Komunikasi Peer

8
Komunikasi Kelompok Peer Oleh Claudia Elearna Angeline Poetri/1206218594 Pengertian Kelompok Kecil Komunikasi kelompok kecil merupakan interaksi yang terjadi saat sekelompok kecil individu bertemu. Jenis komunikasi ini biasanya diarahkan oleh tujuan dan membutuhkan pemahaman tentang dinamika kelompok. Kelompok kecil menjadi lebih efektif jika mampu bekerja, memiliki tempat pertemuan yang sesuai, susunan kursi yang tepat, serta kekohesifan dan komitmen di antara anggotanya (Arnold dan Boggs, 2003). Peserta kelompok harus merasa diterima, merasa mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur, serta mendengarkan anggota lain secara aktif (Sully and Dallas, 2005). Sedangkan menurut Homans (1950), mendefinisikan kelompok sebagai sejumlah orang yang berkomunikasi satu sama lainnya, seringkali melewati suatu jangka waktu dan dengan jumlah orang yang cukup kecil sehingga setiap orang dapat berkomunikasi dengan semua orang lainnya, tanpa melewati orang ketiga, melainkan secara tatap muka. Jenis Kelompok Kecil Terdapat beberapa jenis kelompok kecil. Kelompok pertama dan yang paling nonformal adalah kelompok primer, unit social tempat kita bernanung. Keluarga

description

-

Transcript of Komunikasi Peer

Komunikasi Kelompok Peer Oleh Claudia Elearna Angeline Poetri/1206218594

Pengertian Kelompok KecilKomunikasi kelompok kecil merupakan interaksi yang terjadi saat sekelompok kecil individu bertemu. Jenis komunikasi ini biasanya diarahkan oleh tujuan dan membutuhkan pemahaman tentang dinamika kelompok. Kelompok kecil menjadi lebih efektif jika mampu bekerja, memiliki tempat pertemuan yang sesuai, susunan kursi yang tepat, serta kekohesifan dan komitmen di antara anggotanya (Arnold dan Boggs, 2003). Peserta kelompok harus merasa diterima, merasa mampu berkomunikasi secara terbuka dan jujur, serta mendengarkan anggota lain secara aktif (Sully and Dallas, 2005). Sedangkan menurut Homans (1950), mendefinisikan kelompok sebagai sejumlah orang yang berkomunikasi satu sama lainnya, seringkali melewati suatu jangka waktu dan dengan jumlah orang yang cukup kecil sehingga setiap orang dapat berkomunikasi dengan semua orang lainnya, tanpa melewati orang ketiga, melainkan secara tatap muka.

Jenis Kelompok KecilTerdapat beberapa jenis kelompok kecil. Kelompok pertama dan yang paling nonformal adalah kelompok primer, unit social tempat kita bernanung. Keluarga merupakan kelompok primer yang pertama, sedangkan teman-teman masa kecil merupakan kelompok kecil lainnya. Kelompok yang kedua adalah kelompok biasa (casual) atau kelompok social. Kelompok ini meliputi teman-teman sepermainan seperti teman-teman sekelas, teman-teman satu tim dll. Meskipun kelompok ini hubungannya berjangka pendek, namun pengaruhnya terhadap cara berpikir dan berperilaku di kemudian hari cukup berarti. Selanjutnya adalah kelompok belajar atau kelompok pendidikan. Brillhart dan Galones (1992) menyebut kelompok ini sebagai kelompok pencerahan, setiap anggota kelompok berusaha memecahkan masalah, tetapi tidak memiliki otoritas untuk melaksanakan keputusan mereka. Kelompok yang keempat adalah kelompok kerja (work groups). Pada kelompok ini, anggota kelompoknya memiliki tujuan spesifik yang harus dicapai, yang biasanya berkaitan dengan pekerjaan. Anggota kelompok ini memiliki sedikit kesamaan selain pekerjaan mereka yang mengharuskan mereka untuk berinteraksi. Pada kelompok social atau kelompok belajar boleh relative tidak aktif, namun pada kelompok kerja akan mengalami resiko yang lebih banyak bila mereka tidak berperan serta, seperti teguran, pemboikotan, atau bahkan kehilangan pekerjaan. Setelah itu adalah kelompok terapeutik (therapeutic group), yang para anggotanya bergabung bersama untuk belajar mengenal diri mereka dan untuk memperbaiki hubungan antarpesona mereka. Kelompok ini berbeda dengan kelompok belajar karena kelompok belajar melibatkan pada penguasaan subjek tertentu, sedangkan kelompok terapeutik memusatkan perhatiannya pada proses yang terjadi pada kelompok kecilnya.

Peranan Tugas Kelompok (Group Task Roles)Terapat beberapa perilaku anggota kelompok sehingga kelompok tersebut dapat mencapai tujuannya, yaitu :1. Mengawali atau berkontribusi, mengajukan gagasan baru atau cara baru memandang tujuan kelompok atau dapat dilakukan dengan pengusulan pemecahan masalah atau membuat suatu prosedur baru untuk mengatur usaha-usaha kelompok agar lebih baik.2. Mencari informasi, meminta penjelasan informasi kepada salah satu anggota kelompok mengenai masalah yang sedang dibahas dalam kelompok, atau mencari informasi dari referensi lain.3. Memberi informasi, menawarkan fakta atau generalisasi berdasarkan pengalaman atau sumber yang berwenang.4. Memberi pendapat, menyatakan keyakinan atau pendapat yang relevan dengan saran yang diajukan, sehingga dapat menentukan pendapat yang menjadi pegangan kelompok bukan hanya pendapat sebagai penyajian factor-faktor atau informasi.5. Menguraikan, memperluas usul-usul dengan contoh-contoh atau pernyataan ulang, mencoba menentukan hasilnya jika suatu usul diterima kelompok.6. Mengkoordinasikan, menunjukkan hubungan diantara berbagai gagasan dan usul, menggabungkan gagasan dan usul, dan mengkoordinasikan aktivitas anggota kelompok.7. Mengarahkan, menunujukkan posisi kelompok dengan menyimpulkan kemajuan dan penyimpangannya dari arah atau tujuan kelompok yang telah disepakati, atau dengan mengajukan pertanyaan mengenai arah yang diambil kelompok.8. Mengevaluasi, membandingkan pencapaian kelompok dengan beberapa kriteria atau standar berfungsinya kelompok.9. Memberdayakan, mendorong kelompok untuk melakukan tindakan, membuat keputusan untuk meningkatkan kualitas kelompok.10. Membantu prosedur, membantu atau mempermudah kegiatan kelompok dengan melakukan sesuatu hal bagi kelompok seperti membagi tugas rutin, membagikan bahan-bahan dll.11. Mencatat, mencatat keputusan kelompok, mencatat hasil diskusi sehingga dapat memberi hasil nyata pada kelompok.

Fungsi Komunikasi Kelompok KecilFungsi komunikasi kelompopk kecil mencakup fungsi hubungan social, pendidikan, persuasi, pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, serta fungsi terapi.Fungsi pertama adalah hubungan sosial, bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan menetapkan hubungan social diantara para anggotanya, seperti suatu kelompok secara rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan aktivitas yang informal, santai, dan menghibur. Fungsi kedua adalah pendidikan, dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan. Fungsi pendidikan tergantung pada tiga faktor, yaitu jumlah informasi baru yang didiskusikan, jumlah partisipan kelompok, serta frekuensi diantara para anggota kelompok. Fungsi ketiga adalah persuasi, dalam fungsi ini seoranga nggota kelompok berupaya untuk mempersuasi anggota kelompok lainnya untuk melakukan atau tidak melakukan tindakan serta memberi tahu mana yang baik untuk kelompoknya atau bertentangan dengan kelompoknya.Fungsi keempat yaitu pemecahan masalah (problem solving). Kelompok ini lebih tertuju pada memecahkan persoalan dan membuatn keputusan-keputusan. Pemecahan masalah juga berkaitan dengan penemuan alternative atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya, sedangkan pembuatan keputusan berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi.Fungsi kelima adalah fungsi terapi. Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok lainnya, karena kelompok terapi tidak memiliki tujuan. Objek dari kelompok terapi adalah membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya. Untuk mencapatkan manfaat maka individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya, namun usaha utamanya adalah membantu dirinya sendiri, bukan mebantu kelompok mencapai consensus. Contohnya adalah kelompok konsultasi perkawinan, kelompok penderita narkoba, dsb (Bungin, 2006)

Tahap-Tahap Pengembangan KelompokTerdapat beberapa teori mengenai tahap-tahap perkembangan kelompok yaitu misalnya beberapa teorisi percaya bahwa berbagai tahap terjadi bahkan bila suatu kelompok hanya bertemu satu kali (Tuckman, 1965; Fischer, 1970). Teorisi lain berpendapat bahwa tahap-tahap muncul sepanjang usia kelompok yang berulang kali menyelenggarakan pertemuan (Bennis dan Shepard,1965; Thelen dan Dickerman, 1949). Pendapat yang lainnya menyatakan bahwa semua tahap kelompok terjadi dalam setiap pertemuan dan terus terjadi lagi sepanjang usia kelompok tersebut (Schutz, 1958; Bales dan Strodbeck, 1951). Tahap 1 adalah pembentukan. Pembentukan dimulai sebelum pertemuan pertama, ketika para anggota mulai memisahkan diri mereka dari semua hal yang dapat mengganggu kelompok, dan berusaha untuk belajar mengenai kelompok dan atau anggota lainnya. Pada tahap pembentukan ini terjadi beberapa minggu, agar para anggota dapat belajar mengenai masing-masing anggota dan tugas yang harus diselesaikan.Tahap 2 yaitu keributan. Pada tahap ini kelompok kehilangan sebagian dari identitas kelompok, kebingungan mengenai tujuan kelompok meningkat, dan kerja minimal (masih) diselesaikan. Pada tahap ini juga bagaimana pemimpin kelompok tersebut dapat menyelesaikan masalah yang ada di kelompoknya.Tahap 3 adalah penormalan. Pada tahap penormalan, kepaduan kelompok mulai muncul dan kelompok perlahan-perlahan mulai berfungsi sebagai suatu kesatuan. Pada tahap ini juga sudah terjadi keseimbangan seperti perseorangan dan kelompok yang seimbang, tujuan kelompok dan perseorangan seimbang, kedekatan seimbanga, peranan dan kewenangan pemimpin ditentukan.Tahap 4 yaitu pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan merupakan periode persetujuan bersama dan produktivitas maksimum. Ketidaksepakatan nyari hilang dan sedikit komentar negative. Semangat kelompok sudah mulai meningkat kembali, para anggota beramah-tamah, saling menghargai satu sama lain karena kontribusi kelompok yang berhasil. Pada akhir tahap 4 ini, anggota kelompok sudah mulai menurun rasa ingin keterlibatan dalam kelompok tersebut yang pada akhirnya masing-masing anggota kelompok melepaskan diri dari kelompok tersebut.

Sumber Referensi :Potter, P., & Perry, A. (2009). Fundamental of Nursing: Buku 1 Edisi 7. (Terj. dr.Adrina Ferderika). Jakarta: Salemba MedikaTubbs, Stewart L., & Moss, Sylvia. (2001). Human Communication. Jakarta: Remaja Rosda Karyahttp://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25372/4/Chapter%20II.pdf, Diakses pada Senin, 11 Maret 2013 pukul 13:36 WIB