KONSEP KEBIDANAN.docx

download KONSEP KEBIDANAN.docx

of 64

Transcript of KONSEP KEBIDANAN.docx

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    1/64

    KONSEP KEBIDANAN

    OLEH:

    DIYANA INDRIANI

    NPM 1202001P

    SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYAH PRINGSEWU

    PROGRAM STUDI DIVKEBIDANAN

    LAMPUNG

    2013

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    2/64

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan kasihsayang-Nya, dan karena izin-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tugas Konsep

    Kebidanan. Tak lupa shalawat serta salam kepada Rasul akhir zaman, panutan

    dalam segala hal, Nabi Muhammad SAW. Pada kesempatan ini penulis ingin

    mengucapkan terimakasih kepada :1. Isnaidi Guswantoro, S.Kep, selaku ketua STIKes Aisyah Pringsewu2. Anggalia Pitri, SST, selaku ketua Program Studi Kebidanan3. Elya Fitriasari, SST.M.Kes4. Temanteman yang ikut berperan dalam menyelesaikan makalah ini

    Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,

    karena masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu, apabila ada kekurangan

    atau kesalahan dalam makalah ini, penulis sangat mengarapkan kritik dan saranuntukmenjadi lebih baik lagi.

    Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya

    untuk kita semua.

    Pringsewu, Maret 2013

    Penyusun

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    3/64

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

    DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

    BAB I : PENDAHULUAN .............................................................................. 1

    BAB II : PARADIGMA ASUHAN KEBIDANAN ........................................

    A. Pengertian paradigma ..................................................................................

    B. Komponen paradigma kebidanan ................................................................

    C. manfaat paradigma di kaitkan dengan asuhan kebidanan ...........................

    BAB III : KEBIDANAN SEBAGAI PROFESI ..............................................

    A. Profesi bidan ................................................................................................

    B. Profesionalisme ...........................................................................................

    BAB IV : DASAR PEMIKIRAN ,FOKUS DAN TUJUAN DALAM ASUHAN

    KBIDANAN ....................................................................................................

    BAB V : MODEL KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN .......................

    BAB VI : MANAJEMEN KEBIDANAN .......................................................

    BAB VII : LINGKUP PRAKTEK KEBIDANAN ..........................................

    BAB VIII : SISTEM PENGHARGAAN BIDAN ...........................................

    A.Penghargaan .................................................................................................

    B.sanksi ....................................................................................................

    C.jabatan ....................................................................................................

    BAB IX : PRINSIP PERKEMBANGAN BIDAN ..........................................

    BAB X : PROSES BERUBAH ........................................................................

    BAB XI : PEMASARAN SOSIAL JASA ASUHAN KEBIDANAN ............

    PENUTUP ....................................................................................................

    KESIMPULAN ................................................................................................

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    4/64

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam rangka mendukung visi Indonesia Sehat 2010 Departemen Kesehatan

    mempunyai beberapa misi, antara lain : memelihara dan meningkatkan kesehatan

    individu, keluarga, masyarakat dan lingkungannya, memelihara dan meningkatkan

    pelayanan kesehatan yang bermutu, terjangkau, serta mendorong kemandirian

    masyarakat.

    Untuk itu perlu adanya kerjasama lintas program maupun lintas sektoral dalam

    mewujudkan tujuan diatas disesuaikan dengan cara pandang dan kebijakan bidang

    kesehatan.

    Salah satu unggulan dalam Indonesia Sehat 2010 adalah upaya percepatan

    penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) baru

    lahir, yang perlu penyesuaian dan dijabarkan dalam beberapa kegiatan yang

    mempunyai tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan ibu dan bayi

    baru lahir dalam pelayanan kebidanan.

    Dalam hal ini pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

    kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga bidan.

    Bidan sebagai salah satu tenaga utama dalam percepatan penurunan AKI & AKB

    baru lahir. dituntut untuk mengantisipasi perubahan tersebut.

    sehingga pelayanan yang diberikan lebih bermutu, optimal dan mencapai tujuan

    yang diharapkan.

    Seiring perkembangan dunia medis yang sedemikian pesatnya, maka pelayanan

    kebidanan dituntut untuk bisa mengikuti dan pengimbangi perkembangan

    pelayanan medis dan kesehatan lainnya. Di sebagian besar pelayanan kesehatan

    yang seharusnya melaksanakan pelayanan dan asuhan kebidanan, masih terbatas

    pada pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang belum memenuhi kaidah asuhan

    secara profesional yang bertanggung gugat. Begitu rumitnya masalah yang

    dihadapi sehingga sukar menentukan titik masuk untuk mengadakan perubahan

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    5/64

    yang strategis dan bermakna. Kalaupun ada upaya untuk membenahi, pada

    umumnya masih bersifat insidentil, kurang terarah, terfagmantasi dan berjangka

    pendek yang bahkan justru dapat merugikan perkembangan pelayanan kebidanan

    itu sendiri.

    B. Tujuan

    1. Tujuan umum :

    Meningkatnya kemampuan bidan untuk berfikir kritis dan bertindak dengan logis,

    analisis dan sistimatis dalam memberikan asuhan kebidanan ditiap jenjang

    pelayanan kesehatan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi/anak

    balita.

    2. Tujuan Khusus

    a. Sebagai pedoman dalam mengelola klien dengan memberikan asuhan

    kebidanan yang efektif sesuai kebutuhan klien/masyarakat berdasarkan evidence

    based.

    b. Sebagai pedoman cara pendokumentasian dari setiap asuhan kebidanan yang

    diberikan disarana pelayanan kesehatan.

    C. Ruang Lingkup

    Ruang lingkup manejemen asuhan kebidanan di Rumah Sakit dan Puskesmas

    meliputi : Bagaimana mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan klinisseorang bidan dalam mengelola klien dengan menggunakan proses Manajemen

    Kebidanan, dan mengembangkan kemampuan bidan dalam mendokumentasikan

    asuhan kebidanan yang telah dilakukan secara efektif dan efisien.

    D. Sasaran

    Sasaran dari pedoman manajemen asuhan kebidanan ini adalah seluruh bidan

    yang bekerja pada tatanan pelayanan kesehatan, baik di Rumah sakit, Puskesmas,

    Polindes, Rumah Bersalin, dan Bidan Praktik Swasta (BPS) di seluruh Indonesia.

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    6/64

    BAB II

    PARADIGMA ASUHAN KEBIDANAN

    1. PENGERTIAN

    1. Suatu cara pandang dalam memberikan pelayanan kebidanan.

    2. Paradigma asuhan kebidanan adalah berupa pandangan terhadap

    manusia/wanita, lingkungan, layanan kesehatan dan kebidanan.

    2. Komponen Paradigma

    MANUSIA

    a. Adalah makhluk Bio-Psiko-Sosio-Kultural-Spiritual serta unik dan utuh.

    b. Punya Siklus tumbuh dan berkembang

    c. Punya kemampuan untuk mengatasi perubahan dunia (kemampuan dari lahir

    atau belajar dari lingkungan).

    d. Cenderung mempertahankan keseimbangan Homeostasis.

    e. Cenderung beradaptasi dengan lingkungan

    f. Memenuhi kebutuhan melalui serangkaian peristiwa belajar

    g. Mempunyai kapasitas berfikir, belajar merasionalisasi, berkomunikasi dan

    mengembangkan budaya serta nilai-nilai.

    h. Mampu berjuang untuk mencapai tujuan.

    i. Terdiri dari pria dan wanita.

    j. Keluarga

    Peran wanita di dalam keluargaa. Sebagai Pendamping

    b. Sebagai Pengelola

    c. Sebagai Pencari Nafkah

    d. Sebagai Penerus Generasi

    Peran bidan untuk individu dan masyarakat

    a. Menolong individu mengatasi dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    7/64

    b. Membawa perubahan tingkah laku yang positif

    c. Merencanakan perawatan yang bersifat individual.

    d. mengetahui budaya-budaya yang berkembang dalam masyarakat

    e. Menerapkan Pendektan komprehensif

    LINGKUNGAN

    a. Semua yang ada dilingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada waktu

    melaksanakan aktivitasnya.

    b. Adalah organisasi biologis yang meliputi semua organisme yang berada dalam

    wilayah tertentu yang berinteraksi dengan lingkungan fisik.

    c. Lingkungan menjadi persyaratan yang penting agar kesehatan ibu dapat terjaga

    d. Penyesuaian ibu terhadap lingkungan sekitarnya serta tempat tinggal yang

    memadai juga menunjang kesehatan ibu.

    e. Lingkungan Fisik

    Terdiri dari semua benda-benda mati yang berada disekitar kita.

    Wanita merupakan bagian dari keluarga serta unit dari komuniti

    Keluarga bisa mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan

    f. Budaya

    Meliputi sosial-ekonomi, pendidikan, kebudayaan.

    Lokasi tempat tinggal keluarga sangat menentukan derajat kesehatan bumil,

    bulin dan bufas.

    g. Psikososial

    Ibu sebagai wanita terlibat dalam interaksi antara keluarga, kelompok, dan

    masyarakat

    Keberadaan wanita yang sehat jasmani, rohani, dan sosial sangat diperlukankarena wanita mempunyai 5 peran yang sangat penting dalam keluarga.

    h. Biologis

    Meliputi genetika, biomedik dan maturistik

    Manusia merupakan susunan sistem organ tubuh yang mempunyai kebutuhan

    untuk mempertahankan hidupnya.

    KESEHATAN

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    8/64

    a. Terdapat PERILAKU, yaitu : hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi

    manusia dgn lingkungan nya.

    b. Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental

    dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan.

    c. Sehat bukan merupakan suatu kondisi tetapi merupakan proses, yaitu proses

    adaptasi individu yang tidak hanya tehadap fisik tetapi juga terhadap lingkungan

    sosial.

    d. Wujud : dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.

    Karakteristik Sehat

    Merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia

    Memandang sehat dalam konteks eksternal & internal.

    Sehat diartikan sebagai hidup yang kreatif dan produktif.

    PERILAKU

    Perilaku merupakan hasil seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan

    lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.

    Perilaku Sehat

    Perilaku merupakan hasil segala macam pengalaman serta interaksi manusia

    dengan lingkungan yang terwjud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan

    perilaku manusia bersifat holistik atau menyeluruh.

    Ibu yang mempunyai pengetahuan dan pengalaman serta selalu melakukan

    hubungan atau interaksi dengan lingkungannya maka akan mendapat informasi

    dalam menjaga kesehatannya.perilaku propesional dari bidan mencakup ;

    Dalam melaksanakan tugasnya berpegang teguh pada filosofi, etika profesi dan

    aspek legal

    Bertanggung jawab dan mempertanggung jawabkan keputusan klinis yang

    dibuatnya

    Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan dan keterampilan mutakhir

    secara berkala

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    9/64

    Menggunakan cara pencegahan universal untuk mencegah penularan penyakit

    dan strategi pengendalian infeksi

    Menggunakan konsultasi dan rujukan yang tepat selama memberikan asuhan

    kebidanan

    Menghargai dan memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan praktek

    kesehatan, kehamilan, kelahiran, periode pasca persalinan, bayi baru lahir dan

    anak

    Menggunakan model kemitraan dalam bekerja sama dengan kaum wanita/ibu

    agar mereka dapat menentukan pilihan yang telah diinformasikan tentang semua

    aspek asuhan, meminta persetujuan secara tertulis supaya mereka bertanggung

    jawab atas kesehatannya sendiri

    Menggunakan keterampilan komunikasi

    Bekerjasama dengan petugas kesehatan lainnya untuk meningkatkanpelayanan

    kesehatan ibu dan keluarga

    Melakukan advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan

    KEBIDANAN

    a. Pelayanan Kebidanan terbagi menjadi 3 jenis :

    Layanan kebidanan Primer ialah layanan bidan yang sepenuhnya menjadi

    tanggung jawab bidan.

    Layanan kebidanan Kolaborasi adalah layanan kebidanan yang dilakukan oleh

    bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya dilakukan secara bersama-sama atau

    sebagai salah satu urutan dari sebuah proses kegiatan pelayanan kesehatan.

    Layanan kebidanan Rujukan adalah layanan yang dilakukan oleh bidan dalam

    rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya. Pelayananyang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong

    persalinan, juga layanan rujukan yang dilakukan oleh bidan ketempat/fasilitas

    pelayanan kesehatan lainnya secara horizontal maupun vertikal atau ke profesi

    kesehatan lainnya. Layanan kebidanan yang tepat akan meningkatkan keamanan

    dan kesejahteraan ibu serta bayinya.

    b. Batang Keilmuan Kebidanan terdiri dari beberapa yaitu :

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    10/64

    Ilmu Kedokteran

    Ilmu Keperawatan

    Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Ilmu Sosial

    Ilmu Budaya

    Ilmu Psikologi

    Ilmu Manajemen

    c. Pelayanan Kebidanan :

    seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem

    pelayanan kesehatan.

    Tujuan meningkatkan KIA dalam rangka mewujudkan kesehatan keluarga dan

    masyarakat.

    3. Manfaat paradigma dikaitkan dengan asuhan kebidanan

    a. orang/individu/manusia adalah fokus paradigma.

    b. orang/manusia harus bertanggung jawab terhadap kesehatan sendiri.

    c. manusia berinteraksi dengan lingkungan/masyarakat.

    d. lingkungan / masyarakat dapat mempengaruhi kesehatan.

    e. Bidan sebagai manusia harus memiliki ilmu pengetahuan untuk mengetaui

    bagaimana diri sendiri.

    f. dengan mengetahui bagaimana diri sendiri diharapkan bidan dapat memahami

    orang lain/manusia lain, sehingga bidan harus bersikap objektif dalam

    memberikan pelayanan kebidanan kepada wanita-wanita.g. sifat-sifat manusia harus diperhatikan, keterbukaan dan kesabaran antara

    hubungan bidan dan wanita sangat dibutuhkan.

    h. interaksi antara bidan dan pasien mendorong keterbukaan hubungan bidan

    dengan wanita.

    i. bidanpasien saling membutuhkan.

    j. bidan harus menganggap pekerjaan sebagai suatu hal yang menarik,

    menumbuhkan ketertarikan dalam aspek kesehatan, contohnya saja dalam

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    11/64

    interaksi bidanpasien dan dalam bekerja dengan teman-teman dan tim

    kesehatan lain.

    BAB III

    KEBIDANAN SEBAGAI PROFESI

    A. PROFESI BIDAN

    Pengertian Profesi :

    Berasal dari bahasa latin profesio yangberarti janji atau ikrar.

    Akitivitas yg bersifat intelektual berdasarkan ilmu & pengetahuan digunakan u/

    tujuan praktek pelayanan dapt dipelajari, terorganisir secara internal dan altristik

    Abraham Flexman,1915.

    Profesi adalah pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap

    suatu pengetahuan khusus. Suatu profesi biasanya memiliki asosiasi profesi, kode

    etik, serta proses sertifikasi dan lisensi yang khusus untuk bidang profesi tersebut.

    Contoh profesi adalah pada bidang hukum, kedokteran, keuangan, militer, dan

    teknik.

    Suatu pekerjaan yg membutuhkan pengetahuan khusus dlm bidang ilmu,

    melaksanakan cara-cara dan peraturan yg telah disepakati anggota profesi itu

    Chin Yacobus,1993

    . Berorientasi kepada pelayanan memiliki ilmu pengetahuan teoritik dgn otonomi

    dari kelompok pelaksana Suessman,1996

    pengertian bidan :Bidan (midwive/pendamping istri) berasal dari bahasa Sansekerta Wirdhan

    yang artinya wanita bijaksana.

    Bidan adalah sebuah profesi yang khusus, dinyatakan sebagai sebuah pengertian

    bahwa bidan adalah orang pertama yang melakukan penyelamatan kelahiran

    sehingga ibu dan bayinya lahir dengan selamat. Tugas yang diemban bidan

    berguna untuk kesejahteraan manusia.

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    12/64

    Menurut Kep Menkes RI No. 900/MENKES/SK/VII/2002, Bidan adalah seorang

    wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus ujian sesuai

    persyaratan yang berlaku.

    Bidan adalah seseorang yang telah mendapatkan lisensi untuk melaksanakan

    praktek kebidanan (Wahyuningsih, 2005).

    Bidan sebagai profesi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

    1. Mengembangkan pelayanan yang unik bagi masyarakat.

    2. Anggota-anggotanya dipersiapkan melalui suatu program pendidikan yang

    ditujukan untuk maksud profesi yang bersangkutan.

    3. Memiliki serangkaian pengetahuan ilmiah.

    4. Anggota-anggotanya menjalankan tugas profesinya sesuai dengan kode etik

    yang belaku.

    5. Anggota-anggotanya bebas mengambil keputusan dalam menjalankan

    profesinya.

    6. Anggota-anggotanya wajar menerima imbalan jasa atas pelayanan yang

    diberikan.

    7. Memiliki suatu organisasi profesi yang senantiasa meningkatkan kualitas

    pelayanan yang diberikan kepada masyarakat oleh anggotanya

    B. PROFESIONALISME

    1. Pengertian profesionalisme

    Seorang pekerja profesional adalah seorang pekerja yang terampil atau cakap

    dalam kerjanya, dituntut menguasai visi yang mendasari keterampilannya.2. Ciri-ciri profesional yaitu meliputi:

    a. Bagi pelakunya secara nyata / de facto dituntut kecakapan sesuai tugas-tugas

    khusus serta tunutuan dari jenis jabatannya

    b. Kecakapan atau keahlian pekerja profesional bukan sekedar hasil pembiasaan

    tapi didasari wawasan keilmuan yang mantap, menuntut oendidikan, terprogram

    secara relevan dan berbobot, terselenggara secara efektif-efisien dan tolak ukur

    evaluatifnya terstanda.

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    13/64

    c. Pekerja profesional dituntut berwawasan sosial yang luas, pilihan jabatannya /

    kerjanya didasari kerangka nilai tertentu, bersikap positif terhadap jabatan dan

    perannya dan bermotivasi dan berkarya sebaik-baiknya.

    d. Jabatan profesional mendapat pengesahan dari masyarakat dan atau negaranya,

    memiliki syarat-syarat serta kode etik yang harus dipenuhi dimana menjamin

    kepantasan berkarya dan sekaligus merupakan tanggung jawab sosial pekerja

    profesional bidan.

    C. PRAKTEK PROFESIONAL BIDAN

    Bidan merupakan jabatan profesional. Berdasarkan syarat-syarat profesional,

    maka bidan telah memiliki persyaratan dari bidan sebagai jabatan profesional:

    a. Memberikan pelayanan kepada masyarakat yang bersifat khusus atau spesialis

    b. Melalui jenjang pendidikan yang menyiapkan bidan sebagai tenaga profesional

    c. Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat

    d. Memiliki kewenangan yang disyahkan atau diberikan oleh pemerintah

    e. Memiliki peran dan fungsi yang jelas

    f. Memiliki peran dan fungsi yang jelas

    g. Memiliki kompetensi yang jelas dan terukur

    h. Memiliki organisasi profesi sebagai wadah

    i. Memiliki kde etik kebidanan

    j. Memiliki standar pelayanan

    k. Memiliki standar praktek

    l. Memiliki standar pendidikan yang mendasar dan mengembangkan profesi

    sesuai kebutuhan pelayananm. Memiliki standar pendidikan berkelanjutan sebagai wahana pengembangan

    kompetensi

    Sehubungan dengan profesionalisme jabatan bidan, maka bidan merupakan

    jabatan profesional. Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu :

    1. Jabatan struktural adalah jabatan yang secara tegas ada dan diatur berjenjang

    dalam suatu irganisasi

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    14/64

    2. Jabatanfungsional adalah jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek

    fungsinya yang vital dalam kehidupan masyarakat dan negara. Selain fungsinya

    yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan fungsional juga berorientasi

    kualitatif. Dalam konteks ini, jabatan bidan adalah jabatan fungsional profesional

    dengan demikian, adalah wajar jika bidan mendapatkan tunjangan fungsional.

    BAB IV

    DASAR PEMIKIRAN FOKUS DAN TUJUAN DALAM TEORI KEBIDANAN

    1. Teori Reva Rubin

    Menekan pada pencapaian peran sebagai ibu, untuk mencapai peran ini seorang

    wanita memerlukan proses belajar melalui serangkaian aktivitas atau latihan.

    Dengan demikian, seorang wanita terutama calon ibu dapat mempelajari peran

    yang akan di alaminya kelak sehingga ia mampu beradaptasi dengan perubahan-

    perubahan yang terjadi khususnya perubahan psikologis dalam kehamilan dan

    setelah persalinan.

    Menurut Reva Rubin, seorang wanita sejak hamil sudah memiliki harapan-

    harapan antara lain:

    a. kesejahteraan ibu dan bayi

    b. penerimaan dari masyarakat

    c. penentuan identitas diri

    d. mengetahui tentang arti memberi dan menerima

    perubahan umum pada perempuan hamil:

    ketergantungan dan butuh perhatianmembutuhkan sosialisasiTahap_tahap psikologis yang biasa dilalui oleh calon ibu dalam mencapai perannya:

    a. anticipatory stage

    seorang ibu mulai melakukan latihan peran dan memerlukan interaksi dengan

    anak yang lain.

    b. honeymoon stage

    ibu mulai memahami sepenuhnya peran dasar yang dijalaninya. Pada tahap ini ibu

    memerlukan bantuan dari anggota keluarga yang lain.

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    15/64

    c. Plateu stage

    Ibu akan mencoba apakah ia mampu berperan sebagai seorang ibu. Pada tahap ini

    ibu memerlukan waktu beberapa minggu sampai ibu kemudian melanjutkan

    sendiri.

    d. Disengagement

    Merupakan tahap penyelesain latihan peran sudah berakhir.

    Aspek-aspek yang diidentifikasi dalam peran ibu adalah gambaran tentang

    idaman, gambaran diri dan tubuh. Gambaran diri seorang wanita adalah

    pandangan wanita tentang dirinya sendiri sebagai bagian dari pengalaman dirinya,

    sedangkan gambaran tubuh adalah berhubungan dengan perubahan fisik yang

    tejadi selama kehamilan.

    Arti dan efek kehamilan pada pasangan.

    1. pasangan merasakan perubahan tubuh pasanganya pada kehamilan 8 (delapan)

    bulan sampai dengan 3(tiga) bulan setelah melahirkan.

    2. lelaki juga mengalami perubahan fisik dan psikososial selama wanita hamil.

    3. anak-anak akan di lahirkan merupakan gabungan dari tiga macam perbedaan:

    a. hubungan ibu dengan pasangan

    b. hubungan ibu dengan janin yang berkembang

    c. hubungan ibu dengan individu yang unik

    4. ibu tidk pernah lagi menjadi sendiri

    5. tugas yang harus di lakukan ibu atau pasangan dalam kehamilan:

    a. percaya bahwa ia hamil dan berhubungan dengan janin dalam satu tubuh

    b. persiapan terhadap pemisahan secara fisik pada kelahiran janin

    c. penyelesaiaan dan identifikasi kebinggungan dengan peran transisi.

    6. reaksi yang umum pada kehamilan:a. Trimester satu:ambivalen, takut, tantasi, khawatir.

    b. Trimester dua: parasaan enak metykebutuhan untuk mempelajari perkembangan

    dan pertumbuhan janin menjadi narsistik, pasif, introvent, egosentrik dan self

    centered.

    c. Trimester tiga: berperasaan aneh, semberono, jelek, menjadi introvert,

    merefleksikan terhadap pengalaman masa kecil.

    Aspek yang di identifikasi dalam peran ibu:

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    16/64

    a. gambaran tentang idaman bayi sehat.

    b. gambaran tentang diri memandang tentang pengalaman yang dia lakukan.

    c. gambaran tubuh, gambaran ketika hamil dan setelah nifas.

    Beberapa tahapan aktifitas penting sebelim seseorang menjadi seorang ibu.

    1. Taking on (tahapan meniru)

    Seorang wanita dalam pencapaiaan sebagai ibu akan memulainya dengan meniru

    dan melakukan peran seorang ibu.

    1. Taking in

    Seorang wanita sedang membayangkan peran yang dilakukannya . introjektion,

    projection dan rejection merupakan tahap di mana wanita membedakan model-

    model yang sesuai dengan keinginannya.

    1. Letting go

    Wanita mengingat kembali proses dan aktifitas yang sudah di lakukannya. Pada

    tahap ini seorang akan meninggalkan perannya di masa lalu.

    Adaptasi psikososial pada masa post partum:

    Keberhasilan masa transisi menjadi orang tua pada masa post partum di pengaruhi

    oleh:

    a. respon dan dukungan dari keluarga

    b. hubungan antara melahirkan dengan harapan-harapan

    c. pengalaman melahirkan dam membesarkan anak yang lalu

    d. budaya

    Reva rubin mengklasifikasikan tahapan ini menjadi tiga tahap yaitu:

    a. periode taking in (hari pertama hingga kedua setelah melahirkan)

    1. ibu masih pasif dan tergantung pada orang lain

    2. perhatian ibu tertuju pada ke khawatiran pada perubahan tubuhnya3. ibu akan mengulangi pengalaman-pengalaman ketika melahirakan

    4. memerlikan ketenangan dalam tidur untuk mengembalikan keadaan tubuh

    kekondisi normal

    5. nafsu makan ibu biasanya bertambah sehingga membutuhkan peningkatan

    nutrisi. Kurangnya nafsu makan menandakan proses pengembalian kondisi tubuh

    tidak berlangsung normal.

    b. periode taking hold (hari kedua hingga ke empat setelah melahirkan)

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    17/64

    1. ibu memperhatikan kemampuan menjadi orang tua dan meningkatkan tanggung

    jawab akan bayinya

    2. ibu memfokuskan perhatian pada pengontrolan fungsi tubuh, BAK, BAB dan

    daya tahan tubuh

    3. ibu cenderung terbuka menerima nasihat bidan dan kritikan pribadi

    4. ibu berusaha untuk menguasai keterampilan merawat bayi seperti

    menggendong, menyusui, memandikan dan mengganti popok

    5. kemungkinan ibu mengalami depresi postpartum karena merasa tidak mampu

    membesarkan bayinya

    c. periode letting go

    1. terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan di pengaruhi oleh dukungan serta

    perhatian keluarga

    2. ibu sudah mengambil tanggung jawab dalam merawat bayi dan memahami

    kebutuhan bayi sehingga akan mengurangi hak ibu dalam kebebasan dan

    hubungan social

    2. Teori Ramona Marcer

    Teori ini lebih menekan pada stress antepartum (sebelum melahirkan) dalam

    pencapaiaan peran ibu, marcer membagi teorinya menjadi dua pokok bahasan:

    a. Efek stress Anterpartum

    stress Anterpartum adalah komplikasi dari resiko kehamilan dan pengalaman

    negative dari hidup seorang wanita, tuuan asuhan yang di berikan adalah :

    memberikan dukungan selama hamil untuk mengurangi ketidak percayaan ibu.

    Penilitian mercer menunjukkan ada enam faktor yang berhubungan dengan status

    kesehatan ibu, yaitu:

    1. Hubungan Interpersonal2. Peran keluarga

    3. Stress anterpartum

    4. Dukungan social

    5. Rasa percaya diri

    6. Penguasaan rasa takut, ragu dan depresi

    Maternal role menurut mercer adalah bagai mana seorang ibu mendapatkan

    identitas baru yang membutuhkan pemikiran dan penjabaran yang lengkap dengan

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    18/64

    dirinya sendiri.

    b. Pencapaian peran ibu

    Peran ibu dapat di capai bila ibu menjadi dekat dengan bayinya termasuk

    mengekspresikan kepuasan dan penghargaan peran, lebih lanjut mercer

    menyebutkan tentang stress anterpartum terhadap fungsi keluarga, baik yang

    positif ataupun yang negative. Bila fungsi keluarganya positif maka ibu hamil

    dapat mengatasi stress anterpartum, stress anterpartum karena resiko kehamilan

    dapat mempengaruhi persepsi terhadap status kesehatan, dengan dukungan

    keluarga dan bidan maka ibu dapat mengurangi atau mengatasi stress anterpartum.

    Perubahan yang terjadi pada ibu hamil selama masa kehamilan (Trisemester I, II

    dan III) merupakan hal yang fisiologis sesuai dengan filosofi asuhan kebidanan

    bahwa menarche, kehamilan, nifas, dan monopouse merupakan hal yang

    fisiologis.

    Perubahan yang di alami oleh ibu, selama kehamilan terkadang dapat

    menimbulkan stress anterpartum, sehingga bidan harus memberikan asuhan

    kepada ibu hamil agar ibu dapat menjalani kehamilannya secara fisiologis

    (normal), perubahan yang di alami oleh ibu hamil antara lain adalah:

    a. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian sehingga dapat

    berperan sebagai calon ibu dan dapat memperhatikan perkembangan bayinya.

    b. ibu memerlukan sosialisasi

    c. ibu cenderung merasa khawatir terhadap perubahan yang terjadi

    pada tubuhnya

    d. Ibu memasuki masa transisi yaitu dari masa menerima kehamilan kehamilan ke

    masa menyiapkan kelahiran dan menerima bayinya.

    Empat tahapan dalam melaksanakan peran ibu menuru Mercer:a. Anticipatory

    Saat sebelum wanita menjadi ibu, di mana wanita mulai melakukan penyesuaian

    social dan psikologis dengan mempelajri segala sesuatuyang di butuhkan untuk

    menjadi seorang ibu.

    b. Formal

    Wanita memasuki peran ibu yang sebenarnya, bimbingan peran di butuhkan

    sesuai dengan kondisi system social

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    19/64

    c. Informal

    Di mana wanita telam mampu menemukan jalan yang unik dalam melaksanakan

    perannya

    d. Personal

    merupakan peran terakhir, di mana wanita telah mahir melakukan perannya

    sebagai ibu.

    Sebagai bahan perbandingan, Reva Rubin menyebutkan peran ibu telah di mulai

    sejak ibu menginjak kehamilan pada masa 6 bulan setelah melahirkan, tetapi

    menurut Mercer mulainya peran ibu adalah setelah bayi bayi lahir 3-7 bulan

    setelah dilahirkan.

    Wanita dalam menjalankan peran ibu di pengaruhi oleh faktorfaktor sebagai

    berikut:

    a. Faktor ibu

    1. Umur ibu pada saat melahirkan

    2. Persepsi ibu pada saat melahirkan pertama kali

    3. Stress social

    4. Memisahkan ibu pada anaknya secepatnya

    5. Dukungan social

    6. Konsep diri

    7. Sifat pribadi

    8. Sikap terhadap membesarkan anak

    9. Status kesehatan ibu.

    b. Faktor bayi

    1. Temperament

    2. Kesehatan bayic. Faktor-faktor lainnya

    1. Latar belakang etnik

    2. Status pekawinan

    3. Status ekonomi

    Dari faktor social support, mercer mengidentifikasikan adanya empat factor

    pendukung:

    a. Emotional support Yaitu perasaan mencintai, penuh perhatian, percaya dan

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    20/64

    mengerti.

    b. Informational support Memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan

    ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri

    c. Physical support Misalnya dengan membantu merwat bayi dan memberikan

    tambahan dana

    d. Appraisal support Ini memungkinkan indifidu mampu mengevaluasi dirinya

    sendiri dan pencapaiaan peran ibu

    Mercer menegaskan bahwa umur, tingkat pendidikan, ras, status perkawinan,

    status ekonomi dan konsep diri adalah faktor-faktor yang sangat berpengaruh

    dalam pencapaiaan peran ibu. Peran bidan yang di harapkanoleh mercer dalam

    teorinya adalah membantu wanita dalam melaksanakan tugas dan adaptsi peran

    dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaiaan peran ini dan

    kontribusi dari stress antepartum.

    3. Teori Jean ball

    Teori kursi goyang , keseimbangan emosional ibu. Tujuan asuhan maternitus agar

    ibu mampu melaksanakan tugasnya sebagai ibu bauk fisik maupun psikologis.

    Ada dua teori Jean ball yaitu:

    Teori stressTeori dasarHipotesa Ball, respon emotional wanita terhadap perubahan yang terjadi

    bersamaan dengan kelahiran anak yang mempengaruhi personality seseorang dan

    dengan dukungan yang berarti mereka mendapatkan sistem keluarga dan sosial.

    Persipan yang telah di lakukan bidan pada masa postnatal akan mempengaruhi

    respon emotional wanita terhadap perubahan akibatproses kelahiran tersebut.

    Kesejahteraan wanita setelah melahirkan tergantung pada personality dankepribadian, sistem dukungan pribadi dan dukungan dari pelayanan maternitas.

    Ball menemukan teori kursi goyang terdiri dari tiga elemen, yaitu:

    1. Pelayanan maternitas

    2. Pandangan masyarakat terhadap keluarga

    3. Sisi penyangga atau support terhadap kepribadian keluarga

    4. Teori Ernestine Wiedenbach

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    21/64

    a. The agent : mid wife

    Filosofi yang di kemukakan adalah tentang kebutuhan ibu dan bayi yang segera

    untuk mengembangkan kebutuhan yang lebih luas yaitu kebutuhan untuk persipan

    menjadi orang tua.

    b. The recipient

    Meliputi : wanita, keluarga dan masyarakat. Recipient menurut Widenbach adalah

    individu yang mampu menetukan kebutuhannya akan bantuan.

    c. The Goal / purpose

    Di sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu dengan memperhatikan

    tingkah laku fisik, emosional atau fisioogikal

    d. The Means

    Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada empat tahapan yaitu:

    1. Identifikasi kebutuhan klient, memerlukan keterampilan dan ide

    2. Memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang di butuhkan

    (ministration)

    3. Memberikan bantuan sesuai kebutuhan (validation)

    4. Mengkoordinasi tenaga yang ada untuk memberikan bantuan (coordination)

    5. The frame work meliputi lingkungan sosial, organisasi dan profesi.

    Kelima kelompok teori Wiedenbach dapat di gambarkan dalam bagian.

    -,identifikasi

    -,mempersiapkan

    -,koordinasi

    -,validasi

    5. Teori Ela Joy Lehman

    Telah di lakukan banyak penelitian untuk mempelajari isi dan proses daripemeriksaan antenatal. Robin,dkk 1983 dan Robinson 1985 mempelajari peran

    bidan dalam memberi informasi yang komprehensif dan memberikan nasehat

    dalam pelayanan kebidananseperti waktu pemeriksaan perut dan memberikan

    nasehat tentang laktasi dan asuhan kesehatan selama kehamilan mereka belajar

    sejauh mana bidan mampu menunjukkan perannya memberi asuhan ibu bersalin.

    Macintyre (1980) dalam observasinya menemukan perbedaan antara rethorik

    resmi antara nilai asuhan antenatal dan corak asuhan yang impersonal yag dialami

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    22/64

    oleh ibu diklinik spesialis. Lehreman mengidentifikasi konsep yang menggaris

    bawahi asuhan antenatal yang akan diberikan.

    Lerhman mempelajari pelayanan yang diberikan oleh bidan di klinik yang di

    pimpin oleh bidan di Amerika. Lerhman menemukan adanya delapan konsep dari

    falsafah yang menggaris bawahi pelayanan antenatal yang diberikan oleh bidan di

    Amerika yaitu :

    1) Asuhan yang berkesinambungan (continuity care )

    2) Asuhan yang berpusat pada keluarga (family centered care )

    3) Penyuluhan dan konseling sebagai bagian dari asuhan

    4) Asuhan yang bersifat non-intervensi

    5) Fleksibel /keluwesan dalam memberikan asuhan

    6) Asuhan yang partisipasif

    7) Pembelaan / advokasi konsumen

    8) Waktu

    Asuhan yang partisipasif dalam konteks pelayanan kebidanan di UK dibahaskan

    sebagai pilihan dan kontrol dari si wanita yang dilayani (choise and control on the

    part of the woman ). Hal ini dimaksudkan sebagai pengkajian dan merencanakan

    program

    Morten, dkk (1991) mengidentifkasikan 3 komponen tambahan di samping ke-8

    konsep yang ditemukan oleh lehrman. Ke-3 komponen tambahan yang dimaksud

    adalah :

    Teknik Terapeutik

    Teknik terapeutik dijelaskan sebagai proses komunikasi yang menguntungkan

    atau mendorong pertumbuhan dan penyembuhan. Hal ini diukur dengan indikator:

    mendengarkan secara aktif, penyelidikan, klarifikasi,humor, sikap tidakmenghakimi, mendorong, fasilitas / mempermudah dan memberikan permisi/izin.

    Pemberdayaan (empowerment)

    Pemberdayaan adalah suatu proses memberipower kekuatan dan penguatan. Bidan

    melalui penampilan dan pendekatan akan meningkatkan energi dan sumber dari

    dalam diri klien.indikatornya antara lain : penguatan/penegasan (affirmation),

    memvalidasi, meyakinkan kembali, dukungan (support).

    Hubungan lateral diartikan sebagai : bidan meningkatkan interaksi yang

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    23/64

    mempunyai ciri keterbukaan (self of opennes), saling menghargai di antara bidan

    dan klien, indikator hubungan lateral adalah : kesejajaran, empati, berbagi

    pengalaman /perasaan.

    Lehrman dan Morten, et.al., memberikan suatu model praktik kebidanan yang

    secara jelas menunjukan area praktik kebidanan.

    BAB V

    KONSEPTUAL ASUHAN KEBIDANAN

    Model Konseptual kebidanan bermanfaat sebagai suatu bentuk pedoman atau

    acuan untuk memberikan asuhan kebidanan.

    Praktik Kebidanan banyak dipengaruhi oleh Teori dan Model. Pada Bagian ini

    akan diuraikan beberpa model yang berpengaruh dalam praktik kebidanan.

    1. Model Medikal

    Model Medikal merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk

    membantu manusia dalam memahami proses sehat dan sakit dalam arti kesehatan.

    Model ini lebih banyak digunakan dalam bidang kedokteran dan lebih berfokus

    pada proses penyakit dan mengobati ketidaksempurnaan.

    Yang Tercakup dalam model medical adalah :

    a). Berorientasi pada penyakit

    b). Menganggap bahwa akal/pikiran dan badan terpisah

    c). Manusia menguasai alam

    d). Yang tidak biasa menjadi menarik

    e). Informasi yang terbatas pada klien

    f). Pasien berperan pasif

    g). Dokter yang menentukanh). Tingginya teknologi menaikkan prestise

    i). Prioritas kesehatan individu dari pada kesehatan komunitas

    j). Penyakit dan kesehatan adalah domain dokter

    k). Pemahaman manusia berdasarkan mekanik dan bioengineering. Model medical

    ini kurang cocok untuk praktik kebidanan karena terllau berorintasi apda penyakit

    dan tidak memberi kesempatan klien untuk menentukan nasibnya sendiri.

    Walaupun demikian kenyataannya masih banyak yang terpengaruh pada model

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    24/64

    medical ini.

    Berikut ini akan diberikan gambaran bagaimana perbedaan pandangan mengenai

    kehamilan sesuai model medical.

    Model Medical

    a). Normal dalam perspektif

    b). Kasus tidak biasa menjadi menarik

    c). Dokter bertanggung Jawab

    d). Informasi terbatas

    e). OutCome yang diharapkan : Ibu dan bayi hidup dan Sehat

    Falsafah kebidanan terhadap Kehamilan Hal Fisiologis

    Normal dalam antisipasi

    a). Setiap Persalinan Peristiwa Unik

    b). Wanita dan keluarga membuat keputusan

    c). Informasi diberikan tidak terbatas

    d). Outcome yang diharapkan : Ibu dan bayi yang hidup dan sehat dan kepuasan

    akan kebutuhan individu

    2. Paradigma Sehat

    Derajat kesehatan di Indonesia masih rendah, hal ini menuntut adanya upaya

    untuk menurunkannya. Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan derajat

    kesehatan, pemerintah membuat satu model dalam pembangunan kesehatan yaitu

    PARADIGMA SEHAT. Paradigma Sehat ini pertama kali dicetuskan oleh Prof.

    Dr.F.A Moeloek (Menkes RI) Pada Rapat Sidang DPR Komisi VI pada Tangal 15

    september 1998.

    Paradigma Sehat adalah Cara pandang, pola pikir, atau model pembangunan

    kesehatan yang melihat masalah kesehatan saling berkait danmempengaruhidengan banyak faktor yang bersifat lintas sektor, dan upayanya

    lebih diarahkan pada peningkatan, pemeliharaan dan perlindungan kesehatan,

    bukan hanya penyembuhan orang sakit atau pemulihan kesehatan.

    Secara MAKRO dengan adanya Paradigma sehat berarti Pembangunan semua

    sektor harus memperhatikan dampaknya dibidang kesehatan.

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    25/64

    Secara MIKRO dengan adanya Paradigma sehat maka Pembangunan kesehatan

    lebih menekankan pada upaya promotif dan preventif.

    Paradigma Sehat ini sangat penting karena :

    a). Paradigma sehat merupakan upaya untuk meningkatkan kesehatan secara

    proaktif.

    b). Mendorong masyarakat menjadi mandiri.

    c). Menyadarkan masyarakat pada pentingnya yang promotif dan preventif.

    Paradigma Sehat ini merupakan model dalam pembangunan kesehatan tetapi juga

    dijadikan model dalam Asuhan Kebidanan, hal ini karena :

    a) . Dengan Paradigma sehat akan merubah cara pandang masyarakat tentang

    kesehatan termasuk kesehatan reproduksi, dan mendorong masyarakat menjadi

    mandiri dan sadar akan pentingnya upaya promotif dan preventif.

    b). Mengingat paradigma sehat merupakan upaya untuk menurunkan derajat

    kesehatan di Indonesia yang utamanya dinilai dari AKI dan AKB, maka Bidan

    sebagai bagian dari tenaga yang turut bertanggung jawab terhadap menurunnya

    AKI dan AKB perlu menjadikan paradigma sehat sebagai model.

    c). Paradigma Sehat merupakan suatu gerakan nasional sehingga Bidan pun harus

    menjadikan paradigma sehat sebagai model atau acuan.

    Paradigma sehat dikatakan sebagai suatu perubahan sikap, orientasi atau MindSet,

    Beberapa pandangan yang berubah menjadi Paradigma Sehat, yaitu :

    a). Kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat pasif dirubah menjadi pandangan

    bahwa Kesehatan bersifat aktif karena merupakan keperluan dan bagian dari

    HAM

    b). Kesehatan sebagai konsumtif dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatanmerupakan suatu investasi karena menjamin adanya SDM yang berproduktif

    secara sosial dan ekonomi

    c). Kesehatan hanya bersifat penanggulangan jangka pendek dirubah menjadi

    pandangan bahwa Kesehatan bagian upaya pengembangan SDM berjangka

    panjang

    d). Pelayanan kesehatan bukan hanya pelayanan medis dirubah menjadi

    pandangan bahwa Kesehatan pelayanan kesehatan paripurna, dengan memandang

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    26/64

    manusia sebagai manusia seutuhnya

    e). Pelayanan kesehatan terpecah-pecah dirubah menjadi pandangan bahwa

    Kesehatan terpadu

    f). Kesehatan hanya jasmani /fisik dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan

    mencakup mental dan sosial

    g). Fokus pada penyakit dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan tergantung

    segmen/permintaan pasar

    h). Sasaran pelayanan kesehatan masyarakat umum dirubah menjadi pandangan

    bahwa Kesehatan tanggung jawab juga masyarakat swasta (private)

    i). Kesehatan merupakan urusan pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa

    Kesehatan juga menjadi urusan swasta

    j). Biaya kesehatan publik subsidi pemerintah dirubah menjadi pandangan bahwa

    Kesehatan ditanggung bersama pengguna jasa

    k). Pembayaran biaya setelah pelayanan dirubah menjadi pandangan bahwa

    Kesehatan dapat dibiaya dimuka (JPKM)

    l). Kesehatan berfungsi sosial dirubah menjadi pandangan bahwa Kesehatan juga

    berfungsi ekonomi

    m). Pengaturan secara sentralis dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan

    desentralisasi

    n). Pengaturan secara top down dirubah menjadi pandangan bahwa pengaturan

    bottom up

    o). Birokratis dirubah menjadi enterpreuner

    q). Masyarakat dubutuhkan Peran sertanya, dirubah menjadi pandangan bahwa

    Kesehatan Kemitraan

    3. Midwifery CareCARE dalam bahasa Inggris mempunyai arti Memelihara, Mengawasi,

    memperhatikan dengan sepenuhnya. Dihubungkan dengan kebidanan care disebut

    sebagai ASUHAN.

    Bidan dalam memegang Prinsip Midwifery Care yaitu :

    a). Mengakui dan mendukung keterkaitan antara fisik, psikis dan lingkungan

    kultur sosial

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    27/64

    b). Berasumsi bahwa mayoritas wanita bersalinan ditolong tanpa intervensi

    c). Mendukung dan Meningkatkan persalinan alami

    d). Menggunakan pendekatan pemecahan masalah yang dilandaskan ilmu dan seni

    e). Wanita punya kekuasaan yaitu berdasarkan tanggungjawab bersama untuk

    suatu pengambilan keputusan, tetapi wanita mempunyai kontrol atau keputusan

    terakhir mengenai keadaan dirinya dan bayinya

    f). Dibatasi oleh hukum dan ruang lingkup praktik

    g). Berprinsip Women Center Care

    Women Centre Care

    Yang dimaksud dengan Women Centre Care adalah Asuhan yang berorientasi

    pada Wanita. Dalam Hal ini Bidan difokuskan memberikan dukungan pada

    wanita dalam upaya memperoleh status yang sama di masyarakat untuk memilih

    dan memutuskan perawatan kesehatan dirinya.

    Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh suatu badan yaitu House of

    Commons Health Committee tahun 1992, disimpulkan bahwa terdapat permintaan

    yang meluas pada kaum wanita untuk memiliki pilihan yang lebih besar dalam

    menentukan jenis asuhan maternitas yang mereka dapatkan dan bahwa struktur

    pelayanan maternitas saat ini membuat mereka frustasi bukan memfasilitasi

    mereka.

    Hasil penelitian ini menunjukkan pentingnya asuhan yang berorientasi pada

    wanita dimana mereka punya peran dalam menentukan pilihan sehingga terpenihi

    kebutuhannya dan timbul kepuasaan. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa

    Asuhan yang berorintasi pada wanita atau Women Centre Care amat pentinguntuk kemajuan Praktik kebidanan.

    Women Center Care ini sangat sesuai dengan keinginan ICM (International

    Confederation Of Midwifery) yang tertuang dalam VISI nya, yaitu :

    a). Bidan memberikan asuhan pada wanita yang membutuhkan askeb

    b). Bidan mempunyai otonomi sebagai pemberi asuhan yang menghargai

    kerjasama team dalam memberikan asuhan untuk seluruh kebutuhan wanita dan

    keluarga

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    28/64

    c.) Bidan memegang kunci dalam menentukan asuhan dimasa mendatang

    termasuk pelayanan kesehatan utama pada komunitas untuk seluruh wanita dan

    keluarga

    d). Bidan bekerjasama dengan wanita dalam memberikan asuhan sesuai dengan

    harapan wanita

    Untuk dapat memberikan Care atau Asuhan yang baik terhadap wanita, bidan

    harus menerapkan hal-hal berikut ini :

    a). Lakukan Intervensi Minimal

    b). Memberikan asuhan yang komprehensif

    c). Memberikan asuhan yang sesuai kebutuhan

    d). Melakukan segala tindakan yang Sesuai dengan standar, wewenang, otonomi

    dan kompetensi

    e). Memberikan Informed Content

    f). Memberikan asuhan yang Aman, nyaman, logis dan berkualitas

    g). Menerapkan Asuhan Sayang Ibu

    Yang dimaksud Asuhan sayang ibu ini adalah :

    a). Asuhan yang tidak menimbulkan penderitaan bagi ibu

    b). Ibu punya otonomi dalam setiap pengambilan keputusan

    c). Asuhan yang berorientasi dengan kebutuhan

    BAB VI

    MANAJEMEN KEBIDANAN

    1. PENGERTIAN

    Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai

    metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah,

    penemuanpenemuan, ketrampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk

    pengambilan suatu keputusan yang terfokus pada klien. (Varney, 1997)

    Manajemen kebidanan terdiri dari beberapa langkah yang berurutan, yang dimulai

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    29/64

    dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Langkah-langkah

    tersebut membentuk kerangka yang lengkap yang bias diaplikasikan dalam semua

    situasi. Akan tetapi, setiap langkah tersebut bias dipecah-pecah kedalam tugas-

    tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi.

    Prisip Proses Manajemen Kebidanan Menurut American College of Nurse

    Midwife (ANCM) tahun 1999

    1. .Secara sistematis mengumpulkan dan memperbaharui data yang lengkap dan

    relevan dengan melakukan pengkajian yang komprehensif terhadap kesehatan

    setiap klien, termasuk mengumpulkan riwayat kesehatan dan pemeriksaan fisik

    2. .Mengidentifikasi masalah dan membuat diagnosa berdasarkan interpretasi data

    dasar

    3. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap asuhan kesehatan dalam menyelesaikan

    masalah dan merumuskan tujuan asuhan kesehatan bersama klien

    4. Memberikan informasi dan support sehingga klien dapat membuat keputusan

    dan tanggung jawab terhadap kesehatannya

    5. membuat rencana asuhan yang komprehensif bersama klien

    6. Secara pribadi bertanggungjawab terhadap implementasi rencana individual

    7. Melakukan konsultasi, perencanaan dan melaksanankan manajemen dengan

    berkolaborasi dan merujuk klien untuk mendapatkan asuhan selanjutnya

    8. Merencanakan manajemen terhadap komplikasi tertentu, dalam situasi darurat

    dan bila ada penyimpangan dari keadaan normal

    9. Melakukan evaluasi bersama klien terhadap pencapaian asuhan kesehatan dan

    merevisi rencana asuhan sesuai dengan kebutuhan

    2. SASARAN MANAJEMEN KEBIDANAN

    Bidan sesuai dengan perannya sebagai tenaga kesehatan memiliki kewajibsan

    memberikan asuhan untuk menyelamatkan ibu dan anak dari gangguan kesehatan.

    Untuk melaksanakan asuhan tersebut digunakan metode pendekatan yang disebut

    manajemen kebidanan. Metode dan pendekatan digunakan untuk mendalami

    permasalahan yang dialami oleh pasien atau klien dan kemudian merumuskan

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    30/64

    permasalahan tersebut, serta akhirnya mengambil langkah pemecahannya.

    Manajemen kebidanan membantu proses berfikir bidan didalam melaksanakn

    asuhan dan pelayanan kebidanan.

    Manajemen kebidanan tidak hanya diimplementasikan pada asuhan kebidanan

    pada individu, akan tetapi dapat juga diterapkan didalam pelaksanakan pelayanan

    kebidanan yang ditujukan kepada keluarga dan masyarakat.

    Manajemen kebidanan mendorong bidan menggunakan cara yang teratur dan

    rasional, sehingga mempermudah pelaksanaan yang tepat dalam memecahkan

    masalah pasien dan kliennya. Dan kemudian akhirnya tujuan mewujudkan kondisi

    ibu atau anak yang sehat, dapat dicapai.

    Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa permasalahan kesehatan ibu dan anak

    yang ditangani oleh bidan mutlak menggunakan metode dan pendekatan

    manajemen kebidanan. Sesuai dengan lingkup dan tanggung jawab bidan, maka

    sasaran manajemen kebidanan ditujukan baik kepada individu ibu dan anak,

    keluarga maupun kelompok masyarakat.

    Manajemen kebidanan dapat digunakan oleh bidan didalam melaksanakan

    kegiatan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit,

    penyembuhan, pemulihan kesehatan ibu dan anak dalam lingkup dan tanggung

    jawabnya.

    Langkah-langkah

    I.Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan, menilai keadaan klien secara

    keseluruhan

    II.Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa/masalah

    III.Mengidentifikasi diagnosa/masalah potensial dan mengantisipasi penangannya

    IV.Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    31/64

    dengan tenaga kesehatan lain serta berdasarkan kondisi klien

    V.Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan tepat dan rasional

    berdasarkan keputusan yang dibuat pada langkah yang selanjutnya

    VI.Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman

    VII.Mengevaluasi keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali

    manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif

    Melihat penjelasan diatas, maka proses manajemen kebidanan merupakan langkah

    sistematis yang merupakn pola piker bidan dalam melaksanakan asuhan kepada

    klien. Diharapkan dengan pendekatan pemecahan masalah yang bsistematis dan

    rasional, maka seluruh aktifitas/tindakan yang diberikan oleh bidan kepada klien

    akan efektif. Terhindar dari tindakan yang bersifat coba-coba yang akan

    merugikan klien.

    Untuk kejelasan langkah-langkah diatas maka dalam pembahasan ini akan

    dijelaskan dari setiap langkah :

    Langkah I : Pengumpulan Data Dasar

    Pada langkah ini dilakukan pegumpulan informasi yang akurat dan lengkap dari

    semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

    Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara :

    1.Anamnesa

    Biodata

    Riwayat Menstruasi

    Riwayat KesehatanRiwayat Kehamilan, Persalinan & Nifas

    Biopsikospiritual

    Pengetahuan Klien

    2.Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda-tanda vital

    3.Pemeriksaan Khusus

    Inspeksi

    Palpasi

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    32/64

    Auskultasi

    Perkusi

    4.Pemeriksaan penunjang

    Laboratorium

    Catatan terbaru dan sebelumnya

    Bila klien mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam

    manajemen kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.Pada langkah pertama ini

    dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan

    dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap.. Pada

    keadaan tertentu dapat terjadi langkah pertama akan overlap dengan langkah 5 dan

    6 (atau menjadi bagian dari langkah-langkah tersebut) karena data yang

    diperlukan diambil dari hasil pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan

    diagnostik yang lain. Kadang-kadang bidan perlu memulai manajemen dari

    langkah 4 untuk mendapatkan data dasar awal yang perlu disampaikan kepada

    dokter.

    Langkah II : Interpretasi Data Dasar

    Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau masalah

    berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang

    telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan

    masalah yang spesifik.

    Diagnosa Kebidanan

    Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidan dalam lingkuppraktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnopsa kebidanan.

    Standar Nomenklatur Diagnosa Kebidanan :

    1.Diakui dan telah disyahkan oleh profesi

    2.Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan

    3.Memiliki cirri khs kebidanan

    4.Didukung oleh clinical judgement dalam praktek kebidanan

    5.Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    33/64

    Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat

    didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penenganan. Masalah

    sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami oleh wanita yang

    diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah juga sering

    menyertai diagnosa.

    Sebagai contoh :

    Diperoleh diagnosa kemungkinan wanita hamil

    Masalah : wanita tsb tidak menginginkan kehamilannya

    Contoh lain :

    Wanita hamil Trimester III

    Merasa takut terhadap persalinan dan melahirkan yang sudah tidak dapat ditunda

    lagi

    Perasaan takut tidak termasuk dalam kategori standart nomenklatur diagnosa

    kebidanan tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan

    pengkajian lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi

    rasa takut.

    Masalah

    Adalah hal-hal berkaitan dengan pengalaman klien yang ditemukan dari hasilpengkajian atau yang menyertai

    Contoh perumusan masalah :

    Masalah Dasar

    Wanita tidak menginginkan kehamilan Wanita mengatakan belum ingin hamil

    Ibu hamil trimester III merasa takut Ibu mengatakan takut menghadapi persalinan

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    34/64

    Kebutuhan

    Adalah hal-hal yang dibutuhkan klien dan belum teridentifikasi dalam diagnosa

    dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data

    Contoh kebutuhan :

    Kebutuhan Dasar

    Ibu menyenangi Binatang

    Kebutuhan :

    Penyuluhan bahaya binatang terhadap kehamilan

    Pemeriksaan TORCH Ibu mengatakan sekeluarga menyayangi binatang

    Langkah III : Mengidentifkasi Diagnosa atau Masalah Potensial

    Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain

    berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah

    ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil

    mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah

    potensial ini benar-benar terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan

    asuhan yang aman.

    Contoh : Seorang wanita dengan pembesaran uterus yang berlebihan. Bidan harus

    mempertimbangkan kemungkinan penyebab pemuaian uterus yang berlebihantersebut, misalnya:

    oBesar dari masa kehamilan

    oIbu dengan diabetes kehamilan, atau

    oKehamilan kembar

    Kemudian dia harus mengantisipasi, melakukan perencanaan untuk mengatasinya

    dan bersiap-siap terhadap kemungkinan tiba-tiba terjadi perdarahan postpartum

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    35/64

    yang disebabkan oleh atonia uteri karena pembesaran uterus yang berlebihan.

    Pada persalinan dengan bayi besar, bidan sebaiknya mengantisipasi dan bersiap-

    siap terhadap kemungkinan terjadinya distosia bahu dan juga kebutuhan untuk

    resusitasi. Bidan juga sebaiknya waspada terhadap kemungkinan wanita menderita

    infeksi saluran kencing yang menyebabkan tingginya kemungkinan terjadinya

    peningkatan partus premature atau bayi kecil.

    Persiapan yang sederhana adalah dengan bertanya dan mengkaji riwayat

    kehamilan pada setiap kunjungan ulang,

    Langkah IV : Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan

    Penanganan Segera.

    Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk

    dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain

    sesuai dengan kondisi klien.

    Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen

    kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau

    kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan, terus-

    menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.

    Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data

    mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak

    segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya perdarahan

    kala III atau perdarahan segera setelah lahir, distosia bahu, atau nilai APGARyang rendah).

    Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan

    tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang

    dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainnya bisa saja tidak merupakan

    kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    36/64

    Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari pre-eklampsia, kelainan

    panggul, adanya penyakit jantung, diabetes atau masalah medik yang serius, bidan

    perlu melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter.

    Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi

    atau kolaborasi dengan dokter atau tim kesehatan lainnya seperti pekerja sosial,

    ahli gizi, atau seorang ahli perawatan klinis bayi baru lahir. Dalam hal ini bidan

    harus mampu mengevaluasi kondisi setiap klien untuk menentukan kepada siapa

    konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam manajemen asuhan klien.

    Langkah V : Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

    Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-

    langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen terhadap

    diagnosa atau masalah yang telah dididentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah

    ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.

    Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah

    teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang berkaitan tetapi

    juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang

    diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling,

    dan apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan

    sosial-ekonomi, kultural atau masalah psikologis.

    Dengan kata lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap halyang berkaitan dengan semua aspek asuhan. Setiap rencana asuhan haruslah

    disetujui oleh kedua belah pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat

    dilaksanakan dengan efektif karena klien merupakan bagian dari pelaksanaan

    rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah

    merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama

    klien, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    37/64

    Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan yang menyeluruh ini harus

    rasional dan benar-benar valid berdasarkan pengethuan dan teori yang up to date

    serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan klien.

    Rasional berarti tidak berdasarkan asumsi, tetapi sesuai dengan keadaan klien dan

    pengetahuan teori yang benar dan memadai atau berdasarkan suatu data dasar

    yang lengkap, dan bisa dianggap valid sehingga menghasilkan asuhan klien yang

    lengkap dan tidak berbahaya.

    Langkah VI : Melaksanakan Perencanaan

    Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan

    pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bias

    dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian

    lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukan

    sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.

    (misalnya: memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana).

    Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk menangani klien

    yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen asuhan

    bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana asuhan

    bersama yang menyeluruh tersebut.

    Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan

    mutu dari asuhan klien.

    Langkah VII : Evaluasi

    Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah

    diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah

    terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaiman atelah diidentifikasi di dalam

    masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang

    benar efektif dalam pelaksanaanya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana

    tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    38/64

    Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kontinum, maka

    perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui

    proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen tidak

    efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan tersebut.

    Langkah-langkah proses manajemen pada umumnya merupakan pengkajian yang

    memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi

    pada proses klinis. Karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam

    situasi klinik dan dua langkah yang terakhir tergantung pada klien dan situasi

    klinik,

    maka tidak mungkin proses manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja

    BAB VII

    LINGKUP PRAKTEK MANDIRI

    Lingkup praktek mandiri Meliputi : Asuhan mandiri / otonomi pada anak wanita,

    remaja putri & wanita dewasa sebelum & selama kehamilan & selanjutnya

    Bidan memberikan pengawasan, asuhan & nasehat wanita selama hamil, bersalin ,

    nifas

    Bidan menolong persalinan atas tanggungjawabnya sendiri & merawat bayi baru

    lahir.

    Asuhan Kebidanan berupa :

    Pengawasan pelayanan kesehatan masyarakat di posyandu, Penyuluhan &pendidikan kesehatan pada ibu, keluarga & masyarakat termasuk persiapan

    menjadi orang tua,menentukan kb, deteksi kondisi abnormal pada ibu & bayi,

    konsultasi atau rujukan,pertolongan kegawatdaruratan primer & sekunder saat

    tidak ada medis.

    Praktek kebidanan dilakukan dalam sistem pelayanan kesehatan yang berorientasi

    pada masyarakat, dokter, perawat, dokter spesialis, pusat-pusat rujukan

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    39/64

    pengorganisasian praktek asuhan kebidanan

    NKKBSPelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan

    kesehatan untuk mewujudkan kesehatan keluarga

    Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh bidan dengan

    kewenangan menaikkan kesehatan ibu & NKKBSanak

    Sasaran pelayayanan kebidanan: individu, keluarga & masyarakat yang meliputi :

    upaya, pencegahan, penyembuhan & pemulihan

    Layanan kebidanan dibedakan :

    Layanan kebidanan primer

    Layanan bidan yang sepenuhnya menjadi tanggung jawab bidan

    Layanan kebidanan kolaborasi

    Layanan yang dilakukan bidan sebagai anggota tim, kegiatan dilakukan

    bersamaan / sebagai salah satu urutan dari proses kegiatan pelayanan kesehatan.

    Layanan kebidanan rujukan

    Layanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke system yang lebih

    tinggi atau sebaliknya

    Layanan yang dilakukan oleh ke tempat pelayanan kesehatan yang lain secara

    horisontal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lain.

    BAB VIIISISTEM PENGHARAAN BAGI BIDAN

    1. Penghargaan Bagi Bidan

    Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk imbalan jasa,

    tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan / hak

    untuk menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    40/64

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3,hak adalah kewenangan untuk

    berbuat sesuatu yang telah ditentukan oleh undang-undang atau aturan tertentu.

    Bidan di Indonesia memiliki organisasi profesi yaitu Ikatan Bidan Indonesia atau

    IBI yang mengatur hak dan kewajiban serta penghargaan dan sanksi bagi bidan.

    Setiap bidan yang telah menyelesaikan pendidikan kebidanan berhak dan wajib

    menjadi anggota IBI.

    Hak bidan :

    a. Bidan berhak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai

    dengan profesinya.

    b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat

    jenjang pelayanan kesehatan.

    c. Bidan berhak menolak keinginan pasien/klien dan keluarga yang bertentangan

    dengan peraturan perundangan,dank ode etik profesi.

    d. Bidan berhak atas privasi / kedirian dan menuntut apabila nama baiknya

    dicemarkan baik oleh pasien,keluarga ataupun profesi lain.

    e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan

    maupun pelatihan.

    f. Bidan berhak memperoleh kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan

    jabatan yang sesuai.

    g. Bidan berhak mendapatkan kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai.

    Wewenang bidan ,antara lain:

    a. Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan untuk mendekatkan pelayanan

    kegawatan obstetric dan neonatal.

    b. Bidan harus melaksanakan tugas kewenagan sesuai standar profesi,memiliki

    kemampuan dan ketrampilan sebagai bidan,mematuhi dan melaksanakan protap

    yang berlaku di wilayahnya dan bertanggung jawab atas pelayanan yang diberikan

    dengan mengutamakan keselamatan ibu dan bayi.

    c. Pelayanan kebidanan kepada wanita oleh bidan meliputi pelayanan pada masa

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    41/64

    pranikah termasuk remaja putrid,pra

    hamil,kehamilan,persalinan,nifas,menyusui,dan masa antara kehamilan.

    d. Dan masih banyak lagi.

    Dalam lingkup IBI,anggota mempunyai hak tertentu sesuai dengan

    kedudukannya,yaitu:

    1.Anggota Bisaa

    a. Berhak mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh organisasi.

    b. berhak mengemukakan pendapat ,saran, dan usul untuk kepentingan organisasi.

    c. berhak memilih dan dipilih.

    2.Anggota Luar Bisaa

    a.Dapat mengikuti kegiatan yang dilakukan organisasi.

    b.Dapat mengemukakan pendapat ,saran,dan usul untuk kepentingan organisasi.

    3.Anggota Kehormatan

    Dapat mengemukakan pendapat,saran,dan usul untuk kepentingan organisasi.

    2. Sanksi Bagi Bidan

    Sanksi merupakan imbalan negative yang berupa pembebanan atau penderitaanyang ditentukan oleh hukum aturan yang berlaku.

    Sanksi berlaku bagi bidan yang melanggar kode etik dan hak / kewajiban bidan

    yang telah diatur oleh organisasi profesi,karena kode etik bidan merupakan norma

    yang berlaku bagi anggota IBI dalam menjalankan praktek profesinya yang telah

    disepakati dalam Kongres Nasional IBI.

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    42/64

    Kode etik bidan :

    a. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat

    1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan

    sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.

    2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan

    martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.

    3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran,

    tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan

    masyarakat.

    4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,

    menghormati hak klien dan nilai-nilai yang dianut oleh klien.

    5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan

    kepentingan klien, keluaraga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai

    dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.

    6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan

    pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk

    meningkatkan derajart kesehatannya secara optimal.

    b. Kewajiban bidan terhadap tugasnya

    1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien,

    keluarga dan masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya

    berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat

    2) Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan sesuai dengan

    kewenangan dalam mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi

    dan/atau rujukan

    3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan/ataudipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan

    sehubungan dengan kepentingan klien

    c. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya

    1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk

    menciptakan suasana kerja yang serasi.

    2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik

    terhadap sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    43/64

    d. Kewajiban bidan terhadap profesinya

    1) Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi

    dengan menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan

    yang bermutu kepada masyarakat

    2) Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan

    kemampuan profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

    teknologi.

    3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan

    sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.

    e. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri

    1) Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas

    profesinya dengan baik

    2) Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan

    dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

    3) Setiap bidan wajib memelihara kepribadian dan penampilan diri.

    f. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air

    1) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya, senantiasa melaksanakan ketentuan-

    ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayananan

    Kesehatan Reproduksi, Keluarga Berencana dan Kesehatan Keluarga.

    2) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pemikiran

    kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan

    terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga

    Dalam organisasi IBI terdapat Dewan Pertimbangan Etika Bidan (MPEB) danMajelis Pembelaan Anggota (MPA),yang memiliki tugas :

    ~ merencanakan dan melaksanakan kegiatan bidang sesuai dengan ketetapan

    pengurus pusat.

    ~ melaporkan hasil kegiatan di bidang tugasnya secara berkala.

    ~Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas pengurus

    pusat.

    ~ membentuk tim teknis sesuai kebutuhan,tugas dan tanggung jawabnya

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    44/64

    ditentukan pengurus.

    MPEB dan MPA merupakan majelis independen yang berkonsultasi dan

    berkoordinasi dengan pengurus inti dalam IBI tingkat nasional. MPEB secara

    internal memberikan saran,pendapat,dan buah pikiran tentang masalah pelik yang

    sedang dihadapi khususnya yang menyangkut pelaksanaan kode etik bidan dan

    pembelaan anggota.

    MPEB dan MPA bertugas menkaji,menangani dan mendampingi anggota yang

    mengalami permasalahan dalam praktik kebidanan serta masalah hukum.

    3. Jabatan Fungsional Bidan

    Jabatan dapat ditinjau dari 2 aspek,yaitu jabatan struktural dan fungsional. Jabatan

    struktural adalah jabatan yang secara jelas tertera dalam struktur dan diatur

    berjenjang dalam suatu organisasi,sedangkan jabatan fungsional adalah jabatan

    yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam kehidupan

    rmasyarakat dan Negara.

    Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat,jabatan

    fungsional juga berorientasi kualitatif. Seseorang memiliki jabatan fungsional

    berhak mendapatkan tunjangan fungsional. Jabatan bidan merupakan jabatan

    fungsional professional sehingga berhak mendapat tunjangan fungsional.

    Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir struktural. Jabatan

    fungsional sebagai bidan bisa didapat melalui pendidikan berkelanjutan ,baik

    secara formal maupun nonformal,yang hasil akhirnya akan meningkatkan

    kemampuan professional bidan dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelaksana,

    pendidik, pengelola, dan peneliti.Sedangkan jabatan sturkturalnya bergantung dimana bidan tersebut

    bertugas,misalnya di rumah sakit,puskesmas,dan sebagainya. Karir ini dapat

    dicapai oleh bidan di setiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai dengan

    tingkat kemampuan ,kesempatan, dan kebijakan yang ada.

    4. Analisis

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    45/64

    Bidan merupakan salah satu profesi bidang kesehatan yang memiliki tugas yang

    berat dan harus dipertanggung jawabkan. Membantu persalinan adalah salah satu

    tugas berat bidan.

    Karena berhubungan dengan nyawa bayi dan ibunya Selain itu bidan juga harus

    bisa mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.

    Karena inilah bidan memang sudah seharusnya mendapat penghargaan baik dari

    pemerintah maupun masyarakat.

    Penghargaan bagi bidan bisa diberikan dalam bentuk imbalan jasa atau pengakuan

    sebagai profesi bidan dan pemberian hak dan kewenangan kepada bidan dalam

    menjalankan tugasnya sebagai bidan. Misalnya bidan yang tidak pernah

    bermasalah dengan hokum dan selalu berjalan seiring dengan kode etik bidan dan

    standar profesi bidan yang ada.

    Tapi menuru saya,sebaiknya juga disediakan lencana berprestasi bagi bidan yang

    memiliki prestasi dalam prakteknya atas pengabdiannya sebagai Negara.

    Dengan adanya penghargaan seperti yang disebutkan diatas,akan mendorong

    bidan untuk meningkatkan kinerja mereka sebagai tenaga kesehatan untuk

    masyarakat.

    Mereka juga akan lebih giat untuk mengasah dan mengembangkan kemampuan

    dan potensi mereka sesuai dengan peraturan yang berlaku yaitu standar profesibidan.

    Tidak hanya memberikan penghargaan bagi bidan yang mampu melaksanakan

    prakteknya sesuai kode etik dan standar profesi bidan,tapi bagi bidan yang

    melanggar dan menyimpang dari kode etik yang ada,juga harus diberi sanksi yang

    tegas. Supaya bidan tetap bekerja sesuai kewenangannya.

    Contoh sanksi bidan adalah pencabutan ijin praktek bidan, pencabutan SIPB

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    46/64

    sementara, atau bisa juga berupa denda.

    Penyimpangan yang dilakukan oleh bidan misalnya :

    Bidan melakukan praktek aborsi,yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh

    bidan, karena termasuk tindakan criminal.

    Bidan tidak melakukan rujukan pada ibu yang mengalami persalinan

    premature,bidan ingin melakukan persalinan ini sendiri. Ini jelas tidak boleh

    dilakukan,dan harus dirujuk.

    Karena ini sudah bukan kewenangan bidan lagi,selain itu jika dilakukan oleh

    bidan itu sendiri,persalinan akan membahayakan ibu dan bayi yang dikandungnya.

    Sedangkan jabatan struktural bidan dilihat berdasarkan dimana bidan tersebut

    bekerja. Tunjangan berasal dari tempat dimana dia bekerja seperti di Puskesmas

    dan Rumah Sakit. Dan jabatan ini disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki

    bidan tersebut.

    BAB IX

    PRINSIP PERKEMBANGAN KARIR BIDAN

    Dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin bermutu

    terhadap pelayanan kebidanan, perubahan-perubahan yang cepat dalam

    pemerintahan maupun dalam masyarakat dan perkembangan IPTEK sertapersaingan yang ketat di era global ini diperlukan tenaga kesehatan khususnya

    tenaga bidan yang berkualitas baik tingkat pengetahuan, keterampilan dan sikap

    profesionalisme.

    IBI sebagai satu-satunya wadah bagi bidan telah mencoba berbuat untuk

    mempersiapkan perangkat lunak melalui kegiatan dalam lingkup profesi yang

    berkaitan dengan tugas bidan melayani masyarakat di berbagai tingkat kehidupan.

    Oleh karena IBI bertanggung jawab untuk mendorong tumbuhnya sikap

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    47/64

    profesionalisme bidan melalui kerjasama yang harmonis dengan berbagai pihak

    terutama dengan pemerintah. Karena keberadaan IBI ditengah-tengah anak bangsa

    merupakan pengabdian profesi dan juga kehidupan bidan itu sendiri. Oleh karena

    itu, IBI senantiasa turut berperan aktif dalam berbagai upaya yang diprogramkan

    pemerintah baik pada tingkat pusat maupun tingkat daerah sampai ke tingkat

    ranting. Hal tersebut diupayakan untuk meningkatkan kualitas hidup anak bangsa

    dan sekaligus kualitas bidan sebagai pelayan masyarakat khususnya ibu dan anak.

    Untuk itu seyogyanya pendidikan bidan dirancang secara berkesinambungan,

    berjenjang, dan berkelanjutan.

    Pendidikan berkelanjutan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan

    teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan

    pekerjaan atau pelayanan dan standart yang telah ditentukan oleh konsil melalui

    pendidikan formal dan non formal

    Visi Pendidikan Berkelanjutan adalah pada tahun 2010 seluruh bidan telah

    menerapkan pelayanan yang sesuai standart praktik bidan internasional dan dasar

    pendidikan minimal Diploma III kebidanan.

    Misi pendidikan berkelanjutan, mencakup:

    Mengembangkan pendidikan berkelanjutan berbentuk sistem.

    Membentuk unit pendidikan bidan di tingkat pusat, provinsi, daerah, kabupaten,

    dan cabang.

    Membentuk tim pelaksana pendidikan berkelanjutan.

    Mengadakan jaringan dan bekerjasama dengan pihak terkait.

    Tujuan pendidikan berkelanjutan kebidanan yaitu:

    Pemenuhan standart

    Organisasi profesi bidan telah menentukan standart kemampuan bidan yang harusdikuasai melalui pendidikan berkelanjutan. Bidan yang telah lulus program

    pendidikan kebidanan tersebut wajib melakukan registrasi pada organisasi profesi

    bidan untuk mendapatkan izin memberi pelayanan kebidanan kapada pasien.

    Meningkatkan produktivitas kerja

    Bidan akan dipacu untuk terus meningkatkan jenjang pendidikan mereka sehingga

    pengetahuan dan keterampilan (technical skill) bidan akan lebih berkualitas. Hal

    ini akan meningkatkan produktivitas kerja bidan dalam memberi pelayanan pada

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    48/64

    klien.

    Efisiensi

    Pendidikan bidan yang berkelanjutan akan melahirkan bidan yang kompeten

    dibidangnya sehingga meningkatkan efisiensi kerja bidan dalam memeberi

    pelayanan yang terbaik bagi klien.

    Meningkatkan kualitas pelayanan

    Pendidikan bidan yang berkelanjutan akan memicu daya saing di kalangan profesi

    kebidanan agar terus meningkatkan kulitasnya dalam memberi pelayanan kepada

    klien. Pelayanan kebidanan yang berkualitas akan menarik konsumen.

    Meningkatkan moral

    Melalui pendidikan bidan yang berkelanjutan tidak hanya pengetahuan dan

    keterampilan bidan dalam memberi pelayanan yang menjadi perhatian, tetapi

    moralitas dan etika seorang bidan juga ditingkatkan untuk menjamin kualitas

    bidan yang profesional.

    Meningkatkan karier

    Peluang peningkatan karier akan semakin besar seiring peningkatan kualitas

    pelayanan, performa dan prestasi kerja. Semua ini ditunjang oleh pendidikan

    bidan yang berkualitas.

    Meningkatkan kemampuan konseptual

    Kemampuan intelektual dan konseptual bidan dalam menangani kasus pasien akan

    terasah sehingga bidan dapat memberi asuhan kebidanan dengan tepat.

    Meningkatkan keterampilan kepemimpinan (leadership skill)

    Bidan akan memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik sebagai seorang

    manajer, bidan dibekali keterampilan untuk dapat berhubungan dengan orang lain

    (human relation) dan bekerjasama dengan sejawat serta multidisiplin lainnya gunamemberi pelayanan yang berkualitas bagi klien.

    Imbalan (Kompensasi)

    Asuhan bidan yang berkualitas akan menarik konsumen dan meningkatkan

    penghargaan atas pelayanan yang diberikan

    Meningkatkan kepuasan konsumen

    Kepuasan konsumen akan meningkat seiring dengan peningkatan kualitas

    pelayanan kebidanan

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    49/64

    Bidan praktik swasta

    Bidan berstatus pegawai negeri

    Tenakes lainnya

    Kader kesehatan

    Dukun beranak

    Masyarakat umum

    Pendidikan Formal

    Pendidikan Formal dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta

    dengan dukungan IBI adalah Program D III dan D IV Kebidanan. Pemerintah juga

    menyediakan dana bagi bidan (disektor pemerintah) untuk tugas belajar ke luar

    negeri. IBI juga mengupayakan adanya badan-badan swasta dalam dan luar negeri

    untuk program jangka pendek dan kerjasama dengan Universitas di dalam negeri.

    Pendidikan Non Formal

    Pendidikan Non Formal telah dilaksanakan melalui program pelatihan, magang,

    seminar atau lokakarya dan program non formal lainnya yang merupakan

    kerjasama antara IBI dan lembaga Internasional yang dilaksanakan di berbagai

    propinsi. IBI juga telah mengembangkan suatu program mentorship dimana bidan

    senior membimbing bidan junior dalam konteks profesionalisme kebidanan.

    Skema pola pengembangan pendidikan kebidanan

    Spesialis II

    Spesialis I

    Diploma IV

    Diploma III

    S.3S.2

    S.1 Kebidanan

    SMU

    Bidan Pra Diploma III

    Pola pengembangan pendidikan berkelanjutan telah dikembangkan atau

    dirumuskan sesuai dengan kebutuhan. Pengembangan pendidikan berkelanjutan

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    50/64

    bidan mengacu pada peningkatan kualitas bidan sesuai dengan kebutuhan

    pelayanan. Materi pendidikan berkelanjutan meliputi aspek klinik dan non klinik.

    Pendidikan berkelanjutan bidan sebagai sistem memiliki karakteristik sebagai

    berikut :

    Komprehensif

    Sistem pendidikan berkelanjutan harus dapat mencakup seluruh anggota profesi

    bidan

    Berdasarkan analisis kebutuhan

    Sistem pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan pendidikan yang

    berhubungan dengan tugas (job related) dan relevan dengan kebutuhan

    masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

    Berkelanjutan

    Sistem pendidikan berkelanjutan menyelenggarakan pendidikan yang

    berkesinambungan dan berkembang

    Terkoordinasi secara internal

    Sistem pendidikan berkelanjutan bekerjasama dengan institusi pendidikan dalam

    memanfaaatkan berbagai sumber daya dan mengelola berbagai program

    pendidikan berkelanjutan.

    Berkaitan dengan sistem lainnya

    Sistem pendidikan berkelanjutan memiliki tiga (3) aspek subsistem yang

    merupakan bagian dari sistem-sistem yang lain di luar sistem pendidikan yang

    berkelanjutan. Ketiga aspek tersebut adalah :

    Perencanaan tenaga kesehatan (health manpower planning)

    Produksi tenaga kesehatan (health manpower production)Manajemen tenaga kesehatan (health manpower management)

    Jabatan dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu jabatan structural dan jabatan

    fungsional.

    Jabatan structural : jabatan yang secara jelas tertera dalam struktur dan diatur

    berjenjang dalam suatu organisasi.

    Jabatan fungsional : jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang

    vital dalam kehidupan masyarakat dan negara.

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    51/64

    Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat, jabatan

    fungsional juga berorientasi kualitatif. Seseorang yang memiliki jabatan

    fungsional berhak untuk mendapatkan tunjangan fungsional. Dalam konteks ini,

    dapat dilihat bahwa jabatan bidan merupakan jabatan fungsional profesional

    sehingga berhak mendapat tunjangan fungsional.

    Pengembangan karir merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan

    jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai negeri pada suatu

    organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi.

    Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karier struktural yaitu:

    Karier Fungsional

    Pengembangan karier bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan

    fungsional sebagai bidan serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara

    formal maupun secara non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan

    kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya. Fungsi bidan

    nantinya dapat sebagai pelaksana, pengelola, pendidik, peneliti, bidan koordinator

    dan bidan penyelia.

    Karier Struktural

    Karier bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana bidan bertugas apakah di

    Rumah Sakit, Puskesmas, Bidan di desa atau Bidan di institusi swasta. Karier

    dapat dicapai oleh bidan di tiap tatanan pelayanan kebidanan atau pelayanan

    kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan, kesempatan dan kebijakan yang ada.

    Dalam melaksanakan profesinya bidan mempunyai peran dan fungsi sebagai

    pelaksana, pengelola, pendidik,dan peneliti.Sebagai pelaksana, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas mandiri,

    kolaborasi dan ketergantungan.

    Tugas Mandiri

    Tugas mandiri bidan, yaitu:

    Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidananyang diberikan

    Memberikan pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan wanita dengan

    melibatkan mereka sebagai klien

  • 7/28/2019 KONSEP KEBIDANAN.docx

    52/64