Plpg peer counseling

28
Konseling Teman Sebaya ( Peer Counseling) dengan pendekatan kelompok TIM INSTRUKTUR PLPG RAYON IX UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Transcript of Plpg peer counseling

Page 1: Plpg peer counseling

Konseling Teman Sebaya (Peer Counseling) dengan pendekatan

kelompok

TIM INSTRUKTUR PLPG RAYON IXUNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Page 2: Plpg peer counseling

Outline pembahasan• Pengertian konseling teman sebaya• Pengertian konseling kelompok• Keuntungan pendekatan kelompok dalam konseling teman sebaya• Syarat-syarat peer konseling dengan menggunakan konseling

kelompok• Tujuan konseling kelompok• Karakteristik personal pemimpin kelompok • Hal yang perlu dihindari dalam konseling• Peran dan tugas anggota kelompok• Hak-hak anggota kelompok sebelum konseling kelompok• Hak-hak anggota kelompok selama konseling kelompok• Permasalahan yang dapat diselesaikan dengan peer counseling• Tahap-tahap konseling kelompok• Keterampilan pemimpin kelompok• Contoh laporan hasil sesi konseling (SOAP notes)• Praktik konseling teman sebaya

Page 3: Plpg peer counseling

Konseling Teman Sebaya (Peer Counseling)

proses bantuan yang dilakukan oleh teman sebaya, bertujuan untuk berbagi perasaan, pemikiran dan pengalaman, menganalis pemikiran dan perasaan, belajar sikap dan tingkah laku baru, kemudian mencari solusi masalah berdasarkan perspektif teman sebaya.

Page 4: Plpg peer counseling

Konseling kelompok (Gazda, Duncan, dan Meadows, 1967)

• Proses interpersonal dinamik yang berfokus pada pikiran dan tingkah laku sadar yang melibatkan fungsi-fungsi terapi, orientasi pada kenyataan, kataris, perhatian, pemahaman, penerimaan dan dukungan.

• Fungsi-fungsi terapi diciptakan dalam kelompok kecil melalui berbagi perhatian/kehawatiran dengan sebayanya dan konselor.

• Individu tersebut menggunakan interaksinya dalam kelompok untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan nilai dan tujuan-tujuan, serta belajar dan menghilangkan tingkah laku dan sikap tertentu (Gazda, 1994, pp. 7-8).

Page 5: Plpg peer counseling

Keuntungan pendekatan kelompok dalam Konseling Teman Sebaya:

• Pendekatan kelompok biasanya lebih efektif dari pendekatan individual

• Anggota kelompok belajar keterampilan baru dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari

• Anggota kelompok mendapatkan umpan balik (feedback) dan insight dari sesama anggota

• Anggota dapat belajar modeling dari teman lain

• Biaya yang murah dan dapat menjangkau lebih banyak orang (Corey, 1995)

Page 6: Plpg peer counseling

Syarat-syarat peer counseling dengan pendekatan kelompok

• Terdapat konselor dan ko-konselor yang telah mendapatkan pelatihan

• Anggota kelompok secara sukarela mengikuti kegiatan

• Masalah yang dibahas berkisar di sekitar masalah-masalah yang dihadapi oleh peer

• Kelompok dibentuk oleh konselor atau kesepakatan antar anggota kelompok

Page 7: Plpg peer counseling

Karakteristik konseling kelompok

• Terdiri dari 8-12 orang

• Kelompok terdiri dari:

– Konselor (pemimpin kelompok)

– Ko-konselor

– Anggota kelompok

• Waktu pelaksanaan ± 2 jam

• Tempat yang nyaman dan aman

Page 8: Plpg peer counseling

Tujuan konseling kelompok• Belajar mempercayai diri sendiri dan orang lain

• Mencapai pengetahuan tentang dirinya (self-knowledge) dan mengembangkan identitas

• Menghargai persamaan kebutuhan dan masalah antar anggota kelompok dan mengembangkan rasa kebersamaan

• Meningkatkan penerimaan diri, kepercayaan diri dan penghargaan diri

• Menemukan alternatif untuk mengatasi masalah dan konflik

• Meningkatkan pengarahan diri, otonomi dan tanggung jawab

• Meningkatkan kesadaran pada pilihan dan dapat membuat pilihan dengan bijak

• Membuat rencana spesifik untuk mengubah tingkah laku tertentu dan berkomitmen dengan rencana tersebut

• Mempelajari keterampilan-keterampilan sosial

• Menjadi lebih sensitif terhadap kebutuhan dan perasaan orang lain

• Belajar berkonfrontasi dengan hati-hati dan jujur

• Belajar mengarahkan diri berdasarkan harapan-harapan diri sendiri bukan harapan orang lain (Corey, 1995. P. 7).

Page 9: Plpg peer counseling

Karakteristik personal pemimpin konseling kelompok (Corey 1995)

• Kehadiran (Presence)

• Kekuatan personal (Personal power)

• Keberanian (Courage)

• Keinginan untuk berkonfrontasi dengan diri sendiri (willingness to confront oneself)

• Tulus dan otentik (sincerity and autenticity)

• Identitas diri (sense of identity)

• Antusias dan keyakinan pada proses kelompok (belief in group process and enthusiasm)

• Memiliki jiwa penemu dan kreatif (inventiveness and creativity)

• Memiliki keterbukaan terhadap pengalaman baru, gaya hidup dan nilai-nilai yang berbeda (pp. 54-57).

Page 10: Plpg peer counseling

Hal yang perlu dihindari

• Melihat jam tangan

• Menggerak-gerakan kaki atau tangan

• Menghela nafas

• Menghentakan kaki

• Memberikan nasehat

• Banyak bicara

• Terlalu membuka diri

• Memandang rendah klien

• Bersikap defensif

• Rendah diri (usia, pengalaman dan pengetahuan)

• Memprioritaskan kebutuhan, nilai-nilai dan pandangan hidup

• Harapan yang berlebihan terhadap klien

• Bersikap inkonsisten

• Bersikap subyektif

• Memiliki perasaan tertentu terhadap klien

Page 11: Plpg peer counseling

Peran dan tugas peserta dalam kelompok

• Setiap anggota kelompok harus menjaga kerahasiaan informasi yang dibicarakan dalam konseling kelompok

• Tidak boleh menyerang anggota kelompok lain secara verbal dan fisik

• Berpartisipasi aktif dalam proses kelompok dan memberikan kesempatan kepada anggota kelompok yang lain untuk berbicara (Gladding, 1994).

Page 12: Plpg peer counseling

Hak-hak anggota kelompok sebelum konseling kelompok

• Informasi lengkap tentang tujuan dan aturan-aturan konseling kelompok

• Kesempatan untuk mencari informasi tentang kelompok dengan bertanya dan mengeksplorasinya

• Deskripsi tentang kualifikasi pendidikan dan pelatihan pimpinan kelompok

• Informasi tentang biaya, jumlah anggota, waktu, tujuan dan teknik yang digunakan

• Informasi tentang resiko-resiko psikologis dalam berpartisipasi di konseling kelompok

• Kondisi-kondisi di mana kerahasiaan dapat dilanggar dengan alasan legal, etik dan profesional

• Diskusi tentang hak dan kewajiban anggota kelompok (Corey, 1995. P. 27).

Page 13: Plpg peer counseling

Hak-hak anggota kelompok selama konseling kelompok

• Informasi tentang apa yang diharapkan dari anggota kelompok

• Kebebasan untuk meninggalkan kelompok

• Informasi tentang penggunaan alat rekam (audio dan video)

• Kesempatan untuk berkonsultasi dan berdiskusi tentang hal-hal yang dipelajari dalam konseling kelompok

• Bebas atau tidak mengalami pemaksaan berdasarkan tekanan anggota kelompok dan nilai-nilai pemimpin kelompok

• Hak untuk diperlakukan dengan penghargaan dan respek sebagai individu (Corey, 1995. P. 27-28).

Page 14: Plpg peer counseling

Permasalahan yang dapat diselesaikan dengan peer counseling

• Masalah-masalah sosial seperti: konflik dengan teman, guru, orangtua

• Masalah tingkah laku

• Masalah belajar

• Isu-isu yang berhubungan tugas-tugas perkembangan (kesamaan masalah dengan sebayanya)

Page 15: Plpg peer counseling

Tahap-tahap konseling kelompok (1)

1. Tahap pembentukan kelompok. – Langkah 1: Proses penjaringan/rekrutmen dan

seleksi anggota kelompok melalui poster, newsletter dan sebagainya.

– Langkah 2: Penyaring dan seleksi anggota kelompok melalui wawancara pra-konseling (Helwig, 2006, p. 143).

– Langkah 3: Mengidentifikasi tujuan konseling kelompok, menyatakan harapan dan aturan-aturan kelompok (Ratigan, 1997).

Page 16: Plpg peer counseling

2. Tahap awal• meliputi proses penentuan struktur kelompok, pelibatan lebih

mendalam dengan proses kelompok dan mengelaborasi harapan-harapan anggota kelompok.

• Pemimpin kelompok membantu anggota kelompok mengidentifikasi tujuan-tujuan konseling kelompok, harapan-harapan dan aturan-aturan mereka terhadap proses kelompok (Helwig, 2006, p. 144).

3. Tahap peralihan• Pada tahap ini timbul resistensi dari anggota kelompok,

kecemasan, dan konflik.• Pemimpin kelompok menciptakan iklim kelompok yang

saling mendukung dan percaya, mengatasi kecemasan dan resistensi, bertindak sebagai role model. (Helwig, 2006, p. 144).

Tahap-tahap konseling kelompok (2)

Page 17: Plpg peer counseling

4. Tahap kegiatan bekerja • Eksplorasi mendalam tentang isu-isu dalam

penyelesaian masalah dengan mengubah tingkah laku/pemikiran ke arah yang diinginkan.

• Pemimpin kelompok memberikan penguatan, menolong dalam menghubungkan tema-tema, mendukung pengambilan resiko, menjadi model tingkah laku (Helwig, 2006, p. 145).

Tahap-tahap konseling kelompok (3)

Page 18: Plpg peer counseling

5. Tahap akhir

• Pemimpin kelompok menyimpulkan dan mengintegrasikan informasi, alternatif solusi, dan pengalaman-pengalaman kelompok.

• Anggota kelompok berbagi pengalaman-pengalaman, insight dan pelajaran yang diterima dalam kelompok dan strategi implementasinya di luar kelompok.

• Membuat rencana untuk pertemuan tindak lanjut dan implementasi strategi di seting yang sesungguhnya serta kemungkinan perubahan dari rencana yang telah disepakati bersama (Muro & Kottman 1995).

Tahap-tahap konseling kelompok (4)

Page 19: Plpg peer counseling

Keterampilan-keterampilan pemimpin kelompok dalam peer counseling

• Mendengar aktif (active listening)memperhatikan perkataan dan sensitif terhadap bahasa, intonasi dan bahasa tubuh anggota kelompok

• Mengulang kembali (restating/paraphrasing), mengulang perkataan seseorang dengan kalimat yang berbeda

• Memperjelas (clarifying),merespon pernyataan atau pesan anggota kelompok yang membingungkan dan tidak jelas dengan memfokuskan pada isu-isu utama dan membantu individu tersebut untuk menemukan dan memperjelas perasaan-perasaannya yang bertolak belakang

• Menyimpulkan (summarizing),Keterampilan untuk menganalisa seluruh elemen-elemen penting yang muncul dalam seluruh atau bagian dari interaksi kelompok. Kemampuan ini sangat dibutuhkan pada saat proses transisi dari satu topik ke topik lainnya

Page 20: Plpg peer counseling

• Bertanya (questioning) dua jenis pertanyaan, yaitu: pertanyaan tertutup yang hanya memberi peluang jawaban ya atau tidak dan pertanyaan terbuka dengan menggunakan kata tanya seperti: apa (what), di mana (where), kapan (when), mengapa (why), dan bagaimana (how)

• Menginterpretasi (interpreting)Menginterpretasi pikiran, perasaan, atau tingkah laku anggota kelompok yang bertujuan untuk memberikan perspektif alternative dan baru. Interpretasi dilakukan pada waktu yang tepat untuk memberikan kesempatan bagi anggota kelompok untuk melakukan refleksi atas pernyataan interpretasi pemimpin kelompok

• Mengkonfrontasi (confronting)Konfrontasi merupakan cara yang kuat dan efektif untuk menantang anggota kelompok untuk melihat dirinya secara jujur.

Page 21: Plpg peer counseling

• Merefleksikan perasaan (reflecting feelings)Kemampuan untuk merespon terhadap esensi perkataan anggota kelompok. Merefleksikan perasaan bukan sekedar memantulkan perasaan anggota kelompok tapi termasuk pula ekspresinya

• Memberikan dukungan (supporting)Memberikan penguatan kepada anggota kelompok, terutama ketika mereka berhasil membuka informasi-informasi personal. Pemimpin kelompok memberikan dukungan dengan memberikan perhatian penuh kepada anggota kelompok tersebut dengan cara mendengar aktif terhadap apa yang mereka katakan, mendekatkan diri secara psikologis, dan merespon dengan penuh dukungan. Namun, teknik ini dapat menjadi counterproductive karena pemimpin kelompok memberikan dukungan yang terlalu berlebihan

• Berempati (empathizing)Kemampuan pemimpin kelompok untuk sensitive terhadap hal-hal subyektif anggota kelompok. Untuk dapat melakukan empati, pemimpin kelompok harus memiliki perhatian dan penghargaan kepada anggota kelompok

Page 22: Plpg peer counseling

Teknik ini bertujuan untuk memberdayakan anggota kelompok untuk mencapai tujuan-tujuannya.

– Memfokuskan pada resistensi dalam kelompok dan membantu anggota kelompok untuk menyadarinya

– Mengajarkan anggota kelompok untuk menfokuskan pada dirinya dan perasaan-perasannya

– Mengajarkan anggota kelompok untuk berbicara secara langsung dan jujur

– Menciptakan situasi yang aman yang memberikan keberanian bagi anggota kelompok untuk mengambil resiko

– Memberikan dukungan kepada anggota kelompok ketika mereka mencoba tingkah laku baru

– Mengembangkan tipe interaksi anggota kelompok-ke-anggota kelompok lain daripada anggota kelompok-ke-pemimpin kelompok

– Membantu anggota kelompok untuk memiliki sikap terbuka terhadap konflik

– Membantu anggota kelompok untuk mengatasi hambatan untuk berkomunikasi secara langsung

– Membantu anggota kelompok untuk mengintegrasikan apa yang mereka pelajari dalam kelompok dan strategi untuk mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari

Menfasilitasi (facilitating)

Page 23: Plpg peer counseling

• Memulai (initiating)

Keterampilan untuk memulai untuk kegiatan kelompok seperti diskusi, menentukan tujuan kegiatan kelompok, mencari alternatif solusi dan sebagainya (p. 67).

• Menentukan tujuan (setting goals)

Keterampilan untuk menentukan tujuan kegiatan kelompok. Pemimpin kelompok harus dapat menstimulasi anggota kelompoknya menentukan dan memperjelas tujuan-tujuannya (p. 67).

• Mengevaluasi (evaluating)

Keterampilan untuk mengevaluasi keseluruhan proses konseling kelompok, karena evaluasi merupakan kegiatan yang berkelanjutan. Setiap selesai konseling kelompok, pemimpin kelompok harus dapat mengevaluasi apa saja yang terjadi dalam kelompok termasuk respon, pesan, dan perasaan anggota kelompok dan dirinya sendiri (p. 67).

• Memberikan umpan balik (giving feedback)

Keterampilan pemimpin kelompok untuk memberikan umpan balik yang spesifik, deskriptif, dan jujur atas dasar observasi dan raksi terhadap tingkah laku anggota kelompok (p. 67).

Page 24: Plpg peer counseling

• Menjaga (protecting)

Pemimpin kelompok harus menjadi penjaga anggota kelompoknya dari kemungkinan resiko-resiko psikologis dan fisik yang tidak perlu (p. 68).

• Mendekatkan diri (disclosing self)

Kemampuan membuka informasi-informasi personal dengan tujuan membuat anggota kelompok menjadi lebih terbuka dalam kelompok. Pemimpin kelompok harus sadar apa, kapan, bagaimana, dan sebanyak apa informasi tersebut harus dibuka di kelompok (p. 68).

• Menjadi model (modeling)

Anggota kelompok belajar dari mengobservasi tingkah laku pemimpin kelompok. Untuk itu pemimpin kelompok harus dapat menampilakan nilai-nilai kejujuran, penghargaan, keterbukaan, mau mengambil resiko, dan asertif.

• Menghubungkan (linking)

Keterampilan pemimpin kelompok untuk melihat kesamaan tema yang muncul dalam proses kelompok dan menghubungkan tema-tema tersebut sehingga klien dapat melihat bahwa anggota kelompok memiliki kemampuan untuk membantu anggota kelompok yang lain (p. 69).

Page 25: Plpg peer counseling

• Merintangi (blocking)

Keterampilan pemimpin kelompok untuk menghentikan perilaku anggota kelompok yang counterproductive. Teknik ini dilakukan dengan sensitif tanpa membuat anggota kelompok yang bersangkutan merasa diserang

• Mengakhiri (terminating)Keterampilan pemimpin kelompok untuk menentukan waktu dan cara mengakhiri kegiatan individual dan kelompok. Keterampilan ini dibutuhkan untuk menutup sesi konseling kelompok dan mengakhiri konseling kelompok dengan sukses

Page 26: Plpg peer counseling

RINGKASAN SESI KONSELING (SOAP Notes)

• Konselor : _________ tanggal: _________ waktu: __________

• Nama klien: ________________________________

**************************************************************

• Deskripsi klien:

• Keluhan subjektif:

• Penemuan objektif:

• Evaluasi perkembangan :

• Rencana untuk sesi berikut:

• Rencana konselor:

Page 27: Plpg peer counseling

Praktik Konseling Teman Sebaya

• Buat 3 kelompok (@ 8-12 orang)

• Setiap orang berlatih menjadi pemimpin kelompok (konselor) @ 20 menit

• Setiap orang mempraktekkan seluruh tahapan konseling kelompok kecuali tahap pembentukan

• Setiap orang mempraktekkan berbagai keterampilan sebagai pemimpin kelompok

• Instruktur memberikan feedback yang umum dan individual kepada pemimpin kelompok

Page 28: Plpg peer counseling

• Konflik dengan anak karena:– Anak punya pacar yang tidak disetujui– Anak berteman dengan teman yang dapat menjerumuskan ke arah

negatif (narkoba, bolos sekolah, dll)– anak

• Masalah komunikasi dengan suami/istri, karena:– Tidak ada kesamaan/konsistensi dalam mendidik anak– Kekerasan dalam rumah tangga– Minat atau hobi yang berbeda– Tidak ada saling pengertian/pemahaman– Pendapatan yang tidak seimbang

• Konflik dengan tetangga karena:– Anak, pembantu, pohon, sampah, suara

• Konflik dengan teman sejawat– Berbeda pendapat– Pembagian beban kerja– Kesempatan yang tidak setara

Masalah-masalah