Konfigurasi DHCP
-
Upload
zelvi -
Category
Technology
-
view
4.981 -
download
3
Transcript of Konfigurasi DHCP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah DHCP
DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) dikembangkan pada
tahun 1993, setelah melihat BOOTP tidak tepat untuk memberikan informasi
konfigurasi ke komputer. BOOTP (Bootstrap protocol) merupakan protokol
pendukung DHCP. BOOTP didasarkan pada UDP, karena itu BOOTP bukan
protokol “reliable” dalam hal ini tidak ada jaminan yang dilakukan oleh
protokol bahwa pesan yang dikirim dari klien akan sampai pada server, atau
sebaliknya.
1.2 Definisi DHCP
DHCP (Dynamic Configuration Protocol) adalah layanan yang secara
otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya.
Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server,
sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP Client.
Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP
secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan
referensi kepada DHCP Server.
Pada saat kedua DHCP client dihidupkan , maka komputer tersebut
melakukan request ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP. DHCP
menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP
Server setelah memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease)
nomor IP yang ada ke DHCP-Client dan mencoret nomor IP tersebut dari
daftar pool. Nomor IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default
gateway. Jika tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak
dapat menginisialisasi TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung
pada jaringan tersebut.
Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP Client tersebut
dinyatakan selesai dan client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka
nomor IP tersebut dikembalikan kepada DHCP Server, dan server dapat
1
memberikan nomor IP tersebut kepada Client yang membutuhkan. Lama
periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam, bulan atau selamanya. Jangka
waktu disebut leased period.
1.3 Cara Kerja DHCP :
Gambar 1 Sistem Kerja DHCP
DHCP menggunakan 4 tahapan proses untuk memberikan konfigurasi
nomor IP. (Jika Clietn punya NIC Card lebih dari satu dan perlu no IP lebih
dari 1 maka proses DHCP dijalankan untuk setiap adaptor secara sendiri-
sendiri) :
1. IP Least Request Client meminta nomor IP ke server (Broadcast mencari
DHCP server).
2. IP Least Offer DHCP server (bisa satu atau lebih server jika memang ada
2 atau lebih DHCP server) yang mempunyai no IP memberikan
penawaran ke client tersebut.
3. IP Lease Selection Client memilih penawaran DHCP Server yng pertama
diterima dan kembali melakukan broadcast dengan message menyetujui
peminjaman tersebut kepada DHCP Server
4. IP Lease Acknowledge DHCP Server yang menang memberikan jawaban
atas pesan tersebut berupa konfirmasi no IP dan informasi lain kepada
2
Client dengan sebuah ACKnowledgment. Kemudian client melakukan
inisialisasi dengan mengikat (binding) nomor IP tersebut dan client dapat
bekerja pada jaringan tersebut. Sedangkan DHCP Server yang lain
menarik tawarannya kembali.
1.4 Fungsi DHCP
Fungsi layanan DHCP adalah menberikan alamat IP secara terpusat pada
suatu subnet atau lebih. Dengan adanya layanan DHCP tidak diperlukan
konfigurasi alamat IP untuk setiap host secara khusus satu persatu. Pada
komputer klient perlu diset menjadi klient DHCP. Layanan DHCP tidak hanya
memberikan alamat IP pada masing – masing klient tapi juga mengatur
konfigurasi jaringan pada klient misalnya pengaturan defaul router, sever
DNS, server WINS, sever NIS, jadi dengan adanya DHCP pengaturan
komputer dapat terpusat.
1.5 Manfaat DHCP
1. DHCP memnungkinkan mengkonfigaurasi secara otomatis, sehingga dapat
sangat menyedarhanakan management jaringan.
2. DHCP dapat memberikan mekanisme bagi menagement lokal untuk
mayoritas client TCP/IP pada internetwork.contohnya parameter seperti
route default dapat dikonfigurasi secara tersentralisasi tanpa harus
mengunjungi tiap host dan melakukan perubahan secara manual.
3. Dengan DHCP satu server DHCP dapat melayani beberapa client pada
beberapa jalur dalam interwork
BAB II
DASAR TEORI
3
1. Klik aplications, accessories, terminal
2. Setelah muncul terminal ketik “sudo su” untuk masuk ke root, lalu klik enter.
Masukkan password, lalu enter
3. Ketik “apt-get update” untuk meng-update DHCP3 Server
4. Tunggu hingga proses selesai
Gambar 2 Meng-update DHCP3
5. Setelah selesai meng-update DHCP3 Server, lalu ketik perintah “apt-get
install dhcp3-server” lalu enter untuk menginstal DHCP server
4
Gambar 3 Penginstallan DHCP 3
6. Tunggu hingga proses selesai
Gambar 4 Proses Installasi DHCP 3
7. Untuk mengkonfigurasi DHCP3 Server gunakan perintah pertama “nano
/etc/dhcp3/dhcpd.conf”, lalu ketik enter
5
Gambar 5 Mengkonfigurasi DHCP 3
8. Setelah masuk ke dalam file “nano /etc/dhcp3/dhcpd.conf”, lalu edit perintah
dengan menghilangkan tanda (#) hingga seperti gambar dibawah ini. Setelah
mengedit tekan ctrl+x lalu y, untuk exit dan save
Gambar 6 Pengeditan file “nano /etc/dhcp3/dhcpd.conf”
9. Setelah itu gunakan perintah kedua “nano /etc/default/dhcp3-server”, lalu
ketik enter
6
Gambar 7 Tampilan desktop “nano /etc/default/dhcp3-server”
10. Setelah masuk ke dalam file “nano /etc/default/dhcp3-server”, lalu edit
perintah seperti gambar dibawah ini. Tambahkan perintah eth0 diantara tanda
petik. Tekan ctrl+x lalu y, untuk exit dan save
7
Gambar 8 Pengeditan file “nano /etc/default/dhcp3-server”
11. Setelah mengkonfigurasi DHCP3 server, ketik perintah “/etc/init.d/dhcp3-
server restart”, untuk merestart DHCP. Seperti tampilan di bawah ini
8
Gambar 9 Merestart DHCP3
12. Setelah anda melakukan konfigurasi DHCP pada server, langkah selanjutnya
adalah melakukan setting di komputer client. Langkah yang harus anda
lakukan adalah Pilih Network Connections, lalu pilih Local Area
Connections klik kanan lalu pilih propertaies.
Gambar 10 Network Connections
13. Lalu pilih Internet Protocol (TCP/IP). Pilih Properties untuk merubah IP
menjadi obtain.
Gambar 1.3 Local Area Connection Properties
9
Gambar 11 Tampilan Internet Protocol
14. Lalu pilihlah obtain untuk mencari IP dari server. Lalu pilih OK.
Gambar 12 Internet Protocol (TCP/IP) Properties
15. Klik pada icon untuk melihat IP sudah terlihat atau belum.
16. Setelah itu muncul tampilan seperti di bawah ini
10
Gambar 13 Local Area Connections Status
17. Pada Local Area Connection Status pilihlah Support untuk melihat IP sudah
masuk atau belum
Gambar 14 Local Area Connections Status (Support)
18. Setelah konfigurasi pada client selesai, ketik perintah “nano
/etc/dhcp3/dhcpd.conf”, untuk melakukan filtering.
11
Gambar 15 Tampilan file proses filtering
19. Setelah masuk ke dalam file “nano /etc/dhcp3/dhcpd.conf”, lalu edit perintah
dengan menghilangkan tanda pagar (#) hingga seperti gambar dibawah ini.
Setelah selesai mengedit tekan ctrl+x lalu y, untuk exit dan save
Gambar 16 Pengeditan file filtering
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dengan melakukan konfigurasi DHCP, kami dapat mengambil kesimpulan
diantaranya:
Menurut kami, DHCP memiliki kelebihan dan kekurangan sebagai berikut:
Kelebihan:
DHCP dapat memudahkan kita dalam mengkonfigurasikan IP Client
secara otomatis yang diberikan oleh DHCP Server.
Dengan DHCP kita tidak perlu melakukan pengisian IP pada client
secara manual.
Dengan DHCP pengaturan komputer dapat terpusat.
Kekurangan :
Adanya batas waktu yang ditentukan oleh DHCP dalam pemberian
waktu penggunaan IP yang telah diberikan oleh server
Jarak jangkauan akan berpengaruh pada sinyal yang ditangkap, semakin
jauh, sinyal akan kurang baik.
Jika server mati, semua komputer client akan mati.
3.2 Kesan dan pesan
a. Kesan selama melakukan konfigurasi DHCP yaitu :
Kami mengetahui cara pengisian IP secara otomatis
Kami mengetahui cara konfigurasi DHCP pada sistem operasi
LINUX.
b. Pesan dari kami selaku siswa yaitu :
Para guru agar selalu membimbing para siswa dalam mengkonfigurasi
DHCP dengan baik dan benar.
13
Pihak guru juga harus selalu memberikan pelajaran terhadap siswa
yang belum mengerti tentang materi yang diberikan .
14