Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

download Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

of 19

Transcript of Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    1/19

    LAPORAN KASUS

    KONJUNGTIVITIS VERNAL TIPE PALPEBRA

    OCULI DEXTRA ET SINISTRA

    Disusun Oleh :

    Gading Aryo Putra

    1210221011

    Kepaniteraan Klinik Departemen Mata

    RS WIJAYA KUSUMA PURWOKERTO

    FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS

    PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN

    JAKARTA

    2013

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    2/19

    LEMBAR PENGESAHAN

    PRESENTASI KASUS

    Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra Oculi Dextra et Sinistra

    Telah disetujui dan dipresentasikan

    pada tanggal : September 2013

    Disusun oleh :

    Gading Aryo Putra 1210221011

    Purwokerto, September 2013

    Pembimbing,

    No. Nama Pembimbing Tandatangan

    1. dr. Yulia Fitriani, Sp. M,

    2. dr. M. Rifqy Setyanto, Sp. M

    3. dr. Dian Putriani, Sp. M

    4. dr. Teguh Anamani, Sp.M

    KATA PENGANTAR

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    3/19

    Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat

    dan hidayah-Nya sehingga penulisan laporan ini dapat diselesaikan. Laporan ini

    berjudul Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra Oculi Dextra et Sinistra

    Penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan dari berbagai pihak

    sehingga penyusunan laporan ini dapat berjalan dengan lancar dan dengan rendah

    hati disampaikan rasa terima kasih kepada semua konsulen di Departemen Mata,

    dr. Syarif Djatie, SpM ; dr. M. Rifqy Setyanto, SpM ; dr. Yulia Fitriani, SpM ; dr.

    Dian Putriani, Sp.M ; dan dr. Teguh Anamani, SpM.

    Penulis menyadari bahwa hasil laporan yang dituliskan ini masih jauh dari

    kesempurnaan, oleh karena itu penulis mohon maaf apabila terdapat banyak

    kekurangan pada pada laporan ini. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya kritik

    dan saran yang membangun demi penyempurnaan dalam penulisan.

    Purwokerto, September 2013

    Gading Aryo Putra

    BAB I

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    4/19

    PENDAHULUAN

    Konjungtivitis merupakan radang pada konjungtiva atau radang selaput

    lendir yang menutupi belakang kelopak dan bola mata. Konjungtivitis dapat

    disebabkan oleh bakteri, virus, klamidia, alergi toksik seperti konjungtivitis

    vernal, dan moluscum contagiosum.(1)

    Konjungtivitis vernalis dikenal juga sebagai catarrh musim semi dan

    konjungtivitis musiman atau konjungtivits musim kemarau, adalah penyakit

    bilateral yang jarang yang disebabkan oleh alergi, biasanya berlangsung dalam

    tahun-tahun prapubertas dan berlangsung 5-10 tahun. Penyakit ini lebih banyak

    terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. Penyakit ini perlu

    mendapatkan penekanan khusus. Hal ini karena penyakit ini sering kambuh dan

    menyerang anak-anak, dengan demikian, memerlukan pengobatan jangka panjang

    dengan obat yang aman.(2,3)

    Allergen sulit dilacak, namun pasien konjuntivitis vernalis kadang-kadang

    menampakan manifestasi alergi lainnya yang berhubungan dengan sensitivitastepung sari rumput. Penyakit ini lebih jarang di daerah beriklim sedang daripada

    daerah dingin.(2)

    Anatomi & Fisiologi Konjungtiva

    Konjungtiva adalah membran mukosa yang transparan dan tipis yang

    membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis)

    dan permukaan anterior sklera (konjungtiva bulbaris). Konjungtiva

    bersambungan dengan kulit pada tepi kelopak (persambungan mukokutan)

    dan dengan epitel kornea limbus.2

    Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang dihasilkan oleh sel

    goblet. Musin bersifat membasahi bola mata terutama kornea.

    Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :

    Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal

    sukar digerakkan dari tarsus.

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    5/19

    Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari

    sklera di bawahnya.

    Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan

    tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.

    Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat longgar

    dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak.1

    Gambar 1. Anatomi Konjungtiva11

    Secara histologis, konjungtiva terdiri atas lapisan :

    Lapisan epitel konjungtiva, terdiri dari dua hingga lima lapisan sel

    epitel silinder bertingkat, superficial dan basal. Lapisan epitel konjungtiva di

    dekat limbus, di atas karankula, dan di dekat persambungan mukokutan pada

    tepi kelopak mata terdiri dari sel-sel epitel skuamosa.

    Sel-sel epitel supercial, mengandung sel-sel goblet bulat atau

    oval yang mensekresi mukus. Mukus mendorong inti sel goblet ke tepi dan

    diperlukan untuk dispersi lapisan air mata secara merata diseluruh prekornea.

    Sel-sel epitel basal berwarna lebih pekat daripada sel-sel superficial dan di

    dekat limbus dapat mengandung pigmen.

    Stroma konjungtiva, dibagi menjadi :

    Lapisan adenoid (superficial)

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    6/19

    Lapisan adenoid mengandung jaringan limfoid dan dibeberapa tempat

    dapat mengandung struktur semacam folikel tanpa sentrum germinativum.

    Lapisan adenoid tidak berkembang sampai setelah bayi berumur 2 atau 3

    bulan. Hal ini menjelaskan mengapa konjungtivitis inklusi pada neonatus

    bersifat papiler bukan folikuler dan mengapa kemudian menjadi folikuler.

    Lapisan fibrosa (profundus)

    Lapisan fibrosa tersusun dari jaringan penyambung yang melekat pada

    lempeng tarsus. Hal ini menjelaskan gambaran reksi papiler pada radang

    konjungitiva. Lapisan fibrosa tersusun longgar pada bola mata.

    Kelenjar air mata asesori (kelenjar Krause dan wolfring), yang

    struktur dan fungsinya mirip kelenjar lakrimal, terletak di dalam stroma.

    Sebagian besar kelenjar krause berada di forniks atas, dan sedikit ada di

    forniks bawah. Kelenjar wolfring terletak ditepi atas tarsus atas.2

    KONJUNGTIVITIS VERNALIS

    DEFINISI

    Konjungtivitis vernalis adalah konjungtivitis akibat reaksi hipersensitivitas

    (tipe I) yang mengenai kedua mata dan bersifat rekuren. (1)

    KLASIFIKASI

    Terdapat dua bentuk utama konjngtivitis vernalis (yang dapat berjalan

    bersamaan), yaitu :

    1. Bentuk palpebra terutama mengenai konjungtiva tarsal superior.Terdapat pertumbuhan papil yang besar ( Cobble Stone ) yang diliputi

    sekret yang mukoid. Konjungtiva tarsal bawah hiperemi dan edem, dengan

    kelainan kornea lebih berat dari tipe limbal. Secara klinik, papil besar ini

    tampak sebagai tonjolan besegi banyak dengan permukaan yang rata dan

    dengan kapiler di tengahnya.

    2. Bentuk Limbal hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat

    membentuk jaringan hiperplastik gelatin, dengan Trantas dot yang

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    7/19

    merupakan degenarasi epitel kornea atau eosinofil di bagian epitel limbus

    kornea, terbentuknya pannus, dengan sedikit eosinofil.(1)

    ETIOLOGI

    Konjungtivitis vernal terjadi akibat alergi dan cenderung kambuh pada

    musim panas. Konjungtivitis vernal sering terjadi pada anak-anak, biasanya

    dimulai sebelum masa pubertas dan berhenti sebelum usia 20.(4)

    PATOFISIOLOGI

    Perubahan struktur konjungtiva erat kaitannya dengan timbulnya radang

    insterstitial yang banyak didominasi oleh reaksi hipersensitivitas tipe I dan IV.

    Pada konjungtiva akan dijumpai hiperemia dan vasodilatasi difus, yang dengan

    cepat akan diikuti dengan hiperplasi akibat proliferasi jaringan yang menghasilkan

    pembentukan jaringan ikat yang tidak terkendali. Kondisi ini akan diikuti oleh

    hyalinisasi dan menimbulkan deposit pada konjungtiva sehingga terbentuklah

    gambaran cobblestone. Jaringan ikat yang berlebihan ini akan memberikan warna

    putih susu kebiruan sehingga konjungtiva tampak buram dan tidak berkilau.

    Proliferasi yang spesifik pada konjungtiva tarsal, oleh von Graefe disebut

    pavement like granulations. Hipertrofi papil pada konjungtiva tarsal tidak jarang

    mengakibatkan ptosis mekanik dan dalam kasus yang berat akan disertai keratitis

    serta erosi epitel kornea.

    Limbus konjungtiva juga memperlihatkan perubahan akibat vasodilatasi

    dan hipertropi yang menghasilkan lesi fokal. Pada tingkat yang berat, kekeruhan

    pada limbus sering menimbulkan gambaran distrofi dan menimbulkan gangguan

    dalam kualitas maupun kuantitas stem cells limbus. Kondisi yang terakhir ini

    mungkin berkaitan dengan konjungtivalisasi pada penderita keratokonjungtivitis

    dan di kemudian hari berisiko timbulnya pterigium pada usia muda. Di samping

    itu, juga terdapat kista-kista kecil yang dengan cepat akan mengalami degenerasi.

    (3)

    GAMBARAN HISTOPATOLOGIK

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    8/19

    Tahap awal konjungtivitis vernalis ditandai oleh fase prehipertrofi. Dalam

    kaitan ini, akan tampak pembentukan neovaskularisasi dan pembentukan papil

    yang ditutup oleh satu lapis sel epitel dengan degenerasi mukoid dalam kripta di

    antara papil serta pseudomembran milky white. Pembentukan papil ini

    berhubungan dengan infiltrasi stroma oleh sel-sel PMN, eosinofil, basofil, dan sel

    mast.

    Fase vaskular dan selular dini akan segera diikuti dengan deposisi kolagen,

    hialuronidase, peningkatan vaskularisasi yang lebih mencolok, serta reduksi sel

    radang secara keseluruhan. Deposisi kolagen dan substansi dasar maupun seluler

    mengakibatkan terbentuknya deposit stone yang terlihat secara nyata padapemeriksaan klinis. Hiperplasia jaringan ikat meluas ke atas membentukgiant

    papilbertangkai dengan dasar perlekatan yang luas. Kolagen maupun pembuluh

    darah akan mengalami hialinisasi. Epiteliumnya berproliferasi menjadi 510 lapis

    sel epitel yang edematous dan tidak beraturan. Seiring dengan bertambah besarnya

    papil, lapisan epitel akan mengalami atrofi di apeks sampai hanya tinggal satu

    lapis sel yang kemudian akan mengalami keratinisasi.

    Pada limbus juga terjadi transformasi patologik yang sama berupa

    pertumbuhan epitel yang hebat meluas, bahkan dapat terbentuk 30-40 lapis sel

    (acanthosis). Horner-Trantas dot`s yang terdapat di daerah ini sebagian besar

    terdiri atas eosinofil, debris selular yang terdeskuamasi, namun masih ada sel

    PMN dan limfosit. (3)

    GEJALA

    Pasien umumnya mengeluh tentang gatal yang sangat dan bertahi mata

    berserat-serat. Biasanya terdapat riwayat keluarga alergi (demam jerami, eczema,

    dan lain-lain) dan kadang-kadang pada pasien muda juga. Konjungtiva tampak

    putih seperti susu, dan terdapat banyak papilla halus di konjungtiva tarsalis

    inferior. Konjungtiva palpebra superior sering memiliki papilla raksasa mirip batu

    kali. Setiap papil raksasa berbentuk poligonal, dengan atap rata, dan mengandung

    berkas kapiler.

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    9/19

    Gambar 1. konjungtivitis vernalis. Papilla batu bata di konjungtiva

    tarsalis superior.(5)

    Mungkin terdapat sekret mata berserabut dan pseudomembran fibrinosa

    (tanda Maxwell-Lyons). Pada beberapa kasus, terutama pada orang negro turunan

    Afrika, lesi paling mencolok terdapat di limbus, yaitu pembengkakan gelatinosa

    (papillae). Sebuah pseudogerontoxon (arcus) sering terlihat pada kornea dekat

    papilla limbus. Bintik-bintik Tranta adalah bintik-bintik putih yang terlihat di

    limbus pada beberapa pasien dengan konjungtivitis vernalis selama fase aktif dari

    penyakit ini.

    Sering tampak mikropannus pada konjungtivitis vernal palpebra dan

    limbus, namun pannus besar jarang dijumpai. Biasanya tidak timbul parut pada

    konjungtiva kecuali jika pasien telah menjalani krioterapi, pengangkatan papilla,

    iradiasi, atau prosedur lain yang dapat merusak konjungtiva. (2)

    DIAGNOSIS

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. (4)

    Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan berupa kerokan konjungtiva

    untuk mempelajari gambaran sitologi. Hasil pemeriksaan menunjukkan banyak

    eosinofil dan granula-granula bebas eosinofilik. Di samping itu, terdapat basofil

    dan granula basofilik bebas.(3)

    PENGOBATAN

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    10/19

    Karena konjungtivitis vernalis adalah penyakit yang sembuh sendiri, perlu

    diingat bahwa medikasi yang dipakai terhadap gejala hanya memberi hasil jangka

    pendek, berbahaya jika dipakai jangka panjang.(2)

    Opsi perawatan konjungtivitis vernalis berdasarkan luasnya symptom yang

    muncul dan durasinya. Opsi perawatan konjungtivitis vernalis yaitu :

    1. Tindakan Umum

    Dalam hal ini mencakup tindakan-tindakan konsultatif yang membantu

    mengurangi keluhan pasien berdasarkan informasi hasil anamnesis.

    Beberapa tindakan tersebut antara lain:

    - Menghindari tindakan menggosok-gosok mata dengan tangan atau jari

    tangan, karena telah terbukti dapat merangsang pembebasan mekanis

    dari mediator-mediator sel mast. Di samping itu, juga untuk mencegah

    superinfeksi yang pada akhirnya berpotensi ikut menunjang terjadinya

    glaukoma sekunder dan katarak.

    - Pemakaian mesin pendingin ruangan berfilter;

    - Menghindari daerah berangin kencang yang biasanya juga membawa

    serbuksari;

    - Menggunakan kaca mata berpenutup total untuk mengurangi kontak

    dengan alergen di udara terbuka. Pemakaian lensa kontak justru harus

    dihindari karena lensa kontak akan membantu retensi allergen;

    - Kompres dingin di daerah mata;

    - Pengganti air mata (artifisial). Selain bermanfaat untuk cuci mata juga

    berfungsi protektif karena membantu menghalau allergen;

    - Memindahkan pasien ke daerah beriklim dingin yang sering juga

    disebut sebagai climato-therapy.

    2. Terapi topikal

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    11/19

    - Untuk menghilangkan sekresi mucus, dapat digunakan irigasi saline

    steril dan mukolitik seperti asetil sistein 10%20% tetes mata.

    Dosisnya tergantung pada kuantitas eksudat serta beratnya gejala.

    Dalam hal ini, larutan 10% lebih dapat ditoleransi daripada larutan

    20%. Larutan alkalin seperti 1-2% sodium karbonat monohidrat dapat

    membantu melarutkan atau mengencerkan musin, sekalipun tidak

    efektif sepenuhnya.

    - Antihistamin

    - NSAID (Non-Steroid Anti-Inflamasi Drugs)

    - Untuk konjungtivitis vernalis yang berat, bisa diberikan steroid topikal

    prednisolone fosfat 1%, 6-8 kali sehari selama satu minggu. Kemudian

    dilanjutkan dengan reduksi dosis sampai ke dosis terendah yang

    dibutuhkan oleh pasien tersebut. Bila sudah terdapat ulkus kornea

    maka kombinasi antibiotik steroid terbukti sangat efektif.

    - Antihistamin

    - Antibakteri

    - Siklosporin

    - Stabilisator sel mast seperti Sodium kromolin 4% dan Lodoksamid 0,l

    %.

    3. Terapi Sistemik

    - Pada kasus yang lebih parah, bisa juga digunakan steroid sistemik

    seperti prednisolone asetat, prednisolone fosfat, atau deksamethason

    fosfat 23 tablet 4 kali sehari selama 12 minggu. Satu hal yang perlu

    diingat dalam kaitan dengan pemakaian preparat steroid adalah

    gunakan dosis serendah mungkin dan sesingkat mungkin.

    - Antihistamin, baik lokal maupun sistemik, dapat dipertimbangkan

    sebagai pilihan lain, karena kemampuannya untuk mengurangi rasa

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    12/19

    gatal yang dialami pasien. Apabila dikombinasi dengan

    vasokonstriktor, dapat memberikan kontrol yang memadai pada kasus

    yang ringan atau memungkinkan reduksi dosis.

    4. Tindakan Bedah

    - Berbagai terapi pembedahan, krioterapi, dan diatermi pada papil

    raksasa konjungtiva tarsal kini sudah ditinggalkan mengingat

    banyaknya efek samping dan terbukti tidak efektif, karena dalam

    waktu dekat akan tumbuh lagi. (3,6)

    BAB II

    LAPORAN KASUS

    III.1. Identitas Pasien

    Nama : Sdr. DBS

    Jenis Kelamin : Laki-laki

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    13/19

    Umur :17 tahun 10 bulan

    Alamat : Jl. Perwira Gg 02/01, Sidangan, Cilacap Tengah, Cilacap

    Pekerjaan : Pelajar

    Pendidikan : SMA

    No. RM : 217110

    Status daftar :

    Tanggal Pemeriksaan : 21 Agustus 2013.

    III.2. Anamnesa

    Pasien datang ke RS Wijaya Kusuma pada tanggal 21 Agustus 2013

    dengan keluhan mata merah pada mata kanan, keluhan sudah dirasakan sejak 3

    hari yang lalu. Pasien mengakui mengalami rasa gatal pada kedua mata. Pasien

    menyangkal adanya mata berair, nyeri, ataupun penurunan pengelihatan. Keluhan

    mata merah pernah dialami pasien sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu, dengan

    keluhan awal disertai rasa gatal. Keluhan muncul disaat pasien melakukanaktivitas yang tinggi dan melakukan aktivitas di depan komputer dalam waktu

    yang lama.

    Pasien menyangkal memiliki alergi terhadap bahan tertetntu, makanan,

    ataupun obat-obatan, namun pasien mengakui bahwa sering mengalami pilek atau

    bersin-bersin pada pagi hari, riwayat asma disangkal.

    Keluhan serupa tidak dialami pada anggota keluarga yang lain. Riwayat asma,

    alergi pada anggota keluarga tidak diketahui. Riwayat kontak dengan penderita

    dengan keluhan serupa tidak diketahui.

    II 3. Status Pasien

    Keadaan Umum : Baik

    Kesadaran : Compos Mentis

    II 4. Status Oftalmologik

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    14/19

    OCULUS DEXTER OCULUS SINISTER

    0.2 VISUS 0.4

    0,8 VISUS DENGAN

    KACAMATA SENDIRI

    0,8

    Tidak dilakukan VISUS KOREKSI Tidak dilakukan

    Bergerak ke segala arah,

    Keterlambatan gerak (-)

    BOLA MATA Bergerak ke segala arah,

    Keterlambatan gerak (-)

    Trikiasis -, madarosis -, SILIA Trikiasis -, Madarosis -

    Hiperemis (-) ptosis (-)

    edem (-) ektropion (-)

    entropion (-)

    PALPEBRA SUPERIOR Hiperemis (-) ptosis (-) edem

    (-) ektropion (-) entropion (-)

    Hiperemis (-) ptosis (-)

    edema (-) ektropion (-)

    entropion (-)

    PALPEBRA INFERIOR Hiperemis (-) ptosis (-)

    edema (-) ektropion (-)

    entropion (-)

    Hiperemis (-) papil (+)

    folikel (-) edema (-)

    KONJUNGTIVA

    PALPEBRA

    Hiperemis (-) papil (+)

    folikel (-) edema (-)

    Injeksi konjungtiva (+)

    injeksi siliar (-)

    Selaput (-)

    Sekret (-)

    Perdarahan (-)

    KONJUNGTIVA BULBI Injeksi konjungtiva (-)

    injeksi siliar (-)

    Selaput (-)

    Sekret (-)

    Perdarahan (-)

    Putih, ikterik (-) SKLERA Putih, ikterik (-)

    Jernih, edem (-)

    hiperemis (-)

    KORNEA Jernih, edem (-)

    hiperemis (-)

    Dalam BILIK MATA DEPAN Dalam

    Coklat IRIS Coklat

    Bulat, sentral, reguler,

    diameter 3 mm, reflexdirect dan indirect (+)

    PUPIL Bulat, sentral, reguler,

    diameter 3 mm, reflex directdan indirect (+)

    Jernih LENSA Jernih

    Tidak dilakukan REFLEKS FUNDUS Tidak dilakukan

    Tidak dilakukan KORPUS VITREUS Tidak dilakukan

    Normal, palpasi TEKANAN

    INTRAOKULAR

    Normal, palpasi

    Obstruksi -, Hipersekresi - SISTEM KANALIS

    LAKRIMALIS

    Obstruksi -, Hipersekresi -

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    15/19

    II.5. RINGKASAN

    Keluhan utama :Mata Merah pada mata kanan.

    Keluhan tambahan : Rasa gatal pada kedua mata.

    RPD : Keluhan mata merah pernah dialami pasien sejak kurang lebih 3 tahun

    yang lalu, dengan keluhan awal disertai rasa gatal. Keluhan muncul disaat pasien

    melakuka aktivitas yang tinggi dan melakukan aktivitas di depan komputer dalam

    waktu yang lama.

    RPK : Tidak ada keluhan yang sama.

    RPO :

    Hasil pemeriksaan ODS Konjungtiva Palpebra Superior tampak Papil Hipertrofi.

    Pada OD konjungtiva bulbi didapatkan injeksi konjungtiva.

    II.6. DIAGNOSIS DIFFERENSIAL

    ODS Konjungtivitis Trakoma

    II.7. DIAGNOSIS KERJA

    ODS Konjungtivitis Vernal tipe Palpebra

    II 8. TERAPI

    Chlorpeniramin Maleat 4x gtt I ODS

    Sodium Cromoglikaf 4x gtt I ODS

    Loratadine 2x1

    II.9. PROGNOSIS

    Quo ad visam : ad bonam / ad bonam

    Quo ad sanam : dubia / dubia

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    16/19

    Quo ad vitam : ad bonam

    Quo ad cosmeticum : ad bonam

    II.10. Usulan dan Rencana

    Menghindari faktor pencetus, alergen yang berpotensi menyebabkan alergi

    pada pasien, dengan menghindari atau menggunakan alat pelindung.

    BAB III

    ANALISIS KASUS

    Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik yang telah dilakukan, pasien

    didiagnosis Konjungtivitis Vernal tipe Palpebra Oculi Dextra et Sinistra.

    Pada anamnesis didapatkan keluhan utama berupa mata merah pada mata

    kanan. Keluhan sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengakui mengalami rasa gatal

    pada kedua mata. Pada pasien ditemukan terdapat injeksi konjungtiva pada mata

    kanan, serta didapatkan papil hipertrofi pada konjungtiva palpebra superior oculi

    dextra et sinistra.

    Pada riwayat penyakit dahulu, keluhan mata merah pernah dialami pasien

    sejak kurang lebih 3 tahun yang lalu, dengan keluhan awal disertai rasa gatal.

    Keluhan muncul disaat pasien melakukan aktivitas yang tinggi dan melakukan

    aktivitas di depan komputer dalam waktu yang lama. Pasien menyangkal memiliki

    alergi terhadap bahan tertetntu, makanan atau obat-obatan, namun mengakui

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    17/19

    bahwa sering mengalami pilek atau bersin-bersin pada pagi hari, riwayat asma

    disangkal.

    Pada riwayat penyakit keluarga, tidak ditemukan adanya anggota keluargayang memiliki keluhan serupa. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada faktor

    herediter yang berperan dalam terjadinya penyakit ini maupun insiden kontak

    dengan anggota keluarga dengan keluhan sama tidak ada.

    Pada riwayat pengobatan, pasien belum mendapat terapi apapun untuk

    keluhan yang saat ini sedang dialami.

    Pada pemeriksaan konjungtiva palpebra superior oculi dextra et sinistra,

    terdapat papil hipertrfoi. Injeksi konjungtiva pada oculi dextra didapatkan.

    Kemudian riwayat penyakit berulang sejak 3tahun lalu, dan kondisi pilek/bersin

    pagi hari memperkuat diagnosis Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra.

    BAB III

    PENUTUP

    Pada pasien ini dengan diagnosisi konjungtivitis vernal tipe palpebrae oculi dextra

    et sinistra, dierikan terapi obat mata Chlorpeniramin Maleat tetes 4kali sehari 1

    tetes, Sodium Cromoglikaf 4x sehari 1 tetes. Dan obat minum berupa Loratadine

    2x sehari.

  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    18/19

    D A F T A R P U S T A K A

    1. Ilyas S., 2006.Penuntun Ilmu Penyakit Mataedisi ke-3. Jakarta : Balai

    Penerbit FKUI, hlm : 133-134.

    2. Vaughan, Daniel G., 2000. Oftalmologi Umum edisi ke-4. Jakarta :

    Penerbit Widya Medika, hlm : 115-116.

    3. Wahid, Dian Ibnu. Konjungtivitis Vernalis. Available on :

    http://diyoyen.blog.friendster.com/2009/05/konjungtivitis-vernalis/.

    (Diakses Agustus 2013)

    4. Medicastore. Konjungtivitis Vernalis. Available on:

    http://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis_Vern

    alis.html .(Diakses Agustus 2013)

    5. PubMed Central Journal list. Vernal Keratoconjunctivitis. Awailable

    on: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1705659/. (Diakses

    Agustus 2013)

    http://diyoyen.blog.friendster.com/2009/05/konjungtivitis-vernalis/http://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis_Vernalis.htmlhttp://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis_Vernalis.htmlhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1705659/http://diyoyen.blog.friendster.com/2009/05/konjungtivitis-vernalis/http://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis_Vernalis.htmlhttp://www.medicastore.com/penyakit/865/Keratokonjungtivitis_Vernalis.htmlhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1705659/
  • 7/29/2019 Konjungtivitis Vernal Tipe Palpebra

    19/19

    6. Optometry. Vernal Keratoconjunctivitis. Available on :

    http://www.optometry.co.uk/articles/docs/0cd52f986c6c4d460c454802

    aa7cc5b3_schmid20010223.pdf. (Diakses Agustus 2013)

    http://www.optometry.co.uk/articles/docs/0cd52f986c6c4d460c454802aa7cc5b3_schmid20010223.pdfhttp://www.optometry.co.uk/articles/docs/0cd52f986c6c4d460c454802aa7cc5b3_schmid20010223.pdfhttp://www.optometry.co.uk/articles/docs/0cd52f986c6c4d460c454802aa7cc5b3_schmid20010223.pdfhttp://www.optometry.co.uk/articles/docs/0cd52f986c6c4d460c454802aa7cc5b3_schmid20010223.pdf