Konsep - Konsep Dasar Bimbingan Konseling (Indah Karmila)
-
Upload
rizal-fahmi -
Category
Documents
-
view
188 -
download
3
description
Transcript of Konsep - Konsep Dasar Bimbingan Konseling (Indah Karmila)
1
Indah KarmilaNPM. 111100090
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bimbingan merupakan terjemahan dari suatu istilah dalam Bahasa Inggris,
yaitu guidance yang akar katanya adalah guid. Shertzer dan Stone (1966:31)
mengemukakan beberapa pandangan dari kata masing-masing dari kata guide,
yaitu to direc, pilot, manage, or steer.Dalam bahasa Indonesia masing-masing kata
ini dapat berarti memadu, mengarahkan, mengatur atau mengemudi. Sebagai
suatu unsur esensial dalam pendidikan, arti yang paling mendasar dari bimbingan
adalah membantu (helping atau assistance). Namun, tidak semua bentuk bantuan
berarti bimbingan karena bantuan dalam konteks bimbingan memiliki cirri,
persyaratan, prinsip, tujuan, dan prosedur yang tersendiri.
Sebagai suatu konsep yang tersendiri, istilah “bimbingan” sering
dipadankan dengan “konseling” yang diadopsi dari bahasa Inggris, yaitu
counseling sehingga “Bimbingan dan Konseling” sering disingkat menjadi BK.
Konseling harus dipahami sebagai salah satu jenis layanan dan teknik tersendiri
dari program bimbingan di sekolah. Para ahli bimbingan, antara lain Gibson dan
Mitchell (1981:27) member predikat khusus terhadap konseling. Dia menyatakan
bahwa counseling has been identified as the heart of the guidance program. Jadi
konseling merupakan bagian paling inti dari bimbingan. Ahli lain, seperti Shertzer
dan Stone menyatakan bahwa konseling merupakan inti kegiatan professonal dari
seseorang yang disebut konselor. Artinya layanan konseling hany dapat diberikan
oleh orang yang telah memiliki kemampuan dan ketrampilan tertentu yang
diperoleh melalui pendidikan khusus. Dengan kata lain, konseling tidak bias
dilakukan oleh sembarang orang yang tidak memiliki latar belakang pendidikan
dan latihan yang di persiapkan sebelumnya.Sebaliknya, mereka yang
berpandangan optimistik, justru melihat didalam era globalisasi itu terdapat
demikian banyak kesempatan untuk menghadapkan perubahan-perubahan,
perbaikan dan peningkatan terhadap segala sesuatu yang selama ini dirasakan
Makalah “Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling”
2
Indah KarmilaNPM. 111100090
kurang berkembang. Mereka menganggap bahwa masa depan harus lebih baik,
masa depan adalah kemajuan.
B. Rumusan Masalah
Istilah bimbingan dan penyuluhan merupakan istilah yang umum digunakan
sehari-hari dimanapun kita sering mendengar orang mengucapkan bimbingan dan
penyuluhan antara lain bimbingan dan penyuluhan keluarga berencana, bimbingan
dan penyuluhan agama, bimbingan dan penyuluhan hukum, dan sebagainya.
Namun sayangnya sering istilah bimbingan dan penyuluhan yang digunakan itu
maksudnya tidak selalu persis dengan maksud bimbingan dan penyuluhan yang
sesungguhnya.
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, antara lain : Untuk
menjelaskan bimbingan dan konseling, Menjelaskan hubungan bimbingan dan
konseling, Untuk menjelaskan bimbingan dan konseling, Untuk menjelaskan
fungsi bimbingan dan konseling, Menjelaskan prinsip-prinsip bimbingan dan
konseling, Untuk menjelaskan azaz-azaz bimbingan dan konseling, dan
Menjelaskan kedudukan bimbingan dan konseling dalam keseluruhan upaya
pendidikan disekolah dasar.
D. Manfaat Penulisan Makalah
Manfaat Penulisan Makalah ini adalah untuk manambah pengetahuan
mengenai bimbingan konseling serta dapat kita aplikasikan pada saat melakukan
bimbingan konseling.
Makalah “Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling”
3
Indah KarmilaNPM. 111100090
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bimbingan dan Konseling
1. Bimbingan
Banyak ahli yang telah merumuskan pengertian bimbingan. Diantaranya yang
cukup lama berkembang diAmerika Serikat serta banyak dikutip oleh para penulis
indonesia adalah sebagaimana dikemukakan oleh Crow & Crow (1960), Jones
(1963) dan Mortensen & Schmuller (1964) sebagai berikut :
a. Menurut Crow & Crow, 1960 Bimbingan adalah bantuan yang diberikan
sesesorang, baik pria maupun wanita yang telah terlatih dengan baik dan
memiliki kepribadian dan pendidikan yang memadai kepada seseorang
individu dari semua usia untuk membantunya mengatur kegiatan-kegiatan
hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, memuat
keputusan sendiri, dan menanggung bebannya sendiri (Crow & Crow,
dalam Erman Amti, 1991 : 2).
b. Menurut Jones, dalam djumhur dan M.Surya 1975 Bimbingan adalah
Bantuan yang diberikan kepada individu-individu dalam menentukan
pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai penyesuaian secara bijaksana
dengan lingkungannya. Tujuan utama bimbingan adalah Untuk
mengembangkan setiap individu sesuai dengan kemampuannya (Jones,
Djumhur dan M. Surya, dalam Erman Amti, 1991 : 2).
c. Menurut Mortensen & Schmuller 1964 Bimbingan adalah Bagian dari
keseluruhan program pendidikan yang membantu menyediakan
kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan-layanan petugas ahli dengan
mana setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan
dan kecakapan-kecakapannya secara penuh sesuai yang diharapakan
(Mortensen & Schmuller, dalam Erman Amti, 1991 : 2).
Makalah “Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling”
4
Indah KarmilaNPM. 111100090
2. Konseling
Dalam Bahasa Latin, istilah Konseling disebut “Counsilium” yang berarti
“dengan” atau “bersama”. Dalam kamus Bahasa Indonesia, untuk istilah itu
mengandung pengertian kurang lebih sama dengan “penyuluhan”.
Menurut para ahli Konseling didefinisikan antara lain :
a. Menurut Glenn E. Smith dalam Shertzer and Stone
....proses dalam mana konselor membentuk klien membuat interpretasi-
interpretasi tentang fakta-fakta yang berkaitan dengan suatu pilihan
rencana atau penyesuaian-penyesuaian yang perlu dibuatnya (Glenn E.
Smith, Shertzer and Stone, dalam Erman Amti, 1991 : 4).
b. Menurut Milton E. Hann dan Malcolm S.O Maclean, dalam Shertzer and
Stone
....proses yang terjadi dalam hubungan-hubungan seseorang dengan
seseorang antara individu yang berkesulitan karena masalah-masalah yang
tidak dapat diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang karena latihan
dan pengalaman yang dimilikinya mampu membantu orang lain
memperoleh pemecahan-pemecahan berbagai jenis masalah pribadi
(Milton E. Hann dan Malcolm S.O Maclean, Shertzer and Stone, dalam
Erman Amti, 1991 : 4).
c. Menurut Pepinsky dan Pepinsky, dalam Bruce and Shertzer
d. ....interaksi yang (a) terjadi antara dua individu yang masing-masing
disebut konselor dan klien, (b) diadakan dalam suasana profesional, (c)
diciptakan dan dikembangkan sebagai alat untuk memudahkan-
memudahkan dalam tingkah laku klien (Pepinsky dan Pepinsky, Bruce and
Shertzer, dalam Erman Amti, 1991 : 4)..
e. Menurut Patterson, dalam Bruce and Shertzer
....proses yang melibatkan hubungan –hubungan antar pribadi antara
seorang ahli terapi dan seorang atau beberapa klien dengan cara mana
yang pertama (ahli terapi) menggunakan metode-metode psikologis
berdasarkan atas pengetahuan yang sistematis tentang kepribadian manusia
Makalah “Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling”
5
Indah KarmilaNPM. 111100090
dalam upaya meningkatkan kesehatan mental orang kedua (klien)
(Patterson, Bruce and Shertzer, dalam Erman Amti, 1991 : 4).
.
f. Menurut Edwin C. Lewis, dalam Bruce and Shertzer
....proses dengan mana pribadi yang bermasalah (klien) dibantu untuk
merasa dan bertindak dalam cara-cara yang lebih matang melalui interaksi
pribadi yang tidak bermasalah atau konselor yang menyediakan informasi
dan reaksi-reaksi yang merangsang klien mengembangkan tingkah laku-
tingkah laku yang memungkinkannya menjadi lebih efektif dengan dirinya
dan dengan lingkungannya (Edwin C. Lewis, dalam Bruce and Shertzer.
dalam Erman Amti, 1991 : 5).
B. Persamaan dan Perbedaan antara Bimbingan dan Konseling
1. Persamaan
Bimbingan dan konseling pada dasarnya memiliki persamaan-persamaan
tertentu. Persamaan yang lebih jelas antara keduanya terletak pada tujuan yang
hendak dicapai, yaitu sama-sama berusaha untuk menghadirkan individu, sama-
sama diterapkan dalam program persekolahan, dan sama-sama mengikuti norma-
norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu
diselenggarakan. Dengan kata lain, bimbingan itu merupakan satu kesatuan
dengan konseling yang mana konseling berada dalam kesatuan bimbingan
tersebut.
2. Perbedaan
Bimbingan dan konseling juga memiliki perbedaan antara yang satu dengan
yang lain, walaupun kedua istilah itu tetap merupakan kegiatan yang terpadu
dalam program pendidikan.Perbedaannya terletak pada segi isi kegiatan dan
tenaga yang menyelenggarakan.
Dari segi isi, bimbingan lebih banyak bersangkut-paut dengan usaha
pemberian informasi dan kegiatan pengumpulan data tentang siswa, sedangkan
Makalah “Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling”
6
Indah KarmilaNPM. 111100090
konseling merupakan bantuan yang dilakukan dalam pertemuan tatap muka antara
dua orang manusia yaitu antara konselor dan klien.
Dilihat dari segi tenaga, bimbingan dapat dilakukan oleh orang tua, guru, wali
kelas, kepala sekolah, dan orang dewasa lainnya kepada individu (siswa) yang
memerlukannya. Karena sifat dan bentuk kegiatannya yang khas, konseling hanya
dapat dilakukan oleh tenaga-tenaga yang telah terdidik dan terlatih. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa konseling itu merupakan bentuk khusus dari
bimbingan, yaitu suatu layanan yang diberikan oleh konselor kepada klien secara
individu.
C.Tujuan Bimbingan dan Konseling
Pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah memiliki tujuan tertentu.
Tujuan itu dapat dibedakan atas tujuan umun dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Secara umum pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah bertujuan
agar setelah mendapat pelayanan bimbingan dan konseling siswa dapat
mencapai perkembangannnya secara optimal sesuai dengan bakat,
kemampuan, dan nilai-nilai yang dimiliki. Tujuan ini dirumuskan
berdasarkan kenyataan adanya perbedaan antara siswa sesamanya. Setiap
siswa memiliki keunikan-keunikan tertentu.
2. Tujuan Khusus
a. Memahami dirinya dengan baik, yaitu mengenal segala kekuatan dan
kelemahan yang dimilikinya berkenaan dengan bakat, kemampuan,
minat, sikap dan perasaannya.
b. Memahami lingkungannya degan baik, yang meliputi lingkungan
pendidikan, lingkungan pekerjaan, dan lingkungan social masyarakat.
Dari segi lingkungan pendidikan siswa dapat memahami baik sekolah
yang diikutinya sekarang maupun sekolah lanjutan yang akan
dimasukinya kelak, seperti peraturan-peraturan sekolah, kemudahan-
Makalah “Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling”
7
Indah KarmilaNPM. 111100090
kemudahan yang tersedia, jenis-jenis sekolah lanjutan yang ada dan
sebagainya.
c. Membuat pilihan dan keputusan yang bijaksana, yaitu keputusan-
keputusan yang dibuat atas pemahaman yang mendalam tentang diri
sendiri dan lingkungan.
d. Mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari baik disekolah maupun dirumah. Dalam kehidupan sehari-hari
banyak kemungkinan masalah yang dapat terjadi.
E. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Banyak ahli yang mengemukakan fungsi bimbingan dan konseling, dan
masing-masing ahli itu mengemukakannya dengan cara yang berbeda (lihat
Mortensen dan Schmuller, 1976; dan Moh. Surya, 1988). Dari sejumlah fungsi
bimbingan dan konseling yang telah dikemukakan oleh masing-masing ahli itu
dapat dikemukakan beberapa fungsi umum bimbingan dan konseling yaitu:
1. Fungsi Pemahaman
Yang pertama dan paling awal harus dilakukan oleh pembimbing adalah
mengetahui siapa dan bagaimana individu yang dibimbing itu. Mengetahui siapa
dan bagaimana individu siswa yang dibimbing itu berarti berusaha
mengungkapkan dan memahami apa masalah dan kesulitan yang dihadapinya, apa
dan bagaimana kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahannya.
Hal ini diperoleh melalui berbagai keterangan tentang diri siawa yang
bersangkutan, baik dengan menggunakan alat atau prosedur yang sudah baku
(standardized) maupun yang belum baku.
2. Fungsi pencegahan.
Bimbingan dan konseling harus memiliki fungsi pencegahan, yaitu
penciptaan suatu suasana agar pada diri siswa tidak timbul berbagai masalah yang
dapat menghambat proses belajar dan perkembangannya. Untuk menjalankan
fungsi ini kiranya atau program bimbingan pencapaian tujuan pendidikan, seperti
kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah-masalah ketertiban dan masalah
sosial lainnya.
Makalah “Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling”
8
Indah KarmilaNPM. 111100090
3. Fungsi pemecahan (pemberian bantuan)
Walaupun berbagai upaya telah dilaksanakan dengan sebaik-baiknya tetapi
masih terjadi juga masalah pada diri siswa, maka dalam hal ini diperlukan adanya
upaya pemberian bantuan diperlukan agar masalah-masalah yang dialami dapat
teratasi sesegera mungkin. Fungsi pemecahan merupakan usaha sekolah untuk
mengatasi berbagai masalah atau kesulitan yang dialami siswa dalam proses
belajar mengajar disekolah. Masalah-masalah yang dialami siswa itu dapat berupa
sikap dan kebiasaan yang buruk dalam belajar, kesulitan dalam menagkap isi
pelajaran, kurang motif dalam belajar. Fungsi pemecahan ini dapat
diselenggarakan oleh konselor atau guru sesuai dengan jenis dan sifat dan
kesulitan yang dialami oleh siswa.
4. Fungsi pengembangan
Pelayanan bimbingan dan konseling bukan sekedar mengatasi kesulitan
yang dialami siswa melainkan juga berupaya agar siswa dapat mengembangkan
segenap potensi yang dimilikinya. Funggsi ini dapat dilakukan antara lain dengan
menyalurkan bakat, kemampuan, dan minat, serta cita-cita siswa dengan
menyediakan berbagai kegiatan di sekolah seperti kegiatan olahraga, kesenian,
kelomok-kelompok studi tertentu, karyawisata, palang merah remaja, pramuka,
dan kelompok pecinta alam.
F. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
Bimbingan dan konseling dilaksanakan hendaklah menurut prinsip-prinsip
tertentu. Berkenaan dengan ini, telah banyak ahli yang mengemukakan prinsip-
prinsip bimbingan dan konseling (lihat Crow & Crow, 1960; Depdikbud,
1975;Nelson,1972;Miller,Fruchling dan Lewis,1978).Dari prinsip-prinsip
bimbingan dan konseling yang ada itu dapat dikemukakan beberapa prinsip
bimbingan dan konseling seperti berikut ini.
Makalah “Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling”
9
Indah KarmilaNPM. 111100090
1. Bimbingan adalah untuk semua murid
Semua murid pada dasarnya memerlukan layanan bimbingan dan
konseling sesuai dengan jenis dan sifat masalah yang dihadapinya. Berdasarkan
atas pertimbangan waktu, tempat, tenaga dan dana; banyak sekolah yang
membatasi program bimbingan dan konseling untuk membantu murid yang
mengalami masalah tertentu saja, seperti potensial putus sekolah, kesulitan dalam
belajar, dan kesulitan dalam mengadakan penyesuaian diri disekolah. Untuk ini
perlu ada kriteria untuk mengatur prioritas pelayanan bimbingan dan konseling.
2. Bimbingan dan konseling melayani murid-murid dari semua usia
Bimbingan dan konseling tidak hanya untuk siswa-siswi tingkat sekolah
atau kelas-kelas tertentu saja, tetapi adalah untuk semua siswa mulai dari taman
kanak-kanak sampai perguruan tinggi, bahkan juga untuk orang-orang dewasa.
Bimbingan diberikan mulai sejak anak memasuki sekolah dan dilanjutkan terus
sambil siswa mengalami tahap-tahap maju di sekolah sampai ia menamatkan
pendidikan yang bersangkutan.
3. Bimbingan dan konseling harus mencakup semua bidang pertumbuhan dan
perkembangan siswa.
Bimbingan dan konseling terkait dengan pribadi secara keseluruhan dan
terarah pada pertumbuhan dan perkembangan jasmaniah, mental, sosial, dan
emosional. Manusia pada hakikatnya adalah holistik, tingkah laku dan
pertumbuhannya tidak terpenggal-penggal dan dipisahkan. Dewasa ini bbanyak
kepala sekolah, guru, dan warga masyarakat lainnya yang menganggap bahwa
bimbingan adalah bimbingan karakter. Anggapan ini sudah tentu mengelirukan.
Walaupun perencanaan dan pemberian informasi tentang pekerjaan atau jabatan
layanan yang amat penting, tetapi layanan-layanan bimbingan lain pun sama
pentingnya.
4. Bimbingan mendorong penemuan dan pengembangan diri.
Ada kecenderungan dari guru yang lebih senang memberitahukan kepada
murid tentang apa yang harus dilakukannya. Siswa selalu dituntun untuk
melakukan apa yang harus dilakukan. Biasanya “apa yang harus dilakukan” itu
berada di dalam kepala guru. Siswa tidak pernah tahu tentang apa yang harus
Makalah “Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling”
10
Indah KarmilaNPM. 111100090
dilakukannya. Akibatnya, siswa selalu menunggu apa yang akan diperintahkan
oleh guru. Melalui bimbingan dan konseling dibantu untuk dapat memahami pola
tingkah lakunya dan dapat mempermudah perubahan tingkah laku. Keterlibatan
yang berkesinambungan tentang dirinya, dan pada gilirannya dapat diterapkan
dalam pengembangan kemampuan dan bakat yang dimiliknya.
5. Pelaksanaan bimbingan dan konseling menghendaki adanya kerja sama
dari murid, orang tua, kepala, dan konselor.
Sering dikatakan bahwa bimbingan dan konseling adalah usaha bersama.
Hal ini berarti bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling memerlukan adanya
kerjasama dari berbagai pihak yaitu murid, orang tua, guru, kepala sekolah,
konselor, dan petugas sekolah lainnya. Tanpa adanya dukungan dan kerjasama
dari pihak yang terkait, pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat menjadi
mandeg.
6. Bimbingan harus menjadi bagian yang terpadu dalam keselurahan program
pendidikan disekolah.
Bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisah dari
program pendidikan secara keseluruhan. Program pendidikan yang baik adalah
program yang mengikutsertakan bimbingan dan konseling sebagai suatu bagian
dari pelayanannya. Dengan demikian program pendidikan yang tidak
mengikutsertakan bimbingan dan konseling didalamnya dalamnya dapat dikatakan
sebagai program pendidikan yang tidak lengkap.
7. Bimbingan dan konseling harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
individu dan masyarakat.
Pekerjaan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional.
Pengertian profesional di sini bukan saja karena bimbingan dan konseling itu
karena profesi membawa konsekuensi yang mendasar terhadap pekerjaan
bimbingan dan konseling itu sendiri. Salah satu diantaranya adalah berkenaan
dengan pertanggungjawaban (akontabilitas). Prinsip pertanggungjawaban
mengandung pengertian bahwa bimbingan dan konseling baik pelaksanaan
maupun hasilnya, hendaknya dapat diperrtanggungjawabkan kepada individu
yang dibimbing itu sendiri dan kepada masyarakat.
Makalah “Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling”
11
Indah KarmilaNPM. 111100090
G. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
Yang dimaksud dengan asas adalah dasar atau landasan yang mendasari
penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Berdasarkan landasan yang ada, akan
terbangunlah berbagai konsep penyelenggaraan bimbingan dan konseling
(termasuk prinsip-prinsip bimbingan sebagaimana telah dikemukakan pada bagian
yang terdahulu). Para petugas bimbingan sangat diharapkan memperhatikan dan
menerapkan asas-asas bimbingan dan konseling dalam melakukan layanan
bimbingan dan konseling terhadap individu (murid) yang memerlukannya. Asas-
asas yang dimaksud adalah:
1. Asas kerahasiaan
Penerapan asas kerahasiaan dalam layanan bimbingan dan konseling
mengandung pengertian bahwa segala sesuatu yang dibicarakan individu
dalam proses bimbingan dan konseling tidak boleh disampaikkan kepada
orang lain yang tidak berkepentingan. Dengan demikian para petugas
bimbingan dan konseling (konselor,guru,wali kelas, dan petugas
bimbingan lainnya) harus menyimpan dan menjaga kerahasiaan segala
data dan tentang keterangan siswa lainnya, baik yang diperoleh langsung
dari murid itu sendiri maupun yang diperoleh dari orang lain.
2. Asas kesukarelaan
Asas kesukarelaan mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan
dan konseling hendaknya berlangsung atas dasar kesukarelaan dann
ketulusan, baik dari piihak konselor maupun dari pihak klien.
3. Asas keterbukaan
Bimbingan dan keterbukaan akan memperoleh hasil yang besar bila
berlangsung dalam suasana saling terbuka. Diharapkan masing-masing
pihak bersedia membuka diri untuk kepentingan pemecahann masalah
yang dialami oleh klien. Siswa diharapkan menjadi klien diharapkan dapat
mmengungkapkan segala yang berkenaan dengan masalah-masalahnya
secara terbuka tanpa ada yang ditutup-tutupi, dan begitu pula pembimbing
hendaknya dapat menanggapi permasalahan tersebut secara terbuka.
Makalah “Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling”
12
Indah KarmilaNPM. 111100090
4. Asas kekinian
Masalah yang perlu dan langsung ditanggulangi dalam biimbingan dan
konseling adalah masalah yang sedang dialami atau sedang dirasakan oleh
klien pada saatt sekarang, bukan masalah yang dialami pada masa lampau,
dan juga bukan masalah yang mungkin terjadi pada masa yang akan
datang.
5. Asas kemandirian
Seperti yang dikemukakan terdahulu bahwa kemandirian merupakan
tujuan dari usaha bimbingan dan konseling. Asas kemandirian
mengandung pengertian bahwa pelayanan dan bimbingan konseling
bertujuan untuk membuat siswa menjadi mandiri, tidak tergantung pada
orang lain umumnya dan pada pembimbing khususnya.
6. Asas kegiatan
Asas kegiatan dalam bimbingan dan konseling mengharapkan siswa
melakukan kegiatan-kegiatan tertentu sehubungan dengan isi dan proses
layanan yang diterimanya. Oleh sebab itu guru hendaklah berusaha
membangkitkan semangat dan minat siswa untuk mau melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya.
7. Asas kedinamisan
Pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan
pada diri siswa yaitu perubahan tingkah laku kearah yang lebih baik.
Perubahan yang menjadi tujuan dari bimbingan dan konseling tidak hanya
sekedar mengulang hal-hal lama yang bersifat monoton, melainkan
perubahan yang menuju ke sesuatu yang baru kreatif dan maju.
8. Asas keterpaduan
Pelayanan bimbingan dan konseling hendaknya dapat memandu berbagai
aspek kepribadian siswa, seperti keterpaduan antara cita-cita dengan
kemampuan bakat, minat, dan emosi dari siswa yang bersangkutan.
Masalah-masalah yang dialami murid dapat disebabkan karena tidak
Makalah “Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling”
13
Indah KarmilaNPM. 111100090
adanya saling kesesuaian dan keterpaduan dari berbagai segi yang ada
pada dirinya.
9. Asas kenormatifan
Bimbingan dan konseling disekolah dilaksanakan menurut norma-norma
yang berlaku baik norma agama, norma adat, norma hukum, maupun
kebiasaan sehari-hari.
10. Asas keahlian
Asas keahlian mengandung pengertian bahwa pelayanan bimbingan dan
konseling hendaklah dilakukan secara teratur, sistematik, dan
menggunakan teknik serta peralatan yang memadai. Agar dapat melakukan
kegiatan seperti itu para petugas bimbingan perlu mendapatkan latihan
yang memadai sehingga dengan demikian layanan tersebut mencapai hasil
yang sebaik-baiknya.
11. Asas Alih-Tangan
Jika guru telah mengerahkan segenap kemampuannya untuk membantu
siswa, tetapi siswa itu belum juga mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya, maka guru harus mengalih tangankan kepada petugas atau
badan lain yang lebih ahli. Disamping itu, asas ini juga mengisyaratkan
bahwa guru melayani masalah-masalah sesuai dengan kewenangannya.
Jika masalah yang ditanganinya itu luar kewenangannya, petugas
bimbingan harus mengalih tangankan siswa diluar kewenangannya,
petugas bimbingan hraus mengalih tangankan siswa kepada petugas atau
badan yang lebih berwenang untuk mengatasi masalah tersebut.
Makalah “Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling”
14
Indah KarmilaNPM. 111100090
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan usaha untuk memandirkan individu,
sama-sama diterapkan dalam program persekolahan, dan sama-sama mengikuti
norma-norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tempat kedua kegiatan itu
diselenggarakan. Dengan kata lain, bimbingan itu merupakan satu kesatuan
dengan konseling yang mana konseling berada dalam kesatuan bimbingan
tersebut.
Orang yang memberikan bimbingan dan konseling haruslah orang yang ahli
dalam bidang ini. Orang itu juga harus mampu menjaga kerahasiaan kliennya
karena dalam melakukan bimbingna dan konseling terdapat asas-asas yang harus
dipatuhi oleh pihak-pihak yang melakukan bimbingan konseling.
B. Saran
1. Sebagai seorang calon pengajar sebaiknya kita mengetahui cara-cara
dalam menghadapi masalah siswa dan mampu memberikan solusi yang
terbaik.
2. Kita harus bisa menjaga kerahasiaan masalah yang dihadapi siswa baik
dari luar maupun tahu dari siswa yang bersangkutan.
3. Selain memahami dan membimbing kita juga harus bisa mengarahkan dan
memberi contoh kepada siswa, bahwa dalam mengadapi suatu masalah
hendaklah menggunakan cara-cara yang benar dan jangan sampai
merugikan siswa pada khususnya dan orang lain pada umumnya.
Makalah “Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling”
15
Indah KarmilaNPM. 111100090
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno dan Erman Amti.2004.Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling.Jakarta :
PT Mahasatya
Amti, Erman dan Marjohan.1991.Bimbingan dan Konseling.Jakarta : Dikti
Amti, E, dan marjohan. (1992). Bimbingan dan Konseling. Jakarta :
DEPDIKBUD.
DITJENDIKTI. PPTKP.
Asmani, JM. (2010). Pnaduan Efektif Bimbingan dan Konseling di Sekolah.
Yogyakarta :
DIVA Press
Bernard, Harold W. (1977). Principles Of Guidance, New York : Harper & Raw
Publisers.
Bimo, Walgito. (2004). Bimbingan dan Konseling.Yogyakarta: Andi offset
Chudori, Ni’mah, & Setiowati. (2007). Bimbingan dan Konseling. Bandung : UPI
PRESS
Darwis, A. (2006). Pengubahan Perilaku Menyiimpang Murid Sekolah Dasar.
Jakarta :
DEPDIKNAS. DITJENDIKTI. DITNAGA.
Makalah “Konsep-konsep Dasar Bimbingan Konseling”