komunikasi kesehatan
description
Transcript of komunikasi kesehatan
![Page 1: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Dasar – Dasar Komunikasi
Komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan.
Secara sederhana komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian pesan dari
satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas
pesan yang dipertukarkan tersebut.
Tiga elemen dasar yang terdapat dalam preoses komunikasi adalah
komunikator, pesan, dan komunikan, dan elemen lain yang sering menjadi bagian
dalam proses komunikasi adalah media dan umpan balik (Soehoet, 2003).2
1. Komunikator
Pemberi pesan baik itu individual, kelompok, atau lembaga organisasi.
2. Pesan
Materi atau gagasan yang dikomunikasikan antar pihak yang terlibat dalam
proses komunikasi, baik berbentuk verbal, non verbal, atau paralinguistik.
3. Media
Sarana atau instrumen pengirim pesan dari komunikator pada komunikan.
4. Komunikan
Sasaran dari komunikasi, bisa individu, kelompok, atau lembaga organisasi.
5. Umpan Balik
Tanggapan (feedback) atas pesan oleh komunikan kepada komunikator baik itu
positif maupun negatif.
Menurut tujuannya komunikasi dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu
komunikasi informatif, komunikasi instruksional, komunikasi persuasif, dan
komunikasi hiburan (Soehoet, 2003).2
1
![Page 2: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/2.jpg)
1. Komunikasi Informatif
Komunikasi informatif adalah jenis komunikasi yang bertujuan memberikan
informasi atau penjelasan. Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan agar
komunikasi informatif ini dapat berhasil, yaitu menarik perhatian komunikan,
mengusahakan agar komunikan bersedia menerima pesan, serta mengupayakan
agar komunikan bersedia menyimpan pesan.
2. Komunikasi Intruksional
Komunikasi yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Tahapan penerimaan
pesan sama dengan yang terjadi pada komunikasi informatif, tetapi di sini
tingkat efektifitasnya lebih tinggi karena terdapat kontrak antar komunikator
dengan komunikan.
3. Komunikasi Persuasif
Tahapan penyampaian pesan sama dengan komunikasi informatif tetapi tujuan
komunikasi jenis ini lebih jauh lagi, yaitu mengajak komunikan untuk
bertindak sesuai dengan isi pesan. Komunikan diberikan pandangan baru lalu
diajak meneliti kembali kerangka acuan tindakan dan pola perilakunya selama
ini, pada akhirnya dipengaruhi untuk merubah kerangka acuan tindakan dan
pola perilakunya sesuai dengan yang dikehendaki komunikator.
4. Komunikasi Hiburan
Komunikasi ini bertujuan untuk menghibur. Meskipun tahapan prosesnya sama
dengan jenis komunikasi lainnya, namun pencapaian tujuannya lebih ringan,
karena tidak perlu mengubah pandangan ataupun tindakan komunikan. Faktor
situasi menjadi kunci keberhasilan dalam komunikasi jenis ini.
Straubharr mengatakan, bahwa komunikasi kekinian adalah komunikasi
yang termediasi oleh berbagai bentuk media baru. Media baru ini adalah bentuk
mass media dengan perubahan konsep yang mengikuti perkembangan teknologi
digital. Tumbuhnya media komunikasi baru ini juga diikuti oleh meningkatnya
konsumsi informasi oleh masyarakat (Mufid, 2005).3
2
![Page 3: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/3.jpg)
Proses perkembangan komunikasi pada periode ini secara umum diikuti
oleh beberapa perubahan sudut pandang komunikasi.
1. Dari orientasi terhadap pesan menjadi orientasi terhadap penerima
2. Dari satu arah menjadi bolak-balik dan berputar (circular)
3. Dari statis menjadi process oriented
4. Dari penekanan makna informasi menjadi penekanan interpretasi informasi
5. Dari personal menjadi konteks hubungan organisasi, masyarakat, dan media
2.7.2. Model Komunikasi Shannon Weaver
Claude E. Shannon (1949) mengutarakan tentang Mathematical Theory of
Communication. Yang menjadi fokus perhatian pada teori ini adalah prinsip
transmisi informasi.
“...that of reproducing at one point either exactly or approximity a
message selected at another point...” (Yearry, 2008 online).4
Teori Shannon pada dasarnya adalah pendekatan teknis matematis terhadap
proses komunikasi. Shannon menggambarkan komunikasi dalam perspektif
matematis bagaimana sebuah pesan mampu terkirimkan dari komunikator kepada
komunikan. Sistem komunikasi yang ditawarkan dianalogikan sebagai sebuah
mesin, di mana komunikasi manusia dianggap bekerja dengan cara yang sama.
Warren Weaver (1949) menjelasan proses komunikasi dalam asumsi bahwa
ide yang ada di dalam benak komunikator (source) pada mulanya diubah menjadi
separangkat kode tertentu (decode). Ide ini diubah menjadi seperangkat sinyal
(signal) yang dikirim melalui pengirim sinyal (transmiter). Sinyal tersebut bisa
berupa suara melalui mulut kita, tulisan melalui surat, pesan singkat melalui SMS,
atau teks berita yang dituliskan pada surat kabar.
“...in oral speech the information source is the brain, the transmitter
is the voice mechanism producing the varying air pressure (signal)
3
![Page 4: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/4.jpg)
Information Source
Transmitter DestinationReceiver
Noise Source
penyandianpesan
penginterpretasian
pesan
message transmittedsignal
receivedsignal
message
which is ttransmitted through the air (channel)...” (Yearry, 2008
online).4
Sinyal dikirimkan kepada komunikan (destination) dan kemudian ditangkap
oleh receiver yang dimiliki oleh komunikan. Bila suara atau kata-kata yang
disampaikan oleh komunikator ditangkap oleh telinga komunikan, maka telinga
adalah receiver bagi komunikan. Receiver inilah yang bertugas untuk mengolah
kembali (encode) sinyal suara menjadi seperangkat ide yang akan dipersepsikan
oleh komunikan (Yearry, 2008 online).4
Gambar 2.3. Model Komunikasi Shannon Weaver
Model komunikasi matematikal dikenal juga dengan nama model
komunikasi Shannon Weaver yang muncul pada tahun 1949 sebagai perpaduan
gagasan Claude E. Shannon dan Warren Weaver. Pada tahun 1948 Shannon
mengetengahkan teori matematik dalam komunikasi permesinan (engineering
communication), yang kemudian bersama Weaver pada tahun 1949 diterapkan
pada proses komunikasi manusia (human communication). Kajian utamanya
adalah bagaimana menentukan saluran (channel) komunikasi yang dapat
digunakan secara lebih efisien. Latar belakang keahlian teknik matematis tampak
dalam penekanan teori ini. Faktor utama dalam keberhasilan komunikasi adalah
bukan pada pesan atau makna yang disampaikan (mazhab semiotika), tetapi lebih
pada jumlah sinyal yang diterima dalam proses transmisi pesan (Arni, 1995).5
4
![Page 5: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/5.jpg)
1. Sumber Informasi (Information Source)
Dalam komunikasi manusia yang menjadi sumber informasi adalah otak. Pada
otak terdapat kemungkinan pesan yang tidak terbatas jumlahnya. Tugas utama
dari otak adalah menghasilkan suatu pesan atau suatu set kecil pesan dari
berjuta-juta pesan yang ada.
2. Pengirim Sinyal (Transmitter)
Bentuk transmitter tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan. Pada
komunikasi tatap muka yang menjadi transmitter adalah organ pembentuk
suara dan dihubungkan dengan otot serta organ tubuh lain yang terlibat dalam
penggunaan bahasa non verbal, sedangkan pada bentuk komunikasi yang
menggunakan mesin, alat komunikasi yang berfungsi sebagai transmitter
adalah telepon, radio, televisi, foto, dan lain sebagainya.
3. Penyandian Pesan (Encoding)
Penyandian pesan (encoding) digunakan untuk mengubah pesan ke dalam
suatu sandi yang cocok dengan transmitter. Dalam komunikasi tatap muka
sinyal yang cocok dengan organ suara adalah kata-kata. Sinyal yang cocok
dengan otot tubuh dan indera adalah anggukan kepala, sentuhan, gerak tubuh,
serta kontak mata. Pada komunikasi yang menggunakan mesin terdapat alat
yang digunakan sebagai perluasan dari indera, penyandian pesan yang berasal
dari tubuh diperluas dengan transmitter. Misalnya radio yang merupakan
perluasan dari suara atau televisi yang merupakan perluasan dari mata.
4. Penerima Sinyal (Receiver)
Pada proses komunikasi tatap muka transmitter menyandikan pesan dengan
menggunakan organ suara dan otot tubuh. Penerima (receiver) dalam hal ini
adalah organ tubuh yang sanggup menangkap sinyal, misalnya telinga
menerima sandi pembicaraan, sementara mata menerima sandi gerakan badan,
kepala, dan sinyal lain yang dapat ditangkap mata.
5
![Page 6: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/6.jpg)
5. Penginterpretasian Pesan (Decoding)
Istilah penginterpretasian pesan (decoding) berlawanan dengan istilah
penyandian pesan (encoding). Penerima pesan yang telah menerima sinyal
melalui pendengaran, penglihatan, dan sebagainya akan menguraikan sinyal
tersebut dan diinterpretasikan oleh otak.
6. Tujuan (Destination)
Komponen terakhir adalah tujuan (destination). Destination ini adalah otak
manusia yang menerima pesan berupa, ingatan, ide, gagasan, atau pemikiran
mengenai makna pesan.
7. Sumber Gangguan (Noise)
Noise merupakan faktor yang dapat mengganggu transmisi sinyal dari
transmitter ke receiver. Misalnya saat berbicara dengan seseorang terdengar
suara mobil dapat mengganggu pembicaraan. Gangguan dalam proses
komunikasi dapat dikurangi atau dinetralkan. Untuk menetralkan gangguan ini
terdapat 4 teknik, yaitu :
a. Menambah kekuatan sinyal
b. Mengatur dan mengarahkan sinyal secara tepat
c. Menggunakan bantuan sinyal lain
d. Redudansi untuk memperjelas sinyal
Model komunikasi matematikal juga menjelaskan tentang bagaimana kita
dapat melakukan semacam prediksi terhadap tindakan komunikasi. Sebagai
contoh, ketika komunikator mengirimkan pesan kepada komunikan berupa pesan
“sudah makan belum...?” menurut teori ini dapat diprediksi respon apa atau
informasi apa yang bisa kita dapatkan dari komunikan atas pesan tersebut. Kita
dapat memprediksi bahwa ada 50 persen kemungkinan jawaban “sudah” dan 50
persen kemungkinan muncul jawaban “belum” dari komunikan. Maka teori ini
melihat bahwa komunikasi pada hakikatnya dapat dikalkulasikan dan dilihat
sebagai proses matematis (Fikse, 1999).6
6
![Page 7: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/7.jpg)
Jika Claude Shannon hanya memfokuskan diri pada perihal seberapa akurat
pesan mampu terkirimkan, maka Weaver menjadikan cakupan teori ini menjadi
lebih luas. Hingga kemudian teori ini manpu membahas dimensi semantik dan
efektifitas dalam praktek komunikasi. Perspektif teori ini menjadi landasan yang
kuat bagi perkembangan ilmu komunikasi itu sendiri dan semakin mempertegas
peran paradigma komunikasi sebagai alat transmisi ide (Fikse, 1999).6
Warren Weaver melakukan interpretasi terhadap teori Shannon dengan
mengajukan konsep tiga level communication problem atau hambatan dalam
proses komunikasi.
1. Bagaimana akurat pesan komunikasi dapat ditransmisikan
2. Seberapa tepat pesan yang ditransmisikan mampu mendekati makna yang
diinginkan
3. Seberapa efektif pesan yang tersampaikan mempengaruhi tindakan yang
diinginkan
Komunikasi dikaji melalui pendekatan ilmu eksakta, dengan menganggap
bahwa efektifitas komunikasi dapat dihitung dan diukur secara matematis maka
komunikasi dapat dipakai sebagai alat kontrol. Karena pesan komunikasi dapat
didesain dan diukur efektifitasnya maka dalam perspektif propaganda, komunikasi
bisa digunakan sebagai alat manipulasi. Komunikasi dapat mempengaruhi
pemikiran dan membentuk nilai orang lain sesuai dengan apa yang diharapkan,
dan dijadikan alat penyampai pesan yang efektif guna mencapai tujuan tertentu
sebagaimana diinginkan oleh pelaku komunikasi. Mathematical Theory of
Communication dari Shannon Weaver memberikan landasan dasar dalam sudut
pandang transmisi informasi ini (Fikse, 1999).6
7
![Page 8: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/8.jpg)
II.2 Komunikasi Kesehatan
II.2.1 Definisi komunikasi kesehatan
Definisi komunikasi kesehatan sebenarnya melekat pada hubungan konseptual
antara “komunikasi” dengan “kesehatan” sehingga konsep komunikasi
memberikan peranan pada kata yang mengikutinya ( bandingngkan dengan bahwa
komunikasi bisnis, komunikasi kultural, komunikasi gender, dll). Berikut ini
dikemukakan beberapa definisi komunikasi kesehatan. Komunikasi kesehatan
adalah:
1. Studi yang memepelajari bagaimana cara menggunakan strategi
komunikasi untuk menyebarluaskan informasi kesehatan yang dapat
mempengaruhi individu dan komunitas agar mereka dapat membuat
keputusan yang tepat berkaitan dengan pengelolaan kesehatan.
2. Studi yang menekankan peranan teori komunikasi yang dapat digunakan
dalam penelitian dan praktik yang berkaitan dengan promosi kesehatan
dan pemeliharaan kesehatan.
3. Kegunaan tehnik komunikasi dan tehknologi komunikasi secara postif
untuk mempengaruhi individu, organisasi, komunitas, dan penduduk bagi
tujuan mempromosikan kondisi yang kondusif atau yang memungkinkan
tumbuhnyakesehatan manusia dan lingkungan . Kegunaan ini termasuk
beragam aktivitas seperti interaksi antara profesional kesehatan dengan
pasien di klinik, sel-group, mailings, hotlines, kampanye media masa, dan
penciptaan peristiwa.
4. Pendidikan kesehatan, yakni suatu pendekatan yang menekankan pada
usaha mengubah perilaku kesehatan audiens ( skala makro) agar mereka
mempunyai kepekaan terhadap masalah kesehatan tertentu yang sudah
didefinisikan dalam satuan waktu tertentu ( Elayne Clift 7 Ficki Freimuth,
1995)
5. Proses untuk mengembangkan atau membagi pesan kesehatan kepada
audiens tertentu dengan maksud mempengaruhi pengetahuan, sikap,
keyakinan mereka tentang pilihan perilaku hidup sehat.
8
![Page 9: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/9.jpg)
6. Seni dan tehnik penyebarluasan informasi kesehatan yang bermaksud
mempengaruhi dan memotivasi individu, mendorong lahirnya lembaga
atau institusi baik sebagai peraturan ataupun sebagai organisasi di
kalangan audiens yang mengatur perhatian terhadap kesehatan.
Komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan penyakit,
promosi kesehatan, kebijaksanann pemeliharaan kesehatan , regulasi bisnis
dalam bidang kesehatan, yang sejauh mungkin mengubah dan
memeperbaryui kualitas individu dalam suatu komunitas atau masyarakat
dengan mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika ( Health
Communication Partnership’s M/MC Health Communication Materials
Database, 20004)
7. Proses kemitraan antara para partisipan bedasarkan dialog dua arah yang
didalamnya ada suasana interaktif, ada pertukaran gagasan, ada
kesepakatan menegenai kesatuan gagasan mengenai kesehatan , juga
merupakan tehnik dari pengirim dan penerima untuk memperoleh
informasi mengenai kesehatan yang seimbang demi memperbarui
pemahaman bersama ( Ratzan, S.C, 1994)
8. Komunikasi yang berkaitan dengan proses pertukaran pengetahuan,
meningkatkan konsesnsus, mengindetifikasi aksi – aksi yang berkaitan
dengan kesehatan yang mungkin dapat dilakukan secara efektif. Melalui
proses dialog tersebut maka informasi kesehatan yang dipertukarkan di
antara dua pihak itu bertujuan membangun pengertian bersama demi
penciptaan pengetahuan baru yang dapat diwariskan bersama. Jadi , dasar
dari persetujuan adalah aksi dan kerja sama (Smith, W.A and Hornik , R, !
999; US Departement of Health and Human Srvices 2000; Clift, E. And
Freimuth, 1995; dan Ratzan, S.C ed. 1994)
Dari beberapa definisi komunikasi kesehatan diatas dapat dapat disimpulkan
bahwa komunikasi kesehatan meliputi unsur-unsur:1
1. Proses komunikasi manusia (human communication) demi mengatasi
masalah kesehatan.
9
![Page 10: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/10.jpg)
2. Komunikasi yang sama dengan komunikasi pada umumnya, yaitu ada
komunikator kesehatan, komunikan, pesan, media, efek, ada konteks
komunikan kesehatan.
3. Beroperasi pada level atau konteks komunikasi seperti komunikasi antar-
personal, kelompok, organisasi, publik dan komunikasi massa.
4. Belajar memanfaatkan strategi komunikasi.
5. Belajar tentang peranan teori komunikasi dalam penelitian dan praktik
yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.
6. Penyebarluasan informasi tentang kesehatan.
7. Keterpengaruhan dari individu dan komunitas dalam pembuatan keputusan
yang berkaitan dengan kesehatan.
8. Pemanfaatan media dan teknologi komunikasi dan teknologi informasi
dalam penyebarluasan informasi kesehatan.
9. Pengubahan kondisi yang kondusif yang memungkinkan tumbuhnya
kesehatan manusia dan lingkungan.
10. Variasi interaksi dalam kerja kesehatan misalnya komunikasi dengan
pasien di klinik, self-help groups, mailings, hotlines, kampanye media
massa hingga penciptaan peristiwa.
11. Pendidikan kesehatan.
12. Pendekatan yang menekankan usaha mengubah perilaku audiens agar
mereka tanggap terhadap masalah tertentu dalam satuan waktu tertentu.
13. Seni dan teknik untuk menyebarluaskan informasi.
14. Proses kemitraan dengan partisipan berdasarkan dialog dua arah.
II.2.2 Cakupan komunikasi kesehatan
Banyak sekali teori, model dan perspektif mengenai komunikasi kesehatan.
Namun, semua model teoretik maupun praksis itu meliputi:
1. Komunikasi persuasif atau komunikasi yang berdampak pada perubahan
perilaku kesehatan.
10
![Page 11: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/11.jpg)
2. Faktor-faktor psikologis individual yang mempengaruhi persepsi terhadap
kesehatan.
a. Stimulus (objek persepsi) > sense organ dan pemaknaan stimulus
(respons);
b. Bagaimana mengorganisir stimulus > berdasarkan aturan, skemata dan
label;
c. Interpretasi dan evaluasi berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dll;
d. Memory ; dan
e. Recall.
3. Pendidikan kesehatan ( health education) yang bertujuan memperkenalkan
perilaku hidup sehat melalui informasi dan pendidikan kepada individu
dengan menggunakan aktivitas material maupun terstuktur.
Cakupan pendidikkan kesehatan meliputi:
a. Jenis pendidikkan profesional di bidang kesehatan (kurikulum dll).
b. Penjejangan pendidikkan profesi
c. Pelatihan profesional
d. Pendidikkan masyarakat (informal)
e. SDM pendidik
f. Dll
4. Pemasaran sosial yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mengubah
perilaku positif melalui penerapan prinsip – prinsip pemasaran dengan
mengintervensi informasi kesehatan yang bermanfaat bagi komunikasi.
5. Penyebar luasan informasi kesehatan; melalui media ( sosialisasi
informasi, pendidikkan hiburan, opini, pemberitaan, dll)
6. Advokasi, pendampingan melalui komunitas, kelompok atau media massa
yang bertujuan untuk memperkenalkan:
Kebijakkan
Peraturan
Progarm – progarm untuk memperbarui kesehatan
7. Resiko komunikasi, bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang
benar mengenai resiko yang dihadapi masyarakat terhadap informasi
11
![Page 12: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/12.jpg)
mengenai kesehatan, termasuk dampak penggunaan informasi yang salah
mengenai kesehatan, dan mengusulkan cara – cara untuk mengatasi
kesalahan informasi.
8. Komunikasi dengan pasien – meliputi informasi untuk seorang individu,
misalnya informasi yang berkaitan dengan kondisi kesehatan individu,
bagaimana memaksimalkan perawatan, pemberian terapi, atau
penyampaian pendekatan alternatif, termasuk dalam tema ini adalah
bagaimana melayani pasien secara komunikatif
9. Informasi kesehatan untuk para konsumen – satu aktivitas komunikasi
yang ditujukan kepada para individu – konsumen demi membantu individu
untuk memahami kesehatan individu, bagaimana individu membuat
keputusan yang berkaitan dengan kesehatan individu, kesehatan keluarga,
misalnya berhubungan dengan penyedia jasa kesehatan , asuransi
kesehatan, atau aspek pemeliharaan kesehatan jangka panjang.
10. Merancang health entertain atau hiburan yang ada di dalamnya
mengandung informasi kesehatan, yang dijadikan sebagai event untuk
mengkomunikasikan tema – tema mengenai kesehatan individu
11. Komunikasi kesehatan yang interaktif yakni komunikasi kesehatan yang
dilakukan melalui media interaktif sehingga terjadinya dialog dan diskusi
antara sumber dengan penerima melalui media massa
12. Strategi komunikasi, yang meliputi desain pilihan:
Komunikator kesehatan
Pesan – pesan kesehatan
Media kesehatan
Komunikan kesehatan ( audiens – sasaran komunikasi )
Mereduksi hambatan komunikasi
Menentukan atau memilih konteks komunikasi kesehatan dll. [ Health
Communication Partnership’s M / Mc Health Communication
Materials, 2004 )
12
![Page 13: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/13.jpg)
II.2.3 Tujuan komunikasi kesehatan
A. Tujuan Strategis
Pada umunya, progarm – progarm yang berkaitan dengan komunikasi
kesehatan yang dirancang dalam bentuk paket acara atau paket acara atau
paket acara atau paket modul itu dapat berfungsi untuk;
Relay information
Meneruskan informasi kesehatan dari suatu sumber kepada pihak lain
secara berangkai (hunting).
Enable informed decision making
Memberikan informasi akurat untuk memungkinkan pengambilan
keputusan.
Promote healthy behavior
Informasi untuk memperkenalkan perilaku hidup sehat.
Promote peer information exchange and emotional support
Mendungkung pertukan informasi pertama dan mendukung secara
emosional pertukaran informasi kesehatan.
Promote self-care
Memperkenalkan pemeliharaan kesehatan diri sendiri.
Manage demand for health services
Memenuhi permitaan layanan kesehatan.
B. Tujuan Praktis
Menurut Taibi Kahler (Kahler communications), Washington, D.C .
Course Process Communication Model, 2003), sebenarnya secara praktis
tujuan khusus komunikasi kesehatan itu meningkatkan kualitas sumber
daya manusia melalui beberapa usaha pendidikan dan pelatihan agar dapat;
Meningkatkan pengetahuan - yang mecakup:
1. Prinsip – prinsip dan proses komunikasi manusia
13
![Page 14: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/14.jpg)
a. Menjadi komunikator-yang memiliki etos, patos, logos, kredibilitas
dan lain –lain
b. Menyusun pesan verbal dan non verbal dalam komunikasi
kesehatan
c. Memilih media yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan
d. Menetukan segmen komunikan yang sesuai dengan konteks
komunikasi kesehatan
e. Mengelola umpan-balik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai
dengan kehendak komunikator dan komunikan
f. Mengelola hambatan – hambatan dalam komunikasi kesehatan
g. Mengenal dan mengelola konteks komunikasi kesehatan
h. Prinsip – prinsip riset
2. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan berkomunikasi efektif.
Praktis bebicara, berpidato, memimpin rapat, dialog, diskusi,
negosiasi, menyelesaikan konflik, menulis, wawancara, menjawab
pertanyaan, argumentasi dan lain – lain.
3. Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi.
Berkomunikasi yang menyenangkan, empati.
Berkomunikasi dengan kepercayaan pada diri.
Menciptakan kepercayaan publik dan pemberdayaan publik
Membuat pertukaran gagasan dan informasi makin menyenangkan
Memberikan apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang
baik (Report of the Liberal Arts and Sciences Task Force, Truman
State University,1994)
II.2.4 Manfaat mempelajari komunikasi kesehatan
Studi mengenai komunikasi kesehatan pada dasarnya menghubungakan
studi komunikasi dengan kesehatan. Dalam artian itu maka studi tentang
kesehatan masyarakat “ ditambahkan” satu tema penting yakni peranan
komunikasi, terutama strategi komunikasi dalam merancang dan menyebarluaskan
informasi kepada individu, keluarga, komunitas, organisasi, maupun masyarakat
14
![Page 15: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/15.jpg)
umum sehingga semua kelompok dapat membuat keputusan yang tepat terhadap
usaha pemeliharaan kesehatan.
Pengetahuan komunikasi kesehatan, terutama hasil komunikasi kesehatan
yang efektif, dapat membantu kita untuk meningkatkan kesadaran tentang resiko
dan solusi terhadap masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat, juga
memeberikan motivasi agar masyarakat dapat mengembangkan ketrampilan untuk
mengurangi resiko tersebut. Sedangkan bagi komunitas, komunikasi kesehatan
dapat digunakan untuk mempengaruhi agenda publik, mengadakan pendampingan
terhadap progarm dan kebijakkan di bidang kesehatan, memeperkenalkan
perubahan yang positif dalam lingkungan sosial dan ekonomi, politik, dan
lingkungan alamiah bagi pembaharuan kesehatan masyarakat serta layanan
kesehatan berdasarkan norma – norma sosial yang mengtuntungkan bagi kualitas
hidup manusia.
Secara praktis, komunikasi kesehatan memberikan konstribusi bagi promosi
kesehatan, mencegah penyakit dalam suatu wilayah tertentu. Salah satu
pembaruan atas itu, misalnya membarui situasi klinik berupa interaksi antar
personal maupun kelompok. Dalam teknologi komunikas, misalnya membarui
interaksi, misalnya membarui interaksi dan kerja sama antara provider-pasien,
provider –provider, dan diantara anggota tim pemelihara melalui pelatihan
profesionalkesehatan dalam kerangka membangun komunikasi yang efektif
dengan pasien, Kolaborasi itu dapat dibarui kalau semua pihak mempunyai
kapasitas dalam melaksanakan komunikasi yang baik.
Bidang lain yang juga diperhatikan adalah bagaimana mnyebarluaskan
informasi tentang kesehatan kepada masyarakat melalui kamapanye pendidikan
tentang kesehatan terhadap masyrakat agar mereka mengusahakan mencapai
perilaku hidup sehat, mencipatakan kesadaran, mengubah sikap, dan memeberikan
motivasi kepada individu untuk mengadopsi perilaku yang direkomendasikan.
Kampanye tersebut secara tradisional memounyai kemampuan melalui
komunikasi massa dan pesan pendidiikkan yang ada dalam material tercetak
15
![Page 16: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/16.jpg)
seperti poster dan pamflet. Bentuk kampanye yang lain telah diintergrasikan
kedalam media massa dengan progarm – progarm berbasis komunitas. Banyak
kampanye telah menggunakan pemasaran sosial.
II.3 Peranan komunikator dalam komunikasi kesehatan
Sumber, Pengirim atau pihak yang mengambil prakarsa untuk
berkomunikasi dengan pihak lain kita sebut komunikator. Peranan komunikator
dalam proses komunikasi kesehatan sangatlah besar, karena komunikatorlah yang
menetapkan peranan dari seluruh unsur proses komunikasi. Seorang komunikator
kesehatan (penyuluh kesehatan masyrakat) yang ingin agar warga masyarakat
sadar dan mau mencuci tangan sebelum makan, yang membuang limbah cucian
dan mandi atau yang membuang sampah pada tempatnya, harus mampu
mengembangkan diri sebagai penyebar pesan, memanipulasi pesan, memilih
media, menganalisis audiens agar pesan – pesan tersebut dapat mempengaruhi
warga masyrakat.
Kalau kita katakan bahwa sumber, pengirim, komunikator adalah pihak
yang meprakarsai komunikasi, maka peranan utama komunikator adalah “ untuk
mempengaruhi” yang dalam bahasa psikologi – komunikasi disebut “persuasi”.
II.3.1 Persuasi
Persuasi adalah suatu kemauan yang disadari dari seseorang komunikator
untuk memodifikasi pikiran dan tindakan komunikan agar komunikan dapat
berubah pikiran dan tindakkan sebagaimana yang dikehendaki sumber.
Bedasarkan teori yang dikemukan oleh Huge Rank, seorang komunikator
dapat berperan baik jika memanfaatkan dua taktik untuk mencapai tujuan yaitu:
A. Taktik Intesify
Pada taktik ini komunikator melakukan intesify atau meningkatkan kualitas
dan kuatitas pesan yang ingin disampaikan agar menghasilkan pengaruh
tertentu. Taktik ini terbagi lagi menjadi:
16
![Page 17: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/17.jpg)
Repetisi
Pengulangan ( repetisi) merupakan taktik dari komunikator untuk
mengungkapkan pesan dengan menyebutkan pesan berulang-ulang kali
agar audiens menganggap pesan itu penting sehingga mudah diingat
( contoh : saya ingatkan sekali lagi cuci tangan, cuci tangan, cuci
tangan , cuci tangan sebelum makan)
Asosiasi
Asosiasi adalah taktik dari komunikator untuk mengungkapkan suatu
pesan secara tidak langsung sehingga pesan tersebut hanya dipahami
jika dihunungkan dengan (1) seseorang atau event; (2) sesuatu yang
disukai atau yang tidak disukai; dan (3) dengan audiens tertentu.
(Contoh: Ingat yah, kasus 100 orang anak SD Kuanpi yang harus
dirawat di RSD itu gara- gara minum susu kadaluarsa (event)> isi
pesan jangan membeli susu kadaluarsa
Komposisi
Komposisi merupakan taktik dari komunikator untuk mengungkapkan
suatu pesan melalui komposisi bahasa diksi, bias vokal atau visual, dan
lain – lain. (contoh: iklan susu Dancow > Aku suka dan Kau suka
Dancow> catatan : kata Dan mengingatkan kita pada kata “dan” dan
kata “cow” mengingatkan kita pada kata “kau”. Atau orang lebih
mudah ingat kata yang salah Temorex atau termos es
B. Taktik Downplay
Omisi
Adalah taktik sederhana menyampaikan pesan yang kritis demi
menghindari ( menutupi) kekurangan atau kelemahan dari apa yang
diinformasikan. Kadang – kadang ada yang menyebut omisi sebagai
eufiesme, misalnya menghaluskan suatu pernyataan yang terkandung
dalam informasi sehingga membuat orang yang mendengar tidak
tersinggung. ( Contoh: Mama- mama ingat yah, waktu masak sayur
pakai garam yodium untuk mencegah gondok> komunikator tidak mau
17
![Page 18: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/18.jpg)
membuat para ibu di kampung Kuanpoi tersinggung karena sebagian
besar orang dewasa di daerah tersebut menderita gondok endemik)
Diversi
Merupakan taktik untuk menyatakan keburukan kita atau menyatakan
kebaikkan orang. ( Contoh : Kebiasaan buruk dari ibu – ibu kita di RT
12 ini suka “bedodol” waktu menunggu anak – anak ditimbang di
posyandu, coba belajar dari ibu – ibu di RT 17 mereka diajari masak
bubur kacang ijo sambil menunggu anak- anak ditimbang)
Konfusi
Adalah taktik untuk menyatakan sesuatu dengan jargon, atau
menyampaikan informasi secara kelewat detail, atau yang kontradiktif
sehingga membingungkan orang lain, bahkan menyampaikan sesuatu
dengan logikanyang salah. (Contoh: Anak Sehat – Remaja Sehat –
Pemuda Sehat – Bangsa Sehat > Jargon; Kalau mau anak demam
berdarah dan mati di UGD maka biarkanlah dia bermain – main
dengan kaleng – kaleng kosong yang ada di halama rumah! >
Kontradiktif dan logika yang salah).
II.3.2 Prinsip umum komunikator
Kredibilitas merupakan suatu image atau gambaran kita mengenai sumber atau
komunikator. Seseorang pendengar akan mendengarkan komunikator yang dinilai
mempunyai tingkat kredibilitas yang tinggi, oleh karena itu dia lebih percaya pada
orang itu daripada orang lain. Berikut dijelaskan beberapa prinsip umum
komunikator:
Daya tarik
Daya tatarik komunikan merupakan sesuatu yang sangat
manusiawi. Kita tak dapat memungkiri bahwa audiens itu kerap kali
tertarik pada komunikator yang sama suku atau agamanya dengan audiens,
atau tertarik pada komunikator yang mempunyai hobi yang sama, atau
18
![Page 19: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/19.jpg)
juga karena komunikator tampil dengan pakaian dan asesoris yang
menawan.
Faktor dinamis
Pelbagai penelitian komunikasi antarpersonal meneunjukkan
bahwa faktor dinamika antarpersonal menunjukkkan bahwa faktor
dinamika komunikator sangat memepengaruhi penerimaan pesan oleh
audiens. Audiens akan lebih mudah menerima pesan dari komunikator
yang tampil dengan dinamika tinggi. Artinya, audiens lebih mudah
menerima informasi dari komunikator yang tampil enerjik, gertak-
gemertak, aktif dan hidup, menampilkan fisik yang berdaya tahan tinggi
Motif
Ingatlah mengenai daya tarik yang sudah diuraikan di atas. Faktor
motif atau alasan pendorong komunikasi turut menentukan persuasi atau
berpengaruh terhadap penerima pesan audiens. Audiens lebih suka
menerima pesan oleh audiens. Audiens lebih suka menerima informasi
dari komunikator secara terus terang dapat dipercayai, terbuka, jujnur,
menyatakan maksud berkomunikasi. Bila kita berkomunikasi
antarpersonal, komunikator dianjurkan untuk menyatakan motif
komunikasi. Berikut ini ditampilkan beberapa kategori motif komunikasi
antarpersonal, yaitu:
Untuk senang –senang
Memenuhi afeksi
Keterlibatan atau inklusi
Menghindari sesuatu
Santai
Kontrol
Dan lain - lain
Kesamaan
Kesamaaan atau similiariyty merupakan salah satu faktor yang
memepermudah penerimaan pesan oleh audiens. Orang lebih tertarik pada
19
![Page 20: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/20.jpg)
komunikator yang mempunyai banyak kesamaan dengan dia misalnya
minat, hobi, pilihan politik, asal sekolah, asal suku bangsa, dan lain – lain
(jadi bisa kesamaan sosiologis, antropologis, atau psikologis).
Tidaklah mengherankan apabila dalam komunikasi dikenal istilah
homofili, artinya kesamaan antara audiens dengan komunikator. Hipotesis
yang dapat dianjurkan adalah jika makan banyak faktor kesamaan antara
komunikator dengan pesan dari komunikator. Lawan dari homofili adalah
heterofili atau perbedaan. Lawan dari homofili adalah heterofili atau
perbedaan, artinya jika makin banyak faktor pembeda antara komunikator
dengan audiens, maka makin kecil peluang audiens menerima pesan dari
komunikator.
Kepakaran
Masih berkaitan dengan kepercayaan adalah masalah kepakaran. Inilah
kunci penerimaan audiens terhadap seorang komunikator yang pakar
dalam bidangnya lebih mudah dipercayai daripda yang tidak
pakar.Tidaklah mengherankan bahwa warga masyarakat lebih percaya
pada kepala desa atau pak camat, orang lebih percaya informasi tentang
kejahatan yang dia peroleh dari polisi daripada dari seseorang yang bukan
polis, demikian pula orang lebih percaya pada penyuluhan kesehatan yang
belatar belakang pendidikan FKM daripada FISIP, dan lain –lain
Keaslian sumber pesan
Masalah keaslian sumber pesan atau originate the message sangat
menentukan tingkat penerimaan audiens. Keaslian pesan ini bersumber dari
sumber informasi. Artinya, orang lebih percaya informasi ilmiah kesehatan
yang bersumber dari jurnal kesehatan daripada surat kabar umum, orang
lebih mudah percaya informasi tentang bahaya Narkoba yang bersumber
dari kesaksian seseorang bekas pecandu Narkoba daripada seseorang dokter
sekalipun, orang lebih mudah percaya pada dokter A yang selalu
menawarkan pengobatan alternatif daripada seseorang dokter yang “sangat
akademis”, dan lain –lain.
20
![Page 21: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/21.jpg)
II.2.3 Tipe Kredibilitas
De vito (1978: 80-84) mengemukakan bahwa ada tiga tipe kredibilitas
komunikator, yaitu: Devito, joseph A, Komunikasi Antarmanusia, Kuliah dasar,
Edisi Kelima, Edisi Bahasa Indonesia, Profesional Books, Jakarta, 1997
Initial credibility
Yakni inisial yang menunjukkan status atau posisi seseorang, misalnya
jabatan, pangkat, gelar – gelar akademik atau kebangsawanan, dan lain -lain
Derived credibility
Yakni sesuatu yang mengesankan bagi komunikasi sedang berlangsung,
misalnya tentang kemampuan intelektual, moral komunikator, tentang
kompetensi hingga kemampuan untuk mengekspresikan kata – kata melalui
bahasa isyarat (non verbal).
Terminal credibility
Yakni hasil yang diperoleh akibat dua tipe kredibilitas terdahulu ( initial dan
derived), tingkat keterpengaruhan.
II.3 Mengelola pesan dalam komunikasi kesehatan
Suksesnya komunikasi kesehatan tergantung dari bagaimana komunikator
menyusun pesan sehingga dapat mempengaruhi perubahan sikap dari audiens.
Pesan sendiri memiliki hakikat sebagai berikut:
Isi (content) pesan (message) merupakan basis dari pengaruh komunikator
( juga media), inilah yang paling penting untuk dipelajari.
Isi pesan dirancang secara cermat oleh perancang, produser, penulis, editor
untuk mempengaruhi audiens
Isi pesan tidak selalu terikat pada hal yang benar tetapi juga pada isu yang
tidak benar
21
![Page 22: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/22.jpg)
Studi tentang isi pesan menolong kita untuk meramalkan dampak terhadap
audiens
II.3.1 Memahami Pesan komunikasi Non Verbal Dan Komunikasi Verbal
Dalam buku Silent message (1971), Albert Mehrabian menegmukakakn bahwa
manusia berkomunikasi secara verbal dan non verbal.
Pesan non verbal
1) Kinesik
Kinesik adalah pesan non verbal yang diimplementasikan dalam bentuk
bahasa isyarat tubuh atau anggota tubuh. Antara lain adalah Gesture yang
merupakan bahasa isyarat yang ditampilkan dengan gerakan anggota tubuh.
Contoh gesture adalah mengacungkan jempol yang menandakan hal yang
baik. Facial expression yang berarti ekspresi wajah, di dunia ini tercatat
sekurang – kurangnya 30.000 lebih ekspresi wajah yang bebrbeda satu sama
lain. Eye contact atau yang berarti kontak mata merupakan simbol nonverbal
yang sangat penting.
2) Proksemik
Prosemik adalah bahasa non verbal yang ditunjukkan oleh “ruang” dan ‘jarak”
antara individu dengan orang lain waktu berkomunikasi atau antara individu
dengan objek. Prosemik dibagi atas prosemik jarak, prosemik ruang, dan
prosemik waktu.
o Prosemik jarak
Prosemik jarak ialah simbol komunikasi yang sensitif. Jarak fisik kita
dengan orang lain dapat menentukan kedekatan psikologis dan sosial
dengan lawan bicara. Semakin dekat jarak kita dengan seseorang saat
berkomunikasi makin dekat secara psikologis maupun sosial orang
tersebut dengan kita.
22
![Page 23: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/23.jpg)
o Prosemik ruang
Dalam kasus proksemik ruang, berikut ini beberapa contoh dimana kita
dapat mengintepretasikan makna terhadapnya, yakni: ukuran ruang,
hawa atau udara dalam ruang, warna, pencahayaan, jangkauan ruang.
o Prosemik Waktu
Kronemik meliputi penggunaan waktu untuk berkomunikasi secara
non- verbal. Sebagaimana biasa para bawahan menunggu kedatangan
pimpinan, atau dalam pertemuan, bawahan diharuskan datang
mendahului atasan mereka. Waktu menggambarkan sebuah peristiwa
yang dapat memberikan makna tertentu, maksud dan tujuan tertentu.
Bahasa meliputi simbol :
Peluang diperkenankan datang terlambat- waktu yang diperkenankan
oleh sebuah kebudayaan atau subkultur bagi kita untuk terlambat
mengikuti jadual atau progarm
Ambiguitas (tergantung kebudayaan, tingkat keluwesan waktu antara
ketepatan waktu dan keterlambatan waktu untuk mengikuti sebuah
jadwal atau progarm formal maupun informal.
3) Haptik
Haptik seringkali disebut sebagai zero proxemics, artinya tidak ada lagi jarak
diantara dua orang waktu berkomunikasi. Atas dasar itu maka ada ahli
komunikasi non verbal yang mengatakan haptik itu sama dengan menepuk –
nepuk, meraba – raba, memegang, mengelus dan mencubit.
4) Paralinguistik
Paralinguistik meliputi setiap penggunaan suara sehingga dia bermanfaat
kalau kita hendak menginterpretasikan simbol verbal. Sebagai contoh, orang –
orang Muang Thai merupakan orang yang rendah hati, mirip dengan orang
Jawa yang tidak mengungkapkan kemarahan dengan suara yang keras.
Mengeritik orang lain biasanya tak diunkapkan secara langsung, tapi secara
anekdot. Ini berbeda dengan orang Batak dan Timor yang mengungkapkan
segala sesuatu dengan suara keras.
23
![Page 24: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/24.jpg)
5) Artifak
Kita memahami artifak dalam komunikasi non verbal dengan pelbagai benda
material di sekitar kita, lalu bagaimana cara benda – benda itu digunakan
untuk menampilkan pesan tatkala dipergunakan. Sepeda motor, mobil, kulkas,
pakaian, televisi, komputer mungkin sekedar benda. Namun dalam situasi
sosial tertentu benda – benda itu memberikan pesan kepada orang lain. Kita
dapat menduga status sosial seseorang dari pakaian atau mobil yang mereka
gunakan. Makin mahal mobil yang mereka pakai, maka makin tinggi status
sosial orang itu.
6) Logo dan warna
Kreasi para perancang untuk menciptakan logo dalam penyuluhan merupakan
karya komunikasi bisnis, namun model kerja ini dapat ditiru dalam
komunikasi kesehatan. Biasanya logo dirancang untuk dijadikan simbol dari
suatu karya organisasi atau produk dari suatu organisasi, terutama bagi
organisasi swasta. Bentuk logo umumnya berukuran kecil dengan pilihan
bentuk, warna dan huruf yang mengadung visi dan misi organisasi.
Pesan verbal
Kalau kita bicara tentang komunikasi verbal maka terkandung pula di
dalamnya pengertian pesan – pesan verbal atau pesan berupa kata – kata yang
diucapkan (Vokal) ditulis (visual). Konsep komunikasi verbal ini tidak bisa
dilepaskan dari ilmu bahasa atau linguistik. Dalam prakteknya, cara manusia
berkomunikasi melalui bahasa yang secara formal dilakukan melalui bahasa
yang secara formal dilakukan melalui bahasa lisan dan tulisan.
Berikut adalah hal – hal yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi verbal
o Penggunaan bahasa secara pragmatis
Seorang komunikator kesehatan hendaklah memerhatikan kebiasaan dan
kepraktisan bahasa di kalangan ibu – ibu di desa yang berkunjung ke
Puskesmas, bapak – bapak nelayan di pantai, para gadis di pasar umum,
orang – orang yang berada dalam perjalanan, dan lain – lain. Kadang –
24
![Page 25: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/25.jpg)
kadang kelompok – kelompok ini menggunakan “Jargon” secara khusus
yang hanya dimengerti oleh kalangan mereka.
o Ingat variasi berbahasa
Dalam berkomunikasi kesehatan, apalagi dalam situasi antar budaya,
hendaklah kita meperhatikan beberapa variasi berbahasa yang
bersumber pada (1) Dialek, yaitu variasi penggunaan bahasa di suatu
daerah. (2) Aksen, yaitu kekhasan tekanan dalam ucapan bahasa lisan.
(3) Jargon, adalah sebuah unit kata – kata atau istilah yang
dipertukarkan oleh mereka yang sama profesi atau pengalamannya. (4)
argot adalah bahasa khusus yang digunakan oleh suatu kelompok
tertentu untuk mendifinisikan batas – batas kelompok mereka dengan
orang lain.
o Berbahasa pada saat yang tepat
Dalam berkomunikasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan
antara lain; (1) kapan orang berbicara, contohnya pada orang sunda atau
jawa, anak kecil lebih banyak mendengarkan, orang yang lebih tua harus
lebih banyak bicara. (2) Apa yang dikatakan, contohnya orang aborigin
yang tidak pernah mengajukan pertanyaan “mengapa” karena dianggap
terlalu keras. (3) Kecepatan dan jedah bicara. (4) Hal
memperhatikan,yang dimaksud dengan hal memperhatikan disini adalah
pandangan mata yang diperkenankan saat berbicara bersama.
Contohnya, orang jawa tidak mementingkan kontak mata saat berbicara,
namun orang papua sangat mementingkan kontak mata.
o Stuktur pesan
1.Pola penyimpulan (tersirat atau tersurat)
Contoh:
Banyak anak terserang campak. Gejala campak antara lain :
panas 2-3 hari berturut – turut, muncul ruam – ruam merah di
balik telinga, timbul batuk pilek dan mencret, bagian kulit yang
ruam – ruam mengelupas. Timbul bintik hitam pada kulit yang
mengelupas.
25
![Page 26: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/26.jpg)
Pada paragraf diatas terdapat pola penyimpulan tersurat karena jelas
menampilkan gejala penyakit campak, namun tersirat pula imbauan agar
warga kota bersikap memelihara kesehatan anak.
2.Pola urutan argumentasi
Ada dua jenis pola, Pertama argumentasi yang disenangi di jelaskan
lebih dahulu setelah itu argumentasi yang tidak disenangi. Pola kedua
argumentasi yang tidak disenangi dijelaskan terlebih dahulu setelah itu
baru argumentasi yang disenangi.
Contoh:
Anda menampilkan gambar – gambar anak –anak yang sedang
bermain –main tanah dengan ceria, lalu di akhir anda
menampilkan gambar anak yang kurus dan menjelaskan karena
bermain tanah akhirnya anak tersebut menjadi cacingan dan
kurang asupan nutrisi karena diambil parasit cacing.
Paragraf diatas merupakan contoh pola agurmentasi yang disenangi di
ceritakan di awal dan diakhiri dengan pola argumentasi yang tidak
disenangi
3.Pola objektivitas
Terdiri dari satu sisi dan dua sisi. Tergantung berapa objek yang
dijadikan pusat informasi kesehatan. Jika satu sisi hanya satu objek yang
di pusatkan sebagai informasi kesehatan, kalau dua sisi dua objek yang
dijadikan pusat informasi kesehatan. Contoh paragraf sebelumnya
termasuk pola objektivitas satu sisi karena hanya menampilkan satu
objek sebagai pusat informasi yaitu anak yang bermain tanah. Jika ingin
diubah menjadi pola dua sisi maka dapat ditambahkan potret seorang
dokter yang memberi pesan bahaya bermain tanah.
o Gaya Pesan
Gaya pesan menunjukkan variasi linguistik dalam penyampaian pesan
dengan (1) perulangan; (2) mudah dimengerti, dan (3) pembendaharaan
kata (4) humor
26
![Page 27: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/27.jpg)
o Daya tarik pesan
Yang dimaksudkan dengan daya tarik pesan mengacu pada motif –
motif psikologis yang dikandung pesan, yakni;
Rasional -emosional
Rasional
Adalah rancangan pesan yang menjelaskan suatu informasi secarara
rasional sesuai dengan syarat –syarat yang seharusnya, misalny asayarat
ilmu kesehatan dan lain – lain. Contoh : “ Penyakit diabetes tidak dapat
sembuh, yang hanya dapat kita lakukan adalah mengontrol gula darah
dengan diet dan terapi farmakologis maupun dengan suntik insulin”.
Emosional
Adalah rancangan pesan yang menjelaskan suatu informasi secara
emosional sehingga menggunakan emosi audiens. Contoh: merokok
dapat menyebakan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan
kehamilan dan janin; jika bapak teteap merok, berarti bapak mau bunuh
diri, Itukan kasihan anak istri, apalagi kalau bapak impoten, maka rumah
tangga bapak tidak akan bahagia!
Fear appeals
Sebelumnya telah dikemukakan bagaimana kita dapat mempengaruhi
audiens malaui lebih dahullu menyampaikan pesan atau informasi yang
kurang menyeanangkan kemudian baru diikuti dengan menampilkan
pesan atau informasi yang menyenangkan. Daya tarik pesan
memannampilkan ketakutan rupanya lebih ditakutkan daripada pesan
yang tidak menakutkan. Fear appeals menampilkan daya tarik tertentu
apalagi jika ketakutan itu berkaitan dengan nyawa manusia.
27
![Page 28: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/28.jpg)
Atas pertimbangan itu maka dalam penyuluhan kesehatan yang
audiensnya mepercayakan anak – anak mereka kepada para pembantu
perlu ditampilkan kasus –kasus bagaimana hubungan pembantu dengan
anak – anak ketika orang tua sibuk meluangkan lebih banyak waktuk
memperhatikan anak –anaknya daripada kepada para pembantu.
Reward Appeals
Ada banyak sekali cara untuk menciptakan daya tarik bagi para pembeli
untuk mebeli makanan atau minuman sehat. Semua pasta gigi
memberikan iming – iming bagi pembeli dengan hadiah uang jutaan
rupiah setelah mengumpulkan sejumlah tertentu pasta gigi. Jadi orang,
dipersuasi untuk membeli produk bukan karena dia butuh produk
tersebut tetapi karena dia ingin mendapatkan hadiah karena membeli
produk itu.
II.4 Media dalam komunikasi kesehatan
Ada tiga jenis media menurut John Fiske, antara lain :
1. presentational media
Adalah tampilan wajah, suara atau komunikasi tubuh atau dalam kategori
pesan maka media ini dimaksudkan dalam pesan verbal dan non verbal dalam
komunikasi tatap muka.
2. Representational media
Adalah media yang diciptakan oleh kreasi manusia, yang termasuk dalam
kelompok ini adalah tulisan, gambar, fotografi, komposisi musik, arsitektur,
pertamanan, dan lain – lain. Semua jenis media ini memeiliki kovensi estetika
baik secara teknis maupun praktis.
3. Mechanical media
Adalah radio, televisi, video, film, surat kabar dan majalah, telepon yang
digunakan untuk memperkuat dua fungsi media di atas. Misalnya surat kabar
28
![Page 29: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/29.jpg)
merekam tampilan wajah atau memuat foto seseorang, televisi merekam wajah
dan suara, dan video merekam suatu komposisi musik.
Tujuan media dalam komunikasi kesehatan antara lain :
Menciptakan iklim bagi penerimaan dan perubahan nilai, sikap dan perilaku
kesehatan.
Mengajarkan keterampilan mendengarkan, membaca, menulis hal – hal
berkaitan dengan kesehatan, dan lain – lain.
Pengganda sumber daya pengetahuan, kenikmatan dan ajuran tindakkan
kesehatan.
Membentuk pengalaman baru tehrhadap perilaku hidup sehat dari statis ke
dinamis.
Meningkatkan aspirasi di bidang masyarakat.
Mengajarkan masyarakat menemukan norma dan etika penyebarluasan
informasi di bidang kesehatan atau layanan komunikasi kesehatan.
Berpatisipasi dalam keputusan atas hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan.
Mengubah stuktur kekuasaaan antara produsen dan konsumen di bidang
kesehatan
Menciptakan rasa kebanggaan / kesetiaan terhadap produk.
Tabel jenis media dan penggunaaan
2.5 Analisis komunikan dalam komunikasi kesehatan
2.6 Komunikasi yang efektif dalam komunikasi kesehatan
Periksa dan atasi faktor – faktor penghambat komunikasi
1.Tidak mengenal audiens
Banyak orang gagal berkomunikasi karena tidak mengenal komunikan
yang menjadi sasaran komunikasi. Jika kita tidak mengenal karakteristik
komunikan, komunikasi yang kita lakukan tidak efektif. Apa yang anda
29
![Page 30: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/30.jpg)
informasikan tidak diterima, tidak dimengerti atau diterima namun tidak
mengubah sikap komunikan.
2.Tidak tahu bagaimana penerima menyerap komunikasi
Selain komunikator tidak mengenal komunikan, faktor lain yang
menyebabkan gagalnya komunikasi adalah kita tidak tahu bagaimana
caranya komunikan menyerap informasi yang kita kirimkan. Selidikilah,
ada orang yang suka menerima informasi lisan tatap muka, namun ada
orang yang lebih suka menerima telepon, ada komunikan yang lebih suka
pesan penting dari anda dituliskan daripada lewat orang ketiga, adapula
orang lebih suka mendengarkan radio daripada televisi, dan lain – lain.
3.Tidak tahu pola komunikasi budaya
Periksalah diri anda melalui self – concept, ketrampilan manan yang
paling banyak dibutuhkan kalau anda melakukan komunikasi kesehatan di
desa jika dibandingkan dengan di kota? Jika anda berhadapan dengan
orang yang datang daring latar belakang low contecxt culture, sementara
anda sendiri datang dari high context culture, anda tidak perlu
menguraikan pesan secara terinci. Keterampilan anda sangat ditentukan
oleh bagaimana anda menyampaikan pesan secara ringkas, tak perlu
bertele –tele, sehingga maknanya mudah diterima tanpa ada perasaan
bosan. Mereka yang berasa dari kebudayaaan low context culture tak
terlalu suka dengan rincian pesan. Mereka lebih suka kalau pesan yang
disampaikan itu hanya garis – garis besarnya saja. Sebaliknya, mereka
yang berasa dari high context culture sangat membutuhkan rincian pesan.
(catatan : low context culture adalah kebudayaan yang menampilkan
semua perilaku secara terbuka sehingga mudah ditafsirkan orang lain.
Sedang kan high context culture adalah kebudayaan yang tidak
menampilkan semua perilaku secara terbuka sehingga untuk memaknai
perilaku tersebut membutuhkan penafsiran atas latar belakang nilai dan
norma perilaku)
30
![Page 31: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/31.jpg)
4.Jarang melakukan evaluasi respon komunikasi
Setiap kali anda berkomunikasi, evaluasilah selalu kecepatan respon anda
terhadap pesan atau tampilan orang lain. Apakah mungkin anda makin
mudah berkomunikasi ataukah makin sulit memahami orang lain. Apakah
anda mudah percaya pada isi pesan atau pada orang yang mengemukakan
suatu gagasan atau informasi.
5.Tidak tahu kebiasaan berkomunikasi lisan
Kebanyakkan komunikasi antarpersonal dala budaya kita dilakukan secara
lisan. Pelajarilah kebiasaan berkomukasi lisan ;
Pengaruh status senioritas dalam komunikasi lisan, apakah orang
tua dibiarkan lebih banyak bicara daripada yang muda.
Perhatikan syarat apa yang boleh dikatakan dan tidak boleh
dikatakan
Bagaimana cara anda mengatakan (langsung ke tujuan, atau
berputar – putar)
Perhatikan dengan siapa anda berkomunikasi antar budaya.
6.Tidak terbiasa mendengarkan
Berbagai penelitian tentang kebiasaan mendengarkan menunjukkan bahwa
lebih dari separuh perhatian dalam berkomunikasi dicurahkan untuk
mendengarkan (53%) 17 % untuk membaca, 16 % untuk berbicara dan 14
% untuk menulis. Lalu apa yang harus kita lakukan? Periksalah sikap
mendengarkan anda apakah termasuk kategori poor listening habits atau
active listening habits. Yang dimaksud dengan kebiasaan “ miskin
mendengarkan” adalah perilaku komunikasi yang tak suka mendengarkan
percakpan orang lain. Akibat miskin mendengarkan, maka miskin pula
pesan yang dikirim dan diterima, yang dampaknya kita tak memahami
makna pesan yang menghasilkan komunikasi kesehatan yang tidak efektif.
7.Tidak bisa membuka diri dalam percakapan
Ada dua jenis percakapan : aggresive talk ( percakapan agresif) dan
regretable talk ( percakapan yang sebetulnya tak perlu terjadi). Kedua
taktik percakapan bertujuan untuk membuka diri, namun hal ini sangat
31
![Page 32: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/32.jpg)
tergantung dari asumsi bahwa semua relasi atau komunikasi antarpersonal
dibentuk oleh peran komunikator sebagaimana yang diharapkan oleh
komunikan ( audiens).
Ada banyak teori yang membahas hal pengungkapan diri kita
kepada komunikan dalam relasi antarpersonal. Salah satu teori yang dibas
disini adalah teori dari joseph Luft dan Harry Ingham, yang
menggambarkan self-disclosure dari seorang komunikator.
BAGAN JENDELA JOHARi
Bagan “jendela Johari” diatas menunjukkan 4 bidang, masing – masing
bidang berfungsi menjelaskan tentang status suatu informasi yang
diketahui oleh komunikator (self) dengan yang diketahui oleh komunikan (
others). Jika dirinci ke 4 bidang itu adalah:
Open Pane- bidang terbuka, yang menggambarkan situasi dimana
ada suatu informasi tentang diri kita ( komunikator) yang diketahui
pula oleh komunikan
Blind Pane- bidang buta, yang menggambarkan situasi dimana ada
suatu informasi tentang diri kita yang tidak diketahui diri sendiri
( komunikator) namun itu diketahui orang lain ( komunikan).
Unknown Pane- bidang tidak dikenal, yang menggambarkan situasi
dimana ada informasi tentang diri kita yang tidak diketahui oleh
diri sendiri (komunikator) maupun orang lain (komunikan)
Joe dan Harry menawarkan jalan keluar untuk mengubah relasi
antara komunikator dengan komunikan melalui “pengungkapan diri” atau
dalam model diatas dapat dicoba melalui pebesaran bidang.
Jika bidang 1 diperbesar, kita akan menemukan seorang pribadi
(komunikator) yang ideal, orang yang selalu terbuka dengan orang
lain (open minded person onf ideal window)
Jika bidang dua diperbesar, kita akan menemukan seseorang
pribadi yang terlalu menonjolkan diri namu buta terhadap dirinya
32
![Page 33: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/33.jpg)
sendiri, orang seperti ini seperti benteng mabuk menabarak toko
cina ( exhibitionist or bull in China Shop)
Jika bidang 3 diperbesar, kita akan menemukan seorang pribadi
yang suka menyendiri. Sifat orang ini seperti penyu ( loner and
loner as turtle)
Jika bidang 4 diperbesar, kita akan menemukan seseorang pribadi
yang tahu banyak tentang ornag lain namun dia menutup dirinya
sendiri ( tipe interview)
2.7 Perencanaan komunikasi kesehatan
Perencanaaan komunikasi kesehatan adalah: (1) perumusan atau pemberian
definisi terhadap tujuan dan sasaran komunikasi kesehatan; (2) aktivitas untuk
mengembangkan strategi menyeluruh dari komunikasi kesehatan untuk
mengembangkan hirarki rencana yang komprehensif dalam komunikasi kesehatan
sehingga dapat mengintregasikan dan mengoordinasikan aktivitas komunikasi
kesehatan; dan (4) aktivitas yang berorientasi pada end (apa yang akan kita
buat)dengan komunikasi kesehatan sesuai dengan apa yang telah dirumuskan
dalam means ( bagaimana cara membuatnya) dari komunikasi kesehatan itu
sendiri.
Secara sederhana, kita dapat mengatakan, perencanaan komunikasi
kesehatan adalah proses yang sederhana yang membantu mencapai tujuan
komunikasi kesehatan yang sedang anda pikirkan. Perencanaan komunikasi
adalah pergulatan ke arah masa depan, proses selangkah – demi selangkah yang
dapat membantu anda memperjelas dan mempertajam logika anda untuk
meringkas apa yang anda katakan sebagai maksud kepada audiens, serta peta yang
mengatur and abagaiman anda akan menyebarkan pesan.
Tujuan perencanaan komunikasi kesehatan antara lain
1. Membantu mengembangkan koordinasi. Perencanaan komunikasi kesehatan
mengarahkan kita semua untuk bekerja sama, berkoordinasi, baik dalam
33
![Page 34: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/34.jpg)
organisasi kita maupun dengan pihak lain di luar organisasi. Tujuannya adalah
agar semua pihak dapat memberikan kontribusi terhadap cara pencapaian
tujuan dan sasaran komunikasi kesehatan.
2. Perencanaan komunikasi kesehatan dapat mengurangi ketidak pastian,
mengantisipasi perubahan yang bakal terjadi akibat komunikasi kesehatan,
menjelaskan akibat dari tindakkan yang mungkin akan terjadi jika ada
perubahan, perencanaan membuat kita melihat ke depan, mengantisipasi
perubahan, memeperdulikan dampak dari perubahan dan mengembangkan
tanggapan yang tepat.
3. Perencanaan komunikasi kesehatan juga dapat mengurangi tumpang tindih
dan aktivitas yang tidak bermanfaat dalam komunikasi kesehatan, koordinasi
sebelum berhadapan dengan fakta yang tidak jelas, membuat kerja kita
menjadi lebih jelas, terarah, tidak tumpang tindih dan kacau
4. Perencanaan komunikasi kesehatan membuat kita dapat mengawasi tujuan
atau standarisasi dari kerja komunikasi. Ada pepatah yang mengatakan kalau
tidak ada perencanaan tidak ada pengawasan.
Tipe – tipe perencanaan komunikasi kesehatan
Perencanaan strategis
Yaitu rencana pada tingkat komunitas atau organisasi, yakni perencanaan
menyeluruh tentang tujuan umum komunikasi kesehatan yang akan dicapai
oleh kelompok atau suatu organisasi, yakni perencanaan menyeluruh tentang
tujuan umum komunikasi kesehatan yang akan dicapai oleh kelompok atau
suatu organisasi yang dikaitkan dengan posisi organisasi itu dalam
lingkungan.
Perencanaan operasional
Rencana khusus tentang komunikasi kesehatan dengan rincian tentang
bagaimana “menurunkan” tujuan yang menyeluruh ke konsep komunikasi
kesehatan operasional sehingga mudah di kerjakan untuk mencapai tujuan
umum.
Perencanaan jangka panjang
34
![Page 35: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/35.jpg)
Rencana untuk memperluas usaha dalam komunikasi kesehatan lima tahun
mendatang
Perencanaan jangka pendek
Rencana untuk mengcover atau mencakup komunikasi kesehatan dalam satu
tahun.
Perencanaan khusus
Rencana tertentu atau terbatas untuk melaksanakan suatu tugas, rencana itu
demikian khusu, terbatas dan ketat sehingga tidak ada ruang untuk
diinterpretasi.
II.7.1 Cara sederhana merumuskan perencanaan komunikasi kesehatan
Bagan diatas menunjukkan bahwa proses perencannaan komunikasi perlu
memperhatikan beberapa hal
1. Penentuan tujuan dan sasaran utama
Perencanaan komunikasi kesehatan didahului oleh “penentuan tujuan utama”
dan “sasaran utama” yang akan dicapai oleh komunikasi kesehatan, atau
nyatakan secara jelas apayang ingin kita peroleh dari efek komunikasi, apakah
perubahan sikap audiens pada aspek kognitif saja, afektif saja, atau perubahan
perilaku audiens.
2. Analisis Audiens
Analisis audiens bedasarkan kebutuhan, keinginan, karakterisitik demografis,
psikologis, sosiologis dan lain - lain
3. Karakterisik komunikator
Dari karakterisitik kebutuhan audiens diatas maka kita dapat menentukan
karakteristik komunikator antara lain :
Competence
Kemampuan komunikator yang diperlihatkan melalui kewenangan ( pangkat,
jabatan, kepakaran) diatas suatu subjek yang sedang dipercakapkan
Character
35
![Page 36: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/36.jpg)
Yang diperlihatkan oleh moral komunikator
Intention
Motif atau maksud yang mendorong komunikator mengatakan sesuatu
Personality
Yakni perasaan kedekatan (proximity) antara komunikan dengan komuniktor
(kesamaan psikologis, sosiologis, antropologis sering mempengaruhi “rasa
kedekatan” antara komunikan dengan komunikator.
Charisma
Kualitas individu yang ditunjukkan oleh powerful language, social sensitivity,
dan attractiveness.
Dynamic
Yakni perasaan kedekatan (proximity) antara komunikan dengan komuniktor
(kesamaan psikologis, sosiologis, antropologis sering mempengaruhi “rasa
kedekatan” antara komunikan dengan komunikator.
Authority
Komunikator yang memegang kekuasaan dan wewenang tertentu lebih
dipercayai komunikan daripada yang tidak mempunyai kekuasaan atau
wewenang.
Compliance
Komunikan lebih mudah mengadopsi perilaku komunikator karena hubungan
diantara dua pihak diiming – imingi oleh hukuman atau ganjaran.
Internalization
Komunikan kebih mudah menerima suatu pesan yang direkomendasikan
komunikator karena informasi itu merupakan indetifikasi diri/ pribadi
komunikator.
Indetification
Komunikan juga lebih mudah menerima suatu pesan yang direkomendasikan
komunikator karena informasi itu erupakan indetifikasi diri/ pribadi
komunikator.
Expertise
36
![Page 37: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/37.jpg)
Kepakaran yang melekat pada seseorang komunikator, karena kepakaran
dalam subyek yang dipercakapkan atau yang diinformasikan akan
memudahkan komunikan percaya kepada komunikator.
Trusworthiness
Komunikan lebih mudah menerima komunikator yang dipercayai
Good will
Audiens lebih mudah menerima komunikan yang menurutnya memiliki
kebaikkan tertentu
Emotional intteligence
4. Karakteristik pesan
Kita juga dapat memanipulasi pesan ( stukutur pesan, gaya pesan, dan daya
tarik pesan) seperti apakah yang dibutuhkan oleh audiens
Stuktur pesan
o Penyimpulan
Tersirat
tersurat
o Urutan argumentasi
Disenangi
Tidak disenangi
o Gaya pesan
Perulangan
Mudah dimengerti
Pembedaharaan kata.
o Daya tarikpesan
Rasional emotional
Fear appeals
Reward appeals
37
![Page 38: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/38.jpg)
5. Karakteristik media
Karakteristik umum media:
Media sensoris
Media masa > cetak dan elektronik
Saluran> keluarga, kelompok, sekolah, gereja dll.
Dalam komunikasikesehatan, jarang kita hanya menggunakan satu saluran
atau media, kita dianjurkan menggunakan saluran campuran (mix Channel). Ingat
pula bahwa setiap media mempunyai keunggulan dan kelemahan, jadi pilihlah
media yang paling disukai audiens artinya dengan tingkat kelemahan yang paling
kecil.
38
![Page 39: komunikasi kesehatan](https://reader033.fdokumen.com/reader033/viewer/2022061316/557212b5497959fc0b90c64e/html5/thumbnails/39.jpg)
39