KONFLIK POLITIK

11
KONFLIK POLITIK Konflik Politik Pilkada dan Liberalisasi Politik Salah satu implementasi dari UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah dilaksanakannya pemilihan kepada daerah secara langsung. Konsep otonomi daerah yang dianut oleh Indonesia teah memberikan kemungkinan bagi setiap daerah untuk melaksanakan pemilihan kepala daerah dan menentukan pemerintahannya masing-masing. Di satu sisi ruang pilkada ini merupakan liberalisasi politik yang bertujuan agar efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara. Namun di sisi lain, pilkada ini justru menimbulkan polemik dan konflik yang cukup rumit penyelesaiannya. Terjadi konflik dan polemik ini dinilai diakibatkan oleh ketidaksiapan masyarakat Indonesia menghadapi liberalisasi politik mengingat watak masyarakat yang pada umumnya masih bersifat primordial dan feodalistis. Ditambah lagi tidak jelasnya peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dari pilkada ini sehingga menimbulkan ketidakpastian hkum. Telah banyak konflik yang telah terjadi di negeri ini, sebut saja konflik Pilkada Sulsel dan Maluku. Merupakan suatu kepastian bahwa dalam setiap pertarungan politik, khususnya di pilkada, akan banyak kepentingan yang bermain di dalamnya. Mulai dari kepentingan borjuasi internasional, kepeningan borjuasi nasiolan, hingga kepentingan rakyat (pekerja) tentunya. Sehingga konflik bukan hal yang tabu lagi untuk dijumpai. Di tulisan ini tidak akan dibahas mengenai persoalan apa, siapa dan bagaimana para kepentingan mengintervasi politik di pilkada sehingga menimbulkan konflik. Tapi akan dibahas tentang bagaimana mengolah isi konflik untuk menjadi suatu pembelajaran politik bagi rakyat untuk menghadapi pertarungan bebas di kancah pertarungan pilkada (liberalisasi politik). Ferlina fitrah yulianti 7 Oktober 2012. Ferinafitrah.blogspot.com

Transcript of KONFLIK POLITIK

Page 1: KONFLIK POLITIK

KONFLIK POLITIKKonflik Politik Pilkada dan Liberalisasi PolitikSalah satu implementasi dari UU No 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah dilaksanakannya pemilihan kepada daerah secara langsung. Konsep otonomi daerah yang dianut oleh Indonesia teah memberikan kemungkinan bagi setiap daerah untuk melaksanakan pemilihan kepala daerah dan menentukan pemerintahannya masing-masing.Di satu sisi ruang pilkada ini merupakan liberalisasi politik yang bertujuan agar efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah perlu ditingkatkan dengan lebih memperhatikan aspek-aspek hubungan antar susunan pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah, peluang dan tantangan persaingan global dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya kepada daerah disertai dengan pemberian hak dan kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem penyelenggaraan pemerintahan Negara. Namun di sisi lain, pilkada ini justru menimbulkan polemik dan konflik yang cukup rumit penyelesaiannya.Terjadi konflik dan polemik ini dinilai diakibatkan oleh ketidaksiapan masyarakat Indonesia menghadapi liberalisasi politik mengingat watak masyarakat yang pada umumnya masih bersifat primordial dan feodalistis. Ditambah lagi tidak jelasnya peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar dari pilkada ini sehingga menimbulkan ketidakpastian hkum. Telah banyak konflik yang telah terjadi di negeri ini, sebut saja konflik Pilkada Sulsel dan Maluku.Merupakan suatu kepastian bahwa dalam setiap pertarungan politik, khususnya di pilkada, akan banyak kepentingan yang bermain di dalamnya. Mulai dari kepentingan borjuasi internasional, kepeningan borjuasi nasiolan, hingga kepentingan rakyat (pekerja) tentunya. Sehingga konflik bukan hal yang tabu lagi untuk dijumpai. Di tulisan ini tidak akan dibahas mengenai persoalan apa, siapa dan bagaimana para kepentingan mengintervasi politik di pilkada sehingga menimbulkan konflik. Tapi akan dibahas tentang bagaimana mengolah isi konflik untuk menjadi suatu pembelajaran politik bagi rakyat untuk menghadapi pertarungan bebas di kancah pertarungan pilkada (liberalisasi politik). Ferlina fitrah yulianti 7 Oktober 2012. Ferinafitrah.blogspot.com

KONFLIK POSOAda fakta sejarah yg sangat menarik bahwa gerakan kerusuhan yg dimotori oleh umat

Kristen di mulai pada awal Nopember 1998 di Ketapang Jakarta Pusat dan pertengahan Nopember

1998 di Kupang Nusa Tenggara Timur kemudian disusul dgn peristiwa penyerengan umat Kristen

terhadap umat Islam di Wailete Ambon pada tanggal 13 Desember 1998. Dan 2500 massa Kristen

di bawah pimpinan Herman Parino dgn bersenjata tajam dan panah meneror umat Islam di Kota

Poso Sulawesi Tengah pada tanggal 28 Desember 1998. Apakah peristiwa ini realisasi dari pidato

Jendral Leonardo Benny Murdani di Singapura dan ceramah Mayjend. Theo Syafei di Kupang Nusa

Tenggara Timur?

Tetapi yg jelas Presiden B.J. Habibie yg menurut L.B. Murdani lbh berbahaya dari gabungan

Khomaeni Saddam Husein dan Khadafi baru berkuasa 6 bulan saja sehingga perlu digoyang dan

kalau perlu dijatuhkan. Apabila fakta-fakta ini dikembangkan dgn lepasnya Timor-Timur dari Negara

Kesatuan Republik Indonesia Gerakan Papua Merdeka dan Gerakan Aceh Merdeka serta

tulisan Huntington 1992 setelah Uni Sovyet yg menyatakan bahwa musuh yg paling berbahaya bagi

Barat sekarang  adalah umat Islam; dan tulisan Jhon Naisbit dalam bukunya Megatrend yg

menyatakan bahwa Indonesia akan terpecah belah menjadi 28 negara kecil-kecil; maka dapat

Page 2: KONFLIK POLITIK

disimpulkan bahwa peristiwa kerusuhan-kerusuhan tersebut adalah suatu rekayasa Barat-Kristen

utk menghancurkan umat Islam Indonesia penduduk mayoritas mutlak negeri ini. Kehancuran umat

Islam Indonesia berarti kehancuran bangsa Indonesia dan kehancuran bangsa Indonesia berarti

kehancuran/kemusnahan Negara Kesatuan Republik Indonesia . Oleh karena itu penyelesaian

kerusuhan/konflik Indonesia khususnya Poso tidak sesederhana sebagaimana yg ditempuh oleh

Pemerintah RI selama ini sehingga tiga tahun konflik itu berlangsung tidak menunjukkan tanda-

tanda selesai malah memendam “bara api dalam sekam”. Hal ini bukan saja ada strategi global di

mana kekuatan asing turut bermain tetapi ada juga ikatan agama yg sangat emosional turut

berperan. Sebab agama menurut Prof. Tilich“Problem of ultimate Concern” sehingga tiap orang pasti

terlibat di mana obyektifitas dan kejujuran sulit dapat diharapkan. Karenanya penyelesaian konflik

Poso dgn dialog dan rekonsiliasi bukan saja tidak menyelesaikan konflik tersebut sebagaimana

pernah ditempuh tetapi malah memberi peluang kepada masing-masing pihak yg berseteru utk

konsolidasi kemudian meledak kembali konflik tersebut dalam skala yg lebih luas dan sadis. Konflik

yg dilandasi kepentingan agama ditambah racun dari luar apabila diselesaikan melalui rekonsiliasi

seperti kata pribahasa bagaikan membiarkan “bara dalam sekam” yg secara diam-diam tetapi pasti

membakar sekam tersebut habis musnah menjadi abu.

Pada tanggal 20 Agustus 2001 umat Islam yg sedang memetik cengkeh di kebunnya di desa

Lemoro Kecamatan Tojo Kabupaten Poso diserang oleh 50-60 orang umat Kristen yg berpakaian

hitam-hitam membunuh dua orang Muslim dan mengobrak-abrik rumah-rumah orang Islam.

Pengungsi Laporan US Comitte of Refugees tentang Indonesia yg diterbitkan Januari 2001

menyebutkan dalam kerusuhan/konflik Poso yg terjadi selama tiga tahun belakangan ini pihak

Muslim telah menderita secara tidak seimbang. Dalam laporan itu disebutkan jumlah pengungsi

akibat konflik Poso kini sebanyak hampir 80.000 orang dan diperkirakan 60.000 orang adl Muslim.

Page 3: KONFLIK POLITIK

Konflik Internasional

Konflik Suriah dapat Merembet ke Irak dan LebanonKamis, 28 Februari 2013 15:13 wib

Wahyu Dwi Anggoro - Okezone

Militer Suriah terus terlibat perang dengan oposisi (Foto: Reuters)

Page 4: KONFLIK POLITIK

BAGHDAD – Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki memperingatkan

kemenangan pihak oposisi dalam konflik Suriah dapat memicu konflik sektarian di kawasan Timur

Tengah. Khususnya di Irak dan Lebanon yang berbatasan langsung dengan Suriah.

Maliki selama ini berusaha untuk bersikap netral dalam menanggapi konflik Suriah. Ia mendorong

perselisihan di Suriah dapat diselesaikan dengan cara damai.

“Jika komunitas internasional tidak mau mendorong solusi damai untuk konflik Suriah, saya rasa

konflik itu tidak akan pernah berakhir, ujar Maliki seperti dikutip Associated Press, Kamis

(28/2/2013).

“Dan apabila konflik itu berhasil dimenangkan pihak oposisi, hal itu akan memicu konflik baru yang

lebih besar. Konflik sektarian yang juga akan merembet ke Irak, Lebanon dan Yordania,” lanjutnya.

Page 5: KONFLIK POLITIK

Kebanyakan tokoh oposisi di Suriah berasal dari kelompok Sunni, sedangakan rezim Bashar al-

Assad berasal dari kelompok Alawiyah, sebuah pecahan dari kelompok Syiah. Konflik di Suriah

menyebabkan hubungan antara Sunni-Syiah di beberapa Negara Arab juga ikut menjadi tegang.

Lebanon kini terpecah akibat konflik Suriah dengan warga Sunni mendukung oposisi sedangkan

warga Syiah membela rezim Assad. Di Irak pun sedang terjadi perseteruan antara kelompok Sunni

dengan Syiah. Banyak warga Sunni di Irak diketahui memberikan bantuan kepada pihak oposisi

Suriah.

Tokoh Sunni Irak pun membantah ancaman Maliki itu, menurutnya Maliki menjelek-jelekkan pihak

oposisi karena diam-diam ia mendukung rezim Assad. “Ucapan Maliki itu menunjukkan bahwa

Pemerintah Irak ingin rezim Bashar Al-Assad yang memenangkan konflik Suriah,” ujar anggota

parlemen Irak dari kubu Sunni, Hamid al-Mutlaq.

Singapura dan Korea Selatan juga sadap Indonesia

 

Surat kabar the Sydney Morning Herald di Australia hari ini melaporkan Singapura dan Korea Selatan menjadi negara penghubung Badan Keamanan Amerika Serikat (NSA) untuk menyadap saluran telekomunikasi negara-negara di Asia termasuk Indonesia dan Malaysia.

Koran itu menyatakan mereka mendapat bocoran informasi itu dari pembocor rahasia

Page 6: KONFLIK POLITIK

sekaligus mantan karyawan kontrak NSA Edward Snowden, seperti dilansir situs themalayonline.com, Senin (25/11).

Amerika dan lima negara sekutu yakni Inggris, Australia, Kanada, dan Selandia Baru menggunakan kabel fiber optik yang terbentang di bawah laut di 20 lokasi di Samudera Pasifik.

Menurut laporan itu Amerika menjalin kerja sama dengan pemerintah dan sejumlah perusahaan telekomunikasi untuk menjalankan misi penyadapannya.

Dari paparan laporan dalam bentuk peta grafis NSA itu disebutkan kabel-kabel fiber optik bawah laut itu terhubung ke pusat penerima data di perairan barat Amerika, Hawaii, dan Guam, termasuk di Australia dan Jepang. Singapura menjadi negara pihak ketiga yang membantu Amerika dan lima negara sekutu itu. 

Pada Agustus lalu dilaporkan intelijen Australia bekerja sama dengan intelijen Singapura menjalankan komunikasi via kabel bawah laut dari Jepang ke Jerman sebelah utara melalui Singapura, Djibouti, Terusan Suez, dan Selat Gibraltar. Kabel komunikasi itu juga terbentang dari Singapura hingga sebelah selatan Prancis.

Intelijen Inggris juga mengakses informasi melalui jaringan kabel bawah laut di pangkalan militer mereka di Djibouti dan Oman untuk mendapat informasi dari Timur Tengah dan negara-negara Asia Tenggara. Pandasurya wijaya. 25 November 2013, merdeka.com

Konflik rasional

Menlu Iran: AS Tidak RasionalSelasa, 01 November 2011

Aulia Akbar - Okezone

TEHERAN - Menteri Luar Negeri (Menlu) Iran Ali Akbar Salehi mengatakan, kebijakan Amerika Serikat (AS) yang hendak menambah pasukannya di negara kawasan teluk, tidak rasional.

Page 7: KONFLIK POLITIK

"Mereka tidak mencetuskan sebuah kebijakan yang tidak rasional. AS harus bertindak secara bijak dan berhati-hati dalam setiap kebijakannya," ujar Menlu Salehi dalam sebuah konferensi pers dengan Menlu Irak Hoshyar Zebari, seperti dikutip AFP, Selasa (1/11/2011).

Setelah meninggalkan Irak, AS berniat untuk menambah jumlah pasukannya di enam negara yang tergabung dalam Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) yakni, , Arab Saudi, Kuwait, Bahrain, Qatar, Uni Emirat Arab dan Oman. 

Salehi juga memperingatkan Menlu AS, Hillary Clinton, dan Menteri Pertahanan AS Leon Panetta, terkait rencana intervensi ke Iran setelah meninggalkan Irak. 

Selain itu, Salehi mengkritisi masalah keberadaan AS di Irak dengan mengatakan, masyarakat Irak lebih mengerti apa yang terbaik untuk negaranya ketimbang negara lain. 

Pada 21 Oktober lalu, Presiden AS Barack Obama mengumumkan akan menarik seluruh pasukan AS di akhir 2011 mendatang. Meski demikian, banyak wacana yang menyebutkan, beberapa ribu pasukan AS masih akan berada di Irak untuk melatih aparat keamanan Irak. 

Perang Irak yang terjadi pada 2003 sudah menewaskan 4.400 pasukan AS, dan hingga kini, konflik sektarian pun masih kerap terjadi di Irak.

Presiden Janji Tegas Hadapi MalaysiaSelasa, 31 Agustus 2010 15:52

Maria Ulfa Eleven Safa – Okezone

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya angkat bicara soal konflik dengan Malaysia. Namun, pernyataan resminya akan disampaikan besok malam. 

Page 8: KONFLIK POLITIK

Hal itu disampaikan SBY usai Rapat Terbatas Kementerian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Selasa (31/8/2010). "Meskipun telah dijelaskan berulang kali, namun saya ikuti masih terjadi wacana politik di dalam negeri kita. Besok, 1 September malam, seusai ibadah tarawih, saya akan menyampaikan penjelasan langsung ke rakyat Indonesia," ujarnya. Penjelasan tersebut akan disampaikan di Mabes TNI di Cilangkap, Jakarta Timur. Dalam keterangannya, Presiden ingin medudukkan persoalan antara Indonesia dan Malaysia pada tempatnya dan mengajak masyarakat Indonesia untuk melihat persoalan tersebut secara rasional, tidak dengan emosional. "Namun juga memberi pesan ketegasan kita. Saya ingin mendorong agar Malaysia lebih sungguh menyelesaikan perundingan batas wilayah maritim seraya tetap memelihara hubungan baik yang memberi manfaat bagi Malaysia dan Indonesia," tegasnya.

Pialang Nymex Mulai RasionalKamis, 18 September 2008

Candra Setya Santoso – Okezone

NEW YORK - Para pelaku pasar emas hitam masih fokus pada penurunan cadangan minyak AS

dan panasnya situasi geopolitik di negara produsen minyak, yaitu Nigeria.

Akibatnya, harga minyak kembali melangkah naik, pada perdagangan Rabu, 17 September walau

tidak terlalu signifikan. 

Seperti yang dikutip melalui AP, Kamis (18/9/2008), kondisi tersebut menunjukkan bahwa pasar

mulai kembali mempertimbangkan pada faktor-faktor fundamental seperti soal pasokan dan konflik-

konflik geopolitik. 

Page 9: KONFLIK POLITIK

Tidak seperti belakangan ini yang cenderung sebagai ajang spekulasi seiring dengan melemahnya

nilai tukar USD terhadap sejumlah mata uang dunia.

Seperti dikutip dari AP Kamis (18/9/2008), harga minyak mentah jenis brent untuk pengiriman

November berada di level USD89,76 per barel setelah sebelumnya sempat menyentuh level

USD93,21. Sementara harga minyak mentah jenis light sweet untuk pengiriman Oktober pada

perdagangan New York Merchantile menguat USD1,06 menjadi USD92,21 per barel setelah sempat

menyentuh USD95 per barel.

Departement Energi AS mengatakan cadangan minyak mentah turun 6,3 juta barel pada pekan

yang berakhir 12 September ketika produksi energi AS terhantam cuaca buruk di Teluk Meksiko. 

"Harga minyak menguat setelah terdengar kabar tentang dana talangan untuk AIG, ditambah lagi

dengan memanasnya situasi di Nigeria," ujar analis di Barclays Capital.