KONSEP PENGETAHUAN

13
pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui; kepandaian (Kamus Besar Bahasa Indonesia , 2003). Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman penelitian tertulis bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan . Pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan sebagai berikut : a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya . b. Memahami (Comprehensio ) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui. c. Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari. d. Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi yaitu kemampuaan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Menurut teori Lawrence Green (1980) disitasi Notoatmodjo, 2003 bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang

Transcript of KONSEP PENGETAHUAN

Page 1: KONSEP PENGETAHUAN

pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui; kepandaian (Kamus Besar Bahasa Indonesia , 2003).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behavior). Dari pengalaman penelitian tertulis bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan .

Pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan sebagai berikut :a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya .b. Memahami (Comprehensio )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui.

c. Aplikasi (Application)Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari.

d. Analisis (Analysis)Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen.

e. Sintesis (Synthesis)Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)Evaluasi yaitu kemampuaan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Menurut teori Lawrence Green (1980) disitasi Notoatmodjo, 2003 bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi sebagai faktor predisposisi disamping faktor pendukung seperti lingkungan fisik, prasarana dan faktor pendorong yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari objek penelitian atau responden. Data yang bersifat kualitatif digambarkan dengan kata-kata, sedangkan data yang bersifat kuantitatif berwujud angka-angka, hasil hasil perhitungan atau pengukuran, dapat diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, setelah dipersentasekan lalu ditafsirkan kedalam kalimat yang bersifat kualitatif.

a. Kategori baik yaitu menjawab benar 76 % – 100 % dari yang diharapkan b. Kategori cukup yaitu menjawab benar 56 % – 75 % dari yang diharapkan c. Kategori kurang yaitu menjawab benar dibawah 56 % dari yang diharapkan.

Page 2: KONSEP PENGETAHUAN

NANDA (2005) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang terkait dengan kurang pengetahuan (deficient knowledge) terdiri dari: kurang terpapar informasi, kurang daya ingat/hapalan, salah menafsirkan informasi, keterbatasan kognitif, kurang minat untuk belajar dan tidak familiar terhadap sumber informasi (Nanda, 2005). Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan/knowledge seseorang di tentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a. Keterpaparan terhadap informasib. Daya ingatc. Interpretasi informasid. Kognitife. Minat belajar, danf. Kefamiliaran akan sumber informasi

Pendekatan Konsep Ilmu, Teknologi dan Masyarakat dalam Pembelajaran IPS di SD

Kedudukan konsep ilmu, teknologi dan kemasyarakatan semakin penting dalam era masyarakat modern yang banyak menimbulkan masalah-masalah kompleks. Kenyataan ini akan semakin dirasakan apabila dalam penjelasanya memberi informasi lebih jauh bahwa pemecahan masalah-masalah tersebut menghendaki adanya kedudukan dari berbagai disiplin ilmu.

IPS sebagai mata pelajaran di lembaga pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis. Hal ini terbukti dengan banyak ide atau pemikiran dari para ahli seperti Robert E. Yager yang memasukkan ilmu, teknologi dan masyarakat (ITM) baik sebagai bidang penerapan dan hubungan, kreativitas dan sikap, maupun konsep dan proses. Remy (1990) mengemukakan konsep ITM memberikan konstribusi secara langsung terhadap misi pokok IPS, khususnya dalam mempersiapkan warga negara yang: (1) memahami ilmu pengetahuan di masyarakat, (2) pengambilan keputusan warga negara, (3) membuat hubungan antar pengetahuan, (4) mengingatkan generasi pada sejarah bangsa-bangsa beradab.

Melalui suatu studi “Project Synthesis†, Noris Harms mengembangkan tujuan IPS untuk pendidikan sebagai berikut: (1) IPS untuk memenuhi kebutuhan pribadi individu, (2) IPS untuk memecahkan persoalan-persoalan kemasyarakatan masa kini; (3) IPS Untuk membantu dalam memilih karir, (4) IPS untuk mempersiapkan studi lanjutan.

Ilmu, teknologi dan masyarakat (ITM) merupakan istilah yang diterapkan sebagai upaya untuk memberikan wawasan kepada siswa secara nyata dalam mengkaji ilmu pengetahuan. Konsep ITM mencakup keseluruhan spektrum tentang peristiwa-peristiwa kritis dalam proses pendidikan, meliputi tujuan, kurikulum, strategi pembelajaran, evaluasi dan persiapan serta penampilan guru. Ciri dasar keberadaan ITM adalah lahirnya warga negara yang berpengetahuan yang mampu memecahkan masalah-masalah krusial dan mengambil tindakan secara efisien dan efektif

Page 3: KONSEP PENGETAHUAN

Pendekatan dan Strategi Konsep Ilmu, Teknologi dan Masyarakat dalam Pengajaran IPS SD

Pendekatan yang digunakan dalam pengajaran IPS untuk proses pembelajaran ITM adalah interdisipliner atau multidisipliner. Artinya dalam proses belajar mengajar di kelas IPS, para siswa seyogianya diajak, dibina dan didorong agar dalam mengkaji atau memecahkan masalah atau topik, dipandang dari berbagai disiplin ilmu. Ada dalam pengajaran IPS, yakni: (1) infusi ITM ke dalam mata pelajaran yang ada, (2) perluasan melalui topik kajian dalam mata pelajaran, dan atau (3) penciptaan/pembuatan mata pelajaran yang baru. Sedangkan karakteristik dari program integral ITM dalam IPS terdiri atas empat kategori sebagai berikut: (1) hasilnya dinyatakan secara jelas, (2) strategi organisasi, (3) sistem dukungan, (4) strategi instruksional.

Model Pembelajaran Interaktif dalam PIPS

Pengembangan model pembelajaran interaktif dalam IPS dapat dilakukan oleh guru pada semua pokok bahasan, dengan syarat harus memperhatikan sembilan hal yakni: motivasi, pemusatan perhatian, latar belakang siswa dan konteksitas materi pelajaran, perbedaan individual siswa, belajar sambil bermain, belajar sambil bekerja, belajar menemukan dan pemecahan permasalahan serta hubungan sosial. Dalam proses kegiatan belajar mengajar yang interaktif, guru berperan sebagai pengajar, motivator, fasilitator, mediator, evaluator, pembimbing dan agen pembaharu. Dengan demikian, kedudukan siswa dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas memiliki peran aktif, di mana aktivitasnya dapat diukur dari kegiatan memperhatikan, mencatat, bertanya, menjawab, mengemukakan pendapat dan mengerjakan tugas, baik tugas kelompok maupun tugas individual. Dalam situasi belajar yang demikian, siswa akan mendapatkan pengalaman yang berkesan, menyenangkan dan tidak membosankan.

Guru dalam proses belajar mengajar yang interaktif dapat mengembangkan teknik bertanya efektif atau melakukan dialog kreatif dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Sifat pertanyaan dapat mengungkapkan sesuatu atau memiliki sifat inkuiri, sehingga melalui pertanyaan yang diajukan, siswa dikembangkan kemampuannya ke arah berpikir kreatif dalam menghadapi sesuatu. Beberapa komponen yang harus dikuasai oleh guru dalam menyampaikan pertanyaan yaitu: pertanyaan harus mudah dimengerti oleh siswa, memberi acuan, pemusatan perhatian, pemindahan giliran dan penyebaran, pemberian waktu berpikir kepada siswa serta pemberian tuntunan. Sedangkan jenis pertanyaan untuk pengembangan model dialog kreatif ada enam jenis yaitu: pertanyaan mengingat, mendeskripsikan, menjelaskan, sintesa, menilai dan pertanyaan terbuka. Untuk meningkatkan interaksi dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya mengajukan pertanyaan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawabannya dan menjadi dinding pemantul atas jawaban siswa.

Sumber Pembelajaran dalam PIPS

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang saling terkait dalam proses belajar mengajar dan efektivitasnya dapat tercapai dengan memanfaatkan sumber pembelajaran.

Page 4: KONSEP PENGETAHUAN

Sumber pembelajaran IPS dapat menggunakan buku sumber (buku teks, majalah atau koran dan media massa lainnya), media dan alat pengajaran, situasi dan kondisi kelas serta lingkungan.

Bagi guru IPS buku sumber bukan satu-satunya sumber pembelajaran yang dapat digunakan, karena buku sumber pada umumnya memuat informasi yang sudah lama. Media dan alat peraga dalam pengajaran merupakan sumber pembelajaran yang dapat membantu guru dalam melaksanakan perannya sebagai demonstrator. Manfaat media atau alat pembelajaran adalah: mengurangi verbalisme, memusatkan perhatian siswa, mudah diingat, membantu pemahaman siswa serta mendorong untuk melakukan diskusi. Media pembelajaran digolongkan atas 3 kelompok yaitu: media dengar (visual aids), media pandang (auditive aids) dan media raba atau gerak (motor aids). Tetapi dalam pelaksanaannya terdapat multi media yang mencakup ketiga jenis media tersebut.

Kelas dapat dijadikan sumber pembelajaran sangat bergantung kepada guru dalam melaksanakan perannya sebagai pengelola kelas. Kelas tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlangsungnya PBM, tetapi berfungsi pula sebagai tempat pameran hasil kerja siswa atau pajangan kelas. Hasil kerja siswa yang dipajangkan adalah yang memuat pesan secara jelas, menunjang kegiatan belajar mengajar, menimbulkan minat dan perhatian siswa dan adanya peraturan untuk menggunakannya.

Lingkungan sebagai sumber pembelajaran menuntut kreativitas guru untuk memanfaatkannya dan mengeliminasi kebiasaan mengajar yang rutinitas dan monoton. Terdapat empat jenis sumber pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dari lingkungan, yaitu: masyarakat, lingkungan fisik, bahan sisa atau limbah dan peristiwa alam dan sosial. Memanfaatkan lingkungan sebagi sumber pembelajaran mendorong siswa untuk berpikir logis, sistematis dan logis, karena dari lingkungan muncul berbagai fenomena yang menarik dan menantang bagi siswa, oleh karena itu guru dituntut memiliki keterampilan membawa lingkungan ke dalam kelas dan atau membawa siswa ke luar kelas

Perubahan konsep pengetahuan

admin - Posted on 12 June 2009

Peter Drucker, bagawan manajemen tingkat dunia, khususnya dalam buku Post Capitalist Society (1994) dan Managing in a Time of Great Change (1997) membedakan perubahan pengetahuan manusia dalam empat fase.

Pertama, sampai revolusi industri, pengetahuan diterapkan kepada “ada”, being. Artinya, pengetahuan lebih bersifat “kontemplatif”, yaitu mencari kebenaran demi kebenaran itu sendiri, bukan untuk tujuan-tujuan yang didasarkan pada kemanfaatan. Pengetahuan tidak mengandung arti “kemampuan melakukan sesuatu”. Kemanfaatan atau kegunaan bukanlah pengetahuan, tetapi ketrampilan yang dalam bahasa Yunani disebut sebagai

Page 5: KONSEP PENGETAHUAN

“techne”. Manusia menjadi sempurna dengan memiliki pengetahuan, yang merupakan perwujudan daari kebenaran.

Kedua, baru pada saat revolusi industri, pengetahuan menjadi sumber perbuatan (doing). Pengetahuan ditujukan untuk hal yang bermanfaat, yaitu menjadi sumber penciptaan alat-alat atau teknologi sebagaimana diawali oleh James Watt (1736 – 1819). “Techne”, ketrampilan dikombinasikan dengan “logos”, yaitu pengetahuan yang terorganisasi, sistematik dan memiliki tujuan, sehingga menjadi “teknologi”. Pada fase ini, khususnya pertengahan abad ke 18, di Eropa muncul berbagai lembaga yang mengajarkan “ketrampilan”, antara lain Ecole Polytechnique.

Pada fase berikutnya yang ketiga, pengetahuan tidak hanya dikaitkan dengan tindakan, tetapi dikaitkan dengan kajian tentang pekerjaan, analisis pekerjaan, dan rekayasa pekerjaan atau untuk memperbaiki pekerjaan. Ini dirintis oleh Frederick Winslow Taylor (1856 – 1915) dengan karyanya Scientific Management (1911). Dengan ini produktivitas menjadi meningkat. Dan mulai saat itu “pelatihan” menjadi penting. Frederick Winslow Taylor ini juga disebut sebagai Bapaknya ilmu Teknik Industri (Industrial Engineering).

Fase terakhir terjadi ketika pengetahuan diterapkan pada pengetahuan (knowledge is applied to knowledge). Jika sebelumnya manajemen dimaksudkan sebagai pengetahuan untuk menemukan bagaimana pengetahuan yang ada diterapkan sebaik mungkin untuk memberikan hasil, kini pengetahuan juga diterapkan secara sistematik dan sengaja untuk mendefiniskan pengetahuan baru apa yang dibutuhkan? Apakah itu feasible? Dan apa yang harus dilakukan untuk menjadikan pengetahuan itu efektif? Dengan kata lain, pengetahuan diterapkan pada inovasi sistematik. Dari sini Peter Drucker kemudian mulai memperkenalkan istilah knowlede worker, yakni kelompok pekerja yang memiliki pendidikan formal dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan pengetahuan teoritik dan analitik serta mind set tertentu dan lebih-lebih “kebiasaan untuk belajar terus menerus”. Untuk pertama kalinya sejak revolusi industri, pengetahuan menjadi faktor produksi yang penting seperti halnya tanah, tenaga kerja dan modal, pada masa era kapitalisme. Faktor pengetahuan ini bahkan menjadi yang terpenting karena secara fundamental berbeda dengan faktor produksi lainnya itu dalam arti Ia (pengetahuan) tidak terikat pada suatu Negara, transisional, dapat dibawa, dapat diciptakan dimanapun, secara cepat, mudah dan murah.

KONSEP PENGETAHUAN

Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui; kepandaian (Kamus Besar Bahasa Indonesia , 2003).

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

Page 6: KONSEP PENGETAHUAN

seseorang (overt behavior). Dari pengalaman penelitian tertulis bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan .

Pengetahuan dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan sebagai berikut :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya .

b. Memahami (Comprehensio )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui.

c. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek kedalam komponen-komponen.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi yaitu kemampuaan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Menurut teori Lawrence Green (1980) disitasi Notoatmodjo, 2003 bahwa perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan tradisi sebagai faktor predisposisi disamping faktor pendukung seperti lingkungan fisik, prasarana dan faktor pendorong yaitu sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari objek penelitian atau responden. Data yang bersifat kualitatif digambarkan dengan kata-kata, sedangkan data yang bersifat kuantitatif berwujud angka-angka, hasil hasil perhitungan atau pengukuran, dapat diproses dengan cara dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase, setelah dipersentasekan lalu ditafsirkan kedalam kalimat yang

Page 7: KONSEP PENGETAHUAN

bersifat kualitatif.

a. Kategori baik yaitu menjawab benar 76 % – 100 % dari yang diharapkan

b. Kategori cukup yaitu menjawab benar 56 % – 75 % dari yang diharapkan

c. Kategori kurang yaitu menjawab benar dibawah 56 % dari yang diharapkan.

NANDA (2005) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang terkait dengan kurang pengetahuan (deficient knowledge) terdiri dari: kurang terpapar informasi, kurang daya ingat/hapalan, salah menafsirkan informasi, keterbatasan kognitif, kurang minat untuk belajar dan tidak familiar terhadap sumber informasi (Nanda, 2005). Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa pengetahuan/knowledge seseorang di tentukan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

a. Keterpaparan terhadap informasi

b. Daya ingat

c. Interpretasi informasi

d. Kognitif

e. Minat belajar, dan

f. Kefamiliaran akan sumber informasi

From: "ekayana" <ekayana@...>

Pedoman kedua :

"Jangan beranggapan bahwa pengetahuan yang Anda miliki sekarang tak lagidapat diubah, dan merupakan kebenaran mutlak. Hindarilah pikiran yangpicik, hindarilah keterikatan pada pandangan-pandangan pada saat sekarang.Pelajari dan praktikkan jalan yang terbuka terhadap keterikatan pada suatupandangan, agar dapat dengan terbuka menerima cara pandang dari sudut yanglain. Kebenaran hanya bisa ditemui dalam kehidupan dan bukan dalamkonsep-konsep pengetahuan. Bersiaplah untuk belajar dari kehidupan danuntuk memahami realita di dalam diri sendiri dan dalam dunia ini padasetiap waktu."

Pedoman kedua ini terbentuk berdasarkan pada pedoman pertama, dan berkaitandegan pikiran kita juga. Pedoman ini mengingatkan kita agar tidakterperangkap oleh pengetahuan kita sendiri. Pengetahuan diperlukan untukberpikir dan memberikan keputusan, dan berguna pula bagi kehidupan kitasehari-hari, namun itu bukanlah kebenaran tertinggi. Selama saat-saat kita

Page 8: KONSEP PENGETAHUAN

merenungkan matahari terbenam, sebagai suatu contoh, kita mungkin mengirabahwa matahari tetap berada di kaki langit, orang lain pun mungkinmenyetujui pendapat kita. Tapi para ilmuwan mengatakan bahwa sebenarnyamatahari tenggelam di kaki langit delapan menit yang lalu. Jadi,pengetahuan para ilmuwan sebenarnya lebih tinggi daripada kita. Kita lalumenyadari bahwa matahari yang kita lihat hanyalah matahari yang lampau,bukan matahari sekarang. Contoh ini mengajarkan kita betapa persepsi danpenilaian sering menyesatkan kenyataan. Oleh karena itu, terlalu bergantungpada pengetahuan yang kita miliki, bisa menyebabkan kita kehilangankesempatan untuk maju di jalan dalam usaha menyadari realita-realita.

Praktik-praktik dalam Agama Buddha bertujuan mengatasi pengetahuan. Parailmuwan yang memiliki keraguan dan mencoba melakukan pemeriksaan ulangterhadap pengetahuannya mempunyai kesempatan yang lebih besar untukmendapatkan penemuan baru. Setiap kebenaran ilmu pengetahuan hari ini,dapat menjadi kekeliruan di esok hari. Setiap ilmu pengetahuan memerlukanproses penemuan. Kesiapan mengatasi pengetahuan yang dimiliki kinimerupakan perilaku seorang penyelidik yang bijaksana. Terbentuknyapengetahuan kita bergantung pada cara pandang kita. Pandangan kita dapatselalu disempurnakan atau pun dikoreksi oleh pandangan yang lain. Yangdisebut benar di satu sisi, bisa dianggap keliru pada sisi yang lain.Terikat pada pandangan adalah seperti menolak untuk menaiki tangga yanglebih tinggi, sebab kita mengira langkah yang tengah kita jejaki adalahyang tertinggi.

Agama Buddha memberikan kita cara untuk melihat sesuatu sebagaimana adanya:muncul dan menjadi dengan saling bergantungan. Dengan berbuat demikian,kita dapat membebaskan diri kita dari konsep-konsep pikiran yangmenyebabkan setiap benda memiliki penilaian-penilaian tersendiri. Pikiranyang melihat sesuatu itu muncul dan terjadi dari keadaan salingbergantungan dinamakan pemahaman tanpa pembedaan. Pemahaman inimengembangkan cara pandang kita. Dalam Agama Buddha Zen, terdapat suatuperumpamaan yang menggambarkan keadaan pemahaman seperti demikian, "Lorongpercakapan telah dihentikan, jalur pemikiran telah dipatahkan."

"Kebenaran itu mesti dicari hanya dalam kehidupan dan bukan dalamkonsep-konsep pengetahuan. "Bagaimana cara kita mempraktikkan hal ini?"Selidikilah kehidupan dalam diri sendiri dan dalam dunia ini setiap waktu."Inilah jawaban dalam Ajaran Buddha. Menyelidiki kehidupan secaraberkesinambungan adalah praktik yang sesuai dengan Smrtyupasthana-Sutra.Sutra ini menganjurkan untuk selalu mawas diri terhadap segala sesuatu yangterjadi dalam tubuh kita, dalam perasaan kita, dalam pikiran kita, danobyek-obyek dalam pikiran kita, dunia ini. Praktik ini akan mengembangkankonsentrasi dan pandangan kita, menumbuhkan kemampuan kita untuk melihatrealita.