru-paru pada saat kelahiran.

d. Produksi

Hormon yang dikeluarkan oleh plasenta (Heffner&Schust, 2006)adalah:

1. Korionik gonadotropin

Merangsang korpus luteum menjadi korpus luteum gravidarum sehingga tetap menengeluarkan estrogen dan progesterone. Korpus luteum berfungsi sampai plasenta sempurna.

Bersifat khas kehamilan sehingga dapat dipakai sebagai hormone tes kehamilan.

Puncaknya tercapai pada hari ke-60

Setelah persalinan, dalam urin tidak dijumpai lagi.

2. Korionik somato-mammotropin

Hormon untuk metabolisme protein

Bersifat laktogenik dan luteotropik

Menimbulkan pertumbuhan janin

Mengatur metabolisme karbohidrat dan lemak

Created by Popon Basyit

Page 32: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

3. Estrogen Plasenta

Dalam bentuk estradiol, estriol dan estron

Pertumbuhan dan perkembangan otot rahim

Retensi air dan garam

Perkembangan tubulus payudara sebagai pengganti ASI

Melaksanakan sintesis protein

4. Progesteron

Permulaan hamil dibuat oleh korpus liteum dan plasenta

Pemenang otot rahim selama hamil

Bersama estrogen mengaktifkan tubulus dan alveolus payudara

Meghalangi proses pematangan folikel de Graff sehingga tidak terjadi ovulasi serta menghalangi pengeluaran LH

e. Imunisasi

Janin mempunyai kekebalan pasif sampai umur 4bulan dan selanjutnya kekebalan tersebut berkurang. Antibodi yang dibentuk ibu melalui plasenta menyebabkan bayi kebal terhadap infeksi. Antibody disalurkan melalui ASI sehingga kolostrum harus diberikan.

f. Barrier

Sel trofoblas cukup kuat untuk bertindak sebagai barrier terhadap beberapa bacteria atu virus. Demikian juga obat yang dapat membahayakan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim dihalangi masuk melalui plasenta.

3. Faktor Jalan Lahir (Passage) dalam Persalinan

Passage atau jalan lahir di bagi menjadi 2 .

a. Bagian keras :tulang panggul

b. Bagia lunak : otot otot dan ligament ligament

1. Bagian keras :panggul

a. Tulang panggul

Tulang panggul terdiri dari empat buah tulang terdiri dari :

Created by Popon Basyit

Page 33: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

1. Dua os coxae (tulang pangkal paha )

Os ilium (tulang usus) terdiri dari : crista iliaca ,spina iliaca anterior superior

(SIAS) dan spina iliaca posterior superior (SIPS) ,spina iliaca posterior inferior

(SIPI),spina iliaca anterior inferor (SIAI),incisura ischiadi mayor ,linea

inominata,corpus os ilii.

2. Os pubis (tulang kemaluan ) terdiri dari :foramen obtutarium,ramus superior ossis

pubis,ramus inferior ossis pubis ,lineailliopectinea ,corpus pubis,tuber culum

pubicum,arcus pubis ,simfibis pubis .

3. Os sacrum ( tulang kelangkang) terdiri dari :promontorium,foramen scralia

anterior ,crista scralis,vertebra sacralis,ala sacralis,vertebra lumbalis

4. Os coccygeus (tulang tungging) terdiri dari : vertebra coccyges.

b. Ruang panggul

Ruang panggul terdiri dari:

1. Pelvis mayor (false pelvis ) : bagian di atas pintu atas panggul tidak berkaitan

dengan persalinan

2. Pelvis minor (true pelvis) terdiri dari :

a. Pintu atas panggul   (PAP) di sebut pelvic inlet

b. Batasan PAP adalah promontorium, sayap sacrum ,linea inominta,ramus

superior osis pubis ,dan pinggir atas syimphysis pubis. Ukuran PAP adalah

1. Ukuran muka belakang (conjugate vera)

Jaraknya dari promontorium ke pinggir atas sympisis,ukuran normalnya 11

cm.Ukuran ini adalah ukuran yang terpenting dalam panggul .Conjugata

vera tidak dapat di ukur langsung ,tapi dapat di perhitungkan dengan

mengurangi conjugate diagnolis (dari promontorium ke pinggir bawah

sympisis ) sejumlah 1,5  2 cm.(CV=CD1,5)

2. Ukuran melintang (diameter tranversa )

Merupakan ukuran terbesar antara linea innominata di ambil tegak lurus

pada conjugate vera ,ukurannya 12,5 cm  3,5 cm

Created by Popon Basyit

Page 34: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

3. Ukuran serong (diameter oblique)

Dari artilulatio sakroiliaka ketuberculum pubicum dari belajan panggul

yang bertentangan .Ukurannya 13 cm

4. Bidang tengah panggul terdiri atas bidang luas dan bidang sempit panggul

Bidang luas panggul terbentang antara symphisis ,pertengahan acetabulum ,

dan pertemuan antara ruas sacral II dan III . Ukuran muka belakang 12,75

cm dan ukuran melintang 12,5 cm. Karena tidak ukuran yang kecil ,bidang

ini tidak menimbulkan kesulitan dalam persalinan dan biasanya tidak di

ukur .

Bidang sempit panggul terdapat setinggi pinggir bawah simphisis, ke dua

spina inciadica dan memotong sacrum ± 1-2 cm di atas ujung sacrum.

Ukuran muka belakang 11,5 cm ,ukuran melintang 10 cm, dan diameter

sagitalis posteror ialah dari sacrum ke pertengahan antara spina aschiadica 5

cm.

5. Pintu bawah panggul (PBP) atau di sebut pelvic outlet

Pintu bawah panggul bukan suatu bidang ,tetapi terdiri dari 2 segitiga

dengan dasar yang sama,ialah garis yang menghubungkan ke dua tuber

ischiadicum kiri dan kanan.Puncak dari segitiga yang belakang adalah jung

os sacrum ,sisinya adalah ligamentum sacro tuberosum kiri dan

kanan.Segitiga di depan di batasi oleh arcus pubis

Pintu bawah panggul biasanya di tentukan 3 ukuran :

a. Ukuran muka belakang :dari pinggir bawah symphisis ke ujung sacrum

(11,5 cm)

b. Ukuran melintang :antara tuberischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam

(10,5)

c. Diameter sagitalis posterior :dari ujungsacrum ke pertengahan ukuran

melintang (7,5)

c. Bidang hodge

Ukuran menentukan berapa jauhnya bagian depan anak turun ke dalam rongga

panggul ,maka hodge telah menentukan beberapa bidang khayalan dalam panggul .

Created by Popon Basyit

Page 35: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

1. H I : sama dengan pintu atas panggul

2. H II :sama dengan H I melalui pinggir bawah synphisis

3. H III:sama dengan H I melalui spina isciadica

4. H IV :sama dengan H I melalui ujung os coccyges

d. Ukuran ukuran panggul

1. Ukuran panggul dapat di peroleh dengan cara :

Pengukuran secara klinis

Pintu atas panggul (PAP)

Dengan 2 jari ialah jari telunjuk dan jari tengah ,melalui konkavitas dari

sacrum ,jari tengah di gerakkan ke atas sampai dapat meraba prontorium .Sisi

radial dari jari telunjuk di tempelkan pada pinggir bawah syimphisis dan

tempat ini di tandai dengankuku jari telunjuk tangan kri .Promontorium hanya

bisa tercapai oleh jari  kita dengan pemeriksaan dalam pada panggul yang

sempit .Pada panggul dengan ukuran normal ,promontorium tidak tercapai,ini

menandakan bahwa CV cukup besar .Hal ini dapat di ketahui dengan.

a. Pemeriksaan luar

Kalau kepala dengan ukuran terbesarnya sudah melewati PAP maka hanya

sebagian kecil saja dari kepal yang dapat di raba dari luar symphisis .Kedua

tangan yang di letakkan pada pinggir bagian kepala ini divergent .

b. Pemeriksaan dalam

Bagian terendah kepala sampai spina ischiada atau lebih rendah .

Bidang tengah panggul

Ukuran bidang tengah panggul tidak dapat diukur secara klinis dan

memerlukan pengukuran rontgenologis

Bidang bawah panggul

Diameter tranversa ,diameter sagitalis posterior dan anterior dapat di ukur

dengan pelvimeter dari thoms.Pengukuran ini adalah pangukuran yang kasar

Created by Popon Basyit

Page 36: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

karena tuber ischii tertutup oleh lapisan otot dan lemak yang berbeda tebalnya

dari orang ke orang .

• Pelvimetri rontgenologis

• Pita meter

• Jangka panggul

2. Ukuran panggul luar

a. Distantia spinarium,yaitu jarak antara spina iliaca anterior supserior kiri dan

kanan (23 cm - 26 cm)

b. Distantia cristatium ,yaitu jarak yang terjauh antara crista iliaca kakan dan kiri

(26 cm  - 29 cm )

c. Lingkar panggul ,yaitu : dari pinggir atas symphisis ke pertengahan antara

spina iliaca anterior superior dan trochanter mayor sepihak ,lalu kembali

melalui tempat yang sama ,di pihak lain (80 cm – 90 cm )

d. Conjugate externa (boundeleque) yaitu jarak antara pinggir atas symphisis dan

ujng prosesus spinosus ruas lumbal ke V (18 cm – 20 cm )

3. Bentuk panggul

Menurut Caldwell dan moloy ada 4 bentuk dasar panggul :

a. Ginekoid : paling ideal ,bemtuk hampi bulat .Panjang diameter

anterosposterior kira kira sama dengan diameter tranversa

b. Android:bentuk hampir segitiga.Umumnya laik laki mempunyai jenis panggul

ini .Panjang diameter anterosposterior hamper sama dengan diameter tranversa

,akan tetapi jauh lebih mendekati sacrum

c. Anthropoid :bentuknya agak lonjong seperti telur panjang diameter

anterosposterior lebih besar dari pada diameter tranversa

d. Platipeloid :jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang 

2. Bagian Lunak

Created by Popon Basyit

Page 37: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan ligamentum yang meliputi dinding

panggul sbeelah dalam dan menutupi panggul sebelah bawah. Yang menutupi panggul

dari bawah membentuk dasar panggul, disebut diagfragma pelvis.

a. Diafragma pelvis, dari dalam keluar terdiri atas

Pars muscularis yaitu musculus levator ani, letaknya agak ke belakang dan

merupakan suatu sekat yang ditembus oleh rectum. Musculus levator ani kiri dan

kanan sebetulnya terdiri atas tiga bagian:

a. Musculus pubo coccyges dari os pubis ke septum anococcygeum

b. Musculus ilio coccyges dari arcus tendineus musculus levator ani ke os coccigeus

dan septum anococcygeum

c. Musculus iscio coccygeus dari spina aschiadica ke pinggir sacrum dan os

coccygeus

Pars membrancea, yaitu diafragma urogenital, antara musculus pubo coccygeus kiri

kanan terdapat celah berbentuk segitiga, yang disebut hiatus urogenitalis yang

tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenital. Sekat ini menutupi pintu

bawah panggul disebelah depan, dan pada perempuan sekat ini ditembus oleh uretra

dan vagina. Diafragma pelvis ini menahan genetalia interna pada tempatnya. Kalau

otot-otot rusak aau lemah, misalnya karena persalinan yang sering dan berturut-turut,

mungkin genetalia interna turun (prolaps)

b. Perineum

Merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul daerah ini terdiri dari dua

bagian:

1. Region analis disebelah belakang. Disini terdapat musculus spincter ani externus

yang mengelilingi anus.

2. Regio urogenital, disini terdapat:

a. Musculus bulbo cavernosus yang mengelilingi vulva

b. Musculus ischio cavernosus

c. Musculus transverses perinea superfisialis

4. Faktor Penolong dalam persalinan

Created by Popon Basyit

Page 38: Rpp & Hand Out Konsep dasar Asuhan Kebidanan Persalinan Part III

Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

Kompetensi yang dimiliki penolong sangat bermanfaat untuk memperlancar proses persalinan dan mencegah kematian maternal dan neonatal. Dengan pengetahuan dan kompetensi yang baik diharapkan kesalahan atau malpraktik dalam memberikan asuhan tidak terjadi (Asinah, 2010:21).

Tidak hanya aspek tindakan yang diberikan, tetapi aspek konseling dan pemberian informasi yang jelas dibutuhkan oleh ibu bersalin untuk megurangi tingkat kecemasan ibu dan keluarga.

Bidan mempunyai tanggungjawab yang besar dalam proses persalinan. Langkah utama yang harus dikerjakan adalah mengkaji perkembangan persalinan memberitahu perkembangannya baik fisiologis maupun patologis pada ibu dan keluarga dengan bahasa yang mudah dimengerti. Kesalahan yang dilakukan bidan dalam mendiagnosis persalinan dapat menimbulkan kegelisahan dan kecemasan pada ibu dan keluarga.

5. Faktor Psikis Ibu dalam persalinan

Keadaan psikologis ibu mempengaruhi proses persalinan. Ibu bersalin yang didampingi oleh suami dan orang yang dicintainya cenderung mengalami proses persalinan yang lebih lancer disbanding dengan ibu bersalin tanpa pendamping. Ini menunjukkan bahwa dukungan mental berdampak positif bagi keadaan psikis ibu, yang berpengaruh tehadap kelancaran proses persalinan (Asrinah, 2010:21).

Perubahan psikologis dan prilaku ibu, terutama yang terjadi selama fase laten, aktif, dan transisi pada kala 1 persalinan memiliki karakteristik masing-masing. Sebagian besar ibu hamil yang memasuki masa persalinan akan merasa takut. Apalagi untuk seorang primigravida yang pertama kali beradaptasi dengan ruang bersalin. Hal ini harus disadari dan tidak boleh diremehkan oleh petugas kesehatan yang akan memberikan pertolongan persalinan. Ibu hamil yang akan bersalin mengharapkan penolong yang dapat dipercaya dan dapat memberikan bimbingan dan informasi mengenai kedaannya.

Kondisi psikologis ibu bersalin dapat juga dipengaruhi oleh dukungan dari pasangannya, orang terdekat, keluarga, penolong, fasilitas dan lingkungan tempat bersalin, bayi yang dikandungnya merupakan bayi yang diharapkan atau tidak.

Created by Popon Basyit