Konsep Motivasi

download Konsep Motivasi

of 25

Transcript of Konsep Motivasi

Konsep Motivasi

Makalah

Disusun Oleh:Zulaikah : SK 111 002 BRatnasari Utami : SK 111 004 BM. Arofid : SK 111 006 BHeti Retnowulan : SK 111 008 B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDALPROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN2011

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Perawat merupakan tenaga profesional yang perannya tidak dapat dikesampingkan dari semua bentuk pelayanan rumah sakit. Peran ini disebabkan karena tugas perawat mengharuskan kontak paling lama dengan pasien. Sekarang ini perawat di Indonesia telah mengalami pergeseran persepsi yang sebelumnya sebagai tenaga vokasional (vocational) berubah persepsi sebagai tenaga yang profesional (professional). Kinerja seorang perawat dapat dilihat dari mutu asuhan keperawatan Kinerja seorang perawat dapat dilihat dari mutu asuhan keperawatan yang diberikan pada pasien. Pada dasarnya yang dijadikan acuan dalam menilai kualitas pelayanan keperawatan adalah dengan menggunakan standar praktik keperawatan Oleh karena itu untuk meningkatkan nutu kinerja perwat diperlukan motivasi yang tinggi agar nantinya didapatkan kinerja yang baik.

B. TujuanUntuk memberikan gambaran kepada pemakalah tentang kosep dari motivasi, tujuan motivasi, sumber-sumber motivasi, teori motivasi, faktor-faktor yang memepengaruhi motivasi, cara meningkatkan motivasi, dan hubungan motivasi dengan kepuasan kerja.

C. Sistematika PenulisanPenulisan makalah ini dibagi menjadi 3 (tiga) BAB yaitu:BAB I Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah yang, tujuan masalah dan sistematika penulisan.BAB II Berisi Tinjauna Teori pengertian motivasi, tujuan motivasi, sumber-sumber motivasi, teori motivasi, faktor-faktor yang memepengaruhi motivasi, cara meningkatkan motivasi, dan hubungan motivasi dengan kepuasan kerja. BAB III Berisi tentang simpulan dan saran

BAB IITINJAUAN TEORI

A. PengertianIstilah Motivasi (motivasion) bersal dari bahasa latin, yakni movere yang berarti menggerakkkan (to move).Motivasi adalah satu proses yang meghasilkan suatu intensitas, arah, dan ketekunan individual dalam usaha untuk mencapai tujuan.Motivasi adalah kecenderungan yang timbul pada diri seseorang secara sadar maupun tidak sadar melakukan tindakan dengan tujuan tertentu atau usaha-usaha yang menyebabkan seseorang atau kelompok orang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang di kehendaki (Poerwodarminto, 2006).Motivasi adalah konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan respon instrinsik yang menampakkan perilaku-perilaku manusia (Swanburg, 2006)Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah bagaimana menggerakkan orang agar mau bekerja dengan semangat dan menunjukkan kemampuan yang dimiliki untuk mencapai tujuan sesuai dengan peran fungsi untuk keberhasil suatu organisasi dalam ini rumah sakit khususnya perawat sebagai pemberi jasa pelayanan

B. Tujuan MotivasiSecara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentu (Purwanto, 2008). Disini akan disebutkan tujuan-tujuan dari motivasi adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan moral dan kepuasan pekerja2. Meningkatkan produkrivitas3. Mempertahankan kestabilan pekerja4. Meningkatkan kedisiplinan5. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik6. Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugas-tugasnya

C. Sumber-sumber Motivasi Sumber-sumber motivasi dibagi menjadi 3 yaitu: 1. Motivasi instrinsik Yaitu motivasi yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Termasuk motivasi intrinsik adalah perasaan nyaman pada ibu nifas ketika dia berada di rumah bersalin.2. Motivasi ekstrinsik Yaitu motivasi yang datangnya dari luar individu, misalnya saja dukungan verbal dan non verbal yang diberikan oleh teman dekat atau keakraban sosial.3. Motivasi terdesak Yaitu motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta menghentak dan cepat sekali (Widayatun, 2008)

D. Teori Motivasi Teori motivasi merupakan proses sebab akibat bagaimana seseorang bekerja serta hasil apa yang diperolehnya. Jika bekerja baik saat ini maka, hasilnya akan diperoleh baik untuk hari esok. Jadi hasil yang tercermin dalam bagaimana proses kegiatan yang dilakukan seseorang.1. Teori kebutuhan Teori motivasi sekarang banyak orang adalah teori kebutuhan. Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakekatnya adalah kebutuhan fisik maupun psikis. Oleh karena itu menurut teori ini apabila seseorang, ia harus mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan-kebutuhan orang-orang yang dimotivasinya. Sebagai pakar psikologi, Maslow mengemukakan adanya lima tingkatan kebutuhan pokok manusia. Adapun kelima tingkatan kebutuhan pokok manusia yang dimaksud adalah :a. Kebutuhan fisiologis Kebutuhan fisiologis memiliki prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow. Kebutuhan fisiologis merupakan hal yang mutlak dipenuhi manusia untuk bertahan hidup. Manusia memiliki lima macam kebutuhan yaitu:i. Kebutuhan oksigen dan pertukaran gas :Merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh mempertahankan hidup dan aktifitas berbagai organ atau sel.ii. Kebutuhan cairan dan elektrolit, kebutuhan makanan: Bagian dari kebutuhan dasar manusia secara fisiologis yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh hampir 90% dari total berat badan tubuh.iii. Kebutuhan eliminasi urine dan alvi: Merupakan bagian dari kebutuhan fisiologis dan bertujuan untuk mengeluarkan bahan sisaiv. Kebutuhan istirahat dan tidur, kebutuhan aktivitas: Untuk memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam kehidupan sehari-hari terpenuhi v. Kebutuhan kesehatan temperatur tubuh dan kebutuhan seksual: Merupakan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan untuk memperbanyak keturunan (Hidayat, 2006). b. Kebutuhan rasa aman dan perlindungan (Safely and Security) adalah aman dari berbagai aspek baik fisiologis maupun psikologis, kebutuhan meliputi : i. Kebutuhan perlindungan diri dari udara dingin, panas, kecelakaan dan infeksiii. Bebas dari rasa takut dan kecemasaniii. Bebas dari perasaan terancam karena pengalaman yang baru dan asing.c. Kebutuhan sosial, yang meliputi antara lain :i. Memberi dan menerima kasih sayangii. Perasaan dimiliki dan hubungan yang berarti dengan orang lainiii. Kehangatan dan penuh persahabataniv. Mendapat tempat atau diakui dalam keluarga, kelompok serta lingkungan sosial.d. Kebutuhan harga dirii. Perasaan tidak bergantung pada orang lainii. Kompeteniii. Penghargaan terhadap diri sendiri dan orang lain.e. Kebutuhan akan aktualisasi diri (Self Actualization)Kebutuhan seperti antara lain kebutuhan mempertinggi potensi potensi dan ekspresi diri meliputi:i. Dapat mengenal diri sendiri dengan baik (mengenal dan memahami potensi diri)ii. Belajar memenuhi kebutuhan diri sendiriiii. Tidak emosionaliv. Mempunyai dedikasi yang tinggi, kreatif dan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan sebagainya (Mubarak, 2007). 2. Teori X dan Teori Y Dikemukakan oleh Douglas McGregor, dimana Teori X mengandaikan bahwa karyawan tidak menyukai kerja, malas, tidak menyukai tanggung jawab, dan harus dipaksa agar berprestasi. Sementara Teori Y mengandaikan bahwa karyawan menyukai kerja, kreatif, berusaha bertanggung jawab, dan dapat menjalankan pengarahan diri. Teori Z Menekankan pada teori humanistik, penganbilan keputusan bersama, Supervisi secara tidak langsung, motivasi lebih pada human.3. Teori Dua FaktorDikemukakan oleh Frederick Herzberg, dimana ada faktor-faktor intrinsik yang berhubungan dengan kepuasan kerja (prestasi, pengakuan kerja, tanggung jawab, kemajuan, pertumbuhan) dan faktor-faktor ekstrinsik yang berhubungan dengan ketidakpuasan kerja (kebijakan dan pimpinan perusahaan, penyeliaan, hubungan antarpribadi, dan kondisi kerja). Disebutkan bahwa ada faktor hygiene seperti kebijakan dan administrasi perusahaan, penyeliaan, dan gaji yang, bila memadai dalam pekerjaan, menentramkan pekerja. Bila tidak memadai, maka orang-orang akan tidak terpuaskan.

E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi 1. Faktor fisik Motivasi yang ada didalam diri individu yang mendorong untuk bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan fisik seperti kebutuhan jasmani, raga, materi, benda atau berkaitan dengan alam. Faktor fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi lingkungan dan kondisi seseorang, meliputi : kondisi fisik lingkungan, keadaan atau kondisi kesehatan, umur dan sebagainya.2. Faktor Herediter Motivasi yang didukung oleh lingkungan berdasarkan kematangan atau usia seseorang.3. Faktor Intristik seseorang Motivasi yang berasal dari dalam dirinya sendiri biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga puas dengan apa yang sudah dilakukan.4. Fasilitas (sarana dan prasarana) Motivasi yang timbul karena adanya kenyamanan dan segala yang memudahkan dengan tersedianya sarana-sarana yang dibutuhkan untuk hal yang diinginkan.5. Situasi dan kondisi Motivasi yang timbul berdasarkan keadaan yang terjadi sehingga mendorong memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu.6. Program dan Aktifitas Motivasi yang timbul atas dorongan dalam diri seseorang atau pihak lain yang didasari dengan adanya kegiatan (program) rutin dengan tujuan tertentu.7. Audio fisual (media) Motivasi yang timbul dengan adanya informasi yang di dapat dari perantara sehingga mendorong atau menggugah hati seseorang untuk melakukan sesuatu.8. Umur Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang berfikir logis dan bekerja sehingga motivasi seseorang kuat dalam melakukan sesuatu hal (Rusmi, 2008).

F. Cara Meningkatkan Motivasi1. Memotivasi dengan kekerasan (motivating by force,yaitu cara memotivasi dengan ancaman hukuman atau kekerasan dasar yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan.2. Memotivasi dengan bujukan (motivating by enticement,yaitu cara memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu harapan yang memberikan motivasi.3. Memotivasi dengan identifikasi (motivating by identification on egoinvoiremen), yaitu cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran. (Sunaryo, 2006).

G. Hubungan Motivasi Dengan Kepuasan Kerja Motivasi merupakan dampak langsung dari kepuasan kerja. Menurut Herzberg faktor-faktor terpisah dan khusus yang berkaiyan dengan kepuasan kerja atau ketidakpuasan kerja. Kepuasan kerja sering dihubungkan dengan prestasi, rokognisi, karakteristik pkerjaan, tanggung jawab dan pengembangan. Faktor-faktor tersebut berhubungan dengan hasil yang berkaitan dengan isi tugas yang dilaksanakan, yang dinamakan sebagai faktor motivator. Faktor motivator meliputi prestasi tanggung jawab, dan pengembangan perawat ini muncul dari diri individu yang berhubungan dengan isi tugas yang dilaksanakan.Prestasi: meliputi kebutuhan kenaikan jabatan, pengaruh jabatan terhadap semanggat kerja, dukungan untuk pebcapaian prestasi, volume pekerjaan dan standar prestasi yang jelas.Tanggung jawab merupakan faktor terpenting dalam pengaruh kepuasan kerja karena tanggung jawab karena perawat dituntuk untuk bekerja sesuai dengan kemampuannya dan kebutuhannya.Pengembangan diri meliputi kesempatan mengikuti diklat, kesempatan kenaikan jabatan, kebijakan promosi jabatan, dan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan.

BAB IIIPENUTUP

A. SimpulanMotivasi adalah konsep yang menggambarkan baik kondisi ekstrinsik yang merangsang perilaku tertentu dan respon instrinsik yang menampakkan perilaku-perilaku manusia (Swanburg, 2006) Tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau tujuan tertentuSumber-sumber motivasi ada tiga yaitu Motivasi instrinsik, Motivasi ekstrinsik, motivasi terdesak Teori terbagi menjadi 3 teri kebutuhan, teori X,Y dan Z, Teori dua faktor.

B. SaranMotivasi kerja perawat dapat dipertahankan melalui penghargaan kepada staff baik berupa insentif, status kerja, keamanan kerja, dan kondisi kerja yang baik. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan dapat dilakukan melalui kualitas pengawasan terhadap kinerja perawat.

DAFTAR PUSTAKA

Asnawi. 2007. Teori Motivasi. Jakarta: Rineka Cipta

Gillies, DA. 1996. Manajemen Keperawan, Suatu Pendekatan Sistem. W.B Saunders Compani: Philadelphia

Steppen R. 2001. Perilaku Organisasi (online). (http://yasinta.wordpress.com/2008/09/04/konsep-konsep-motivasi-dasar/ diakses 22 September 2011)

Suarli. S. 2009.Manajemen keperawatan dengan pendekatan praktis. Jakarta:Erlangga

Sunaryo. 2006. Psikologi untuk Kesehatan. Jakarta : EGC

MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA DALAM KEPERAWATAN MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA DALAM KEPERAWATAN

Penerapan teori motivasi dalam keperawatan

Motivasi adalah proses emosional lebih cenderung psikologis dari pada logika. Mempelajari bagaimana seorang perawat dapat merasakan dan membantu mempergunakan alat-alat yang akan membantu pencapaian perasaan tadi. Suatu perasaan yang berkaitan dengan orang0orang pada pekerjaan yang memungkinkan perawat itu merasa diterima, kinerja dimana perawat itu mempunyai keterampilan tinggi, dikenal mempunyai keterampilan memuaskan dibanding yang lainnya.Sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu, motivasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang tidak disadari. Apabila perawat ditanyakan mengapa perawat melakukan sesuatu, perawat itu tidak akan memberikan jawaban. Walaupun dasar sesorang itu tersembunyi dan tidak dapat diraba, kegiatan atau tingkah laku merekan dapat dimengerti oleh mereka.Seorang perawat kepala bertanggung jawab untuk memotivasi bawahan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Dengan menggunakan teori-teori motivasi untuk mencapai tujuan ini, pertama-tama pemimpin perlu mengkaji kekuatan motif tertinggi dari karyawan, dan kemudian menentukan tujuan yang akan secara langsung memuaskan kebutuhan pribadi karyawan. Pimpinan menggunakan factor intrinsic dan ekstrinsik dalam suatu tujuan. Jalan untuk mencapai tujuan yang, yang dengan demikian memuaskan kebutuhan, adalah melalui suatu perjalanan yang mencapai tujuan organisasi.Proses motivasi yang telah yang telah dijelaskan merupakan proses untuk memotivasi satu orang. Karena seorang kepala perawat lebih sering harus memotivasi sekelompok orang dalam menyelesaikan tugas, maka teori motivasi pertama-tama diterapkan orang-orang secara individual dalam kelompok. Kebutuhan individu dikaji terlebih dahulu, kemudian kebutuhan terbanyak yang dianggap menjadi kebutuhan kelompok yang digunakan oleh pemimpin untuk merencanakan suatu strategi untuk memotivasi kelompok secara eksternal untuk mencapai tujuan organisasi.Sangatlah logis untuk menyimpulkan bahwa strategi tersebut mungkin bukan yang terbaik untuk semua orang dalam kelompok. Seorang pemimpin mungkin bukan segala-galanya untuk setiap orang. Seorang pemimpin harus menjadi untuk sebagian bbesar orang dalam kelompok dan kemudian berusaha untuk melakukan pendekatan pribadi terhadap orang-orang yang belum terpuaskan.

Menurut Abraham C. dn Shanley F (1997), menyebutkan bahwa Mcdowell (1989) dalam penelitiannya menemukan hal-hal yang memotivasi perawat tetap bekerja di keperawatan, yaitu

1. Kepuasan kerja2. Pengembangan professional3. Kondisi kerja yang baik4. Tingkat penggajian

Menurut Hinshaw, dkk (1987) dalm penelitiannya di Amerika Serikat menemukan faktor-faktor pendukung motivasi perawat yaitu:

1. pengurangan staf2. status professional3. kesenangan pada posisi yang dimiliki4. kemampuan memberikan aspek yang berkualitas5. kekohesifitasan kelompok6. pengenalan terhadap keunikan perawat7. kesempatan pertumbuhan profesional 8. pengendalian praktik keperawatan

kepuasan kerja dalam ruang lingkup keperawatan

Adanya kepuasan kerja, menurut Lateiner dan Levine (1971), karyawan akan merasa senang dalam bekerja sehingga akan menimbulkan aktifitas dan sikap yang positif dalam bekerja, serta adanya keterikatan dengan perusahaan dan perasaan selalu ingin dalam lingkungan perusahaan tersebut. Sedangkan ketidakpuasan dapat mengakibatkan rendahnya keterikatan dengan perusahaan yang diwujudkan dalam perilaku penarikan diri dari pekerjaannya, kurang terlibat dalam pekerjaan, tingkat absensi maupun turn over yang tinggi.Perawat pelaksana menginginkan iklim yang memberikan kepuasan kerja. Kepuasan kerja tercapai jika iklim dapat memberikan kondisi kerja yang baik, gaji yang tinggi, kesempatan untuk mengembangkan profesionalitas, tantangan, kesempatan dalam pengambilan keputusan, staffing yang tepat dan prestasi yang dihargai oleh manajer maupun pasien (Swansburg,1996).Kepuasan kerja juga dapat tercipta apabila iklim organisasi dalam hal ini adalah situasi psikologis dalam pelaksanaan pekerjaan baik dan kondusif. Situasi psikologis yang kondusif dan baik artinya terciptanya komfomitas, kejelasan tanggung jawab, adanya standar dalam bekerja, layaknya penghargan, kejelasan tujuan organisasi, kehangatan dan dukungan antar sesama karyawan serta kepemimpinan yang berkualitas dan mampu diterima oleh seluruh karyawan. Situasi yang demikian akan menyebabkan karyawan merasa dirinya merupakan bagian penting dari organisasi kerja atau perusahaan dan menumbuhkan sikap postif karyawan terhadap kerja. Hal tersebut akan menghasilkan kepuasan yang optimal karyawan pada pekerjaanya dan dia akan lebih berdedikasi serta lebih loyal terhadap perusahannya, sehingga dapat meningkatkan hasil dan kualitas kerja yang maksimal.Motivasi kerja seorang individu berkaitan dengan kepuasan kerja. Motivasi tidak terbebas dari lingkungan kerja seorang karyawan atau kehidupan pribadinya. Suatu penelitian meta analisis yang belum lama dilakukan menguji sembilan hasil penelitian yang melibatkan 2.237 orang pekerja yang mengungkapkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dan kepuasan kerja. Karena kepuasan dengan pengawasan juga berkorelasi secara signifikan dengan motivasi, para manajer disarankan untuk mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi kepuasan karyawan. Para manajer secara potensial dapat meningkatkan motivasi para karyawan melalui usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja (Kreitner & Kinicki, 2005).

Peran Manajer Keperawatan dalam meningkatkan kepuasan kerja perawat :1. bersikap empati, mendengar dan tanggap terhadap semua pernyataan orang lain,2. menciptakan situasi yang kondusif dalam komunikasi, 3. membaca dan tanggap terhadap situasi yang terjadi dalam ruangan / lingkungan organisasi,4. mengembangkan tim kerja yang efektif, 5. mempertahankan dan mengembangkan hubungan profesional antar petugas, 6. memberikan umpan balik yang positif, 7. mengklarifikasi kejadian yang melibatkan seluruh staf, 8. menjadi mediator terjadinya konflik antara staf atau kelompok (Harris & belakley cit. Nursalam, 2002).

Yang Harus dilakukan seorang perawat :1. Melakukan Perawatan diri 2. Pertahankan diet dan aktifitas 3. Cari aktifitas yang membantu anda untuk dapat santai 4. Pisahkan urusan pekerjaan dari kehidupan rumah 5. Turunkan harapan yang terlalu tinggi dari diri anda atau orang lain 6. Kenali keterbatasan/ kelemahan 7. Sadari bahwa bukan hanya anda yang dapat menyelesaiakan semua pekerjaan,8. belajarlah menghargai kemampuan staf 9. Beranilah mengatakan tidak jika anda tidak dapat melaksanakan 10. Bersantai, tertawa dan berkumpul bersama teman-teman 11. Tanamkan bahwa semua yang anda kerjakan adalah untuk ibadah Kegiatan yang perlu dilakukan manajer keperawatan untuk menciptakan suasana motivatif :1. Mempunyai harapan yang jelas pada stafnya dan mengkomunikasikan harapan tersebut pada stafnya, 2. Mengembangkan konsep tim kerja, 3. Hindarkan adanya suatu kelompok / perbedaan antar staf, 4. Mintalah tanggapan dan masukan kepada staf terhadap keputusan yang akan5. dibuat oleh organisasi, 6. Ciptakan situ

MOTIVASI DALAM MANAJEMEN KEPERAWATAN

A. Penerapan Teori Motivasi Dalam KeperawatanMotivasi adalah proses emosional lebih cenderung psikologis dari pada logika. Mempelajari bagaimana seorang perawat dapat merasakan dan membantu mempergunakan alat-alat yang akan membantu pencapaian perasaan tadi. Suatu perasaan yang berkaitan dengan orang0orang pada pekerjaan yang memungkinkan perawat itu merasa diterima, kinerja dimana perawat itu mempunyai keterampilan tinggi, dikenal mempunyai keterampilan memuaskan dibanding yang lainnya.Sebagaimana dikemukakan terlebih dahulu, motivasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang tidak disadari. Apabila perawat ditanyakan mengapa perawat melakukan sesuatu, perawat itu tidak akan memberikan jawaban. Walaupun dasar sesorang itu tersembunyi dan tidak dapat diraba, kegiatan atau tingkah laku merekan dapat dimengerti oleh mereka.Seorang perawat kepala bertanggung jawab untuk memotivasi bawahan dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Dengan menggunakan teori-teori motivasi untuk mencapai tujuan ini, pertama-tama pemimpin perlu mengkaji kekuatan motif tertinggi dari karyawan, dan kemudian menentukan tujuan yang akan secara langsung memuaskan kebutuhan pribadi karyawan. Pimpinan menggunakan factor intrinsic dan ekstrinsik dalam suatu tujuan. Jalan untuk mencapai tujuan yang, yang dengan demikian memuaskan kebutuhan, adalah melalui suatu perjalanan yang mencapai tujuan organisasi.Proses motivasi yang telah yang telah dijelaskan merupakan proses untuk memotivasi satu orang. Karena seorang kepala perawat lebih sering harus memotivasi sekelompok orang dalam menyelesaikan tugas, maka teori motivasi pertama-tama diterapkan orang-orang secara individual dalam kelompok. Kebutuhan individu dikaji terlebih dahulu, kemudian kebutuhan terbanyak yang dianggap menjadi kebutuhan kelompok yang digunakan oleh pemimpin untuk merencanakan suatu strategi untuk memotivasi kelompok secara eksternal untuk mencapai tujuan organisasi.Sangatlah logis untuk menyimpulkan bahwa strategi tersebut mungkin bukan yang terbaik untuk semua orang dalam kelompok. Seorang pemimpin mungkin bukan segala-galanya untuk setiap orang. Seorang pemimpin harus menjadi untuk sebagian bbesar orang dalam kelompok dan kemudian berusaha untuk melakukan pendekatan pribadi terhadap orang-orang yang belum terpuaskan.Menurut Abraham C. dn Shanley F (1997), menyebutkan bahwa Mcdowell (1989) dalam penelitiannya menemukan hal-hal yang memotivasi perawat tetap bekerja di keperawatan, yaitu:1. Kepuasan kerja2. Pengembangan professional3. Kondisi kerja yang baik4. Tingkat penggajianMenurut Hinshaw, dkk (1987) dalm penelitiannya di Amerika Serikat menemukan faktor-faktor pendukung motivasi perawat yaitu:1. Pengurangan staf2. Status professional3. Kesenangan pada posisi yang dimiliki4. Kemampuan memberikan aspek yang berkualitas5. Kekohesifitasan kelompok6. Pengenalan terhadap keunikan perawat7. Kesempatan pertumbuhan profesional 8. Pengendalian praktik keperawatan

B. Kepuasan Kerja Dalam Ruang Lingkup KeperawatanAdanya kepuasan kerja, menurut Lateiner dan Levine (1971), karyawan akan merasa senang dalam bekerja sehingga akan menimbulkan aktifitas dan sikap yang positif dalam bekerja, serta adanya keterikatan dengan perusahaan dan perasaan selalu ingin dalam lingkungan perusahaan tersebut. Sedangkan ketidakpuasan dapat mengakibatkan rendahnya keterikatan dengan perusahaan yang diwujudkan dalam perilaku penarikan diri dari pekerjaannya, kurang terlibat dalam pekerjaan, tingkat absensi maupun turn over yang tinggi.Perawat pelaksana menginginkan iklim yang memberikan kepuasan kerja. Kepuasan kerja tercapai jika iklim dapat memberikan kondisi kerja yang baik, gaji yang tinggi, kesempatan untuk mengembangkan profesionalitas, tantangan, kesempatan dalam pengambilan keputusan, staffing yang tepat dan prestasi yang dihargai oleh manajer maupun pasien (Swansburg,1996).Kepuasan kerja juga dapat tercipta apabila iklim organisasi dalam hal ini adalah situasi psikologis dalam pelaksanaan pekerjaan baik dan kondusif. Situasi psikologis yang kondusif dan baik artinya terciptanya komfomitas, kejelasan tanggung jawab, adanya standar dalam bekerja, layaknya penghargan, kejelasan tujuan organisasi, kehangatan dan dukungan antar sesama karyawan serta kepemimpinan yang berkualitas dan mampu diterima oleh seluruh karyawan. Situasi yang demikian akan menyebabkan karyawan merasa dirinya merupakan bagian penting dari organisasi kerja atau perusahaan dan menumbuhkan sikap postif karyawan terhadap kerja. Hal tersebut akan menghasilkan kepuasan yang optimal karyawan pada pekerjaanya dan dia akan lebih berdedikasi serta lebih loyal terhadap perusahannya, sehingga dapat meningkatkan hasil dan kualitas kerja yang maksimal.Motivasi kerja seorang individu berkaitan dengan kepuasan kerja. Motivasi tidak terbebas dari lingkungan kerja seorang karyawan atau kehidupan pribadinya. Suatu penelitian meta analisis yang belum lama dilakukan menguji sembilan hasil penelitian yang melibatkan 2.237 orang pekerja yang mengungkapkan ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi dan kepuasan kerja. Karena kepuasan dengan pengawasan juga berkorelasi secara signifikan dengan motivasi, para manajer disarankan untuk mempertimbangkan bagaimana perilaku mereka mempengaruhi kepuasan karyawan. Para manajer secara potensial dapat meningkatkan motivasi para karyawan melalui usaha untuk meningkatkan kepuasan kerja (Kreitner & Kinicki, 2005).

C. Peran Manajer Keperawatan dalam meningkatkan kepuasan kerja perawat :

1. Bersikap empati, mendengar dan tanggap terhadap semua pernyataan orang lain,2. Menciptakan situasi yang kondusif dalam komunikasi, 3. Membaca dan tanggap terhadap situasi yang terjadi dalam ruangan / lingkungan organisasi,4. Mengembangkan tim kerja yang efektif, 5. Mempertahankan dan mengembangkan hubungan profesional antar petugas, 6. Memberikan umpan balik yang positif, 7. Mengklarifikasi kejadian yang melibatkan seluruh staf, 8. Menjadi mediator terjadinya konflik antara staf atau kelompok (Harris & belakley cit. Nursalam, 2002).

D. Yang Harus dilakukan seorang perawat :1. Melakukan Perawatan diri 2. Pertahankan diet dan aktifitas 3. Cari aktifitas yang membantu anda untuk dapat santai 4. Pisahkan urusan pekerjaan dari kehidupan rumah 5. Turunkan harapan yang terlalu tinggi dari diri anda atau orang lain 6. Kenali keterbatasan/ kelemahan7. Sadari bahwa bukan hanya anda yang dapat menyelesaiakan semua pekerjaan,8. Belajarlah menghargai kemampuan staf9. Mengatakan tidak jika anda tidak dapat melaksanakan 10. Bersantai, tertawa dan berkumpul bersama teman-teman 11. Tanamkan bahwa semua yang anda kerjakan adalah untuk ibadah

E. Kegiatan yang perlu dilakukan manajer keperawatan untuk menciptakan suasana motivatif:1. Mempunyai harapan yang jelas pada stafnya dan mengkomunikasikan harapan tersebut pada stafnya, 2. Mengembangkan konsep tim kerja, 3. Hindarkan adanya suatu kelompok / perbedaan antar staf, 4. Mintalah tanggapan dan masukan kepada staf terhadap keputusan yang akan5. Dibuat oleh organisasi, 6. Ciptakan situasi saling percaya dan kekeluargaan dengan stafDAFTAR PUSTAKAhttp://mankep.blogspot.com/2011/08/motivasi-kerja.htmlhttp://syawaladdah.blogspot.com/2011/04/motivasi-dan-kepuasan-kerja-dalam.html