KOMUNITAS GABUNGAN
-
Upload
shafrina-agustia -
Category
Documents
-
view
144 -
download
1
description
Transcript of KOMUNITAS GABUNGAN
A. Konsep Asuhan Keperawatan Komunitas
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun
sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007).
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling
berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang
sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang
sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana
mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).
Keperawatan komunitas ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan serta memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar
keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
mengatasi barbagai masalah keperawatan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari
(Efendi, 2009).
Perawatan komunitas adalah perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang
berfokus pada masyarakat atau individu dan keluarga (Elisabeth, 2007).
Pada perawatan komunitas harus mempertimbangkan beberapa prinsip, yaitu:
1. Kemanfaatan
Semua tindakan dalam asuhan keperawatan harus memberikan manfaat yang besar
bagi komunitas. Intervensi atau pelaksanaan yang dilakukan harus memberikan
manfaat sebesar-besarnya bagi komunitas, artinya ada keseimbangan antara manfaat
dan kerugian (Mubarak, 2005).
2. Kerjasama
Kerjasama dengan klien dalam waktu yang panjang dan bersifat berkelanjutan serta
melakukan kerja sama lintas program dan lintas sektoral (Riyadi, 2007).
3. Secara langsung
Asuhan keperawatan diberikan secara langsung mengkaji dan intervensi, klien dan
lingkunganya termasuk lingkungan sosial, ekonomi serta fisik mempunyai tujuan
utama peningkatan kesehatan (Riyadi, 2007).
4. Keadilan
Tindakan yang dilakukan disesuaikan dengan kemampuan atau kapasitas dari
komunitas itu sendiri. Dalam pengertian melakukan upaya atau tindakan sesuai dengan
kemampuan atau kapasitas komunitas (Mubarak, 2005).
5. Otonomi
Klien atau komunitas diberi kebebasan dalam memilih atau melaksanakan beberapa
alternatif terbaik dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada (Mubarak, 2005).
Manusia sebagai sasaran pelayanan atau asuhan keperawatan dalam praktek
keperawatan. Sebagai sasaran praktek keperawatan klien dapat dibedakan menjadi
individu, keluarga dan masyarakat (Riyadi, 2007).
a. Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien,
pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, sosial,
psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan
pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/ klien (Riyadi, 2007).
b. Keluarga sebagai klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara
bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan.
Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat
dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman
dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri (Riyadi, 2007).
c. Masyarakat sebagai klien
Kesatuan hidup manusia yang brinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tetentu yang bersifat terus menerus dan terikat oleh suatu indentitas bersama (Riyadi,
2007).
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam
perawatan kesehatan masyarakat adalah:
1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar,
tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada
hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).
2. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat
sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu,
keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya
peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat
menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan
sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan
kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba menggunakan pendekatan
pengorganisasian masyarakat dengan model pengembangan masyarakat (community
development) (Elisabeth, 2007).
3. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan
masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen
yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam
mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan
strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif
kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru,
dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada
masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan
masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas,
kepemimpinan dan partisipasi masyarakat (Elisabeth, 2007).
Peran Perawat Komunitas (Provider Of Nursing Care)
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya
adalah:
Sebagai penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah skeperawatan yang
ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan
mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam
rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang
diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan
psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan
untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan
emosional dan intelektual.
Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang
perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar.
Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama
pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat
menilai hasil yang telah didapat (Mubarak, 2005).
Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang
kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata
cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
Sebagai pembela (Client Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada
tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada
dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan
termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan
klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak, 2005).
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan
keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan
dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan
(Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang
lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien
yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan
(Mubarak, 2005).
Sebagai Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan
kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab
yang dibebankan kepadanya.
Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan
tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam
kaitanya membantu mempercepat proses penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau
kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses
keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang
akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu
instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang
sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan
keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan
rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan
mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari
semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional
(Mubarak, 2005).
Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau
yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner
torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah,
mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative,
menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran
membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase
dari proses perubahan dan membimibing klien melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan
menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan,
melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, ketrampilan, perasaan dan
perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Mubarak, 2005).
Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider
And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang
meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan
pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah
kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.
Konsep Masalah Kesehatan Komunitas
Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala
sesuatunya dimana organisme hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara
langsung maupun tidak langsung disuga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan
maupun kesehatan dari organisme tersebut (Efendi, 2009).
Kesehatan lingkungan dapat dijabarkan sebagai suatu kondisi lingkungan
yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan
lingkungannyauntuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan
bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia). Menurut WHO (2005),
lingkungan merupakan suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia
dengan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia (Efendi, 2009).
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah suatu kondisi atau keadaan
lingkungan yang optimal sehingga mempengaruhi dampak positif terhadap
terwujudnya status kesehatan yang optimal pula (Efendi, 1998).
Dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan, Pemerintah menggalakkan
Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Sanitasi Total
Berbasis Masyarakat (STBM) Merupakan Program Nasional yang bersifat lintas
sektoral di bidang sanitasi. Program Nasional STBM dicanangkan oleh Menteri
Kesehatan RI pada Agustus 2008.
Tujuan dari Program Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)
adalah menurunkan kejadian diare melalui intervensi terpadu dengan menggunakan
pendekatan sanitasi total. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas:
1. Tidak buang air besar (BAB) sembarangan.
2. Mencuci tangan pakai sabun.
3. Mengelola air minum dan makanan yang aman.
4. Mengelola sampah dengan benar.
5. Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.
Menurut WHO, terdapat 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan yaitu sebagai berikut:
1. Penyediaan air minum
2. Pengelolaan air buangan (limbah) dan pengendalian pencemaran
3. Pembuangan sampah padat
4. Pengendalian vector
5. Pencegahan atau pengandalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6. Higiene makanan, termasuk higiene susu
7. Pengendalian pencemaran udara
8. Pengendalian radiasi
9. Kesehatan kerja
10. Pengendalian kebisingan
11. Perumahan dan pemukiman
12. Aspek kesehatan lingkungan dan transportasi udara
13. Perencanaan daerah dan perkotaan
14. Pencegahan kecelakaan
15. Rekreasi umum dan pariwisata
16. Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi (wabah),
bencana alam dan perpindahan penduduk
17. Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
Tahap Asuhan Keperawatan Komunitas
A. Pengkajian
Proses Keperawatan Komunitas merupakan metode asuhan keperawatan yang
bersifat alamiah, sistematis, dinamis, kontinu, dan berkesinambungan dalam rangka
memecahkan masalah kesehatan dari klien, keluarga serta kelompok atau masyarakat.
Langkah-langkah dalam proses keperawatan komunitas adalah:
1. Pengkajian
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat baik individu, keluarga, atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat di
tentukan.
Kelompok melakukan pengkajian pada hari Rabu 06 Maret 2013 di RT 002 RW
018 kelurahan Tangkerang Tengah kecematan Marpoyan Damai. Kelompok memilih
daerah ini karena menurut kelompok daerah ini berada di tengah kota namun belum
pernah mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan. Oleh karena itu, kelompok
melakukan proses keperawatan komunitas untuk mengetahui masalah kesehatan yang
dialami warga di RT 002 RW 018 kelurahan Tangkerang Tengah kecematan Marpoyan
Damai, sehingga kelompok dapat memberikan intervensi keperawatan yang sesuai
dengan masalah keperawatan yang ditemukan.
Kumpulan individu/ keluarga di komunitas merupakan “Core“ dari asuhan
keperawatan komunitas. Sasaran dari pengkajian ini meliputi ketua RT, pegawai
Puskesmas, kader Posyandu, dan 32 keluarga yang terdiri dari bayi, balita, anak usia
sekolah, remaja, dewasa, PUS, Ibu hamil, ibu menyusui dan lansia. Kelompok mengambil
32 keluarga karena menurut kelompok sampel (n=32) telah memenuhi syarat untuk
melakukan asuhan keperawatan komunitas.
B. Metode Dan Pendekatan Pengkajian Komunitasa
a. Angket
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa pertanyaan tertulis
yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban. Kelompok memilih
metode ini karena angket meliputi pertanyaan dan pilihan jawaban berdasarkan
referensi sehingga memudahkan reponden untuk memilih jawaban yang sesuai
dengan sasaran kelompok.
Data yang dikaji menggunakan angket terdiri data core (data demografi,
PUS, ibu hamil, ibu menyusui, balita, remaja, dewasa, dan lansia), subsistem
(lingkungan fisik, pelayanan kesehatan, ekonomi, komunikasi, pendidikan dan
rekreasi. Berikut hasil pengkajian berdasarkan angket
a) Data demografi
Diagram 1
Distribusi frekuensi kepala keluarga yang didata berdasarkan tingkat pendidikan di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Utara (n= 32)
16%
26%
42%
3% 13%
Tingkat pendidikan
SDSMPSMA D3S1
Berdasarkan diagram 1 didapatkan data 13 KK (42 %) berpendidikan SMA, sedangkan 8 KK (26 %) tingkat pendidikannya SMP. Sebanyak 5 KK (16 %) berpendidikan SD, 4 KK (13 %) berpendidikan S1, dan hanya 1 KK (3 %) berpendidikan D3.
Diagram 2
Distribusi frekuensi jenis pekerjaan keluarga RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Utara (n= 32).
4% 4% 14%
7%
21%
46%
4%
Jenis Pekerjaan
BuruhSupirPedagang PensiunSwastaWiraswstaTidak Bekerja
Berdasarkan diagram 2 didapatkan data jenis pekerjaan dengan sampel 32 KK, menunjukan bahwa 13KK (46%) bekerja sebagai wiraswasta, sekitar 6KK (21%) nya bekerja ditempat swasta, sedangkan yang bekerja sebagai pedagang itu sekitar 4KK (14%). Di RT ada juga sebagai seorang pensiunan sekitar 2KK (7%) dan hanya sekitar 1KK (4%) yang bekerja jadi seorang sopir dan buruh. Jadi dapat disimpulkan bahwa rata-rata KK di RT 002 bekerja sebagai wiraswasta.
Diagram 3
Distribusi frekuensi suku bangsa di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
45%
46%
7%1% 1%
Suku
MelayuMinangJawaBatakBetawi
Berdasarkan diagram 3 diperoleh data mayoritas suku di RT 002 dengan jumlah sampel 32 KK, menunjukan bahwa sebagian besar bersuku Minang sebanyak 35KK (46%), suku Melayu sebanyak 34 KK (45%) , sedangkan suku Jawa sebanyak 5KK (7%), serta suku Batak dan Suku Betawi masing-masing sebanyak 1KK (1%). Dapat disimpulkan bahwa mayoritas suku yang
dianut oleh warga tersebut adalah minang dan melayu. Budaya atau suku dapat mempengaruhi kesehatan seseorang berdasarkan tradisi dan kebiasaan yang diterapkan oleh budaya itu sendiri.
b) Pasangan Usia Subur (PUS)
Diagram 4
Distribusi frekuensi alat kontrasepsi yang digunakan oleh PUS di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
19%
4%
4%
58%
4% 4%8%
Jenis Alat Kontrasepsi
Pilspiral kondomsuntikImplanLainnya (steril)Tidak menggunakan
Berdasarkan diagram 4 didapatkan data jenis alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan warga RT 02 dengan sampel 32 KK, menunjukan bahwa sebagian besar pasangan usia subur di RT 02 menggunakan alat kontrasepsi suntik yaitu 15 KK (58 %), yang menggunakan pil 5 KK (19 %), yang tidak menggunakan alat kontrasepsi 2 KK (7 %), dan yang menggunakan spiral, kondom, implan, dan steril sebanyak 1 KK (4 %). Jadi dapat disimpulkan bahwa sebagian besar warga di RT tersebut memilih alat kontrasepsi suntik dan pil. Pemilihan alat kontrasepsi yang baik dapat menunjang derajat kesehatan ibu serta dapat mensukseskan program pemerintah akan kesadaran ber KB demi kesejahteraan dimasa depan.
Diagram 5
Distribusi frekuensi tentang keluhan selama mengguanakan alat kontasepsi di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
13%7%
7%
3%
3%
27%
37%
3%
Keluhan selama menggunakan Alat Kontrasepsi
Nyeri payudaraGatal-gatalMualPerdarahanPenurunan gairah seksPusingTidak adaLainnya (kulit Kering)
Berdasarkan diagram 5 didapatkan data keluhan yang dirasakan ibu selama menggunakan alat kontrasepsi dengan mengambil sampel 32 KK. Sebagian besar warga yang menggunakan alat kontrasepsi tidak memiliki keluhan sebanyak 11KK (37 %), namun ada beberapa yang memiliki keluhan diantaranya pusing sebanyak 8 KK (27 %), nyeri payudara sebanyak 4 KK (13 %), gatal-gatal dan mual sebanyak 2 KK ( 7 %), namun ada juga yang mengalami perdarahan sebanyak 1KK (3 %), penurunan gairah seksual sebanyak 1 KK (3 %), dan yang merasakan kulit kering sebanyak 1 KK (3 %). Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar warga di RT tersebut tidak memiliki keluhan selama menggunakan alat kontrasepsi.
c) Ibu menyusui
Diagram 6
Distribusi frekuensi jenis makanan/ minuman bayi pada 6 bulan pertama di RT 002 RW 18 kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (N = 32 KK)
75%
13%
13%
jenis makanan/minuman bayi pada 6 bulan pertama
asi Susu formula nasi
Berdasarkan diagram 6 didapatkan data jenis makanan/ minuman bayi pada 6 bulan pertama dengan delapan orang ibu menyusui di RT 002, menunjukan jenis
makanan/minuman bayi pada 6 bulan pertama adalah sebagai berikut, yang mengkonsumsi ASI sebanyak 6 ibu (75%), yang mengkonsumsi susu formula 1 ibu (12%), dan yang mengkonsumsi nasi sebanyak 1 ibu (13%). Dapat disimpulkan bahwa jenis makanan / minuman bayi pada 6 bulan pertama yang paling banyak adalah asi. Pemberian ASI eksklusif pada bayi sangat mempengaruhi tumbuh kembangnya serta status gizi.
Diagram 7
Distribusi frekuensi jenis makanan/ minuman ibu selama menyusui di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
26%
21%11%16%
11%
16%
Jenis makanan/ minuman ibu selama menyusui
nasisayur-sayuranbuahikanmakanan cepat saji lainnya
Berdasarkan diagram 7 didapatkan data jenis makanan/ minuman ibu menyusui dengan mengambil sampel 9 orang ibu di RT 002, menunjukan bahwa yang mengkonsumsi nasi sebanyak 5 ibu (26%), yang mengkonsumsi sayur-sayuran 4 ibu( 21%), yang mengkonsumsi buah sebanyak 2 ibu (10%), yang mengkonsumsi ikan dan makanan lainnya sebanyak 2 ibu (16%), dan yang mengkonsumsi makanan cepat saji sebanyak 2 ibu (11%). Jadi dapat disimpulkan bahwa ibu –ibu di RT tersebut masih memperhatikan pola gizinya dan bayi dengan mengkosumsi sayur-sayuran. Jenis makanan yang dikosumsi ibu menyusui akan berpengaruh juga pada bayinya. Jadi penting sekali bagi ibu-ibu dalam memilih makanan yang baik dalam menyusui.
Diagram 8
Distribusi frekuensi tentang keluhan ibu saat menyusui di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
17%
17%
50%
17%
Keluhan ibu saat menyusui
puting terbenamasi sedikittidak adalainnya
Berdasarkan diagram 8 didapatkan data keluhan ibu menyusui dengan sampel 9 orang ibu menyususi di RT 002 menunjukan sekitar 3 ibu (50%) ibu menyusui tidak ada keluhan. Dan yang lainnya yang mempunyai keluhan puting terbenam sebanyak 1 ibu (16%), yang mempunyai keluhan asi sedikit dan keluhan lainnya sebanyak i ibu (17%). Jadi dapat disimpulkan sebagian ibu menyusui di RT tersebut tidak ada keluhan dalam menyusui.
Diagram 9
Distribusi frekuensi penyakit yang dialami ibu selama menyusui di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
100%
Penyakit yang dialami ibu selama menyusui
tidak ada
Berdasarkan diagram 9 didapatkan data dengan 9 orang ibu menyususi di RT 002/ menunjukan bahwa 100 % ibu menyusui tidak mengalami penyakit selama menyusui.
d) Balita
Diagram 10
Distribusi frekuensi tentang keluhan yang dailami balita di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
25%
13%
44%
13% 6%
Keluhan yang dialami balita
rewelbiang keringattidak mau makantidak adalainnya
Berdasarkan diagram 10 didapatkan data dengan 13 balita bahwa keluhan yang dialami balita di RT 002 adalah tidak mau makan sebanyak 7 orang (44 %), balita yang rewel sebanyak 4 orang (25 %), biang keringat sebanyak 2 orang (12 %), tidak ada sebanyak 2 orang (13 %), dan lainnya 1 orang (6 %). Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa keluhan terbanyak yang dialami balita di RT 002 adalah tidak mau makan sebanyak 44 %. Keluhan yang dialami bayi tersebut dapat menggambarkan kondisi yang dialami balita tersebut.
Diagram 11 Distribusi frekuensi penyakit yang dialami balita 3 bulan terakhir di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 20)
20%
30%35%
5%10%
Jenis Penyakit yang dialami balita 3 bulan terakhir?
Diare (mencret)
ISPA (batuk, pilek dan sesak napas)
Demam
Tidak ada
Lainnya
Berdasarkan diagram 11 didapatkan data bahwa penyakit yang dialami balita pada 3 bulan terakhir diwilayah ini adalah 35% demam, 30% ISPA (batuk, pilek dan sesak napas), 20% diare, dan 10% penyakit lainnya. Selain itu, ada juga balita yang tidak menderita penyakit apapun dalam 3 bulan terakhir sebesar 5%.
Diagram 12
Distribusi frekuensi penyakit kronik yang dialami balita lebih dari 6 bulan di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 15)
100%
Penyakit kronis (penyakit yang lebih dari 6 bu-lan) yang dialami balita?
Tidak ada
Berdasarkan diagram 12 didapatkan data tidak ada penyakit kronis (penyakit yang lebih dari 6 bulan) yang dialami balita di wilayah ini dengan presentase 100%.
e) Dewasa
Diagram 13
Distribusi frekuensi kegiatan di waktu luang yang dilakukan orang dewasa di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 44)
30%
7%
2%5%
57%
Kegiatan di waktu luang
TidurBerkebunOlahragaTidak adaLainnya (nonton TV)
Berdasarkan diagram 13 didapatkan data 57% orang dewasa mengisi waktu luang dengan menonton TV, 30% tidur, 7% berkebun, 4% tidak melakukan kegiatan, dan 2% berolahraga.
Diagram 14
Distribusi frekuensi penyakit yang dialami orang dewasa dalam 3 bulan terakhir di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 35)
31%
31%3%
26%
9%
Penyakit dalam 3 bulan terakhir
ISPADemamPenyakit KulitTidak adaLainnya
Berdasarkan diagram 14 didapatkan data 31% orang dewasa mengalami ISPA dalam 3 bulan terakhir, 31% demam, 26% tidak ada, 9% lainnya, dan 3% penyakit kulit.
Diagram 15
Distribusi frekuensi penyakit kronik yang dialami orang dewasa di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
19%
3%
63%
16%
Penyakit Kronis
HipertensiSakit JantungTidak adaLainnya
Berdasarkan diagram 15 didapatkan data 19% orang dewasa menderita penyakit kronik hipertensi, 3% sakit jantung, 16% lainnya dan 62% tidak menderita penyakit kronik.
Diagram 16
Distribusi frekuensi jenis makanan yang dikonsumsi orang dewasa di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 79)
42%
19%
15%
15%9%
Jenis Makanan
nasi Makan cepat saji Kue Gorengan Lainnya
Berdasarkan diagram 16 didapatkan data 42% orang dewasa mengkonsumsi nasi, 19% makanan cepat saji, 15% kue, 15% gorengan, dan 19% makanan lainnya.
Diagram 17
Distribusi frekuensi jenis olahraga yang dilakukan orang dewasa di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 34)
29%
3%
68%
Frekuensi Olahraga
1-2 kali seminggu3-5 kali semingguSetiap hariTidak Ada
Berdasarkan diagram 17 didapatkan data 68% orang dewasa tidak pernah melakukan olahraga, 29% berolahraga 1-2 kali seminggu, 3% berolahraga setiap hari, dan tidak ada orang dewasa yang melakukan olahraga setiap hari.
Diagram 18
Distribusi frekuensi intensitas merokok orang dewasa di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 31)
29%
68%
3%
Intensitas merokok
1-2 tahun3-5 tahun5-10 tahunTidak adaLainnya
Berdasarkan diagram 18 didapatkan data 68% orang dewasa tidak merokok, 29% merokok 5-10 tahun, dan 3% merokok 1-2 tahun.
f) Lansia
Diagram 19
Distribusi frekuensi makan lansia di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 9)
22%
78%
Frekuensi makan lansia
2 kali 3 kali
Berdasarkan diagram 19 didapatkan data 72% lansia makan sebanyak 3 kali sehari dan 22% makan 2 kali sehari.
Diagram 20
Distribusi frekuensi lansia yang didata berdasarkan jenis makanan yang sering dikonsumsi di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n=16)
47%
27%
13%
13%
Jenis makanan yang sering dikonsumsi
nasi keras nasi lunak/bubur gorenganlainnya
Berdasarkan diagram 20 didapatkan data 47% lansia memilih jenis makanan nasi keras. Sedangkan 27% memilih bubur sebagai makanan yang sering dikonsumsi dan hanya 13 % yang memilih gorengan.
Diagram 21
Distribusi frekuensi lansia yang didata berdasarkan jenis penyakit yang dialami di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n=16)
27%
47%
7%
20%
Jenis penyakit yang dialami lansia 3 bulan terakhir
ispa demam penyakit kulittidak ada
Berdasarkan diagram 21 didapatkan data lansia mengalami penyakit demam dalam 3 bulan terakhir dengan presentase 46%. Sedangkan penyakit ISPA 27%, dan tidak mengalami penyakit selama 3 bulan terakhir 20%. Hanya 7% lansia yang mengalami penyakit kulit.
Diagram 22
Distribusi frekuensi lansia yang didata berdasarkan keluhan yang dirasakan di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Tangkerang Damai (n=18)
6% 17%
56%
11%11%
Keluhan yang dialami lansia saat ini
nyerisakit pinggangpusingtidak ada lainnya
Berdasarkan diagram 22 didapatkan data 56% lansia merasakan pusing, sedangkan 17% merasakan sakit pinggang, 11% merasakan tidak ada keluhan, dan hanya 5% merasakan sakit pinggang.
Diagram 23
Distribusi frekuensi lansia yang didata berdasarkan jenis penyakit kronis di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n=14)
64%
14%
21%
Jenis penyakit kronis yang dialami lansia
hipertensiasam urat tidak ada
Berdasarkan diagram 23 didapatkan data 64% lansia mengalami hipertensi, 22% tidak mengalami penyakit kronis, dan hanya 14% mengalami asam urat.
Diagram 24
Distribusi frekuensi lansia yang didata berdasarkan kegiatan sehari-hari di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah (n=19)
16%
44%
33%
7%
kegiatan lansia sehari-hari
berkebunberibadah memasaklainnya
Berdasarkan diagram 24 didapatkan data 44% lansia memilih beribadah sebagai kegiatan sehari-hari. Sedangkan 33% memilih memasak, 16% berkebun, dan hanya 7% yang memilih kegiatan lain.
g) Lingkungan Fisik
Diagram 25
Distribusi frekuensi kepala keluarga yang didata berdasarkan jenis binatang peliharaan di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n=34)
38%
38%
24%
Binatang Peliharaan
kucing anjingkelincitidak adalainnya (ayam)
Berdasarkan diagram 25 didapatkan data 38% memelihara kucing.dan 38% lainnya tidak memiliki hewan peliharaan. Sedangkan 24% lainnya memilih berternak ayam.
Diagram 26
Distribusi frekuensi kepala keluarga yang didata berdasarkan jenis sumber air yang dipergunakan di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n=34)
26%
6%
68%
Sumber Air
sumur galiPAMair hujansumur bormembeli
Berdasarkan diagram 26 didapatkan data 68% KK menggunakan sumur bor. Sedangkan 26% menggunakan sumur gali, dan hanya 6% yang menggunakan air hujan.
Diagram 27
Distribusi frekuensi kepala keluarga yang didata berdasarkan jenis sumber air minum di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n=37)
3%5%
89%
3%
Sumber Air Minum
sumur galiPAMAir hujanAir galonsumur bor
Berdasarkan digram 27 didapatkan data 89% menggunakan air galon sebagai air minum. Sedangkan 5% menggunakan air hujan, dan masing-masing hanya 3% yang menggunakan air sumur gali dan air sumur bor sebagai sumber air minum.
Diagram 28
Distribusi frekuensi kepala keluarga yang didata berdasarkan jenis jamban di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n=29)
83%
17%
Jenis Jamban
leher angsacemplungwc duduk
Berdasarkan diagram 28 didapatkan data sebagian besar kepala keluarga 83% KK mengunakan jamban dengan jenis leher angsa dan 17% lainnya menggunakan WC duduk.
Diagram 29
Kepemilikan WC di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
83%
17%
Kepemilikan WC
sendiriumum
Berdasarkan diagram 29 didapatkan data jumlah warga yang memiliki WC sendiri adalah 77% memiliki WC sendiri dan 17% memiliki WC satu untuk bersama.
Diagram 30
Frekuensi membersihkan tempat penampungan air di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
75%
3%
3%
19%
Frekuensi membersihkan tempat penam-pungan air
1x seminggu1x 2 minggu 1x 3 minggutidak pernahlainnya (2x seminggu)
Berdasarkan diagram 30 didapatkan data frekuensi warga membersihkan tempat penampungan air adalah 75 % membersihkan bak mandi 1x seminggu, 19% lainnya membersihkan bak mandi 2x seminggu, selebihnya 1 x 2 minggu atau 1 x 3 minggu untuk membersihkan tempat penampungan air.
h) Pelayanan Kesehatan
Diagram 31
Distribusi frekuensi kegiatan yang dilakukan warga di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
30%
7%
2%5%
57%
Kegiatan di waktu luang
TidurBerkebunOlahragaTidak adaLainnya (nonton TV)
Berdasarkan diagram 31didapatkan data warga yang melakukan kegiatan di waktu luang yaitu, tidur 30%, berkebun 7%, olahraga 2%, tidak ada melakukan kegiatan 4% dan kegiatan lainnya (menonton TV) 75%.
Diagram 32
Penyakit yang diderita wrga dalam 3 bulan terakhir di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
31%
31%3%
26%
9%
Penyakit dalam 3 bulan terakhir
ISPADemamPenyakit KulitTidak adaLainnya
Berdasarkan diagram 32 didapatkan data warga yang mengalami penyakit dalam 3 bulan terakhir yaitu, ISPA 31%, demam 31%, penyakit kulit 3%, tidak ada penyakit 26%, dan penyakit lainnya 9%.
Diagram 33
Penyakit kronis yang diderita warga di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai ( n= 32)
19%
3%
63%
16%
Penyakit Kronis
HipertensiSakit JantungTidak adaLainnya
Berdasarkan diagram diatas didapatkan data warga yang menderita penyakit kronis yaitu, hipertensi 19%, sakit jantung 3%, tidak ada menderita penyakit kronis 62%, dan menderita penyakit lainnya 16%.
Diagram 34
Jenis makanan yang biasa dikonsumsi warga di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 34)
42%
19%
15%
15%9%
Jenis Makanan
nasi Makan cepat saji Kue Gorengan Lainnya
Berdasarkan diagram 34 didapatkan data dari jenis makanan yang paling banyak dikonsumsi yaitu, nasi 42%, makanan cepat saji 19%, kue 15%, gorengan 15%, dan makanan lainnya 9%.
Diagram 35
Frekuensi olahraga warga di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
29%
3%
68%
Frekuensi Olahraga
1-2 kali seminggu3-5 kali semingguSetiap hariTidak Ada
Berdasarkan diagram diatas didapatkan data frekuensi olahraga dalam seminggu yaitu, 1-2 kali seminggu 29%, olahraga setiap hari 3% dan tidak ada olahraga 68%.
Diagram 36
Distribusi frekuensi intensitas merokok di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
29%
68%
3%
Intensitas merokok
1-2 tahun3-5 tahun5-10 tahunTidak adaLainnya
Berdasarkan diagram 36 didapatkan data intensitas merokok warga yaitu, merokok selama 5-10 tahun 3%, tidak ada merokok 68% dan lainnya sebanyak 3%.
Diagram 37
Jenis pelayanan kesehatan yang digunakan oleh keluarga di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
47%
5%26%
16% 5%
Jenis pelayanan kesehatan yang digunakan oleh keluarga
PuskesmasPosyanduDokter praktikRumah SakitLannya
Berdasarkan diagram 37 didapatkan data jenis pelayanan kesehatan yang digunakan yaitu 48% menggunakan pelayanan puskesmas, posyandu 5%, dokter praktik 26%, rumah sakit 16% dan menggunakan pelayanan kesehatan lainnya sebesar 5%.
Diagram 38
Jenis kegiatan yang diikuti anggota keluarga di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
55%
45%
Jenis kegiatan yang diikuti anggota keluarga
Tidak AdaLainnya
Berdasarkan diagram 38 didapatkan data bahwa 55% anggota keluarga tidak mengikuti kegiatan apapun (PKK, Karang Taruna, LKMD, LSM) dan yang lainnya (pengajian, gotong royong) sebesar 45%.
Diagram 39
Jaminan kesehatan yang digunakan warga di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
15%
24%
6%
42%
12%
Jaminan Kesehatan yang digunakan
ASKESJAMKESMASJAMKESDAtidak adalainnya
Berdasarkan diagram 39 didapatkan data Jaminan Kesehatan yang digunakan adalah ASKES 15%, JAMKESMAS 24%, JAMKESDA 6%, tidak ada 43% dan lainnya 12%.
Diagram 40
Jenis pelayanan kesehatan mental yang digunakan warga di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
6% 3%
91%
Jenis Pelayanan Kesehatan Mental yang di-gunakan?
PsikologDukuntidak ada
Berdasarkan diagram 40 didapatkan data jenis pelayanan kesehatan mental yang digunakan adalah Psikolog 6 %, Dukun 3%, dan tidak ada menggunakan pelayanan kesehatan mental 91%.
i) Ekonomi
Diagram 41
Jenis bantuan sosial yang diperoleh warga di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
30%
64%
6%
Jenis bantuan sosial yang diperoleh
RaskinTidak adaLainnya
Berdasarkan diagram 41 didapatkan data warga yang mendapatkan bantuan sosial yaitu raskin 30%, tidak memperoleh bantuan apapun 64% dan bantuan lainnya 6%.
Diagram 41
Pusat perbelanjaan yang biasa dikunjungi warga di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n=32)
64%
25%
11%
Pusat perbelanjaan yang biasa dikunjungi
Pasar TradisionalSupermarketLainnya
Berdasarkan diagram 41 didapatkan data warga yang mengunjungi pusat perbelanjaan yaitu pasar tradisonal 64%, supermarket 25%, dan pusat perbelanjaan lainnya 11%.
j) Komunikasi
Diagram 42
Media yang digunakan warga untuk mendapatkan informasi kesehatan di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
2% 12%
58%
5%
5%
9% 9%
Media yang digunakan untuk mendapatkan informasi kesehatan
Koran
Majalah
Televisi
Radio
Internet
Tidak Ada
Lainnya
Berdasarkan diagram 42 didapatkan data media yang digunakan warga untuk mendapatkan informasi kesehatan melalui surat kabar 2%, majalah 12%, televisi 58%, radio 5%, internet 5% dan yang memilih tidak menggunakan media apapun se9%) dan lainnya sebesar sekitar 3 (9%).
Diagram 43
Frekuensi warga mendapatkan penyuluhan kesehatan dalam 3 bulan terakhir di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
13%
88%
Frekuensi mendapatkan penyuluhan ke-sehatan dalam 3 bulan terakhir
1-3 kalitidak ada
Berdasarkan diagram 43 didapatkan data frekuensi warga mendapatkan penyuluhan kesehatan dalam 3 bulan terakhir adalah 1-3 kali 12% dan tidak mendapatkan penyuluhan kesehatan 8%
Diagram 44
Jenis informasi kesehatan yang biasa diterima warga di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
9% 9%
13%
69%
Jenis informasi kesehatan yang biasa diterima
PenyuluhanBrosurPosterTidak ada
Berdasarkan diagram 44 didapatkan data bahwa warga yang mendapatkan informasi kesehatan dari penyuluhan sekitar 3 (9%), dari brosur sekitar 3 (9%), dari poster sekitar 4 (13%) dan tidak mendapatkan informasi kesehatan sekitar 22 (69%).
Diagram 45
Tempat yang sering digunakan warga untuk berkumpul dan memperoleh informasi di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
29%
20%34%
17%
Tempat yang sering digunakan untuk berkumpul dan memperoleh informasi
MesjidPosyanduTidak adaLainnya
Berdasarkan diagram 46 didapatkan data bahwa warga paling sering berkumpul untuk memperoleh informasi yaitu, dimesjid 29%, di posyandu 20%, dan tidak ada berkumpul sekitar 34% dan berkumpul ditempat lainnya 17%.
k) Pendidikan
Diagram 46 Peran UKS di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 5)
40%
60%
Peran UKS di sekolah
UKS berperan aktif selama jam sekolahUKS berperan aktif setengah dari waktu jam sekolahUKS berperan aktif hanya jika kadernya hadirUKS jarang sekali berperan aktifsekolah saya tidak mempunyai UKSlainnya
Berdasarkan diagram 46 didapatkan data dari 5 anak sekolah yang ada di RT tersebut seluruhnya memiliki UKS, 40% UKS berperan aktif selama jam sekolah, 60% lainnya jarang berperan aktif.
Diagram 47Kegiatan PHBS UKS di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai
40%
20%
40%
Kegiatan PHBS di UKS
cara mencuci tanganpemeriksaan kukupemeriksaan gigipemeriksaan rambutpemeriksaan matakonseling kesehatantidak ada lainnya
Berdasarkan diagram 47 didapatkan data kegiatan mencuci tangan sebanyak 40% ada di UKS sekolah, 20% melaksanakan kegiatan pemeriksaan rambut, dan 40% melaksanakan konsultasi kesehatan.
Diagram 48Frekuensi kegiatan PHBS di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
40%
20%
40%
Frekuensi kegiatan PHBS dilakukan
1 kali seminggu2 kali seminggu1 kali 2 minggutidak pernahlainnya (1 kali sebulan)
Berdasarkan diagram 48 didapatkan data 40% menjawab sekolahnya melakukan kegiatan PHBS sebanyak 1 kali seminggu, 20% menjawab 2 kali seminggu, dan 20% menjawab lainnya (1 kali sebulan).
Diagram 49 Fungsi UKS di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n=5)
Berdasarkan diagram 49 didapatkan data 60% menjawab UKS berfungsi dengan cukup baik, 20% menjawab sangat baik, dan 20% menjawab baik.
Diagram 50
Jenis materi penyuluhan yang diberikan di sekolah di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n=6)
67%
33%
materi penyuluhan yang diberikan
kesehatan reproduksipenyalahgunaan narkobabahaya merokokkesehatan lingkunganlainnya
Berdasarkan diagram 50 didapatkan data 67% siswa menjawab memperolah materi penyuluhan tentang penyalahgunaan narkoba, 33% memperoleh materi tentang bahaya merokok, dan tidak ada yang menjawab tentang kesehatan reproduksi dan kesehatan lingkungan.
l) Rekreasi
20%
20%60%
Fungsi UKS di sekolah
sangat baikbaikcukup baikkurang baik
Diagram 51
Frekuensi rekreasi yang dilakukan keluarga dalam sebulan di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
50%
6%3%
9%
31%
Frekuensi rekreasi yang dilakukan keluarga dalam sebulan
1 kali /bulan2 kali /bulan3 kali / bulan tidak pernah lainnya
Berdasarkan diagram 51 didapatkan data yaitu, keluarga melakukan kegiatan rekreasi 1 kali/bulan 50%, 2 kali/bulan 6%, 3 kali/bulan 3%, tidak pernah sebanyak 10% dan lainnya 31%.
Diagram 52
Alasan warga tidak melakukan rekreasi di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai (n= 32)
50%
25%
25%
Alasan tidak pernah melakukan rekreasi
tidak ada dana tidak ada waktu tidak ada keinginan
Berdasarkan digram 52 didapatkan data keluarga yang tidak pernah melakukan rekreasi adalah 50% dengan alasan tidak ada dana, tidak ada waktu 25%, dan dengan alasan tidak ada keinginan 25%.
b. Wawancara
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk tanya
jawab antara kelompok dengan responden yang berkaitan dengan masalah
kesehatan. Wawacara dilakukan dengan ramah, terbuka, menggunakan bahasa
yang sederhana dan mudah dipahami oleh reponden. Selanjutnya hasil wawancara
dicatat dalam format proses keperawatan komunitas. Wawancara ditujukan kepada
ketua RT, pegawai Puskesmas, kader Posyandu, dan 32 Kepala Keluarga.
c. Observasi
Observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan
langsung terhadap suatu objek dalam suatu periode tertentu dan mengadakan
pencatatan secara sistematis tentang hal-hal tertentu yang diamati. Sebelum
observasi dilaksanakan, observer hendaknya telah menetapkan terlebih dahulu
aspek-aspek apa yang akan diobservasi dari setiap lingkungan warga.
Berikut hasil observasi di RT 002 RW 18 Kelurahan Tangerang Tengah
Kecamatan Marpoyan Damai.
Pada metode ini kelompok mengadakan kunjungan pada setiap rumah warga (32 KK)
dan melakukan pengkajian serta pengamatan. Didapatkan hasil sebagai berikut.
1. Status nutrisi balita
Berdasarkan MTBS status nutrisi balita di RT ini baik yaitu dengan cara
membandingkan berat badan (BB) dengan tinggi badan (TB) masing-masing balita.
2. Kamar mandi
Sebagian besar KK sudah mempunyai WC dan kamar mandi sendiri (27 KK) namun 5
KK menggunakan WC bersama.
3. Sebagian KK memelihara kolam ikan sehingga menjadi tempat berkembangbiaknya
nyamuk
4. Umumnya rumah didaerah ini sudah memiliki ventilasi udara yang baik namun
sebagian rumah ventilasi yang kurang.
d. Winsheld Survey
Pada metode ini kelompok berjalan kaki mengelilingi rumah warga sambil
melakukan pengamatan dengan menggunakan pancaindera (indera penglihatan,
indera penciuman, indera pendengaran, indra peraba). Didapatkan hasil sebagai
berikut.
1. Indera Penglihatan
Didapatkan hasil:
a. Kondisi saluran air atau parit.
Aliran parit tersumbat sehingga air tergenang dan menjadi sarang
berkembangbiaknya berudu dan tumbuh lumut hijau.
b. Kondisi pengumpulan sampah
Metode pengumpulan sampah di RT ini adalah dengan menumpuk sampah pada satu
tempat dan sampah tersebut akan di angkut oleh petugas kebersihan dua hari sekali.
Tempat pengumpulan sampah tersebut terletak di depan rumah warga.
c. Kondisi jalan
Kondisi jalan di RT ini sudah aspal namun sebagian masih ada jalan tanah.
d. Sebagian rumah didaerah ini berpagar dan sebagian lagi tidak berpagar.
e. Daerah ini berdekatan dengan pemancar.
f. Daerah ini sudah menggunakan PLN
2. Indera Pendengaran
Didapatkan hasil tidak ada suara bising didaerah ini karena jauh dari sumber
kebisingan seperti bandara, pasar, atapun pusat hiburan.
3. Indera Penciuman
Didapatkan hasil pada sore hari sering tercium bau karet yang menyengat karena
daerah ini berdekatan dengan pabrik karet. Jarak pabrik karet dengan daerah ini
sekitar 1 km.
4. Indera Perabaan
Didapatkan hasil bahwa daerah ini teraba panas pada saat penyuluhan. Hal ini normal
karena penyuluhan dilakukan pada musim panas.