KONSEP IMAN DAN MOTIVASI HIDUP DALAM PERSPEKTIF...
Transcript of KONSEP IMAN DAN MOTIVASI HIDUP DALAM PERSPEKTIF...
KONSEP IMAN DAN MOTIVASI HIDUP DALAM
PERSPEKTIF KAHFI BBC MOTIVATOR SCHOOL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Nur Intan
NIM: 1113033100042
PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H./2019 M
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
Konsep Iman dan Motivasi Hidup
dalam Perspektif Kahfi Bbc.Motivator School
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin untuk Memenuhi Persyaratan MemperolehGelar Sarjana Agama (S.Ag)
Oleh:
Nur lntan
NIM:1113033100042
PROGRAM STIIDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAⅣ I NEGERI(UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440H./2019 ⅣI
Menyetujui,
Dosen Pembirpbing
06181999032001
PENGESAHAN PANITIA UJIAN MUNAQASYAH
Skripsi dengan judul "Konsep Iman dan Motivasi Hidup dalamPerspektif Kahfi Bbc Motivator School" telah diujikan dalam sidang
Munaqasyah Fakultas Ushuluddin UN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Kamis,16 Mei 2019. Skripsi ini telah di terima sebagai salah satu syarat mernperolehgelar Saq'ana Agama (S.Ag) pada Prodi Studi Aqidah dan Filsafat Islam.
Ciputat,16 ⅣIci 2019
Sidang Munaqasyah
Ketua Merangkap Anggota Sekretais Merangkap Anggota
Dra.Tien Rolul■ atin,MANIP:19680803 1994032002
Kusen.Ph.D
Dr.Abdul Hakim Wal■ id,M.Pd
NIP:197804242015031001
Iqbal Hasan■lddinl M.Hum
Anggota,
Pcl■guJi I, Penguji II
Doscn Pembimbin■
イ
LEMBAR PERIIYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama
Tempat/Tgl lahir
NIN4
Fakultas
J urusan/Prodi
Judul Skripsi
Nur lntan
Sukabumi. 02 November 1994
l l 13033100042
U shu luddin
Aqidah dan Filsai'at lslam
Konsep Iman dan Motivasi Hidup dalam Perspektif KahfiBbc Motivator School
Dosen Pernbimbing : Dra. Banun Binaningrurn, M. Pd
NIP : I 968 0618 1999 03 2001
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
L Skripsi ini merupakan hasil karya sendiri yang diajukan untuk memenuhisalah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana Strata I di UIN SyarifHidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah dicantumkansesuai dengan penulisan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3, Jika dikemudian hari terbukti karya ini bukan hasil asli atau jiplakan dariorang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UINSyarif Hidayatu ll ah Jakarta.
Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenar-benamya.
lntanNur
CipLrtat,0T Mei 2019
i
ABSTRAK
Iman dan Motivasi adalah hal yang sangat penting yang harus dimiliki
oleh setiap manusia. Akan tetapi tidak sedikit manusia yang belum memahami
esensi yang terkandung di dalam makna Iman dan Motivasi tersebut, sehingga
banyak yang menggunakan realitas pikir tetapi belum sampai kepada
pengaplikasian dalam bentuk perilaku yang positif. Itu semua tergantung dari
lingkungan dan informasi yang masuk melalui belajar, diskusi dan tentunya harus
disandingkan melalui Ketauhidan kepada Allah, sehingga akan membentuk
karakter manusia yang lebih baik sesuai standart pikir Islam.
Menyikapi persoalan di atas, penelitian ini ingin menjelaskan tentang Iman
dan Motivasi agar bisa lebih difahami esensinya dengan lebih baik. Penelitian ini
mengangkat subjek lembaga Kahfi BBC Motivator School, Kahfi ini dipilih
karena menurut penulis mampu menjawab permasalahan diatas. Penelitian ini
juga menggunakan metode lapangan yaitu observasi dan juga wawancara kepada
Founder Kahfi BBC Motivator School, selain itu juga didahului dengan penelitian
kepustakaan.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa ada kaitan yang signifikan
antara Iman dan Motivasi menurut perspektif Kahfi dan Konsep Filosof, yaitu
manusia sebetulnya memiliki motivasi yang sama yaitu menjadi diri yang lebih
baik dan dekat dengan Allah. Hakikat keberadaan jiwa kepada “alam al-
Malakiyyah” (istilah Ibnu Khaldun) adalah ketika secara sadar/tidak sadar
manusia membentuk Jiwa nya setiap hari, berlaku hukum repetation semakin hari
proses pengulangan menuju kebaikan dilakukan semakin dia mendekati “Alam
Rahmat” (Istilah Kahfi), yaitu alam yang secara adikodrati berpotensi dimiliki
oleh manusia. Manusia mampu menangkap tanda-tanda (insting) sehingga dengan
leluasa mencapai alam kema‟rifatan yaitu alam al-Malakiyyah. Dengan catatan
manusia harus selalu berbuat kebaikan dan menjauhi kemaksiatan, karena jika
satu kali saja melakukan kemaksiatan akan terlempar kembali keluar lingkaran
alam al-Malakiyyah/ alam Rahmat.
Kata kunci : Iman, Motivasi, Relevansi terhadap Profil lembaga Kahfi dan
Relevansi terhadap Konsep Filosof.
ii
Abstract
Faith and motivation are very important things every human must have.
But not a few humans who do not understand the essence contained in the
meaning of faith and motivation, so many who use reality of thought but not yet
come to application in the form of positive behavior. It all depends on the
environment and the information entered through the study, the discussion and
certainly must be paired through Ketauhidan to Allah, so that it will form a better
human character according to the standard of Islamic thought.
Addressing the above issues, the study wanted to explain faith and
motivation in order to better understand its essence. This research raised the
subject of the BBC's Kahfi Motivator School, Kahfi was chosen because
according to the author was able to answer the problem above. The study also
used the field method of observation and also an interview to the Founder Kahfi
BBC Motivator School, but also preceded by a literature study.
The results of this study concluded that there is a significant link between
faith and motivation, according to the perspective of KAHFI and the concept of
Filosof, that human beings have the same motivation to be a better self and close
to God. The fact of soul existence to the "al-Malakiyyah nature" (the term Ibn
Khaldun) is when consciously/unconsciously forming his soul every day, applies
the repetation law increasingly day of the process of repetition to the good done
the more he Approaching "Alam Rahmat" (the term KAHFI), a nature that is
univerlially potentially possessed by humans. People are able to capture signs
(insting) so that freely reach the natural nature of al-Malakiyyah. With the record
of man must always do good and avoid the sin, because if one time only commit
the sin will be thrown back out the circle of Nature al-Malakiyyah/Alam Rahmat.
Keywords: faith, motivation, relevance to the institution profile of the KAHFI and
relevance to the concept of Filosof.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Puji beserta Syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan segala kenikmatan, rahmat, serta karunia-Nya yang tidak
terhingga sehingga Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat teriring
salam selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta
keluarga, sahabat, dan pengikutnya dan sampai kepada kita pengikutnya, semoga
mendapatkan syafaatnya di akhirat kelak, Aamiin.
Penghargaan terbesar penulis haturkan kepada kedua orang tua tercinta,
ayahanda Sanwasi dan ibunda tercinta Dewi S, mamah Ernawati beserta ayahanda
Wawan, karena atas seluruh kasih sayang, dorongan dan do‟a terbaik mereka-lah
penulis bisa menyelesaikan tugas akhir dengan baik. Jika adapun pahala yang
didapatkan dalam proses penulisan Skripsi ini, semoga keberkahannya terlimpah
kepada orang tua dan senantiasa diberikan kesehatan, serta ada dalam lindungan
dan rahmat Allah SWT.
Penghargaan dan terimakasih juga penulis haturkan kepada ibu Dra.
Banun Binaningrum, M. Pd, selaku dosen pembimbing yang telah membantu
penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran dan kelembutan hati. Tentunya
terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Dengan
ketulusan dan kerendahan hati, penulis berterima kasih yang sebesar-besarnya,
kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, MA selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Yusuf Rahman, MA, Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin.
3. Prof. Dr. Masri Mansoer, M.Ag selaku Dosen pembimbing Akademik
dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan.
4. Ibu Dra. Tien Rahmatin, MA selaku ketua Prodi Aqidah dan Filsafat
Islam
5. Bapak M. Abdul Hakim, MA selalu Sekretaris Jurusan Prodi Aqidah
dan Filsafat Islam.
iv
6. Ibu Dra. Banun Binaningrum M. Pd selaku Dosen Pembimbing yang
dengan segala keikhlasan dan dorongannya sehingga skripsi ini dapat
selesai.
7. Seluruh dosen jurusan Aqidah dan Filsafat Islam yang telah
memberikan ilmu kepada penulis dengan penuh ketulusan.
8. Jajaran staff baik tingkat jurusan, Fakultas, maupun Universitas yang
telah memberikan pelayanan dengan terbaik.
9. Kakak kandung saya, Muhammad Fadli Rachman yang selalu
memberikan motivasi dan dorongannya.
10. Kepada Om Andi dan mommy Ima yang seperti orang tua kedua saya,
yang selalu mengingatkan dan memberikan kasih sayangnya dengan
tulus.
11. Teman-teman AFI angkatan 2013.
12. Kepada Guru sekaligus orang tua saya, Dr. Tubagus Wahyudi, ST.,
MSi., MCHt., CHI (Om Bagus) dan Mbak Wie yang juga menjadi
pengingat agar selalu berlaku dengan Standart al-Qur‟an. Konsep dan
teorinya menjadi inti dari penulisan skripsi ini dibuat.
13. Sahabat-sahabatku yang solihah Aulia Ning Ma‟rifati, mamah muda
siti Salbiyah, Fitrotul Azizah, Rusmiyanah, Teti Pujiawati, Riska, geti
dan Nadhine yang terus mendorong semangat untuk menyelesaikan.
14. Sahabat-sahabat Kahfi BBC Motivator School, kakak Dewan wali,
kakak Alumni dan yang utama kepada angakatan saya, Angkatan 15.
15. Kepada adik-adik angkatan 19 Kahfi BBC Motivator School
16. Ka Ibnu Khaldun yang memicu semangat membara untuk
menyelesaikan penulisan ini dan selalu memberikan nasihat terbaiknya
untuk menyikapi kehidupan ini.
17. untuk Kaka Mastia Lestaluhu, kaka Ambar Wahyuni, yang selalu
mensuport dan mendorong saya untuk segera menyelesaikan dan
selalu mengingatkan tentang kehidupan yang luar biasa ini.
18. Untuk Neng Siti Sobariyah adik-ku yang udah dilamar yang selalu
memberikan semangat dan motivasinya.
v
19. Teh Hilda Lisdianti yang selalu memberikan Recharge energy untuk
selalu semangat.
20. Kak Priyo Atmojo dan kak M. Yusuf Kurniawan, menjadi teman
diskusi dalam proses pembuatan skripsi ini sehingga penulis memiliki
pandangan baru dan pengetahuan baru.
21. Untuk Abi Wawan M.Pd selaku Pendiri dan Pengasuh Pondok
Pesantren AL-Atiqiyyah Sukabumi yang telah memberikan
bimbingannya yang tulus.
22. Untuk Al-Marhum KH. Fariduddin Sholeh (Balap Muda), selaku
Pendiri dan Pengasuh Pondok Pesantren Assalafiyyah Nurul Hikmah
Sukabumi.
23. Untuk kak Abdurrahman Romdhoni yang selalu mengingatkan untuk
segera menyelesaikan tugas akhir ini.
24. Kepada Kak Syakur yang menjadi pembimbing kedua saya yang selalu
berbagi ilmunya dan menjadi alasan saya yakin mengangkat tema ini.
25. Untuk kakak-ku tercinta yaitu Ka Yunita Ikhtiarini, Kak Lisa dan Intan
Hanifatun yang selalu mensuport dan memberikan semangat.
26. Penghuni kosan Al-barkah Residence.
27. Penghuni kamar tercinta : Afrilia Eka Choiriyaza, Fien Milenia dan
Miftah.
28. Teman-teman pengurus HMJ periode 2015-2017
29. Teh Indah Khoiril Bariyyah dan Ka milki yang selalu membimbing
dan sharing ilmu, sehingga menjadi wasilah terbentuknya skripsi ini.
30. Hiqma UIN (Ulul, Nugi, fajar, saogi, umi, atika, fahriza, isa, aji, luthfi,
sodiq, wak windi, ridwan, fiki, galva, rif‟at, roby, muhsin) yang
menjadi saksi perjalanan rihlah ilmiah.
31. Dan yang terkhusus, kepada seorang laki-laki yang saya anggap paling
spesial, yang memberikan semangat tiada henti yang menjadi alasan
dan motivasi penulis untuk segera menyelesaikannya (Karena dia
tepat waktu ), yang karenanya tiada lagi yang dipikirkan penulis
selain menuntaskan penulisan ini, ia adalah laki-laki yang Allah
vi
hadirkan dalam kehidupan penulis, terima kasih yang terdalam Respati
Agung Sembodo S.Kom.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini memberikan manfaat dan
dapat dijadikan masukan bagi para pendidik dilembaga formal maupun
lembaga non formal, juga bagi mahasiswa dan para peneliti pemikiran
Islam sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Arab Indonesia Inggris Arab Indonesia Inggris
ṭ ط a a ا ṭ
ẓ ظ b b ب ẓ
„ „ ع t t ت
gh gh غ ts th ث
f f ف j j ج
ḥ ح ḥ q q ق
k k ك kh kh خ
l l ل d d د
m m م dz dh ذ
n n ن r r ر
w w و z z ز
h h ه s s س
‟ ‟ ء sy sh ش
ṣ ص ṣ y y ي
ḍ ض ḍ h h ة
VOKAL PANJANG
Arab Indonesia Inggris
ā ā آ
ī ī إي
ū ū أو
viii
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
LEMBAR PERNYATAAN
PEDOMAN TRANSLITERASI ABSTRAK .........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................1
B. Identifikasi Masalah .....................................................................9
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah .............................................10
1. Pembatasan Masalah
2. Rumusan Masalah
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian .....................................................11
E. Tinjauan Pustaka .........................................................................11
F. Metode Penelitian .........................................................................14
BAB II PROFIL KAHFI
A. Sejarah Bediri ...............................................................................17
B. Visi dan Misi ................................................................................18
C. Kahfi dan Makna logo-nya ...........................................................22
D. Program-Program .........................................................................26
BAB III IMAN DAN MOTIVASI
A. IMAN 1. Definisi Iman ..........................................................................34
2. Relasi Iman dan Tindakan Manusia .......................................37
3. Iman sebagai Way of Life ........................................................40
B. MOTIVASI
1. Definisi Motivasi ....................................................................46
2. Peran Motivasi dalam kehidupan ...........................................48
BAB IV KONSEP IMAN DAN MOTIVASI PERSPEKTIF KAHFI
A. Konsep Iman perspektif Kahfi ......................................................52
B. Konsep Motivasi perspektif Kahfi ................................................56
C. Relevansi Konsep Iman dan Motivasi terhadap Profil Kahfi .....64
D. Relevansi Konsep Iman dan Motivasi dengan Konsep Filosof ....67
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................75
B. Saran-saran ..................................................................................76
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................78
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Beriman kepada Allah adalah pondasi terpenting bagi umat Islam.
Memahami alam semesta beserta isinya merupakan sebuah seni dari manivestasi
keberadaan Allah. Selain itu umat Islam diharuskan pula mengimani adanya para
Malaikat, kitab-kitab-Nya, Rasul-Nya, hari akhir, dan mengimani qada dan
qadar.1 Setiap muslim pasti mengetahui dan menyadari akan urgensi (penting) dan
keagungan nilai iman, serta banyaknya kilas balik (kebaikan) dan faedah yang
didapatkan oleh seorang mukmin di dunia maupun akhirat. Bahkan tiada satupun
kebaikan di dunia maupun di akhirat, melainkan tergantung kepada realisasi
(pengalaman) iman yang benar.2
Iman merupakan asas dan dasar bagi seluruh amal perbuatan manusia,
tanpa iman seorang muslim tidaklah sah dan diterima amal perbuatannya.
Faktanya, tidak sedikit manusia yang belum memahami esensi yang terkandung
dalam agama Islam, seperti contoh yang dilansir dalam Kompas.com, keterlibatan
perempuan dan anak-anak dalam aksi bom bunuh diri di Surabaya menunjukkan
perempuan berperan aktif dan sangat mungkin memanipulasi anak untuk menjadi
pelaku. Menurut Lies Marcoes (Pemerhati isu gender dan radikalisme), Rumah
Kita Bersama. Dalam agenda mewawancarai salah satu perempuan, dimana
perempuan tersebut mengatakan:
1Qada adalah kehendaak Allah yang Azaly yang berkaitan dengan segala sesuatu
berdasarkan putusan-Nya atas sesuatu itu. Sedangkan Qadar penciptaan Allah akan segala sesuatu
berdasarkan ketentuan yang sesuai dengan ilmu-Nya. Lihat Nawawi al-Bantani, Qothrul Ghoits
(Indonesia: Dar al- Ihya, tth), h. 145. 2 Dasman Yahya Ma‟aly, Landasan-landasan Iman di bawah Cahaya Al-Qur‟an dan
Sunnah (Madinah Al-Munawwarah : Komplek Percetakan Al-Qur‟an Raja Fahad 1425H) hal.1.
2
"Saya yang menguatkan suami untuk berjihad dengan ikut ISIS di
Suriah. Saya bilang 'jangan takut soal Umi dan anak-anak, rezeki Allah
yang atur'. Saya bilang ke suami 'Izinkan Umi dan anak-anak mencium
bau surga melalui Abi, semoga Abi selamat. Tapi kalau tidak, saya
ikhlas, saya bersyukur karena dengan suami menjadi syahid, saya dan
anak-anak akan terbawa ke surga".
Ditemui peneliti Center for the Middle East and Global Peace Studies
UIN Jakarta, dalam suatu rapat akbar organisasi di Jakarta Barat dua tahun lalu,
perempuan separuh baya ini dengan sangat tenang menjelaskan cara berpikirnya
tentang jihad dan pengorbanan perempuan dalam prosesnya, menurutnya lelaki
terkadang "kurang kuat iman" untuk ikut berjuang karena memikirkan urusan
dunia. Urusan dunia yang dimaksud yakni perasaan berat meninggalkan istri dan
anak-anak, sementara ia mati sendirian di medan perang.3
Dalam testimoni diatas, perempuan meletakkan dirinya sebagai pihak
pendukung. Tentu saja peran itu penting tetapi mereka sendiri belum atau tidak
terlibat langsung dalam aksinya. Kasus Bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya,
ternyata salah satu Faktornya adalah faktor internal yaitu perempuan dan anak,
yang ternyata sangat mempengaruhi keimanan seorang laki-laki dalam
menentukan sikap hidupnya. Seperti dia ingin berjihad dan meledakkan dirinya di
gereja, tetapi dengan cara yang kurang tepat, sehingga banyak orang tidak berdosa
ikut menjadi korban atas ketidak sesuaiannya dalam bertindak.
Menurut ibnu Khaldun pada kitabnya Muqaddimah, terjadi proses sebab-
akibat pada siklus pemikiran manusia. Menurutnya kemampuan berpikir
3 Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menalar Peran Teroris
Perempuan di Balik Bom Bunuh Diri Surabaya",sumber :https://sains.kompas.com /read/2018/05/14/175700923/menalar-peran-teroris-perempuan-di-balik-bom-bunuh-diri-
surabaya. Editor : Gloria Setyvani Putri
3
seseorang tidak boleh diyakini dan diagungkan secara berlebihan, karena kuasa
akal untuk mengetahui segalanya dialam semesta ini terbatas. Sehingga setiap
manusia harus mengakui kelemahannya dalam mengetahui segala proses sebab-
akibat dan selalu menyandingkan segalanya dengan ketauhidan kepada Allah swt.
Ini lah cikal bakal manusia berpotensi untuk memasuki alam al-Malakiyyah (alam
kemalaikatan).4
Pada pengaplikasiannya, seseorang belum dikatakan beriman kepada Allah
apabila ia belum dapat meyakini dalam hatinya, bahwa Allah adalah Dzat yang
Maha Esa dengan segala keagungan dan sifat-sifatnya. Firman Allah Swt:
انكتبة انر انكتبة انري صل عهى زسن زسن آيا آيا ثبنه ب انر جم ب أ صل ي ي أ
كفس ثبنه و انآخس ي ان زسه كتج يهبئكت فقد ضم ضهبنب ثع
“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah
dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada
Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya.
Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,
kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka
sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.”5
Iman memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepribadian seseorang,
juga dapat membersihkan dirinya dari kecenderungan berbuat jahat atau kekejian.
Ia menjadi stimulus terkuat yang membuat seseorang dapat menjauhi berbagai
bentuk perilaku kejahatan dan hal-hal terlarang lainnya. Di samping menjadi
motivasi terbesar yang menggugah seseorang untuk memperbanyak bentuk
kebajikan, seorang mukmin sejati pun dengan ini akan menjauhkan diri dari
berbagai kenistaan dan dosa, serta menjadikan keimanan sebagai landasan untuk
4 Ibnu Khaldun, Muqaddimah ibn Khaldun, Penj. Ahmadie Thoha, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2000), hal. 523-524. Ditinjau dari aspek historis, terjadinya benda-benda, peristiwa-
perstiwa sebagai akibat dari tindakan, terwujud melalui pemikiran. 5 Q.S. al-Nisā‟(3) :136
4
mencapai tujuan sebenarnya yaitu keridho-an Allah Swt. sebab ia meyakini
dengan keyakinan yang teguh bahwa Allah maha memerhatikan dirinya dalam
segala situasi dan kondisi.
Manusia sangat rentan dengan kesehatan jiwa, dimana manusia masih
merasakan resah dan tertekan dengan hal-hal yang belum pasti. Perlunya
pengetahuan untuk mencapai keleluasaan pikir tentang makna yang terkandung
pada manivestasi yang Allah berikan dikehidupan ini, manusia hanya
mengikhtiarkan sesuai kemampuan, karena Allah tidak akan memberi beban
kepada hamba-Nya melainkan sesuai dengan kemampuannya.6 Jika kita adalah
umat Islam yang benar-benar meyakini kekuasaan Allah, maka tidak akan merasa
resah dan gelisah dengan yang sudah Allah takdirkan dikehidupan ini.
Manusia tidak akan pernah bisa lepas untuk mencari nilai-nilai kebenaran
dalam hidupnya. Pada realisasi-nya manusia selalu dihadapkan dengan berbagai
macam persoalan yang membutuhkan penyelesaian. Dengan perkembangan iptek
yang pesat, persoalan hidup menjadi lebih kompleks dan manusia pun semakin
sulit mengatasi persoalan hidupnya dan tidak sedikit orang yang memilih lari dari
masalah tersebut, bahkan melakukan hal-hal yang menyimpang seperti meminum
minuman keras, mengonsumsi berbagai jenis narkoba, bahkan tidak sedikit juga
yang melakukan tindakan tercela seperti bunuh diri, karena tidak ada ketersediaan
daya untuk bisa mengatasi persoalan kehidupannya.
Kemajuan tekhnologi telah menghantarkan manusia untuk menciptakan
bentuk baru dalam berinteraksi dan bersosialisasi, salah satunya adalah inovasi
6 Muhammad Isa Selamat, Penawar Jiwa dan Pikiran (Jakarta : Kalam Mulia, 2005),
hal.181
5
tekhnologi komunikasi berupa media sosial.7 Fenomena yang sering terjadi
dikalangan masyarakat saat ini, mayoritas generasi millennial khususnya yang
terombang ambing kehilangan identitasnya mengexplore diri mencari pengakuan
di media sosial. Dampak yang dihasilkan pun sangat signifikan, semisal seseorang
menjadi mudah marah, tersinggung, terbawa pergaulan bebas dll. Ini merupakan
salah satu indikasi lemahnya pondasi iman yang dimilki, kurangnya edukasi
pengetahuan, wawasan serta menimbulkan pengaruh terhadap pola hidup
seseorang.
Di sini juga iman mengambil perannya sebagai jalan keluar atau solusi
untuk menyelesaikan masalah kehidupan. Ketika manusia sudah mampu
memahami dan menerapkan konsep dari keimananan yang sesungguhnya kedalam
kehidupannya, maka secara otomatis mekanisme system kerja pada pemikirannya
akan dapat membantu mengatasi permasalahan hidupnya. Jadi keimanan sangat
mengambil peran penting bagi manusia, khususnya bagi kita pemeluk agama
Islam agar lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt. dan menjadi hamba yang
beriman serta bertaqwa. Firman Allah Swt :
ى ب نى هجسا إ آيا انر تد ى ي ى انؤي ثظهى أنئك ن
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman
mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat
keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat
petunjuk”.8
Pada dasarnya inti dari kepercayaan atau ajaran suatu agama tidak dapat
disangkal oleh kalangan manapun. Memaknai hal ini, dalam Islam pun persoalan
7 Bimo Mahendra, Eksistensi Sosial Remaja dalam Instagram “Sebuah Perspektif
Komunikasi” (Jurnal Visi Komunikasi/Volume 16, No.01, Mei 2017 ) hal. 152. 8 Qs. Al-An‟am : 82
6
yang berkenaan dengan pentingnya konsep ini sangat erat kaitannya dengan esensi
dan eksistensi ajaran Islam sebagai suatu agama. Sejalan dengan itu, secara
terstruktur pembicaraan mengenai konsep kepercayaan menandai awal mula dari
semua landasan pemikiran yang merujuk kedalam Islam.9
Di dalam kekuatan iman ada keteguhan untuk tetap berada diatas
kebenaran. Tidak hanya itu kekuatan iman pun mampu melahirkan pembela-
pembela kebenaran.10
Kadar keimanan yang kuat dapat dilihat dari bagaimana
seseorang melatih dirinya untuk selalu termotivasi melakukan hal yang positif,
bentuknya terlihat dari bagaimana ia mampu bersikap sesuai tuntunan syariat dan
ajaran agama Islam berupa ketaatan. Seperti halnya Bilal Bin Rabbah yang masih
meneguhkan Imannya ketika tuan-nya meminta bilal berpindah keyakinan, tetapi
tetap memanggil nama Allah meski dalam gencatan batu sekalipun. Sebaliknya
iman itu akan menjadi lemah jika di dominasi dengan unsur negatif atau
kemaksiatan.
Seperti yang dijelaskan pada ayat suci Al-Qur‟an, bahwa :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut
nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya
bertambahlah iman mereka (karena-Nya), dan hanya kepada Tuhanlah
mereka bertawakal.”11
Sejalan dengan fenomena yang sudah dipaparkan diatas, menjadi bentuk
baru dalam pemikiran generasi masa kini, terkait masalah yang sudah terjadi di
masyarakat untuk kemudian dicarikan solusi terbaik agar menjawab segala
9 Toshihiko Izutsu, Konsep kepercayaan dalam Teologi Islam : Analisis Semantik Iman
dan Islam, terj. Agus Fahri Husain (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994), 1. Ditinjau dari aspek
historis, perdebatan awal yang muncul dalam Islam adalah masalah teologi yang secara umum
berbicara persoalan iman. 10
Taufiq Yusuf Al-Wa‟iy, Iman Membangkitkan Kekuatan Terpendam, (Jakarta: Al-
I‟tishom Cahaya Umat), hal.6
11
QS. Al- Anfaal ayat 2-3
7
problematika yang ada. Berbagai lembaga atau instansi yang ada khususnya di
berbagai kampus, banyak sekali yang berfokus pada kajian dan pembelajaran
mengenai Motivasi dengan pendekatan : ilmu, wawasan dan pengetahuan untuk
memperoleh nilai keabsahan dari hasil belajar. Dari sanalah pemikiran yang
terkonsepkan dari suatu instansi menitik-beratkan pada proses pribadinya sendiri,
bagaimana berpola pikir, menentukan sikap, memiliki keyakinan dan motivasi
bahwa segala hal di muka bumi adalah yang sudah di skenariokan Allah dengan
sebaik-baiknya.
Sama halnya dengan suatu Instansi yaitu “KAHFI12
BBC Motivator
School”, sebuah kampus informal yang berdiri atas dasar kecintaan kepada ilmu,
yang didirikan oleh Dr. Tubagus Wahyudi, ST., MSi., MCHt., CHI. Kampus
Kahfi ini secara khusus mempelajari ilmu komunikasi dengan manusia, di mana
seluruh komponen yang berhubungan dengan manusia seperti Psyco
Fundamental, Ilmu Pikir, Public Speaking, Entertainment, Hypno
Communication, Hypnosis dan materi lainnya akan dipelajari di kampus ini.13
Al-Qur‟an banyak memberikan motivasi dalam mengembangkan akal
pikiran dan juga memotivasi agar meyakini adanya kemahakuasaan dan
keagungan Allah. Karena jika setiap ayat-ayat Al-Qur‟an tidak memberikan arti
yang dapat dimengerti, tentu perintah untuk merenungkan dan memikirkan Al-
Qur‟an itu merupakan suatu yang sia-sia belaka.14
Seni-seni dalam Al-Qur‟an
yang dijelmakan dalam sosok Rasulullah menjadi landasan serta motivasi utama
untuk mencapai keimanan yang sebenarnya.
12
Kelompok Belajar Ikhtiar dan Fikir Islami 13
https://www.kahfimotivatorschool.com/sejarah-kahfi/ 14
Dwi Andriyani, Motivasi Berpikir Menurut Al-Qur‟an “Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang, Indonesia” (Intizar, Vol. 22, No 1, 2016) hal. 56
8
Seperti halnya Kahfi menjadikan iman sebagai pondasi takwa, nilai-nilai
kehidupan dan cara bagaimana menghargai hidup. Motivasi dan gairah hidup
seseorang dengan pola pemikiran yang ada, harus tetap memiliki standar
keimanan-nya. Dengan metode pembelajaran salah satunya yaitu ilmu Pikir yang
berlandaskan Al-Qur‟an dan Hadis. Menjadi penentu apakah semua hal yang
Allah berikan dan yang berada di dunia ini adalah jalannya Allah yang sangat
baik? ataukah manusia menganggapnya sebagai deferensiasi semata. Sejalan
dengan pemikiran Ibn Taimiyyah, keimanan tidak hanya pada pembenaran hati
dan juga lisan tetapi harus disertai dengan amal perbuatan.15
Seperti perkataan
dari Bapak Tubagus selaku pendiri Kahfi BBC Motivator School:
“Jika kita ingin membagikan ilmu kepada banyak orang, lantas apakah kita
bisa memberikan jika kita belum mempunyai ilmu itu sendiri”?16
Jawabannya sudah sangat jelas bahwa kita harus memilki ilmu terlebih
dulu, sehingga bisa membagikannya untuk orang lain. ringkasnya, jika kita
sebagai orang mukmin memiliki keimanan yang baik, maka kita dapat memberi
asas kebermanfaatan dan membagi ilmu nya kepada setiap orang yang
membutuhkan.
Sejalan dengan ini penulis tertarik meneliti lembaga Kahfi BBC Motivator
School, untuk mengetahui apakah lembaga ini mempunyai konsep keimanan yang
berlandaskan Al-Qur‟an dan Hadits, apakah bersesuaian dengan profil lembaga
tersebut, juga adakah kaitannya dengan konsep Iman dan Motivasi menurut
Filosof yang menekankan tentang pembahasan ini.
15
Ibn Taimiyyah, al-Amar bil Ma‟ruf Wa an-Nahyu An al-Munkar (Kairo: Maktaba
Sunnah), h. 109. 16
Disampaikan dalam perkuliahan “Logika berpikir” pada 21 April 2018
9
Pendapat-pendapat aliran dalam Teologi Islam sangat berkesesuaian,
seperti antara aliran Asy‟ariyah dan Maturidiah ada kesamaan pendapat bahwa
akal tidak dapat sampai kepada kewajiban mengetahui adanya Tuhan, iman tidak
bisa mengambil bentuk ma‟rifah, atau „amal tetapi haruslah merupakan tasdiq.17
Gage dan Berliner (1984) mengkritisi juga bahwa dalam motivasi dan
iman diibaratkan sebagai mesin dan kemudi pada mobil. Mobil tanpa mesin dan
kemudi hanyalah layaknya manusia yang memiliki badan tak bertenaga dan
kendali arah. Padahal dalam pencapaian tujuan seseorang haruslah memiliki daya
dorong bagi pemunculan perilaku dan arah dari proses pemunculan perilaku
tersebut.18
B. Identifikasi Masalah
Pokok pembahasan dalam tulisan ini menganalisis bagaimana Iman dan
Motivasi dalam perspektif Kahfi BBC Motivator School, meliputi :
1. Bagaimana konsep iman menurut Kahfi
2. Bagaimana pengaruh iman terhadap tindakan manusia, apakah sangat
ada kaitan dalam prosesnya ataukah tidak.
3. Bagaimana konsep iman sebagai way of life (jalan hidup).
4. Lemahnnya seseorang menemukan karakter dalam diri sehingga butuh
bantuan untuk membentukan karakter demi mencapai tingkatan iman
standart islam.
17
Harun Nasution, Teologi Islam “ Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan”,
(Jakarta, UI-Press 2015), hal. 148 18
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi “Suatu pengantar dalam Perspektif Islam”,
(Prenadamedia group, 2004). Hal. 186
10
5. Kurangnya pengimplementasi-an pendidikan akan berpengaruh
terhadap kualitas iman seseorang, karena tidak hanya perihal belajar
saja tetapi juga butuh mengamalkan, ini yang terkadang masih belum
sepenuhnya orang menyadari.
6. Bagaimana sebetulnya konsep motivasi yang ada di kahfi
7. Betulkah motivasi itu mempengaruhi mindset manusia secara sadar
ataupun tidak dalam prosesnya kehidupan.
Tidak menutup kemungkinan secara lebih jauh penulis akan menemukan
berbagai hal yang berkaitan dengan pemikiran serta menganalisis adanya relevansi
dengan aliran-aliran kalam dalam Teologi Islam.
C. Pembatasan dan Rumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Dalam penelitian ini peneliti hanya akan membahas mengenai Konsep
Iman dan Motivasi hidup dalam perspektif lembaga Kahfi BBC Motivator School.
Karena lembaga Kahfi sangat berpotensi menjawab keresahan umat Islam dimasa
yang akan datang. Hal ini, sangat berkesusuaian dengan ranah yang penulis ingin
teliti, yaitu menjadi manusia yang berikhtiar baik, yang beriman serta menjadikan
agama sebagai pedoman untuk menjadi manusia yang baik dan berstandart pikir
islami. Objek penelitian adalah lembaga Kahfi BBC Motivator School.
2. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah di atas, selanjutnya permasalahan penelitian ini dirumuskan
11
dalam satu pertanyaan besar “ Bagaimana Iman dan Motivasi Perspektif Kahfi?”,
pertanyaan ini akan dijabarkan dalam sub masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana paradigma iman menurut Kahfi?
2. Adakah relevansi Konsep iman dan motivasi perspektif Kahfi
dengan Konsep iman dan motivasi perspektif Filosof?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian dan penulisan ini memiliki beberapa tujuan. Pertama, untuk
dapat memahami salah satu persoalan terpenting dalam Teologi Islam, yakni
tentang Iman. Lebih dari sekedar tujuan di atas, tulisan ini berusaha memberi
penjelasan yang mendetail bagaimana konsep Iman dan Motivasi dalam perspektif
lembaga Kahfi BBC Motivator School, dapat menjadi acuan yang dapat di
aplikasikan dalam kehidupan. Kedua, berkenaan dengan persyaratan untuk
menyelesaikan Studi Tingkat Sarjana Program Strata Satu (S1) pada Program
Studi Aqidah dan Filsafat Islam, Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan, informasi dan
pengetahuan kepada mahasiswa dalam khazanah keilmuan dan juga dapat menjadi
bahan bacaan dan literatur pada Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, serta menambah khazanah kepustakaan di Indonesia.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam dunia Akademis ditemukan juga beberapa penelitian mengenai
konsep Iman. Agar penelitian pada judul ini tidak terjadi kesamaan baik pada
judul atau kontennya, maka penulis meninjau beberapa judul dari beberapa skripsi
atau beberapa karya ilmiah yang sudah ditulis sebelumnya. Hal ini dilakukan agar
12
penelitian kali ini dapat dilakukan secara sah, mengingat belum adanya penelitian
yang dilakukan secara langsung pada judul yang penulis teliti.
Oleh karena itu penulis memasukkan tiga judul skripsi yang sebelumnya
telah diteliti. Hal ini dilakukan sebagai bahan tinjauan agar penelitian terhadap
judul skripsi ini tidak ada kesamaan dengan penelitian lain. Berikut ini ada
beberapa tulisan yang penulis temukan yang membahas tentang konsep Iman
menurut berbagai Tokoh.
Pertama, skripsi yang ditulis oleh Achmad Dailami “Iman dalam
Perspektif Tafsir Iman Al-ghazali” yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2012. Memaparkan pandangan
dalam Tafsir Al-Ghazali mengenai bagaimana iman menjadi benteng yang kokoh
sehingga menjadi acuan dan tauladan di dalam kehidupan serta memaparkan
bagaimana keimanan seseorang tidak sebatas ucapan, tetapi dengan anggota badan
dengan melakukan ibadah sesuai kemampuannya, dibarengi dengan melalui
pendekatan takhrij pada ayat suci Al-Qur‟an dan pemaparan para tokoh.19
Kedua , skripsi yang ditulis Diana Lestari “Iman Perspektif Nurcholish
Madjid” yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tahun 2017. Memaparkan tentang pandangan Nurcholish Madjid
tentang iman dan hubungannya dengan amal saleh, yakni bagaimana iman
memiliki hubungan erat dengan perbuatan manusia, ditandai dengan sikap
“Apresiaisi Ketuhanan” sehingga sangat mendorong manusia melakukan
kebaikan. Sekularisasi dan Desaklarisasi, bagaimana membedakan masalah
duniawi dan ukhrowi, kedua hal ini merupakan masalah yang berbeda tetapi
19
Achmad Dailami “Iman dalam Perspektif Tafsir Iman Al-ghazali” yang diterbitkan
oleh Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2012
13
membutuhkan keimanan untuk mencapai keduanya. Dan yang terakhir mengenai
pluralisme agama, yang tidak hanya pemaknaan pandangan terhadap iman semata,
tetapi adanya sikap tunduk, patuh terhadap Allah sehingga Islam merupakan
agama yang benar dan menjadi landasan titik temu serta tidak bisa dipisahkan dari
keimanan itu sendiri.20
Ketiga, skripsi yang ditulis Idrus Habsyi “Konsep Iman menurut Ibn
Taimiyyah” yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin , UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta pada tahun 2010. Bagaimana Ibn Taimiyah menjelaskan konsep iman
tidak hanya terfokus pada pembenaran dalam hati dan ucapan tanpa ada amal
perbuatan dan tidak pula melakukan hal-hal yang dilarang dalam syariat, yang
demikian itu bukan dikategorikan orang yang beriman. Pada pembahasan
didalamnya juga bahwa Iman dapat bertambah dan berkurang, jika seseorang
menyebut nama Allah dan memuji-Nya maka dikategorikan penambahan iman,
jika seseorang lupa dan lalai maka itu merupakan pengurangannya.21
Keempat, pada Jurnal yang di tulis oleh Chabbullah Wibisono Dosen S2
Universitas Batam “ Pengaruh Iman Kepada Rasul terhadap kinerja yang
Religius” yang diterbitkan pada Vol. 13, No. 4 Oktober 2010. Bahwa pengaruh
dimensi faktor Iman kepada Rasul (Motivasi Aqidah) terhadap kinerja yang
religius tersebut sangat relevan dengan ajaran Islam, dimana Allah SWT
menyerukan kepada hambanya agar beragama (berIslam) secara menyeluruh (QS.
AL-Baqarah: 208). Hipotesis yang kuat diajukan adalah terdapat pengaruh
bermakna motivasi aqidah (tauhid) terhadap kinerja yang religius tersebut.
20
Diana Lestari “Iman Perspektif Nurcholish Madjid” yang diterbitkan oleh Fakultas
Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2017 21
Idrus Habsyi “Konsep Iman menurut Ibn Taimiyyah” yang diterbitkan oleh Fakultas
Ushuluddin , UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010
14
Sehingga para pekerja memahami esensi dan mendorong untuk meningkatkan
kualitas bekerjanya sesuai dengan ketentuan agama yang berlaku.22
Dari tinjauan pustaka di atas, penulis tidak menemukan kesamaan isi
skripsi, jurnal atau tulisan yang secara khusus menjelaskan bagaimana Konsep
Iman dan Motivasi Hidup dalam perspektif Kahfi BBC Motivator School,
sehingga penulis berpikir sangat yakin untuk mengangkat tema tersebut dalam
penelitian ini dan juga penulis meyakini adanya khazanah ilmu untuk
dikembangkan dan bisa menjadi landasan pola berpikir bagi umat dimasa yang
akan datang.
F. Motode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian kali ini adalah metode Analisis
Deskriptif Kualitatif. Metode Analisis digunakan peneliti agar dapat mengkaji
dan memahami permasalahan pada tema ini secara mendalam, serta dapat
menuliskan secara sistematis sehingga dapat mengena pada inti permasalahan.
Sementara Deskriptif di sini digunakan agar peneliti mampu menjelaskan atau
memberikan gambaran secara terkupas tuntas mengenai judul pada penelitian ini
dan Kualitatif digunakan karena tidak menggunakan data-data statistik.
Tekhnik analisis data dilapangan, peneliti menggunakan metode
wawancara, untuk menguatkan data yang penulis teliti. “Manusia sebagai alat
(instrumen)”, study dokumentasi dan juga dalam penelitian kualitatif berperan
serta pada situs penelitian dan mengikuti secara aktif kegiatan kemasyarakatan.
Penulis menamakan cara pengumpulan data demikian pengamatan berperan serta
22
Chabbullah Wibisono, Dosen S2 Universitas Batam “ Pengaruh Iman Kepada Rasul
terhadap kinerja yang Religius” yang diterbitkan pada Vol. 13, No. 4 Oktober 2010
15
atau participant-observation,23
sehingga memperkuat data penelitian yang akan
penulis angkat.
Data yang paling inti dalam penelitian ini adalah wawancara dilengkapi
dengan library Reaserch. Langkah langkah yang penulis tempuh adalah :
1. Menganalisa dan mengumpulkan data, berupa wawancara dan
sumber-sumber pendukung seperti buku-buku.
2. Menganalisa data yaitu Visi misi program dan logo lembaga
yang dituju dan mengaitkan pada konsep Filosof.
3. Kemudian mendeskripsikan
4. Kesimpulan.
Tulisan tentang “Konsep Iman dan Motivasi hidup dalam Perspektif
Kahfi BBC Motivator School,” masih langka kita dapati, di sinilah penulis
menginginkan agar judul ini bisa relevan dan bisa digunakan metodenya dalam
penulisan karya ilmiah dan juga dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana
suatu lembaga membahas mengenai persoalan yang sedang diteliti.
Masalah terkait “Iman dan Motivasi hidup dalam persektif lembaga Kahfi
BBC Motivator School” dideskripsikan secara aktual, akurat dan sistematik untuk
memperoleh kejelasan masalah yang diteliti dan dapat menjawab permasalahan-
permasalahan tersebut secara tepat.
Adapun Panduan Penulisan Skripsi ini berdasarkan pada Buku Pedoman
Akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun
2017/2018, yang diterbitkan oleh Biro Administrasi Akademik dan
Kemahasiswaan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, buku
23
Lexy j. Moleolong, Metode Penelitian Kualitatif, edisi Revisi, Bandung: PT Remaja
Rodaskarya, 2014), hal.9
16
Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ushuluddin UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan untuk metode transliterasi penulis menggunakan
Jurnal Ilmu Ushuluddin terbitan HIPIUS (Himpunan Pecinta Ushuluddin).
G. Sistematika Penulisan
Dalam penulisan penelitian ini, penulis akan membagi ke dalam lima
pokok pembahasan yang mengandung isi sebagai berikut:
Bab I: Pendahuluan, yaitu signifikasi terhadap tema yang meliputi latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan
masalah, metode penelitian, tinjauan pustaka, tujuan dan manfaat penelitian.
Bab II: Pada bab ini penulis membahas mengenai Profil Kahfi, sejarah,
visi dan misi, makna logo serta program-program nya
Bab III: Pada Bab ini menjelaskan tentang Iman dan Motivasi meliputi :
definisi Iman, bagaimana Relasi Iman dan Tindakan Manusia serta Iman sebagai
Way of Life, juga meliputi : definisi Motivasi serta peran Motivasi dalam
kehidupan.
Pada Bab ini penulis membahas mengenai Konsep Iman dan Motivasi
perspektif Kahfi, meliputi : Konsep Iman, konsep Motivasi, Relevansi Konsep
Iman dan Motivasi terhadap Profil Kahfi serta Relevansi Konsep Iman dan
Motivasi dengan Konsep Filosof.
Bab V: Pada bab ini meliputi kesimpulan, saran-saran.
17
BAB II
PROFIL KAHFI
A. Sejarah berdiri
KAHFI BBC Motivator School, sebuah kampus informal yang berdiri atas
dasar kecintaan kepada ilmu, yang didirikan oleh Dr. Tubagus Wahyudi, ST.,
Msi., MCHt., CHI. yang lebih akrab disapa Om Bagus ini mengawalinya dengan
berbagi kajian rutin kepada remaja mesjid Al-Karim Bintaro, namun kini kampus
ini sudah memiliki banyak mahasiswa yang datang dari berbagai daerah di
Indonesia. Kampus KAHFI ini secara khusus mempelajari ilmu komunikasi
dengan manusia, dimana seluruh komponen yang berhubungan dengan manusia
seperti Psycho Fundamental, Ilmu Pikir, Public Speaking, Hypnosis dan materi
lainnya akan dipelajari di kampus ini.
Berdiri pada 15 Mei 2003, kini KAHFI bertempat di sebuah gedung,
tepatnya di Jalan Pondok Betung Raya Ruko Ganda Asri Blok D no.22 Bintaro
Tanggerang Selatan. Hingga saat ini Lembaga KAHFI telah melahirkan 20
Angkatan, selama hampir enam belas tahun dari berdirinya KAHFI yang dahulu
hanyalah sebuah perkumpulan orang-orang yang ingin belajar, namun kini
KAHFI menjadi sebuah kampus yang mendatangkan manfaat bagi mahasiswanya.
Akademi Motivator Pertama di Indonesia, Kahfi BBC Motivator school
yang di naungi oleh Tubagus Wahyudi Foundation ini semakin melebarkan
sayapnya, tidak hanya terletak di Tangerang saja, namun sudah membuka cabang
baru di Bogor, Batam, Pangkal Pinang, Samarida dan di Kediri. Dengan
pencapaian tersebut, KAHFI tetap saja memberikan manfaat kepada
mahasiswanya, dimana seluruh mahasiswa KAHFI tidak perlu membayar biaya
18
semester seperti kampus pada umumnya, KAHFI tidak menjual ilmu dengan
uang, namun biaya kuliah di KAHFI dibayar dengan sholat 5 waktu dan berbakti
kepada orangtua. KAHFI ingin memberikan manfaat lebih kepada seluruh
mahasiswa yang ingin belajar dibangku setingkat perguruan tinggi. Karena pada
dasarnya ilmu yang bermanfaat ialah ilmu yang diamalkan.1
B. Visi dan Misi
1. Visi
a) mengembalikan orang-orang yang salah kembali benar;
b) membantu orang-orang yang sudah benar untuk tetap istiqomah;
c) Kahfi mengajarkan bagaiamana cara-cara untuk menggunakan
islam sebagai dasar kehidupan;
d) Bukan mengajarkan islam, tetapi mengajarkan bagaimana
menggunakan islam dalam hidup;
e) Kahfi tidak mengajarkan cara untuk mengaji tetapi mengajarkan
apakah mengajimu sudah benar atau tidak2
2. Misi
a. Fase Utama: Buatlah Dirimu Patuh Kepada Orang Tuamu.
Orang tua disini bukan hanya ayah dan ibu kandungmu saja
melainkan nenek, kakek, paman, bibi, dan semua yang lebih tua
darimu. Jika kamu tidak patuh maka kamu harus diqisosh (dicuci
di mesin cuci Allah SWT) karena Allah SWT mau setiap hamba-
1 https://www.KAHFImotivatorschool.com/tentang-KAHFI/
2 Wawancara pribadi dengan Bapak Tubagus Wahyudi sebagai Pendiri Kahfi BBC
Motivator School pada tanggal 22 Februari 2019- Visi misi
19
Nya masuk ke surge-Nya. Apapun dan bagaimanapun keadaan
situasi orang tuamu tetaplah patuh.
b. Fase Kedua: Buatlah Dirimu Pintar.
Tetaplah belajar dimanapun dan sampai kapanpun. Belajarlah
baik didalam:
1) Instansi.
2) Belajar sendiri. Belajarlah terutama Al-Quran dan Hadits.
Maksudnya adalah bacalah arti Al-Quran sesuai bahasa ibu
sampai khatam, minimal seumur hidup sekali agar maksud
Al-Quran benar-benar dapat dipahami dan diaplikasikan
serta tidak hanya menjadi sebagai ritual baca dalam bahasa
Arab tanpa mengetahui definisi sebenarnya.
3) Membaca buku, bergaul, berdiskusi, meneliti tentang
semua keadaan dan benda. Contoh: makhluk (benda hidup).
c. Fase Ketiga (Fase Gradasi): Buatlah Dirimu Cerdas.
1) Setiap menjalani kehidupan setia pada ilmu dan wawasan.
Ilmu, nekad, konyol (harus sesuai klasifikasinya). Rule
definisi (memikirkan definisi).
2) Menganalisa semua hal penting dan perasaan, pikirkan
kesadaran lalu melakukannya. SADAR adalah sikap
manusia yang selalu dalam kondisi waspada dan merespon
positif semua hal yang terjadi di lingkungan kehidupan
yang didasari kepatuhan kepada Allah SWT. dengan
senantiasa mengarah pada prestasi terutama untuk
20
kemaslahatan. Orang sadar itu adalah orang yang
mengurangi kekhilafan. Rasulullah mengatakan, “Catat,
untuk membantumu sadar dan ingat akan segala yang
harus kau lakukan dan selesaikan”.3
3) Senantiasa berorientasi pada prestasi.
PRESTASI: usahakan bentuknya:
a) Terbaik
b) Unik
c) Menarik
d) Nyeleneh tapi positif
e) Sedekah
4) Berbagi, membantu, bermanfaat dengan ikhlas. Hidup kita
sesungguhnya untuk orang lain. Rasul pun hidup untuk
orang lain. Jadikanlah 65% untuk orang lain dan 35%
untuk diri sendiri..
5) Kolektor Pahala, Setiap peluang dijadikan sarana
mendapatkan pahala.
6) Selalu berpikiran positif, sabar, tekun, istiqomah, sehat,
dan lan-lain.
a) Buatlah Dirimu Kaya. Struktur kaya misi anak
KAHFI dalam fase terapeutic. Kaya Ilmu dan
Banyak Pengetahuan
b) Bisa memecahkan masalah, standar otak:
3 www.KAHFImotivatorschool.com/visi-misi/
21
i. Decision maker (pembuat keputusan) baik
dan buruk (dewasa).
ii. Problem solving (Memiliki pemecah
masalah).
iii. Kreatif dan penuh inovasi.4
7) Dengan banyak data manusia bisa jadi lebih sabar dan
bahagia.
a) Memiliki Banyak Kegiatan.
b) Memiliki banyak kawan-kawan baik.
c) Memiliki banyak keterampilan.
d) Memiliki banyak kekuatan dan massa.
e) Melakukan banyak perjalanan atau plesir
f) Memiliki dan berada dalam banyak organisasi.
g) Memiliki banyak produk atau peralatan, maksudnya
hal-hal sudah bisa Anda ciptakan dan Anda berikan
kepada orang lain.
h) Memiliki mesin ciptaan sendiri.
i) Memiliki mata kuliah, contoh: KAHFI.
j) Memiliki banyak perkakas di rumah, contoh: gergaji,
tang, paku, palu, dll. (Jangan merasa telah menciptakan
sesuatu, semua adalah ciptaan Allah melalui pengujian-
pengujian anda).
k) Memiliki banyak hubungan baik.
4 www.KAHFImotivatorschool.com/visi-misi/
22
l) Banyak menyelesaikan banyak buku, baik menulis
sendiri maupun selesai membaca banyak karya orang
lain.
m) Banyak memiliki pengalaman kerja.5
C. Kahfi dan Makna logo-nya
KAHFI (Kelompok Belajar Ikhtiar dan Fikir Islami) adalah lembaga
motivator pertama yang ada di dunia yang semua peserta didiknya tidak di
kenakan biaya dari segi materi. Pendiri Kahfi Dr. Tubagus Wahyudi, ST., MSi.,
MCHt., CHI yang sering di sapa Om Bagus, membangun lembaga ini semata-
mata untuk membenahi pola pikir manusia yang terkadang salah dalam
penggunaannya, Om Bagus mengatakan:
“Mewujudkan tujuan manusia yang seutuhnya. Manusia itu sudah
dikatakan Khoirunnas Anfahum Linnas. Sebaik baik manusia itu yang
bermanfaat. KAHFI ada karena kebermanfaatan itu. Apa yang di
manfaatkan? ya seorang Tubagus Wahyudi harus bermanfaat.”
Om Bagus mengatakan Sebaik-baik makna yang terkandung pada sebuah
logo itu adalah do‟a, disamping do‟a ada juga harapan. Karena logo itu adalah
cap yang dipakai setiap kali seseorang beraktifitas logo itu selalu menemani,
karena selalu menemani itulah orang memanfaatkan logo sebagai doa, pengingat
dan harapan.
5 www.KAHFImotivatorschool.com/visi-misi/
26
Kenapa huruf “I” itu terdiri dari lingkaran-lingkaran diatasnya? Dan
kenapa harus tiga lingkaran? Karena lingkaran paling luar itulah manusia,
lingkaran nomor dua adalah Rasulullah dan titik bagian pusat itu adalah Allah.
Maknanya ketika ingin selamat dalam hidup maka harus islam dan caranya
bisa islam harus berkenalan dengan Rasulullah dan harus berkenalan pula dengan
Allah, itulah hakikat Islam. Melewati itu semua harus dengan proses yang disebut
dengan berpikir, tidak bisa kita melakukan berpikir jika tidak melakukan dzikir.
Maka dari itu symbol memusat itu adalah symbol pikir dan pikir tidak akan sukses
kalau tidak dilandasi dengan dzikir.
D. Program-Program
KAHFI memiliki banyak program atau kegiatan selama pelajaran
berlangsung. Ada program kecil ada juga program besar. Beberapa program besar
setiap tahunnya adalah Program PMB Regular (Penerimaan Mahasiswa Baru)
setara D4, Program PMB Kahfi Ustadz (Penerimaan Mahasiswa Baru) setara D3,
Gala Dinner, Wisuda Mahasiswa KAHFI, MIA (Motivator in Action) serta
KAHFI Cup.6
Program PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) D4 dan D3 adalah program
tahunan yang selalu teragendakan, setiap tahunnya Kahfi di banjiri oleh ratusan
pendaftar yang berikhtiar ingin menjadi Motivator yang berlandaskan Islam,
bedanya hanya kepada rentan waktunya saja, program D4 kurang lebih 6 tahun
dan program D3 kurang lebih 3 tahun (bisa di sebut program percepatan).
Program Gala Dinner dibuat agar calon-calon motivator mampu merasakan
6 Wawancara Pribadi Dengan M. Priyo Atmojo Pada Sabtu, 28 April 2018
27
layaknya orang besar yang memiliki jabatan, serta peran penting ditengah
masyarakat. Dengan diadakan Gala Dinner ini maka akan termotivasi didalam
dirinya untuk bisa menjadi seseorang yang penting di masa yang akan datang.
Program MIA (Motivator in Action) juga menjadi program tahunan yang
diadakan lembaga KAHFI BBC Motivator School yang bekerja sama dengan
pihak Mall Bintaro Plaza. Program MIA ingin membuktikan bahwa seorang
motivator harus mampu memiliki banyak skill dan harus multi-talent. Banyak
penampilan yang ditampilkan para calon motivator yang belajar dilembaga
KAHFI. Program ini juga langsung di pimpin oleh Om Bagus, karena ini juga
menjadi bagian pembelajaran dari Om Bagus untuk melatih kemampuan yang
dimiliki anak didiknya agar mampu menjadi seorang motivator yang profesional.
Lembaga KAHFI sudah menyelenggarakan wisuda ke lima kalinya,
diantaranya :
1. Terdiri dari angkatan 1 sampai angkatan 8 diselenggarakan
menjadi satu acara wisuda.
2. Wisuda kedua, tepat pada tahun 2013 yaitu wisuda
angkatan 9 dan angkatan 10.
3. Tahun 2015 wisuda yang di selenggarakan untuk angkatan
11 serta KAHFI Ustad Angkatan 6.
4. Tahun 2017 angkatan 12 juga sudah di wisudakan bersama
dengan KAHFI Ustad angkatan 7.
28
5. Tahun 2018 tepat pada bulan febuari angkatan 13 di
wisuda. Dan semua wisudawan dan wisudawati langsung di
sematkan oleh Om Bagus.
Dibangunnya Lembaga KAHFI BBC Motivator School, merujuk kepada
satu tujuan besar yang ingin dicapai oleh Om Bagus selaku pendiri Kahfi BBC
Motivator School. Om Bagus mengatakan :
“Mati Khusnul Khotimah. Karena walaupun mati khusnul
khotimah itu adalah tujuan yang paling ujung, sementara tujuan
yang mendukung khusnul khotimah itulah bermanfaat, melatih diri
untuk ridho sama Allah, melatih diri untuk ikhlas, melatih diri
untuk sabar, melatih diri untuk istiqomah. Semua itu kalo dikumpul
dia menghasilkan satu kondisi. Yaitu Ridho Allah. Ketika Ridho
Allah sudah turun, Insya Allah Khusnul Khotimah. Akhir yang
baik.”
Asistan utama Om Bagus yaitu Muhammad Priyo Atmojo mengatakan:
“Objek yang dituju untuk kalangan yang menginginkan belajar di
KAHFI sangatlah luas dan beragam. Dari awal KAHFI berdiri,
sudah menjadi adat di lembaga kahfi yaitu tidak tertuju pada suatu
objek tertentu. Tetapi dengan adanya KAHFI segala objek itu
masuk dan bersatu didalamnya. Artinya semua kalangan bersatu
dibawah naungan lembaga kahfi. Dimulai dari lulusan SMA,
seorang pekerja, seorang ibu rumah tangga, orang yang lanjut usia
70-80 tahun juga ikut belajar di KAHFI, serta ada juga non islam.
Prinsip yang diajarkan oleh Kahfi BBC Motivator School adalah
ketika ada seseorang yang berniat untuk belajar sebagai tuan rumah
harus welcome dan mempersilahkan untuk bergabung dan siap
menerima.”7
Proses pembelajaran di lembaga KAHFI terdiri dari 8 semester. Semua
semester ini adalah hasil dari proses pikir panjang dan riset selama 15 tahun lebih
oleh Founder Kahfi yang sering di sapa Om Bagus. Diantaranya :
7 Wawancara Pribadi Dengan M. Priyo Atmojo Pada Sabtu (Asisten Pribadi Om Bagus),
28 April 2018
29
a) Semester I “Pshycofundamental”
Pshycofundamental adalah dasar dasar dari psikologi didalam
tubuh manusia, juga belajar tentang mekanisme otak, belajar tentang
hati, serta belajar penyakit-penyakit didalam hati. Juga mengenal
adanya batin bawah sadar yang ada didalam tubuh manusia. Ketika
manusia mampu untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki, manusia
akan mampu menjadi apa yang diinginkan dengan syarat ikhtiar
maksimal dan meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah adalah dzat
yang maha memiliki segalanya.
b) Semester II “Ilmu pikir 1”
Pikir 1 itu mendalami tentang ilmu pikir. Bagaimana seseorang
mampu memaksimalkan daya yang dimiliki dan selalu
mengedepankan Allah disetiap hasil akhir yang dipilih. Semester pikir
ini diadakan karena atas dasar kegelisahan Om Bagus terhadap
perintah bepikir. Perintah berpikir itu menjadi sebuah perintah penting
bagi umat manusia. Namun sampai saat ini belum ada satu pun
lembaga yang mengajarkan tentang berpikir. Maka semester II di
lembaga KAHFI diajarkan Ilmu Pikir dan langsung Om Bagus yang
memimpin perkuliahan.
c) Semester III “Ilmu pikir 2”
Semester berikutnya yaitu Ilmu Pikir 2. Lebih dalam lagi dalam
mempelajari ilmu pikir, juga dilanjutkan dengan kasus-kasus yang
30
sering dialami manusia pada umumnya, missal : kenapa manusia
galau, marah, emosi dll. Itu semua di kupas tuntas di semester ini.
d) Semester IV “Public Speaking”
Belajar menyampaikan sesuatu yang bermanfaat dan orang
yang mendengarnya tidak merasa bosan dan senang, dalam public
speaking dikupas tuntas bagaimana menjadi pembicara yang mampu
memotivasi audience nya. merupakan sebuah treatment khusus untuk
mengetahui bagaimana manusia menggerakkan pikiran dan ucapan
melalui standart sadar, mengenal management nerveos, olah vocal juga
lebih mengenal bahwa dalam diri manusia memiliki potensi sehingga
mampu diaplikasikan dengan sebaik-baiknya melalui pendekatan
public speaking.
e) Semester V “Public speaking 2”
Sama halnya dengan Ilmu Pikir. Ilmu Public Speaking ini
sangatlah penting bagi umat manusia. Karena tidak ada satu pun
manusia yang tidak berkomunikasi. Bebicara adalah suatu seni yang
harus dimiliki manusia agar dalam menyampaikan informasi menjadi
lebih menarik sesuai dengan level-level tertentu. Juga lebih dalam lagi
dalam semester ini
f) Semester VI “Media”
Tepatnya ketika memasuki semester VI. Goal yang dituju
adalah membuat sebuah karya dalam bentuk film dokumenter yang
31
bernilai motivasi. Mempelajari Sketsa, CorelDraw, Photography,
menggambar, siaran radio, serta televisi dan penggunaan Sound
System. Karena seorang Motivator harus menjadi manusia yang sangat
lengkap dalam memiliki keahlian. Inilah yang diajarkan oleh Om
Bagus kepada mahasiswa KAHFI tentang media. Om Bagus
mengatakan bahwa semua ilmu itu harus di pelajari dan diambil
manfaatnya.
g) Memasuki semester VII “Semester Hypnosis”
Hypnosis ini paling penting di pelajari. Karena menurut Om
Bagus semua yang ada di muka bumi ini terkandung daya hypnotic di
dalamnya dan tanpa disadari setiap hari manusia adalah pelaku
Hypnosis. Ketika Hypnosis di pandang negatif oleh sebagian orang,
Om Bagus di semester VII KAHFI membedah dan membuktikan
bahwasanya Hypnosis bukanlah ilmu negatif. Dan di semester akhir
Om Bagus membawa semua mahasiswanya untuk mempelajari
Hypnosis Al-Qur‟an. Karena Al-Qur‟an adalah pedoman hidup, maka
semua yang di muka bumi akan bersumber pada Al-Qur‟an.8
h) Semester VIII “Hypnosis Al-Qur‟an”
Dalam semester ini pendekatan yang di ambil semua berlandaskan kepada
Al-Qur‟an, merupakan inti dari semua materi di kahfi. Semua mata kuliah yang di
ajarkan adalah hasil pola pikir Om Bagus dengan berlandaskan Al-Qur‟an dan
Hadits. Om Bagus mengatakan :
8 Wawancara Pribadi Dengan M. Priyo Atmojo (Asisten Pribadi Om Bagus), Pada Sabtu,
28 April 2018
32
“Kalau saya tidak menekankan mata kuliah itu untuk di mix dengan
kekentalan rasa Al-Qur‟an maka agak sulit kita menciptakan nilai-
nilai yang islami. Disebut islami itu ketika bersinggungan dengan
nilai-nilai Islam. Jadi paling tidak kita harus memahami Islam.
Islam itu apa? Islam itu 2 kalimat syahadat. Maka 2 kalimat
syahadat itu harus masuk kedalam semua mata kuliah. Islam itu
Shalat 5 waktu, maka shalat 5 waktu itu masuk kedalam semua mata
kuliah. Makanya kenapa kita tuliskan, memang sekolahnya gratis
dari segi materi uang. Tapi SPP tetap bayar, yaitu shalat 5 waktu.
Bagaimana nuansa-nuansa Ramadhan itu juga harus mengilhami
setiap mata kuliah terutama mata kuliah - mata kuliah yang
bersinggungan langsung seperti hypnosis nilai-nilai Ramadhan kita
ada lebih disitu. Bagaimana dengan perjalanan haji, ya kita ambil
sebagai nilai-nilai hijrah. Manusia itu harus hijrah dan seterusnya
harus banyak wawasan. Dan hijrah itu kan wawasan baginya.
Sehingga nilai-nilai mata kuliah itu banyak di ilhami dengan nilai-
nilai hijrah. Bagaimana hijrah hati, yang disebut reposisi. Didalam
ini kita istilahkan reposisi. Bagaimana kita memposisikan ulang
kedudukan hatinmya didalam diri manusia. Nah itu semua menjadi
hal spesifik, belum lagi nilai-nilai zakat, nilai-nilai sedekah. Itu
mengilhami semua mata kuliah, bagaimana kita punya program
memikirkan orang, membantu dan seterusnya.”9
Om Bagus menjelaskan keberadaan orang-orang yang sudah mendalami
agama tapi ternyata masih banyak hal-hal yang tidak berkesesuaian. Banyak anak-
anak yang sudah belajar agama tapi akhlak-nya masih belum mencerminkan
kebaikan yang sesuai dengan standart agama Islam. Jadi, di butuhkan sebuah
sekolah yang ekstrim keras mengajarkan akhlak itu dengan cara memberikan
persuasif.
Om Bagus menyatakan bahwa bukan hanya sekedar mengangkat cambuk.
Jadi KAHFI itu mengajarkan akhlaq dengan logika. KAHFI mengajarkan akhaq
dengan janji dan bukti-bukti. Sehingga Om Bagus selaku pendiri KAHFI mesti
memikirkan ke depannya bangsa ini harus bagaimana? Karena menurutnya
sekolah semakin banyak berlomba-lomba untuk membuat manusia itu tergila-gila
9 Wawancara Pribadi dengan Om Bagus (Pendiri Kahfi BBC Motivator School) Pada
Sabtu, 3 Mei 2018
33
dengan uang. Sementara KAHFI itu adalah lembaga yang didirikan mengingatkan
manusia bahwa kita berlomba-lomba bukan untuk uang tetapi berlomba-lomba
untuk menjadi yang bermanfaat.
Selanjutnya Om Bagus juga mengatakan Itulah yang menjadi sebuah
perbedaan. Perbedaan perguruan tinggi KAHFI dengan pengguruan tinggi yang
lain. Perguruan tinggi lain itu bagaimana membuat sarjana yang siap mencari
uang. Kalau KAHFI itu bagaimana mencetak sarjana yang siap bersedakah, siap
berbagi, siap beribadah, siap patuh kepada Allah, siap patuh kepada Rasul-Nya.
Dan KAHFI itu juga diberikan untuk bisa menjadi supporting bagaimana caranya
islam itu dijalankan dengan baik.10
Lembaga KAHFI memiliki kurikulum yang bergerak secara dinamis. Akan
selalu bertambah sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan disini adalah kebutuhan
era pada abad ini, sehingga kurikulum di lembaga KAHFI selalu berkembang
mengikuti zaman. Ini adalah kurikulum yang menarik yang membuat lembaga
KAHFI menjadi daya tarik sendiri bagi mahasiswa mahasiswa calon motivator
yang berkecimpung di dalamnya.11
Setiap tahun lembaga KAHFI BBC Motivator School selalu didatangi
banyak pendaftar yang ingin menjadi motivator. Pendaftar calon motivator
memiliki objek yang luas, tidak hanya tertuju ke satu kalangan. Siapa pun bisa
masuk KAHFI namun tetap memiliki syarat. Syarat utamanya adalah usia
minimal 17 tahun agar bisa mengikuti proses perkuliahan di lembaga KAHFI.
10
Wawancara Pribadi dengan Om Bagus (Pendiri Kahfi BBC Motivator School) Pada
Sabtu, 3 Mei 2018 11
Wawancara Pribadi Dengan M. Priyo Atmojo (Asisten Pribadi Om Bagus) Pada Sabtu,
28 April 2018
34
BAB III
IMAN DAN MOTIVASI
A. IMAN
1. Definisi Iman
Secara terminologi, iman berasal dari bahasa Arab iman, yang merupakan
bentuk ism masdar dari kata amana-yu‟minu-iman. Dalam kamus, kata amana
bihi disepadankan dengan kata saddaqahu dan wastiqa bihi yang artinya
“mempercayai” atau “beriman kepada sesuatu,”1 dengan demikian kata iman
berarti sebuah “kepercayaan” terhadap sesuatu yang dalam hal ini merupakan
kepercayaan dan keyakinan terhadap Tuhan. Berdasarkan pengertian tersebut
orang yang beriman disebut Mu‟min.
Di dalam Al-Qur‟an banyak sekali pembahasan dan kata mengenai iman
seperti „amana, yu‟minu, mu‟minin dan sebagainya. Ungkapan tersebut memiliki
konteks yang berbeda-beda dan pembahasan yang berbeda pula. Ketika kita
merujuk kepada pemaknaan Al-Qur‟an lebih mendalam tentang makna iman,
tentunya memiliki banyak aspek didalamnya, dan dalam hal ini tidak dijelaskan
semua disini.
Diantaranya ayat yang berbicara mengenai pembahasan iman yang paling
penting adalah :
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang
percaya (beriman) kepada Allah dan Rasulnya”.2
Ayat diatas secara tegas menyebutkan bahwa iman yang dimaksudkan
adalah keyakinan terhadap Allah dan Rasul-Nya. Hal ini juga sejalan dengan yang
1 A.W. Munawwir, Al-Munawwir (Surabaya: Pustaka Progresif. 1997), hal 41
2 Al-Hujurat (49): 15
35
terkandung dalam Hadits berikut. Pada saat itu Nabi Muhammad di tanya tentang
iman, kemudian Nabi menjawab:
“Iman ialah jika engkau meyakini kepada Allah para malaikat-Nya, para
Rasul-Nya, hari akhirat, beriman kepada qada dan qadar yang baik dan
yang buruk”.3
Al-Imaam Ibnul-Qayyim rahimahullah berkata :
اإلب يسكجة ي ل عم. انقل سب : ل انقهت، االعتقبد، ل انهسب، حققة
انعم سب : عم انقهت، ت إخالص، عم انجازح. فإذا انتكهى ثكهة اإلسالو.
شانت ر األزثعة، شال اإلب ثكبن، إذا شال تصدق انقهت، نى تفع ثقة األجصاء
“Hakekat iman terdiri dari perkataan dan perbuatan. Perkataan ada dua :
perkataan hati, yaitu i‟tiqaad; dan perkataan lisan, yaitu perkataan tentang
kalimat Islam (mengikrarkan syahadat – Abul-Jauzaa‟). Perbuatan juga
ada dua : perbuatan hati, yaitu niat dan keikhlasannya; dan perbuatan
anggota badan. Apabila hilang keempat hal tersebut, akan hilang iman
dengan kesempurnaannya. Dan apabila hilang pembenaran (tashdiiq)
dalam hati, tidak akan bermanfaat tiga hal yang lainnya” [Ash-Shalaah wa
Hukmu Taarikihaa, hal. 35].
Sebagaimana Syekh Abd Qadir Al-jailani mengatakan dalam kitabnya
bahwa, jauhilah sekuat daya ketakpatuhanmu kepada Allah „azza wajalla,
bertumpulah pada pintu-Nya dengan kebenaran. Berupayalah sekuat daya
mematuhi-Nya dengan tobat dan do‟a, dengan menunjukkan kebutuhanmu atas
kepatuhan dan kerendah-hatian, dengan khusyuk dan merunduk, dengan tak
memandang orang dan tidak mengikuti jiwa hewani, atau mengupayakan balasan
dunia atau ukhrawi juga tidak mengharapkan maqam yang lebih tinggi.4
3 Muslim ibn al-Hajjaj, Sahih Muslim (Riyadh: Bayt al-Afkar al-Dawliyyah, 1998), hal.
37. 4 Syekh Abd Qadir Al-jailani, Futuhul Ghaib “Kitab Pembuka Rahasia Keghaiban”,
penerjemah oleh M. Navis Rahman & Dedi Slamet Riyadi, (Jakarta , PT. Qaf Media Kreativa :
2018), hal : 89
36
Dari sinilah kita memaknai bahwa hadits di atas menunjukkan bahwa ada
beberapa objek yang harus diimani oleh setiap orang yang beragama islam. Objek
tersebut adalah (1). Beriman kepada Allah, (2) beriman kepada para malaikat, (3)
beriman kepada para Rasul, (4) beriman kepada kitab-kitab Allah, (5) beriman
kepada hari akhir, dan (6) beriman bahwa taqdir baik dan buruk datang dari Allah.
Dalam madzhab Ahl al-Sunnah wa al-Jama‟ah enam perkara tersebut adalah
rukun iman yang dianggap mutlak dan tak dapat diganggu gugat.5 Dengan kata
lain dapat disimpulkan bahwa tidak meyakini salah satu daari enam kategori
diatas sudah bisa di pandang sebagai orang yang tidak beriman. Dalam hadits lain
pun menyebutkan,
“Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para
rasul-Nya, kepada hari akhir dan engkau beriman kepada takdir, yang baik
maupun yang buruk.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Selain dalam pengertian diatas mengenai iman, definisi secara umum juga
merujuk kepada hadits berikut,
“Iman adalah meyakini dengan hati, menetapkan dengan lidah, dan
melaksanakan dengan anggota badan”.6
Pengertian diatas menunjukkan bahwa iman adalah kepercayaan yang
dapat di yakini dalam hati, diikrarkan dengan lidah dan di tegaskan dengan
ucapan dan perbuatannya. Dalam hal ini iman sangat berperan penting untuk
menunjang seseorang melakukan hal yang dianjurkan atau dilarang sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
5 Muhammad al-Ghazali, Aqidah al-Muslim (Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 1983), hal.
108-109 6 Hadits ini diriwayatkan oleh ibn Majah dari Ali ibn Abi Talib, Hadits ke-65 pada bab
tentang iman. Akan tetapi, dari segi kualitas Hadits ini dipandang palsu. Ibn Majah, Sunan Ibn
Majah (Riyadh: Maktabah al-Ma‟ruf, Tt) Cet. I, hal. 26
37
2. Relasi Iman dan Tindakan Manusia
Dalam perkembangan sejarah teologi Islam, pembahasan persoalan iman
yaitu Mu‟min dan kafir sudah dalam diperbincangkan. Salah satu kelompok dari
golongan Khawarij memandang bahwa yang dianggap kafir dan tidak beriman
bukan hanya orang yang tidak percaya Allah, tetapi pelaku dosa besar, seperti
membunuh dan berzina juga di anggap kafir dan keluar dari Islam.7
Bisa diartikan bahwa konsep Iman dan kafir dalam pandangan mereka
tidak hanya di ukur dari perbuatannya. Ada pula dari golongan Khawarij bahwa
iman itu tempatnya dalam hati, bukan terletak pada ucapan dan perbuatan.
Seseorang boleh menyembunyikan taqiyyah keimanannya untuk melindungi diri.8
Jadi, seseorang boleh mengucapkan kata-kata dan melakukan perbuatan yang
menunjukkan lahiriah bukan Islam, tetapi pada hakikatnya mereka beriman.
Iman merupakan permasalahan terpenting seorang muslim, sebab iman
menentukan nasib seorang di dunia dan akhirat. Bahkan kebaikan dunia dan
akhirat bersandar kepada iman yang benar. Dengan iman, seorang akan
mendapatkan kehidupan yang baik di dunia dan akhirat serta keselamatan dari
segala keburukan dan adzab Allah swt. dengan iman, seorang akan mendapatkan
pahala besar yang menjadi sebab masuk surga dan selamat dari neraka. Lebih dari
itu semua, mendapatkan keridhaan Allah yang Maha Kuasa, sehingga dapat
merasakan kelezatan melihat wajah Allah di akhirat kelak.
7 Pendapat ini dikemukakan oleh al-Muhakkimah, salah satu kelompok dari golongan
Khawarij. Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-Aliran, Sejarah, Analisa Perbandingan
(Jakarta: UI Press, 2010), hal. 16 8 Pandangan ini dikemukakan oleh kelompok al-Najdah yang juga merupakan salah satu
golongan dari kelompok Mu‟tazilah. Menurut Harun Nasution, kelompok inilah yang pertama
membawa paham taqiyyah dalam sejarah Teologi Islam. Harun Nasution, Teologi Islam, hal. 19.
38
Dengan demikian, permasalahan ini seharusnya mendapatkan perhatian
lebih dari kita semua. Imam Ibnu al-Qayyim rahimahullah menuturkan, “Hasil
usaha jiwa dan kalbu yang terbaik dan penyebab seorang hamba mendapatkan
ketinggian (derajat mulia) di dunia dan akhirat adalah ilmu dan iman.9
و انجعث إنى نقد نجثتى ف كتبة انه ب انإ أتا انعهى بل انر
“Dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan keimanan berkata
(kepada orang-orang yang kafir), “Sesungguhnya kamu telah berdiam
(dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit.”10
Kahfi mendefinisikan iman menjadi sesuatu yang tidak ada dalam diri
manusia melainkan berada di luar diri manusia. Yang kedua iman mulai terdengar
dan terlihat. Inilah yang harus di tangkap oleh manusia supaya manusia mau
beriman, oleh karena itu manusia perlu sebab-sebab kenapa dirinya harus
beriman. Setelah iman itu terdengar dan terlihat kemudian manusia mengambil
iman tersebut, itulah yang disebut dengan belajar. Setelah manusia ambil
kemudian manusia juga harus memikirkan sembari melihat tanda-tanda kekuasaan
Allah, setelah memikirkannya barulah menghidupkan dan mengamalkan. Semua
pengamalan itu akan membentuk jiwa, ketika jiwa terbentuk jiwa inilah yang akan
mempengaruhi manusia setiap hari.11
Pandangan dari Filosof juga meliputi Ibnu Khaldun dalam Muqaddimah-
nya mengatakan bahwa jiwa Rohaniyah terbentuk karena adanya ruh, pada
dasarnya mampu membuang sifat manusianya untuk memilih sifat
9 https://almanhaj.or.id/3412-iman-bertambah-sempurna-dan-berkurang.html
10 QS. ar-Rûm (30) : 56
11 Wawancara pribadi dengan Bapak Tubagus Wahyudi (Pendiri Kahfi BBC Motivator
School) pada tanggal 22 Februari 2019_tentang Iman
39
kemalaikatannya. Jiwa sebenarnya selalu bersentuhan dengan dua tingkatan
makhluk, yaitu berhubungan dengan tingkatan yang berada dibawah : makhluk
(manusia), yang mana ia dapat menggunakan panca inderanya dan
memungkinkannya mencapai kesanggupan berpikir. Dan pada tingkatan atas
berhubungan dengan dunia malaikat dan memungkinkannya mendapatkan
kekuatan pengetahuaan barang-barang yang ilmiah yang tidak bisa di capai oleh
panca indera.12
Manusia akan sampai pada alam malaikatnya apabila jiwa tersebut
sampai kepada Ego Rohani-nya (mampu keluar dari sifat kemanusiaan-nya).
Maka harapan agama, bagaimana data agama dimasukkan kedalam otak,
kemudian diamalkan, setelah diamalkan akan membentuk jiwa, jiwa ini kembali
masuk kedalam diri manusia menjadi pengaruh yang besar dalam hidup dan
akhirnya jika hidup manusia setiap hari melakukan kebaikan maka itu akan
membentuk jiwa dan jiwa inilah yang akan terus menjaga kita menjadi orang baik.
Manusia harus mengetahui bahwa dirinya harus menghindari perilaku yang
cenderung menginduksi data-data yang negative sehingga tidak melakukan
keburukan walaupun satu kali, karena satu kali keburukan itu, ketika bertumpuk
dia akan membentuk jiwa lagi. Maka jangan sampai ada jiwa-jiwa yang salah
dalam diri manusia.”13
Sangat besar pengaruh jiwa dalam kehidupan, tidak akan ada manusia
yang bisa melawan jiwanya jika dalam dirinya tidak bisa memasukkan unsur-
unsur baru yang bertentangan. Kecuali, jiwa itu sudah terbentuk baik jangan
12
Ibnu Khaldun, Muqaddimah ibn Khaldun, Penj. Ahmadie Thoha, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2000), hal. 116
13
Wawancara pribadi dengan Bapak Tubagus Wahyudi (Pendiri Kahfi BBC Motivator
School) pada tanggal 22 Februari 2019_tentang Jiwa
40
dilawan, tapi ketika jiwa ini sudah terbentuk buruk baru kita melakukan tindakan.
Bagaimana cara melihat seseorang jiwa nya baik atau buruk? Lihatlah
perbuatannya, karena perbuatan itu hasil peperangan manusia untuk melawan jiwa
dan hati-nya, hati itu yang masih berbolak balik dan jiwa itu yang sudah menjadi
pengalamannya.
3. Iman sebagai Way of life
Keimanan adalah hal mendasar bagi seorang muslim. Keimanan tentunya
menjadi pembeda antara seorang muslim atau bukan. Tanpa ada keimanan kepada
Allah dan Islam tentu manusia akan menjadi makhluk yang rapuh, sebagaimana
rumah tanpa adanya pondasi yang kuat dan kokoh. Keimanan terhadap rukun
islam dan fungsi agama islam, tentunya adalah perintah dari Allah SWT. Hal ini
sebagaimana disampaikan dalam ayat berikut,
“Pada hari ini, telah Ku-sempurnakan untuk kamu agama-mu, dan telah
Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah , Ku-redhai Islam itu agama
bagimu”.14
Sejatinya, kita lah yang membutuhkan Islam. Islam diturunkan Allah
sebagai agama yang sempurna dan agama yang telah diridhoi Allah. Untuk itu,
hanya pada keimanan pada islam lah seharusnya manusia berkiblat. Bukan pada
agama lain atau ajaran lain yang dibuat oleh manusia. Berikut adalah penjelasan
mengenai Iman dalam Islam. Iman adalah syarat seseorang menjadi muslim.
Keimanan seseorang tentu dinyatakan melalui pernyataan dan aksi atau perbuatan
yang konsisten selama seumur hidup. Tentu tidak akan dinyatakan beriman
apabila manusia tidak mengakui keberadaan dan kekuasaan Allah juga
14
QS. Al Maidah : 3
41
melaksankaan perintah-perintah-Nya. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam
ayat berikut.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah orang-orang yang
hanya beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak
ragu-ragu, dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan
Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”15
Bagi kaum Mu‟tazilah Iman bukanlah tasdiq dan iman dalam arti
mengetahui pun belumlah cukup. Menurut „Abd al-Jabbar, orang yang tahu Tuhan
tetapi melawan kepada-Nya, bukanlah orang yang Mukmin. Dengan demikian
iman menurut mereka bukanlah tasdiq, bukan pula ma‟rifah, tetapi amal yang
timbul sebagai akibat dari pengetahuan Tuhan. Tegasnya bagi mereka adalah
pelaksana perintah-perintah Tuhan. Menurut Abu al-Huzail yang dimaksud
dengan perintah-perintah Tuhan bukan hanya yang wajib saja melainkan yang
sunah, sedangkan menurut Al-Jubba‟i yang dimaksud dengan itu adalah perintah-
perintah yang wajib. Al-nazzam mempunyai pendapat lain bahwa Iman baginya
adalah menjauhi dosa-dosa besar. Sungguhpun ada perbedaan dalam hal ini, kaum
Mu‟tazilah sependapat bahwa iman bukanlah tasdiq, tetapi suatu hal yang lebih
dari itu.16
Bagi kaum Asy‟ariyah, dengan keyakinan mereka bahwa akal manusia
tidak bisa sampai kepada kewajiban mengenal Tuhan, iman tidak bisa merupakan
ma‟rifah atau „amal. Manusia mengetahui kewajiban itu hanya melalui wahyu.
wahyulah yang mengatakan dan menerangkan kepada manusia, bahwa ia
berkewajiban mengenal Tuhan dan manusia harus menerima kebenaran berita ini.
15
QS. Al-Hujurât: 15
16
Harun Nasution, Teologi Islam “ Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan”,
(Jakarta, UI-Press 2015), hal. 147
42
Juga dalam pandangan Maturidiah golongan Bukhara mempunyai pandangan
yang sama dengan kaum Asy‟ariyah, sejalan dengan pendapat mereka bahwa
bahwa akal tidak dapat sampai kepada kewajiban mengetahui adanya Tuhan,
Iman tidak bisa mengambil bentuk ma‟rifah, atau „amal, tetapi haruslah
merupakan tasdiq. Bagi golongan Samarkand, Iman mestilah lebih dari tasdiq,
karena bagi mereka akal dapat sampai kepada kewajiban mengetahui Tuhan
dengan. Al-Maturidi sendiri menulis bahwa Islam adalah mengetahui Tuhan
dengan tidak bertanya bagaimana bentuk-Nya, Iman adalah mengetahui Tuhan
dalam ketuhanan-Nya dan Tauhid adalah mengetahu Tuhan dalam keesaan-Nya.17
Dalam pembahasan mengenai Iman tidak luput dari pembahasan
bagaimana seseorang dikatakan sudah beriman atau tidaknya, sehingga penulis
mengambil kesimpulan bahwa ada beberapa syarat seseorang beriman dalam
islam. Diantaranya:
a. Kalimat Syahadat Bukti Keimanan
Dalam rukun islam pertama kalimat syahadat adalah syarat untuk menjadi
seorang muslim. Setiap pernyataan dan sumpah maka ia harus mendatangkan
saksi. Syahadat menjadi penting dan bukan sekedar ucapan belaka karena ia
pernyataan yang membedakan dirinya dengan orang kafir. Ia bersumpah bahwa ia
berbeda dengan orang kafir dan mengakui bahwa Allah sebagai satu-satunya Illah.
Pernyataan ini menjadi syarat yang utama bagi seorang yang mengakui beriman.
b. Pengakuan Keimanan Terhadap Semua Aspek Islam
17
Harun Nasution, Teologi Islam “ Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan”,
(Jakarta, UI-Press 2015), hal. 148
43
Pengakuan keimanan terhadap islam tidak hanya sekedar dengan syahadat
atau pernyataan saja. Terlebih adalah pembuktian secaraperilaku dan mengakui
seluruh aspek agama islam. Orang beriman tentu juga dapat mengambil pelajaran
dan juga hikmah-hikmah sebagaimana hal berikut:
1. Hikmah Beriman Kepada Malaikat
2. Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir
3. Fungsi Iman Kepada Kitab Allah
4. Fungsi Iman Kepada Allah SWT
5. Rukun Iman
Seorang muslim dan bukan tentu memiliki perbedaan. Tidak mungkin
muslim dan kafir memiliki karakteristik yang sama padahal jelas seorang yang
beriman tidak akan melakukan apa-apa yang dilarang Allah, sedangkan kafir tidak
akan mungkin taat dan mengikuti apa yang Allah tetapkan.
Iman merupakan suatu Pembeda Pengetahuan,
“Kitab (al-Qur‟an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa, (iaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang
mendirikan solat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka.18
Informasi ini diberikan oleh Allah kepada manusia. Kitab Al-Quran adalah
informasi berupa wahyu untuk memberikan petunjuk kepada orang beriman.
Tentu saja, orang kafir tidak akan menjadikan Al-Quran sebagai kitab petunjuk
dan menjadi pendasaran dalam hidupnya.
18
QS. Al-Baqarah (2):2-3
44
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang
apabila disebut nama Allah, hati mereka gemetar, dan apabila dibacakan
kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya)
dan kepada Rabbnya mereka bertawakkal”.19
Dari ayat diatas disampaikan bahwa orang beriman akan bergetar jika
disebutkan nama Allah. Tentu hal ini tidak akan terjadi pada orang-orang kafir.
Bergetarnya orang-orang beriman karena adanya perasaan takut, takjub, taat, dan
merasa bangga jika hidup dalam agama Allah.
Sedangkan orang yang-orang yang beriman juga tidak hanya sekedar hati
dan perasaan saja yang merasa bergetar. Orang beriman juga akan terlihat dalam
perilakunya dalam kehidupan sehari-hari. Orang beriman akan menafkahkan harta
dan berjuang hidupnya sesuai dengan apa yang Allah perintahkan.
“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada keimanan (yang sempurna),
sebelum kamu menafkahkan sebahagian harta yang kamu cintai. Dan apa
sahaja yang kamu nafkahkan,maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya”.20
Wujud keimanan adalah dalam bentuk perilaku. Tentu perilaku ini harus
konsisten. Konsisten bukan berarti manusia tidak tanpa kesalahan dan
kekurangan. Konsisten dalam hal ini adalah selalu dalam jalur yang benar walau
harus ada waktu untuk jatuh dan bangkit kembali.
Bentuk konsistensi orang beriman adalah tidak akan memilih-milih aturan
mana yang hendak diikutinya dari islam. Orang beriman akan sekuat tenaga
melaksanakan seluruh perintah Allah tanpa tawar menawar dan memilih mana
yang sesuai dengan keinginann diri. Untuk itu, ia akan berislam dan beriman
19
QS. Al-Anfâl: 2
20 QS. Ali-Imran : 92
45
secara kaffah atau berislam secara sempurna. Berusaha sempurna walau tidak
selalu mengalami kesempurnaan.
Orang beriman tidak akan segan-segan untuk mencintai dan mensyukuri
adanya aturan yang dibuat oleh Allah. Orang beriman juga tidak akan mengeluh
atas aturan yang Allah buat, melainkan akan mensyukuri karena dengan adanya
petunjuk tersebut, hidupnya akan selamat dan tidak akan tersesat. Ia benar-benar
memahami bahwa aturan Allah mampu memberikan kemaslahatan untuk
hidupnya.
Orang-orang beriman akan berusaha untuk menegakkan aturan Allah
dalam kehidupannya. Ia tidak akan segan untuk memelihara, melaksanakan,
mendakwahkan, dan memperjuangkan agar aturan tersebut tetap dilakukan dan
tidak diremehkan. Ia akan mengetahui bahwa aturan Allah sejatinya adalah untuk
kemaslahatan dirinya. Sedangkan jika tidak dilaksanakan, maka akan berefek
kepada kehancuran umat di muka bumi.
Untuk itu, bagi orang beriman kehidupanya diarahkan untuk
mendapatkan sukses dunia akhirat, sesuai cara-cara sukses menurut islam. Dunia
menurut islam bukanlah segala-galanya, untuk itu orang beriman akan
mengejar sukses menurut islam bukan hanya sekedar mendapatkan harta atau
apapaun kebahagiaan dunia, melainkan keimanan yang kuat dan dapat
menyelamatkan di akhirat.
Kahfi pun tidak ketinggalan membahas mengenai pembahasan keimanan.
Kahfi menyimpulkan tidak ada suatu dasar atau sebab yang akan membuat
manusia selamat kecuali iman, karena siapa saja yang tidak beriman dimuka bumi
46
ini ia akan merasakan dua tempat yang tidak nyaman, yaitu : dunia dan akhirat.
Manusia sangat berpotensi menikmati nikmatnya dunia, tapi jika tidak dijalankan
kenikmatan itu berdasarkan iman, maka ketika nanti di akhirat ia tidak akan
menjumpai kenikmatan. Karena hidup yang baik adalah yang berjalan dengan
baik dan benar dan matinya pun berada kepada mati yang baik dan benar, hanya
iman yang bisa melandasi itu. Maka rugilah orang yang tidak beriman, boleh jadi
manusia akan menikmati dunia ini tetapi ia tidak akan bisa menikmati akhirat.21
Om Bagus selaku pendiri Kahfi juga berpendapat bahwa : Ketika timbul
sebuah pertanyaan apakah dunia dan akhirat fifty-fifty? Sangat tidak karena dunia
sangat terbatas, tapi akhirat kita abadi. Maka prosentasenya bisa mendekati
1000:0. Dunia ini bisa nol di bandingkan dengan akhirat, karena di akhirat nanti
tidak ada orang mati, kekal didalamnya. Bisa kita bayangkan jika manusia kekal
di neraka, ketika didunia saja panasnya sudah setengah mati.
B. MOTIVASI
1. Definisi Motivasi
Dalam menjalani aktivitas-nya, seseorang secara sadar ataupun tidak
mengalami dinamika dalam hidupnya dan secara otomatis terkandung unsur
motivasi di dalamnya. Seberapa besar motivasi yang dimiliki seorang individu
menjadi salah satu penentu dan tolak ukur dalam kemajuan hidupnya. Setiap
orang memiliki cara dan sudut pandang yang berbeda-beda dalam mendefinisikan
motivasi. Namun pada intinya motivasi adalah kekuatan yang mendorong
seseorang untuk melakukan sesuatu secara sadar ataupun bawah sadar.
21
Wawancara pribadi dengan Bapak Tubagus Wahyudi (Pendiri Kahfi BBC Motivator
School) pada tanggal 22 Februari 2019-Iman perspektif Kahfi
47
Mc. Donald dalam Sadirman A. M menganggap motivasi sebagai
“perubahan energy dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
“feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan”.22
Selain itu, Mc. Donald juga mengemukakan tiga elemen penting dari
pengertian motivasi yakni:
a. Motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu manusia.
b. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa (Feeling), afeksi seseorang.
c. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan23
Hal tersebut dipertegas oleh James O. Whittaker dalam Wasty Soemanto
yang mengatakan bahwa motivasi adalah “kondisi-kondisi atau keadaan yang
mengaktifkan atau memberi dorongan kepada makhluk untuk bertingkah laku
mencapai tujuan yang ditimbulkan oleh motivasi tersebut.24
Hal yang sama juga
diungkapkan oleh Morgan, bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal yang
sekaligus menjadi aspek dari motivasi, yaitu: “keadaan yang mendorong tingkah
laku (motivation states), tingkah laku yang di dorong oleh keadaan tersebut
(Motivated behavior) dan tujuan daripada tingkah laku tersebut (goals or ends of
such behavior).25
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi akan
menyebabkan terjadinya suatu perubahan energy pada diri manusia yang
22
Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada 2011), hal. 73 23
Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada 2011), hal..74 24
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987), hlm. 193 25
Sardiman A. M, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada 2011), hal. 194.
48
berhubungan dengan gejala kejiwaaan, perasaan dan emosi yang terkandung di
dalamnya. Hal tersebut dirangsang oleh faktor dari luar seperti, lingkungan,
belajar, berdiskusi dan lainnya, tetapi tumbuh dalam diri seseorang, menjadi
sangat kuat ketika keinginan sudah berubah menjadi sebuah mekanisme motivasi,
sehingga mau dan ingin melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan. Tujuan tersebut
bisa tercapai jika kita dalam diri seseorang memiliki motivasi. Motivasi yang ada
dalam diri setiap orang berbeda-beda. Seseorang yang mempunyai motivasi
berarti ia telah mempunyai kekuatan memperoleh pencapaian nya dalam
melakukan sesuatu dan memberikan rasa kepuasan karena telah menemukan
sumber kenikmatan menurut pribadinya dalam kehidupan.
2. Peran Motivasi dalam kehidupan
Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang
menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan
kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).26
Seberapa kuat
motivasi yang dimiliki individu akan banyak menentukan kualitas terhadap
prilaku yang ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja, bersosialisasi
atau dalam kehidupan lainnya.
Pada diri seseorang terdapat kekuatan mental yang menjadi penggerak
seseorang untuk melakukan aktifitas. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari
berbagai sumber. Semisal ada peristiwa yang terjadi kepada muslim, pada kondisi
26
Ratna Yudhawati dan Dani Haryanto, Teori-teori dasar Psikologi Pendidikan, (PT.
PrestasI Pustakaraya Jakarta, 2011), hal. 79
49
pertama seorang muslim yang belum mengenal islam ingin menjadi lebih baik,
setelah memperoleh informasi yang benar dengan mengikuti kajian mengenai
islam, belajar dll.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan
mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar, beribadah, mengejar
impian juga hal-hal yang mendukung keberlangsungan hidup manusia. Dalam
motivasi juga terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan,
menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku individu. Seseorang akan
melakukan proses ikhtiar seperti : belajar, beribadah dan aktifitas lainnya karena
terdorong oleh kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu berupa keinginan,
perhatian, kemauan, atau cita-cita.27
Dari sinilah terlihat bahwa seseorang dapat mengaktualisasikan keinginan
serta cita-cita dengan ikhtiar untuk terus memotivasi dirinya. Dalam kasus yang
sering di hadapi dan di alami mahasiswa, ada tiga komponen utama dalam
motivasi yang penulis dapat simpulkan, diantaranya:
a. Faktor Kebutuhan
b. Dorongan dan Tujuan
a. Faktor kebutuhan,
Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidak-seimbangan antara apa
yang ia miliki dan yang ia harapkan. Seorang mahasiswa merasa hasil belajarnya
rendah, padahal ia memiliki buku penunjang yang lengkap, ia pun merasa
memilki cukup waktu, tetapi ia kurang baik dalam mengantur waktu untuk
27
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Rineka Cipta Jakarta, 2013), hal. 80
50
belajar. Waktu belajar yang di gunakannya tidak memadai untuk memperoleh
hasil belajar yang baik, ia sangat membutuhkan hasil belajar yang baik. Oleh
karena itu, mahasiswa ini mengubah cara dan pola belajarnya.
b. Faktor dorongan dan tujuan :
Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam
rangka memenuhi harapan dan pencapaian tujuan, dorongan yang berorientasi
pada tujuan tersebut merupakan inti dari motivasi. Dan tujuan adalah hal yang
ingin dicapai oleh seorang individu.28
Sebagai ilustrasi, mahasiswa tingkat akhir memilki harapan untuk
mendapatkan nilai Cumlaude pada Ujian Akhir Semester. Akan tetapi, pada
beberapa mata kuliah mahasiswa mendapatkan nilai rendah pada ujian bulan
kesatu. Menyadari hal ini, maka mahasiswa mengambil kursus tambahan, belajar
lebih giat dari sebelumnya.
Pada ulangan kedua hasil belajarnya bertambah baik. Menyadari hasil
belajar bertambah baik tersebut, maka semangat nya semakin tinggi. Tujuan
mengarahkan perilaku seseorang dalam hal ini perilaku belajar mahasiswa. Pada
kasus diatas mahasiswa mengambil kursus dan dan bersemangat tinggi tersebut
menunjukkan bahwa mahasiswa bertujuan untuk mendapatkan nilai Cumlaude di
Ujian Akhir Semester.
28
Dimyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Rineka Cipta Jakarta, 2013), hal. 81
51
Penelitian psikologi banyak menghasilkan teori-teori motivasi tentang
perilaku.29
Kahfi memandang kondisi ini dengan sudut pandang bahwa
memahami hidup yang paling benar adalah sang penunggu yang maha sabar itulah
Allah, ia menunggu kita pulang dan kepulangan itu untuk membuktikan
kehidupan yang kita jalani masuk kategori benar atau tidak. Jadi kehidupan adalah
sebuah proses perjalanan menuju pulang, tidak ada satupun manusia di muka
bumi ini kemanapun arah langkahnya yang tidak mengarah kepada kematian,
semua perjalanan manusia menuju kepada kematiannya. Maka, jika dikatakan
hubungan dengan kehidupan jangan engkau pulang selain membawa oleh-oleh
terbaik yang bisa di persembahkan kepada Allah adalah menjadi orang yang patuh
selama perjalanan menuju kepada Allah.30
Kemudian ketika timbul sebuah pertanyaan, siapa yang disebut dengan
patuh? ketika dicari sinonim dari kata patuh itu adalah taqwa, melakukan yang
Allah perintahkan dan menjauhi larangannya. Jadi, kehidupan yang paling bagus
adalaah illaladzina aamanu wa‟amilusholihat, karena dunia ini penuh ujian dan
godaan dan isinya adalah tipuan, watawa saubil hakki kita harus saling nasehat
menasehati dalam kebenaran dan menetapkan sabar. Karena tidak ada orang yang
menegakkan kebenaran yang tidak diuji makanya kenapa ada ayat watawaa
saubisshobri karena itu pasangan dari watawa saubil hakki, tidak bisa
terpisahkan.
29
Dimyati, mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta : Rineka Cipta, 2013), hal. 84 30
Wawancara pribadi dengan sebagai Bapak Tubagus Wahyudi Pendiri Kahfi BBC
Motivator School pada tanggal 22 Februari 2019_tentang Motivasi
52
BAB IV
KONSEP IMAN DAN MOTIVASI PERSPEKTIF KAHFI
A. Konsep Iman perspektif Kahfi
Iman menurut penafsiran Kahfi adalah “memulai hidup dengan selalu
mempelajari tanda-tanda kekuasaan Allah, mempelajari Al-Qur‟an dan hadits,
hadits juga Al-Qur‟an sebenarnya yang dilanjutkan dalam bentuk aktifitas oleh
Rasulullah saw.” Dalam proses membaca itulah kita harus berpindah ke berpikir.
Iman itu sendiri adalah sebuah konsep yang dimulai dari membaca (tanda-tanda
kekuasaan Allah), membaca Al-Qur‟an dan Hadits, lalu memikirkan serta
mengamalkannya. Namun ketika diamalkan karena kita hidup tidak hanya sehari,
ada hari esok, maka kita juga harus memikirkan nya juga efek-efek dalam
pendidikan Islam itu bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari
besok harus lebih baik dari hari ini.
Mengamalkan itu bukan akhir dari pada mekanisme yang disebut dengan
Iman, tapi bagian mengamalkan itu adalah pertengahan, karena setelah
mengamalkan harus ada yang disebut dengan evaluasi, bagaimana kita
mengevaluasi semua yang kita amalkan hari ini, setelah di evaluasi barulah kita
rencanakan untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu. Di situlah ada unsur ke-
ma‟rifatan, bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin dan hari besok harus
lebih baik dari hari ini.
Manusia ketika beriman tidak hanya cukup mengatakan “Mari kita
beriman”, padahal hati dan pikiran kita tidak sejalan. Sama hal nya kita mengajak
orang ke Surabaya tapi jika tidak memotivasi orang bahwa inilah jalan
53
kesurabaya, memberikan info kendaraan ke Surabaya, maka konsep mengajak
seseorang untuk beriman, bisa saja konsep kita menjadi buta bila kita tidak
mengantarkan pada bentuk pemahaman. Sehingga dibutuhkanlah sebuah kegiatan
untuk menghantarkan manusia-manusia itu agar bisa memahami apa sebenarnya
esensi dari pada iman yang Allah kehendaki, seperti itulah konsep yang ada di
kahfi.1
Sebuah falsafah atau konsep berpikir bahwa kita tidak akan pernah bisa
apa kalau kita tidak tau apa itu apa. Ketika iman ini tidak di definisikan, tidak di
jadikan bahasa mikro, maka harus mengikuti proses berfilsafat untuk mencari
pendekatan definisi yang paling mewakili yang diinginkan Allah, berarti inilah
yang disebut upaya untuk melakukan penafsiran secara maksimal mengenai
peningkatan dan pemahaman terhadap nilai-nilai atau definisi terhadap iman itu
sendiri.
Ketika dalam teorinya manusia tidak mengetahui definisi apa itu apa,
mana mungkin manusia bisa beriman jika tidak faham apa itu iman. Melakukan
proses pendekatan nilai-nilai filsafat, tidak bisa hanya mengkategorikan iman
dengan sebuah kata yang cukup diganti dengan kata percaya, karena di dalam
iman itu sendiri tidak hanya termuat makna percaya, tetapi sebab iman itu sendiri
termuat makna keyakinan (yakin).2
Allah berfirman:
1 Wawancara pribadi dengan Bapak Tubagus Wahyudi (Pendiri Kahfi BBC Motivator
School) pada tanggal 22 Februari 2019_tentang Konsep Iman 2 Wawancara pribadi dengan Bapak Tubagus Wahyudi (Pendiri Kahfi BBC Motivator
School) pada tanggal 22 Februari 2019_tentang Konsep Iman
54
“Tiada satu jiwa pun yang tahu apa yang disembunyikan bagi mereka,
yaitu yang akan menyejukkan mata sebagai balasan apa yang mereka
perbuat.”3
Lebih lanjutnya Iman menurut penafsiran Kahfi adalah : “Sebuah tatanan
pikir yang sudah harus sampai kepada hal yang disebut dengan mengamalkan.”
Tetapi Kahfi ingin melakukan ikhtiar panjang sehingga Kahfi tidak berhenti pada
makna mengamalkan saja. Kahfi membangun sebuah konsep bahwa Iman itu
adalah suatu kondisi pikiran yang sudah menjadi jiwa dan terbentuknya jiwa itu
akibat dari proses memenangkan hati atau yang berasal dari Qolbun yang artinya
membolak-balik, ini adalah cikal bakal hati membentuk menjadi jiwa.
Prosesnya itu panjang, karena tidaklah seseorang disebut beriman jika
manusia tidak melakukan suatu proses perbaikan pada dirinya untuk
menyempurnakan iman itu sendiri. Karena iman juga tidak sekedar ucapan atau
sebutan, tetapi adalah sebuah proses. Contoh ada orang yang kadar imannya
sekian-sekian, tetapi kenapa kita disuruh memperbaiki terus kadar iman itu?
Karena iman itu memang tidak ada yang kekal dia akan terus berubah wujud. Di
sinilah terkandung pemahaman istiqomah.
Pembahasan ini erat kaitannya pada Misi Kahfi pada Fase ketiga (Fase
Gradasi): Buatlah dirimu Cerdas, point ke 2 yaitu menganalisis semua hal penting
dan perasaan, pikirkan kesadaran lalu melakukannya,4 dari sinilah berkaitan
bahwa iman menurut Kahfi adalah sebuah upaya untuk mewujudkan kondisi
manusia yang percaya dan yakin akan keberadaan Allah Swt, percaya dan yakin
akan adanya hari kiamat, percaya dan yakin adanya sesuatu yang ghoib , makanya
3 QS. Al-Sajdah (32) : 17
4 Lihat pada pembahasan Visi misi kahfi hal. 18
56
B. Konsep Motivasi perspektif Kahfi
Konsep Motivasi terinspirasi dari kesadaran para pakar ilmu, terutama
pakar filsafat, bahwa tidak semua tingkah laku manusia dikendalikan oleh akal,
akan tetapi tidak banyak perbuatan manusia yang dilakukan di luar kontrol
manusia. Sehingga lahirlah sebuah pendapat, bahwa manusia disamping manusia
rasionalistik, ia juga makhluk yang mekanistik, yaitu makhluk yang digerakkan
oleh sesuatu diluar nalar yang biasanya disebut naluri atau insting.5
Setiap perbuatan yang dilakukan manusia baik yang disadari (rasional)
atau yang tidak disadari (mekanikal/naluri) pada dasarnya merupakan sebuah
wujud untuk menjaga sebuah keseimbangan hidup. Jika keseimbangan hidup ini
terganggu, maka akan timbul suatu dorongan untuk melakukaan aktivitas guna
mengembalikan keseimbangan kondisi tubuh.
Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia, sangat
memerhatikan konsep keseimbangan, seperti terdapat dalam ayat-ayat berikut :
“Dan kamu telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-
gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuai menurut ukuraan”.6
“Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan
menjadikan (sususan tubuh)mu seimbang”.7
Menurut al-qurtuby, makna sempurna dan seimbang dalan penciptaan
manusia, dipahami sebagai kesempurnaan dan keseimbangan secara menyeluruh
yang mencakup semua penciptaan manusia, baik bentuk luar maupun dalam, serta
5 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi “Suatu pengantar dalam Perspektif Islam”,
(Prenadamedia group, 2004). Hal. 181 6 QS. Al-Hijr (15):19
7 QS. Al-Infitar (82):7
57
berbagai fungsinya. Artinya bahwa hal itu mencakup pengertian keseimbangan
yang diperlukan untuk memelihara diri manusia dan kelangsungan hidupnya.
Kemudian om Bagus selaku pendiri Kahfi mengkritisi : Secara hakikat
harus dikembalikan lagi kepada makna katanya, motivasi itu berasal dari kata
motif (penggerak), yang menggerakkan atau yang menjadi sebab tergeraknya
sesuatu. Jadi motivasi jika sudah ada kata sambung setelah nya menjadi motivasi
dan menjadi sebuah upaya. Motif adalah sesuatu yang ada didalam diri seseorang
yang mendorong orang tersebut untuk bersikap dan bertindak guna mencapai
tujuan tertentu. Motif dapat berupa kebutuhan dan cita-cita. Motif ini merupakan
tahap awal dari proses motivasi, sehingga motif baru merupakan suatu kondisi
intern atau disposisi (kesiapsiagaan). Sebab motif tidak selamanya aktif, dan
motif dapat aktif pada saat tertentu saja, yaitu apabila kebutuhan untuk mencapai
tujuan sangat mendesak.
Dengan demikian, motif juga dapat dikatakan sebagai keadaan diri
individu yang mendorong untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai
suatu tujuan yang ditentukan sendiri. Motif ini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu
motif biologis, motif sosiologis, dan motif pertumbuhan (growth). Motif biologis
adalah dorongan-dorongan yang berada diri individu untuk memenuhi
keseimbangan biologis. Motif sosiologis dimaksudkan sebagai motif seseorang
agar dapat diterima dan berhubungan dengan orang lain. Motif pertumbuhan
adalah motif yang terkait dengan dasar-dasar pengarahan perilaku untuk meraih
keterampilan dan pengetahuan bagi pengembangan potensi individualnya. Dalam
perkembangan pemikirannya Maslow (seorang teoretikus, dan pelopor aliran
58
psikologi humanistik), menjelaskan soal motif etik, estetika, dan spiritual yang
kemudian dikembangkan psikologi transpersonal sebagai motif religius.
Sangat berkaitan dengan Visi Misi kahfi yaitu ada pada Fase Kedua:
Buatlah Dirimu Pintar. Yaitu tetaplah belajar di manapun dan sampai kapanpun.
Belajarlah baik di dalam:
a. Instansi.
b. Belajar sendiri. Belajarlah terutama Al-Quran dan Hadits. Maksudnya
adalah bacalah arti Al-Quran sesuai bahasa ibu sampai khatam,
minimal seumur hidup sekali agar maksud Al-Quran benar-benar dapat
dipahami dan diaplikasikan serta tidak hanya menjadi sebagai ritual
baca dalam bahasa Arab tanpa mengetahui definisi sebenarnya.
c. Membaca buku, bergaul, berdiskusi, meneliti tentang semua keadaan
dan benda. Contoh: makhluk (benda hidup).
Kahfi menganut faham, membuktikan terlebih dahulu bahwa manusia
harus digerakkan, terkadang manusia tidak sadar bahwa dirinya harus digerakkan.
Kenapa manusia harus digerakkan yaitu ada dua model diantaranya :
a) Salah gerak, di dalam ini ada dua bagian : menggerakkan sudah
salah dan yang kedua gerakkannya sudah benar tetapi tidak
istiqomah (ini juga salah)
b) Tidak bergerak, ini menjadi salah satu landasan dan sebuah alasan
perlunya manusia diberikan motivasi.
Gagne dan Berliner mengkritisi juga bahwa dalam motivasi dan iman
diibaratkan sebagai mesin dan kemudi pada mobil. Mobil tanpa mesin dan kemudi
59
hanyalah layaknya manusia yang memiliki badan tak bertenaga dan kendali arah.
Padahal dalam pencapaian tujuan seseorang haruslah memiliki daya dorong bagi
pemunculan perilaku dan arah dari proses pemunculan perilaku tersebut.8
Motivasi akan muncul jika seseorang benar-benar membutuhkan sesuatu.
Kebutuhan tersebut akan disertai dengan ketegangan yang dapat menjadikan
seseorang mengalami ketidakseimbangan. Ketegangan (tension) yang dirasakan
akan mendorongnya untuk memunculkan tingkah laku yang terarah pada
pencapaian tujuan. Jika tujuan tercapai, maka ketegangan menurun dan akan
memunculkan kebutuhan baru. Hal itu berarti bahwa dorongan manusia pada
dasarnya tidak hilang tetapi terkurangi.
Di Kahfi falsafah pertama dalam ilmu komunikasi adalah bagaimana
menyadarkan bahwa manusia itu harus digerakkan. Dalilnya di mana? yaitu
kenapa Rasulullah turun? yaitu untuk menyempurnakan Akhlak. Karena ketika
manusia bisa selamat sendiri Allah tidak perlu turunkan Rasul, ini juga landasan
dalil yang kuat kenapa manusia harus dimotivasi. Yang kedua, masyarakat kahfi
harus sadar bahwa dirinya harus di motivasi dan harus faham tentang bagaimana
terciptanya sebuah motif, terciptanya motif lewat hati dan jiwa, inilah alasan
kenapa dikahfi belajar ilmu hati dan pikir.
Jadi motivasi fase dua adalah mengajarkan bagaimana motif terbentuk,
sampailah bagaimana kita membentuk motif dan memastikan motif itu sudah
terbentuk atau belum makanya kita belajar ilmu jiwa. Karena jiwa tempat
bercermin sebagaimana Rasulullah katakan sebagaiamana dalam diri manusia ada
8 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi “Suatu pengantar dalam Perspektif Islam”,
(Prenadamedia group, 2004). Hal. 186
61
Om Bagus memaparkan : Manusia setiap hari tidak bisa lepas dengan
aktifitas berpikir, karena berpikir adalah sebuah kondisi yang sudah menjadi
takdir. Makna dari berpikir adalah mengolah data informasi, makanya saya heran
ketika ada orang yang mengatakan “saya tidak mau memikirkan” padahal dia
sedang memikirkan. Tidak ada manusia yang terlepas dari berpikir, maka harus
difahami dulu apa itu berpikir ? berpikir adalah mengolah data, maka sebaik-
baiknya pikiran adalah otak yang terisi oleh data yang baik dan paling khusus
adalah data Al-Qur‟an.9
Maka sebaik-baik pikir adalah dzikir, tidak ada berpikir yang paling baik
dimuka bumi ini selain berdzikir. Apa itu berdzikir? Berpikir dengan
menghubung-hubungkan semua urusan kepada keberadaan allah, itu yang paling
sederhana. Jadi ketika seseorang akan melakukan kegiatan apapun itu harus ingat
kepada Allah, mau minum, makan ingat Allah. Dzikir disini bukan hanya sebatas
berucap saja seperti kalimat-kalimat lailaaha illa allahu dll. Tetapi yang disebut
berucap bukan mulut saja tetapi bagaimana tangan, kaki dan bahkan setiap tarikan
nafas pun berucap lailaaha illa allahu.
Motivasi adalah sebuah rangkaian persuasive untuk memenangkan
berhasilnya data Al-Qur‟an yang berupa keinginan dan Allah untuk berada di otak
hambanya, ketika data itu sudah masuk maka manusia berpikir sehingga data itu
menjadi sumber penggeraknya. Kesimpulanya tidaklah seseorang dikatakan
berpikir sukses apabila setelah dia berpikir dia masih enggan melakukan perintah
9 Wawancara pribadi dengan Bapak Tubagus Wahyudi (Pendiri Kahfi BBC Motivator
School) pada tanggal 22 Februari 2019_Motivasi mempengaruhi Mindset Manusia
62
Tuhannya malah sebaliknya dia masih malakukan apa yang di larang Tuhannya.
Jadi prinsipnya berpikir adalah orang-orang yamg setiap kali ia menjalankan
pengolahan datanya ia memutuskan untuk beriman dan bertaqwa.10
Erat kaitannya dengan program kahfi pada Semester II “Ilmu pikir 1”
Pikir 1 itu mendalami tentang ilmu pikir. Bagaimana seseorang mampu
memaksimalkan daya yang dimiliki dan selalu mengedepankan Allah disetiap
hasil akhir yang dipilih. Semester pikir ini diadakan karena atas dasar kegelisahan
Om Bagus terhadap perintah bepikir. Perintah berpikir itu menjadi sebuah
perintah penting bagi umat manusia. Namun sampai saat ini belum ada satu pun
lembaga yang mengajarkan tentang berpikir. Maka semester II di lembaga KAHFI
diajarkan Ilmu Pikir dan langsung Om Bagus yang memimpin perkuliahan.
Dan juga pada Semester III “Ilmu pikir 2”
Semester berikutnya yaitu Ilmu Pikir 2. Lebih dalam lagi dalam
mempelajari ilmu pikir, juga dilanjutkan dengan kasus-kasus yang sering dialami
manusia pada umumnya, missal : kenapa manusia galau, marah, emosi dll. Itu
semua di kupas tuntas di semester ini.
Sehubungan dengan itu juga makna Motivasi karenanya dapat
didefinisikan dengan segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang
menuntut atau mendorong seseorang untuk memenuhi suatu kebutuhan. Pada titik
ini, motivasi sebagai penggerak perilaku (the energizer) sekaligus menjadi
penentu (determinan) perilaku. Motivasi juga dapat dikatakan sebagai suatu
10
Wawancara pribadi dengan Bapak Tubagus Wahyudi (Pendiri Kahfi BBC Motivator
School) pada tanggal 22 Februari 2019_Motivasi terhadap Kehidupan Hati atau Jiwa
63
konstruk teoretis mengenai terjadinya perilaku meliputi pengaturan (regulasi),
pengarahan (directive), dan tujuan (insentif global) dari perilaku.11
Motivasi adalah kekuatan penggerak yang membangkitkan aktivitas pada
makhluk hidup, dan menimbulkan tingkah laku serta mengarahkannya menuju
tujuan tertentu. Motivasi memiliki tiga komponen pokok, yaitu:
a. Menggerakkan. Dalam hal ini motivasi menimbulkan kekuatan
pada individu, membawa seseorang untuk bertindak dengan cara
tertentu. Misalnya kekuatan dalam hal ingata, respons-respons
efektif, dan kecenderungan mendapatkan kesenangan.
b. Mengarahkan. Berarti motivasi mengarahkan tingkah laku. Dengan
demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan. Tingkah laku
individu diarahkan terhadap sesuatu.
c. Menopang. Artinya, motivasi digunakan untuk menjaga dan
menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan
intensitas dan arah dorongan dan kekuatan-kekuatan individu.
Jadi dimana prosesnya ketika Motivasi itu bisa menjadi penggerak?
Motivasi adalah persuasive yang dimasukkan kedalam otak manusia, yang
dibumbui alasan-alasan sehingga punya daya hypnotic dan ketika daya hypnotic
itu menyala dihati seseorang ketika ia berpikir akan mengekpresikan,
11
Abdul Rahman Shaleh, Psikologi “Suatu pengantar dalam Perspektif Islam”,
(Prenadamedia group, 2004). Hal. 180
65
Jadi keimanan ini adalah hal mutlak dibahas, karena sesuai dengan
program Kahfi juga yaitu mempelajari tentang hypnosis. Hypnosis adalah suatu
mekanisme melakukan intrapersonal communication, yang oleh agama disebut
muhasabah, introspeksi dan dalam bahasa agama dikatakan “kenali dirimu lebih
dalam maka kau akan mengenal siapa Tuhanmu”.
Inilah yang dilakukan oleh pembelajaran tentang mekanisme Hypnosis
(pendekatan Hypno-Therapis). Bagi orang-orang yang belum faham melakukan
proses hypnosis maka kitalah yang akan membantunya. Makanya kenapa dikahfi
belajar menghypnosis orang lain untuk membantu. Kenapa bisa begitu? Karena
islam sudah membocorkan, tidak ada yang bisa memasukkan dirinya kedalam
kondisi berdzikir kecuali dia memasuki kondisi Shirri (berfokus hanya pada
Allah).
Shirri Adalah sepi, hening, menyendiri. Pada saat itu Rasulullah
menyendiri di Gua Hira merenungi penciptaan alam semesta dan tentang
penciptanya. Kemudian Allah mengutus malaikat jibril berbicara tentang Tuhan
yang menciptakan langit dan bumi, yang menciptakan segala sesuatu dia
melakukan sesuatu yang disebut dengan pencapaian Shirri. “Allah menciptakan
segala sesuatu dan dia memelihara segala sesuatu.”13
Karena kapan otak ini dicampurkan dengan hiruk pikuk dunia, dia tidak
bisa mencapai Shirri, karena dengan kondisi Shirri manusia akan merasakan
sensasi seperti berdua-duaan dengan Tuhan-nya. Satu hal yang tidak bisa diusir
pada diri manusia adalah Allah, maka ketika manusia tidak merasakan ada Allah
13
QS. Az-Zumar : 62
66
didalam tubuhnya itu dikarenakan terlalu banyak tamu yang ada dalam dirinya.
Itulah kenapa satu persatu tamu itu harus di usir dalam dirinya agar tinggallah
Allah dan dirinya didalam keutuhan lahir bathinnya. Kegagalan manusia
menemukan Allah didalam dirinya dikarenakan terlalu banyak menerima tamu
yang bersifat aneh, yang paling berbahaya adalah tamu yang disebut dengan
nafsu.
Perubahan aktifitas, cara hidup menjadi salah satu yang bisa terlihat ketika
seseorang menggunakan pendekatan motivasi untuk lebih berkualitas imannya.
Menjadi symbol ekpresi pada manusia, karena kehidupan adalah tempat untuk
berekpsresi. Yang mempengaruhi ekpresi itu adalah jiwa, yang membentuk jiwa
adalah hati, hati tercipta dari cara berpikir, berpikir tercipta oleh data. Oleh karena
itu, baik kita melihat diri sendiri atau orang lain melihat kita mereka akan melihat
apa yang kita lakukan. Tetapi ada rahasia mendalam pada setiap perbuatan
semuanya tergantung pada niat (innamal a‟malu binniyati), tidak harus bangga
melihat amalan orang lain karena manusia manapun tidak akan sanggup melihat
sampai ke lubuk hati yang paling dalam karena masih bersemayam niat.
Kenapa sampai niat tersembunyi? dikarenakan Allah ingin tahu siapa yang
terbaik diantara makhluknya, karena jika ada 10 orang yang mengajinya bagus,
bisa jadi hanya satu yang masuk syurga, boleh jadi juga tidak ada sama sekali dan
juga bisa jadi semuanya masuk syurga. Jangan terpesona dengan mengajinya
orang, karena ada sesuatu yang misteri dibalik itu semua perbuatannya yaitu niat.
Karena Al-qur‟an membocorkan ada dua model manusia yang membuktikan
sebenarnya manusia itu tidak bisa terlihat wujud yaitu lebel fasiq dan munafiq.
67
1. Fasiq adalah orang yang mengetahui tetapi tidak melakukan
2. Munafiq adalah orang yang selalu dalam kondisi tau tetapi pura-pura
tidak tahu.14
D. Relevansi Konsep Iman dan Motivasi dengan Konsep Filosof
Berbicara mengenai iman dan motivasi tentunya merupakan hal yang tidak
asing diperbincangkan oleh kalangan intelektual pada zaman klasik ataupun
kontemporer. Karena ini merupakan landasan utama pada pakar-pakar keilmuan
untuk mengembangkan dan memperbanyak khazanah keilmuan yang ada.
Sebagaimana Ibnu Khaldun dalam melihat manusia berbeda dengan sarjana-
sarjana modern pada zaman sekarang ini. Ia melihat manusia melalui pendekatan
sosial-antropologis, suatu pendekatan yang menjadikan subjek sebagai titik tolak
unit analisisnya. Manusia dalam sorotan ibnu Khaldun adalah manusia yang
terlibat secara niscaya dalam aktivitas hidup (interaksi sesama, alam bahkan dunia
transendental).
Ibnu khaldun adalah seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan sering
disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekonomi.
Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah.15
Bila kita mebahas mengenai iman
dan Motivasi kita tentu saja akan membicarakan mengenai manusia dan hakikat
manusia. Sebab manusia merupakan sebuah subjek sekaligus objek didalamnya.
Abdurrahman an-Nahlawi dan Muhammad Kosim mengatakan “dalam pandangan
psikologi, pandangan manusia terhadap dirinya sangat mempengaruhi
pemahamannya terhadap pendidikan, pemikiran dsb”. Maka dengan ini dapat
14
Wawancara pribadi dengan Bapak Tubagus Wahyudi (Pendiri Kahfi BBC Motivator
School) pada tanggal 22 Februari 2019_tentang Iman dan Motivasi 15
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Khaldun
68
dikatakan bahwa manusia membutuhkan keyakinan dalam dirinya untuk
kemajuan pendidikan serta pemikirannya.16
Sejalan dengan pemikiran tersebut, Ibnu Khaldun cenderung menerapkan
pemikiran fungsional, yakni pemikiran yang mengedepankan adanya relasi.
Subjek dan objek dibuka dari yang satu terhadap yang lain, sebagai suatu
intensitas yang hanya berkembang dalam relasi-relasi dengan yang lain.17
Tidak
hanya dalam tatanan dimensi kodrati manusia, lingkungan sosial dan alam, namun
relasi-relasi itu lebih jauh sampai ke dimensi transendental, yang ia sebut alam al-
Malakiyyah. Yang dalam hal ini ia melihat kaitan manusia dengan realitas lain
yang berpengaruh terhadap kondisi psikologis serta cara kerja jiwa dan raga.18
Ibnu Khaldun menilai bahwa kesempurnaan manusia terletak pada
pengoptimalisasian dirinya, yakni antara fisik dan mental. Unsur yang paling
penting dari diri manusia adalah jiwa, yang mana jiwa merupakan bagian dari
alam Malaki. Ia adalah unsur yang terpisah dengan waktu. Tatkala manusia sudah
mencapai pada alam malaki ini, maka kehendaknya akan diarahkan kepada tujuan
yang bersifat adikodrati. Dan manusia mampu menjangkau yang adikodrati
melalui latihan.19
Jiwa menurut Ibn Khaldun pada dasarnya sanggup membuang sifat
manusianya untuk memilih sifat kemalaikatannya, agar pada suatu ketika jiwa itu
sampai kepada ego rohaninya yang sempurna dan menyentuh tingkatan makhluk
16
Muhammad Kosim, Pemikiran Pendidikan Islam Ibn Khaldun: Kritis, humanis, dan
religious, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hal. 42 17
Warul Walidin, Konstelasi Pemikiran Padagogik Ibnu Khaldun, edisi revisi
(Yogyakarta, Suluh Press, 2006), hal. 65 18
Ibid, hal. 66 19
Ibid
69
yang ada diatasnya. Maka sebenarnya jiwa selalu bersentuhan dengan dua
tingkatan makhluk, tingkatan yang berada dibawah dan tingakatan yang berada
diatas. Pada tingkatan bawah, jiwa berhubungan dengan tubuh kasar, yang mana
ia bisa menggunakan panca inderanya dan memungkinkannya mencapai
kesanggupan berpikir. Dan pada tingkatan atas, jiwa berhubungan dengan dunia
malaikat dan memungkinkannya mendapatkan kekuatan pengetahuan barang-
barang yang ilmiah yang tidak bisa dicapai oleh panca indera (al-Ghoibiyah).20
Selanjutnya, untuk menjelaskan hal ini, Ibnu Khaldun membagi jiwa
manusia menjadi tiga macam :
a. Jiwa yang menurut kodratnya tidak sanggup untuk sampai kepada persepsi
spiritual. Karena itu ia puas turun kepada persepsi inderawi (persepsi-persepsi
yang dapat dijangkau dengan panca indera), imajinasi, dan sekumpulan idea-
idea yang dapat diambil dari kekuatan-kekuatan al-hafizah (memory), dan
potensi estimasi, sesuai dengan hukum-hukum tetap dan peraturan-peraturan
yang berlaku.
b. Jiwa orang yang mengarah dengan gerakan pemikiran itu kepada akal rohani
dan pengenalan yang tidak menggunakan alat-alat badani, sebab telah
memiliki persiapan untuk itu.
c. Jiwa orang telah diciptakan memiliki kemampuan melepaskan diri secara
keseluruhan, baik jasmani maupun rohaninya untuk sampai ketingkat Malaikat
diufuk yang lebih tinggi, sehingga dalam waktu tertentu betul-betul beralih
menjadi malaikat.
20
Ibnu Khaldun, Muqaddimah ibn Khaldun, Penj. Ahmadie Thoha, (Jakarta: Pustaka
Firdaus, 2000), hal. 116
70
Ibnu Khaldun mengemukakan pandangan tersebut dalam rangka
membuktikan bahwa semua realitas baik realitas sensual maupun realitas
metafisik, adalah satu kesatuan yang saling berhubungan (bertemu). Hubungan
(pertemuan) ini merupakan faktor sentral dalam menerangkan realitas.
Menurutnya hubungan ini mengadung makna “tahap terakhir dari kelompok
adalah keadaan kesiapan penuh menuju tahap pertama dari kelompok diatasnya
atau bentuk tertinggi setiap makhluk, memiliki kecenderungan untuk menjadi
bentuk terendah makhluk-makhluk tahap perkembangan berikutnya.21
Menurut ibnu Khaldun manusia adalah makhluk berpikir. Hal ini
membedakan nya dari hewan dan makhluk lainnya. Kesanggupan berpikir ini
merupakan sumber dari segala kesempurnaan, puncak dari segala kemuliaan, dan
ketinggian diatas makhluk lain. Sementara hewan, hanya memiliki kemampuan
mengindera (idrak), yaitu kesadaran subjek akan sesuatu yang ada diluar dirinya,
karena adanya indera pendengar, pencium, penglihat, perasa dan pengecap.22
Ibnu khaldun mengemukakan ada tiga tingkatan berjenjang yang distingtif
dalam proses berpikir, yaitu :
a. Al-‘aql al-tamyiziy atau akal pemilah
Ini merupakan tingkatan pertama dalam akal, yang merupakan pemahaman
intelektual manusia terhadap segala yang ada diluar alam semesta dalam
tatanan alam atau tata yang berubah. Dimaksudkan manusia memiliki akal ini
adalah sebagai alat seleksi terhadap kemampuan sendiri, yang mana
kebanyakan bentuk pemikirannya adalah berupa persepsi-persepsi. Akal ini
21
Warul Walidin, op.cit., hal 78 22
Ibnu Khaldun, op.cit., hal 521
71
lah yang menjadi pembeda/pemilah yang membantu manusia untuk
memperoleh segala hal yang bermanfaat bagi dirinya, bagi penghidupannya,
dan menghindari yang sia-sia untuk dirinya. Akal ini juga merupakan
peringkat terbawah karena hanya dapat mengetahui hal-hal luar yang bersifat
empiris –inderawi.
b. Al-‘aql al-tajribiy atau akal ekperimental
Proses berpikir dalam akal ini merupakan penggabungan antara ide-ide dan
perilaku manusia yang dibutuhkan. Dalam proses berpikir disini lebih kepada
apersepsi-apersepsi yang dicapai melalui pengalaman yang telah dimiliki
sebelumnya, hingga benar-benar dirasakan manfaatnya karena dibantu dengan
pengalaman sebelumnya untuk menemukan sebuah solusi. Dan tampak akal
ini dibangun berdasarkan pengalaman.
c. Al-‘aql al-nazhariy atau akalkritis/spekulatif
Inilah akal yang melengkapi manusia beradasarkan ilmu dan pengetahuan
hipotesis terhadap sesuatu yang berada dibelakang persepsi indera tanpa
tindakan praktis yang menyertainya. Ia merupakan persepsi dan apersepsi,
yang tersusun dalam tatanan khusus, sehingga sesuai dengan kondisi-kondisi
khusus, baik perseftif atau apperseptif. Dan semua ini akan tergabung terhadap
yang lainnya sehingga memunculkan ilmu yang lain lagi. Yang pada akhirnya
ialah melengkapi persepsi mengenai wujud sebagaimana adanya, dengan
berbagai diferensia dan sebab-akibat. Dan dengan adanya pemikiran itu,
manusia akan mencapai kesempurnaan dalam realitasnya. Inilah yang
dimaksud dengan makna realitas manusia (al-Haqiqah al-Insaniyyah).23
23
Ibnu Khaldun, op.cit., hal 522-523
72
Jelas dalam penjabarannya tentang jenjang dalam proses berpikir tersebut,
Ibnu Khaldun Ibnu Khaldun memiliki pandangan bahwa fungsi puncak akal
adalah penggambaran realitas secara objektif, detil, dan mendalam dengan
rangkaian kausalitas di dalamnya. Namun Ibnu Khaldun juga mengemukakan
tentang fungsi akal dalam membentuk dunia „ada‟ (realitas). Jika dikelompokkan
pemikiran Ibnu Khaldun tentang pemikiran ini, ada tiga lingkup tiga lingkup
unsur yang membentuk dunia „ada‟ tersebut :
a. Esensi-esensi murni atau sumber daya alam, seperti bermacam mineral,
tumbuh-tumbuhan, dan binatang-binatang.
b. Tindakan yang dilakukan oleh manusia dan makhluk hidup lain
c. Daya pikir yang mengetahui hubungan antar peristiwa yang terjadi.24
Ketiga unsur tersebut saling berkaitan satu sama lainnya sehingga
membentuk dunia „ada‟ yang mana berbagai benda dan peristiwa dapat terjadi.
Dari adanya esensi materi, tindakan, dan pikiran tersebut, Ibnu Khaldun
berpandangan bahwa dengan adanya fenomena kausalitas maka muncullah suatu
peristiwa. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh manusia sehingga menjadikannya
istimewa dari makhluk lainnya. Dengan adanya daya pikir ini juga ia mampu
mengetahui relasi kausalitas secara teratur, yang pada gilirannya akan menentukan
kadar kemanusiaannya. Sebagian orang ada yang mampu menentukan suatu
rentetan kausal dua atau tiga jenjang, sebagian lagi tidak mampu melampauinya.
24
Muhammad Kosim, Pemikiran Pendidikan Islam Ibn Khaldun: Kritis, humanis, dan
religious, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), hal. 45
73
Dan sebagian lagi ada yang mampu mencapai lima atau enam, sehingga
kemanusiaannya lebih tinggi.25
Titik temu pada teori di Kahfi sangat berkaitan, yaitu setiap manusia
sebetulnya memiliki motivasi yang sama yaitu menjadi diri yang lebih baik dan
dekat dengan Allah. Manusia sangat berpotensi untuk berada pada alam
malakiyyah, yaitu berpotensi seperti malaikat yaitu berbuat baik, dll jika
dibahasakan dikahfi adalah alam Rahmat (trans) sehingga ketemulah titiknya
bahwa terjadi pada pembahasan mengenai Subconsious (alam bawah sadar), yang
mana merupakan Mekanisme Success Otomatis (MSO), ketika sebuah pencapain
nya di ulangi-ulangi sehingga membentuk sebuah jiwa yang baru.
Menurut ibnu Khaldun :
Rohaniyah
Jiwa berhubungan dengan makhluk (manusia) = jiwa
yang memahami dan bergerak.
Berhubungan dengan maujud (Alam Malaikat)
Pada dasarnya mampu membuang
sifat manusianya untuk memilih
sifat kemalaikatannya akan sampai kepada alam malaikat
`Jiwa tersebut sampai kepada Ego Rohani
25
ibid
74
Menurut kahfi :
Setiap detik manusia memperoduksi HH (Hati Harian), terdiri dari Vakgo
yang sudah di kawinkan dengan Data LADUNI berupa : Nafsu (Muthmainnah,
lawwamah,dan amarah bi- asu‟), data selamat dan Al-Qur‟an pasif sehingga
membentuk hati menggumpal, (proses masuknya data ke Otak).
Jiwa Hati yang sudah menggumpal
- tipuan Dunia beraktifitas didunia Manusia
- senda gurau
- Ujian
Hati
Mekanisme Otomatis Dipengaruhi hatinya Secara Sadar/TidakSadar,
Membentuk HH
BAIK BURUK
Disini lah titik temunya berada bahwa hakikat keberadaan jiwa kepada
alam malakiyyah adalah ketika secara sadar/tidak sadar manusia membentuk Jiwa
nya setiap hari, berlaku hukum repetation semakin hari proses pengulangan
menuju kebaikan dilakukan semakin dia mendekati alam rahmat yaitu alam yang
secara adikodrati berpotensi dimiliki oleh manusia. Hanya saja, manusia mampu
menangkap tanda-tanda/ bahasa ibnu Khaldun adalah insting sehingga manusia
mampu dengan leluasa mencapai alam kemakrifatan yaitu alam malakiyyah.
Dengan catatan manusia harus selalu berbuat kebaikan dan menjauhi kemaksiatan,
karena jika satu kali saja melakukan kemaksiatan akan terlempar kembali keluar
lingkaran alam malakiyyah.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sebagaimana telah dipaparkan diatas bahwa Iman dan Motivasi menurut
Kahfi BBC Motivator School memiliki hubungan yang erat dengan pandangan
Ibnu Khaldun. Hubungan tersebut tidak hanya sebatas persoalan Iman dan
Motivasi saja, melainkan banyak kemungkinan aspek yang tentunya bisa digali
lagi lebih dalam diluar pembahasan tentang Iman dan Motivasi.
Dalam menjelaskan Iman dan Motivasi Kahfi mendefinisikan-nya menjadi
sesuatu yang tidak ada dalam diri manusia melainkan berada di luar diri manusia,
sehingga Iman tersebut mulai terdengar dan terlihat, setelah itu manusia
memaknai Iman salah satu nya dengan menggunakan metode belajar. Manusia
juga harus memikirkan sembari melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, untuk
kemudian menghidupkan dan mengamalkan-nya. Semua tahapan ini akan
membentuk jiwa, ketika jiwa terbentuk jiwa inilah yang akan mempengaruhi
manusia setiap hari dan akan membentuk karakternya setiap hari.
Relevansi dengan Konsep Ibnu Khaldun pada teori di Kahfi sangat
berkaitan, yaitu setiap manusia sebetulnya memiliki motivasi yang sama yaitu
menjadi diri yang lebih baik dan dekat dengan Allah. Manusia sangat berpotensi
untuk berada pada alam malakiyyah, yaitu berpotensi seperti malaikat yaitu
berbuat baik, dll jika dibahasakan dikahfi adalah alam Rahmat (trans) sehingga
ketemulah titik temu-nya bahwa terjadi pada pembahasan mengenai Subconsious
(alam bawah sadar), yang mana merupakan Mekanisme Success Otomatis (MSO),
76
ketika sebuah pencapain nya di ulangi-ulangi sehingga membentuk sebuah jiwa
yang baru.
Hakikat keberadaan jiwa kepada alam al-Malakiyyah adalah ketika secara
sadar/tidak sadar manusia membentuk Jiwa nya setiap hari, berlaku hukum
repetation semakin hari proses pengulangan menuju kebaikan dilakukan semakin
dia mendekati alam rahmat yaitu alam yang secara adikodrati berpotensi dimiliki
oleh manusia. Hanya saja, manusia mampu menangkap tanda-tanda/ bahasa,
pengistilahan Ibnu Khaldun adalah insting sehingga manusia mampu dengan
leluasa mencapai alam kemakrifatan yaitu alam al-Malakiyyah. Dengan catatan
manusia harus selalu berbuat kebaikan dan menjauhi kemaksiatan, karena jika
satu kali saja melakukan kemaksiatan akan terlempar kembali keluar lingkaran
alam malakiyyah.
B. Saran-saran
Tulisan ini berfokus kepada mencari adakah kesamaan proses pikir pada
Relevansi Konsep iman dan motivasi terhadap lembaga Kahfi dengan Konsep
Iman dan Motivasi terhadap Konsep Filosof. Artinya, secara tematis tidak semua
aspek yang dimiliki kahfi penulis jabarkan dalam pembahasan tulisan ini.
Tulisan ini sekedar menunjukkan bahwa dalam pandangan lembaga Kahfi
Iman dan Motivasi memiliki hubungan yang signifikan yang saling berkaitan
sehingga tidak dapat dipisahkan, juga erat kaitannya dengan segala unsur dari
lembaga ini, dari profil, visi misi serta program-program didalamnya sangat
berkaitan erat dengan pembahasan.
77
Dalam relevansi Iman dan Motivasi terhadap Filosof juga, terdapat
kolerasi antara definisi yang Kahfi paparkan dengan konsepsi Filosof. Tetapi
hanya bagian teetentu saja yang penulis bahas, belum secara keseluruhan dari
teori kahfi, sehingga perlu di bahas lebih lanjut untuk khazanah keilmuan
selanjutnya.
78
DAFTAR PUSTAKA
Al-Fattah, Al-Qur‟an 20 Baris & Terjemahan 2 Muka, (Bandung : Mikraj
Khazanah), 2013
Al-Ghazali ,Muhammad, Aqidah al-Muslim (Dar al-Kutub al-Islamiyyah, 1983)
Al-Wa‟iy, Taufiq Yusuf. Iman Membangkitkan Kekuatan Terpendam, (Jakarta:
Al-I‟tishom Cahaya Umat), 2004.
A.M, Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada 2011)
Andriyani, Dwi. Motivasi Berpikir Menurut Al-Qur‟an “Universitas Islam Negeri
Walisongo Semarang, Indonesia” (Intizar, Vol. 22, No 1, 2016)
A.W. Munawwir, Al-Munawwir (Surabaya: Pustaka Progresif. 1997)
Dahlan, Abdul Aziz, Pemikiran Falsafi dalam Islam (Jakarta : Percetakan Karya
Unipress 2003)
https://sains.kompas.com/read/2018/05/14/175700923/menalar-peran-teroris-
perempuan-di-balik-bom-bunuh-diri-surabaya.
https://www.kahfimotivatorschool.com/sejarah-kahfi/
https://almanhaj.or.id/3412-iman-bertambah-sempurna-dan-berkurang.html
Ibn Taimiyyah, al-Amar bil Ma‟ruf Wa an-Nahyu An al-Munkar (Kairo: Maktaba
Sunnah)
Izutsu ,Toshihiko. Konsep kepercayaan dalam Teologi Islam : Analisis Semantik
Iman dan Islam, terj. Agus Fahri Husain ( Yogyakarta: Tiara Wacana),
1994.
Ibnu Khaldun, Muqaddimah ibn Khaldun, Penj. Ahmadie Thoha, (Jakarta:
Pustaka Firdaus, 2000)
Ibn Majah, Sunan Ibn Majah (Riyadh: Maktabah al-Ma‟ruf, Tt) Cet. I
Kosim, Muhammad Pemikiran Pendidikan Islam Ibn Khaldun: Kritis, humanis,
dan religious, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012)
Ma‟aly, Dasman Yahya. Landasan-landasan Iman di bawah Cahaya Al-Qur‟an
dan Sunnah (Madinah Al-Munawwarah : Komplek Percetakan Al-Qur‟an
Raja Fahad) 1425H
79
Mahendra, Bimo. Eksistensi Sosial Remaja dalam Instagram “Sebuah Perspektif
Komunikasi” (Jurnal Visi Komunikasi/Volume 16, No.01, Mei 2017 )
Moleolong, Lexy j, Metode Penelitian Kualitatif, edisi Revisi, Bandung: PT
Remaja Rodaskarya, 2014)
Mudjiono, Dimyati,, Belajar dan Pembelajaran (Rineka Cipta Jakarta, 2013)
Muslim ibn al-Hajjaj, Sahih Muslim (Riyadh: Bayt al-Afkar al-Dawliyyah, 1998)
Nasution, Harun, Teologi Islam “ Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan”,
(Jakarta, UI-Press 2015)
Nawawi Al-Bantani, Qothrul Ghoits (Indonesia: Dar al- Ihya, tth).
Rahman Shaleh, Abdul, Psikologi “Suatu pengantar dalam Perspektif
Islam”,(Prenadamedia group, 2004)
Selamat, Muhammad Isa. Penawar Jiwa dan Pikiran (Jakarta : Kalam Mulia)
2005.
Shaleh, Abdul Rahman, Psikologi “Suatu pengantar dalam Perspektif Islam”,
(Prenadamedia group, 2004)
Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1987)
Syekh Abd Qadir Al-jailani, Futuhul Ghaib “Kitab Pembuka Rahasia
Keghaiban”, penerjemah oleh M. Navis Rahman & Dedi Slamet Riyadi,
(Jakarta , PT. Qaf Media Kreativa : 2018)
Walidin, Warul Konstelasi Pemikiran Padagogik Ibnu Khaldun, edisi revisi
(Yogyakarta, Suluh Press, 2006)
Yudhawati, Ratna dan Dani Haryanto, Teori-teori dasar Psikologi Pendidikan,
(PT. PrestasI Pustakaraya Jakarta, 2011)