KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

62
KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas Komunikasi Guru dengan Murid dalam Kisah Luqman) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : Iik Hikmatul Hidayat NIM. 11150110000015 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UINIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Transcript of KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

Page 1: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN

(Studi Atas Komunikasi Guru dengan Murid dalam Kisah

Luqman)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah

Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Iik Hikmatul Hidayat

NIM. 11150110000015

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UINIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...
Page 3: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...
Page 4: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...
Page 5: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

i

ABSTRAK

Iik Hikmatul Hidayat, NIM 11150110000015, “Konsep Hypnoteaching

Dalam al-Qur’an (Studi Atas Komunikasi Guru Dengan Murid Dalam Kisah

Luqman)”, Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui Konsep Hypnoteaching dalam

al-Qur‟an. Adapun metode yang digunakan oleh penulis dalam menyusun skripsi

ini adalah kualitatif dengan metode pembahasannya menggunakan deskriptif

analisis. Metode deskriptif analisis merupakan metode yang digunakan untuk

memecahkan masalah yang ada dengan menganalisis dan menjelaskan dengan

teliti kenyataan-kenyataan faktual dari subjek yang akan diteliti, sehingga

diperoleh gambaran yang utuh berdasarkan fakta.

Dalam skripsi ini akan membahas konsep hypnoteaching dalam al-Qur‟an,

yang menitikberatkan pada pembahasan mengenai pola komunikasi dalam

hypnoteaching dan komunikasi dalam al-Qur‟an serta korelasinya, dengan

berpegang pada surah Luqman ayat 12-19 sebagai gambaran komunikasi yang

berpengaruh antara seorang guru dan murid.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat hubungan antara

pola komunikasi dalam hypnoteaching dengan komunikasi dalam al-Qur‟an.

Keduanya menggunakan pola yang sama dalam berkomunikasi. Seperti sama-

sama menggunakan kata-kata lemah lembut dan kata-kata yang positif. Pola ini

menjadi langkah awal dalam melakukan komunikasi yang berpengaruh terhadap

seseorang. Oleh karenanya, antara pola komunikasi dalam hypnoteaching dan

polas komunikasi dalam al-Qur‟an saling berkaitan.

Kata kunci : Hypnosis, Teaching, dan al-Qur’an

Page 6: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

ABSTRACT

Iik Hikmatul Hidayat, NIM 11150110000015, "The Concept of

Hypnoteaching in the Qur'an (Study of Teacher Communication with

Students in the Story of Luqman)", Thesis Department of Islamic Education,

Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic

University Jakarta.

This study aims to know the Hypnoteaching Concept in the Qur'an. The

method used by the author in preparing this thesis is qualitative with the method

of discussion using descriptive analysis. Descriptive analysis method is a method

used to solve existing problems by analyzing and explaining carefully the factual

facts of the subject to be studied, so as to obtain a complete picture based on facts.

In this paper we will discuss the concept of hypnoteaching in the Koran,

which focuses on the discussion of communication patterns in hypnoteaching and

communication in the Qur'an and its correlation, holding on to sura Luqman

verses 12-19 as an overview of influential communication between teachers and

students.

Based on the research that has been done, there is a relationship between

communication patterns in hypnoteaching with communication in the Qur'an.

Both use the same pattern of communication. Like both use soft words and

positive words. This pattern is the first step in communicating that affects

someone. Therefore, between the patterns of communication in hypnoteaching

and communication polas in the Qur'an are interrelated.

Keywords: Hypnosis, Teaching, and the Qur'an

Page 7: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

ii

KATA PENGANTAR

بسم الله الرالرحمن الرحيمTiada untaian kata yang pantas dipanjatkan dari seorang hamba yang

lemah, selain untaian puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. yang telah

menganugerahkan berbagai kenikmatan yang tak terhingga. Hanya kepada-Nya

lah kami memuji, memohon rahmat, pertolongan dan ampunan. Kami berlindung

kepada Allah dari berbagai kejahatan dan keburukan atas diri kami. Aku bersaksi

tidak ada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah yang Maha Esa dan tidak ada

sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba

utusan-Nya.

Shalawat beserta salam semoga selalu terlimpahkan kepada manusia

pilihan, dan reformer Islam sejati, yaitu Nabi Muhammad SAW. juga kepada

keluarga, sahabat, dan umatnya. Semoga kelak kita mendapatkan syafa‟atnya di

hari akhir nanti.

Dalam proses penulisan skripsi ini, tentu banyak tantangan dan hambatan

yang penulis hadapi. Namun berkat kesungguhan hati, kerja keras, motivasi, serta

bantuan dari berbagai pihak, semua hambatan dan kesulitan itu dapat diatasi. Oleh

karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis, yaitu Ayahanda tercinta

Abdurrahman dan Ibunda tercinta Entik Fatimah yang telah memotivasi,

mendidik, dan berjuang dengan susah payah sehingga penulis bisa menyelesaikan

pendidikan di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. begitu juga

kepada adikku tercinta Ilma Nafiza yang telah memotivasi dan mengisi hari-hari

penulis dengan penuh canda dan tawa.

Selain itu, tak lupa pula penulis mengucapkan terimakasih yang tak

terhingga kepada :

1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

iii

2. Bapak Dr. Abdul Majid Khon, M.Ag. dan Ibu Marhamah Shaleh, Lc.

M.A. selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2014-

2019

3. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Ag. dan Bapak Drs. Rusdi Jamil, M.Ag.

selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Pendidikan

Agama Islam Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta periode

2019-2024

4. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Ag., selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah banyak meluangkan waktu, fikiran, dan tenaganya dalam

memberikan arahan dan bimbingan serta memberikan saran-saran kepada

penulis selama proses penulisan skripsi ini.

5. Bapak Yudhi Munadi, M.Ag. selaku dosen Penasehat Akademik yang

telah melayani dan memberikan arahan konsutasi perkuliahan kepada

penulis.

6. Bapak Dr. Sholeh Hasan, Lc. M.A. beserta keluarga yang telah

memberikan motivasi dan arahan serta memberikan tempat tinggal yang

nyaman kepada penulis sehingga skripsi ini selesai tepat waktu.

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu yang telah mendidik dan memberikan ilmunya

kepada penulis.

8. Pimpinan dan Staff Karyawan Perpustakaan Utama maupun Perpustakaan

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah memberikan keluasan

dalam peminjaman buku-buku yang penulis butuhkan.

9. Bapak Farid Wajdi, M.Si dan Bapak Mukhtar Luthfi, selaku founder FWN

Business and Motivator School yang telah banyak memberikan ilmu,

motivasi, serta arahan, baik dalam menjalani hidup selama kuliah maupun

dalam penulisan skripsi ini.

Page 9: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

iv

10. Kepada teman-teman mahasiswa PAI angkatan 2015 khususnya kelas B

yang telah memotivasi dan melakukan canda tawa selama proses

perkuliahan sehingga memberikan pengalaman baru bagi penulis.

11. Kepada teman-teman yang telah menjadi tempat tempat sharing dalam

berbagai kondisi serta menjadi tempat berbagi ilmu pengetahuan, yaitu

Ananda Rakhmatul Ummah, Zara Fauziah, Wahyu Adiningsih, Pebrinaldi,

dan Muhammad Farid Perdana.

Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mengucapkan terimakasih dan

semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan.

Aamiin...

Jakarta, 03 Mei 2019

Penulis

Page 10: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQASAH

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Abstrak............................................................................................................... ..... i

Kata Pengantar......................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah..........................................................1

B. Identifikasi Masalah..................................................................8

C. Pembatasan Masalah................................................................9

D. Rumusan Masalah.....................................................................9

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian...............................................9

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Hypnoteaching............................................................12

1. Definisi Hypnoteaching.........................................................12

2. Gelombang Otak dalam Hypnoteaching..............................15

3. Langkah-Langkah dalam Melakukan Hypnoteaching.......17

4. Prinsip-Prinsip dalam Hypnoteaching.................................20

B. Kajian Surah Luqman Ayat 12-19.........................................21

1. Ayat Dan Terjemahan Q.S. Luqman Ayat 12-19...............21

2. Penafsiran Kata Kunci.........................................................23

Page 11: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

vi

3. Asbabun Nuzul Q.S. Luqman..............................................24

4. Tafsir Q.S. Luqman Ayat 12-19........................................25

C. Pola Komunikasi Dalam Q.S. Luqman Ayat 12-19.............30

D. Hasil Penelitian yang Relevan................................................31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian..................................................33

B. Metode Penelitian....................................................................33

C. Fokus Penelitian......................................................................35

D. Prosedur Penelitian.................................................................35

E. Teknik Pengumpulan Data.....................................................36

F. Pemeriksaan Keabsahan Data................................................37

G. Teknik Analisis Data...............................................................37

BAB IV PEMBAHASAN

A. Biografi Luqman.....................................................................38

B. Komunikasi dalam Hypnoteaching.......................................41

C. Konsep Sugesti dalam Hypnoteaching..................................47

D. Komunikasi Dalam Q.S. Luqman Ayat 12-19......................48

E. Korelasi Komunikasi dalam Hypnoteaching dan

Komunikasi dalam al-Qur'an Surah Luqman Ayat 12-19..56

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan..............................................................................61

B. Implikasi...................................................................................63

Page 12: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

vii

C. Saran.........................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................62

LAMPIRAN

Page 13: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemerdekaan Indonesia telah mencapai usia 73 tahun. Dan 17 Agustus 1945

merupakan momentum bersejarah bagi bangsa Indonesia yang juga merupakan

puncak perjuangan bangsa Indonesia. Dan ini merupakan tanda kemerdekaan bagi

bangsa Indonesia. Kemerdekaan bagi bangsa Indonesia memiliki arti dan harapan

adanya perubahan yang lebih baik bagi warga negaranya.

Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah disebutkan mengenai

sebuah janji dengan adanya kemerdekaan, yaitu melindungi segenap bangsa

Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum,

mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.1

“Mencerdaskan kehidupan bangsa” menjadi kata kunci dari tujuan

kemerdekaan yang disebutkan dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

dan menjadi tujuan yang harus dipenuhi untuk setiap anak bangsa Indonesia. Hal

ini dikarenakan pendidikan dianggap menjadi sebuah proses untuk mencapai

tujuan kemerdekaan.

Pendidikan yang berkualitas tentu akan melahirkan generasi yang juga

berkualitas. Contoh, Korea Selatan pada tahun 1960 masih menjadi negara

berkembang yang tidak memiliki pengaruh. Namun, saat ini Korea Selatan

menjadi negara yang diperhitungkan di dunia Internasional. Selain itu, bangsa

Eropa yang terkena dampak renaissance memunculkan paham kebebasan

berpikir, namun akhirnya melahirkan masyarakat terdidik yang mampu

mendorong kemajuan bangsa Eropa. Ini menunjukkan pendidikan memegang

peran penting bagi perubahan sebuah negara.

1 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Alinea ke IV

Page 14: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

2

Pada tahun 1945, ketika Ir. Soekarno dan M. Hatta memproklamirkan

kemerdekaan bangsa Indonesia, angka buta huruf bangsa Indonesia sangat tinggi.

Lalu pada tahun 2012 tercatat bahwa angka buta huruf di Indonesia mulai

mengalami penurunan, yaitu sebesar 1,15%, pada tahun 2013 0,92% dan pada

tahun 2014 sebesar 0,64%.2 Penurunan angka buta huruf yang ada di Indonesia ini

terjadi karena adanya proses pendidikan.

Pendidikan yang dilakukan tidak dapat dilepaskan dari peran guru sebagai

penentu berhasil tidaknya proses pendidikan yang dilaksanakan. Karena tugas

guru bukan hanya mentransfer ilmu pengetahuan, tapi guru juga sebagai teladan

yang dapat membentuk perilaku peserta didik. Oleh karena itu, setidaknya

terdapat dua hal yang harus dikuasai seorang guru, yaitu pembelajaran dan

kepemimpinan.3

Dalam proses pembelajaran, materi pembelajaran merupakan suatu hal yang

sangat penting. Namun, cara menyampaikan materi itu dirasa lebih penting

daripada materi itu sendiri. Karena kemampuan seorang guru dalam

menyampaikan suatu materi ajar dapat berpengaruh terhadap kemampuan siswa

dalam menerima materi yang diberikan oleh guru.

Dalam beberapa penelitian, telah ditemukan sebuah metode baru dalam

pembelajaran, yaitu metode hypnoteaching. Hypnoteaching merupakan sebuah

metode yang dapat meningkatkan kreativitas dan imajinasi siwa. Hypnoteaching

berasal dari dua kata, yaitu hypnosis yang berarti mensugesti dan teaching yang

berarti mengajar.4

Hypnosis merupakan suatu fenomena yang sering memunculkan opini yang

beragam. Walaupun keberadaannya telah ada sejak ratusan tahun yang lalu,

2 Armadi Setiawan, Statistik Pemuda Indonesia 2014, (Jakarta : Badan Pusat Statistik,

2014), h. 46. 3 Muhammad Yusuf, Membentuk Karakter Melalui Pendidikan Berbasis Nilai, (Jurnal

Al-Ulum, Vol 13, 2014), h. 15. 4 Hadi Kasmaja, Evektifitas Implementasi Metode Hypnoteaching untuk Meningkatkan

Motivasi dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa SMP Negeri, (Jurnal of EST, p-ISSN : 2460-

1497 e-ISSN : 2477-3840, Vol 2 No. 1, April 2016), h. 3.

Page 15: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

3

ternyata belum bisa menghilangkan opini negatif tentang hypnosis. Dikalangan

masyarakat ada yang berpendapat bahwa hypnosis sebagai hal yang positif,

namun masih ada juga masyarakat yang beranggapan bahwa hypnosis sebagai hal

yang negatif, bahkan masih banyak yang beranggapan bahwa hypnosis sebagai

hal yang haram.

Minimnya pemahaman masyarakat terhadap hypnosis menyebabkan opini-

opini negatif terus berkembang di kalangan masyarakat. Salah satu opini yang ada

adalah hypnosis sebagai suatu hal yang magis dan mistis karena bisa membuat

orang menjadi tidak sadarkan diri dan menuruti semua perintah yang diberikan

oleh seorang hypnotis. Selain itu, maraknya kejahatan yang menggunakan metode

hypnosis oleh pihak-pihak tertentu semakin menambah kekhawatiran masyarakat

terhadap hypnosis.

Mitos dan opini yang salah mengenai hypnosis yang terus berkembang di

masyarakat yang beranggapan bahwa hypnosis erat kaitannya dengan kekuatan

ghaib, mistik, praktik perdukunan, makhlus halus dan lain sebagainya disebabkan

karena minimnya informasi yang tidak tepat mengenai hypnosis itu sendiri.

Semua opini ini diperparah dengan informasi dari media masa baik itu surat

kabar, radio maupun televisi yang tidak tepat. Selain itu, pembawaan acara

hypnosis yang ditayangkan di televisi lokal maupun nasional terkesan mistis dan

menyeramkan semakin memperkuat pandangan negatif masyarakat terhadap

hypnosis.

Opini-opini negatif yang berkembang di masyarakat merupakan opini yang

kurang tepat, karena pada dasarnya client secara penuh masih berada pada kontrol

dirinya sendiri. Jika client merasa apa yang diperintahkan trainer itu adalah sangat

rahasia dan tidak menginginkan mengucapkannya, maka client tidak akan

mengucapkannya.

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan penelitian yang lebih

dalam, hypnosis ternyata memiliki banyak manfaat yang bisa dirasakan dalam

berbagai bidang kehidupan manusia. Banyak diantara masyarakat yang telah

Page 16: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

4

merasakan manfaat dari adanya hypnosis itu sendiri. Bahkan dalam

perkembangannya hypnosis telah masuk dan diajarkan pada berbagai jenis

profesi, serta telah memiliki banyak cabang. Diantara aplikasi hypnosis dalam

kehidupan adalah :5

1. Stage Hypnosis

Ini merupakan aplikasi hypnosis sederhana. Stage hypnosis biasanya

digunakan dalam rangka hiburan dan memiliki karakter humor. Pada tahap ini

seorang hypnotis harus memiliki keterampilan dalam memilih client dengan

tingkat sugesttifitas yang tinggi agar bisa diajak kerjasama.

2. Hypnotherapy

Hypnotherapy merupakan aplikasi hypnosis untuk penyembuhan. Penyakit

yang biasa disembuhkan dengan hypnotherapy adalah penyakit gangguan

psikologis seperti phobia terhadap sesuatu atau untuk memecahkan mental

block. Seperti stress management, minder, latah, trauma, anxiety, sexual

issue, stop smoking dan narkoba, sleeping problem, paint management, tidak

bisa memaafkan orang lain atau memaafkan dirinya sendiri, serta masalah-

masalah psikologis lainnya yang masih berkaitan dengan cara kerja pikiran.

3. Hypnoslimming

Hypnoslimming digunakan untuk membantu orang yang ingin melakukan

diet dengan menggunakan metode hypnosis.

4. Forensic Hypnosis

Forensic hypnosis digunakan untuk membantu aparat penegak hukum

dalam melakukan investigasi kepada pelaku tindak kriminal. Metode ini

digunakan sebagai metode terakhir yang digunakan oleh aparat jika pelaku

tetap melakukan penolakan.

5. Hypnomotivation

Hypnomotivation digunakan sebagai metode membangkitkan semangat

kepada seseorang dengan metode hypnosis. Metode ini biasanya digunakan

bagi orang-orang yang memiliki masalah dalam pembelajaran. Selain itu,

5 Gian Sugiana Sugara, Seni Memprogram Ulang Pikiran Bawah Sadar, (Jakarta : PT.

Indeks, 2013), Cet. 1, h. 6.

Page 17: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

5

hypnomotivation juga bisa digunakan untuk membangkitkan atau bahkan

menemukan potensi terpendam yang ada dalam tubuh seseorang.

6. Hypnoselling

Metode ini biasanya digunakan untuk membangkitkan semangat karyawan

dalam melakukan penjualan. Selain itu dalam hypnoselling juga diajarkan

mengenai bagaimana berjualan dengan menggunakan metode hypnosis.

7. Hypnobirthing

Selain forensic hypnosis, hypnosis juga telah diaplikasikan dalam bidnag

kedokteran, salah satunya hypnobirthing. Hypnobirthing biasanya diapakai

untuk ibu-ibu saat smau melahirkan. Metode ini diterapkan untuk membantu

proses melahirkan tanpa rasa sakit.

Jika dilihat dari pemanfaatan hypnosis di atas, ternyata hypnosis banyak

dimanfaatkan untuk membantu dalam menyelasaikan berbagai permasalahan yang

berkaitan dengan masalah psikologis dan untuk meningkatkan kualitas hidup

manusia agar lebih baik dan positif. Namun, selain aplikasi hypnosis seperti di

atas, dalam perkembangannya, hypnosis juga telah digunakan dalam bidang

pendidikan yang dikenal dengan hypnoteaching.

Hypnoteaching membahas mengenai pendidikan dalam hypnosis. Bahkan

lebih dalam lagi pada hypnoteaching membahas mengenai pola komunikasi yang

dilakukan guru terhadap siswa. Karena pada prinsipnya, guru adalah seorang

hypnotis bagi muridnya. Karena komunikasi yang dilakukan oleh seorang guru

dapat mempengaruhi muridnya. Emosi, bahasa tubuh dan kata-kata yang

dikeluarkan guru dapat mempengaruhi siswa. Oleh karena itu, suksesnya

pembelajaran berasal dari terciptanya koneksi antara guru dan siswa yang begitu

kuat sehingga meningkatkan suasana hati dan menguatkan motivasi belajar

siswa.6

Gorman dalam bukunya mengatakan bahwa, untuk menciptakan konektifitas

antara guru dan murid maka guru perlu membangun komunikasi yang baik

6 Eric Jensen, Super Teaching, (California : 2009, A Sage Company), h. 121.

Page 18: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

6

dengan muridnya. Dan komunikasi yang baik hanya akan terjalin ketika keduanya

memahami bahasa yang digunakan serta adanya respon yang baik dari guru dan

murid.7 Namun, realitanya banyak guru yang tidak sadar serta tidak paham

mengenai hal ini. Sehingga tanpa disadari ketika guru melakukan komunikasi

yang salah ia telah memberikan dampak negatif terhadap perilaku murid.

Padahal, dunia pendidikan merupakan tempat terjadinya komunikasi. Baik

komunikasi antara guru dengan siswa, guru dengan guru lain, maupun komunikasi

antara siswa dengan siswa lain. Komunikasi yang terjadi dalam pendidikan ini

disebut sebagai komunikasi edukatif atau komunikasi pembelajaran. Komunikasi

edukatif merupakan komunikasi yang terjadi dalam suatu ikatan dengan tujuan

untuk pendidikan dan pengajaran8.

Permasalahan ini disebabkan karena pemahaman masyarakat terhadap ilmu

hypnosis sering kali hanya dipahami secara parsial. Ketika suatu ilmu hanya

dipahami secara parsial, maka akan melupakan integralitas ilmu tersebut,

sehingga pada akhirnya akan menimbulkan kesalahpahaman masyarakat dalam

memahaminya. Hal ini menunjukkan bahwa integralitas suatu ilmu menjadi

sangat penting, karena sebagai upaya untuk mengembalikan tradisi para ilmuan

terdahulu.

Husein Heriyanto mengatakan bahwa keterkaitan satu disiplin ilmu dengan

ilmu lain menjadi sangat penting. Ibarat sebuah pohon, al-Qur‟an dan hadis

seperti akar dan batang kemudian ilmu-ilmu umum lah yang menjadi ranting,

daun dan bunga.9 Di dalam al-Qur‟an banyak terdapat ayat-ayat yang memuat

ajaran Islam, baik aqidah, syari‟ah, mu‟amalah maupun „ubudiyah. Ayat-ayat ini

perlu dipahami secara tekstual dan kontekstual. Ketika ayat al-Qur‟an hanya

dipahami secara tekstual saja, maka akan menimbulkan sikap jumud, statis dan

bahkan akan menimbulkan problem yang tidak bisa diterima secara psikis.

7 Alfred H. Gorman, Teachers and Learners The Interactive Process of Education,

(Boston : 1971, Fourth Printing), h. 26. 8 Hadi Kasmaja, Op.cit. h. 3

9 Husein Heriyanto, Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam, (Jakarta : Mizan, 2011),

Cet. 1, h. 51.

Page 19: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

7

Sebaliknya, ketika ayat al-Qur‟an hanya dipahami secara kontekstual saja,

maka akan memunculkan kesimpangsiuran interpretasi karena kesubyektifan

mufassir yang nantinya akan menimbulkan penyelewengan dan kerasionalan

ajaran Islam itu sendiri. Sebagai contoh, seperti aliran hakikat yang melaksanakan

shalat hanya cukup dengan dzikir, dan mengingat Allah tanpa rukuk dan sujud.10

Dengan berdasarkan pandangan dan pemahaman masyarakat terhadap

hypnoteaching yang kurang tepat tersebut, maka penulis mencoba meneliti guna

membuktikan kepada masyarakat mengenai konsep hypnoteaching dalam al-

Qur‟an. Karena di dalam al-Qur‟an sendiri banyak ayat-ayat yang membahas

tentang komunikasi pendidikan, karena ayat-ayat al-Qur‟an sendiri sebenarnya

telah mengandung unsur-unsur komunikasi pendidikan di dalamnya. Namun

demikian, tidak semua interaksi dikatakan edukatif, kecuali ada beberapa faktor

yang menyebabkan dikatakan bahwa itu interaksi edukatif.

Adapun sebuah interaksi dapat dikatakan interaksi edukatif apabila telah

memiliki beberapa unsur dasar, yaitu ; bahan atau materi, tujuan yang jelas yang

hendak di capai, adanya pelajar (peserta didik), guru (pendidik) yang

melaksanakan, metode tertentu untuk mencapai tujuan, serta proses tersebut

berlangsung dalam ikatan situasional.11

Dengan demikian, jelaslah bahwa suatu interaksi dapat dikatakatakan

interaksi edukatif jika telah memiliki syarat di atas. Berdasarkan hal tersebut

penulis mendapatkan tiga kisah di dalam al-Qur‟an yang termasuk ke dalam

interaksi edukatif, seperti kisah antara Nabi Khidir dengan Nabi Musa dalam

surah al-Kahf ayat 60-82, kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam surah al-

Shaffat ayat 102-107 dan kisah Luqman dengan anaknya dalam surah Luqman

ayat 12-19.

10

Yusuf Qardhawi, al-Ghazali Antara Pro dan Kontra, (Surabaya : Pustaka Progressif,

1997), h. 108. 11

Moch. Kalam Mollah, Konsep Interaksi Edukatif dalam Pendidikan Islam Dalam

Perspektif al-Qur‟an, (Jurnal Pendidikan Agama Islam, Vol 3, 2015).

Page 20: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

8

Dalam kisah Nabi Khidir dengan Nabi Musa merupakan kisah yang menjadi

contoh komunikasi pendidikan. Namun, ketika dikaitkan dengan proses

hypnoteaching, maka dalam kisah itu tidak terdapat konsep hypnoteaching.

Sedangkan kisah antara Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail berisi mengenai sikap atau

etika seorang murid kepada guru. Maka kisah Luqman dengan anaknya lah yang

tepat untuk dijadikan sebagai konsep hypnoteaching. Karena dalam ayat ini

menjelaskan bagaimana Luqman berkomunikasi dengan anaknya sehingga bisa

mengajarkan, menumbuhkan, dan menanamkan keyakinan tentang nilai-nilai baik

dalam diri anak.

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis kemukakan di atas, maka pada

penelitian ini terdapat 3 variabel yang berbeda, yaitu Hypnosis, Teaching dan al-

Qur’an. Dari ketiga variabel ini maka penulis tertarik mengetahui lebih lanjut

mengenai korelasi antara komunikasi dalam hypnoteaching dan komunikasi dalam

al-Qur‟an yang pada penelitian ini penulis ramu dalam sebuah proposal yang

berjudul “Konsep Hypnoteaching Dalam al-Qur’an (Studi Atas Komunikasi

Guru Dengan Murid Dalam Kisah Luqman)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka dapat

dipahami bahwa, betapa pentingnya untuk meneliti dan mengkaji mengenai

komunikasi dalam hypnoteaching serta komunikasi dalam al-Qur‟an lebih dalam

yang diharapkan dapat menghasilkan output baru yang dapat memngetahui

korelasi komunikasi diantara keduanya, serta dapat mengatasi krisis kepercayaan

yang sedang terjadi di masyarakat mengenai hypnosis. Maka berdasarkan realita

yang telah ada, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah :

1. Opini negatif mengenai hypnoteaching yang terjadi di masyarakat, sehingga

membutuhkan kajian secara akademik guna memperbaiki dan mengklarifikasi

opini negatif masyarakat tersebut.

2. Masih kurangnya pemahaman guru mengenai konsep dasar hypnoteaching.

Page 21: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

9

C. Pembatasan Masalah

Agar lebih terarahnya penelitian yang dilakukan, maka penulis membatasi

permasalahan dalam penelitian ini. Adapun permasalahan yang dibahas dalam

penilitian ini adalah, penulis hanya mengungkapkan konsep komunikasi dalam

hypnoteaching serta komunikasi antara guru dan murid dalam al-Qur‟an dan

korelasi diantara keduanya yang pembahasannya menggunakan ayat-ayat yang

berkaitan dengan komunikasi antara guru dan murid yaitu surah Luqman ayat 12-

19 yang berorientasi pada metode tafsir tematik.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka rumusan masalah yang

penulis ajukan adalah :

1. Bagaimana konsep komunikasi dalam hypnoteaching?

2. Bagaimana konsep komunikasi antara guru dan murid dalam Q.S. Luqman :

12-19?

3. Bagaimana korelasi antara komunikasi dalam hypnoteaching dengan

komunikasi antara guru dan murid dalam al-Qur‟an surah Luqman : 12-19?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Secara umum, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah penulis ingin

mengubah cara pandang masyarakat terhadap hypnosis serta memberikan

pemahaman baru tentang korelasi antara komunikasi dalam hypnoteaching dan

komunikasi dalam al-Qur‟an.

Secara rinci, tujuan dan manfaat penelitian ini akan dijelaskan sebagai berikut

:

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak di capai dari

penelitian ini adalah :

a. Mengetahui komunikasi dalam hypnoteaching.

Page 22: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

10

b. Mengetahui konsep komunikasi antara guru dan murid dalam Q.S.

Luqman :12-19.

c. Mendapatkan pemahaman dan pengetahuan baru mengenai korelasi antara

komunikasi dalam hypnoteaching serta komunikasi dalam al-Qur‟an surah

Luqman ayat 12-19.

2. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini diselesaikan, maka dengan adanya penelitian ini

diharapkan mampu bermanfaat bagi :

a. Manfaat Teoritis

1) Dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan mengenai konsep

hypnoteaching dalam al-Qur‟an (studi atas komunikasi antara guru dan

murid dalam kisah Luqman).

2) Penelitian ini diharapkan dapat memicu dan memotivasi peneliti lain

untuk melakukan penelitian lebih dalam tantang konsep hypnoteaching

dalam al-Qur‟an.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Penulis

a) Sebagai prasarat mendapatkan gelar sarjana Pendidikan Agama

Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b) Sebagai sarana belajar melakukan penelitian.

2) Bagi Masyarakat

a) Sebagai sumbangan pikiran dalam bentuk tulisan yang sifatnya

ilmiah yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak yang

memerlukannya.

b) Menambah pengetahuan baru kepada masyarkat mengenai

penggunaan hypnosis dalam pendidikan.

c) Mengurangi opini negatif mengenai hypnosis yang terjadi di

masyarakat.

3) Bagi Guru

a) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Page 23: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

11

b) Dapat memberikan alternatif baru bagi guru dalam memilih metode

pembelajaran serta dalam melakukan pengelolaan pembelajaran.

c) Sebagai bahan masukan bagi guru untuk meningkatkan kualitas

pendidikan di kelas, khususnya pada materi Pendidikan Agama

Islam.

Page 24: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Hypnoteaching

1. Definisi Hypnoteaching

Hypnoteaching merupakan perpaduan dari dua kata yaitu Hypnosis dan

Teaching. Hypnoteaching termasuk ke dalam bagian ilmu hypnosis yang

dikembangkan di dunia pendidikan. Oleh karenanya, untuk memahami bagaimana

hypnosis digunakan dalam proses pembelajaran, maka seorang guru harus

memahami konsep dasar hypnosis secara komprehensif terlebih dahulu. Hypnosis

secara bahasa berasal dari kata Hypnos. Penamaan ini diambil dari nama Dewa

Hypnos yang berasal dari Yunani yang berarti Dewa Tidur.12

Namun, kondisi tidur dalam hypnosis berbeda dengan kondisi tidur pada

umumnya. Dalam wawancara yang dilakukan dengan Mr. Farid Wajdi selaku

trainer hypnosis dan pendiri Asian Hypnotherapist Association, beliau

mengatakan :

“Hypnosis memang diambil dari nama Dewa di Yunani yaitu Dewa Hypnos

atau Dewa Tidur. Namun ini bukan berarti bahwa Hypnosis sama dengan

tidur. Kondisi tidur dalam hypnosis berbeda dengan kondisi tidur pada

umumnya. Kondisi tidur hypnosis seseorang akan menjadi sangat sadar dan

sangat fokus sehingga ia masih bisa mengendalikan dirinya serta masih bisa

merasakan yang terjadi di sekitarnya. Sedangkan ti dur yang terjadi pada

umumnya ia tidak bisa mengendalikan dirinya dan tidak tahu mengenai hal

yang terjadi di sekitarnya”.13

Berdasarkan catatan sejarah, penamaan hypnosis pertama kali diberikan oleh

James Braid yang dinobatkan sebagai Father of Hypnosis. Namun, jauh sebelum

itu, James Braid menamakannya dengan Neuro Hypnotism. Setelah beberapa

lama, kemudian ditemukan penemuan baru bahwa hypnosis bisa dilakukan tanpa

membuat client tertidur. Istilah ini kemudian dikenal dengan Mono Ideism yang

berarti ketika manusia fokus pada suatu hal, maka critical area yang ada terbuka,

12

Indonesia Board of Hypnotherapy, Basic Hypnotherapy, (Jakarta : IBH, 2015), h. 1-2. 13

Farid Wajdi, Interview, “Definisi Hypnosis”, (Ciputat : 18 Desember 2018).

Page 25: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

13

sehingga bisa masuk ke alam bawah sadar. Jadi pada dasarnya, tidak ada kaitan

antara hypnosis dengan tidur. Adapaun penamaan ini, karena James Braid ketika

pertama kali melihat peristiwa hypnosis “seperti tidur”. Dan ketika hendak

diubah, istilah ini telah menyebar di kalangan masyarakat seihingga ada sampai

saat ini. Maka secara bahasa hypnosis dapat diartikan sebagai imajinasi yang

dipandu.14

W. Gunawan seorang pakar hypnosis dalam bukunya memberikan definisi

hypnosis secara istilah sebagai berikut :

a. Hypnosis adalah suatu kondisi dimana perhatian menjadi sangat terpusat

sehingga tingkat sugestibilitas meningkat sangat tinggi.

b. Hypnosis adalah seni komunikasi untuk mempengaruhi seseorang sehingga

mengubah tingkat kesadarannya, yang dicapai dengan cara menurunkan

gelombang otak.

c. Hypnosis adalah seni eksplorasi alam bawah sadar.

d. Hypnosis adalah kondisi kesadaran yang meningkat.

e. Hypnosis adalah suatu kondisi pikiran yang dihasilkan oleh sugesti.15

Hypnosis juga diartikan sebagai penembusan faktor kritis pikiran sadar dan

diikuti dengan diterimanya suatu sugesti atau ide sehingga menyebabkan

perubahan perilaku pada tatanan mental dan emosional.16

Definisi lain menyebutkan bahwa hypnosis adalah suatu keadaan trance yang

mirip dengan tidur normal ketika persepsi dan ingatan diubah, sehingga

meningkatkan ketanggapan terhadap sugesti.17

Dari beberapa pengertian ini, maka dapat dipahami bahwa hypnosis

merupakan sebuah cara menyampaikan pesan kepada orang lain atau kepada diri

14

Farid Wajdi, Interview, “Sejarah Hypnosis”, (FWN School : 02 Januari 2019). 15

Adi W. Gunawan, Hypnosis : The Art of Subconciuous Communication, (Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 3. 16

MD. Isma Almatin, Dahsyatnya Hypnosis Learning untuk Guru dan Orang Tua,

(Yogyakarta : Pustaka Widyatama, 2010), h. 72. 17

C. Roy Hunter, The Art of Hypnosis : Mastering Basic Techniques, Third Edition, Terj.

Paramita, PT. Indeks,

Page 26: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

14

sendiri tanpa dikritisi. Atau dapat juga dikatakan sebagai suatu mekanisme

persuasif yang dilakukan baik sengaja atau tidak disengaja, sehingga

memudahkan subjek memasuki kondisi hypnotic atau trance (kondisi mirip tidur),

agar subjek menerima induksi data dalam pikiran bawah sadar dan mampu

berikiran, merasakan dan bertindak sesuai dengan sugesti yang diberikan. Jadi,

ketika sebuah ide kita sampaikan kepada orang lain, dan dia menerimanya secara

penuh, yang kemudian mempengaruhi dirinya, baik terpengaruh fikirannya,

perbuatannya, ataupun perasaannya, maka itulah definisi hypnosis.

Berdasarkan definisi tersebut, maka hypnoteaching dapat diartikan sebagai

perpaduan pengajaran yang melibatkan pikiran sadar (Conciuous Mind) dan

pikiran bawah sadar (Subconciuous Mind)18

. Secara sederhana, hypnoteaching

berarti menyajikan materi pelajaran dengan menggunakan bahasa-bahasa alam

bawah sadar.19

Dalam sumber yang lain, hypnoteaching diartikan sebagai salah

satu strategi mengajar yang dapat meningkatkan motivasi dan kualitas belajar

siswa20

.

Dalam konsep hypnoteaching guru tidak hanya memberikan materi ajar

kepada siswa, tetapi juga sekaligus sebagai pembimbing dan memberikan sugesti

baik secara langsung maupun tidak langsung. Artinya dalam hypnoteaching, guru

juga perlu memahami karakteristik komunikan yang dihadapi.

Dalam teori psikologi, terdapat empat teori yang menjelaskan tentang

karakter manusia, yaitu teori psikoanalisis, behavioris, kognitif dan teori humanis.

Dari ke empat teori yang ada, karakter yang tampak dalam diri manusia

merupakan perpaduan dari ke empat pendekatan itu. Sesekali, manusia bisa

menjadi makhluk yang sangat menuruti kemauannya, namun pada waktu yang

lain ia bisa menjadi makhluk yang berpikir logis. Atau pada saat tertentu ia

18

Novian Triwidia Jaya, Hypnoteaching “Bukan Sekedar Mengajar”, (Bekasi, D-Brain,

2010), h. 4. 19

Hasbullah dan Rahmawati, Pengaruh Penerapan Metode Hypnoteaching Terhadap

Motivasi Belajar Mahasiswa Indarprasta PGRI, (Jurnal Formatif 5 (1) : 83-90, ISSN : 2088 351X,

2015), h. 84. 20

Salami, Hypnoteaching dan Hypnotic Teacher, (Jurnal Pendidikan Vol. 3 No 1.

Januari-Juni 2017), h. 36.

Page 27: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

15

menerima proses kebiasaan dari lingkungannya, namun pada saat yang lain ia

mewarnai lingkungannya dengan nilai-nilai kemanusiaan yang dimilikinya.21

Dari beberapa penjelasan tersebut, maka hypnoteaching merupakan metode

yang digunakan dalam dunia pendidikan untuk mencapai keberhasilan dalam

proses belajar mengajar. Dalam penerapannya, metode ini menggunakan teknik

hypnosis, sehingga pikiran siswa akan dikondisikan pada kondisi alpha. Pada

kondisi inilah siswa akan mudah dipengaruhi dan mudah menerima informasi

yang disampaikan dalam jangka waktu yang lama.

2. Gelombang Otak dalam Hypnoteaching

Penggunaan hypnosis dalam pembelajaran (hypnoteaching) bukan seperti

yang ditayangkan di media seperti acara Uya Kuya, Romy Rafael, dan lain

sebagainya. Hypnosis dalam pembelajaran hanya digunakan untuk menurunkan

gelombang otak sehingga proses pembelajaran menjadi nyaman dan segala sugesti

atau materi yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh murid.

Jadi pada dasarnya, hypnoteaching merupakan komunikasi dengan bawah sadar

siswa yang dilakukan dengan berbagai teknik.

Untuk dapat menurunkan gelombang otak seseorang, terlebih dahulu kita

mengetahui pembagian gelombang otak. Berikut merupakan pembagian

gelombang otak :22

a. Beta

Gelombang ini memiliki frekuensi sekitar 14-30 Hz. Pada gelombang

beta ini, seseorang berada pada kondisi normal. Gelombang ini ditandai dengan

adanya pemikiran yang bercabang. Gelombang ini sangat baik digunakan jika

seseorang ingin memikirkan sesuatu secara bersamaan dan ingin menyerap

informasinya dengan cepat.

21

Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media,

2018), h. 22-37. 22

Muhammad Zuhri Dj & Sukarnianti, Using Hypnoteaching Strategy to Improve

Students Writing Ability, (STAIN Watampone : Dinamika Ilmu, 2015), Vol 15, h. 191.

Page 28: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

16

b. Alpha

Gelombang ini memiliki frekuensi 8-13,9 Hz. Pada kondisi ini, seseorang

akan mengalami kondisi relax dan fokus tunggal. Gelombang otak alpha sangat

baik digunakan dalam proses pembelajaran. Karena pada gelombang ini

seseorang akan lebih mudah menerima informasi dari biasanya.

c. Theta

Gelombang ini memiliki frekuensi 4-7,9 Hz. Gelombang tetha sering

disebut sebagai kondisi meditasi. Pada kondisi ini, seseorang akan sangat lebih

mudah untuk melakukan penyembuhan secara mental. Serta banyak yang

memanfaatkan gelombang ini untuk melakukan perubahan perilaku secara

cepat, peningkatan pemahaman terhadap materi ajar serta digunakan untuk

berkomunikasi dengan alam bawah sadar (unconciuous mind).

d. Delta

Gelombang delta memiliki frekuensi 0,1-3,9 Hz. Gelombang ini

merupakan gelombang terakhir dan memiliki frekuensi yang paling dalam.

Orang yang berada pada gelombang ini biasanya mengalami tidur lelap tanpa

mimpi. Selain itu, orang yang berada pada gelombang delta juga biasanya

dialami oleh orang yang sedang koma.

Dari pemaparan berbagai gelombang otak di atas, maka dapat dipahami bahwa

gelombang otak yang sangat baik untuk digunakan metode hypnopteaching adalah

pada gelombang alpha. Karena pada gelombang ini siswa berada pada alam

bawah sadar. Kondisi ini sangat baik digunakan untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang diharapkan. Untuk dapat masuk ke gelombang ini guru

terlebih dulu harus mengkondisikan gelombang beta ke dalam alpha. Agar bisa

mengkondisikan gelombang beta, guru dapat melakukannya dengan

melakukannya dengan berbagai permainan, humor, atau dengan bercerita terlebih

dahulu sebelum pembelajaran dimulai.23

23

Munif Chatib, Gurunya Manusia, (Bandung : Mizan Pustaka, 2014), h. 90-109.

Page 29: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

17

3. Langkah-Langkah Melakukan Hypnoteaching

Hypnoteaching merupakan suatu metode pembelajaran yang menggunakan

teknik hypnosis sehingga memudahkan siswa untuk menerima saran, informasi,

dan meteri pembelajaran dengan mudah. Penggunannya yang mudah membuat

metode ini dapat diterapkan oleh semua guru. Namun, sebelum mengethaui

langkah-langkahnya, hypnotic teacher harus mengetahui terlebih dahulu ciri-ciri

siswa yang telah masuk dalam keadaan trance.

Dalam sebuah pelatihan hypnotherapy yang diadakan pada 6-7 Januari 2019,

disebutkan bahwa setidaknya terdapat 5 tanda orang yang telah masuk ke dalam

kondisi trance, yaitu fokus tunggal, meningkatnya kemampuan seluruh atau

sebagian panca indra, terjadinya relaksasi fisik, mata memerah, serta pernafasan

yang teratur.24

Adapun langkah-langkah pelaksanaan hypnoteaching pada intinya terbagi

menjadi 3 bagian yaitu, conditioning, kegiatan inti, dan empowerment.25

a. Conditioning

Conditionng atau Opening merupakan hal yang penting dalam memulai

suatu pembelajaran. Tujuan adanya conditioning adalah untuk menyamakan

frekuensi pikiran dan perasaan siswa dengan guru sehingga terciptanya

learning state atau kondisi yang siap untuk belajar. Karena informasi yang

disampaikan akan mudah diterima ketika memiliki frekuensi pikiran dan

perasaan yang sama, dalam istilah NLP (Neuro Language Programming)

disebut pacing.26

Untuk mendapatkan pacing, yang harus dilakukan guru adalah :

1) Berdo‟a bersama

24

Asian Hypnotherapist Association, Train The Trainer Hypnosis and Hypnotherapy,

(Jakarta : AHA, 04-06 Januari 2019). 25

Indonesia Board of Hypnotherapy, Advanced Hypnotherapy, (Jakarta : IBH, 2015), h.

6. 26

Farid Wajdi, Neuro Linguistic Programming for Trainer, (Jakarta : FWN Business and

Motivator School, 2018), h. 11

Page 30: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

18

Berdo‟a bersama dapat menyamakan frekuensi otak. Karena ketika

berdo‟a, semua orang berada dalam posisi yang sama. Kata-kata yang

diucapkan pun sama, sehingga hal ini lah yang menurunkan gelombang

otak sehingga membuat siswa menjadi lebih relax dan siap menerima

materi pelajaran.

2) Ice breaking

Ice breaking dilakukan untuk mengetahui tingkat fokus seseorang

serta untuk membuat suasana lebih terasa nyaman. Dalam pelaksanaannya

ice breaking bisa dilakukan dengan berbagai varisi, seperti dengan

melakukan senam otak yang digunakan untuk menyeimbangkan fungsi

kerja otak kiri dan kanan.

Jika pacing telah dilakukan, maka selanjutnya adalah lakukan leading.

Leading berarti memimpin atau mengarahkan, leading ini mudah

dilakukan ketika pacing telah dilakukan. Karena siswa telah nyaman

dengan guru, sehingga apapun yang diperintahkan oleh guru akan diterima

dan dilakukan dengan bahagia. Pada saat inilah guru bisa mengarahkan

siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan nyaman dan menyenangkan.

b. Kegiatan Inti

Pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Dalam

menyampaikan materi, yang harus dipahami oleh guru adalah prinsip

komunikasinya. Agar materi dapat disampaikan dengan baik dan menarik,

maka yang ia harus mampu mengkombinasikan 3 v (Vokal, Visual dan

Verbal).

1). Vokal

Pertama, yang harus dimiliki oleh guru ketika menyampaikan

materi ajar adalah harus pandai memainkan vokal suara. Vokal disini

berarti erat kaitannya dengan tinggi rendahnya suara yang digunakan.

Page 31: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

19

Vokal disini terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu vokal full, setengah, dan

seperempat27

.

Pertama vokal dengan nada full. Biasanya ini digunakan untuk

melakukan orasi. Guru yang mengajar di tempat terbuka dengan jumlah

siswa yang banyak bisa menggunakan vokal full dalam mengajar. Kedua,

vokal setengah. Nada setengah ini biasanya digunakan untuk

berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Ketiga, vokal seperempat.

Suara dengan nada seperempat biasanya digunakan untuk melakukan

penegasan atau bisa juga digunakan untuk menyampaikan materi inti yang

berisi mengenai hal penting yang ingin disampaikan.

2). Visual

Kedua, yang harus dimiliki oleh guru ketika mengajar adalah

pandai memainkan visual. Dalam hal ini, visual diartikan sebagai gerakan

tubuh atau lebih populer dikenal dengan mimik atau gestur28

. Seorang

guru, tentu harus pandai bermain peran. Artinya pendai memainkan wajah

atau memainkan peran sesuai dengan materi yang diajarkannya.

3). Verbal

Ketiga, yang harus dimiliki oleh guru ketika mengajar adalah

memiliki verbal yang baik. Verbal disini berarti kejernihan kata-kata atau

artikulasi29

. Untuk menjadi guru yang baik dan didengar oleh murid, tidak

cukup dengan menguasai visual dan vokal yang baik, tapi juga setiap kata

yang diucapkan oleh guru harus jelas. Hal ini dimaksudkan agar tidak

menimbulkan kata yang bermakna ganda.

Ketiga hal di atas merupakan syarat bagi seorang guru yang ingin

menyampaikan materi dengan baik dan tentunya didengar oleh murid.

27

Indonesian Public Speaking Academy, Train The Trainer (Certified Trainer &

Outbond Fasilitator), (Batang : Tazakka Institute Foundation, 2016), h. 7. 28

Indonesian Public Speaking Academy, Loc.Cit. 29

Indonesian Public Speaking Academy, Loc.Cit.

Page 32: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

20

Namun, selain itu, dalam pelaksanaannya, sesekali dapat guru dapat

mlakukan ice breaking untuk menjaga learning state yang nyaman.

c. Empowerment

Ini merupakan kegiatan penutup. Dalam melakukan penutupan, banyak hal

yang bisa dilakukan oleh guru, seperti :

1). Menyampaikan inti pembelajaran yang telah dilakukan.

2). Memberikan motivasi positif atau quotes positif kepada siswa.

3). Memberikan salam dengan penuh semangat disertai dengan senyuman

yang ikhlas, sehingga ketika siswa meninggalkan ruang belajar, siswa

merasakan bahagia dan tentunya energi positif yang baru.

4. Prinsip-Prinsip dalam Hypnoteaching

Hypnoteaching bukan merupakan hal yang baru. Keberadaannya dalam

bidang pendidikan telah memberikan warna baru dalam hal strategi pembelajaran.

Pada prinsipnya, hypnoteaching merupakan proses penurunan gelombang otak

menjadi lebih rileks dan siap digunakan dalam menghadapi proses pembelajaran.

Dalam hal ini, guru menjadi peran utama dalam keberhasilan pelaksanaan

hypnoteaching. Oleh karena itu, seorang guru harus memperhatikan prinsip-

prinsip dalam melakukan hypnoteaching. Prinsip-prinsip itu adalah :30

a) Mengidentifikasi kebutuhan murid. Mengetahui kebutuhan murid merupakan

sesuatu yang sangat penting dilakukan oleh guru sebelum memulai

pembelajaran. Dengan mengetahui kebutuhan murid, guru akan dengan

mudah memberikan materi ajar.

b) Membuat afirmasi atau mengatakan sesuatu yang positif untuk murid. Hal ini

dimaksudkan untuk melatih ide atau kreatifitas siswa. Karena afirmasi erat

kaitannya dengan imajinasi.

c) Menggambarkan ide dan kreativitas siswa dan menghubungkannya dengan

materi ajar yang sedang dipelajari.

30

Muhammad Zuhri Dj & Sukarnianti, Op.Cit. h. 188-189.

Page 33: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

21

d) Merefleksikan kegiatan belajar sebelum proses pembelajaran ditutup. Ini

bertujuan untuk memperkuat ingatan siswa dalam menyerap materi ajar.

B. Kajian Q.S. Luqman Ayat 12-19

1. Ayat dan Terjemahan Q.S. Luqman Ayat 12-19

Page 34: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

22

12. dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu:

"Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada

Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan

Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya

lagi Maha Terpuji".

13. dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah

benar-benar kezaliman yang besar".

14. dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang

ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang

bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah

kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah

kembalimu.

15. dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku

sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu

mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan

ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-

Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu

kerjakan.

16. (Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu

perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di

Page 35: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

23

dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).

Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui.

17. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan

yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan

bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang

demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).

18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena

sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi

membanggakan diri.

19. dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.

Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

2. Penafsiran Kata Kunci

a. الحكمة Al Hikmah

Al Hikmah memiliki arti kebijaksanaan. Ini menunjukkan bahwa Luqman

merupakan orang yang bijak. Hal ini dilihat dari beberapa kata-kata bijak

yang dikeluarkan oleh Luqman. Salah satunya adalah : “Barang siapa yang

menasihati dirinya sendiri, niscaya ia akan mendapat pemeliharaan dari

Allah. Dan barang siapa yang dapat menyadarkan orang lain akan dirinya

sendiri, niscaya Allah akan menambah kemuliaan baginya karena hal

tersebut. Hina dalam rangka ketaatan kepada Allah lebih baik daripada

membanggakan diri dalam kemaksiatan”.

Selain itu, Luqman juga pernah berkata : “Hai anakku, jika engkau

hendak menjadikan seseorang sebagai teman (saudaramu), maka buatlah dia

marah kepadamu. Apabila dia memaafkanmu, maka persaudarakanlah dia.

Akan tetapi, jika dia tidak memaafkanmu maka berhati-hatilah

terhadapnya”.31

31

Ahmad Mustafa Al Maraghi, Tafsir Al Maraghi Juz XII, (Semarang : Toha Putra,

1992), h. 145-146.

Page 36: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

24

b. الشكر Al Syukru

Al Syukru memiliki arti memuji Allah dengan cara mengerahkan

seluruh anggota tubuh untuk melakukan ketaatan kepada Nya.

c. يعظه Ya‟idzuhu

Kata di atas berasal dari kata وعظ (wa‟zh) yang memiliki arti

memberikan nasihat tentang berbagai kebajikan dengan cara menyentuh hati.

Kata ini menggambarkan bagaimana suatu pesan disampaikan dengan penuh

kasih sayang, tidak dengan suara yang keras.32

d. جاهداك Jāhadāka

Jāhadāka diambil dari kata جهد (juhd) yang berarti kemampuan. Dalam

ayat ini, kata ini digunakan untuk menunjukkan bahwa adanya upaya dengan

sungguh-sungguh.

e. مثقال حبة Mitsqāla habbah

Kata ini merupakan ungkapan untuk segala jenis benda yang berukuran

kecil. Artinya setiap amal perbuatan sekecil apapun akan ditimbang sesuai

dengan balasannya.

3. Asbabun Nuzul Q.S. Luqman

Surah Luqman termasuk kedalam golongan surah Makiyyah. Surah ini turun

sebelum hijrahnya Nabi Muhammad saw ke Madinah. Surah ini turun untuk

menjawab pertanyaan kaum musyirik Quraisy mengenai kisah Luqman dengan

anaknya. Dan sikap anaknya yang begitu berbakti kepada Luqman33

Penamaan surah ini dengan nama Luqman sudah sangat jelas karena hikmah

yang dimilikinya sehingga ia mampu memberikan nasihat yang sangat menyentuh

hati, dan nasihat-nasihat itu hanya disebutkan dalam surah ini. Adapun tema yang

dibahas dalam surah ini adalah mengenai ajakan tauhid kepada Allah dan

pelaksanaan prinsip-prinsip dasar agama.

32

M. Quraish Shihab, Tafsir al Misbah (Jakarta : Lentera Hati, 2002), Vol. 10, h.298. 33

M. Quraish Shihab, Al Lubab, (Jakarta : Lentera Hati, 2012), h. 167.

Page 37: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

25

4. Tafsir Q.S. Luqman Ayat 12-19

a. Ayat 12

12. “dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu:

"Bersyukurlah kepada Allah”

Ayat ini menjelaskan mengenai seorang laki-laki bernama Luqman yang

Allah berikan hikmah (kebenaran yang diperoleh melalui ratio).34

Kebenaran yang

diperoleh melalui rationya adalah perlunya manusia bersyukur kepada Allah

SWT.

Kata ( ان اشكر لله ) menjadi tanda bahwa Allah telah memberikan hikmah

kepada Luqman sehingga ia memuji Allah atas karunia yang diberikan kepadanya.

Selain itu, kalimat ini juga menjadi penjelas kata الحكمة karena bersyukur kepada

Allah atas karunia yang telah diberikan-Nya merupakan bagian dari hikmah yang

diberikan kepada Luqman.

“dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia

bersyukur untuk dirinya sendiri”

Ayat ini berarti bahwa orang yang kufur kepada Allah atas nikmat yang telah

diberikan, maka sesungguhnya ia telah berbuat buruk terhadap dirinya sendiri.

Karena ketika seseorang itu kufur maka Allah akan menghukum atas

kekufurannya tersebut. Dengan demikian syukur itu perlu dilakukan agar keadaan

semakin baik.35

34

Salman Harun, Tafsir Tarbawi : Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Al-Qur‟an, (Jakarta :

UIN Jakarta Press, 2013), h. 20. 35

Abu Ja‟far Muhammad, Tafsir At-Thabari, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2009), Jil. 20

Cet. 1, h. 750-751

Page 38: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

26

“dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha

Kaya lagi Maha Terpuji".

Sesungguhnya Allah itu Maha Kaya, maka sesungguhnya Allah tidak butuh

rasa syukur seseorang terhadap-Nya, karena kesyukuran itu tidak akan menambah

kekuasaan-Nya, dan kekufuran seseorang tidak akan mengurangi kekuasaan-Nya.

Kata disini berarti bahwa Allah itu Maha Kaya dari penyembahan makhluk-

Nya. Serta kata حميد bermakna bahwa Allah Maha Terpuji disisi makhluk-Nya.36

b. Ayat 13

13. “dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia

memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu

mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah

benar-benar kezaliman yang besar".

Ayat ini berisi nasihat yang disampaikan Luqman kepada anaknya agar

anaknya beriman kepada Allah dan mengesakan-Nya. Kata يعظه diambil dari kata

yang berarti nasihat yang menyangkut berbagai kebajikan dengan cara وعظ

menyentuh hati. Selain itu kata يعظه yang diletakkan setelah kata هو menunjukkan

bagaimana Luqman menyampaikan pesan kepada anaknya dengan tidak

membentak, tetapi dengan penuh kasih sayang.37

Pada ayat ini dapat dipahami

36

Al Qurthubi, Tafsir Al Qurthubi, (Jakarta : Pustaka Azzam, 2009), Jil 14. Cet. 1., h.

149. 37

M. Quraish Shihab, Op.Cit. h. 297-298.

Page 39: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

27

bahwa komunikasi pembelajaran harus dilakukan dengan penuh kasih sayang

terhadap peserta didik.

Hal ini merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membangun

pendekatan emosional dengan anak. Ketika seseorang telah merasa dekat secara

emosinya, maka telah terjadi connectedness antara satu orang dengan lawan

bicaranya yang menyebabkan mudahnya menerima sebuah informasi.

c. Ayat 14

14. “dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua

orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah

yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah

kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah

kembalimu”.

Dalam ayat 14 Allah memerintahkan agar bersyukur kepada-Nya dengan

hanya menyembah kepada-Nya. Selain itu, dalam ayat ini pula, selain manusia

diperintahkan bersyukur kepada-Nya, ia juga diperintahkan untuk bersyukur

kepada orang tuanya. Hal ini menjadi bukti tingginya kedudukan berbakti kepada

kedua orang tua, karena berbakti kepada orang tua ditempatkan setelah bersyukur

kepada Allah SWT.38

38

Salman Harun, Op. Cit. h. 24.

Page 40: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

28

d. Ayat 15

15. “dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku

sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu

mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan

ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah

kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.

Ayat ini merupakan pengecualian mentaati kedua orang tua, bila keduanya

memerintahkan mensyrikkan Allah SWT. Namun, walapupun begitu ia tetap

harus hormat dan berbuat baik kepada orang tuanya dengan cara-cara yang baik.

Kata أناب dalam ayat ini berarti condong dan kembali kepada sesuatu. Ini

merupakan peringatan bahwa setiap manusia pasti kembali kepada-Nya untuk

diminta pertanggungjawabannya mengenai masalah perlakuannya kepada ornag

tuanya.39

e. Ayat 16

16. “(Luqman berkata): "Hai anakku, Sesungguhnya jika ada (sesuatu

perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di

dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).

Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha mengetahui”.

39

Salman Harun, Ibid. h. 26.

Page 41: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

29

Ayat ini merupakan lanjutan nasihat Luqman kepada anaknya. Luqman

berkata : “Wahai anakku, jika ada perbuatan baik atau buruk walau seberat biji

sawi dan berada di tempat yang paling tersembunyi, misalnya di dalam batu

karang sesempit apapun itu, atau di langit yang luas dan tinggi, atau di dalam

perut bumi yang demikian dalamnya, niscaya Allah akan mendatangkannya dan

membuat perhitungan dan memberinya balasan. Sesungguhnya Allah Maha Halus

yang dapat menjangkau segala sesuatu lagi Maha Mengetahui segala sesuatu

sehingga tidak ada satupun yang dapat luput dari Allah SWT.

f. Ayat 17

17. “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan

yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan

bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang

demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”.

Dalam ayat ini Luqman melanjutkan nasihatnya. Kata يبني اقم الصلاة merupakan

wasiat Luqman kepada anaknya mengenai ketaatan yang paling besar, yaitu

shalat, menyuruh berbuat makruf, dan menjauhi yang munkar, setelah dia sendiri

melaksanakan yang makruf dan menjauhi yang mungkar.40

g. Ayat 18 dan 19

40

M. Quraish Shihab, Op.Cit. h. 309.

Page 42: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

30

18. dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena

sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi

membanggakan diri.

19. dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu.

Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.

Ayat ini merupakan nasihat Luqman kepada anaknya mengenai akhlak dan

sopan santun dalam berinteraksi sesama manusia. Mengenai perilaku baik yang

disampaikan Luqman dalam ayat ini terdapat dua hal yaitu perintah berjalan

dengan biasa, dalam arti antara cepat dan lambat serta perintah merendahkan

suara.

Selain itu, dalam ayat ini juga terdapat kalimat yang bermakna negatif, yaitu

larangan untuk tidak sombong dan angkuh. Namun, seperti penjelasan

sebelumnya, banyak ayat dalam al-Qur‟an yang bermakna negatif atau larangan.

Akan tetapi, setelah ayat yang mengandung larangan tersebut dilanjutkan dengan

kalimat yang menjelaskan kenapa larangan itu ada.

Di ayat 19 berisi tentang analogi. Analogi ini sangat berkaitan dengan

imajinasi, dimana hal ini juga merupakan sifat dari pikiran alam bawah sadar. Di

dalam ayat ini, banyak mengungkap mengenai sifat sifat alam bawah sadar yang

tentunya menjadi acuan mengenai langkah yang perlu dilakukan untuk

menghasilkan komunikasi yang berpengaruh dan tanpa ada bantahan.

C. Pola Komunikasi dalam Q.S. Luqman Ayat 12-19

Mendidik sebagimana yang telah dicontohkan Luqman dalam Q.S. Luqman

ayat 12-19 ini harus dengan penuh kasih sayang. Luqman menggunakan kata يبني

untuk menyeru anaknya. Ini merupakan panggilan yang penuh dengan kasih

sayang, kelembutan, indah dan menyejukkan dalam mendidik anaknya.41

Dalam

41

Ahmad Irwan Irfany, Pola Interaksi Guru Dengan Murid Dalam Al-Qur‟an Surah

Luqman Ayat 12-19 dan Surah „Abasa Ayat 1-10, (Skripsi), (Ciputat : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Jakarta, 2013), h. 66-67.

Page 43: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

31

kata ini juga mengandung rasa manja, kelembutan, bersahabat dan kemesraan, tapi

tetap dalam koridor kedisiplinan. Kata-kata ini diperlukan sebagai prasyarat

terciptanya pembelajaran yang efektif.42

Mendidik anak dengan keras hanya akan menyisakan dan membentuk anak

berjiwa keras dan kasar. Kepribadiannya kental dengan kekerasan, serta fikiran,

hati dan perkataannya jauh dari ketenangan dan kesejukan.

Sikap yang ditunjukkan dalam kisah Luqman dan anaknya menunjukkan

bahwa anaknya merupakan murid yang mempunyai sikap baik. Hal ini terbukti

dari sikap patuh anaknya terhadap Luqman. Hal ini terbukti dari sikap patuh dan

menuruti apa yang dikatakan oleh Luqman tanpa disertai protes dan bantahan dari

anaknya.

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan kajian yang relevan,

baik dalam bentuk skripsi, tesis, maupun disertasi, seperti :

1. Ahmad Irwan Irfany (FITK UIN Jakarta, 2013), dalam skripsinya yang

berjudul “Pola Interaksi Guru dengan Murid dalam al-Qur‟an surat Luqman

Ayat 12-19 dan surat „Abasa ayat 1-10”.43

Adapun persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad

Irwan Irfany dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah :

Persamaannya yaitu sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif dan

teknik pengumpulan datanya menggunakan analisis dokumentasi yang

digabungkan dengan teknik wawancara.

Sedangkan perbedaannya penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Irwan Irfany

hanya meneliti mengenai konsep komunikasi guru dengan murid yang terjadi

dalam surat Luqman ayat 12-19 dan surat „Abasa ayat 1-10. Sedangkan

penulis meneliti konsep komunikasi dalam surat Luqman ayat 12-19 yang

kemudian dihubungkan dengan konsep komunikasi dalam hypnoteaching.

42

Yosal Iriantara, Komunikasi Pembelajaran, (Bandung : Simbiosa Rekatama Media,

2014), Cet. 1, h. 72-73. 43

Ahmad Irwan Irfany, Pola Interaksi Guru dengan Murid dalam al-Qur‟an surat

Luqman Ayat 12-19 dan surat „Abasa ayat 1-10, (FITK UIN Jakarta, 2013).

Page 44: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

32

2. Muhammad Mansur (Pascasarjana UIN Yogyakarta, 2016), dalam tesisnya

yang berjudul “Penerapan Hypnoteaching dalam Meningkatkan Mutu

Pembelajaran PAI di SD IT Salsabila Klaseman”.44

Persamaan pada penelitian ini terletak pada kajian teorinya yang membahas

mengenai konsep hypnoteaching. Adapun perbedaanya, penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif, sedangkan penulis menggunakan

pendekatan kualitatif.

3. Tubagus Wahyudi (PTIQ Jakarta, 2016), dalam disertasinya yang berjudul

“Hypnosis di dalam al-Qur‟an”.45

Adapun persamaan dan perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Tubagus

Wahyudi dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah :

Persamaannya yaitu sama-sama menggunakan pendekatan kualitatif dan

teknik pengumpulan datanya yaitu dengan menggunakan analisis

dokumentasi dan digabung dengan teknik wawancara.

Perbedaannya terletak pada objek yang diteliti. Tubagus Wahyudi meneliti

mengenai konsep hypnosis yang terjadi dalam al-Qur‟an secara umum.

Sedangkan penulis hanya meneliti mengenai konsep komunikasi yang ada

dalam hypnoteaching yang kemudian dihubungkan dengan komunikasi dalam

surat Luqman ayat 12-19.

44

Muhammad Mansur, Penerapan Hypnoteaching dalam Meningkatkan Mutu

Pembelajaran PAI di SD IT Salsabila Klaseman, (Pascasarjana UIN Yogyakarta, 2016). 45

Tubagus Wahyudi, Hypnosis di dalam al-Qur‟an, (PTIQ Jakarta, 2016).

Page 45: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

Objek yang dibahas dalam penelitian ini adalah konsep hypnoteaching

sebagai salah satu cabang hypnosis. Lebih dalam lagi, pada penelitian ini dibahas

mengenai konsep dasar hypnoteaching, langkah-langkah melakukan

hypnoteaching serta konsep komunikasi dalam hypnoteaching yang kemudian

dikaitkan dengan komunikasi yang terjadi dalam al-Qur‟an surah Luqman ayat

12-19. Sedangkan waktu penelitian dilakukan adalah pada bulan Desember

sampai selesai.

B. Metode Penelitian

Jika dilihat dari tempat dilaksanakannya penelitian, penelitian ini termasuk ke

dalam penelitian kepustakaan (Library Research). Penelitian kepustakaan

bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan berbagai jenis materi

yang terdapat dalam kepustakaan. Sebagai contoh, kitab tafsir, kitab hadis, koran,

majalah, naskah sejarah, dan lain lain. Dan pada dasarnya, data-data yang telah

didapatkan pada penelitian kepustakaan dijadikan sebagai alat utama untuk

analisis praktek penelitian.

Metode pembahasan dalam penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan

menggunakan teknik analisis kajian isi melalui studi kepustakaan (library

research)46

. Artinya setelah data diperoleh kemudian dibahas dengan

memeberikan gambaran deskriptif tentang masalah yang diteliti, selanjutnya

dianalisis dengan menggunakan pendekatan eksoteris dan esoteris. Dengan

demikian akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai integrasi konsep

hypnoteaching dalam al-Qur‟an.

46

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta : Rineka Cipta, 2002), h. 202.

Page 46: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

34

Selain itu, penulis juga menggunakan teknik analisis kajian isi47

melalui

pendekatan interpretasi hypnoteaching dalam al-Qur‟an, yaitu lebih mengarah

pada proses penguraian yang beranjak dari isi dan makna yang lebih mengarah

pada makna terpendam dan tersembunyi, memahami konsep hypnoteaching dalam

al-Qur‟an secara utuh. Sedangkan teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada

buku Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2019.

Adapun sumber data yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini

dikelompokkkan menjadi dua kategori, yaitu sumber primer dan sumber sekunder.

Yang dimaksud sumber data pada penelitian ini adalah dari mana data diperoleh.48

Dalam penelitian ini, karena penulis menggunakan metode library research,

sumber data yang penulis gunakan adalah sebagai berikut :

a. Sumber data primer, yaitu data yang diperoleh dari sumber asli yang berisi

informasi pokok dari data tersebut. Karena pada penelitian ini penulis

mengkaji mengenai hypnoteaching dalam al-Qur‟an, maka penulis

menggunakan buku-buku tentang hypnoteaching dan buku-buku tafsir

sebagai sumber data primer yang menjadi acuan dasar penulis.

b. Sumber data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari sumber bukan asli yang

berisi informasi penunjang dari data yang dibutuhkan.49

Karena belum adanya

buku tafsir yang menjelaskan hypnoteaching dalam al-Qur‟an, mka penulis

menggunakan buku hypnoteaching secara umum dan pengalaman penulis

menjadi data empiris yang akan dijadikan rujukan dalam penelitian ini. Selain

itu, penulis juga menggunakan data penunjang lain, seperti dengan

melakukan wawancara dengan paraktisi hypnoteaching.

47

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta,

2008), h. 12. 48

Suharsimi Arikunto, Op.Cit. h. 129. 49

Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,

1995), h. 133.

Page 47: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

35

Dari beberapa sumber penelitian yang ada, penulis lebih banyak

menggunakan sumber primer sebagai rujukan utama yang kemudian diperkuat

dengan sumber sekunder.

C. Fokus Penelitian

Berdasarkan judul yang ditulis, maka penulis memfokuskan kajian pada

bagaimana korelasi antara komunikasi dalam hypnoteaching dengan komunikasi

dalam al-Qur‟an. Lebih dalam lagi penulis memfokuskan pada komunikasi

pembelajaran dalam kisah Luqman dalam surah Luqman ayat 12-19.

D. Prosedur Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian

kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang menggunakan data dan

informasi dengan bantuan bermacam-macam materi yang terdapat dalam

kepustakaan50

. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau

informasi dari berbagai sumber pustaka yang kemudian disajikan dengan cara

baru atau untuk keperluan baru.

Dalam penelitian ini, bahan-bahan pustaka ini diperlukan sebagai sumber ide

untuk menggali pemikiran atau gagasan baru, sebagai bahan dasar untuk

melakukan deduksi, dari pengetahuan yang telah ada, sehingga kerangka teori

baru dapat dikembangkan, atau sebagai bahan untuk memecahkan suatu masalah.

Penelitian kepustakaan juga dapat dipahami sebagai penelitian teoritik dan

terkait pada values, tetapi tetap diperlukan keterkaitannya dengan empiris.51

Dengan demikian, data yang diperoleh dari penelitian ini di deskripsikan apa

adanya kemudian dianalisis.

Dalam melakukan penelitian, penulis menggunakan prosedur penelitian

sebagai berikut :

50

Sugiyono, Op.Cit. h. 12. 51

Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta : Rake Sarasin, 1996),

h. 55.

Page 48: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

36

1. Tahap persiapam

Dalam melakukan tahap persiapan, penulis berkunjung ke perpustakaan

terlebih dahulu untuk melakukan pengumpulan data. Setelah itu barulah kemudian

penulis mengajukan proposal penelitian ke jurusan.

2. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini penulis mencari data dari berbagai sumber, kemudian

mengolah data yang di dapat kemudian menganalisis data yang telah diolah

tersebut.

3. Tahap penyelesaian

Pada bagian ini penulis melakukan kesimpulan dari data yang telah dianalisis

yang kemudian ditafsirkan dalam bentuk laporan (hasil).

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik untuk

mendapatkan data yang diinginkan. Diantaranya adalah :

1. Studi Literatur

Studi literatur atau biasa disebut dengan telaah dokumen merupakan suatu

cara pencarian data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku,

surat kabar, majalah, prasasti, dan sebagainya.52

Dalam melaksanakan studi

dokumentasi ini, penulis menggunakan buku-buku terkait dengan hypnoteaching

dan buku tafsir sebagai bahan dalam melakukan pengumpulan data.

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang digunakan

untuk mengubah data menjadi informasi informasi yang diberikan secara

langsung oleh seseorang (subjek). Dalam pelaksanaannya penulis melakukan

wawancara kepada tiga narasumber yang berbeda, yaitu kepada Farid Wajdi, M.Si

selaku praktisi hypnoteaching. Dalam wawancara ini penulis mendapatkan

gambaran umum tentang konsep dasar hypnoteaching.

52

Suharsimi Arikunto, Op.Cit. h. 231.

Page 49: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

37

Wawancara kedua dilakukan kepada Dr. Abdul Ghofur, M.A. Dalam

wawancara ini penulis mendapatkan informasi mengenai konsep komunikasi

pembelajaran dalam al-Qur‟an, khususnya dalam surah Luqman ayat 12-19.

Sedangkan wawancara ketiga dilakukan kepada Richad Afandi, S.Psi., CHA.

Dalam wawancara terkahir ini penulis mendapatkan data mengenai konsep

sugesti.

F. Pemeriksaan Keabsahan Data

Pengecekan atau pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif

dilakukan dengan triangulasi data. Triangulasi diartikan sebagai suatu teknik

pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu dari luar data untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.53

Dalam penelitian ini penulis melakukan pemeriksaan keabsahan data dengan

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

Selain itu, penulis juga membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil

wawancara.

G. Teknik Analisis Data

Penulis menggunakan teknik analisis isi (content analysis). Teknik analisis ini

merupakan kesimpulan yang benar dari sebuah buku atau dokumen. Teknik ini

juga digunakan untuk menemukan karakteristik dari sebuah pesan yang

penggarapannya dilakuka secara objektif dan sistematis.54

Untuk memudahkan

dalam memecahkan masalah, penulis menganalisis secara kritis dan konstruktif

menganai integrasi konsep hypnoteaching dalam al-Qur‟an surah Luqman ayat

12-19.

53

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman

Penulisan Skripsi, 2015, h. 56. 54

Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1991),

h. 263.

Page 50: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan paparan pada bab terdahulu mengenai

konsep hypnoteaching dalam al-Qur‟an, maka penulis dapat mengambil

kesimpulan yang merupakan jawaban dari rumusan masalah yang diajukan.

Kesimpulan yang didapat adalah sebagai berikut :

Pertama, hypnoteaching berasal dari dua kata, yaitu hypnosis dan teaching.

Hypnosis secara sederhana berarti komunikasi yang memiliki pengaruh atau

komunikasi dengan menggunakan kekuatan pikiran alam bawah sadar. Sedangkan

teaching berarti pengajaran. Maka hypnoteaching dapat diartikan sebagai

komunikasi pembelajaran dengan memaksimalkan kekuatan pikiran alam bawah

sadar. Alam bawah sadar ini digunakan karena kekuatannya sangat luar biasa

dalam mengingat dan menerima suatu informasi.

Dalam melakukan hypnoteaching, seorang guru harus mampu menguasai

dasar komunikasi, yaitu vokal, verbal, dan visual. Vokal terkait dengan intonasi

atau tinggi rendahnya suara guru dalam mengajar. Verbal terkait dengan

kejernihan atau kejelasan kata-kata yang dikeluarkan oleg guru. Sedangkan visual

terkait dengan gesture atau penampilan seorang guru.

Selain itu, agar proses hypnoteaching dapat berjalan dengan lancar, maka

yang paling penting yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah mengenai

penjiwaan seorang guru itu sendiri ketika melakukan proses pembelajaran. Hal ini

dilakukan agar guru dapat membuka kritikal area siswa. Karena ketika kritikal

area telah terbuka, maka guru dapat dengan mudah masuk ke dalam pikiran bawah

sadar siswa. Atau dengan kata lain guru dapat “menghypnosis” siswa.

Page 51: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

62

Hal lain yang perlu diperhatikan dalam hypnoteaching adalah mengenai cara

guru dalam membangun kepercayaan kepada murid. Hal ini perlu dilakukan oleh

guru, karena ketika siswa telah percaya kepada guru, maka apapun yang dikatakan

dan diperintahkan oleh guru akan diterima dan diikuti oleh siswa. Maka, inilah

pentingnya guru mempelajari hypnoteaching, agar tidak terjadi komunikasi yang

salah antara guru dan murid.

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam melakukan

hypnoteaching adalah : conditioning, kegiatan inti, dan empowerment. Dalam

conditioning berisi bagaimana guru menguasai dasar komunikasi dan cara ia

membangun kepercayaan kepada murid. Setelah langkah pertama selesai

dilakukan, maka guru masuk ke tahap kedua, yaitu kegiatan inti, disini guru mulai

memberikan materi ajar kepada siswa. Dan langkah yang terakhir yaitu guru

memberikan empowerment atau penguatan dari materi yang telah diberikan.

Kedua, surah Luqman merupakan salah satu surah yang menjadi contoh

komunikasi pembelajaran yang memberikan efek hypnosis. Hal ini dikarenakan

apa yang disampaikan Luqman kepada anaknya diterima secara langsung tanpa

ada bantahan dari anaknya. Jika merujuk pada kisah ini, maka ini menunjukkan

peristiwa hypnosis sebenarnya sering kita alami dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam surah Luqman, banyak mengajarkan mengenai konsep hypnoteaching.

Hal ini dapat dilihat dari cara Luqman berkomunikasi dan mengajarkan sesuatu

kepada anaknya. Salah satunya adalah dengan memanggil anaknya dengan penuh

kelemah lembutan dan menggunakan panggilan kesayangan. Secara tidak

langsung hal ini dapat membuka kritikal area anaknya, sehingga ketika kritikal

area telah terbuka maka sugesti yang diberikan akan dengan mudah diterima.

Karena dengan menggunakan panggilan-panggilan tertentu dapat membangun

kepercayaan kepada anaknya, sehingga ketika kepercayaan telah terbangun, akan

dengan mudah bagi Luqman untuk membuka kritikal area anaknya dan masuk ke

pikiran bawah sadar anaknya.

Page 52: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

63

Ketiga, kaitan antara komunikasi dalam hypnoteaching dan komunikasi

antara guru dan murid dalam surah Luqman terdapat pada cara yang digunakan

Luqman ketika berkomunikasi dengan anaknya sama seperti proses terjadinya

hypnosis. Luqman menggunakan kata-kata yang lemah lembut dan kata-kata

positif dalam berkomunikasi dengan anaknya. Dalam hypnosis ini penting

dilakukan dan merupakan langkah awal untuk membangun kepercayaan kepada

client.

Selain itu, Luqman juga selalu menggunakan kata-kata positif dalam

berkomunikasi. Hal ini juga sama seperti konsep hypnoteaching, karena pada

prinsipnya alam bawah sadar tidak menerima kata yang bermakna negatif. Dengan

demikian, Apa yang dilakukan Luqman sesuai dengan konsep hypnoteaching.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas yang menyatakan bahwa konsep komunikasi

dalam hypnoteaching dengan konsep komunikasi pembelajaran dalam al-Qur‟an

tidak bertentangan, bahkan keduanya memiliki konsep yang sama. Ini berarti

hypnoteaching yang merupakan perkembangan dari hypnosis menunjukkan tidak

berkaitan sama sekali dengan bentuk penguasaan pikiran atau bahkan berkaitan

dengan hal-hal ghaib. Dari kesimpulan ini, maka implikasinya adalah

hypnoteaching dapat dijadikan sebagai sebuah metode pembelajaran baru yang

dapat membantu siswa menuju tingkat fokus yang dalam, sehingga akan

memudahkan dalam menerima materi ajar.

Dengan adanya konsep ini, diharapkan tidak lagi menimbulkan kekhawatiran

bagi guru untuk menerapkan metode hypnoteaching ketika mengajar. Bahkan jauh

lebih dalam lagi, dengan adanya konsep komunikasi dalam hypnoteaching ini bisa

diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena semua orang dapat

mempelajarinya dan menerapkannya dalam berbagai permasalahan.

Page 53: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

64

C. Saran

Dalam penulisan skripsi ini, penulis juga akan menyampaikan beberapa saran

kepada berbagai pihak, seperti praktisi hypnosis, guru, dan tentunya kepada

masyarakat Indonesia sebagai pemerhati pendidikan di Indonesia.

Diantara saran-saran yang penulis ajukan adalah sebagai berikut :

1. Kepada praktisi hypnosis (trainer hypnosis), hendaknya agar terus

membumikan konsep islamic hypnosis (konsep hypnosis dalam islam) dan

memperkuat pemahaman sejarah hypnosis dan perkembangannya guna

meluruskan pemahaman yang salah terhadap hypnosis.

2. Kepada praktisi pendidikan (guru, staf pengajar, dan yang lainnya),

hendaknya agar memahami dan mencoba menggunakan metode

hypnoteaching sebagai salah satu metode dalam melaksanakan pembelajaran

di kelas. Metode ini perlu dilakukan secara berulang, karena dalam

hypnoteaching yang terpenting adalah mengenai perhatian dan fokus guru

terhadap siswa. Selain itu, untuk menciptakan pembelajaran yang kondusif

(siswa memperhatikan materi yang disampaikan guru), maka guru harus

mampu menggunakan berbagai media interaktif yang dapat mempengaruhi

learning modalities siswa dalam belajar. Meskipun, media yang digunakan

terkadang belum mampu “menghipnosis” siswa. Hal ini bukan berarti metode

hypnoteaching gagal, akan tetapi ada faktor lain yang mempengaruhi

terhadap kerja otak. Salah satunya adalah faktor lingkungan sekitar.

3. Kepada lembaga pendidikan, hendaknya mampu mengaplikasikan dan

mendukung penerapan metode hypnoteaching sebagai salah satu metode

pembelajaran yang diterapkan di sekolah.

4. Kepada mahasiswa diharapkan agar melakukan penelitian yang lebih dalam

dan lebih kompleks mengenai konsep hypnoteaching dalam al-Qur‟an.

Page 54: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

65

DAFTAR PUSTAKA

Al Basri, Abi Al Hasan Ali bin Muhammad bin Habib Al Mawardi. Al Nukat wa

Al „Uyun Tafsir Al Mawardi. (Beirut Lebanon : Daar Al Kutub Al

„Ilmiyah). Juz 4.

Al Maraghi, Ahmad Mustafa. Tafsir Al Maraghi Juz XII. (Semarang : Toha Putra,

1992).

Almatin, MD. Isma. Dahsyatnya Hypnosis Learning untuk Guru dan Orang Tua.

(Yogyakarta : Pustaka Widyatama, 2010).

Al Qarni, „Aidh. Tafsir Muyassar. terj. Tim Qisthi Press. (Jakarta : Qisthi Press,

2008). Cet. 1.

Al Qurthubi. Tafsir Al Qurthubi. (Jakarta : Pustaka Azzam, 2009). Jil 14. Cet. 1.

Arifin, Tatang M. Menyusun Rencana Penelitian. (Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 1995).

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. (Jakarta : Rineka Cipta, 2002).

Asian Hypnotherapist Association, Train The Trainer Hypnosis and

Hypnotherapy, (Jakarta : AHA, 04-06 Januari 2019).

Az Zuhaili, Wahbah. At Tafsiir al Muniir : Fil „Aqidah wasy-Syari‟ah wal

Manhaj. (Damaskus : Darul Fikr, 2005).

Deporter, Bobbi dan Micke Hernacki. Quantum Learning, terj. Alwiyah

Abdurrahman. (Bandung : Kaifa Learning, 2015).

Dj, Muhammad Zuhri & Sukarnianti. Using Hypnoteaching Strategy to Improve

Students Writing Ability. (STAIN Watampone : Dinamika Ilmu,

2015). Vol 15.

Page 55: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

66

Gorman, Alfred H. Teachers and Learners The Interactive Process of Education.

(Boston : 1971, Fourth Printing).

Gunawan, Adi W. Hypnosis : The Art of Subconciuous Communication. (Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama, 2006).

Harun, Salman. Tafsir Tarbawi : Nilai-Nilai Pendidikan Dalam Al-Qur‟an.

(Jakarta : UIN Jakarta Press, 2013).

Hasbullah dan Rahmawati. Pengaruh Penerapan Metode Hypnoteaching

Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Indarprasta PGRI. (Jurnal

Formatif 5 (1) : 83-90, ISSN : 2088 351X, 2015).

Heriyanto, Husein. Menggali Nalar Saintifik Peradaban Islam. (Jakarta : Mizan,

2011), Cet. 1.

Hunter, C. Roy. The Art of Hypnosis : Mastering Basic Techniques, Third Edition.

Terj. Paramita, PT. Indeks

Indonesia Board of Hypnotherapy. Basic Hypnotherapy. (Jakarta : IBH, 2015).

Indonesia Board of Hypnotherapy. Advanced Hypnotherapy. (Jakarta : IBH,

2015).

Indonesian Public Speaking Academy. Train The Trainer (Certified Trainer &

Outbond Fasilitator). (Batang : Tazakka Institute Foundation,

2016).

Irfany, Ahmad Irwan. Pola Interaksi Guru Dengan Murid Dalam Al-Qur‟an

Surah Luqman Ayat 12-19 dan Surah „Abasa Ayat 1-10 (Skripsi).

(Ciputat : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta,

2013).

Iriantara, Yosal. Komunikasi Pembelajaran. (Bandung : Simbiosa Rekatama

Media, 2014), Cet.1.

Page 56: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

67

Jaya, Novian Triwidia. Hypnoteaching “Bukan Sekedar Mengajar”. (Bekasi, D-

Brain, 2010).

Jensen, Eric. Super Teaching. (California : 2009, A Sage Company).

Kasmaja, Hadi. Evektifitas Implementasi Metode Hypnoteaching untuk

Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Matematika pada Siswa

SMP Negeri. (Jurnal of EST, p-ISSN : 2460-1497 e-ISSN : 2477-

3840, Vol 2 No. 1, April 2016).

Katsir, Ibnu. Tafsir al-Qur‟an al „Azhim. (Lebanon : Dar al Kutub al „Ilmiyah,

2008).

Moleong, Lexi J. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung : Remaja Rosdakarya,

1991).

Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Yogyakarta : Rake Sarasin,

1996).

Muhammad, Abu Ja‟far. Tafsir At-Thabari. (Jakarta : Pustaka Azzam, 2009). Jil.

20 Cet. 1.

Rahman, Masykur Arif. Kesalahan-Kesalahan Fatal Paling Sering Dilakukan

Guru dalam Kegiatan Belajar Mengajar. (Jogjakarta : Diva Press,

2011).

Shihab, M. Quraish. Ensiklopedia al-Qur‟an (Kajian Kosakata). (Jakarta :

Lentera Hati, 2007). Cet. 1.

Shihab, M. Quraish. Tafsir al Misbah. (Jakarta : Lentera Hati, 2002). Vol. 10.

Shihab, M. Quraish. Al Lubab. (Jakarta : Lentera Hati, 2012).

Salami. Hypnoteaching dan Hypnotic Teacher. (Jurnal Pendidikan Vol. 3 No 1.

Januari-Juni 2017).

Page 57: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

68

Sugara, Gian Sugiana. Seni Memprogram Ulang Pikiran Bawah Sadar. (Jakarta :

PT. Indeks, 2013).

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. (Bandung :

Alfabeta, 2008).

Wahyudi, Tubagus. Hypnosis Di Dalam Al-Qur‟an (Disertasi). (Jakarta : PTIQ

Jakarta, 2016).

Wajdi, Farid. Neuro Linguistic Programming for Trainer. (Jakarta : FWN

Business and Motivator School, 2018).

Wajdi, Farid. Interview,.“Definisi Hypnosis”. (Ciputat : 18 Desember 2018).

Wajdi, Farid. Interview. “Sejarah Hypnosis”. (FWN School : 02 Januari 2019).

Wajdi, Farid. Interview. “Komunikasi Hypnosis”. (Ciputat : 14 April 2019).

Wajdi, Farid. Interview. “Prinsip Komunikasi Hypnoteaching”. (Ciputat : 14 April

2019).

Qaraati, Mohsen. Seri Tafsir Untuk Anak Muda Surah Luqman. terj. M. Ilyas.

(Jakarta : Al-Huda, 2005). Cet. 1.

Qardhawi, Yusuf. al-Ghazali Antara Pro dan Kontra. (Surabaya : Pustaka

Progressif, 1997).

Zainurrahman. Educational Hypnosis : Pemanfaatan Hypnosis Dalam Konteks

Pendidikan. (Zona Hypnosis Ebook, 2018).

Page 58: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

69

Page 59: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

70

Page 60: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

71

Page 61: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

72

Page 62: KONSEP HYPNOTEACHING DALAM AL-QUR’AN (Studi Atas ...

73