Konsep Keluarga Sejahterah

8
Konsep Keluarga Sejahterah BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sesuai dengan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 dan program Pembangunan jangka panjang tahap II Pelita VI bahwa pembangunan ditujukan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya yang maju dan mandiri. Pembangunan manusia seutuhnya dimulai sejak saat pembuahan dan berlangsung sepanjang masa hidupnya dan tidak dapat dilepaskan dari seluruh segi kehidupan keluarga di mana ia dibesarkan. Pembangunan masyarakat sangat tergantung kepada kehidupan keluarga yang menjadi bagian inti dari masyarakat itu, sehingga keluarga memiliki nilai strategis dalam pembangunan nasional serta menjadi tumpuan dalam pembangunan manusia seutuhnya. Masalah yang kita hadapi saat ini masih banyaknya keluarga di Indonesia ini yang berada dalam kondisi prasejahtera, adalah kewajiban kita semua untuk meningkatkan mereka sehingga mencapai keluarga sejahtera. Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut perlu dilakukan berbagai upaya pembinaan keluarga dari berbagai aspek kehidupan termasuk segi kesehatannya. Perawat dengan perannya sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai andil yang cukup besar dan sangat diharapkan dalam mewujudkan upaya pembinaan keluarga tersebut sehingga terciptalah suatu keluarga sejahtera yang pada akhirnya akan membentuk masyarakat dan Negara yang sejahtera pula. B. TUJUAN Mengetahui pengertian sejahtera Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kesejahteraan

description

kep. kepuarga

Transcript of Konsep Keluarga Sejahterah

Page 1: Konsep Keluarga Sejahterah

Konsep Keluarga Sejahterah

BAB IPENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Sesuai dengan Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 dan program Pembangunan jangka panjang tahap II Pelita VI bahwa pembangunan ditujukan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia seutuhnya yang maju dan mandiri.Pembangunan manusia seutuhnya dimulai sejak saat pembuahan dan berlangsung sepanjang masa hidupnya dan

tidak dapat dilepaskan dari seluruh segi kehidupan keluarga di mana ia dibesarkan.

Pembangunan masyarakat sangat tergantung kepada kehidupan keluarga yang menjadi bagian inti dari masyarakat itu, sehingga keluarga memiliki nilai strategis dalam pembangunan nasional serta menjadi tumpuan dalam pembangunan manusia seutuhnya. Masalah yang kita hadapi saat ini masih banyaknya keluarga di Indonesia ini yang berada dalam kondisi prasejahtera, adalah kewajiban kita semua untuk meningkatkan mereka sehingga mencapai keluarga sejahtera. Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut perlu dilakukan berbagai upaya pembinaan keluarga dari berbagai aspek kehidupan termasuk segi kesehatannya. Perawat dengan perannya sebagai tenaga kesehatan yang profesional mempunyai andil yang cukup besar dan sangat diharapkan dalam mewujudkan upaya pembinaan keluarga tersebut sehingga terciptalah suatu keluarga sejahtera yang pada akhirnya akan membentuk masyarakat dan Negara yang sejahtera pula.

B.     TUJUAN

         Mengetahui pengertian sejahtera

         Mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kesejahteraan

         Mengetahui tahapan-tahapan kesejahteraan

         Mengetahui peran perawat dalam pembinaan keluarga sejahtera

         Mengetahui masalah dan tindak lanjut

C.     RUMUSAN MASALAH

         Apa yang dimaksud sejahtera?

         Apa saja faktor – faktor yang mempengaruhi kesejahteraan?

         Bagaimana tahapan-tahapan kesejahteraan?

         Bagaimana peran perawat dalam pembinaan keluarga sejahtera?

Page 2: Konsep Keluarga Sejahterah

         Apa saja  masalah dan bagaimana tindak lanjutnya?

BAB IIISI

KONSEP KELUARGA KESEJAHTERAANA.    PENGERTIAN SEJAHTERA

Ada beberapa pendapat tentang pengertian kesejahteraan, antara lain :”         “Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, aman, selamat, dan tentram”. (Depdiknas, 2001:1011)

         “Keluarga Sejahtera adalah Keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi

kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang /maha Esa, memiliki hubungan yang

selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan”.

(BKKBN,1994:5)

Kesejahteraan keluarga tidak hanya menyangkut kemakmuran saja, melainkan juga harus secara keseluruhan sesuai dengan ketentraman yang berarti dengan kemampuan itulah dapat menuju keselamatan dan ketentraman hidup.

B.     FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEJAHTERAAN

1.      Faktor intern keluarga

a.       Jumlah anggota keluarga

Pada zaman seperti sekarang ini tuntutan keluarga semakin meningkat tidak hanya cukup dengan

kebutuhan primer (sandang, pangan, papan, pendidikan, dan saran pendidikan) tetapi kebutuhan lainya seperti

Page 3: Konsep Keluarga Sejahterah

hiburan, rekreasi, sarana ibadah, saran untuk transportasi dan lingkungan yang serasi. Kebutuhan diatas akan lebih

memungkinkan dapat terpenuhi jika jumlah anggota dalam keluarga sejumlah kecil.

b.      Tempat tinggal

Suasana tempat tinggal sangat mempengaruhi kesejahteraan keluarga. Keadaan tempat tinggal yang diatur sesuai dengan selera keindahan penghuninya, akan lebih menimbulkan suasana yang tenang dan mengembirakan serta menyejukan hati. Sebaliknya tempat tinggal yang tidak teratur, tidak jarang meninbulkan kebosanan untuk menempati. Kadang-kadang sering terjadi ketegangan antara anggota keluarga yang disebabkan kekacauan pikiran karena tidak memperoleh rasa nyaman dan tentram akibat tidak teraturnya sasaran dan keadaan tempat tinggal.

c.       Keadaan sosial ekonomi kelurga.

Untuk mendapatkan kesejahteraan kelurga alasan yang paling kuat adalah keadaan sosial dalam keluarga. Keadaan sosial dalam keluarga dapat dikatakan baik atau harmonis, bilamana ada hubungan yang baik dan benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa kasih sayang antara anggota keluarga.manifestasi daripada hubungan yang benar-benar didasari ketulusan hati dan rasa penuh kasih sayang, nampak dengan adanya saling hormat, menghormati, toleransi, bantu-membantu dan saling mempercayai.

d.      Keadaan ekonomi keluarga.

Ekonomi dalam keluarga meliputi keuangan dan sumber-sumber yang dapat meningkatkan taraf hidup anggota kelurga makin terang pula cahaya kehidupan keluarga. (BKKBN, 1994 : 18-21). Jadi semakin banyak sumber-sumber keuangan/ pendapatan yang diterima, maka akan meningkatkan taraf hidup keluarga. Adapun sumber-sumber keuangan/ pendapatan dapat diperoleh dari menyewakan tanah, pekerjaan lain diluar berdagang, dsb.

2.      Faktor ekstern

Kesejahteraan keluarga perlu dipelihara dan terus dikembangan terjadinya kegoncangan dan ketegangan jiwa diantara anggota keluarga perlu di hindarkan, karena hal ini dapat menggagu ketentraman dan kenyamanan kehidupan dan kesejahteraan keluarga.

Faktor yang dapat mengakibatkan kegoncangan jiwa dan ketentraman batin anggota keluarga yang datangnya dari luar lingkungan keluarga antara lain:

         Faktor manusia: iri hati, dan fitnah, ancaman fisik, pelanggaran norma.

         Faktor alam: bahaya alam, kerusuhan dan berbagai macam virus penyakit.

         Faktor ekonomi negara: pendapatan tiap penduduk atau income perkapita rendah, inflasi. (BKKBN, 1994 : 18-21)

C.     TAHAPAN-TAHAPAN KESEJAHTERAAN

1.      Keluarga pra sejahtera

Yaitu keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic need) secara minimal, seperti kebutuhan akan spiritual, pangan, sandang, papan, kesehatan dan KB.

         Melaksanakan ibadah menurut agama oleh masing-masinganggota keluarga

         Pada umunya seluruh anggota keluarga, makan dua kali atau lebih dalam sehari.

         Seluruh anggota keluarga mempunyai pakaian berbeda di rumah, bekerja, sekolah atau berpergian.

         Bagian yang terluas dari lantai bukan dari tanah.

         Bila anak sakit dan atau pasangan usia subur ingin ber KB dibawa ke sasaran kesehatan.

2.      Keluarga Sejahtera I

Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhnan dasarnya secara minimal tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan sosial psikologinya seperti kebutuhan akan pendidikan, KB,

Page 4: Konsep Keluarga Sejahterah

interaksi lingkungan tempat tinggal dan trasportasi. Pada keluarga sejahtera I kebutuhan dasar (a s/d e) telah terpenuhi namun kebutuhan sosial psikologi belum terpenuhi yaitu:

         Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur.

         Paling kurang sekali seminggu, keluarga menyadiakan daging, ikan atau telur.

         Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang 1 stel pakaian baru pertahun

         Luas lantai rumah paling kurang 8 meter persegi untuk tiap pengguna rumah

         Seluruh anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir dalam kedaan sehat

         Paling kurang satu anggota 15 tahun keatas, penghasilan tetap.

         Seluruh anggota kelurga yang berumur 10-16 tahun bisa baca tulis huruf latin.

         Seluruh anak berusia 5-15 tahun bersekolah pada saat ini

         Bila anak hidup 2 atau lebih, keluarga pasang yang usia subur memakai kontrasepsi (kecuali sedang hamil)

3.      Keluarga Sejahtera II

Yaitu keluarga disamping telah dapat memenuhi kebutuhan dasasrnya, juga telah dapat memenuhi kebutuhan pengembangannya seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi.

Pada keluarga sejahtera II kebutuhan fisik dan sosial psikologis telah terpenuhi (a s/d n telah terpenuhi) namun kebutuhan pengembangan belum yaitu:

         Mempunyai upaya untuk meningkatkan agama.

         Sebagian dari penghasilan dapat disisihkan untuk tabungan keluarga.

         Biasanya makan bersama paling kurang sekali sehari dan kesempatan ini dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi

antar anggota keluarga.

         Ikut serta dalam kegiatan masyarakat dilingkungan keluarga.

         Mengadakan rekreasi bersama di luar rumah paling kurang 1 kali perbulan.

         Dapat memperoleh berita dan surat kabar, radio, televisi atau majalah.

         Anggota keluarga mampu menggunakan sarana trasportasi sesuai kondisi daerah.

4.      Keluarga Sejahtera III

Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis dan perkembangan keluarganya, tetapi belum dapat memberikan sumbangan yang teratur bagi masyarakat seperti sumbangan materi dan berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan.

Pada keluarga sejahtera III kebutuhan fisik, sosial psikologis dan pengembangan telah terpenuhi (a s/d u) telah terpenuhi) namun kepedulian belum yaitu:

         Secara teratur atau pada waktu tertentu dengan sukarela memberikan sumbangan bagi kegiatan sosial/masyarakat

dalam bentuk material.

         Kepala keluarga atau anggota keluarga aktif sebagai pengurus perkumpulan atau yayasan atau instansi masyarakat.

(BKKBN,1994:21-23).

         Kesejahteraan pada hakekatnya dapat terpenuhinya kebutuhan (pangan, sandang, dan papan) yang harus dipenuhi

dengan kekayaan atau pendapatan yang dimiliki barulah dikatakan makmur dan sejahtera

D.    PERAN PERAWAT DALAM PEMBINAAN KELUARGA SEJAHTERA

Page 5: Konsep Keluarga Sejahterah

Pembinaan keluarga terutama ditujukan pada keluarga prasejahtera dan sejahtera tahap I. Di dalam

pembinaan terhadap keluarga tersebut, perawat mempunyai beberapa peran antara lain :

1.      Pemberi informasi

Dalam hal ini perawat memberitahukan kepada keluarga tentang segala sesuatu, khususnya yang berkaitan dengan

kesehatan.

2.      Penyuluh

Agar keluarga yang dibinanya mengetahui lebih mendalam tentang kesehatan dan tertarik untuk melaksanakan maka

perawat harus memberikan penyuluhan baik kepada perorangan dalam keluarga ataupun kelompok dalam

masyarakat.

3.      Pendidik

Tujuan utama dari pembangunan kesehatan adalah membantu individu, keluarga dan masyarakat untuk berperilaku

hidup sehat sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara mandiri. Untuk mencapai tujuan tersebut perawat

hares mendidik keluarga agar berperilaku sehat dan selalu memberikan contoh yang positif tentang kesehatan.

4.      Motivator

Apabila keluarga telah mengetahui, dan mencoba melaksanakan perilaku positif dalam kesehatan, harus terus

didorong agar konsisten dan lebih berkembang. Dalam hal inilah perawat berperan sebagai motivator.

5.      Penghubung keluarga dengan sarana pelayanan kesehatan adalah wajib bagi setiap perawat untuk memperkenalkan

sarana pelayanan kesehatan kepada keluarga khususnya untuk yang belum pernah menggunakan sarana pelayanan

kesehatan dan pada keadaan salah satu/lebih anggota keluarga perlu dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.

6.       Penghubung keluarga dengan sektor terkait. Adakalanya masalah kesehatan yang ditemukan bukanlah disebabkan

oleh faktor penyebab yang murni dari kesehatan tetapi disebabkan oleh faktor lain. Dalam hal ini perawat harus

menghubungi sektor terkait.

7.      Pemberi pelayanan kesehatan. Sesuai dengan tugas perawat yaitu memberi Asuhan Keperawatan yang profesional

kepada individu, keluarga dan masyarakat. Pelayanan yang diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,

keterbataan pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara

mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat "promotif', `preventif', "curatif' serta "rehabilitatif' melalui proses

keperawatan yaitu metodologi pendekatan pemecahan masalah secara ilmiah dan terdiri dari langkah-langkah

sebagai subproses. Kegiatan tersebut dilaksanakan secara profesional, artinya tindakan, pelayanan, tingkah laku

serta penampilan dilakukan secara sungguh-sungguh dan bertanggung jawab atas pekerjaan, jabatan, bekerja keras

dalam penampilan dan mendemontrasikan "SENCE OF ETHICS ".

8.      Membantu keluarga dengan mengenal kekuatan mereka dan menggunakan kekuatan mereka untuk memenuhi

kebutuhan kesehatannya

9.      Pengkaji data individu, keluarga dan masyarakat sehingga didapat data yang akurat dan dapat dilakukan suatu

intervensi yang tepat. Peran-peran tersebut di atas dapat dilaksanakan secara terpisah atau bersama-sama tergantung

situasi dan kondisi yang dihadapi.

E.     MASALAH DAN TINDAK LANJUT

Kenyataan, dalam melaksanakan perannya sebagai pembina keluarga sejahtera masih banyak ditemukan

hambatan/masalah antara lain :

a.       Faktor Keluarga :

         Keluarga menolak kehadiran perawat

         Ketidak-percayaan masyarakat terhadap perawat

         Adat istiadat

         Ekonomi

         Dan lain-lain.

Page 6: Konsep Keluarga Sejahterah

b.      Faktor Perawat

         Secara kuantitas jumlah perawat masih kurang

         Secara kualitas, belum optimal Hal ini terjadi karena "basic" pendidikan perawat yang berbeda-beda, kemauan

menambah ilmu pengetahuan masih kurang, kepercayaan diri yang kurang.

         Terlalu muda khususnya bagi perawat yang ada di desa (PKD) sehingga sering diabaikan oleh masyaakat

         Kompensasi yang berlebihan dengan rasa sesama Corps ("ESPRIT DE CORPS") yang kurang.

         Masih ada perawat yang bekerja di luar wewenangnya sebagai perawat –

         Dan lain-lain.

Untuk menanggulangi masalah/hambatan di atas, khususnya ditujukan kepada diri sendiri (perawat) antara lain :

1.      Interospeksi, yaitu menilai, mengevaluasi diri sendiri, kelemahan dan kekuatan yang dimiliki, kesempatan apa yang

bisa diraih/diperoleh dan tantangan apa yang akan dihadapi.

2.      Perubahan perilaku untuk maju dan berkembang dengan kemauan yang keras untuk menambah ilmu pengetahuan

3.      Menunjukkan "eksistensi" perawat sebagai "mitra dokter" Menyadari dan mencari upaya-upaya koordinasi dan

kolaborasi Meningkatkan rasa sesama Corps

4.      Dan yang terpenting adalah "menghargai diri sendiri"

5.      Perubahan pendidikan keperawatan

6.      Mentaati kode etik keperawatan.

BAB IIIPENUTUP

A.    KESIMPULAN

Secara operasional Kantor Menteri Negara Kependudukan/BKKBN telah menyusun rumusan kualitas

kehidupan keluarga yang diukur dari tingkat kemampuan setiap keluarga untuk memenuhi kebutuhan anggota

keluarganya. Rumusan tahapan kualitas keluarga tersebut adalah sebagai berikut :

1.      Tahap prasejahtera

2.      Keluarga sejahtera tahap I

3.      Keluarga sejahtera tahap II

4.      Keluarga sejahtera tahapIII

B.     SARAN

Perubahan-perubahan perlu segera dilakukan khususnya dalam manajemen keperawatan sebagai upaya

peningkatan mutu Asuhan Keperawatan kepada individu, keluarga maupun masyarakat.

DAFTAR PUSTAKAhttp://tripunk.blogdetik.com/?p=103statistikaterapan.files.wordpress.com/.../pengertian-keluarga-sejahtera...

www.damandiri.or.id/detail.php?id=396