KONSENTRASI PERADILAN AGAMA -...

92
PERAN BADAN PENASEHAT PEMBINAAN PELESTARIAN PERKAWINAN DALAM MEMINIMALISIR TERJADINYA PERCERAIAN (Studi Pada BP4 Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2012) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: ILAL PAJRI SIREGAR NIM : 208044100001 KONSENTRASI PERADILAN AGAMA PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYYAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Transcript of KONSENTRASI PERADILAN AGAMA -...

Page 1: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

PERAN BADAN PENASEHAT PEMBINAAN PELESTARIAN

PERKAWINAN DALAM MEMINIMALISIR TERJADINYA PERCERAIAN

(Studi Pada BP4 Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2012)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi

Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

ILAL PAJRI SIREGAR NIM : 208044100001

KONSENTRASI PERADILAN AGAMA

PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

i

PERAN BADAN PENASEHAT PEMBINAAN PELESTARIAN PERKAWINAN DALAM MEMINIMALISIR TERJADINYA PERCERAIAN

(Studi Pada Bp4 Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh: ILAL PAJRI SIREGAR

NIM : 208044100001

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AHWAL SYAKHSIYYAH

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A

1435 H/2014 M

Page 3: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.
Page 4: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.
Page 5: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.
Page 6: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

v

ABSTRAK ILAL PAJRI SIREGAR, NIM: 208044100001, PERAN BADAN PENASEHAT PEMBINAAN PELESTARIAN PERKAWINAN DALAM MEMINIMALISIR TERJADINYA PERCERAIAN (Studi Pada Bp4 Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan). Konsentrasi Peradilan Agama, Program Studi Hukum Keluarga, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435 H/2014 M. xi +81.

Konflik rumah tangga tidak mungkin untuk dihindari. Setiap orang berpotensi untuk terjadinya konflik. Oleh karena itu penting untuk menjembatani hubungan antara suami dan istri yang sedang dalam konflik. Dalam hal ini Negara sebagai pihak ketiga diwakili oleh Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) didirikan untuk mengurangi potensi semakin meningkatnya perceraian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian yaitu dpreskriptif analitis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari peraturan perundang-undangan dan wawancara. Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif.

Dari penelitian yang dilakukan ada tiga hal terkait dalam penelitian ini. Pertama, peran badan penasihatan pembinaan dan pelestarian perkawinan (BP4) terkait dengan usaha untuk meminimalisir perkawinan sangat penting. Kedua, langkah-langkah yang telah dilakukan oleh BP4 terkait upaya meminimalisir telah dilakukan baik dengan cara sosialisasi, penyuluhan, maupun advokasi. Serta melakukan seluruh kegiatan yang bersifat memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dengan perlunya memperhatikan pentingnya institusi keluarga, dalam memajukan Negara dan agama.

Ketiga, Akan tetapi upaya ini belum bisa dilakukan secara maksimal, sedikitnya ada lima faktor yang menjadi penghambat usaha BP4 Pertama, perkembangan globalisasi serta meningkatnya pengaruh teknologi informasi. Kedua, belum optimalnya pelaksanaan fungsi dan tugas BP4 karena masih lemahnya SDM dan rendahnya komitmen pengurus, tidak tersedianya alokasi anggaran khusus (APBN & APBD), serta terbatasnya sarana dan prasarana pendukung. Ketiga, sosialisasi terhadap keberadaan dan peran BP4 masih kurang, sehingga masyarakat belum mengenal dan tidak dapat memanfaatkan pelayanan konsultasi BP4. Keempat, makin banyaknya keluarga miskin yang bermasalah dan memerlukan bantuan dan konseling. Kelima, masih lemahnya hubungan/koordinasi BP4 dengan instansi pemerintah dan lembaga-lembaga kemasyarakatan. Kata kunci : BP4, mediasi, perceraian. Pembimbing : Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA. Daftar Pustaka : Tahun 1969 s.d Tahun 2010.

Page 7: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

vi

KATA PENGANTAR

��� هللا ا���� ا�����

Puji syukur kepada Allah Tuhan Seru Sekalian Alam. Tidak ada kata yang

pantas kecuali pujian yang terus dilafalkan oleh lisan dan tidak ada perbuatan baik

dan perbuatan ketaatan kecuali tertuju hanya kepada-Nya. Hanya Dia lah yang pantas

dipuji dan hanya Dia lah yang pantas disembah, kepada-Nya pula hamba memohon

pertolongan, sehingga penulisan karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Sholawat serta salam kepada “legislator” yang tidak ada tandingannya,

membuat hukum dengan kemaslahatan yang mengelilinginya, menegakkan hukum

dengan penuh kebersihan akal dan jiwa sehingga setiap keputusan sesuai tidak ada

yang menentangnya. Semoga sholawat dan salam menolong hamba pada saat

penghakiman di akhirat kelak, serta memberikan atsar semangat dan keteguhan

dalam perjuangan penulis dalam menegakkan hukum di kehidupan sehari-hari hamba.

Penulis sangat berterimakasih kepada kedua orang tua, dan seluruh keluarga

penulis yang telah mendidik dari kecil sampai sekrang. Mudah-mudahan Allah swt

melindungi dan memberikan keberkahan kepada kita sekeluarga. Amiin.

Tidak lupa, penulis juga menyampaikan terimakasih kepada orang-orang yang

turut mempengaruhi hamba dalam mendewasakan penulis, yang terhormat:

1. Dr. H. JM. Muslimin, MA, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH., MA., Ketua Program Studi Ahwal

sakhsiyyah sekaligus sebagai pembimbing yang telah membimbing

penulis dalam penulisan Skripsi ini. Ibu Rusdiana, MA., Sekretaris

Program Studi Ahwal Al-Syakhsiyyah;

3. Muhfida, SHI yang terus rela untuk kami sibukkan dalam setiap

pengurusan administrasi, hingga selesai penulisan skripsi ini.

Page 8: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

vii

4. Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA., MH. Sebagai pembimbing skripsi,

terimakasih tak terhingga atas masukan dan dukungannya dalam penulisan

skripsi ini.

5. Abdul Karim Munthe, Muhammad Rozi dan teman-teman kelas yang

telah turut mensuport penulis sampai penulisan skripsi ini selesai ditulis.

Akhirnya penulis sampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang tidak

dapat penulis tuliskan, semoga doa dan harapan kita semua dikabulkan-Nya, Amiin.

Jakarta, 1 Oktober 2014

Penulis

Ilal Pajri Siregar

Page 9: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i

PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………………….. ii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ……………………………………….. iii

LEMBAR PERNYATAAN ……………………………………………………. iv

ABSTRAK ………………………………………………………………………. v

KATA PENGANTAR ………………………………………………………….. vi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah ……………………………………………… 7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………………….. 8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………… 9

E. Studi Rivew Terdahulu …………………………………………… 10

F. Metode Penelitian ………………………………………………… 12

G. Review Studi Terdahulu ………………………………………….. 10

H. Sistematika Penulisan ……………………………………………... 14

BAB II : TIJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN

Page 10: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

ix

A. Pengertian perceraian ……………………………………………… 16

B. Dasar Hukumnya ………………………………………………….. 17

C. Macam-macam Perceraian ………………………………………… 19

D. Alasan-alasan Terjadinya Perceraian ……………………………… 32

BAB III: GAMBARAN UMUM TENTANG BADAN PENASEHATAN

PEMBINAAN DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4)

A. Profile BP4 ………………………………………………………… 35

B. Sejarah BP4 ………………………………………………………... 38

C. Tujuan, Visi dan Misi BP4 ………………………………………... 42

D. KebijakanUmum BP4 ……………………………………………... 43

E. Susunan Pengurus BP4 dan Program Kecamatan Pamulang ……… 49

BAB IV: ANALISA EKSISTENSI B4 DALAM UPAYA MEMINIMALISIR

TERJADINYA PERCERAIAN (StudiPada BP4 Kecamatan

Pamulang Kota Tangerang Selatan Tahun 2011-2012)

A. Deskripsi Geografis Kecamatan Pamulang ……………………….. 55

B. Eksistensi BP4 dalam upaya meminimalisir terjadinya perceraian .. 56

C. Faktor penghambat pelaksanaan program BP4 ……………………. 61

D. Analisa Penulis terhadap eksistensi BP4 dalam upaya meminimalisir

terjadinya perceraian ………………………………………………. 69

Page 11: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

x

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………... 77

B. Saran-Saran ……………………………………………………….. 78

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 79

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkawinan atau rumahtangga adalah suatu ikatan lahir dan batin antara

seorang laki-laki dengan seorang perempuan melalui akad nikah (ijab kabul)

dengan tujuan untuk membentuk rumah tangga bahagia dan sejahtera.

Pernikahan atau perkawinan merupakan sunnatullah yang artinya perintah

Allah dan Rasul-Nya, tidak hanya semata-mata keinginan manusia atau hawa

nafsu saja, karena seorang yang telah berumah tangga berarti ia telah menjalankan

sebagian dari syariat agama Islam.1

Pengertian istilah perkawinan lebih luas dari istilah pernikahan. Jika

pernikahan merujuk pada sebuah ikatan yang dilakukan atau di buat oleh pihak

suami dan istri untuk hidup bersama, dan atau merujuk pada sebuah proses dari

ikatan tersebut, perkawinan merujuk pada hal-hal yang muncul terkait dengan

proses, pelaksanaan dan akibat dari pernikahan.2 Dengan demikian, perkawinan

mencakup bukan saja syarat dan rukun pernikahan dan bagaimana pernikahan

1Sidi Nazar Bakhry, “Kunci Keutuhan rumah tangga; keluarga sakinah” (tt: Pedoman Ilmu

Jaya, 2001), Cet 1, h.2. 2Departemen Agama Republik Indonesia, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan dalam

lingkungan Peradilan Agama, Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, (Jakarta: Depag RI, 2001), h.131.

Page 13: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

2

harus dilakukan, tetapi juga masalah hak dan kewajiban suami istri, nafkah,

perceraian, pengasuhan anak, perwalian dan lain-lain.3

Sayyid Sabiq, lebih lanjut mengomentari perkawinan merupakan

sunnatullah yang berlaku pada semua makhluk Tuhan, baik pada manusia, hewan

maupun tumbuh-tumbuhan. Perkawinan merupakan cara yang dipilih Allah

sebagai jalan bagi manusia untuk beranak-pinak, berkembang biak, dan

melestarikan hidupnya setelah masing-masing pasangan siap melakukan perannya

yang positif dalam mewujudkan tujuan perkawinan.4

Pengertian tersebut hanya melihat dari satu sisi saja yakni kebolehan

hukum dalam hubungan antara seorang laki-laki dengan seorang wanita yang

semula dilarang menjadi dibolehkan.5Meskipun demikian, hukum perkawinan

Islam bagi kaum muslimin memperoleh jaminan tetap berlaku, sebagaimana dapat

dipahamkan dengan jelas dari pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Perkawinan dan

yang diisyaratkan dalam banyak pasal Undang-Undang. Hal ini sejalan pula

dengan jaminan pada pasal 29 UUD 1945 yang bersumber kepada sila Ketuhanan

Yang Maha Esa pada dasar falsafah Negara Pancasila.6

3Euis Nurlaelawati, Kapita Selekta Hukum Keluarga Islam di Indonesia, (Jakarta: Fakultas

Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011), h.73. 4Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, (Beirut: Dar al-Fikr,1983), cet.ke-4, jilid 2, h.5.

5Baharuddun Ahmad, Hukum Perkawinan di Indonesia Studi Historis Metodologis, (Jambi:

Syari’ah Press IAIN STS, 2008), cet.I, h.54.

6Ahmad Azhar Basyir, Hukum Perkawinan Islam, (Yogyakarta: UII Press, 2010), cet. Ke-12, h.9.

Page 14: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

3

Al-Quran menyatakan perkawinan sangat dianjurkan kepada hambanya

yang beriman dan telah memenuhi syarat untuk melaksanakan perkawinan, dalam

rangka untuk mencapai kesempurnaan ibadahnya. Karena pada dasarnya manusia

adalah makhluk yang diciptakan Allah membutuhkan pendamping hidup sebagai

makhluk ciptaan lainnya. Allah telah menjanjikan kepada hambanya yang

melaksanakan perkawinan akan memberikan anugerah yang berlipat ganda.

Pada prinsipnya hukum perkawinan di Indonesia menganut asas

monogami. Dengan demikian tidak boleh seorang laki-laki atau perempuan

memiliki pasangan lebih dari satu. Walaupun demikian seorang suami masih

dimungkinkan untuk melakukan poligami jika pihak yang bersangkutan telah

benar-benar mampu memenuhi persyaratan untuk beristri lebih dari seorang

seperti sang suami punya kemampuan dan sanggup berlaku adil, sedangkan sang

istri tidak mampu menjalankan tugasnya sebagai istri yang baik.7

Keharmonisan dalam suatu rumah tangga yang mawadah warahmah

merupakan impian dan cita-cita setiap pasangan suami isteri. Di awal kehidupan

berkeluarga, sepasang suami istri memandang bahtera rumah tangga mereka

dengan kaca mata emas, penuh keindahan, cinta dan harapan. Dengan berbekal

pengalaman hidup masing-masing, mereka memasuki gelanggang kehidupan baru

yang masih asing. Sejuta harapan untuk mewujudkan suatu keluarga yang

7Sidi nazar Bakhry, “Kunci Keutuhan rumah tangga; keluarga sakinah” (pedoman Ilmu

Jaya, 2001), Cet 1 , h.4.

Page 15: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

4

sejahtera, saling menyayangi dan abadi selalu terucap manis disaat bersanding,

sebagai “cita-cita indah bersama” mereka.8

Perkawinan disyaratkan dalam Islam adalah untuk mewujudkan keluarga

yang sakinah dengan landasan mawaddah warahmah. Namun demikian, tidak

jarang pasangan suami istri yang telah terikat dalam tali perkawinan tidak bisa

mewujudkan keluarga yang sakinah. Realita di masyarakat banyak juga pasangan

suami istri menjalani kehidupan rumah tangga mereka dengan tidak harmonis,

yang ujungnya berkakhir dengan perceraian.

Ditinjau dari segi yuridis, ikatan perkawinan akan menimbulkan suatu

hubungan hukum yang bersifat hak dan kewajiban antara suami dan istri secara

timbal balik, selain hal tersebut juga merupakan suatu perbuatan keagamaan yang

erat sekali hubungannya dengan kerohanian seseorang, sebagai salah satu masalah

keagamaan maka setiap agama di dunia ini mempunyai peraturan tersendiri

tentang perkawinan. Sehingga pada prinsipnya diatur dan harus tunduk pada

ketentuan-ketentuan ajaran agama yang di anut oleh mereka yang akan

melangsungkan perkawinan.9

Sehingga masalah hak dan kewajiban suami istri merupakan tindak lanjut

dari kehidupan keluarga yang didirikan atas landasan cinta dan kasih sayang.

Dengan satu kesadaran, masing-masing pihak (suami-istri) menyadari bahwa

8Ali Husain Muhammad Makki Al-Amili, “Perceraian salah siapa?” Bimbingan Islam Mengatasi problematika Rumah Tangga ( Jakarta: Lentera, 2001).

9Abdurrahman dan Syahrani, Masalah-Masalah Hukum Perkawinan di Indonesia, (Bandung:

Penerbit Alumni, 2001), Cet.Ke-IV, h.17.

Page 16: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

5

antara pria dan wanita mempunyai perbedaan-perbedaan secara alami baik

fisiologi (fungsi fisik), psikologi, maupun fungsi. Karena itu hak dan kewajiban

suami istri harus didirikan di atas prinsip-prinsip itu.10

Pada hakikatnya, seseorang yang melakukan akad pernikahan adalah

saling berjanji serta berkomitmen untuk saling membantu, menghargai, dan

menghormati satu dengan lainnya. Sehingga tercapailah kebahagiaan dan cita-cita

yang diinginkan.

Ada beberapa tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan

disyariatkannya perkawinan dalam Islam, di antaranya adalah untuk tercapainya

rasa tentram dan kasih sayang antara pasangan yang melangsungkan perkawinan,

sebagaimana disyariatkan dalam surat al-Ruum ayat 21. Tujuan lainnya adalah

untuk memelihara pandangan mata dan menjaga kehormatan diri dan untuk

mendapatkan keturunan yang sah serta sehat jasmani, rohani, maupun sosial, juga

mempererat silaturahmi serta untuk mencapai masa depan individu dan keluarga

yang lebih baik.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka pasangan suami istri yang

memegang peranan utama dalam mewujudkan keluarga sejahtera, perlu

meningkatkan pengetahuan dan pengertian tentang bagaimana membina

kehidupan keluarga sesuai dengan tuntutan agama yang dianutnya dan ketentuan

masyarakat.

10Abdul Qadir Djaelani, Keluarga Sakînah, (Surabaya: PT. BinaIilmu, 1995), cet.I. h.101.

Page 17: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

6

Berbicara mengenai badan atau lembaga yang berperan dan berkiprah

seperti halnya di atas, maka diharapkan pula bahwa suatu badan atau lembaga itu

adalah suatu wadah yang dapat dijadikan suatu wacana atau tempat untuk

mendapatkan pendidikan, bimbingan dan penataran. Sebagai gambaran atau

pengajaran bagi calon pasangan suami istri untuk rumah tangganya yang akan

mereka lalui bersama sebagai anggota masyarakat yang baru.

Dalam kehidupan masyarakat kita terdapat suatu badan yang oleh

pemerintah diberi wewenang ikut andil menyelesaikan persoalan rumah tangga

dari masyarakat muslim yang kenal dengan istilah BP4 (Badan Penasehatan

Pembinaan Pelestarian Perkawinan) dan diharapakan badan tersebut dapat

memberikan bantuan kepada pemerintah dalam rangka mencapai tujuan dari

sebuah perkawinan yaitu perkawinan yang sakinah, mawaddah, warahmah.

BP4 juga mempunyai fungsi dan tugasnya yaitu mendamaikan suami istri

yang berselisih dan memberikan nasehat atau bimbingan sebelumnya bagi calon

pasangan suami istri yang akan melangsungkan perkawinan. Badan ini telah

mendapat pengakuan resmi dari pemerintah sejak dikeluarkannya SK Menteri

Agama No.85 Tahun 1961, yang menetapkan BP4 sebagai satu-satunya badan

yang berusaha pada bidang penasehatan perkawinan dan pencegahan

perkawinan.11

11Muchtar Zubaidah, fungsi dan Tugas BP4;Nasehat perkawinan Dan Keluarga, (Jakarta:

Maret, 1993), h.36.

Page 18: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

7

Sebagai konsultan penasehat keluarga tentu saja tantangan yang dihadapi

BP4 adalah bagaimana memberi pelayanan sebaik mungkin, baik dari memahami

persoalan yang dihadapi oleh pasangan suami istri atau menggunakan tenaga-

tenaga yang profesional dalam bidang konsultasi dan bimbingan penyuluhan

keluarga dan perkawinan, sehingga mampu berjalan efektif dalam menjalankan

tugas-tugasnya.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, penulis terdorong untuk

mengangkat permasalahan tersebut dalam bentuk skripsi yang berjudul:

“PERAN BADAN PENASEHAT PEMBINAAN PELESTARIAN

PERKAWINAN DALAM MEMINIMALISIR TERJADINYA

PERCERAIAN (Studi Pada BP4 Kecamatan Pamulang Kota Tangerang

Selatan)”

B. Indetifikasi Masalah

Dari latar belakang di atas memberikan gambaran bahwa negara

mengambil peran dalam meminimalisir persoalan perkawinan dengan mendirikan

lembaga yang disebut dengan Badan Penasehat Pembinaan Pelestarian

Perkawinan atau Bp4. Oleh karena itu di sini penulis beberapa permasalahan yang

terkait dengan pembahasan di atas, sebagai berikut:

1. Bagaiamana peran Bp4 dalam meminimalisir permasalahan perkawinan

khususnya di Kecamatan Pamulang?

Page 19: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

8

2. Langkah-langkah apa saja yang dilakukan BP4 dalam meminimalisir

perceraian?

3. Apa yang menjadi faktor penghambat kinerja BP4 dalam meminimalisir

angka perceraian?

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini perlu dilakukan agar

pembahasannya tidak terlalu luas dan tidak menyimpang dari pokok

permasalahan. Disamping itu juga untuk mempermudah melakukan

penelitian. Oleh sebab itu, penulis membatasi dengan hanya membahas

permasalahan tentang bagaimana eksistensi BP4 dalam upaya meminimalisir

terjadinya perceraian khususnya pada BP4 di kecamatan Pamulang kota

Tangerang Selatan dan hanya membahas pada tahun 2011 sampai dengan

tahun 2012.

2. Perumusan Masalah Berangkat dari masalah tersebut peneliti merumuskan permasalahan

dengan pertanyaan sebagai berikut :

a. Bagaimana peran BP4 Kecamatan Pamulang dalam meminimalisir

terjadinya perceraian ?

b. Langkah- langkah apa saja yang diambil oleh BP4 dalam meminimalisir

terjadinya perceraian ?

Page 20: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

9

c. Faktor-faktor apa saja yang menghambat BP4 Kecamatan Pamulang

dalam melakukan pencegahan terjadinya perceraian?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan yang telah

disebutkan di atas maka tujuan sebuah penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui perana BP4 Kecamatan Pamulang dalam

meminimalisir terjadinya perceraian.

b. Untuk mengetahui dampak progam BP4 Kecamatan Pamulang dalam

mencegah terjadinya perceraian.

c. Untuk mengetahui faktor penghambat BP4 Kecamatan Pamulang dalam

melakukan pencegahan terjadinya perceraian.

2. Manfaat penelitian Apabila tujuan penelitian bisa tercapai dan rumusan masalah dapat

terjawab dengan baik, maka penelitian diharapakan dapat member manfaat

baik. Adapun manfaat penelitian ini adalah:

a. Mengetahui pandangan tokoh masyarakat terhadap pentingnya BP4

terhadap upaya pembetukan keluarga sakinah.

b. Mengetahui perkembangan progam-progam yang dilaksanakan BP4 dan

seberapa pengaruhnya progam BP4 terhadap upaya pembentukan keluarga

sakinah.

Page 21: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

10

c. Sebagai bahan untuk menambah wawasan, memperdalam dan memperluas

keilmuan mengenai hokum keluarga dan hokum perkawinan Islam.

E. Studi Review Terdahulu

Dalam penulisan karya ini penulis menemukan data yang berhubungan

dengan BP4, untuk menentukan arah dalam pembahasan skripsi ini, penulis

menelaah skripsi yang membahas tentang judul yang akan penulis kemukakan

dalam penulisan skripsi:

1. Dhoni Setiawan menyusun skripsinya yang berjudul “Peran Badan Penasehat

Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4) dalam mencegah terjadinya

perceraian” yang ditulis pada tahun 2006. Skripsi tersebut hanya membahas

keberadaan BP4 Kecamatan Pamulang sangat besar, namun dewasa ini

keberadaan BP4 Kecamatan Pamulang hanya “wujuduhu kaadamihi” yaitu

ada tapi seperti tidak ada. Dikarenakan kurangnya peran BP4 kecamatan

pamulang untuk memaksimalakan keadaan, karena BP4 masih dalam naungan

KUA. Dan dalam skripsinya juga dia memaparkan tentang upaya BP4

kecamatan pamulang yaitu, pemberian nasehat perkawinan kepada calon

pengantin, memberikan informasi tentang kehidupan rumah tangga,

memberikan ceramah agama, dan memperkecil angka pernikahan dibawah

umur.

Page 22: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

11

2. Kemudian skripsi yang ditulis Nurjamil dengan judul: ”Peran BP4 dalam

mensukseskan perkawinan di Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis

Jawa Barat” yang ditulis pada tahun 2004. Menggambarkan tentang

keberhasilan BP4 Kecamatan Cijeungjing dalam meminimalisir angka

perceraian, namun peran ulama setempatlah yang paling besar pengaruhnya

dalam keberhasilan tersebut. Penulis juga memaparkan kendala-kendala yang

dihadapi BP4 yaitu, masyarakat menginginkan masalah yang praktis sehingga

merasa cukup untuk mendapatkan nasehat ketika akad nikah saja, kemudian

kurangnya SDM di Kecamatan Cijeungjing itu sendiri.12

3. Hal serupa juga dilakukan Rahmi yang mengambil judul skripsi: ”Peran BP4

dalam membentuk keluarga sakinah (Studi Kasus BP4 Kebayoran Lama)”

yang ditulis pada tahun 2004. Di sini ia menulis usaha-usaha BP4 dalam

pembentukan keluarga sakinah di antaranya: memberikan penataran kepada

calon pengantin yang dilaksanakan 3 kali dalam sebulan, kemudian

memberikan buku saku Hukum Munakahat secara Cuma-Cuma kepada calon

pengantin, memberikan nasehat, danpemecahan masalah dalam kehidupan

rumah tangga, serta meningkatkan mutu pernikahan.

Yang membedakan dari ketiga skripsi di atas dengan penelitian skripsi

yang akan penulis bahas adalah bahwa penulis membahas eksistensi dari pada

BP4 dalam meminimalisir terjadinya perceraian, serta membahas bagaimana

12 Nurjamil,”Peran BP4 Dalam mensukseskan perkawinan dikecamatan Cijeungjing

kabupaten Ciamis Jawa Barat”.(skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta, 2004)

Page 23: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

12

dampak progam yang dilaksanakan BP4 dalam mencegah terjadinya perceraian

yang dilakukan BP4 Kecamatan Pamulang pada tahun 2011 hingga 2012 saja.

F. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif

analisis yang dilakukan melalui pendekatan kualitatif.13 Metode deskriptif

analisis yaitu metode yang menggambarkan dan memberikan analisis terhadap

kenyataan dilapangan.

Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian yang menggunakan

pendekatan kualitatif yaitu Prosedur Penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis dan lisan dari orang atau perilaku yang

diamati.

2. Sumber Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

data sekunder yaitu:

a. Data Primer

Data primer: Undang-Undang Republik Indonesia No.1 Tahun

1974 Tentang Perkawinan, peraturan pemerintah No.9 tahun 1975 tentang

pelaksanaan Undang-Undang No.1 tahun 1974 tentang perkawinan,

13 Lexy J. Moelang, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdayarya,

2004).

Page 24: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

13

keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 3 Tahun 1999 tentang

pembinaan keluarga sakinah, keputusan Dirjen Bimas Islam dan Urusan

Haji Nomor D/77/1999 tentang petunjuk pelaksanaan pembinaan gerakan

keluarga sakinah, Undang-Undang No. 10 Tahun 1992 tentang

Kependudukan dan Keluarga Sejahtera, Surat Keputusan Menteri Agama

RI No. 85 Tahun 1961.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dengan jalan

mengadakan studi kepustakaan atas dokumen-dokumen yang berhubungan

dengan masalah yang diajukan. Dokumen yang dimaksud adalah Al-

Quran, Hadis, buku-buku ilmiah, Undang-Undang, Kompilasi Hukum

Islam, serta peraturan-pearturan yang erat kaitannya dengan masalah yang

diajukan.

3. Teknik Pengumpulan Data

Agar didalam penelitian ini penulis mendapatkan hasil yang sesuai

dengan apa yang akan diteliti, maka tekhnik yang digunakan adalah library

research dan wawancara. Wawancara merupakan alat re-cheking atau

pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh

sebelumnya.Tehnik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif

adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview)

adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara

Page 25: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

14

Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau

orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara, dimana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan

sosial yang relatif lam.14 Adapun koresponden yang akan diwawancarai

adalah kepala BP4 kecamatan Pamulang dan para tokoh masyarakat.

4. Teknik Penulisan

Adapun teknik penulisan dalam penelitian ini menggunakan pedoman

penulisan skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan dalam penulisan skripsi ini, terdiri dari lima bab

dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I. PENDAHULUAN Pada bab ini penulis menjelaskan pendahuluan

yang akan memberikan gambaran umum dan menyeluruh tentang skipsi ini

dengan menguraikan tentang: latar belakang masalah, pembatasan dan rumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, studi review

terdahulu, serta sistematika penulisan.

Bab II. KONSEP DASAR PERCERAIAN Bab ini menjelaskan tentang;

konsep dasar perceraian yang akan memberikan gambaran tentang: pengertian

14 http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-penelitian-

kualitatif.pdf.

Page 26: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

15

perceraian dan dasar hukumnya, macam-macam perceraian, sebab akibat

terjadinya perceraian dan faktor pengganggu keharmonisan keluarga dan yang

menyebabkan terjadinya perselisihan.

Bab III. TINJAUAN UMUM TENTANG BP4 bab ini berisikan tentang

gambaran umum tentang badan penasehat pembinaan dan pelestarian perkawinan

(BP4) terdiri dari; Sejarah BP4, Visi dan Misi BP4, kebijakan umum BP4 dan

Struktur organisasi dan tugas-tugas BP4.

Bab IV. TEMUAN DAN ANALISIS LAPANGAN Bab ini berisikan

tentang analisis eksistensi BP4 dalam upaya meminimalisir terjadinya perceraian

terdiri dari; Deskripsi geografis kecamatan Pamulang, eksistensi BP4 dalam

upaya meminimalisir terjadinya perceraian, faktor penghambat pelaksanaan

program BP4, pandangan masyarakat terhadap eksistensi BP4 dan analisa penulis

terhadap eksistensi BP4 dalam upaya meminimalisir terjadinya perceraian.

Bab V. PENUTUP bab akhir ini berisi penutup, yang terdiri dari

kesimpulan dan saran-saran serta akan dilengkapi dengan daftar pustaka dan

lampiran-lampiran yang di anggap penting.

Page 27: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

16

BAB II

TIJAUAN UMUM TENTANG PERCERAIAN

A. Pengertian perceraian

Perkawinan merupakan ikatan lahir dan batin antara suami dan istri untuk

membentuk keluarga yang sakinah, berlandaskan mawaddah dan rahmah.

Walaupun demikian bukan berarti setiap pernikahan yang dilaksanakan akan

tercipta keluarga yang sakinah. Ada juga pernikahan yang berakhir pada

perceraian. Secara sederhana perceraian adalah proses putusnya hubungan suami

istri. Kalau kita menggunakan logika hukum perjanjian, maka perkawinan adalah

ikatan atau kesepakatan. Ketika kesepakatan itu tidak berjalan dengan sesuai

harapan maka terjadi putusnya perikatan, dalam istilah hukum perkawinan yang

di kenal dengan perceraian.

Perceraian terjadi dalam dua kondisi. Perceraian masih hidup dan

percerarian karena kematian. Perceraian karena matinya suami atau istri

merupakan perceraian yang alami. Semua orang yang telah menikah pada

akhirnya akan bercerai karena kematian. Sedangkan perceraian dalam keadaan

masih hidup dapat terjadi karena permohonan talak oleh suami atau karena

gugatan oleh istri.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “cerai” diartikan “pisah, putus

hubungan sebagai suami istri, talak”. Sedangkan “perceraian” diartikan sebagai

Page 28: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

17

“perpisahan, perihal bercerai (antara suami istri), perpecahan, atau proses,

perbuatan, cara menceraikan”.1

Untuk masing-masing pengertian dan macam-macam perceraian akan

dijelaskan pada sub bab selanjutnya.

B. Dasar Hukum Perceraian

Perceraian bukan perbuatan illegal atau perbuatan yang dilarang oleh

hukum. Bercerai baik dalam pandangan hokum Islam maupun menurut undang-

undang perkawinan diperbolehkan, selama sesuai dengan alasan-alasan yang

dibenarkan oleh aturan. Berikut beberapa dasar hukum yang menjadi alasan

diperbolehkannya perceraian.

1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 38 sampai

dengan pasal 41.

2. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam

pasal 113 sampai dengan pasal 148.

Selain dari ketentuan peraturan perundang-undangan di atas. Islam juga

memandang bahwa percerain bukan suatu perbuatan yang diharamkan,

sebagaimana yang terdapat dalam Alquran dan Hadis Nabi saw. Berikut beberapa

kutipan ayat dan Hadis:

ان فإمساك بمعروف أو تسريح بإحسان وال يحل لكم أن تأخذوا الطالق مرت .1مما آتـيتموهن شيئا إال أن يخافا أال يقيما حدود الله فإن خفتم أال يقيما حدود

1 Amran YS Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, cet V, (Bandung: CV Pustaka

Setia, 2002), h. 121.

Page 29: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

18

افـتدت به تلك حدود الله فال تـعتدوها ومن يـتـعد الله فال جناح عليهما فيما )229: 2/البقرة. (حدود الله فأولئك هم الظالمون

Artinya: ”Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. Tidak halal bagi kamu mengambil kembali sesuatu dari yang telah kamu berikan kepada mereka, kecuali kalau keduanya khawatir tidak akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Jika kamu khawatir bahwa keduanya (suami isteri) tidak dapat menjalankan hukum-hukum Allah, maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya . Itulah hukum-hukum Allah, maka janganlah kamu melanggarnya. Barangsiapa yang melanggar hukum-hukum Allah mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Baqarah [2]: 229).

هما .2 ، على عهد أنه طلق امرأته وهي حائض : عن عبد الله بن عمر رضي الله عنـرسول الله صلى اهللا عليه وسلم، فسأل عمر بن الخطاب رسول الله صلى اهللا

ليـراجعها، «: عليه وسلم عن ذلك، فـقال رسول الله صلى اهللا عليه وسلم مره فـها حتى تطهر، ثم تحيض ثم تطهر، ثم إن شاء أمسك بـعد، وإن ثم ليمسك

ة التي أمر الله أن تطلق لها النساء فتلك العد ، بل أن يمس 2»شاء طلق قـ

Artinya: “Dari Abdullah ibn ‘Umar Ra. Ibn ‘Umar menalak istrinya yang sedang haid pada masa Rasulullah. Umar ibn Khattab menanyakan hal tersebut kepada Rasulullah saw. Rasulullah saw menjawab “perintahkan ia untuk balik kepada istrinya, sampai istrinya tersebut suci dari haid, kemudian haid lagi dan suci lagi. Kalau dia (Ibn ‘Umar) ingin istrinya tersebut maka bertahanlah, tapi kalau tidak maka talaklah ia sebelum menyetubuhinya. Itulah ‘iddah istrinya yang ditalak.

أبغض «: قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم: عن عبد اهللا بن عمر، قال .3 3»الحالل إلى اهللا الطالق

Artinya: “Dari ‘Abdullah ibn ‘Umar bercerita, “Rasulullah saw bersabda: Halal yang paling tidak disukai Allah adalah Talak”.

2 Bukhari, Shohih Bukhari, Juz 7. (Mesir: Dar al-Thûq al-Najah, 1422 H), h.41. 3 Ibn Majah, Sunan Ibn Majah, Juz 1. (Damaskus: Dar Ihya al-Kutub al-‘Arabiyah, tt), h.650.

Page 30: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

19

Demikian beberapa kutipan Alquran dan Hadis yang menjelaskan

perihal kebolehan melakukan perceraian dengan segala akibat hukumnya.

C. Macam-macam Perceraian

Dalam Hukum Islam dikenal beberapa macam perceraian yaitu talak,

khulû’, zihâr, ila’ , dan li’ân.

1. Talak

a. Pengertian talak

Talak berasal dari kata ithlâq yang berarti melepaskan atau

meninggalkan. Dalam istilah agama, talak berarti melepaskan ikatan

perkawinan atau bubarnya hubungan perkawinan.4 Sedangkan menurut

istilah syarak, ada beberapa defenisi yang dilontarkan oleh beberapa ulama

yaitu:

Abdurrahman al-Jaziri:

إزالة النكاح أو نـقصان حله بلفظ مخصوص Artinya:

Talak adalah menghilangkan ikatan perkawinan atau mengurangi (ikatan) pelepasan dengan menggunakan kata-kata tertentu.

Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnahnya mendefenisikan talak dengan:

. حل رابطة الزواج وأنـهاء العلقة الزوجية Artinya:

Talak artinya lepasnya ikatan dan berakhirnya hubungan perkawinan atau hubungan suami istri.

4 Amran YS Chaniago, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, h. 121.

Page 31: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

20

Abu Zakaria al-Anshari mengartikan talak dengan:

حل عقد النكاح بلفظ الطالق Artinya: Melepaskan ikatan nikah dengan menggunakan lafadz talak.

Dari beberapa defenisi talak di atas tersebut, maka dapat kita ambil

kesimpulan bahwa talak adalah hilangnya atau lepasnya ikatan perkawinan,

tetapi ada beberapa mainstream yang mengakibatkan perbedaan dalam

mendefenisikan arti talak. Sebagian ulama menekankan talak pada akibat

hukumnya, yaitu hilangnya hubungan suami istri dan segala sesuatu yang

berkaitan dengan hak dan kewajiban suami istri. Sedangkan sebagian ulama

lainnya berorientasi pada tindakan seseorang yang bertujuan untuk

melepaskan ikatan perkawinan dengan menggunakan lafadz tertentu.

Adapun arti mengurangi pelepasan ikatan perkawinan yang dikemukakan

oleh Abdurrahman al-Jaziri adalah berkurangnya hak talak bagi suami yang

mengakibatkan berkurangnya jumlah talak yang menjadi hak suami dari tiga

menjadi dua, dari dua menjadi satu dan dari satu menjadi hilang hak talak itu

yaitu yang terjadi dalam talak rajî’ .

b. Macam-macam Talak

Ditinjau dari segi dijatuhkannya, talak dibagi menjadi tiga macam

yaitu: 5

1. Talak Sunnî, yaitu talak yang dijatuhkan sesuai dengan tuntutan sunnah Rasulullah SAW. Dikatakan sunni jika memenuhi syarat-syarat berikut ini:

5 Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, cet I (Jakarta: Prenada Media, 2003), h. 192.

Page 32: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

21

a. Istri yang ditalak sudah pernah digauli, apabila talak dijatuhkan terhadap istri yang belum pernah digauli, maka tidak termasuk talak sunni.

b. Istri dapat segera melakukan iddah suci setelah ditalak, yaitu dalam keadaan suci dari haid. Menurut ulama Syafi’iyyah, perhitungan iddah bagi wanita berhaid ialah tiga kali suci, bukan tiga kali haid. Talak terhadap istri yang telah lepas haid (menopause) atau belum pernah haid, atau sedang hamil, atau ketika istri sedang haid, semuanya tidak termasuk dalam kategori talak sunni.

c. Talak dijatuhkan ketika istri dalam keadaan suci, baik dipermulaan, dipertengahan, maupun diakhir suci, walaupun beberapa saat lalu datang haid.

d. Suami tidak pernah menggauli istri selama masa suci dimana talak itu dijatuhkan.

2. Talak Bid’î, yaitu talak yang dijatuhkan tidak atau bertentangan

dengan tuntutan sunnah dan tidak memenuhi syarat-syarat talak

sunnî.

Yang termasuk talak bid’î:

a. Talak yang dijatuhkan terhadap istri pada waktu haid, baik

dipermulaan haid maupun dipertengahannya.

b. Talak yang dijatuhkan terhadap istri dalam keadaan suci tetapi

pernah digauli oleh suaminya dalam keadaan suci yang dimaksud.

3. Talak la sunnî wa la bid’î, yaitu talak yang tidak termasuk kategori

talak sunni dan tidak pula termasuk talak bid’î yaitu:

a. talak yang dijatuhkan terhadap istri yang belum pernah digauli.

b. talak yang dijatuhkan terhadap istri yang pernah haid, atau istri

yang telah lepas haid.

Page 33: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

22

c. talak yang dijatuhkan terhadap istri yang sedang hamil.6

Adapun talak ditinjau dari tegas atau tidaknya kata-kata yang

dipergunakan sebagai ucapan talak, maka talak terbagi menjadi dua

macam, yaitu:

1. Talak shârih, yaitu talak dengan mempergunakan kata-kata yang

jelas dan tegas. Talak dengan kata-kata yang jelas misalnya

mencakup perkataan seperti: talak, firâq, dan sarah. Demikianlah

pendapat Imam Syafi’î dan Imam Ahmad seperti disebutkan dalam

al-Qur’an. Adapun beberapa contoh talak sharih sebagai berikut:

a. engkau saya talak sekarang juga, engkau saya cerai sekarang

juga.

b. engkau saya firâq sekarang juga, engkau saya pisahkan sekarang

juga.

c. engkau saya sarah sekarang juga, engkau saya lepaskan sekarang

juga.

2. Talak kinâyah, yaitu talak dengan memggunakan kata-kata sindiran

atau samara, seperti suami berkata pada istrinya:

a. Engkau sekarang telah jauh dari diriku

b. Selesaikan sendiri segala urusanmu

c. Janganlah engkau mendekati aku lagi

6 Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, h.193.

Page 34: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

23

Mengenai kedudukan talak dengan kata-kata kinayâh ini,

bergantung kepada niat si suami. Artinya, jika suami dengan kata-

kata tersebut bermaksud menjatuhkan talak, maka jatuhlah talak itu,

dan jika suami dengan kata-kata tersebut tidak bermaksud

menjatuhkan talak, maka talak tidak jatuh.7 Sebab, maksud dari

ucapan suami tersebut tidak dapat dipahami kecuali diketahui niat

suami ketika mengucapkan kalimat tersebut.

Kemudian jika kita tinjau dari segi ada atau tidak adanya

kemungkinan bekas suami merujuk kembali bekas istri, maka talak dibagi

menjadi dua macam, yaitu:

1. Talak Raj’î, yaitu talak dimana suami masih memiliki hak untuk

kembali kepada istrinya (rujuk) sepanjang istrinya tesebut masih

dalam masa iddah. Salah satu diantara syaratnya adalah bahwa si istri

sudah pernah digauli, sebab istri yang dicerai sebelum dicampuri

tidak mempunyai masa iddah, berdasarkan firman Allah SWT yang

berbunyi:

ها اليا أيـ وهنمن قـبل أن تمس قتموهنطل ذين آمنوا إذا نكحتم المؤمنات ثمة تـعتدونـها فمتـعوهن وسرحوهن سراحا جميال من عد فما لكم عليهن .

)49: 33/زاباألح(Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu menikahi perempuan- perempuan yang beriman, kemudian kamu

7 Abd. Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat, h.196.

Page 35: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

24

ceraikan mereka sebelum kamu mencampurinya Maka sekali-sekali tidak wajib atas mereka 'iddah bagimu yang kamu minta menyempurnakannya. Maka berilah mereka mut'ah dan lepaskanlah mereka itu dengan cara yang sebaik- baiknya”. (Qs. al-Ahzâb [33]: 49).

Adapun syarat lainnya adalah, talak tersebut tidak

menggunakan uang pengganti dan tidak termasuk syarat untuk

melengkapi talak tiga.8 Karena, talak merupakan hak peroregatif suami

sehingga tidak perlu ada konpensasi yang diberikan oleh istri maupun

suami.

Setelah terjadi talak raj’î maka istri wajib menjalani masa

iddah, dan apabila dikemudian hari suami ingin kembali kepada bekas

istrinya sebelum berakhir masa iddahnya, maka hal itu dapat dilakukan

dengan menyatakan rujuk, tetapi jika dalam masa iddah tersebut bekas

suami tidak menyatakan rujuk terhadap bekas istrinya, maka dengan

berakhirnya masa iddah tersebut, maka kedudukan talak berubah dari

talak raj’î berubah menjadi talak ba’in. Apabila sesudah berakhirnya

masa iddah itu suami ingin kembali, maka wajib hukumnya

melakukan akad nikah baru dan dengan mahar yang baru pula. Talak

raj’î hanya terjadi pada talak pertama dan kedua saja, hal ini

berdasarkan firman Allah SWT:

8 Muhammad Jawad Mughniyyah, Fiqh Lima Mazhab, (terj. Dari Kitab al-Fiqh ‘ala Madzahib

al-Khamsah). Jakarta: Lentera, 2005, cet Ke-xv, h.451.

Page 36: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

25

).229 :2/البقرة.( الطالق مرتان فإمساك بمعروف أو تسريح بإحسان Artinya:

“ Talak (yang dapat dirujuki) dua kali. setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma'ruf atau menceraikan dengan cara yang baik.” (Qs. Al-Baqarah [2]: 229)

Ayat ini memberi makna bahwa talak yang disyariatkan Allah

ialah talak yang dijatuhkan oleh suami satu demi satu, tidak sekaligus,

dan bahwa suami boleh memelihara kembali bekas istrinya setelah

talak pertama dengan cara yang baik, dan demikian juga dengan talak

yang kedua. Arti memelihara kembali inilah yang disebut dengan

merujuknya dan mengembalikannya ke dalam ikatan perkawinan dan

berhak mengumpulinya dengan cara yang baik. Hak merujuk hanya

terdapat dalam talak raj’î.

2. Talak Ba’in, yaitu talak yangi tidak memiliki hak untuk rujuk kepada

wanita yang ditalaknya. Mengenai talak ba’in ini. Para fuqaha telah

sependapat bahwa talak tersebut karena belum ada pergaulan, karena

adanya bilangan tertentu, dan karena adanya penerimaan ganti pada

khulû’, meski masih diperselisihkan di antara fuqahâ’, apakah khulû’

itu talak atau fasakh.9

Talak ba’in terbagi menjadi dua macam, yaitu:

9 Abdurrahman Haris Abdullah, Ibnu Rusyd: Bidayatul Mujtahid, (terj), , cet I, (Semarang:

Asy-Syifa,1990), h. 447.

Page 37: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

26

a. Talak Ba’in Sughrâ, adalah talak ba’in yang menghilangkan

pemilikan bekas suami untuk kawin kembali dengan bekas istri.

Artinya, bekas suami boleh mengadakan akad nikah baru dengan

bekas istri, baik dalam masa iddahnya maupun sesudah berakhir

masa iddahnya.

Talak Ba’in Kubrâ, yaitu talak tiga dimana dalam talak tersebut suami

tidak bisa rujuk kembali kepada bekas istrinya dan tidak boleh menikah kembali,

kecuali bekas istri tersebut telah menikah dengan laki-laki lain, dan telah

bercampur dengan laki-laki tersebut, kemudian diceraiakan laki-laki tersebut,

serta masa iddahnya juga telah habis dengan laki-laki tersebut. Dan hal ini tidak

boleh disengaja atau dibuat-buat. Akan tetapi hal ini harus berjalan dengan

sendirinya.

2. Khuluk

Khuluk yang dibenarkan dalam hukum Islam tersebut berasal dari kata

khala’a ats-tsauba yang berarti menanggalkan pakaian. Hal ini karena

perempuan sebagai pakaian laki-laki dan laki-laki pun pakaian perempuan.10

Oleh karenanya apabila seorang istri ingin melepaskan ikatan perkawinan dari

suaminya diistilahkan dengan khuluk.

Sedangkan menurut istilah syarak, khuluk adalah akad yang dilakukan

oleh suami istri untuk membebaskan istri dari pernikahan dengan syarat istri

10. Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah jilid 3, (Jakarta, Pena Pundi Aksara, 2006) cet I, h. 190.

Page 38: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

27

membayarkan sejumlah harta, lalu suami menolaknya atau mengkhuluknya.11

Bisa berarti khuluk adalah tebusan yang diberikan oleh istri supaya suami

menceraikannya.

Khuluk merupakan penghormatan hukum Islam terhadap seorang istri

dengan memberi jalan kepadanya yang menghendaki perceraian dengan

mengajukan khuluk sebagaimana hukum Islam memberi jalan kepada suami

untuk menceraikan istrinya dengan jalan talak.

Adapun dasar hukum disyariatkannya khuluk ialah firman Allah SWT

sebagai berikut:

).229: 2/البقرة(فال جناح عليهما فيما افـتدت به Artinya:

“Maka tidak ada dosa atas keduanya tentang bayaran yang diberikan oleh isteri untuk menebus dirinya” (Qs. al-Baqarah [2]: 229).

Hadis Nabi yang diriwayatkan imam al-Bukhârî dan an-Nasâ’i dari Ibnu

Abbâs yang berkata: “Istri Tsabit bin Qais bin Syammas datang kepada

Rasulullah SAW, sambil berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku tidak mencela akhlak

dan agamanya, tetapi aku tidak ingin menjadi kafir dari ajaran Islam akibat

terus hidup bersama dengannya’. Rasulullah saw bersabda, ‘Maukah kamu

mengembalikan kebunnya (Tsabit, suaminya)?’ Ia menjawab, ‘Mau’.

Rasulullah SAW bersabda, ‘Terimalah (Tsabit) kebun itu dan talaklah ia satu

kali’.”

11 M. Abdullah Mujied dkk, Kamus Istilah Fiqih, (Jakarta; Pustaka Firdaus, 2002) cet III, h.

163-164.

Page 39: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

28

Dengan demikian, apabila istri merasa khawatir suami tidak

menunaikan kewajibannya yang telah ditetapkan oleh syariah dalam

perkawinan mereka, maka istri dapat melepaskan diri dari ikatan perkawinan

mereka dengan menyerahkan kembali seluruh atau sebagian dari harta

kekayaan yang dulu diterima dari suaminya.

Sayyid Sabiq dalam Fiqh Sunnahnya mengatakan bahwa khuluk hanya

boleh dilakukan apabila ada alasan yang benar. Antara lain karena suami cacat

badan, berakhlak buruk, atau tidak memenuhi kewajibannya. Sedangkan istri

khawatir akan melanggar hukum Allah. Apabila tidak ada alasan yang cukup

kuat, maka haram hukumnya bagi istri melakukan khuluk.12 Karena talak

adalah bagian dari hak peroregatif suami.

Di Indonesia, khuluk biasanya dikaitkan dengan taklik talak atau dengan

perjanjian talak yang diucapkan oleh suami disaat melangsungkan akad nikah

berlangsung. Inti perjanjian itu adalah persetujuan pihak suami untuk

menjatuhkan talaknya, apabila taklik talak itu dilanggar oleh pihak suami. Oleh

karena itu, di dalam KHI Pasal 116 huruf (g), “pelanggaran terhadap taklik

talak bias dijadikan alasan oleh istri untuk mengajukan gugatan cerai kepada

Pengadilan Agama.

Konsekuensi hukum yang ditimbulkan oleh khuluk berbeda dengan

talak yang dijatuhkan oleh suami secara bertahap. Apabila seorang istri telah

12 Taufik Abdullah, ed., Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van

Hoeve, 2002), h.94.

Page 40: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

29

mengkhuluk dirinya, maka secara hukum suami tidak berhak merujuki istrinya,

meskipun istrinya bersedia kembali ‘iwad (tebusan) yang telah diberikan

kepada suami sebagai syarat terjadinya khuluk. Namun suami bisa kembali

kepada bekas istrinya dengan syarat diadakannya akad nikah baru adanya

muhallil .13 Yaitu istri telah menikah lagi dengan laki-laki lain dan telah

melakukan hubungan suami istri dan pernikahnya telah putus dan masa

iddahnya telah selesai.

3. Zihar

Zihar berasal dari kata “adz-zahâr” yang berarti punggung.14 Dalam

kaitannya dengan suami istri, zihar adalah ucapan suami kepada istrinya yang

berisi menyerupakan istri dengan punggung ibu suami, seperti ucapan suami

kepada istrinya, “Engkau bagiku adalah seperti punggung ibuku”.

Zihar ini merupakan bentuk talak di zaman jahiliyah yang

dipergunakan oleh suami yang bermaksud mengharamkan menyetubuhi

isterinya dan berakibat menjadi haramnya isteri itu bagi suami dan laki-laki

untuk selama-lamanya.

Syariat Islam datang untuk memperbaiki masyarakat, medidiknya, dan

melestarikannya menuju kemaslahatan hidup. Hukum Islam menyediakan zihar

itu berakibat hukum yang bersifat duniawi dan ukhrawi. Akibat hukum zihar

yang bersifat duniawi adalah menjadi haramnya suami menggauli isterinya

13 Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqih, (Bogor: Prenada Media, 2003), cet I, h.133. 14 Amir Syarifuddin, Garis-garis Besar Fiqih, h.132-133.

Page 41: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

30

yang dizihar samapai suami melaksanakan kafarat zihar. Sedangkan ukhrawi

adalah bahwa zihar itu adalah perbuatan dosa, dan untuk membersihkannya

wajib bertobat dan memohon ampun kepada Allah SWT.

4. Ilâ’

Menurut bahasa ilâ’ artinya “bersumpah” atau terlarang dengan

sumpah. Sedangkan menurut istilah hukum Islam ilâ’ adalah sumpah suami

yang sah untuk tidak mencampuri istrinya tanpa batas waktu atau lebih dari

empat bulan.15 Pada masa Jahiliyah, ilâ’ itu adalah talak, yaitu suami tidak

mencampuri istrinya selama setahun atau dua tahun dengan maksud untuk

menyakiti istri semata-mata.

Kemudian Islam merubahnya, dengan menetapakan waktu empat

bulan. Dalam tenggang waktu empat bulan ini suami dapat berfikir untuk

kembali atau menceraikannya. Jika suami merujuki istrinya dalam masa itu, dan

mencampuri istrinya, maka ia wajib membayar kifarat sumpah, tetapi jika ia

tidak mau rujuk setelah lewat masa empat bulan itu, maka ia harus mentalak

istrinya.

5. Li’ân

Secara harfiyah li’ân berarti saling melaknat. Secara terminologis

berarti sumpah suami menuduh istrinya berbuat zina. Sedangkan ia tidak

mampu mendatangkan empat orang saksi. Akan tetapi, apabila yang melakukan

15 Fuad Said, Perceraian Menurut Hukum Islam, cet I. (Jakarta: Pustaka al-Husna, 1994),

h.37.

Page 42: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

31

penuduhan itu adalah suami terhadap istrinya dan tidak dapat mendatangkan

empat orang saksi kecuali hanya dirinya saja, maka ia harus menyampaikan

kesaksian disertai sumpah sebanyak empat kali yang menyatakan bahwa ia

benar atas tuduhannya. Kali yang kelima ia menyatakan bahwa laknat Allah

atasnya bila ia berdusta dengan tuduhannya itu.

Dengan sumpahnya itu, maka suami bebas dari saksi tuduhan zina

tanpa bukti. Hal itu berarti tuduhan zina itu adalah benar. Untuk selanjutnya

istri dikenai saksi berbuat zina yaitu dera 100 kali. Apabila ia belum dicampuri

suaminya dan rajam bila ia pernah dicampuri suaminya. Akan tetapi jika istri

merasa tidak pernah berbuat zina seperti yang dituduhkan suaminya itu, maka

ia berhak membela dirinya dengan menolak sumpah suami tersebut.

Dari sumpah penolakan itu, maka si istri terlepas dari sanksi zina.

Sumpah suami dan penolakan sumpah dari istri dilakukan di hadapan

pengadilan. Dengan tejadinya saling sumpah dan saling laknat itu maka

putuslah perkawinan di antara keduanya dan tidak boleh kembali

melangsungkan perkawinan untuk selamanya. Di samping itu anak yang lahir

dari perkawinan itu tidak dinisbatkan kepada suami yang meli’an karena li’ân

itu di samping menuduh zina. Juga sekaligus memastikan anak yang dikandung

istrinya.

Adapun dalam hukum Positif yang berlakuku di Indonesia, perceraian

diatur dalam Undang-Undang RI No.1 tahun 1974 tentang Perkawinan yang

terdapat dalam Bab VIII yaitu Putusnya Perkawinan serta Akibatnya, pasal 38

Page 43: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

32

yang berbunyi, “Perkawinan dapat putus karena: a. kematian, b. perceraian, dan

c. atas keputusan pengadilan”.

Adapun dalam KHI, putusnya perkawinan diatur dalam Bab XVI, pasal 113

yaitu: “Perkawinan dapat putus karena: a. Kematian, b. Perceraian, dan c. Atas

Putusan Pengadilan”.

D. Alasan-alasan Terjadinya Perceraian

Perceraian sebagai media putusnya ikatan perkawinan bisa diakibatkan

dari beberapa faktor, yaitu kematian, perceraian dan putusan peradilan ketentuan

ini dapat ditemukan pada ketentuan Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang

Perkawinan pasal 38 jo Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang

Peraturan Pelaksana Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan.

Sedangkan dalam Kompilasi Hukum Islam pasal 113 putusnya perkawinan juga

mencantumkan ketiga faktor di atas. Akan tetapi yang ingin dijelaskan di sini

bukanlah tiga di atas, akan tetapi alasan yang membolehkan orang bercerai.

Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dalam pasal 32

ayat (2) dinyatakan bahwa “untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan

bahwa antara suami istri itu tidak akan dapat rukun sebagai suami isteri”. Jika

melihat ketentuan dalam pasal ini, sangat umum sekali, tidak ada batasan atau

alasan yang jelas untuk dapat memenuhi alasan cerai. Akan tetapi Peraturan

Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang

Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan pasal 19 diperinci lagi menjadi enam

alasan perceraian.

Page 44: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

33

Sedangkan Kompilasi Hukum Islam sesuai dengan Instruksi Presiden

Nomor 1 tahun 1991 tentang Kompilasi Hukum Islam, mencantumkan alasan-

alasan perceraian tidak berbeda jauh dengan yang diatur dalam PP di atas,

bahkan kata-katanya pun sama, hanya ada dua penambahan alasan.

No PP No. 9/1975 pasal 19 KHI Pasal 116

1 Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabok, pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;

Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;

2. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya;

Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 (dua) tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya;

3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;

Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 (lima) tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;

4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang lain;

Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain;

5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat

menjalankan kewajibannya sebagai suami/isteri;

Salah satu pihak mendapat cacat badab atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau isteri;

6 Antara suami dan isteri terus- Antara suami dan isteri terus

Page 45: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

34

menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga.

menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga;

7 Suami menlanggar taklik talak;

8 Peralihan agama tau murtad yang menyebabkan terjadinya ketidak rukunan dalam rumah tangga.

Page 46: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

35

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN

DAN PELESTARIAN PERKAWINAN (BP4)

A. Profil BP4

BP4 adalah singkatan dari Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian

Perkawinan yang bersifat profesi sebagai pengemban tugas dan mitra kerja

Departemen Agama dalam mewujudkan keluarga sakinah. Tujuan dibentuknya

BP4 adalah untuk mempertinggi mutu perkawinan dan mewujudkan keluarga

sakinah menurut ajaran Islam untuk mencapai masyarakat dan bangsa Indonesia

yang maju, mandiri, sejahtera materiil dan spirituiil.1

Sebagai lembaga semi resmi, BP4 bertugas membantu Departemen

Agama dalam meningkatkan mutu perkawinan dengan mengembangakan

gerakan keluarga sakinah dan pendidikan agama di lingkungan keluarga. Sebagai

sebuah organisasi, BP4 senantiasa meningkatkan profesionalisme petugas dan

meningkatkan kepuasaan klien dalam melaksanakan tugas tersebut di atas. Pada

era pasca reformasi saat ini, peran BP4 sangat diperlukan untuk menciptakan

iklim yang kondusif dalam menyemangati para keluarga agar semua anggota

keluarga dapat menjalankan ajaran agama secara baik dan benar serta memiliki

1 Depag Provinsi Jawa Tengah. Modul Kursus Calon pengantin di Propinsi Jawa Timur,

(Semarang: Depag Jateng, 2007), h..47-48.

Page 47: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

36

nuansa akhlaqul karimah, sehingga dapat mewujudkan keluarga yang sakinah

mawadah warahmah.2

Sebenarnya penasihatan perkawinan, perselisihan dan perceraian

hanyalah merupakan bagian kecil dari pembangunan keluarga. Tugas yang

membentang dihadapan BP4 adalah upaya menanamkan nilai-nilai keimanan,

ketakwaan dan akhlaqul karimah dalam lingkungan keluarga. Untuk

melaksanakan tugas besar ini, tentu BP4 perlu memperkuat organisasinya mulai

dari pusat sampai ke daerah. Kemitraaan dengan sesama LSM agama, penggalian

sumber daya manusia bahkan kerjasama dengan lembaga internasional perlu

dikembangkan untuk meningkatkan sebuah lembaga yang profesional. BP4

hendaknya menjadi tempat berkumpulnya para tokoh agama, pimpinan LSM dan

para pakar di bidang pembangunan keluarga sehingga menjadi sebuah organisasi

besar yang mandiri, tampil profesional, wibawa dan sanggup menjadi partner

pemerintah dalam pembangunan.3

Selain itu, BP4 juga bersifat profesi, sebagai penunjang tugas Departemen

Agama dalam bidang penasihatan, pembinaan dan pelestarian perkawinan

menuju keluarga yang sakinah, yang mempunyai tujuan mempertinggi mutu

perkawinan guna mewujudkan keluarga sakinah yang kekal menurut ajaran Islam

2 Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4), Hasil Munas Ke XI,

(Jakarta: BP4 Pusat, 1998), h.1. 3 Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4), Hasil Munas Ke XI,

h.16-17.

Page 48: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

37

dan berasaskan Pancasila. Penasihatan bersifat keagamaan karena tujuan BP4

adalah membantu sesama orang Islam untuk menciptakan perkawinan yang

bahagia dan membina keluarga mereka sesuai dengan ajaran agama Islam. Tugas

utama dari penasihat selama menasihati adalah memastikan kemungkinan para

penghadap masih dapat melanjutkan perkawinan mereka dan membuatnya

bahagia kembali. Sekiranya tidak mungkin lagi maka tugas berikutnya adalah

untuk membantu masing-masing pihak memperoleh kehidupan yang lebih baik.

Sedangkan, penasihatan bersifat pribadi artinya para penghadap akan berbicara

jujur terbuka dengan para penasihat kehidupan mereka secara terperinci.

dalam usaha mendamaikan/ merukunkan pasangan perkawinan yang

berselisih memerlukan berbagai metode penasihatan. Metode-metode

penasihatan itu adalah:

1. Metode informasi yang sifatnya memberikan penerangan atau informasi.

2. Metode sugestif dan persuasive yaitu cara mempengaruhi klien agar bersedia

mengikuti nasihat yang diberikan.

3. Metode edukatif yaitu cara pemberian nasihat yang lebih bersifat mendidik.

4. Metode penjelasan duduk soal yaitu mengarah pada pemecahan masalah

dengan menjelaskan problem yang dihadapi klien.

5. Metode musyawarah kasus yaitu cara membicarakan kasus suatu keluarga

yang permasalahannya kompleks dengan melibatkan para pihak yang

berselisih.

Page 49: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

38

6. Metode campuran yaitu gabungan dari berbagai metode sesuai dengan situasi

dan kondisi yang terjadi.

Dari berbagai metode penasihatan tersebut, petugas BP4 dapat

memanfaatkan berbagai metode yang telah dikembangkan baik metode sugestif,

edukatif, maupun metode yang lainnya sesuai dengan berat ringannya masalah

secara efektif. Dengan kata lain, berbagai metode itu dapat diterapkan

menyesuaikan dengan kasus yang dihadapi oleh klien sehingga BP4 tampil

sebagai institusi yang mampu memberikan pemecahan masalah atau setidaknya

meringankan masalah.

B. Sejarah BP4

Sejarah berdirinya BP4 bermula dari dilakukannya penilaian terhadap

statistic (1950-1954) NTR seluruh Indonesia, bahwa telah diketemukan fakta-

fakta yang menunjukkan labilnya perkawinan di Indonesia, dimana angka

cerai/thalak di banding nikah mencapai 60% sampai 70%. Hal tersebut

mendorong H.S.M. Nasaruddin Latif untuk menggerakkan lahirnya organisasi

penasehat perkawinan yang dianggapnya semacam dokter perkawinan bagi

pasangan suami-isteri. Maka pada bulan April 1954 di setiap KUA se-Jakarta

dibentuk SPP (Seksi Penasehat Perkawinan), kemudian tahun 1956 dirubah

menjadi P-5 (Panitia Penasehat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian) yang

bergerak dibidang usaha mengurangi perceraian dan mempertinggi nilai-

Page 50: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

39

nilaiperkawinan. Hal ini mendapat sambutan luas di Depag Jatim, Kalimantan,

Lampung, dan Sumsel.4

Bersamaan dengan itu di Bandung pada tanggal 3 Oktober 1954

mendirikan BP4 (Badan Penasehat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian)

yang didukung oleh organisasi-organisasi wanita dan pemuka-pemuka

masyarakat yang menyebar ke Jateng. Langkah tersebut diikuti oleh DIY tahun

1957 dengan mendirikan BKRT (Badan Kesejahteraan Rumah Tangga) yang

menyebar ke tiap Kecamatan dan Kabupaten. Maka pada tanggal 3 Januari 1960

ke tiga organisasi tersebut melebur menjadi satu nama yang bersifat Nasional

dengan nama BP4 (Badan Penasehat Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian),

yang dikukuhkan oleh Menteri Agama dengan SK Menag No. 85 tahun 1961

yang mengakui bahwa BP4 satu-satunya badan yang berusaha dibidang

penasehatan perkawinan dan pengurangan perceraian dalam rangka

melaksanakan Penetapan Menag No. 53 tahun 1958 pasal 4 angka 3 huruf f,

angka 4 huruf e dan pasal 11 angka 5 huruf a. Dengan Keputusan Menag itu BP4

adalah Badan Semi Resmi.

Pada tanggal 8 Juli 1961 yaitu ketika organisasi ini meleburkan diri

menjadi satu organisasi yang bersifat Nasional dengan nama Badan Penasihat

Perkawinan dan Penyelesaian Perceraian (BP4). Dan kemudian dikukuhkan

dengan Keputusan Menteri Agama No. 85 Tahun 1961. Bahwa untuk kelancaran

4 Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4), Hasil Munas Ke XIV,

(Jakarta: BP4 Pusat, 2009), h.5.

Page 51: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

40

pelaksanaan undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan dan segala

peraturan pelaksanaannya dipandang perlu untuk menegaskan kembali

pengakuan BP4 sebagai satu-satunya badan yang berusaha dibidang penasihatan

perkawinan dan pengurangan angka perceraian, maka telah diterbitkan

Keputusan Menteri Agama No. 30 Tahun 1977 tentang penegasan pengakuan

badan penasihat perkawinan, perselisihan dan perceraian. Dalam keputusan ini

telah ditegaskan bahwa kedudukan BP4 sebagai badan semi resmi pemerintah

yang bertugas membantu Departemen Agama dan Ditjen Bimas Islam di bidang

pemberian penasihatan perkawinan, perselisihan rumah tangga dan perceraian.

Keputusan Menag ini sampai saat ini belum dicabut dan masih berlaku.

Dalam upaya merespon aspirasi msyarakat sesuai dengan semangat

reformasi maka kiat BP4 adalah menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai

agama, keimanan, ketakwaan dan akhlaqul karimah dan kehidupan sehari-hari

dalam keluarga muslim sehingga kesejahteraan materiil dan spiritual senantiasa

terus meningkat untuk mencapai keluarga sakinah yang mencerminkan

kemitrasejajaran diantara suami istri. Maka pada tahun 2003 untuk ketiga kalinya

BP4 berubah nama dari Badan Penasehat Perkawinan dan Penyelesaian

Perceraian menjadi Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan.

Dengan digantinya nama diharapkan kedepan BP4 mampu melaksanakan tugas

pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang maju, mandiri, sejahtera secara

lahir dan batin.

Page 52: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

41

Menurut data dari pelbagai sumber, ada sejumlah alasan yang mendorong

lembaga BP4. Pertama, untuk mempertinggi mutu perkawinan menurut ajaran

Islam diperlukan bimbingan dari Korps Penasehatan Perkawinan agar mampu

melaksanakan tugas untuk mewujudkan keluarga sakinah. Kedua, dalam upaya

membangun manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa tersebut, diperlukan

adanya organisasi yang baik dan teratur serta mampu mengantarkan aspirasi

masyarakat, sesuai dengan tuntunan perkembangan zaman dan kemajuan

bangsa.5

Sejarah pertumbuhan organisasi tersebut, dimulai dengan organisasi BP4

di Bandung tahun 1954. kemudian di Jakarta dengan nama Panitia Penasihatan

Perkawinan dan Penyeleseaian Perceraian (P5), di Jawa Tengah dan Jawa Timur

dengan nama BP4 tersebut di atas dan di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan

nama Badan Kesejahteraan Rumah Tangga (BKRT). Sebagai pelaksanaan

Keputusan Konferensi Departemen (kini: Kementerian) Agama di Tretes Jawa

Timur tanggal 25-30 Juni 1955, maka disatukanlah organisasi tersebut dengan

nama “Badan Penasiha-tan Perkawinan sesuai dengan Keputusan Menteri Agama

No.85 Tahun 1961. BP4 diakui keberadaannya setelah keluarnya Keputusan

Menteri Agama No.30 Tahun 1977 tentang Penegasan Pengakuan BP4 sebagai

satu-satunya badan penunjang sebagian tugas Departemen Agama dalam bidang

Penasihatan Perkawinan, Perselisihan Rumah Tangga dan Perceraian, maka

5 Mudzakir, Hasil Munas BP4 XIII/2004 dan Pemilihan Keluarga Sakinah Teladan Tingkat

Nasional (Jakarta: BP4, 2005), h.6.

Page 53: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

42

kepanjangan BP4 diubah menjadi Badan Penasihatan Perkawinan, Perselisihan

dan Perceraian.

Secara kelembagaan, BP4 masih tetap eksis. Pasca kelahiran Undang-

undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama yang memberikan

kewenangan penuh kepada Peradilan Agama untuk menangani masalah

perceraian masih membutuhkan lembaga kepenasehatan perkawinan seperti BP4.

Apalagi menghadapi era globalisasi saat ini yang dampaknya menjadikan

tantangan terhadap kelestarian keluarga mendapat goncangan yang sangat berat,

menuntut lembaga BP4 untuk mengembangkan program dan misi organisasinya

secara lebih profesional. Kehadiran BP4 bersifat profesi, sebagai pengembang

tugas dan mitra kerja Departemen Agama, dengan berdasarkan Islam dan

berazaskan Pancasila.

C. Tujuan, Visi dan Misi BP4

1. Tujuan BP4

Tujuan Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan

(BP4) sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran

Rumah Tanggga (ART) BP4 yaitu :

“Mempertinggi mutu perkawinan guna mewujudkan keluarga sakinah menurut ajaran Islam untuk mencapai masyarakat dan bangsa Indonesia yang maju, mandiri, bahagia, sejahtera, materiil dan spirituil”.6

6 Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4), Hasil Munas Ke XIV,

(Jakarta: BP4 Pusat, 2009), h.5.

Page 54: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

43

2. Visi dan Misi BP4

Adapun visi dan misi dari BP4 sebagai berikut :

Visi BP4 adalah terwujudnya keluarga sakinah, mawaddah wa

rahmah. Sedangkan Misi BP4 adalah:

a. Meningkatkan kualitas konsultasi perkawinan, mediasi, dan advokasi;

b. Meningkatkan pelayanan terhadap keluarga yang bermasalah melalui

kegiatan konseling, mediasi dan advokasi;

c. Menguatkan kapasitas kelembagaan dan SDM BP4 dalam rangka

mengoptimalkan program dan pencapaian tujuan;7

D. Kebijakan Umum BP4

Untuk dapat melaksanakan visi dan misinya maka BP4 memiliki

program-program organisasi untuk dijalankan. Program organisasi tersebut yaitu:

1. Mereposisi organisasi sesuai dengan keputusan MUNAS BP4 ke XIV tahun

2009 di Jakarta.

2. Melakukan langkah pemberdayaan dan peningkatan kapasitas organisasi BP4

pada semua tingkatan organisasi.

3. Membentuk pusat penanggulangan krisis Keluarga (family crisis center).

4. Melaksanakan konsolidasi organisasi BP4 mulai dari tingkat pusat sampai ke

tingkat daerah dengan mengadakan Musda I, II, Musyawarah Kecamatan dan

7 Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4), Hasil Munas Ke XIV,

h.14.

Page 55: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

44

Musyawarah Konselor dan Penasihat Perkawinan Tingkat Kecamatan; serta

meningkatkan tertib administrasi organisasi masing-masing jenjang.

5. Mengusahakan anggaran BP4 melalui jasa profesi penasihatan, dana bantuan

Pemerintah, lembaga donor agensi nasional dan Internasional, swasta, infaq

masyarakat, dan dari sumber lain yang sah sesuai dengan perkembangan

kegiatan dan beban organisasi.

6. Mengupayakan payung hukum organisasi BP4 melalui undang-undang

terapan peradilan agama bidang perkawinan dan SKB Menteri Agama,

Menteri Dalam Negeri dan Mahkamah Agung.

7. Menyelenggarakan evaluasi program secara periodik tiap tahun melalui

Rakernas.

8. Menyelenggarakan Munas BP4 XV tahun 2014.

9. Membuat website BP4.8

Di samping program organisasi tersebut di atas, masih ada program-

program lain yang terbagi dalam bidang-bidang dibawah ini yaitu:9

1. Bidang Pendidikan Keluarga Sakinah dan pengembangan SDM

a. Menyelenggarakan orientasi Pendidikan Agama dalam Keluarga, Kursus

Calon Pengantin, Pendidikan Konseling untuk Keluarga, Pembinaan

Remaja Usia Nikah, Pemberdayaan Ekonomi Keluarga, Upaya

8 Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4), Hasil Munas Ke XIV,

h.14. 9 Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4), Hasil Munas Ke XIV,

h.16-18.

Page 56: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

45

Peningkatan Gizi Keluarga, Reproduksi Sehat, Sanitasi Lingkungan,

Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS) dan HIV/AIDS;

b. Menyiapkan kader motivator keluarga sakinah dan mediator;

c. Menyempurnakan buku-buku pedoman pembinaan keluarga sakinah.

2. Bidang Konsultasi Hukum dan Penasihatan Perkawinan dan Keluarga

a. Meningkatkan pelayanan konsultasi hukum, penasihatan perkawinan dan

keluarga di setiap tingkat organisasi.

b. Melaksanakan pelatihan tenaga mediator perkawinan bagi perkaraperkara

di Pengadilan Agama.

c. Mengupayakan kepada Mahkamah Agung (MA) agar BP4 ditunjuk

menjadi lembaga pelatih mediator yang terakreditasi.

d. Melaksanakan advokasi terhadap kasus-kasus perkawinan.

e. Mengupayakan rekrutmen tenaga profesional di bidang psikologi, psikiatri,

agama, hukum, pendidikan, sosiologi dan antropologi.

f. Menyusun pola pengembangan SDM yang terkait dengan pelaksanaan

kegiatan BP4.

g. Menyelenggarakan konsultasi jodoh.

h. Menyelenggarakan konsultasi perkawinan dan keluarga melalui telepon

dalam saluran khusus (hotline), TV, Radio, Media Cetak dan Media

elektronika lainnya.

i. Meningkatkan kerjasama dengan lembaga lain yang bergerak pada bidang

Penasihatan Perkawinan dan Keluarga.

Page 57: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

46

j. Menerbitkan buku tentang Kasus-kasus Perkawinan dan Keluarga.

3. Bidang Penerangan, Komunikasi dan Informasi

a. Mengadakan diskusi, ceramah, seminar/temu karya dan kursus serta

penyuluhan tentang:

1) Penyuluhan Keluarga Sakinah.

2) Undang-undang, Perkawinan, Hukum Munakahat, Kompilasi Hukum

Islam, undang-undang PKDRT dan undang-undang terkait lainnya.

3) Pendidikan Keluarga Sakinah.

b. Meningkatkan kegiatan penerangan dan motivasi Pembinaan Keluarga

Sakinah melalui:

1) Media cetak

2) Media elektronikal

3) Media tatap muka

4) Media percontohan/keteladanan

c. Mengusahakan agar majalah Perkawinan dan Keluarga dapat

disebarluaskan kepada masyarakat.

d. Meningkatkan Perpustakaan BP4 di tingkat Pusat dan Daerah.

4. Bidang Advokasi dan Mediasi

a. Menyelenggarakan advokasi dan mediasi.

b. Melakukan rekruitmen dan pelatihan tenaga advokasi dan mediasi

perkawinan dan keluarga.

Page 58: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

47

c. Mengembangkan kerjasama fungsional dengan MA, PTA dan PA.

5. Bidang Pembinaan Keluarga Sakinah, Pembinaan Anak, Remaja dan Lansia

a. Menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah, Kantor

Kependudukan/BKKBN dan instansi terkait lainnya dalam

penyelenggaraan dan pendanaan pemilihan keluarga sakinah teladan.

b. Menerbitkan buku tentang Keluarga Sakinah Teladan Tingkat Nasional.

c. Menyiapkan pedoman, pendidikan dan perlindungan bagi anak, remaja,

dan lansia.

d. Melaksanakan orientasi pembekalan bagi pendidikan anak dalam

keluarga.

e. Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan

kesejahteraan anak, remaja dan lansia.10

Upaya dan usaha yang dilakukan BP4 untuk mencapai tujuan

sebagaimana yang tertuang dalam pasal 4 dan 5 Anggaran Dasar BP4

mempunyai upaya dan usaha sebagai berikut:

1. Memberikan bimbingan, penasihatan dan penerangan mengenai nikah, talak,

cerai, rujuk kepada masyarakat baik perorangan maupun kelompok.

2. Memberikan bimbingan tentang peraturan perundang-undangan yang

berkaitan dengan keluarga.

10 Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4), Hasil Munas Ke XIV,

h.16-18.

Page 59: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

48

3. Memberikan bantuan mediasi kepada para pihak yang berperkara di

Pengadilan Agama.

4. Memberikan bantuan advokasi dalam mengatasi masalah perkawinan,

keluarga dan perselisihan rumah tangga di Peradilan Agama.

5. Menurunkan terjadinya perselisihan serta perceraian, poligami yang tidak

bertanggung jawab, pernikahan di bawah umur dan pernikahan tidak tercatat.

6. Bekerjasama dengan instansi, lembaga dan organisasi yang memiliki

kesamaan tujuan baik di dalam maupun di luar negeri.

7. Menerbitkan dan menyebarluaskan majalah perkawinan dan keluarga, buku,

brosur dan media elektronik yang dianggap perlu.

8. Menyelenggarakan kursus calon/pengantin, penataran/ pelatihan, diskusi,

seminar dan kegiatan-kegiatan sejenis-yang berkaitan dengan perkawinan

dan keluarga.

9. Menyelenggarakan pendidikan keluarga untuk peningkatan penghayatan dan

pengamalan nilai-nilai keimanan, ketaqwaan dan akhlaqul karimah dalam

rangka membina keluarga sakinah.

10. Berperan aktif dalam kegiatan lintas sektoral yang bertujuan membina

keluarga sakinah.

11. Meningkatkan upaya pemberdayaan ekonomi keluarga.

Page 60: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

49

12. Upaya dan usaha lain yang dipandang bermanfaat untuk kepentingan

organisasi serta bagi kebahagiaan dan kesejahteraan keluarga.11

Memperhatikan tujuan maupun upaya dan usaha yang perlu dilakukan

oleh BP4, ternyata bahwa kedudukan BP4 menempati posisi penting dan luhur.

Posisi tersebut akan bertambah lagi bagi BP4 yang berkedudukan di kota-kota

besar, seperti Jakarta, Bandung dan lain-lain, dimana nilai-nilai suatu perkawinan

dalam pergaulan hidup antara manusia terus menerus merosot dari tahun ke

tahun. Hidup bersama dan kebebasan bercinta yang mulai tampil di masyarakat

perkotaan, merupakan suatu tantangan sangat berat untuk menanggulanginya.

E. Susun Pengurus BP4 dan Program Kecamatan Pamulang

Berikut susunan pengurus Badan Penasihatan Pembinaan Dan

Pelestarian Perkawinan (BP4) Tingkat Kecamatan Pamulang Masa Bakti 2011-

2016, sebagai berikut:

I. Pembina : H. Firdaus, SH. M.Si (Camat Pamulang)

: Drs. H. Suganda Halim (Kepala KUA Kec. Pamulang)

: Drs. KH. M. Idris Elby, MH., MA. (Ketua Umum

MUI Kec. Pamulang)

II. Pengarah : KH. M. Saidih, S.Ag.

: KH. Dadang Syarif

: Drs. KH. Manaf Mulyana

11 Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4), Hasil Munas Ke XIV,

h.5-6.

Page 61: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

50

: Drs. KH. Bidawi Zuber

III. Penasihat : Drs. KH. M. Yusuf Adam

: Ir. H. Junaidi

: Drg. Rosmawati S

: Drs. Sanaman M, M.Pd.

IV. Pengurus

Ketua Umum : Drs. H. Farchan

Sekretaris Umum : H. Muchtar Kasmarang, S.Ag., MM.

Sekretaris I : Drs. H. Hamdani

Bendahara : H. Muhyidin

Wakil Bendahara : Hj. Leni Kurniasih

V. Bidang-bidang

1. Bidang Pendidikan dan Latihan

Bagi pengembangan SDM untuk Pembinaan Keluarga Sakinah:

Ketua : Hj. Fathiyah, P.Hd.

Sekretaris : Hj. Tuti Indra

Anggota : 1. Siti Mujilah Elby

2. Ustadzah Rosdiana

3. Neneng Rukaiyah

4. Bidang Konsultasi Hukum dan Penasihatan Perkawinan dan Keluarga:

Ketua : Ust. Aep Saepuddin

Sekretaris : Sholechudin, S.Ag.

Page 62: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

51

Anggota : 1. Zaenal Muttaqin

2. Hj. Latifah

Sedangkan program-progam yang dilakukan oleh BP4 kecamatan

Pamulang sebagai berikut:

1. PROGRAM ORGANISASI

a. Mereposisi organisasi sesuai dengan keputusan MUNAS BP4 ke XIV

tahun 2009;

b. Melakukan langkah pemberdayaan dan peningkatan kapasitas organisasi

BP4;

c. Mengadakan konsolidasi organisasi BP4 dan musyawarah konselor dan

Penasihat Perkawinan serta meningkatkan tertib administrasi organisasi

Tingkat Kecamatan;

d. Mengusahakan anggaran BP4 melalui jasa profesi penasihatan, dana

bantuan/hiba Pemerintah, lembaga donor agensi nasional dan

Internasional, swasta, infak masyarakat, dan dari sumber lain yang sah

sesuai dengan perkembangan kegiatan dan beban organisasi;

e. Menyelenggarakan evaluasi program secara periodik tiap tahun melalui

Rakernas.

2. PROGRAM KERJA BIDANG

a. Bidang

1) Menyelenggarakan orientasi Pendidikan Agama dalam Keluarga,

Kursus Calon Pengantin, Pendidikan Konseling untuk Keluarga,

Page 63: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

52

Pembinaan Remaja Usia Nikah, Pemberdayaan Ekonomi Keluarga,

Upaya Peningkatan Gizi Keluarga, Reproduksi Sehat, Sanitasi

Lingkungan, Penanggulangan Penyakit Menular Seksual (PMS) dan

HIV/AIDS;

2) Menyiapkan kader motivator keluarga sakinah dan mediator;

3) Menyempurnakan buku-buku pedoman pembinaan keluarga sakinah.

b. Bidang Konsultasi Hukum dan Penasihatan Perkawinan dan

Keluarga

1) Meningkatkan pelayanan konsultasi hukum, penasihatan perkawinan

dan keluarga di setiap tingkat organisasi;

2) mempersiapkan tenaga mediator perkawinan bagi perkaraperkara di

Pengadilan Agama;

3) Melaksanakan advokasi terhadap kasus-kasus perkawinan;

4) Mengupayakan rekruitmen tenaga profesional di bidang psikologi,

psikiatri, agama, hukum, pendidikan, sosiologi dan antropologi.

5) Menyusun pola pengembangan SDM yang terkait dengan pelaksanaan

kegiatan BP4;

6) Menyelenggarakan konsultasi jodoh.

7) Menyelenggarakan konsultasi perkawinan dan keluarga melalui

telepon dalam saluran khusus (hotline), TV, Radio, Media Cetak dan

Media elektronika lainnya;

Page 64: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

53

8) Meningkatkan kerjasama dengan lembaga lain yang bergerak pada

bidang Penasihatan Perkawinan dan Keluarga;

9) Menerbitkan buku tentang Kasus-kasus Perkawinan dan Keluarga.

c. Bidang Penerangan, Komunikasi dan Informasi

1) Mengadakan diskusi, ceramah, seminar/temu karya dan kursus

menyangkut tugas dan fungsi BP4.

2) Meningkatkan kegiatan penerangan dan motivasi Pembinaan Keluarga

Sakinah melalui media yang memungkinkan.

3) Mengusahakan agar majalah Perkawinan dan Keluarga dapat

disebarluaskan kepada masyarakat.

4) Meningkatkan Perpustakaan BP4.

d. Bidang Advokasi dan Mediasi

1) Menyelenggarakan advokasi dan mediasi;

2) Melakukan rekruitmen dan pelatihan tenaga advokasi dan mediasi

perkawinan dan keluarga;

3) Mengembangkan kerjasama fungsional dengan Pengadilan Agama.

e. Pendidikan Usia Dini, Pemuda, Remaja dan Lansia

1) Menjalin kerjasama dengan Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan

Sipil (Dukcapil/Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan

Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPPKB) dan instansi terkait

lainnya dalam penyelenggaraan dan pendanaan pemilihan keluarga

sakinah teladan.

Page 65: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

54

2) Menerbitkan buku tentang Keluarga sakinah teladan tingkat

kecamatan.

3) Menyiapkan pedoman, pendidikan dan perlindungan bagi anak,

remaja, dan lansia;

4) Melaksanakan orientasi pembekalan bagi pendidikan anak dalam

keluarga;

5) Melakukan kerjasama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan

kesejahteraan anak, remaja dan lansia.

Page 66: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

55

BAB IV

ANALISA EKSISTENSI B4 DALAM UPAYA MEMINIMALISIR

TERJADINYA PERCERAIAN (StudiPada BP4 Kecamatan Pamulang Kota

Tangerang Selatan Tahun 2011-2012)

A. Deskripsi Geografis Kecamatan Pamulang

Kota Tangerang Selatan terletak di bagian timur Provinsi Banten dan

secara administratif terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan, 49 (empat puluh sembilan)

kelurahan dan 5 (lima) desa dengan luas wilayah 147,19 Km2.

Menurut Kabupaten Tangerang Dalam Angka Tahun 2007/2008, luas

wilayah kecamatan-kecamatan yang berada di Kota Tangerang Selatan (yang

kemudian diambil sebagai luas wilayah kota Tangerang Selatan) adalah sebesar

150,78 Km2 sedangkan menurut Kompilasi Data untuk Penyusunan RTRW Kota

Tangerang Selatan adalah sebesar 147,19 Km2 dengan rincian luas kecamatan

masing-masing yang berbeda pula. Angka yang digunakan adalah 147,19 Km2

karena sesuai dengan Undang-undang Nomor 51 Tahun 2008 tentang

Pembentukan Kota Tangerang Selatan di Propinsi Banten.

Penduduk Kota Tangerang Selatan berjumlah 1.051.374 jiwa pada tahun

2007, dengan komposisi jumlah penduduk laki-laki sebesar 532.670 jiwa

sedangkan perempuan 518.704 jiwa. Rasio jenis kelamin adalah sebesar 102,69,

yang menunjukkan bahwa jumlah laki-laki sedikit lebih banyak dibandingkan

jumlah perempuan.

Page 67: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

56

Dengan luas wilayah 147,19 Km2, kepadatan penduduk Kota mencapai

7.143 orang/Km2. Kepadatan tertinggi terdapat di Kecamatan Ciputat Timur

yaitu 10.396 orang/Km2 sedangkan kepadatan terendah di Kecamatan Setu yaitu

3.812 orang/Km2. Komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur pada tahun

2008 menunjukkan bahwa kelompok umur dengan jumlah penduduk terbesar

adalah 0–4 tahun, yaitu sebesar 9,69% sedangkan kelompok umur dengan jumlah

penduduk terkecil adalah ≥ 60, yaitu sebesar 3,47%.1

Sedangkan penduduk yang terdapat di kecamatan Pamulang 248 jiwa.

Penduduk dengan jenis kelamin laki-laki 125.886 sedangkan perempuan 122,315

jiwa.2

B. Eksistensi BP4 dalam upaya meminimalisir terjadinya perceraian

Pada masanya, peranan BP4 cukup besar dalam memelihara keutuhan

keluarga. Menurut data di Departemen Agama angka perceraian antara 1950-an

s/d 1970-an, jumlah perceraian secara nasional mencapai separoh dari jumlah

perkawinan yang terjadi di masyarakat. Namun sejak tahun 1970-an angka

perceraian tersebut terus menurun, dan dengan berlakunya UU No. 1 Tahun 1974

yang salah satu asasnya mempersulit perceraian,3 jumlah perceraian semakin

1http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=5&ved=0CEAQFjA

E&url=http%3A%2F%2Flabpm2.ipdn.ac.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2013%2F05%2FRPJM-Keadaan-Geografis.pdf&ei=ZYIrVMfzE4PjuQT6gIH4Dw&usg=AFQjCNGfsj2Kk0WZut3_DtA1nahEyxoTGA&bvm=bv.76477589,d.c2E

2 Diperoleh dari data Badan Pusat Statistik (BPS). 3 Asas ini dijabarkan dalam Pasal 39 UU yang mengatur tata cara perceraian tersebut, dan

dijabarkan dalam dua ketetapan. Pertama: perceraian hanya dapat dilakukan di depan siding

Page 68: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

57

menurun. Sejak tahun 1990-an, angka perceraian terus bertahan sekitar 6 -7 %

dari angka perkawinan di seluruh Indonesia.

Lembaga BP4 memiliki kekuatan secara yuridis, kelembagaan dan

ketersediaan SDM. Pembentukan BP4 didasarkan pada hukum, peraturan

perundang-undangan yang mendukung keorganisasian BP4. BP4 secara

keorganisasian mendapatkan dukungan kuat dari instansi Departemen Agama

dari Pusat sampai kecamatan, dukungan masyarakat serta organisasi pemerintah

yang lain. BP4 didukung dengan ketersediaan SDM bantuan dari instansi

pemerintah, beberapa organisasi kemasyarakatan yang dapat mendukung tugas

dan fungsi BP4.

Tantangan dan permasalahan tentunya tidak lepas dari upaya

membesarkan eksistensi kelembagaan BP4 di masa mendatang. Ada setidak-

tidaknya empat tantangan yang harus dijawab oleh lembaga BP4 agar eksistensi

sebagai lembaga penasehatan perkawinan berfungsi optimal. Pertama,

perkembangan globalisasi serta meningkatnya pengaruh teknologi informasi

yang member kan dampak bagi kehidupan masyarakat dan keluarga seperti

meluasnya gaya hidup hedonistik, materialistik dan konsumerisme yang

bertentangan dengan nilai-nilai agama. Kedua, belum optimalnya pelaksanaan

fungsi dan tugas BP4 karena masih lemahnya SDM dan rendahnya komitmen

pengadilan, kedua: untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan, bahwa antara suami isteri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami-isteri, ketiga; diatur dalam peraturan perundangan sendiri. Ketentuan ini lebih lanjut dijabarkan Pasal 14 s/d 36 PP No. 9 Tahun 1975 tentang Pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Baca huruf e angka 4 Penjelasan Umum UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Page 69: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

58

pengurus, tidak tersedianya alokasi anggaran khusus (APBN & APBD), serta

terbatasnya sarana dan prasarana pendukung. Ketiga, sosialisasi terhadap

keberadaan dan peran BP4 masih kurang, sehingga masyarakat belum mengenal

dan tidak dapat memanfaatkan pelayanan konsultasi BP4. Keempat, makin

banyaknya keluarga miskin yang bermasalah dan memerlukan bantuan dan

konseling. Kelima, masih lemahnya hubungan/koordinasi BP4 dengan instansi

pemerintah dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Di luar sejumlah tantangan di atas juga muncul sejumlah kondisi positif

yang memberi peluang bagi berfungsi kelembagaan BP4 di masa mendatang.

Pertama, adanya harapan dan dukungan moril masyarakat terhadap pembentukan

keluarga sakinah yang implikasinya memberikan motivasi bagi pengurus BP4

dalam menjalankan misinya. Disamping itu, dukungan dari instansi pemerintah

dan peran BP4 bagi lembaga kemasyarakatan terhadap keberadaan dan peran

BP4 itu sendiri ditambah ketersediaan tenaga ahli di bidangnya untuk

mendukung tugas dan fungsi BP4 di Pusat dan Daerah.

Pasca terintegrasinya peradilan agama ke dalam Mahkamah Agung, BP4

secara kelembagaan dituntut meningkatkan eksistensinya secara lebih

professional. Hal ini mengingat Peradilan agama tidak ada keterlibatan lagi

secara struktural maupun moral dengan BP4. Dalam kondisi demikian, praktek

penyuluhan hokum yang merupakan cakupan bidang pekerjaan BP4 harus

dilakukan secara mandiri dengan payung dan back up pendanaan dari

Departemen Agama.

Page 70: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

59

Kemungkinan keberhasilan perdamaian yang difasilitasi oleh mediator

BP4 akan lebih besar dibandingkan dengan lembaga mediator lainnya. Sejumlah

faktor yang mendukung keberhasilan pelaksanan program kerja BP4 yaitu:

besarnya dukungan moril masyarakat terhadap pembentukan keluarga sakinah,

besarnya dukungan moril instansi pemerintah, lembaga kemasyarakatan nasional

dukungan para pakar terhadapupaya penasihatan perkawinan dan pembinaan

keluarga dan kesedian masyarakat untuk meniru dan meneladani sikap dan

tingkah laku keluarga sakinah yang dipilih melalui pemilihan keluarga sakinah.

Terkait dengan keberadaan BP4, beredar gagasan untuk melakukan

restrukturisasi terhadap BP4.4 Dalam proses restrukturisasi BP4 diarahkan untuk

dipindahkan dari nomenklatur Departemen Agama menjadi di bawah naungan

Ditjen Peradilan Agama Mahkamah Agung. Dalam sejarahnya, Ditjen Peradilan

Agama adalah bagian dari Departemen Agama. Namun dengan tujuan

restrukturisasi menuju optimalisasi peran peradilan agama, nomenklatur

peradilan agama dipindahkan ke MA.

Dirjen Bimas Islam memberikan empat opsi terkait proses restrukturisasi.

Pertama, BP4 dilepaskan dan di bawah Peradilan Agama MA. Kedua, BP4

dialihkan fungsinya kepada Ditjen Peradilan Agama, tanpa mengalihkan

institusinya, Ketiga, Direktorat Peradilan Agama membentuk lembaga baru yang

menjalankan fungsi BP4. Keempat, masa transisi dengan memberikan

kesempatan kepada Peradilan Agama untuk membentuk nomenklatur mediasi

4 Http://bimasislam.depag.go.id/?mod=news&op=detail&id=695, diakses 1 Juli 2009.

Page 71: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

60

perkara perkawinan, sambil menunggu selesainya proses kajian dan analisa

terhadap restrukturisasi BP4.

Gagasan restrukturisasi ini nampaknya menemukan relevansinya dengan

mencermati aturan normatif yang ada. Merujuk Peraturan Menteri Agama No. 3

Tahun 1975 Pasal 28 ayat (3), bahwa “Pengadilan Agama dalam berusaha

mendamaikan kedua belah pihak dapat meminta bantuan kepada Badan

Penasehat Perkawinan, Perselisihan dan Perceraian (BP4) agar menasehati kedua

suami istri tersebut untuk hidup makmur lagi dalam rumah tangga”.

Restrukturisasi kelembagaan BP4 agar perannya lebih optimal diperlukan

sebagai respon terhadap problem meledaknya kasus perceraian akhir-akhir ini.

Setiap tahun ada dua juta perkawinan, tetapi yang memilukan perceraian

bertambah menjadi dua kali lipat, setiap 100 orang yang menikah, 10

pasangannya bercerai, dan umumnya mereka yang baru berumah tangga.5

Apabila angka perceraian di masyarakat terus mengalami peningkatan, itu

sebagai pertanda telah terjadinya desakralisasi dan kemerosotan lembaga

5 Jumlah perkara yang diproses oleh Pengadilan Agama (PA) secara nasional pada tahun

2007 mencapai 217.084. Perkara di bidang perkawinan merupakan jumlah terbesar, yaitu 213.933 perkara, atau sama dengan 98,5%. Dari perkara di bidang perkawinan itu, sejumlah 196.838 atau 90,4% merupakan perkara perceraian. 63 % perceraian diajukan oleh isteri (124.079 perkara), dan 37% perceraian diajukan oleh suami (72.759 perkara). Angka perceraian di atas sungguh sangat memprihatinkan, sebab kalau kita bandingkan dengan jumlah peristiwa pernikahan yang besarnya sekitar 2 juta setiap tahun, maka berari perceraian itu sekitar 9,8%. Ini merupakan angka yang sangat tinggi. Dari perkara di bidang perkawinan itu, sejumlah 196.838 atau 90,4% merupakan perkara perceraian. 63 % perceraian diajukan oleh isteri (124.079 perkara), dan 37% perceraian diajukan oleh suami (72.759 perkara). Angka perceraian di atas sungguh sangat memprihatinkan, sebab kalau kita bandingkan dengan jumlah peristiwa pernikahan yang besarnya sekitar 2 juta setiap tahun, maka berari perceraian itu sekitar 9,8%. Ini merupakan angka yang sangat tinggi. Baca Himpunan Statistik Perkara Peradilan Agama Tahun 2007, Ditjen Badilag MA-RI, tahun 2007.

Page 72: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

61

perkawinan. Atas kondisi ini, BP4 ditunggu peran dan kinerjanya secara lebih

optimal dalam mengawal dan melestarikan lembaga perkawinan.

C. Faktor penghambat pelaksanaan program BP4

BP4 Kec. Pamulang dalam menjalankan tugasnya masih banyak terdapat

hambatan yang dihadapinya. Faktor penghambat tersebut bukan dikarenakan

mutu dari BP4 Kec. Pamulang, tetapi masyarakat yang tidak banyak

menggunakan jasa pelayanan konsultasi BP4, belum optimalnya pelaksanaan

tugas penasihatan dan pembinaan keluarga serta masih lemahnya hubungan atau

koordinasi dengan instansi pemerintah dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Selain itu juga ada beberapa faktor pendorong keberhasilan pelaksanaan program

kerja BP4 sebagai berikut ; besarnya dukungan moril dari masyarakat terhadap

pembentukan keluarga sakinah, besarnya dukungan moril instansi pemerintah,

lembaga kemasyarakatan nasional dan internasional, dukungan para pakar

terdapat terhadap upaya penasihatan perkawinan dan pembinaan keluarga serta

kesediaan masyarakat untuk meniru dan meneladani sikap dan tingkah laku

keluarga sakinah yang dipilih melalui pemilihan keluarga sakinah.

Sebagai sebuah institusi yang memberikan pelayanan kepada masyarakat,

dapat dipastikan bahwa terdapat kekurangan dan kelebihan. Demikian pula

dengan BP4 Kec. Pamulang yang memberikan pelayanan kepada masyarakat

Kec. Pamulang. Faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam memainkan

peran dan fungsi BP4 memberikan cerminan bahwa institusi ini berjalan di atas

Page 73: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

62

dinamika yang dimiliki. Dalam sebuah teknik mediasi, faktor-faktor pendukung

maupun penghambat tentu memberikan dampak terhadap keberhasilan upaya-

upaya yang dilakukan. Faktor-faktor yang muncul ke permukaan merupakan

sarana untuk memahami dan menjelaskan apakah fungsi dan peran BP4 mampu

dijalankan dengan baik atau tidak.

Mengaca dari hasil penelitian yang telah lalu, maka BP4 di Kec.

Pamulang sebenarnya memiliki faktor-faktor pendukung yang menunjang

keberhasilannya dalam menjalankan peran dan fungsinya. Pertama, sebagai

sebuah lembaga semi resmi, BP4 Kec. Pamulang, bagaimanapun merupakan

bagian internal dari Departemen Agama. Kedudukannya sebagai perpanjangan

pemerintah tidak membawa kesulitan bagi BP4 dalam memenuhi kebutuhan

institusinya. Persoalan dana dan fasilitas paling tidak bukan hambatan karena

seluruhnya ditanggung oleh pemerintah. Bahkan BP4 dapat mengusakan

anggaran dari berbagai pemasukan; seperti jasa profesi penasehatan, dana

bantuan pemerintah, lembaga donor agensi nasional maupun internasional,

swasta, infaq masyarakat, dan dari berbagai sumber lain yang sah sesuai dengan

perkembangan kegiatan dan beban organisasi.

Dorongan finansial ini tentu memberikan keuntungan bagi BP4 karena

dapat terfokus dalam tugas-tugasnya. Sekalipun hanya mengandalkan dana dari

pemerintah sesuai dengan pos anggaran yang dimiliki, BP4 masih dapat

melakukan kinerjanya. Sementara itu, kedua, BP4 di Kec. Pamulang

mendapatkan dukungan dari berbagai elemen masyarakat dalam menjalankan

Page 74: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

63

tugasnya untuk memberikan penasehatan, pembinaan dan pelestarian

perkawinan. Berbagai elemen tersebut dapat disebutkan di sini seperti para

ulama, LSM, bahkan otoritas Pengadilan Agama Kota Tenggerang menyambut

terbuka agar BP4 mampu melaksanakan fungsi dan perannya secara baik.

Sebagian masyarakat Kec. Pamulang menyikapi penasehatan yang

dilakukan oleh BP4 adalah hal yang berdampak positif dan sangat bermanfaat

membantu keutuhan rumah tangga. Tanpa membedakan antara masyarakat yang

satu dengan yang lainnya, variasi pendapat yang dirasakan masing-masing

keluarga baik keluarga yang pernah mengalami masalah maupun calon pengantin

yang ingin membina rumah tangganya, menunjukkan beraneka pendapat dalam

menyikapi penasehatan BP4. Memperhatikan dari hasil wawancara kepada

beberapa keluarga masyarakat di Kec. Pamulang sebagai obyek penelitian, ada

tiga pendapat yang dirasakan tentang peran dan fungsi BP4 di Kec. Pamulang

dengan melihat berbagai aspek, yakni; membentuk den menjaga keharmonisan,

memberi pemahaman tanggung jawab kepada suami atau istri dalam berkeluarga

dan mendorong untuk menjalankan kehidupan yang agamis.

Kenyataan ini sebenarnya menunjukkan bahwa peran dan fungsi BP4

dapat secara optimal dimainkan dengan dukungan masyarakat. Sebagaimana

dalam sebuah mediasi, peran-peran mediator sangat membutuhkan dukungan dari

masyarakat, atau bahkan dari pihak-pihak yang bertikai, dalam hal ini adalah

suami istri. Dalam gambaran yang lebih luas, cara-cara seperti ini mirip dengan

bagaimana model peace keeping yang perlu diterapkan dalam mediasi, tetapi

Page 75: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

64

konteksnya adalah pernikahan. Pertama, bahwa interaksi yang terjadi harus

antara pihak-pihak yang memiliki kesejajaran status. Kedua, adanya dukungan

dari lingkungan sosial. Ketiga, komunikasi terjadi secara intim (bukan kasual).

Keempat, proses komunikasi harus menyenangkan kedua pihak, dan kelima, ada

tujuan yang hendak dicapai bersama.6

Dari dua faktor di atas, penting untuk menempatkan dukungan

lingkungan sosial dalam tugas-tugas yang diemban oleh BP4. Artinya memang

masyarakat Kec. Pamulang sendiri menghendaki sebagai representasi dari

masyarakat yang damai dan stabil, meskipun itu dari masyarakat terkecil yaitu

keluarga. Ekspektasi sosial seperti ini memungkinkan sebuah institusi yang hadir

di tengah-tengah mereka dengan mewartakan sebagai bantuan konsultasi

pernikahan, tentu akan sangat melegakan dan menyenangkan.

Hal ini sekaligus mencegah agar tingkat perceraian dan intensitas

persoalan keluarga dapat diturunkan.Selain itu, kekuatan yang dimiliki oleh BP4

adalah karena saran-saran yang diutarakan berdimensi religius. Hal ini sangat

menguntungkan karena mayoritas penduduk Kec. Pamulang, sebagaimana

banyak daerah lain di pulau Jawa, adalah beragama Islam. Dorongan untuk

mengamalkan ajaran agama Islam, atau dalam hal ini adalah hukum Islam, dapat

lebih ditekankan sebagai bagian terpenting dalam proses pembinaan dan

penasehatan perkawinan. Bagaimanapun dengan mengamalkan ajaran agama

6 M. Mukhsin Jamil (ed.), Mengelola Konflik, Membangun Damai: Teori, Strategi dan

Implementasi Resolusi Konflik, (Semarang: Walisongo Mediation Center, 2007), h.72.

Page 76: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

65

kehidupan keluarga lebih mencerminkan suatu kehidupan yang penuh dengan

ketenteraman, kedamaian dan keamanan yang dijiwai oleh ajaran dan tuntunan

agama Islam. Karena pembentukan keluarga yang baik dapat dilakukan melalui

ajaran agama. Di sini agama menjadi peran penting dalam pembentukan watak,

karakter dan kepribadian seseorang. Dengan demikian baik buruknya seseorang

tergantung kepada kebiasaan dan pendidikan yang diterima di rumah tangga.

Ajaran agama Islam merupakan rahmatan lil alamin. Apabila

mengamalkan ajaran agama diterapkan di dalam kehidupan sehari-hari akan

terbinalah keamanan dan ketertiban. Karena setiap individu merasa tidak perlu

mengganggu orang lain maka dampak yang dirasakan tidak hanya bagi keluarga

tersebut akan tetapi akan berdampak bagi masyarakat sekitarnya merasakan

setiap rumah tangga rukun dan damai. Keutuhan dan keharmonisan keluarga

tidak bisa lepas dari faktor agama. Akan tetapi kenyataan tidak banyak sebagian

besar orang memandang peran agama sebagai faktor yang bersifat ilmiah, dan

beranggapan, bahwa satu-satunya yang bersifat efektif dalam keharmonisan

keluarga adalah dengan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan pokok seperti

sandang, pangan, papan, kesehatan, rekreasi dan pendidikan. Tanpa memahami

keimanan di dalam agama yang membangun moral dan kepekaan individu serta

memperbaiki hubungan-hubungan sosial dan memperkuat tali kekeluargaan.

Seperti teori Husain Ali yang berpendapat, bahwa agama menciptakan

keharmonisan dalam keluarga. Apabila seseorang beriman dengan dasar Tauhid

(Keesaan Allah) dan Ma’ad (iman kepada Kebangkitan), kehidupan dan gerakan-

Page 77: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

66

gerakan akan dibalur oleh kesucian. Hidupnya akan memiliki tujuan yang baik

dan cita-cita serta prilakunya kan selaras dengan ajaran-ajaran agama. Keinginan

akan selaras dengan perintah agama yang menjamin kemakmuran dan

kesejahteraan jiwa dan raga.7

Meskipun berbagai faktor pendukung menstimulasi tugas-tugas BP4,

tidak terelakkan bahwa BP4 di Kec. Pamulang mengalami hambatan-hambatan.

Hambatan itu, pertama, karena belum optimalnya kinerja BP4. Dari pengamatan

peneliti dan beberapa data yang diperoleh, peran BP4 di Kec. Pamulang masih

belum optimal karena koordinasi yang dilakukan dengan berbagai pihak masih

sangat kurang. BP4 di Kec. Pamulang masih mengandalkan kerjasama terbatas

dengan beberapa institusi yang juga merupakan perpanjangan tangan dari

pemerintah, seperti pengadilan. Lembaga-lembaga masyarakat, tokoh

masyarakat, atau kelompok-kelompok kecil di desa-desa kurang begitu

mendapatkan perhatian sehingga BP4 seolah-olah menjadi “elitis”.

Kedua, meskipun keberadaan BP4 telah lama di Kec. Pamulang tetapi

banyak masyarakat yang tidak memanfaatkan institusi ini atau bahkan tidak

mengenalnya sama sekali. Keadaan ini terjadi karena buruknya sosialisasi yang

dilakukan oleh BP4 kepada masyarakat. Anggapan lain mengenai BP4 oleh

masyarakat karena institusi ini dinilai tidak capable dalam menjalankan tugasnya

sehingga tidak banyak masyarakat yang memanfaatkan. Hal ini dapat ditelusuri

7 Husain Ali Turkamani, Bimbingan Keluarga dan Wanita Islam, (Jakarta: Pustaka Hidayah,

1992), h.11.

Page 78: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

67

melalui sumber daya manusia yang dimiliki oleh BP4 Kec. Pamulang. Beberapa

staf atau penasehat perkawinan tidak memiliki latar belakang dunia pendidikan

mengenai mediasi, konseling atau keagamaan. Keadaan ini membuat BP4 Kec.

Pamulang tidak mampu secara optimal mengeksplorasi sumber daya internalnya,

yaitu, para petugasnya agar mampu menjalankan peran dan fungsi BP4 dengan

baik.

Keadaan lain yang lebih memperburuk citra BP4 adalah anggapan

birokratis dari masyarakat. Tentu ini dimaksudkan bahwa BP4 tidak banyak

melakukan langkah-langkah revolutif atau mendekati masyarakat sehingga

mereka dapat mengenal lebih baik institusi ini. Banyak di antara masyarakat

yang lebih melihat bahwa urusan perkawinan, ketika hendak berniat cerai, maka

solusinya adalah pengadilan. Kegagalan dalam membangun citra ini memang

tidak dapat digeneralisir dalam satu aras. Tetapi selain pandangan nyinyir di atas

karena memang BP4 dianggap akan “mengganggu” niatan suami istri yang

memang bertekad untuk mengakhiri rumah tangga mereka. Di sinilah fungsi

mediasi merasa tidak dibutuhkan oleh masyarakat karena pada akhirnya akan

tetap memilih jalan berpisah bagi kehidupan perkawinan.

Ketiga, faktor yang menjadi penghambat adalah, kekurangmampuan

petugas BP4 dalam melakukan langkah-langkah mediasi, dibandingkan dengan

penasehatan atau penerangan, komunikasi, dan informasi. Mediasi memang

membutuhkan kesabaran dan ketelitian dalam menguraikan persoalan, sehingga

mediator diharapkan dapat memberikan solusi yang terbaik. Kegagalan dalam

Page 79: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

68

menjalankan langkah mediasi ini, karena banyak yang telah mengalami

kegagalan dalam proses negosiasi antara suami istri yang bertikai.

Berdasarkan faktor pendukung dan penghambat yang telah diuraikan,

kiranya peran BP4 memang masih dibutuhkan. Berbagai hambatan perlu

dicarikan langkah solutif agar dapat mengoptimalkan kinerja lembaga semi resmi

ini. Sebagaimana dalam program kerja bidang advokasi dan mediasi yang

tercantum dalam Munas BP4 ke XIV/2009 yang berlangsung di Jakarta 1-3 Juni

2009, disebutkan di sana 3 program kerja yang dapat dilaksanakan; pertama,

menyelenggarakan advokasi dan mediasi. Kedua, melakukan rekruitmen dan

pelatihan tenaga advokasi dan mediasi perkawinan dan keluarga. Ketiga,

mengembangkan kerjasama fungsional dengan Mahkamah Agung, Pengadilan

Tinggi Agama, dan Pengadilan Agama.

Dari program kerja yang tampak memang BP4 seharusnya membuka

peluang bagi aktor-aktor lain untuk masuk di dalamnya, dalam hal ini adalah

berbagai elemen masyarakat seperti ulama dan aktivis lembaga swadaya

masyarakat. Hal ini selain akan menunjang kinerja mereka, juga lebih

mendekatkan BP4 dengan masyarakat. Keterlibatan elemen masyarakat dengan

pola rekruitmen yang ketat akan dapat mengoptimalkan kinerja dalam

penasehatan, pembinaan dan pelestarian pernikahan. Apalagi kesan-kesan

birokratis, elitis, dan mahal kemungkinan besar akan dapat diminimalisir karena

latar belakang mediator mereka berasal dari masyarakat.

Page 80: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

69

Selain itu, BP4 perlu melebarkan kerjasama dengan berbagai instansi,

baik dari pemerintah maupun non pemerintah yang selama ini kurang begitu

dikembangkan. Dalam hal seperti ini memang dibutuhkan gerak aktif BP4

sebagai bentuk pelayanan terhadap masyarakat, bukan hanya gerak pasif yang

menunggu masyarakat untuk datang kepada BP4 ketika dihadapkan pada

persoalan pernikahan. Dengan optimalisasi program kerja ini, maka peran BP4

akan dapat dilakukan secara optimal sehingga membawa kemaslahatan bagi

masyarakat, bangsa dan negara.

D. Analisa Penulis terhadap eksistensi BP4 dalam upaya meminimalisir

terjadinya perceraian.

Kuantitas problem manusia semakin tinggi di tengah arus globalisasi

yang semakin cepat. Kehadiran lembaga atau institusi semacam BP4 menjadi

cukup penting karena kebutuhan manusia untuk mendapatkan bantuan dalam

penyelesaian persoalan mereka juga meningkat. Meskipun peran BP4, dalam

konteks perkawinan ini, bukanlah sebuah akhir dari keputusan hukum, tetapi

secara psikologis dan sosiologis, penasehatan, pembinaan dan usaha-usaha untuk

tetap melestarikan perkawinan sangat membantu masyarakat. Sebagaimana

dalam perspektif hukum Islam, perkawinan adalah sebuah ikatan yang kuat

sehingga perceraian, meskipun diperbolehkan oleh Allah swt, tetapi dibenci oleh-

Nya. Karena itulah peran BP4 hingga saat ini terus dimaksimalkan untuk

menciptakan keluarga yang sakinah mawadah dan rahmah. Hal ini tidak lain

Page 81: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

70

agar nantinya dapat menumbuhkan “tumbuh-tumbuhan yang baik dan

membuahkan buah yang bagus.”8

Peran BP4 berarti menjadi salah satu sarana untuk menjadikan sebuah

keluarga tidak hanya sebagai “tempat berkumpul” anggota keluarga, tetapi

bagaimana menciptakan keharmonisan dan hubungan timbal balik yang penuh

kasih sayang antara mereka. Peran dan fungsi BP4 ini seharusnya lebih dapat

bermanfaat bagi masyarakat, terlebih lagi dinaungi oleh pemerintah, yang dalam

hal ini adalah Departemen Agama sebagai lembaga semi-resmi. Pemerintah

sendiri tentu menilai bahwa keluarga, sebagai bentuk masyarakat terkecil,

sepatutnya dinilai sebagai bagian penting untuk menciptakan negara yang stabil,

damai dan harmonis.

Berdasarkan hasil penelitian ini, yang termaktub dalam bab sebelumnya,

pada realitanya keberadaan BP4 memang sangat membantu. Setidaknya bantuan

itu dapat dilihat dalam peran-peran; membantu memecahkan masalah keluarga,

mendamaikan suami isteri yang diliputi keinginan perceraian dan memberikan

wawasan untuk membina rumah tangga. Kedatangan para klien kepada BP4

memberikan gambaran bahwa lembaga semi-resmi ini memiliki fungsi dan peran

yang tidak dianggap “berat sebelah”. Netralitas ini menguntungkan BP4 untuk

menempatkan dirinya sebagai pihak ketiga atau mediator. Dengan posisi tengah

itu maka BP4 memang diharapkan untuk memberikan solusi yang adil serta

8 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, jilid 6, (Bandung: PT Al-Ma’arif, 1990), h.10.

Page 82: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

71

menguntungkan kedua belah pihak yang bertikai, meskipun boleh jadi klien yang

pertama menuju meja BP4 adalah salah satu dari mereka.

Dalam konteks ini, Allah swt berfirman dalam al-Qur’an surat an-Nisa

ayat 35:

عثوا ح كما من أهله وحكما من أهلها إن يريدا وإن خفتم شقاق بـينهما فابـنـهما إن الله كان عليما خبيرا )35: 4/النساء. (إصالحا يـوفق الله بـيـ

Artinya : “Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

Kalimat ( ثوا حكامفابع ) pada ayat di atas menunjukkan bahwa hakam itu

sesungguhnya berkedudukan sebagai wakil. Dengan pengertian ini maka

diperbolehkan hakam berasal dari lembaga lain. Dalam pandangan Quraish

Shihab, kalimat hakam tersebut diartikan sebagai orang yang bijak dalam

menyelesaikan perkara.9 Dengan arti demikian, maka lembaga atau orang

yang bijak dapat dimaksudkan memainkan fungsi dan peran serupa dengan

BP4, yaitu sama-sama memberikan nasehat, menjauhkan perselisihan dan

solusi terbaik, dan anjuran untuk berdamai. Meskipun begitu, BP4 memang

tidak dimaksudkan untuk memberikan putusan hukum karena sifatnya yang

lebih mengutamakan edukasi dan sugesti.

9 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996), h.212.

Page 83: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

72

Sebagaimana dalam mekanisme mediasi, BP4 juga menempatkan

klien yang bertikai atau memiliki masalah dengan posisi setara. Dalam

kondisi psikologis tertentu, cara ini memang dibutuhkan. Selain agar klien

tidak merasa diperlakukan seperti “orang bersalah”, juga agar klien dapat

leluasa mengutarakan seluruh persoalannya tanpa perasaan kikuk, yang justru

membuat persoalan tidak menyentuh akarnya. Keleluasaan seperti ini jelas

berbeda dengan posisi pengadilan yang memang mendikotomikan antara salah

atau benar dan betul atau tidak. BP4 bahkan dapat mengupayakan sebuah

solusi yang benar-benar dirasakan sebagai solusi terakhir, yang boleh jadi

baru dapat ditemukan setelah berkali-kali melalui proses mediasi.

Dengan demikian BP4 sama sekali tidak menempatkan diri sebagai

“cara terakhir” sebagaimana pengadilan, tetapi lebih menempatkan diri dalam

posisi menyediakan ruang atau menjembatani persoalan. BP4 tidak

melakukan justifikasi persoalan atau menyalahkan salah satu pihak, tetapi

hanya mengurai, mencoba mendamaikan, dan menawarkan solusi, yang

sesungguhnya berangkat dari persoalan para klien itu sendiri. Anshori Umar

pernah menyinggung cara ini sebagai alternatif yang baik ketika saat-saat

dimana sebuah keluarga tidak mampu menyelesaikan persoalan internal

Page 84: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

73

mereka, maka dibutuhkan peran-peran juru damai, yang dalam konteks ini

dapat disejajarkan dengan fungsi dan peran BP4 itu.10

Anshori menuliskannya dengan tegas sebagaimana berikut:

“Masyarakat Islam pada dasarnya pecinta dan perindu kemaslahatan orang lain dan suka tolong menolong. Namun karena masalah usaha perdamaian (tahkim) tidak bisa dilakukan oleh semua orang, maka sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa ayat an-Nisa ayat (4): 35 ditujukan kepada wakil umat atau pemerintah dan pembantu-pembantunya. Yang demikian karena perintah Islamlah yang berkewajiban memperhatikan keadaan rakyatnya, memelihara dan berusaha menegakkan perdamaian di tengah-tengah mereka.”11

Pelaksanaan fungsi dan peran BP4 meniscayakan sebuah cara-cara

yang persuasif dan bukan represif sebagaimana telah disinggung. Banyak

pertimbangan yang dimiliki oleh BP4 dalam mengurai persoalan para klien.

Sebagaimana dorongan beberapa keluarga yang menghendaki mengakhiri

pernikahan, BP4 tidak semata-mata melihatnya sebagai langkah yang terbaik.

Bahkan seringkali teknik ini menjadikan solusi yang diutarakan oleh BP4

berseberangan dengan kehendak para klien. Misalnya saja dalam kasus

perceraian dari perkawinan yang telah mendapatkan anak, tidak dapat semata-

mata yang dipikirkan adalah hak para klien, tetapi juga hak anak dari hasil

perkawinan tersebut.

10 Anshori Umar Sitanggal, Pengaruh Agama Terhadap Struktur Keluarga, (Surabaya: PT

Ina, 1987), h.208. 11 Anshori Umar Sitanggal, Pengaruh Agama Terhadap Struktur Keluarga, h.208.

Page 85: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

74

Penulis berpandangan bahwa upaya dan usaha BP4 salah satunya

adalah menurunkan terjadinya perselisihan serta perceraian, poligami yang

tidak bertanggungjawab, pernikahan di bawah umur dan pernikahan tidak

tercatat.12 Oleh karena itu dalam agama Islam sangat dianjurkan untuk

mengadakan tindakan preventive (pencegahan) sebagaimana dalam qawa’idul

fiqhiyah.

إذا تعارض المانع والمقتضى يقدم المانع

Berdasarkan kaidah ini, ketika terdapat dua hal yang sama-sama

dikehendaki untuk dicegah, maka pencegahan itu dilakukan terhadap salah

satunya sebagai prioritas. Sebab itulah penasehatan mengupayakan

kemaslahatan dalam perkawinan supaya tidak terjadi madharat (perceraian,

KDRT, poligami yang tidak memihak dan lain sebagainya) sebagai cara yang

terbaik untuk menjaga keutuhan rumah tangga. Penasehatan, pembinaan, dan

pelestarian perkawinan yang dilakukan oleh BP4 sesungguhnya sebagai

langkah preventif agar tidak terjadi runtuhnya ikatan perkawinan.

Di sisi lain, selain sebagai mediator, pembinaan, dan pencegah

runtuhnya mahligai rumah tangga, apa yang dilakukan oleh BP4 dengan

12 Hasil Munas BP4 XIII/2004 dan Pemilihan Keluarga Sakinah Teladan Tingkat Nasional

(Jakarta: BP4, 2005), h.11.

Page 86: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

75

demikian juga sebagai sarana edukasi kepada masyarakat. Hal ini selaras

dengan apa yang diuraikan oleh Aisjah Dachlan yang menyatakan:13

“Pendidikan yang pertama dan utama ialah keluarga dan rumah tangga, pendidikan didasari tindakan kebaikan dan diikuti dengan tingkah laku orang tua bagaimana hubungan keduanya (suami istri) baik atau tidak, sehingga dapat mencerminkan suasana rumah tangga itu damai atau tidak, tanpa didasari kondisi seperti itu akan berdampak kepada jiwa anak dari pada pendidikan yang ada di rumah tangga.” Proses edukasi ini misalnya, dilakukan oleh BP4 saat memberikan

bekal ilmu pengetahuan dan wawasan bagi pasangan suami istri maupun calon

suami istri. Cara ini setidaknya dilakukan agar calon atau suami istri memiliki

pengetahuan dan gambaran seperti apakah kehidupan yang akan dilalui oleh

mereka. Bahwa perkawinan tidak semata-mata untuk memenuhi atau

mensahkan hubungan seksual suami istri, tetapi agar memperoleh

kebahagiaan dan kesempurnaan sebagai manusia. Karena itulah setiap usaha-

usaha untuk memenuhi keinginan tersebut perlu disambut dengan baik dan

penuh perhatian. Karena itulah dengan bimbingan dan pelatihan yang

diselenggarakan oleh BP4 diharapkan akan tumbuh kedewasaan dan punya

orientasi akan masa depan yang lebih baik oleh suami istri.

Pengetahuan mengenai hak dan kewajiban suami istri yang

mengajarkan adanya tanggung jawab kebersamaan antara keduanya untuk

saling menjaga dan melengkapi, menerima kenyataan, musyawarah, suka

memaafkan dan lain sebagainya. Hal-hal tersebut merupakan pondasi

13 Nj. Aijah Dachlan, Membina Rumah Tangga Bahagia dan Peranan Agama Dalam Rumah

Tangga (Jakarta: Jamunu, 1969), h.129.

Page 87: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

76

pengetahuan yang ditanamkan oleh BP4 bagi calon pengantin maupun suami

istri yang bermasalah. Dengan berbekal ilmu pengetahuan, maka di dalam

keluarga bisa menyelesaikan problematika rumah tangga dengan lebih mudah,

karena pengalaman empiris yang ditunjang wawasan yang didapatkan melalui

peran-peran dan fungsi yang dilakukan oleh BP4.

Page 88: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

77

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebagai penutup pada penelitian ini maka penulis dapat mengambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. peran badan penasihatan pembinaan dan pelestarian perkawinan (BP4)

terkait dengan usaha untuk meminimalisir perkawinan sangat penting. Hal

ini terbukti dengan banyaknya masyarakat pamulang yang mendatangi

BP4 ketika terjadi permasalahan perkawinan. Walaupun harus diakui

bahwa untuk tindakan preventif masih perlu usaha lebih keras untuk

melakukan kegiatan atau program yang dapat meningkatkan kesadaran

masyarakat untuk mempersiapkan pisik dan psikis dalam menjalani

kehidupan berumah tangga.

2. Langkah-langkah yang telah dilakukan oleh BP4 terkait upaya

meminimalisir telah dilakukan baik dengan cara sosialisasi, penyuluhan,

maupun advokasi. Serta melakukan seluruh kegiatan yang bersifat

memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dengan perlunya

memperhatikan pentingnya institusi keluarga, dalam memajukan Negara

dan agama.

3. Akan tetapi upaya ini belum bisa dilakukan secara maksimal, sedikitnya

ada lima faktor yang menjadi penghambat usaha BP4 Pertama,

Page 89: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

78

perkembangan globalisasi serta meningkatnya pengaruh teknologi

informasi. Kedua, belum optimalnya pelaksanaan fungsi dan tugas BP4

karena masih lemahnya SDM dan rendahnya komitmen pengurus, tidak

tersedianya alokasi anggaran khusus (APBN & APBD), serta terbatasnya

sarana dan prasarana pendukung. Ketiga, sosialisasi terhadap keberadaan

dan peran BP4 masih kurang, sehingga masyarakat belum mengenal dan

tidak dapat memanfaatkan pelayanan konsultasi BP4. Keempat, makin

banyaknya keluarga miskin yang bermasalah dan memerlukan bantuan

dan konseling. Kelima, masih lemahnya hubungan/koordinasi BP4 dengan

instansi pemerintah dan lembaga-lembaga kemasyarakatan.

B. Saran-saran

Terakhir penulis di sini memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Kepada pihak pemerintah untuk lebih memperhatikan serta menguatkan

lembaga BP4 ini sebagai lembaga yang mengambil peran penting dalam

penguatan instansi keluarga.

2. Kepada pihak peradilan, khususnya Pengadilan Agama untuk mengambil

peran dalam pengembangan dan penguatan fungsi dan tugasnya. Dalam

bentuk kerjasama khususnya dalam hal penyelesaian sengketa perkawinan

di luar pengadilan.

3. Kepada pihak lain untuk melakukan penelitian lebih lanjut terkait dengan

hubungan Pengadilan Agama dan BP4 dalam hal mediasi konflik

perceraian.

Page 90: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

79

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Abdurrahman Haris. Ibnu Rusyd: Bidayatul Mujtahid, (terj), cet I. Semarang: Asy-Syifa,1990.

Abdullah, Taufik, ed., Ensiklopedi Tematis Dunia Islam. Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002.

Abdurrahman dan Syahrani, Masalah-Masalah Hukum Perkawinan di Indonesia. Cet.Ke-IV. Bandung: Penerbit Alumni, 2001.

Ahmad, Baharuddun. Hukum Perkawinan di Indonesia Studi Historis Metodologis. Jambi: Syari’ah Press IAIN STS, 2008.

Al-Amili, Ali Husain Muhammad Makki. “Perceraian salah siapa?” Bimbingan Islam Mengatasi problematika Rumah Tangga. Jakarta: Lentera, 2001.

Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4), Hasil Munas Ke XI, Jakarta: BP4 Pusat, 1998.

Badan Penasihatan, Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan (BP4), Hasil Munas Ke XIV, Jakarta: BP4 Pusat, 2009.

Bakhry, Sidi Nazar. “Kunci Keutuhan rumah tangga; keluarga sakinah” tt: Pedoman Ilmu Jaya, 2001.

Bakhry, Sidi Nazar. “Kunci Keutuhan rumah tangga; keluarga sakinah” tt: Pedoman Ilmu Jaya, 2001

Basyir, Ahmad Azhar. Hukum Perkawinan Islam, cet. Ke-12. Yogyakarta: UII Press, 2010.

Bukhari, Shohih Bukhari, Juz 7. Mesir: Dar al-Thûq al-Najah, 1422 H.

Chaniago, Amran YS. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, cet V, Bandung: CV Pustaka Setia, 2002.

Dachlan, Nj. Aijah. Membina Rumah Tangga Bahagia dan Peranan Agama Dalam Rumah Tangga. Jakarta: Jamunu, 1969.

Depag Provinsi Jawa Tengah. Modul Kursus Calon pengantin di Propinsi Jawa Timur, Semarang: Depag Jateng, 2007.

Page 91: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

80

Departemen Agama Republik Indonesia, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan dalam lingkungan Peradilan Agama, Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Jakarta: Depag RI, 2001.

Djaelani, Abdul Qadir. Keluarga Sakînah. Surabaya: PT. BinaIilmu, 1995.

Ghazaly, Abd. Rahman. Fiqh Munakahat, cet I. Jakarta: Prenada Media, 2003.

Hasil Munas BP4 XIII/2004 dan Pemilihan Keluarga Sakinah Teladan Tingkat Nasional. Jakarta: BP4, 2005.

Himpunan Statistik Perkara Peradilan Agama Tahun 2007, Ditjen Badilag MA-RI, tahun 2007.

Http://bimasislam.depag.go.id/?mod=news&op=detail&id=695, diakses 1 Juli 2009.

http://www.penalaran-unm.org/index.php/artikel-nalar/penelitian/116-metode-penelitian-kualitatif.pdf.

Jamil, M. Mukhsin (ed.), Mengelola Konflik, Membangun Damai: Teori, Strategi dan Implementasi Resolusi Konflik,. Semarang: Walisongo Mediation Center, 2007.

Majah, Ibn. Sunan Ibn Majah, Juz 1. Damaskus: Dar Ihya al-Kutub al-‘Arabiyah, tt.

Moelang, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdayarya, 2004.

Mudzakir, Hasil Munas BP4 XIII/2004 dan Pemilihan Keluarga Sakinah Teladan Tingkat Nasional. Jakarta: BP4, 2005.

Mughniyyah, Muhammad Jawad. Fiqh Lima Mazhab, cet Ke-xv, (terj. Dari Kitab al-Fiqh ‘ala Madzahib al-Khamsah. Jakarta: Lentera, 2005.

Mujied, M. Abdullah, dkk, Kamus Istilah Fiqih, cet III. Jakarta; Pustaka Firdaus, 2002.

Nurjamil,”Peran BP4 Dalam mensukseskan perkawinan dikecamatan Cijeungjing kabupaten Ciamis Jawa Barat”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas islam Negeri Syarif Hidayatullah jakarta, 2004.

Page 92: KONSENTRASI PERADILAN AGAMA - …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27533/1/ILAL... · Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah.

81

Nurlaelawati, Euis. Kapita Selekta Hukum Keluarga Islam di Indonesia. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2011.

Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah, jilid 6. Bandung: PT Al-Ma’arif, 1990.

Sabiq, Sayyid. Fiqh al-Sunnah, cet.ke-4. Beirut: Dar al-Fikr,1983. Jilid 2.

Sabiq, Sayyid. Fiqh Sunnah jilid 3. Jakarta, Pena Pundi Aksara, 2006.

Said, Fuad. Perceraian Menurut Hukum Islam, cet I. Jakarta: Pustaka al-Husna, 1994.

Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-Qur’an. Bandung: Mizan, 1996.

Sitanggal, Anshori Umar. Pengaruh Agama Terhadap Struktur Keluarga. Surabaya: PT Ina, 1987.

Syarifuddin, Amir. Garis-garis Besar Fiqih. cet I. Bogor: Prenada Media, 2003.

Turkamani, Husain Ali. Bimbingan Keluarga dan Wanita Islam. Jakarta: Pustaka Hidayah, 1992.

Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.

Zubaidah, Muchtar. fungsi dan Tugas BP4;Nasehat perkawinan Dan Keluarga. Jakarta: Maret, 1993.