KONSEP ANGGARAN

29
KONSEP DAN MANAJEMEN ANGGARAN OLEH : MAZNI IPDN KAMPUS BUKITTINGGI TAHUN 2011

description

 

Transcript of KONSEP ANGGARAN

Page 1: KONSEP ANGGARAN

KONSEP DAN MANAJEMEN ANGGARAN

OLEH : MAZNI

IPDN KAMPUS BUKITTINGGI TAHUN 2011

Page 2: KONSEP ANGGARAN

A. PENGERTIAN ANGGARAN DAN KEBIJAKAN ANGGARAN

I. Pengertian Anggaran Anggaran adalah suatu catatan yang disusun secara sisematis yang memuat komponen-komponen penerimaan (Revenue) dan komponen-komponen pengeluaran (Expenditure), untuk jangka waktu tertentu biasanya satu tahun.Kebijakan Anggaran adalah suatu tindakan bagaimana mengalokasikan anggaran secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel dalam organisasi publik (Non Profit Organisation)

Page 3: KONSEP ANGGARAN

II. TUJUAN DARI ANGGARAN

1. Anggaran sebagai alat untuk mengambil kebijakan ekonomi (as an instrument of economic policy)

Tujuannya Untuk : Mencapai

Pemerataan pembangunan

Stabilitas ekonomi Mendorong

pertumbuhan ekonomi daerah

Page 4: KONSEP ANGGARAN

2. Anggaran sebagai alat kontrol atau pengawasan (as a means of legal control).

3. Anggaran sebagai alat Manajemen dan Perencanaan pembangunan ekonomi (as an instrument of economic management and planning)

4. Anggaran sebagai alat transparansi dan akuntabiliti.( as a means of transparancy and accountability)

5. Anggaran sebagai alat koordinasi (as a means of coordination)

Page 5: KONSEP ANGGARAN

III. Prinsip Anggaran

Prinsip adalah nilai-nilai dasar dan kaidah yang harus dijadikan pedoman sehingga anggaran merupakan wujud kristalisasi aspirasi masyarakat dan dapat dilaksanakan, diantaranya : Adil Efisien dan Efektif Surplus dan Defisit Disiplin Jujur Transparan dan

Akuntabilitas

Page 6: KONSEP ANGGARAN

IV. SISTEM ANGGARAN KINERJA

1. Anggaran disusun berdasarkan pertimbangan beban kerja dan unit cost setiap kegiatan.

2. Menitik beratkan pada aspek manajemen strategik dalam rangka efektifitas dan efisiensi anggaran untuk optimalisasi output yang dihasilkan dari suatu input (biaya) tertentu.

3. Orientasi tidak hanya Output, tetapi juga Outcome, Benefit dan Dampak.

4. Tujuan ditetapkan lebih dahulu

Page 7: KONSEP ANGGARAN

V. TRANSPARANSI ANGGARANTransparansi maksudnya tidak

hanya sekedar memberikan/menyampaikan informasi tentang anggaran kepada masyarakat, tetapi supaya masyarakat juga dapat memahami kondisi anggaran dan ikut berpartisipasi dalam berbagai kegiatan pembangunan.

1. Anggaran bersumber dari masyarakat

2. Masyarakat yang tahu dengan kebutuhan pembangunan di daerah mereka.

3. Sasaran Anggaran adalah untuk meningkatkan kegiatan pembangunan dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat

Page 8: KONSEP ANGGARAN

B. PROSES ANGGARAN

Proses Anggaran Meliputi 3 Tahap :

1. Planning and Preparation. Fokus kepada Perencanaan Penerimaan dan Perencanaan Pengeluaran.

2. Tahap Implementasi. Dalam tahap ini yang penting diperhatikan adalah kebutuhan akan sistim dan prosedur anggaran yang memadai. Disamping itu juga perlu diperhatikan masalah peruahan anggaran.

3. Tahap Pengendalian. Dimana merupakan suatu proses untuk memastikan apakah organisasi publik sudah melaksanakan strateginya secara efektif dan efisien

Page 9: KONSEP ANGGARAN

1. PERENCANAAN PENERIMAAN

Tujuannya adalah untuk peningkatan penerimaan daerah secara berkesinambungan. Ada beberapa faktor yang menentukan penerimaan daerah tersebut antara lain :

• Perangkat Lunak (Sisdur, UU & Peraturan, dan Petunjuk Pelaksanaan.

• Perangkat keras (Personil, Peralatan serta Sarana dan Prasarana)

• Wajib Pajak (Adanya kesadaran, kepatuhan, kejujuran dan disiplin

Page 10: KONSEP ANGGARAN

4. Kondisi Sosial Ekonomi masyarakat yang terdiri dari beberapa variabel berikut :

• Perkembangan PDRB• Pertumbuhan Penduduk• Tingkat Inflasi• Pembangunan Baru• Sumber Pendapatan Baru• Perubahan UU dan Peraturan

Page 11: KONSEP ANGGARAN

2. PERENCANAAN PENGELUARAN

Tujuannya adalah supaya tidak terjadi miss-alocation of budget. Ada beberapa faktor yang menentukan rencana pengeluaran daerah tersebut antara lain :

1. Jumlah Penduduk2. Luas daerah3. Kemampuan PAD4. Indeks Pembangunan Manusia

(HDI)5. Tingkat Pengangguran6. Jumlah Kemiskinan7. Tingkat Inflasi

Page 12: KONSEP ANGGARAN

2. TAHAP PELAKSANAAN (IMPLEMENTASI)

Tujuannya adalah supaya penyusunan anggaran dan pelaksanaannya dapat dilakukan secara efektif, efisien, transparan dan akuntabel.Tahap ini merupakan proses penyusunan dan penggunaan keuangan mulai dari Input, Output, Outcome, Benefit (manfaat) dan Impact (dampak).Pemda harus dapat benar-benar transparan dan bertanggung jawab kepada publik (stakeholders)

Page 13: KONSEP ANGGARAN

3. TAHAP PENGENDALIAN

Tujuannya adalah untuk memastikan apakah organisasi Publik sudah melaksanakan strateginya dengan efektif dan efisien.Dalam hal ini Pemda harus benar-benar mampu mengalokasikan dan menggunakan anggaran dalam rangka meningkatkan pelayanan dan kesejahteraan kepada masyarakat (stakeholders). Stakeholders juga harus memberikan pengawasan (control) dan sekaligus memberikan masukan (input) ke Pemda.

Page 14: KONSEP ANGGARAN

C. APBN DAN APBD

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah Rencana Keuangan tahunan Pemerintahan Negara yang disetujui oleh DPRAnggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah Rencana tahunan Pemda yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemda dan DPRD dan ditetapkan dengan Perda.

Page 15: KONSEP ANGGARAN

FUNGSI APBD (PP 58/Bab

III/Pasal 16. 1. Fungsi otorisasi,

mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.

2. Fungsi Perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman bagi manajemen dalam merencanakan kegiatan pada tahun yang bersangkutan.

3. Fungsi Pengawasan, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaran pemerintahan daerah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan.

Page 16: KONSEP ANGGARAN

FUNGSI APBD (lanjutan) 4. Fungsi Alokasi, mengandung arti

bahwa anggaran daerah harus diarahkan untukmenciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektifitas perekonomian

5. Fungsi Distribusi, mengandung arti bahwa kebijakan anggaran daerah harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan

6. Fungsi Pengawasan, mengandung arti bahwa anggaran daerah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan kesimbangan fundamental perekonomian daerah.

Page 17: KONSEP ANGGARAN

D. Peran DPRD dalam Proses Anggaran

Penyusunan anggaran, DPRD menetapkan AKU (KUA) APBD, Pemda mengusulkan strategi dan prioritas, program dan anggarannya, DPRD menetapkan APBD.

Pemerintah melaksanakan tata usaha anggaran dengan sistem yang telah ditetapkan pemerintah.DPRD melakukan pengawasan atas pelaksanaan AKU, baik langsung maupun tidak langsung.

Page 18: KONSEP ANGGARAN

E. Peranan DPRD Dalam Penyusunan AKU (KUA) APBD DPRD melakukan Penjaringan

Aspirasi Hasilya dalam bentuk Pokok-

pokok Pikiran DPRD dengan tetap mempertimbangkan Renstra Daerah.

Pokok-pokok Pikiran DPRD ini disampaikan kepada Pemda untuk menyusun draft APBD.

Dalam menyusun Draft AKU APBD, Pemda dapat dibantu oleh Tenaga Ahli atau Konsultan.

Draft AKU (KUA) ini selanjutnya dibahas bersama-sama antara Pemda dan DPRD.

DPRD dapat meminta Pemda untuk memperbaiki Draft Arah dan Kebijakan Umum APBD

DPRD menetapkan KUA.

Page 19: KONSEP ANGGARAN

KEBIJAKAN FISKALKEBIJAKAN FISKAL NASIONALNASIONAL

KEBIJAKAN FISKALKEBIJAKAN FISKAL NASIONALNASIONAL

Page 20: KONSEP ANGGARAN

Sumber Pendanaan

UU No. 33/2004

Pemerintah Pusat

Pemerintah Pusat

Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah

Belanja

Surplus/Defisit

Pembiayaan

Lain-lain Pendapatan yang

Sah

Pendapatan

Transfer

PADUU

No.34/2000

APBN

APBN

Sebagian UrusanUU No. 32/2004

APBD

Pelaksanaan

Urusan

Pelaksanaan

Urusan

1. RUANG LINGKUP KEBIJAKAN 1. RUANG LINGKUP KEBIJAKAN FISKAL NASIONALFISKAL NASIONAL

DAK

Dana Otsus

DBH

DAU

Dana Penyesuaian

Dana Hibah

Dana Darurat

Tugas Pembant

uan Pemerintah Pusat kepada Daerah

Dekonsentrasi

Desentralisasi

K/LK/L melimpahkan wewenang kepada

Gubernur

K/LK/L menugaskan wewenang

kepada Gubernur/Bupati/ Walikota

(DEPKEU)(DEPKEU)

(DEPDAGRI)(DEPDAGRI)

Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Pinjaman Daerah

Penggunaan SILPA

Pencairan Dana Cadangan

Page 21: KONSEP ANGGARAN

Belanja Pemerin

tah Pusat

Belanja Pemerin

tah Pusat

1. Belanja Pegawai2. Belanja Barang3. Belanja Modal4. Pembayaran

Bunga Utang5. Subsidi6. Belanja Hibah7. Bantuan Sosial8. Belanja Lain-

lain

Belanja Untuk Daerah

Belanja Untuk Daerah

K/L

K/L

Belanja Pusat

di Pusat

Belanja Pusat

di Pusat

Belanja Pusat

di Daerah

Belanja Pusat

di Daerah

6 Urusan Mutlak

Di luar 6 Urusan

Kanwil di Daerah

Dikerjakan sendiri Melalui

UPTDilimpahkan ke Gubernur

Ditugaskan ke Gub/Bupati/

Walikota

APBN

PUSATPUSATPUSATPUSAT DAERAHDAERAHDAERAHDAERAH

Dana Dekonsent

rasi

Dana Tugas

Pembantuan

APBD

Hibah

Dana Darurat

1. Dana Perimbangan1. Dana Perimbangan2. Dana Otonomi Khusus2. Dana Otonomi Khusus3. Dana Penyesuaian3. Dana Penyesuaian

Dana Desentralisasi

Dana Sektoral di

Daerah

2. ALUR DANA APBN KE DAERAH 2. ALUR DANA APBN KE DAERAH 2. ALUR DANA APBN KE DAERAH 2. ALUR DANA APBN KE DAERAH

Page 22: KONSEP ANGGARAN

DAERAHDAERAHDAERAHDAERAH

APBD

Hibah

Dana Darurat

Dana Desentralisasi

Dana K/L (Sektoral) di Daerah

Mendanai Urusan Pusat di Daerah

Mendanai urusan Pusat yang sudah menjadi urusan Daerah (yang

selama ini dipersepsikan sebagai

Dana Dekonsentrasi/Tugas

Pembantuan)

DAK(Dana Alokasi

Khusus)

DAK(Dana Alokasi

Khusus)

Dialihkan

secara bertaha

p

RPP Pembagian Urusan Pemerintahan antara

Pemerintah dengan Pemda Prov dan Pemda Kab/Kota (Revisi PP No. 25/2000)

amanat UU 32/2004(DEPDAGRI)

(Pasal 108 UU 33/2004)

Lanjutan….

3. ALUR DANA APBN KE DAERAH 3. ALUR DANA APBN KE DAERAH ((MONEY FOLLOWS FUNCTION)MONEY FOLLOWS FUNCTION) 3. ALUR DANA APBN KE DAERAH 3. ALUR DANA APBN KE DAERAH ((MONEY FOLLOWS FUNCTION)MONEY FOLLOWS FUNCTION)

Page 23: KONSEP ANGGARAN

4. PEMEKARAN DAERAH

Memberikan beban pada Keuangan Negara

Efisiensi dan Efektivitas Pemerintahan Daerah (?)

Contoh-contoh Calon Usulan Pemekaran di Regional Tengah:

Prov. Bogor, Cirebon, Madura, Ketapang

Kab. Sumba Tengah, Kota Serang, Kab. Indramayu Barat, Kab. Lombok Utara, Kota Purwokerto, Kab. Bandung Barat, Kab. Sumenep

Page 24: KONSEP ANGGARAN

5. KUALITAS BELANJA

Belum ada Standar Pelayanan Minimal, Kecuali untuk Pendidikan dan Kesehatan

Perlunya Indikator Kinerja yang jelas dan sejalan dengan tujuan pembangunan nasional:

Pertumbuhan ekonomi daerah;

Penciptaan lapangan kerja; Penanggulangan

kemiskinan. Peningkatan HDI

Page 25: KONSEP ANGGARAN

6.PAJAK DAERAH dan 6.PAJAK DAERAH dan RETRIBUSI DAERAH RETRIBUSI DAERAH

(PDRD)(PDRD)

Tingkat Kepatuhan Tingkat Kepatuhan Penyampaian Perda PDRD: Penyampaian Perda PDRD:

Nasional 55%Nasional 55%

Rekomendasi Pembatalan Rekomendasi Pembatalan dan Revisi Perda PDRD:dan Revisi Perda PDRD:

NasionalNasional 607 607 (Perda)(Perda) Evaluasi Revisi Ranperda Evaluasi Revisi Ranperda PDRD (2005):PDRD (2005):

NasionalNasional 129 129 (Daerah)(Daerah)

Page 26: KONSEP ANGGARAN

7. Contoh Jenis Pajak 7. Contoh Jenis Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan Retribusi

Daerah yang BermasalahDaerah yang Bermasalah

Retribusi Atas Pembangunan Menara Retribusi Atas Pembangunan Menara Telekomunikasi Telekomunikasi

DKI, Jawa Tengah, Kab. Sleman, Temanggung, Kendal, Gresik, Semua Kab/Kota di Prop. Bali, Pamekasan

Pajak Atas Pengiriman Barang antar Pajak Atas Pengiriman Barang antar Pulau Pulau

Kota Mataram, Kab. Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Barat, Kab. Sumbawa

Pajak Atas Pengeluaran Hasil Bumi, Pajak Atas Pengeluaran Hasil Bumi, Hutan, Laut, Perindustrian dan Hasil Hutan, Laut, Perindustrian dan Hasil Alam lainnyaAlam lainnya

Kab. Bima

Retribusi Retribusi Ijin/Pemakaian/Dispensasi/Penggunaan Ijin/Pemakaian/Dispensasi/Penggunaan JalanJalan

Kab. Bekasi, Kota Bogor, Kab. Indramayu, Kab. Kediri, Kab. Jombang

Pungutan Daerah atas kegiatan Lalu Pungutan Daerah atas kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan JalanLintas dan Angkutan Jalan

Kab. Kapuas

Iuran Wajib Atas Usaha Komoditas Iuran Wajib Atas Usaha Komoditas PerkebunanPerkebunan

Kab. Tasikmalaya

Page 27: KONSEP ANGGARAN

8. PINJAMAN DAERAH PP 8. PINJAMAN DAERAH PP 54/200554/2005

Daerah dapat melakukan Daerah dapat melakukan pinjaman dari daerah lain pinjaman dari daerah lain

Daerah dapat menerbitkan Daerah dapat menerbitkan obligasi daerahobligasi daerah

Daerah dapat mengusulkan Daerah dapat mengusulkan Penerusan PinjamanPenerusan Pinjaman

Daerah tidak dapat melakukan Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak pinjaman langsung kepada pihak luar negeriluar negeri

Restruskturisasi Pinjaman Daerah Restruskturisasi Pinjaman Daerah (PDAM)(PDAM)

Sedang dipersiapkan segala Sedang dipersiapkan segala perangkat peraturanperangkat peraturan

Page 28: KONSEP ANGGARAN

1.1.AKSELERASI PEMBANGUNAN AKSELERASI PEMBANGUNAN DAERAH:DAERAH: Pelaksanaan APBD Mempercepat Arus Barang Evaluasi PDRD menghambat pembangunan Infrastruktur Daerah Penanganggulangan Kemiskinan

2.2.HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAHDAN DAERAH: PP Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan

Dana Tugas Pembantuan (setelah PP Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah dengan Pemda Provinsi dan Pemda Kab/Kota).

PP Dana Darurat. Kriteria pemekaran Daerah (kriteria

kemampuan ekonomi dan potensi Daerah).

3.3.PAJAK DAERAHPAJAK DAERAH: Prinsip : Prinsip Closed-ListClosed-List dan Perluasan Basis Perpajakan.dan Perluasan Basis Perpajakan.

9. KEBIJAKAN UMUM9. KEBIJAKAN UMUM

Page 29: KONSEP ANGGARAN

SELAMAT BERDISKUSI SEMOGA ALLAH YMK

SENANTIASA MEMBERI JALAN YANG TERBAIK BUAT KITA

SEMUA

TERIMAKASIH