Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil...

42
Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada beberapa orang yang sering menggunakan jasa pengiriman (jasa ekspedisi), kegiatan pemilihan terhadap jasa pengiriman merupakan kegiatan yang umum di lakukan. Demikian pula dalam perkantoran maupun perorangan (berjualan online), dianggap perlu untuk melakukan pemilihan terhadap jasa pengiriman. Pemilihan tersebut di lakukan untuk mengetahui kecepatan dan harga yang cocok terhadap jasa pengiriman. Peran jasa pengiriman sebagai sarana penyaluran barang sangatlah penting. Jasa pengiriman menjadi tumpuan utama dalam menyalurkan barang hingga sampai ke tempat tujuan dengan benar dan cepat. Selain itu, jasa pengiriman berpengaruh pada kegiatan suatu perkantoran ataupun perorangan. Dalam suatu perkantoran ataupun perorangan meraka hanya mengambil jasa pengiriman dengan yang tersedia saja tanpa memilih mana yang bagus, cepat, tepat, murah. Selain itu, pemilihan bersifat subyektif dan belum relevan dengan keadaan yang sebenarnya, sehingga tidak dapat di gunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Untuk itu, pada penelitian ini akan diterapkan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk merancang 6

Transcript of Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil...

Page 1: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada beberapa orang yang sering menggunakan jasa pengiriman (jasa

ekspedisi), kegiatan pemilihan terhadap jasa pengiriman merupakan kegiatan yang

umum di lakukan. Demikian pula dalam perkantoran maupun perorangan

(berjualan online), dianggap perlu untuk melakukan pemilihan terhadap jasa

pengiriman. Pemilihan tersebut di lakukan untuk mengetahui kecepatan dan harga

yang cocok terhadap jasa pengiriman. Peran jasa pengiriman sebagai sarana

penyaluran barang sangatlah penting. Jasa pengiriman menjadi tumpuan utama

dalam menyalurkan barang hingga sampai ke tempat tujuan dengan benar dan

cepat. Selain itu, jasa pengiriman berpengaruh pada kegiatan suatu perkantoran

ataupun perorangan.

Dalam suatu perkantoran ataupun perorangan meraka hanya mengambil

jasa pengiriman dengan yang tersedia saja tanpa memilih mana yang bagus, cepat,

tepat, murah. Selain itu, pemilihan bersifat subyektif dan belum relevan dengan

keadaan yang sebenarnya, sehingga tidak dapat di gunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan.

Untuk itu, pada penelitian ini akan diterapkan metode Analytical

Hierarchy Process (AHP) untuk merancang sistem pemilihan jasa pengiriman

yang digunakan sebagai pendukung pengambilan keputusan pada setiap orang

atau perkantoran. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu

model pengambilan keputusan yang komprehensif dan terstruktur. Metode ini

meliputi proses pemilihan kinerja yang di mulai dari pembobotan kriteria untuk

mengetahui bobot kepentingan masing-masing indikator kemudian penjabaran

tujuan strategis kedalam indikator kinerja. Dari pembobotan indikator tersebut

dapat menghasilkan bobot alternatif untuk mengetahui nilai tertinggi dari

alternatif yang ada.

6

Page 2: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana membuat sebuah sistem pendukung keputusan untuk

pemilihan jasa pengiriman.

2. Bagaimana melakukan perankingan alternatif dari hasil perhitungan bobot

nilai jasa pengiriman dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy

Process (AHP).

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis membatasi permasalahan

tersebut sebagai berikut :

1. Data yang di ambil hanya satu tujuan yaitu Jakarta – Manado.

2. Data yang di olah adalah data yang ada di setiap situs resmi jasa

pengiriman.

3. Kriteria yang di gunakan untuk penilaian adalah kecepatan proses

pengiriman, ketepatan pengantaran oleh kurir, harga yang tertera di setiap

pengiriman, serta berat dan ukuran dari suatu barang.

4. Sistem dapat memberikan perankingan alternatif / pilihan jasa pengiriman

yang akan dinilai berdasarkan hasil perhitungan AHP dalam bentuk nilai

bobot jasa pengiriman.

5. Sistem dibangun dengan menggunakan bahasa pemrograman Visual Basic,

database MySQL dan metode Analytical Hierarchy Process (AHP )

sebagai analisa datanya.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penulisan adalah sebagai berikut :

1. Membuat sistem pendukung keputusan yang mampu memberikan

pemilihan terhadap jasa pengiriman yang ada .

7

Page 3: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

2. Melakukan perankingan alternatif dari hasil perhitungan bobot nilai jasa

pengiriman dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process

(AHP).

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diharapkan oleh penulis yakni dapat memberikan

manfaat sebagai berikut :

Memberikan pemiliahan terhadap jasa pengiriman secara cepat, akurat, dan sesuai

dengan keadaan yang sebenarnya.

Digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan yang terstruktur untuk

mendukung proses pemiliahan mutu jasa pengiriman yang ada.

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Studi Pendahuluan

Penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan rekomendasi

pemilihan Jasa Pengiriman. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

metode AHP juga mengakomodir atribut – atribut yang bersifat kualitatif

dan kuantitatif.

Ada tiga kriteria yang di gunakan dalam penelitian ini, yaitu

kecepatan pengiriman, ketepatan penyerahan, harga pengiriman, dan

terdapat alternatif yaitu beberapa nama jasa pengiriman di Manado.

1.6.2 Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dilakukan oleh peneliti melalui 2 cara,

yaitu dengan melakukan studi litelatur atau kepustakaan dan juga

observasi langsung terhadap objek penelitian.

1.6.2.1 Studi Literatur atau Studi Kepustakaan

Metode pengumpulan data yang di lakukan melalui

membaca dan mempelajari referensi – referensi berupa jurnal

8

Page 4: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

ilmiah, skripsi, dan buku. Fasilitas internet yang digunakan

untuk media sebagai pencarian data atau informasi yang di

publikasikan di dunia maya yang berkaitan dengan objek

penelitian.

1.6.2.2 Observasi

Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

mengadakan pengamatan atau peninjauan langsung terhadap

sumber permasalahan.

1.6.3 Tahap Pengembangan Sistem

Dalam penelitian ini penulis menggunakan bahasa pemrograman

Visual Basic dan basis data MySQL, sedangkan metode pengembangan

sistem yang digunakan adalah Sistem Development Life Cycle (SDLC)

model waterfall.

Metode waterfall mengikuti beberapa proses sebagai berikut :

1.6.3.1 Analisis Kebutuhan Sistem

Tahap ini merupakan tahap analisis terhadap kebutuhan –

kebutuhan sistem yang diperlukan untuk memperlancar

proses pembangunan sistem.

Tahap ini mencakup analisis sistem yang sedang berjalan,

analisis masalah, sistem usulan dan analisis kebutuhan

fungsional.

1.6.3.2 Perancangan Sistem

Tahap ini merupakan tahap perancangan antar muka atau

desain dari sistem yang akan kita buat dengan mengacu pada

hasil analisis kebutuhan yang sudah dilakukan pada tahap

sebelumnya. Pada tahap ini dilakukan beberapa aktifitas

seperti pembuatan rancangan DFD, ERD, desain database

dan desain user interface.

1.6.3.3 Implementasi Sistem

9

Page 5: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

Tahap ini merupakan tahap perwujudan dari desain yang

sudah kita buat dengan bahasa pemrograman dan basis data

yang kita gunakan. Untuk selanjutnya mengimplementasian

metode AHP ke dalam sistem yang telah di bangun.

1.6.3.4 Tahap Pengujian dan Evaluasi

Pengujian dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

kelemahan dari sistem tersebut. Setelah pengujian di

lakukan, maka sistem akan di evaluasi, baik dengan

penambahan pada beberapa fungsi maupun merubah

beberapa fungsi agar sistem yang di bangun dapat sesuai

dengan pengembangan sistem dan kebutuhan user.

1.6.3.5 Pemeliharaan Sistem

Tahap ini merupakan tahap akhir dari sebuah pengembangan

sistem, dimana sistem yang sudah dikembangkan dapat

mengalami perubahan-perubahan atau penambahan sesuai

dengan permintaan pengguna.

1.7 Sistematika Pembahasan

Sistematika disusun secara rinci yaitu sebagai berikut :

1. BAB 1 : PENDAHULUAN

2. BAB 2 : LANDASAN TEORI

3. BAB 3 : ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

4. BAB 4 : HASIL DAN PEMBAHASAN

5. BAB 5 : PENTUP

10

Page 6: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

Bab II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pendukung Keputusan

2.1.1 Definisi Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Mann dan Watson, Sistem Penunjang Keputusan adalah Sistem

yang interaktif, membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan

data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah

yang sifatnya semi terstruktur dan tidak terstruktur.

2.1.2 Karakteristik Kapabilitas Sistem Pendukung Keputusan

Berikut di bawah ini adalah karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

yaitu (Turban, E., 2005) :

1. Dukungan kepada pengambil keputusan, terutama pada situasi semi

terstruktur dan tak terstruktur, dengan menyertakan penilaian manusia

dan informasi terkomputerisasi. Masalah-masalah tersebut tidak bisa di

pecahkan oleh sistem komputer lain atau oleh metode atau alat

kuantitatif standar.

2. Dukungan untuk semua level manajerial, dari eksekutif puncak sampai

manajer lini

3. Dukungan untuk semua individu dan kelompok. Masalah yang kurang

terstruktur sering memerlukan keterlibatan individu dari departemen

dan tingkat organisasional yang berbeda atau bahkan dari organisasi

lain

4. Dukungan untuk keputusan independen dan atau sekuensial.

Keputusan bisa di buat satu kali, beberapa kali, atau berulang (dalam

interval yang sama)

5. Dukungan di semua fase proses pengambilan keputusan: intelegensi,

desain, pilihan, dan implementasi

6. Dukungan di berbagai proses dan gaya pengambilan keputusan

7. Adaptivitas sepanjang waktu. Pengambil keputusan seharusnya reaktif,

bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

11

Page 7: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

Sistem Pendukung Keputusan untuk memenuhi perubahan tersebut.

Sistem Pendukung Keputusan bersifat fleksibel. Oleh karena itu,

pengguna bisa menambahkan, menghapus, menggabungkan,

mengubah, atau menyusun kembali elemen-elemen dasar. Sistem

Pendukung Keputusan juga fleksibel dalam hal ini bisa di modifikasi

untuk memecahkan masalah lain yang sejenis.

8. Ramah pengguna, kapabilitas grafis yang sangat kuat, dan antarmuka

manusia-mesin yang interaktif dengan satu bahasa alami bisa sangat

meningkatkan efektivitas Sistem Pendukung Keputusan .

9. Peningkatan efektivitas pengambilan keputusan (akurasi, timeliness,

kualitas) ketimbang pada efisiennya (biaya pengambilan keputusan).

Ketika Sistem Pendukung Keputusan disebarkan, pengambilan

keputusan sering membutuhkan waktu yang lebih lama, tetapi hasilnya

lebih baik

10. Kontrol penuh oleh pengambil keputusan terhadap semua langkah

proses pengambilan keputusan dalam memecahkan suatu masalah.

Sistem Pendukung Keputusan secara khusus menekankan untuk

mendukung pengambilan keputusan, bukannya menggantikan

11. Pengguna akhir bisa mengembangkan dan memodifikasi sendiri sistem

sederhana. Sistem yang lebih besar bisa di bangun dengan bantuan ahli

sistem informasi. Perangkat lunak OLAP dalam kaitannya dengan data

warehouse memperbolehkan pengguna untuk membangun Sistem

Pendukung Keputusan yang cukup besar dan komplek

12. Biasanya, model-model di gunakan untuk menganalisis situasi

pengambilan keputusan. Kapabilitas pemodelan memungkinkan

eksperimen dengan berbagai strategi yang berbeda di bawah

konfigurasi yang berbeda

13. Akses di sediakan untuk berbagi sumber data, format, dan tipe, mulai

dari sistem informasi geografis (GIS) sampai sistem berorientasi objek.

14. Dapat di gunakan sebagai alat standalone oleh seorang pengambil

keputusan pada satu lokasi atau di distribusikan di suatu organisasi

secara keseluruhan dan di beberapa organisasi sepanjang rantai

12

Page 8: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

persediaan. Dapat di integrasikan dengan Sistem Pendukung

Keputusan lain dan atau aplikasi lain, serta bisa di distribusikan secara

internal dan eksternal menggunaka networking dan teknologi Web.

2.1.3 Komponen Sistem Pendukung Keputusan

1. Data Management Sistem

Segala aktivitas yang berhubungan dengan pengambilan,

penyimpanan dan pengaturan data – data yang relevan dengan konteks

keputusan yang akan diambil. Selain itu, komponen ini juga

menyediakan berbagai fungsi keamanan, prosedur integritas data, dan

administrasi data secara umu yang berkaitan dengan SPK. Berbagai

tugas ini dilakukan dalam data management sistem beserta beberapa

sub sistemnya yang diantaranya meliputi database, database

management sistem, repository data, dan fasilitas query data.

2. Model Management Sistem

Sistem ini menampilkan aktivitas pengambilan, penyimpanan dan

pengaturan data dengan berbagai model kuantitatif, yang meyediakan

kemampuan analitis untuk SPK.

3. Knowledge Base

Aktivitas yang berkaitan dengan pengenalan masalah, dan

menghasilkan solusi final maupun sementara, hal‐hal yang berkaitan

dengan manajemen proses pemecahan masalah merupakan inti dari

komponen ini. Knowledge base merupakan “otak” dari kelima

komponen SPK. Data dan model diolah untuk kemudian hasilnya

menjadi bahan pertimbangan bagi user dalam mengambil keputusan. 

4. User Interface

Adalah jalur penghubung antara sistem dengan user, sehingga

komponen‐ komponen sistem SPK dapat diakses dan dimanipulasi

dengan mudah oleh user untuk memberikan dukungan pada

pengambilan keputusan. Kemudahan penggunaan dan komunikasi

antar user dan SPK pada dasarnya merupakan ukuran keberhasilan

penggunaan SPK itu sendiri.

13

Page 9: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

5. User

Desain, implementasi dan pemanfaatan SPK tidak akan efektif jika

tidak disertai peran pengguna. Kemampuan, ketrampilan, motivasi,

dan pengetahuan pengguna sebagai pengatur SPK, akan menentukan

efektivitas dari penggunaan SPK.

6. Skema DSS

Gambar

2.1.3 : Skema DSS

2.1.4 Tujuan Sistem Pendukung Keputusan

Tujuan dari Sistem Pendukung Keputusan adalah sebagai berikut

(Turban,2005) :

1. Membantu manajer dalam pengambilan keputusan atas masalah semi

terstruktur.

2. Memberikan dukungan atas pertimbangan manajer dan bukannya di

maksudkan untuk menggantikan fungsi manajer

14

Page 10: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

3. Meningkatkan efektivitas keputusan yang di ambil manajer lebih

daripada perbaikan efisiensinya

4. Kecepatan komputasi. Komputer memungkinkan para pengambil

keputusan untuk melakukan banyak komputasi secara cepat dengan

biaya yang rendah

5. Peningkatan produktivitas. Membangun suatu kelompok pengambil

keputusan, terutama para pakar, bisa sangat mahal. Pendukung

terkomputerisasi bisa mengurangi ukuran kelompok dan

memungkinkan para anggotanya untuk berada di berbagai lokasi yang

berbeda-beda (menghemat biaya perjalanan). Selain itu, produktivitas

staf pendukung (misalnya analisis keuangan dan hukum) bisa di

tingkatkan. Produktivitas juga bisa di tingkatkan menggunakan

peralatan optimasi yang menentukan cara terbaik untuk menjalankan

sebuah bisnis.

6. Dukungan kualitas. Komputer bisa meningkatkan kualitas keputusan

yang di buat. Sebagai contoh, semakin banyak data yang di akses,

makin banyak juga alernatif yang bisa di evaluasi. Analisis resiko bisa

di lakukan dengan cepat dan pandangan dari para pakar (beberapa dari

mereka berada di lokasi yang jauh) bisa dikumpulkan dengan cepat

dan dengan biaya yang lebih rendah. Keahlian bahkan bisa di ambil

langsung dari sebuah sistem computer melalui metode kecerdasan

tiruan. Dengan computer, para pengambil keputusan bisa melakukan

simulasi yang kompleks, memeriksa banyak scenario yang

memungkinkan, dan menilai berbagai pengaruh secara cepat dan

ekonomis. Semua kapabilitas tersebut mengarah kepada keputusan

yang lebih baik.

7. Berdaya saing. Manajemen dan pemberdayaan sumber daya

perusahaan. Tekanan persaingan menyebabkan tugas pengambilan

keputusan menjadi sulit. Persaingan di dasarkan tidak hanya pada

harga, tetapi juga pada kualitas, kecepatan, kustomasi produk, dan

dukungan pelanggan. Organisasi harus mampu secara sering dan cepat

mengubah mode operasi, merekayasa ulang proses dan struktur,

15

Page 11: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

memberdayakan karyawan, serta berinovasi. Teknologi pengambilan

keputusan bisa menciptakan pemberdayaan yang signifikan dengan

cara memperbolehkan seseorang untuk membuat keputusan yang baik

secara cepat, bahkan jika mereka memiliki pengetahuan yang kurang.

8. Mengatasi keterbatasan kognitif dalam pemrosesan dan penyimpanan.

Menurut Simon (1977), otak manusia memiliki kemampuan yang

terbatas untuk memproses dan menyimpan informasi. Orang-orang

kadang sulit mengingat dan menggunakan sebuah informasi dengan

cara yang bebas dari kesalahan.

2.2 Konsep Model Analitycal Hierarchy Proces (AHP)

2.2.1 Pengertian Model AHP

Metode AHP dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang ahli

matematika. Metode ini adalah sebuah kerangka untuk mengambil

keputusan dengan efektif atas persoalan yang kompleks dengann

menyederhanakan dan mempercepat proses pengambilan keputusan

dengann memecahkan persoalan tersebut kedalam bagian-bagiannya,

menata bagian atau variabel dalam suatu susunan hirarki, memberi nilai

numerik pada pertimbangan subjektif tentang pentingnya tiap variabel dan

mensintesis berbagai pertimbangan ini untuk menetapkan variabel yang

mana yang memiliki prioritas paling tinggi dan bertindak untuk

mempengaruhi hasil pada situasi tersebut.

Menurut Saaty dalam (Sumiati, 2007) metode AHP membantu

memecahkan persoalan yang kompleks dengann menstrukturkan suatu

hirarki kriteria, pihak yang berkepentingan, hasil dan dengann menarik

berbagai pertimbangan guna mengembangkan bobot atau prioritas. Metode

ini juga menggabungkan kekuatan dari perasaan dan logika yang

bersangkutan pada berbagai persoalan, lalu mensintesis berbagai

pertimbangan yang beragam menjadi hasil yang cocok dengann perkiraan

kita secara intuitif sebagaimana yang dipresentasikan pada pertimbangan

yang telah dibuat.

16

Page 12: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

2.2.2 Kelebihan Model AHP

1. Dapat menyelesaikan permasalahan yang kompleks, dan strukturnya

tidak beraturan, bahkan permasalahannya yang tidak terstruktur sama

sekali.

2. Kurang lengkapnya data tertulis atau data kuatitatif mengenai

permasalahan tidak mempengaruhi kelancaran proses pengambilan

keputusan karena penilaian merupakan sintesis pemikiran berbagai

sudut pandang responden.

3. Sesuai dengan kemampuan dasar manusia dalam menilai suatu hal

sehingga memudahkan penilaian dan pengukuran elemen.

4. Metode dilengkapi dengan pengujian konsistensi sehingga dapat

memberikan jaminan keputusan yang di ambil.

2.2.3 Kekurangan Model AHP

1. AHP tidak dapat diterapkan pada suatu perbedaan sudut pandang yang

sangat tajam/ekstrim di kalangan responden.

2. Responden yang dilibatkan harus memiliki pengetahuan dan

pengalaman yang cukup tentang permasalahan serta metode AHP.

2.3 Pengertian Sistem

Pengertian sistem menurut L. James Havery adalah suatu prosedur

rasional dan logis yang berguna merancang atau melakukan suatu

rangkaian komponen yang memiliki keterhubungan antara yang satu

dengan lainnya.

2.3.1 Karakteristik Sistem

Karakteristik sistem adalah sistem yang mempunyai komponen-

komponen, batas sistem, lingkungan sistem, penghubung, masukan,

keluaran, pengolah dan sasaran. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

gambar 2.3.1 dibawah ini yang merupakan karakteristik sistem.

17

Page 13: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

Gambar 2.3.1 Karakteristik Sistem

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa karakteristik sistem dapat

dibagi menjadi 8 bagian, yaitu :

1. Komponen

Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan

sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat

lunak dan manusia.

Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem.

Misalkan bila perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub

sistem CPU, perangkat I/O dan memori, maka supra sistem

perangkat keras adalah sistem komputer.

2. Boundary (Batas Sistem)

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem

dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas

sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu

kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem

tersebut.

18

Page 14: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

3. Environment (Lingkungan Luar Sistem)

Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang

mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat

menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.

lingkungan luar yang mengutungkan merupakan energi dari sistem

dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang

lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan,

kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.

4. Interface (Penghubung Sistem)

Penghubung merupakan media perantara antar sub sistem. Melalui

penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari

satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu sub sistem

akan menjadi input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui

penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi

dengan sub sistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.

5. Input (Masukan)

Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan

dapat berupa maintenance input dan sinyal input. Maintenance input

adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat

beroperasi. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk

didapatkan keluaran.

6. Output (Keluaran)

Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan

menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran

dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada

supra sistem.

7. Proses (Pengolahan Sistem)

Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu

sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan

menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan

berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran

berupa barang jadi.

19

Page 15: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

8. Objective and Goal (Sasaran dan Tujuan Sistem)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu

sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada

gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan

yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau

tujuannya.

2.4 Informasi

2.4.1 Pengertian Informasi

Abdul Kadir (2002: 31); McFadden dkk (1999) mendefinisikan

informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga

meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.

2.5 Sistem Informasi

2.5.1 Pengertian Sistem Informasi

Sistem informasi menurut Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis

(Jogiyanto,2005:18) adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung

operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi

dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang

diperlukan.

2.6 Konsep Analisis dan Perancangan Sistem

2.6.1 Pengertian Analisis Sistem

Analisis sistem menurut pendapat Satzinger, J.W., Jackson, R.B.,

& Burd, S.D. (2010, p4) adalah proses pemahaman dan penentuan secara

rinci apa yang seharusnya dicapai oleh sistem informasi.

2.6.2 Pengertian Perancangan Sistem

Menurut McLeod (2007 ,p238) perancangan sistem adalah

penentuan proses dan data yang diperlukan oleh sistem baru, jika sistem

itu berbasis komputer, perancangan dapat dinyatakan spesifikasi

peralatan yang digunakan.

20

Page 16: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

Dapat disimpulkan bahwa perencanaan sistem adalah proses

penerjemahan kebutuhan pemakai informasi yang diperlukan oleh sistem

yang ada serta untuk menunjang pengembangan sistem yang baru.

2.7 Data

2.7.1 Basis Data (Database)

Database atau basis data adalah kumpulan data yang disimpan

secara sistematis di dalam komputer yang dapat diolah atau dimanipulasi

menggunakan perangkat lunak (program aplikasi) untuk menghasilkan

informasi. Pendefinisian basis data meliputi spesifikasi berupa tipe data,

struktur data dan juga batasan-batasan data yang akan disimpan. Basis

data merupakan aspek yang sangat penting dalam sistem informasi

dimana basis data merupakan gudang penyimpanan data yang akan

diolah lebih lanjut. Basis data menjadi penting karena dapat

mengorganisasi data, menghidari duplikasi data, hubungan antar data

yang tidak jelas dan juga update yang rumit.

2.7.2 Sistem Manajemen Database

Sistem Manajemen Database (Database Management Sistem/DBMS)

adalah satu rangkaian program-program yang mengelola sebuah

database dan menyediakan mekanisme-mekanisme melalui jenisjenis

data dapat disimpan, dicari kembali, dan diubah. Terdapat banyak jenis

DBMS yang membuat paket perangkat lunak ini sebagai komponen yang

mempunyai nilai khusus pada sistem informasi.

Dengan mengetahui karakteristiknya kita dapat mengetahui

bagaimana DBMS berkerja dan digunakan sebagai berikut :

1. Pemakaian Bersama

Dengan menggunakan sistem manajemen database setiap unit dalam

organisasi dapat mengunakan data yang ada dalam database

secarabersama-sama.

2. Hubungan antar Data

Sering terdapat beberapa hubungan antara beberapa item data untuk

keperluan tertentu, misalnya sesorang akan memproses informasi

21

Page 17: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

penting, DBMS harus sanggup membuat hubungan antara beberapa

item data dan menggunakan hubungan tersebut bila pemakai

meminta jenis data tertentu.

3. Rudadancy

Dengan database diharapkan tidak terjadi kelebihan (redundancy)

atau duplikasi penyimpanan data yang sama dalam satu organisasi.

Redundancy adalah penyimpanan item data yang sama lebih dari

satu lokasi fisik. Umunya suatu data tertentu hanya disimpan pada

satu file tetapi dapat dihubungkan dengan data pada lain file.

4. Independensi Antara Program dan Data

Dalam menggunakan DBMS, bila terjadi modifikasi database tidak

berarti harus melakukan perubahan terhadap semua program, namun

yang perlu diubah adalah filenya saja.

5. Pembuatan Laporan

Kemampuan penting dalam DBMS adalah memproduksi laporan

yang rumit, karena dapat memasukan data dari beberapa file yang

berkaitan.

6. Akses Bahasa Pertanyaan

Suatu sistem pertanyaan menyediakan untuk menghadapi permintaan

tidak terduga.

7. Pendekatan Biasa dan Pengawasan

Karakteristik lain dari DBMS adalah mendorong pendekatan biasa

dan pengawasan pada pengembangan serta penggunaan aplikasi.

Prosedur yang benar harus diikuti bilamana membuat, mengakses,

meng-update atau memelihara suatu database.

8. Membuat Aplikasi

Sebagai tambahan pada keuntungan yang sudah ada, suatu aplikasi

dapat dibuat dengan cepat dengan menggunakan DBMS. Tanpa

DBMS pendesain harus memasukan semua detail kedalam proses

penyimpanan dan pencarian kembali, yang sebenarnya dapat

ditangani oleh DBMS secara otomatis.

22

Page 18: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

2.7.3 Komponen Database

Komponen Sistem Basis Data terdiri dari 6 Komponen , yakni :

1. Hardware

Biasanya berupa perangkat komputer standar, media penyimpan

sekunder dan media komunikasi untuk sistem jaringan.

2. Operating Sistem

Yakni merupakan perangkat lunak yang memfungsikan,

mengendalikan seluruh sumber daya dan melakukan operasi dasar

dalam sistem komputer. Harus sesuai dengan DBMS yang

digunakan.

3. Database

Yakni basis data yang mewakili sistem tertentu untuk dikelola.

Sebuah sistem basis data bisa terdiri dari lebih dari satu basis data.

4. DBMS (Database Management Sistem)

Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola basis data. Contoh

kelas sederhana: dBase, Foxbase, Rbase, MS. Access, MS. Foxpro,

Borland Paradox. Contoh kelas kompleks: Borland-Interbase, MS.

SQL Server, Oracle, Informix, Sybase.

5. User (Pengguna Sistem Basis Data)

Orang-orang yang berinteraksi dengan sistem basis data, mulai dari

yang merancang sampai yang menggunakan di tingkat akhir.

6. Optional Software

Perangkat lunak pelengkap yang mendukung. Bersifat opsional.

2.7.4 Database Relational

RDBMS adalah kependekan dari Relational Database Management

Sistem. RDBMS adalah program yang melayani sistem basis data yang

entitas utamanya terdiri dari tabel-tabel yang mempunyai relasi dari satu

tabel ke tabel yang lain.

Suatu database terdiri dari banyak tabel. Tabel ini terdiri dari banyak

field yang merupakan kolomnya. Isi tiap baris dari tabel inilah

merupakan data.

23

Page 19: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

Untuk membuat sistem basis data yang terintegrasi maka antara satu

tabel dengan tabel lain mempunyai hubungan yang harus selalu

diperlihara. Setiap tabel mempunyai sebuah primary key, primary key ini

kemudian dihubungkan dengan tabel kedua dan menjadi foreign key

untuk tabel kedua ini.

Dengan relational database ini maka data akan secara konsisten disimpan

di suatu tabel, kemudian tabel lain yang membutuhkan data lainnya

tinggal menghubungkan melalui foreign key.

Berbagai macam relasi dalam database :

1. One-to-one

2. One-to-many

3. Many-to-many

RDBMS akan menjaga agar data-data yang menjadi kunci relasi

yang foreign_key dan primary_key ini merupakan data-data yang benar-

benar berkaitan satu dengan yang lain. Jika ada data yang salah

relasinya, maka RDMBS akan menolak data tersebut. Ini akan

memudahkan pembuat program (software developer) dalam melakukan

coding karena dibantu pengecekan secara otomatis oleh RDBMS.

2.8 Diagram Arus Data (Data Flow Diagram)

Diagram Arus Data (DAD) atau Data Flow diagram (DFD)

memperlihatkan hubungan fungsional dari nilai yang dihitung oleh

sistem, termasuk nilai masukan, nilai keluaran serta tempat penyimpanan

internal. Diagram Arus Data adalah gambaran grafis yang

memperlihatkan aliran data dari sumbernya dalam objek lalu melewati

proses yang mentransformasikan ke tujuan orang lain yang ada pada

objek lain dan sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem

yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan atau

dirancang. Diagram Arus Data membuat proses yang

mentransformasikan data, aliran data yang menggerakan data, serta store

yang jadi tempat penyimpanan data. Diagram Arus Data

24

Page 20: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

menggambarkan arus data di dalam sistem dengan struktur yang jelas.

Penggunaan notasi pada Diagram Arus Data ini sangat membantu sekali

untuk memahami suatu sistem.

2.8.1 Simbol – Simbol dan Fungsi DAD

Setiap sistem pasti mempunyai batas sistem (boundary) yang

memisahkan suatu sistem dengan lingkungan luarnya. Kesatuan luar

(external entity) merupakan kesatuan (entity) di lingkungan luar sistem

yang berupa orang, organisasi atau sistem lainnya yang berada di

lingkungan luarnya yang akan membeikan input atau menerima output

dari sistem (Jogiyanto, 1989).

Suatu kesatuan luar dapat disimbolkan dengan suatu notasi kotak.

Notasi terminator/ Kesatuan Luar di DFD

Terminator dapat berupa orang, sekelompok orang, organisasi,

departemen di dalam organisasi, atau perusahaan yang sama tetapi di luar

kendali sistem yang sedang dibuat modelnya. Terminator dapat juga

berupa departemen, divisi atau sistem di luar sistem yang berkomunikasi

dengan sistem yang sedang dikembangkan.

Arus data (data flow) di DFD diberi simbol suatu panah. Arus data

ini mengalir diantara proses (Process), simpanan data (data store) dan

kesatuan luar (external entity). Arus data ini menunjukkan arus data yang

dapat berupa masukkan untuk sistem atau hasil dari proses sistem.

Notasi Arus Data di DFD

Arus data dapat berbentuk sebagai berikut :

- Formulir atau dokumen yang digunakan perusahaan.

- Laporan tercetak yang dihasilkan sistem.

25

Page 21: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

- Output dilayar computer.

- Masukan untuk computer.

- Komunikasi ucapan.

- Surat atau memo.

- Data yang dibaca atau direkam di file.

- Suatu isian yang dicatat pada buku agenda.

- Transmisi data dari suatu computer ke computer lain.

Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang,

mesin, atau komputer dan hasil suatu arus data yang masuk ke dalam

proses untuk dilakukan arus data yang akan keluar dari prises. Suatu

proses dapat ditunjukkan dengan simbol lingkaran atau dengan simbol

empat persegi panjang tegak dengan sudut-sudutnya tumpul.

Notasi Proses di DFD

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang proses :

- Proses harus memiliki input dan output.

- Proses dapat dihubungkan dengan komponen terminator, data store

atau proses melalui alur data.

- Sistem / bagian / divisi / departemen yang sedang dianalisis oleh

professional sistem digambarkan dengan komponen proses.

Simpanan data (data store) merupakan simpanan dari data yang

dapat berupa file atau database di sistem komputer, arsip atau catatan

manual, kotak tempat data di meja seseorang, tabel acuan manual, agenda

atau buku. Simpanan data di DFD dapat disimbolkan dengan sepasang

garis horizontal paralel yang tertutup di salah satu ujungnya.

Symbol dari Simpanan Data di DFD

26

Identifikasi

Nama Proses

Page 22: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

2.9 Visual Basic

2.9.1 Sejarah Visual Basic

Bahasa pemrograman yang paling awal dirancang pada tahun

1950-an dan dibuat semata-mata untuk memecahkan masalah

matematika yang kompleks. Bahasa-bahasa tersebut agak

membingungkan bagi orang awam. Namun hal itu bukanlah masalah

berbesar, karena komputer hanya ditemukan di lembaga-lembaga riset

besar. Lambat laut tentunya orang sadar bahwa teknologi komputer bisa

berguna tidak hanya untuk melakukan perhitungan matematika, namun

bisa berguna untuk bidang yang lain. Maka komputer pun mulai menjadi

barang yang biasa ditemukan di lingkungan bisnis dan universitas.

Dengan semakin banyaknya orang yang menggunakan komputer,

semakin banyak pula orang yang sadar bahwa bahasa pemrograman

yang rumit hanya akan menghambat perkembangan komputer itu sendiri.

Pada tanggal 1 Mei 1964, penemu bahasa BASIC, yaitu Profesor John

G. Kemeny dan Thomas E. Kurtz di Dartmouth College di New

Hampshire menjalankan pertama kali program BASIC.

Bahasa BASIC (Beginner’s All-purpose Symbolic Instruction

Code) merupakan bahasa tingkat tinggi yang berbentuk interpreter, yang

memungkinkan untuk mengoperasikan komputer secara interaktif,

program dapat ditulis, dijalankan, diubah dan dijalankan lagi tanpa harus

melalui tahap kompilasi seperti pada bahasa tingkat tinggi lainnya yang

berbentu compiler. Bahasa ini dirancang khusus untuk memudahkan

tugas belajar memprogram.

Pada tahun 1975, Paul Allen, pemrogram muda yang bekerja ada

perusahaan komputer Honeywall dengan teman masa kecilnya William

Bill Gates menawarkan interpreter BASIC kepada Ed Robert, pemilik

perusahaan MITS yang memproduksi komputer mikro Altair 8800 yang

mempunyai RAM 4 KB. Kedua orang ini semasa di SMA sudah pernah

mendirikan perusahaan dengan nama Traf-O-Data, tetapi tidak sukses.

Ed Robert berjanji akan membeli interpreter BASIC tersebut apabila ia

27

Page 23: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

bisa berjalan di atas komputer Altair. Paul Allen dan Bill Gates

mengembangkan interpreter BASIC tersebut tanpa pernah melihat secara

langsung bentuk dari komputer Altair, apalagi menggunakannya. Apa

yang mereka andalkan adalah manual dari microprocessorIntel 8080

yang digunakan di Altair dan diagram dari komputer Altair itu sendiri.

Untuk mengujinya, mereka menjalankan interpreter BASIC-nya pada

komputer besar dan akhirnya merekam hasilnya ke pita kertas (paper

tape). Ketika Paul Allen akan mendemonstrasikan hasil kerjanya pada

Ed Robert, dia teringat bahwa belum ditulis suatu program loader untuk

membaca dan meletakkan interpreter BASIC yang ada di paper tape ke

dalam main memory Altair. Paul Allen langsung menulis program loader

tersebut dalam bahasa mesin dan memanggil interpreter BASIC dari pita

kertas. Setelah beberapa menit, program berhasil masuk ke main

memory. Paul Allen menyadari bahwa dia dan Bill Gates telah membuat

banyak kesalahan di sana-sini, walaupun demikian, interpreter BASIC

ini akhirnya dapat berjalan juga di komputer mikro Altair dan Ed Robert

jadi membelinya. Untuk kedua kalinya, Paul Allen dan Bill Gates

mendirikan suatu perusahaan yang disebut dengan Microsoft, yang

terkenal sampai sekarang. Inilah cikal bakal dari BASIC yang terkenal

itu.

Beberapa tahun kemudian muncullah bahasa pemrograman tingkat

tinggi yang dengan menawarkan berbagai macam fungsi dalam

pustakanya (library). Akan tetapi, untuk membuat sebuah aplikasi bisnis

berbentuk grafik masih merupakan pekerjaaan yang cukup sulit untuk

dilakukan. Jangankan aplikasi berbentuk grafik untuk menangani

permasalahan mencetak data ke dalam printer saja sudah cukup untuk

membuat pemrogram kesulitan. Belum lagi untuk membedakan antara

printer satu dengan yang lainnya, walaupun keduanya mempunyai tipe

yang sama, yaktu sama-sama dotmatrix, pemrogram harus terlebih

dahulu membuat sebuah program yang mengakomodasi semua printer

tersebut. Itulah gambaran kesulitan yang dialami oleh generasi pertama

28

Page 24: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

pemrogram. Dibutuhkan lebih dari 20 tahun untuk mendapatkan

lingkungan pemrograman berbasis DOS yang cukup stabil.

Ketika komputer mikro tergusur oleh IBM PC, maka inilah zaman

dimulainya era komputer pribadi (personal computer – PC) dengan

antarmuka pemakai grafis (Graphical User Interface – GUI). Dengan

munculnya Microsoft Windows, para pemakai PC bisa bekerja dalam

lingkungan yang kaya grafis dan intuitif. Dengan GUI menyebabkan

aplikasi-aplikasi jauh lebih mudah dipelajari dan dipakai. Hal ini sebagai

ganti belajar mengetikkan dan menghafal perintah-perintah yang

panjang, para pemakai cukup memilih sebuah menu dengan mengklik

tombol mouse. Jendela-jendela pada layar memungkinkan pemakai

untuk menjalankan lebih dari satu program secara bersamaan (multi-

tasking). Kotak-kotak dialog muncul ketika sebuah program

membutuhkan konfirmasi dari pemakai.

Pada tahun 1986, Dr. Bjarne Stroustrup meluncurkan bukunya

yang sangat berpengaruh dengan judul The C++ Programming Language

sebagai tanda dimulainya era pemrograman berorientasi objek (Object

Programming Language -OOP). Pada tahun yang sama Intel

meluncurkan microprocessor 32 bit yang pertama kali yakni 386.

Banyak pemrogram profesional Amerika menggunakan bahasa C++

sebagai bahasa pemrogramannya ketika membangun suatu aplikasi yang

berjalan di atas Windows. Pustaka-pustaka class (class library) dibangun

untuk membantu kecepatan pengembangan suatu aplikasi. Terutama

class yang berhubungan dengan objek.

Banyak orang percaya bahwa Windows mengawali masa

berakhirnya pemrogram amatir. Dalam dunia MS-DOS, para profesional

dalam di bidang non-komputer, biasanya mampu menulis aplikasi-

aplikasi sederhana yang membantu mereka dalam pekerjaannya,

merampingkan perhitungan yang membosankan, atau mengelola data

dengan cepat. Jadi C++ bukanlah bahasa yang tepat untuk mereka.

Karena yang mereka butuhkan adalah bahasa pemrograman yang cepat

29

Page 25: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

dan mudah dipelajari. Sementara C++ adalah bahasa yang benar-benar

berbeda dengan bahasa C sebelumnya karena mengandung OOP. Pada

waktu itu, sebagian besar pemrogram profesional membutuhkan waktu 6

bulan untuk akrab dengan konsep OOP seperti pengkapsulan

(encapsulation), pewarisan (inheritance), dan polimorfisme

(polymorphism). Namun bisakah setiap orang memahami hal-hal

tersebut? Tentu tidak, apalagi tuntutan pemrograman dalam Windows

begitu rumit bahkan untuk aplikasi yang paling sederhana sekalipun.

Tuntutan ini terjawab pada 1991, ketika Microsoft

memperkenalkan Visual Basic versi 1.0. Sistem pemrograman Visual

Basic mengemas kerumitan Windows dengan cara yang benar-benar

menakjubkan. Sejumlah besar pemrogram yang kesulitan untuk

mempelajari C++ atau pemrogram yang membutuhkan bahasa

pemrograman yang lebih mudah dan lebih produktif untuk lingkungan

Windows 3.0, dapat dengan mudah dan sukses pindah ke Visual Basic.

Dengan mengkombinasikan kemampuan bahasa Basic dan peranti

desain visual, bahasa ini menyediakan kesederhanaan dan kemudahan

pakai tanpa mengorbankan kinerja atau fasilitas grafis yang

menyebabkan Windows menjadi lingkungan kerja yang begitu

menyenangkan. Menu, tombol, textbox, font, dan semua elemen lainnya

dengan mudah dapat dirancang. Dan semua fasilitas tersebut tidak

membutuhkan lebih dari beberapa baris pemrograman.

Berikut Visual Basic (VB 1.0 Sampai VB 10)

- VB 1.0

- VB 2.0

- VB 3.0

- VB 4.0

- VB 5.0

- VB 6.0

pada 1998, Microsoft meluncurkan Visual Basic 6.0 dengan 3 fitur

projek baru: Data Project, DHTML Application, IIS Application.

30

Page 26: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

Dengan 3 senjata baru ini, diharapkan pemrograman Visual Basic

sudah mampu untuk membuat aplikasi internet yang handal.

- VB 7.0

- VB 8.0

- Visual Basic 2005 Express

- VB 9.0

- VB 10.0

2.9.2 Kelebihan Visual Basic

1. Bahasa yang sederhana. Banyak hal yang mungkin sulit dilakukan

jika kita menggunakan bahasa pemrograman lainnya, akan dapat

dilakukan dengan mudah dengan menggunakan Visual basic.

2. Karena Visual basic sangat populer, maka sangat banyak sumber-

sumber yang dapat kita gunakan untuk belajar dan mengembangkan

kemampuan kau baik berupa buku, web site dll.

3. Kita bisa memperoleh banyak tools baik gratis maupun tidak di

Internet yang akan sangat membantu menghemat waktu kita dalam

pemrograman.

2.10 Sistem Manajemen Basis Data (SMBD)

2.10.1 App Server

Appserv merupakan aplikasi yang berfungsi untuk  install beberapa

program antara lain Apache, PHP, MySQL dalam waktu yang singkat.

Banyak orang menAppserv merupakan aplikasi yang berfungsi untuk

install beberapa program antara lain Apache, PHP, MySQL dalam waktu

yang singkat. Banyak orang mengeluh-eluhkan tentang susahnya install

Apache, PHP, MySQL. Dengan adanya AppServ, mempermudahkan

orang untuk membuat web server dan database.

2.10.2 My SQL

MySQL adalah sistem manajemen database SQL yang bersifat

Open Source dan paling populer saat ini. Sistem Database MySQL

mendukung beberapa fitur seperti multithreaded, multi-user, dan SQL

31

Page 27: Latar Belakangrepository.polimdo.ac.id/636/1/Dewi Karmila Katili.docx · Web viewPengambil keputusan seharusnya reaktif, bisa menghadapi perubahan kondisi secara cepat, dan mengadaptasi

database managemen sistem (DBMS). Database ini dibuat untuk

keperluan sistem database yang cepat, handal dan mudah digunakan.

Ulf Micheal Widenius adalah penemu awal versi pertama MySQL

yang kemudian pengembangan selanjutnya dilakukan oleh perusahaan

MySQL AB. MySQL AB yang merupakan sebuah perusahaan komersial

yang didirikan oleh para pengembang MySQL. MySQL sudah

digunakan lebih dari 11 millar instalasi saat ini. Informasi-informasi

terbaru mengenai MySQL dapat diperoleh dengan mengunjungi

http://www.mysql.com/ .

2.10.3 PhpMyAdmin

phpMyAdmin adalah perangkat lunak bebas yang ditulis dalam

bahasa pemrograman PHP yang digunakan untuk menangani

administrasi MySQL melalui interface web.

phpMyAdmin mendukung berbagai operasi MySQL, diantaranya

mengelola basis data, tabel-tabel, bidang (fields), relasi (relations),

indeks, pengguna (users), perijinan (permissions), dan yang lainnya).

32