Komunikasi Politik Utk Pendidikan

2
Edisi 88/Tahun IX/Mei 2008 Gemari Gemari 16 Proses ini diduga diarahkan pada semua aspek pembangunan melalui sikap yang dibaca dari sepak terjang kedua pemimpin tersebut. Apapun yang mereka kerjakan akan dinilai secara negatip, utamanya pada hal-hal yang mempunyai pengaruh pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2009. Pertama, tentang kebijakan yang membawa keuntungan pada rakyat, termasuk kebijakan tentang pendidikan seperti Ujian Nasional, Boss, kesejahteraan guru dan lainnya. Kedua, berupa upaya memisahkan kerukunan kedua pemimpin itu. Upaya ini mungkin dilakukan dengan memecah belah agar kekompakan terganggu dan kepemimpinan keduanya, dalam sisa waktu yang sangat penting ini, tidak efektif. Ketiga, keduanya diduga akan diganggu secara politis, hukum dan ketidak KOLOM KHUSUS P Prof Dr Haryono Suyono*) Komunikasi Politik untuk Pendidikan mampuannya mengatasi isu-isu yang menjadi perhatian dunia seperti HAM, terorisme, kebebasan dan demokrasi, upaya mengatasi korupsi serta mengatasi masalah kemiskinan, penyakit rakyat, pendidikan dan lingkungan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Yusuf Kalla pasti mengambil langkah-langkah untuk tetap serius dan populer. Usaha tetap berada di atas angin bisa dengan mudah dipelintir kalau pembantunya tidak menyiapkan segala sesuatunya dengan baik. Sebagai contoh, kegiatan para pemimpin menonton film “Ayat-ayat Cinta” untuk mendorong kemajuan film Indonesia dipandang dengan sinis sebagai upaya menghindar dari kerja keras mengatasi melonjaknya harga minyak goreng, minyak tanah, cabe, beras dan masalah kontroversi tentang UAN dan Dalam waktu sekitar dua tahun mendatang komunikasi politik di tanah air akan makin marak. Pada jajaran atas bisa diduga terjadi aliran komunikasi politik mendelegitimasi kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Komunikasi politik di tanah air akan makin marak. Calon Presiden (capres) juga melakukan komunikasi politik dengan cara yang berbeda-beda. [FOTO: MULYONO]

description

Komunikasi Politik Utk Pendidikan

Transcript of Komunikasi Politik Utk Pendidikan

� Edisi 88/Tahun IX/Mei 2008GemariGemari16

Proses ini diduga diarahkan pada semua aspekpembangunan melalui sikap yang dibaca darisepak terjang kedua pemimpin tersebut. Apapunyang mereka kerjakan akan dinilai secara negatip,

utamanya pada hal-hal yang mempunyai pengaruh padapemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2009.Pertama, tentang kebijakan yang membawa keuntunganpada rakyat, termasuk kebijakan tentang pendidikanseperti Ujian Nasional, Boss, kesejahteraan guru danlainnya.

Kedua, berupa upaya memisahkan kerukunan keduapemimpin itu. Upaya ini mungkin dilakukan denganmemecah belah agar kekompakan terganggu dankepemimpinan keduanya, dalam sisa waktu yang sangatpenting ini, tidak efektif. Ketiga, keduanya diduga akandiganggu secara politis, hukum dan ketidak

KOLOM KHUSUS

P

Prof Dr Haryono Suyono*)

Komunikasi Politik

untuk Pendidikan

mampuannya mengatasi isu-isu yang menjadi perhatiandunia seperti HAM, terorisme, kebebasan dandemokrasi, upaya mengatasi korupsi serta mengatasimasalah kemiskinan, penyakit rakyat, pendidikan danlingkungan.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan WakilPresiden Yusuf Kalla pasti mengambil langkah-langkahuntuk tetap serius dan populer. Usaha tetap berada diatas angin bisa dengan mudah dipelintir kalaupembantunya tidak menyiapkan segala sesuatunyadengan baik. Sebagai contoh, kegiatan para pemimpinmenonton film “Ayat-ayat Cinta” untuk mendorongkemajuan film Indonesia dipandang dengan sinissebagai upaya menghindar dari kerja keras mengatasimelonjaknya harga minyak goreng, minyak tanah, cabe,beras dan masalah kontroversi tentang UAN dan

Dalam waktu sekitar dua tahun mendatang komunikasi politik ditanah air akan makin marak. Pada jajaran atas bisa diduga terjadi alirankomunikasi politik mendelegitimasi kepemimpinan Presiden SusiloBambang Yudhoyono dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Komunikasi politik di tanahair akan makin marak.

Calon Presiden (capres)juga melakukan komunikasi

politik dengan cara yangberbeda-beda.[FOTO: MULYONO]

17Edisi 88/Tahun IX/Mei 2008 �GemariGemari

masalah-masalah pokok lainnya.Upaya Presiden untuk “marah” kepada peserta

Lemhanas yang sedang “sekolah” tetapi tertidur,dianggap sebagai pernyataan bahwa Presiden “berani”menegur stafnya. Tetapi ada juga yang bisik-bisikmenyesalkan kenapa Presiden terpancing kemarahan.Mereka menghembuskan komunikasi politik yang tidakmenguntungkan bahwa Presiden yang emosional sepertiitu tidak pantas dipilih kembali di tahun 2009. Bahkanada bisikan sinis yang menyatakan bahwa Presidenmesti belajar pidato lagi agar bisa menarik perhatian dantidak menyebabkan pendengarnya tertidur karena carapenyampaian yang tidak menarik. Kalau komunikasipolitik yang dikembangkannya tidak dikemas denganrangkaian persiapan yang matang dan manis, denganderasnya arus delegitimasi, nasib Presiden SusiloBambang Yudhoyono dan WakilPresiden Jusuf Kalla, bisa sangattragis.

Ibu Megawati, yang disamping kharisma pribadinyajuga mewarisi kharisma BungKarno, melakukan Safari tatapmuka yang menarik. Daridaerah ke daerah ibu yangpandai menarik massa inimengembangkan isu-isukerakyatan yang bisa mencuriperhatian dalam keadaan segalasesuatu sedang tidakmengenakkan, atau dibuat tidakmengenakkan. Akan sangatmenarik kalau Ibu Mega jugamemberi gambaran yang jelaskalau bisa terpilih kembalibagaimana pendidikan anakbangsa yang masih rendah itubisa dipicu dengan gegapgempita.

Calon Presiden lain jugamelakukan komunikasi politikdengan cara yang berbeda-beda.Wiranto, biarpun tidak terang-terangan mengumumkanpencalonannya, menggelar iklan seakan-akan siapmakan bersama si miskin, jenis makanan apapun yangdimakan si miskin. Akan sangat menjanjikan kalaukomunikasi politik itu diarahkan sebagai rintisanprogram pemberdayaan keluarga, utamanya kesempatanpendidikan yang makin luas dan tinggi, agar apabilananti terpilih, gagasan itu bisa dituangkan dalamprogram yang kuat dan betul-betul menghilangkankelaparan dan kemiskinan secara terhormat. Rakyat bisamemperoleh kerja dengan pendapatan yang memadai.Jenis makanannya enak, dan kalau kita ikut makanbersama, tidak ada satupun anggota keluarga yangterpaksa tidak makan, karena bagiannya dimakan calon

presiden.Prabowo Subianto dengan gaya yang manis memihak

kaum tani. Bisa saja komunikasi ini dikaitkan dengankedudukannya sebagai Ketua Umum HKTI, organisasikaum tani yang kuat. Banyak pihak mengetahui bahwaPrabowo juga siap menjadi calon Presiden menantangsesama jendral yang rame-rame mencalonkan diri. Kalauapa yang dijanjikannya dalam iklan betul-betul bisaditagih manakala Prabowo menjadi Presiden, rakyattani di pedesaan bisa lega memilihnya.

Sutiyoso, yang terkenal dengan sebutan Bang Yos,mantan Gubernur DKI Jakarta, yang seminggu sebelumlengser secara terbuka menyatakan siap menjadiPresiden RI, menggelar langkah-langkah strategis yangmengesankan. Biarpun belum didukung partai besar,dengan sabar Bang Yos membina partai-partai kecil,

bahkan yang belum luluspendaftaran, untuk menjadikendaraannya. Sambilmenunggu pendukungresminya, hampir tiap minggumelakukan perjalanan kelilingmemperkenalkan diri danmenggalang simpatisan rakyatkecil di pedesaan.

Pernyataannya yang terakhirdi Semarang mengejutkanbanyak lawan politiknya.Secara tajam Sutiyosomenyoroti perlunya reformasiBirokrasi. Sutiyoso, yang sangatberpengalaman dalammengelola pemerintahandaerah di Jakarta, yakin bahwatanpa birokrasi yangmempunyai shared vision danmission yang sama denganpresidennya, hampir tidakmungkin seorang presiden,sehebat apapun, dipilih olehmayoritas rakyat dan mendapatdukungan yang kuat dari DPR,

bisa melakukan tugas dan memenuhi janjinya. SeorangPresiden, seperti halnya pengalaman GubernurSutiyoso yang berhasil, hanya akan berhasil kalaudidukung birokrasi yang handal dan kompak, bekerjakeras menterjemahkan janji-janji kampanyePresidennya, lebih-lebih kalau janji itu meningkatkanakses anak bangsanya pada pendidikan yang meratadan tinggi. Program-program seperti itu pasti tidak bisaditolak oleh siapapun. Konsekwensinya harusdilaksanakan dengan baik. Kita siap-siap mengamatidan memilih calon yang terbaik. Insya Allah.

*) Penulis adalah Prof Dr Haryono Suyono, MantanMenko Kesra, Menteri Negara Kependudukan danKepala BKKBN – www.haryono.com.

Akan sangat menjanjikankalau komunikasi politik itu

diarahkan sebagai rintisanprogram pemberdayaan

keluarga, utamanyakesempatan pendidikan

yang makin luas dan tinggi,agar apabila nanti terpilih,

gagasan itu bisa dituangkandalam program yang kuat

dan betul-betulmenghilangkan kelaparan

dan kemiskinan secaraterhormat.