KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …/Konsep... · o Owh yaaa,mksh lg buat best udh ngsih voucer...
Transcript of KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN …/Konsep... · o Owh yaaa,mksh lg buat best udh ngsih voucer...
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
PASAR WISATA BUDAYA DI SOLO
Dengan Pendekatan Arsitektur Jawa
Tugas Akhir
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai
Gelar Sarjana Teknik
Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh:
UMMI SALAMAH M.
I0208084
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PLANNING AND DESIGN CONCEPT
CULTURAL TOURISM MARKET IN SOLO
With Java Architecture Approach
Final
Proposed As Terms To Achieve
A Bachelor of Engineering
Sebelas Maret University
Prepared By:
Ummi Salamah M.
I0208084
STUDY ARCHITECTURE
ARCHITECTURE DEPARTMENT FACULTY OF ENGINEERING
SEBELAS MARET UNIVERSITY
2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Abstrak
Pasar wisata budaya di Solo dengan pendekatan arsitektur jawa merupakan
suatu pasar (tempat jual beli barang ataupun jasa) yang bersifat rekreatif (wisata)
sehingga pembeli dapat membeli dan bersenang-senang untuk memperluas pengetahuan
tentang produk budaya (kuliner, kerajinan dan pentas seni khas solo) yang disajikan
seperti melihat proses pembuatan kerajinan, belajar pentas seni, belajar memasak serta
sejarah perkembangan mengenai beberapa produk budaya dengan nuansa aristektur
jawa yang tercipta dalam kawasan pasar wisata tersebut untuk bersenang-senang dan
mencari pengalaman ruang yang baru. Sehingga pengunjung tidak hanya membeli tapi
juga dapat belajar mengenai produk budaya yang disajikan. Makalah ini ditujukan untuk
membahas konsep Pasar Wisata Budaya dengan pendekatan arsitektur jawa yang
meliputi 4 hal, yaitu: 1) konsep program kegiatan dan ruang, 2) konsep orientasi
bangungan; 3) konsep tata ruang, 4) konsep bentuk dan tampilan bangunan, 5) konsep
pengolahan site, 6) konsep sistem struktur dan utilitas bangunan.
Kata kunci: pasar, wisata, budaya; arsitektur jawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Abstract
Cultural tourism market in Solo with Javanese architecture approach is a
market (where the sale and purchase of goods or services) that are recreational
(tourist) so that buyers can buy and fun to expand the knowledge of cultural products
(culinary, craft and art performances typical solo) presented like to see the process of
making crafts, learning the arts, learn to cook as well as the history of the development
of some cultural products with shades of Javanese architecture that is created in the
tourism market is to have fun and experience a new space. So that visitors not only to
buy but also to learn about the cultural products presented. This paper is intended to
discuss the concept of Cultural Tourism Market with Java architecture approach that
includes four things: 1) the concept of program activities and space, 2) the concept
bangungan orientation, and 3) the spatial concept, 4) the concept of the shape and
appearance of the building, 5) site processing concept, 6) the concept of utility
structures and building systems.
Key words: market, tourism, cultural ;java architecture
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “
Pasar Wisata Budaya di Solo dengan Pendekatan Arsitektur Jawa ”.
Tugas Akhir ini ditulis sebagai salah satu syarat yang harus ditempuh
mahasiswa Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret
Surakarta dalam meraih gelar sarjana.
Penyusunan proposal ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan banyak
terima kasih kepada:
1. Dr. Ir. Mohamad Muqoffa, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur Fakultas
Teknik UNS.
2. Kahar Sunoko ST, MT, selaku Ketua Prodi Arsitektur Fakultas Teknik UNS.
3. Ir. Hardiyati, MT, selaku pembimbing 1 terimakasih atas ilmu yang diberikan
serta waktunya yang tersita untuk membimbing saya.
4. Amin Sumadyo,ST, MT, selaku pembimbing 2 terima kasih atas waktu dan
bimbingannya selama tugas akhir.
5. Ir. MDE Purnomo, MT selaku Pembimbing Akademik.
Penulis berharap proposal tugas akhir ini bermanfaat bagi kita semua
meski penulis sadari masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini.
Surakarta. Januari 2013
Penulis.
Ummi Salamah M.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
KUPERSEMBAHKAN UNTUK YANG TERCINTA
Kedua orang tuaku Ummi (di surga aku sayang ummi karna Allah) Abi yang
selalu mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya
Kedua mertuaku Mama Papa yang menyayangiku seperti anak sendiri
Suamiku Bara Mahendra Alita Wardana yang tersayang tercinta dan segalanya
terimakasih atas kesabaranmu, kasihmu dan pengertianmu makasih banyak
pacarku yang akhirnya jadi suamiku, imam hidupku. Semoga kita langgeng
sampai akhir hayat diberkahi keturunan yang sholeh2 & sholehah2,bahagia dunia
akhirat. Amin, amin, amin yaa rabbal ‘alamin.
Keluargaku yang tersayang Mas Fai & Mas Amin semoga cepet nyusul aku,
Mbak Elok, Aa Adhin, Raqi & Rara semoga bahagia slalu dan adikku Mb Dhira,
Brian. Trima kasih atas kasih sayang kalian.
Special thank’s to
o Tim maketers Afla mksih udah bkin landscape nya dr 0 mp kelar plus nganter
ngprint, Adis mksih y diz tong rajin bgt motong kerts kecil2 plus udh dibuatin
trandes, dpnjmin lepi, flsdisk, printer dan bnyk lg, Debby mksih udh dibeliin
cutter merah super tajem plus yg sering q repotin ngprint dmodrn (kos deb c
dket modrn,heee), Rina mksih rin legendany keren abis, Sari mksh ats
bntuannya plg kerja lgsg kermhq dan lusia mksh bntuannya.mksh much yaa
kawan2..
o Thnks 2 cepy, liul, hafidz, tiwi afla (mksh wi pla dbntuin pameran), adis, udh
liet sidang.
o Studio 128 yang galau, Besty Suka Boni yang rajin studio gud job plen aq jd
iktan rajin, Riska jun temen seperjuangan lanjutkan perjuangan mu kawan, &
Cisma, Sendy, Rara, Hidayat, Firdaus, Agie, Akbar, kita emang kompak kalo
Maksi.
o Owh yaaa,mksh lg buat best udh ngsih voucer free facial, meski msh
ditangguhkan teteep abs ujian huraa2 sejenak..
o Teman2 angkatan 2008 dan pihak lain yang tidak tertulis terimakasih banyak, ..
Alhamdulillah akhirnya Lulus !!!!!!!!!! 24.15, Minggu 13 Januari 2013-01-12
Mega Mahendra
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………….........................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
KATA PENGANTAR................................................................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR…...………………………………………….....………..........v
DAFTAR TABEL.......................................................................................................vi
DAFTAR DIAGRAM.................................................................................................vi
BABI: PENDAHULUAN
A. Judul.......................................................................................................I-1 B. Pemahaman Judul...................................................................................I-1 C. Latar Belakang........................................................................................I-2 D. Permasalahan..........................................................................................I-7 E. Persoalan.................................................................................................I-7 F. Tujuan dan Sasaran.................................................................................I-8 G. Batasan dan Lingkup Pembahasan.........................................................I-8 H. Metode Pembahasan...............................................................................I-9 I. Sistematika Pembahasan.........................................................................I-9
BAB II: TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Tinjauan Teori Pasar, Wisata dan Buadaya..........................................II-1
1. Pemahaman Pasar ...........................................................................II-1
a. Sejarah Proses Terjadinya Pasar................................................II-1
b. Pengguna Pasar..........................................................................II-2
c. Fungsi dan peranan Pasar.........................................................II-4
2. Pemahaman Wisata.........................................................................II-9
3. Pemahaman Budaya.........................................................................II-10
B. Pemahaman Pasar Wisata Budaya.........................................................II-11
1. Pemahaman Pasar Wisata................................................................II-11
2. Pemahaman.Pasar Wisata dan Budaya……..…,,,……………..….II-12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Tinjauan Teori arsitektur Jawa
1. Pengertian Arsitektur Jawa..............................................................II-14
2. Ragam Bentuk Bangunan Arsitektur Jawa......................................II-14
D. Tinjauan Pasar Wisata Budaya dengan Arsitektur Jawa.......................II-24
E. Kajian Studi Banding............................................................................II-29
1. Kajian Aplikasi Arsitektur Jawa pada Bangunan Omah Sinten..II-29
2. Kajian Pasar Gabusan Yogyakarta sebagai Preseden Obyek Wisata Berbasis Budaya Berupa Pasar............................................II-33
a. Sejarah Pasar Gabusan…..………..…………………………....II-33
b. Kegiatan Pasar Gabusan ……………………………………….II-34
c. Tata masa bangunan…………………………………………....II-35
d. Lokasi…………………………..……………………………....II-35
BAB III: TINJAUAN KOTA SURAKARTA
A. Tinjauan Fisik Kota Surakarta sebagai Lokasi Dibangunnya Pasar Wisata Budaya yang Direncanakan...……………………………........III-1
1. Batas- batas administratif.................................................................III-1
2. Perekonomian...................................................................................III-2
3. Pertumbuhan wisata.........................................................................III-3
4. Penataan tata ruang kota...................................................................III-5
5. Potensi lokasi dibangunnya Pasar Wisata Budaya..........................III-
B. Tinjauan Potensi Kota Surakarta sebagai Dasar Kegiatan pada Pasar Wisata Budaya yang Direncanakan........................................................III-8
1. Potensi Kota Solo sebagai obyek wisata…………………………III-8 2. Potensi Kota Solo sebagai kota Budaya…………………………..III-9
a. Potennsi kuliner khas Solo……………………..........................III-9
b. Potensi pentas seni di Solo……………………………………III-12
c. Potensi kerajinan di Solo………………………………………III-14 3. Pasar- pasar di Solo………………………………………………III-28
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV: PASAR WISATA BUDAYA DI SOLO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR JAWA
A. Pasar Wisata Budaya yang Direncanakan..........................................IV-1 B. Fungsi dan Tujuan Keberadaan Pasar Wisata Budaya........................IV-1
1. Fungsi………………………………………………………...….IV-1 2. Tujuan……………………………………………………………IV-2
C. Visi dan Misi Pasar Wisata Budaya.....................................................IV-2 1. Visi………………………………………………………………IV-2 2. Misi………………………………………………………………IV-3
D. Status Kelembagaan Pasar Wisata Budaya ..........................................IV-4 1. Kedudukan ………………………………………………………IV-4 2. Status……………………………………………………………..IV-4 3. Pembiayaan………………………………………………………IV-5
E. Operasional Kerja Pasar Wisata Budaya…..………………………...IV-6 F. Bidang Usaha pada Pasar Wisata Budaya………………………….IV-6
1. Klasifikasi barang dan jasa yang dipasarkan...................................IV-6
2. Kelompok yang ditampung..............................................................IV-7
G. Aplikasi arsitektur Jawa pada obyek rancang bangun Pasar Wisata Budaya
1. Tata ruang dan orientasi banguanan.................................................IV-8
2. Bentuk bangunan..............................................................................IV-9
3. Tampilan bangunan........................................................................IV-10
4. Struktur bangunan..........................................................................IV-10
BAB V: ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR WISATA BUDAYA PASAR WISATA BUDAYA DI SOLO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR JAWA
A. Analisa Kegiatan dan Peruangan............................................................V-1 1. Analisa dasar perencanaan................................................................V-1 2. Analisa pendekatan dan pola kegiatan..............................................V-2 3. Analisa pendekatan kebutuhan ruang...............................................V-4 4. Analisa pendekatan besaran ruang...................................................V-9 5. Analisa pendekatan luas site............................................................V-21 6. Analisa pola hubungan ruang……………………………………..V-21
B. Analisa Aplikasi Arsitektur Jawa pada Obyek Rancang Bangunan..V-24 1. Analisa orientasi bangunan...............................................................V-24 2. Analisa tata ruang.............................................................................V-24 3. Analisa bentuk..................................................................................V-27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Analisa tampilan bangunan..............................................................V-32 C. Analisa Pemilihan Lokasi Dan Site......................................................V-33
1. Analisa Pemilihan Lokasi…………………………………………V-33 2. Analisa Pemilihan Site……………………………..……………..V-34 3. Kondisi existing site………………………………………………V-36 4. Analisa Site Terpilih………………………………………………V-38
a. Analisa pencapaian ……………………………………………V-38 b. Analisa view dan orientasi bangunan………………………….V-41 c. Analisa noise…………………………………………………..V-43 d. Analisa matahari………………………………………………V-45
D. Analisa sistem struktur, konstruksi, dan mechanical electrical………V-46 1. Pemilihan sistem Struktur…………………………………………V-46 2. Sistem utilitas bangunan…………………………………………..V-52 3. Mechanical electrical…………………………………………….V-57
BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR WISATA BUDAYA PASAR WISATA BUDAYA DI SOLO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR JAWA
A. Konsep Kegiatan Dan Peruangan..........................................................VI-5 1. Konsep dasar perencanaan desain....................................................VI-6 2. Konsep kegiatan dan pola kegiatan..................................................VI-7 3. Konsep besaran ruang.....................................................................VI-1 4. Konsep pola hubungan ruang……………………………………VI-18
B. Konsep Aplikasi Arsitektur Jawa pada Obyek Rancang Bangunan..VI-19 1. Konsep orientasi bangunan..............................................................VI-19 2. Konsep tata ruang............................................................................VI-19 3. Konsep bentuk.................................................................................VI-20 4. Konsep Tampilan bangunan...........................................................VI- 21
C. Konsep Lokasi Dan Site.......................................................................VI-1 1. Konsep Lokasi……………………………………………………VI-1 2. Konsep Site…………….…………………………………………VI-1
a. Kondisi existing site…………………………………………..VI-2 b. Konsep pencapaian ……………………………………………VI-2 c. Konsep view dan orientasi bangunan………………………….VI-3 d. Konsep noise…………………………………………………...VI-4 e. Konsep matahari……………………………………………….VI-4
D. Konsep sistem struktur, konstruksi, dan mechanical electrical………VI-22 1. Sistem Struktur…………………………………………………VI-22 2. Sistem utilitas bangunan…………………………………………VI-26 3. Mechanical electrical……………………………………………VI-29
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-1 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
BAB I
PENDAHULUAN
A. Judul
Pasar Wisata Budaya di Solo dengan Pendekatan Arsitektur Jawa
B. Pemahaman Judul
1. Pasar wisata budaya sebagai tempat jual beli produk budaya Solo baik
berupa barang ataupun jasa
2. Pasar wisata budaya sebagai tempat wisata, tempat rekrasi mengenaia
produk budaya di Solo
3. Pasar wisata budaya sebagai tempat promosi produk budaya yang dimiliki
kota Solo
4. Pasar wisata budaya sebagai tempat edukasi mengenai produk budaya
yang dimiliki kota Solo
Surakarta, juga disebut Solo atau Sala, adalah kota yang terletak di
provinsi Jawa Tengah. Solo memiliki semboyan "Berseri", akronim dari
"Bersih, Sehat, Rapi, dan Indah", sebagai slogan pemeliharaan keindahan
kota. Untuk kepentingan pemasaran pariwisata, Solo mengambil slogan
pariwisata Solo, The Spirit of Java (Jiwanya Jawa) sebagai upaya pencitraan
kota Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa. 1
Jadi Pasar wisata budaya yang direncanakan adalah tempat dimana
pembeli dan penjual menukar jenis barang, jasa dan informasi melalui
kegiatan jual-beli serta belajar berbagai produk budaya yang disajikan seperti
melihat proses pembuatan kerajinan, belajar pentas seni, belajar memasak
1 (http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-2 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
serta sejarah perkembangan mengenai beberapa produk budaya khas Solo
dengan nuansa aristektur jawa yang tercipta dalam kawasan pasar wisata
tersebut untuk bersenang-senang dan mencari pengalaman ruang yang baru.
Sehingga pengunjung tidak hanya membeli tapi juga dapat belajar mengenai
produk budaya yang disajikan.
C. Latar Belakang
Ada beberapa hal yang melatar belakangi judul tersebut, yaitu:
1. Potensi Kota Solo sebagai kota Budaya
Banyaknya hasil budaya leluhur yang bertahan dan dilestarikan sampai
sekarang membuat kota Solo semakin dikenal sebagai kota budaya. Hasil
budaya tersebut antara lain makanan khas Solo, hasil kerajinan, pakaian
khas, alat musik, tarian, aritektur serta peninggalan sejarah.
Solo atau Surakarta dikenal sebagai salah satu inti kebudayaan Jawa
karena secara tradisional merupakan salah satu pusat politik dan
pengembangan tradisi Jawa. Kemakmuran wilayah ini sejak abad ke-19
mendorong berkembangnya berbagai literatur berbahasa Jawa, tarian, seni
boga, busana, arsitektur, dan bermacam-macam ekspresi budaya lainnya.
Perkembangan kota Solo ini didukung oleh pemerintah kota Solo yang
selalu mengembangkan kota Solo tanpa melupakan budaya dan tradisi yang
ada. Sehingga banyak obyek wisata di solo yang mengusung hasil budaya
kota Surakarta.Obyek wisata di solo berdasarkan jenisnya yaitu:
a. Wisata kuliner
Solo mempunyai banyak tempat wisata kuliner salah satunya
Galabo yang menyajikan makanan khas Solo seperti nasi liwet, srabi,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-3 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
timlo, dll. Kuliner makanan Raja Solo menjadi popular di tempat makan
terutama mereka yang mengusung konsep menu tradisional. Solo juga
mempunyai kampung wisata kuliner yang mengusung makanan khas
Solo (dikenal jajanan pasar) sebagai lambang kampung wisata tersebut.
b. Tempat Belanja
Belanja batik merupakan kebiasaan wisatawan yang mengunjungi
solo, banyak tempat belanja yang menjual berbagai macam olahan dari
bahan batik antara lain: Pasar Klewer,Pusat Grosir Surakarta, Kampung
Batik” ,Laweyan, Galery Batik “Danar Hadi” Pasar Kembang, Galery
Batik “Batik Keris”. Selain batik di solo juga terdapat kampung wisata
blangkon Putrojayan, Serengan. Di kampung tersebut terdapat banyak
pengrajin bangkon disana wisatawan dapat melihat proses pembuatan
batik dan membeli langsung blangkon yang dijual di showroom.
c. Tempat Wisata Arsitektur dan peninggalan sejarah
Terdapat banyak bangunan bersejarah di Surakarta, mulai dari
bangunan ibadah, bangunan umum, keraton, hingga bangunan militer,
antara lain; Gereja Katolik Santo Antonius Surakarta, hingga Tempat
Ibadah Tri Dharma Tien Kok Sie dan Vihara Am Po Kian.
d. Museum dan perpustakaan
- Museum batik yang terlengkap di Indonesia, yaitu House of Danar
Hadi,
- Museum tertua di Indonesia, yaitu Museum Radya Pustaka.
- Museum Keraton Surakarta (Museum Sasana Pustaka)
- Museum Pura Mangkunegaran (Museum Rekso Pustaka)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-4 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Museum Pers
- Museum Sangiran
- Museum Lukis Dullah.
Selain banyaknya tempat wisata yang dapat dikunjungi di kota
Solo, kota ini juga mempunyai berbagai macam festival bertema budaya
yang diselenggarakan pada setiap tahunnya, antara lain: Kirab Pusaka 1
Suro, Sekaten, Grebeg Sudiro, Tinggalan Dalem Jumenengan, Grebeg
Pasa, Grebeg Besar, Solo Batik Carnival dan Solo Batik Fashion.
2. Pasar- pasar di Solo
Industri batik menjadi salah satu industri khas Solo. Sentra kerajinan
batik dan perdagangan batik antara lain di Laweyan dan Kauman. Pasar
Klewer merupakan salah satu pasar tradisional sebagai pusat perdagangan
batik di Indonesia. Sedangkan PGS dan Beteng juga merupakan pusat
penjualan batik di Solo dengan tampilan banguan yang lebih modern.
Selain Pasar Klewer, Solo juga memiliki banyak pasar tradisional
yang tersebar di setiap kecamatan dan merupakan pasar yang menjual
berbagai macam kebutuhan pokok, di antaranya Pasar Gedhe (Pasar
Besar),Pasar Kembang,Pasar Pon,Pasar Legi,Pasar Ngemplak,Pasar
Gilingan,Pasar Kadipiro, Pasar Ledhoksari, Pasar Kliwon.
Dari sekian banyak pasar di Solo selain Pasar Klewer terdapat tiga
pasar yang menjadi tujuan wisatawan yaitu
- Pasar Gedhe, merupakan salah satu cagar budaya, berupa pasar yang
menjual kebutuhan pangan (sembako) dan beberapa sandang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-5 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Pasar Triwindu, tempat jual beli barang antik (setiap Sabtu malam
diubah menjadi Pasar Ngarsopuro)
- Pasar cenderamata alun-alun utara keraton solo, produk yang dijual
mayoritas berupa sandang seperti kacamata, helm, tas, dll.
3. Tren wisata
Di solo sendiri terdapat banyak event dimana pengunjung selalu
memenuhi tempat diadakannya pameran. Berbagai macam event yang di
selanggarakan oleh pemkot ataupun pihak swasta selalu menarik warga Solo
dan wisatawan asing untuk melihat. Event tersebut berbagai macam jenisnya
dari tradisional, budaya, elektronik dan distro.
Namun kebanyakan event yang diadakan oleh pemkot Surakarta
selalu mengangkat budaya tradisional Solo yaitu wisata budaya leluhur
khususnya yang sedang menjadi tren di kalangan wisatawan domestik dan
asing. Sehingga banyak tempat wisata baru di Solo yang mengusung
kearifan lokal.
Gambar I.1. Pasar Gedhe Sumber www.pasarsolo.com
Gambar I.2. Pasar Triwindhu (kiri) & Ngarsopuri (kanan) Sumber www.pasarsolo.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-6 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
4. Pasar dan wisata
Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap
struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis
barang, jasa dan informasi. Dalam proses penjualan terdapat berbagai
macam strategi untuk menunjang penjualan suatu produk, salah satunya
dengan mengadakan pameran. Pameran adalah media menyampaikan
informasi tentang suatu produk. Dalam proses penukaran jika menggunakan
uang maka terjadi suatu transaksi.
Sedangkan pariwisata menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987)
adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek
ke tujuan- tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja
dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.
Menurut Cooper, Fletcher, Gilbert Shepherd and Wanhill (1998),
komponen produk wisata adalah:
- Atraksi, alam, budaya, kerajinan tangan, event dan sebagainya
- Fasilitas penunjang wisata, akomodasi, rumah makan, retail, toko cidera
mata, fasilitas penukaran uang, biro perjalanan, pusat informasi wisata dan
sebagainya
- Aksesibilitas, dukungan sistem transportasi meliputi rute atau jalur
transportasi, fasitlitas terminal bandara, pelabuhan dan moda transportasi
lainnya
- Layanan pendukung, ketersediaan fasilitas pendukung yang digunakan
oleh wisatawan seperti bank, telekomunikasi, pos, rumah sakit, dan
sebagainya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-7 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Aktifitas, ragam kegiatan yang dapat diikuti ataupun dilakukan wisatan
selama di lokasi atau destinasi dan terakhir,
- Paket perjalanan wisata ditawarkan dan dikelola oleh biro perjalan wisata.
Pariwisata dan perdagangan ibarat dua sisi mata uang, sektor
pariwisata akan lebih dikenal bila didukung sektor perdagangan, keberadaan
perdagangan cendera mata (kerajinan) dan kuliner khas daerah menjadikan
pariwisata semakin berdenyut. Untuk itu pasar wisata budaya yang
direncankan dapat meningkatkan sector perdagangan maupun pariwisata
Solo.
Sehingga dibutuhkan obyek wisata berbasis budaya berupa pasar
dengan aplikasi arsitektur jawa sebagai wujud apresiasi dan nilai lebih
tehadap budaya Solo.
D. Permasalahan
Pokok permasalahan dalam membangun Pasar Wisata Budaya yaitu
mencari budaya yang relevan dengan mekanisme kegiatan pasar sehingga
obyek wisata ini dapat berfungsi sebagai tempat jual beli produk budaya
dengan mengusung konsep Arsitektur Jawa sebagai wujud apresiasi budaya
Solo sehingga diharapkan mampu memberikan pengalaman ruang.
E. Persoalan
1. Bagaimana merancang bentuk bangunan Pasar Wisata Budaya sesuai
Arsitektur Jawa?
2. Bagaimana menentukan tataruang dan gubahan massa dari berbagai
macam kegiatan yang diwadahi sesuai arsitektur tradisional jawa?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-8 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
3. Bagaimana menentukan lokasi dan site yang sesuai dengan fungsi Pasar
Wisata Budaya sebagai objek wisata budaya?
4. Bagaimana menentukan jenis kegiatan yang dapat mencerminakan
fungsinnya sebagai Pasar Wisata Budaya ?
5. Bagaimana menentukan tampilan Pasar Wisata Budaya yang menarik
pengunjung sesuai bentuk Arsitektur Jawa?
6. Bagaimana menentukan system struktur dan system utilitas bangunan pada
Pasar Wisata Budaya sesuai aspek Arsitektur Jawa?
F. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
Menyusun konsep perencanaan dan perancangan Pasar Wisata Budaya
untuk mengukuhkan kota Solo sebagai kota budaya berdasarkan potensi
wisata dan budaya yang ada di Solo.
2. Sasaran
Merancang bangunan yang dapat mewadahi segala aktivitas yang
berkaitan dengan kegiatan pada Pasar Wisata Budaya yang mampu
memberikan pengalaman ruang* sehingga pengunjung dapat bernostalgia*
melalui pendekatan arsitektur tradisional Jawa.
G. Batasan dan Lingkup Pembahasan
1. Batasan
Batasan ditekankan pada aplikasi bentuk dan tata ruang arsitektur jawa
pada bangunan Pasar Wisata Budaya yang direncanakan, dengan analisa
besaran ruang dan bentuk kegiatan yang diwadahi, sehingga menghasilkan
*Bernostalgia bagi orang Jawa
*Pengalam ruang baru bagi pengunjung non-Jawa dan wisatawan Mancanegara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-9 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
konsep akhir berupa penyelesaian masalah dalam bentuk suatu desain
bangunan.
2. Lingkup pembahasan
Dalam bangunan Pasar Wisata Budaya kegiatan yang diwadahi adalah
kegiatan jual-beli produk budaya berupa pentas seni, kuliner dan kerajinan.
Sedangkan kegiatan lain yang ada di Pasar Wisata Budaya sebagai
kegiatan tambahan yang pewadahannya merupakan penunjang keberadaan
pasar sebagai obyek wisata berbasis budaya.
H. Metode Pembahasan
1. Observasi yaitu mengamati fasilitas semacam pasar wisata yang ada serta
mengamati lokasi yang tepat untuk dibangunnya pasar wisata budaya .
2. Studi literature yaitu mempelajari literature yang berkaitan dengan teori,
konsep maupun standar perencanaan pasar wisata. Studi literature juga
dilakukan dengan cara studi internet untuk mencari data-data yang tidak
didapatkan dari buku-buku.
3. Metoda studi empiris, yaitu menambah informasi berupa preseden yang
dapat dijadikan acuan. Study empiris ini dilakukan dengan mengeksplorasi
contoh-contoh objek sejenis sehingga dapat dijadikan perbandingan.
I. Sistematika Pembahasan
Bab I Pendahuluan berisi tentang latar belakang, tujuan dan sasaran
pembahasan, lingkup pembahasan, metode pembahasan dan sistematika
pembahasan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
I-10 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Bab II Tinjauan berisi tentang tinjauan teori mengenai pasar dan arsitektur
jawa serta studi kasus mengenai aplikasi arsitektur Jawa pada bangunan
sekarang serta mengenai pasar wisata yang udah ada .
Bab III Tinjauan Kota Surakarta berisi tentang data fisik dan non fisik kota
surakarta, tingkat pariwisata dan ekonomi, rencana lokasi pasar wisata
budaya.
Bab IV Analisa Pendekatan Konsep Perencanaan Dan Perancangan berisi
tentang analisa kegiatan dan peruangan, analisa pemilihan lokasi dan site,
analisa zonifikasi peruangan, analisa aplikasi arsitektur jawa, analisa sistem
struktur, konstruksi dan ME.
Bab V Konsep Dasar Dan Program Perencanaan Dan Perancangan Pada
berisi tentang konsep kegiatan dan peruangan, konsep pemilihan lokasi dan
site, konsep zonifikasi peruangan, konsep aplikasi arsitektur jawa, konsep
sistem struktur, konstruksi dan ME.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 1
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Tinjauan Teori Pasar, Wisata dan Budaya
1. Pemahaman Pasar
a. Sejarah proses terjadinya pasar
Berdasarkan sejarah diketahui bahwa masyarakat Indonesia sudah
mengenal ekonomi yang disebut pasar. Pasar merupakan kegiatan jual-beli
itu, biasanya (1) berlokasi yang mudah didatangi dari berbagai arah, (2)
berlangsung pada waktu-waktu tertentu, (3) mengutamakan benda
keperluan hidup sehari-hari untuk keluarga.
Mengenai sejarah proses terjadinya pasar secara umum tidak ada
catatan khusus yang menjelaskan proses secara gamblang. Namun dari
diskripsi buku karangan A. Dewey, Peasant Marketing in Jawa (1962) kita
dapat menggambarkan poses pasar di Jawa.
Suatu pasar di Jawa atau peken (Krami), biasanya letaknya tidak
jauh. Jarak dari rumah seseorang petani ke pasar, yang letaknya biasanya
di tepi jalan besar, hanya kira-kira tiga sampai lima kilometer. Semua
pasar di suatu daerah tertentu di Jawa buka seminggu sekali pada hari-hari
tertentuyang berlainan satu dengan yang lainnya. Pasar tersebut biasanya
tumbuh di persimpangan jalan atau di tempat yang strategis di dalam desa.
Dari diskripsi di atas dapat disimpulkan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 2
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Letak pasar berada di tempat yang strategis dimana orang berlalu-
lalang. Oleh karena itu, pasar wisata Budaya yang direncanakan
sebaiknya berada di tempat yang strategis, dekat dengan kegiatan
wisata dan budaya untuk mendukung keberadaan pasar
- Nama pasar di ambil dari nama tempat pasar tersebut berada atau
nama hari disaat pasar beroperasi. Sama dengan pasar Wisata
Budaya yang direncanakan , pasar ini berada di kawasan wisata dan
budaya maka pasar ini disebut Pasar Wisata Budaya.
b. Jenis pasar
Pada umumnya pasar dibagi menjadi dua jenis yaitu pasar
tradisonal dan modern. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya
penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual
pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar
sedangkan pasar modern penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara
langsung (tidak ada proeses tawar menawar).
c. Pengguna Pasar
Pengguna pasar secara garis besar dibedakan menjadi 2 (dua) yakni
pembeli dan pedagang. Damsar (1997) membedakan pembeli menjadi 3,
yakni:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 3
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
a. Pengunjung, yaitu mereka yang datang ke pasar tanpa mempunyai
tujuan untuk membeli suatu barang atau jasa. Mereka adalah orang-
orang yang menghabiskan waktu luangnya di pasar.
b. Pembeli, yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar dengan maksud
untuk membeli sesuatu barang atau jasa tetapi tidak mempunyai
tujuan ke (di) mana akan membeli.
c. Pelanggan, yaitu mereka yang datang ke lokasi pasar dengan maksud
untuk membeli sesuatu barang atau jasa dan mempunyai tujuan yang
pasti ke (di) mana akan membeli. Seseorang menjadi pembeli tetap
dari seorang penjual tidak terjadi secara kebetulan saja tetapi melalui
proses interaksi sosial.
Berdasarkan pola perjalanan berbelanja yang dikemukakan oleh
Hartston (1987) tedapat tiga pengklasifikasian, yaitu:
a. Single Purpose Trip, yaitu perjalanan berbelanja yang diawali di satu
titik dan kembali pada titik yang sama. Biasanya rumah dijadikan titik
awal dan pusat perbelanjaan sebagai titik yang dituju. Pola ini
merupakan pola yang paling sering dilakukan. Pertimbangan utama
dalam pola ini adalah jarak, artinya pusat perbelanjaan dengan jarak
terdekatlah yang menjadi titik tujuan.
b. Multi Purpose Trip, yaitu perjalanan berbelanja dengan titik awal
rumah tetapi titik yang dituju lebih dari satu (pusat perbelanjaannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 4
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
lebih dari Peranan keberadaan pasar satu) dan keragaman barang yang
dibeli akan lebih banyak dibandingkan Single Purpose Trip.
c. Combined Purpose Trip, yaitu perjalanan berbelanja sekaligus
melakukan kegiatan bepergian lain seperti perjalanan kerja, baik
sebelum atau setelah bekerja.
Berdasarkan pola perjalanan belanja yang dikemukakan oleh
Hartson. Dengan jarak tempuh yang relative dekat dengan Istana
Mangkunegaran Pasar Wisata Budaya dapat dikembangkan menjadi Multi
Purpose Trip. Dimana pasar ini dapat menjadi tujuan paket wisata dengan
obyek wisata di sekitarnya. Misalnya dari Istana Mangkunegaran menuju
Pasar Wisata Budaya ataupun sebaliknya dari Pasar Wisata Budaya
menuju Istana Mangkunegaran.
d. Fungsi dan peranan pasar
Pasar merupakan akibat/hasil dari pola kegiatan manusia yang
terjadi karena adanya saling membutuhkan, sehingga terjadi pola
pertukaran antara barang dan jasa. Kompleksitas kebutuhan akan
mengakibatkan kompleksitas jumlah orang, jenis barang, cara pertukaran
dan membutuhkan tempat yang semakin luas (Kotler & Amstrong, 2001).
Fungsi pasar yang ada saat ini berdasarkan Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang Pengesahan 33 Standar
Konstruksi Bangunan Indonesia, diuraikan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 5
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
(1) Pasar sebagai tempat pengumpul hasil pertanian.
Penjualan hasil-hasil pertanian seperti ketela, kool, kentang, beras
dan lain-lain banyak terjadi di pasar, di mana proses pengumpulan
hasil pertanian tersebut dilakukan di lokasi pertanian.
(2) Pasar sebagai tempat distribusi barang industri.
Pasar juga merupakan tempat distribusi barang-barang industri
tertentu yang menyediakan peralatan rumah tangga yang diperlukan
sebagai pelengkap dapur atau kebutuhan sehari-hari.
(3) Pasar sebagai tempat menukar barang kebutuhan
Proses jual beli sering kali terjadi dengan tidak mempergunakan
alat tukar (uang) tetapi dengan barang (barter). Proses ini terjadi akibat
adanya kontak langsung antara penjual dan pembeli dan kuatnya
faktor budaya atau kebiasaan dari penjual.
(4) Pasar sebagai tempat jual beli barang dan jasa
Pasar berdasarkan fungsi ekonomisnya merupakan tempat jual beli
barang dan jasa. Jasa disini tidak selalu berupa barang tetapi lebih
merupakan tenaga keahlian atau pelayanan.
(5) Pasar sebagai tempat informasi perdagangan
Pasar merupakan tempat informasi perdagangan karena di dalam
pasar terjadi proses perputaran berbagai jenis barang, uang dan jasa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 6
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Jumlah barang atau jenis barang yang diperlukan atau yang beredar,
harga yang berlaku sampai pada distribusi barang dapat diketahui
melalui informasi pasar.
Peran pasar terus meningkat sebagai akibat berkembangnya fungsi
pasar saat ini. Pasar mempunyai peranan yang beragam berdasarkan pada
pengertian-pengertian tentang pasar dan berkembangnya kegiatan-kegiatan
yang terjadi di pasar, di mana berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang Pengesahan 33 Standar Konstruksi
Bangunan Indonesia, peranan pasar dijabarkan sebagai berikut:
(1) Pasar sebagai tempat pemenuhan kebutuhan.
Pasar menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari yaitu sandang dan
pangan, dengan demikian bisa diartikan bahwa di dalam pasar dapat
ditemukan kebutuhan pokok sehari-hari atau kebutuhan pada waktu-
waktu tertentu.
(2) Pasar sebagai tempat rekreasi.
Pasar menyediakan aneka ragam barang untuk kebutuhan sehari-
hari atau kebutuhan yang akan datang. Barang-barang tersebut ditata
dan disajikan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian pengunjung.
Orang-orang yang datang ke pasar kadang-kadang hanya sekedar
berjalan-jalan sambil melihat-lihat barang dagangan untuk melepaskan
ketegangan atau mengurangi kejenuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 7
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
(3) Pasar sebagai sumber pendapatan daerah/kota.
Kegiatan pasar akan mengakibatkan terjadinya perputaran uang
dan Pemerintah Kabupaten berhak menarik retribusi dari kegiatan-
kegiatan tertentu yang terjadi di pasar. Hasil penarikan retribusi akan
menambah pendapatan daerah dan besarnya hasil penarikan dari
retribusi ini akansangat bergantung pada kondisi pasar, skala pelayanan
dan pengelolaan pasar.
(4) Pasar sebagai tempat bekerja.
Berdagang juga merupakan pelayanan jasa sehingga dalam kegiatan
itu pasar tidak lagi sekedar tempat jual beli tetapi juga sebagai tempat
kerja.
(5) Pasar sebagai tempat komunikasi sosial.
Bentuk jual beli antara pedagang dan pembeli terjadi dengan cara
kontak langsung, sehingga dalam proses jual beli terjadi komunikasi
dan terjadi interaksi sosial. Pasar-pasar tradisional yang berada di
lokasi di mana masyarakat sekitarnya masih menampakkan sifat
kerukunan dan masih adanya ikatan masyarakat yang sering disebut
paguyuban, merupakan tempat orang berkumpul dan berbincang-
bincang, mengikat kerukunan yang telah ada dan menyambung
hubungan batin. Paguyuban tampak akrab karena pembeli yang
datang tidak dibedakan status sosial dan profesinya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 8
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
(6) Pasar sebagai tempat studi dan latihan.
Pasar dapat digunakan sebagai tempat studi dan pendidikan di
mana pada pasar tersebut dapat diketahui seluk-beluk kondisi pasar
dan perkembangan pasar, tingkat kebutuhan pasar suatu daerah/kota,
tingkat pendapatan, tingkat pelayanan, pola hubungan antara pasar
dengan komponen pelayanan yang lainnya.
Berdasarkan Kepmen PU No.378/KPTS/1987 fungsi pasar dapat
berkembang mengikuti kebutuhan manusia sehingga pasar dapat menjadi :
- Pasar sebagai tempat jual beli barang dan jasa
Pasar berdasarkan fungsi ekonomisnya merupakan tempat jual beli
barang dan jasa. Jasa disini tidak selalu berupa barang tetapi lebih
merupakan tenaga keahlian atau pelayanan. (Keputusan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang Pengesahan 33
Standar Konstruksi Bangunan Indonesia nomor 4)
- Pasar sebagai tempat rekreasi.
Pasar menyediakan aneka ragam barang untuk kebutuhan sehari-
hari atau kebutuhan yang akan datang. Barang-barang tersebut ditata
dan disajikan sedemikian rupa sehingga menarik perhatian
pengunjung. Orang-orang yang datang ke pasar kadang-kadang hanya
sekedar berjalan-jalan sambil melihat-lihat barang dagangan untuk
melepaskan ketegangan atau mengurangi kejenuhan. (Keputusan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 9
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378/KPTS/1987 tentang
Pengesahan 33 Standar Konstruksi Bangunan Indonesia nomor 2)
Jadi berdasarkan tinjauan di atas pemahaman pasar adalah tempat
dimana penjual, pembeli serta pelanggan bertemu untuk jual beli barang dan
jasa yang berada di tempat strategis selain itu pasar dapat berperan sebagai
tempat rekreasi.
2. Pemahaman Wisata
Pariwisata menurut A.J. Burkart dan S. Medik (1987) adalah perpindahan
orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan
diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatan-
kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.
Sedangkan pengertian wisata dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah bepergian bersama-sama (untuk memperluas pengetahuan,
bersenang-senang, dsb), bertamasya, piknik.
Menurut Cooper, Fletcher, Gilbert Shepherd and Wanhill (1998),
komponen produk wisata adalah:
- Atraksi, alam, budaya, kerajinan tangan, event dan sebagainya
- Fasilitas penunjang wisata, akomodasi, rumah makan, retail, toko cidera
mata, fasilitas penukaran uang, biro perjalanan, pusat informasi wisata dan
sebagainya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 10
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Aksesibilitas, dukungan sistem transportasi meliputi rute atau jalur
transportasi, fasitlitas terminal bandara, pelabuhan dan moda transportasi
lainnya
- Layanan pendukung, ketersediaan fasilitas pendukung yang digunakan
oleh wisatawan seperti bank, telekomunikasi, pos, rumah sakit, dan
sebagainya
- Aktifitas, ragam kegiatan yang dapat diikuti ataupun dilakukan wisatan
selama di lokasi atau destinasi dan terakhir,
- Paket perjalanan wisata ditawarkan dan dikelola oleh biro perjalan wisata.
Berdasatkan tinjauan di atas pemahaman wisata adalah
perpindahan seseorang kesuatu tempat untuk bersenang-senang dan
memperluas pengetahuan dengan komponen produk wisata (Cooper,
Fletcher, Gilbert Shepherd and Wanhill (1998) sebagai pelengkap kegiatan
wisata.
3. Pemahaman Budaya
Menurut Koentjaraningrat kebudayaan berasal dari kata Sansekerta yaitu
buddhayah (budaya) yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang
berarti budi atau akal. Sedangkan menurut J.J. Hoenigman kebudayaan
dapat berupa:
- Gagasan
Wujud ideal kebudayaan yang berupa kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-
nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya. Sifatnya abstrak, tidak
dapat diraba, dan tidak dapat disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak di
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 11
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
alam pikiran warga masyarakat tersebut. Jika masyarakat tersebut
menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan maka lokasi dari
kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku- buku hasil karya
para penulis.
- Aktivitas
Wujud kebudayaan sebagai suatu aktivitas serta tindakan berpola dari
manusia di masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem
sosial. Sistem sosial ini terdiri atas aktivitas-aktivitas manusia yang saling
berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya.
- Artefak
Wujud kebudayaan fisik yang paling konkret berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan, dan karya manusia di masyarakat berupa benda-
benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Dari pemahaman diatas budaya yang dimaksud penulis berupa budaya
fisik yaitu berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam
bentuk kuliner, kerajinan dan pentas seni khas solo yang nantinya menjadi
produk yang dijual di Pasar Wisata Budaya yang direncanakan.
B. Pemahaman Pasar, Wisata dan Budaya
1. Pemahaman Pasar dan Wisata
Definisi pasar wisata tidak dapat ditemukan dalam peraturan
perundangan dan Kamus Besar Bahasa Indonesia sehingga secara inplisit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 12
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
dapat dinyatakan bahwa pemerintah belum menganggap perlu pengawasan
dan pengelolaan jenis pasar tersebut.
Namun berdasarkan pemahaman pasar dan wisata maka dapat
disimpulakan Pasar Wisata adalah tempat jual beli barang ataupun jasa
yang bersifat rekreatif sehingga pembeli dapat membeli dan bersenang-
senang untuk memperluas pengetahuan tentang produk yang dijual.
2. Pemahaman Pasar Wisata dan Budaya
Pasar wisata budaya, budaya disini sebagai produk yang dijual dimana
pasar wisata yang direncanakan merupakan tempat jual-beli yang bersifat
rekreatif untuk memperluas pengetahuan mengenai produk budaya yang
dijual.
Budaya yang direncanakan penulis berupa kebudayaan fisik berupa
hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia di masyarakat yaitu
makanan khas , kerajinan khas dan pentas seni.
Untuk menunjang fasilitas pasar wisata budaya sebagai tempat wisata
maka beberapa komponen produk wisata oleh Cooper, Fletcher, Gilbert
Shepherd and Wanhill (1998) akan diadakan di Pasar Wisata Budaya yang
direncanakan yaitu rumah makan, atm serta biro pariwisata.
Jadi Pasar wisata budaya yang direncanakan adalah tempat dimana
pembeli dan penjual menukar jenis barang, jasa dan informasi melalui
kegiatan jual-beli serta belajar berbagai produk budaya yang disajikan
seperti melihat proses pembuatan kerajinan, belajar pentas seni, belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 13
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
memasak serta sejarah perkembangan mengenai beberapa produk budaya
dengan nuansa aristektur jawa yang tercipta dalam kawasan pasar wisata
tersebut untuk bersenang-senang dan mencari pengalaman ruang yang
baru. Sehingga pengunjung tidak hanya membeli tapi juga dapat belajar
mengenai produk budaya yang disajikan. Berikut skema pemahaman pasar
wisata budaya. yang direncanakan:
Secara
Sistem penjualan
PASAR
Tradisonal
Modern
Fungsi dan Peran pasar berdasarkan Kepmen PU No.378/KPTS/1987
Pasar sebagai tempat jual-beli.
Pasar sebagai tempat rekreasi.
umum
Sistem penjualan
Tawar-menawar
Tidak ada tawar-menawar
PASAR WISATA
BUDAYA
WISATA
BUDAYA
bepergian untuk memperluas pengetahuan, bersenang-senang.
kebudayaan fisik berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia berupa benda- benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Produk yang dijual
Skema II.1. Pemahaman Pasar Wisata Budaya
Sumber Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 14
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
C. Tinjauan Teori Arsitektur Jawa
1. Pengertian Arsitektur Jawa
Arsitektur tradisional merupakan satu unsure kebudayaan yang
tumbuh dan berkembang bersamaan dengan pertumbuhan suatu suku
ataupun bangsa. Arsitektur tradisonal adalah suatu bangunan yang bentuk,
struktur, fungsi , ragam hias dan cara pembuatannya diwariskan secara
turun temurun serta dapat dipakai untuk melakukan aktivitas kehidupan
dengan sebaik-baiknya. (Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa
Yogyakarta,DPDK,1986/1987)
Jadi Arsitektur Jawa dapat diartikan arsitektur yang lahir, tumbuh
dan berkembang, didukung dan digunakan oleh masyarakat Jawa.
2. Ragam Bentuk Bangunan Arsitektur Jawa
Rumah tradisional Jawa merupakan salah satu wujud Arsitektur Jawa
yang sangat bernilai. Karena dalam pembangunan rumah Jawa tidak sekedar
membuat sebuah tempat untuk berteduh, tetapi juga memperhatikan
keseimbanganalam. Hal ini terlihat pada pola pikir masyarakat Jawa
yang mempertimbangkan masa lalu, rencana saat ini dan kegiatan masa
yang akan datang. Mereka berusaha mempertimbangkan berbagai tanda-
tanda atau peristiwa alam misalnya penebangan pohon yang menimbulkan
gejala kerusakan lingkungan di sekitarnya. Mengingat bangunan rumah
jawa asli dibangunan dengan menggunakan material kayu, sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 15
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
dalam penebangan pohon dipilih dari pohon yang sudah tua, dan diganti
dengan menanam pohon baru untuk keturunannya yang akan datang.
Bentuk arsritektur Jawa merujuk pada pendapat Dakung
(1982), Ismunandar (1986), Hamzuri (tanpa tahun), bersumber dari
Mintobudoyo, bahwa ada 5 bentuk dasar rumah Jawa yaitu Panggang
Pe, Kampung, Limasan, Joglo dan Tajug . Nama- nama rumah diambil
dari bentuk atap rumah tersebut.
Serta merujuk pada penelitan Drs. H.J. wibbowo, Drs. Gatot
Murniatmo, Sukirman Dh. Dalam bukunya berjudul Arsitektur
Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta jenis bangunan tradisional
jawa ada 4 yaitu:
a. Panggang Pe
Panggang pe merupakan bentuk bangunan yang paling
sederhana dan bentuk dasar bangunan Jawa. Bentuk pokok
bangunan memepunyai tiang sebanyak 4 atau 6.
Dalam perkembangan kebutuhan bentuk panggang pe
mempunyai beberapa variasi yaitu:panggang pe gedhang selirang,
Gambar II.1. Panggang Pe dasar Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 16
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
empyak setangkeap, gedhang setangkep, ceregencet, trajumas,
barengan.
b. Kampung
Bangunan lain setingkat lebih sempurna dari panggang pe adalah
bentuk bangunan yang di sebut Kampung. Bangunan pokonya
terdiri dari saka- saka yang berjumlah 4,6, atau 8 dan bisa
seterusnya. Bentuk rumah kampong ini susunan ruangnya dibagi
menjadi tiga bagian yaitu bagian depan, tengah dan belakang.
Dalam perkembangannya bentuk kapung mempunyai
beberapa variasi yaitu kampung pacul gowang, srotong, dara
gepak, klabang nyander, lambang teplok, lambang teplok semar
tinandhu, gajah njerum, ceregncet, semar pinondhong.
c. Limasan
Bentuk bangunan ini merupakan perkembangan kelanjutan
bentuk bangunan sebelumnya. Kata limosan ini diambil dari kata
Lima- lasan, yakni perhitungan sederhana penggunaan molo 3m
dan blandar 5m, atau molo 10m blandar 15m dan seterusnya.
Gambar II.2. Bentuk Rumah kampung (kiri) & skema ruang (kanan)
Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 17
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Susunan ruang limasan dibagi menjadi 3 bagian yaitu ruang
depan, tengah dan belakang. Hampir sama dengan kampung, tetapi
ruangan tengah lebih luas daripada ruang depan dan belakang.
d. Joglo
Bentuk bangunan yang lebih sempurna dari bangunan
sebelumnya. Ciri utama bangunan Joglo adalah menggunakan
blandar bersusun (tumpang sari) yang di sangga dengan 4 tiang
pokok yang terletak di tengah yang disebut Saka Guru.
Gambar II.4. Skema ruang bangunan kampung
Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
Gambar II.3. Bentuk dasar Rumah Limasan
Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
Gambar II.5. Bentuk Rumah Joglo
Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 18
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Bentuk bangunan dengan ukuran yang lebih besar, memungkinkan
untuk penambahan ruang. Sehingga susunan ruang rumah Joglo lebih
banyak dibandingkan rumah bentuk kampung dan limasan. Selain itu,
rumah joglo para bangsawan lebih lengkap dibandingkan orang biasa
Keterangan:
1. Regol, merupakan pintu gerbang masuk terletak di sebelah kanan
bangunan, tapi ada kalanya dibuat dua regol yang dibangun di sebelah
kanan dan kiri depan rumah (berimbang).(Arsitektur Tradisional
DIY,DPdK,1986:65)
2. Rana, seperti pagar penghalang yang diletakkan di belakang regol
(Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:65)
3. Sumur terletak di sebelah barat daya (ArsiTradisional DIY,DPdK,1986:65)
4. Langgar, merupakan tempat ibadah. (Arsitektur Tradisional DIY,1986:65)
5. Kuncung, merupakan tempat pemberhentian kendaraan dibangun
menjorok di depan pendhapa. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64)
6. Kandang kuda, tempat kuda terletak disebelah kiri pendhapa sedikit
kebelakang. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64)
7. Pendapa, merupakan ruang pertemuan, ruang tamu sedangkan
pendapa milik bangsawan kebanyakan berfungsi pula untuk pagelaran
Gambar II.6. Skema ruang Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 19
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
kesenian tradisional seperti tarian. Pendhpa dalam pandangan orang
Jawa difungsikan untuk menerima tamu resmi, pertemuan, pesta
maupun untuk pertunjukan dan juga tempat gamelan tradisional
ditempatkan (Prijotomo, 1992: 102).
Para undangan yang menyaksikan pagelaran itu berada di sebelah kiri
dan kanan pendhapa, menghadap ke arah yang berlawanan dengan
arah bangunan. Sedangkan para keluarga duduk dalam ruangan
pendhapa menghadap ke arah bangunan, dan ruang depan untuk
iringan musik.(Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64)
8. Longkangan, pada rumah bentuk joglo milik bangsawan ada yang
menggunakan batas pemisah antara pendapa dengan pringgitan, batas
tersebut berupa sebuah gang kecil yang disebut longkangan
dipergunakan untuk jalan kendaraan keluarga. (Arsitektur Tradisional
DIY,DPdK,1986:64)
9. Seketheng, terletak diantara dalem dengan masing-masing gandhok
berupa pintu gerbang kecil sebagai pembatas antara halaman luar
dengan dhalem (omah jero). (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:64)
10.Pringgitan, ruang tengah atau ruang untuk pementasan wayang
(ringgit). Ruang pringgitan merupakan pengantar memasuki dalem
ageng yang menjadi pusat rumah Jawa. Berdasar fungsi ini struktur
1= Tempat keluarga 2= Tempat tamu kiri 3= Tempat tamu kanan 4= Tempat iringan music 5= Podium berlantai tinggi 6= Kuncung
Gambar II.7. Skema ruang pendhapa Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 20
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
ruang pringgitan didesain sebagai tempat yang semiprivat, yang tentu
berbeda dengan desain pendhapa yang bersifat publik/ umum
(Bandingkan Caillois, 1959 ).
11.Dalem (omah jero) sebagai ruang keluarga.
12. Senthong kiwa (kamar kiri), untuk golongan petani senthong kiri
berfungsi untuk menyimpan senjata atau barang-barang keramat.
(Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:62)
13. Senthong tengah (kamar tengah), untuk golongan petani senthong
tengan unutk menyimpan benih atau bibit, akar-akaran dan gabah.
Terkadang dipakai pula untuk mengheningkan cipta dan berdoa
kepada Tuhan. Disamping itu juga dipergunakan sebagai tempat
pemujaan kepada Dewi Sri atau Dewi Kesuburan dan kebahagiaan
rumah tangga. Oleh karena iru senthong tengah disebut pasren atau
petanen.senthong tersebut diberi batas dengan kain yang disebut
langse atau dari gedheg berhias anyaman yang disebut patang-
aring.Sedangkan milik bangsawan, senthong tengah ini berisi
bermacam-macam benda-benda lambang (perlengkapan) yang
mempunyai kesatuan arti sakral (suci). Macam-macam benda lambang
ini berbeda dengan benda-benda lambang petani. Namun keduanya
mempunyai arti lambang kesuburan, kebahagiaan rumah tangga,
personifikasinya adalah Dewi Sri. (Arsitektur Tradisional
DIY,DPdK,1986:63)
14. Senthong tengen, baik golongan bangsawan ataupun petani senthong
tengen untuk tempat tidur. (Arsitektur Tradisional DIY,DPdK,1986:63)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 21
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
15. Gandhok, berupa dua buah ruang samping yang memanjang sejajar
dengan dalem, dipergunakan untuk tempat tinggal keluarga. Gandhok
ini digunakan untuk kamar anak-anak yang sudah menginjak dewasa.
Mereka dipisahkan menurut jenis kelamin. Anak putri yang sudah
dewasa ditempatkan pada gandhok kiri sedangkan yang laki-laki di
gandhok kanan. (Bahasa Dan Seni, Tahun 39, Nomor 1, Februari 2011:73)
16. Dapur posisinya sebelah timur dalem atau belakang gandhok kiri.
Dapur digunakan untuk meramu bumbu, memasak, dan tempat sisa
makanan atau sayuran. Dalam menerima tamu wanita dari tetangga
dekat dan saudara biasanya juga di ruang dapur. Maka ruang ini lebih
sebagai pusat kegiatan para wanita atau fungsi domestik merupakan
tempat untuk memasak. Selain dapur terdapat gadri terdapat ruang di
belakang senthong namanya gadri. Ruang ini digunakan sebagai
tempat makan keluarga. Bagian belakang biasanya terdapat pintu.
Pintu bagian belakang dalam rumah Jawa memiliki tafsiran sebagai
sarana saling komunikasi, berhubungan sosial, dan fungsi menghargai.
(Bahasa Dan Seni, Tahun 39, Nomor 1, Februari 2011:73) Namun pada
susunan tataruang di atas dapur menjadi satu dengan gadri.
e. Tajug
Rumah ibadah sepeti masjid kebanyakan menggunakan bentuk
bangunan tajug. Bangunan tajug ini hamper samadengan bangunan
joglo, bedanya bentuk atap tajug tidak mempunyai molo, jadi atapnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 22
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
tidak brunjung tapi lancip atau runcing. Atap dibuat demikian diartikan
sebagai lambang keabadian Tuhan dan keesaan Tuhan.
Selain lima bangunan diatas terdapat bangunan lain yang biasanya ada di
masyarakat Jawa:
a. Rumah tempat musyawarah
Rumah tempat musyawarah kebanyakan berbentuk Joglo dan
limasan, sedangkan bentuk kampung tidak ada karena dirasa terlalu
kecil.
b. Rumah tempat menyimpan.
Dalam rumah jawa biasanya ada tempat penyimpanan padi yang
disebut lumbung dan terdapat kandang sapi.
a= Lantai tengah b= lantai pananggap c= serambi untuk tamu kehormatan d= serambi untuk hadirin
Gambar II.8. Bentuk Rumah Tajug Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
Gambar II.9. Bentuk ruang tempat musyawarah Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
Gambar II.10. Bentuk lumbung (kiri)dan kandang sapi (kanan) Sumber Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa Yogyakarta,1986
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 23
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa bangunan Jawa
dibedakan berdasarkan bentuk atapnya. Atap merupakan peneduh atau
penutup suatu ruang, semakin luas kebutuhan ruang maka semakin luas
atap yang digunakan. Begitu pula pada bangunan arsitektur Jawa semakin
luas suatu ruang maka semakin kompleks bentuk atapnya. Hal itu
menunjukkan bahwa orang dahulu juga memahami system sturktur
bangunan. Berikut hirarki kerumitan bangunan Jawa.
Joglo
Tajug
Limasa
Kampung
Panggang
Gambar II.11. Hirarki kerumitan bangunan Jawa
Sumber Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 24
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Jadi juga dapat disimpulkan bahwa semakin banyak kegiatan yang di
wadahi maka semakin besar ruang yang dibutuhkan dengan kata lain ruang
yang besaran kecil seperti kios kemungkinan akan mengambil bentuk
panggang pe dan seterusnya. Selain berdasarkan besaran ruang pemilihan
bentuk bangunan juga diambil dari fungsi ruang bangunan jawa
seperti:Masjid -> atap tajug, Ruang pagelaran seni -> pendhapa -> Joglo.
D. Relevansi Pasar Wisata Budaya dengan Arsitektur Jawa
Berdasarkan tinjauan teori arsitektur jawa terdapat 4 aspek yang
mencerminkan arsitektur jawa, yaitu:
1. Tataruang dan orientasi bangunan
Dalam Arsitektur Jawa tataruang yang ada berupa rumah tinggal dengan
orientasi bangunan utara-selatan. Sedangkan untuk bangunan umum seperti
pasar tidak ada tataruang khusus. Hal tersebut dapat dilihat dari diskripsi
buku karangan A. Dewey, Peasant Marketing in Jawa (1962) yang
menggambarkan poses terjadinya pasar di Jawa. Namun masyarakat Jawa
sudah mengenal penzoningan tempat yang disebut Segara-Gunung dimana
hasil bumi dari laut berada pada satu zona,tidak bercampur dengan hasil
bumi dari gunung.
2. Bentuk bangunan
Bentuk pokok bangunan Jawa terdapat lima yaitu Panggang Pe, Limasan,
Kampung, Joglo dan Tajug.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 25
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
3. Material bangunan
Bangunan jawa pada umumnya menggunakan material kayu, namun
beberapa bangunan juga ditemukan menggunakan material bambu.
4. Struktur bangunan
Struktur bangunan jawa menggunakan struktur kayu dengan gaya beban
bidang sehingga dapat bertahan terhadap gaya horisontal. Sistem ini sangat
berbeda dengan struktur kayu orang barat dimana gaya yang bekerja
merupaka gaya vertikal. Sehingga konstruksi kayu bangunan Jawa dalam
posisi tidur, sedangkan konstruksi kayu orang barat tegak.
Berdasarkan kajian teori arsitektur jawa dan pemahaman pasar di atas
maka aplikasi arsitektur jawa dapat diterapkan pada Pasar Wisata Budaya pada
setiap aspek berikut:
1. Tata ruang dan orientasi bangunan
Tidak adanya tataruang khusus tentang arsitektur jawa sebuah pasar,
serta konsep Segara-Gunung yang kurang sesuai dengan produk yang dijual
pada Pasar Wisata Budaya nantinya. Maka penulis mencoba
tegak tidur
Gambar II.12. Struktur bangunan Jawa(kiri)& struktur barat (kanan)
Sumber Analisa Pribadi
Arah beban Arah beban
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 26
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
mentransformasikan susunan tataruang rumah jawa pada Pasar Wisata
Budaya sebagai wujud melestarikan budaya.
Arsitektur jawa mempunyai tata ruang yang khas, sebuah rumah tinggal
Jawa setidak-tidaknya terdiri dari satu unit dasar yaitu omah yang terdiri
dari dua bagian, bagian dalam terdiri dari deretan sentong tengah, sentong
kiri, sentong kanan dan ruang terbuka memanjang di depan deretan sentong
yang disebut dalem sedangkan bagian luar disebut emperan seperti
dijelaskan dalam gambar 3.
Pola tata ruang tersebut akan ditransformasikan pada Pasar Wisata Budaya
yang direncanakan sesuai dengan kegiatan yang ada pada pasar. Sehingga
penarapan tataruang rumah Jawa pada Pasar Wisata Budaya lebih
ditekankan pada makna atau nilainya, seperti
- Pendapa merupakan tempat terbuka untuk umum ditransformasikan pada
fungsi ruang sebagai ruang penerima,
Umum
Semi privat
Privat
Gambar II.13. Denah Rumah Jawa
Sumber Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 27
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Gandok sebagai ruang tambahan dan zona semi privat alan
ditransformasikan kedalam fungsi ruang dengan kegiatan yang lebih
bermakna seperti retail produk budaya besrta proses pembuatannya.
- Senthong sebagai ruang privat yang dikenal dengan tempat sacral maka
dimaknai sesuai konteks kekiniaan (kegiatan Pasar Wisata Budaya) akan
ditransformasikan sebagai ruang pamer barang antik.
Karena tataruang Pasar Wisata Budaya bercermin pada rumah Jawa maka
orientasi banguanan juga sesuai rumah Jawa pada umumnya yaitu
berorientasi utara-selatan.
2. Bentuk bangunan
Bentuk bangunan pada Pasar Wisata Budaya tidak lepas dari tataruang
rumah Jawa, seperti:
Pendhapa menggunakan bentuk atap pendhapa, Gandhok mengggunakan
bentuk atap panggangpe, Senthong menggunakan bentuk atap kampung
Karena pasar wisata budaya yang direncanakan berupa masa jamak maka
dimungkinkan untuk menggunakan bentuk atap Jawa lainnya sesuai
kegiatan yang diwadahi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 28
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
3. Tampilan bangunan berdasarkan material
Material yang digunakan berupa kayu sertap penggunaan batu bata espos
untuk sebagai eksplorasi bentuk masa kini sehingga memperkuat karakter
konsep kedekatan dengan alam pada rumah Jawa.
4. Struktur bangunan
Struktur banguana pasar sesuai dengan bentuk banguanan Jawa yang
diterapkan dengan susunan strukur bangunan:
- Upper sruktur berupa atap dengan konstruksi kayu
- Sub stuktur berupa tiang atau disebut saka pada bangunan Jawa
- Supper sturktur berupa umpak
Berikut kerangka pikir relecansi antara Pasar Wisata Budaya dengan
Arsitektur Jawa:
atap
saka
umpak
Gambar II.14. Struktur Rumah Jawa
Sumber Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 29
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
E.Kajian Studi Banding
1. Kajian Aplikasi Arsitektur Jawa pada Bangunan Omah Sinten
Omah Sinten, Heritage Hotel & resto, sebuah landmark di kawasan
budaya Ngarsopuro yang letaknya tepat berhadapan dengan Istana
Mangkunegaran, Solo. OmahSinten dirancang sebagai ruang publik, tempat
bisnis yang mengintegrasikan kearifan budaya lokal. Peradaban masa lalu
hadir kembali dalam kemasan kekinian untuk memenuhi citarasa
masyarakat sekarang.
Cita rasa tradisional Jawa diciptakan dalam suasana lingkungan,
pengolahan lansekap, penataan ruang, serta pemilihan material bangunan.
Penataan lansekap dengan pekarangan rumah tradisional Jawa, yang
dikelilingi oleh tanaman-tanaman yang dulunya tumbuh di pekarangan
rumah masyarakat Jawa namun saat ini sudah jarang ditemui, seperti pohon
mlanding, tanaman obat, putrid malu sampai pohon mojo.
Skema II.2. Relevansi Pasar Wisata Budaya dengan Pendekatan Arsitektur Jawa Sumber Analisa Pribadi
PASAR WISATA BUDAYA
TATA RUANG
ARSITEKTUR JAWA
Tidak ada tata ruang arsitektur jawa mengenai pasar, A. Dewey, Peasant
Marketing in Jawa (1962)
Rumah tinggal
BENTUK
MATERIAL
STRUKTUR
Panggang Pe, Limasan,Kampung, Joglo,
Kayu dan bambu
Kayu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 30
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Material kayu bangunan OmahSinten adalah kayu daur-ulang,
tidak menebang pohon / kayu baru. Penggunaan batu bata espos untuk
sebagai eksplorasi bentuk masa kini sehingga memperkuat karakter
juga konsep kedekatan dengan alam.
Interior dan furniture bangunan Omah Sinten juga
menggunakan material kayu. Kayu yang digunakan merupakan bahan
daur ulang, sehingga tidak menebang pohon.
Penataan setiap ruang yang bercermin pada rumah Jawa
menciptakan nuansa masa lalu. Salah satunya dengan menerapkan
Gambar II.13. Penataan lansekap Omah Sinten
Sumber www.pasarsolo.com
Gambar II.14. Material kayu pada tiap ruang Omah Sinten
Sumber www.pasarsolo.com
Gambar II.15. Interior dan furniture Omah Sinten
Sumber www.pasarsolo.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 31
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
konsep dapur terbuka seperti dapur pada rumah Jawa yang disebut
Pawon.
Selain itu terdapat Pendopo joglo yang diberi nama Bale
Mangundriyo, yang dibangun tahun 1930 Desa Kalioso daerah Solo
Utara. Semua material bangunan Joglo menggunakan kayu jati dan
dibawa secara utuh dari tempat asalnya, dirangkai dan dimaknai
kembali dalam konteks kekinian sebagai resto dan area penerima.
Elemen estetika yang digunakan bersumber dari khasanah
tradisi dan memiliki nilai historis, seperti Candi Sukuh, metalurgi
Pande Keris. Kayon symbol makrokosmos sebagai background water
screen.Tangkai bajak, jagung, padi, presentasi mitologi Dewi Sri.
Konsep kearifan lokal yang diangkat tidak hanya pada segi
arsitektural, menu masakan serta aktivitas di dalamnya dibuat seakan
Gambar II.16. Dapur terbuka Omah Sinten
Sumber www.pasarsolo.com
Gambar II.17. Elemen estetika Omah Sinten
Sumber www.pasarsolo.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 32
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
menyusuri kembali kehidupan desa. Dengan mengusung konsep
revitalisasi makanan-makanan tempo dulu (baik makanan yang
memiliki sejarah maupun makanan tradisional yang sudah jarang
ditemui) yang diiringi alunan music tradisional. Menu-menu
tradisional seperti Garang Asem Bumbung, Manuk Nom, Ayam
Goreng Sereh, serta minuman seperti Wedang Sereh, Serbat. Sehingga
tercipta suasana seakan kembali ke masa lalu di perkampungan di
Solo.
Perwujudan aritektur Jawa pada Omah Sinten yang tidak hanya
pada bentuk bangunan namun dari berbagai aspek. Sehingga
perwujudan tersebut menguatkan nuansa tradisional yang diciptakan
pada Omah Sinten. Pengapikasian tersebut dapat juga mendukung
penciptaan nuansa Arsitektur Jawa yang akan diterapkan pada Pasar
wisata budaya nantinya, antara lain:
- Pengolahan lansekap dengan menggunakan tanaman yang dulu
biasa tumbuh di pekarangan rumah masyarakat Jawa
- Penataan ruang dengan konsep dapur terbuka seperti pada rumah
Jawa yang disebut pawon serta bangunan pendhapa yang dirangkai
Gambar II.18. Menu tradisional Omah Sinten
Sumber www.pasarsolo.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 33
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
dan dimaknai kembali dalam konteks kekinian sebagai resto dan
area penerima.
- Pemilihan material bangunan dengan menggunakan kayu daur
ulang serta batu bata espos .
2. Kajian Pasar Gabusan Yogyakarta Sebagai Preseden Obyek
Wisata Berbasis Budaya Berupa Pasar
a. Sejarah
Didirikan pada tahun 2004, Pasar Seni Gabusan yang terletak
sekira 10 km ke arah selatan pusat Kota Yogyakarta diharapakan
mampu menjadi pusat jual-beli produk kerajinan dan karya seni
warga Bantul. obyek wisata Pasar Seni Gabusan ini memang dibuat
khusus agar para pengrajin dan produk kerajinan Bantul bisa
menembus pasar internasional, sehingga Pasar Seni Gabusan ini
dibuat sedemikian rupa dengan standar internasional. Berikut site
plan dari pasar seni gabusan
Gambar II.19. Masterplan Pasar seni Gabusan
Sumber www.jogjatrip.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 34
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Dari site plan di atas dapat dilihat bahwa pasar seni gabusan
merupakan kompleks kegiatan seni dari tempat penjual kerajinan,
gedung kesenian, penginapan.
b. Kegiatan
Pasar Seni Gabusan mampu menampung kurang lebih 400
pengrajin yang terbagi dalam 16 los. Setiap los pasar merupakan
pengelompokan produk, seperti los khusus Kerajinan anyaman
berbagai hasil kerajinan anyaman dapat dijumpai di los pertama.
Disana kita dapat melihat aneka produk yang terbuat dari anyaman
bamboo ataupu rotan. Produk kerajinan tersebut antara lain berupa
tas, kotak bingkisan, keranjang,
Selain los anyaman juga terdapat los kerajinan kulit, terakota,
kayu, logam, perak, bamboo dan lukisan.
Berdasarkan master plan Pasar Gabusan di Yogyakarta ,
fasilitas yang ada dikelompokkan sebagai berikut:
- kelompok utama merupakan kelompok bangunan untuk
kegiatan penyewa seperti pengrajin seniman yaitu kegiatan
Gambar II.20. Produk yang dipasarkan
Sumber www.jogjatrip.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 35
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
pemasaran dan promosi terdiri dari kios-kios peragaan
sebagai kios penjualan.
- kelompok bangunan pelengkap merupakan bangunan untuk
kegiatan pengunjung yang meliputi bangunan pengelola,
bangunan pelayanan umum berupa ruang informasi, hall dan
ruang tunggu.
- kelompok bangunan penunjang terdiri dari Gedung Kesenian
Gabusan, panggung terbuka, Restoran serta taman.
c. Tata masa bangunan
Ir. Eka Putra sebagai arsitek Pasar Gabusan mencoba merancang
sebuah pasar seni yang berkelanjutan. Konsepnya diawali dengan
memperjelas konteks dari para pengrajin pasar, khususnya untuk
pengrajin yang belum mapan,yaitu pengrajin yang belum mempunyai
modal besar dan pasar internasional.
Kelompok bangunan penunjang
Kelompok bangunan Utama
Kelompok bangunan pelengakap
Gambar II.21. Kelompok kegiatan Pasar seni Gabusan
Sumber www.jogjatrip.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 36
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Dalam desain pasar Gabusan arsitek mengambil bentuk arsitektur
local Yogyakarta. Dengan luas lahan sekitar 3,6 hektar, karakter desain
berupa sejumlah massa yang berorientasi pada sebuah ruang
ditengahnya yaitu “ ruang beratap langit” yang bagi masyarakat Jawa
bukan sekedar ruang terbuka, melainkan ruang untuk melakukan
aktivitas “guyub” bersama.
Atap bangunan ini menginterprestasikan dari bangunan
local Jawa yang berbentuk lancip dan dipadukan dengan bentukan
Tabang (bangunan untuk membakar gerabah)
d. Lokasi
Lokasi Pasar pasar Gabusan terletak di tempat yang strategis
karena berada pada jalur perlintasan menuju objek wisata Pantai
Parangtritis. Sehingga kemungkinan wisatawan melewati pasar
tersebut sangat banyak, melihat pantai parangtriris merupakan objek
Masa bangunan terpusat
Gambar II.22. Tata masa bangunan Pasar seni Gabusan
Sumber www.jogjatrip.com
Gambar II.23. Bentuk bangunan Pasar seni Gabusan
Sumber www.jogjatrip.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 37
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
wisata yang tidak pernah sepi pengunjung. Namun pada kenyataannya
penjualan pada pasar Gabusan tidak seperti yang direncanakan terlihat
dari sepinya pengunjung. Banyak pakar telah berdiskusi mengenai
penyebab gagal pasar ini. Salah satunya karena letaknya, letak pasar
Gabusan yang dekat dengan sentral pembuatan kerajinan tersebut
membuat wisatawan lebih suka mengunjungi ke tempat pembuatan
kerajinan tersebut salah satunya kerajinan kulit di Bantul. Hal
tersebutlah yang membuat pasar ini sepi pengunjung, selain itu Pasar
Gabusan juga terletak tidak jauh dari pasar kerajinan yang sudah ada
lebih dulu yaitu Pasar Mlanding.
Selain letak secara makro, letak secaramikro Pasar Gabusan
ini juga dirasa kurang menarik karena disisi selatan site pasar ini
bersebelahan dengan lokasi kuburan yang secara estetika kurang
mendukung keberadaan Pasar Gabusan sebagai pasar wisata.
Gambar II.24.Peta Jogja Sumber www.jogjatrip.com
Pasar Gabusan
Pantai Paris
Kampung sentral pembuatan
kerajinan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 38
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Meskipun sudah ada berbagi perbaikan untuk menigkatkan jumlah
kunjungan. Salah satunya perbaikan tersebut dengan dibuatnya
jalan lingkar di depan pasar Gabusan dengan tujuan agar
pengunjung memasuki area pasar tersebutb namun hal tersebut
kurang menunjukkan perubahaan.
Dari studi kasus di Pasar Gabusan banyak kelebihan yang
dapat dipelajari antara lain :
1) Sejarah
Didirikannya Pasar Gabusan untuk meningkatkan kerajinan
warga Yogyakarta ke pasar internasional, sehingga pasar
tesebut didesain dengan standart internasional.
2) Kegiatan
Kelompok kegiatan dikelompokkan sesuai fungsinya, yaitu:
- kelompok utama merupakan kelompok bangunan untuk
kegiatan penyewa seperti pengrajin seniman yaitu kegiatan
Existing kuburan
Jalan Lingkar
Gambar II.25. Master Plan pasar gabusan Sumber www.jogjatrip.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 39
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
pemasaran dan promosi terdiri dari kios-kios peragaan
sebagai kios penjualan.
- kelompok bangunan pelengkap merupakan bangunan untuk
kegiatan pengunjung yang meliputi bangunan pengelola,
bangunan pelayanan umum berupa ruang informasi, hall dan
ruang tunggu.
- kelompok bangunan penunjang terdiri dari Gedung Kesenian
Gabusan, panggung terbuka, Restoran serta taman.
3) Tata masa bangunan
Tata masa bangunan berorientasi pada perilaku masyarakat
Jawa dengan pola tata masa yang yang berorientasi pada
sebuah ruang ditengahnya yaitu “ ruang beratap langit” yang
bagi masyarakat Jawa bukan sekedar ruang terbuka, melainkan
ruang untuk melakukan aktivitas “guyub” bersama.
4) Lokasi
Lokasi Pasar pasar Gabusan terletak di tempat yang strategis
karena berada pada jalur perlintasan menuju objek wisata
Pantai Parangtritis.
Namun disisi lain ada beberapa kelamahan yang kurang
diperhatikan diantaranya sebagai berikut:
1) Berada di dekat dengan pasar kerajinan serupa yaitu Pasar
Mlanding yang sejak dahulu berdiri sehingga mempunyai
histori yang lebih kuat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
II- 40
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
2) Lokasi jauh dari pusat kota
3) Site terpilih dekat dengan makam
4) Penataan bangunan yang monoton seperti kios kerajinan pada
satu block, ruang pentas seni berada di sebrang pasar.
5) Ruang pentas seni hanya digunakan pameran produk
kerajinan, kegiatan tersebut dengan kata lain sama dengan
kegiatan di dalam pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-1
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
BAB III
TINJAUAN KOTA SURAKARTA
A. Tinjauan Fisik Kota Surakarta sebagai Lokasi Dibangunnya Pasar
Wisata Budaya yang Direncanakan.
1. Batas- batas adminstratif
Kota Surakarta terletak di antara 110 45` 15" - 110 45` 35" Bujur
Timur dan 70` 36" - 70` 56" Lintang Selatan dan berbatasan dengan
Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara,
Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan
barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Kota Surakarta dan
kabupaten-kabupaten di sekelilingnya, Karanganyar, Sukowati,
Wonogiri, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, secara kolektif masih sering
disebut sebagai eks-Karesidenan Surakarta dengan mengangkat brand
kawasan Subosukawonosraten, (Surakarta, Boyolali, Sukoharjo,
Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten) atau sekarang populer
dengan sebutan Solo Raya.
Kota Surakarta dibagi menjadi 5 kecamatan yang masing-masing
dipimpin oleh seorang camat dan 51 kelurahan yang masing-masing
dipimpin oleh seorang lurah. Kelima kecamatan di Surakarta adalah:
- Kecamatan Pasar Kliwon (57110): 9 kelurahan
- Kecamatan Jebres (57120): 11 kelurahan
- Kecamatan Banjarsari (57130): 13 kelurahan
- Kecamatan Laweyan (disebut juga Laweyan, 57140): 11 keluarhan
- Kecamatan Serengan (57150): 7 kelurahan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-2
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
-
2. Perekonomian (www.surakarta.go.id)
Dari data pertumbuhan enduduk dapat di perkirakan jumlah
masyarakat yang melakukan kegiatan baik siang maupun malam hari di
kota Surakarta sekitar 800.000 jiwa, dan hal itu akan semakin
berkembang di tahun-tahun mendatang. Selain itu dari jumlah
pendapatan penduduk yang meningkat dari tahun ke tahun dapat dilihat
dari presentase distribusi diman peningkatan rata-rat Produk Domestik
Bruto Surakarta tiap tahunnya mencapai 6,4% lebih tinggi dari angkan
pertumbuhan ekonomi nasional maupun Jawa Tengah. Sector – sector
yang mendominasi dan memiliki presentase paling besar bagi Produk
Domestik Regional Bruto adalah sector perdagangan, industry,
perbankan, bangunan dan konstruksi serta pemerintahan dan hankam.
SOLORAYA
ÕÔßÌÛN
ÉÑÒÑÙ×Î×
SRAGEN
Gambar III.1. Peta Kota Surakarta Sumber :www.surakarta.go.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-3
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Struktur ekonomi kota Surakarta Bertumpu pada sector industry
pengolahan, perdagangan, rumah makan dan hotel. Di Surakarta
terdapat sentra perdagagan tekstil atau pakaian dan batik yang terkenal
di Indonesia.
Selain itu terdapat terdapat banyak pasar modern yang terpusat di
wilayah singosaren dan sepanjang Jl Slamet Riyadi diantaranya SGM,
singosaren Plaza, Solo Square, Beteng trade Centre, dan PGS serta
pasar tradisional Klewer yang menunjukkan kestabilan ekonomi warga
Solo dengan tidak pernah sepinya pusat-pusat perdagangan tersebut.
TAHUN PERTUMBUHAN EKONOMI
2000 4,15%
2001 3,93%
2002 5,12%
2003 6,46%
2004 4,37%
2005 5,15%
2006 5,54%
2007 5,93%
3. Pertumbuhan wisata
Solo sebagai kota budaya yang bergelar `The Spirit Of Java `
menjadi daerah yang diramaikan dengan event budaya baik lokal,
regional, nasional hingga internasional yang diminati oleh para
wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
Table III.1. Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2000-20007 Sumber : www.surakarta.go.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-4
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Kunjungan wisatawan asing pada 2009 menurut data statistik
jumlahnya 13.859 dan wisatawan domestik jumlahnya 1.029.003.
Jumlah itu meningkat dibandingkan dengan laporan untuk tahun 2008.
Wisatawan asing jumlahnya 11.922 dan wisatawan domestik 960.625.
Dari tahun ke tahun tingkat kunjungan wisatawan ke Solo semakin
meningkat. Namun pada tahun ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
(Disbudpar) Solo mencatat jumlah tamu masuk Solo ke anjlok hingga
100.000-an atau 8,46% lebih rendah daripada tamu tahun 2010.
Kunjungan tamu di 2010 tembus 1,019 juta didominasi tamu lokal 1
juta. Sedangkan tahun 2011, jumlah tamu hanya 919.607 orang.
Kendati demikian, masa tinggal atau length of stay (LOS) naik dari
semula 1,5 hari menjadi 2 hari. Berikut table jumlah kunjungan
wisatawan ke Solo.
Tahun Kunjungan Wisatawan Domestik & Mancanegara
2000 118.083
2001 283.858
2002 313.446
2003 357.537
2004 362.814
2005 769.744
2006 915.610
2007 972.547
2008 1.042.862
2009 1.080.350
Table III.2. Kunjungan Wisatawan Domestik & Mancanegara Sumber : www.surakarta.go.id
Table III.2. Kunjungan Wisatawan Domestik & Mancanegara Sumber : www.surakarta.go.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-5
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
2010 1.019.000
2011 919.607
Dari data diatas kunjungan wisatawan ke Solo setiap tahunnya
mengalami perubahan. Hanya saja pada tahun 2011 sedikit mengalami
penurun jumlah kunjungan, namun mengalami kenaikan masa tinggal
atau length of stay (LOS) naik dari semula 1,5 hari menjadi 2.( Kabid
Pemasaran Disbudpar Solo, Budi Sartono, Jumat, 23/3/2012 14:25,
Solopos)
4. Penataan tata ruang kota
Bedasarkan SK Walikota Dati II Surakarta No.050/228/1/1989
tanggal 25 Mei 1989,bahwa wilayah kotamadya Surakarta dibagi dalam
4 wilayah pengembangan yang meliputi wilayah pengembangan Utara,
Barat, Timur, dan Selatan. Kemudian dirinci dalam 10 Sub Wilayah
pengembangan (SWP), sebagai unit perencanaan dalam penyusunan
RUTRK Surakarta 1993-20113.
Keterangan Pembagian Sub Wilayah Pembangunan Kota Surakarta:
1) SWP I : kelurahan pucangsawit
2) SWP II : kelurahan kampung baru
3) SWP III : kelurahan gajahan
4) SWP IV : kelurahan sriwedari
5) SWP V : kelurahan sondakan
6) SWP VI :: kelurahan jajar
7) SWP VII : kelurahan sumber
8) SWP VIII : kelurahan jebres
9) SWP IX : kelurahan kadipiro
10) SWP X : kelurahan mojosongo
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-6
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
SWP I SWP II
SWP III
SWP X
SWP VIII
SWP IV SWP VI
SWP VII
SWP V
SWP IX
Adapun penyediaan ruang kegiatan kota Surakarta yang mengacu
pada pengembangan fungsi-fungsi Kotamadya Surakarta di masa
mendatang yaitu:
1) Penyediaan areal pusat pariwisata
2) Penyediaan areal pusat pengembangan kebudayaan
3) Penyediaan areal olahraga
4) Penyediaan areal relokasi industry
5) Penyediaan areal perluasan dan pembanguan pendidikan
6) Penyediaan areal pusat perdagangan, pertokoan dan
perbelanjaan
7) Penyediaan areal pusat perkantoran / pusat administrasi
8) Penyediaan areal lingkungan perumahan
Gambar III.2. Peta Penggunaan Lahan Kota Surakarta Sumber : RUTRK Surakarta tahun 1993-2013 Pemerintah Kota Daerah Tingkat II Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-7
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
SWP Pariwisat
a
Kebudayaan
Olahraga
Industry
Pendidika
n
Perdagangan
Pst adm / ktr
Perumahan
Lokasi Aktivitas/ Fungsi Kota
I X Pucangsawit
II X X X X
Mangkunegaran, balaikota, Kaw. Komersial
III X X X Kearaton, Kaw. Komersial
IV X X
Sriwedari, Balekambang, Manahan
V X Sondakan, Laweyan
VI X X Jajar
VII X Sumber, Banyuanyar
VIII X X
Taman Jurug, UNS,Kaw. Komersial
IX X X Kadipiro
X X Mojosongo
5. Potensi lokasi dibangunnya Pasar Wisata Budaya
Potensi lokasi terpilih yang tepat untuk pembangunan Pasar Wisata
Budaya pada wilayah Surakarta yaitu pada kawasan pariwisata dan
perdagangan. Sesuai RDTRK Kotamadya Dati II Surakarta Bagian
Selatan Tahun 1996 – 2006 Struktur Ruang Kota Surakarta yang telah
diuraikan di atas. Sehingga untuk menentukan lokasi yang berpotensi
digunakan sebagai system pembandingan dua kawasan sebagai berikut:
- Kawasan pariwisata : Mangkunegaran, balaikota, Keraton, Kaw.
Komersial, Sriwedari, Balekambang, Manahan
Table III.3 Potensi Lokasi Dalam Penyediaan Ruang Untuk Fungsi Kota Sumber : RUTRK Kotamadya Surakarta 1993-2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-8
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Kawasan perdagangan : Mangkunegaran, balaikota, Keraton, Kaw.
Komersial, Taman Jurug, UNS,Kaw. Komersial
Dari perbandingan di atas kawasan yang berpotensi didirikannya pasar
wisata budaya adalah Mangkunegaran, balaikota dan kraton.
B. Tinjauan Non Fisik Kota Surakarta sebagai Dasar Kegiatan Pada
Pasar Wisata Budaya yang Direncanakan
1. Potensi Kota Solo sebagai obyek wisata
Solo mempunyai berbagai obyek wisata yang dirankum dalam 7 atraksi
utama oleh (January 2008 ,Deutsche Gesellschaft für, Technische
Zusammenarbeit,GTZ)
• 7 atraksi utama budaya (Candi Prambanan, Ratu Boko dan beberapa
candi di dataran tinggi Siva, Candi Sukuh, dan Candi Cetho, Keraton
Kasunanan, Keraton Mangkunegaran, Makam Pandanaran, Museum
Manusia Purba & Fosil di Sangiran – Situs Peninggalan Sejarah
tingkat dunia)
• 7 atraksi utama situs alam ( Gunung Merapi yang maih aktif, Gunung
Merbabu, Selo Pass di Boyolali, Gunung Lawu di Karanganyar,
Grojogan Sewu/ air terjun di
Karanganyar, Air Terjun Jumok di Karanganyar, Waduk Gajah
Mungkur di Wonogiri,Gua-gua karang di Wonogiri; Gua Gong dekat
Pacitan)
• 19 obyek wisata popular dengan minat khusus (Kampung Batik
Kauman dan Kampung Batik Laweyan, Pasar Klewer, Pasar Antik
Triwindu, THR Sriwedari (performance khusus), Kebun Binatang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-9
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Satwataru Jurug, Desa Tua Baluwarti, Makam Ki Gede Solo, Makam
Pangeran Samodro, Desa Wirun (tempat pembuatan gamelan Jawa,
pembuatan genting dan tekstil secara tradisional, dll.), Perkebunan
The Kemuning (di Gunung Lawu), Pabrik gula & musem gula di
Klaten dan Karanganyar (dengan kereta api tua), perkebunan karet di
Kedawung (Sragen), Tawangmangu Resort Area, sentra kerajinan
kuningan (Boyolali), Taman rekreasi air Umbul Tlatar (Boyolali),
Umbul Pengging (Boyolali), Kampung kerajinan keramik/gerabah di
Melikan (Klaten), Rowo Jombor (Klaten), Sumber Air Ingas (Klaten),
Taman Rekreasi Sendang Asri (Wonogiri).
2. Potensi Kota Solo sebagai kota Budaya
Banyaknya hasil budaya leluhur yang bertahan dan dilestarikan
hingga sekarang membuat kota Solo semakin dikenal sebagai kota
budaya. Hasil budaya tersebut antara lain makanan khas Solo, hasil
kerajinan , pentas seni, arsitektur serta peninggalan sejarah.
a. Potensi kuliner khas Solo (wisata kuliner)
Solo mempunyai banyak tempat wisata kuliner yang menyajikan
makanan khas Solo seperti nasi liwet, srabi, timlo, dll. Solo sendiri
semakin banyak tempat kuliner yang menyajikan makanan-makanan
khas solo salah satunya rumah makan Omah Sinten, rumah makan
tersebut menyajikan menu makanan khas Solo serta makanan khas
raja kraton Solo. Selain rumah makan di Solo juga terdapat kampong
wisata kuliner yang mengusung makanan khas Solo sebagai lambing
kampung wisata tersebut
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-10
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Nasi liwet
Nasi liwet adalah makanan khas yang terdiri dari nasi gurih dengan
sayuran Jipang, daging ayam, telur, santan kental (kumut), opor,
dan berbagai bahan lainnya yang disajikan dengan alas daun pisang
dengan sedikit ditekuk dan disematkan lidi supaya berbentuk
kerucut(istilahnya disebut pincukan). Nasi Liwet yang terkenal di
Solo adalah Nasi Liwet Wongso Lemu yang tempatnya di
Keprabon, Jalan Teuku Umar, (dekat dengan Kraton
Mangkunegaran).
- Srabi
Srabi memiliki tekstur kenyal namun tetap lembut dan rasanya
sangat legit. Letaknya srabi ini di sepanjang Jalan Moh. Yamin
Notosuman. Toko srabi notosuman yang terkenal adalah Srabi
Notosuman Ny Lidia (kotak bungkusnya warna hijau) dan Srabi
Notosuman Ny Handayani (kotak bungkusnya warna
coklat/merah).
- Timlo
Gambar III.3. Nasi liwet Sumber : www.pasarsolo.com
Gambar III.4. Srabi Sumber : www.pasarsolo.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-11
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Timlo adalah makanan khas Solo yang isinya potongan-potongan
daging ayam, jerohan ayam seperti ati ampela, potongan-potongan
sosis solo, telur ayam pindang, dengan kuah mirip dengan sop dan
di atasnya ditaburi bawang. Timlo yang terkenal di Solo adalah
Timlo Sastro yang tempatnya di belakang Pasar Gedhe Solo
- Gudeg Ceker
Gudeg ceker adalah makanan khas yang terdiri dari nangka muda,
krecek (kulit sapi), telur, daging ayam dan cakar ayam (ceker).
Gudeg ceker yang terkenal di Solo adalah Gudeg Ceker Bu Kasno
yang tempatnya di pinggir jalan (trotoar) di daerah Margoyudan.
- Bebek goreng
Bebek goreng yang terkenal di Solo dan sekitarnya adalah bebek
Goreng H Slamet di Kartosuro
- Makanan khas raja kraton Solo. Menu-menu tradisional seperti
Garang Asem Bumbung, Manuk Nom, Ayam Goreng Sereh, serta
minuman seperti Wedang Sereh, Serbat.
b. Potensi pentas seni di Solo ( wisata budaya)
Gambar III.5. Timlo Sumber : www.pasarsolo.com
Gambar III.6. Gudeg ceker Sumber : www.pasarsolo.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-12
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
1) Ketoprak Balekambang sudah ada sejak tahun 1950. Tapi
gedungnya baru dibangun di tahun 1977. Dulu pertunjukan ini
dinamakan "Tobong" atau panggung darurat karena tempatnya
selalu berpindah-pindah tempat. Pada tahun 1989 diputuskan
untuk mengadakan pertunjukan tetap di sebuah gedung yang tak
terpakai. Hingga kini jumlah anggota Komunitas Ketoprak
Tobong kurang tebih 70 orang. Kelompok ketoprak humor
Srimulat juga lahir di sini, termasuk pelawak-pelawak terkenal
seperti Gepeng, Timbul, Basuki, dan masih banyak lagi.
2) Grup tari Soeryo Sumirat
Berdirinya grup tari Soeryo Sumirat berawal dari pemikiran
Gusti Pangeran Harya Herwasta Kusumo, adik kandung Sri Paduka
Mangkoenegoro IX. Beliau bersama rekan-rekan yang tertarik akan
seni tari membentuk sebuah grup tari.Di dalam grup tari Soeryo
Sumirat ado 2 bagian, yaitu tari Klasik Jawa Solo dan Tari
Moderen/Kreasi. Sanggar tari ini berada di dalam Istana
Mangkunegaran Solo, satu-satunya sanggar tari dalam ruang
lingkup kerajaan. Di Istana Mangkunegaran dapat melihat latihan
Gambar III.7. Ketoprak Balekambang Sumber : www.pasarsolo.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-13
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
tari grup Tari Soeryo Sumirat mulai dari tari moderen hingga tari
klasik wayang bocah.
3) Wayang Bocah
Tidak seperti pemain wayang biasanya yang sudah dewasa,
wayang ini dimainkan oleh anak-anak atau dalam bahasa Jawa
disebut bocah. Pementasan serta tempat latihan berada di Sanggar
Tari Wayang Bocah Soeryo Sumirat di Pura Mangkunegaran atau
Meta Budaya di Kampung Baluwarti.
4) Wayang kulit
Tokoh-tokoh wayang kulit berasal dari kisah klasik
Ramayana dan Mahabharata yang mencerminkan kehidupan
manusia. Kemampuan dalang yang paling berperan, terutama
ketika memainkan penokohan wayang di balik tabir yang
memunculkan bayang-bayang wayang, kemudian diiringi dengan
musik gamelan Jawa. Balutan suara sinden semakin
menyempurnakan pertunjukan. Pengaturan seperti ini
menghasilkan sebuah pertunjukan mahakarya seni.
Gambar III.8. Penari Soeryo Sumirat S Sumber : www.pasarsolo.com
Gambar III.9. Wayang Orang Sumber : www.pasarsolo.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-14
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
5) Wayang orang
Wayang orang muncul di abad XVIII diilhami drama yang
telah berkembang di Eropa, diciptakan oleh KGPAA
Mangkunegoro I di Solo.Pada saat Paku Buwono X membangun
Taman Sriwedari sebagai taman hiburan untuk umum dan
meresmikannya di tahun 1899, diadakan pertunjukan wayang
orang yang kemudian tetap hidup hingga saat ini. Wayang Orang
Sriwedari telah berjasa besar dalam ikut metestarikan kebudayaan
bangsa, yaitu seni wayang orang, seni tari, seni busana, seni
suara, serta seni karawitan
c. Potensi kerajinan di Solo
Potensi industri yang ditemukan di Solo mayoritas berupa
industri kecil, kecuali industri batik. Program pemerintah yang
mengangkat brand kawasan Subosukawonosraten, (Surakarta,
Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten),
atau sekarang populer dengan sebutan Solo Raya memungkinkan
untuk dipasarkannya kerajinan-kerajinan dari berbagai daerah
Gambar III.10. Wayang Kulit Sumber : www.pasarsolo.com
Gambar III.11. Wayang Orang Sumber : www.pasarsolo.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-15
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
tersebut untuk dipasarkan di Kota Solo. Identitas wilayah
diharapkan akan membangun image Kota Solo sebagai pusat
kebudayaan Jawa, dan juga sebagai langkah untuk menarik
wisatawan sekaligus investor baik dari dalam maupun luar negeri.
Berikut potensi kerajinan di Kota Solo Raya:
1) Batik
Industri batik menjadi salah satu industri khas Solo. Sentra
pembuatan kerajinan batik dan perdagangan batik antara lain di
Kampung Batik Laweyan dan Kauman. Pasar Klewer serta
beberapa pasar batik tradisional lain menjadi salah satu pusat
perdagangan batik di Indonesia. Sedangkan PGS merupakan salah
satu pusat perdagangan batik Perdagangan di Solo berada di
bawah naungan Dinas Industri dan Perdagangan.
Banyaknya pengusaha dan pegrajin batik menjadi bukti
banyaknya peminat berbagai olahan batik sehingga industru batik
masih berpotensi untuk dikembangkan.
Bahan baku pembuatan batik adalah sebagai berikut:
- Kain mori
- Gawangan (tempat untuk meletakkan kain saat proses
membatik)
- Lilin (malam yang dicairkan)
Gambar III.12. Kerajian batik Sumber : www.pasarsolo.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-16
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Panci
- Kompor kecil
- Larutan pewarna
Sedangakan proses pembuatan batik adalah sebagai berikut:
o Ngemplong, mencuci kain mori untuk menghilangkan
kanji. Yang kemudian dialnjutkan dengan pengeloyoran
yaitu, memasukkan kain mori ke minyak jarak atau minyak
kacang yang sudah ada di dalam abu merang/londo.
kemudian kain diberi kanji dan setelah itu di jemur.
Selanjutnya dilakukan pengemplongan, yaitu kain mori di
palu untuk menghaluskan lapisan kain agar mudah dibatik.
o Nyorek atau Mola adalah, proses membuat pola di atas kain
mori menggunakan pensil atau canting.
o Mbathik merupakan tehapan menorehkan malam (lilin)
menggunakan canting batik ke kain mori yang dimulai
o Nembok adalah proses dimana menutupi bagian-bagian
yang tidak boleh kena warna dasar tentunya dengan
menggunakan malam (lilin). Bagian kain yang tidak boleh
kena warna dasar dalam hal ini adalah warna biru tua,
ditutup dengan lapisan malam (lilin) yang tebal seolah-olah
merupakan tembok penahan. Setelah proses menembok
selesai maka, dilanjutkan dengan tahap berikutnya yaitu,
Pencelupan pertama warna dasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-17
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
o Medel adalah proses pencelupan kain yang sudah di batik
ke cairan warna secara berulang-ulang sehingga,
mendapatkan hasil seperti warna yang diinginkan.
o Ngerok dan Mbirah pada proses ini dilakukan peglupasan
malam dengan menggunakan lempengan logam yang
kemudian, dibilas dengan air bersih, dan setelah itu diangin-
anginkan.
o Mbironi yaitu, menutupi warna biru dan isen-isen pola yang
berupa cecek atau titik dengan menggunakan malam.Selain
itu ada juga proses ngrining, yaitu proses mengisi bagian
yang belum diwarnai dengan motif tertentu. Biasanya,
ngrining dilakukan setelah proses pewarnaan dilakukan.
o Menyoga Berasal dari kata soga, yaitu sejenis kayu yang
dipergunakan untuk mendapatkan warna coklat. Adapun
caranya, dengan mencelupkan kain ke dalam campuran
warna coklat tersebut.Setelah, pencelupan dalam soga
kemudian proses dilanjutkan dengan pemberian warnanya
dan membuang lilin-lilin seluruhnya (nglorod)
o Nglorod Merupakan tahapan akhir dalam proses pembuatan
sehelai kain Batik tulis ataupun Batik Cap yang
menggunakan perintang warna (malam). Dalam tahap ini
yaitu, melepaskan seluruh malam (lilin) dengan cara
memasukkan kain yang sudah cukup tua warnanya ke
dalam air mendidih yang kemudian, dibilas dengan air
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-18
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
bersih dan setelah itu di angin-anginkan.Maka, tidak dapat
disangsikan lagi kenapa sehelai kain batik tulis dapat
mencapai harga yang tinggi. Karena, kalau kita melihat
mulai dari proses awal, hingga proses akhir kadang-kadang
melibatkan beberapa orang dalam penyelesaian suatu
tahapan proses yang juga memakan waktu agak lama.
Dari proses di atas tersebut, ruang untuk pembuatan batik ada 3
yaitu:
- Ruang mencuci bahan dan pewaarnaan
- Ruang membatik
Proses membatik sendiri ada 3 macam yaitu dengan cara dicap,
dicanthing dan printing (dicetak).
- Ruang jemur, merupakan tempat untuk menjemur kain batik
selama proses pembuatan
Gambar III.14. Proses cap kain batik Sumber http://rusabawean.com/wp-content/uploads/2012/03/Laweyan
Gambar III.13. Tempat mencuci batik Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-19
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Proses yang direncankan di worksop adalah proese membatik
dengan canthing
2) Lukis
Solo mempunyai seniman lukisan yang terkenal bernama
Dullah. Dulu dirumah beliau terdapat museum lukisan yang berisi
karya beliau terletak di Jalan Ciptomangunkusumo 11 Solo.
Museum seluas 1.200 m2 ini, menyimpan tak kurang 500 buah
lukisan. Lukisan-lukisan itu, bukan hanya karya Dullah sendiri,
tapi juga karya pelukis-pelukis ternama lain, seperti Affandi,
Abdullah Basuki, Raden Saleh, Abdullah dsb. Pelukis yang
pernah mengenyam pendidikan di Taman Siswo dan Twede
Inslansche School ini, juga punya sanggar lukis 'Pejeg' di Bali. (
Republika Online Jum'at, 22 Maret 1996).
Solo sendiri juga terdapat beberapa sanggar seni lukis :
Sanggar Lukis Warung Seni Pujasari Sriwedari Solo
Sanggar Lukis Bobbo,Tugu Lilin
Sanggar lukis Ilir-ilir
Gambar III. 15.Penjemuran kain batik Sumber: dokumen pribadi
Gambar III. 16.Penjemuran kain batik Sumber: dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-20
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Dalam bidang usaha kerajinan lukis di Solo sudah berkembang
dalam media pengaplikasiannya. Melukis tidak hanya di atas
kanvas namun di berbagai obyek lain yang dapat dipasarkan.
Berikut beberapa usaha kerijnan lukis di Solo:
Jilbab ,
Kaos lukis di daerah Sampangan, Pasar Kliwon, Solo.
Mukena lukis
Kaca lukis solo
Sepatu lukis
3) Kerajinan kulit
Solo juga mempunyai pengrajin wayang kulit, salah
satunya Art Lheater Craft milik Pak Suryo. Pengrajin ini
mempunya gallery di daerah Purwosari 03/07 Laweyan,
sedangkan workshopnya terletak Purbayan 03/10 Sukoharjo Solo.
Sedangkan pusat kerajinan di desa Madegondo dan desa Telukan,
kecamatan Grogol serta didesa Sonorejo kecamatan Sukoharjo.
Terdapat 35 unit usaha kerajinan tatah sungging di Kabupaten
Sukoharjo yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 120
orang. Jumlah produksi yang dihasilkan adalah 21.466 buah per
tahun.
Gambar III.17. Wayang Kulit Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-21
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Bahan utama Kerajinan wayang kulit dari kulit kerbau
pilihan dan gapit (tangkai) dari tanduk kerbau. Namun. Jika kulit
kerbau tidak ada dapat diganti dengan kulit sapi.
(http://www.wayangpedia.com/bahan-baku-pembuat-wayang-
kulit.html)
Proses pembuatan bahan baku tidak rumit, kulit kerbau
atau sapi dijemur dengan dibentangkan hingga kulit terentang
kuat merata dengan menarik semua sisi. Proses ini bertujuan
untuk mengurangi kadar air pada kulit.
Setelah kulit kering kemudian kulit dikerok menggunakan
alat yang disebut pethel. Alat tersebut sangat tajam, proses
pengerokan sendiri harus tegak lurus dengan bidang. Proses ini
bertujuan untuk membersihkan kulit serta mendapatkan ketebalan
yang diinginkan.
Gambar III.19. Proses pengerokan
Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
Gambar III.18.Proses penjemuran Sumber http://images.solopos.com/2012/09/Foto1612-370x222.jpg
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-22
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Setelah bahan baku siap digunakan, kerajinan wayang
kulit diproses secara hand made dengan tatah atau pahat
kemudian disungging atau dilukis, proses tersebut dikenal dengan
istilah Tatah- sungging.
Hasil kerajinan kulit yang paling diminati adalah souvenir
seperti gantungan kunci, pembatas buku karena harganya yang
relative terjangkau.
Selain di Laweyan dan Sukoharjo, Gandekan pernah
dikenal sebagai sentra perajin sandal kulit. Namun kerajinan
sandal kulit itu kolaps pada tahun 2007 karena membanjirnya
sandal murah asal China dan mereka gagal bersaing. Melihat
potensi ini Komunitas Kampung Solo berinisiatif untuk
membangkitkan kembali kampung kerajinan kulit yang sudah ada
ini dan mengembangkan usaha mereka untuk menghasilkan
produk yang variatif. Kegiatan ini juga di dukung penuh oleh
Pemkot Solo mengenai pengembangan usaha berbasisi kerajinan.
(http://www.solopos.com/2012/lifestyle/cagar-budaya-gerakan-
dari-kampung-164294)
Proses yang direncankan di workshop adalah proses tatah
sungging
Gambar III.20. Souvenir dari bahan kulit Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-23
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
4) Kerajinan logam
Kerajinan logam di Kota solo memang jarang dijumpai.
Kerajinan ini banyak dijumpai di desa Cepogo dan Tumang
(boyolali), desa tersebut terkenal sebagai desa pengrajin
kuningan.
Proses yang direncankan di workshop adalah proses memahat
logam.
5) Kerajinan rotan
Sentra Industri Rotan terletak di desa Trangsan dan desa
Mayang, Kecamatan Gatak. Industri ini sebagian besar dikerjakan
masih dalam skala Home Industry, namun mampu menembus
pasar internasional karena hasil produksinya sudah diekspor ke
berbagai negara diantaranya Inggris, Jerman, Belgia, Taiwan,
Gambar III.21. Proses Tatah Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
Gambar III.22. Produk Kerajinan logam Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
Gambar III.23. Proses memahat logam Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-24
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Belanda, Denmark dan Swiss dengan volume ekspor 910.230 kg
dan omset penjualan mencapai US$ 4.794.958,89.
Proses yangdirencankan di worksop adalah proes menganyam
rotan
6) Kerajian gerabah
Sentra kerajinan gerabah berada di Kasongan , Klaten. Pada
dasarnya, proses pembuatan gerabah terbagi dalam dua bagian
besar, yakni dengan cara cetak untuk pembuatan dalam jumlah
banyak (massal) atau langsung dengan tangan. Proses pembuatan
dengan menggunakan tangan pada keramik yang berbentuk
silinder (jambangan, pot, guci), dilakukan dengan menambahkan
sedikit demi sedikit tanah liat di atas tempat yang bisa diputar.
Salah satu tangan pengrajin akan berada di sisi dalam sementara
yang lainnya berada di luar. Dengan memutar alas tersebut,
otomatis tanah yang ada di atas akan membentuk silinder dengan
besaran diameter dan ketebalan yang diatur melalui proses
penekanan dan penarikan tanah yang ada pada kedua telapak
tangan pengrajin. Pembuatan gerabah atau keramik, mulai dari
proses penggilingan, pembentukan bahan dengan menggunakan
perabot, hingga penjemuran produk biasanya memakan waktu 2-4
Gambar III.24. Proses menganyam rotan Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-25
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
hari. Produk yang telah dijemur itu kemudian dibakar, sebelum
akhirnya proses finishing dilakukan dengan menggunakan cat
tembok atau cat genteng.
Proses yang direncanakan di workshop adalah proese pembuatan
gerabah
7) Kerajinan grafir
Kerajinan ini terdapat di desa Pabelan kecamatan Kartasura
dan di desa Manang kecamatan Grogol. Jumlah unit usaha ada 15
dan menyerap tenaga kerja 157 orang dengan kapasitas produksi
13.100 buah. Kerajinan ini juga sudah dieskpor ke manca negara
dengan volume 13.191 kg (US$ 339.311).
8) Kerajinan bambu
Lugut Wiku Art adalah sentra perajin bambu di kadipiro
banjarsari Solo yang menyediakan berbagai macam kerajinan
dengan bahan dasar bambu, antara lain: mebel bambu, meja kursi
bambu, almari bambu, rak bambu, penyekat ruang dari bambu,
Gambar III.25. Proses pembentukan gerabah Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
Gambar III.26. Proses menggrafir kaca http://www.promojateng-pemprovjateng.com/publik/1a.jpg
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-26
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
rumah bunga, ukir bambu, dan anyaman
bambu.http://www.pasarsolo.com/mebel-bambu
Teknik pengolahan bambu sebelum digunakan sebagai benda
kerajinan hampir sama dengan tahun-tahun sebelumnya misalnya
dikeringkan, direndam dan disemprot dengan cairan pestisida.
Proses ini termasuk pengolahan awal untuk menghindari bambu
dari serangan sehingga produk yang dihasilkan lebih awet.. Teknik
pembuatan kerajinan bambu ini dapat dikelompokkan menjadi 3
yaitu dianyam, non anyaman (dipotong, dibelah, dan dilobangi
dsb), dan gabungan dianyam dan no anyaman.
Proses yang direncanakan di workshop adalah proese penganyaman
Dari potensi yang ada di Solo dan sekitarnya
(Subowonosraten) produk budaya yang akan di tampung dalam
bentuk kegiatan maka jenis produk kerajinan yang akan ditampung
di Pasar Wisata Budaya adalah sebagai berikut:
Gambar III.27. produk kerajinan bamboo Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
Gambar III.28. penganyaman bamboo Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-27
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Produk budaya Workshop Retail Pameran
Kuliner x
Pentas seni
Ketoprak balekambang x
Group tari Soeryo Sumirat x
Wayang bocah x
Wayang orang x
Wayang kulit x
Kerajinan
Batik x x
Seni Lukis x x
Kerajinan kulit x x
Kerajinan logam x x
Kerajinan rotan x x
Kerajinan gerabah x x
Kerajinan grafir x x
Kerajinan bambu x x
Keterangan : x berarti ditampung
Table III.3. Produk budaya yang ditampung Sumber : www.surakarta.go.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-28
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
3. Pasar- pasar di Solo
Solo merupakan kota kecil yang mempunyai banyak pasar tradisional di
setiap kecamatan. Pasar- pasar tersebut kebanyakan menjual kebutuhan pokok
sehari-hari yang memasok kebutuhan warga Solo, pasar-pasar tersebut antara
lain:
- Pasar Sidodadi
Pasar Sidodadi berlokasi di Jalan Slamet Riyadi, Kalurahan Karangasem,
Kecamatan Laweyan Kota Surakarta.Pasar tersebut tidak mempunyai
spesifikasi khusus, tetapi mampu menyediakan berbagai kebutuhan pokok
masyarakat. Setelah adanya perubahan luas lahan, hasil dari pembebasan
tanah makan Kleco, pada tahun 2007 Pasar Sidodadi dibangun kembali oleh
pemerintah Kota Surakarta.
- Pasar kadipolo
Pasar Kadipolo berlokasi di jalan Dr. Rajiman, Kalurahan Panularan,
Kecamatan Laweyan Kota Surakarta yang berada diatas lahan seluas lebih
kurang 1.500 m2.Pasar Kadipolo dibangun pada tahun 1980 spesifikasi jenis
dagangan berupa peralatan rumah tangga yang terbuat dari logam, seperti
ember, dandang, kompor minyak tanah dan lain-lain.
Gambar III.29. Pasar Sidodadi Sumber http://pasarsolo.com
Gambar III.30. Pasar Kadipolo Sumber http://pasarsolo.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-29
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Pada tahun 1989 para pedagang dipindahkan ke Pasar Kabangan karena
Pasar Kadipolo tersebut akan digunakan untuk menampung pedagang dari
Pasar Singosaren yang hendak dipindah karena Pasar Singosaren akan
dijadikan pasar semi modern.Pasar Kadipolo tidak lagi sebagai pasar yang
menjual dagangan alat-alat kebutuhan rumah tangga dari logam tetapi
menjadi pasar yang menjual aneka jenis kebutuhan sehari-hari.
- Pasar legi
Pasar Legi didirikan pada masa pemerintahan Mangkunegoro I (Pangeran
Samber Nyawa). Terletak dijalan Sutan Syahrir, Kelurahan Stabelan,
Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.
Pasar ini mempunyai luas sekitar 16.640 m2. Pasar Legi merupakan pasar
induk hasil bumi terbesar di Surakarta, yang mendapatkan pasokan dagangan
dari berbagai daerah baik dari wilayah sekitar surakarta maupun dari luar
daerah seperti Brebes, Temanggung, Tasikmalaya, Sidoarjo, Malang dan lain
sebagainya. Kegiatan pasar ini dimulai dari dini hari sampai malam hari.
- Pasar Klithikan
Pasar Notoharjo dibangun pada tahun 2006 oleh Pemerintah Kota Surakarta.
Pasar ini terletak di Kalurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota
Surakarta, diatas lahan seluas 1.800m2. Pasar Klithikan Notoharjo dibangun
menampung pedagang kaki lima diarea Taman Monumen 45 Banjarsari yang
berjumlah 909 pedagang.
Gambar III.31. Pasar Legi Sumber http://pasarsolo.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-30
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Pasar Notoharjo lebih dikenal dengan nama Pasar Klithikan karena pasar
tersebut sebagai wadah bagi pedagang kakilima yang menjual berbagai
barang bekas, seperti elektronik, pakaian, ponsel, sparepart kendaraan dan
barang-barang lainnya. Pasar ini cukup unik karena disini pengunjung bisa
menemukan barang-barang bekas yang dengan kreativitas para pedagang
maka barang-barang tersebut dimanfaatkan kembali.
- Pasar Kembang
Pasar Kembang berlokasi di jalan Dr. Rajiman, Kalurahan Sriwedari,
Kecamatan Laweyan Kota Surakarta. pasar ini berdiri diatas lahan seluas
lebih kurang 1.409m2. Sesuai dengan namanya, pasar tersebut diperuntukan
bagi pedagang yang memiliki jenis dagangan bunga (kembang). Terutama
bunga tabur beserta perangkat (ubo rampe) untuk orang yang meninggal
dunia.Semula lokasi pasar ini adalah taman.
- Pasar mojosongo
Gambar III.32. Pasar Klithikan Sumber http://pasarsolo.com
Gambar III.33. Pasar Kembang Sumber http://pasarsolo.com
Gambar III.34. Pasar Mojosongo Sumber http://pasarsolo.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-31
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Pasar Mojosongo terletak di jalan Brigjen Katamso, Kalurahan Mojosongo,
Kecamatan Jebres Kota Surakarta, diatas lahan seluas lebih kurang 1.120m2.
Pasar ini dibangun pada tahun 1976. Setelah mengalami beberapa kali
perbaikan, pada tahun 2007 pasar tersebut direnovasi kembali oleh
pemerintah Kota Surakarta.Pasar Mojosongo menyediakan kebutuhan sehari-
hari masyarakat.
- Pasar Harjodaksino
Pasar tersebut sebelumnya adalah pindahan dari Pasar Gemblegan yang
berada di bekas terminal bus Gemblegan yang merupakan pelabuhan dari
Pasar Dawung dan Pasar Gading. Pada tahun 2006 Pasar Harjodaksino
melakukan pembangunan kios baru bagian depan. Disamping menyediakan
kebutuhan sehari-hari, Pasar Harjodaksino juga menyediakan berbagai barang
kebutuhan upacara (ubo rampe) perkawinan atau Temanten.
Selain pasar- pasar di atas Solo juga mempunyai pasar yang menjadi objek
wisata bagi wisatawan domestik dan mancanegara , yaitu:
- Pasar Klewer
Merupakan salah satu pasar tradisional sebagai pusat perdagangan batik di
Indonesia. Pasar Klewer terkenal dengan aneka olahan batik dengan berbagai
jenis bahan dari yang murah hingga termahal.
Gambar III.34. Pasar Harjodaksino Sumber http://pasarsolo.com
Gambar III.35. Pasar Klewer Sumber http://pasarsolo.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-32
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Pasar Triwindu
Merupakan tempat jual beli barang antic, pada tahun 2009 toko-toko
elektronik yang kurang tertata serta pasar antik triwindu telah di renovasi
menjadi suatu tempat yang sangat indah dan menarik untuk
dikunjungi.Dengan ditatanya toko-toko dan direhabnya pasar antik Triwindu
dengan bangunan etnik yang sekarang berubah nama menjadi pasar antik
Windujenar.
- Pasar Gedhe
Pasar Gedhe Hardjonegoro yang terletak di jalan Urip Sumoharjo, Kelurahan
Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Surakarta ini dibangun oleh Sinuhun Pakoe
Boewono x pada tahun 1930. Pasar ini didisain oleh arsitek Belanda bernama
Thomas Karsten. Arsitektur Pasar Gedhe merupakan perpaduan antara gaya
Eropa dengan gaya tradisional. Karena terjadi kebakaran pada tahun 2000,
Pasar Gedhe mengalami renovasi namun tanpa mengubah bentuk aslinya.
Pada masa awal berdirinya, di pasar ini sudah diberlakukan sistem jual beli
dan sewa terhadap toko dan tempat untuk berjualan. Sebuah sistem yang
masih belum umum pada masa itu. Satu hal lagi adalah bahwa Pasar Gedhe
Harjonegoro menjadi pasar bertingkat pertama di Indonesia.
Gambar III.36. Pasar Triwindu Sumber http://pasarsolo.com
Gambar III.37. Pasar Gedhe Sumber http://pasarsolo.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
III-33
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIANTUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Pasar Ngarsopura
Ngarsopuro merupakan suatu kawasan di depan Pura Mangkunegaran, Di
sebelah kiri kanan JL Diponegoro di kawasan ngarsopuro tersebut dipasang
paving ,tempat duduk dan berbagai patung serta lukisan menghiasi area
tersebut.Pada setiap malam minggu area tersebut menjadi night market yang
menjual berbagai barang souvenir khas serta pertunjukan pentas seni oleh
warga Solo.
- Pasar Cendramata alun-alun
Merupakan kompleks kios-kios yang ada disekitar alun-alun utara yang
menjual berbagai souvenir seperti kacamata, helm, cincin akik, serta
kerajinan tangan khas Solo.
Dari sekian banyak pasar yang ada di Solo, Pasar Wisata Budaya yang
direncanakan mempunyai kesamaan kegiatan pada pasar Ngarsopura dimana
produk yang dijual merupakan kerajinan tangan, kuliner serta pentas seni. Namun
pada Pasar Wisata Budaya nantinya pengunjung juga dapat melihat proses
pembuatan produk yang dijual. Selain itu pengunjung juga dapat melihat serta
belajar berbagai pentas seni yang digelar. Semua kegiatan tersebut akan diwadahi
dalam bentuk bangunan yang mengusung konsep Arsitektur Jawa.
Gambar III.38. Pasar Ngarsopura Sumber http://pasarsolo.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-1 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
BAB IV
PASAR WISATA BUDAYA BUDAYA DI SOLO DENGAN
PENDEKATAN ARSITEKTUR JAWA
A. Pasar Wisata Budaya yang Direnacanakn
Pasar wisata budaya yang direncanakan adalah tempat dimana
pembeli dan penjual untuk menukar jenis barang, jasa dan informasi
melalui kegiatan jual-beli serta belajar berbagai produk budaya yang
disajikan seperi melihat proses pembuatan kerajinan, belajar pentas seni,
belajar memasak serta sejarah perkembangan mengenai beberapa produk
budaya dengan nuansa aristektur jawa yang tercipta dalam kawasan pasar
wisata tersebut untuk bersenang-senang dan mencari pengalaman ruang
yang baru. Sehingga pengunjung tidak hanya membeli tapi juga dapat
belajar mengenai produk budaya yang disajikan.
B. Fungsi dan Tujuan Keberadaan Pasar Wisata Budaya
1. Fungsi
Fungsi utama dari Pasar Wisata Budaya adalah sebagai obyek
wisata produk budaya khas Solo yaitu kuliner, kerajinan dan pentas
seni yang dimiliki kota Solo dalam satu wadah untuk meningkatkan
potensi wisata yang ada di seluruh kota Solo yang dikemas dalam
sebuah “pasar”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-2 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Selain fungsi tersebut Pasar Wisata Budaya nantinya berperan
sebagai pusat pengembangan produk local. Pembentukan sentra akan
membuat kegiatan operasionalnya menjadi lebih terkoordinasikan,
selain mungkin untuk membangun pola pelayanan kebutuhan yang
lebih ekonomis sifatnya, seperti dapat membeli 10 bahan baku
tambahan, dapat mengeksploitasi sumberdaya lokal secara lebih
efisien; dapat pula membangun kebersamaan dalam menghadapi pasar,
baik untuk memenuhi kebutuhan pasar (ada skala ekonomi usaha)
maupun untuk memenuhi kebutuhan mereka bersama (ada skala
ekonomisnya juga). (Pengembangan Produk UMKM, oleh : Soebroto
Hadisoegondo)
2. Tujuan
Tujuan dibangunnya Pasar Wisata Budaya dan sebagai obyek
wisata baru bagi masyarakat pada umumnya serta secara khusus untuk
wisatawan yang mempunyai waktu tebatas berkunjung di Solo dapat
menikmati kuliner, kerajinan, serta budaya yang dimiliki kota Solo
dalam satu waktu dan satu tempat.
C. Visi dan Misi Pasar Wisata Budaya
1. Visi
Mewujudkan salah satu visi pemkot Kota Sala sebagai Kota Budaya
yang bertumpu pada potensi Perdagangan dan Pariwisata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-3 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
2. Misi
Pasar Wisata Budaya yang direncanakan dapat berperan serta dalam
per tumbuhan Kota Solo sesuai dengan misi pemkot yaitu:
(www.surakarta.go.id)
- Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen
masyarakat dalam semua bidang pembangunan , serta perekatan
kehidupan bermasyarakat dengan komitmen cinta kota yang
berlandaskan pada nilai-nilai “Sala Kota Budaya”.
- Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan dalam pengusahaan dan pendaya gunaan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, guna mewujudkan inovasi dan
integrasi masyarakat madani yang berlandaskan ke-Tuhanan Yang
Maha Esa.
- Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi Daerah, sebagai
pemacu tumbuhan dan berkembangnya ekonomi rakyat yang
berdaya saing tinggi, serta mendaya gunakan potensi pariwisata
dan teknologi terapan yang akrab lingkungan.
- Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan Hak Asasi
Manusia dan demokratisasi bagi seluruh elemen masyarakat,
utamanya para penyelenggara pemerintahan
- Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah melalui
kegiatan pemasaran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-4 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
D. Status Kelembagaan Pasar WIsata Budaya
1. Kedudukan
Pasar Wisata Budaya berkedudukan di Surakarta yang
sekaligus menjadi pusat pertumbuhan kawasan Solo Raya (Surakarta,
Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen dan Klaten ).
2. Status
Pasar Wisata Budaya yang direncanakan, berstatus sebagai
tempat wisata dan perdagangan yang berada dibawah wewenang Dinas
Perindustrian dan Perdagangan dan Pariwisata yang pelaksanaannya
dikelola oleh kepala Pasar Wisata Budaya. Berdasarkan
permen_no.20_th_2012 struktur organisasi pengelola pasar sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) paling sedikit terdiri dari:
a. kepala pasar;
b. pejabat keuangan; dan
c. pejabat teknis lainnya sesuai kebutuhan.
Maka dalam kelembagaan orientasi dan sifat usaha Pasar Wisata
Budaya dapat dijelaskan dalam struktur organisasi sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-5 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
3. Pembiayaan
a) Pembangunan gedung
Dana dari Pemerintah Daerah
Sumbangan Donatur ( pengusaha, LSM, masyarakat umum)
b) Biaya operasional
Hasil pemasukan dari Pasar wisata budaya
Sumbangan Donatur ( pengusaha, LSM, masyarakat umum)
E. Operasional kerja Pasar WIsata Budaya
Pasar wisata budaya yang direncanakan merupakan tempat promosi
dan perdagangan produk budaya Solo berupa kerajinan, pentas seni dan
kuliner. Selain membeli produk budaya tersebut pengunjung juga dapat
belajar berbagai produk budaya yang disajikan seperi melihat proses
Kepala Pasar
Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Bagian admisistrasi
Seksi pemungutan
Seksi pendapatan dan pelaporan
Bagian operasional Bagian pemeliharaan
Seksi penataan
Seksi kebersihan
Seksi keamanan
Bagian humas
Seksi pengembangan pasar
Diagram IV.1 Struktur Organisasi Pasar
Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-6 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
pembuatan kerjinan, belajar pentas seni, belajar memasak serta sejarah
perkembangan mengenai beberapa produk budaya. Sehingga pengunjung
tidak hanya membeli tapi juga dapat belajar mengenai produk budaya yang
disajikan. Oleh karena itu, tempat ini dapat dijadikan sebuah obyek wisata
perdagangan berbasis budaya. Maka operasional kerja pasar wisata budaya
direncanakan sebagai berikut:
1. Pukul 09.00- 17.00 (senin- sabtu) dengan pertimbangan fungsi
pasar sebagai tempat kerja sehari-hari.
2. Pada hari minggu dan libur besar , pukul 10.00- 21.00 dengan
pertimbangan pasar sebagai obyek wisata.
F. Bidang Usaha pada Pasar WIsata Budaya
1. Klasifikasi barang dan jasa yang dipasarkan
Hasil budaya yang akan dipasarkan di Pasar Wisata Budaya antara
lain makanan khas Solo (wisata kuliner), hasil kerajinan (wisata
belanja) , pentas seni (wisata budaya), arsitektur serta peninggalan
sejarah yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Wisata Kuliner yang mengangkat menu-menu tradisional seperti
Garang Asem Bumbung, Manuk Nom, Ayam Goreng Sereh, serta
minuman seperti Wedang Sereh, Serbat serta kuliner khas Solo
seperti nasi liwet, srabi, timlo, dudeg ceker dan bebek goreng yang
akan ditempatkan dalam suatu wadah dengan konsep jawa yang
menyatu dengan alam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-7 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
b. Wisata Kerajinan yaitu berupa kerajinan khas Solo yang dibuat
oleh pengrajin dalam suatu tempat (work shop) sehingga
pengunjung dapat melihat proses pembuatan kerajinan seperti
kerajinan batik, lukis, ukiran atau pahat kayu, ukiran atau pahat
batu, kerajinan logam, kerajinan dari bahan natural, anyaman
bamboo, keramik atau gerabah, kerajinan kulit.
c. Wisata pentas seni tradisional yang ada di Solo yaitu Ketoprak
Balekambang, grup tari Soeryo Sumirat, wayang bocah, wayang
kulit serta wayang orang.
2. Kelompok yang ditampung
Kelompok yang ditampung dalam Pasar Wisata Budaya ini dari
berbagai kelompok baik dari kelompok besar ataupun individu.
Kelompok-kelompok tersebut terbagi atas :
- Kelompok Pengusaha (investor)
Yaitu kelompok yang menanamkan modalnya untuk
memasarkan produk karya seni atau kerajinan dengan membeli
prodik tersebut dari pengrajin/ industri kecil). Dapat berupa
golongan besar maupun individu.
- Kelompok industri kecil ( pengrajin/ pedagang )
Yaitu kelompok orang yang memproduksi barang-barang
seni atau kerajinan, makanan khas Solo yang memasarkan dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-8 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
mempromosikan secara langsung kepada konsumen. Dapat berupa
industry besar atau kecil dan individu.
- Kelompok seniman (pekerja seni)
Yaitu kelompok orang yang bekerja secara individu dengan
menjual keahliannya di bidang seni kepada konsumen secara
langsung . seperti melukis atau membuat karya seni atau
pementasan seni tari ataupun drama secara langsung kepada
konsumen.
G. Aplikasi arsitektur Jawa pada obyek rancang bangun Pasar Wisata Budaya
1. Tata ruang dan orientasi bangunan
Arsitektur jawa mempunyai tata ruang yang khas, sebuah rumah tinggal
Jawa setidak-tidaknya terdiri dari satu unit dasar yaitu omah yang terdiri
dari dua bagian, bagian dalam terdiri dari deretan sentong tengah, sentong
kiri, sentong kanan dan ruang terbuka memanjang di depan deretan sentong
yang disebut dalem sedangkan bagian luar disebut emperan seperti
dijelaskan dalam gambar 3.
Umum
Semi privat
Privat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-9 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Pola tata ruang tersebut akan ditransformasikan pada Pasar Wisata Budaya
yang direncanakan sesuai dengan kegiatan yang ada pada pasar. Sehingga
penarapan tataruang rumah Jawa pada Pasar Wisata Budaya lebih
ditekankan pada makna atau nilainya, seperti
- Pendapa merupakan tempat terbuka untuk umum ditransformasikan pada
fungsi ruang sebagai ruang penerima,
- Gandok sebagai ruang tambahan dan zona semi privat alan
ditransformasikan kedalam fungsi ruang dengan kegiatan yang lebih
bermakna seperti retail produk budaya besrta proses pembuatannya
- Senthong sebagai ruang privat yang dikenal dengan tempat sacral maka
dimaknai sesuai konteks kekiniaan (kegiatan Pasar Wisata Budaya) akan
ditransformasikan sebagai ruang pamer barang antik.
Karena tataruang Pasar Wisata Budaya bercermin pada rumah Jawa maka
orientasi banguanan juga sesuai rumah Jawa pada umumnya yaitu
berorientasi utara-selatan.
2. Bentuk bangunan
Bentuk bangunan pada Pasar Wisata Budaya tidak lepas dari tataruang
rumah Jawa, seperti:
- Pendhapa menggunakan bentuk atap pendhapa
- Gandhok mengggunakan bentuk atap panggangpe
- Senthong menggunakan bentuk atap kampung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
IV-10 I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Karena pasar wisata budaya yang direncanakan berupa masa jamak maka
dimungkinkan untuk menggunakan bentuk atap Jawa lainnya sesuai
kegiatan yang diwadahi.
3. Tampilan bangunan berdasarkan material
Material yang digunakan berupa kayu sertap penggunaan batu bata espos
untuk sebagai eksplorasi bentuk masa kini sehingga memperkuat karakter
konsep kedekatan dengan alam pada rumah Jawa.
4. Struktur bangunan
Struktur banguana pasar sesuai dengan bentuk banguanan Jawa yang
diterapkan dengan susunan strukur bangunan:
- Upper sruktur berupa atap dengan konstruksi kayu
- Sub stuktur berupa tiang atau disebut saka pada bangunan Jawa
- Supper sturktur berupa umpak
atap
saka
umpak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-1
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
BAB V
ANALISA KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR
WISATA BUDAYA DI SOLO DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR
JAWA
A. Analisa Kegiatan dan Peruangan
1. Analisa dasar perencanaan desain
Pasar wisata budaya yang direncanakan berupa suatu tempat wisata
berupa pasar yang bersifat nyaman, menyenangkan dan mempunyai
akses yang jelas. Hal ini diwujudkan dengan penempatan entrance
yang jelas, layout/tata letak yang sederhana, mudah diidentifikasikan
serta tidak monoton. Untuk itu konsep perancangan Pasar Wisata
Budaya nantinya mengusung konsep petualang yang menggabungkan
konsep wisata dan konsep edukasi dengan menikmati. Sehingga
Pengunjung dapat merasakan ekspresi visual yang berbeda pada setiap
zona kegiatan perancangan yang ada, berikut skema konsep petualang
yang direncanakan:
Diagram V.1. Pola sirkulasi pengunjung Sumber analisa pribadi
Pengunjung disambut dengan hiburan pentas seni
Pengunjung melihat berbagai proses pembuatankerajinan
Pengunjung belajar proses pembuatankerajinan
Pengunjung melihat berbagai proses pembuatan kuliner
Pengunjung menikmati berbagai kuliner
Pengunjung datang
Plasa
Pameran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-2
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Dari diagram di atas dapat dilihat kegiatan pengunjung ketika
masuk ke kawasan pasar wisata budaya. Pengujung diberi pilihan zona
yang akan dituju , pengunjung bisa memulai petualang di Pasar
dengan melihat zona pentas seni menuju zona pentas seni lagi atau
memilih zona kerajinan menuju zona kuliner. Dengan konsep
petualang ini diharapkan pengunjung merasa ingin tahu setiap zona
yang ada. Sehingga pengunjung ingin melihat dan mengitari seluruh
pasar.
2. Analisa pendekatan kegiatan dan pola kegiatan
a. Berdasarkan Pelaku kegiatan
1) Pengunjung
Individu yang akan melakukan aktivitas kunjungan di Pasar
Wisata Budaya dapat dikelompokkan menjadi:
- Pengunjung yang datang khusus untuk berbelanja
- Pengunjung datang bertujuan untuk berbelanja sambil rekreasi
- Pengunjung yang datang hanya ingin berekreasi.
Datang
Belanja
Melihat-lihat Pentas seni
Gambar V.1. Kegiatan pengunjung Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-3
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
2) Pedagang
Pihak perorangan atau kelompok yang menggunakan ruang
dan fasilitas untuk tujuan komersil baik berupa usaha jasa
maupun barang. Pedagang di pasar wisata budaya dapat
digolongkan dalam 3 jenis yaitu:
- Pedagang: perorangan atau kelompok orang yang menjual
barang
- Seniman: perorangan atau kelompok orang yang menjual
keahliannya dalam bidang pentas seni
- Pengrajin : perorangan atau kelompok yang berkerja
menunjukkan keahliaanya dalam membuat kerajianan.
Gambar V.2. Pedagang Sumber dokumen pribadi
Gambar V.3. Seniman Sumber dokumen pribadi
Gambar V.4. Pengrajin Sumber dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-4
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
3) Pengelola
Merupakan pihak yang tergabung dalam suatu badan yang
mempunyai tugas mengelola, mengatur dan mengkoordinasi
agar Pasar Wisata Budaya agar dapat berjalan baik.
4) Servis
Merupakan pihak yang bekerja dalam memelihara dan
menjaga kemanan, kebersihan dan ketertiban Pasar Wisata
Budaya
b. Berdasarkan sifat kegiatan
1) Kegiatan informasi
Merupakan kelompok kegiatan yang berkaitan dengan
informasi kegiatan yang sedang berlangsung dalam Pasar Wisata
Budaya seperti menu spesial pada wisata kuliner, peragaan
pembuatan produk kerajinan, serta pementasan seni yang sedang
diadakan di Pasar Wisata Budaya. Pelayanan informasi dimulai
dari pemberian brosur, gambar atau leftlet serta jasa pelayanan
wisata.
Tempat parkir
Datang
Parkir
Masuk
Pelayanan informasi
Pulang
Pasar Wisata Budaya
Diagram V.2. Pola kegiatan informasi Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-5
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
2) Kegiatan penjualan
Merupakan kelompok kegiatan yang berkaitan dengan
promosi produk kerajinan, kuliner serta pentas seni yang
dimiliki kota Solo. Kegiatan promosi ini merupakan bagian
kegiatan pemasaran.
o Ruang pameran untuk produk kerajinan (wisata kerajinan).
Ruang pamer ini akan diletakkan pada titik-titik tertentu di
saat pengunjung mulai jenuh.
o Ruang pentas seni untuk pertunjukan seni budaya (wisata
budaya), sehingga pengunjung dapat mengenal ragam pentas
seni yang dimiliki kota Solo yang dilakukan secara periodik.
Hal ini juga untuk menumbuhkan kecintaan akan seni budaya
yang dimiliki.
o Ruang kuliner untuk kegiatan promosi makanan khas (wisata
kuliner). Pengunjung dapat melihat, membuat serta
menikmati secara langsung proses pembuatan makan khas
solo .
Datang
Parkir
Masuk
Ruang Pameran Ruang Kuliner Ruang Pentas
Tempat Parkir
Pulang
Diagram V.3. Pola kegiatan penjualan Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-6
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
3) Kegiatan pengelola
o Kelompok direksi : kegiatan pemimpin Pasar Wisata Budaya
o Kelompok admisistrasi : kegiatan mengelola admisistrasi
(pemungutan, pendapatan dan pelaporan keuangan) pada
Pasar Wisata Budaya.
o Kegiatan operasional : kegiatan para staff operasional yang
mengoperasikan Pasar Wisata Budaya
o Kegiatan pemeliharaan : kegiatan yang berkaitan dengan
penataan taman, kebersihan, dan keamanan Pasar Wisata
Budaya
o Kegiatan humas: kegiatan yang berhubungan dengan
msayarakat luar Pasar Wisata Budaya untuk kepentingan
khusus seperti kunjungan khusus dari Mentri Perdagangan
dsb.
o Kegiatan rapat : kegiatan yang dilakukan oleh pengelola
dengan pengelola atau pengelola dengan pengusaha atau
pengrajin atau seniman untuk membahas perkembangan atau
operasional Pasar Wisata Budaya
4) Kegiatan servis
o Kegiatan dropping barang : kegiatan ini merupakan proses
pemindahan bahan baku atau produk Pasar
o Kegiatan keamanan : kegiayan menjaga seluruh keamanan
proses kegiatan yang berlangsung dalam Pasar Wisata
Budaya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-7
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
o Kegiatan Enggenering : kegiatan yang meliputi mekanikal,
elektrikal, penyediaan air bersih, dll
o Kegiatan kebersihan : kegiatan yang berhubungan dengan
kebersihan termasuk pengolahan sampah di Pasar Wisata
Budaya
o Kegiatan penyimpanan : kegiatan yang merawat atau
menyimpan alat-alat
3. Analisa Pendekatan Kebutuhan Ruang
Dasar pertimbangan:
- Kelompok kegiatan
- Jenis kegiatan
- Pelaku kegiatan
a. Kegiatan Penjualan
Pelaku Bentuk Kegiatan Pendekatan Spesial ruang
Pengunjung Datang
- kendaraan pribadi
- kendaraan umum /pariwisata
Tempat parkir sesuai jenis kendaraan
Masuk lingkungan pasar Pintu gerbang
Berupa point of interest
Canopy memiliki naungan
Mencari Informasi Ruang Informasi / peta informasi tentanag Pasar
Berbelanja dan belajar Retail kerajianan
Workshop (proses pembuatan)
Rekreasi Atraksi pentas seni
Tabel V.1.Kegiatan Penjualan Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-8
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Istirahat Tempat duduk, taman
Makan-minum Tempat makan bernuansa lampau dengan dapur terbuka
Metabolisme Lavatory Pengunjung
Pedagang Datang
- kendaraan pribadi
Tempat parkir pengelola
Dropping barang Ruang Dropping
Menyimpan bahan baku Gudang
Membuat kerajinan
Membuat makanan khas
Workshop
Dapur terbuka
Menjual kerajinan
Menjual makanan
Retail kerajinan
Kios makanan
Metabolisme Lavatory Karyawan
b. Kegiatan informasi
Pelaku Bentuk Kegiatan Pendekatanl ruang
Pengunjung Mencari Informasi Pasar Wisata Budaya
Ruang informasi
Pengunjung Mencari Informas Wisata Solo
Biro pariwisata
Pengelola Memberi informasi Ruang informasi
c. Kegiatan Pengelola
Pelaku Bentuk Kegiatan Pendekatan Ruang
Kepala Direksi Mengatur kegiatan pasar Ruang Pimpinan
Bag. Operasional Mengoperasikan kegiatan pasar
R. Stf. Operasional
Tabel V.2. Kegiatan Informasi Sumber analisa pribadi
Tabel V.3. Kegiatan Pengelola Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-9
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Bag. Administrasi Mengelola keuangan R. Stf. Administrasi
Bag. Pemeliharaan
Memelihara R.Stf. Pemeliharaan
Bag. Humas Pengelola tamu R.Stf. Humas
d. Kegiatan Servis
Jenis kegiatan Pelaku kegiatan Kebutuhan ruang
Parkir Petugas parkir Area parkir
Keamanan Petugas keamanan Ruang Jaga
Engenering Petugas servis R.Pompa, R.Genset, R.MEE, R. AHU
Pemeliharaan Petugas kebersihan
Petugasa pertanaman
Semua ruangan
Semua taman dan elemen
Droping barang Pengelola, pedagang, pengrajin, seniman
Ruang droping barang
Ibadah Semua pelaku kegiatan Musholla
Penyimpanan Pengelola, pengrajin, petugas servis, seniman
Gudang
Metabolisme Semua pelaku kegiatan Lavatory
4. Analisa Pendekatan Besaran Ruang
Pendekatan besaran ruang yang direncanakan berdasarkan
pertimbangan sebagai berikut:
- Jumlah pemakai
- Peralatan yang digunakan
- Besaran flow menurut jenis aktivitas
Dengan menggunakan perhitungan standar
Tabel V.4. Kegiatan Servis Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-10
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Ernest Neufert, Data Arsitek (DA)
- Time Server Standart for Building Type (TTS)
Sedangkan perhitungan asumsi berdasarkan studi kasus dan survey
serta perhitungan khusus (study ruang):
- Flow 5-10% = standar minimum
- Flow 20 % = kekuasaan gerak
- Flow 30% = tuntunan kenyamanan fisik
- Flow 40% = tuntunan kenyamanan fisikologis
- Flow 50% = tuntunan spesifik kegiatan
- Flow 60%-100% = keterkaitan dengan banyak kegiatan
a. Kelompok Besaran Ruang Umum
Kunjungan wisatawan yang datang ke Solo tahun 2011 sebanyak
919.607, jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan
tahun sebelumnya yaitu 1.019.000. Meskipun jumlah wisatan
turun namun lama tinggal di Solo menjadi 2 hari.
Maka, wisatawan yang datang 10 tahun mendatang diperkirakan
sebanyak:
P2022 = 919.607+(1.019.000 – 919.607)10 =1.913.537 wisatawan
- Rata- rata lama tinggal adalah 1,5-2 hari, berarti dalam satu
tahun terdapat 73 kali kunjungan wisatawan (365 hari : 2= 183
kunjungan wisata) maka dalam satu bulan (182 : 12= 15 kali
kunjungan )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-11
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Asumsi terjadi overlap antara tamu datang dan pergi 125%,
maka jumlah wisatawan sekali kunjung = 125% (1.913.537 :
182)= 13142orang,
- Jumlah wisatawan yang ada dalam satu hari adalah = 5375
wisatawan
- Diasumsikan dari jumlah tersebut mereka berkunjung pada 2
lokasi, jadi 5375 : 2= 2688
- Tambahan konsumen 10% yang datang maka total kunjungan
dalam satu hari = 2688 + (2688 x 10%) = 2957 orang
- Lama jam buka rata-rata 12 jam/hari, dengan overlap 125%
maka kunjungan dalam 1 jam adalah = 125% (2957:12) = 308
orang/jam
Standar Ruang Perhitungan Flow Luas Parkir
Mobil pribadi 20% (kapasitas 5 orang)
Bus pariwisata 30%, (kapasitas 40 orang)
Sepeda motor 40%, (kapasitas 2 orang)
Pejalan kaki 10%,
1 jam 308 orang, rata kunjungan 2 jam (308 x 2 = 616) 5,5m x 2,4m (DA) 11m x 3,5m (DA) 2,2m x 0,8m (DA)
20% x 616 = 184,8 184,8 : 5 = 24 ( 5,5m x 2,4m ) x 24
30% x 616 = 184,8 185 : 40 = 5 ( 11m x 3,5m ) x 5
40% x 616 = 246 246 : 2 = 123 (2,2m x 0,8m) x 123
10% x 924 = 92,4 = 92 orang
50%
316,8 m2
192,5 m2
216,5 m2
1089 m2
Tabel V.5. Besaran Ruang Bagian Umum
Sumber Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-12
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Space penerima ( 308 pengunjung)
0,54 m2/ orang
(HDIS) 308 x 0,54 m2 50% 207,9 m2,
208
Total Besaran Ruang Umum 1297m2
b. Kelompok besaran Bagian Pengelola
Kebutuhan ruang Standar Ruang Perhitungan Flow Luas R. Pimpinan Ruang kantor
privat = 9,29 m2/ unit (TTS)
1 x 9,29m2 50% 13,94 m2
R. Administrasi (1 Ka. Admin,3 staff)
Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS)
4 x 4,74m2 50% 28,44 m2
R. Operasional Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS)
4 x 4,74m2 50% 28,44 m2
R. Pemeliharaan (Ka) -Pertamanan (5) - Pemeliharaan (5) - Keamanan (5)
Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS) 0,625 m2/ orang (DA)
(1 x 4,74m2) + (15 x 0,625 m2)
50%
21 m2
R. Humas Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS) 0,625 m2/ orang (DA)
(1 x 4,74m2) + (15 x 0,625 m2)
50%
21 m2
Ruang rapat 5,5 m x 5,45 m (DA)
30 m2
Toilet pria (DA) Toilet wanita (DA)
Closet= 2,4 m2 Urinoir= 0,8 m2/unt Wastafel= 0,54m2/unt Closet=2,4 m2 Wastafel= 0,54m2/unt
2 x 2,4 m2 3 x 0,8 m2
1 x 0,54m2 5 x 2,4 m2 1 x 0,54m2
20%
24,34 m2
Total Besaran Ruang Pengelola 210 m2
Tabel V.6. Besaran Ruang Bagian Pe ngelola
Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-13
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
c. Kelompok Besaran Bagian Informasi
Kebutuhan ruang Standar Ruang Perhitungan Flow Luas Hall (50% dari 308) Bergerak jalan
santai 1,1 m2/orang
184,8 x 1,1 m2
169,4 m2 1 0%
224
Biro pariwisata (4 staff)
Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS)
4 x 4,74m2 30% 25 m2
Ruang Informasi& loket, 4 staff
1,6 x 1,5 m2/ orang 4 x 1,6 x 1,5 m2 10% 10,56 m2, 11
Ruang Tunggu (30) 0,625 m2/ orang (DA)
30 x 0,625 m2 10% 20,63 m2
Ruang Jaga (2) 1,6 x 1,5 m2/ orang 2 x 1,6 x 1,5 m2 10% 5,28 m2
Total Besaran Ruang Bagian Informasi 286m2
d. Kelompok Besaran Bagian Penjualan
Dasar pertimbangan untuk menentukan besaran ruang penjualan ,
adalah :
- Sifat pemasaran,
- Barang atau jasa yang dipasarkan
- Jumlah kios
1) Wisata kerajinan
Pada kelompok wisata kerajian yang terdapat 9 jenis
produk kerajinanan yang akan dijual di Pasar Wisata Buday.
Berdasarkan proses yang sudah dijelaskan di bab III maka setiap
produk kerajinan mempunyai 3 ruangan utama yaitu:
- Ruang workshop, merupakan wadah proses pembuatan
kerajinan yang dimungkinkan untuk dikerjakan di dalam
sebuah Pasar Wisata Budaya.
Tabel V.7. Besaran Ruang Bagian informasi
Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-14
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Karena work shop disini sebagai representasi proses
pembuatan produk maka skala ruang yang dibutuhkan tidak
sama dengan skala sesungguhnya. Work shop disini
bertujuan agar pengunjung dapat melihat dan mempelajari
proses pembuatan suatu produk. Oleh karena itu, workshop
hanya ada satu pada setiap jenis kerajinan yang
penggunaanya dijadwal sesuai jumlah pemilik kios kerajinan.
Analisa kegiatan dan besaran ruang workshop
Besaran ruang workshop diasumsikan sama yaitu 30 m2
untuk 12 orang dengan besaran kebutuhan 2,5m2 setiap orang.
Besaran tersebut berdasarkan standar DA tentang kebutuhan
ruang saat bekerja.
Kerajinan batik
Proses pembuatan batik yang paling diminati adalah proses
membatik baik menggunakan cap ataupun canthing.
Gambar V.6. Belajar membatik
Sumber http://sphotos-a.xx.fbcdn.net/hphotos-ash3
Gambar V.5. Ruang kerja Sumber Data Arsitek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-15
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Lukis, ruang workshop lukis hanya disediakan ruang untuk
melukis.
Kerajinan kulit
Ruang workshop kerajinan kulit hanya disediakan ruang
proses tatah sungging.
Kerajinan gerabah kegiatan pembuatan gerabah
Ruang workshop kerajinan gerabah hanya
disediakan ruang proses pembuatan gerabah.
Kerajinan rotan dan bambu
Kedua kerajinan workshop tersebut disediakan ruang
untuk proses pembuatan poduk seperti menganyam rotan
ataupun bambu.
Kerajinan logam (proses memahat logam)
Kerajinan menggrafir kaca
Gambar V.7.Proses Tatah Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
Gambar V.8. proses membuat gerabah Sumber http://kerajinan-wayang-kulit-solo.blogspot.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-16
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Retail
Merupakan tempat display untuk menjual produk kerajinan.
Analisa Layout Retail untuk mencari besaran ruang
Retai kecil
Retail sedang
Retail besar
1= Meja kecil o,6 x 1,2 m 2= Lemari 0,4 x 1,2 m 3= Meja pembayaran 0,6 x 1,2
Ukuran ruang sekitar 3m x 3m
1= Meja kecil o,6 x 1,2 m 2= Lemari 0,4 x 1,2 m 3= Meja pembayaran 0,6 x 1,2
Ukuran ruang sekitar 3m x 4m
1= Meja kecil o,6 x 1,2 m 2= Lemari 0,4 x 1,2 m 3= Meja pembayaran 0,6 x 1,2
Ukuran ruang sekitar 3m x 5m
Gambar V. 9.Layout Retail Kecil Sumber analisa pribadi
Gambar V.10. Layout Retail Sedang Sumber analisa pribadi
Gambar V.11. Layout Retail Besar Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-17
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Kebutuhan ruang Standar Ruang Perhitungan Flow Luas Ruang workshop(8) 2,5m2 / orang (2,5m2 x12)x8 240 m2
Gudang (4) Asumsi 4 x 4 m 64 m2
Retail Kecil (16)
Meja kecil 1,2 x 1,2 m Lemari 0,4 x 1,2 m Meja pembayaran 0,6 x 1,2
1,2 x 1,2 2 x (0,4 x 1,2m) 0,6 x 1,2 m
50%
9 m2 216 m2
Retail sedang(24) Meja kecil 1,2 x 1,2 m Lemari 0,4 x 1,2 m Meja pembayaran 0,6 x 1,2
1,2 x 1,2 3 x (0,4 x 1,2m) 0,6 x 1,2 m
50%
12 m2 432 m2
Retai besar (24) Meja kecil 1,2 x 1,2 m Lemari 0,4 x 1,2 m Meja pembayaran 0,6 x 1,2
2 x 1,2 3 x (0,4 x 1,2m) 0,6 x 1,2 m
50%
14 m2
504 m2
Total Besaran Ruang Wisata Kerajianan 1456m2
2) Wisata kuliner
Pada wisata kuliner terdapat dua jenis pemasaran yaitu berupa
pedagang kaki lima yang diwadahi pada retail kecil sesuai dagangan
serta restoran yang berkonsep rumah jawa dengan dapur terbuka.
Jumlah pengunjung 308 orang/jam, menggunakan kebutuhan standart
Restaurant. Diasumsikan dapat menampung 20% pengunjung dengan
konsep dapur terbuka.
Kebutuhan r uang Standar Ruang Perhitungan Flow Luas Ruang makan(62) 2,46 m2/ orang
(TTS) 62 x 2,46 m2 30 % 198 m2
Dapur 0,5 m2 62 x 0,5 m2 50% 46,5 m2
Pelayanan servis 0,2 m2 62 x 0,2 m2 20 % 14,88 m2
Gudang basah –kering
0,2 m2 62 x 0,2 m2 20 % 14,88 m2
Toilet Closet= 2,4 m2 2,4 m2 x 2 20 % 10m2
Table V.8. Be saran Ruang Wisata Kerajinan
Sumber Analisa Pribadi
Table V.9. Besaran Ruang Wisata Kuliner
Sumber Analisa Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-18
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Wastafel= 0,54m2/unt
0,54 x 1
Lapak Makanan 4 m2/unit 4 m2 x 32 128 m2
Ruang makan(62) 2,46 m2/ orang (TTS)
62 x 2,46 m2 30 % 198 m2
Dapur 0,5 m2
3) Wisata Pentas Seni
Pentas seni yang akan diadakan di Pasar Wisata Budaya seperti yang
telah di sebutkan pada bab III yaitu ; Grup tari Soeryo Sumirat ,
Ketoprak Balekambang, Wayang Bocah, wayang kulit, wayang orang.
Pentas seni diadakan d ruang berbentuk pendapa dengan ukuran rata-
rata 12 m x 8 m. Berdasarkan kebutuhan tiap pementasan maksimal 20
orang dengan kebutuhan ruang 2m2 / orang, maka total luasan 40m2 .
Kebutuhan ruang
Standar Ruang Perhitungan Flow Luas
Panggung (5) 6 x 9 m 6 x 9 x 5 270 m2
Ruang ganti (4) 10,03 m2/4 orang (TTS)
2,51 m2 x 4 10,4 m2
Toilet pria Toilet wanita
Closet= 2,4 m2 Urinoir= 0,8 m2/unt Wastafel= 0,54m2/unt Closet=2,4 m2 Wastafel= 0,54m2/unt
2 x 2,4 m2 3 x 0,8 m2
1 x 0,54m2 5 x 2,4 m2 1 x 0,54m2
20%
24,34 m2
Table V.10. Besaran Ruang Wisata Pentas Seni
Sumber analisa pribadi
Gambar V.12. Pendhapa Sumber dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-19
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Total Besaran Ruang Wisata Pentas Seni 644 4) Kegiatan pameran
Produk yang dipamerkan merupakan produk antik yang menceritakan
sejarah perkembangan produk budaya yang dipasarkan. Seperti aneka
ragam keris, canting, batik dan produk budaya lainnya. Jumlah produk
yang ditampung 80 buah . Presentase ukuran obyek mencerminkan
ukuran produk yang dipasarkan, yaitu
- 50% ukuran kecil x 40 = 20
- 30% ukuran sedang x 40 = 12
- 20 % ukuran besar x 40 = 8
Berikut gambar analisa pengamatan berdasarka Data Arsitek:
Kebutuhan ruang Standar Ruang Perhitungan Flow Luas R. Display Produk 2d
DA
- Produk Ukuran Kecil (40cm x 60cm), 10buah
Jarak pengamatan ideal 0,5m
(0,6 + 1 + 0,5)x 0,6m x 10
13 m2
-Produk Ukuran Sedang (60cm x
Jarak pengamatan
(0,6 + 1 + 1)x 1,2m x
31 m2
Table V.11. Besaran Ruang Bagian Pameran
Sumber analisa pribadi
0,5 0,5
0,5
0,6
Produk 2D (40x60 cm)
0,5 1
0,5
1,2
Produk 2D (60x90 cm)
1,73 0,5
0,5
2
Produk 2D (120x120 cm)
Produk 3D 40x40x40 Produk 3D 60x60x60 Produk 3D 90x90x90 cm)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-20
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
90cm), 10 buah ideal 1 m
12
-Produk Ukuran Besar (120cm x 120cm), 8buah
Jarak pengamatan ideal 1,73 m
(0,6 + 1 + 1,73)x 2m x 8
40%
40,00 m2
Total Besaran Ruang Display Produk 2D 84 m2
Kebutuhan ruang Standar Ruang Perhitungan Flow Luas R. Display Produk 3d
DA
Ukuran Kecil (40x 40x40)cm, 3 blok
Jarak pengamatan ideal 0,35m
3,14 x (1 + 0,35) 2 x 10
8,48 25,4 m2
Ukuran Sedang (60x60x60)cm, 3 blok
Jarak pengamatan ideal 0,52m
3,14 x (1 + 0,52) 2 x 8
9,55 28,5 m2
Ukuran Besar (90x90x90)cm, 2 blok
Jarak pengamatan ideal 0,78m
3,14 x (1 + 0,78) 2 x 4
14,18
28m2
Total Besaran Ruang Display Produk 3D 82 m2
e. Kelompok Besaran Bagian Servis
Kebutuhan ruang
Standar Ruang Perhitungan Flow Luas
Pemeliharaan: R.Pompa R.Genset R.MEE R. AHU
Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi
3m x 4m 6m x 5m 3m x 4m 3m x 4m
66 m2
Mushola 7 m x7 m 49 m2 Parkir pengelola Mobil pribadi Sepeda motor
5,5m x 2,4m (DA) 2,2m x 0,8m (DA)
5,5m x 2,4m x 10 2,2m x 0,8m x 40
50%
132 m2
70 m2
202 m2
ATM (4 unit) (1,5m2 x 10,8m2
Table V.12. Besaran Ruang Bagian Servis
Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-21
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
1,8m2)x 4 Dropping area 6m x 5m 30 m2 Toilet pria ( 5) Toilet wanita (5)
Closet= 2,4 m2 Urinoir= 0,8 m2/unt Wastafel= 0,54m2/unt Closet=2,4 m2 Wastafel= 0,54m2/unt
2 x 2,4 m2 3 x 0,8 m2
1 x 0,54m2 5 x 2,4 m2 1 x 0,54m2
20%
240m2
Total Besaran Ruang Pengelola 609
5. Analisa perhitungan luas site
Pendekatan Kebutuhan Luas Minimal Site
Total luasan bangunan = 57034 m2-1279m2=4424
Luasan site yang tersedia sekitar 9000 m2, maka
BC= 50% x 9000m2= 5400 (BC 50% berdasarkan bangunan Jawa)
Total luasan bangunan < BC => 4424 < 5400, berarti kegiatan yang
direncakan dapat diwadahi di site tersebut.
6. Analisa pola hubungan ruang
Dasar pertimbangan:
Jarak antar ruang dan kebutuhan antar ruang
Kelompok kegiatan Besaran Kelompok
Kelompok Besaran Ruang Umum 1279
Kelompok Besaran Pengelola 210
Kelompok Besaran Informasi 286
Kelompok Besaran Penjualan 3319
Kelompok Besaran Bagian Servis 609
Total Kebutuhan Luas Bangunan 5703 m2
Tabel V.15. Rekapitulasi Besaran Kelompok Ruang
Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-22
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Pola hubungan ruang secara mikro berdasarkan kelompok kegiatan:
a. Program ruang bagian umum
b. Program ruang bagian Pengelola
c. Program ruang bagian Informasi
d. Program ruang bagian Penjualan
Kuliner
R.Pimpinan
R.AdminstrasR.Operasional
R.Humas R.Pemeliharaa
R.Rapat
Toilet
Diagram V. 4. Hubungan ruang umum Sumber analisa pribadi
Diagram V.5.Hubungan ruang pengelola Sumber analisa pribadi
Diagram V.7. Hubungan ruang penjualan Sumber analisa pribadi
Hall
R. InformasiR. Tunggu
Biro Pariwisata
Diagram V.6. Hubungan ruang promosi Sumber analisa pribadi
Parkir
R. Penerima
Plasa
Pentas seni
Pameran
penunjang
Kuliner
workshop
workshop
workshop
workshop RetaiL
RetaiL
Kuliner
Kuliner
Pentas seni
Pentas seni
workshop
workshop
penunjang
workshop
workshop
Pentas seni
Pentas seni
Kuliner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-23
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
e. Program ruang bagian Servis
2. Pola hubungan ruang secara makro
Kuliner
Diagram V.8 Hubungan ruang servis Sumber analisa pribadi
Diagram V.9. Hubungan makro Sumber analisa pribadi
Gudang
Dropping
Parkir
Mushola ATM
R. Pemeliharaan Toilet
Pengelola
Gudang
Dropping
Parkir
Mushola
ATM
R. Pemeliharaan
Toilet
Hall
R. Informasi
R. Tunggu Biro wisata
Parkir
R. Penerima
penunjangPlasa
Pentas seni
Pameran
penunjang
Kuliner
Pentas seni
workshop
Pentas seni
workshop
Kuliner
workshop
RetaiL
Pentas seni RetaiL workshop
workshop
Pentas seni
Kuliner
workshop
Kuliner
workshop workshop
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-24
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
B. Analisa Aplikasi Arsitektur Jawa pada Obyek Rancang Bangun
1. Analisa orientasi bangunan
Dasar pertimbangan:
- Orientasi rumah Jawa pada arah utara- selatan
Analisa :
Pada rumah Jawa bangunan terdiri dari beberapa masa tempat yang
menjadi satu kesatuan dalam sebuah Omah (rumah). Rumah Jawa
pada umumnya menghadap sisi utara-selatan. Berdasarkan hasil
analisa site, orientasi bangunan menghadap sisi Selatan. Maka
diperoleh orientasi masa bangunan sebagai berikut:
Respon desain
2. Analisa tata ruang
Dasar pertimbangan: perubahan fungsi pada ruang , pola tata ruang
pasar di susun mengikuti pola tata ruang rumah Jawa.
Gambar V.14. Orientasi masa bangunan Sumber analisa pribadi
Orientasi bangunan arah Utara-Selatan, dengan pengolahan masa menyebar tapi terpusat.
Mushola Pendhapa
Kandang kuda
Pringgitan Gandhok
Dhalem
Senthong
Dapur
Gambar V.13. Susunan rumah Jawa Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-25
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Analisa :
Tata ruang mengikuti susunan rumah Jawa namun disesuaikan dengan
fungsi dan kegiatan pada setiap ruang pada pasar. Berikut tabel tentang
transformasi fungsi ruang rumah Jawa menjadi fungsi baru sesuai
fungsi ruang pada pasar:
Tata ruang Rumah Jawa
Penerapan ruang pada Pasar
Transformasi berdasarkan
Langgar
- Tempat ibadah (II-19)
Mushola
- Tempat ibadah
Fungsi ruang
Pendhapa
- Letak di depan
- Sebagai ruang tamu sifatnya public (II-19)
Hall
- Letak didepan
- Sebagai ruang penerima, pementasan kesenian atau ruang pamer sementara
Letak ruang di depan
Fungsi ruang, sebagai ruang penerima bersifat publik
Pringgitan
- Ruang pementasan wayang (ringgit) (II-19)
Ruang pentas seni
- Sebagai ruang pementasan kesenian
Fungsi ruang, sebagai ruang pertunjukan
Kandang kuda
- Letak di samping pendhapa
- Tempat menyimpan kuda sebagai alat trans portasi(II-19)
Ruang informasi
- Letak disamping hall
- Sebagai ruang pemberi dan penerima informasi mengenai kegiatan pada pasar
Letak ruang
Aktivitas ruang, mobilitas kuda sebagai angkutan transportasi diibaratkan kinerja bagian informasi sebagai sarana penyampaian informasi
Dhalem
- Sebagai ruang keluarga merupakan tempat berkumpul dengan keluarga (II-20)
Plasa
- Sebagai tempat berlalu lalang, dan berkumpul diaplikasikan ruang terbuka dengan bangku taman
Fungsi ruang
Senthong
- Terdapat 3 senthong,
Ruang pameran
- Sebagai tempat pameran
Aktivitas ruang, nilai sacral dan privat disini diwujudkan dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-26
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
salah satunya senthong tengah yaitu Tempat sacral digunakan sebagai tempat berdoa memuja Dewi Sri (bersifat privat). (II-20)
produk antik seperti keris, batik kuno yang memiliki nilai historikal terhadap budaya solo
bentuk kegiatan pameran yang bersifat edukatif dan kegiatan didalam lebih tenang dibandingkan kegiatan lainnya yang ada di pasar
Gandhok
- Merupakan ruang tambahan untuk ruang tidur anak atau tamu (kerabat) yang terletak pada samping kanan dan kiri dhalaem (II-20)
Retail penjualan
-Sebagai tempat penjualaan kerajinan, dimana mayoritas produk yang dijual di pasar berupa kerajinan
Letak Gandhok , berada pada kedua sisi dhalem yang memanjang dari utara-selatan, tapat untuk diaplilkasi
Dapur
- Tempat mengolah masakan untuk keluarga (II-21)
Ruang pengelola
- Tempat mengelola kegiatan di pasar
Aktivitas ruang,
kegiatan di dapur diibaratkan kegiatan pengelola dalam megolah, mengatur dan merancanakan kegiatan pasar.
Berdasarkan analisa tata ruang di atas hasil penataan
tersebut akan disesuaikan dengan dasar perancangan desain dengan
konsep petualang maka di peroleh penataan ruang sebagai berikut:
Senthong
Mushola Pendhapa Kandang kuda Pringgitan Dhalem
Dapur
Gandhok
Informasi
Pengelola
Pementasan seni
Retail kerajinan
Mushola dan mesin atm Penerima
Plasa
Pameran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-27
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
3. Analisa Bentuk
Seperti yang pada judul dimana Pasar Wisata Budaya yang
direncanakan menggunakan pendekatan Arsitektur Jawa dalam bentuk
dan tampilan bangunannya. Bentuk bangunan yang digunakan
bermacam-macam seperti bentuk bangunan Jawa yang kita kenal yaitu
Joglo, Limasan, Kampung, Pangang Pe, dan Tajug.
Dasar pertimbangan:
o Bentuk bangunan mengambil bentuk ruang pada rumah Jawa
namun disesuaikan dengan fungsi baru.
Analisa:
Pada bangunan rumah Jawa menggunakan berbagai varian atap pada
setiap tempat seperti skema di bawah ini:
a. Kegiatan umum
Analisa :
Gambar V.15. Tata ruang yang direncanakan Sumber analisa pribadi
Penjualan
Informasi
Pengelola
Servis
Servis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-28
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Salah satunya berupa pos jaga, pada bangunan Jawa pos jaga biasa
di sebut Gerdhu Rondha. Bentuk gerdhu ronda yang kurang
menarik akan diganti dengan mengambil bentuk limasan.
b. Kegiatan Informasi
Analisa :
Berupa ruang penyambut pengunjung (main hall) serta ruang loket
pembayaran sebelum masuk zona pasar. Mengambil fungsi
tataruang pendhapa sehingga bangunan berbentuk Joglo. Karena
hall digabungkan dengan informasi maka bentuk bangunan
gabungan antara Joglo dengan Kampung.
Respon desain:
c. Kegiatan penjualan
1) Kegiatan pentas seni , mengambil dari fungsi pendhapa sebagai
tempat pagelaran seni. Maka pada kegiatan pentas seni akan
diwadahi dalam bentuk Pendhapa beratap Joglo.
Gambar V. 17. Rencana Main Hall Sumber dokumen pribadi
Gambar V.16. Bentuk dasar pos jaga Sumber dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-29
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
2) Kegiatan kerajinan dan kuliner
Bentuk dasar bangunan Jawa berupa Panggang Pe,
kegiatan jual- beli dengan retail yang tidak begitu luas maka
lebih baik menggunakan bentuk tersebut. Bentuk retail akan
dibedakan pada setiap ukurannya, yaitu
o Retail kecil , mengambil bentuk panggang pe untuk lapak
makanan kecil
o Retail sedang, mengambil bentuk panggang pe gedhang
selirang untuk lapak makanan berat.
Agar lebih efektif dan efisien retail untuk produk kerajinan
digabung dalam satu bangungan dengan bentuk pengembangan
sesuai besaran ruang berdasarkan bentuk bangunan Jawa yang
sudah ada.
Gambar V.18. Pendhapa untuk tempat pentas Sumber dokumen pribadi
Gambar V.19. Retail kecil Sumber dokumen pribadi
Gambar V.20. Retail sedang Sumber dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-30
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Gambar V.22. Workshop dan gudang Sumber dokumen pribadi
Sedangkan kegiatan workshop dan gudang menggunakan bentuk
atap panggangpe dan limasan
Pameran produk budaya kuno merupakan bagian dari kegiatan
penjualan. Bentuk yang digunakan tidak menggunakan bentuk
Pangganpe. Ruang pamer merupakan fungsi baru dari tata ruang
senthong.sehingga menggunakan bentuka atap yang biasa
digunakan pada Dhalem yaitu Kampung Dara Gepak.
d. Kegiatan pengelola
Analisa :
Kantor pengelola merupakan fungsi baru dari dapur. Dapur
pada rumah Jawa biasa menggunakan bentuk atap Limasan.
Gambar V.21. Retail Kerajinan Sumber dokumen pribadi
Gambar V.23. Bentuk dasar Ruang Pameran Sumber dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-31
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
e. Kegiatan servis seperti mushola akan menggunakan atap
berbentuk tajug. Seperti fungsi aslinya, tajug biasanya
digunakan pada tempat ibadah.
Dari analisa di atas maka di peroleh bentukan masa bangunan sebagai
berikut:
Gambar V.25. bentuk dasar mushola Sumber dokumen pribadi
Gambar V.24. Bentuk dasar kantor pengelola Sumber dokumen pribadi
Gambar V.26. Respon bentuk bangunan Sumber dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-32
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
4. Analisa tampilan bangunan
Dasar pertimbangan: Karakter bangunan sebagai pasar wisata budaya
Analisa:
Untuk menguatkan tampilan bangunan yang mencerminkan
bangunan jawa. Material pada bangunan menggunakan kayu, seperti
bangunan Jawa yang sudah ada. Seperti contoh bangunan komersil di
bawah ini. Selain tampilan luar Interior dan furniture bangunan juga
menggunakan material kayu.
.
Selain material kayu dapat menggunakan material bamboo.
Bamboo merupakan material pengganti yang sama kuat dengan kayu.
Bamboo juga lebih lentur dibandingkan kayu, contoh aplikasi bamboo
pada banguan Jawa.
Gambar V.28. Contoh penggunaan material kayu Sumber www. Pasarsolo.com
Gambar V.29. Contoh penggunaan material bambu Sumber dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-33
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
C. Analisa Pemilihan Lokasi Dan Site
1. Analisa Pendekatan Lokasi
Pasar wisata budaya yang direncanakan merupakan sebuah objek
wisata baru yang bertumpu pada sektor Pariwisata dan Perdagangan
dengan tampilan bangunan yang mengusung konsep arsitektur Jawa
sebagai sarana rekreasi di Solo. Berdasarkan tinjauan tata guna lahan
pada bab III sudah terpilih kawasan yang berpotensi didirikannya Pasar
Wisata Budaya yaitu Mangkunegaran, Balaikota dan Kraton. Dari
ketiga kawasan dipilih 2 yaitu Mangkunegaran dan Kraton, karena
kawasan Balaikota lebih tepat untuk kawasan kantor. Agar
mendapatkan lokasi yang tepat maka terdapat kriteria pemilihan lokasi
sebagai berikut:
o Berlokasi ditempat yang strategis dimana banyak dikunjungi oleh
banyak wisatawan.
o Aksessibel, dimana lokasi yang dipilih dapat dijangkau dari
berbagai arah serta dilewati transportasi umum.
o Fungsi bangunan sejenis di sekitar lokasi
o Sarana dan prasarana yang mendukung
Berdasarkan kriteria di atas untuk mendapatkan lokasi yang tepat maka
dilakukan perbandingan pada kedua lokasi tersebut melalui tabel
berikut:
Kriteria Kraton Surakarta Mangkunegaran
Lokasi Strategis karena merupakan objek wisata
Strategis karena merupakan objek wisata
Aksesibilitas Jalur satu arah dari Jl. Slamet Riyadi
Dilewati bus dan angkutan kota
Dapat dijangkau dari berbagai arah
Dilewati bus dan angkutan kota
Bangunan sekitar
Terdapat pasar klewer Terdapat pasar Triwindu
Tabel V.16. Perbandingan Lokasi
Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-34
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Sarana dan prasarana
Dekat dengan hotel berbintang dan stasiun
Dekat dengan Masjid Agung Solo
Dari perbandingan tersebut kedua lokasi mempunyai potensi yang
sama, namun dilihat dari kriteria akses Mangkunegaran lebih aksessibel
serta sarana dan prasarana sekitar Mangkunegaran lebih mendukung
dibandingkan Kraton.
2. Analisa Pemilihan Site
Dari analisa pendekatan lokasi diatas maka terpilih lokasi di
Kawasan Mangkunegaran. Pada kawasan Mangkunegaran terdapat 2
alternatif site yang dapat digunakan. Agar mendapatkan site yang tepat
maka terdapat kriteria pemilihan site,sebagai berikut:
o Kondisi fisik, luasan site dapat menampung kegiatan pasar.
o Masa bangunan sekitar mendukung
Gambar V.30. Peta Solo Sumber www.indonesia-tourism.com
Pasar Alun2 Utara
Puro Mangkunegaran
Stasiun Balapan
Dekat dengan hotel
Novotel, Ibis, Grand Orchid
Dari Jl. Slamet Riyadi, banyak percabagan jalan menuju Mengkunegaran
daripada Kasunanan
Kraton Kasunanan Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-35
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
o Akses jalan dekat jalur penghubung regional
o Dilewati transportasi umum
o Dekat dengan fasilitas sarana prasarana pendukung
Berdasarkan kriteria di atas untuk mendapatkan site yang
tepat maka dilakukan perbandingan pada kedua site tersebut
melalui tabel berikut:
Kriteria Site 1 Site 2
Luasan site Lebih luas daripada site 2 Cukup luas
Bangunan sekitar
Bangunan sekitar site bukan bangunan tinggi
Terdapat bangunan tinggi (RS PKU)
Akses jalan Terletak di perempat jalan, dapat diakses dari berbagai arah.
Hanya dapat diakses melalui Jl.Ronggowarsito
Transportasi umum
Dilewati bus dan angkutan Dilewati bus
Sarana dan prasarana
Dekat dengan stasiun Balapan & hotel-hotel berbintang
Dekat degan RS PKU
Gambar V.31. Foto site Sumber google-earth
Tabel V.17. Perbandingan Site Sumber analisa pribadi
PKU Muhammadiyah
Site 1
Monumen pers
Hotel Novetel, Ibis, Grand orchid
Tiga Serangkai
Pura Mangkunegaran
PARA
GON Prodia Site 1 Site 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-36
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Dari perbandingan tersebut kedua site mempunyai potensi yang
sama , hal ini dikarenakan letak kedua site yang tidak jauh. Namun site
1 lebih dekat dengan Kawasan Mangkunegaran. Selain itu site 1 terletak
di perempatan jalan dimana ke Utara menuju Museum Pers sedangkan
ke Selatan menuju Hotel Novetel, letak tersebut lebih strategis
dibanding site 2. Oleh karena itu terpilih site 1 sebagai tempat
dibangunnya Pasar Wisata Budaya yang direncanakan.
3. Kondisi existing site
a. Bangunan di sekitar site
- Sisi utara : terdapat pemukiman penduduk dan warung makan
- Sisi selatan : terdapat laboratorium prodia
- Sisi timur : terdapat pemukiman penduduk
- Sisi barat : terdapat pemukiman penduduk
b. Bangunan didalam site
Didalam site yang akan didirikan Pasar WIsata Budaya nantinya
terdapat beberapa bangunan yang nantinya akan dipertahankan dan
dibongkar. Bangunan yang akan dipertahankan adalah bangunan
Gambar V.32. Existing site Sumber google-earth
Rumah penduduk Sumber dok-pribadi
Rumah penduduk Sumber dok-pribadi
SDN 14 Beskalan Sumber dok-pribadi
Naratour Sumber dok-pribadi
72m
80m
121,3m
37m 57m
42,8m
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-37
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
yang kegiatannya menunjang Pasar Wisata Budaya, bangunan
tersebut adalah :
o Naratour merupakan jasa yang menawarkan biro pariwisata, bentuk
banguanan yang kurang sesuai dengan konsep Pasar Wisata
Budaya maka bangunan akan dibongkar sedangkan kegiatan biro
pariwisata akan dikelompokkan sebagai kegiatan penunjang di
Pasar Wisata Budaya.
o SD Negeri No. 14 Beskalan, karena merupakan bangunan
pemerintah maka sekolah ini akan dipertahankan, keberadaan pasar
Wisata Budaya nantinya dapat menjadi sarana meningkatkan
apresiasi para pelajar akan budaya Jawa
o Pemukiman penduduk terdapat 6 rumah dan beberapa rumah
kumuh nantinya akan dibongkar dan dimungkinkan untuk direlokasi
di site tak terpilih.
Gambar V.33. Bangunan Naratour Sumber dokumen pribadi
Gambar V.34. Sekolah SDN 40 Sumber dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-38
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
4. Analisa Site Terpilih
a. Analisa pencapaian
Dasar pertimbangan
o Kelancaran arus masuk ataupun arus keluar pengunjung terhadap
jalan sekitar
o Transportasi yang digunakan pengunjung
Analisa :
o Sisi utara dibatasi oleh jalan kampung yaitu Jalan Karimun Jawa.
Luas kurang dari 6 m sehingga memungkinkan untuk dijadikan
Side Entrance.
o Sisi timur dibatasi oleh jalan kampung yaitu Jalan Jawa. Luas jalan
sekitar 2,5m - 3m hanya dapat dilalui sepeda motor.
o Sisi selatan dibatasi oleh jalan utama yaitu Jalan Ronggowarsito.
o Sisi barat dibatasi oleh jalan utama yaitu Jalan Gajah Mada. Luas
jalan sekitar 9 m dengan arus dua arah sehingga memungkinkan
untuk dijadikan Main Entrance kemacetan biasa sekitar terjadi 30m
dari lampu merah.
Gambar V.35. Bangunan penduduk Sumber dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-39
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Respon desain
Berdasarkan jalan sekitar :
o Sisi utara merupakan jalan kampung lebar jalan kurang dari
6m sebaiknya untuk Side Entrance. Side entrance
digunakan untuk sirkulasi pengelola dan servis seperti
pembuangan sampah, loding dock barang.
o Sisi barat lebar jalan lebih dari 8m dengan jalur 2 arah
berpotensi sebagai Main Entrance jalur masuk pengunjung
dari arah utara- selata.
o Sisi selatan lebar jalan lebih dari 9m berpotensi sebagai
Main Entrance jalur keluar.
Gambar V.37. Analisa sirkulasi pengunjung
Sumber analisa pribadi
Gambar V.36. Existing Site Sumber dokumen pribadi
B
Jalan Gajah Mada Jalan Ronggowarsito
U
Jalan Jawa Jalan Karimun Jawa
T
S
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-40
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Berdasarkan tranportasi pengunjung
o Transportsi pribadi seperti mobil, sepeda motor atau bus
pariwisata hasil analisa sama dengan analisa berdasarkan
jalan sekitar.
o Transportasi umum (pejalan kaki)
Sisi selatan siite dilewati transportasi umum berupa Bus
dengan jurusan Palur- kartosuro dari arah timur ke barat,
sedangkan sisi barat
Sehingga diperoleh penzoningan sebagai berikut
Gambar V.39. Penzoningan Site Sumber analisa pribadi
Gambar V.38. Analisa sirkulasi pengunjung Sumber analisa pribadi
Zona penerima
informasi
kerajinan
pengelola
servis
Zona penjualan
Zona pengelola
Zona servis pameran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-41
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
o Daerah bebas pandang tidak diperkenankan ditanami
tanaman yang menghalangi pandangan pengemudi.
Sebaiknya digunakan tanaman rendah berbentuk tanaman
perdu dengan ketinggian <0.80 m, dan jenisnya merupakan
berbunga atau berstruktur indah, misalnya: Soka
berwarna-warni, Lantana, Pangkas Kuning.
b. Analisa view dan orientasi bangunan
Dasar pertimbangan :
o Letak jalan utama
o Memaksimalkan fungsi bangunan, pencapaian dan bentuk
bangunan
Analisa :
o Sisi utara merupakan pemukiman punduduk dengan kondis i
perumahan yang kurang terawat dan tidak rapi sehingga memberi
pemandangan kurang menarik.
o Sisi timur terdapat tembok pembatas degan bangunan sekitar
o Sisi selatan merupakan bangunan Laboratorium dan bangunan
penduduk yang rapi memberi kesan lebih menarik.
o Sisi barat berupa tembok pembatas pemukiman penduduk dan
terdapat beberapa PKL di sepanjang pedestrian, (PKL) tersebut
nantinya dapat dipindah ke Pasar Wisata Budaya sehingga tidak
menimbulkan pemandangan yang kurang menarik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-42
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Respon desain :
Berdasarkan pertimbangan di atas orientasi bangunan
Pasar Wisata Budaya menghadap selatan (sesuai orientasi
rumah Jawa). Sedangkan pada sisi barat tampilan bangunan
dibuat menarik sehingga mampu menunjukkan kesan menerima
pengunjung dari berbagai arah.
Gambar V.40. Existing Site Sumber dokumen pribadi
Gambar V.41. Respon orientasi bangunan Sumber analisa pribadi
B
Jalan Gajah Mada
U
Jalan Jawa Jalan Karimun Jawa
T
S
informasi
kerajinan
servis pengelola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-43
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
c. Analisa noise
Dasar pertimbangan :
o Intensitas pengguna jalan sekitar
o Jenis kegiatan
Analisa site
o Sisi utara dibatasi oleh jalan kampung yaitu Jalan Karimun Jawa.
Luas jalan sekitar 4,5m sehingga intensitas kebisingan suara tidak
tinggi.
o Sisi timur dibatasi oleh jalan kampung yaitu Jalan Jawa. Luas
jalan sekitar 2,5m - 3m sehingga kebisingan rendah
o Sisi selatan dibatasi oleh jalan utama yaitu Jalan Ronggowarsito
sehingga intensitas kebisingan suara cukup tinggi.
o Sisi barat dibatasi oleh jalan utama yaitu Jalan Gajah Mada. Luas
jalan sekitar 9 m dengan arus dua arah sehingga intensitas
kebisingan suara cukup tinggi.
Gambar V.42. Existing Site Sumber dokumen pribadi
B
Jalan Gajah Mada
U
Jalan Jawa Jalan Karimun Jawa
T
S
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-44
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Respon desain
Sisi barat dan selatan site merupakan sumber kebisingan
maka diberi peredam kebisingan dengan menggunakan vegetasi
sebagai berikut :
- terdiri dari pohon, perdu/semak;
- membentuk massa;
- bermassa daun rapat;
- berbagai bentuk tajuk.
Contoh jenis tanaman: Tanjung, Kiara payung ( Filicium
decipiens), Teh-tehan pangkas ( Acalypha sp), Kembang Sepatu
( Hibiscus rosa sinensis)Bogenvil,Oleander.
Zona informasi dan penjualan dengan aktivitas yang tinggi
berada pada sisi barat dan selatan, sedangkan pengelola
membutuhkan ketenangan maka berada sisi utara.
Gambar V.43. Respon kebisingan Sumber analisa pribadi
informasi
kerajinan
pameran servis
pengelola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-45
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
d. Analisa matahari
Dasar pertimbangan: bangunan sekitar site dan jenis
kegiatan
Analisa :
Letak site yang berada di sudut perempatan jalan membuat
site mendapatkan sinar matahari secara maksimal terlebih
bangunan sekitar site bukan merupakan banguanan tinggi. Maka
sekitar site diberi pohon sebagai peneduh.
Sedangakan penzoningan ruang, bagian informasi pada sisi barat
karena tempat tersebut hanya sebagai tempat transisi, bagian
penjualan pada sisi selatan. Sedangkan pengelola agar mendapat
pencahayaan pagi hari terletak pada sisi timur. Sebagian
kegiatan servis berada di basement agar tidak terkena langsung
sinar matahari.
Respon desain
Gambar V.44. Respon sinar matahari Sumber analisa pribadi
informasi
kerajinan
pameran servis
pengelola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-46
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Berdasarkan ke empat analisa di atas maka diperoleh penzoningan akhir
Gambar V.45. Penzoningan akhir berdasarkan analisa site dan pola hubungan ruang Sumber analisa pribadi
Respon pencapaian Respon orientasi
Respon noise Respon matahari
kerajinan
pameran & pentas seni
servis
informasi
pengelola
kuliner
Zona penerima
Zona pengelola
Zona servis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-47
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
D. Analisa Sistem Struktur, Konstruksi, Dan Mechanical Electrical
1. Pemilihan Sistem Struktur
Pada bangunan jawa stuktur bangunan dibedakan menjadi 3 bagian
yaitu bagian atas (atap), bagian badan (saka,pintu dan dinding) serta
bagian bawah (umpak)
a. Bagian atas berupa Atap berfungsi sebagai peneduh dengan
bentukan yang variatif dari Panggang Pe, Kampung, Limasan, Tajug
dan Joglo sesuai analisa bentuk di atas. Pada bangunan jawa semua
bentuk atap menggunakan stuktur kayu.
Dasar pertimbangan: struktur atap sesuai dengan bentuk bangunan.
Analisa :
Pemilihan sistem struktur yang digunakan tidak lepas dari struktur
Arsitektur Jawa.
o Atap kampung dan limasan
System konstruksi yang terpenting pada atap kampung adalah
molo (balok paling atas), balok kecer dan ander (balok penopang
molo terletak di antara molo dan pangeret).
Sedangkan pada atap limasan adalah molo, ander dan dudur yang
berfungsi sebagai stabilisator molo.
Gambar V.46. Potongan atap kampung Sumber dokumen pribadi
molo ander
dudur
Gambar V.47. Potongan Atap LImasan Sumber Dok.Pribadi
molo ander
Balok kecer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-48
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
o Atap Joglo dan tajug
Pada umumnya struktur atap tajug sama dengan atap joglo,
hanya saja pada atap tajug tidak ada Molo sehingga atap berbentuk
lancip. Sedangkan pada atap Joglo terdapat brunjung. Brunjung
merupakan bagian atas keempat saka guru sampai ke molo dan
brunjung inilah yang menjadi khas rumah bentuk Joglo .
Respon desain
Berdasarkan analisa di atas, semua bangunan Jawa menggunakan
struktur kayu. Untuk itu, semua atap bangunan Pasar Wisata
Budaya juga akan menggunakan struktur kayu.
b. Bagian tengah terdiri dari tiang atau saka, dinding, pintu.
Dasar pertimbangan:
o Jenis kegiatan
o Keamanan ruang
Analisa :
o Saka berfungsi sebagai penopang dan penyalur beban atap ke
lantai.
Gambar V. 48. Struktur Atap Joglo Sumber Dok.Pribadi
Gambar V. 49. Saka Sumber Dok.Pribadi
Brunjung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-49
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Untuk bangunan umum menggunakan saka sedangkan
bangunan dengan kelmbaban tinggi menggunakan kolom
beton bertulang yang di pernis seperti kayu.
o Dinding pada bangunan Jawa dulunya juga terbuat dari kayu
namun ada juga berupa gedeg (yaitu anyaman bamboo)
Untuk bangunan umum seperti bagian penjualan
menggunakan dinding kayu dan gedheg. Sedangkan ruang yang
mempunyai kelembaban tinggi dan keamanan ruang tang lebih
seperti ruang pemeliharaan, kamar mandi dinding terbuat dari
batu bata espos.
Respon desain
o Zona Informasi menggunakan dinding kayu dan bata espos pada
ruang tertentu yang mepunyai tingkat keamanan tertentu
Gambar V.50. Dinding Gedheg (kiri) dan kayu (kanan) Sumber Dok.Pribadi
Gambar V.51.Bata espos Sumber astudioarchitect.com
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-50
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
o Zona penjualan merupakan kegiatan utama untuk mengespos
bangunan Jawa semua ruang menggunakan dinding kayu ataupun
gedheg.
o Zona servis merupakan ruang dengan pemeliharaan tinggi, agar
bangunan lebih awet menggunakan bata espos.
o Zona pengelola merupakan ruang dengan kegiatan privat
menggunakan dinding massif berupa kayu dan bata espos.
c. Bagian bawah berupa bebatur, umpak dan lantai.
Dasar pertimbangan : beban yang diterima
Analisa :
Umpak merupakan ganjelan atau penyangga tiang (saka) yang
terbuat dari batu atau kayu. Letak umpak di atas permukaan
pondasi yang biasa disebut bebatur. Pondasi (bebatur) jaman dulu
terbuat dari tanah liat yang di padatkan. Agar pondasi lebih kuat
maka pondasi yang digunakan berupa cor beton.
Respon desain
o Pada semua bangunan kawasan pasar menggunakan sistem
pondasi umpak.Bagian bawah Umpak sedikit dimasukkan
kedalam plat beton dari atap basement, kemudian dieratkan
dengan baut khusus.
Gambar V.52. Umpak Batu dan Umpak Kayu Sumber Dok.Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-51
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
o Pada bangunan basement menggunakan struktur yang
secara garis besar terdiri dari
o Sedangkan pondasi tangga dari basement menuju Pasar
Wisata Budaya menggunakan struktur pondasi footplat
Baut pengerat
Gambar V. 53. Sturktur Umpak Sumber Dok.Pribadi
Raft foundation
Gambar V. 54. Sturktur basement Sumber Dok.Pribadi
Kolom
Dinding basement Balok dan plat lantai
Gambar V. 55. Sturktur pondasi footplat Sumber Dok.Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-52
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
2. Sistem Utilitas Bangunan
a. Sistem Informasi
Untuk memberikan informasi kepada semua pelaku aktivitas dalam
Pasar Wisata Budaya sehubungan dengan keamanan dan
kenyamanan diperlukan sarana informasi dalam bentuk audio baik
secara keseluruhan ruang dalam pasar maupun bagian-bagian
tertentu.
Dasar pertimbangan : kemudahan penyampain informasi
Analisa :
Sistem informasi audio yang digunakan adalah:
1) Sistem General
Sistem tata suara menyeluruh untuk setiap bagian atau ruang
yang berhubungan dengan unit informasi, sentral security dan
emergency.
2) Sistem Lokal
Digunakan untuk memberikan informasi dalam lingkup kecil.
Respon desain
- Sistem general (SG) akan di pasang pada setiap unit informasi
yang tersebar di Pasar dan pengelola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-53
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
- Sistem lokal (SL) akan di pasang di setiap retail kerajinan dan
pengelola
b. Penangkal Bahaya Kebakaran
Dasar pertimbangan: penempatan pada ruang yang rawan terbakar
Analisa :
Karena pasar wisata merupakan bangunan satu lantai dengan masa
jamak maka penggunaan alat pemadam kebakaran tidak berupa
pipa saluran air di atap seperti gedung bertingkat melainkan
berupa:
1) Tabung pemadam api apar
Gambar V.57. Tabung pemadam api apar Sumber http://gisforum-gps.blogspot.com/2009/09/jpg.
Gambar V. 56. Penataan sistem informasi Sumber analisa pribadi
SG SG
SL SL
SG SG
SG
SL
SL
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-54
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
2) Fire hydrant atau kotak-kotak air pemadaman
Respon desain :
- Tabung pemadam api apar ditempatkan pada jarak radius 50 m t
yang tersebar di setiap zona kegiatan.
- Fire hydrant (FH) diitempatkan pada daerah yang sulit
dijangkau mobil pemadam kebakaran dan ruangan yang
membutuhkan kecepatan pemadaman seperti ruang genset,
mesin dan sebagainya.
c. Sistem Sanitasi
Dasar pertimbangan
Pasar wisata merupakan bangunan public dimana kegiatan servis
seperti penggunaan toilet lebih tinggi dibandingkan pada rumah
untuk itu system sanitasi perlu diperhatikan.
Gambar VI. 58. Fire hydrant Sumber http://indonetwork.net/pemadam_api_apar/hydrant-equipment-jpg
FH FH
FH
Apar
Apar
Apar Apar
Apar
Gambar V. 59. Penataan pemadam kebakaran Sumber analisa pribadi
Apar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-55
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Analisa :
Berikut skema sistem pengolahan air kotor.
1) Sistem Sanitasi
2) Sistem Drainase
Respon desain:
Air kotor Penangkap lemak Bak Penampungan
Septic Tank
Air Kotor
Toilet
Faeces Sumur Peresapan
Air Hujan dari Atap Air hujan sekitar site
Saluran vertikal Bak kontrol Riol Kota Saluran Horizontal
Skema .V.11.. Sistem drainase
Skema V.10. Sistem sanitasi
Gambar V. 60. Panataan sistem sanitasi Sumber analisa pribadi
Arah air kotor menuju sumur peresapan Sumur peresapan
Sumur peresapan Sumur peresapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-56
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
¼ò Penyediaan Air Bersih
Air bersih dapat diperoleh melalui 2 cara yaitu, PAM dan sumber
air sendiri (sumur)
Terdapat 2 cara distribusi air bersih yaitu, up feed distribution dan
down feed distribution
Suply Water tank pompa distribusi
Skema V.12. Up feed Distribution
Suply Ground Tank Pompa Distribusi Top Reservoir
Skema V.13. Down Feed Distribution
Gambar V. 61. Panataan sistem drainase Sumber analisa pribadi
Gambar V. 62. Distribusi air bersih Sumber analisa pribadi
Riol kota
Alur pembuangan air kotor ke riol kota
Alur distribusi air Ground tank
Ground tank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
V-57
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
3. Mechanical dan Electrical
Sumber energi listrik dihasilkan dari PLN dan genset. Jika suplai energi
listrik dari PLN padam, maka untuk sementara waktu energi listrik
diganti dengan tenaga generator. Berikut skema pendistribusian energi
listrik:
SkSDP MDPAutoswitch
TrafoPLN
Genset
Distribusi
Distribusi
Distribusi
M
Skema 5.14. Distribution Listrik
Gambar V. 63. Distribusi listrik Sumber analisa pribadi
R. Genset & panel listrik
PLN
Alur distribusi listrik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-1
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
BAB VI
KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR
WISATA BUDAYA PASAR WISATA BUDAYA DI SOLO
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR JAWA
A. Konsep Kegiatan dan Peruangan
1. Konsep dasar perencanaan desain
Pasar wisata budaya yang direncanakan berupa suatu tempat wisata
berupa pasar yang bersifat nyaman, menyenangkan dan mempunyai
akses yang jelas. Hal ini diwujudkan dengan penempatan entrance yang
jelas, layout/tata letak yang sederhana, mudah diidentifikasikan serta
tidak monoton. Untuk itu konsep perancangan Pasar Wisata Budaya
nantinya mengusung konsep petualang yang menggabungkan konsep
wisata dan konsep edukasi dengan menikmati. Sehingga Pengunjung
dapat merasakan ekspresi visual yang berbeda pada setiap zona kegiatan
perancangan yang ada, berikut skema konsep petualang yang
direncanakan:
Diagram VI.1. Pola sirkulasi pengunjung Sumber analisa pribadi
Pengunjung disambut dengan hiburan pentas seni
Pengunjung melihat berbagai proses pembuatankerajinan
Pengunjung belajar proses pembuatankerajinan
Pengunjung melihat berbagai proses pembuatan kuliner
Pengunjung menikmati berbagai kuliner
Pengunjung datang
Plasa
Pameran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-2
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Dari diagram di atas dapat dilihat kegiatan pengunjung ketika masuk
ke kawasan pasar wisata budaya. Pengujung diberi pilihan zona yang
akan dituju , pengunjung bisa memulai petualang di Pasar dengan melihat
zona pentas seni menuju zona pentas seni lagi atau memilih zona
kerajinan menuju zona kuliner. Dengan konsep petualang ini diharapkan
pengunjung merasa ingin tahu setiap zona yang ada. Sehingga
pengunjung ingin melihat dan mengitari seluruh pasar.
2. Konsep kegiatan dan pola kegiatan
a. Konsep pelaku kegiatan
Pengunjung
Individu yang akan melakukan aktivitas kunjungan di Pasar Wisata
Budaya dapat dikelompokkan menjadi:
- Pengunjung yang datang khusus untuk berbelanja
- Pengunjung datang bertujuan untuk berbelanja sambil rekreasi
- Pengunjung yang datang hanya ingin berekreasi.
Pedagang
Pihak perorangan atau kelompok yang menggunakan ruang dan
fasilitas untuk tujuan komersil baik berupa usaha jasa maupun
Datang
Belanja
Melihat-lihat Pentas seni
Gambar VI.1. Kegiatan pengunjung Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-3
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
barang. Pedagang di pasar wisata budaya dapat digolongkan dalam
3 jenis yaitu:
- Pedagang: perorangan atau kelompok orang yang menjual barang
- Seniman: perorangan atau kelompok orang yang menjual
keahliannya dalam bidang pentas seni
- Pengrajin : perorangan atau kelompok yang berkerja
menunjukkan keahliaanya dalam membuat kerajianan.
Pengelola
Merupakan pihak yang tergabung dalam suatu badan yang
mempunyai tugas mengelola, mengatur dan mengkoordinasi agar
Pasar Wisata Budaya agar dapat berjalan baik.
Gambar VI.3. Pedagang Sumber dokumen pribadi
Gambar VI.4. Seniman Sumber dokumen pribadi
Gambar VI.5. Pengrajin Sumber dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-4
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Servis
Merupakan pihak yang bekerja dalam memelihara dan menjaga
kemanan, kebersihan dan ketertiban Pasar Wisata Budaya
3. Konsep kebutuhan ruang
1) Kegiatan Penjualan
Pelaku Bentuk Kegiatan Pendekatan Spesial ruang
Pengunjung Datang; kendaraan pribadi, kendaraan umum /pariwisata
Tempat parkir sesuai jenis kendaraan
Masuk lingkungan pasar Pintu gerbang
Canopy memiliki naungan
Mencari Informasi Ruang Informasi / peta informasi tentanag Pasar
Berbelanja dan belajar Retail kerajianan
Workshop (proses pembuatan)
Rekreasi Atraksi pentas seni
Istirahat Tempat duduk, taman
Makan-minum Tempat makan bernuansa lampau dengan dapur terbuka
Metabolisme Lavatory Pengunjung
Pedagang Datang
- kendaraan pribadi
Tempat parkir pengelola
Dropping barang Ruang Dropping
Menyimpan bahan baku Gudang
Membuat kerajinan
Membuat makanan khas
Workshop
Dapur terbuka
Menjual kerajinan Retail kerajinan
Tabel VI.1.Kegiatan Penjualan Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-5
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Menjual makanan Kios makanan
Metabolisme Lavatory Karyawan
2) Kegiatan informasi
Pelaku Bentuk Kegiatan Pendekatanl ruang
Pengunjung Mencari Informasi Pasar Wisata Budaya
Ruang informasi
Pengunjung Mencari Informas Wisata Solo Biro pariwisata
Pengelola Memberi informasi Ruang informasi
3) Kegiatan Pengelola
Pelaku Bentuk Kegiatan Pendekatan Ruang
Kepala Direksi Mengatur kegiatan pasar Ruang Pimpinan
Bag. Operasional Mengoperasikan kegiatan pasar
R. Stf. Operasional
Bag. Administrasi Mengelola keuangan R. Stf. Administrasi
Bag. Pemeliharaan Memelihara R.Stf. Pemeliharaan
Bag. Humas Pengelola tamu R.Stf. Humas
4) Kegiatan Servis
Jenis kegiatan Pelaku kegiatan Kebutuhan ruang
Parkir Petugas parkir Area parkir
Keamanan Petugas keamanan Ruang Jaga
Engenering Petugas servis R.Pompa, R.Genset,
Tabel VI.2. Kegiatan Informasi Sumber analisa pribadi
Tabel VI.3. Kegiatan Pengelola Sumber analisa pribadi
Tabel VI.4. Kegiatan Servis Sumber Analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-6
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
R.MEE, R. AHU
Pemeliharaan Petugas kebersihan
Petugasa pertanaman
Semua ruangan
Semua taman dan elemen
Droping barang Pengelola, pedagang, pengrajin, seniman
Ruang droping barang
Ibadah Semua pelaku kegiatan Musholla
Penyimpanan Pengelola, pengrajin, petugas servis, seniman
Gudang
Metabolisme Semua pelaku kegiatan Lavatory
4. Konsep Besaran Ruang
a. Kelompok besaran ruang umum
Standar Ruang Perhitungan Flow Luas Parkir
Mobil pribadi 20% (kapasitas 5 orang)
Bus pariwisata 30%, (kapasitas 40 orang)
Sepeda motor 40%, (kapasitas 2 orang)
Pejalan kaki 10%,
1 jam 308 orang, rata kunjungan 2 jam (308 x 2 = 616 orang) 5,5m x 2,4m (DA) 11m x 3,5m (DA) 2,2m x 0,8m (DA)
20% x 616 = 184,8 184,8 : 5 = 24 ( 5,5m x 2,4m ) x 24
30% x 616 = 184,8 185 : 40 = 5 ( 11m x 3,5m ) x 5
40% x 616 = 246 246 : 2 = 123 (2,2m x 0,8m) x 123
10% x 924 = 92,4 = 92 orang
50%
316,8 m2
192,5 m2
216,5 m2
1089 m2
Space penerima ( 308 pengunjung)
0,54 m2/ orang
(HDIS) 308 x 0,54 m2 50% 207,9 m2,
208
Total Besaran Ruang Umum 1297m2
Tabel VI.5. Besaran Ruang Bagian Umum
Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-7
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
b. Kelompok besaran bagian pengelola
Kebutuhan ruang Standar Ruang Perhitungan Flow Luas R. Pimpinan Ruang kantor
privat = 9,29 m2/ unit (TTS)
1 x 9,29m2 50% 13,94 m2
R. Administrasi (1 Ka. Admin,3 staff)
Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS)
4 x 4,74m2 50% 28,44 m2
R. Operasional Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS)
4 x 4,74m2 50% 28,44 m2
R. Pemeliharaan (Ka) -Pertamanan (5) - Pemeliharaan (5) - Keamanan (5)
Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS) 0,625 m2/ orang (DA)
(1 x 4,74m2) + (15 x 0,625 m2)
50%
21 m2
R. Humas Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS) 0,625 m2/ orang (DA)
(1 x 4,74m2) + (15 x 0,625 m2)
50%
21 m2
Ruang rapat 5,5 m x 5,45 m (DA)
30 m2
Toilet pria (DA) Toilet wanita (DA)
Closet= 2,4 m2 Urinoir= 0,8 m2/unt Wastafel= 0,54m2/unt Closet=2,4 m2 Wastafel= 0,54m2/unt
2 x 2,4 m2 3 x 0,8 m2
1 x 0,54m2 5 x 2,4 m2 1 x 0,54m2
20%
24,34 m2
Total Besaran Ruang Pengelola 210m2
c. Kelompok besaran bagian informasi
Kebutuhan ruang Standar Ruang Perhitungan Flow Luas Hall (50% dari 308)
Bergerak jalan santai 1,1 m2/orang
184,8 x 1,1 m2
169,4 m2 10% 224
Biro pariwisata (4 staff)
Ruang kantor bersama = 4,74 m2/ unit (TTS)
4 x 4,74m2 30% 25 m2
Ruang 1,6 x 1,5 m2/ orang 4 x 1,6 x 1,5 m2 10% 10,56 m2,
Tabel VI.6. Besaran Ruang Bagian Pengelola
Sumber analisa pribadi
Tabel VI.7. Besaran Ruang Bagian informasi
Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-8
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Informasi& loket, 4 staff
11
Ruang Tunggu (30)
0,625 m2/ orang (DA) 30 x 0,625 m2 10% 20,63 m2
Ruang Jaga (2) 1,6 x 1,5 m2/ orang 2 x 1,6 x 1,5 m2 10% 5,28 m2
Total Besaran Ruang Bagian Informasi 286m2
d. Kelompok besaran bagian penjualan
Kebutuhan ruang Standar Ruang Perhitungan Flow Luas Ruang workshop(8)
2,5m2 / orang (2,5m2 x12)x8 240 m2
Gudang (4) Asumsi 4 x 4 m 64m2
Retail Kecil (16)
Meja kecil 1,2 x 1,2 m Lemari 0,4 x 1,2 m Meja pembayaran 0,6 x 1,2
1,2 x 1,2 2 x (0,4 x 1,2m) 0,6 x 1,2 m
50%
9 m2 216 m2
Retail sedang(24) Meja kecil 1,2 x 1,2 m Lemari 0,4 x 1,2 m Meja pembayaran 0,6 x 1,2
1,2 x 1,2 3 x (0,4 x 1,2m) 0,6 x 1,2 m
50%
12 m2 432 m2
Retai besar (24) Meja kecil 1,2 x 1,2 m Lemari 0,4 x 1,2 m Meja pembayaran 0,6 x 1,2
2 x 1,2 3 x (0,4 x 1,2m) 0,6 x 1,2 m
50%
14 m2
504 m2
Total Besaran Ruang Wisata Kerajianan 1456m2
Kebutuhan r uang Standar Ruang Perhitungan Flow Luas Ruang makan(62) 2,46 m2/ orang
(TTS) 62 x 2,46 m2 30 % 198 m2
Dapur 0,5 m2 62 x 0,5 m2 50% 46,5 m2
Pelayanan servis 0,2 m2 62 x 0,2 m2 20 % 14,88 m2
Gudang basah -kering
0,2 m2 62 x 0,2 m2 20 % 14,88 m2
Toilet Closet= 2,4 m2
Wastafel= 0,54m2/unt
2,4 m2 x 2 0,54 x 1
20 % 10m2
Lapak Makanan 4 m2/unit 4 m2 x 32 128 m2
Table VI.8. Besaran Ruang Wisata Kerajinan
Sumber analisa pribadi
Table VI.9. Besaran Ruang Wisata Kuliner
Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-9
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Kebutuhan ruang Standar Ruang Perhitungan Flow Luas Panggung (5) 6 x 9 m 6 x 9 x 5 270 m2
Ruang ganti (4) 10,03 m2/4 orang (TTS)
2,51 m2 x 4 10,4 m2
Toilet pria Toilet wanita
Closet= 2,4 m2 Urinoir= 0,8 m2/unt Wastafel= 0,54m2/unt Closet=2,4 m2 Wastafel= 0,54m2/unt
2 x 2,4 m2 3 x 0,8 m2
1 x 0,54m2 5 x 2,4 m2 1 x 0,54m2
20%
24,34 m2
Total Besaran Ruang Wisata Pentas Seni 634
Kebutuhan ruang Standar Ruang Perhitungan Flow Luas R. Display Produk 2d
DA
- Produk Ukuran Kecil (40cm x 60cm), 10buah
Jarak pengamatan ideal 0,5m
(0,6 + 1 + 0,5)x 0,6m x 10
13 m2
-Produk Ukuran Sedang (60cm x 90cm), 10 buah
Jarak pengamatan ideal 1 m
(0,6 + 1 + 1)x 1,2m x 12
31 m2
-Produk Ukuran Besar (120cm x 120cm), 8buah
Jarak pengamatan ideal 1,73 m
(0,6 + 1 + 1,73)x 2m x 8
40%
40,00 m2
Total Besaran Ruang Display Produk 2D 84 m2
Kebutuhan ruang Standar Ruang Perhitungan Flow Luas R. Display Produk 3d DA Ukuran Kecil (40x 40x40)cm, 3 blok
Jarak pengamatan ideal 0,35m
3,14 x (1 + 0,35) 2 x 10
8,48 25,4 m2
Ukuran Sedang (60x60x60)cm, 3 blok
Jarak pengamatan ideal 0,52m
3,14 x (1 + 0,52) 2 x 8
9,55 28,5 m2
Total Besaran Ruang Wisata Kuliner 921 m2
Table VI.10. Besaran Ruang Wisata Pentas Seni
Sumber analisa pribadi
Table VI.11. Besaran Ruang Bagian Pameran
Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-10
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Ukuran Besar (90x90x90)cm, 2 blok
Jarak pengamatan ideal 0,78m
3,14 x (1 + 0,78) 2 x 4
14,18
28m2
Total Besaran Ruang Display Produk 3D 82 m2
e. Kelompok Besaran Bagian Servis
Kebutuhan ruang Standar Ruang Perhitungan Flow Luas Pemeliharaan: R.Pompa R.Genset R.MEE R. AHU
Asumsi Asumsi Asumsi Asumsi
3m x 4m 6m x 5m 3m x 4m 3m x 4m
66 m2
Mushola 7 m x 7 m 49 m2 Toilet pria (2) Toilet wanita (2) Tempat wudlu
Closet= 2,4 m2 Closet= 2,4 m2
2 x 2,4 m2 2 x 2,4 m2
Parkir pengelola Mobil pribadi Sepeda motor
5,5m x 2,4m (DA) 2,2m x 0,8m (DA)
5,5m x 2,4m x 10 2,2m x 0,8m x 40
50%
132 m2
70 m2
202 m2
ATM (4 unit) (1,5m2 x 1,8m2) x 4
10,8 m2
Dropping area 6m x 5m 30 m2 Toilet pria ( 5) Toilet wanita (5)
Closet= 2,4 m2 Urinoir= 0,8 m2/unt Wastafel= 0,54m2/unt Closet=2,4 m2 Wastafel= 0,54m2/unt
2 x 2,4 m2 3 x 0,8 m2
1 x 0,54m2 5 x 2,4 m2 1 x 0,54m2
20%
240m2
Total Besaran Ruang Pengelola 609
TableV.12. Besaran Ruang Bagian Servis
Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-11
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
5. Konsep Luasan Site
Konsep Kebutuhan Luas Minimal Site
Total luasan bangunan = 5724 m2-1279m2=4424
Luasan site yang tersedia sekitar 9000 m2, maka
BC= 50% x 9000m2= 5400 (BC 50% berdasarkan bangunan Jawa)
Total luasan bangunan < BC => 4424 < 5400, berarti kegiatan yang
direncakan dapat diwadahi di site tersebut.
Kelompok kegiatan Besaran Kelompok
Kelompok Besaran Ruang Umum 1279
Kelompok Besaran Pengelola 210
Kelompok Besaran Informasi 286
Kelompok Besaran Penjualan 3319
Kelompok Besaran Bagian Servis 609
Total Kebutuhan Luas Bangunan 5703 m2
Tabel V.13. Rekapitulasi Besaran Kelompok Ruang
Sumber analisa pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-12
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
6. Konsep Pola hubungan ruang
Kuliner
Diagram VI.2. Pola hubungan makro ruang
Sumber analisa pribadi
Pengelola
Gudang
Dropping
Parkir
Mushola
ATM
R. Pemeliharaan
Toilet
Hall
R. Informasi
R. Tunggu Biro wisata
Parkir
R. Penerima
Plasa
Pentas seni
Pameran
RetaiL
penunjang
Kuliner
Pentas seni
workshop
Pentas seni
workshop
Kuliner
workshop
RetaiL
workshop
workshop
Kuliner
workshop
penunjang
Pentas seni
workshop
Pentas seni
workshop
Kuliner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-13
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
B. Konsep Aplikasi Arsitektur Jawa pada Obyek Rancang Bangun
1. Konsep orientasi bangunan
Pada rumah Jawa bangunan terdiri dari beberapa masa tempat yang
menjadi satu kesatuan dalam sebuah Omah (rumah). Rumah Jawa pada
umumnya menghadap sisi utara-selatan. Berdasarkan hasil analisa site,
orientasi bangunan menghadap sisi Selatan. Maka diperoleh orientasi
masa bangunan sebagai berikut:
2. Konsep tata ruang
Berdasarkan analisa tata ruang di atas hasil penataan tersebut akan
disesuaikan dengan dasar perancangan desain dengan konsep petualang
maka di peroleh penataan ruang
Mushola Pendhapa
Kandang kuda
Pringgitan Gandhok
Dhalem
Senthong
Dapur
Gambar VI.6. Susunan rumah Jawa Sumber analisa pribadi
Gambar VI.7. Orientasi masa bangunan Sumber analisa pribadi
Orientasi bangunan arah Utara-Selatan, dengan pengolahan masa menyebar tapi terpusat.
Senthong
Mushola Pendhapa Kandang kuda Pringgitan Dhalem
Dapur
Gandhok
Informasi
Pengelola
Pementasan seni
Retail kerajinan
Mushola dan mesin atm Penerima
Plasa
Pameran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-14
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
3. Konsep Bentuk
4. Konsep tampilan bangunan
Untuk menguatkan tampilan bangunan yang mencerminkan
bangunan jawa. Material pada bangunan menggunakan kayu, seperti
bangunan Jawa yang sudah ada. Seperti contoh bangunan komersil di
Gambar VI.9. Respon bentuk bangunan Sumber dokumen pribadi
Gambar VI.8. Konsep Tata ruang Sumber analisa pribadi
Penjualan
Informasi
Pengelola
Servis
Servis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-15
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
bawah ini. Selain tampilan luar Interior dan furniture bangunan juga
menggunakan material kayu.
.
Selain material kayu dapat menggunakan material bamboo.
Bamboo merupakan material pengganti yang sama kuat dengan
kayu. Bamboo juga lebih lentur dibandingkan kayu, contoh
aplikasi bamboo pada banguan Jawa.
Gambar VI.10. Contoh penggunaan material kayu Sumber www. Pasarsolo.com
Gambar VI.11. Contoh penggunaan material bambu
Sumber dokumen pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-16
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
C. Lokasi Dan Site
1. Konsep Lokasi
Lokasi terpilih berada di kawasan sekitar Mangkunegaran
2. Konsep Site
a. Kondisi existing site
72m
80m
121,3m
37m 57m
42,8m
Gambar VI.12. Peta Solo Sumber www.indonesia-tourism.com
Gambar VI.13. Existing site Sumber google-earth
Rumah penduduk Sumber dok-pribadi
Rumah penduduk Sumber dok-pribadi
SDN 14 Beskalan Sumber dok-pribadi
Naratour Sumber dok-pribadi
37 m
Pasar Alun2 Utara
Puro Mangkunegaran
Stasiun Balapan
Dekat dengan
hotel
Dari Jl. Slamet Riyadi, banyak
percabagan jalan menuju
Kraton Kasunanan
SITE
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-17
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
b. Konsep pencapaian
o Daerah bebas pandang tidak diperkenankan ditanami tanaman
yang menghalangi pandangan pengemudi. Sebaiknya digunakan
tanaman rendah berbentuk tanaman perdu dengan ketinggian
<0.80 m, dan jenisnya merupakan berbunga atau berstruktur indah,
misalnya: Soka berwarna-warni, Lantana, Pangkas Kuning.
c. Konsep view dan orientasi bangunan
Berdasarkan hasil analisa orientasi bangunan Pasar Wisata
Budaya menghadap selatan (sesuai orientasi rumah Jawa) sejajar
dengan jalan. Sedangkan pada sisi barat tampilan bangunan dibuat
menarik sehingga mampu menunjukkan kesan menerima pengunjung
dari berbagai arah.
Gambar VI.14.Konsep Pencapaian Sumber analisa pribadi
Daerah bebas pandang
Zona penerima
Zona penjualan
Zona servis
informasi
kerajinan
pameran servis
pengelola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-18
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
d. Konsep noise
e. Konsep matahari
Gambar VI.15. Konsep orientasi bangunan Sumber analisa pribadi
Gambar VI.16. Respon kebisingan Sumber analisa pribadi
Gambar VI.17. Respon sinar matahari Sumber analisa pribadi
informasi
kerajinan
pameran servis
pengelola
informasi
kerajinan
pameran servis
pengelola
informasi
kerajinan
pameran servis
pengelola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-19
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Berdasarkan ke empat analisa di atas maka diperoleh penzoningan akhir
D. Konsep Sistem Struktur, Konstruksi, Dan Mechanical Electrical
1. Sistem Struktur
Pada bangunan jawa stuktur bangunan dibedakan menjadi 3 bagian yaitu
bagian atas (atap), bagian badan (saka,pintu dan dinding) serta bagian
bawah (umpak)
a. Bagian atas berupa atap berfungsi sebagai peneduh dengan bentukan
yang variatif dari Panggang Pe, Kampung, Limasan, Tajug dan Joglo
sesuai analisa bentuk di atas. Pada bangunan jawa semua bentuk atap
menggunakan stuktur kayu.
Pemilihan sistem struktur yang digunakan tidak lepas dari struktur
Arsitektur Jawa.
Gambar VI.18. konsep penzoningan akhir Sumber analisa pribadi
kerajinan
pameran & pentas seni
servis
informasi
pengelola
kuliner
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-20
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
o Atap kampung dan limasan
System konstruksi yang terpenting pada atap kampung adalah molo
(balok paling atas), balok kecer dan ander (balok penopang molo
terletak di antara molo dan pangeret).
Sedangkan pada atap limasan adalah molo, ander dan dudur yang
berfungsi sebagai stabilisator molo.
o Atap Joglo dan tajug
Pada umumnya struktur atap tajug sama dengan atap joglo, hanya
saja pada atap tajug tidak ada Molo sehingga atap berbentuk lancip.
Sedangkan pada atap Joglo terdapat brunjung. Brunjung
merupakan bagian atas keempat saka guru sampai ke molo dan
brunjung inilah yang menjadi khas rumah bentuk Joglo .
Gambar VI. 21. Struktur Atap Joglo Sumber Dok.Pribadi
Brunjung
Gambar VI.19. Potongan atap kampung Sumber dokumen pribadi
Gambar VI.20. Potongan atap limasan Sumber dokumen pribadi
molo ander
Balok kecer
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-21
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Berdasarkan analisa di atas, semua bangunan Jawa
menggunakan struktur kayu. Untuk itu, semua atap bangunan
Pasar Wisata Budaya juga akan menggunakan struktur kayu.
b. Bagian tengah terdiri dari tiang atau saka, dinding, pintu.
o Saka
Saka berfungsi sebagai penopang dan penyalur beban atap ke lantai.
Untuk bangunan umum menggunakan saka sedangkan bangunan
dengan kelmbaban tinggi menggunakan kolom beton bertulang
yang di pernis seperti kayu.
o Dinding pada bangunan Jawa dulunya juga terbuat dari kayu
namun ada juga berupa gedeg (yaitu anyaman bamboo)
Untuk bangunan umum seperti bagian penjualan
menggunakan dinding kayu dan gedheg. Sedangkan ruang yang
mempunyai kelembaban tinggi dan keamanan ruang tang lebih
seperti ruang pemeliharaan, kamar mandi dinding terbuat dari batu
bata espos.
Gambar VI. 22. Saka Sumber Dok.Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-22
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
Zona Informasi menggunakan dinding kayu dan bata espos pada
ruang tertentu yang mepunyai tingkat keamanan tertentu
Zona penjualan merupakan kegiatan utama untuk mengespos
bangunan Jawa semua ruang menggunakan dinding kayu
ataupun gedheg.
Zona servis merupakan ruang dengan pemeliharaan tinggi, agar
bangunan lebih awet menggunakan bata espos.
Zona pengelola merupakan ruang dengan kegiatan privat
menggunakan dinding massif berupa kayu dan bata espos.
c. Bagian bawah berupa bebatur, umpak dan lantai.
o Pada semua bangunan kawasan pasar menggunakan sistem
pondasi umpak.Bagian bawah Umpak sedikit dimasukkan kedalam
plat beton dari atap basement, kemudian dieratkan dengan baut
khusus.
Gambar VI.23.Bata espos, gedheg, kayu Sumber astudioarchitect.com
Gambar VI. 24. Sturktur Umpak Sumber Dok.Pribadi
Baut pengerat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-23
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
o Pada bangunan basement menggunakan struktur tiang pancang
yang secara garis besar terdiri dari
o Sedangkan pondasi tangga dari basement menuju atas
menggunakan struktur pondasi footplat
2. Sistem Utilitas Bangunan
a. Sistem Informasi
Sistem informasi audio yang digunakan adalah:
1) Sistem General
Sistem tata suara menyeluruh untuk setiap bagian atau ruang
yang berhubungan dengan unit informasi, sentral security dan
emergency. Sistem general (SG) akan di pasang pada setiap unit
informasi yang tersebar di Pasar dan pengelola.
Raft foundation
Gambar VI.25. Sturktur tiang pancang Sumber Dok.Pribadi
Kolom
Dinding basement Balok dan plat lantai
Gambar VI. 26. Sturktur pondasi footplat Sumber Dok.Pribadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-24
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
2) Sistem Lokal
Digunakan untuk memberikan informasi dalam lingkup kecil.
- Sistem lokal (SL) akan di pasang di setiap retail kerajinan dan
pengelola
b. Penangkal Bahaya Kebakaran
- Tabung pemadam api apar ditempatkan pada jarak tertentu yang
tersebar di setiap zona kegiatan.
- Fire hydrant (FH) diitempatkan pada daerah yang sulit dijangkau
mobil pemadam kebakaran dan ruangan yang membutuhkan
kecepatan pemadaman seperti ruang genset, mesin dan sebagainya.
Gambar VI. 28. Penataan pemadam kebakaran Sumber analisa pribadi
Gambar VI. 27. Penataan sistem informasi Sumber analisa pribadi
SG
SG
SL
SG SG SG
SL
SL
FH FH
FH
Apar
Apar
Apar Apar
Apar
Apar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-25
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
c.Sistem Sanitasi
Berikut skema sistem pengolahan air kotor.
1) Sistem Sanitasi
2) Sistem Drainase
Air kotor Penangkap lemak Bak Penampungan
Septic Tank
Air Kotor
Toilet
Faeces Sumur Peresapan
Air Hujan dari Atap Air hujan sekitar site
Saluran vertikal Bak kontrol Riol Kota Saluran Horizontal
Skema .VI.11.. Sistem drainase
Skema VI.10. Sistem sanitasi
Gambar VI.29. Panataan sistem sanitasi Sumber analisa pribadi
Arah air kotor menuju sumur peresapan Sumur peresapan
Sumur peresapan Sumur peresapan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-26
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
¼ò Penyediaan Air Bersih
Air bersih dapat diperoleh melalui 2 cara yaitu, PAM dan sumber
air sendiri (sumur).
Suply Water tank pompa distribusi
Skema VI.12. Up feed Distribution
Suply Ground Tank Pompa Distribusi Top Reservoir
Skema VI.13. Down Feed Distribution
Gambar VI. 27. Panataan sistem drainase Sumber analisa pribadi
Gambar VI. 28. Distribusi air bersih Sumber analisa pribadi
Riol kota
Alur pembuangan air kotor ke riol kota
Alur distribusi air
Ground tank
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
VI-27
I0208084 Ummi Salamah M.
PENELITIAN TUGAS AKHIR PASAR WISATA BUDAYA SOLO
3. Mechanical dan Electrical
Sumber energi listrik dihasilkan dari PLN dan genset. Jika
suplai energi listrik dari PLN padam, maka untuk sementara waktu
energi listrik diganti dengan tenaga generator. Berikut skema
pendistribusian energi listrik:
SkSDP MDPAutoswitch
TrafoPLN
Genset
Distribusi
Distribusi
Distribusi
M
Skema VI.14. Distribution Listrik
Gambar VI. 29. Distribusi listrik Sumber analisa pribadi
R. Genset & panel listrik
PLN
Alur distribusi listrik