Komunikasi pada anak dan lansia

17
Komunikasi Pada Anak dan Lansia I. PENDAHULUAN Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan orang lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah berpikir bawa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan individu berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang maknanya dipacu dan ditransmisikan. Untuk memperbaiki interpretasi pasien terhadap pesan, perawat harus tidak terburu-buru dan mengurangi kebisingan dan distraksi. Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti dipakai untuk menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali telah lupa atau ada kesulitan dalam mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran. Instruksi yang berurutan dan sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien dan sering sangat membantu. (Bruner&Suddart,2001:188) Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan non verbal dari informasi dan ide. Kominikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada perasaan dan emosi dimana individu menyampaikan

Transcript of Komunikasi pada anak dan lansia

Page 1: Komunikasi pada anak dan lansia

Komunikasi Pada Anak dan Lansia

I. PENDAHULUAN

Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan

seseorang untuk menetapkan, mempertahankan dan meningkatkan kontrak dengan orang

lain karena komunikasi dilakukan oleh seseorang, setiap hari orang seringkali salah

berpikir bawa komunikasi adalah sesuatu yang mudah. Namun sebenarnya adalah proses

yang kompleks yang melibatkan tingkah laku dan hubungan serta memungkinkan

individu berasosiasi dengan orang lain dan dengan lingkungan sekitarnya. Hal itu

merupakan peristiwa yang terus berlangsung secara dinamis yang maknanya dipacu dan

ditransmisikan.

Untuk memperbaiki interpretasi pasien terhadap pesan, perawat harus tidak terburu-

buru dan mengurangi kebisingan dan distraksi. Kalimat yang jelas dan mudah dimengerti

dipakai untuk menyampaikan pesan karena arti suatu kata sering kali telah lupa atau ada

kesulitan dalam mengorganisasi dan mengekspresikan pikiran. Instruksi yang berurutan

dan sederhana dapat dipakai untuk mengingatkan pasien dan sering sangat membantu.

(Bruner&Suddart,2001:188)

Komunikasi adalah proses interpersonal yang melibatkan perubahan verbal dan non

verbal dari informasi dan ide. Kominikasi mengacu tidak hanya pada isi tetapi juga pada

perasaan dan emosi dimana individu menyampaikan hubungan ( Potter-Perry, 301 ).

II. KOMUNIKASI PADA ANAK

Dalam melakukan komunikasi pada anak perawat perlu memperhatikan berbagai

aspek diantaranya adalah usia tumbuh kembang anak, cara berkomunikasi dengan anak,

metode dalam berkomunikasi dengan anak tahapan atau langkah-langkah dalam

melakukan komunikasi dengan anak serta peran orang tua dalam membantu proses

komunikasi dengan anak sehingga bisa didapatkan informasi yang benar dan akurat.

Page 2: Komunikasi pada anak dan lansia

A. Komunikasi dengan anak berdasarkan usia tumbuh kembang;

1. Usia Bayi (0-1 tahun)

Komunikasi pada bayi yang umumnya dapat dilakukan adalah dengan melalui

gerakan-gerakan bayi, gerakan tersebut sebagai alat komunikasi yang efektif, di

samping itu komunikasi pada bayi dapat dilakukan secara non verbal.

Perkembangan komunikasi pada bayi dapat dimulai dengan kemampuan bayi

untuk melihat sesuatu yang menarik, ketika bayi digerakkan maka bayi akan

berespons untuk mengeluarkan suara-suara bayi.

Perkembangan komunikasi pada bayi tersebut dapat dimulai pada usia

minggu ke delapan dimana bayi sudah mampu untuk melihat objek atau cahaya,

kemudian pada minggu kedua belas sudah mulai melakukan tersenyum. Pada usia

ke enam belas bayi sudah mulai menolehkan kepala pada suara yang asing bagi

dirinya.

Pada pertengahan tahun pertama bayi sudah mulai mengucapkan kata-kata

awal seperti ba-ba, da-da, dan lain-lain. Pada bulan ke sepuluh bayi sudah

bereaksi terhadap panggilan terhadap namanya, mampu melihat beberapa gambar

yang terdapat dalam buku. Pada akhir tahun pertama bayi sudah mampu

mengucapkan kata-kata yang spesifik antara dua atau tiga kata.

2. Usia Todler dan Pra Sekolah (1-2,5 tahun, 2,5-5 tahun)

Perkembangan komunikasi pada usia ini dapat ditunjukkan dengan

perkembangan bahasa anak dengan kemampuan anak sudah mampu memahami

kurang lebih sepuluh kata, pada tahun ke dua sudah mampu 200-300 kata dan

masih terdengan kata-kata ulangan. Pada anak usia ini khususnya usia 3 tahun

anak sudah mampu menguasai sembilan ratus kata dan banyak kata-kata yang

digunakan seperti mengapa, apa, kapan dan sebagainya.

Page 3: Komunikasi pada anak dan lansia

3. Usia Sekolah (5-11 tahun)

Perkembangan komunikasi pada anak usia ini dapat dimulai dengan

kemampuan anak mencetak, menggambar, membuat huruf atau tulisan yang besar

dan apa yang dilaksanakan oleh anak mencerminkan pikiran anak dan

kemampuan anak membaca disini sudah muncul, pada usia ke delapan anak sudah

mampu membaca dan sudah mulai berfikir tentang kehidupan.

Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia sekolah ini adalah tetap masih

memperhatikan tingkat kemampuan bahasa anak yaitu menggunakan kata-kata

sederhana yang spesifik, menjelaskan sesuatu yang membuat ketidakjelasan pada

anak atau sesuatu yang tidak diketahui, pada usia ini keingintahuan pada aspek

fungsional dan prosedural dari objek tertentu sangat tinggi.

4. Usia Remaja (11-18 tahun)

Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan

kemampuan berdiskusi atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara konseptual,

sudah mulai menunjukkan perasaan malu, pada anak usia sering kali merenung

kehidupan tentang masa depan yang direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia

ini pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah yang lebih positif, terjadi

konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak menjadi dewasa.

Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah

pendapat pada teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang dapat

menimbulkan rasa malu dan jaga kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal

terwujudnya kepercayaan anak dan merupakan masa transisi dalam bersikap

dewasa.

B. Cara komunikasi dengan anak

Komunikasi dengan anak merupakan sesuatu yang penting dalam menjaga

hubungan dengan anak,melalui komunikasi ini pula perawat dapat memudahkan

mengambil berbagai data yang terdapat pada diri anak yang selanjutnya

digunakan dalam penentuan masalah keperawatan atau tindakan keperawatan.

Beberapa cara dapat digunakan dalam berkomunikasi dengan anak, antara lain :

Page 4: Komunikasi pada anak dan lansia

1. Melalui orang lain atau pihak ketiga

Cara berkomunikasi ini pertama dilakukan oleh anak dalam menumbuhkan

kepercayaan diri anak, dengan menghindari secara langsung berkomunikasi

dengan melibatkan orang tua secara langsung yang sedang berada di samping

anak. Selain itu dapat digunakan cara dengan memberikan komentar tentang

mainan, baju yang sedang dipakainya serta hal lainnya, dengan catatan tidak

langsung pada pokok pembicaraan.

2. Bercerita

Melalui cara ini pesan yang akan disampaikan kepada anak dapat mudah

diterima, mengingat anak sangat suka sekali dengan cerita, tetapi cerita yang

disampaikan hendaknya sesuai dengan pesan yang akan disampaikan, yang dapat

diekspresikan melalui tulisan maupun gambar.

3. Memfasilita

Memfasilitasi anak adalah bagian cara berkomunikasi, melalui ini ekspresi

anak atau respon anak terhadap pesan dapat diterima. Dalam memfasilitasi kita

harus mampu mengekspresikan perasaan dan tidak boleh dominan, tetapi anak

harus diberikan respons terhadap pesan yang disampaikan melalui mendengarkan

dengan penuh perhatian dan jangan merefleksikan ungkapan negatif yang

menunjukkan kesan yang jelek pada anak.

4. Biblioterapi

Melalui pemberian buku atau majalah dapat digunakan untuk

mengekspresikan perasaan, dengan menceritakan isi buku atau majalah yang

sesuai dengan pesan yang akan disampaikan kepada anak.

5. Meminta untuk menyebutkan keinginan

Ungkapan ini penting dalam berkomunikasi dengan anak, dengan meminta

anak untuk menyebutkan keinginan dapat diketahui berbagai keluhan yang

Page 5: Komunikasi pada anak dan lansia

dirasakan anak dan keinginan tersebut dapat menunjukkan perasaan dan pikiran

anak pada saat itu.

6. Pilihan pro dan kontra

Penggunaan teknik komunikasi ini sangat penting dalam menentukan atau

mengetahui perasaan dan pikiran anak, dengan mengajukan pasa situasi yang

menunjukkan pilihan yang positif dan negatif sesuai dengan pendapat anak.

7. Penggunaan skala

Penggunaan skala atau peringkat ini digunakan dalam mengungkapkan

perasaan sakit pada anak seperti penggunaan perasaan nyeri, cemas, sedih dan

lain-lain, dengan menganjurkan anak untuk mengekspresikan perasaan sakitnya.

8. Menulis

Melalui cara ini anak akan dapat mengekspresikan dirinya baik pada

keadaan sedih, marah atau lainnya dan biasanya banyak dilakukan pada anak yang

jengkel, marah dan diam. Cara ini dapat dilakukan apabila anak sudah memiliki

kemampuan untuk menulis.

9. Menggambar

Seperti halnya menulis menggambar pun dapat digunakan untuk

mengungkapkan ekspresinya, perasaan jengkel, marah yang biasanya dapat

diungkapkan melalui gambar dan anak akan mengungkapkan perasaannya apabila

perawat menanyakan maksud dari gambar yang ditulisnya.

10. Bermain

Bermain alat efektif pada anak dalam membantu berkomunikasi, melalui ini

hubungan interpersonal antara anak, perawat dan orang di sekitarnya dapat

terjalin, dan pesan-pesan dapat disampaikan.

Page 6: Komunikasi pada anak dan lansia

III. KOMUNIKASI PADA LANSIA

Komunikasi merupakan suatau hubungan atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan

dengan masalah hubungan atau dapat diartikan sebaagai saling tukar-menukar pendapat

serta dapat diartikan hubungan kontak antara manusia baik individu maupun kelompok.

(Widjaja, 1986 : 13)

Komunikasi adalah elemen dasar dari interaksi manusia yang memungkinkan

seseorang untuk menetapkan, mempertahankan, dan meningkatkan kontak dengan orang

lain. (Potter & Perry, 2005 : 301)

Komunikasi yang biasa dilakukan pada lansia bukan hanya sebatas tukar-menukar

perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dan hubungan intim yang terapeutik.

Tujuan dan Fungsi Komunikasi

a. Pada umumnya komunikasi mempunyai beberaapa tujuan, antara lain :

1. Supaya yang kita sampaikan dapat dimengerti

Sebagai komunikator kita harus menjelaskan pada komunikan dengan sebaik-

baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengerti dan mengikuti apa yang kita

maksudkan.

2. Dapat memahami orang lain

Kita sebagai komunikator harus mengerti benar aspirasi masyarakat tentang

apa yang diinginkan, jangan mereka menginginkan kemauannya.

3. Supaya gagasan dapat diterima orang orang lain

Kita harus berusaha agar gagasan kita dapat diterima orang lain dengan

pendekatan persuasif bukan memaksakan kehendak.

4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu

Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam, mungkin berupa

kegiatan yang lebih banyak mendorang, yang penting harus diingat adalah

bagaimana yang baik untuk melakukannya.

b. Fungsi Komunikasi

Apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan

sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan

Page 7: Komunikasi pada anak dan lansia

kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam

setiap sistem sosial adalah sebagai berikut :

1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan dan pemprosesan, penyebaran berita,

data, gambar, fakta, pesan, opini dan komentar.

Agar dapat dimengerti dan bereaksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan

dan orang lain.

2. Sosialisasi dan penyediaan sumber ilmu pengetahuan.

Agar orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif

mengerti akan fungsi sosialnya di dalam masyarakat.

3. Motivasi.

Tujuannya yaitu mendorong orang untuk mementukan pilihan dan

keinginanya.

4. Perdebatan dan diskusi.

Menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk menyelesaikan

perbedaan pendapat mengenai masalah publik yang menyangkut kepentingan

umum.

5. Pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Dapat mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta

membentuk ketrampilan dan kemandirian dalam berbagai bidang.

6. Memajukan kehidupan dan menyebarkan hasil kebudayaan dan seni.

Mengembangan kebudayaan maksudnya yaitu mengembangkan kebudayaan

serta imajinasi dan mendorong kreatifitas dan kebutuhan estetikanya.

c. Tahap Proses Komunikasi

Menurut Cutlip dan Center, komunikasi yang efektif harus dilaksanakan

dengan melalui 4 tahap, yaitu:

a. Fact Finding

Menyarikan dan megumpulkan fakta dan data sebelum seseorang melakukan

kegiatan komunikasi.

b. Planning

Berdasarkan fakta dan data itu dibuatkan rencana tentang apa yang akan

Page 8: Komunikasi pada anak dan lansia

dikemukakan dan bagaimana mengemukakannya.

c. Communication

Dalam melakukan komunikasi pada lansia sebaiknya menggunakan bahasa

sehari-hari dan mudah dipahami serta dimengerti.

d. Evaluation

Penilaian dan analisis kembali diperlukan untuk melihat bagaimana hasil

komunikasi tersebut dan kemudian menjadi bahan perencanaan untuk melakukan

komunikasi selanjutnya.

d. Keterampilan Komunikasi Terapeutik Pada Lansia

a. Keterampilan Komunikasi Terapeutik, dapat meliputi :

1. Perawat membuka wawancara dengan memperkenalkan diri dan menjelaskan

tujuan dan lama wawancara.

2. Berikan waktu yang cukup kepada pasien untuk menjawab, berkaitan dengan

pemunduran kemampuan untuk merespon verbal.

3. Gunakan kata-kata yang tidak asing bagi klien sesuai dengan latar belakang

sosiokulturalnya.

4. Gunakan pertanyaan yang pendek dan jelas karena pasien lansia kesulitan

dalam berfikir abstrak.

5. Perawat dapat memperlihatkan dukungan dan perhatian dengan memberikan

respon nonverbal seperti kontak mata secara langsung, duduk dan menyentuh

pasien.

6. Perawat harus cermat dalam mengidentifikasi tanda-tanda kepribadian pasien

dan distress yang ada.

7. Perawat tidak boleh berasumsi bahwa pasien memahami tujuan dari

wawancara pengkajian.

8. Perawat harus memperhatikan respon pasien dengan mendengarkan dengan

cermat dan tetap mengobservasi.

9. Tempat mewawancarai diharuskan tidak pada tempat yang baru dan asing bagi

pasien.

10. Lingkungan harus dibuat nyaman dan kursi harus dibuat senyaman mungkin.

Page 9: Komunikasi pada anak dan lansia

11. Lingkungan harus dimodifikasi sesuai dengan kondisi lansia yang sensitif

terhadap, suara berfrekuensi tinggi atau perubahan kemampuan penglihatan.

12. Perawat harus mengkonsultasikan hasil wawancara kepada keluarga pasien

atau orang lain yang sangat mengenal pasien.

13. Memperhatikan kondisi fisik pasien pada waktu wawancara.

Respon Perilaku juga harus diperhatikan, karena Pengkajian perilaku

merupakan dasar yang paling penting dalam perencanaan keperawatan pada

lansia. Perubahan perilaku merupakan gejala pertama dalam beberapa gangguan

fisik dan mental. Jika mungkin, pengkajian harus dilengkapi dengan kondisi

lingkungan rumah, ini menjadi modal pada faktor lingkungan yang dapat

mengurangi kecemasan pada lansia.

Pengkajian tingkah laku termasuk mendefinisikan tingkah laku,

frekuensinya, durasi, dan faktor presipitasi atau triggers. Ketika terjadi

perubahan perilaku ini sangat penting untuk dianalisis.

b. Prinsip Gerontologis untuk Komunikasi

• Menjaga agar tingkat kebisingan minimum.

• Menjadi pendengar yang setia, sediakan waktu untuk mengobrol.

• Menjamin alat bantu dengar yang berfungsi dengan baik.

• Yakinkan bahwa kacamata bersih dan pas.

• Jangan berbicara dengan keras/berteriak, bicara langsung dengan telinga yang

dapat mendengar dengan lebih baik.

• Berdiri di depan klien.

• Pertahankan penggunaan kalimat yang pendek dan sederhana

• Beri kesempatan bagi klien untuk berfikir.

• Mendorong keikutsertaan dalam aktivitas sosial seperti perkumpulan orang tua,

kegiatan rohani.

Page 10: Komunikasi pada anak dan lansia

DAFTAR PUSTAKA

Brunner and Suddarth. 2001. Keperawatan Medikal Bedah Volume 1. Jakarta :

EGC.

Keliat, Anna. 1996. Hubungan Terapeutik. Jakarta : EGC.

Potter and Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume 1. Jakarta : EGC.

Widjaja. 2000. Ilmu Komunikasi. Jakarta : Rineka Cipta.

Anomin. 2004. Komunikasi Pada lansia. Diakses pada tanggal 07 November

2008 pukul 13.30 wib. Dari www.komunikasi lansia.com

Page 11: Komunikasi pada anak dan lansia

LAPORAN KOMUNIKASI KEPERAWATAN“KOMUNIKASI PADA ANAK dan LANSIA”

Dosen pengampu: Siti Wahyuni, S.Kep.,Ns Isti Antari, S.Kep.,Ns

Disusun oleh:

RAHMAD GUNAWAN (080100407)

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)ALMA ATA

YOGYAKARTA 2010