KONSEP DASAR FILSAFAT

42
KONSEP DASAR FILSAFAT

description

KONSEP DASAR FILSAFAT. Pengantar Filsafat. Apakah mungkin manusia berhenti berpikir? Tak ada yang dipikirkan dalam hidupnya? Tentu jawabannya tidak, karena manusia itu makhluk yang gemar bertanya dan selalu mencari terus menerus jawaban yang benar atau yang dianggap benar. - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of KONSEP DASAR FILSAFAT

Page 1: KONSEP DASAR FILSAFAT

KONSEP DASAR FILSAFAT

Page 2: KONSEP DASAR FILSAFAT

Pengantar Filsafat Apakah mungkin manusia berhenti berpikir? Tak

ada yang dipikirkan dalam hidupnya? Tentu jawabannya tidak, karena manusia itu makhluk yang gemar bertanya dan selalu mencari terus menerus jawaban yang benar atau yang dianggap benar.

Manusia itu makhluk yang cenderung dan mencintai kebenaran itulah awal dari arti filsafat atau Philoshopia yang merupakan rangkaian dari asal kata “Philos atau philein” dan “Shopia atau sofein” yang memiliki arti “mencintai kebijaksanaan/ kebenaran”

Page 3: KONSEP DASAR FILSAFAT

PENGERTIAN FILSAFATPENGERTIAN FILSAFAT

Filsafat dapat diartikan sebagai Filsafat dapat diartikan sebagai kegiatan dan hasil berpikir dengan kegiatan dan hasil berpikir dengan perenungan mendalam, radikal, perenungan mendalam, radikal, kritikal dan sistematik untuk kritikal dan sistematik untuk memperoleh pengetahuan yang hakiki memperoleh pengetahuan yang hakiki dari segala sesuatudari segala sesuatu

Secara etimologi (philein = cinta, Secara etimologi (philein = cinta, sofia=kebijaksanaan)sofia=kebijaksanaan)

3

Page 4: KONSEP DASAR FILSAFAT

Arti praktis filsafat

Filsafat adalah alam berfikir atau alam pikiran, berfilsafat adalah berfikir.

Langeveld berpendapat bahwa filsafat adalah suatu perbincangan mengenai segala hal, sarwa sekalian alam secara sistematis sampai ke akar-akarnya.

Sebuah wacana atau perbincangan mengenai segala hal secara sistematis sampai konsekwensi terakhir bertujuan menemukan hakekatnya (kebenaran, kebaikan dan keindahan).

Page 5: KONSEP DASAR FILSAFAT

Penjelasan Definisi Filsafat

Bahwa filsafat memiliki ciri kegiatan berupa pembicaraan yang mengandalkan pada pemikiran, tanpa verifikasi uji empiris. “Perbincangan dengan menutup mata” kata MAW Brouwer, artinya keputusan atau pendapat filsafat tidak perlu didasari bukti kebenaran, baik melalui ekperimentasi maupun pencarian data lapangan.

Page 6: KONSEP DASAR FILSAFAT

Bahwa apa yang dibicarakan (meteri) filsafat adalah segala hal yang menyangkut keseluruhan sarwa yang ada sehingga disebut perbincangan universal. Tidak ada yang tidak dibicarakan oleh filsafat. Ada atau tidak ada permasalahan, semua diperbincangkan oleh filsafat.

Page 7: KONSEP DASAR FILSAFAT

Perbincangan filsafat dilakukan secara teratur menurut sistem yang berlaku sehingga tahapan-tahapannya mudah diikuti. Perbincangan tersebut tepat atau tidak dapat diikuti dan diuji oleh orang lain.

Perbincangan sampai ke akar-akarnya permasalahan, sampai pada konsekwensinya yang terakhir, yang merupakan ciri khas berfikir filsafat. Kalau ilmu bertitik tolak dari asumsi (keyakinan filsafati) maka filsafat membangun atau memperbincangkan asumsi tersebut.

Page 8: KONSEP DASAR FILSAFAT

Pythagoras menyebut dirinya Pythagoras menyebut dirinya philosophos “lover of wisdom”philosophos “lover of wisdom”

Encyclopedia Britannica “ philosophy Encyclopedia Britannica “ philosophy is derived from the composite greek is derived from the composite greek noun philosophia means the love of noun philosophia means the love of pursuit wisdom”pursuit wisdom”

Clarence I. Lewis, filsafat merupakan Clarence I. Lewis, filsafat merupakan suatu proses refleksi dari bekerjanya suatu proses refleksi dari bekerjanya akal yang bersifat kontemplatif, yang akal yang bersifat kontemplatif, yang tidak dibarengi dengan observasi tidak dibarengi dengan observasi empirik maupun pengujian empirik empirik maupun pengujian empirik

Page 9: KONSEP DASAR FILSAFAT

DEFINISI-DEFINISI (1)DEFINISI-DEFINISI (1)

Sokrates dan Plato (427 – 347 SM), filsafat adalah pengetahuan tentang segala sesuatu yang ada.

Aristoteles (384 – 322 SM), filsafat adalah ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran, di dalamnya terkandung ilmu: matematika, logika, retorika, etika, politik, ekonomi, estetika. Dalam hal ini filsafat menyelidiki sebab dan azas segala sesuatu

Marcus T. Cicero (106 – 43 SM), filsafat adalah pengetahuan tentang sesuatu yang maha agung dan usaha-usaha untuk mencapainya.

9

Page 10: KONSEP DASAR FILSAFAT

DEFINISI-DEFINISI (2)DEFINISI-DEFINISI (2)

Al Farabi (950 M), filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki hakekat yang sebenarnya.

Imanuel Kant (1724 – 1804 M), filsafat adalah ilmu pokok dan pangkal segala pengetahuan yang mencakup (misalnya):

– apakah yang dapat kita ketahui? dijawab oleh metafisika, – apakah yang dapat kita kerjakan? dijawab oleh etika,– sampai dimanakah pengaharapan kita? dijawab oleh

antropologi.

10

Page 11: KONSEP DASAR FILSAFAT

TUGAS DAN DEFINISI UMUM FILSAFATTUGAS DAN DEFINISI UMUM FILSAFAT

Tugas filsafat bukanlah menjawab pertanyaan kita, namun mempersoalkan jawaban yang diberi oleh kita (Socrates).

Filsafat adalah ilmu yang mempelajari ilmu yang mempelajari dengan sungguh-sungguh hakikat dengan sungguh-sungguh hakikat kebenaran segala sesuatukebenaran segala sesuatu.

11

Page 12: KONSEP DASAR FILSAFAT

Ciri pemikiran filsafat:Ciri pemikiran filsafat:

1.1. Universal (manusia, keadilan, kebebasan Universal (manusia, keadilan, kebebasan dsb)dsb)

2.2. Tidak faktual, membuat dugaan yaTidak faktual, membuat dugaan yanng g masuk akal (spekulatif) mengenai masuk akal (spekulatif) mengenai sesuatu dengan tidak berdasarkan buktisesuatu dengan tidak berdasarkan bukti

3.3. Bersangkutan dengan nilaiBersangkutan dengan nilai

4.4. Berkaitan dengan arti, penggunaan Berkaitan dengan arti, penggunaan kalimat yang logis dan bahasa yang kalimat yang logis dan bahasa yang tepat tepat

Page 13: KONSEP DASAR FILSAFAT

Ciri-ciri Berpikir FilsafatCiri-ciri Berpikir Filsafat

Radikal; sampai ke akar persoalanRadikal; sampai ke akar persoalan Kritis; tanggap thd persoalan yg berkembangKritis; tanggap thd persoalan yg berkembang Rasional; sejauh dpt dijangkau akal mnsRasional; sejauh dpt dijangkau akal mns Reflektif; mencerminkan pengalaman pribadi.Reflektif; mencerminkan pengalaman pribadi. Konseptual; hasil konstruksi pemikiranKonseptual; hasil konstruksi pemikiran Koheren; runtut, berurutan.Koheren; runtut, berurutan. Konsisten; berpikir lurus/tdk berlawanan.Konsisten; berpikir lurus/tdk berlawanan. Sistematis; saling berkaitan.Sistematis; saling berkaitan. Metodis; ada cara utk memperoleh kebenaran.Metodis; ada cara utk memperoleh kebenaran. Komprehensif; menyeluruhKomprehensif; menyeluruh Bebas & bertanggungjawabBebas & bertanggungjawab

Page 14: KONSEP DASAR FILSAFAT

Tujuan FilsafatTujuan Filsafat

Tujuan filsafat adalah mencari, Tujuan filsafat adalah mencari, menggali dan mengumpulkan menggali dan mengumpulkan pengetahuan sebanyak mungkin, pengetahuan sebanyak mungkin, mengajukan kritik dan menilai mengajukan kritik dan menilai pengetahuan ini, menemukan pengetahuan ini, menemukan hakekatnya dan mengaturnya dalam hakekatnya dan mengaturnya dalam bentuk yang sistematisbentuk yang sistematis

Page 15: KONSEP DASAR FILSAFAT

Obyek FilsafatObyek Filsafat

Obyek filsafat adalah segala sesuatu Obyek filsafat adalah segala sesuatu yang ada, baik yang secara kongkrit yang ada, baik yang secara kongkrit dapat diamati, maupun yang hanya dapat diamati, maupun yang hanya dapat ditangkap atau diketahui dapat ditangkap atau diketahui dengan berpikir secara abstrak dengan berpikir secara abstrak

Page 16: KONSEP DASAR FILSAFAT

OBYEK MATERIAL FILSAFATOBYEK MATERIAL FILSAFAT

Mengungkapkan pengembangan manusia sebagai materi (bahan) yang dikupas/dipelajari. Obyek material ini dipelajari juga oleh berbagai sudut (ilmu), misal: fisika, sejarah, agama dan sastra.Obyek material filsafat ilmuObyek material filsafat ilmu: manusia, dunia, dan akhirat

16

Page 17: KONSEP DASAR FILSAFAT

OBYEK FORMAL FILSAFATOBYEK FORMAL FILSAFAT

mempelajari “berbagai sudut (ilmu)” obyek formal ialah cara pendekatan cara pendekatan pada suatu obyek material yang khas/unik, sehingga mengkhususkan bidang bersangkutan seperti fisika, sejarah, sastra (pengetahuan).Obyek formal filsafat ilmuObyek formal filsafat ilmu: cara pendekatan tentang manusia (filsafat manusia), dunia, dan akhirat (filsafat ketuhanan)

17

Page 18: KONSEP DASAR FILSAFAT

SISTIMATIKA FILSAFAT

BIDANG KAJIAN/SISTIMATIKA FILSAFATBIDANG KAJIAN/SISTIMATIKA FILSAFAT

Page 19: KONSEP DASAR FILSAFAT

CABANG-CABANG FILSAFAT (1)CABANG-CABANG FILSAFAT (1)

1.1. Filsafat etika Filsafat etika (menyoroti tingkah laku manusia agar ia hidup dan berperilaku baik)

2.2. Filsafat pengetahuan Filsafat pengetahuan (menyoroti/membahas atas manusia, alam, ketuahanan dan patokan-patokan: yang benar) menurut faktanya/ kenyataannya disadari dengan tepat.

19

* Tugas Filsafat Pengetahuan adalah menyoroti gejala pengetahuan manusia berdasarkan sudut sebab musabab pertama.

Page 20: KONSEP DASAR FILSAFAT

CABANG-CABANG FILSAFAT (CABANG-CABANG FILSAFAT (22))

3. Fokusnya pada (a) apakah suatu pengetahuan itu benar, tepat, terpercaya, tidak berubah? (b) atau apakah suatu pengetahuan itu berubah-ubah terus, bergerak, berkembang? (c) jika berkembang kemana arahnya?

20

Page 21: KONSEP DASAR FILSAFAT

CABANG-CABANG FILSAFAT (CABANG-CABANG FILSAFAT (33))

4. Gejala pengetahuan dilihat sebagai obyek material Filsafat Pengetahuan; sedangkan Filsafat Ilmu pengetahuan mempelajari gejala ilmu-ilmu pengetahuan

21

Page 22: KONSEP DASAR FILSAFAT

ALIRAN FILSAFAT

Hedonisme, menurut kodratnya manusia mengusahakan kenikmatan. Kenikmatan merupakan sesuatu yang paling tinggi nilainya bagi manusia.

Utilisme, sesuatu itu dikatakan baik/benar bila bermanfaat atau berguna.

Deontologi, sesuatu itu baik karena orang bersedia melakukan apa yang menjadi kewajibannya, ia berkehendak baik. Ia bertindak sesuai dengan kewajibannya – saya bertindak, karena saya berkehendak untuk bertindak, karena bertindak itu menjadi kewajiban moral (baik)

22

Page 23: KONSEP DASAR FILSAFAT

PENDEKATAN DALAM MEMPELAJARI FILSAFAT

Menurut Dony Gahral Adian (2002) terdapat empat pendekatan dalam memahami filsafat:– Pendekatan Definisi– Pendekatan Sistimatika– Pendekatan Tokoh– Pendekatan Sejarah

Page 24: KONSEP DASAR FILSAFAT

Pendekatan filsafat yg bersifat Pendekatan filsafat yg bersifat argumentatifargumentatif

Metode kritis reflekMetode kritis reflekttififMetode dialogis Metode dialogis Metode interpretatif Metode interpretatif Metode dialektis Metode dialektis

Pengalaman

Pandangan teoritis

Page 25: KONSEP DASAR FILSAFAT

Metode dialektis Metode dialektis

Metode Dialektika HegelMetode Dialektika Hegel MMetetode ode yg yg melihat kemajuan (progress) pengetahuan melihat kemajuan (progress) pengetahuan atas dasar solusi di mana di dalamnya atas dasar solusi di mana di dalamnya terdapat perubahan krn adanya kontradiksi terdapat perubahan krn adanya kontradiksi

Dasar metode Hegel: Dasar metode Hegel:

tesis – antitesis – sintesis ( tesa-antitesa-tesis – antitesis – sintesis ( tesa-antitesa-sintesa) sintesa)

Page 26: KONSEP DASAR FILSAFAT

Metode – Segitiga HegelMetode – Segitiga Hegel

baganbagan

tesaantitesa

sintesa

Page 27: KONSEP DASAR FILSAFAT

Sudut pandang Terhadap Filsafat

Terdapat tiga sudut pandang dalam melihat filsafat, yaitu:1. Filsafat sebagai metode berfikir

(Philosophy as a method of thought)2. Filafat sebagai pandangan hidup

(Philosophy as a way of life)3. Filsafat sebagai ilmu (Philosophy as a

science)

Page 28: KONSEP DASAR FILSAFAT

Sudut pandang Terhadap Filsafat

Filsafat sebagai metode berfikir berarti filsafat dipandang

sebagai suatu cara manusia dalam memikirkan tentang

segala sesuatu secara radikal dan menyeluruh.

Page 29: KONSEP DASAR FILSAFAT

Sudut pandang Terhadap Filsafat

Filsafat sebagai Pandangan Hidup, Mengacu pada suatu keyakinan yang menjadi dasar

dalam kehidupan, baik intelektual, emosional, maupun

praktikal.

Page 30: KONSEP DASAR FILSAFAT

Sudut pandang Terhadap Filsafat

Filsafat sebagai Ilmu, Artinya melihat filsafat sebagai suatu disiplin ilmu yang mempunyai karakteristik yang khas sesuai

dengan sifat suatu ilmu.

Page 31: KONSEP DASAR FILSAFAT

Kebenaran Filsafat

Setiap manusia bertanya, mesti membutuhkan jawaban yang benar, permasalahannya adalah apakah kebenaran itu? Ini merupakan masalah penting dalam filsafat pada umumnya, khususnya dalam filsafat ilmu. Kebenaran merupakan hasil penilaian, lalu apa yang menjadi dasar penilaian itu?. Boleh jadi subyektif, yaitu berdasarkan norma, nilai dan keyakinan orang. Boleh jadi juga obyektif, yaitu berdasarkan ukuran-ukuran, manfaat, dan lain-lain terhadap obyeknya sendiri.

Ada dua kemungkinan dasar pengukuran kebenaran, yaitu kebenaran apriori atau hipotesis, yaitu kebenaran berdasarkan akal semata, secara logika tanpa memerlukan bukti empiris, dan kebenaran aposteriori atau empiris yaitu, kebenaran yang ditemukan dilapangan melalui suatu abstraksi berupa ukuran-ukuran dari wujud apa yang ingin diketahui

Page 32: KONSEP DASAR FILSAFAT

Immanuel Kant berpendapat bahwa ilmu pengetahuan harus berdasar sintetis apriori dan analitis aposteriori. Maksudnya, bahwa kebenaran ilmu pengetahuan itu harus berdasarkan penggunaan akal atau pemikitan teoritis yang disebut hipotesis dan teruji oleh bukti faktual yang menguatkan berupa hasil pengukuran obyektif. Jika hipotesis telah terbukti didukung fakta dilapangan maka kebenaran ilmiyah dinilai telah sah.

Kebenaran filsafat tidak demikian, karena wacana filsafat berdasar penggunaan atau pengembaraan akal semata, yaitu sebuah kebanaran yang hakiki bersifat subyektif, hasil pandangan pemikiran dari berbagai sudut pandang pemikiran. Oleh karena itu tak bisa dibandingkan dalam arti baik, buruk dan benar-salahnya.

Page 33: KONSEP DASAR FILSAFAT

Suatu pemikiran yang mendalam dan jernih sangat mungkin mencapai kebenaran tertinggi, lebih tinggi daripada hasil pengukuran dilapangan. Pengukuran dilapanganpun boleh jadi kurang baik nilainya karena alat ukur yang tidak canggih dan pengkurannya sendiri yang tidak akurat.

Adapun yang dimaksud dengan subyektif adalah suatu pendapat berdasarkan kemampuan atau keadaan dan sudut pandang subyek, sedangkan obyektif adalah sesuai dengan keadaan obyek atau wujudnya.

Page 34: KONSEP DASAR FILSAFAT

RINGKASAN SEJARAH RINGKASAN SEJARAH PERKEMBANGAN FILSAFATPERKEMBANGAN FILSAFAT

1.1. Masa Yunani Kuno (Abad 6 SM – Akhir Abad 3 Masa Yunani Kuno (Abad 6 SM – Akhir Abad 3 SM)SM)

2.2. Masa Abad Pertengahan (Akhir Abad 3 SM – Masa Abad Pertengahan (Akhir Abad 3 SM – Awal Abad 15)Awal Abad 15)

3.3. Masa Modern (Akhir Abad 15 – Abad 19)Masa Modern (Akhir Abad 15 – Abad 19)

4.4. Masa Kontemporer (Abad 20)Masa Kontemporer (Abad 20)

Page 35: KONSEP DASAR FILSAFAT

Masa Yunani Kuno (Abad 6 SM- Akhir Abad 3 SM)Masa Yunani Kuno (Abad 6 SM- Akhir Abad 3 SM)

1.1. Filsafat = pengetahuan tahyul, dongeng, mitosFilsafat = pengetahuan tahyul, dongeng, mitos = mitologi : Mitos -> Logos (mitos mengurang, ratio tumbuh)= mitologi : Mitos -> Logos (mitos mengurang, ratio tumbuh)

Thales / airThales / airPythagoras / bilanganPythagoras / bilanganDemokritos / atomDemokritos / atom

2.2. Filsafat = LogosFilsafat = LogosSokrates : (469-399 SM) Dialektika SalahSokrates : (469-399 SM) Dialektika Salah

Sokratik -> kesimpulan BenarSokratik -> kesimpulan BenarPlato : (427-347 SM) penyair, inspirasi tinggiPlato : (427-347 SM) penyair, inspirasi tinggi(Aristokles) – Melawan sofis -> Mencari kebenaran Sokrates dengan tulisan (Aristokles) – Melawan sofis -> Mencari kebenaran Sokrates dengan tulisan Filsafat : Apologia (pembelaan Sokrates).Filsafat : Apologia (pembelaan Sokrates).

- Model abstrak dan matematik = apriori dengan ratio menemukan - Model abstrak dan matematik = apriori dengan ratio menemukan episteme (ingatan yang benar atau ide abadi)episteme (ingatan yang benar atau ide abadi)Kebenaran adalah : relatif, subyektif, ide dalam diriKebenaran adalah : relatif, subyektif, ide dalam diri

obyektif : kenyataan / fakta diluar yang benarobyektif : kenyataan / fakta diluar yang benar

Page 36: KONSEP DASAR FILSAFAT

Lanjutan Lanjutan Masa Yunani Kuno (Abad 6 SM- Akhir Abad 3 SM)Masa Yunani Kuno (Abad 6 SM- Akhir Abad 3 SM)

TulisannyaTulisannya : : 1. Apologia, Kriton, Politea : negara1. Apologia, Kriton, Politea : negara2. Simposium : diskusi tentang cinta2. Simposium : diskusi tentang cinta3. Phaedo : diskusi tentang jiwa yang tak mati3. Phaedo : diskusi tentang jiwa yang tak mati4. Phaidros : diskusi tentang ide4. Phaidros : diskusi tentang ide5. Parmenides : kritik terhadap ide ajarannya5. Parmenides : kritik terhadap ide ajarannya6. Timaios : susunan alam semesta6. Timaios : susunan alam semesta7. Nomoi : Hukum-hukum7. Nomoi : Hukum-hukum

Mendirikan Akademi yang menjadi dasar Perguruan Tinggi jaman Mendirikan Akademi yang menjadi dasar Perguruan Tinggi jaman PertengahanPertengahanAjarannya = Platonisme yaitu kebenaran jasmani yang tak kekal Ajarannya = Platonisme yaitu kebenaran jasmani yang tak kekal dan kebenaran rohani / ide yang kekal.dan kebenaran rohani / ide yang kekal.Lima abad kemudian = Neo Platonisme yang menggabungkan Lima abad kemudian = Neo Platonisme yang menggabungkan Platonisme dengan ajaran Gereja KristenPlatonisme dengan ajaran Gereja Kristen

Page 37: KONSEP DASAR FILSAFAT

3. Aristoteles (384 – 322 SM)3. Aristoteles (384 – 322 SM)

Murid terpandai Akademi, guru Alexander AgungMurid terpandai Akademi, guru Alexander Agung Mendirikan Lyceum dengan ajaran model kongkritMendirikan Lyceum dengan ajaran model kongkrit Ajaran Aristotelesanisme yaitu pengenalan inderawi atau empiris-aposteriori Ajaran Aristotelesanisme yaitu pengenalan inderawi atau empiris-aposteriori

(terikat pada waktu dan tempat) ; lalu pengenalan rasional yaitu episteme = (terikat pada waktu dan tempat) ; lalu pengenalan rasional yaitu episteme = pengetahuan benar yang diperoleh dari sebab musabab.pengetahuan benar yang diperoleh dari sebab musabab.

Tujuh karya : Logika / organon (analisis apriori- aposteriori), Ilmu eksakta, Tujuh karya : Logika / organon (analisis apriori- aposteriori), Ilmu eksakta, Biologi, Psikologi, Metafisika, Etika & Politik, Sastra/RetorikaBiologi, Psikologi, Metafisika, Etika & Politik, Sastra/Retorika

Ia membagi 3 ilmu pengetahuan (IP) :Ia membagi 3 ilmu pengetahuan (IP) : I.P. Produktif = Pedomen bidang kesenianI.P. Produktif = Pedomen bidang kesenian I.P. Praktis = Etika & Moral atau pedoman tingkahlakuI.P. Praktis = Etika & Moral atau pedoman tingkahlaku I.P. Teoritis = Tak memihakI.P. Teoritis = Tak memihak

Fisika, Matematika, Filsafat Pertama Fisika, Matematika, Filsafat Pertama (metafisika = ontologi)(metafisika = ontologi)

Page 38: KONSEP DASAR FILSAFAT

Masa Abad Pertengahan Masa Abad Pertengahan (akhir abad 3 SM – awal abad 15)(akhir abad 3 SM – awal abad 15)

1.1. Filsafat Yunani Kuno diambil alih Mesir (Cleopatra 69-Filsafat Yunani Kuno diambil alih Mesir (Cleopatra 69-30 SM)30 SM)

2.2. Filsafat dilarang -> kembali ke Dogma Gereja = Filsafat dilarang -> kembali ke Dogma Gereja = Theologi (Kaisar Justianus Theologi (Kaisar Justianus ± 529 M)± 529 M)

3.3. Filsuf Islam Bagdad -> Cordoba Ibnu Sina (980 -Filsuf Islam Bagdad -> Cordoba Ibnu Sina (980 -1037)1037)

4.4. Filsafat : kembali ke mitos = mistikFilsafat : kembali ke mitos = mistikPlotinus -> Neo Platonisme (Plotinus -> Neo Platonisme ( abad ke 13) yaitu abad ke 13) yaitu Platonisme manunggal dengan Dogma Gereja.Platonisme manunggal dengan Dogma Gereja.

5.5. Thomas Aquines (1225 – 1274)Thomas Aquines (1225 – 1274)Filsafat Yunani kuno tak dilarang malah untuk Filsafat Yunani kuno tak dilarang malah untuk justifikasi Dogma Gereja.justifikasi Dogma Gereja.

Page 39: KONSEP DASAR FILSAFAT

Masa Modern (Akhir abad 15 – 19)Masa Modern (Akhir abad 15 – 19)

1.1. Gerakan Renaissance (kelahiran kembali)Gerakan Renaissance (kelahiran kembali)mentalitas individual – kebebasan, persamaan, emansipasi, mentalitas individual – kebebasan, persamaan, emansipasi, otonomi diri.otonomi diri.

2. 2. Revolusi Copernicus (1473 – 1543)Revolusi Copernicus (1473 – 1543)Matahari : pusat alam semestaMatahari : pusat alam semestaMetode induktif – experimentalMetode induktif – experimental

3.3. Zaman Aufklarung (pencerahan / abad 18)Zaman Aufklarung (pencerahan / abad 18)Menggunakan akal budi dengan inti :Menggunakan akal budi dengan inti :

a.a. Ajaran Rasionalisme (Descartes, 1596-1650)Ajaran Rasionalisme (Descartes, 1596-1650)b.b. Ajaran Empirisme (Francis Bacon, 1561-1626) Pengetahuan inderawiAjaran Empirisme (Francis Bacon, 1561-1626) Pengetahuan inderawic.c. Ajaran Kritisisme (Immanuel Kant, 1724-1804)gabungan a + bAjaran Kritisisme (Immanuel Kant, 1724-1804)gabungan a + bd.d. Filsafat Pragmatisme (William James, 1842-1910)Filsafat Pragmatisme (William James, 1842-1910)

Kebenaran konsep/ide harus dilihat konsekuensi praktisnya Kebenaran konsep/ide harus dilihat konsekuensi praktisnya / kegunaannya./ kegunaannya.

Page 40: KONSEP DASAR FILSAFAT

Lanjutan Lanjutan Masa ModernMasa Modern(Akhir abad 15 – 19)(Akhir abad 15 – 19)

e.e. Filsafat Fenomenologi (Edmund Husserl, 1839-Filsafat Fenomenologi (Edmund Husserl, 1839-1939)1939)

kebenaran = kenyataan benda itu sendirikebenaran = kenyataan benda itu sendiriTiga tahap dalam metode fenomenologis Tiga tahap dalam metode fenomenologis

yaitu :yaitu : Reduksi FenomenologisReduksi Fenomenologis Reduksi EidetisReduksi Eidetis Reduksi TransendentalReduksi Transendental

f.f. Filsafat Eksistensialisme (S. Kierkegaard, 1813-Filsafat Eksistensialisme (S. Kierkegaard, 1813-1855)1855)

Page 41: KONSEP DASAR FILSAFAT

Masa Kontemporer (abad 20)Masa Kontemporer (abad 20)

1.1. Filsafat Analitik (Ludwig Wittgenstein, 1889-1951).Filsafat Analitik (Ludwig Wittgenstein, 1889-1951).

2.2. Filsafat Ekstensialisme (lanjutan Jean Paul Sarte, 1905 – 1980)Filsafat Ekstensialisme (lanjutan Jean Paul Sarte, 1905 – 1980) Ia menganggap manusia bebas memilih moralitas yang Ia menganggap manusia bebas memilih moralitas yang diinginkan hingga menciptakan eksistensi dirinya. Manusia diinginkan hingga menciptakan eksistensi dirinya. Manusia melakukan kebaikan, pendidikan bagi keturunannya dan hidup melakukan kebaikan, pendidikan bagi keturunannya dan hidup bermasyarakat.bermasyarakat. Menganggap Tuhan tidak ada dan manusia dapat memerankan Menganggap Tuhan tidak ada dan manusia dapat memerankan peranan Tuhan (Vincent Martin)peranan Tuhan (Vincent Martin) Ada 2 kelompok : anti agama & kelompok agama (percaya pada Ada 2 kelompok : anti agama & kelompok agama (percaya pada Tuhan)Tuhan)

3.3. Ethics and Limits of Philosophy (Bernard Williams)Ethics and Limits of Philosophy (Bernard Williams)

Page 42: KONSEP DASAR FILSAFAT