Konsep Belajar Intelegensi dan Kreativitas.docx

3
Konsep Belajar Intelegensi dan Kreativitas Makalah ini Disusun Untuk Melengkapi Mata Kulian Psikologi Dalam Keperawatan Oleh : Kelompok 6 Agustriati Elvy Evi Natalina Jepri Yoga P Naveriana Nitsa P Nova Ayu Anggreini Septiana Yunuta Agustina YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PRODI S-1 KEPERAWATAN

description

ok

Transcript of Konsep Belajar Intelegensi dan Kreativitas.docx

Konsep Belajar Intelegensi dan KreativitasMakalah ini Disusun Untuk Melengkapi Mata Kulian Psikologi Dalam Keperawatan

Oleh :Kelompok 6Agustriati ElvyEvi NatalinaJepri Yoga PNaveriana Nitsa PNova Ayu AnggreiniSeptianaYunuta Agustina

YAYASAN EKA HARAP PALANGKARAYASEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATANPRODI S-1 KEPERAWATANTAHUN AJARAN 2012/2013

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk yang unik,artinya tidak ada satu individu pun yang persis sama dengan individu lain. Salah satu perbedaan yang sering kita jumpai adalah dalam hal kecepatan dan kemampuan individu dalam memecahkan suatu masalah atau persoalan yang dihadapi. Hal itu yang memperkuat pendapat bahwa taraf kecerdasan atau intelegensi memang ada, dan berbeda-beda antara satu individu dengan individu yang lain. Individu yang memiliki intelegensi tinggi akan mudah memecahkan suatu persoalan, dan sebaliknya individu yang intelegensinya rendah hanya mampu memecahkan masalah yang mudah.Intelegensi disebut sebagai kecerdasan atau kecakapan atau kemampuan dasar yang bersifat umum, sedang kecerdasan atau kecakapan atau kemampuan dasar yang bersifat khusus, disebut bakat (aptitude). Dalam proses belajar mengajar, prestasi belajar mahasiswa salah satunya ditentukan oleh intelegensi.Kreativitas merupakan sebuah konsep yang majemuk dan multi dimensional, sehingga sulit didefinisikan secara operasional. Definisi sederhana yang sering digunakan secara luas tentang kreaivitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Wujudnya adalah tindakan manusia. Penalaran merupakan suatu proses berfikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang dihasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran, maka proses befikir itu harus dilakukan suatu cara tertentu.