Komunikator Dalam Komunikasi Kesehatan
Click here to load reader
-
Upload
imansari-nurul -
Category
Documents
-
view
253 -
download
92
Transcript of Komunikator Dalam Komunikasi Kesehatan
KOMUNIKASI DALAM KESEHATAN MASYARAKAT
KOMUNIKASI KESEHATAN
Komunikasi kesehatan adalah usaha yang sistematis untuk
mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat,
dengan menggunakan berbagai prinsip dalam metode
komunikasi, baik menggunakan berbagai prinsip dan metode
komunikasi, baik menggunakan komunikasi interpersonal,
maupun komunikasi massa.
Tujuan utama komunikasi kesehatan adalah perubahan
perilaku kesehatan masyarakat, selanjutnya perilaku masyarakat
yang sehat tersebut akan berpengaruh kepada meningkatnya
derajat kesehatan masyarakat.
Bentuk komunikasi yang sering digunakan dalam program –
program kesehatan masyarakat adalah komunikasi antar pribadi
dan komunikasi massa.
Komunikasi Antar Pribadi
Komunikasi antar pribadi adalah komunikasi langsung, tatap
muka antara satu orang dengan orang lain baik perorangan
maupun kelompok. Komunikasi ini tidak melibatkan kamera,
artis, penyiar, atau penulis skenario. Kamonikator langsung
bertatap muka dengan komunikan, baik secara individual,
maupun kelompok.
Didalam pelayanan kesehatan, komunikasi antar peribadi ini
terjadi antara petugas kesehatan atau health provider dengan
clients, atau kelompok masyarakat dan para anggota masyarakat.
Komunikasi antar pribadi merupakan pelengkap komunikasi
massa. Artinya pesan – pesan kesehatan yang telah disampaikan
lewat media massa (televisi, radio, koran, dan sebagainya) dapat
ditindaklanjuti dengan melakukan komunikasi antar pribadi,
misalnya penyuluhan kelompok dan konseling kesehatan.
Komunikasi antar pribadi dapat efektif apabila memenuhi tiga
hal diantaranya:
a. Empathy, yakni menempatkan diri pada kedudukan orang
lain (orang yang diajak komunikasi)
b. Respect terhadap perasaan dan sikap orang lain
c. Jujur dalam menanggapi pertanyaan orang lain yang diajak
berkomunikasi
Metode komunikasi antar pribadi yang paling baik adalah
konseling, karena di dalam cara ini antara komunikator atau
konselor dengan komunikan atau klien terjadi dialog. Klien dapat
lebih terbuka menyampaikan masalah dan keinginan –
keinginannya, karena tidak ada pihak ketiga yang hadir.
Proses konseling ini dapat diingat secara mudah dengan
akronim berikut :
G Greet Client Warmly (menyambut klien dengan hangat)
A Ask Client About Themselves (menanyakan tentang keadaan
mereka)
T Tell Client About Their Problems (menanyakan masalah – masalah
yang mereka hadapi)
H Help Clients Solve Their Problem (membantu pemecahan masalah
yang mereka hadapi)
E Explain How To Prevent To Have The Same Problem (menjelaskan
bagaimana mencegah terjadinya masalah yang sama)
R Return To Follow-Up (melakukan tindak lanjut terhadap konseling)
Komunikasi Massa
Komunikasi massa ialah penggunaan media massa untuk
menyampaikan pesan – pesan atau informasi kepada khalayak
atau masyarakat. Komunikasi dalam kesehatan masyarakat
berarti menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada
masyarakat melalui berbagai media massa (TV, Radio, media
cetak, dan sebagainya) dengan tujuan agar masyarakat
berperilaku hidup sehat.
Dalam perkembangannya, komunikasi massa tidak hanya
terbatas pada penggunaan media cetak dan media elektronik
saja, melainkan mencakup juga pengguaaan media tradisional.
Komunikasi massa dengan menggunakan media tradisional itu
tampaknya lebih efektif, karena sangat erat hubungannya dengan
sosial budaya masyarakat setempat
Komunikasi dalam pelayanan kesehatan
PENDAHULUAN
Sepanjang rentang daur kehidupannya manusia sesungguhnya
melakukan komunikasi dari mulai manusia itu masih dirahim
ibunya, lalu dilahirkan sampai dengan menjelang meninggal atau
kematiannya. Karena itu komunikasi tidak bisa dipisahkan dari
setiap individu yang hidup. Komunikasi juga merupakan hal yang
sangat penting bagi individu dalam melakukan interaksi.
Kadangkala individu merasakan komunikasi menjadi tidak efektif
karena kesalahan dalam menafsirkan pesan yang diterimanya.
Hal ini disebabkan karena setiap manusia mempunyai
keterbatasan dalam menelaah komunikasi yang disampaikan.
Kesalahan dalam menafsirkan pesan bisa disebabkan karena
persepsi yang berbeda-beda.
Hal ini juga sering terjadi pada institusi pelayanan kesehatan,
misalnya pasien sering komplain karena tenaga kesehatan tidak
mengerti maksud pesan yang disampaikan pasien, sehingga
pasien tersebut menjadi marah dan tidak datang lagi
mengunjungi pelayanan kesehatan tersebut. Atau contoh lain
adalah selisih faham atau pendapat antara tenaga kesalahan
karena salah mempersepsikan informasi yang diterima yang
berakibat terjadinya konflik antara tenaga kesehatan tersebut.
Jika kesalahan penerimaan pesan terus menerus berlanjut dapat
berakibat pada ketidakpuasan baik dari pasien maupun tenaga
kesehatan. Kondisi ketidak puasan tersebut akan berdampak
pada rendahnya mutu pelayanan yang diberikan tenaga
kesehatan, dan larinya pasien kepada institusi pelayanan
kesehatan lainnya yang dapat memberikan kepuasan.
Untuk menghindari rendahnya mutu pelayanan yang diberikan
tenaga kesehatan (perawat) dan hilangnya pasien atau
pelanggan ke tempat lain maka alangkah sangat bijaksana dan
tepat, jika suatu institusi pelayanan kesehatan dapat
meningkatkan kualitas pelayanannya. Salah satu bentuknya
adalah dengan meningkatkan kemampuan komunikasi yang baik
dan tepat bagi perawat. Berikut akan dibahas secara detail
komunikasi yang baik dan efektif.
TUJUAN
1. Memahami pentingnya komunikasi yang efektif serta
memiliki keterampilan baru dalam berkomunikasi
2. Mengetahui cara bersikap kepada pelanggan baik internal
(tenaga kesehatan) maupun eksternal (pasien, keluarga)
3. Mengetahui cara menggunakan teknik komunikasi yang baik
dalam menangani keluhan pelanggan dan mampu
mempraktekkannya
KOMUNIKASI UMUM
Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi atau proses
pemberian arti sesuatu antara dua atau lebih orang dan
lingkungannya bisa melalui simbol, tanda atau perilaku yang
umum, dan biasanya terjadi dua arah.
Komponen dalam komunikasi:
1. Sender (pemberi pesan): individu yang bertugas
mengirimkan pesan.
2. Receiver (penerima pesan): seseorang yang menerima
pesan. Bisa bernbentuk pesan yang diterima maupun pesan
yang sudah diinterpretasikan.
3. Pesan : informasi yang diterima, bisa berupa kata, ide atau
perasaan. Pesan akan efektif bila jelas dan terorganisir yang
diekspresikan oleh si pengirim pesan.
4. Media: metode yang digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa
dengan cara ditulis, diucapkan, diraba, dicium. Contoh:
catatan atau surat adalah kata; bau badan atau cium parfum
adalah penciuman (dicium), dan lain-lain.
5. Umpan balik: penerima pesan memberikan informasi/ pesan
kembali kepada pengirim pesan dalam bentuk komunikasi
yang efektif. Umpan balik merupakan proses yang kontinyu
karena memberikan respons pesan dan mengirimkan pesan
berupa stimulus yang baru kepada pengirim pesan.
Komunikasi menjadi penting karena :
Dapat merupakan sarana terbina hubungan yang baik antara
pasien dan tenaga kesehatan
Dapat melihat perubahan perilaku yang terjadi pada individu
atau pasien
Dapat sebagai kunci keberhasilan tindakan kesehatan yang
telah dilakukan
Dapat sebagai tolak ukur kepuasan pasien
Dapat sebagai tolak ukur komplain tindakan dan rehabilitasi
Prinsip-prinsip komunikasi yang penting untuk diketahui :
Komunikasi bukanlah benda, ia sebuah proses
Komunikasi bersifat kompleks
Komunikasi tidak dapat digantikan
Komunikasi melibatkan keterlibatan yang total dari
kepribadian kita
KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang terjatara dua
individu atau lebih dan pesan berisi verbal maupun non verbal.
Komunikasi ini sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari dan
penting untuk kehidupan sosial, dengan tujuan:
Dapat untuk bertukar pikiran
Dapat membantu menyelesaikan masalah
Dapat membantu membuat keputusan
Dapat melakukan tindakan yang sesuai dengan
kehidupannya
Dalam melakukan proses komunikasi interpersonal dipengaruhi
oleh beberapa faktor terhadap isi pesan dan sikap penyampaian
pesan antara lain:
Perkembangan
Pada prinsipnya dalam berkomunikasi yang perlu diperhatikan
adalah siapa yang diajak berkomunikasi. Maka dalam
berkomunikasi isi pesan dan sikap menyampaikan pesan harus
disesuaikan apakah yang kita ajak bicara adalah anak-anak,
remaja, dewasa atau usia lanjut. Pasti akan berbeda dalam
berkomunikasi
Persepsi
Persepsi adalah pandangan personal terhadap suatu kejadian.
Persepsi dibentuk oleh harapan dan pengalaman. Kadangkala
persepsi merupakan suatu hambatan kita dalam berkomunikasi.
Karena apa yang kita persepsikan belum tentu sama dengan yang
dipersepsikan oleh orang lain.
Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga
sangat penting bagi pemberi pelayanan kesehatan untuk
menyadari nilai seseorang
Latar belakang budaya
Gaya berkomunikasi sangat dipengaruhi oleh faktor budaya.
Budaya inilah yang akan membatasi cara bertindak dan
berkomunikasi.
Emosi
Emosi adalah perasaan subjektif tentang suatu peristiwa. Dalam
berkomunikasi kita harus tahu emosi dari orang yang akan kita
ajak berkomunikasi. Karena emosi ini dapat menyebabkan salah
tafsir atau pesan tidak sampai.
Pengetahuan
Komunikasi akan sulit dilakukan jika orang yang kitan ajak
berkomunikasi memiliki tingkat pengetahuan yang berbeda.
Untuk itu maka kita harus bisa menempatkan diri sesuai dengan
tingkat pengetahuan yang kita ajak bicara
Peran
Gaya komunikasi harus di sesuaikan dengan peran yang sedang
kita lakukan. Misalnya ketika kita berperan membantu pasien
akan berbeda ketika kita berperan atau berkomunikasi dengan
tenaga kesehatan yang lain.
Tatanan interaksi
Komunikasi interpersonal akan lebih efektif jika dilakukan dalam
lingkungan yang menunjang. Kalau tempatnya bising, ruangan
sempti, tidak leluasa untuk berkomunikasi dapat mengakibatkan
ketegangan dan tidak nyaman.
Hambatan psikologis dalam proses komunikasi:
Adanya perbedaan persepsi
Terlalu cepat menyimpulkan
Adanya pandangan stereotipe
Kurangnya pengetahuan
Kurangnya minat
Sulit mengekspresikan diri
Adanya emosi
Adanya tipe kepribadian tertentu
KOMUNIKASI NON VERBAL
Bila diamati dalam kehidupan sehari-hari kadang-kadang kita
menggunakan bahasa tubuh dalam melakukan komunikasi.
Mungkin penggunaan bahasa tubuh dalam berkomunikasi bisa
dengan disengaja ataupun tidak disengaja. Hal ini akan
berpengaruh pada pesan yang disampaikan sehingga pesan
dengan menggunakan bahasa tubuh tersebut dapat diterima
kadangkala juga tidak. Tetapi pada dasarnya komunikasi dengan
menggunakan bahasa tubuh lebih mudah diterima dan dicerna
oleh penerima pesan dibandingkan dengan komunikasi verbal.
Hal ini didukung dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa:
1. 55% menggunakan bahasa tubuh atau dari ekspresi tubuh
2. 38% dari nada suara
3. 7% dari kata-kata yang diungkapkan
Jika melihat pada hasil penelitian maka komunikasi dengan
menggunakan bahasa tubuh atau yang dikenal dengan
komunikasi non verbal sangat berperan penting dalam
penerimaan pesan yang disampaikan. Komunikasi non verbal juga
secara tidak sengaja dapat menimbulkan motivasi dan
indikasinya lebih akurat dari kata yang disampaikan seseorang
dengan hal yang diucapkan.
Yang dimaksud dengan komunikasi non verbal adalah isyarat,
tekanan suara, pergerakan tubuh, ekspresi wajah, dan
penampilan fisik.
Bahasa non verbal dapat dikatagorikan dan diamati menjadi 4
(empat) yaitu:
1. Penampilan fisik, lebih pada ke arah pandangan seseorang
terhadap orang lain. penampilan seseorang meliputi
karakteristik fisik dan cara berpakaian. Pakaian dan
perhiasan atau dandanan merupakan sumber informasi
tentang seseorang. Pakaian menggambarkan status sosial,
budaya, agama, konsep diri, dan lain-lain.
2. Jarak, prinsipnya setiap orang punya jarak untuk
berkomunikasi tergantung pada kenyamanan dan kedekatan
hubungannya. Jarak merupakan isyarat yang umum
digunakan saat melakukan hubungan antara dua orang..
Biasanya hal ini berhubungan dengan norma sosial budaya
dan adat istiadat individu.
3. Gerakan tubuh, yang termasuk adalah gerakan tangan,
gerakan kaki, gerakan kepala, ekspresi wajah (misalnya
tersenyum), kontak mata dan postur tubuh. Gerakan-
gerakan ini bisa memberi makna tertentu yang artinya
tergantung dari budaya dimana bahasa itu berlaku.
4. Sentuhan merupakan kecepatan dari individu dan tindakan.
Kemungkinan pesan yang disampaikan dalam bentuk
nonverbal (Smith et al, 1997). Respon individu dipengaruhi
oleh tempat, latar belakang sosial budaya, jenis hubungan,
komunikasi berdasarkan jenis kelamin, usia dan harapan.
Sentuhan dapat dilakukan saat individu melakukan
pertemuan pertama kali atau berhubungan dengan orang
lain. Konsep sentuhan yang terapeutik adalah dengan jalan
melakukan jabat tangan atau menggunakan sikap terbuka
dalam membatu pasien yang mengalami sakit atau
memerlukan bantuan. Sentuhan merupakan awal dan dasar
dalam melakukan komunikasi.
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan.
Komunikasi dibuat untuk menyebarluaskan pesan kepada
publik, mempengaruhi khalayak dan menggambarkan
kebudayaan pada masyarakat. Hal ini membuat media menjadi
bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Untuk
memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat antarpribadi,
dipenuhi melalui kegiatan komunikasi interpersonal atau
antarpribadi. Sedangkan kebutuhan untuk berkomunikasi
secara publik dengan orang banyak, dipenuhi melalui aktivitas
komunikasi massa.
Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam
berlangsungnya kehidupan suatu masyarakat. Selain
merupakan kebutuhan, aktivitas komunikasi sekaligus
merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak
mungkin manusia hidup di suatu lingkungan tanpa
berkomunikasi satu sama lain.
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi
kepada khalayak massa dengan menggunakan saluran-saluran
media massa. Jadi komunikasi massa tidak sama dengan media
massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang
membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai
alat atau saluran.
Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk
orang agar tertarik pada barang yang ditawarkan. Secara garis
besar iklan dibagi menjadi dua, yang pertama iklan komersil
yaitu iklan yang bertujuan untuk meningkatkan pemasaran
suatu produk dan jasa. Yang kedua iklan non komersil yaitu
bagian dari kampanye sosial dengan tujuan mengajak,
menghimbau atau menyampaikan gagasan demi kepentingan
umum. Iklan non komersil lebih dikenal dengan iklan layanan
masyarakat.
Adapun tujuan dari komkes ini yaitu :
Ø Untuk mengetahui tentang komunikasi kesehatan.
Ø Mengetahui tujuan dari komunikasi.
Ø Untuk mengetahui peranan dari komunikasi.
Ø Untuk mengetahui pentingnya Komunikasi Kesehatan
MENGAPA KOMKES DIPERLUKAN DI BIDANG KESEHATAN
Komunikasi
Istilah ‘komunikasi’ (communication) berasal dari
bahasa Latin ‘communicatus’ yang artinya berbagi atau
menjadi milik bersama. Dengan demikian komunikasi
menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk
mencapai kebersamaan.
Menurut Effendi (1995) komunikasi itu sendiri bisa
diartikan sebagai suatu proses penyampaian pesan oleh
seseorang kepada orang lain untuk memberikan atau untuk
mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara langsung
(lisan) maupun tak langsung
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang
(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam
bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk
perilaku orang lain (khalayak). (Hovland, Janis dan Kelley :
1953)
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan,
emosi, keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-
simbol seperti kata-kata, gambar-gambar, angka-angka dan
lain-lain. (Barelson dan Steiner, 1964).
Kesehatan
Kata dasarnya adalah sehat, yang berarti baik itu sehat
jasmani maupun rohani. Jadi, Kesehatan adalah salah satu
konsep yang sering digunakan namun sukar untuk dijelaskan
artinya. Faktor yang berbeda menyebabkan sukarnya
mendefinisikan kesehatan, kesakitan dan penyakit
(Gochman,1988; De Clercq,1993). Setidaknya definisi
kesehatan harus mengandung paling tidak komponen :
biomedis,personal dan sosiokultural.
keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan
sosial, dan bukan hanya suatu keadaan yang bebas dari
penyakit, cacat dan kelemahan. Definisi tersebut tidak hanya
meliputi tindakan yang dapat secara langsung diamati dan
jelas tetapi juga kejadian mental dan keadaan perasaan yang
diteliti dan diukur secara tidak langsung.
Komunikasi Kesehatan
Setelah tahu pengertian komunikasi dan kesehatan, apa itu
Komunikasi Kesehatan ?
Proses penyampaian pesan kesehatan oleh komunikator
melalui saluran/media tertentu kepada komunikan dengan
tujuan untuk mendorong perilaku manusia tercapainya
kesejahteraan sebagai kekuatan yang mengarah kepada
keadaan (status) sehat utuh secara fisik, mental (rohani), dan
sosial.
Jadi, komunikasi Kesehatan adalah proses penyampaian
informasi tentang kesehatan.
Kharakteristik Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses artinya komunikasi merupakan
serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara
berurutan- serta berkaitan satu sama lainnya dalam kurun
waktu tertentu. Sebagai proses komunikasi tidak ‘statis’ tapi
‘dinamis’ dalam arti akan mengalami perubahan secara terus
menerus.
Ø Komunikasi adalah upaya yang disengaja serta mempunyai
tujuan.
Ø Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerja sama
dari para pelaku yang terlibat.
Ø Komunikasi bersifat simbolis.
Ø komunikasi bersifat transaksional.
Ø Komunikasi menembus faktor waktu dan ruang.
Komponen Komunikasi Kesehatan
Komunikator adalah orang atau lembaga yang
menyampaikan pesan, misalnya berisikan himbauan untuk
melakukan 3M dalam mencegah dan memberantas
penyebaran dan perkembangan nyamuk aedes agyphti yang
menyebabkan penyakit DBD.
Pesan adalah pernyataan yang didukung oleh lambang yang
mempunyai arti, contohnya bias berupa slogan tentang hidup
sehat dan lain-lain.
Komunikan adalah orang yang menerima pesan. Komunikan
bias berupa manyarakat maupun lembaga tertentu yang
bertanggung jawab atas peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
Media adalah sarana atau saluran yang mendukung proses
penyampaian pesan. Media dimaksud bias berupa media cetak
maupun elektronik yang dahulu biasa dilakukan dengan
kegiatan penyuluhan.
Efek adalah dampak atau akibat yang ditimbulkan oleh pesan .
efek atau dampak ialah nilai ketercapaian kita dalam
penyanpaian pesan. Nilai baik maupun sebaliknya tergantung
cara kita dalam menyampaikan pesan tersebut.
Landasan Komunikasi Kesehatan
Dalam Undang-undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal
63 dijelaskan perlunya pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan yang mantap agar dapat menunjang sepenuhnya
pelaksanaan manajemen dan upaya kesehatan dengan
menggunakan teknologi dari yang sederhana hingga yang
mutakhir disemua tingkat administrasi kesehatan. Sistem
Informasi Kesehatan dikembangkan terutama untuk
mendukung manajemen kesehatan. Pendekatan sentralistis di
waktu lampau menyebabkan tidak berkembangnya manajemen
kesehatan di unit-unit kesehatan dan di Daerah. Manajemen
memang akan berkembang dengan baik pada saat suatu unit
atau Daerah diberi kewenangan untuk mengurus dirinya sendiri
(otonom).
Dengan kurang jelasnya manajemen kesehatan diwaktu
lampau, maka kebutuhan informasi dan datanya pun menjadi
tidak jelas pula.
Oleh karena itu, tahun 2001 yang merupakan awal
pelaksanaan Otonomi Daerah dapat dianggap sebagai
momentum yang tepat untuk mulai mengembangkan kembali
Sistem Informasi Kesehatan. Mendukung hal tersebut maka
pada tahun tersebut di terbitkan Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 551/Menkes/SK/V/2002 tentang Kebijakan
dan Strategi Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
Nasional (SIKNAS). Seiring dengan pesatnya perkembangan di
bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT) maka pada
tahun 2003 dikeluarkan Instruksi Presiden RI Nomor 3 Tahun
2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengem-bangan
egovernment. Kemudian dijabarkan lagi melalui
Surat Keputusan Menteri Informasi & Komunikasi nomor
56/KEP/M.KOMINFO/12/2003 tentang Panduan Manajemen Sist
Dokumen Elektronik (versi 1.0) dan Surat Keputusan Kepala
Badan Administrasi Negara Nomor 239/IX/6/8/ 2003 tentang
Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Fungsi Komunikasi
Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan.
Komunikasi dibuat untuk menyebarluaskan pesan kepada
publik, mempengaruhi khalayak dan menggambarkan
kebudayaan pada masyarakat. Hal ini membuat media menjadi
bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Untuk
memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat antarpribadi,
dipenuhi melalui kegiatan komunikasi interpersonal atau
antarpribadi. Sedangkan kebutuhan untuk berkomunikasi
secara publik dengan orang banyak, dipenuhi melalui aktivitas
komunikasi massa.
Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam
berlangsungnya kehidupan suatu masyarakat. Selain
merupakan kebutuhan, aktivitas komunikasi sekaligus
merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat. Sebab tidak
mungkin manusia hidup di suatu lingkungan tanpa
berkomunikasi satu sama lain.
Komunikasi massa adalah proses penyampaian informasi
kepada khalayak massa dengan menggunakan saluran-saluran
media massa. Jadi komunikasi massa tidak sama dengan media
massa. Media massa hanyalah salah satu faktor yang
membentuk proses komunikasi massa tersebut, yaitu sebagai
alat atau saluran.
Iklan merupakan berita pesanan untuk mendorong, membujuk
orang agar tertarik pada barang yang ditawarkan. Secara garis
besar iklan dibagi menjadi dua, yang pertama iklan komersil
yaitu iklan yang bertujuan untuk meningkatkan pemasaran
suatu produk dan jasa. Yang kedua iklan non komersil yaitu
bagian dari kampanye sosial dengan tujuan mengajak,
menghimbau atau menyampaikan gagasan demi kepentingan
umum. Iklan non komersil lebih dikenal dengan iklan layanan
masyarakat.
Mengapa Komunikasi Kesehatan Diperlukan di Bidang
Kesehatan
Komunikasi Kesehatan menjadi semakin populer dalam upaya
promosi kesehatan selama 20 tahun terakhir. Contoh,
komunikasi kesehatan memegang peranan utama atau
pengontribusi dalam pemenuhan 219 dari 300 tujuan khusus
dalam Healthy People 2010. Apabila digunakan secara tepat,
komunikasi kesehatan dapat mempengaruhi sikap, persepsi,
kesadaran, pengetahuan dan norma sosial yang kesemuanya
berperan sebagai precursor dapa perubahan prilaku.
Komunikasi kesehatan sangat efektif dalam mempengaruhi
prilaku karena didasarkan pada psikologi sosial, pendidikan
kesehatan, komunikasi massa, dan pemasaran untuk
mengembangkan dan menyampaikan promosi kesehatan dan
pesan pencegahan –pencegahan.
Karya awal yang mempengaruhi perkembangan komunikasi
kesehatan di susun oleh National Cancer Institute (NCI) dan
diberi judul Making Health Communication Programs Work: A
Planner’s Guide. Panduann ini menyatakan bahwa bidang ilmu
seperti pendidikan kesehatan, pemasaran sosial, dan
komunikasi massa secara bersama mendefinisikan komunikai
kesehatan. Bukan hal luar biasa apabila mendengar peryataan
bahwa komunikasi kesehatan bahkan merupakan nama yang
lebih baik untuk profesi daripada promosi kesehatan atau
pendidikan kesehatan bahwa segala sesuatu yang dilakukan
dalam promosi kesehatan melibatkan komunikasi untuk
kesehatan. Kenyataannya, komunikasu kesehatan telah
didefinisikan secara luas oleh Everett Rogers, seorang pelopor
dalam bidang komunikasi, sebagai segala jenis komunikasi
manusia yang berhubungan dengan kesehatan.
Komunikasi kesehatan juga dapat mencerminkan bagaimana
persoalan kesehatan diterima oleh audiens tertentu. Contoh,
NCI mendefinisikan komunikasi kesehatan sebagai seni dan
teknik menyampaikan informasi, mempengaruhi, dan
memotivasi individu, institusi, dan audiens public tentang
pentingnya persoalan kesehatan. The Centers of Disease
Control and Prevention (CDC) mendefinisikan komunikasi
kesehatan sebagai suatu ilmu dan sebagai penggunaan
strategi komunikasi untuk menyampaikan informasi dan
mempengaruhi keputusan individu dan masyarakat yang dapat
meningkatkan kesehatan. Walau begitu, masih ada orang yang
membicarakan konsep tersebut dengan menekankan berbagai
bentuk aplikasinya , termasuk advokasi media, komunikasi
resiko, pendidikan hiburan, materi cetak, dan komunikasi
interaktif.
Ada dua perspektif utama yang diambil ketika
mempertimbangkan komunikasi kesehatan dalam praktik
promosi kesehatan saat ini. Beberapa praktisi memandang
komunikasi massa sebagai proses menyeluruh yang
membingkai penerapan intervensi promosi kesehatan. Praktisi
ini memandang komunikasi kesehatan sebagai strategi atau
aktifitas sempit seperti publikasi informasi atau sejenis
komunikasi. Antar personal yang mungkin berlangsung antara
pendidik kesehatan dan kliennya. Kedua pemikiran itu
menyebabkan komunikasi kesehatan rentan terhadap
penafsiran yang luas dan kesalahpahaman.
Jadi,komunikasi kesehatan diperlukan di bidang kesehatan
karena komunikasi dalam kesehatan merupakan kunci
pencapaian peningkatan tarap atau tingkat kesehatan
masyarakat. Sejauh ini komunikasi senantiasa berkembang
seiring berkembangnya dunia teknologi komunikasi.
komunikasi yang dulunya biasa dilakukan dengan penyuluhan
yang secara langsung berhadapan dengan masyarakat dan
dilakukan dengan media audio/radio sekarang lebih popular
dengan penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui
media internet maupun media cetak dan elektronik. Tidak
hanya bernilai praktis namun mempunyai nilai ekonomis dan
tampilannya lebih menarik. Media yang berkembang tersebut
sangat membantu dalam ketercapaian komunikasi kesehatan
karena tercapai atau tidaknya komunikasi kesehatan lebih
dikarenakan penggunaan media informasi yang tepat, pesan
yang sistematis dan mudah dimengerti.
Kerjasama lembaga kesehatan dan elemen masyarakat sangat
mempengaruhi ketercapaian penyampaian informasi
kesehatan. Komunikasi kesehatan hendaknya memenuhi unsur
komunikasi itu sendiri, seperti lembaga kesehatan sebagai
komunikator, masyarakat sebagai komunikan, internet maupun
media cetak tan elektronik sebagai media dalam penyampaian
pesan, pesan yang ingin disampaikan dan perubahan setelah
disampaikan pesan sebagai efek positif.
Komunikasi dalam kesehatan hendaknya selalu mengalami
perubahan seiring perubahan lingkungan dan disesuaikan
dengan keadaan masyarakat dan pelaku atau komunikator
hendaknya lebih variatif dan inovatif dalam penyampaian
pesan informasi kesehatan.