Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

27
KONDISI DAN PERKEMBANGAN PENDUDUK KOTA SAWAHLUNTO SUMATERA BARAT Disusun Oleh: MUHAMMAD ZAKIE ARFIANSYAH (1231500026) NIA HARTINI (1231500005) VIAN RAHMAT DWI YANTO (12315000) PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

description

makalah

Transcript of Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

Page 1: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

KONDISI DAN PERKEMBANGAN PENDUDUK KOTA

SAWAHLUNTO

SUMATERA BARAT

Disusun Oleh:

MUHAMMAD ZAKIE ARFIANSYAH (1231500026)

NIA HARTINI (1231500005)

VIAN RAHMAT DWI YANTO (12315000)

PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA

TAHUN 2015

Page 2: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya saya

dapat menyelesaikan makalah kondisi demografi yang berjudul “KONDISI DAN

PERKEMBANGAN PENDUDUK KOTA SAWAHLUNTO SUMATERA BARAT”. Saya

mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu

saya dalam pembuatan makalah ini, sehingga penulisan makalah ini dapat di selesaikan

sesuai dengan waktu yang saya harapkan. Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh sebab

itu penulis mengharapkan kritik dan sarannnya yang bersifat membangun demi

menyempurnakan makalah ini.

Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua kami, karena berkat

doa dan dukungannya kami bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Kepada dosen bahasa

Indonesia yang telah membantu dan membimbing kami serta kepada teman-teman yang

sudah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan

karya tulis ilmiah ini.

Saya berharap semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca, penulis, dan

bermanfaat untuk menambah wawasan kita semua.

Tangerang, 20 Desember 2015

Penulis

Page 3: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

DAFTAR ISIKATA PENGANTAR............................................................................................................................II

DAFTAR ISI..........................................................................................................................................III

BAB I.......................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................................................1

Latar Belakang.....................................................................................................................................1

Tujuan Penelitian.................................................................................................................................1

Ruang Lingkup....................................................................................................................................1

BAB II.....................................................................................................................................................3

GAMBARAN UMUM...........................................................................................................................3

Kondisi Kependudukan di Kota Sawahlunto.......................................................................................3

Jumlah Penduduk dan Perkembangan.............................................................................................3

Persebaran Penduduk di Kota Sawahlunto......................................................................................4

Kepadatan Penduduk.......................................................................................................................4

Laju Pertumbuhan Kota Sawahlunto...............................................................................................5

Perbandingan Jumlah Laki-laki dan Perempuan di Kota Sawahlunto.............................................5

Ketenagakerjaan di Kota Sawahlunto..................................................................................................6

Angka baca tulis...................................................................................................................................7

Faktor-faktor Penyebab Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto.................................................8

BAB III..................................................................................................................................................10

PEMBAHASAN....................................................................................................................................10

3.1 Laju pertumbuhan penduduk menggunakan metode geometri....................................................10

3.2 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Kota Sawahlunto Tahun 2014................................................10

Perhitungan Dependensi Ratio Tahun 2014......................................................................................11

Perhitungan Umur Median (Median Age) Tahun 2014.....................................................................11

Kategori Penduduk Kota Sawahlunto................................................................................................11

Kategori Struktur Penduduk Kota Sawahlunto 2014:........................................................................12

BAB IV..................................................................................................................................................13

PENUTUP.............................................................................................................................................13

Kesimpulan........................................................................................................................................13

Saran..................................................................................................................................................15

Page 4: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangDalam hal ini saya mengambil data kependudukan dan ketenagakerjaan di daerah

Kota Sawahlunto. Meneliti masalah kependudukan dan ketenagakerjaan sangatlah

penting dikarenakan untuk melihat suatu daerah sedang berkembang atau sudah maju

salah satu faktornya yaitu melihat hal tersebut. Dalam mencari dan menyusun data ini

dilandaskan atas dasar mencari tahu permasalahannya dan mencoba memproyeksikan

penduduk yang akan datang. Dalam hal ini sangat berguna untuk mengetahui apa yang

dapat dilakukan untuk memajukan suatu daerah dengan melihat kekurangannya dan

memperbaiki sebuah masalah yang terjadi di daerah tersebut. Dalam ilmu demografi, jika

ingin mencari data mengenai suatu daerah faktor pokok yang wajib dicari yaitu

kependudukan dan ketenagakerjaan. Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan

dan keadaan perubahan-perubahan penduduk yang berhubungan dengan komponen-

komponen perubahan tersebut seperti kelahiran, kematian, migrasi, sehingga

menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin

tertentu. Penduduk adalah sekelompok orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah.

Tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu daerah yang dapat

memproduksi barang dan jasa.

1.2 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kondisi penduduk Kota Sawalunto.

2. Mengetahui perkembangan penduduk, kondisi kependudukan dan

ketenagakerjaan di Kota Sawalunto.

3. Mengetahui permasalahan demografi yang ada di daerah tersebut.

Page 5: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup pada tinjauan ini meliputi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup

substansi.

1.1.1 Ruang Lingkup Wilayah

Alasan saya memilih untuk mencari data mengenai kependudukan dan

ketenagakerjaan di Kota Sawalunto dikarenakan data yang ada sangat lengkap.

Terlihat dari situs web yang dimiliki pemerintah Kota Sawalunto sangat tertata dan

tersusun rapih, sehingga kita dimudahkan untuk mengetahui dan mencari data yang

diperlukan. Dapat dikatakan pemerintah tersebut sangat transparan mengenai garis

besar daerah tersebut serta masalah yang dihadapi beserta solusinya.

1.1.2 Ruang Lingkup Substansi

Saya mengambil data mengenai kependudukan berdasarkan kelompok umur

dan jenis kelamin, angka kelahiran dan kematian kasar, distribusi dan kepadatan

penduduk, pendidikan yang ditamatkan, dan transmigrasi. 1.4 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang mengenai

kependudukan dan ketenagakerjaan yang ada di Kota Sawalunto, ruang lingkup

mengenai alasan saya memilih daerah tersebut serta substansi mengenai

kependudukan dan ketenagakerjaan, dan sistematika penulisan.

Page 6: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

BAB II

GAMBARAN UMUM

2.1 Kondisi Kependudukan di Kota Sawahlunto2.1.1 Jumlah Penduduk dan Perkembangan

Jumlah penduduk Kota Sawahlunto dari tahun ke tahun cenderung

meningkat. Pada tahun 2010 jumlah penduduk di kota Sawahlunto mencapai 56.866

jiwa. Kemudian di tahun selanjutnya mencapai 57.567 jiwa, meningkat 1,23 persen

daripada tahun sebelumnya. Tahun 2012 mencapai 58.068 jiwa, meningkat 0,87

persen dari tahun sebelumnya. Tahun 2013 merupakan tahun dengan pertumbuhan

yang meningkat tajam. Di tahun ini mencapai 58.972 jiwa, meningkat 1,56 persen.

Dan di tahun 2014 mencapai 59.608 jiwa. Menurut pengamatan kami, kecamatan

Talawi merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak, sedangkan

kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil yaitu kecamatan Silungkang.

2010 2011 2012 2013 20140

2000

4000

6000

8000

10000

12000

14000

16000

18000

20000

Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto per Kecamatan Tahun 2010-2014

Silungkang Lembah Segar Barangin Talawi

Page 7: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

Grafik 2.1 Perkembangan penduduk kota Sawahlunto per kecamatan tahun 2010-

2014

2.1.2 Persebaran Penduduk di Kota SawahluntoPersebaran penduduk di Sumatera Barat tidak merata. Pada tahun 2014 porsi

terbesar penduduk Sumatera Barat berada di Kota Padang (17,33%), yang merupakan

ibukota Provinsi di Sumatera Barat. Selebihnya berada di Kabupaten Agam (9,21%),

Kabupaten Pesisir Selatan (8,7%) dan tersebar di kabupaten/kota lain berkisar 0,97-

7,86 persen. Pola persebaran penduduk seperti ini sejak tahun 2004 tidak banyak

berubah. Dari tahun 2010-2014, penduduk yang tinggal di kota Sawahlunto semakin

meningkat sehingga penduduk di kota Sawahlunto semakin padat. Jumlah penduduk

tahun 2010 sebesar 56.866 sedangkan tahun 2014 sebesar 59.608. Di tahun yang

sama, kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah kecamatan Talawi dengan

penduduk sebesar 18.681 jiwa atau 31,34 persen dari keseluruhan. Diikuti dengan

kecamatan Barangin dengan penduduk sebesar 17.918 jiwa atau 30, 06 persen. Posisi

ketiga dan terakhir ditempati oleh Lembah Segar dan Silungkang dengan penduduk

sebesar 12.214 jiwa (20,49 persen) dan 10.795 (18,11 persen). Untuk tahun-tahun

sebelumnya dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 2.1

Persebaran

Penduduk di Kota

Sawahlunto

2.1.3 Kepadatan PendudukSecara umum tingkat kepadatan penduduk Kota Sawahlunto pada tahun

2014 adalah 217,99 jiwa per kilometer persegi. Tingkat kepadatan penduduk antar

kecamatan cukup bervariasi. Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk

tertinggi adalah Kecamatan Silungkang dengan kepadatan 327,82jiwa per kilometer

persegi. Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah adalah

Kecamatan Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Talawi 17.683 17.945 18.143 18.448 18.681

Barangin 16.912 17.174 17.377 17.681 17.918

Lembah Segar 12.145 12.150 12.111 12.206 12.214

Silungkang 10.126 10.298 10.437 10.637 10.795

Page 8: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

Kecamatan Talawi dengan kepadatan 187,96 jiwa per kilometer persegi. Dua

kecamatan lainnya, Lembah Segar dan Barangin masing-masing 232,29 dan 202,34.

Di tahun 2013,

Silungkang Lembah Segar Barangin Talawi0

50

100

150

200

250

300

350

Kepadatan Penduduk Kota Sawahlunto Tahun 2014

2010 2013 2012 2011 2014

Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Kota Sawahlunto tahun 2014

2.1.4 Laju Pertumbuhan Kota SawahluntoPenduduk pada kota Sawahlunto dari tahun 2010-2014 mengalami

peningkatan dan juga penurunan. Hal ini dapat dilihat dari hasil jumlah Penduduk

2010 hingga tahun 2014. Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2010-2011 sebesar

1,23 persen. Kemudian tahun 2011-2012 sebesar 0,87 persen, sedangkan tahun 2012-

2013 sebesar 1,56, dan tahun 2013-2014 sebesar 1,08. Tetapi terjadi penurunan dari

tahun 2013-2014, peningkatan laju pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada tahun

2012-2013 sedangkan penurunan terjadi di tahun 2011-2012 dan 2013-2014, yaitu

0,87 persen dan 1,08 persen.

Tahun (dalam persentase)

2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014

Laju Pertumbuhan 1,23 0,87 1,56 1,08

Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan Kota Sawahlunto

Page 9: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

2.1.5 Perbandingan Jumlah Laki-laki dan Perempuan di Kota SawahluntoSex ratio merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan

jumlah penduduk perempuan. Dari keseluruhan, sex ratio kota Sawahlunto berkisar

98, yang artinya dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki-

laki. Jika dirinci pertahun, Sex ratio penduduk Kota Sawahlunto pada tahun 2014

adalah 98,51 yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98

penduduk laki-laki. Di tahun 2013 sex ratio penduduk kota Sawahlunto adalah 98,11

yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki-laki.

Sex ratio pada tahun 2012 adalah 98,10 yang berarti dalam setiap 100 penduduk

perempuan terdapat 98 penduduk laki-laki. Di tahun 2011 sex ratio penduduk kota

Sawahlunto adalah 98,10 yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat

98 penduduk laki-laki. Di tahun 2010 sex ratio penduduk kota Sawahlunto adalah

97,12 yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 97 penduduk laki-

laki. Sex ratio antar kecamatan juga cukup bervariasi, namun dari semua kecamatan

yang ada, kecamatan dengan sex ratio di atas 100 yaitu Kecamatan Kecamatan

Talawi.

0-45-9

10-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-64

65+

-4000 -3000 -2000 -1000 0 1000 2000 3000 4000

Piramida Penduduk Kota Sawahlunto Tahun 2014

Laki-laki Perempuan

Grafik 2.3 Piramida Penduduk Sawahlunto tahun 2014

Page 10: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

2.2 Ketenagakerjaan di Kota SawahluntoTenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja, baik yang

sudah bekerja maupun aktif mencari kerja, yang masih mau dan mampu untuk

melakukan pekerjaan. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat penting

bagi setiap negara di samping faktor alam dan faktor modal. Tenaga kerja disebut

sebagai faktor produksi karena meskipun suatu negara memiliki sumber daya alam

dan modal yang besar ia tetap membutuhkan tenaga kerja sebagai salah satu faktor

produksinya

Angkatan kerja dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pekerja (employed) dan

bukan pekerja atau pengangguran (unemployed). Pekerja adalah penduduk angkatan

kerja yang telah mendapat pekerjaan penuh, sedangkan pengangguran adalah

penduduk usia kerja tetapi belum mendapatkan kesempatan bekerja. Tenaga kerja

adalah modal dalam pembangunan ekonomi. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan

mengalami perubahan seiring dengan pertumbuhan penduduk. Tenaga Kerja yang

aktif secara ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan (TPAK)

adalah ukuran yang menggambarkan jumlah penduduk digolongkan sebagai angkatan

kerja untuk setiap 100 pekerja.

Selama kurun waktu 2010-2014, angkatan kerja di Kota Sawahlunto

mengalami naik turun. Pada periode tahun 2010-2011 terjadi penurunan sebesar 7,24

persen, kemudian periode selanjutna naik sebesar 5,2 persen. Kemudian di periode

2012-2013 turun lagi sebesar 5,27 persen dan di periode selanjutnya turun sebesar 2

persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut

Jenis Kegiatan Tahun (dalam bentuk persen)

2010 2011 2012 2013 2014

Angkatan Kerja 74,81 67,57 72,77 67,50 65,50

Bekerja 64,05 64,45 68,35 63,34 61,33

Tidak Bekerja 10,76 3,12 4,42 4,16 4,18

Bukan Angkatan Kerja 25,19 32,43 27,23 32,50 31,50

Jumlah 100 100 100 100 100

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 74,81 67,57 72,77 67,50 65,50

Tingkat Pengangguran Terbuka 14,39 4,62 6,07 6,16 6,38

Tabel 2.4 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama

Page 11: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

2.3 Angka baca tulisAngka Melek Huruf merupakan persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat

membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya serta mengerti sebuah

kalimat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Angka ini digunakan untuk mengukur

keberhasilan program pemberantasan buta huruf dimana masih tinggi jumlah

penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD. Selain itu juga

digunakan untuk menunjukkan kemampuan penduduk dalam menyerap informasi

serta menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Di

bawah ini adalah tabel angka melek huruf di Kota Sawahlunto tahun 2010-2014

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

Angka Melek Huruf 98,55 98,62 98,63 99,73 99,90

Tabel 2.5 Persentase angka melek huruf di Kota Sawahlunto

Jika dilihat dari table diatas, angka melek huruf di Kota Sawahlunto mengalami

peningkatan secara signifikan, yaitu di tahun 2013. Selain itu, dapat kita simpulkan

bahwa Kota Sawahlunto patut diapresiasi karena dapat memberantasi buta huruf

dengan sangat baik dimana angka melek huruf tahun terakhir mencapai 99,90.

2.4 Faktor-faktor Penyebab Perkembangan Penduduk Kota SawahluntoPerkembangan penduduk kota Sawahlunto dimulai pada zaman kolonial

Belanda. ketika para ahli geologi dari Belanda menemukan cadangan batu bara dalam

jumlah yang besar pada akhir abad ke-19. Sawahlunto mulai menjadi pemukiman

pekerja tambang yang didatangkan dari berbagai kawasan pada tahun 1887, yakni

ketika uang sejumlah sekitar 5,5 juta Gulden di investasikan oleh pemerintah kolonial

Belanda untuk membangun fasilitas beserta infrastruktur yang diperlukan guna

membangun pertambangan Batubara yang akan di beri nama Tambang Batu Bara

Ombilin. Pemukiman ini terus berkembang mejadi sebuah kota kecil dengan

penduduk yang intinya adalah pegawai dan pekerja tambang.

Ketika pada tahun 1918 Sawahlunto dikategorikan sebagai Gemeentelijk

Ressort atau Gemeente dengan luas wilayah 778 ha, hal ini karena ada kaitannya

dengan puncak keberhasilan kegiatan pertambangan tersebut. Pada tahun 1930

wilayah ini berpenduduk 43576 jiwa, diantaranya 564 jiwa adalah orang belanda

Page 12: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

(Eropa). Walaupun demikian Sawahlunto belum sempat menjadi Stadsgemeente, yang

penyelenggaraan kotanya dilakukan oleh stadsgemeenteraad (DPRD) dan

Burgemeester (Walikota).

Sejak tahun 1940 sampai dengan akhir tahun 70-an produksi batubara ombilin

merosot, kembali hanya puluhan ribu ton pertahun. Sawahlunto pun mengalami

kemerosotan yang diindikasikan dari merosotnya jumlah penduduk menjadi hanya

13.561 jiwa pada sensus tahun 1980. Dengan menambah beberapa fasilitas, perubahan

manajemen dan penerapan teknologi baru, usaha penambangan meningkat kembali

sejak awal tahun 80-an, bahkan produknya terus meningkat melampaui 1 juta ton

pertahun pada akhir tahun 90-an. Selain itu, nasionalisasi besar-besaran oleh

pemerintah orde lama menjadikan perusahaan tambang bukit asam sebagai pengelola

tambang batu bara ombilin. Penduduk Sawahlunto juga meningkat menjadi 15.279

menurut sensus tahun 1990, walaupun demikian laju pertumbuhan penduduk yang

hanya 1,2% pertahun ini masih dibawah rata-rata laju pertumbuhan penduduk

Sumatera Barat yang mencapai 1,62% dan tidak tampak mempunyai korelasi dengan

peningkatan produksi batubara. Pada tahun 1990, wilayah administrasi kota

Sawahlunto diperluas dari hanya 0,778 km² menjadi 27,345 km² dan membawa

konsekuensi jumlah penduduknya meningkat. Sehingga pada tahun 1995, jumlah

penduduk kota Sawahlunto mencapai 55.090 orang. Namun pada tahun 1997 ketika

krisis moneter melanda sebagian besar negara-negara di Asia menyebabkan PT. Bukit

Asam mengalami kemerosotan. Di awali dengan suatu perampingan perusahaan demi

mengefesiensikan anggaran, para pekerja tambang mulai di kurangi jumlahnya

dengan cara memberikan pensiunan dini, dirumahkan, atau di mutasikan ke

pertambangan batu bara yang berada di kawasan Sumatera bagian tengah. Dan pada

akhirnya, tahun 2003 PT. Bukit Asam ditarik dari Kota Sawahlunto, sehingga

tambang tersebut tidak beroperasi sama sekali.

Sebelum perusahaan tambang tersebut dicabut, Pemerintah Kota Sawahlunto

sejak tahun 2002 terus berupaya agar Kota Sawahlunto tetap menjadi kota yang

sejahtera. Dengan membuat terobosan-terobosan baru, Pemerintah Kota Sawahlunto

membuat kebijakan “ekonomi pariwisata”. Karena kebijakan sebelumnya, ekonomi

pertambangan tidak bisa mendukung lagi seratus persen permintaan dan penawaran

maka ekonomi pariwisata pun di coba. Upaya tersebut secara institusional dilakukan

dengan cara pengalihan visi kota Sawahlunto pada 24 Desember 2002 yang

Page 13: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

dituangkan dalam Perda 6 tahun 2003 yaitu menjadikan “ Sawahlunto tahun 2020

menjadi kota tambang wisata yang berbudaya”.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Laju pertumbuhan penduduk menggunakan metode geometriTahun Kelompok umur Jumlah

Laki-laki Perempuan2010 28161 28705 568662011 28508 29059 575672012 28756 29312 580862013 29205 29767 589722014 29580 30028 59608

Laju pertumbuhan ‘tahun 2011

% R2011 = P2011−P2010

P2010x100

= 57567−56866

56866x100

= 1.23272% ~1,23%

R2011 = 1.232100

= 0,01232

Laju Pertumbuhan 2012

% R2012 = P2012−P2011

P2011x100

= 58086−57567

57567x100

= 0.87029% ~0,87%

R2011 = 0.8702

100

= 0,8702

Laju pertumbuhan 2013

% R2013 = P2013−P 2012

P2012x 100

= 58972−58086

58086x 100

= 1.52%

R2011 = 1.232100

= 0,0152

Laju pertumbuhan 2014

% R2014 = P2014−P2013

P2013x 100

Page 14: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

= 59608−58972

58972x100

= 1.07%

R2011 = 1.07100

= 0,0107

3.2 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Kota Sawahlunto Tahun 2014

Rumus: Sex Ratio : Jumlah Penduduk Laki−lakiJumlah Penduduk Perempuan

x K

Sex ratio = 2958030028

x100

Sex ratio = 98,51

Ditinjau dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah

penduduk laki-laki di Kota Sawahlunto lebih sedikit dibanding perempuan. Ini terlihat dari

rasio jenis kelamin yang kurang dari 100, yaitu sebesar 98,51.

Perhitungan Dependensi Ratio Tahun 2014Rumus : P( 0-14) + P (65+) x K

P(15-64)

Dependensi Ratio = 17298 + 3673 x 100

38637

= 54,276988

= ~ 54

Jadi, beban tanggungan yang ditanggung oleh 100 orang produktif adalah ~54 orang

Perhitungan Umur Median (Median Age) Tahun 2014Rumus : Md = 1 Md + {(N/2-fx)/fMd}I

Ket : N = 59608

N/2 = 29804

1 Md = 25

fmd = 4719

fx = 30718

I = 5

Median Age = 25 + {( 29804 - 30718)} x 5

4719

= 25 + - 914 x 5

4719

= 25 + - 4570

4719

= 25 – 0,9684

Page 15: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

= 24,031 th

= ~24 th

Jadi, umur median penduduk di kota Sawahlunto tahun 2014 adalah 24 tahun.

Kategori Penduduk Kota SawahluntoKeterangan :

Penduduk Muda ( Md = <20 tahun)

Penduduk Intermediate (Md 20-29 th)

Penduduk Tua (Md =>30 tahun)

Md kota Sawahlunto pada tahun 2014 adalah 24 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kategori

penduduk Sawahlunto termasuk pada kategori Penduduk Intermediet.

Md kota Sawahlunto pada tahun 2013 adalah 24 tahun.

Md kota Sawahlunto pada tahun 2012 adalah 24 tahun.

Md kota Sawahlunto pada tahun 2011 adalah 24 tahun.

Md kota Sawahlunto pada tahun 2010 adalah 23 tahun.

Jika diperhatikan, kecenderungan MD di Kota Sawahlunto adalah 24 tahun, sehingga kota

Sawahlunto tergolong dengan penduduk Intermediate.

Kategori Struktur Penduduk Kota Sawahlunto 2014:Ket: Muda : umur < 15 tahun lebih dari 40 %

umur > 65 tahun kurang dari 10%,, dan sebaliknya.

Jumlah penduduk umur < 15 tahun = 17.298 jiwa

Jumlah penduduk umur > 65 tahun = 3673 jiwa

Jumlah Seluruh Penduduk = 59.608 jiwa

Perhitungan:

Persentase penduduk umur < 15 tahun

17298 x 100% = 29%

59608

Persentase penduduk umur > 65 tahun

3673 x 100% = 6,16 %

59608

Page 16: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

Dari data hasil perhitungan didapatkan presentase penduduk umur < 15 tahun adalah 29%

dan Persentase penduduk umur > 65 tahun adalah 6,16 % sehingga Penduduk Kota

Sawahlunto 2012 termasuk kedala kategori Struktur Tua.

Page 17: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

BAB IV

PENUTUP4.1 Kesimpulan

Simpulan dalam karya ilmiah adalah sebagai berikut.

1) Jumlah Penduduk dan Perkembangan

Jumlah penduduk Kota Sawahlunto dari tahun ke tahun cenderung

meningkat. Peningkatannya pun tidaklah besar, berkisar 0,8 – 1,5

persen. Di tahun 2010 mencapai 56866 jiwa, 2011 sebesar 57567 jiwa,

2012 sebesar 58086 jiwa, 2013 sebesar 58972, dan 2014 sebesar

59608.

2) Persebaran Penduduk di Kota Sawahlunto

Kota Sawahlunto memanglah bukan kota besar, bahkan jumlah

penduduk sawahlunto hanya 59608, alias 1,16 persen dari jumlah

keseluruhan penduduk Sumatera Barat. Dari tahun 2010-2014,

penduduk yang tinggal di kota Sawahlunto semakin meningkat

sehingga penduduk di kota Sawahlunto semakin padat. Jumlah

penduduk tahun 2010 sebesar 56.866 sedangkan tahun 2014 sebesar

59.608. Di tahun yang sama, kecamatan dengan penduduk terbanyak

adalah kecamatan Talawi dengan penduduk sebesar 18.681 jiwa atau

31,34 persen dari keseluruhan. Kecamatan dengan penduduk terendah

adalah Silungkang dengan penduduk sebesar 12.214 jiwa (20,49

persen) dan 10.795 (18,11 persen).

3) Kepadatan Penduduk

Secara umum tingkat kepadatan penduduk Kota Sawahlunto

pada tahun 2014 adalah 217,99 jiwa per kilometer persegi. Kecamatan

dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan

Silungkang dengan kepadatan 327,82jiwa per kilometer persegi.

Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah

adalah Kecamatan Talawi dengan kepadatan 187,96 jiwa per kilometer

persegi.

Page 18: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

4) Laju Pertumbuhan Kota Sawahlunto

Penduduk pada kota Sawahlunto dari tahun 2010-2014 mengalami

peningkatan dan juga penurunan. Hal ini dapat dilihat dari hasil jumlah

Penduduk 2010 hingga tahun 2014. Laju pertumbuhan penduduk pada

tahun 2010-2011 sebesar 1,23 persen. Kemudian tahun 2011-2012 sebesar

0,87 persen, sedangkan tahun 2012-2013 sebesar 1,56, dan tahun 2013-

2014 sebesar 1,08. Tetapi terjadi penurunan dari tahun 2013-2014,

peningkatan laju pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada tahun 2012-

2013 sedangkan penurunan terjadi di tahun 2011-2012 dan 2013-2014,

yaitu 0,87 persen dan 1,08 persen.

5) Perbandingan Jumlah Laki-laki dan Perempuan di Kota Sawahlunto

Dari keseluruhan, sex ratio kota Sawahlunto berkisar 98, yang

artinya dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki-

laki. Jika dirinci pertahun. Sex ratio antar kecamatan juga cukup

bervariasi, namun dari semua kecamatan yang ada, kecamatan dengan

sex ratio di atas 100 yaitu Kecamatan Kecamatan Talawi.

6) Ketenagakerjaan di Kota Sawahlunto

Selama kurun waktu 2010-2014, angkatan kerja di Kota

Sawahlunto mengalami naik turun. Pada periode tahun 2010-2011 terjadi

penurunan sebesar 7,24 persen, kemudian periode selanjutna naik sebesar

5,2 persen. Kemudian di periode 2012-2013 turun lagi sebesar 5,27 persen

dan di periode selanjutnya turun sebesar 2 persen.

7) Angka baca tulis

Angka Melek Huruf merupakan persentase penduduk usia 15 tahun

ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf

lainnya serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam kehidupan sehari-

hari. Angka ini digunakan untuk mengukur keberhasilan program

pemberantasan buta huruf dimana masih tinggi jumlah penduduk yang

tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD., angka melek huruf di Kota

Sawahlunto mengalami peningkatan secara signifikan, yaitu di tahun 2013.

Selain itu, dapat kita simpulkan bahwa Kota Sawahlunto patut diapresiasi

Page 19: Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

karena dapat memberantasi buta huruf dengan sangat baik dimana angka

melek huruf tahun terakhir mencapai 99,90.

8) Faktor-faktor Penyebab Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto

Perkembangan penduudk kota Sawahlunto dimulai pada saat zaman

kolonial belanda. Mereka menemukan sebuah tambang batu bara, dan

menjadikan sawahlunto yang dulunya hanya sebuah desa menjadi kota

kecil. Seperti halnya pertambangan lainnya, pertambangan di

sawahlunto pun ada lia-likunya, kadang habis dan dengan mengganti

teknologi, mereka mendapatkan lagi. Kemudian saat orde lama

kepemiikan tambang jatuh ke PT. Bukit Asam. Hingga tahun 2003

perusahaan tersebut hengkang dari kota sawahlunto. Berkat pemerintah

kota Sawahlunto, mereka mengubah visi misi mereka menjadi kota

tambang wisata yang berbudaya.

4.2 Saran1) Kepada BPS kota Sawahlunto kami berharap agar website dan publikasi data-data

kependudukan lebih diperhatikan dann selalu up date.

2) Kepada pemerintah Kota Sawahlunto agar lebih lebih fokus dalam membenahi

permasalahan masyarakat kota khususnya didaerah masalah kesehatan dan

pendidikan. Dan terus kembangkan objek-objek wisata baru agar lebih banyak

mendapatkan para wisatawan dalam negeri maupun luar negeri.