Konfigurasi Aliran Dan Tekanan
-
Upload
reni-swara-mahardika -
Category
Documents
-
view
250 -
download
4
Transcript of Konfigurasi Aliran Dan Tekanan
LABORATORIUM PENGENDALIAN PROSESSEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2013-2014
MODUL : Konfigurasi Pengendalian Tekanan & Aliran
PEMBIMBING : Unung Leoanggraini, MT.
Oleh :
Kelompok : V (lima)
Nama : 1 Andri Rismantara ,121424009
2. Naura Agustina ,121424021
3. Pria Gita Maulana ,121424024
4. Reni Swara Mahardika ,121424026
Kelas : 2A
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA PRODUKSI BERSIH
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
Praktikum : 25 April 2014
Penyerahan : 12 Mei 2014
(Laporan)
I. TUJUAN
a. Melakukan identifikasi unit-unit/elemen-elemen pengendalian proses.
b. Menjelaskan jenis alat beserta fungsinya pada setiap unit/elemen pengendalian
proses.
c. Melakukan identifikasi variable-variabel/sinyal-sinyal pengendalian proses
dan media transmisinya.
II. DATA PERCOBAAN
PENGENDALIAN ALIRAN
a. Skema pada alat pengendalian aliran
b. Seperangkat Pengendali Aliran di laboratorium
c. Skema sistem proses pengendalian aliran
d. Tabulasi
No. UnitNama
AlatSfesifikasi Gambar
Sinyal masuk Sinyal Keluar
Variabel Besaran Variabel Besaran
1. Proses Pipa Didacta Italia MVAliran umpan
masukPV Laju alir
2. Pengukuran Flow Sensor
transmitter
(flowmeter)
15 – 150 ltr/h
Didacta Italia
PV Laju alir Laju alir (by pass)
Turbin meter
3-15 psi
PC, Elec.Reg, manual
+5v, +12v, -12v
PV Flow
Sinyal
PengukuranArus standar
(4-20 mA)
3. KendaliFlow Regulation
ControlCod
Sinyal
Pengukuran
Arus standar
(4-20 mA)Sinyal Kendali Sinyal elektrik
4.Pengubah
(Transduser)
I/P Tranducer
Model sex 21 A4
T4 t.amb 80oC/T5
t.amb -55 oC
L.eq = 0 ; C.eq = 0
Vmax.in.28v;
Lmax.215 mA;
Pmax.in.0,42w
4-20mAv
20-100 kPA
Air supplay 140 kPA
SPRIAD-ITALYA
Sinyal
KendaliSinyal elektrik
Sinyal
Kendali
Sinyal
pneumatik
5. Kendali akhir Control valveCuSn
5 ZnPb 6
Sinyal
kendali
Sinyal
pneumatikMV Laju alir masuk
e. Diagram PengendalianSinyal elektrik (0-5 volt) Sinyal Pneumatik (3-15 psi)
Set Point
Manipulated Variabel (Laju Alir)
Arus (4-20 mA)
Variabel Proses (Laju Alir)
Unit Kendali Unit Pengubah Sinyal Unit Kendali Akhir
Unit Proses
(Pipa)
Unit Pengukuran
Gangguan
(Tekanan)
PENGENDALIAN TEKANAN
a. Skema pada alat pengendalian tekanan
b. Seperangkat Pengendali Tekanan di laboratorium
c. Skema sistem proses pengendalian tekanan
d. Tabulasi
No
.Unit
Nama
Alat
Spesifikasi
/ KapasitasGambar
Sinyal Masuk Sinyal Keluar
VariabelJenis
SinyalVariabel
Jenis
Sinyal
1. Unit Proses Pipa PCT-10
Manipulate
d Variable
(MV)
Laju alir
udara
(Sinyal
Pneumatik
)
Process
Variable
(PV)
Laju alir
udara
(Sinyal
Pneumatik
)
2.
Unit
Pengukuran
- Sensor
- Transmitter
Tabung
Orifice
P/I
Transduse
r
Serial
Numb.
2877/2
Process
Variable
(PV)
Laju alir
udara
(Sinyal
Pneumatik
)
Sinyal
Pengukuran
Sinyal
Elektrik
3. Unit Kendali PCT-10 ArmfieldSinyal
Pengukuran
Sinyal
Elektrik
Sinyal
Kendali
Sinyal
Elektrik
4.
Unit Pengubah
Sinyal
(Transduser)
I/P
Converter
Tipe 100x
input 4-
20mA
output 0,2-
1 bar
inlet 1,4-8
bar
Sinyal
Kendali
Sinyal
Elektrik
Sinyal
Kendali
Sinyal
Pneumatik
5.Unit Kendali
Akhir
Control
Valve
Type ¼
SCR
No. 172310
Act. A.T.C
Signal 3-15
psia
Trim H
LIN
Sinyal
Kendali
Sinyal
Pneumatik
Manipulate
d Variable
(MV)
Laju alir
udara
(Sinyal
Pneumatik
)
Gangguan (Kehilangan Tekanan & laju udara
masuk)
Tekanan udara keluar (PV)
e. Diagram Pengendalian Tekanan
Unit Kendali (Pressure Control)
Unit Pengubah Sinyal (Transduser (I/P))
Unit Kendali Akhir (Katup Kendali)
Unit Proses (Pipa)Set Point
Tekanan Udara Masuk (MV)
Unit Pengukuran (orificemeter dan pressure
transducer regulator)
Sinyal Elektrik (0-5 volt) Sinyal Pneumatik (3-5 psi)
Arus (4-20 mA)
III. PEMBAHASAN
Pembahasan Oleh Andri Rismantara (NIM. 121424009)
Pada praktikum yang dilakukan adalah Konfigurasi Pengendalian Aliran dan
Tekanan. Konfigurasi Pengendalian Aliran ini bertujuan untuk mengetahui
unit-unit/elemen-elemen yang ada di dalam pengendalian dan mengetahui variable-
variabel/ sinyal-sinyal yang ada di dalam pengendalian aliran dan tekanan.
Pengendalian aliran (laju alir) ini pertama di unit proses berupa pipa dimana
pipa ini berfungsi menjadi tempat berlangsungnya proses yang akan dikendalikan
yaitu pengendalian laju alir (flow). Di dalam unit proses ini, variable yang masuk
berupa manipulated variable dan gangguan atau beban sedangkan keluaran dari unit
proses ini berupa process variable. Manipulated variable atau variable yang
mengendalikan di dalam pengendalian ini berupa bukaan valve yang akan menjadi
hambatan laju alir yang masuk dalam unit proses sedangkan process variable atau
variable yang ingin dikendalikan berupa laju alir (flow). Selain manipulated variable
dan process variable terdapat pula gangguan/beban. Gangguan di dalam pengedalian
aliran ini berupa bukaan valve ( V1 dan V2). Bukaan valve 1 dan bukaan valve 2
merupakan gangguan dikarenakan laju alir yang melewati valve tersebut dapat
menggangu laju aliran yang masuk dan keluar dalam unit proses.
Kemudian di unit pengukuran dalam pengendalian aliran terdiri dari dua
bagian yaitu sensor dan transmitter.Sensor adalah elemen yang langsung berhubungan
dengan variabel proses. Sensor didalam pengendalian aliran ini berupa turbidimeter.
Turbidimeter ini bekerja berdasarkan getaran yang diterima dari laju alir yang keluar
dari unit proses . Getaran yang diterima kemudian akan diubah menjadi sinyal elektrik
standar (4-20 mA) oleh transmitter.Transmitter ini akan mengubah energi atau
informasi dari sensor menjadi sinyal standar. Sinyal yang keluar dari unit pengukuran
disebut sinyal pengukuran berupa sinyal elektrik standar (4-20 mA) yang akan
ditransmisikan oleh transmitter menuju unit kendali
Di Unit kendali yang digunakan yaitu CRF atau Controllo Regolazione Flusso
( Flow Regulation Control). Unit kendali ini berperan untuk membandingkan nilai PV
(laju alir) yang terukur dengan nilai setpoint laju alir yang diinginkan. Jika nilai PV
yang terukur tidak sesuai dengan nilai setpoint maka akan timbul error yang kemudian
akan dievaluasi oleh CRF. Keluaran dari unit kendali ini berupa sinyal kendali berupa
sinyal elektrik standar. Setelah itu oleh tranduser di ubah menjadi sinyal pneumatic
dan di Unit Kendali Akhir dilakukan aksi pengendalian dengan menggunakan control
valve untuk mengoreksi error yang terjadi antara nilai yang terukur dan setpoint yang
diinginkan.
Dan di dalam Konfigurasi Pengendalian Tekanan yang membedakan dengan
konfigurasi pengendalian aliran adalah di dalam pengendalian tekanan, yang bertindak
sebagai PV adalah tekanan fluida yang mengalir dalam pipa dan MV adalah umpan
masuk yang digunakan untuk mempertahankan nilai pengukuran. Unit pengukuran
dalam pengendalian tekanan adalah barometer. Variabel hasil pengukuran dikirim ke
unit kendali, dan seterusnya sama seperti Konfigurasi Pengendalian Aliran. Dengan
kata lain unit unit/elemen dan jenis variable variable/sinyal-sinyal serta prinsip kerja
yang ada di dalam pengendalian aliran dan tekanan hamper sama.
Pembahasan Oleh Naura Agustina (NIM. 121424021)
Pada praktikum ini dilakukan konfigurasi pengendalian proses sebagai upaya
pemahaman alat yang mengendalikan laju alir dan tekanan sesuai dengan variabel,
elemen-elemen pengendalian di sistem proses, jenis-jenis alat serta fungsi dari
masing-masing elemen, serta melakukan identifikasi variabel-variabel/ sinyal-sinyal
pada pengendalian proses.
Identifikasi dilakukan dengan mengacu pada diagram blok. Berdasarkan
pengamatan, dalam Konfigurasi Pengendalian Aliran, unit proses berupa pipa-pipa
yang ada dalam proses pengendalian flow. Aliran dalam pipa-pipa tersebutlah yang
kemudian akan dikendalikan. Variabel yang akan dikendalikan dalam unit ini disebut
dengan Process Variable (atau disingkat dengan PV). Variabel yang masuk ke dalam
unit ini adalah adalah variabel pengendali atau Manipulited Variable (MV) dengan
umpan masuk yang digunakan untuk mengendalikan atau mempertahankan proses.
Unit pengukuran dalam konfigurasi aliran adalah turbinmeter. Alat ini berfungsi
sebagai pengukur PVmenjadi sinyal pengukuran yang kemudian diubah menjadi
sinyal elektrik dengan menggunakan transducer. Dalam unit pengukuran terdapat pula
flowmeter yang berguna sebagai indikator bagi praktikan karena bisa dilihat secara
langsung.
Variabel pengukuran dari unit proses yang berupa sinyal listrik dikirimkan ke
unit kendali yang berupa Flow Regulation Control (CRF) proses ini merupakan otak
dari sistem pengendalian proses. Hal yang akan dibandingkan oleh unit kendali adalah
hasil pengukuran dan set point. Selisih setpoint dan hasil pengukuran disebut error.
Setelah itu, CRF mengevaluasi dan mengirim variabel sinyal kendali berupa sinyal
elektrik untuk pengoreksian. Sinyal ini kemudian dikirim ke I/P transducer untuk
diubah dari sinyal elektrik menjadi sinyal pneumatic. Sinyal pneumatic akan dikirim
ke unit kendali akhir dan memerintahkan control valve untuk mengatur bukaan valve.
Di sisi lain, Konfigurasi Pengendalian Tekanan pun memiliki variable-variabel
dan jenis elemen yang sama serta prinsip kerja yang hampir mirip dengan Konfigurasi
Pengendalian Aliran. Hanya saja dalam pengendalian tekanan, yang bertindak sebagai
PV adalah tekanan fluida yang mengalir dalam pipa dan MV adalah umpan masuk
yang digunakan untuk mempertahankan nilai pengukuran. Unit pengukuran dalam
pengendalian tekanan adalah barometer. Variabel hasil pengukuran dikirim ke unit
kendali, dan seterusnya sama seperti Konfigurasi Pengendalian Aliran.
Pembahasan Oleh Pria Gita Maulana (NIM. 121424024)
Pengendalian proses adalah suatu proses pengendalian satu atau beberapa
variabel agar terjaga pada nilai yang dikehendaki. Sementara itu untuk memahami
bagaimana suatu pengendalian proses berjalan pada suatu sistem alat, maka
dibutuhkan pemahaman mengenai konfigurasi pengendalian proses tersebut.
Pemahaman konfigurasi pengendalian proses dapat dilakukan dengan mengendalikan
satu atau beberapa variabel dan unit/elemen pengendalian pada jenis-jenis alat,
identifikasi fungsi dari masing-masing unit/elemen dan melakukan identifikasi
variabel-variabel/sinyal-sinyal pada pengendalian proses. Pada praktikum ini, sistem
alat pengendaliaan proses yang digunakan adalah Flow Regulation Control dan
Pressure Control.
Pada dasarnya setiap alat pengendalian proses terdiri dari sistem proses, unit
pengukuran, unit pengendali, dan unit kendali akhir. Sistem proses merupakan tempat
berlangsungnya sebuah proses yang akan dikendalikan. Unit pengukuran berfungsi
untuk mengubah besaran fisik terukur (variabel proses) menjadi sinyal standar. Unit
pengendali berfungsi melakukan perhitungan atau evaluasi nilai error menurut
algoritma kendali. Unit kendali akhir bertugas menerjemahkan sinyal kendali menjadi
aksi atau tindakan koreksi melalui pengaturan variabel pengendali atau variabel
termanipulasi.
Pada Flow Regulation Control yang bertindak sebagai sistem proses adalah
pipa yang terletak sebelum unit pengukuran. Sinyal masuk pada sistem proses ini
berupa laju alir umpan masuk, sedangkan sinyal keluar berupa laju alir keluaran. Laju
alir umpan pada Flow Regulation Control ini juga merupakan manipulated variabel
atau variabel pengendali. Sementara itu laju alir keluaran merupakan variabel proses
yang dijaga nilainya disekitar setpoint dalam batas yang ditetapkan. Unit pengukuran
pada Flow Regulation Control adalah turbinmeter dan flowmeter. Turbinmeter
berperan mengukur laju alir keluaran sistem berdasarkan kecepatan putaran impeller,
kemudian hasil pengukuran ditampilkan pada alat flowmeter. Sinyal masuk unit
pengukuran berupa sinyal pengukuran, kemudian oleh transducer sinyal pengukuran
diubah menjadi sinyal elektrik yang akan diteruskan ke unit kendali berupa Flow
Regulation Control (CRF) sebagai sinyal masuk.
Pada unit kendali ini, nilai variabel proses yang terukur oleh unit pengukuran
dibandinkan dengan nilai setpoint yang diinginkan. Perbedaan antara nilai variabel
proses dan setpoint disebut error. Kemudian error yang dihasilkan dievaluasi oleh unit
kendali melalui sinyal kendali berupa sinyal elektrik yang diteruskan ke unit kendali
akhir. Tetapi sebelum diteruskan ke unit kendali akhir sinyal tersebut diubah terlebih
dahulu oleh I/P transducer menjadi sinyal pneumatik. Pada unit kendali akhir sinyal
pneumatik memerintahkan unit kendali akhir berupa control valve untuk melakukan
tindakan akhir yaitu memperbesar atau memperkecil bukaan valve.
Sementara itu pada Pressure Control yang bertindak sebagai adalah pipa yang
terletak sebelum unit pengukuran. Sinyal masuk pada sistem proses ini berupa
tekanan udara masuk, sedangkan sinyal keluar berupa tekanan udara keluar. Takanan
udara masuk merupakan manipulated variabel atau variabel pengendali. Sementara
tekanan udara keluar merupakan variabel proses yang dijaga nilainya disekitar
setpoint dalam batas yang ditetapkan. Unit pengukuran pada Pressure Control adalah
orifcemeter dan pressure transducer regulator. Orificemeter berperan mengukur beda
tekanan udara di dalam pipa pada dua titik yaitu tekanan udara di dalam pipa yang
terletak sebelum dan sesudah orificemeter, sedangkan pressure transducer regulator
berperan mengukur tekanan udara absolut di dalam pipa. Sinyal masuk unit
pengukuran berupa sinyal pengukuran (sinyal pneumatik), kemudian oleh transducer
sinyal pengukuran diubah menjadi sinyal elektrik yang akan diteruskan ke unit
kendali (Process Controller) sebagai sinyal masuk.
Pada unit kendali ini, nilai variabel proses yang terukur oleh unit pengukuran
dibandinkan dengan nilai setpoint yang diinginkan dan dilakukan evaluasi oleh unit
kendali melalui sinyal kendali berupa sinyal elektrik yang diteruskan ke unit kendali
akhir. Tetapi sebelum diteruskan ke unit kendali akhir sinyal tersebut diubah terlebih
dahulu oleh I/P transducer menjadi sinyal pneumatik. Pada unit kendali akhir sinyal
pneumatik memerintahkan unit kendali akhir berupa control valve untuk melakukan
tindakan akhir yaitu memperbesar atau memperkecil bukaan valve.
Pembahasan Oleh Reni Swara Mahardika (NIM. 121424026)
Praktikum konfigurasi pengendalian bertujuan untuk memahami sistem (alat)
sesuai dengan variabel dan unit/elemen pengendalian di sistem proses, jenis-jenis alat
serta fungsi dari masing-masing unit/elemen, dan melakukan identifikasi variabel-
variabel/sinyal-sinyal pada pengendalian proses. Identifikasi dilakukan dengan cara
mempelajari alur jalannnya sistem sesuai dengan diagram blok serta peralatan
pengendalian.
Pada sistem pengendalian aliran, air pada penampung dialirkan oleh pompa
sentrifugal. Unit ini merupakan unit pendukung karena proses bersifat kontinyu.
Aliran air sebagai variabel proses berjalan pada pipa sebagai unit proses menuju ke
unit pengukuran. Besarnya laju alir dicatat oleh turbin yang bertugas sebagai Flow
Recorder. Turbin akan merekam besarnya laju alir dan menginformasikan kepada unit
pengendali berupa sinyal listrik, menunjukkan bahwa turbin bertugas sebagai
pengubah besaran laju alir menjadi sinyal listrik. Selain turbin, unit pengukuran pada
sistem ini adalah flow meter. Besarnya laju alir akan menaikkan indikator pada alat,
sehingga akan terbaca dengan kasat mata nilai laju air. Aliran yang mengalir melewati
flow meter, akan kembali ke penampungan air.
Sinyal yang diterima oleh unit pengendali akan dibandingkan dengan besar
laju air yang diinginkan (Set Point), dan selanjutnya akan dikoreksi pada unit kendali
akhir apabila ada perbedaan. Sinyal yang diinformasikan dari unit pengendali adalah
sinyal elektrik. Sedangkan unit kendali akhir yang merupakan katup kendali hanya
dapat menerima sinyal pneumatik. Maka, sinyal listrik yang dikirmkan oleh unit
pengendali akan dikonversi menjadi sinyal pneumatik oleh transduser. Katup kendali
yang digunakan merupakan jenis Fail Close dimana katup akan membuka ketika ada
sistem (tekanan). Sinyal pneumatik memberikan besar tekanan yang akan membuka
katup kendali agar laju aliran yang dihasilkan (Manipulated Variable) dapat menjadi
patokan aliran yang diinginkan.
Pada sistem pengendalian tekanan, yang terukur pada manometer adalah
tekanan gauge dan udara yang dialirkan adalah udara tekan. Pipa yang berfungsi
sebagai area untuk mengalirkan gas merupakan unit proses. Dari unit ini, akan
menghasilkan sinyal output (variabel proses) yang nilainya harus sesuai dengan nilai
yang diinginkan (Set Point). Unit proses akan mengantarkan aliran tekanan pada unit
pengukuran. Unit pengukuran berfungsi untuk mengukur besarnya variabel proses.
Karena variabel yang diukur merupakan aliran tekanan, maka unit pengukur
tekanannya adalah tabung orifice. Sinyal variabel proses dihitung dan diubah oleh
sensor (differential pressure transducer) menjadi sinyal listrik.
Sinyal listrik yang diinformasikan oleh transduser diterima oleh unit
pengendali dan kemudian akan membandingkan nilai variabel proses dengan Set
Point. Apabila terjadi perbedaan, akan dievaluasi untuk mengambil keputusan serta
mengirimkan perintah berupa sinyal kepada unit kendali akhir untuk melakukan
tindakan. Selain itu, pada unit pengendali juga dilengkapi controller yang berfungsi
untuk menetukan besarnya koreksi yang diperlukan. Transduser mengubah sinyal arus
(listrik) yang berasal dari unit kendali menjadi sinyal pneumatik kemudian diteruskan
oleh transduser berupa I/P converter yang mengubah sinyal elektri menjadi pneumatik
dan masuk ke unit kendali akhir yaitu control valve.
Pada unit kendali akhir ini, sinyal tersebut diterjemahkan untuk kemudian
dilakukan tindakan koreksi melalui pengaturan Manipulated Variable (MV).
Perubahan pada sinyal kendali menyebabkan perubahan pada final control element
(control valve). Perubahan ini menyebabkan perubahan manipulated variable dalam
arah dan nilai yang benar, maka variable proses terukur dapat dijaga pada nilai
setpoint. Variabel manipulasi dalam pengendalian tekanan ini adalah laju alir udara
sedangkan tekanan sebagai variabel proses yang masuk ke dalam sistem dan
dikendalikan dengan menggunakan pengendali yaitu unit kontrol tadi, untuk
menetapkan set point dan control valve tekanan, untuk mengatur besar kecilnya
tekanan yang masuk. Control valve yang digunakan adalah jenis fail open, akan
membuka atau menutup serta memperbesar atau memperkecil bukaan valve
tergantung pada besarnya PV. Error adalah selisih antara proses variable (PV) dengan
manipulated variable (MV).
Jadi, pada dasarnya dalam pengendalian proses, ada 4 langkah yang dilakukan
untuk menjaga nilai yang kita setting (set point) tetap, yaitu: langkah pertama adalah
mengukur yang merupakan langkah mengamati besarnya nilai variable proses (PV).
Langkah kedua adalah membandingkan yang merupakan langkah pengamatan atau
pembandingan nilai variable proses (PV) dengan set point (SP) yang kita setting.
Langkah ketiga adalah mengevaluasi yang merupakan langkah atau cara menanggapi
adanya perbedaan nilai variable proses (PV) terhadap set point (SP) dan langkah
terakhir yaitu mengkoreksi yang merupakan langkah aktif melakukan tindakan
koreksi terhadap perbedaan nilai PV terhadap set point (SP).
IV. SIMPULAN
Pengendalian proses adalah sebuah upaya untuk membuat nilai variable proses
mendekati atau stabil terhadap setpoint. Dalam pengendalian proses terdapat berbagai
macam unit dengan fungsi yang berbeda-beda. Elemen yang akan dikendalikan
terdapat pada sebuah unit bernama unit proses. Selain unit proses, dalam pengendalian
proses juga terdapat unit pengukuran, unit kendali, serta unit kendali akhir. Unit
pengukuran adalah unit yang membandingkan nilai variable proses dengan setpoint.
Unit ini akan mengirimkan sinyal kepada unit kendali. Unit kendali akan mengubah
sinyal pengukuran menjadi arus listrik. Kemudian, arus listrik dialirkan ke transduser
untuk diubah menjadi sinyal pneumatic. Sinyal pneumatic adalah sinyal yang
digunakan untuk menggerakan unit kendali akhir sesuai perintah unit kendali. Dengan
begitu, nilai variable proses akan mendekati atau stabil terhadap setpoint.
V. DAFTAR PUSTAKA
Tim dosen. Jobsheet Praktikum Pengendalian Proses. Pengendalian Tekanan. Teknik
Kimia Polban.