KONSEP PENGAJARAN-Strategi Belajar Mengajar
-
Upload
etika-wahyu-p -
Category
Documents
-
view
361 -
download
14
description
Transcript of KONSEP PENGAJARAN-Strategi Belajar Mengajar
KONSEP PENGAJARAN
DAN KURIKULUM
Nama : Etika Wahyu Perdani (5302410016)
Diyah Prihastini (5302410017)
Rombel : 01
PROGRAM STUDI PTIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012
Kurikulum dan pengajaran merupakan dua hal yang berbeda namun erat kaitannya
antara satu dengan yang lainnya. Kurikulum pada dasarnya merupakan suatu perencanaan
menyeluruh yang mencakup kegiatan dan pengalaman yang perlu disediakan yang
memberikan kesempatan secara luas bagi siswa untuk belajar.
KONSEP DIDAKTIK
A. Pengertian, Fungsi dan Manfaat Didaktik
1. Manusia dan Pengajaran
Sejak masa lampau hakikatnya kegiatan proses pendidikan dan pengajaran
telah banyak diselenggarakan. Semakin dekat dengan masa kini semakin
berkembang pula cara dan teknik yang digunakan untuk proses pendidikan dan
pengajaran. Sekolah sebagai suatu lembaga yang menyelenggarakan pengajaran dan
kesempatan belajar, sebab itu harus memenuhi persyaratan antara lain : murid, guru,
program pendidikan, asrama, sarana dan prasarana sehingga memungkinkan
kegiatan belajar mengajar berlangsung dan terarah pada pembentukan dan
pengembangan siswa. Faktor-faktor yang mendorong berdirinya lembaga
pendidikan (sekolah) antara lain :
a) Orang tua menyadari bahwa anak-anak mereka perlu memiliki pengetahuan
yang tingkatannya melebihi pengetahuan dan pengalaman orang tua sendiri.
b) Orang tua bekerja dan memiliki berbagai kesibukan untuk kehidupan
keluarganya. Mereka tidak memiliki waktu yang cukup untuk memberikan
pendidikan kepada anak-anaknya.
c) Semakin lama kondisi masyarakat semakin bertambah maju. Kemajuan ini
disebabkan adanya pengaruh dari luar dan perkembangan berpikir serta
bertambahnya pengalaman individu dalam masyarakat itu.
d) Pertambahan pendudukan terutama di desa-desa telah mendorong orang-orang
pergi ke kota, sehingga banyak terjadi masalah urbanisasi yang tidak merata dan
juga pengangguran.
e) Para ahli pendidikan mengadakan serangkaian penelitian dan percobaan dalam
bidang pendidikan dan pengajaran. Karena itu lambat laun sistem dan metode
pendidikan semakin maju.
1
2. Istilah dan Pembatasan Didaktik
Kata didaktik atau didactic berasal dari benua Eropa, yaitu Eropa Barat. Istilah
didaktik berasal dari kata didasco, didaskein artinya mengajar atau pelajaran, ada
yang menyebutkan ilmu tentang mengajar dan belajar. Namun, di Amerika istilah
tersebut kurang sesuai, sehingga mereka menggunakan istilah teaching, curriculum
dan audio visual untuk pengertian pengajaran, rencana pengajaran dan alat (media)
pengajaran.
3. Fungsi Didaktik
a) Fungsi didaktik dari segi ilmu
Didaktik dipandang sebagai ilmu pendidikan yang diterapkan serta
diprektekan di sekolah. Perkembangan didaktik yang pesat telah mendorong
kemajuan pengajaran dan memberikan bahan-bahan yang lebih lengkap bagi
ilmu pendidikan.
Didaktik merupakan salah satu cabang dalam ilmu keguruan. Sebagai ilmu,
didaktik berfungsi memperkaya bahan-bahan yang diperlukan oleh ilmu-ilmu
kependidikan. Selain itu didaktik juga sebagai alat untuk menyampaikan /
menanamkan ilmu itu kepada siswa.
b) Fungsi didaktik dari segi alat
Sebagai alat, didaktik berfungsi dalam masyarakat, budaya dan teknologi.
Komunikasi dan interaksi sosial akan bertambah lancar apabila individu-
individu yang berkomunikasi dan berinteraksi itu mampu melakukannya secara
baik dan efektif.
Perkembangan budaya memerlukan ilmu didaktik. Penyajian seni-seni
kreasi budaya kepada masyarakat akan lebih menarik dan mudah dipahami oleh
penontonnya apabila penyajian dilakukan sesuai dengan petunjuk-petunjuk
didaktik.
4. Manfaat Didaktik
a) Memberikan petunjuk tentang membuat perencanaan.
b) Memberikan petunjuk tentang bagaimana cara membuat tujuan-tujuan yang
diinginkan.
c) Memberikan petunjuk tentang bagaimana cara menyampaikan pengalaman dan
pengetahuan dengan cara yang efektif.
d) Memberikan petunjuk tentang cara-cara mempelajari sesuatu agar berhasil.
2
e) Memberikan petunjuk tentang bagaimana cara mengadakan penilaian yang
efektif.
f) Memberikan petunjuk tentang bagaimana cara membuat suatu program yang
sistematis.
g) Memberikan petunjuk tentang bagaimana cara mengadakan pengumpulan
informasi yang diperlukan.
h) Memberikan petunjuk tentang bagaimana cara menyelenggarakan peragaan
menggunakan audio visual aids.
B. Didaktik Sebagai Suatu Ilmu
1. Pengertian Ilmu
Ilmu adalah pengetahuan manusia tentang jagad raya. Ilmu bersumber dari
salah satu alternatif sumber, sesuai dengan kategori teoritis yaitu,
a) Pengetahuan yang bersumber dari pengalaman yang masuk melalui pancaindra
(mata, telinga, hidung, dan kulit)
b) Pengetahuan yang bersumber dari hasil pemikiran manusia tentang dunia ini.
Sehingga ilmu dapat bersumber dari salah satu proses yang berkelanjutan,
tegasnya pengalaman yang diperoleh melalui pancaindra kemudian diolah oleh
pemikiran manusia dan dinyatakan dalam bentuk pengetahuan
Jenis-jenis ilmu terdiri dari 4 cabang, yaitu :
a) Natural science yaitu pengetahuan tentang alam semesta, contoh biologi dan
astronomi.
b) Social science yaitu pengetahuan tentang cara manusia bertingkah laku, contoh
psikologi dan ekonomi.
c) Pure science yaitu pengetahuan yang diperoleh dari berpikir dan kebenaran
sesungguhnya, contoh matematika.
d) Exact science yaitu pengetahuan yang dapat diperoleh melalui pengukuran,
contoh ilmu kimis, fisika.
2. Didaktik adalah Suatu Ilmu
Untuk meninjau apakah didaktik suatu ilmu atau bukan maka perlu
diperhatikan kriteria berikut:
1) Apa yang menjadi objek didaktik?
2) Bagaimana logika berpikir didaktik?
3
3) Bagaimana bentuk sistematika didaktik?
4) Bagaimana metode pendekatan didaktik?
5) Dari mana sumber bahan-bahan didaktik?
3. Objek Didaktik
Objek didaktik adalah situasi pengajaran dengan komponen-komponen
yang ada didalamnya. Situasi pengajaran adalah suatu kondisi atau keadaan tertentu
dimana terjadi proses belajar mengajar dan didalamnya terdapat sejumlah
komponen faktor pengajaran. Situasi pengajaran memiliki karakteristik sebagai
berikut :
a) Situasi pengajaran berbeda dengan situasi lainnya yang bukan atau tidak
mengandung makna mengajar dan belajar.
b) Situasi pengajaran tidak menetap, perubahan dipengaruhi faktor pribadi guru,
kebutuhan siswa, tujuan, bahan serta alat yang digunakan untuk pengajaran.
c) Situasi pengajaran tidak dibatasi oleh bidang kelas saja.
d) Situasi pengajaran bersifat unik tetapi sederhana.
e) Situasi pengajaran bersifat mudah tetapi juga sulit.
4. Logika Berpikir Didaktik
Dalam ilmu pengetahuan, kita mengenal bermacam-macam metode berpikir, yaitu:
a. Metode berpikir induksi
b. Metode berpikir deduktif
c. Metode berpikir generalisasi
d. Metode berpikir kausalitas
e. Metode berpikir pemecahan masalah (problem solving)
f. Metode berpikir logis sistematis
5. Sistematika Didaktik
a) Pembagian Didaktik Gaya Lama
Menurut pandangan lama, didaktik terbagi atas didaktik umum dan
didaktik khusus. Didaktik khusus terbagi menjadi metodik dan rencana
pengajaran. Metodik terbagi lagi atas metodik umum dan metodik khusus.
b) Pembagian Didaktik Gaya Baru
Berdasarkan data yang ada dalam buku-buku secara operasional ilmu
didaktik meliputi studi yang luas dalam bidang-bidang berikut:
1) Prinsip-prinsip mengajar
2) Teori dan prinsip-prinsip belajar
4
3) Metodologi pengajaran
4) Metodik khusus, cara mengajar berbagai pelajaran
5) Perencanaan pengajaran
6) Media pengajaran dalam teknologi pendidikan
6. Metode Pendekatan Didaktis
Metode pendekatan ialah cara atau prosedur mendekati suatu persoalan.
Suatu cara pendekatan mengandung pengertian dari sudut mana masalah tersebut
ditinjau dan dari situlah titik tetap atau tingkat kebenaran menurut pandangan
seseorang. Ada bermacam-macam pendekaran ilmiah yakni :
a) Pendekatan Biologis (Biological Approach) yaitu pendekatan yang di lakukan
oleh jasmaniah.
b) Pendekatan Psikologis (Psychological Approach) yaitu pendekatan yang
dilakukan dari sudut padang kejiwaan atau tingkah laku manusia.
c) Pendekatan Fenomenologis (Phenomenological Approach) yaitu pendekatan
yang di lakukan dengan melihat dari sudut gejala atau tingkah laku yang ada.
d) Pendekatan Situasional – Kondisional (Situational – Konditional Approach)
atau pedekatan sikon yaitu pendekatan yang dilakukan dengan meninjau segala
sesuatu berdasarkan situasi dan kondisi yang ada.
e) Pendekatan Fungsional (Functional Approach) yaitu pendekatan yang meninjau
segala sesuatu dari fungsinya.
f) Pendekatan Ekologis (Ecological Approach) yaitu pendekatan yang meninjau
sesuatu dari sudut pandang lingkungan hidupnya.
g) Pendekatan Integritas ( Integrated Approach) yaitu pendekatan yang dilihat dari
sudut keseluruhan secara komperhensif.
7. Sumber-sumber Bahan bagi Didaktik
Meskipun didaktik adalah suatu ilmu yang berdiri sendiri, namun tidak dapat
dilepaskan dengan ilmu-ilmu lainnya. Akan tetapi , justru melalui kerja sama timbal
balik antara didaktik dan ilmu-ilmu lainnya itu yang menyebabkan eksistensi
didaktik selaku ilmu yang lebih kukuh dan mampu berkembang lebih luas. Bahan
bahan yang diperoleh dari ilmu-ilmu lainnya telah memperkaya ilmu ini. Di antara
ilmu ilmu yang dimaksud adalah sebagai berikut :
a) Filsafat Pendidikan
b) Ilmu Pendidikan
c) Psikologi Pengembangan
5
d) Psikologi Belajar
e) Adminsitrasi pendidikan.
f) Sosiologi
g) Antropologi Budaya
h) Ilmu Manajemen
i) Ilmu Hukum
j) Penelitian dan statistik
6
BAB II
BELAJAR DAN TEORI BELAJAR
A. Prinsip Prinsip Dalam Belajar
Dalam proses pengajaran, proses belajar memegang peranan yang vital. Telah di
tegaskan bahwa mengajar adalah proses membimbing kegiatan belajar bahwa
kegiatan mengajar hanya bermakna apabila terjadi kegiatan belajar murid. Oleh
karena itu, penting sekali bagi guru untuk memahami proses belajar murid agar ia
dapat memberikan bimbingan dan menyediakan lingkungan belajar yang tepat.
1. Pengertian Belajar
Banyak ahli telah merumuskan dan membuat tafsiran tentang belajar.
Dibawah ini merupakan tafsiran tentang belajar guna melengkapi dan
memperluas pandangan kita tentang belajar.
a. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman.
b. Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui
interaksi dengan lingkungan.
Dari pengertian pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
a) Situasi belajar harus bertujuan dan tujuan-tujuan itu di terima baik oleh
masyarakat.
b) Tujuan dan maksud belajar timbul dari kehidupan anak sendiri.
c) Di dalam mencapai tujuan itu, murid akan senantiasa mengalami
kesulitan, rintangan, situasi-situasi yang tidak menyenangkan.
d) Hasil belajar yang utama ialah pola tingkah laku yang bulat.
e) Murid-murid dibawa/diarahkan ke tujuan-tujuan lain, baik yang
berhubungan maupun yang berhubungan maupun yang tidak
berhubungan dengan tujuan utama dalam situasi belajar.
2. Belajar Adalah Suatu Proses
Belajar bukan merupakan tujuan melainkan suatu proses untuk
mencapai tujuan.
7
3. Belajar dengan Jalan Mengalami
Pengalaman di peroleh berkat adanya interaksi antara individu dengan
lingkungan. Menurut Pengalaman adalah sebagai sumber pengetahuan dan
ketrampilan, bersifat pendidikan , yang merupakan satu kesatuan di sekitar
tujuan murid, pengalaman pendidikan bersifat kontinyu dan interaktif,
membantu integrasi pribadi murid pada garis besarnya pengalaman itu
terbagi menjadi dua yaitu :
a. Pengalaman Langsung (pernah melakukannya)
b. Pengalaman Pengganti
a) Melalui observasi langsung
1. Melihat kejadian kejadian aktual , menangani objek-objek, dan
benda-benda yang konkret
2. Melihat Drama dan pantomimik.
b) Melalui Gambar
3. Melihat Gambar Hidup
4. Melihat Fotografi
c) Melalui Grafis
5. Peta, diagram, grafik, dan blue print
d) Melalui Kata Kata
6. Membaca
7. Mendengar
e) Melalui Simbol Simbol
8. Simbol-simbol teknis, terminologi, rumus-rumus, dan indeks.
4. Pengalaman Pribadi dan Pengalaman Bangsa
Pengalaman pribadi ialah pengalaman-pengalaman yang diperoleh dan
dimiliki oleh perorangan, sifatnya tidak sistematis, subjektif, sedangkan
pengalaman bangsa bersifat objetif dan tersusun sistematis.
5. Hasil dan Bukti Belajar ialah adanya Perubahan Tingkah Laku
Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah
laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu.
Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan
tampak pada perubahan setiap aspek aspek tersebut. Adapun aspek
aspeknya adalah :
8
1. Pengetahuan
2. Pengertian
3. Kebiasaan
4. Ketrampilan
5. Apresiasi
6. Emosional
7. Hubungan Sosial
8. Jasmani
9. Etis atau budi pekerti
10. Sikap
6. Ciri ciri Belajar
William Burton menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang tentang
prinsip prinsip belajar sebagai berikut;
a) Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui
(under going).
b) Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata
pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu.
c) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan
murid.
d) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid
sendiri yang mendorong motivasi yang kontinyu.
e) Proses belajar dan hasil belajat disyarati oleh hereditas dan
lingkungan.
f) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi
oleh perbedaan perbedaan individu di kalangan murid-murid.
g) Proses belajar berlangsung secara efektif apabila pemgalaman-
pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan
kematangan murid.
h) Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan
kemajuan.
i) Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai
prosedur.
j) Hasil belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.
9
k) Hasil belajar merupakan kesatuan secara fungsional bertalian satu
sama lain, tetapi dapat di diskusikan secara terpisah.
l) Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang
merangsangdan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.
m) Hasil belajar adalah pola pola perbuatan, nilai nilai, pengertian
pengertian, sikap sikap, apresiasi, abilitas, dan ketrampilan.
n) Hasil belajar diterima oleh muridapabila member kepuasan pada
kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya.
o) Hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-
pengalaman yang dapat di persamakan dan dengan pertimbangan
yang baik.
p) Hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian
dengan kecepatan yang berbeda.
q) Hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat
berubah-ubah (adaptable) jadi tidak sederhana dan statis.
7. Faktor Faktor Belajar
1. Faktor Kegiatan, penggunaaan, dan ulangan.
Siswa yang belajar melakukan banyak kegiatan baik kegiatan
neural system, seperti melihat mendengar, merasakan, berfikir,
kegiatan motoris maupun kegiatan kegiatan lainnya yang di perlukan
untuk memperoleh pengetahuan, sikap, kebiasaan, dan minat.
2. Belajar memerlukan latihan, dengan jalan : relearning, recalling dan
reviewing agar pelajaran yang terlupakan dapat dikuasai kembali dan
pelajaran yang belum di kuasai akan dapat lebih mudah di pahami.
3. Balajar siswa lebih berhasil jika siswa merasa berhasil dan
mendapatkan kepuasannya.
4. Siswa yang belajar perlu mengetahui apakah ia berhasil atau gagal
dalam belajarnya. Keberhasilan akan menimbulkan kepuasan dan
mendorong belajar lebih baik, sedangkan kegagalan akan
menimbulkan frustasi.
5. Faktor asosiasi besar manfaatnya dalam belajar, karena semua
pengalaman belajar antara yang lama dengan yang baru secara
berurutan diasosiasikan sehingga menjadi satu kesatuan pengalaman.
10
6. Pengalaman masa lampau dan pengertian-pengertian yang telah
dimiliki oleh siswa, besar perannanya dalam proses belajar.
7. Faktor kesiapan belajar. Murid yang telah siap belajar akan dapat
melakukan kegiatan belajar lebih udah dan lebih berhasil.
8. Faktor minat dan usaha. Belajar dengan minat akan mendorong siswa
belajar lebih baik dari pada belajar dengan tidak adanya minat.
9. Faktor faktor fisiologis
10. Faktor intelegensi. Murid yang cerdas akan lebih berhasil dalam
kegiatan belajar, karena ia lebih mudah menangkap dan memahami
pelajaran dan lebih mudah mengingat ngingatnya.
8. Teori Transfer Hasil Belajar
Hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan kedalam situasi situasi
di luar sekolah. Ada 3 teori tentang transfer hasil belajar yaitu :
1. Teori Disiplin Formal ( The Formal Discipline Theory)
Teori ini menyatakan bahwa ingatan, sikap, pertimbangan, imajinasi,
dsb dapat diperkuat melalui latian akademis.
2. Teori Unsur Unsur yang Identik (The Identical Elements Theory)
Transfer terjadi apabila diantra dua situasi atau dua kegiatan terdapat
unsur unsure yang bersamaan ( identik).
3. Teori Generalisasi (The Generalization Theory)
Teori ini merupakan revisi terhadap teori unsur unsure yang identik.
Tetapi generalisasi menekankan kepada kompleksitas dari apa yang di
pelajari.
B. TEORI TEORI BELAJAR
Teori Psikologi Klasik tentang Belajar
Menurut teori ini , manusia terdiri dari jiwa, badan dtau zat. Jiwa dan zat
ini berbeda satu sama lain. Dan menurut teori ini , hakikat belajar adalah kita
belakar melihat objek dengan menggunakan substansi dan sensasi. Kita
mengembangkan kekuatan mencipta ingatan keinginan dan pikiran dengan
melatihnya. Dengan kata lain , pendidikan adalah suatu pres dari dalam atau
inner development. Tujuan pendidikan adalah self development atau self
cultivation atau self realization.
Teori Psikologinya Daya( Faculty Psychology) dan Belajar.
11
Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari berbagai daya , mengingat
berpikir, merasakan, kemauan dan sebagainya. Tiap daya mempunyai fungsi
sendiri sendiri. Tiap orang memiliki semua daya daya itu, hanya berbeda
kekuatan saja Agar daya daya itu berkembang maka daya daya itu perlu di
latih, sehingga dapat berfungsi. Teori ini bersifat formal karena mengutamakan
pembentukan sumber daya.
Teori Mental State
Teori ini berpangkal pada psikologi asosiasi yang di kembangkan oleh J.
Herbart yang pada prinsipnya jiwa manusia terdiri dari kesan kesan atau
tanggapan yang masuk melalui pengindraan.Teori ini bersifat matrealistis
yang mengutamakan bahan. Menurut teori ini belajar adalah memperoleh
pengetahuan melalui alat indra yang di sampaikan dalam bentuk perangsang
perangsang dari luar.
Teori Psikologi Behaviorisme dan Belajar
Behaviorisme adalah suatu studi tentang kelakuan manusia. Timbulnya
aliran ini disebabkan rasa tidak puas terhadap teori psikologi daya dan teori
mental state. Keberatan terhadap teori ini, ialah karena teori ini menekankan
pada reflex dan otomatisasi dan melupakan kelakuan yang bertujuan (a
purposive behavior).
Teori Connection dan hukum hukum belajar
Teori ini mempunyai doktrin pokok, yakni hubungan antara stimulus dan
respons, asosiasi asosiasi di buat antara kesan kesan pengadaan dan dorongan
untuk berbuat.
Teori Psikologi Gestalt tentang belajar
Menurut aliran ini, jiwa manusia adalah suatu keseluruhan yang
berstruktur. Suatu keseluruhan bukan terdiri dari bagian bagian atau unsur-
unsur.
Teori Psikologi Field Theory tentang belajar
1. Belajar dimulai dari suatu keseluruhan
2. Keseluruhan memberikan makna pada bagian bagian, bagian bagian
terjadi dalam keseluruhan keseluruhan.
3. Individuasi bagian bagian dari suatu keseluruhan.
4. Siswa atau anak belajar menggunakan pemahaman (insight).
12
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta : P.T Bumi Aksara
13