komunikasi kesehatan

59
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Dasar – Dasar Komunikasi Komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan. Secara sederhana komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian pesan dari satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas pesan yang dipertukarkan tersebut. Tiga elemen dasar yang terdapat dalam preoses komunikasi adalah komunikator, pesan, dan komunikan, dan elemen lain yang sering menjadi bagian dalam proses komunikasi adalah media dan umpan balik (Soehoet, 2003). 2 1. Komunikator Pemberi pesan baik itu individual, kelompok, atau lembaga organisasi. 2. Pesan Materi atau gagasan yang dikomunikasikan antar pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, baik berbentuk verbal, non verbal, atau paralinguistik. 3. Media Sarana atau instrumen pengirim pesan dari komunikator pada komunikan. 1

description

h

Transcript of komunikasi kesehatan

Page 1: komunikasi kesehatan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar – Dasar Komunikasi

Komunikasi pada prinsipnya adalah aktivitas pertukaran ide atau gagasan.

Secara sederhana komunikasi dipahami sebagai kegiatan penyampaian pesan dari

satu pihak ke pihak lain, dengan tujuan untuk mencapai kesamaan pandangan atas

pesan yang dipertukarkan tersebut.

Tiga elemen dasar yang terdapat dalam preoses komunikasi adalah

komunikator, pesan, dan komunikan, dan elemen lain yang sering menjadi bagian

dalam proses komunikasi adalah media dan umpan balik (Soehoet, 2003).2

1. Komunikator

Pemberi pesan baik itu individual, kelompok, atau lembaga organisasi.

2. Pesan

Materi atau gagasan yang dikomunikasikan antar pihak yang terlibat dalam

proses komunikasi, baik berbentuk verbal, non verbal, atau paralinguistik.

3. Media

Sarana atau instrumen pengirim pesan dari komunikator pada komunikan.

4. Komunikan

Sasaran dari komunikasi, bisa individu, kelompok, atau lembaga organisasi.

5. Umpan Balik

Tanggapan (feedback) atas pesan oleh komunikan kepada komunikator baik itu

positif maupun negatif.

Menurut tujuannya komunikasi dapat dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu

komunikasi informatif, komunikasi instruksional, komunikasi persuasif, dan

komunikasi hiburan (Soehoet, 2003).2

1

Page 2: komunikasi kesehatan

1. Komunikasi Informatif

Komunikasi informatif adalah jenis komunikasi yang bertujuan memberikan

informasi atau penjelasan. Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan agar

komunikasi informatif ini dapat berhasil, yaitu menarik perhatian komunikan,

mengusahakan agar komunikan bersedia menerima pesan, serta mengupayakan

agar komunikan bersedia menyimpan pesan.

2. Komunikasi Intruksional

Komunikasi yang terjadi dalam proses belajar mengajar. Tahapan penerimaan

pesan sama dengan yang terjadi pada komunikasi informatif, tetapi di sini

tingkat efektifitasnya lebih tinggi karena terdapat kontrak antar komunikator

dengan komunikan.

3. Komunikasi Persuasif

Tahapan penyampaian pesan sama dengan komunikasi informatif tetapi tujuan

komunikasi jenis ini lebih jauh lagi, yaitu mengajak komunikan untuk

bertindak sesuai dengan isi pesan. Komunikan diberikan pandangan baru lalu

diajak meneliti kembali kerangka acuan tindakan dan pola perilakunya selama

ini, pada akhirnya dipengaruhi untuk merubah kerangka acuan tindakan dan

pola perilakunya sesuai dengan yang dikehendaki komunikator.

4. Komunikasi Hiburan

Komunikasi ini bertujuan untuk menghibur. Meskipun tahapan prosesnya sama

dengan jenis komunikasi lainnya, namun pencapaian tujuannya lebih ringan,

karena tidak perlu mengubah pandangan ataupun tindakan komunikan. Faktor

situasi menjadi kunci keberhasilan dalam komunikasi jenis ini.

Straubharr mengatakan, bahwa komunikasi kekinian adalah komunikasi

yang termediasi oleh berbagai bentuk media baru. Media baru ini adalah bentuk

mass media dengan perubahan konsep yang mengikuti perkembangan teknologi

digital. Tumbuhnya media komunikasi baru ini juga diikuti oleh meningkatnya

konsumsi informasi oleh masyarakat (Mufid, 2005).3

2

Page 3: komunikasi kesehatan

Proses perkembangan komunikasi pada periode ini secara umum diikuti

oleh beberapa perubahan sudut pandang komunikasi.

1. Dari orientasi terhadap pesan menjadi orientasi terhadap penerima

2. Dari satu arah menjadi bolak-balik dan berputar (circular)

3. Dari statis menjadi process oriented

4. Dari penekanan makna informasi menjadi penekanan interpretasi informasi

5. Dari personal menjadi konteks hubungan organisasi, masyarakat, dan media

2.7.2. Model Komunikasi Shannon Weaver

Claude E. Shannon (1949) mengutarakan tentang Mathematical Theory of

Communication. Yang menjadi fokus perhatian pada teori ini adalah prinsip

transmisi informasi.

“...that of reproducing at one point either exactly or approximity a

message selected at another point...” (Yearry, 2008 online).4

Teori Shannon pada dasarnya adalah pendekatan teknis matematis terhadap

proses komunikasi. Shannon menggambarkan komunikasi dalam perspektif

matematis bagaimana sebuah pesan mampu terkirimkan dari komunikator kepada

komunikan. Sistem komunikasi yang ditawarkan dianalogikan sebagai sebuah

mesin, di mana komunikasi manusia dianggap bekerja dengan cara yang sama.

Warren Weaver (1949) menjelasan proses komunikasi dalam asumsi bahwa

ide yang ada di dalam benak komunikator (source) pada mulanya diubah menjadi

separangkat kode tertentu (decode). Ide ini diubah menjadi seperangkat sinyal

(signal) yang dikirim melalui pengirim sinyal (transmiter). Sinyal tersebut bisa

berupa suara melalui mulut kita, tulisan melalui surat, pesan singkat melalui SMS,

atau teks berita yang dituliskan pada surat kabar.

“...in oral speech the information source is the brain, the transmitter

is the voice mechanism producing the varying air pressure (signal)

3

Page 4: komunikasi kesehatan

Information Source

Transmitter DestinationReceiver

Noise Source

penyandianpesan

penginterpretasian

pesan

message transmittedsignal

receivedsignal

message

which is ttransmitted through the air (channel)...” (Yearry, 2008

online).4

Sinyal dikirimkan kepada komunikan (destination) dan kemudian ditangkap

oleh receiver yang dimiliki oleh komunikan. Bila suara atau kata-kata yang

disampaikan oleh komunikator ditangkap oleh telinga komunikan, maka telinga

adalah receiver bagi komunikan. Receiver inilah yang bertugas untuk mengolah

kembali (encode) sinyal suara menjadi seperangkat ide yang akan dipersepsikan

oleh komunikan (Yearry, 2008 online).4

Gambar 2.3. Model Komunikasi Shannon Weaver

Model komunikasi matematikal dikenal juga dengan nama model

komunikasi Shannon Weaver yang muncul pada tahun 1949 sebagai perpaduan

gagasan Claude E. Shannon dan Warren Weaver. Pada tahun 1948 Shannon

mengetengahkan teori matematik dalam komunikasi permesinan (engineering

communication), yang kemudian bersama Weaver pada tahun 1949 diterapkan

pada proses komunikasi manusia (human communication). Kajian utamanya

adalah bagaimana menentukan saluran (channel) komunikasi yang dapat

digunakan secara lebih efisien. Latar belakang keahlian teknik matematis tampak

dalam penekanan teori ini. Faktor utama dalam keberhasilan komunikasi adalah

bukan pada pesan atau makna yang disampaikan (mazhab semiotika), tetapi lebih

pada jumlah sinyal yang diterima dalam proses transmisi pesan (Arni, 1995).5

4

Page 5: komunikasi kesehatan

1. Sumber Informasi (Information Source)

Dalam komunikasi manusia yang menjadi sumber informasi adalah otak. Pada

otak terdapat kemungkinan pesan yang tidak terbatas jumlahnya. Tugas utama

dari otak adalah menghasilkan suatu pesan atau suatu set kecil pesan dari

berjuta-juta pesan yang ada.

2. Pengirim Sinyal (Transmitter)

Bentuk transmitter tergantung pada jenis komunikasi yang digunakan. Pada

komunikasi tatap muka yang menjadi transmitter adalah organ pembentuk

suara dan dihubungkan dengan otot serta organ tubuh lain yang terlibat dalam

penggunaan bahasa non verbal, sedangkan pada bentuk komunikasi yang

menggunakan mesin, alat komunikasi yang berfungsi sebagai transmitter

adalah telepon, radio, televisi, foto, dan lain sebagainya.

3. Penyandian Pesan (Encoding)

Penyandian pesan (encoding) digunakan untuk mengubah pesan ke dalam

suatu sandi yang cocok dengan transmitter. Dalam komunikasi tatap muka

sinyal yang cocok dengan organ suara adalah kata-kata. Sinyal yang cocok

dengan otot tubuh dan indera adalah anggukan kepala, sentuhan, gerak tubuh,

serta kontak mata. Pada komunikasi yang menggunakan mesin terdapat alat

yang digunakan sebagai perluasan dari indera, penyandian pesan yang berasal

dari tubuh diperluas dengan transmitter. Misalnya radio yang merupakan

perluasan dari suara atau televisi yang merupakan perluasan dari mata.

4. Penerima Sinyal (Receiver)

Pada proses komunikasi tatap muka transmitter menyandikan pesan dengan

menggunakan organ suara dan otot tubuh. Penerima (receiver) dalam hal ini

adalah organ tubuh yang sanggup menangkap sinyal, misalnya telinga

menerima sandi pembicaraan, sementara mata menerima sandi gerakan badan,

kepala, dan sinyal lain yang dapat ditangkap mata.

5

Page 6: komunikasi kesehatan

5. Penginterpretasian Pesan (Decoding)

Istilah penginterpretasian pesan (decoding) berlawanan dengan istilah

penyandian pesan (encoding). Penerima pesan yang telah menerima sinyal

melalui pendengaran, penglihatan, dan sebagainya akan menguraikan sinyal

tersebut dan diinterpretasikan oleh otak.

6. Tujuan (Destination)

Komponen terakhir adalah tujuan (destination). Destination ini adalah otak

manusia yang menerima pesan berupa, ingatan, ide, gagasan, atau pemikiran

mengenai makna pesan.

7. Sumber Gangguan (Noise)

Noise merupakan faktor yang dapat mengganggu transmisi sinyal dari

transmitter ke receiver. Misalnya saat berbicara dengan seseorang terdengar

suara mobil dapat mengganggu pembicaraan. Gangguan dalam proses

komunikasi dapat dikurangi atau dinetralkan. Untuk menetralkan gangguan ini

terdapat 4 teknik, yaitu :

a. Menambah kekuatan sinyal

b. Mengatur dan mengarahkan sinyal secara tepat

c. Menggunakan bantuan sinyal lain

d. Redudansi untuk memperjelas sinyal

Model komunikasi matematikal juga menjelaskan tentang bagaimana kita

dapat melakukan semacam prediksi terhadap tindakan komunikasi. Sebagai

contoh, ketika komunikator mengirimkan pesan kepada komunikan berupa pesan

“sudah makan belum...?” menurut teori ini dapat diprediksi respon apa atau

informasi apa yang bisa kita dapatkan dari komunikan atas pesan tersebut. Kita

dapat memprediksi bahwa ada 50 persen kemungkinan jawaban “sudah” dan 50

persen kemungkinan muncul jawaban “belum” dari komunikan. Maka teori ini

melihat bahwa komunikasi pada hakikatnya dapat dikalkulasikan dan dilihat

sebagai proses matematis (Fikse, 1999).6

6

Page 7: komunikasi kesehatan

Jika Claude Shannon hanya memfokuskan diri pada perihal seberapa akurat

pesan mampu terkirimkan, maka Weaver menjadikan cakupan teori ini menjadi

lebih luas. Hingga kemudian teori ini manpu membahas dimensi semantik dan

efektifitas dalam praktek komunikasi. Perspektif teori ini menjadi landasan yang

kuat bagi perkembangan ilmu komunikasi itu sendiri dan semakin mempertegas

peran paradigma komunikasi sebagai alat transmisi ide (Fikse, 1999).6

Warren Weaver melakukan interpretasi terhadap teori Shannon dengan

mengajukan konsep tiga level communication problem atau hambatan dalam

proses komunikasi.

1. Bagaimana akurat pesan komunikasi dapat ditransmisikan

2. Seberapa tepat pesan yang ditransmisikan mampu mendekati makna yang

diinginkan

3. Seberapa efektif pesan yang tersampaikan mempengaruhi tindakan yang

diinginkan

Komunikasi dikaji melalui pendekatan ilmu eksakta, dengan menganggap

bahwa efektifitas komunikasi dapat dihitung dan diukur secara matematis maka

komunikasi dapat dipakai sebagai alat kontrol. Karena pesan komunikasi dapat

didesain dan diukur efektifitasnya maka dalam perspektif propaganda, komunikasi

bisa digunakan sebagai alat manipulasi. Komunikasi dapat mempengaruhi

pemikiran dan membentuk nilai orang lain sesuai dengan apa yang diharapkan,

dan dijadikan alat penyampai pesan yang efektif guna mencapai tujuan tertentu

sebagaimana diinginkan oleh pelaku komunikasi. Mathematical Theory of

Communication dari Shannon Weaver memberikan landasan dasar dalam sudut

pandang transmisi informasi ini (Fikse, 1999).6

7

Page 8: komunikasi kesehatan

II.2 Komunikasi Kesehatan

II.2.1 Definisi komunikasi kesehatan

Definisi komunikasi kesehatan sebenarnya melekat pada hubungan konseptual

antara “komunikasi” dengan “kesehatan” sehingga konsep komunikasi

memberikan peranan pada kata yang mengikutinya ( bandingngkan dengan bahwa

komunikasi bisnis, komunikasi kultural, komunikasi gender, dll). Berikut ini

dikemukakan beberapa definisi komunikasi kesehatan. Komunikasi kesehatan

adalah:

1. Studi yang memepelajari bagaimana cara menggunakan strategi

komunikasi untuk menyebarluaskan informasi kesehatan yang dapat

mempengaruhi individu dan komunitas agar mereka dapat membuat

keputusan yang tepat berkaitan dengan pengelolaan kesehatan.

2. Studi yang menekankan peranan teori komunikasi yang dapat digunakan

dalam penelitian dan praktik yang berkaitan dengan promosi kesehatan

dan pemeliharaan kesehatan.

3. Kegunaan tehnik komunikasi dan tehknologi komunikasi secara postif

untuk mempengaruhi individu, organisasi, komunitas, dan penduduk bagi

tujuan mempromosikan kondisi yang kondusif atau yang memungkinkan

tumbuhnyakesehatan manusia dan lingkungan . Kegunaan ini termasuk

beragam aktivitas seperti interaksi antara profesional kesehatan dengan

pasien di klinik, sel-group, mailings, hotlines, kampanye media masa, dan

penciptaan peristiwa.

4. Pendidikan kesehatan, yakni suatu pendekatan yang menekankan pada

usaha mengubah perilaku kesehatan audiens ( skala makro) agar mereka

mempunyai kepekaan terhadap masalah kesehatan tertentu yang sudah

didefinisikan dalam satuan waktu tertentu ( Elayne Clift 7 Ficki Freimuth,

1995)

5. Proses untuk mengembangkan atau membagi pesan kesehatan kepada

audiens tertentu dengan maksud mempengaruhi pengetahuan, sikap,

keyakinan mereka tentang pilihan perilaku hidup sehat.

8

Page 9: komunikasi kesehatan

6. Seni dan tehnik penyebarluasan informasi kesehatan yang bermaksud

mempengaruhi dan memotivasi individu, mendorong lahirnya lembaga

atau institusi baik sebagai peraturan ataupun sebagai organisasi di

kalangan audiens yang mengatur perhatian terhadap kesehatan.

Komunikasi kesehatan meliputi informasi tentang pencegahan penyakit,

promosi kesehatan, kebijaksanann pemeliharaan kesehatan , regulasi bisnis

dalam bidang kesehatan, yang sejauh mungkin mengubah dan

memeperbaryui kualitas individu dalam suatu komunitas atau masyarakat

dengan mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan dan etika ( Health

Communication Partnership’s M/MC Health Communication Materials

Database, 20004)

7. Proses kemitraan antara para partisipan bedasarkan dialog dua arah yang

didalamnya ada suasana interaktif, ada pertukaran gagasan, ada

kesepakatan menegenai kesatuan gagasan mengenai kesehatan , juga

merupakan tehnik dari pengirim dan penerima untuk memperoleh

informasi mengenai kesehatan yang seimbang demi memperbarui

pemahaman bersama ( Ratzan, S.C, 1994)

8. Komunikasi yang berkaitan dengan proses pertukaran pengetahuan,

meningkatkan konsesnsus, mengindetifikasi aksi – aksi yang berkaitan

dengan kesehatan yang mungkin dapat dilakukan secara efektif. Melalui

proses dialog tersebut maka informasi kesehatan yang dipertukarkan di

antara dua pihak itu bertujuan membangun pengertian bersama demi

penciptaan pengetahuan baru yang dapat diwariskan bersama. Jadi , dasar

dari persetujuan adalah aksi dan kerja sama (Smith, W.A and Hornik , R, !

999; US Departement of Health and Human Srvices 2000; Clift, E. And

Freimuth, 1995; dan Ratzan, S.C ed. 1994)

Dari beberapa definisi komunikasi kesehatan diatas dapat dapat disimpulkan

bahwa komunikasi kesehatan meliputi unsur-unsur:1

1. Proses komunikasi manusia (human communication) demi mengatasi

masalah kesehatan.

9

Page 10: komunikasi kesehatan

2. Komunikasi yang sama dengan komunikasi pada umumnya, yaitu ada

komunikator kesehatan, komunikan, pesan, media, efek, ada konteks

komunikan kesehatan.

3. Beroperasi pada level atau konteks komunikasi seperti komunikasi antar-

personal, kelompok, organisasi, publik dan komunikasi massa.

4. Belajar memanfaatkan strategi komunikasi.

5. Belajar tentang peranan teori komunikasi dalam penelitian dan praktik

yang berkaitan dengan promosi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.

6. Penyebarluasan informasi tentang kesehatan.

7. Keterpengaruhan dari individu dan komunitas dalam pembuatan keputusan

yang berkaitan dengan kesehatan.

8. Pemanfaatan media dan teknologi komunikasi dan teknologi informasi

dalam penyebarluasan informasi kesehatan.

9. Pengubahan kondisi yang kondusif yang memungkinkan tumbuhnya

kesehatan manusia dan lingkungan.

10. Variasi interaksi dalam kerja kesehatan misalnya komunikasi dengan

pasien di klinik, self-help groups, mailings, hotlines, kampanye media

massa hingga penciptaan peristiwa.

11. Pendidikan kesehatan.

12. Pendekatan yang menekankan usaha mengubah perilaku audiens agar

mereka tanggap terhadap masalah tertentu dalam satuan waktu tertentu.

13. Seni dan teknik untuk menyebarluaskan informasi.

14. Proses kemitraan dengan partisipan berdasarkan dialog dua arah.

II.2.2 Cakupan komunikasi kesehatan

Banyak sekali teori, model dan perspektif mengenai komunikasi kesehatan.

Namun, semua model teoretik maupun praksis itu meliputi:

1. Komunikasi persuasif atau komunikasi yang berdampak pada perubahan

perilaku kesehatan.

10

Page 11: komunikasi kesehatan

2. Faktor-faktor psikologis individual yang mempengaruhi persepsi terhadap

kesehatan.

a. Stimulus (objek persepsi) > sense organ dan pemaknaan stimulus

(respons);

b. Bagaimana mengorganisir stimulus > berdasarkan aturan, skemata dan

label;

c. Interpretasi dan evaluasi berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dll;

d. Memory ; dan

e. Recall.

3. Pendidikan kesehatan ( health education) yang bertujuan memperkenalkan

perilaku hidup sehat melalui informasi dan pendidikan kepada individu

dengan menggunakan aktivitas material maupun terstuktur.

Cakupan pendidikkan kesehatan meliputi:

a. Jenis pendidikkan profesional di bidang kesehatan (kurikulum dll).

b. Penjejangan pendidikkan profesi

c. Pelatihan profesional

d. Pendidikkan masyarakat (informal)

e. SDM pendidik

f. Dll

4. Pemasaran sosial yang bertujuan untuk memperkenalkan atau mengubah

perilaku positif melalui penerapan prinsip – prinsip pemasaran dengan

mengintervensi informasi kesehatan yang bermanfaat bagi komunikasi.

5. Penyebar luasan informasi kesehatan; melalui media ( sosialisasi

informasi, pendidikkan hiburan, opini, pemberitaan, dll)

6. Advokasi, pendampingan melalui komunitas, kelompok atau media massa

yang bertujuan untuk memperkenalkan:

Kebijakkan

Peraturan

Progarm – progarm untuk memperbarui kesehatan

7. Resiko komunikasi, bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang

benar mengenai resiko yang dihadapi masyarakat terhadap informasi

11

Page 12: komunikasi kesehatan

mengenai kesehatan, termasuk dampak penggunaan informasi yang salah

mengenai kesehatan, dan mengusulkan cara – cara untuk mengatasi

kesalahan informasi.

8. Komunikasi dengan pasien – meliputi informasi untuk seorang individu,

misalnya informasi yang berkaitan dengan kondisi kesehatan individu,

bagaimana memaksimalkan perawatan, pemberian terapi, atau

penyampaian pendekatan alternatif, termasuk dalam tema ini adalah

bagaimana melayani pasien secara komunikatif

9. Informasi kesehatan untuk para konsumen – satu aktivitas komunikasi

yang ditujukan kepada para individu – konsumen demi membantu individu

untuk memahami kesehatan individu, bagaimana individu membuat

keputusan yang berkaitan dengan kesehatan individu, kesehatan keluarga,

misalnya berhubungan dengan penyedia jasa kesehatan , asuransi

kesehatan, atau aspek pemeliharaan kesehatan jangka panjang.

10. Merancang health entertain atau hiburan yang ada di dalamnya

mengandung informasi kesehatan, yang dijadikan sebagai event untuk

mengkomunikasikan tema – tema mengenai kesehatan individu

11. Komunikasi kesehatan yang interaktif yakni komunikasi kesehatan yang

dilakukan melalui media interaktif sehingga terjadinya dialog dan diskusi

antara sumber dengan penerima melalui media massa

12. Strategi komunikasi, yang meliputi desain pilihan:

Komunikator kesehatan

Pesan – pesan kesehatan

Media kesehatan

Komunikan kesehatan ( audiens – sasaran komunikasi )

Mereduksi hambatan komunikasi

Menentukan atau memilih konteks komunikasi kesehatan dll. [ Health

Communication Partnership’s M / Mc Health Communication

Materials, 2004 )

12

Page 13: komunikasi kesehatan

II.2.3 Tujuan komunikasi kesehatan

A. Tujuan Strategis

Pada umunya, progarm – progarm yang berkaitan dengan komunikasi

kesehatan yang dirancang dalam bentuk paket acara atau paket acara atau

paket acara atau paket modul itu dapat berfungsi untuk;

Relay information

Meneruskan informasi kesehatan dari suatu sumber kepada pihak lain

secara berangkai (hunting).

Enable informed decision making

Memberikan informasi akurat untuk memungkinkan pengambilan

keputusan.

Promote healthy behavior

Informasi untuk memperkenalkan perilaku hidup sehat.

Promote peer information exchange and emotional support

Mendungkung pertukan informasi pertama dan mendukung secara

emosional pertukaran informasi kesehatan.

Promote self-care

Memperkenalkan pemeliharaan kesehatan diri sendiri.

Manage demand for health services

Memenuhi permitaan layanan kesehatan.

B. Tujuan Praktis

Menurut Taibi Kahler (Kahler communications), Washington, D.C .

Course Process Communication Model, 2003), sebenarnya secara praktis

tujuan khusus komunikasi kesehatan itu meningkatkan kualitas sumber

daya manusia melalui beberapa usaha pendidikan dan pelatihan agar dapat;

Meningkatkan pengetahuan - yang mecakup:

1. Prinsip – prinsip dan proses komunikasi manusia

13

Page 14: komunikasi kesehatan

a. Menjadi komunikator-yang memiliki etos, patos, logos, kredibilitas

dan lain –lain

b. Menyusun pesan verbal dan non verbal dalam komunikasi

kesehatan

c. Memilih media yang sesuai dengan konteks komunikasi kesehatan

d. Menetukan segmen komunikan yang sesuai dengan konteks

komunikasi kesehatan

e. Mengelola umpan-balik atau dampak pesan kesehatan yang sesuai

dengan kehendak komunikator dan komunikan

f. Mengelola hambatan – hambatan dalam komunikasi kesehatan

g. Mengenal dan mengelola konteks komunikasi kesehatan

h. Prinsip – prinsip riset

2. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan berkomunikasi efektif.

Praktis bebicara, berpidato, memimpin rapat, dialog, diskusi,

negosiasi, menyelesaikan konflik, menulis, wawancara, menjawab

pertanyaan, argumentasi dan lain – lain.

3. Membentuk sikap dan perilaku berkomunikasi.

Berkomunikasi yang menyenangkan, empati.

Berkomunikasi dengan kepercayaan pada diri.

Menciptakan kepercayaan publik dan pemberdayaan publik

Membuat pertukaran gagasan dan informasi makin menyenangkan

Memberikan apresiasi terhadap terbentuknya komunikasi yang

baik (Report of the Liberal Arts and Sciences Task Force, Truman

State University,1994)

II.2.4 Manfaat mempelajari komunikasi kesehatan

Studi mengenai komunikasi kesehatan pada dasarnya menghubungakan

studi komunikasi dengan kesehatan. Dalam artian itu maka studi tentang

kesehatan masyarakat “ ditambahkan” satu tema penting yakni peranan

komunikasi, terutama strategi komunikasi dalam merancang dan menyebarluaskan

informasi kepada individu, keluarga, komunitas, organisasi, maupun masyarakat

14

Page 15: komunikasi kesehatan

umum sehingga semua kelompok dapat membuat keputusan yang tepat terhadap

usaha pemeliharaan kesehatan.

Pengetahuan komunikasi kesehatan, terutama hasil komunikasi kesehatan

yang efektif, dapat membantu kita untuk meningkatkan kesadaran tentang resiko

dan solusi terhadap masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat, juga

memeberikan motivasi agar masyarakat dapat mengembangkan ketrampilan untuk

mengurangi resiko tersebut. Sedangkan bagi komunitas, komunikasi kesehatan

dapat digunakan untuk mempengaruhi agenda publik, mengadakan pendampingan

terhadap progarm dan kebijakkan di bidang kesehatan, memeperkenalkan

perubahan yang positif dalam lingkungan sosial dan ekonomi, politik, dan

lingkungan alamiah bagi pembaharuan kesehatan masyarakat serta layanan

kesehatan berdasarkan norma – norma sosial yang mengtuntungkan bagi kualitas

hidup manusia.

Secara praktis, komunikasi kesehatan memberikan konstribusi bagi promosi

kesehatan, mencegah penyakit dalam suatu wilayah tertentu. Salah satu

pembaruan atas itu, misalnya membarui situasi klinik berupa interaksi antar

personal maupun kelompok. Dalam teknologi komunikas, misalnya membarui

interaksi, misalnya membarui interaksi dan kerja sama antara provider-pasien,

provider –provider, dan diantara anggota tim pemelihara melalui pelatihan

profesionalkesehatan dalam kerangka membangun komunikasi yang efektif

dengan pasien, Kolaborasi itu dapat dibarui kalau semua pihak mempunyai

kapasitas dalam melaksanakan komunikasi yang baik.

Bidang lain yang juga diperhatikan adalah bagaimana mnyebarluaskan

informasi tentang kesehatan kepada masyarakat melalui kamapanye pendidikan

tentang kesehatan terhadap masyrakat agar mereka mengusahakan mencapai

perilaku hidup sehat, mencipatakan kesadaran, mengubah sikap, dan memeberikan

motivasi kepada individu untuk mengadopsi perilaku yang direkomendasikan.

Kampanye tersebut secara tradisional memounyai kemampuan melalui

komunikasi massa dan pesan pendidiikkan yang ada dalam material tercetak

15

Page 16: komunikasi kesehatan

seperti poster dan pamflet. Bentuk kampanye yang lain telah diintergrasikan

kedalam media massa dengan progarm – progarm berbasis komunitas. Banyak

kampanye telah menggunakan pemasaran sosial.

II.3 Peranan komunikator dalam komunikasi kesehatan

Sumber, Pengirim atau pihak yang mengambil prakarsa untuk

berkomunikasi dengan pihak lain kita sebut komunikator. Peranan komunikator

dalam proses komunikasi kesehatan sangatlah besar, karena komunikatorlah yang

menetapkan peranan dari seluruh unsur proses komunikasi. Seorang komunikator

kesehatan (penyuluh kesehatan masyrakat) yang ingin agar warga masyarakat

sadar dan mau mencuci tangan sebelum makan, yang membuang limbah cucian

dan mandi atau yang membuang sampah pada tempatnya, harus mampu

mengembangkan diri sebagai penyebar pesan, memanipulasi pesan, memilih

media, menganalisis audiens agar pesan – pesan tersebut dapat mempengaruhi

warga masyrakat.

Kalau kita katakan bahwa sumber, pengirim, komunikator adalah pihak

yang meprakarsai komunikasi, maka peranan utama komunikator adalah “ untuk

mempengaruhi” yang dalam bahasa psikologi – komunikasi disebut “persuasi”.

II.3.1 Persuasi

Persuasi adalah suatu kemauan yang disadari dari seseorang komunikator

untuk memodifikasi pikiran dan tindakan komunikan agar komunikan dapat

berubah pikiran dan tindakkan sebagaimana yang dikehendaki sumber.

Bedasarkan teori yang dikemukan oleh Huge Rank, seorang komunikator

dapat berperan baik jika memanfaatkan dua taktik untuk mencapai tujuan yaitu:

A. Taktik Intesify

Pada taktik ini komunikator melakukan intesify atau meningkatkan kualitas

dan kuatitas pesan yang ingin disampaikan agar menghasilkan pengaruh

tertentu. Taktik ini terbagi lagi menjadi:

16

Page 17: komunikasi kesehatan

Repetisi

Pengulangan ( repetisi) merupakan taktik dari komunikator untuk

mengungkapkan pesan dengan menyebutkan pesan berulang-ulang kali

agar audiens menganggap pesan itu penting sehingga mudah diingat

( contoh : saya ingatkan sekali lagi cuci tangan, cuci tangan, cuci

tangan , cuci tangan sebelum makan)

Asosiasi

Asosiasi adalah taktik dari komunikator untuk mengungkapkan suatu

pesan secara tidak langsung sehingga pesan tersebut hanya dipahami

jika dihunungkan dengan (1) seseorang atau event; (2) sesuatu yang

disukai atau yang tidak disukai; dan (3) dengan audiens tertentu.

(Contoh: Ingat yah, kasus 100 orang anak SD Kuanpi yang harus

dirawat di RSD itu gara- gara minum susu kadaluarsa (event)> isi

pesan jangan membeli susu kadaluarsa

Komposisi

Komposisi merupakan taktik dari komunikator untuk mengungkapkan

suatu pesan melalui komposisi bahasa diksi, bias vokal atau visual, dan

lain – lain. (contoh: iklan susu Dancow > Aku suka dan Kau suka

Dancow> catatan : kata Dan mengingatkan kita pada kata “dan” dan

kata “cow” mengingatkan kita pada kata “kau”. Atau orang lebih

mudah ingat kata yang salah Temorex atau termos es

B. Taktik Downplay

Omisi

Adalah taktik sederhana menyampaikan pesan yang kritis demi

menghindari ( menutupi) kekurangan atau kelemahan dari apa yang

diinformasikan. Kadang – kadang ada yang menyebut omisi sebagai

eufiesme, misalnya menghaluskan suatu pernyataan yang terkandung

dalam informasi sehingga membuat orang yang mendengar tidak

tersinggung. ( Contoh: Mama- mama ingat yah, waktu masak sayur

pakai garam yodium untuk mencegah gondok> komunikator tidak mau

17

Page 18: komunikasi kesehatan

membuat para ibu di kampung Kuanpoi tersinggung karena sebagian

besar orang dewasa di daerah tersebut menderita gondok endemik)

Diversi

Merupakan taktik untuk menyatakan keburukan kita atau menyatakan

kebaikkan orang. ( Contoh : Kebiasaan buruk dari ibu – ibu kita di RT

12 ini suka “bedodol” waktu menunggu anak – anak ditimbang di

posyandu, coba belajar dari ibu – ibu di RT 17 mereka diajari masak

bubur kacang ijo sambil menunggu anak- anak ditimbang)

Konfusi

Adalah taktik untuk menyatakan sesuatu dengan jargon, atau

menyampaikan informasi secara kelewat detail, atau yang kontradiktif

sehingga membingungkan orang lain, bahkan menyampaikan sesuatu

dengan logikanyang salah. (Contoh: Anak Sehat – Remaja Sehat –

Pemuda Sehat – Bangsa Sehat > Jargon; Kalau mau anak demam

berdarah dan mati di UGD maka biarkanlah dia bermain – main

dengan kaleng – kaleng kosong yang ada di halama rumah! >

Kontradiktif dan logika yang salah).

II.3.2 Prinsip umum komunikator

Kredibilitas merupakan suatu image atau gambaran kita mengenai sumber atau

komunikator. Seseorang pendengar akan mendengarkan komunikator yang dinilai

mempunyai tingkat kredibilitas yang tinggi, oleh karena itu dia lebih percaya pada

orang itu daripada orang lain. Berikut dijelaskan beberapa prinsip umum

komunikator:

Daya tarik

Daya tatarik komunikan merupakan sesuatu yang sangat

manusiawi. Kita tak dapat memungkiri bahwa audiens itu kerap kali

tertarik pada komunikator yang sama suku atau agamanya dengan audiens,

atau tertarik pada komunikator yang mempunyai hobi yang sama, atau

18

Page 19: komunikasi kesehatan

juga karena komunikator tampil dengan pakaian dan asesoris yang

menawan.

Faktor dinamis

Pelbagai penelitian komunikasi antarpersonal meneunjukkan

bahwa faktor dinamika antarpersonal menunjukkkan bahwa faktor

dinamika komunikator sangat memepengaruhi penerimaan pesan oleh

audiens. Audiens akan lebih mudah menerima pesan dari komunikator

yang tampil dengan dinamika tinggi. Artinya, audiens lebih mudah

menerima informasi dari komunikator yang tampil enerjik, gertak-

gemertak, aktif dan hidup, menampilkan fisik yang berdaya tahan tinggi

Motif

Ingatlah mengenai daya tarik yang sudah diuraikan di atas. Faktor

motif atau alasan pendorong komunikasi turut menentukan persuasi atau

berpengaruh terhadap penerima pesan audiens. Audiens lebih suka

menerima pesan oleh audiens. Audiens lebih suka menerima informasi

dari komunikator secara terus terang dapat dipercayai, terbuka, jujnur,

menyatakan maksud berkomunikasi. Bila kita berkomunikasi

antarpersonal, komunikator dianjurkan untuk menyatakan motif

komunikasi. Berikut ini ditampilkan beberapa kategori motif komunikasi

antarpersonal, yaitu:

Untuk senang –senang

Memenuhi afeksi

Keterlibatan atau inklusi

Menghindari sesuatu

Santai

Kontrol

Dan lain - lain

Kesamaan

Kesamaaan atau similiariyty merupakan salah satu faktor yang

memepermudah penerimaan pesan oleh audiens. Orang lebih tertarik pada

19

Page 20: komunikasi kesehatan

komunikator yang mempunyai banyak kesamaan dengan dia misalnya

minat, hobi, pilihan politik, asal sekolah, asal suku bangsa, dan lain – lain

(jadi bisa kesamaan sosiologis, antropologis, atau psikologis).

Tidaklah mengherankan apabila dalam komunikasi dikenal istilah

homofili, artinya kesamaan antara audiens dengan komunikator. Hipotesis

yang dapat dianjurkan adalah jika makan banyak faktor kesamaan antara

komunikator dengan pesan dari komunikator. Lawan dari homofili adalah

heterofili atau perbedaan. Lawan dari homofili adalah heterofili atau

perbedaan, artinya jika makin banyak faktor pembeda antara komunikator

dengan audiens, maka makin kecil peluang audiens menerima pesan dari

komunikator.

Kepakaran

Masih berkaitan dengan kepercayaan adalah masalah kepakaran. Inilah

kunci penerimaan audiens terhadap seorang komunikator yang pakar

dalam bidangnya lebih mudah dipercayai daripda yang tidak

pakar.Tidaklah mengherankan bahwa warga masyarakat lebih percaya

pada kepala desa atau pak camat, orang lebih percaya informasi tentang

kejahatan yang dia peroleh dari polisi daripada dari seseorang yang bukan

polis, demikian pula orang lebih percaya pada penyuluhan kesehatan yang

belatar belakang pendidikan FKM daripada FISIP, dan lain –lain

Keaslian sumber pesan

Masalah keaslian sumber pesan atau originate the message sangat

menentukan tingkat penerimaan audiens. Keaslian pesan ini bersumber dari

sumber informasi. Artinya, orang lebih percaya informasi ilmiah kesehatan

yang bersumber dari jurnal kesehatan daripada surat kabar umum, orang

lebih mudah percaya informasi tentang bahaya Narkoba yang bersumber

dari kesaksian seseorang bekas pecandu Narkoba daripada seseorang dokter

sekalipun, orang lebih mudah percaya pada dokter A yang selalu

menawarkan pengobatan alternatif daripada seseorang dokter yang “sangat

akademis”, dan lain –lain.

20

Page 21: komunikasi kesehatan

II.2.3 Tipe Kredibilitas

De vito (1978: 80-84) mengemukakan bahwa ada tiga tipe kredibilitas

komunikator, yaitu: Devito, joseph A, Komunikasi Antarmanusia, Kuliah dasar,

Edisi Kelima, Edisi Bahasa Indonesia, Profesional Books, Jakarta, 1997

Initial credibility

Yakni inisial yang menunjukkan status atau posisi seseorang, misalnya

jabatan, pangkat, gelar – gelar akademik atau kebangsawanan, dan lain -lain

Derived credibility

Yakni sesuatu yang mengesankan bagi komunikasi sedang berlangsung,

misalnya tentang kemampuan intelektual, moral komunikator, tentang

kompetensi hingga kemampuan untuk mengekspresikan kata – kata melalui

bahasa isyarat (non verbal).

Terminal credibility

Yakni hasil yang diperoleh akibat dua tipe kredibilitas terdahulu ( initial dan

derived), tingkat keterpengaruhan.

II.3 Mengelola pesan dalam komunikasi kesehatan

Suksesnya komunikasi kesehatan tergantung dari bagaimana komunikator

menyusun pesan sehingga dapat mempengaruhi perubahan sikap dari audiens.

Pesan sendiri memiliki hakikat sebagai berikut:

Isi (content) pesan (message) merupakan basis dari pengaruh komunikator

( juga media), inilah yang paling penting untuk dipelajari.

Isi pesan dirancang secara cermat oleh perancang, produser, penulis, editor

untuk mempengaruhi audiens

Isi pesan tidak selalu terikat pada hal yang benar tetapi juga pada isu yang

tidak benar

21

Page 22: komunikasi kesehatan

Studi tentang isi pesan menolong kita untuk meramalkan dampak terhadap

audiens

II.3.1 Memahami Pesan komunikasi Non Verbal Dan Komunikasi Verbal

Dalam buku Silent message (1971), Albert Mehrabian menegmukakakn bahwa

manusia berkomunikasi secara verbal dan non verbal.

Pesan non verbal

1) Kinesik

Kinesik adalah pesan non verbal yang diimplementasikan dalam bentuk

bahasa isyarat tubuh atau anggota tubuh. Antara lain adalah Gesture yang

merupakan bahasa isyarat yang ditampilkan dengan gerakan anggota tubuh.

Contoh gesture adalah mengacungkan jempol yang menandakan hal yang

baik. Facial expression yang berarti ekspresi wajah, di dunia ini tercatat

sekurang – kurangnya 30.000 lebih ekspresi wajah yang bebrbeda satu sama

lain. Eye contact atau yang berarti kontak mata merupakan simbol nonverbal

yang sangat penting.

2) Proksemik

Prosemik adalah bahasa non verbal yang ditunjukkan oleh “ruang” dan ‘jarak”

antara individu dengan orang lain waktu berkomunikasi atau antara individu

dengan objek. Prosemik dibagi atas prosemik jarak, prosemik ruang, dan

prosemik waktu.

o Prosemik jarak

Prosemik jarak ialah simbol komunikasi yang sensitif. Jarak fisik kita

dengan orang lain dapat menentukan kedekatan psikologis dan sosial

dengan lawan bicara. Semakin dekat jarak kita dengan seseorang saat

berkomunikasi makin dekat secara psikologis maupun sosial orang

tersebut dengan kita.

22

Page 23: komunikasi kesehatan

o Prosemik ruang

Dalam kasus proksemik ruang, berikut ini beberapa contoh dimana kita

dapat mengintepretasikan makna terhadapnya, yakni: ukuran ruang,

hawa atau udara dalam ruang, warna, pencahayaan, jangkauan ruang.

o Prosemik Waktu

Kronemik meliputi penggunaan waktu untuk berkomunikasi secara

non- verbal. Sebagaimana biasa para bawahan menunggu kedatangan

pimpinan, atau dalam pertemuan, bawahan diharuskan datang

mendahului atasan mereka. Waktu menggambarkan sebuah peristiwa

yang dapat memberikan makna tertentu, maksud dan tujuan tertentu.

Bahasa meliputi simbol :

Peluang diperkenankan datang terlambat- waktu yang diperkenankan

oleh sebuah kebudayaan atau subkultur bagi kita untuk terlambat

mengikuti jadual atau progarm

Ambiguitas (tergantung kebudayaan, tingkat keluwesan waktu antara

ketepatan waktu dan keterlambatan waktu untuk mengikuti sebuah

jadwal atau progarm formal maupun informal.

3) Haptik

Haptik seringkali disebut sebagai zero proxemics, artinya tidak ada lagi jarak

diantara dua orang waktu berkomunikasi. Atas dasar itu maka ada ahli

komunikasi non verbal yang mengatakan haptik itu sama dengan menepuk –

nepuk, meraba – raba, memegang, mengelus dan mencubit.

4) Paralinguistik

Paralinguistik meliputi setiap penggunaan suara sehingga dia bermanfaat

kalau kita hendak menginterpretasikan simbol verbal. Sebagai contoh, orang –

orang Muang Thai merupakan orang yang rendah hati, mirip dengan orang

Jawa yang tidak mengungkapkan kemarahan dengan suara yang keras.

Mengeritik orang lain biasanya tak diunkapkan secara langsung, tapi secara

anekdot. Ini berbeda dengan orang Batak dan Timor yang mengungkapkan

segala sesuatu dengan suara keras.

23

Page 24: komunikasi kesehatan

5) Artifak

Kita memahami artifak dalam komunikasi non verbal dengan pelbagai benda

material di sekitar kita, lalu bagaimana cara benda – benda itu digunakan

untuk menampilkan pesan tatkala dipergunakan. Sepeda motor, mobil, kulkas,

pakaian, televisi, komputer mungkin sekedar benda. Namun dalam situasi

sosial tertentu benda – benda itu memberikan pesan kepada orang lain. Kita

dapat menduga status sosial seseorang dari pakaian atau mobil yang mereka

gunakan. Makin mahal mobil yang mereka pakai, maka makin tinggi status

sosial orang itu.

6) Logo dan warna

Kreasi para perancang untuk menciptakan logo dalam penyuluhan merupakan

karya komunikasi bisnis, namun model kerja ini dapat ditiru dalam

komunikasi kesehatan. Biasanya logo dirancang untuk dijadikan simbol dari

suatu karya organisasi atau produk dari suatu organisasi, terutama bagi

organisasi swasta. Bentuk logo umumnya berukuran kecil dengan pilihan

bentuk, warna dan huruf yang mengadung visi dan misi organisasi.

Pesan verbal

Kalau kita bicara tentang komunikasi verbal maka terkandung pula di

dalamnya pengertian pesan – pesan verbal atau pesan berupa kata – kata yang

diucapkan (Vokal) ditulis (visual). Konsep komunikasi verbal ini tidak bisa

dilepaskan dari ilmu bahasa atau linguistik. Dalam prakteknya, cara manusia

berkomunikasi melalui bahasa yang secara formal dilakukan melalui bahasa

yang secara formal dilakukan melalui bahasa lisan dan tulisan.

Berikut adalah hal – hal yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi verbal

o Penggunaan bahasa secara pragmatis

Seorang komunikator kesehatan hendaklah memerhatikan kebiasaan dan

kepraktisan bahasa di kalangan ibu – ibu di desa yang berkunjung ke

Puskesmas, bapak – bapak nelayan di pantai, para gadis di pasar umum,

orang – orang yang berada dalam perjalanan, dan lain – lain. Kadang –

24

Page 25: komunikasi kesehatan

kadang kelompok – kelompok ini menggunakan “Jargon” secara khusus

yang hanya dimengerti oleh kalangan mereka.

o Ingat variasi berbahasa

Dalam berkomunikasi kesehatan, apalagi dalam situasi antar budaya,

hendaklah kita meperhatikan beberapa variasi berbahasa yang

bersumber pada (1) Dialek, yaitu variasi penggunaan bahasa di suatu

daerah. (2) Aksen, yaitu kekhasan tekanan dalam ucapan bahasa lisan.

(3) Jargon, adalah sebuah unit kata – kata atau istilah yang

dipertukarkan oleh mereka yang sama profesi atau pengalamannya. (4)

argot adalah bahasa khusus yang digunakan oleh suatu kelompok

tertentu untuk mendifinisikan batas – batas kelompok mereka dengan

orang lain.

o Berbahasa pada saat yang tepat

Dalam berkomunikasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan

antara lain; (1) kapan orang berbicara, contohnya pada orang sunda atau

jawa, anak kecil lebih banyak mendengarkan, orang yang lebih tua harus

lebih banyak bicara. (2) Apa yang dikatakan, contohnya orang aborigin

yang tidak pernah mengajukan pertanyaan “mengapa” karena dianggap

terlalu keras. (3) Kecepatan dan jedah bicara. (4) Hal

memperhatikan,yang dimaksud dengan hal memperhatikan disini adalah

pandangan mata yang diperkenankan saat berbicara bersama.

Contohnya, orang jawa tidak mementingkan kontak mata saat berbicara,

namun orang papua sangat mementingkan kontak mata.

o Stuktur pesan

1.Pola penyimpulan (tersirat atau tersurat)

Contoh:

Banyak anak terserang campak. Gejala campak antara lain :

panas 2-3 hari berturut – turut, muncul ruam – ruam merah di

balik telinga, timbul batuk pilek dan mencret, bagian kulit yang

ruam – ruam mengelupas. Timbul bintik hitam pada kulit yang

mengelupas.

25

Page 26: komunikasi kesehatan

Pada paragraf diatas terdapat pola penyimpulan tersurat karena jelas

menampilkan gejala penyakit campak, namun tersirat pula imbauan agar

warga kota bersikap memelihara kesehatan anak.

2.Pola urutan argumentasi

Ada dua jenis pola, Pertama argumentasi yang disenangi di jelaskan

lebih dahulu setelah itu argumentasi yang tidak disenangi. Pola kedua

argumentasi yang tidak disenangi dijelaskan terlebih dahulu setelah itu

baru argumentasi yang disenangi.

Contoh:

Anda menampilkan gambar – gambar anak –anak yang sedang

bermain –main tanah dengan ceria, lalu di akhir anda

menampilkan gambar anak yang kurus dan menjelaskan karena

bermain tanah akhirnya anak tersebut menjadi cacingan dan

kurang asupan nutrisi karena diambil parasit cacing.

Paragraf diatas merupakan contoh pola agurmentasi yang disenangi di

ceritakan di awal dan diakhiri dengan pola argumentasi yang tidak

disenangi

3.Pola objektivitas

Terdiri dari satu sisi dan dua sisi. Tergantung berapa objek yang

dijadikan pusat informasi kesehatan. Jika satu sisi hanya satu objek yang

di pusatkan sebagai informasi kesehatan, kalau dua sisi dua objek yang

dijadikan pusat informasi kesehatan. Contoh paragraf sebelumnya

termasuk pola objektivitas satu sisi karena hanya menampilkan satu

objek sebagai pusat informasi yaitu anak yang bermain tanah. Jika ingin

diubah menjadi pola dua sisi maka dapat ditambahkan potret seorang

dokter yang memberi pesan bahaya bermain tanah.

o Gaya Pesan

Gaya pesan menunjukkan variasi linguistik dalam penyampaian pesan

dengan (1) perulangan; (2) mudah dimengerti, dan (3) pembendaharaan

kata (4) humor

26

Page 27: komunikasi kesehatan

o Daya tarik pesan

Yang dimaksudkan dengan daya tarik pesan mengacu pada motif –

motif psikologis yang dikandung pesan, yakni;

Rasional -emosional

Rasional

Adalah rancangan pesan yang menjelaskan suatu informasi secarara

rasional sesuai dengan syarat –syarat yang seharusnya, misalny asayarat

ilmu kesehatan dan lain – lain. Contoh : “ Penyakit diabetes tidak dapat

sembuh, yang hanya dapat kita lakukan adalah mengontrol gula darah

dengan diet dan terapi farmakologis maupun dengan suntik insulin”.

Emosional

Adalah rancangan pesan yang menjelaskan suatu informasi secara

emosional sehingga menggunakan emosi audiens. Contoh: merokok

dapat menyebakan kanker, serangan jantung, impotensi dan gangguan

kehamilan dan janin; jika bapak teteap merok, berarti bapak mau bunuh

diri, Itukan kasihan anak istri, apalagi kalau bapak impoten, maka rumah

tangga bapak tidak akan bahagia!

Fear appeals

Sebelumnya telah dikemukakan bagaimana kita dapat mempengaruhi

audiens malaui lebih dahullu menyampaikan pesan atau informasi yang

kurang menyeanangkan kemudian baru diikuti dengan menampilkan

pesan atau informasi yang menyenangkan. Daya tarik pesan

memannampilkan ketakutan rupanya lebih ditakutkan daripada pesan

yang tidak menakutkan. Fear appeals menampilkan daya tarik tertentu

apalagi jika ketakutan itu berkaitan dengan nyawa manusia.

27

Page 28: komunikasi kesehatan

Atas pertimbangan itu maka dalam penyuluhan kesehatan yang

audiensnya mepercayakan anak – anak mereka kepada para pembantu

perlu ditampilkan kasus –kasus bagaimana hubungan pembantu dengan

anak – anak ketika orang tua sibuk meluangkan lebih banyak waktuk

memperhatikan anak –anaknya daripada kepada para pembantu.

Reward Appeals

Ada banyak sekali cara untuk menciptakan daya tarik bagi para pembeli

untuk mebeli makanan atau minuman sehat. Semua pasta gigi

memberikan iming – iming bagi pembeli dengan hadiah uang jutaan

rupiah setelah mengumpulkan sejumlah tertentu pasta gigi. Jadi orang,

dipersuasi untuk membeli produk bukan karena dia butuh produk

tersebut tetapi karena dia ingin mendapatkan hadiah karena membeli

produk itu.

II.4 Media dalam komunikasi kesehatan

Ada tiga jenis media menurut John Fiske, antara lain :

1. presentational media

Adalah tampilan wajah, suara atau komunikasi tubuh atau dalam kategori

pesan maka media ini dimaksudkan dalam pesan verbal dan non verbal dalam

komunikasi tatap muka.

2. Representational media

Adalah media yang diciptakan oleh kreasi manusia, yang termasuk dalam

kelompok ini adalah tulisan, gambar, fotografi, komposisi musik, arsitektur,

pertamanan, dan lain – lain. Semua jenis media ini memeiliki kovensi estetika

baik secara teknis maupun praktis.

3. Mechanical media

Adalah radio, televisi, video, film, surat kabar dan majalah, telepon yang

digunakan untuk memperkuat dua fungsi media di atas. Misalnya surat kabar

28

Page 29: komunikasi kesehatan

merekam tampilan wajah atau memuat foto seseorang, televisi merekam wajah

dan suara, dan video merekam suatu komposisi musik.

Tujuan media dalam komunikasi kesehatan antara lain :

Menciptakan iklim bagi penerimaan dan perubahan nilai, sikap dan perilaku

kesehatan.

Mengajarkan keterampilan mendengarkan, membaca, menulis hal – hal

berkaitan dengan kesehatan, dan lain – lain.

Pengganda sumber daya pengetahuan, kenikmatan dan ajuran tindakkan

kesehatan.

Membentuk pengalaman baru tehrhadap perilaku hidup sehat dari statis ke

dinamis.

Meningkatkan aspirasi di bidang masyarakat.

Mengajarkan masyarakat menemukan norma dan etika penyebarluasan

informasi di bidang kesehatan atau layanan komunikasi kesehatan.

Berpatisipasi dalam keputusan atas hal – hal yang berkaitan dengan kesehatan.

Mengubah stuktur kekuasaaan antara produsen dan konsumen di bidang

kesehatan

Menciptakan rasa kebanggaan / kesetiaan terhadap produk.

Tabel jenis media dan penggunaaan

2.5 Analisis komunikan dalam komunikasi kesehatan

2.6 Komunikasi yang efektif dalam komunikasi kesehatan

Periksa dan atasi faktor – faktor penghambat komunikasi

1.Tidak mengenal audiens

Banyak orang gagal berkomunikasi karena tidak mengenal komunikan

yang menjadi sasaran komunikasi. Jika kita tidak mengenal karakteristik

komunikan, komunikasi yang kita lakukan tidak efektif. Apa yang anda

29

Page 30: komunikasi kesehatan

informasikan tidak diterima, tidak dimengerti atau diterima namun tidak

mengubah sikap komunikan.

2.Tidak tahu bagaimana penerima menyerap komunikasi

Selain komunikator tidak mengenal komunikan, faktor lain yang

menyebabkan gagalnya komunikasi adalah kita tidak tahu bagaimana

caranya komunikan menyerap informasi yang kita kirimkan. Selidikilah,

ada orang yang suka menerima informasi lisan tatap muka, namun ada

orang yang lebih suka menerima telepon, ada komunikan yang lebih suka

pesan penting dari anda dituliskan daripada lewat orang ketiga, adapula

orang lebih suka mendengarkan radio daripada televisi, dan lain – lain.

3.Tidak tahu pola komunikasi budaya

Periksalah diri anda melalui self – concept, ketrampilan manan yang

paling banyak dibutuhkan kalau anda melakukan komunikasi kesehatan di

desa jika dibandingkan dengan di kota? Jika anda berhadapan dengan

orang yang datang daring latar belakang low contecxt culture, sementara

anda sendiri datang dari high context culture, anda tidak perlu

menguraikan pesan secara terinci. Keterampilan anda sangat ditentukan

oleh bagaimana anda menyampaikan pesan secara ringkas, tak perlu

bertele –tele, sehingga maknanya mudah diterima tanpa ada perasaan

bosan. Mereka yang berasa dari kebudayaaan low context culture tak

terlalu suka dengan rincian pesan. Mereka lebih suka kalau pesan yang

disampaikan itu hanya garis – garis besarnya saja. Sebaliknya, mereka

yang berasa dari high context culture sangat membutuhkan rincian pesan.

(catatan : low context culture adalah kebudayaan yang menampilkan

semua perilaku secara terbuka sehingga mudah ditafsirkan orang lain.

Sedang kan high context culture adalah kebudayaan yang tidak

menampilkan semua perilaku secara terbuka sehingga untuk memaknai

perilaku tersebut membutuhkan penafsiran atas latar belakang nilai dan

norma perilaku)

30

Page 31: komunikasi kesehatan

4.Jarang melakukan evaluasi respon komunikasi

Setiap kali anda berkomunikasi, evaluasilah selalu kecepatan respon anda

terhadap pesan atau tampilan orang lain. Apakah mungkin anda makin

mudah berkomunikasi ataukah makin sulit memahami orang lain. Apakah

anda mudah percaya pada isi pesan atau pada orang yang mengemukakan

suatu gagasan atau informasi.

5.Tidak tahu kebiasaan berkomunikasi lisan

Kebanyakkan komunikasi antarpersonal dala budaya kita dilakukan secara

lisan. Pelajarilah kebiasaan berkomukasi lisan ;

Pengaruh status senioritas dalam komunikasi lisan, apakah orang

tua dibiarkan lebih banyak bicara daripada yang muda.

Perhatikan syarat apa yang boleh dikatakan dan tidak boleh

dikatakan

Bagaimana cara anda mengatakan (langsung ke tujuan, atau

berputar – putar)

Perhatikan dengan siapa anda berkomunikasi antar budaya.

6.Tidak terbiasa mendengarkan

Berbagai penelitian tentang kebiasaan mendengarkan menunjukkan bahwa

lebih dari separuh perhatian dalam berkomunikasi dicurahkan untuk

mendengarkan (53%) 17 % untuk membaca, 16 % untuk berbicara dan 14

% untuk menulis. Lalu apa yang harus kita lakukan? Periksalah sikap

mendengarkan anda apakah termasuk kategori poor listening habits atau

active listening habits. Yang dimaksud dengan kebiasaan “ miskin

mendengarkan” adalah perilaku komunikasi yang tak suka mendengarkan

percakpan orang lain. Akibat miskin mendengarkan, maka miskin pula

pesan yang dikirim dan diterima, yang dampaknya kita tak memahami

makna pesan yang menghasilkan komunikasi kesehatan yang tidak efektif.

7.Tidak bisa membuka diri dalam percakapan

Ada dua jenis percakapan : aggresive talk ( percakapan agresif) dan

regretable talk ( percakapan yang sebetulnya tak perlu terjadi). Kedua

taktik percakapan bertujuan untuk membuka diri, namun hal ini sangat

31

Page 32: komunikasi kesehatan

tergantung dari asumsi bahwa semua relasi atau komunikasi antarpersonal

dibentuk oleh peran komunikator sebagaimana yang diharapkan oleh

komunikan ( audiens).

Ada banyak teori yang membahas hal pengungkapan diri kita

kepada komunikan dalam relasi antarpersonal. Salah satu teori yang dibas

disini adalah teori dari joseph Luft dan Harry Ingham, yang

menggambarkan self-disclosure dari seorang komunikator.

BAGAN JENDELA JOHARi

Bagan “jendela Johari” diatas menunjukkan 4 bidang, masing – masing

bidang berfungsi menjelaskan tentang status suatu informasi yang

diketahui oleh komunikator (self) dengan yang diketahui oleh komunikan (

others). Jika dirinci ke 4 bidang itu adalah:

Open Pane- bidang terbuka, yang menggambarkan situasi dimana

ada suatu informasi tentang diri kita ( komunikator) yang diketahui

pula oleh komunikan

Blind Pane- bidang buta, yang menggambarkan situasi dimana ada

suatu informasi tentang diri kita yang tidak diketahui diri sendiri

( komunikator) namun itu diketahui orang lain ( komunikan).

Unknown Pane- bidang tidak dikenal, yang menggambarkan situasi

dimana ada informasi tentang diri kita yang tidak diketahui oleh

diri sendiri (komunikator) maupun orang lain (komunikan)

Joe dan Harry menawarkan jalan keluar untuk mengubah relasi

antara komunikator dengan komunikan melalui “pengungkapan diri” atau

dalam model diatas dapat dicoba melalui pebesaran bidang.

Jika bidang 1 diperbesar, kita akan menemukan seorang pribadi

(komunikator) yang ideal, orang yang selalu terbuka dengan orang

lain (open minded person onf ideal window)

Jika bidang dua diperbesar, kita akan menemukan seseorang

pribadi yang terlalu menonjolkan diri namu buta terhadap dirinya

32

Page 33: komunikasi kesehatan

sendiri, orang seperti ini seperti benteng mabuk menabarak toko

cina ( exhibitionist or bull in China Shop)

Jika bidang 3 diperbesar, kita akan menemukan seorang pribadi

yang suka menyendiri. Sifat orang ini seperti penyu ( loner and

loner as turtle)

Jika bidang 4 diperbesar, kita akan menemukan seseorang pribadi

yang tahu banyak tentang ornag lain namun dia menutup dirinya

sendiri ( tipe interview)

2.7 Perencanaan komunikasi kesehatan

Perencanaaan komunikasi kesehatan adalah: (1) perumusan atau pemberian

definisi terhadap tujuan dan sasaran komunikasi kesehatan; (2) aktivitas untuk

mengembangkan strategi menyeluruh dari komunikasi kesehatan untuk

mengembangkan hirarki rencana yang komprehensif dalam komunikasi kesehatan

sehingga dapat mengintregasikan dan mengoordinasikan aktivitas komunikasi

kesehatan; dan (4) aktivitas yang berorientasi pada end (apa yang akan kita

buat)dengan komunikasi kesehatan sesuai dengan apa yang telah dirumuskan

dalam means ( bagaimana cara membuatnya) dari komunikasi kesehatan itu

sendiri.

Secara sederhana, kita dapat mengatakan, perencanaan komunikasi

kesehatan adalah proses yang sederhana yang membantu mencapai tujuan

komunikasi kesehatan yang sedang anda pikirkan. Perencanaan komunikasi

adalah pergulatan ke arah masa depan, proses selangkah – demi selangkah yang

dapat membantu anda memperjelas dan mempertajam logika anda untuk

meringkas apa yang anda katakan sebagai maksud kepada audiens, serta peta yang

mengatur and abagaiman anda akan menyebarkan pesan.

Tujuan perencanaan komunikasi kesehatan antara lain

1. Membantu mengembangkan koordinasi. Perencanaan komunikasi kesehatan

mengarahkan kita semua untuk bekerja sama, berkoordinasi, baik dalam

33

Page 34: komunikasi kesehatan

organisasi kita maupun dengan pihak lain di luar organisasi. Tujuannya adalah

agar semua pihak dapat memberikan kontribusi terhadap cara pencapaian

tujuan dan sasaran komunikasi kesehatan.

2. Perencanaan komunikasi kesehatan dapat mengurangi ketidak pastian,

mengantisipasi perubahan yang bakal terjadi akibat komunikasi kesehatan,

menjelaskan akibat dari tindakkan yang mungkin akan terjadi jika ada

perubahan, perencanaan membuat kita melihat ke depan, mengantisipasi

perubahan, memeperdulikan dampak dari perubahan dan mengembangkan

tanggapan yang tepat.

3. Perencanaan komunikasi kesehatan juga dapat mengurangi tumpang tindih

dan aktivitas yang tidak bermanfaat dalam komunikasi kesehatan, koordinasi

sebelum berhadapan dengan fakta yang tidak jelas, membuat kerja kita

menjadi lebih jelas, terarah, tidak tumpang tindih dan kacau

4. Perencanaan komunikasi kesehatan membuat kita dapat mengawasi tujuan

atau standarisasi dari kerja komunikasi. Ada pepatah yang mengatakan kalau

tidak ada perencanaan tidak ada pengawasan.

Tipe – tipe perencanaan komunikasi kesehatan

Perencanaan strategis

Yaitu rencana pada tingkat komunitas atau organisasi, yakni perencanaan

menyeluruh tentang tujuan umum komunikasi kesehatan yang akan dicapai

oleh kelompok atau suatu organisasi, yakni perencanaan menyeluruh tentang

tujuan umum komunikasi kesehatan yang akan dicapai oleh kelompok atau

suatu organisasi yang dikaitkan dengan posisi organisasi itu dalam

lingkungan.

Perencanaan operasional

Rencana khusus tentang komunikasi kesehatan dengan rincian tentang

bagaimana “menurunkan” tujuan yang menyeluruh ke konsep komunikasi

kesehatan operasional sehingga mudah di kerjakan untuk mencapai tujuan

umum.

Perencanaan jangka panjang

34

Page 35: komunikasi kesehatan

Rencana untuk memperluas usaha dalam komunikasi kesehatan lima tahun

mendatang

Perencanaan jangka pendek

Rencana untuk mengcover atau mencakup komunikasi kesehatan dalam satu

tahun.

Perencanaan khusus

Rencana tertentu atau terbatas untuk melaksanakan suatu tugas, rencana itu

demikian khusu, terbatas dan ketat sehingga tidak ada ruang untuk

diinterpretasi.

II.7.1 Cara sederhana merumuskan perencanaan komunikasi kesehatan

Bagan diatas menunjukkan bahwa proses perencannaan komunikasi perlu

memperhatikan beberapa hal

1. Penentuan tujuan dan sasaran utama

Perencanaan komunikasi kesehatan didahului oleh “penentuan tujuan utama”

dan “sasaran utama” yang akan dicapai oleh komunikasi kesehatan, atau

nyatakan secara jelas apayang ingin kita peroleh dari efek komunikasi, apakah

perubahan sikap audiens pada aspek kognitif saja, afektif saja, atau perubahan

perilaku audiens.

2. Analisis Audiens

Analisis audiens bedasarkan kebutuhan, keinginan, karakterisitik demografis,

psikologis, sosiologis dan lain - lain

3. Karakterisik komunikator

Dari karakterisitik kebutuhan audiens diatas maka kita dapat menentukan

karakteristik komunikator antara lain :

Competence

Kemampuan komunikator yang diperlihatkan melalui kewenangan ( pangkat,

jabatan, kepakaran) diatas suatu subjek yang sedang dipercakapkan

Character

35

Page 36: komunikasi kesehatan

Yang diperlihatkan oleh moral komunikator

Intention

Motif atau maksud yang mendorong komunikator mengatakan sesuatu

Personality

Yakni perasaan kedekatan (proximity) antara komunikan dengan komuniktor

(kesamaan psikologis, sosiologis, antropologis sering mempengaruhi “rasa

kedekatan” antara komunikan dengan komunikator.

Charisma

Kualitas individu yang ditunjukkan oleh powerful language, social sensitivity,

dan attractiveness.

Dynamic

Yakni perasaan kedekatan (proximity) antara komunikan dengan komuniktor

(kesamaan psikologis, sosiologis, antropologis sering mempengaruhi “rasa

kedekatan” antara komunikan dengan komunikator.

Authority

Komunikator yang memegang kekuasaan dan wewenang tertentu lebih

dipercayai komunikan daripada yang tidak mempunyai kekuasaan atau

wewenang.

Compliance

Komunikan lebih mudah mengadopsi perilaku komunikator karena hubungan

diantara dua pihak diiming – imingi oleh hukuman atau ganjaran.

Internalization

Komunikan kebih mudah menerima suatu pesan yang direkomendasikan

komunikator karena informasi itu merupakan indetifikasi diri/ pribadi

komunikator.

Indetification

Komunikan juga lebih mudah menerima suatu pesan yang direkomendasikan

komunikator karena informasi itu erupakan indetifikasi diri/ pribadi

komunikator.

Expertise

36

Page 37: komunikasi kesehatan

Kepakaran yang melekat pada seseorang komunikator, karena kepakaran

dalam subyek yang dipercakapkan atau yang diinformasikan akan

memudahkan komunikan percaya kepada komunikator.

Trusworthiness

Komunikan lebih mudah menerima komunikator yang dipercayai

Good will

Audiens lebih mudah menerima komunikan yang menurutnya memiliki

kebaikkan tertentu

Emotional intteligence

4. Karakteristik pesan

Kita juga dapat memanipulasi pesan ( stukutur pesan, gaya pesan, dan daya

tarik pesan) seperti apakah yang dibutuhkan oleh audiens

Stuktur pesan

o Penyimpulan

Tersirat

tersurat

o Urutan argumentasi

Disenangi

Tidak disenangi

o Gaya pesan

Perulangan

Mudah dimengerti

Pembedaharaan kata.

o Daya tarikpesan

Rasional emotional

Fear appeals

Reward appeals

37

Page 38: komunikasi kesehatan

5. Karakteristik media

Karakteristik umum media:

Media sensoris

Media masa > cetak dan elektronik

Saluran> keluarga, kelompok, sekolah, gereja dll.

Dalam komunikasikesehatan, jarang kita hanya menggunakan satu saluran

atau media, kita dianjurkan menggunakan saluran campuran (mix Channel). Ingat

pula bahwa setiap media mempunyai keunggulan dan kelemahan, jadi pilihlah

media yang paling disukai audiens artinya dengan tingkat kelemahan yang paling

kecil.

38

Page 39: komunikasi kesehatan

39