Konsep Dasar Penyakit
-
Upload
ayu-komang-dian-cahyanti -
Category
Documents
-
view
54 -
download
0
Transcript of Konsep Dasar Penyakit
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. PENGERTIAN
Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada
pankreas dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif
ringan dan sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal
yang tidak bereaksi terhadap berbagai pengobatan. (Brunner & Suddart, 2001;
1338). Pankreatitis adalah kondisi inflamasi yang menimbulkan nyeri dimana
enzim pankreas diaktifasi secara prematur mengakibatkan autodigestif dari
pankreas. (Doengoes, 2000;558).
Pankreatitis akut adalah inflamasi pankreas yang biasanya terjadi akibat
alkoholisme dan penyakit saluran empedu seperti kolelitiasis dan kolesistisis.
(Sandra M. Nettina, 2001)
2. ETIOLOGI
Batu saluran empedu
Infeksi virus atau bakteri
Alkoholisme berat
Obat seperti steroid, diuretik tiazoid
Hiperlipidemia, terutama fredericson tipe V
Hiperparatiroidisme
Asidosis metabolic
Uremia
Imunologi seperti lupus eritematosus
1
Pankreatitis gestasional karena ketidakseimbangan hormonal
Defisiensi protein
Toksin
Lain-lain seperti gangguan sirkulasi, stimulsi vagal ( Arief Mansjoer, 2000)
3. EPIDEMIOLOGI
Pankreatitis atau infalamasi pada pancreas terjadi akibat proses
tercernanya organ ini oleh enzim-enzimnya sendiri, khususnya oleh tripsin. 80%
panderita pankreatitis mengalami penyakit pada traktus biliaris dan 5 % penderita
batu empedu, pankreatitis umumnya diderita ole orang yang mengkonsumsi
alcohol dalam waktu lama
4. PATOFISIOLOGI
Pankreatitis akut atau inflamasi pada pancreas terjadi akibat proses
tercernanya organ ini oleh enzim-enzimnya sendiri , khususnya oleh tripsin. 80%
penderita pankreatitis akut mengalami penyakit pada traktus biliaris , meskipun
demikian hanya 5% penderita batu empedu yang kemudian mengalami
pankreatitis . Batu empedu memasuki duktus koledokus dan terperangkap dalam
saluran ini pada daerah ampulavater, menyumbat aliran getah pancreas atau
menyebabkan aliran balik getah empedu dari duktus koledokus kedalam duktus
pancreatikus dan dengan demikian akan mengaktifkan enzim-enzim yang kuat
dalam pancreas. Dalam keadaan normal , enzim-enzim ini berada dalam bentuk
inaktif sampai getah pancreas mencapai lumen duodenum . Spasme dan edema
pada ampulavater yang terjadi akibat duodenitis kemungkinan dapat
menimbulkan pankreatitis.
2
Pathway
3
Batu Empedu Tumoe Karsinoma
Masuk ke duktus
koleduktus
Menyumbat aliran getah pankreas
Terjadi aliran balik dari duktus koleduktus ke dalam duktus Pankreatikus
Enzim yang aktif terkumpul dalam
pankreas
Enzim-enzim ini akan mencerna sel-
sel pankreas
Alkohol berlebih Kortikosteroid Infeksi bakteri dan virus
Terjadi fibrosis dan nekrosis
Kerja enzim menurun
Terjadi secara berkelanjutan
Peradangan berat
NyeriResiko infeksi
Pankreatitis
Mual,muntah Hipotensi yg mencerminkan keadaan hipovolemik
Situasi berubah
5. KLASIFIKASI
1. Pankreatitis akut atau inflamasi pada pankreas terjadi akibat tercernanya organ
ini oleh enzim-enzimnya sendiri, khususnya oleh tripsin. (Brunner & Suddart,
2001:1339)
2. Pankreatitis kronik merupakan kelainan inflamasi yang ditandai oleh
kehancuran anatomis dan fungsional yang progresif pada pankreas. (Brunner &
Suddart, 2001:1348)
6. TANDA DAN GEJALA KLINIS
Nyeri abdomen yang hebat merupakan gejala utama pankreatitis yang
menyebabkan pasien datang ke rumah sakit. Rasa sakit dan nyeri tekan abdomen
yang disertai nyeri pada punggung, terjadi akibat iritasi dan edema pada pankreas
yang mengalami inflamasi tersebut sehingga timbul rangsangan pada ujung-ujung
saraf. Peningkatan tekanan pada kapsul pankreas dan obstruksi duktus
pankreatikus juga turut menimbulkan rasa sakit.
Secara khas rasa sakit yang terjadi pada bagian tengah ulu hati
(midepigastrium). Awitannya sering bersifat akut dan terjdi 24-48 jam setelah
makan atau setelah mengkonsumsi minuman keras; rasa sakit ini dapat bersifat
menyebar dan sulit ditentukan lokasinya. Umumnya rasa sakit menjadi semakin
parah setelah makan dan tidak dapat diredakan dengan pemberian antasid. Rasa
sakit ini dapat disertai dengan distensi abdomen, adanya massa pada abdomen
yang dapat diraba tetapi batasnya tidak jelas dan dengan penurunan peristatis.
Rasa sakit yang disebabkan oleh pankreatitis sering disertai dengn muntah.
4
Nutrisi kurang dr kebutuhan Kurang
volume cairan
Kurang informasi
Kurang pengetahuan
Pasien tampak berada dalam keadaan sakit berat defens muskuler teraba pada
abdomen. Perut yang kaku atau mirip papan dapat terjadi dan merupakan tanda
yang fatal. Namun demikian abdomen dapat tetap lunak jika tidak terjadi
peritonitis. Ekimosis (memar) didaerah pinggang dan disekitar umbilikus
merupakan tanda yang menunjukkan adanya pankreatitis haemoragik yang berat.
Mual dan muntah umumnya dijumpai pada pankreatitis akut. Muntahan
biasanya berasal dari isi lambung tetapi juga dapat mengandung getah empedu.
Gejala panas, ikterus, konfusidan agitasi dapat terjadi.
Hipotensi yang terjadi bersifat khas dan mencerminkan keadaan hipovolemia
serta syok yang disebabkan oleh kehilangan sejumlah besar cairan yang kaya
protein, karena cairan ini mengalir kedalam jaringan dan rongga peritoneum.
Pasien dapat mengalami takikardia, sianosis dan kulit yang dingin serta basah
disamping gejala hipotensi. Gagal ginjal akut sering dijumpai pada keadaan ini.
Gangguan pernafasan serta hipoksia lazim terjadi, dan pasien dapat
memperlihatkan gejala infiltrasi paru yang difus, dispnoe, tachipnoe dan hasil
pemeriksaan gas darah abnormal. Depresi miokard, hipokalsemia, hiperglikemia
dan koagulopati intravaskuler diseminata dapat pula terjadi pada pankreatitis akut
(Brunner & Suddart, 2001:1339)
7. KOMPLIKASI
Timbulnya Diabetes Mellitus
Tetani hebat
Efusi pleura (khususnya pada hemitoraks kiri)
Abses pankreas atau psedokista.
8. PEMERIKASAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK
5
Scan-CT : menentukan luasnya edema dan nekrosis
Ultrasound abdomen: dapat digunakan untuk mengidentifikasi inflamasi
pankreas, abses, pseudositis, karsinoma dan obstruksi traktus bilier.
Endoskopi : penggambaran duktus pankreas berguna untuk diagnosa fistula,
penyakit obstruksi bilier dan striktur/anomali duktus pankreas. Catatan :
prosedur ini dikontra indikasikan pada fase akut.
Aspirasi jarum penunjuk CT : dilakukan untuk menentukan adanya infeksi.
Foto abdomen : dapat menunjukkan dilatasi lubang usus besar berbatasan
dengan pankreas atau faktor pencetus intra abdomen yang lain, adanya udara
bebas intra peritoneal disebabkan oleh perforasi atau pembekuan abses,
kalsifikasi pankreas.
Pemeriksaan seri GI atas : sering menunjukkan bukti pembesaran
pankreas/inflamasi.
Amilase serum : meningkat karena obstruksi aliran normal enzim pankreas
(kadar normal tidak menyingkirkan penyakit).
Amilase urine : meningkat dalam 2-3 hari setelah serangan.
Lipase serum : biasanya meningkat bersama amilase, tetapi tetap tinggi lebih
lama.
Bilirubin serum : terjadi pengikatan umum (mungkin disebabkan oleh
penyakit hati alkoholik atau penekanan duktus koledokus).
Fosfatase Alkaline : biasanya meningkat bila pankreatitis disertai oleh
penyakit bilier.
Albumin dan protein serum dapat meningkat (meningkatkan permeabilitas
kapiler dan transudasi cairan kearea ekstrasel).
6
Kalsium serum : hipokalsemi dapat terlihat dalam 2-3 hari setelah timbul
penyakit (biasanya menunjukkan nekrosis lemak dan dapat disertai nekrosis
pankreas).
Kalium : hipokalemia dapat terjadi karena kehilangan dari gaster;
hiperkalemia dapat terjadi sekunder terhadap nekrosis jaringan, asidosis,
insufisiensi ginjal.
Trigliserida : kadar dapat melebihi 1700 mg/dl dan mungkin agen penyebab
pankreatitis akut.
LDH/AST (SGOT) : mungkin meningkat lebih dari 15x normal karena
gangguan bilier dalam hati.
Darah lengkap : SDM 10.000-25.000 terjadi pada 80% pasien. Hb mungkin
menurun karena perdarahan. Ht biasanya meningkat (hemokonsentrasi)
sehubungan dengan muntah atau dari efusi cairan kedalam pankreas atau area
retroperitoneal.
Glukosa serum : meningkat sementara umum terjadi khususnya selama
serangan awal atau akut. Hiperglikemi lanjut menunjukkan adanya kerusakan
sel beta dan nekrosis pankreas dan tanda aprognosis buruk. Urine analisa;
amilase, mioglobin, hematuria dan proteinuria mungkin ada (kerusakan
glomerolus).
Feses : peningkatan kandungan lemak (seatoreal) menunjukkan gagal
pencernaan lemak dan protein
(Dongoes, 2000)
9. PENATALAKSANAAN MEDIK
7
Penggantian cairan dan elektrolit
Penggantian cairan menjadi prioritas utama dalam penanganan
pankreatitis akut. Larutan yang diperintahkan dokter untuk resusitasi cairan
adalah koloid atau ringer laktat. Namun dapat pula diberikan plasma segar
beku atau albumin. Tanpa memperhatikan larutan mana yang dipergunakan.
Penggantian cairan digunakan untuk memberikan perfusi pankreas, yang hal
ini diduga mengurangi perkembangan keparahan rasa sakit. Ginjal juga tetap
dapat melakukan perfusi dan ini dapat mencegah terjadinya gagal ginjal akut.
Pasien dengan pankreatitis hemorragia kut selain mendapat terapi cairan
mungkin juga membutuhkan sel-sel darah merah untuk memulihkan volume.
Pasien dengan penyakit parah yang mengalami hipertensi, gagal memberikan
respon terhadap terapi cairan mungkin membutuhkan obat-obatan untuk
mendukung tekanan darah. Obat pilihannya adalah dopamin yang dapat
dimulai pada dosis yang rendah (2-5 ug/kg/menit). Keuntungan obat ini
adalah bahwa dosis rendah dapat menjaga perfusi ginjal sementara
mendukung tekanan darah. Pasien hipokalsemia berat ditempetkan pada
situasi kewaspdaan kejang dengan ketersediaan peralatan bantu nafas. Perawat
bertanggung jawab untuk memantau kadar kalsium, terhadap pemberian
larutan pengganti dan pengevaluasian respon pasien terhadap kalsium yang
diberikan. Penggantian kalsium harus didifusikan melalui aliran sentral,
karena infiltrasi perifer dapat menyebabkan nekrosis jaringan. Pasien juga
harus dipantau terhadap toksisitas kalsium. Hipomagnesemia juga dapat
timbul bersama hipokalsemia dan magnesium yang juga perlu mendapat
penggantian. Koreksi terhadap magnesium biasanya dibutuhkan sebelum
kadar kalsium menjadi normal. Kalium adalah elektrolit lain yang perlu
diganti sejak awal sebelum regimen pengobatan karena muntah yang
berhubungan dengan pangkreatitis akut. Kalium dalam jumlah yang
berlebihan juga terdapat dalam getah pankreas. Kalsium harus diberikan
dalam waktu lambat lebih dari satu jam lebih dengan menggunakan pompa
infus. Pada beberapa kasus, hiperglikemia dapat juga berhubungan dengan
8
dehidrasi atau ketidakseimbangan elektrolit lainnya. Mungkin diperintahkan
pemberian insulin lainnya dengan skala geser, insulin ini perlu diberikan
dengan hati-hati, karena kadar glukagon sementara pada pankreatitis akut
(Hudak dan Gallo, 1996).
Pengistirahatan pankreas
Suction nasogastric digunakan pada kebanyakan pasien dengan
pankreatitis akut untuk menekan sekresi eksokrin pankreas dengan
pencegahan pelepasan sekretin dari duodenum. Mual, muntah dan nyeri
abdomen dapat juga berkurang bila selang nasogastric ke suction lebih dini
dalam perawatan. Selang nasogastrik juga diperlukan pasien dengan illeus,
distensi lambung berat atau penurunan tingkat kesadaran untuk mencegah
komplikasi akibat aspirasi pulmoner. Puasa ketat (tak ada masukan peroral)
harus dipertahankan sampai nyeri abdomen reda dan kadar albumin serum
kembali normal. Namun parenteral total dianjurkan untuk pasien pankreatitis
mendadak dan parah yang tetap dalam status puasa jangka panjang dengan
suction nasogastrik dengan illeus paralitik, nyeri abdomen terus-menerus atau
komplikasi pankreas. Lipid tidak boleh diberikan karena dapat meningkatkan
kadar trigliserida lebih jauh dan memperburuk proses peradangan. Pada pasien
dengan pankreatitis ringan cairan peroral biasanya dapat dimulai kembali
dalam 3-7 hari dengan penggantian menjadi padat sesuai toleransi. Status
puasa yang diperpanjang dapat menyulitkan pasien. Perawatan mulut yang
sering dan posisi yang sesuai serta memberikan pelumasan pada selang
nasogastric menjadi penting dengan mempertahankan integritas kulit dan
memaksimalkan kenyamanan pasien. Dianjurkan tirah baring untuk
mengurangi laju metabolisme basal pasien. Hal ini selanjutnya akan
mengurangi rangsangan dari sekresi pankreas (Hudak dan Gallo, 1996).
Penatalaksanaan nyeri
9
Analgesik diberikan untuk kenyamanan pasien maupun untuk mengurangi
rangsangan saraf yang diinduksi stress atau sekresi lambung dan pankreas.
Meferidan (dimerol) digunakan menggantikan morfin karena morfin dapat
menginduksi spasme sfingter oddi (Sabiston, 1994).
Diet
o Tinggi kalori tinggi protein rendah lemak (Barabara C. long, 1996).
o Pemberian enzim pankreas : pankreatin (viakose), pankrelipase
(cotozym), pankrease (Barbara C. long, 1996).
o Fiberoscopy dengan kanulisasi dan spingterotomi oddi (Barbara C.
long,1996).
o Intervensi bedah
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
PANKREATITIS
1. PENGKAJIAN
1. Anamnesa.
o Biodata
pada biodata diperoleh data tentang nama, umur, jenis kelamin, tempat
tinggal, pekerjaan, pendidikan dan status perkawinan. Dimana beberapa
faktor tersebut dapat menempatkan klien pada resiko pada pankreatitis
akut.
10
o Keluhan utama
nyeri hampir selalu merupakan keluhan yang diberikan oleh pasien dan
nyeri dapat terjadi di epigastrium, abdomen bawah atau terlokalisir pada
daerah torasika posterior dan lumbalis. Nyeri bisa ringan atau parah atau
biasanya menetap dan tidak bersifat kram (Sabiston, 1994).
o Riwayat penyakit sekarang
riwayat kesehatan juga mencakup pengkajian yang tetap tentang nyeri,
lokasi, durasi, faktor-faktor pencetus dan hubungan nyeri dengan
makanan, postur, minum alkohol, anoreksia, dan intoleransi makanan
(Hudak dan Gallo, 1996).
o Riwayat penyakit lalu
Kaji apakah pernah mendapat intervensi pembedahan seperti
colecystectomy, atau prosedur diagnostik seperti EKCP. Kaji apakah
pernah menderita masalah medis lain yang menyebabkan pankreatitis
meliputi :
ulkus peptikum
gagal ginjal
vaskular disorder
hypoparathyroidism
hyperlipidemia
Kaji apakah klien pernah mengidap infeksi virus dan buat catatan obat-obatan yang
pernah digunakan (Donna D, 1995).
o Riwayat kesehatan keluarga
11
kaji riwayat keluarga yang mengkonsumsi alkohol, mengidap pankreatitis dan
penyakit biliaris (Donna D, 1995).
o Pengkajian psikososial
penggunaan alkohol secara berlebihan adalah hal yang paling sering
menyebabkan pankreatitis akut. Perlu dikaji riwayat penggunaan alkohol pada
klien, kapan paling sering klien mengkonsumsi alkohol. Kaji apakah klien
pernah mengalami trauma seperti kemtian anggota keluarga, kehilangan
pekerjaan yang berkontribusi terhadap peningkatan penggunaan alkohol.
(Donna D, 1995)
o Pola aktivitas
klien dapat melaporkan adanya steatorea (feses berlemak), juga penurunan
berat badan, mual, muntah. Pastikan karakteristik dan frekuensi buang air
besar (Huddak & Gallo, 1996).
Perlu mengkaji status nutrisi klien dan cacat faktor yang dapat menurunkan
kebutuhan nutrisi (Suzanna Smletzer, 1999).
2. Pemeriksaan fisik
a. Tanda-tanda vital
Kaji adanya peningkatan temperatur, takikardi, dan penurunan tekanan darah
(Donna D, 1995). Demam merupakan gejala yang umum biasanya (dari 39° C).
demam berkepanjangan dapat menandakan adanya komplikasi gastrointestinal
dari penyakit seperti peritonitis, kolesistitis atau absese intra abdomen (Huddak &
Gallo, 1996).
b. Sistem gastrointestinal
12
Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri abdomen. Juga terdapat distensi abdomen
bagian atas dan terdengar bunyi timpani. Bising usus menurun atau hilang karena
efek proses peradangan dan aktivitas enzim pada motilitas usus. Hal ini
memperberat ketidakseimbangan cairan pada penyakit ini.
Pasien dengan penyakit pankreatitis yang parah dapat mengalami asites, ikterik
dan teraba massa abdomen (Huddak & Gallo, 1996).
c. Sistem cardiovaskular
Efek sistemik lainnya dari pelepasan kedalam sirkulasi adalah vasodilatasi perifer
yang pada gilirannya dapat menyebabkan hipotensi dan syok.
Penurunan perfusi pankreas dapat menyebabkan penurunan faktor depresan
miokardial (MDF). Faktor depresan miokardial diketahui dapat menurunkan
kontraktilitas jantung. Seluruh organ tubuh kemudian terganggu (huddak & Gallo,
1996).
d. Sistem sirkulasi
Resusitasi cairan dini dan agresif diduga dapat mencegah pelepasan MDF.
Aktivasi tripsin diketahui dapat mengakibatkan abnormalitas dalam koagulitas
darah dan lisis bekuan. Koagulasi intravaskular diseminata dengan keterkaitan
dengan gangguan perdarahan selanjutnya dapat mempengaruhi keseimbangan
cairan (Sabiston, 1994).
e. Sistem respirasi
Pelepasan enzim-enzim lain (contoh fosfolipase) diduga banyak menyebabkan
komplikasi pulmonal yang berhubungan dengan pankretitis akut. Ini termasuk
hipoksemia arterial, atelektasis, efusi pleural, pneumonia, gagal nafas akut dan
sindroma distress pernafasan akut (Huddak & gallo, 1996).
f. Sistem metablisme
13
Komplikasi metabolik dari pankreatitis akut termasuk hipokalsemia dan
hiperlipidemia yang diduga berhubungan dengan daerah nekrosis lemak disekitar
daerah pankreas yang meradang. Hiperglikemia dapat timbul dan disebabkan oleh
respon terhadap stress. Kerusakan sel-sel inset langerhans menyebabkan
hiperglikemia refraktori. Asidosis metabolik dapat diakibatkan oleh hipoperfusi
dan aktivasi hipermetabolik anaerob (Huddak & Gallo,1996).
g. Sistem urinari
Oliguria, azotemia atau trombosis vena renalis bisa menyebabkan gagal ginjal
(Sabiston, 1994).
h. Sistem neurologi
Kaji perubahan tingkah laku dan sensori yang dapat berhubungan dengan
penggunaan alkohol atau indikasi hipoksia yang disertai syok (Donna D, 1995)
i. Sistem integumen
Membran mukosa kering, kulit dingin dan lembab, sianosis yang dapat
mencerminkan dehidrasi ringan sampai sedang akibat muntah atau sindrom
kebocoran kapiler.
Perubahan warna keunguan pada panggul (tanda turney grey) atau pada area
periumbilikus (tanda cullen) terjadi pada nekrosis hemoragik yang luas (Sandra
M, 2001).
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
14
No.Dx Diagnosa
1. Nyeri b/d proses inflamasi
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d mual,muntah
3. Defisit volume cairan b/d mual,muntah
4. Resiko infeksi b/d imobilisasi , proses inflamasi ,akumulasi cairan
5. Defisit pengetahuan b/d kurang pengetahuan
3. INTERVENSI
No
dx
Tujuan dan Kriteria
Hasil
Intervensi Rasional
1.Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama 3x24 jam
diharapkan nyeri
terkontrol/hilang
dengan kriteria hasil
:
Skala nyeri
(0-3)
Pasien
tampak
rileks
Kaji skala nyeri
dengan PQRST
Ajarkan tehnik
relaksasi dan
distraksi
Pertahankan tirah
baring
Kolaborasi
pemberian
analgesik
Pengkajian skala
nyeri sangat
penying karena
kegelisahan
pasien
meningkatkan
metabolisme
tubuh yg akan
menstimulasi
sekresi enzim-
enzim pankreas
dan lambung
Untuk
15
Nyeri dapat
terkontrol
mengalihkan
perhatian agar
tidak terfokus
pada nyeri
dengan massage
dan nafas dalam
Untuk
menurunkan laju
metabolik dan
rangsangan GI
sehingga
menurunkan
aktivitas
pankreas
2.Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama 2x24 jam
diharapkan
kebutuhan nutrisi
pasien terpenuhi
dengan kriteria hasil
:
Nafsu
makan
bertambah
Terjadi
peningkatan
berat badan
Tidak
Berikan
perawatan oral
hygiene
Bantu pasien
untuk memilih
makanan sesuai
dalam batas diet
Anjurkan makan
sedikit tapi sering
dan dalam
keadaan hangat
Timbang berat
badan setiap saat
Menurukan
rangsangan
muntah
Untuk meningkat
nafsu
makan,dengan
makan-makanan
sesuai keinginan
Agar tidak cepat
bosan
danmeningkat
nafsu makan
Penurunan berat
badan dapat
16
mengalami
mal nutrisi
menyebabkan
hipovolemia
3.Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama 2x24 jam
diharapkan volume
cairan dapat
terpenuhi dengan
KH :
Volume
cairan
terpenuhi
Mempertaha
nkan hidrasi
kuat
Tanda-tanda
vital adekuat
Awasi tekanan
darah
Ukur masukan
dan keluar cairan
termasuk muntah
, diare
Kolaborasi
pemberian cairan
sesuai indikasi
Penurunan curah
jantung dapat
menyebabkan
luasnya
komplikasi
sistemik
Indikator/
kebutuhan
penggantian/kefe
ktifan terapi
Cairan-cairan
yang digunakan
dapait
mengikatkan
mobilisasi cairan
kembali kedalam
area vaskuler
4.Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama 2x24 jam
diharapkan tanda-
tanda infeksi hilang
dengan KH:
Meningkatk
an waktu
penyembuha
Gunakan tehnik
aseptik ketat bila
mengganti
balutan
bedah,infus
Tekankan
mencuci tangan
dengan baik
Membatasi
sumber infeksi ,
dimana dapat
menimbulkan
sepsis pada
pasien
Menurunkan
resiko
17
n
Tidak terjadi
infeksi
Kaji tanda-tanda
infeksi seperti
demam,kemeraha
n,bengkak
kontaminasi silan
Mendeteksi dini
terjadinya infeksi
pada pasien
5.Setelah diberikan
asuhan keperawatan
selama 2x24 jam
diharapakan
keluarga/pasien
dapat memahami
tentang penyakit
yang dialami
dengan KH:
Memahami
proses
penyakit dan
prognosanya
Melakukan
pola hidup
dan
berpartisipas
i dalam
program
pengobatan
Kaji ulang
penyebab khusus
terjadinya
penyakit dan
prognosis
Diskusi
penyebab lain /
faktor yang
berhubungan
Anjurkan
mengentikan
rokok
Memberikan
dasar
pengetahuan
dimana pasien
akan
mendapatkan
informasi
Penghindaran
dapat membantu
membatasi
kerusakan dan
mencegah
terjadinya
kondisi kronis
Nikotin
merangsang
sekresi gaster
dan aktivitas
penkreas yang
tidak perlu
18
4. EVALUASI
No.dx Evaluasi
1. Nyeri hilang / terkontrol
2. Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
3. Kebutuhan volume cairan terpenuhi sesuai kebutuhan
4. Tidak tampak tanda-tanda terjadinya infeksi
5. Pasien / Keluarga mengetahui tentang penyakitnya
19
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pankreatitis (inflamasi pankreas) merupakan penyakit yang serius pada pankreas
dengan intensitas yang dapat berkisar mulai dari kelainan yang relatif ringan dan
sembuh sendiri hingga penyakit yang berjalan dengan cepat dan fatal yang tidak
bereaksi terhadap berbagai pengobatan.
20
Daftar Pustaka
1. Doenges Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3.
Jakarta : ECG
2. Http://wwww.total kesehatan nanca.com/Addison4.html
3. Price, Sylvia. 2005. patofisiologi. Edisi 6. Jakarta : EGC
4. Http://wwww.askepindonesia.com
21