Konseling Genetik Sindrom Down -Yeni- 2
-
Upload
yeni-nadder-pratiwi -
Category
Documents
-
view
397 -
download
12
Transcript of Konseling Genetik Sindrom Down -Yeni- 2
![Page 1: Konseling Genetik Sindrom Down -Yeni- 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012309/5571faeb4979599169937f86/html5/thumbnails/1.jpg)
Page
Sindrom Down 1
Konseling Genetik - Sindrom Down
Cases : Dr. and Mrs Sunarto are from Jakarta. Dr. Sunarto age 40 is a surgeon and Mrs.
Sunarto age 38 is a corporate lawyer. They just have their first child and diagnosed as Down
syndrome. Please arrange your genetic counseling for this family.
Bimbingan konseling yang dapat dilakukan dalam kasus ini, yaitu pertama harus dapat
menegakkan diagnosis dengan cara melakukan Assessment atau disebut juga pengumpulan
informasi. Hal tersebut juga perlu dilakukan agar dapat memastikan apakah anak tersebut
memang benar menderita Sindrom Down atau disebut Down Syndrome. Untuk memastikannya
pun kita harus melakukan analisis kromosom. Analisis kromosom dilakukan agar meminimalisai
kesalahan dalam mendiagnosis. Jika sang anak menderita sindrom Down, maka akan terlihat
adanya kelainan di kromosom nomor 21 yang dinamakan sebagai trisomi 21.
Apabila sudah melakukan analisis kromosom, dan dipastikan bahwa anak tersebut positif
sindrom Down, maka kita sebagai konselor harus memberitahukan hal tersebut kepada keluarga
dr. Sunarto. Meskipun profesi dr. Sunarto adalah dokter bedah, kita harus tetap menjelaskannya
lebih mendalam tentang sindrom Down sehingga keluarganya dapat memahami secara detail.
Mungkin saat kita menjelaskannya, keluarga dr. Sunarto akan memberikan respon, tetapi kita
harus tetap dapat menjelaskannya dengan sebaik mungkin. Salah satu hal yang dapat dijelaskan
adalah anak-anak yang menderita sindrom Down memerlukan perhatian khusus dari orang tua
dan harapan hidup bagi anak penderita sindrom Down. Kita pun dapat menjelaskan bahwa anak
yang menderita sindrom Down adalah individu yang memiliki hak yang sama dengan anak
normal lainnya.
Tindakan kedua, adalah menentukan apakah terdapat adanya penyakit lain yang mungkin
terdapat pada sang anak. Umumnya, anak yang mengalami sindrom Down dapat disertai dengan
penyakit jantung bawaan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara melakukan pemeriksaan fisik
kepada sang anak. Dengan hal tersebut, kita dapat mengurangi atau meminimalisasi
kemungkinan – kemungkinan penyakit lain.
![Page 2: Konseling Genetik Sindrom Down -Yeni- 2](https://reader031.fdokumen.com/reader031/viewer/2022012309/5571faeb4979599169937f86/html5/thumbnails/2.jpg)
Page
Sindrom Down 2
Tindakan ketiga yaitu, mencari informasi tambahan mengenai sejarah penyakit sindrom
Down dari masing – masing silsilah keluarga dr. Sunarto. Selain itu, pemeriksaan fisik juga perlu
dilakukan untuk mencari tahu adanya translokasi kromosom yang mungkin terjadi sebab
kemungkinan terulangnya kejadian sindrom Down yang disebabkan translokasi. Di kasus ini,
kita juga dapat menanyakan usia sang Ibu saat mengandung anaknya, apabila di atas umur 35
tahun, diperkirakan terdapat perubahan hormonal yang dapat menyebabkan non-disjunction pada
kromosom.
Merancang Predigree adalah tahapan keempat yang dapat dilakukan serta mengetahui
apakah generasi sebelumnya juga pernah menderita Sindrom Down. Selain itu, kita juga harus
mengecek penyebab kematian pada generasi sebelumnya sehingga kita dapat mengetahui
penyebab dan faktor lain yang mempengaruhi kelainan pada anak tersebut. Latar belakang sosial
dan ekonomi pun adalah hal yang tentu penting untuk diperhatikan.
Lalu, sang anak juga perlu diberikan penanganan secara medis dan pendidikan. Kita pun
sebagai konselor perlu menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan perhatian khusus
untuk sang anak, seperti pendengaran, penglihatan, kelainan tulang, maupun nutrisi sang anak.
Selain itu, kita juga dapat memberikan pilihan pendidikan seperti mengikuti program pendidikan
khusus (SLB-C) untuk anak penderita sindrom Down, agar anak mendapatkan perkembangan
keterampilan fisik, akademis, maupun sosial sehingga anak tersebut dapat memperoleh identitas
personalnya dan kesenangan.
Apabila Ibu sunarto ingin memiliki anak lagi, sebaiknya memperhatikan berbagai resikonya.
Tugas kita sebagai konselor hanya memberikan pilihan-pilihan kepada orang tua. kita pun juga
harus menghormati semua keputusan yang akan diambil keluarga tersebut. Selain itu, kita harus
membina hubungan yang baik dengan keluarga dr. Sunarto dan melakukan follow up terhadap
perkembangan anak mereka.