Komunitas

74
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas adalah suatu masa usia anak yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Didalam periode ini didapatkan banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum, gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar. Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Sayangnya permaslahan tersebut kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua atau para klinisi serta professional kesehatan lainnya. Pada umumnya mereka masih banyak memprioritaskan kesehatan anak balita. Orang tua dan guru adalah sosok pendamping saat anak melakukan aktivitas kehidupannya setiap hari. Peranan mereka sangat dominan dan sangat menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari. Sehingga sangatlah penting bagi mereka untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan gangguan kesehatan pada anak usia sekolah yang cukup luas dan kompleks. 1

description

Penyakit

Transcript of Komunitas

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, Sekolah Dasar, Sekolah

Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas adalah suatu masa usia anak

yang sangat berbeda dengan usia dewasa. Didalam periode ini didapatkan

banyak permasalahan kesehatan yang sangat menentukan kualitas anak di

kemudian hari. Masalah kesehatan tersebut meliputi kesehatan umum,

gangguan perkembangan, gangguan perilaku dan gangguan belajar.

Permasalahan kesehatan tersebut pada umumnya akan menghambat

pencapaian prestasi pada peserta didik di sekolah. Sayangnya permaslahan

tersebut kurang begitu diperhatikan baik oleh orang tua atau para klinisi serta

professional kesehatan lainnya. Pada umumnya mereka masih banyak

memprioritaskan kesehatan anak balita.

Orang tua dan guru adalah sosok pendamping saat anak melakukan

aktivitas kehidupannya setiap hari. Peranan mereka sangat dominan dan

sangat menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari. Sehingga sangatlah

penting bagi mereka untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan

gangguan kesehatan pada anak usia sekolah yang cukup luas dan kompleks.

Deteksi dinigangguan kesehatan anak usia sekolah dapat mencegah atau

mengurangi komplikasi dan permasalahan yang diakibatkan menjadi lebih

berat lagi. Peningkatan perhatian terhadap kesehatan anak usia sekolah

tersebut, diharapkan dapat tercipta anak usia sekolah Indonesia yang cerdas,

sehat dan berprestasi.

Usia sekolah merupakan waktu yang tepat untuk meletakkan landasan

yang kokoh bagi terwujudnya manusia yang berkualitas sebagai sumber daya

pembangunan bangsa. Hal tersebut yang melatrbelakangi terbentuknya UKS.

Dasar hokum pembentukkan UKS undang-undang RI No 23 tahun 1992

tentang kesehatan sekolah. Pada BAB V pasal 45 ayat 1 dinyatakan bahwa

kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup

1

sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik

dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi

sumber daya manusia yang berkualitas. ( Deden, 2012 ).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan dalam makalah ini yaitu :

1. Apa pengertian dari komunitas dan keperawatan komunitas ?

2. Bagaimana konsep sekolah sehat ?

3. Bagaimana konsep anak usia sekolah ?

4. Bagaimana keperawatan kesehatan sekolah ?

5. Apa peran dan fungsi perawat sekolah ?

6. Bagaimana masalah kesehatan anak usia sekolah ?

C. Tujuan Penulisan

Adapaun tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui pengertian dari komunitas dan keperawatan komunitas.

2. Untuk mengetahui konsep sekolah sehat.

3. Untuk mengetahui konsep anak usia sekolah.

4. Untuk mengetahui keperawatan kesehatan sekolah.

5. Untuk mengetahui peran dan fungsi perawat sekolah.

6. Untuk mengetahui masalah kesehatan anak usia sekolah.

D. Manfaat

Adapun manfaat penulisan dalam makalah ini yaitu :

1. Memberikan informasi kepada anak sekolah dalam pengertian komunitas

dan keperawatan komunitas.

2. Memberikan informasi kepada anak sekolah dalam konsep sekolah sehat.

3. Memberikan informasi kepada anak usia sekolah dalam konsep anak usia

sekolah.

4. Memberikan informasi kepada anak usia sekolah dalam keperawatan

kesehatan sekolah.

2

5. Memberikan informasi kepada anak usia sekolah dalam peran dan fungsi

perawat sekolah.

6. Memberikan informasi kepada anak usia sekolah dalam masalah kesehatan

anak usia sekolah.

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Keperawatan Komunitas

1. Komunitas

Para ahli mendefinisikan komunitas dari berbagai sudut pandang

sebagaimana berikut :

WHO (World health Organisation) 1974 : komunitas sebagai

kelompok social yang ditentukan oleh batas-batas wilayah, nilai-nilai

keyakinan dan minat yang sama serta adanya saling mengenal dan

berinteraksi antara anggota masyarakat yang satu dan yang lainnya.

Spradley (1985) mendefinisikan komunitas : sebagai sekumpulan

orang yang saling bertukar pengalaman penting dalam hidupnya.

Koentjaraningrat (1990) mendefinisikan komunitas adalah sebagai

suatu kesatuan hidup manusia yang menempati suatu wilayah nyata dan

yang berinteraksi menurut suatu system adat istiadat serta terikat oleh

suatu rasa identitas suatu komunitas.

Sounders (1991) mendefinisikan komunitas : sebagai tempat atau

kumpulan orang-orang atau system social. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal

pada wilayah tertentu memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat relative

sama serta adanya interaksi satu sama lain untuk mencapai tujuan.

Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu

dengan sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga,

kelompok atau agregat dan masyarakat. Salah satu agregat di komunitas

adalah kelompok anak usia sekolah yang tergolong kelompok berisiko (at

risk) terhadap timbulnya masalah kesehatan yang terkait perilaku tidak

sehat. Berdasarkan umur kronologis dan berbagai kepentingan, terdapat

berbagai definisi tentang anak usia sekolah yaitu:

4

a. Menurut definisi WHO (World Health Organization) yaitu golongan

anak yang berusia antara 7-15 tahun , sedangkan di Indonesia

lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun.

b. Menurut Wong (2009), usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun.

2. Keperawatan Komunitas

American Nurses Assocation (1973) : suatu sintesa dari praktek

keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat yang diterapkan untuk

meningkatkan dan memelihara kesehatan penduduk.

WHO (World Health Organisation) 1974 : mencakup perawatan

kesehatan keluarga (Nurse Health family) dan juga meliputi kesehatan dan

kesejahteraan masyarakat luas, membantu masyarakat mengidentifikasi

maslah kesehatan sendiri serta memecahkan maslah kesehatan tersebut

sesuai dengan kemampuan yang ada pada mereka sebelum mereka

meminta bantuan kepada orang lain.

Ruth B. Freeman (1981) keperawatan komunitas adalah kesatuan yang

unik dari praktek keperawatan dan kesehatan masyarakat yang ditujukan

kepada pengembangan dan peningkatan kemampuan kesehatan baik diri

sendiri sebagai perorangan maupun secra kolektif sebagai keluarga,

kelompok khusus atau masyarakat dan pelayanan tersebut mencakup

spectrum pelayanan kesehatan untuk masyarakat.

Pradley, 1985, Logan dan Dakwin, 1987 : keperawatan komunitas

adalah pelayanan keperawatan, professional yang ditujukan kepada

masyarakat dengan penekanan pada kelompok risiko tinggi dalam upaya

pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit

dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan

kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam

perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.

3. Tujuan dan Fungsi Keperawatan Komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk mencegah dan

peningkatan kesehatan masyarakat melalui upaya berikut ini:

5

a. Pelayanan keperawatan secara langsung terhadap individu,

keluarga, dan kelompok dalam konteks komunitas

b. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakat dan

mempertimbangkan bagaimana masalah atau isu kesehatan

masyarakat dapat memengaruhi keluarga, individu dan kelompok

Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,

masyarakat mempunyai kemampuan untuk:

a. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami

b. Menetapkan dan memprioritaskan masalah kesehatan

c. Merumuskan serta memecahkan masalah

d. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi

e. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi

yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara

kesehatan secara mandiri.

4. Sasaran Keperawatan Komunitas

1. Individu

2. Keluarga

3. Kelompok khusus:

1) Kelompok khusus dengan kebutuhan kesehatan khusus

sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhan

2) Kelompok khusus dengan kesehatan memerlukan

pengawasan, bimbingan serta asuhan keperawatan

3) Kelompok khusus mempunyai resiko tinggi terserang

penyakit

4. Komunitas

5. Strategi Intervensi Keperawatan Komunitas Proses Kelompok

Pada proses kelompok seseorang dapat mengenal dan mencegah

penyakit karena belajar dari pengalaman sebelumnya, selain karena faktor

6

pendidikan individu, media massa, televisi atau penyuluhan yang

dilakukan oleh petugas kesehatan. Dibagi menjadi 2, yaitu pendidikan

kesehatan dan kerja sama.

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang

dinamis dimana perubahan tersebut bukan sekadar transfer materi atau

teori dari seseorang ke orang lain dan bukan seperangkat prosedur, tetapi

perubahan tersebut terjadi karena adanya kesadaran dari dalam diri

individu, kelompok atau masyarakat sendiri. Tujuan utama pendidikan

kesehatan adalah:

1. Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri

2. Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalahnya,

dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan

dukungan dari luar

3. Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan

taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat

4. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat

5. Mendorong individu agar mampu secara mandiri/kelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat

6. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana

kesehatan yang ada

Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan

masyarakat, jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi

lingkungan masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama ini sangat

dibutuhkan dalam upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan dengan lebih

cepat.

6. Prinsip Keperawatan Komunitas

Berikut ini adalah pertimbangan prinsip dalam melaksanakan

keperawatan komunitas

1. Kemanfaatan. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus

memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada

keseimbangan antara manfaat dan kerugian

7

Komunitas dengan keluarga sebagai unit pelayanan dasar

Lingkungan (biologis, psikologis, sosial, kultural, spiritual)

Kesehatan (Sehat Sakit)

Keperawatan dengan tiga level pencegahan

Manusia

2. Otonomi. Pelaksanaan keperawatan komunitas diberikan

kebebasan untuk melakukan atau memilih alternatif terbaik yang

disediakan untuk komunitas

3. Keadilan. Perawat melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan

kemampuan atau kapasitas komunitas.

7. Falsafah Keperawatan Komunitas

Falsafah keperawatan komunitas merupakan pandangan dasar

mengenai hakikat manusia dan esensi keperawatan yang menjadi kerangka

dasar dalam praktik keperawatan. Keperawatan komunitas merupakan

pelayanan yang memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan baik

biologis, psikologis, sosial, kultural, maupun spiritual terhadap kesehatan

komunitas serta memberikan prioritas pada strategi pencegahan penyakit

dan peningkatan kesehatan.

8

1. Manusia. Merupakan komponen paradigma keperawatan yang

menjadi salah satu fokus dari pelayanan keperawatan. Manusia

sebagai pasien yang merupakan makhluk biopsikososial dan

spiritual merupakan kesatuan dari aspek jasmani dan rohani yang

memiliki sifat unik dengan kebutuhan yang berbeda-beda sesuai

dengan tingkat perkembangan masing-masing.

2. Kesehatan. Berbicara tentang kesehatan, maka akan membahas

menganai konsep sehat sakit.

1) Konsep sehat. Sehat adalah suatu kondisi terbebasnya tubuh

dari gangguan pemenuhan kebutuhan dasar pasien atau

komunitas.

2) Konsep sakit. Adalah suatu keadaan tidak menyenangkan

yang menimpa seseorang sehingga menimbulkan gangguan

dalam aktivitas sehari-hari, baik aktivitas jasmani, rohani

maupun sosial.

3. Lingkungan. Lingkungan adalah komponen paradigma

keperawatan yang mempunyai implikasi sangat luas bagi

kelangsungan hidup manusia khusunya menyangkut masalah status

kesehatan sesorang

4. Keperawatan. Adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan

profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan

kesehatan.

B. Konsep Sekolah Sehat

1) Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak Usia Sekolah

a. Pertumbuhan adalah berkaitan dengan masalah perubahan dalam

besar, jumlah, ukuran dan dimensi tingkat sel, organ maupun

individu yang bisa diukur dengan ukuran berat , ukuran panjang,

umur tulang dan keseimbangan metabolic.

b. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam

struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang

teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan.

9

Hal ini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,

jaringan tubuh, organ dan system organ yang berkembang

sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi

fungsinya. Termasuk didalamya adalah perkembangan emosi,

intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan

lingkungannya.

2) PHBS ( Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat )

PHBS di Sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan

oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar

kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu

mencegah penyakit, meningkatkan kesehatnnya serta berperan aktif

dalam mewujudkan lingkungan sehat.

3) Sekolah Sehat

Sekolah sehat adalah sekolah yang mampu menjaga lingkungan

yang kondusif untuk meningkatkan kesehatan peserta didik, guru dan

masyarakat lingkungan sekolah sehingga dapat mengoptimalkan

pertumbuhan fisik dan mental serta perkembangan kecerdasan peserta

didik melalui upaya kesehatan.

4) Pengertian UKS

a. Usaha kesehatan masyarakat yang ditujukan kepada masyarakat

sekolah yaitu : anak didik, guru dan karyaman sekolah lainnya. Yang

dimaksud dengan sekolah adalah SD-SLTA. Prioritas pelaksanaan

UKS diberikan pada SD mengingat SD merupakan dasar dari

sekolah-sekolah lanjutan.

b. Upaya terpadu lintas progam dan lintas sektoral dalam rangka

meningkatkan derajat kesehatan serta membentuk perilaku hidup

sehat anak usia sekolah.

c. Wahana untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat

kesehatan anak usia sekolah yang berada di sekolah sedini mungkin.

5) Health Promoting School

Sekolah yang telah melaksanakan UKS dengan cirri-ciri

melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan maslah kesehatan

10

sekolah, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan aman,

memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan, ada kebijakan dan

upaya sekolah untuk mempromosikan kesehatan dan berperan aktif

dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.

C. Konsep Anak Usia Sekolah

1. Pengertian Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12

tahun yang masih duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan

perkembangan sesuai usianya. Anak usia sekolah adalah anak denga usia 7

sampai 15 tahun (termasuk anak cacat) yang menjadi sasaran program

wajib belajar pendidikan 9 tahun.

2. Tahap perkembangan anak usia sekolah

a. Aspek fisik

Kecerdasan perkembangan secara pesat,berpikir makin logis dan

kritis fantasis semakin kuat sehingga sering kali terjadi konflik sendiri,

penuh dengan cita – cita.

b. Aspek sosial

Mengejar tugas – tugas sekolah bermotivasi untuk belajar, namun

masih memiliki kecenderungan untuk kurang hati – hati dan berhati –

hati.

c. Aspek kognitif

Anak bermain dalam kelompok dengan aturan kelompok (kerja

sama). Anak termotivasi dan mengerti hal – hal sistematik.

11

3. Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko

Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12

tahun yang masih duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan

perkembangan sesuai usianya.

Anak usia sekolah merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi

yang dihubungkan dengan peningkatan kemungkinan adanya kejadian

penyakit. Hal ini tidak berarti bahwa jika faktor risiko tersebut ada pasti

akan menyebabkan penyakit, tetapi dapat berakibat potensial terjadinya

sakit atau kondisi yang membahayakan kesehatan secara optimal dari

populasi. Anak usia sekolah merupakan populasi risiko karena beberapa

hal yaitu:

a. Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah.

b. Aktivitas fisik anak semakin meningkat.

c. Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya.

d. Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi

kebutuhan.

4. Peran Dan Fungsi Keluarga Bagi Anak Usia Sekolah

Tugas perkembangan dalam anak usia sekolah menurut Duval dam

Miller Carter dan Mc Goldrik dalam Friedman (1980) :

a. Mensosialisasikan anak - anak termasuk meningkatkan prestasi

sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang

sehat.

b. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

c. Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga.

D. Keperawatan Kesehatan Sekolah

Keperawatan kesehatan sekolah merupakan salah satu area dalam

keperawatan komunitas yang lebih difokuskan dalam upaya pencegahan dan

penatalaksanaan penyakit menular dengan menekankan pada upaya preventif

dan kuratif.

12

Perspektif keperawatan sekolah adalah bagaimana mengintegrasikan

konsep kesehatan dalam kurikulum sekolah melalui berbagai usaha dalam

penemuan dini gangguan kesehatan (case finding), upaya pemeliharaan

kesehatan dan lingkungan sekolah.

Perawat kesehatan sekolah berperan dalam pelaksanaan EPSDT yaitu

Early And Periodic Screening, Diagnosis And Treatment Health Problem.

Progam kesehatan sekolah sangat penting untuk diaplikasikan karena

siswa sekolah sebagai Hazard Environment. Siswa sekolah juga

membutuhkan kesehatan agar dapat belajar secara efektif sehingga dihasilkan

sumber daya yang bermutu.

Tujuan kesehatan sekolah difokuskan pada :

a. Upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

b. Mengidentifikasi maslah kesehatan dan mencari upaya pemecahan

maslah kesehatan.

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pola hidup yang lebih

sehat kepada siswa dan keluarga.

Untuk mencapai upaya tersebut diperlukan progam kesehatan sekolah yang

komprehensif meliputi :

a. Pelayanan kesehatan.

b. Pendidikan kesehatan.

c. Peningkatan kesehatan lingkungan.

d. Aktivitas latihan fisik.

e. Pelayanan bimbingan dan konseling psikologis.

f. Pelayanan makanan yang sehat untuk civitas sekolah.

g. Pelayanan pekerja social.

h. Tenaga promosi kesehatan.

i. Keterlibatan orang tua dan masyarakat dalam peningkatan kesehatan

sekolah.

Upaya pelayanan untuk meningkatkan kesehatan sekolah dapat berupa :

13

a. Pengkajian dan screening siswa sekolah secara periodic.

b. Case Finding.

c. Pelayanan konseling pada siswa sekolah.

d. Kegiatan promosi kesehatan.

e. Upaya pencegahan penyakit.

f. Manajemen kasus.

g. Pelayanan rehabilitasi.

h. Pelayanan keperawatan dan emergensi.

Sebagai area keperawatan yang lebih menekankan pada upaya peningkatan

perilaku hidup sehat baik kognitif maupun afektif yang meliputi :

a. Memenuhi kebutuhan gizi atau nutrisi.

b. Memelihara dan meningkatkan kebersihan diri.

c. Aktivitas dan latihan.

d. Safety dan Security.

e. Pengenalan kesehatan remaja dan sexualitas.

f. Pengenalan kehidupan berkeluarga.

g. Upaya peningkatan hubungan interpersonal.

h. Pencegahan perilaku kekerasan.

i. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan lingkungan.

j. Pertumbuhan dan perkembangan.

k. Penyakit menular dan aspek pencegahannya.

l. Pencegahan dan control penyakit kronik, kesehatan mental dan

emosional.

m. Pengenalan proses menua dan kematian.

Dalam melaksanakan upaya peningkatan kesehatan sekolah diperlukan

kerjasama multidisiplin yang terdiri dari perawat komunitas, guru, orang

tua, pihak administrasi, konseling, tenaga medis, social worker, dokter gigi

dan ahli gizi.

Dasar Titik Tolak UKS Perlu Dijalankan

14

1. Golongan masyarakat usia sekolah (6-8 tahun) merupakan bagian yang

besar dari penduduk Indonesia (=29%) diperkirakan 50% dari jumlah

tersebut adalah anak-anak sekolah.

2. Masyarakat sekolah yang terdiri atas murid, guru serta orang tua murid

merupakan masyarakat yang paling peka terhadap pengaruh

modernisasi dan tersebar merata diseluruh Indonesia.

3. Anak-anak dalam taraf pertumbuhan dan perkembangan sehingga

masih mudah dibina dan dibimbing.

4. Pendidikan kesehatan melalui masyarakat sekolah ternyata paling

efektif diantara usaha-usaha yang ada untuk mencapai kebiasaan hidup

sehat dari masyarakat pada umumnya, karena masyarakat sekolah :

a) Prosentasenya tinggi.

b) Terorganisir sehingga lebih mudah dicapai.

c) Peka terhadap pendidikan dan pembaharuan.

d) Dapat menyebarkan modernisasi.

e) Masyarakat sehat yang akan dating adalah merupakan wujud dari

sikap kebiasaan hidup sehat serta keadaan kesehatan yang dimiliki

anak-anak masa kini.

f) Pembinaan kesehatan anak-anak sekolah (jasmani, rohani dan

social) merupakan investasi bagi bangsa dan Negara.

Progam Pembinaan Anak Usia Sekolah

1. Melalui sekolah :

UKS, dilaksanakan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai dengan

pendidikan menengah, termasuk sekolah agama dan Taman Kanak-

Kanak serta sekolah luar biasa.

2. Di luar sekolah :

Melalui kelompok-kelompok khusus seperti kelompok dasa wisma,

karang taruna, lembaga swadaya masyarakat.

Promosi Kesehatan Di Sekolah

15

1. Pendidikan kesehatan (Health Education) focus pada perubahan

perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan.

2. Pemasaran social (Social Marketing) yang penekanannya pada

pengenalan pelayanan kesehatan melalui kampanye.

3. Upaya penyuluhan (Komunikasi dan Informasi) yanh penekannya pada

penyebaran informasi.

4. Upaya peningkatan (Promotif) yang penekanannya pada upaya

pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

5. Upaya advokasi di bidang kesehatan yaitu upaya mempengaruhi

lingkungan dan pihak lain agar mengembangkan kebijakan yang

berwawasan kesehatan.

6. Pengorganisasian masyarakat (Community Organization).

7. Pengembanagan masyarakat (Community Development).

8. Pergerakan masyarakat (Social mobilization)

9. Pemberdayaan masyarakat (Community Enpowerment)

Upaya Kesehatan Sekolah ( UKS )

1. Alasan perlunya upaya kesehatan sekolah

a. Anak usia sekolah merupakan kelompok umur yang rawan terhadap

masalah kesehatan.

b. Usia sekolah sangat peka untuk menanamkan pengertian dan

kebisaan hidup sehat.

c. Sekolah merupakan institusi masyarakat yang terorganisasi dengan

baik.

d. Keadaan kesehatan anak sekolah akan sangat berpengaruh terhadap

prestasi belajar yang dicapai.

e. Anak sekolah merupakan kelompok terbesar dari kelompok usia

anak-anak yang menerapkan wajib belajar.

f. Pendidikan kesehatan melalui anak-anak sekolah sangat efektif

untuk merubah perilaku dan kebiasaan ibu sehat umumnya.

2. Upaya Peningkatan Kesehatan Anak Sekolah

16

Peningkatan kesehatan anak sekolah dengan titik berat pada upaya

promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitative

yang berkualitas, usaha kesehatan sekolah (UKS) menjadi sangat

penting dan strategis untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-

tingginya. UKS bukan hanya dilaksanakan di Indonesia, tetapi

dilaksanakan diseluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)

telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Prpmoting

School ( Sekolah yang mempromosikan kesehatan ).

3. Upaya Health Promoting School tersebut dengan titik berat pada upaya

promotif dan preventif didukung oleh upaya kuratif dan rehabilitative

yang berkualitas adalah

a. Promotif dan Pencegahan

1) Pemberian nutrisi yang baik dan benar.

2) Perilaku hidup sehat jasmani dan rohani.

3) Deteksi dini dan pencegahan penyakiut penular.

4) Deteksi dini gangguan penyakit kronis pada anak sekolah.

5) Deteksi dini gangguan pertumbuhan anak usia sekolah.

6) Deteksi dini gangguan perilaku dan gangguan belajar.

7) Imunisasi anak sekolah .

b. Kuratif dan Rehabilitasi

1) Penanganan pertama kegawatdaruratan di sekolah.

2) Penanganan pertama kecelakaan di sekolah.

3) Keterlibatan guru dalam penanganan anak dengan gangguan

perilaku dan gangguan belajar.

Skrining Kesehatan Di Sekolah

Pelayanan kesehatan di sekolah diutamakan pada upaya promosi dan

prevensi. Untuk melaksanakan kegiatan prevensi antara lain adalah

penjaringan kesehatan (skrining) yang bertujuan untuk mengetahui secara

dini masalah-masalah yang ada. Hasil skrining dapat digunakan sebagai

acuan dalam perencanaan. Pemantauan dan evaluasi. Skrining merupakan

17

TAHAP I

Dilakukan disekolahPelaksana: GuruPengenalan: gejala sederhanaCara : wawancara dan pengamatan

TAHAP II

Dilakukan: DokterMemisahkan kasusPenetapan tindak lanjut kasusDeteksi: boleh tidaknya dan kesegaran jasmani

TAHAP III

Dilakukan disekolahPelaksana: PerawatPengenalan: gejala Cara : wawancara dan pengamatan

TAHAP IV

Dilakukan guru terlatihTes: Kesegaran jasmani

Dokumentasi:Parameter yang sifatnya petunjukPrevalensi tinggiLangsung mengganggu proses belajarMenyebabkan cacat fisik/mental/sosialKekhususan lain

sejumlah prosedur pemeriksaan kesehatan yang mempunyai tujuan untuk

memisahkan anak yang “tidak sehat” dengan yang “sehat”. Pengertian tidak

sehat diartikan sebagai suatu kondisi anak yang menyebabkan menurunnya

produktivitas belajar pada anak tersebut.

18

Pelaksanaan skrining dilakukan oleh satu tim kesehatan yang

terdiri dari 1 orang dokter umum, 1 orang dokter gigi, 1 orang perawat

umum, tenaga laboratorium, petugas gizi dan tenaga kesehatan lain yang

terkait. Selain itu juga dibantu oleh dua orang guru pembina UKS (Guru

bidang studi penjas kesehatan). Prosedur skrining dilaksanakan secara

bertahap dan kemudian dilakukan pendokumentasian.

Kegiatan utama pelayanan kesehatan di sekolah dasar

Pelayanan kesehatan di sekolah dasar diutamakan pada upaya

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), serta

penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) yang dilaksanakan

melalui kegiatan berikut :

1. Peningkatan kesehatan (promotif) dilaksanakan melalui kegiatan

intrakulikuler dan penyuluhan kesehatan serta latihan ketrampilan

oleh tenaga kesehatan di sekolah. Misalnya kegiatan penyuluhan gizi,

kesehatan pribadi, penyakit menular, cara menggosok gigi yang benar,

cara mengukur tinggi dan berat badan, serta cara memeriksa

ketajaman penglihatan.

2. Tindakan pencegahan (preventif) dilaksanakan melalui kegiatan

peningkatan daya tahan tubuh, pemutusan mata rantai penularan

penyakit, dan penghentin proses penyakit pada tahap dini sebelum

timbul penyakit. Misalnya, imunisasi yang dilakukan oleh petugas

puskesmas, pemberantasan sarang nyamuk, pengobatan sederhana

oleh dokter kecil, kegiatan penjaringa (skrining) kesehatan bagi siswa

SD kelas satu dan pemeriksaan berkala setiap enam bulan bagi seluruh

siswa.

19

3. Penyembuhan dan pemulihan (kuratif dan rehabilitatif) dilakukan

melalui kegiatan pencegahan komplikasi dan kecacatan akibat proses

penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik yang

cedera atau cacat agar dapat berfungsi dengan normal lagi.

Kegiatan dapat berupa pengobatan ringan dan pertolongan pertama

di sekolah serta rujukan medis ke puskesmas untuk mengurangi derita

sakit, kasus kecelakaan, keracunan atau kondisi lain yang

membahayakan nyawa, dan kasus penyakit khusus.

Sasaran Usaha Kesehatan di Sekolah

Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari berbagai

tingkat pendidikan sekolah, mulai dari taman kanak-kanak, pendidikan

dasar, pendidikan menengah, pendidikan agama, pendidikan kejuruan, dan

pendidikan khusus (sekolah luar biasa). Untuk sekolah dasar, UKS

diprioritaskan pada kelas satu, tiga, dan enam karena alasan-alasan berikut

ini :

1. Kelas satu

Merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru

dan mulai lepas dari pengawasan orang tua. Kemungkinan kontak

dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan

dan ketidakmengertian tentang kesehatan. Di samping itu, kelas satu

adalah saat yang baik untuk diberikan imunisasi ulangan. Pada kelas

satu ini dilakukan penjaringan untuk mendeteksi kemungkinan adanya

kelainan yang mungkin timbul sehingga mempermudah pengawasan

untuk jenjang berikutnya.

2. Kelas tiga

Dilaksanakan di kelas tiga untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan

UKS di kelas satu terdahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang

akan dilakukan dalam program pembinaan UKS.

3. Kelas enam

20

Dalam rangka mempersiapkan kesehatan peserta didik ke jenjang

pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan

pemeriksaan kesehatan yang cukup.

Pelayanan Kesehatan Melalui UKS

Pelayanan kesehatan dilakukan agar masyarakat sekolah memiliki

kemampuan dan keterampilan dalam melakukan upaya peningkatan hidup

dan termasuk keikutsertaan peserta didik dalam program “Dokter Kecil”.

Penjelasan mengenai Dokter Kecil adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Dokter Kecil. Yaitu siswa yang memenuhi kriteria dan

terlatih untuk ikut melaksanakan sebagian usahapemeliharaan dan

peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan

lingkungan.

2. Tujuan umum meningkatkan partisipasi siswa dalam program UKS.

Tujuan khusus:

a. Siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah, rumah dan

lingkungannya.

b. Siswa dapat menolong diri sendiri, sesama teman dan orang lain

untuk hidup sehat.

3. Kriteria peserta.

a. Siswa SD kelas 4 dan 5.

b. Berprestasi di sekolah.

c. Berbadan sehat.

d. Berwatak pemimpin dan bertanggung jawab.

e. Berpenampilan bersih dan berperilau sehat.

f. Berbudi pekerti baik dan suka menolong.

g. Izin orang tua.

4. Tugas dan kewajiban dokter kecil:

a. Bersikap santun dan berperilaku sehat.

21

b. Dapat menggerakkan sesama teman/siswa untuk bersama-sama

menjalankan usaha kesehatan terhadap dirinya sendiri.

c. Berusaha bagi terciptanya kesehatan lingkungan baik di sekolah

maupun di rumah.

d. Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan

program di sekolah

5. Kegiatan dokter kecil

a. Menggerakkan dan membimbing teman melaksanakan:

a) Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi.

b) Pengukuran tinggi badan dan berat badan.

c) Penyuluhan kesehatan.

b. Membantu petugas kesehatan melaksanakan:

a) Distribusi obat cacing, vitamin A, dan lain-lain.

b) Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).

c) Pertolongan pertama pada penyakit (P3P).

c. Pengamatan diri tanda-tanda penyakit.

d. Pengamatan kebersihan ruang UKS, warung sekolah dan

lingkungan.

e. Pencatatan dan pelaporan.

f. Melaporkan hal-hal khusus pada guru UKS /Kepala Sekolah yang

ditunjuk.

Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

Program pembinaan lingkungan sekolah sehat mencakup pembinaan

lingkungan sekolah, lingkungan keluarga, masyarakat sekitar, dan unsure-

unsur penunjang.

1. Program pembinaan lingkungan sekolah

a) Lingkungan fisik sekolah

a. Penyediaan dan pemeliharaan tempat penampungan air bersih.

b. Pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah.

c. Pengadaan dan pemeliharaan air limbah.

22

d. Pemeliharaan kamar mandi, WC, kakus, urinoar.

e. Pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruangan kelas, ruang

perpustakaan, ruang laboratorium, dan tempat ibadah.

f. Pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun

sekolah (termasuk penghijauan sekolah).

g. Pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah.

b) Lingkungan mental dan sikap

Program pembinaan lingkungan mental dan sosial yang sehat

dilakukan melalui usaha pemantapan sekolah sebagai lingkungan

pendidikan (wiyata mandala) dengan meningkatkan pelaksanaan

konsep ketahanan sekolah, sehingga tercipta suasana dan hubungan

kekeluargaan yang akrab dan erat antara sesame warga sekolah.

2. Pembinaan lingkungan keluarga

Pembinaan lingkungan bertujuan untuk :

a) Meningkatkan pengetahuan orang tua peserta didik tentang hal-hal

yang berhubungan dengan kesehatan.

b) Meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik

dalam pelaksanaan hidup sehat.

Pembinaan lingkungan keluarga dapat dilakukan antara lain dengan :

a) Kunjungan rumah yang dilakukan oleh pelaksana UKS.

b) Ceramah kesehatan yang dapat diselenggarakan di sekolah bekerja

sama dengan dewan sekolah atau dipadukan dengan kegiatan di

masyarakat dengan koordinasi LKMD.

3. Pembinaan masyarakat sekitar

a) Pembinaan dilakukan dengan cara pendekatan kemasyarakatan,

dapat dilakukan oleh kepala sekolah atau madrasah dan pondok

pesantren, guru, ataupun pembina UKS. Misalnya dengan membina

hubungan baik atau kerja sama dengan masyarakat, LKMD atau

dewan kelurahan, ketua RT/RW, dan organisasi-organisasi

kemasyarakatan lainnya.

23

b) Penyelenggaraan penyuluhan tentang kesehatan dan pentingnya arti

pembinaan lingkungan sekolah sebagai lingkungan belajar yang

sehat. Untuk itu, masyarakat bisa diundang ke sekolah. Pembicara

dapat dimintakan dari puskesmas, pemerintah daerah setempat, dan

narasumber lainnya seperti lembaga swadaya masyarakat.

c) Penyuluhan massa baik secara tatap muka maupun melalui media

cetak dan audio visual.

d) Menyelenggarakan proyek panduan di sekolah atau madrasah dan

pondok pesantren.

4. Program Pembinaan Unsur Penunjang

Program pembinaan unsure penunjang meliputi pembinaan

ketenagaan dan pembinaan sarana serta prasarana yang mendukung

usaha kesehatan di sekolah.

E. Peran dan Fungsi Perawat Sekolah

1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas

Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis

pelayanan keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana

perawat mengambil tanggung jawab untuk berkontribusi meningkatkan

derajad kesehatan masyarakat. Fokus utama upaya CHN adalah

pencegahan penyakit, peningkatan dan mempertahankan kesehatan

dengan tanggung jawab utama perawat CHN pada keseluruhan populasi

dengan penekanan pada kesehatan kelompok populasi daripada individu

dan keluarga.

2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekolah

Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat anak

usia sekolah antara lain :

a. Kolaborator

24

Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral

dalam membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk

menyelesaikan masalah anak sekolah. Seperti halnya perawat

melakukan kemitraan dengan tokoh masyarakat, tokoh agama,

keluarga, guru, kepolisian, psikolog, dokter,LSM dan sebagainya.

b. Koordinator

Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan

anak sekolah, menetapkan penyedia pelayanan untuk anak usia

sekolah.

c. Case finder

Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada

agregat anak usia sekolah, menggunakan proses diagnostik untuk

mengidentifikasi potensial kasus penyakit dan risiko pada anak usia

sekolah.

d. Case manager

Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang rencana

perawatan untuk memenuhi kebutuhan anak usia sekolah, mengawasi

pelaksanaan pelayanan dan mengevaluasi dampak pelayanan.

e. Pendidik

Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak

usia sekolah di masyarakat dan anak usia sekolah di institusi formal,

memberikan pendidikan kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi

dampak pendidikan kesehatan.

f. Konselor

Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan

alternatif solusi, membantu anak usia sekolah mengevaluasi efek

solusi dan pemecahan masalah.

g. Peneliti

Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil

riset pada anak usia sekolah, mendesiminasikan hasil riset.

h. Care giver

25

Mengkaji status kesehatan komunitas anak usia sekolah,

menetapkan diagnosa keperawatan, merencanakan intervensi

keperawatan, melaksanakan rencana tindakan dan mengevaluasi hasil

intervensi.

i. Pembela

Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah,

menentukan kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus anak usia

sekolah terhadap pengambil keputusan, mempersiapkan anak usia

sekolah untuk mandiri.

F. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah

1. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah di Amerika

Anak-anak usia sekolah di Amerika juga mempunyai masalah yang

mirip dengan di Indonesia, yaitu adanya hambatan dalam hal pendidikan

dan kesehatan termasuk pertumbuhan dan perkembangan bio-psiko-

sosialnya yang diperkirakan akan mempengaruhi kehidupannya dimasa

depan. Permasalahan tersebut muncul karena adanya beberapa faktor

penyebab yang antara lain adalah penyakit fisik dan mental, kekejaman

orang tua pada anak, narkoba, perilaku seks bebas yang terkait dengan

HIV dan AIDS, serta kehamilan yang tidak diinginkan. Dari

permalsalahan tersebut diperlukan adanya pengkajian ulang terhadap

kontribusi program pendidikan dan kesehatan dengan tujuan agar mereka

menjadi anak yang terdidik, produktif, bertanggung jawab dan hidup

mandiri.

Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, Departemen

Pendidikan, Departemen Kesehatan dan pelayanan masyarakat melakukan

kerja sama dan langkah terobosan dalam upaya:

26

1. Meningkatkan taraf kehidupan anak dan keluarganya agar

dapatmengembangkan pengetahuan, kepercayaan dan perilaku hidup

sehat dan produktif

2. Memberikan rasa aman, meningkatkan status gizi, pencegahan

penyakit, menggalakkan kegiatan olahraga, pengembangan fisik,

mental dan emosi, mencegah perilaku seks bebas dan penggunaan

obat-obat terlarang termasuk narkotika dan alkohol.

3. Membantu generasi muda dalam mengembangkan ilmu pngetahuan

dan keterlampilan agar dapat bertanggung jawab dalam pencegahan

masalah dan pengambilan keputusan.

2. Masalah Kesehatan Anak Usia Sekolah di Indonesia

Masalah kesehatan anak di Indonesia sudah ditemukan sejak anak

masih berusia dibawah lima tahun (balita), hal ini terjadi karena adanya

beberapa faktor yang berhubungan dengan permasalahan tersebut yang

antara lain adalah:

1. Kurangnya pengetahuan ibu/keluarga tentang pentingnya pemantauan

pertumbuhan dan perkembangan anak.

2. Keterbatasan waktu ibu untuk mengurus anak karena harus ikut

mencari nafkah.

3. Keadaan sosial-ekonomi keluarga yang kurang mendukung.

4. Keterlambatan keluarga dalam pengambilan keputusan yang

berhubungan dengan pelayanan kesehatan.

5. Keterbatasan fasilitas dan sarana pelayanan kesehatan terutama

didaerah perifer.

6. Upaya promosi dan prevensi penyakit belum mendapat prioritas utama

dari pemerintah.

Permasalahan tersebut masih terus berlanjut sampai saat ini dan

bertambah parah dengan adanya krisis ekonomi yang melanda Indonesia

sejak tahun 1998 yang sampai sekarang belum pulih kembali. Masalah lain

yang dihadapi oleh anak-anak pada saat ini adalah:

27

1. Keadaan malnutrisi.

2. Alkoholisme.

3. Penggunaan obat-obat terlarang dan narkotika.

4. Perilaku seks bebas yang berdampak pada penularan penyakit HIV

dan AIDS dan kehamilan diluar nikah.

5. Kecanduan merokok yang diperkirakan sebanyak 23% dari total

penduduk yang berusia diatas 10tahun, 50% dari survei tersebut

memulainya pada usia 15-19 tahun.

6. Penyakit fisik dan mental yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pemerintah mencanangkan

program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang melibatkan departemen

pendidikan, kesehatan, agama dan instansi terkait lainnya untuk

menggalang kerja sama dan koordinasi guna melaksanakan program

tersebut. Program UKS merupakan salah satu wacana untuk

meningkatkan derajat kesehatan anak yang dilakukan melalui Tri-

Program UKS yaitu: pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan

pembinaan lingkungan sehat sekolah.

3. Jenis Masalah Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah

a) Difteri

Corynebacterium difteri adalah kuman batang “gada” gram positif,

pada pewarnaan bisa terlihat formasi mirip huruf Cina. Isolasi kuman

dipermudah dengan media tertentu yaitu sistin telurit agar darah dan

Loeffler. Corynebacterium difteri bisa menimbulkan infeksi pada

faring, laring dan hidung. Infeksi ini menyebabkan gejala-gejala lokal

dan sistemik, efek sistemik terutama karena eksotoksin yang

dikeluarkan oleh mikroorganisme pada tempat infeksi. Difteri didapat

melalui kontak dengan karier atau seseorang yang sedang menderita

difteri. Bakteri dapat disebarkan melalui tetesan air liur akibat batuk,

bersin atau berbicara.

28

Menurut berat ringan infeksi Difteri dibagi menjadi tiga, yaitu

ringan bila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung

dengan gejala hanya nyeri menelan, sedang bila pseudomembran telah

menyerang sampai faring dan menimbulkan bengkak pada laring, dan

berat bila terjadi obstruksi nafas berat yang disertai gejala komplikasi

seperti miokarditis, neuritis, dan nefritis. Terapi infeksi Difteri terbagi

menjadi pengobatan umum, khusus yang dijelaskan dengan cara

pemberian ADS, antibiotika, dan kortikosteroid, serta pengobatan

penyulit.

b) Karies Gigi

Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses

demineralisasi yang progresif pada jaringan keras permukaan gigi oleh

asam organis yang berasal dari makanan yang mengandung gula.

Karies gigi merupakan penyakit yang paling banyak dijumpai di

rongga mulut bersama-sama dengan penyakit periodontal, sehingga

merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut. Banyak faktor

yang dapat menimbulkan karies gigi pada anak, diantaranya adalah

faktor di dalam mulut yang berhubungan langsung dengan proses

terjadinya karies gigi. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya

karies gigi adalah host (gigi dan saliva), substrat (makanan),

mikroorganisme penyebab karies dan waktu.

Usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai

sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh

potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-

fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan

oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk anak mempelajari

dan mencoba sesuatu yang baru di lingkungan mereka. Anak pada

usia ini mulai mengenal dan tertarik dengan makanan jajanan. Anak

pada usia 4-6 tahun ini lebih cenderung untuk makan makanan jajanan

dengan jenis makanan dan minuman yang manis daripada makanan

yang berkhasiat.

29

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Model Pengkajian Komunitas

Dalam memberikan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah

menggunakan pendekatan Community as partner model. Klien (anak usia

sekolah) digambarkan sebagai inti (core) mencakup sejarah, demografi, suku

bangsa, nilai dan keyakinan dengan 8 (delapan) subsistem yang saling

mempengaruhi meliputi lingkungan fisik, pelayanan kesehatan dan sosial,

ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan pemerintahan, komunikasi,

pendidikan dan rekreasi (Anderson, Mc Farlane, 2000 dalam Ervin, 2002).

Delapan subsistem yang dikaji seperti berikut:

1. Pengkajian

1) Data inti komunitas, terdiri dari:

a. Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak

usia sekolah menurut jenis kelamin, golongan umur.

b. Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.

c. Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut

oleh anak usia sekolah berkaitan dengan pergaulan, agama yang

dianut, fasilitas ibadah yang ada, adanya organisasi keagamaan,

kegiatan-kegiatan keagamaan yang dikerjakan oleh anak usia

sekolah.

2) Data subsystem

Delapan subsitem yang dikaji sebagai berikut :

a. Lingkungan Fisik

30

Inspeksi : Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan

lingkungan, aktifitas anak usia sekolah di

lingkungannya, data dikumpulkan dengan

winshield survey dan observasi.

Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia

sekolah dari guru kelas, kader UKS, dan kepala

sekolah melalui wawancara.

Angket : Adanya kebiasaan pada lingkungan anak usia

sekolah yang kurang baik bagi perkembangan

anak usia sekolah.

b. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial

Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia

sekolah, bentuk pelayanan kesehatan bila ada, apakah terdapat

pelayanan konseling bagi anak usia sekolah melalui wawancara.

c. Ekonomi

Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang

tua siswa, jumlah uang jajan para siswa melalui wawancara dan

melihat data di staff tata usaha sekolah.

d. Keamanan dan transportasi.

a) Keamanan : adanya satpam sekolah, petugas penyebarang

jalan.

b) Transportasi

Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah,

adanya bis sekolah untuk layanan antar jemput siswa.

e. Politik dan pemerintahan

Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata

tertib sekolah yang harus dipatuhi seluruh siswa.

f. Komunikasi

a) Komunikasi formal

31

Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah

untuk memperoleh informasi pengetahuan tentang kesehatan

melalui buku dan sosialisasi dari pendidik.

b) Komunikasi informal

Komunikasi atau diskusi yang dilakukan anak usia sekolah

dengan guru dan orang tua, peran guru dan orang tua dalam

menyelesaikan dan mencegah masalah anak sekolah,

keterlibatan guru dan orang tua dan lingkungan dalam

menyelesaikan masalah anak usia sekolah.

g. Pendidikan

Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum

yang digunakan sekolah, dan tingkat pendidikan tenaga pengajar

di sekolah.

h. Rekreasi

Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat

sarana penyaluran bakat anak usia sekolah seperti olahraga dan

seni, pemanfaatannya, kapan waktu penggunaan.

Contoh Pengkajian Komunitas pada Anak Usia Sekolah :

KOMPONEN WINDSHIELD SURVEY

ELEMEN DESKRIPSI

Perumahan dan

lingkungan

(daerah)

Bangunan

Mayoritas bangunan adalah bangunan permanen terbuat dari

tembok.

Arsitektur

Bangunan rumah ukuran kecil dan berdekat – dekatan, satu

dengan lainnya sebagian memiliki perbedaan sesuai dengan

karakteristik kebudayaan dan kepercayaan yang mereka

anut, dan sebagian lainnya memiliki corak yang sama.

32

Sebagian besar rumah lantainya terbuat dari tekel, hanya

sebagian kecil yang berlantaikan semen dan tanah. Rerata

disetiap rumah memiliki pencahayaan yang kurang baik,

sedikitnya rumah yang mempunyai jendela yang dibuka

setiap hari.

Halaman

Sebagian besar penduduk tidak memiliki halaman karena

rumah yang berdesak – desakkan.

Keunikan lingkungan

Hampir seluruh penduduk memanfaatkan teras dengan

tanaman dalam polybag.

Lingkungan

terbuka

Area

RW II Kedung Asem Kelurahan Kedung Baruk Kecamatan

Rungkut Kota Surabaya terdiri dari lima RT yakni RT 01,

RT 02, RT 03, RT 04, dan RT 05.

Kualitas

Lahan terbuka digunakan untuk membuang hasil

pembakaran sampah dan dan beberapa lahan kosong lainnya

untuk area bermain dan tidak dimanfaatkan.

Batas Batas wilayah :

Barat : Kelurahan Kali Rungkut

Timur : Kelurahan Penjaringan Sari

Utara : Kelurahan Medokan Semampir

Selatan : Kelurahan Kali Rungkut

Tingkat sosial

ekonomi

Tingkat Sosial

Sebagian besar masyarakat bersosialisasi dengan baik.

33

Koordinasi antar masyarakat cukup baik dibuktikan dengan

terdapatnya sumber informasi yang jelas dan

tersampaikannya informasi secara merata ke seluruh warga.

Tingkat Ekonomi

Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai karyawan

swasta (buruh pabrik), mayoritas di perindustrian. Sebagian

masyarakat memiliki usaha sendiri antara lain konveksi dan

beberapa usaha mebel, bengkel dan catering.

Kebiasaan Dewasa-tua

Pada pagi dan sore hari sebagian warga bekerja. Dan pada

malam hari warga tidak mempuyai kegiatan. Sedangkan

pengajian rutin ibu-ibu dilakukan tiap hari selasa. Ibu-ibu

PKK mengadakan arisan RW setiap bulan. Setiap bulan di

minggu ketiga pada hari rabu lansia mengadakan senam

lansia serta pemeriksaan tekanan darah di balai kelurahan.

Sedangkan para remaja karang taruna berada di balai RW

( taman baca ).

Anak-anak

Pada pagi mayoritas pergi ke sekolah, siang hari bermain

dengan teman sebaya dan sore hari sebagian mengikuti

kegiatan keagamaan dengan mengaji di TPA dan bermain

sepak bola. Penimbangan pada posyandu balita tiga kali tiap

bulan, pada RT 02, RT 03, RT 04 kegiatannya dijadikan

satu.

Transportasi Menggunakan kendaraan pribadi untuk mobilisasi dengan

menggunakan mobil, motor, dan sepeda, selain itu juga

menggunakan angkutan umum, ataupun jalan kaki.

Situasi jalan beraspal, paving dan hanya ramai saat pagi dan

malam hari.

Fasilitas umum Kesehatan

34

Terdapat Puskesmas di Kecamatan Rungkut.

Sekolah

Terdapat satu TK

Agama

Masjid : 1 buah

Gereja :-

Ekonomi

mebel, konveksi, catering dan bengkel

Pelayanan umum

Terdapat balai RW yang menjadi taman baca dan pertemuan

warga, rumah kader sebagai pusat kegiatan PKK, Posyandu.

Pusat belanja Terdapat rumah toko, pasar, swalayan dengan beraneka

ragam barang dagangan di wilayah RW II.

Suku bangsa Mayoritas penduduk dari suku Jawa.

Agama Mayoritas Beragama Islam Dan Sebagian Kecil Beragama

Kristen, Dan Katolik, Protestan

Kesehatan dan

morbiditas

Penyakit terbanyak yang terjadi di masyarakat selama 6

bulan terakhir adalah ISPA. Sedangkan pada usila penyakit

yang banyak diderita adalah Hipertensi dan Diabetes

Mellitus.

Media Rata-rata warga mempunyai televisi dan radio, fasilitas

telepon rumah dan telepon genggam.

Hasil pengolahan data yang berasal dari angket, wawancara dan observasi

akan disajikan sebagai berikut:

Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur

35

321,2 %

1395,5 %

34413,6 %

2208,7 %

95637,8 %

57522,7 %

25710,1 %

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

Jumlah

PROPORSI PENDUDUK BERDASARKAN UMUR

0 - 11 bln 1 - 4 thn 5 - 12 thn 13 - 17 thn 18 - 35 thn 36 - 50 thn > 50 thn

Prosentase komposisi penduduk di wilayah RW II adalah sebagai berikut:

Berdasarkan grafik di atas proporsi jumlah penduduk menurut

kelompok umur mayoritas berusia antara 18-35 tahun sejumlah 956

orang (37 %) dan minoritas berusia lebih dari 0-11 bulan 32 orang

(1%)

Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan grafik diatas menunjukkan bahwa jumlah antara laki-

laki dan perempuan hampir sama yaitu laki-laki sejumlah 1207 orang

(48%) dan perempuan 1316 orang (52%).

Komposisi penduduk berdasarkan Agama

36

Proporsi Penduduk Berdasar Umur

Laki - Laki, 1207, 48%Perempuan,

1316, 52%

Laki - Laki

Perempuan

321,2 %

1395,5 %

34413,6 %

2208,7 %

95637,8 %

57522,7 %

25710,1 %

0

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1000

Jumlah

PROPORSI PENDUDUK BERDASARKAN UMUR

0 - 11 bln 1 - 4 thn 5 - 12 thn 13 - 17 thn 18 - 35 thn 36 - 50 thn > 50 thn

PROPORSI PENDUDUK BERDASARKAN AGAMA

Hindu, 0 Budha, 0

Protestan15

0,59 %

Katolik27

1,1 %

Islam2481

98,3 %

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

Islam Katolik Protestan Hindu Budha

Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan prosentase penduduk

hampir seluruhnya beragama Islam 2481 (98,3%), dan sebagian kecil

beragama protestan 15 (0,59%).

Proporsi Tingkat Pendidikan Terakhir Penduduk

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa sebagian besar

masyarakat RW II berpendidikan SD sejumlah 403 orang (16%) dan

sebagian kecil tidak sekolah 88 orang (3,5%).

Komposisi Penduduk Berdasarkan Pendidikan Yang Sedang

Berlangsung

37

Tidak Sekolah88

3,5 %

SD403

16 %

SMP416

16,5 %

SMA415

16,4 %

PT128

5,1 %

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

Tidak Sekolah SD SMP SMA PT

PROPORSI PENDUDUK BERDASARKAN PENDIDIKAN TERAKHIR

Jumlah

1034,1 %

933,7 %

35614,1 %

2479,8 %

1706,7 %

1044,1 %

0

50

100

150

200

250

300

350

400

belumsekolah

TK SD SMP SMA PT

PROPORSI PENDUDUK BERDASARKAN PENDIDIKAN YANG SEDANG BERLANGSUNG

Berdasarkan grafik diatas terlihat bahwa sebagian besar

masyarakat RW II berpendidikan SD sejumlah 356 orang (14,1%)

dan sebagian kecil TK sejumlah 93 (3,7%).

Komposisi penduduk berdasarkan status pekerjaan

Berdasarkan grafik diatas, terlihat bahwa sebagian besar masyarakat

RW II adalah bekerja sejumlah 1168 orang (46,3%) dan sebagian kecil

tidak bekerja sejumlah 551 (21,8%).

Komposisi penduduk berdasarkan jenis pekerjaan

38

116846,3 %

55121,8 %

80431,9 %

0

200

400

600

800

1000

1200

bekerja Tidak bekerja belum bekerja

PROPORSI PENDUDUK BERDASARKAN STATUS PEKERJAAN

Series1

Series2

94237,4 %

371,5 %

1897,5 %

0

200

400

600

800

1000

sw asta PNS/TNI/POLRI w irasw asta

Berdasarkan jenis pekerjaan

Series1

Berdasarkan grafik diatas, terlihat bahwa sebagian besar

masyarakat RW II memiliki jenis pekerjaan sebagai swasta sejumlah 942

orang (37,4%) dan sebagian kecil adalah PNS/TNI/POLRI sejumlah 37

(1,5%).

Komposisi penduduk berdasarkan rata – rata penghasilan per bulan

Berdasarkan grafik diatas Sebagian besar penduduk memiliki

penghasilan rata perbulan Rp 500.000 – 1.000.000 sebesar 509 (20,2%)

penduduk dan sebagian kecil > Rp 1.000.000 sebanyak 69 (2,7%)

penduduk.

KONDISI KESEHATAN UMUM

A. Pelayanan kesehatan

1. Proporsi berdasarkan sarana kesehatan terdekat

39

365%

48568%

406%

14120%

81%

RS

Puskesmas

BP

Dokter praktek

Perawat / bidan

PENGHASILAN PENDUDUK RATA - RATA PER BULAN

13219%

50971%

6910%

< Rp 500.000

Rp 500.000 - 1.000.000

> Rp 1.000.000

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa sarana

kesehatan terdekat yang mayoritas di RW II adalah di Puskesmas yaitu

495 orang sebesar 68% dan yang minoritas di Posyandu yaitu perawat /

bidan 8 orang sebesar 1% .

1. Kebiasaan keluarga minta tolong jika sakit

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan

keluarga minta tolong jika sakit yang mayoritas di RW II adalah di

Puskesmas yaitu 456 orang sebesar 65% dan yang minoritas di

Posyandu yaitu perawat / bidan 10 orang sebesar 1% .

2. Proporsi penduduk berdasarkan kebiasaan keluarga sebelum ke

pelayanan kesehatan

40

kebiasaan keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan

47859%

699%

25432%

Beli obat bebas

Jamu

tidak ada

KEBIASAAN KELUARGA MINTA TOLONG JIKA SAKIT

598%

45665%

193%

233%

14320%

101%

RS Puskesmas BP Posyandu Dokter Praktek Perawat/ bidan

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa kebiasaan

keluarga sebelum ke pelayanan kesehatan yang mayoritas di RW II

adalah membeli obat bebas yaitu 478 penduduk sebesar 59 % dan yang

minoritas membeli jamu 69 penduduk yaitu sebesar 9 % .

3 . Proporsi penduduk berdasarkan sumber pendanaan kesehatan

Keluarga

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa sumber

pendanaan kesehatan keluarga yang mayoritas di RW II adalah

tabungan yaitu sebesar 254 (36 %) dan yang minoritas adalah dana

sehat yaitu 22(3 %) .

4. Proporsi penduduk berdasarkan Sarana transportasi yang mudah

untuk menuju pusat kesehatan

41

PROPORSI SUMBER PENDANAAN KESEHATAN KELUARGA

13419%

25436%22

3%

11015%

19027%

ASTEK/ASKES

Tabungan

Dana sehat

JPS

Tidak ada

SARANA TRANSPORTASI

18326%

9313%

517%

61%

34749%

304%

Angkot Becak Jalan Mobil pribadi Sepeda motor Sepeda gayung

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa sarana

transportasi yang mudah untuk menuju pusat kesehatan yang mayoritas

di RW II adalah sepeda motor yaitu sebesar 49 % dan yang minoritas

adalah mobil pribadi yaitu sebesar 1 % .

5. Proporsi penduduk berdasarkan Jarak rumah dengan pelayanan

Kesehatan

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa jarak rumah

dengan pelayanan kesehatan yang mayoritas di RW II adalah < 1 Km

yaitu sebesar 389 (54 %) dan yang minoritas adalah > 5 Kmyaitu

sebesar 11( 2 %) .

42

PROPORSI PENDUDUK BERDASARKAN JARAK RUMAH DENGAN PELAYANAN KESEHATAN

38954%

17425%

13619%

112%

< 1 Km

1-2 Km

2-5 Km

> 5 Km

B. Masalah kesehatan khusus

Proporsi penduduk berdasarkan Penyakit sering diderita keluarga

dalam 6 bln terakhir

PENYAKIT YANG SEING DI DERITA DALAM 6 BULAN TERAKHIR

289 40 %

3 0,4 %

2 0,2 %

37 5,1 %

22 3,04 %

23 3,1 %

26 3,6 %

19 , 2,6 %

18 2,4 %

11 1,5 %

13 1,8 %

20 2,7 %

32 4,43 %

69 9,5 %

7 0,9 %

10 1,3 %

8 1,1 %

Tidak ada113

15,6 %

0 50 100 150 200 250 300 350

DBD

Batuk pilek

Astma

TBC

Typus

Alergi

Hipertensi

DM

Asam urat

Nyeri punggung

Stroke

Diare

Katarak

Ginjal

Gastritis

Jantung

Rheumatik artritris

Tidak ada

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa penyakit yang sering

diderita klg dalam 6 bln terakhir yang mayoritas di RW II adalah batuk pilek yaitu

sebesar 289 (40 %) dan yang minoritas adalah alergi yaitu sebesar 2 (0,2) % .

43

C. Anak dan remaja

1) Proporsi berdasarkan usia anak saat ini

Berdasarkan hasil diatas didapatkan mayoritas keluarga mempunyai

usia anak sekolah / remaja yaitu 6-10 th sebesar 185 (40 %) dan minoritas

usia 11-15 th sebesar 122 (27 %) .

2) Proporsi berdasarkan kegiatan anak diluar sekolah

44

PROPORSI USIA ANAK SAAT INI

18540%

12227%

15033%

6-10 th

11-15 th

16-21 th

18440 %

5512 %

10824 %

11024 %

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Keagamaan Karang taruna Olah raga Lain lain

PROPORSI KEGIATAN ANAK DILUAR SEKOLAH

Series1

Berdasarkan hasil diatas didapatkan mayoritas kegiatan anak diluar

sekolah yaitu keagamaan sebesar184(40 %) dan minoritas karang taruna

sebesar 55(12 %)

3) Proporsi berdasarkan jumlah anak yang sakit

Berdasarkan hasil diatas didapatkan mayoritas jumlah anak yang

tidak sakit sebesar 406(89 %) dan minoritas anak yang sakit sebesar 51(11

%) .

4) Proporsi berdasarkan anak yang berobat jika sakit

Berdasarkan hasil diatas didapatkan mayoritas anak yang sudah

berobat sebesar 41 (80 %) dan minoritas anak yang belum berobat sebesar

10 (20 %) .

45

PROPORSI JUMLAH ANAK YANG SAKIT

40689%

5111%

Tidak

Ya

PROPORSI ANAK SUDAH BEROBAT

4180%

1020%

Sudah

Belum

5) Proporsi berdasarkan penggunaan waktu luang anak

Berdasarkan hasil diatas didapatkan mayoritas penggunaan waktu

luang anak yaitu mendengarkan musik / menonton TV sebesar 307 (68 %)

6) Proporsi berdasarkan kebiasaan anak

46

30768 %

4610 % 29

6 %

7015 %

51 %

0

50

100

150

200

250

300

350

Musik/TV Olah raga Rekreasi Keagamaan Lain lain

PROPORSI PENGGUNAAN WAKTU LUANG ANAK

Series1

PROPORSI KEBIASAAN DILAKUKAN ANAK

307%

00%0

0%

42393%

Merokok

Alkohol

Narkoba

Lain lain

B. Analisa Data

Analisa data adalah kemampuan untuk mengaitkan data dan

menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga

dapat diketahui kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat.

Beberapa jenis analisa data di komunitas untuk anak usia sekolah:

1. Analisis korelatif. Mengembangkan tingkat hubungan, pengaruh dari dua

atau lebih sub-variabel yang teliti menggunakan perhitungan secara

statistik.

2. Analisis masalah berdasarkan kelompok data/data fokus yang dianggap

sebagai masalah:

1) Insiden penyakit terbanyak pada anak usia sekolah

2) Keluhan yang paling dirasakan

3) Pola/perilaku anak usia sekolah yang tidak sehat

4) Lingkungan yang tidak sehat

5) Pemanfaatan layanan kesehatan sekolah yang kurang efektif

6) Peran serta orang tua yang kurang mendukung

7) Target/cakupan program kesehatan yang kurang tercapai

3. Analisis faktor yang berhubungan dengan masalah atau lazimnya disebut

dengan etiologi. Untuk menetapkan etiologi dari masalah keperawatan di

komunitas anak usia sekolah dapat digunakan pilihan dibawah ini:

1) Pengetahuan yang kurang

2) Dukungan yang kurang dari orang tua tentang program kesehatan

anak usia sekolah

3) Kurang kader kesehatan di masyarakat

4) Kurangnya fasilitas pendukung

5) Kondisi lingkungan dan geografis yang kurang mendukung

6) Kurangnya keterampilan terhadap prosedur pencegahan penyakit

7) Faktor finansial

47

8) Dan lain-lain

C. Diagnosis Keperawatan

Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.

Diagnosis keperawatan akan memberikan tentang masalah dan status

kesehatan masyarakat yang nyata (aktual), risiko/risiko tinggi, dan potensial.

Aktual: dimana kharakteristiknya adalah adanya data mayor (utama) sehingga

masalah cukup valid untuk diangkat. Risiko dan risiko tinggi: dimana

kharakteristiknya adalah adanya faktor-faktor di komunitas yang beresiko.

Potensial/wellness/sejahtera: menggambarkan keadaan sehat di komunitas.

Diagnosis ini perlu diangkat dengan tujuan meningkatkan dan

mempertahankan kondisi di komunitas yang sudah sehat tersebut dengan

kegiatan promotif dan preventif. Contoh diagnosa keperawatan pada anak usia

sekolah antara lain:

1. Defisit kebersihan diri pada agregat anak usia sekolah b/d kebiasaan pada

lingkungan anak usia sekolah yang kurang baik

2. Risiko terjadinya kejadian karies gigi pada agregat anak usia sekolah b/d

kebiasaan anak usia sekolah tidak menggosok gigi sebelum tidur sebesar

75%, mayoritas jenis jajanan anak usia sekolah adalah permen sebanyak

50 anak (40,6 %), 45 murid yang bermasalah pada gigi dengan persentase

36.5 % dan sebesar 48.7% anak usia sekolah beralasan tidak menggosok

gigi karena tidak disuruh oleh orang tuanya

3. Risiko penyalahgunaan media cetak dan elektronik pada anak untuk

memperoleh informasi yang tidak sesuai dengan perkembangannya b/d

sumber informasi yang digunakan anak untuk mengetahui informasi

tentang gosok gigi sebelum tidur bersumber dari media khusunya televisi

tentang iklan pasta gigi sebesar 45%

4. Ketidakefektifan komunikasi anak dengan orang tua b/d anak jarang

diskusi dengan orang tua untuk menyelesaikan masalah sebesar 60% dan

perlunya peran ortu untuk mengatasi masalah anak sebesar 99%

48

D. Perencanaan

Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan

diagnosis keperawatan yang telah ditetapkan. Rencana keperawatan yang

harus disusun harus mencangkup:

1. Merumuskan tujuan keperawatan yang akan dicapai

2. Rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan

3. Kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan

Langkah-langkah dalam perencanaan:

1. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan

2. Tetapkan tekhnik dan prosedur yang akan digunakan

3. Tindakan yang dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang

sangat dirasakan

4. Mengarah pada tujuan yang akan dicapai

5. Tindakan harus bersifat realistik

6. Disusun secara berurutan

E. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan

yang telah disusun dengan melibatkan secara aktif masyarakat melalui

kelompok yang ada di masyarakat, tokoh masyarakat dan bekerja sama dengan

pimpinan formal di masayarakat.

F. Evaluasi

Kegiatan yang dilakukan dalam penilaian adalah:

49

1. Membandingkan hasil tindakan yang dilaksanakan dengan tujuan yang

telah disediakan.

2. Menilai efektifitas proses keperawatan mulai dari tahap pengkajian sampai

pelaksanaan.

3. Hasil penilaian keperawatan digunakan sebagai bahan perencanaan

selanjutnya apabila masalah belum teratasi.

50

BAB 5

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan

sistem sosial tertentu. Komunitas meliputi individu, keluarga, kelompok atau

agregat dan masyarakat. Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur

6 sampai 12 tahun yang masih duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai

kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Anak usia sekolah adalah anak

denga usia 7 sampai 15 tahun (termasuk anak cacat) yang menjadi sasaran

program wajib belajar pendidikan 9 tahun. Keperawatan kesehatan sekolah

merupakan salah satu area dalam keperawatan komunitas yang lebih

difokuskan dalam upaya pencegahan dan penatalaksanaan penyakit menular

dengan menekankan pada upaya preventif dan kuratif.

Progam pembinaan anak usia sekolah melalui sekolah meliputi melalui

sekolah yaitu UKS dilaksanakan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai

dengan pendidikan menengah, termasuk sekolah agama dan Taman Kanak-

Kanak serta sekolah luar biasa. Dan di luar sekolah yaitu melalui kelompok-

kelompok khusus seperti kelompok dasa wisma, karang taruna, lembaga

swadaya masyarakat.

B. Saran

Sebagai perawat, kita seharusnya melaksanakan peran perawat komunitas

untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan pada komunitas anak usia

sekolah. Dan dibutuhkan peran serta orang tua, guru, dan anggota masyarakat

untuk mendukung keberhasilan intervensi asuhan keperawatan pada

komunitas anak usia sekolah

51

DAFTAR PUSTAKA

Zulkahfi. 2015. Asuhan Keperawatan Komunitas. Tangerang Selatan: Binarupa

Aksara Publisher.

Dermawan, Deden. 2012. Buku Ajar Keperawatan Komunitas. Yogyakarta:

Gosyen Publishing.

Ananto, P. 2006. Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar dan Madrasah

Ibtidaiyah. Bandung: Yrama Widya.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Pedoman Untuk Tenaga

Kesehatan, Usaha Kesehatan Sekolah di Tingkat Sekolah Dasar. Jakarta:

Depkes RI.

Tim Pembina UKS Pusat. 1996. Pedoman Pengembangan Pembinaan UKS.

Jakarta: Depkes RI.

52