Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto
-
Upload
syarif-almaliki -
Category
Documents
-
view
22 -
download
10
description
Transcript of Kondisi Dan Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto
KONDISI DAN PERKEMBANGAN PENDUDUK KOTA
SAWAHLUNTO
SUMATERA BARAT
Disusun Oleh:
MUHAMMAD ZAKIE ARFIANSYAH (1231500026)
NIA HARTINI (1231500005)
VIAN RAHMAT DWI YANTO (12315000)
PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
TAHUN 2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan makalah kondisi demografi yang berjudul “KONDISI DAN
PERKEMBANGAN PENDUDUK KOTA SAWAHLUNTO SUMATERA BARAT”. Saya
mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu
saya dalam pembuatan makalah ini, sehingga penulisan makalah ini dapat di selesaikan
sesuai dengan waktu yang saya harapkan. Makalah ini masih jauh dari sempurna oleh sebab
itu penulis mengharapkan kritik dan sarannnya yang bersifat membangun demi
menyempurnakan makalah ini.
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada kedua orang tua kami, karena berkat
doa dan dukungannya kami bisa menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. Kepada dosen bahasa
Indonesia yang telah membantu dan membimbing kami serta kepada teman-teman yang
sudah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan
karya tulis ilmiah ini.
Saya berharap semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembaca, penulis, dan
bermanfaat untuk menambah wawasan kita semua.
Tangerang, 20 Desember 2015
Penulis
DAFTAR ISIKATA PENGANTAR............................................................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................III
BAB I.......................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................................................1
Latar Belakang.....................................................................................................................................1
Tujuan Penelitian.................................................................................................................................1
Ruang Lingkup....................................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................3
GAMBARAN UMUM...........................................................................................................................3
Kondisi Kependudukan di Kota Sawahlunto.......................................................................................3
Jumlah Penduduk dan Perkembangan.............................................................................................3
Persebaran Penduduk di Kota Sawahlunto......................................................................................4
Kepadatan Penduduk.......................................................................................................................4
Laju Pertumbuhan Kota Sawahlunto...............................................................................................5
Perbandingan Jumlah Laki-laki dan Perempuan di Kota Sawahlunto.............................................5
Ketenagakerjaan di Kota Sawahlunto..................................................................................................6
Angka baca tulis...................................................................................................................................7
Faktor-faktor Penyebab Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto.................................................8
BAB III..................................................................................................................................................10
PEMBAHASAN....................................................................................................................................10
3.1 Laju pertumbuhan penduduk menggunakan metode geometri....................................................10
3.2 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Kota Sawahlunto Tahun 2014................................................10
Perhitungan Dependensi Ratio Tahun 2014......................................................................................11
Perhitungan Umur Median (Median Age) Tahun 2014.....................................................................11
Kategori Penduduk Kota Sawahlunto................................................................................................11
Kategori Struktur Penduduk Kota Sawahlunto 2014:........................................................................12
BAB IV..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
Kesimpulan........................................................................................................................................13
Saran..................................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangDalam hal ini saya mengambil data kependudukan dan ketenagakerjaan di daerah
Kota Sawahlunto. Meneliti masalah kependudukan dan ketenagakerjaan sangatlah
penting dikarenakan untuk melihat suatu daerah sedang berkembang atau sudah maju
salah satu faktornya yaitu melihat hal tersebut. Dalam mencari dan menyusun data ini
dilandaskan atas dasar mencari tahu permasalahannya dan mencoba memproyeksikan
penduduk yang akan datang. Dalam hal ini sangat berguna untuk mengetahui apa yang
dapat dilakukan untuk memajukan suatu daerah dengan melihat kekurangannya dan
memperbaiki sebuah masalah yang terjadi di daerah tersebut. Dalam ilmu demografi, jika
ingin mencari data mengenai suatu daerah faktor pokok yang wajib dicari yaitu
kependudukan dan ketenagakerjaan. Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan
dan keadaan perubahan-perubahan penduduk yang berhubungan dengan komponen-
komponen perubahan tersebut seperti kelahiran, kematian, migrasi, sehingga
menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin
tertentu. Penduduk adalah sekelompok orang yang bertempat tinggal di suatu wilayah.
Tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu daerah yang dapat
memproduksi barang dan jasa.
1.2 Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kondisi penduduk Kota Sawalunto.
2. Mengetahui perkembangan penduduk, kondisi kependudukan dan
ketenagakerjaan di Kota Sawalunto.
3. Mengetahui permasalahan demografi yang ada di daerah tersebut.
1.3 Ruang Lingkup Ruang lingkup pada tinjauan ini meliputi ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup
substansi.
1.1.1 Ruang Lingkup Wilayah
Alasan saya memilih untuk mencari data mengenai kependudukan dan
ketenagakerjaan di Kota Sawalunto dikarenakan data yang ada sangat lengkap.
Terlihat dari situs web yang dimiliki pemerintah Kota Sawalunto sangat tertata dan
tersusun rapih, sehingga kita dimudahkan untuk mengetahui dan mencari data yang
diperlukan. Dapat dikatakan pemerintah tersebut sangat transparan mengenai garis
besar daerah tersebut serta masalah yang dihadapi beserta solusinya.
1.1.2 Ruang Lingkup Substansi
Saya mengambil data mengenai kependudukan berdasarkan kelompok umur
dan jenis kelamin, angka kelahiran dan kematian kasar, distribusi dan kepadatan
penduduk, pendidikan yang ditamatkan, dan transmigrasi. 1.4 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan tentang latar belakang mengenai
kependudukan dan ketenagakerjaan yang ada di Kota Sawalunto, ruang lingkup
mengenai alasan saya memilih daerah tersebut serta substansi mengenai
kependudukan dan ketenagakerjaan, dan sistematika penulisan.
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Kondisi Kependudukan di Kota Sawahlunto2.1.1 Jumlah Penduduk dan Perkembangan
Jumlah penduduk Kota Sawahlunto dari tahun ke tahun cenderung
meningkat. Pada tahun 2010 jumlah penduduk di kota Sawahlunto mencapai 56.866
jiwa. Kemudian di tahun selanjutnya mencapai 57.567 jiwa, meningkat 1,23 persen
daripada tahun sebelumnya. Tahun 2012 mencapai 58.068 jiwa, meningkat 0,87
persen dari tahun sebelumnya. Tahun 2013 merupakan tahun dengan pertumbuhan
yang meningkat tajam. Di tahun ini mencapai 58.972 jiwa, meningkat 1,56 persen.
Dan di tahun 2014 mencapai 59.608 jiwa. Menurut pengamatan kami, kecamatan
Talawi merupakan kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak, sedangkan
kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil yaitu kecamatan Silungkang.
2010 2011 2012 2013 20140
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
18000
20000
Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto per Kecamatan Tahun 2010-2014
Silungkang Lembah Segar Barangin Talawi
Grafik 2.1 Perkembangan penduduk kota Sawahlunto per kecamatan tahun 2010-
2014
2.1.2 Persebaran Penduduk di Kota SawahluntoPersebaran penduduk di Sumatera Barat tidak merata. Pada tahun 2014 porsi
terbesar penduduk Sumatera Barat berada di Kota Padang (17,33%), yang merupakan
ibukota Provinsi di Sumatera Barat. Selebihnya berada di Kabupaten Agam (9,21%),
Kabupaten Pesisir Selatan (8,7%) dan tersebar di kabupaten/kota lain berkisar 0,97-
7,86 persen. Pola persebaran penduduk seperti ini sejak tahun 2004 tidak banyak
berubah. Dari tahun 2010-2014, penduduk yang tinggal di kota Sawahlunto semakin
meningkat sehingga penduduk di kota Sawahlunto semakin padat. Jumlah penduduk
tahun 2010 sebesar 56.866 sedangkan tahun 2014 sebesar 59.608. Di tahun yang
sama, kecamatan dengan penduduk terbanyak adalah kecamatan Talawi dengan
penduduk sebesar 18.681 jiwa atau 31,34 persen dari keseluruhan. Diikuti dengan
kecamatan Barangin dengan penduduk sebesar 17.918 jiwa atau 30, 06 persen. Posisi
ketiga dan terakhir ditempati oleh Lembah Segar dan Silungkang dengan penduduk
sebesar 12.214 jiwa (20,49 persen) dan 10.795 (18,11 persen). Untuk tahun-tahun
sebelumnya dapat dilihat pada tabel dibawah.
Tabel 2.1
Persebaran
Penduduk di Kota
Sawahlunto
2.1.3 Kepadatan PendudukSecara umum tingkat kepadatan penduduk Kota Sawahlunto pada tahun
2014 adalah 217,99 jiwa per kilometer persegi. Tingkat kepadatan penduduk antar
kecamatan cukup bervariasi. Kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk
tertinggi adalah Kecamatan Silungkang dengan kepadatan 327,82jiwa per kilometer
persegi. Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah adalah
Kecamatan Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Talawi 17.683 17.945 18.143 18.448 18.681
Barangin 16.912 17.174 17.377 17.681 17.918
Lembah Segar 12.145 12.150 12.111 12.206 12.214
Silungkang 10.126 10.298 10.437 10.637 10.795
Kecamatan Talawi dengan kepadatan 187,96 jiwa per kilometer persegi. Dua
kecamatan lainnya, Lembah Segar dan Barangin masing-masing 232,29 dan 202,34.
Di tahun 2013,
Silungkang Lembah Segar Barangin Talawi0
50
100
150
200
250
300
350
Kepadatan Penduduk Kota Sawahlunto Tahun 2014
2010 2013 2012 2011 2014
Grafik 2.2 Kepadatan Penduduk Kota Sawahlunto tahun 2014
2.1.4 Laju Pertumbuhan Kota SawahluntoPenduduk pada kota Sawahlunto dari tahun 2010-2014 mengalami
peningkatan dan juga penurunan. Hal ini dapat dilihat dari hasil jumlah Penduduk
2010 hingga tahun 2014. Laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2010-2011 sebesar
1,23 persen. Kemudian tahun 2011-2012 sebesar 0,87 persen, sedangkan tahun 2012-
2013 sebesar 1,56, dan tahun 2013-2014 sebesar 1,08. Tetapi terjadi penurunan dari
tahun 2013-2014, peningkatan laju pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada tahun
2012-2013 sedangkan penurunan terjadi di tahun 2011-2012 dan 2013-2014, yaitu
0,87 persen dan 1,08 persen.
Tahun (dalam persentase)
2010-2011 2011-2012 2012-2013 2013-2014
Laju Pertumbuhan 1,23 0,87 1,56 1,08
Tabel 2.2 Laju Pertumbuhan Kota Sawahlunto
2.1.5 Perbandingan Jumlah Laki-laki dan Perempuan di Kota SawahluntoSex ratio merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dengan
jumlah penduduk perempuan. Dari keseluruhan, sex ratio kota Sawahlunto berkisar
98, yang artinya dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki-
laki. Jika dirinci pertahun, Sex ratio penduduk Kota Sawahlunto pada tahun 2014
adalah 98,51 yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98
penduduk laki-laki. Di tahun 2013 sex ratio penduduk kota Sawahlunto adalah 98,11
yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki-laki.
Sex ratio pada tahun 2012 adalah 98,10 yang berarti dalam setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 98 penduduk laki-laki. Di tahun 2011 sex ratio penduduk kota
Sawahlunto adalah 98,10 yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat
98 penduduk laki-laki. Di tahun 2010 sex ratio penduduk kota Sawahlunto adalah
97,12 yang berarti dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 97 penduduk laki-
laki. Sex ratio antar kecamatan juga cukup bervariasi, namun dari semua kecamatan
yang ada, kecamatan dengan sex ratio di atas 100 yaitu Kecamatan Kecamatan
Talawi.
0-45-9
10-1415-1920-2425-2930-3435-3940-4445-4950-5455-5960-64
65+
-4000 -3000 -2000 -1000 0 1000 2000 3000 4000
Piramida Penduduk Kota Sawahlunto Tahun 2014
Laki-laki Perempuan
Grafik 2.3 Piramida Penduduk Sawahlunto tahun 2014
2.2 Ketenagakerjaan di Kota SawahluntoTenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja, baik yang
sudah bekerja maupun aktif mencari kerja, yang masih mau dan mampu untuk
melakukan pekerjaan. Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang sangat penting
bagi setiap negara di samping faktor alam dan faktor modal. Tenaga kerja disebut
sebagai faktor produksi karena meskipun suatu negara memiliki sumber daya alam
dan modal yang besar ia tetap membutuhkan tenaga kerja sebagai salah satu faktor
produksinya
Angkatan kerja dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pekerja (employed) dan
bukan pekerja atau pengangguran (unemployed). Pekerja adalah penduduk angkatan
kerja yang telah mendapat pekerjaan penuh, sedangkan pengangguran adalah
penduduk usia kerja tetapi belum mendapatkan kesempatan bekerja. Tenaga kerja
adalah modal dalam pembangunan ekonomi. Jumlah dan komposisi tenaga kerja akan
mengalami perubahan seiring dengan pertumbuhan penduduk. Tenaga Kerja yang
aktif secara ekonomi disebut angkatan kerja. Tingkat Partisipasi Angkatan (TPAK)
adalah ukuran yang menggambarkan jumlah penduduk digolongkan sebagai angkatan
kerja untuk setiap 100 pekerja.
Selama kurun waktu 2010-2014, angkatan kerja di Kota Sawahlunto
mengalami naik turun. Pada periode tahun 2010-2011 terjadi penurunan sebesar 7,24
persen, kemudian periode selanjutna naik sebesar 5,2 persen. Kemudian di periode
2012-2013 turun lagi sebesar 5,27 persen dan di periode selanjutnya turun sebesar 2
persen. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut
Jenis Kegiatan Tahun (dalam bentuk persen)
2010 2011 2012 2013 2014
Angkatan Kerja 74,81 67,57 72,77 67,50 65,50
Bekerja 64,05 64,45 68,35 63,34 61,33
Tidak Bekerja 10,76 3,12 4,42 4,16 4,18
Bukan Angkatan Kerja 25,19 32,43 27,23 32,50 31,50
Jumlah 100 100 100 100 100
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 74,81 67,57 72,77 67,50 65,50
Tingkat Pengangguran Terbuka 14,39 4,62 6,07 6,16 6,38
Tabel 2.4 Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kegiatan Utama
2.3 Angka baca tulisAngka Melek Huruf merupakan persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat
membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya serta mengerti sebuah
kalimat sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Angka ini digunakan untuk mengukur
keberhasilan program pemberantasan buta huruf dimana masih tinggi jumlah
penduduk yang tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD. Selain itu juga
digunakan untuk menunjukkan kemampuan penduduk dalam menyerap informasi
serta menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis. Di
bawah ini adalah tabel angka melek huruf di Kota Sawahlunto tahun 2010-2014
Tahun
2010 2011 2012 2013 2014
Angka Melek Huruf 98,55 98,62 98,63 99,73 99,90
Tabel 2.5 Persentase angka melek huruf di Kota Sawahlunto
Jika dilihat dari table diatas, angka melek huruf di Kota Sawahlunto mengalami
peningkatan secara signifikan, yaitu di tahun 2013. Selain itu, dapat kita simpulkan
bahwa Kota Sawahlunto patut diapresiasi karena dapat memberantasi buta huruf
dengan sangat baik dimana angka melek huruf tahun terakhir mencapai 99,90.
2.4 Faktor-faktor Penyebab Perkembangan Penduduk Kota SawahluntoPerkembangan penduduk kota Sawahlunto dimulai pada zaman kolonial
Belanda. ketika para ahli geologi dari Belanda menemukan cadangan batu bara dalam
jumlah yang besar pada akhir abad ke-19. Sawahlunto mulai menjadi pemukiman
pekerja tambang yang didatangkan dari berbagai kawasan pada tahun 1887, yakni
ketika uang sejumlah sekitar 5,5 juta Gulden di investasikan oleh pemerintah kolonial
Belanda untuk membangun fasilitas beserta infrastruktur yang diperlukan guna
membangun pertambangan Batubara yang akan di beri nama Tambang Batu Bara
Ombilin. Pemukiman ini terus berkembang mejadi sebuah kota kecil dengan
penduduk yang intinya adalah pegawai dan pekerja tambang.
Ketika pada tahun 1918 Sawahlunto dikategorikan sebagai Gemeentelijk
Ressort atau Gemeente dengan luas wilayah 778 ha, hal ini karena ada kaitannya
dengan puncak keberhasilan kegiatan pertambangan tersebut. Pada tahun 1930
wilayah ini berpenduduk 43576 jiwa, diantaranya 564 jiwa adalah orang belanda
(Eropa). Walaupun demikian Sawahlunto belum sempat menjadi Stadsgemeente, yang
penyelenggaraan kotanya dilakukan oleh stadsgemeenteraad (DPRD) dan
Burgemeester (Walikota).
Sejak tahun 1940 sampai dengan akhir tahun 70-an produksi batubara ombilin
merosot, kembali hanya puluhan ribu ton pertahun. Sawahlunto pun mengalami
kemerosotan yang diindikasikan dari merosotnya jumlah penduduk menjadi hanya
13.561 jiwa pada sensus tahun 1980. Dengan menambah beberapa fasilitas, perubahan
manajemen dan penerapan teknologi baru, usaha penambangan meningkat kembali
sejak awal tahun 80-an, bahkan produknya terus meningkat melampaui 1 juta ton
pertahun pada akhir tahun 90-an. Selain itu, nasionalisasi besar-besaran oleh
pemerintah orde lama menjadikan perusahaan tambang bukit asam sebagai pengelola
tambang batu bara ombilin. Penduduk Sawahlunto juga meningkat menjadi 15.279
menurut sensus tahun 1990, walaupun demikian laju pertumbuhan penduduk yang
hanya 1,2% pertahun ini masih dibawah rata-rata laju pertumbuhan penduduk
Sumatera Barat yang mencapai 1,62% dan tidak tampak mempunyai korelasi dengan
peningkatan produksi batubara. Pada tahun 1990, wilayah administrasi kota
Sawahlunto diperluas dari hanya 0,778 km² menjadi 27,345 km² dan membawa
konsekuensi jumlah penduduknya meningkat. Sehingga pada tahun 1995, jumlah
penduduk kota Sawahlunto mencapai 55.090 orang. Namun pada tahun 1997 ketika
krisis moneter melanda sebagian besar negara-negara di Asia menyebabkan PT. Bukit
Asam mengalami kemerosotan. Di awali dengan suatu perampingan perusahaan demi
mengefesiensikan anggaran, para pekerja tambang mulai di kurangi jumlahnya
dengan cara memberikan pensiunan dini, dirumahkan, atau di mutasikan ke
pertambangan batu bara yang berada di kawasan Sumatera bagian tengah. Dan pada
akhirnya, tahun 2003 PT. Bukit Asam ditarik dari Kota Sawahlunto, sehingga
tambang tersebut tidak beroperasi sama sekali.
Sebelum perusahaan tambang tersebut dicabut, Pemerintah Kota Sawahlunto
sejak tahun 2002 terus berupaya agar Kota Sawahlunto tetap menjadi kota yang
sejahtera. Dengan membuat terobosan-terobosan baru, Pemerintah Kota Sawahlunto
membuat kebijakan “ekonomi pariwisata”. Karena kebijakan sebelumnya, ekonomi
pertambangan tidak bisa mendukung lagi seratus persen permintaan dan penawaran
maka ekonomi pariwisata pun di coba. Upaya tersebut secara institusional dilakukan
dengan cara pengalihan visi kota Sawahlunto pada 24 Desember 2002 yang
dituangkan dalam Perda 6 tahun 2003 yaitu menjadikan “ Sawahlunto tahun 2020
menjadi kota tambang wisata yang berbudaya”.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Laju pertumbuhan penduduk menggunakan metode geometriTahun Kelompok umur Jumlah
Laki-laki Perempuan2010 28161 28705 568662011 28508 29059 575672012 28756 29312 580862013 29205 29767 589722014 29580 30028 59608
Laju pertumbuhan ‘tahun 2011
% R2011 = P2011−P2010
P2010x100
= 57567−56866
56866x100
= 1.23272% ~1,23%
R2011 = 1.232100
= 0,01232
Laju Pertumbuhan 2012
% R2012 = P2012−P2011
P2011x100
= 58086−57567
57567x100
= 0.87029% ~0,87%
R2011 = 0.8702
100
= 0,8702
Laju pertumbuhan 2013
% R2013 = P2013−P 2012
P2012x 100
= 58972−58086
58086x 100
= 1.52%
R2011 = 1.232100
= 0,0152
Laju pertumbuhan 2014
% R2014 = P2014−P2013
P2013x 100
= 59608−58972
58972x100
= 1.07%
R2011 = 1.07100
= 0,0107
3.2 Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) Kota Sawahlunto Tahun 2014
Rumus: Sex Ratio : Jumlah Penduduk Laki−lakiJumlah Penduduk Perempuan
x K
Sex ratio = 2958030028
x100
Sex ratio = 98,51
Ditinjau dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin menunjukkan bahwa jumlah
penduduk laki-laki di Kota Sawahlunto lebih sedikit dibanding perempuan. Ini terlihat dari
rasio jenis kelamin yang kurang dari 100, yaitu sebesar 98,51.
Perhitungan Dependensi Ratio Tahun 2014Rumus : P( 0-14) + P (65+) x K
P(15-64)
Dependensi Ratio = 17298 + 3673 x 100
38637
= 54,276988
= ~ 54
Jadi, beban tanggungan yang ditanggung oleh 100 orang produktif adalah ~54 orang
Perhitungan Umur Median (Median Age) Tahun 2014Rumus : Md = 1 Md + {(N/2-fx)/fMd}I
Ket : N = 59608
N/2 = 29804
1 Md = 25
fmd = 4719
fx = 30718
I = 5
Median Age = 25 + {( 29804 - 30718)} x 5
4719
= 25 + - 914 x 5
4719
= 25 + - 4570
4719
= 25 – 0,9684
= 24,031 th
= ~24 th
Jadi, umur median penduduk di kota Sawahlunto tahun 2014 adalah 24 tahun.
Kategori Penduduk Kota SawahluntoKeterangan :
Penduduk Muda ( Md = <20 tahun)
Penduduk Intermediate (Md 20-29 th)
Penduduk Tua (Md =>30 tahun)
Md kota Sawahlunto pada tahun 2014 adalah 24 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa kategori
penduduk Sawahlunto termasuk pada kategori Penduduk Intermediet.
Md kota Sawahlunto pada tahun 2013 adalah 24 tahun.
Md kota Sawahlunto pada tahun 2012 adalah 24 tahun.
Md kota Sawahlunto pada tahun 2011 adalah 24 tahun.
Md kota Sawahlunto pada tahun 2010 adalah 23 tahun.
Jika diperhatikan, kecenderungan MD di Kota Sawahlunto adalah 24 tahun, sehingga kota
Sawahlunto tergolong dengan penduduk Intermediate.
Kategori Struktur Penduduk Kota Sawahlunto 2014:Ket: Muda : umur < 15 tahun lebih dari 40 %
umur > 65 tahun kurang dari 10%,, dan sebaliknya.
Jumlah penduduk umur < 15 tahun = 17.298 jiwa
Jumlah penduduk umur > 65 tahun = 3673 jiwa
Jumlah Seluruh Penduduk = 59.608 jiwa
Perhitungan:
Persentase penduduk umur < 15 tahun
17298 x 100% = 29%
59608
Persentase penduduk umur > 65 tahun
3673 x 100% = 6,16 %
59608
Dari data hasil perhitungan didapatkan presentase penduduk umur < 15 tahun adalah 29%
dan Persentase penduduk umur > 65 tahun adalah 6,16 % sehingga Penduduk Kota
Sawahlunto 2012 termasuk kedala kategori Struktur Tua.
BAB IV
PENUTUP4.1 Kesimpulan
Simpulan dalam karya ilmiah adalah sebagai berikut.
1) Jumlah Penduduk dan Perkembangan
Jumlah penduduk Kota Sawahlunto dari tahun ke tahun cenderung
meningkat. Peningkatannya pun tidaklah besar, berkisar 0,8 – 1,5
persen. Di tahun 2010 mencapai 56866 jiwa, 2011 sebesar 57567 jiwa,
2012 sebesar 58086 jiwa, 2013 sebesar 58972, dan 2014 sebesar
59608.
2) Persebaran Penduduk di Kota Sawahlunto
Kota Sawahlunto memanglah bukan kota besar, bahkan jumlah
penduduk sawahlunto hanya 59608, alias 1,16 persen dari jumlah
keseluruhan penduduk Sumatera Barat. Dari tahun 2010-2014,
penduduk yang tinggal di kota Sawahlunto semakin meningkat
sehingga penduduk di kota Sawahlunto semakin padat. Jumlah
penduduk tahun 2010 sebesar 56.866 sedangkan tahun 2014 sebesar
59.608. Di tahun yang sama, kecamatan dengan penduduk terbanyak
adalah kecamatan Talawi dengan penduduk sebesar 18.681 jiwa atau
31,34 persen dari keseluruhan. Kecamatan dengan penduduk terendah
adalah Silungkang dengan penduduk sebesar 12.214 jiwa (20,49
persen) dan 10.795 (18,11 persen).
3) Kepadatan Penduduk
Secara umum tingkat kepadatan penduduk Kota Sawahlunto
pada tahun 2014 adalah 217,99 jiwa per kilometer persegi. Kecamatan
dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan
Silungkang dengan kepadatan 327,82jiwa per kilometer persegi.
Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan penduduk terendah
adalah Kecamatan Talawi dengan kepadatan 187,96 jiwa per kilometer
persegi.
4) Laju Pertumbuhan Kota Sawahlunto
Penduduk pada kota Sawahlunto dari tahun 2010-2014 mengalami
peningkatan dan juga penurunan. Hal ini dapat dilihat dari hasil jumlah
Penduduk 2010 hingga tahun 2014. Laju pertumbuhan penduduk pada
tahun 2010-2011 sebesar 1,23 persen. Kemudian tahun 2011-2012 sebesar
0,87 persen, sedangkan tahun 2012-2013 sebesar 1,56, dan tahun 2013-
2014 sebesar 1,08. Tetapi terjadi penurunan dari tahun 2013-2014,
peningkatan laju pertumbuhan penduduk dapat dilihat pada tahun 2012-
2013 sedangkan penurunan terjadi di tahun 2011-2012 dan 2013-2014,
yaitu 0,87 persen dan 1,08 persen.
5) Perbandingan Jumlah Laki-laki dan Perempuan di Kota Sawahlunto
Dari keseluruhan, sex ratio kota Sawahlunto berkisar 98, yang
artinya dalam setiap 100 penduduk perempuan terdapat 98 penduduk laki-
laki. Jika dirinci pertahun. Sex ratio antar kecamatan juga cukup
bervariasi, namun dari semua kecamatan yang ada, kecamatan dengan
sex ratio di atas 100 yaitu Kecamatan Kecamatan Talawi.
6) Ketenagakerjaan di Kota Sawahlunto
Selama kurun waktu 2010-2014, angkatan kerja di Kota
Sawahlunto mengalami naik turun. Pada periode tahun 2010-2011 terjadi
penurunan sebesar 7,24 persen, kemudian periode selanjutna naik sebesar
5,2 persen. Kemudian di periode 2012-2013 turun lagi sebesar 5,27 persen
dan di periode selanjutnya turun sebesar 2 persen.
7) Angka baca tulis
Angka Melek Huruf merupakan persentase penduduk usia 15 tahun
ke atas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf
lainnya serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam kehidupan sehari-
hari. Angka ini digunakan untuk mengukur keberhasilan program
pemberantasan buta huruf dimana masih tinggi jumlah penduduk yang
tidak pernah bersekolah atau tidak tamat SD., angka melek huruf di Kota
Sawahlunto mengalami peningkatan secara signifikan, yaitu di tahun 2013.
Selain itu, dapat kita simpulkan bahwa Kota Sawahlunto patut diapresiasi
karena dapat memberantasi buta huruf dengan sangat baik dimana angka
melek huruf tahun terakhir mencapai 99,90.
8) Faktor-faktor Penyebab Perkembangan Penduduk Kota Sawahlunto
Perkembangan penduudk kota Sawahlunto dimulai pada saat zaman
kolonial belanda. Mereka menemukan sebuah tambang batu bara, dan
menjadikan sawahlunto yang dulunya hanya sebuah desa menjadi kota
kecil. Seperti halnya pertambangan lainnya, pertambangan di
sawahlunto pun ada lia-likunya, kadang habis dan dengan mengganti
teknologi, mereka mendapatkan lagi. Kemudian saat orde lama
kepemiikan tambang jatuh ke PT. Bukit Asam. Hingga tahun 2003
perusahaan tersebut hengkang dari kota sawahlunto. Berkat pemerintah
kota Sawahlunto, mereka mengubah visi misi mereka menjadi kota
tambang wisata yang berbudaya.
4.2 Saran1) Kepada BPS kota Sawahlunto kami berharap agar website dan publikasi data-data
kependudukan lebih diperhatikan dann selalu up date.
2) Kepada pemerintah Kota Sawahlunto agar lebih lebih fokus dalam membenahi
permasalahan masyarakat kota khususnya didaerah masalah kesehatan dan
pendidikan. Dan terus kembangkan objek-objek wisata baru agar lebih banyak
mendapatkan para wisatawan dalam negeri maupun luar negeri.