Komunikasi dengan si Remaja

26
berkomunikasi dengan si remaja

Transcript of Komunikasi dengan si Remaja

Page 1: Komunikasi dengan si Remaja

berkomunikasi dengan si remaja

Page 2: Komunikasi dengan si Remaja

berkomunikasi dengan si remaja

words: tari sandjojo

Page 3: Komunikasi dengan si Remaja

Apa bedanya berkomunikasi dengan anak kecil dan dengan remaja?

Sebenarnya sama saja.

Page 4: Komunikasi dengan si Remaja

Sama saja dalam arti kita bicara dengan individu merdeka yang terpisah dari kita.

Kadang, sebagai orangtua kita merasa bisa mengarahkan.

Page 5: Komunikasi dengan si Remaja

Berkomunikasi dengan anak, berapapun usianya, memiliki tantangannya masing-masing.

Karena itu, memahami tahapan perkembangan yang sedang dialami anak menjadi penting.

Page 6: Komunikasi dengan si Remaja

Jika dengan si kecil kita harus respek, begitu juga dengan si remaja.

Hanya ‎si remaja sudah lebih mirip individu dewasa,‎ dan tak mudah menerima otoritas kita,

sehingga butuh strategi berbeda.

Page 7: Komunikasi dengan si Remaja

Pihak ketiga, seperti psikolog, wali kelas atau konselor sekolah

bisa memberikan pandangan berbeda kepada kita, dalam menghadapi remaja.

Page 8: Komunikasi dengan si Remaja

Tantangan yang terutama adalah pubertas. Namanya pubertas, pasti berkaitan dengan hormon.

Emosi juga menjadi tidak stabil. Apalagi disertai perubahan fisik yang signifikan,

yang bisa dia sukai, bisa juga tidak.

Page 9: Komunikasi dengan si Remaja

Si remaja juga bingung dengan kondisinya. Merasa terganggu dengan keterlibatan kita,

tapi juga butuh dukungan. Judulnya ya serba salah.

Page 10: Komunikasi dengan si Remaja

Jika ada yang mengatakan remaja 'melawan', ingat bahwa 'melawan' adalah sudut pandang kita

sebagai orangtua.

Page 11: Komunikasi dengan si Remaja

Yang terjadi sebenarnya adalah si remaja sedang berjuang untuk menjadi

individu mandiri yang terpisah dari orangtuanya. Makanya, remaja‎ cenderung menentang otoritas.

Page 12: Komunikasi dengan si Remaja

Jadi, jangan merasa dimusuhi, don't take it personally.

Page 13: Komunikasi dengan si Remaja

Daripada langsung melarang, dengarkan dulu apa pendapat mereka.

Terbukalah untuk diskusi. Mendengarkan mereka menjadi penting.

Page 14: Komunikasi dengan si Remaja

Remaja juga sedang merasa perlu memperluas wawasannya.

Jadi, 'bergaul' tentunya menjadi prioritas, bukan kegiatan bersama orangtua.

Page 15: Komunikasi dengan si Remaja

Jadi, daripada kesal karena si remaja nggak mau diajak nonton bareng kita,

lebih baik atur kesepakatan.

Page 16: Komunikasi dengan si Remaja

Misalnya, berapa akhir pekan dalam sebulan yang bisa dihabiskan bersama teman. Sisanya didedikasikan untuk keluarga.

Page 17: Komunikasi dengan si Remaja

Karena banyak yang mengganggu pikiran remaja, maka prestasi akademik cenderung turun. Apalagi, di masa remaja awal (9-13 tahun).

Page 18: Komunikasi dengan si Remaja

Tidak berarti boleh terus menerus dapat nilai jelek, tapi orangtua juga jangan langsung memarahi.

Ajak diskusi untuk membantu memahami kesulitan yang dihadapi.

Page 19: Komunikasi dengan si Remaja

Alokasikan waktu khusus untuk 'kencan' dengan si remaja.

Isi dengan kegiatan yang disukai anak. Jangan dipaksa melakukan hal yang disukai orangtua.

Page 20: Komunikasi dengan si Remaja

Misalnya, kita suka nonton, tapi si remaja tidak suka. Ya jangan ajak quality time dengan nonton.

Coba sambil sarapan di akhir pekan atau sambil 'berburu' game atau CD musik yang disukainya.

Page 21: Komunikasi dengan si Remaja

Intinya, langsung ambil kesempatan ketika waktunya terlihat tepat.

Memang sih, jadinya kita yang mengorbankan waktu. Tapi ini kan untuk anak.

Page 22: Komunikasi dengan si Remaja

Pada dasarnya, remaja tidak akan menolak perhatian dari orangtuanya.

Asal kita sabar, tahu saat yang tepat, dan benar-benar mendengarkan.

Page 23: Komunikasi dengan si Remaja

Bantuan bisa kita dapatkan bukan hanya dari psikolog.

Kadang, tante, oom, atau sepupu juga bisa menjadi 'mata-mata' atau significant other.

Page 24: Komunikasi dengan si Remaja

Sebagai orangtua harus pantang menyerah. Coba terus kalau gagal.

Pasti pada akhirnya si remaja akan berkomunikasi, kok.

Page 25: Komunikasi dengan si Remaja

Supaya komunikasinya lancar, jangan sering-sering menasehati

atau memarahi, ya.

Page 26: Komunikasi dengan si Remaja

Dengarkan, dengarkan, dengarkan.

Itu saja.