komunikasi dokter pasien.pdf

download komunikasi dokter pasien.pdf

of 18

description

komunikasi dokter pasien

Transcript of komunikasi dokter pasien.pdf

  • 4TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Defisini Komunikasi

    Komunikasi merupakan keterampilan yang sangat penting dalam

    kehidupan manusia, dimana dapat kita lihat komunikasi dapat terjadi pada

    setiap gerak langkah manusia.1 Keterampilan yang dibutuhkan agar mencapai

    kesuksesan saat berkomuikasi yaitu kita harus mengetahui istilah- istilah atau

    kunci yang berkaitan saat komunikasi diantaranya kita harus mengetahui

    definisi dari komunikasi itu, dimana definisi komunikasi ialah suatu proses

    pembentukan, penyampaian, penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi

    di dalam diri seseorang dan atau di antara dua atau lebih dengan tujuan

    tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian pokok yaitu

    komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian,

    penerimaan dan pengolahan pesan.1,2

    2.2. Pentingnya Komunikasi dalam Kedokteran

    Komunikasi itu diperlukan dalam berbagai bidang profesi, termasuk

    bidang kedokteran. Terciptanya hubungan yang baik dapat dipengaruhi oleh

    efektif tidaknya komunikasi yang terjadi di dalamnya. Komunikasi efektif

    dalam suatu hubungan tertentu merupakan proses transformasi pesan.3

    Komunikasi telah lama dilihat sebagai kompetensi inti untuk menjelaskan

    gejala-gejala pasien, masalah dan kekhawatiran dan, menurut penelitian

    terbaru, keterampilan klinis yang penting untuk memastikan promosi

    kesehatan, pengobatan dan kepatuhan.4 Komunikasi yang efektif sebagian

    besar dianggap merupakan faktor kunci dalam kepuasan klien, kepatuhan dan

    pemulihan.3 Dalam mengembangkan kerangka suatu wawancara medis, maka

    pentinglah untuk memahami pedoman dalam komunikasi untuk dokter dan

    mahasiswa kedokteran.5,6

  • 52.3. Komunikasi Dokter-Pasien

  • 6Kemampuan menjalin hubungan dan kemampuan mengatur

    wawancara harus selalu digunakan secara tepat pada tiap tahap komunikasi

    dokter-pasien. Susunanan kerangka konsep yang sistematis dalam

    meningkatkan komunikasi efektif dalam kedokteran mencakup anggapan,

    definisi, tujuan, dan prinsip utama (tabel 1).6

    Tabel 1. Kerangka Konsep Komunikasi Efektif6

    Anggapan Dasar Komunikasi merupakan kemampuan klinis dasar Komunikasi dalam kedokteran merupakan rangkaian keterampilan

    yang dipelajari dan bukan kepribadian bawaan serta semua orang dapat belajar

    Pengalaman dapat menjadi guru yang tidak baik Pengetahuan tidak dapat langsung dipraktikan dalam performa

    Esensi Dibutuhkan Dalam Mempelajari Keterampilan, Mengubah Perilaku: Penggambaran sistematik dan definisi keterampilan Observasi dokter dengan pasien Timbal balik yang bertujuan baik, detil, dan deskriptif. Keterampilan yang praktis dan dapat berulang Keterampilan yang dalam dan dapat dipakai berulang

    Kategori Keterampilan Keterampilan isi apa yang harus dilakukan dokter Keterampilan proses bagaimana cara melakukan Keterampilan pemahaman apa yang dipikir dan dirasakan

    Tujuan Komunikasi Medis Mencapai kolaborasi Menjamin akurasi, efisiensi, dan dukungan yang meningkat Mejaminkepuasan pasien dan dokter Meningkatkan hasil kesehatan

    Pendekatan Komunikasi Pendekatan Shot-put: pesan yang dapat dipahami dan dapat diterima Pendekatan Frisbee: interaksi, timbal balik, relasi, konfirmasi,

    pendapat yang dapat didiskusikan

    Prinsip Komunikasi Efektif Meyakinkan interaksi daripada proses transmisi langsung Mengurangi hal yang tidak penting Dinamis Mengikuti model helical

    2.4. Perubahan Proses Komunikasi

  • 7Dokter dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi yang baik,

    dokter sering mengeluh bahwa konsultasi itu sering sulit dan berubah bahkan

    lebih dari sepertiga dari mereka menemukan sepertempat konsultasinya gagal

    dan 8% dari mereka berkata bahwa lebih dari setengah tidak berfungsi. Hal

    ini sering terjadi karena mereka merasa kurang pengetahuan untuk

    berhubungan dengan tuntutan pasien, perilaku, dan kepribadian pasien

    tertentu.7

    Sejak terjadi perubahan paradigma doctor-centered ke patient-

    centered, mulai disadari bahwa pengumpulan informasi yang selama ini

    dilakukan oleh banyak dokter kurang memberikan perhatian terhadap apa

    yang dirasakan dan dipikirkan pasien selama proses konsultasi berlangsung.5

    Diketahui bahwa dengan teknik pengumpulan informasi seperti itu

    menyebabkan pasien seringkali tidak mendapatkan pelayanan yang dapat

    memuaskan dirinya.7 Dengan demikian, terdapat kesenjangan antara apa

    yang diinginkan oleh dokterdan apa yang diinginkan oleh pasien.8 Bagi

    dokter, konsultasi mungkin merupakan bagian rutinitas sehari-hari, namun

    bagi pasien konsultasi merupakan hal yang sangat penting dan seringkali

    sangat mengkhawatirkan.9

    Komunikasi medis sendiri bertujuan untuk mencapai kolaborasi;

    menjamin akurasi, efisiensi, dan dukungan yang meningkat;

    menjaminkepuasan pasien dan dokter.7

    2.5. Pedoman Komunikasi Calgary Cambridge6,7,8

    Kemampuan yang dapat membuat perbedaan komunikasi antara

    dokter dan pasien adalah kemampuan proses komunikasi Observation Guide

    (CC Guide) atau pedoman komunikasi Calgary Cambridge. Calgary

    Cambridge Guide merupakan pedoman komunikasi berbasis bukti yang

    dikembangkan oleh Tim dari Calgary University di Canada dan Cambridge

    University di Inggris. Pedoman komunikasi Calgary Cambridge

    menggambarkan dan mendefinisikan 71 keterampilan klinik dasar yang perlu

    digunakan dalam proses komunikasi dokter-pasien. Tujuan Calgary

  • 8Cambridge Guide adalah untuk mengidentifikasi komponen keterampilan

    yang diperlukan dokter agar mempu memberi kosultasi dengan baik.

    Calgary Cambridge Guide akan menjadi suatu hal dalam pengolahan

    yang akan berlanjut untuk dikembangkan dalam penelitian. Struktur yang

    terdapat Calgary Cambridge di dalam Calgary Cambridge Guide terdapat

    dalam semua wawancara kedokteran: memulai wawancara, memberi

    informasi, membangun relasi, penjelasan dan perencanaan, dan menutup

    wawancara (Gambar 1).

    Gambar 1. Kerangka Konsep Calgary Cambridge Guide6,7,8

    Dari diagram di atas bisa dilihat bahwa tahap tahap komunikasi dokter-pasien

    meliputi :

  • 91. Memulai wawancara (initiating the session)

    2. Mengumpulkan informasi (gathering information)

    3. Penjelasan dan Perencanaan (explanation and planning)

    4. Menutup wawancara (closing the session)

    Pada saat melaksanakan tahap tahap komunikasi dokter pasien tersebut ada dua

    hal yang harus selalu diperhatikan, yaitu :

    Kemampuan menjalin hubungan atau sambung rasa dengan pasien (building the relationship).

    Kemampuan menstruktur wawancara (structuring the consultation). Jadi kemampuan menjalin hubungan dan kemampuan menstruktur wawancara

    harus selalu digunakan secara tepat pada tiap tahap komunikasi dokter-pasien.

    Atau bisa dikatakan ketiga hal tersebut harus bisa berjalan secara paralel pada saat

    wawancara sedang berlangsung.

    2.5.1. Memulai Wawancara (Initiating The Session)

    Ada 5 tujuan pada tahap ini, yaitu :

    1. Membentuk / menyiapkan suatu lingkungan yang mendukung

    2. Membangun kesadaran mengenai status emosional pasien.

    3. Mengidentifikasi dengan lengkap semua permasalahan yang membuat

    pasiendatang ke dokter.

    4. Membuat persetujuan terhadap agenda atau rencana konsultasi.

    5. Membuat pasien terlibat dalam suatu proses kolaboratif.

    Keterampilan yang dibutuhkan pada tahap memulai wawancara

    1. Persiapan

    Mengesampingkan perasaan dan emosi pribadi. Buatlah diri anda merasa nyaman. Baca informasi dan bahan yang relevan terlebih dahulu.

    2. Membangun hubungan baik dengan pasien

    Sapalah pasien saat pertama bertemu (ucapkan selamat pagi, selamat sore, halo ,atau yang lainnya; sapalah dengan

  • 10

    menggunakan nama pasien, jabatlah tangannya, tunjukkan sikap

    yang ramah).

    Persilahkan pasien untuk duduk (gunakan bahasa verbal dan non verbal yang jelas).

    Berikanlah perhatian yang utuh atau penuh pada pasien. Jangan melihat atau menyibukkan diri dengan hal lainnya.

    Klarifikasi identitas pasien (bila identitas pasien belum anda ketahui).

    Perkenalkan diri anda dan peran anda (misalnya : saya Sandra dokter mud ayang bertugas menjadi assisten dokter siregar. Saya di

    sini bertugas untuk mengumpulkan informasi mengenai keluhan

    dan penyakit ibu sebelum ibudiperiksa oleh dokter siregar).

    Bila dianggap perlu, sebutkan waktu yang tersedia. Sebutkan juga bahwa anda akan mencatat keterangan keterangan

    yangdiberikan oleh pasien.

    3. Mengidentifikasi alasan kunjungan

    Gunakanlah pertanyaan terbuka (misalnya : Ada yang bisa saya bantu, Bu ? Ada keluhan apa pak, kok sampai bapak berkunjung

    kemari , dan lain-lain)

    Dengarkan keluhan pasien dengan aktif, tetapi jangan melakukan interupsi ataumengarahkan pasien (kecuali untuk kasus-kasus

    khusus).

    Gunakan bahasa non verbal seperti anggukan, senyuman atau bisa juga menggunakan bahasa verbal yang netral seperti : ya, he-em,

    , terus, oh..ya

    dengan tujuan agar pasien bisa terbantu untuk terus melanjutkan pernyataan ataucerita mengenai alasan utama mereka datang

    berkunjung.

    Ringkaslah cerita atau informasi dari pasien, lalu konfirmasikan ke pasien apakahpersepsi anda itu sudah benar? Selanjutnya tanyakan

  • 11

    apakah ada gejala atau hallain yang menjadi keluhan (screening)?

    Contoh : Jadi masalah utama bapak adalah nyeri dada dan sesak

    nafas? Apakah masih ada yang lain?

    4. Menyusun agenda wawancara

    Jelaskan pada pasien tahaptahap pemeriksaan yang akan dilakukan.

    Negosiasikan dengan pasien mengenai waktu yang dibutuhkan untuk pemeriksaan, agenda pemeriksaan, dan lain-lain.

    2.5.2. Mengumpulkan Informasi (Gathering Information)

    Tahap ini sering disebut dengan tahap anamnesis. Pada tahap ini terdapat empat

    tujuan utama , yaitu :

    1. Mendapatkan data biofisik atau sejarah penyakit dengan lengkap dan

    akurat, supayadapat mengenali pola yang bisa diasosiasikan dengan suatu

    penyakit tertentu.

    2. Mengeksplorasi dan memahami perspektif pasien, agar dokter bisa

    memahami artigejala serta penyakit tersebut bagi pasien.

    3. Menyusun wawancara antara dokter-dan pasien sedemikian rupa

    sehinggamendukung proses diagnostic reasoning dalam waktu seefisien dan

    seefektif mungkin.

    4. Melibatkan partisipasi pasien dalam suatu proses interaktif, dengan cara

    selalumemelihara sambung rasa dengan pasien, dan memberikan respon

    serta dukunganpada keterlibatan mereka.

    Untuk mendapatkan data biofisik atau sejarah penyakit dengan lengkap

    dan akuratharus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu dengan

    berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh

    butir mutiara anamnesis (The Sacred Seven).

    Yang dimaksud dengan empat pokok pikiran, adalah melakukan

    anamnesis dengancara mencari data :

  • 12

    Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) Riwayat Kesehatan Keluarga

    Riwayat sosial dan ekonomi yang dimaksud dengan tujuh butir mutiara

    anamnesis, yaitu :

    1. Lokasi (dimana? menyebar atau tidak?)

    2. Onset / awitan dan kronologis (kapan terjadinya? berapa lama?)

    3. Kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa sering terjadi?)

    4. Kualitas keluhan (rasanya seperti apa?)

    5. Faktor-faktor yang memperberat?

    6. Faktor-faktor yang memperingan?

    7. Analisis sistem yang menyertai keluhan utama.

    2.5.3. Penjelasan dan Perencanaan (Explanation and Planning)

    Pada tahap ini ada 3 hal yang penting, yaitu :

    a. Memberikan informasi dalam jumlah serta jenis yang tepat.

    b. Mencapai pemahaman bersama antara dokter dan pasien: terutama dalam

    halkerangka penyakit pasien.

    c. Perencanaan : membuat keputusan bersama antara dokter dengan pasien.

    Tujuan tahap ini adalah :

    1. Memberikan informasi yang tepat dan menyeluruh dengan

    memperhatikankebutuhan masing masing pasien terhadap informasi.

    2. Menyediakan penjelasan yang berkaitan dengan perspektif pasien

    terhadapmasalah.

    3. Menemukan perasaan dan pemikiran pasien sehubungan dengan informasi

    yangdiberikan.

    4. Mendorong adanya interaksi atau hubungan timbal balik (bukan hubungan

    searah).

    5. Membuat pasien menjadi paham tentang proses pengambilan keputusan.

    6. Melibatkan pasien dalam mengambil keputusan (sampai dengan tingkat

    atau level yang diinginkan pasien).

  • 13

    7. Meningkatkan komitmen pasien terhadap rencana yang telah tepat.

    2.5.4. Menutup Wawancara (Closing The Session)

    Tujuan :

    a. Mengkonfirmasi rencana perawatan.

    b. Mengklarifikasi langkah selanjutnya yang akan ditempuh oleh dokter

    maupun pasien.

    c. Menetapkan rencana yang akan ditempuh bila ada situasi darurat.

    d. Memaksimalkan kepatuhan pasien dan outcome perawatan terhadap

    pasien.

    e. Penggunaan waktu konsultasi yang efisien.

    f. Menjaga agar pasien tetap merasa sebagai bagian dari proses

    kolaboratif, sertamembangun hubungan dokter-pasien yang baik untuk

    masa selanjutnya.

    Keterampilan yang diperlukan pada tahap ini adalah :

    a. Kemampuan untuk membuat ringkasan (end summary)

    b. Membuat kesepakatan (contracting)

    c. Pengamanan terhadap hal yang tidak diharapkan (safety-netting)

    d. Pengecekan terakhir (final checking).

    1. Membuat ringkasan (summarising)

    Yang dimaksud dengan ringkasan di sini adalah ringkasan akhir.

    Jadi yangdilakukan adalah membuat ringkasan dari sesi wawancara yang

    telah dilakukan dantentang rencana perawatan atau tindak lanjut yang

    direncanakan.

    2. Membuat kesepakatan (contracting)

  • 14

    Tahap ini meliputi persetujuan atau kesepakatan mengenai

    langkah yang akanditempuh selanjutnya, juga mengenai tanggung jawab

    masing masing pihak (pihak dokter maupun pasien).

    Contoh :

    Meminta pasien untuk menghubungi anda (dokter) bila hasil pemeriksaan rontgen sudah ada.

    Meminta pasien untuk meminum sampai habis obat yang telah diresepkan , dansesudah itu segera menghubungi dokter kembali.

    Memberitahu pasien bahwa anda akan menghubungi dokter bedah yang akanmenangani pasien lebih lanjut.

    Memberitahukan pada pasien bahwa anda akan memeriksa kembali kondisi pasien besok pagi.

    3. Pengamanan terhadap hal yang tidak diharapkan (safety-netting)

    Tahap ini merupakan tahap pemberitahuan pada pasien apabila

    terjadi peristiwaatau terdapat perkembangan yang tidak diharapkan.Tidak

    ada jaminan bahwa segala halyang sudah direncanakan dengan baik bisa

    berjalan sesuai dengan harapan. Untuk itu sejak awal hal tersebut perlu

    dibicarakan dengan pasien, termasuk cara mengatasinya . Adapun hal-hal

    yang perlu diberitahukan kepada pasien adalah sebagai berikut

    a. Jelaskan ulang apa saja yang diharapkan akan terjadi.

    b. Bagaimana cara mengenali bila muncul halhal yang tidak

    dikehendaki.

    c. Bagaimana cara pasien mencari bantuan bila muncul halhal yang

    tidak diharapkan.

    d. Perubahan yang mungkin terjadi terhadap rencana yang telah

    disepakati bersama,ataupun perubahan terhadap hasil diagnosis.

    Contoh :

    Bu, anak anda diharapkan akan segera membaik dalam 24 jam ini. Akan

    tetapi bilananti dalam jangka waktu itu anak anda masih terus muntah

    muntah dan tidak ada cairan yang bisa masuk, anda harus segera

  • 15

    membawa anak anda ke rumah sakit. Bila anak anda mengalami dehidrasi,

    kemungkinan besar dia harus diobservasi di rumah sakit

    4. Pengecekan terakhir (final checking)

    Harus ada pengecekan terakhir, apakah pasien mengerti dan merasa

    senang /nyaman baik dengan rencana yang telah dibuat, prosedur apa saja

    yang harus diikuti, maupun terhadap segala hal yang harus dilakukan bila

    muncul hal-hal yang tidak diharapkan.

    2.5.5. Kemampuan Menstruktur Wawancara

    Kemampuan menstruktur wawancara dibutuhkan untuk mengendalikan

    agar konsultasi atau wawancara yang sedang berlangsung tidak berjalan ke segala arah

    tanpamemiliki suatu tujuan yang pasti. Ada beberapa keterampilan pokok yang

    termasuk dalam kemampuan menstrukturwawancara, yaitu:

    1. Penyaringan (screening)

    2. Negosiasi (negotiation)

    3. Penentuan Agenda (agenda setting)

    4. Pengarahan (signposting)

    5. Meringkas (internal summarising)

    6. Peruntunan (sequencing)

    1. Penyaringan (screening)

    Suatu cara yang disengaja untuk memeriksa kembali bersama dengan

    pasien apakah ada gejala atau tanda tanda lain atau persepsi lain yang belum

    disebutkan oleh pasien.

    2. Negoisiasi (negotiation)

    3. Penentuan agenda (agenda setting)

    A. Manfaat agenda setting

    Mengurangi ketidakpastian antara dokter dan pasien. Penggunaan waktu menjadi lebih efektif dan efisien.

  • 16

    Memberikan kesempatan pada pasien untuk lebih concern pada halhal yang paling penting atau yang paling ingin dibahas

    dengan dokter.

    Mendorong adanya negosiasi dan hubungan timbal balik yang positif.

    B. Strategi dalam agenda setting

    Dengarkan masalah yang pertama muncul, dan biarkan pasien menceritakanmasalahnya tersebut. Jika anda terlalu awal

    melakukan interupsi, maka pasienakan kembali lagi pada

    masalah awal tadi.

    Ringkaslah masalah masalah yang ada, dan periksalah semua yang andadengar, dan mengertilah dengan sungguhsungguh yang

    anda dengar tadi.

    Kenalilah problem/ masalahmasalahnya, dan tunjukkan perhatian baik secaraverbal maupun non verbal.

    Tanyakan apakah ada masalah lainnya. Ini untuk menghindarkan pasienterlambat mengeluhkan masalah lain.

    Buatlah prioritas masalah - negosiasikan manakah yang akan anda eksplorasipada kesempatan ini.

    C. Contoh kalimat-kalimat yang sering digunakan dalam agenda setting:

    Hal apakah yang ingin anda diskusikan terlebih dahulu? Hal manakah yang paling mengganggu anda? Masalah manakah yang akan kita bahas atau selesaikan terlebih

    dahulu?

    Manakah yang menurut anda paling penting? Bagaimana kalau kita mulai dengan masalah gangguan haid ini

    lebih dahulu?

    Baiklah kita mulai dulu dengan keluhan mengenai sesak nafas, bila nantiwaktunya mencukupi, kita bicarakan juga mengenai

    kesulitan tidur anda.

  • 17

    4. Pengarahan (signposting)

    Yang dimaksud dengan pengarahan disini adalah: pernyataan transisi

    yang digunakan oleh dokter untuk memberikan isyarat adanya perubahan arah

    pembicaraan atau adanya perpindahan dari tahap wawancara satu ke tahap

    yang lain. Selain itu signposting juga berisi penjelasan mengenai tahap

    berikutnya.

    A. Manfaat pengarahan (signposting):

    Pasien menjadi tahu dokter hendak ke arah mana dan mengapa. Dokter bisa berbagi pemikirannya maupun rencananya dengan

    pasien.

    Untuk meminta izin pada pasien ---- membangun hubungan baik. Menjadikan konsultasi menjadi lebih terbuka baik bagi dokter

    maupun pasien.

    Mengurangi ketidakpastian. Meningkatkan kerjasama dokter dan pasien. Landasan kerjasama antara dokter dan pasien menjadi lebih baik

    B. Pengarahan (signposting) dapat digunakan untuk:

    Berpindah dari tahap permulaan wawancara ke tahap pengambilan atau pengumpulan informasi.

    Mengganti pertanyaan terbuka menjadi pertanyaan tertutup. Mengawali pertanyaan yang membutuhkan jawaban spesifik,

    misalnya yangmenyangkut masalah ide, perhatian utama pasien,

    maupun harapan pasien.

    Berpindah ke tahap pemeriksaan fisik. Berpindah ke tahap penjelasan dan perencanaan.

    Contoh :

    Baiklah pak, untuk mengetahui lebih pasti mengenai nyeri dada yang bapak keluhkan, saya akan melakukan beberapa pemeriksaan

    fisik. Silahkan bapak menuju ruang periksa...

  • 18

    Ada beberapa hal penting yang perlu anda ketahui mengenai hipertensi. Saya pertamatama akan menjelaskan apa itu hipertensi

    dan beberapa penyebabnya.Selanjutnya saya ingin juga

    menerangkan efek hipertensi terhadap anda, dan mengapa kita

    harus menjaga tekanan darah anda. Apakah anda setuju?

    5. Ringkasan ( internal summary )

    Ringkasan dalam proses wawancara dokter-pasien ini ada dua macam,

    yaitu :

    a. Ringkasan pada akhir wawancara (end summary).

    b. Ringkasan dalam proses wawancara (internal summary).

    Ringkasan dalam proses wawancara (internal summary) adalah suatu

    proses dimanadokter mengatakan kembali topik utama yang telah

    disampaikan oleh pasien sebelumnya. Tujuan utama adalah untuk

    memeriksa apakah dokter sudah sepenuhnya memahami maksud pasien.

    Ringkasan atau ikhtisar yang baik seharusnya memenuhi beberapa

    persyaratan berikut :

    Harus benarbenar mencerminkan isi pembicaraan pasien. Harus benarbenar ringkas. Jangan hanya mengulang kata kata pasien (secara harfiah), tetapi

    sebaiknyamenggunakan kata kata dokter sendiri.

    Sebaiknya ringkasan merupakan verifikasi terhadap pernyataan pasien. Untuk itu bisa dengan menanyakan secara langsung kepada

    pasien, atau diucapkan dengan menggunakan nada bertanya

    6. Urutan ( sequencing ).

    Dokter harus bisa membawa wawancara dalam suatu urutan atau

    tahaptahap yang logis, yaitu: mulai dari explorasi maksud kedatangan

    pasien, penggalian informasi, pemeriksaan fisik, penjelasan diagnosis dan

    perencanaan tindak lanjut.

  • 19

    2.5.6. Membangun Relasi (Building The Relationship )10

    1. Menggunakan komunikasi nonverbal yang tepat dapat dilakukan dengan

    cara:

    Memperagakan perilaku nonverbal yang tepat:o kontak mata, ekspresi wajaho postur, posisi, gerakano isyarat vokal seperti kecepatan, volume, intonasi

    Penggunaan catatan: jika membaca, catatan tertulis atau computer yang digunakan tanpa menginterupsi dialog atau rapport,

    Tanggap terhadap isyarat pasien (bahasa tubuh, pembicaraan, ekspresi wajah)

    Hal yang dibutuhkan untuk komunikasi nonverbal:

    Postur: duduk, berdiri, duduk tegak, relaksasi Pendekatan: memperhatikan jarak komunikasi Sentuhan: jabat tangan, tepukan, kontak fisik selama pemeriksaan

    fisik.

    Pergerakan tubuh: sikap tangan dan lengan, mengangguk setuju Ekspresi wajah: alis yang naik, mengerutkan dahi, senyum Sikap mata: kontak mata, tatapan Isyarat vocal: nada, kecepatan, volume, ritme, hening, berhenti

    sejenak, intonasi

    Tampilan fisik: suku, jenis kelamin, bentuk tubuh, pakaian. Isyarat lingkungan: lokasi, penempatan furniture, pencahayaan, suhu,

    warna.

    2. Membangun rapport:

    Penerimaan: menerima pandangan dan perasaan pasien, jangan

    menghakimi.

    3. Empati

    Dukungan: ekspresi memperhatikan, mengerti, keinginan untuk menolong.

  • 20

    Sensitivitas: berhubungan secara peka dengan topik yang mengganggu, hal tabu, nyeri, termasuk ketika berhubungan dengan pemeriksaan

    fisik.

    4. Melibatkan pasien:

    Bertukar pikiran: membagikan pemikiran pada pasien untuk mendorong keterlibatan pasien.

    Memberikan jawaban rasional atas pertanyaan pasien atau saat melakukan pemeriksaan fisik.

    5. Pemeriksaan: selama pemeriksaan fisik menjelaskan proses dan informed

    consent.

  • 21

    KESIMPULAN

    Komunikasi merupakan suatu ilmu yang sangat penting di berbagai

    bidang. Sebagai seorang dokter kita dituntut untuk memiliki kemampuan

    komunikasi yang baik namun lebih dari sepertiga dari mereka menemukan

    sepertempat konsultasinya gagal. Hal tersebut terjadi karena mereka merasa

    kurang pengetahuan untuk berhubungan dengan tuntutan pasien, perilaku, dan

    kepribadian pasien tertentu. Komunikasi medis sendiri bertujuan untuk mencapai

    kolaborasi; menjamin akurasi, efisiensi, dan dukungan yang meningkat; menjamin

    kepuasan pasien dan dokter.

    Kemampuan yang dapat membuat perbedaan komnikasi antara dokter dan

    pasien adalah kemampuan proses komunikasi Calgary Cambridge Observation

    Guide (CC Guide) atau pedoman komunikasi Calgary Cambridge. Struktur yang

    terdapat di dalam Calgary Cambridge guide terdapat dalam semua wawancara

    kedokteran: memulai wawancara, memberi informasi, membangun relasi,

    penjelasan dan perencanaan, dan menutup wawancara

    Terdapat beberapa tahapan untuk melakukan komunikasi dokter-pasien

    meliputi: memulai wawancara (initiating the session), mengumpulkan informasi

    (gathering information), penjelasan dan perencanaan (explanation and planning),

    dan menutup wawancara (closing the session). Pada saat melaksanakan tahap

    tahap komunikasi dokter pasien ada dua hal yang harus selalu diperhatikan, yaitu

    kemampuan menjalin hubungan dengan pasien (building the relationship) dan

    kemampuan menstruktur wawancara (structuring the consultation). Setiap

    tahapan-tahapan proses komunikasi Calgary Cambridge Observation Guide

    memiliki tujuan masing-masing demi terciptanya hubungan dokter-pasien yang

    baik untuk masa selanjutnya.