Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

97
KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU ANAK (Studi Kasus Di SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan) Oleh: Hilmi Mufidah 103011026811 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008

Transcript of Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Page 1: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP

PERILAKU ANAK (Studi Kasus Di SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan)

Oleh:

Hilmi Mufidah 103011026811

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008

Page 2: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI Skripsi berjudul: “Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan

Pengaruhnya Terhadap Perilaku Anak (Studi Kasus SMP Islam Al-Azhar

2 Pejaten Jakarta Selatan)” diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah dinyatakan lulus

dalam Ujian Munaqasyah pada tanggal 14 Januari 2008 dihadapan dewan

penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam

bidang Pendidikan Agama.

Jakarta, 14 Januari 2008

Panitia Ujian Munaqasyah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi) Tanggal Tanda

Tangan

Drs. H. A.F. Wibisono, M.A ------------ ---------------- NIP: 150236009 Sekertaris (Sekertaris Jurusan/Prodi) Drs. Sapiuddin Siddiq, M.Ag ------------ ----------------NIP: 150299477 Penguji I Drs. Sapiuddin Siddiq, M.Ag ------------ ---------------- NIP: 150299477 Penguji II Drs. A. Basuni, M.Ag ------------ ----------------NIP: 150186404

Mengetahui: Dekan,

Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A NIP: 150231365

Page 3: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU ANAK

(Studi Kasus SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan)

“Skripsi”

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Sebagai Syarat-syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S-1)

Disusun Oleh:

HILMI MUFIDAH NIM: 103011026811

Dibawah Bimbingan

Drs. H. Abdul Fattah Wibisono, MA NIP: 150236009

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1428 H/2007 M

Page 4: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Hilmi mufidah

Tempat/Tgl.Lahir : Jakarta, 25 Februari 1985

NIM : 103011026811

Jurusan/ Prodi : Pendidikan Agama Islam

Judul Skripsi : “Komunikasi Antara Orang Tua Dengan Anak Dan

Pengaruhnya Terhadap Perilaku Anak (Studi Kasus

di SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan)”

Pembimbing : Drs. H. Abdul Fattah Wibisono, MA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini adalah hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar S1 (Strata 1) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penyusunan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skripsi saya bukan hasil karya saya

pribadi atau merupakan jiplakan dari orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 November 2007

Penulis

Hilmi Mufidah

Page 5: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

ABSTRAK

Hilmi Mufidah 103011026811

”Komunikasi Antara Orang Tua Dengan Anak Dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Anak (Studi Kasus SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten

Jakarta Selatan)”. Kebutuhan komunikasi pada setiap individu merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam kehidupannya. Betapa tidak, untuk berhubungan dengan orang lain saja dibutuhkan komunikasi yang baik. Dalam hal ini, khususnya komunikasi antara orang tua dengan anak dapat dipandang sebagai suatu usaha untuk mengetahui, memantau serta mengarahkan perkembangan pada diri anak, karena sedewasa apapun anak masih benar-benar membutuhkan seseorang yang dianggapnya lebih dewasa sehingga dapat mengayominya dengan baik. Dengan menciptakan komunikasi yang efektif dan efisien antara orang tua-anak ataupun sebaliknya diharapkan anak dapat berkembang dengan baik secara fisik maupun psikis. Maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi antara orang tua-anak terhadap perilaku anak. Dalam penelitian ini metode yang penulis gunakan adalah metode Deskriptif Analisis. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah korelasional yaitu untuk mencari pengaruh antara kedua variabel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan random sampling, dimana dalam pengambilan sampel ini penulis mengambil 40 orang siswa-siswi dari kelas VIII A dan Kelas VIII C, yang dari setiap kelasnya penulis ambil masing-masing 20 orang. Instrument yang diberikan kepada responden berupa Quesioner (angket) untuk variabel komunikasi antara orang tua-anak dan perilaku anak. Dalam mengelola angket ini, penulis menggunakan rumus prosentase kemudian diolah dan dijelaskan secara deskriptif. Selain itu, penulis memperoleh data penunjang lainnya melalui wawancara kepada guru BK. Adapun teknik analisis data dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment. Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, maka sampailah kepada penarikan kesimpulan bahwasanya “terdapat korelasi positif antara komunikasi orang tua terhadap perilaku siswa kelas VIII A dan C di SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya hasil perhitungan yang didapat dengan nilai rxy = 0,59 yang terletak pada kategori diantara 0,40-0,70 yang berarti korelasinya cukup. Dan ini ditunjukkan pada taraf signifikansi 1% rxy atau ro adalah lebih besar dari pada r tabel (0,59>0,325), maka pada taraf ini hipotesa alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nol (Ho) ditolak, ini berarti bahwa pada taraf signifikansi 1% dan 5% terdapat korelasi positif antara variabel X dan Y.

Page 6: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji dan syukur yang tak terhingga

hanya untuk Mu Ya Allah SWT Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.

Berkat rahmat dan karunia-Nyalah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan

skripsi ini, dengan judul: “Komunikasi Antara Orang Tua Dengan Anak dan

Pengaruhnya Terhadap Perilaku Anak (Studi Kasus di SMP Islam Al-

Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan)”

Shalawat serta salam semoga selalu tercurah limpahkan kepada baginda kita

Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan para sahabatnya serta

pengikutnya sampai hari kiamat nanti.

Berkenaan dengan ini, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan

penulisan skripsi masih jauh dari kesempurnaan tanpa adanya bantuan serta

dukungan dari pihak lain, maka tak lupa dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan beribu-ribu untaian kata terima kasih kepada semua pihak yang

selalu memberi dukungan baik moril maupun materil, yaitu:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Ketua dan Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam

Negeri syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. H. Abdul Fattah Wibisono MA sebagai dosen pembimbing

skripsi yang telah bersedia memberikan dan meluangkan segenap waktu,

pikiran dan tenaganya untuk memberikan bimbingan, pengarahan serta

motivasinya kepada penulis dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini.

4. Segenap Dosen, staf dan karyawan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu dan

pengetahuannya selama penulis menjalankan perkuliahan.

5. Seluruh staf perpustakaan UIN dan perpustakaan FITK yang telah

menyedikan bermacam buku bacaan sehingga mempermudah penulis dalam

mencari referensi.

Page 7: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

6. Bapak Drs. H. Rakimi Ahsan, MA, kepala sekolah SMP Islam Al-Azhar

Pejaten Jakarta Selatan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk

melakukan penelitian di lembaga tersebut.

7. Seluruh dewan guru dan karyawan SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta

Selatan khususnya staf TU dan guru BP (ibu Siti Masyitoh S.Pd), yang telah

banyak membantu penulis dalam memperoleh data dalam penyusunan

skripsi ini.

8. Ayahanda (H. Marwih HD) dan ibunda (Hj. Yohana) tercinta yang telah

bersusah payah mengasuh, mendidik serta membiayai hingga penulis dapat

meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

9. Kakakku Nurfadillah, Nanang Kurniawan dan adikku Fitria Sholihah

tersayang serta Kakak iparku Kasyadi yang dengan sabar dan ikhlas telah

memotivasi, membantu serta mendukung keberhasilan belajar penulis.

Keponakanku Fahmi dan Najwa Terima kasih atas canda tawanya.

10. Sayangku, Junaedi yang selalu memberikan nasehat, bantuan serta motivasi

kepada penulis, terima kasih atas segalanya.

11. Sahabat karibku, Ela, Thea, Lily, Uum, Nafis, serta adik kelasku Evi yang

selalu menjadi penyemangat. Terima kasih sahabatku.

12. Kawan-kawan senasib dan seperjuangan terutama kelas E angkatan 2003,

yang telah banyak memberikan pengalaman berharga kepada penulis tentang

indahnya arti sebuah kebersamaan serta persaudaraan.

Hanya harapan dan doa yang dapat penulis berikan, semoga Allah SWT

memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah berjasa

dalam membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Akhirul kalam, besar

harapan penulis agar kiranya skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi,

para pendidik serta para pembaca pada umumnya.

Jakarta, 22 November 2007 Penulis

Hilmi Mufidah

Page 8: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ……………………………………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………………………..... ii

DAFTAR ISI …………………………………………………………… iv

DAFTAR TABEL ……………………………………………………… v

BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………….. 1

A. Latar Belakang masalah ……………………………………….. 1

B. Identifikasi Masalah …………………………………………… 5

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah …………………………. 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ………………………………... 6

E. Sistematika Penulisan …………………………………………. 7

BAB II. KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN

HIPOTESIS …………………………………………………… 9

A. Kajian Teori ………………………………………………….. 9

1. Konsep komunikasi antara orang tua dengan anak ……… 9

a. Pengertian Komunikasi Orang Tua dengan Anak …... 9

b. Fungsi Komunikasi ………………………………….. 11

c. Syarat-syarat Komunikasi Yang Efektif Antara

Orang Tua dengan Anak …………………………….. 12

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi

Antara Orang Tua dengan Anak …………………….. 17

2. Konsep Perilaku Anak …………………………………... 19

a. Pengertian Perilaku Anak …………………………… 19

b. Perkembangan perilaku ……………………………... 21

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Anak …. 23

B. Kerangka Berfikir …………………………………………… 27

C. Hipotesis …………………………………………………….. 28

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ……………………………. 30

A. Waktu dan Lokasi Penelitian ………………………………… 30

Page 9: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

B. Metode Penelitian ……………………………………………. 30

C. Populasi dan Sampel …………………………………………. 30

D. Teknik Pengumpulan Data …………………………………… 31

E. Variabel Penelitian …………………………………………… 32

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ……………………….. 36

BAB IV. HASIL PENELITIAN ……………………………………….. 39

A. Gambaran Umum SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta

Selatan ………………………………………………………... 39

1. Sejarah Singkat Berdirinya ………………………………… 39

2. Visi dan Misi ………………………………………………. 40

3. Struktur Organisasi ………………………………………… 41

4. keadaan Guru dan Karyawan ……………………………… 42

5. keadaan Sarana dan Prasarana …………………………….. 44

B. Pengolahan Data ……………………………………………… 45

C. Analisis dan Interpretasi Data …………………………........... 62

BAB V. PENUTUP ……………………………………………………… 67

A. Kesimpulan …………………………………………………… 67

B. Saran ………………………………………………………….. 67

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………… 69

LAMPIRAN

Page 10: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Matrik Variabel dan Kisi-kisi Pertanyaan Angket ………….. 32

Tabel 2. Skor Pernyataan Dari Setiap Pertanyaan ……………………. 36

Tabel 3. Daftar Kepemimpinan Di SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten

Jakarta Selatan Tahun 1990-sekarang ………………………. 39

Tabel 4. Struktur Organisasi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta

Selatan ………………………………………………………. 41

Tabel 5. Keadaan Guru dan Karyawan SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten

Jakarta Selatan ………………………………………………. 42

Tabel 6. Keadaan Siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta

Selatan tahun 2006-2007 ……………………………………. 43

Tabel 7. Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten

Jakarta Selatan ………………………………………………. 44

Tabel 8. Mengajak Anak Untuk Berkomunikasi …………………….. 46

Tabel 9. Menyediakan Waktu Khusus Untuk Berlibur Bersama

Keluarga …………………………………………………….. 46

Tabel 10. Menyediakan Waktu Untuk Santai Bersama anak

dan Keluarga ………………………………………………… 47

Tabel 11. Menyediakan Waktu Untuk Makan Bersama anak

dan Keluarga ………………………………………………… 47

Tabel 12. Memberikan Pujian, Belaian, Ciuman atau Bentuk Kasih

Sayang Lainnya Kepada Anak ……………………………… 47

Tabel 13. Berusaha Menciptakan Kehangatan dan Kenyamanan Kepada

Anak dan Keluarga di Rumah ……………………………..... 48

Tabel 14. Selalu Menjadi Teladan/Contoh Yang Baik Bagi

Anak-anaknya di Rumah …………………………………….. 48

Tabel 15. Menanyakan Segala Permasalahan Yang Sedang Dihadapi

Anak ...................................................................................... 49

Page 11: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Tabel 16. Merespon/Menanggapi Dengan Baik Jika Anak Sedang

Menceritakan Permasalahannya ……………………………. 49

Tabel 17. Membicarakan Masalah Yang Sedang Terjadi Dalam

Keluarga Kepada Anak ……………………………………. 49

Tabel 18. Memberi Teguran/Nasehat Ketika Anak Berkata kurang baik

Terhadap Siapa Saja ……………………………………….. 50

Tabel 19. Selalu Mencari Kesepahaman Apabila Terjadi Perbedaan

Pendapat Dengan Anak ……………………………………. 50

Tabel 20. Berusaha Menjadi Teman Curhat Yang Menyenangkan

Bagi Anak …………………………………………………… 51

Tabel 22. Memberikan Contoh/Teladan Yang Baik Kepada Anak

Dalam Berperilaku …………………………………………... 51

Tabel 22. Terus Memperhatikan dan Memberi Arahan pada

Perubahan-perubahan Yang Terjadi pada Perilaku Anak ….. 51

Tabel 23. Menanamkan Nilai-nilai Budi Pekerti Yang Baik

Kepada Anak di Rumah ……………………………………. 52

Tabel 24. Menegur/Menasehati ketika Anak Bermalas-malasan

Dalam Melaksanakan Shalat Lima Waktu …………………... 52

Tabel 25. Memberikan Penghargaan (Pujian, Ucapan Selamat, Motivasi)

Jika Anak Saya Selalu Berperilaku Baik Terhadap

Siapa Saja …………………………………………………... 53

Tabel 26. Membiarkan Ketika Melihat Anak-anak Bertengkar Dengan

Saudara Kandungnya di Rumah ……………………………. 53

Tabel 27. Mementingkan/Sibuk Dengan Pekerjaan Sendiri Di Luar Rumah

Dari Pada Mengurus Anak dan Keluarga ……………………. 53

Tabel 28. Selalu Melaksanakan Shalat Wajib Di Awal Waktu ………… 54

Tabel 29. Merasa Terpaksa Dalam Melaksanakan Ibadah Shalat ……… 54

Tabel 30. Bergegas Berangkat Ke Masjid ketika Adzan

Berkumandang ……………………………………………… 55

Page 12: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Tabel 31. Berusaha Bersabar dan Ikhlas Ketika Diberikan Cobaan/Ujian

Dari Allah ……………………………………………………. 55

Tabel 32. Membaca “Bismillah”/Doa Ketika Hendak Melakukan

Hal Kebaikan ……………………………………………….. 55

Tabel 33. Berdoa dan Berzikir Setelah Melaksanakan Ibadah Shalat ….. 56

Tabel 34. Melaksanakan Dengan Senang Hati Ketika Bapak/Ibu

Memerintah Saya …………………………………………… 56

Tabel 35. Meminta Izin dan Mencium Tangan Kedua Orang Tua Ketika

Hendak Berpergian …………………………………………... 57

Tabel36. Berkata Kurang Baik Kepada Bapak/Ibu Ketika

Sedang Kesal ……………………………………………….. 57

Tabel 37. Merasa Kesal Apabila Bapak/Ibu Sibuk Dengan Pekerjaannya

Sendiri Hingga Berkurang Perhatiannya …………………….. 57

Tabel 38. Menerima Dengan Ikhlas Ketika Orang Tua Sedang

Memberikan Nasehat ………………………………………… 58

Tabel 39. Ketika Berpapasan/Bertemu Dengan Guru, Saya Memberi

Salam Kepadanya ……………………………………………. 58

Tabel 40. Tepat Pada Waktunya Datang Ke Sekolah …………………... 59

Tabel 41. Tertidur Atau Bercanda Ketika Guru Sedang Menerangkan

Pelajaran di Dalam Kelas …………………………………... 59

Tabel 42. Merespon Dengan Baik ketika Guru Memberi Teguran ……. 60

Tabel 43. Mendapat Teguran dari Guru BP Ketika Melakukan

Kesalahan …………………………………………………... 60

Tabel 44. Menolong Teman Yang Sedang Tertimpa Musibah ………… 60

Tabel 45. Selalu Meminta Maaf Kepada Teman Ketika Melakukan

Kesalahan …………………………………………………... 61

Tabel 46. Menegur Teman Yang Berperilaku Kurang Baik …………… 61

Tabel 47. Mengajak Teman Untuk Shalat Berjama’ah Bersama Guru

Di Sekolah …………………………………………………. 62

Tabel 48. Perhitungan Untuk Mengukur Indeks Korelasi Antara Variabel

X dan Y…………………………………………………….. 62

Page 13: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak,

karena disanalah anak mulai mengenal segala sesuatunya hingga mereka

menjadi tahu dan mengerti. Di mana semua ini tidak akan terlepas dari tanggung

jawab keluarga terutama orang tua yang memegang peran yang sangat penting

bagi kehidupan anaknya, oleh karena itu orang tua bertanggung jawab atas

proses pembentukan perilaku anak, sehingga diharapkan selalu memberikan

arahan, memantau, mengawasi dan membimbing perkembangan anak melalui

interaksi antara orang tua dengan anak dalam lingkungan keluarga.

Tetapi, dewasa ini peranan keluarga (orang tua) sebagai pendidik yang

pertama bagi anak-anaknya nampak semakin terabaikan di masyarakat kita.

Dengan alas an berbagai kesibukan orang tua baik karena desakan kebutuhan

ekonomi, profesi ataupun hobi yang sering menjadi penyebab kurang adanya

kedekatan antara orang tua dengan anak-anaknya. Kondisi demikianlah

yangapabila tidak disadari lama-kelamaan akan menjadi penghalang terhadap

kedekatan hubungan antara orang tua dengan anak-anaknya, yang berarti

terganggulah hubungan saling pengaruhi antara keduanya. Sementara kita semua

mengetahui bahwa hubungan yang harmonis antara keduanya di dalam keluarga

akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan anak baik secara fisik

maupun psikis.

Bahkan sedikitnya peran komunikasi keluarga pun semakin berkurang dan

tidak mempunyai arti yang begitu penting, karena sebagian orang tua cenderung

mengalihkan tanggung jawabnya kepada pembantu, sehingga paling tidak

sedikitnya perhatian menjadi berkurang terhadap anak-anaknya karena berbagai

macam kesibukan orang tua yang banyak menyita waktu seperti pekerjaan di

kantor, kegiatan-kegiatan sosial hingga pekerjaannya di rumah. Dan pada

akhirnya tanpa disadari akan berdampak pada hubungan orang tua dengan anak

Page 14: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

menjadi sedikit merenggang, sehingga untuk berkomunikasi saja antara

keduanya hanya terjadi beberapa jam saja.

Dalam hal ini, Satu yang perlu diingat oleh para orang tua, bahwa masalah

komunikasi adalah masalah kebiasaan, artinya komunikasi harus dipelihara terus

sejak anak-anak masih berada dalam kandungan ibunya sampai mereka dewasa.

Biasanya orang tua menjadi lengah akan komunikasi dengan anak-anaknya,

justru pada saat anak-anak itu meningkat dewasa, karena pada saat itu orang tua

tengah menanjak karirnya dan perhatian orang tua banyak disita oleh kesibukan

pekerjaan maupun kegiatan-kegiatan sosialnya dan adapula orang tua yang

mempercayakan sepenuhnya karena mereka akan dewasa dengan sendirinya.

Proses menurunnya komunikasi dengan anak-anak biasanya tidak disadari orang

tua, namun sangat dirasakan oleh anak-anak. Dan pada waktu orang tua

menyadari kekurangan ini, keadaan sudah terlanjur parah untuk diselamatkan.

Komunikasi orang tua mesti selalu waspada dan mencoba untuk tidak

melupakan komunikasinya dengan anak-anak, bagaimanapun sibuknya mereka.1

Sebagaimana menurut pendapat Thomas Gordon dalam bukunya “Parent

Effectiveness Training” yang dikutip oleh Alex Sobur, bahwa bila seseorang

mau mendengar pendapat orang lain, maka pendapatnya akan lebih mudah

didengar atau dengan kata lain anak- anak akan lebih tebuka untuk menerima

pendapat orang tua, bila orang tua sendiri mau mendengar pendapatnya terlebih

dahulu.2

Komunikasi yang lancar dan sehat dalam sebuah keluarga merupakan

harapan setiap anggota keluarga, sebab individu dengan individu yang lain di

dalamnya terdapat keterikatan, saling berhubungan dan saling memerlukan.

Oleh karena itu, adanya komunikasi yang lancar dan harmonis dalam keluarga

sangat didambakan oleh setiap anggota keluarga agar terus berlangsung dengan

baik dan intensif. Dan dengan adanya komunikasi yang baik dalam sebuah

keluarga tidak dapat terlepas dari peran kedua orang tua, karena keduanya

mempunyai kewajiban untuk memberikan bimbingan, pendidikan dan contoh 1 Alex Sobur, Anak Masa …, h. 228 2 Alex Sobur, Pembinaan Anak Dalam Keluarga, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1988), cet. 2, h. 59

Page 15: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

yang baik berupa suri tauladan kepada anak-anaknya agar mereka hidup selamat

dan sejahtera.

Firman Allah SWT:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At-Tahrim: 6)3 Maksud ayat di atas yaitu Allah SWT memerintahkan kepada orang-orang

yang beriman untuk selalu menjaga dirinya sendiri dan keluarganya dari

perbuatan yang akan dapat menjerumuskannya ke dalam api neraka atau dengan

kata lain orang tua dalam keluarga harus selalu mampu menjaga, membimbing,

mendidik, menjadi teladan yang baik kepada anak agar tidak berperilaku yang

tidak baik atau melakukan suatu hal yang dapat menjerumuskan dirinya pada

kesengsaraan baik di dunia maupun di akhirat, yang kesemuanya itu dibutuhkan

komunikasi (interaksi) yang baik dengan memberikan bimbingan, arahan,

pengawasan serta teladan yang baik kepada mereka.

Menurut pendapat Imam Al-Ghazali Sebagaimana dikutip oleh M. Arifin

dalam bukunya Hubungan Timbal Balik di Lingkungan Sekolah dan Masyarkat,

bahwa:

“Melatih anak adalah suatu hal yang sangat penting sekali, karena anak sebagai amanat bagi orang tuanya. Hati anak suci bagaikan mutiara cemerlang, bersih dari segala ukiran serta gambaran, ia dapat atau mampu menerima segala yang diukirkan atasnya dan condong kepada segala yang dicondongkan padanya. Maka bila ia dibiasakan ke arah

3 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya, h. 951

Page 16: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

kebaikan dan diajar kebaikan jadilah ia baik dan berbahagia dunia akhirat, sebaliknya jika dibiasakan jelek atau dibiarkan dalam kejelekan, maka celaka dan rusaklah ia”.4

Dengan demikian, jelaslah dapat dikatakan bahwa keberhasilan dalam

pembentukan perilaku anak, baru akan terlihat berhasil bilamana tidak terjadi

jurang pemisah antara orang tua dengan anak, di mana orang tua harus mampu

menjembatani agar komunikasi (interaksi) tetap berjalan dan tercipta dengan

baik dan harmonis dalam keluarga.

Pada hakikatnya dengan adanya komunikasi yang terbuka atau sejajar

tentunya anak akan merasa dirinya dihargai, dicinta, diperhatikan oleh orang

tuanya dan sebagai orang tua, mereka akan tahu bagaimana cara memahami,

mengenali dan membina perilaku anak dengan sebaik-baiknya sehingga mereka

nantinya akan menjadi generasi yang dapat menentukan maju dan mundurnya

akhlak suatu bangsa serta akan timbul adanya sikap saling pengertian antara

keduanya, tentu saja dengan menerima dan mengakrabi sekaligus mengayomi

mereka dengan komunikasi yaitu mengarahkan perkembangan perilaku anak

menjadi positif tentunya yang sesuai dengan tuntutan ajaran islam, baik di

rumah maupun di sekolah. Dan akan sangat terlihat berbeda sekali dengan

adanya komunikasi yang tertutup atau tidak sejajar dalam sebuah keluarga

karena hanya akan membuat anak menjadi tertutup, takut, tidak dihargai, kurang

mendapatkan perhatian dari kedua orang tuanya dan komunikasi pun tidak akan

menjadi proses belajar yang positif bagi keduanya.

Dengan menciptakan komunikasi yang efektif dimana komunikasi tersebut

akan menjanjikan komunikasi antara orang tua dengan anak yang memiliki

kontribusi luar biasa bagi peluang perkembangan perilaku yang positif. Jelasnya,

tujuan dari komunikasi antara orang tua dengan anak yang baik ialah

menciptakan iklim persahabatan yang hangat, sehingga anak merasa nyaman

bersama orang tua.

4 H. M. Arifin, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), cet. 4, h. 80

Page 17: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Namun dalam hal ini banyak orang tua yang merasa kesulitan dalam

memahami perilaku anak-anaknya yang sering kali terlihat tidak logis dan tidak

sesuai dengan akal sehat, maka untuk memahami anak, membina kehidupan

jasmaniah, kecerdasan, perkembangan sosial dan emosionalnya, orang tua

dituntut untuk memiliki pengetahuan tentang perilaku mereka, dengan

memandang anak sebagai makhluk sosial dengan segala sesuatu yang mereka

lakukan hanya bertujuan untuk mendapatkan tempat dalam kelompok-kelompok

yang penting dalam hidup mereka yaitu keluarga yang asli.5 Karena disinilah

dasar perilaku anak terbentuk. Dan fakta pun menunjukkan bahwa karena

kesibukan atau banyaknya masalah yang dihadapi orang tua, sehingga perhatian

terhadap anaknya menjadi berkurang dan menyebabkan komunikasi orang tua

dan anak menjadi sedikit terhambat pula. Agar komunikasi senantiasa bebas dan

terbuka, maka pandangan orang tua terhadap anak harus pula bertambah sesuai

dengan perkembangan anak.6

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan

membahasnya yang dituangkan dalam skripsi dengan judul:

“KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK DAN

PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU ANAK

( Studi Kasus di SMP Islam AL-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan)”.

B. Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Identifikasi Masalah Agar penelitian ini lebih terfokus, juga pertimbangan efektifitas dan efisiensi

maka peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

a. Komunikasi merupakan kebutuhan yang sangat vital bagi kehidupan

manusia untuk menjalin hubungan dengan orang lain.

b. Orang tua mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan dan

perkembangan tingkah laku, watak, moral serta kematangan anak.

5 Maurice Balson, Bagaimana Menjadi Orang Tua Yang Baik, (Jakarta: Bumi Askara, 1996), cet. 2, h. 13-14 6 Alex Sobur, Pembinaan Anak …, cet. 2, h. 57

Page 18: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

c. Mengingat pentingnya komunikasi yang efektif dan efisien antara orang

tua dengan anak.

d. Anak adalah generasi muda yang merupakan harapan bangsa dan harus

dipersiapkan dirinya dengan bekal ilmu pengetahuan dan budi pekerti

yang luhur.

e. Kurangnya waktu yang disediakan oleh orang tua untuk menjalin

komunikasi yang efektif dan efisien kepada anak.

f. Perilaku siswa-siswa SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan

dalam kehidupan sehari-hari belum maksimal.

2. Pembatasan Masalah Mengingat terlalu luasnya masalah komunikasi antara orang tua dengan anak

dan mengenai perilaku anak serta keterbatasan peneliti untuk membahas secara

lengkap, maka penulis membatasi permasalahan ini pada:

a. Komunikasi yang penulis maksudkan adalah komunikasi yang bersifat

antarpribadi yaitu komunikasi antara orang tua dengan anak yang

dilakukan secara kontinyu (terus-menerus) dalam lingkungan keluarga.

b. Perilaku yang dimaksud adalah gerak-gerik atau tindakan anak pada usia

remaja terhadap Sang Kholiq dan terhadap sesama manusia (guru, orang

tua dan teman).

c. Adapun anak yang dimaksud Siswa-siswi Kelas VIII A dan C SMP

Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan tahun pelajaran 2006-2007,

remaja yang berusia 13-15 tahun.

3. Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana komunikasi antara orang tua dengan anak di SMP Islam Al-

Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan?

b. Bagaimana perilaku siswa-siswi kelas VIII A dan C SMP Islam Al-

Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan dalam kehidupan sehari-hari baik

terhadap Sang Khalik maupun terhadap sesama manusia ?

Page 19: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

c. Apakah terdapat pengaruh komunikasi antara orang tua dengan anak

terhadap perilaku siswa-siswi kelas VIII A dan C SMP Islam Al-Azhar 2

Pejaten Jakarta Selatan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Berdasarkan pada perumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mendapatkan gambaran mengenai komunikasi antara orang tua

dengan anak dalam keluarga di SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta

Selatan.

b. Untuk memperoleh informasi tentang perilaku siswa-siswi kelas VIII A

dan C di SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan.

c. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi antara orang tua

dengan anak terhadap perilaku siswa-siswi kelas VIII A dan C SMP

Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan.

2. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan informasi bagi orang

tua tentang pentingnya komunikasi antara orang tua dengan anak dan

pengaruhnya terhadap perilaku anak dan sebagai kontribusi atau sumbangan

yang berarti bagi penulis, pendidik dan pengelola lembaga pendidikan dalam

mengetahui komunikasi antara orang tua dengan anak dalam sebuah keluarga.

D. Sistematika Penulisan Dalam sistematika penulisan, peneliti membagi dalam lima bab yang terdiri

dari:

Bab I : PENDAHULUAN, Meliputi; Latar Belakang Masalah, Identifikasi

Masalah, Pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan Manfaat

Penelitian, Sistematika Penulisan.

Page 20: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Bab II : KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS yang terdiri dari dua bagian, yang meliputi; Pertama,

Pengertian Komunikasi Antara Orang tua dengan Anak, Fungsi

Komunikasi, Syarat-syarat komunikasi yang Efektif Antara Orang

Tua dengan Anak, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi

Antara Orang Tua dengan Anak. Kedua, Pengertian Perilaku Anak,

Perkembangan Perilaku, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku

Anak.

Bab III : METODOLOGI PENELITIAN yang meliputi; Waktu dan Lokasi

Penelitian, Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik

Pengumpulan Data, Variabel Penelitian, Teknik Pengolahan dan

Analisis Data.

Bab IV : HASIL PENELITIAN yang terdiri dari tiga bagian: pertama,

Gambaran Umum Lokasi Penelitian; Sejarah Singkat Berdirinya,

Visi Misi, Struktur Organisasi, Keadaan Guru dan Karyawan,

Keadaan Sarana dan Prasarana. Kedua, Pengolahan data, Ketiga,

Analisis data dan Interpretasi data.

Bab V : PENUTUP yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran serta lampiran.

Page 21: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

BAB II

KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Konsep Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak

a. Pengertian Komunikasi Antara Orang Tua Dengan Anak Secara etimologi “kata komunikasi atau communication dalam bahasa

Inggris yang berasal dari kata latin communis yang berarti sama,

communico, communicatio, atau communicare yang berarti membuat sama

(to make common)”7

Dalam kamus umum bahasa Indonesia, komunikasi adalah “hubungan”

atau “perhubungan”.8 Sedangkan menurut Pius A. Partanto dan M. Dahlan

Al-Barry, komunikasi diartikan perhubungan, pengakraban, hubungan

timbal balik antar sesame manusia.9 Jadi komunikasi adalah suatu

hubungan timbal balik antar sesama dan terjadi apabila terdapat kesamaan

makna mengenai suatu pesan yang disampaikan oleh komunikator dan

diterima oleh komunikan.

Secara terminologi “komunikasi” mempunyai berbagai arti yang

bervariasi tergantung dari sudut mana istilah itu akan dijabarkan. Dalam

kamus besar bahasa Indonesia, komunikasi adalah “Pengiriman dan

Penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan

yang dimaksud dapat di pahami.10

Dalam kamus komunikasi diberikan pengertian bahwa komunikasi

adalah “Proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna

7 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001), Cet. 3, h. 41 8 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1982), Cet. 2, h. 18 9 Pius A. Partanto, dkk., Kamus Ilmiah Populer, (Surabaya: Arkola, 1994), h. 587 10 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. 1, h. 454

Page 22: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

sebagai paduan pikiran dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan,

himbauan, harapan dan tatap muka maupun tak langsung melalui media,

dengan tujuan mengubah sikap dan perilaku”.11 Disamping itu, komunikasi

juga dapat diartikan sebagai proses pemindahan informasi (verbal/non

verbal) dari satu pihak kepada pihak lain untuk mencapai tujuan tertentu.

Tujuan tersebut dapat berupa perhatian, pengertian, penerimaan ataupun

perilaku/tindakan.12

Sven Wahlroos, mengatakan komunikasi sebagai “semua perilaku

membawa pesan yang diterima oleh orang lain. Perilaku itu bisa verbal

atau non verbal.”13 Jadi menurutnya jika pesan yang diterima oleh orang

lain, baik disengaja ataupun tidak maka sebenarnya juga telah terjadi

komunikasi, tanpa adanya pesan yang diterima maka komunikasi tidak

akan terjadi.

Adapun definisi komunikasi menurut pendapat lain yaitu suatu

tingkahlaku, perbuatan atau kegiatan penyampaian atau pengoperan

lambang-lambang, yang mengandung arti atau makna, atau perbuatan

penyampaian suatu gagasan atau informasi dari seseorang kepada orang

lain. Atau lebih jelasnya, suatu pemindahan atau penyampaian informasi,

mengenai pikiran dan perasaan-perasaan.14

Dari beberapa definisi yang telah diuraikan di atas, maka komunikasi

antara orang tua dengan anak yang dimaksud yaitu suatu interaksi yang

dilakukan oleh orang tua dengan anak dalam keluarga untuk memberikan

kehangatan, kenyamanan, perhatian, kasih sayang, bimbingan,

memberikan contoh perilaku yang baik kepada anak dengan menanamkan

nilai-nilai budi pekerti yang baik, yang semua itu bertujuan agar

11 Onong Uchjana Effendy, Kamus Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju, 1989), Cet. 1, h. 60 12 Irwanto, penyunting Danny I Yatim, Kepribadian, Keluarga dan Narkoba (Tinjauan Sosial dan Psikologis), (Jakarta: Penerbit Arcan, 1991), Cet. 3, h. 79 13 Sven Wahlroos, Komunikasi Keluarga, (Jakarta: Gunung Mulia, 1999), Cet. 2, h. 3-4 14 James G. Robbins, dkk., Komunikasi Yang Efektif, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1986), Cet. 3, h. 1

Page 23: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

terbentuknya perilaku yang baik pada anak baik dalam lingkungan

keluarga, sekolah maupun masyarakat.

b. Fungsi Komunikasi Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-

tujuan tertentu. Komunikasi sebagai ilmu, seni dan lapangan kerja sudah

tentu memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Hafied Cangara mengatakan dalam bukunya yang berjudul Pengantar

Ilmu Komunikasi, bahwa untuk memahami fungsi komunikasi kita perlu

memahami terlebih dahulu tipe komunikasi, sebab hal itu dapat

membedakan fungsi masing-masing diantaranya yaitu:

1. Tipe komunikasi dengan diri sendiri yang berfungsi untuk mengembangkan kreatifitas imajinasi, memahami dan mengendalikan diri, serta meningkatkan kematangan berfikir sebelum mengambil keputusan.

2. Tipe komunikasi antar pribadi yang berfungsi untuk berusaha meningkatkan hubungan insani (human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagai pengetahuan dan pengalaman dengan orang lain.

3. Tipe komunikasi public yang berfungsi untuk menumbuhkan semangat kebersamaan (solidaritas), mempengaruhi orang lain,memberi informasi, mendidik dan menghibur.

4. Tipe komunikasi massa yang berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan dalam hidup seseorang.15

Pada hakikatnya komunikasi dalam sebuah keluarga khususnya antara

orang tua dengan anak memiliki kontribusi yang luar biasa bagi keduanya,

karena dengan adanya komunikasi yang efektif dan efisien dan

dilaksanakan secara terus-menerus dapat menciptakan keakraban,

keterbukaan, perhatian yang lebih antara keduanya serta orang tua pun

lebih dapat mengetahui perkembangan pada anak baik fisik maupun

15 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu…, h. 55-57

Page 24: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

psikisnya. Sebagaimana yang telah dikemukan oleh Hasan Basri,

bahwasanya komunikasi berfungsi sebagai:

1. Sarana untuk mengungkapkan kasih sayang.

2. Media untuk menyatakan penerimaan atau penolakan atas pendapat

yang disampaikan.

3. Sarana untuk menambah keakraban hubungan sesama warga dalam

keluarga.

4. Menjadi barometer bagi baik buruknya kegiatan komunikasi dalam

sebuah keluarga.16

Bahkan Onong Uchjana Effendy pun berpendapat bahwa komunikasi

berfungsi untuk: (1) Menginformasikan/to inform, (2) Mendidik/to

educate, (3) Menghibur/to entertain, dan (4) Mempengaruhi/to influence.17

Dengan demikian, penulis dapat menyimpulkan dari beberapa uraian di

atas bahwasanya komunikasi yang dianggap sebagai suatu kebutuhan yang

sangat vital dalam kehidupan manusia memiliki beberapa fungsi seperti

yang telah di uraikan di atas dari beberapa pendapat para ahli antara lain

yaitu sebagai suatu sarana untuk mengungkapkan segala perasaan kasih

sayang, perhatian serta dapat menambah keakraban dan keterbukaan antara

orang tua dengan anak/keluarga.

c. Syarat-syarat Komunikasi Yang Efektif Antara Orang Tua

Dengan Anak Pada hakikatnya, komunikasi yang bisa menguntungkan kedua pihak

ialah komunikasi timbal-balik, yang kedua pihak tersebut terdapat

spontanitas serta keterbukaan. Dalam komunikasi demikian, orang tua

dapat mengetahui dan mengikuti perkembangan jalan pikiran anak.

Keterbukaan orang tua memungkinkan anak mengubah pendirian,

mendengarkan ungkapan isi jiwa anak dan memahami anak. Ia juga dapat

16 Hasan Basri, Keluarga Sakinah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), Cet. 3, h. 80 17 Onong Uchjana Effendy, Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2003), h. 55

Page 25: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

menggunakan situasi komunikasi dengan anak untuk berkembang dan

belajar. Dipihak anak, pikirannya akan berkembang, karena anak dapat

mengungkapkan isi hati atau pikirannya, bisa memberi usul-usul dan

pendapat berdasarkan penalarannya.18

Suatu cara yang paling tepat yang harus dilakukan oleh orang tua dalam

berkomunikasi dengan anaknya yaitu menjadi pendengar yang baik, tidak

perlu menyediakan jadwal khusus bagi mereka untuk dapat bertemu dan

berkumpul dengan orang tuanya, karena jadwal tersebut hanya akan

membatasi kebebasan anak dalam mengungkapkan perasaannya. Karena

dengan menjadi pendengar yang baik hubungan orang tua dan anak

kemungkinan besar akan menjadi baik.

Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh SC. Utami Munandar yang

dikutip oleh Alex Sobur dalam bukunya Pembinaan Anak Dalam

Keluarga, yaitu yang terpenting dalam hubungan orang tua dan anak

bukanlah banyaknya waktu semata-mata yang diberikan pada anak, akan

tetapi bagaimana waktu itu digunakan untuk membentuk hubungan yang

serasi dan hangat serta sekaligus menunjang perkembangan mental dan

kepribadian anak.19

Menurut Elizabeth B. Hurlock dalam bukunya Perkembangan Anak,

bahwa ada beberapa ciri orang tua yang komunikatif antara lain, yaitu:

1. Melakukan berbagai hal untuk anak. 2. Bersifat cukup permisif dan luwes. 3. Adil dalam disiplin Menghargai individualitas anak. 4. Menciptakan suasana hangat, bukan suasana yang penuh

ketakutan. 5. Memberi contoh yang baik. 6. Menjadi teman baik dan menemani anak dalam berbagai

kegiatan. 7. Bersikap baik untuk sebagian besar waktu. 8. Menunjukkan kasih sayang terhadap anak. 9. Menaruh simpati bila anak sedih atau mengalami kesulitan. 10. Berusaha membuat suasana rumah bahagia. 11. Memberi kemandirian yang sesuai dengan usia anak.20

18 Alex Sobur, Anak Masa …, h. 228-229 19 Alex Sobur, Pembinaan Anak …, h. 49 20 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, (Jakarta: Erlangga), Jilid. 2, h. 219

Page 26: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila komunikan (anak) dapat

menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana dimaksudkan

oleh komunikator (orang tua). Kenyataannya, sering kali gagal untuk

saling memahami. Adapun sumber utama kesalahpahaman dalam

komunikasi adalah cara komunikan (anak) menangkap makna suatu pesan

berbeda dari yang dimaksud oleh komunikator (orang tua), karena

komunikator (orang tua) gagal dalam mengkomunikasikan maksudnya

dengan tepat.

Oleh karena itu, menurut Jhonson (1981) sebagaimana dikutip oleh A.

Supraptik bahwa terdapat tiga syarat yang harus dipenuhi untuk mencapai

komunikasi yang efektif, yaitu:

1. Sebagai komunikator harus mengusahakan agar pesan-pesan yang

disampaikan mudah dipahami.

2. Sebagai pengirim pesan (komunikator) harus memiliki kreadibilitas

adalah kadar kepercayaan dan keterandalan pernyataan-pernyataan

pengirim (komunikator) ketelinga penerima (komunikan).

3. Pengirim pesan (komunikator) harus berusaha mendapatkan umpan

balik secara optimal tentang pengaruh pesan dalam diri si

penerima.21

Dalam hal ini terdapat tiga cara yang paling mendasar dalam membina

keakraban dengan anak demi tercapainya komunikasi yang efektif, yaitu;

1. Orang tua harus mencintai anak tanpa pamrih dan sepenuh hati

2. Orang tua harus memahami sifat dan perkembangan anak dan mau

mendengarkan anak

3. Orang tua dapat berlaku kreatif dengan anak dan mampu

menciptakan suasana yang menyegarkan.22

21 A. Supraktiknya, Komunikasi Antar Pribadi Tinjauan Psikologis, (jogjakarta: Kanisius, 1995), Cet. 1, h. 34 22 Alex Sobur, Komunikasi Orang tua-Anak, (Bandung: Angkasa, 1996), Cet. 1, h. 10

Page 27: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Kemudian ada pendapat lain yang mengatakan bahwa, untuk membina

kelancaran berkomunikasi perlu diperhatikan hal-hal yang cukup

mempengaruhi antara lain:

1. Mudah dimengerti, maksudnya setiap pesan atau informasi yang

akan dismpaikan oleh komunikator (orang tua) kepada komunikan

(anak) hendaknya mudah di terima agar komunikan sendiri

mengerti, paham ataupun dapat menerima dengan jelas apa yang

telah disampaikan oleh komunikator.

2. Tepat sasaran dan waktu, maksudnya dalam melakukan

komunikasi (interaksi) komunikator (orang tua) ataupun

komunikan (anak) harus pintar memilih waktu-waktu dan tempat

yang tepat, misalnya orang tua ketika akan memberikan nasehat

ataupun memarahi anak hendaknya melihat situasi atau kondisi

anak dalam keadaan yang memungkinkan orang tua melakukan hal

tersebut atau tidak, sehingga anak pun tidak merasa kesal, terpaksa

atau marah dalam menerima apa yang telah dilakukan oleh orang

tuanya begitupun sebaliknya antara anak kepada orang tuanya.

3. Saling percaya, maksudnya dalam sebuah hubungan khususnya

antara orang tua dengan anak hendaknya harus sama-sama saling

menaruh kepercayaan lebih kepada kedua belah pihak, karena

dengan adanya rasa saling percaya hubungan (komunikasi) antara

orang tua dengan anak pasti akan tercipta menjadi lebih efektif dan

efisien. Tentunya tidak terlepas dari arahan-arahan, pengawasan,

bimbingan serta perhatian dari orang tua untuk anak-anaknya.

4. Mengetahui sikon, maksudnya komunikator (orang tua) harus

mengetahui waktu atau keadaan yang tepat untuk menyampaikan

pesan atau informasi kepada komunikan (anak).

5. Menggunakan kata-kata yang enak, maksudnya dalam

berkomunikasi (interaksi) komunikator harus menggunakan kata-

kata yang enak kepada komunikan. Misalnya ketika orang tua

hendak memberikan nasehat, memarahi ataupun yang lainnya

Page 28: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

sebaiknya dengan menggunakan kata-kata yang enak, bukanlah

dengan kata-kata (ucapan) yang dapat melukai hati, perasaan atau

harga diri anak, karena akan berdampak pada anak merasa tidak

nyaman atau segan berkomunikasi dengan orang tuanya sendiri

begitupun sebaliknya antara anak dengan orang tuanya.23

Selain itu pun ada beberapa hal yang perlu direkomondasikan oleh

seorang pendidik (orang tua) menurut Ibrahim Amini adalah:

“Memahami anak didik, Berbicaralah dengan bahasa yang mereka pahami, Jalinlah fondasi hubungan internal yang kukuh, Tunjukkan sikap positif terhadap anak baik lewat lisan atau perbuatan, Tunjukkan sikap respek kepadanya, Jangan membeberkan kekurangan-kekurangannya, Jangan langsung memvonis kesalahan mereka, Perlakukanlah mereka dengan penuh simpati dan cinta”.24

Haim G. Ginott sebagaimana dikutip oleh Alex Sobur dalam bukunya

Komunikasi Orang Tua-Anak, mengemukakan bahwa cara baru

berkomunikasi dengan anak harus berdasarkan sikap ‘menghormati’ dan

‘keterampilan’. Hal ini mengandung dua arti yaitu, tegur-sapa tidak boleh

melukai harga diri anak maupun orang tua dan orang tua terlebih dahulu

harus menunjukkan sikap pengertian kepada anak, baru kemudian

memberi nasehat.25

Jadi, komunikasi di dalam keluarga mempunyai peran yang sangat

cukup menentukan pada kesejahteraan dan keharmonisan dalam keluarga.

Komunikasi efektif sangat diperlukan oleh anggota keluarga, tidak

efektifnya komunikasi atau tidak adanya komunikasi dapat memberikan

dampak yang tidak diharapkan baik bagi orang tua maupun anak-anak.

Oleh karena itu, agar komunikasi tetap berjalan secara efektif, yang paling

utama orang tua harus memiliki keterampilan untuk mengkomunikasikan

segala sesuatunya kepada anak, kemudian harus sama-sama memiliki rasa

saling menghormati satu sama lainnya serta setiap pembicaraan perlu

23 Hasbullah Husin, Managemen Menurut Islamologi, (Jakarta: Gema Insani Press, 1997), Cet. 1, h. 164 24 Ibrahim Amini, Agar Tak Salah Mendidik, (Jakarta: Al-Huda, 2006), Cet. 1, h.253-254 25 Alex Sobur, Komunikasi Orang …, h. 10

Page 29: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

mencari bahan pembicaraan yang menarik. Selain itu, meluangkan waktu

bersama dan saling memahami dan mengerti keinginan kedua belah pihak

pun pada hakikatnya merupakan syarat utama untuk menciptakan

komunikasi antara orang tua dan anak. Karena dengan adanya waktu

bersama dan sikap saling pengertian barulah keakraban dan keintiman bisa

diciptakan diantara anggota keluarga dan bagaimanapun juga orang tua

tidak akan bisa menjalin komunikasi dengan anak secara efektif jika

mereka sendiri tak pernah bertemu ataupun bercakap-cakap bersama.

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi Antara

Orang Tua Dengan Anak Suatu komunikasi yang pertama kali dilakukan oleh seorang anak

adalah dengan orang tuanya, karena komunikasi itu terjadi sejak anak

masih berada dalam kandungan hingga ia lahir sampai ia menginjak usia

dewasa. Jadi, peran orang tua sangatlah penting dalam merangsang anak

bercakap-cakap secara akrab. Melalui percakapan dengan anak,

diharapkan orang tua dapat mengetahui apa yang dibutuhkan olehnya,

bagaimana pendapat anak dan bagaimana pendapat keduanya dapat saling

mengerti apa yang dimaksud. Percakapan seperti ini dapat dilakukan kapan

saja, yang penting adalah adanya suasana kebersamaan yang

menyenangkan di antara keduanya.26 Sebagaimana diterangkan dalam

firman Allah SWT dalam surat Al-Israa ayat 23 yang berbunyi:

⌧ ☺ ☺ ⌧

⌧ ☺ ☺ ☺

☺ 26 Alex Sobur, Anak Masa…, h. 228

Page 30: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

“Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka janganlah sekali-kali kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia”. (QS. Al-Israa: 23)27 Maksud ayat di atas menunjukkan bagaimana cara berkomunikasi yang

baik dan efektif baik antara orang tua dengan anak maupun sebaliknya,

dimana dalam ayat ini terdapat suatu pesan untuk seorang anak agar

komunikasi antara keduanya dapat terlaksana dengan baik yaitu anak

hendaknya ketika berkomunikasi (interaksi) dengan orang tua khususnya

dalam berkata-kata jangan sampai melukai hati kedua orang tua apalagi

sampai mengucap kata “ah atau ih”, karena dalam ayat di atas

menunjukkan dengan jelas sekali bahwa seorang anak diperintahkan untuk

berbuat baik kepada kedua orang tua dan dilarang sekali untuk

mengucapkan kata-kata seperti itu, akan tetapi perlakukanlah dengan

sebaik-baiknya serta berkatalah dengan ucapan yang mulia (baik/sopan).

Keluarga adalah singgasana pertama dan paling utama bagi anak, di

mana mereka pertama kali mengenal segala sesuatunya dan mendapatkan

pendidikan dari kedua orang tuanya. Dalam sebuah keluarga, orang tualah

yang paling sering dan diharapkan mampu mengkomunikasikan nilai-nilai,

sikap serta harapan-harapan keluarga itu pada orang lain. Dalam hal ini

yang harus dilakukan orang tua yaitu melalui peraturan rumah tangga,

reaksi atau respon orang tua terhadap putra-putrinya, nasehat-nasehat, dan

perilaku orang tua sendiri yang dianggap sebagai model bagi putra-

putrinya.

Untuk itu ada beberapa faktor penting yang menentukan jelas atau

tidaknya informasi yang dikomunikasikan, antara lain:

1. Konsistensi, yaitu informasi yang dapat dipercaya dan relatif lebih

jelas dibanding informasi yang selalu berubah.

27 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan …, h. 427

Page 31: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

2. Keterbukaan, yaitu keterbukaan untuk berdialog, membicarakan

“isi” informasi, mempunyai arti yang sangat penting dalam

mengarahkan perilaku komunikan sesuai yang dikehendaki.

3. Ketegasan, yaitu suatu ketegasan yang tebuka dengan contoh

perilaku konsisten akan memperjelas nilai-nilai, sikap, dan

harapan-harapan orang tua yang dikenakan pada anaknya.

Ketegasan tidak selalu bersifat otoriter, tetapi ketegasan yang

dilakukan orang tua kepada anak akan memberikan jaminan bahwa

orang tua benar-benar mengharapkan anak berperilaku yang

diharapkan orang tua.28

Masalah miss komunikasi yang biasa dihadapi oleh keluarga

kebanyakan disebabkan oleh kesibukan-kesibukan orang tua dengan

pekerjaan-pekerjaan sosialnya dan kegiatan-kegiatan anak-anak ketika ia

berada disekolah maupun diluar rumah, sehingga waktu mereka (orang

tua-anak) untuk bersama-sama semakin berkurang. Akibatnya, komunikasi

menjadi satu arah, dari orang tua ke anak tanpa adanya kesempatan bagi

anak untuk mengutarakan segala permasalahannya, atau dari anak kepada

orang tua dalam keadaan yang sama.

Oleh karena itu, dalam hal ini orang tua harus pintar-pintar membagi

waktunya untuk tetap menjaga atau menciptakan komunikasi yang efektif

dan efisien secara konsisten (terus-menerus) dengan terus memperhatikan

dan mengarahkan segala sesuatu yang dilakukan oleh anak agar mereka

merasa selalu tetap mendapatkan perhatian, kasih sayang dan bimbingan

meskipun pada kenyataannya mereka sadar jika orang tuanya itu memiliki

lebih banyak kesibukannya diluar rumah.

2. Konsep Perilaku Anak

a. Pengertian Perilaku Anak

28 Irwanto, penyunting Danny I Yatim, Kepribadian, Keluarga ..., h. 75-76

Page 32: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Dalam bahasa Inggris kata “perilaku” disebut dengan “behavior” yang

artinya kelakuan, tindak-tanduk, jalan.29 Perilaku juga terdiri dari dua kata

peri dan laku, Peri artinya sekeliling, dekat, melingkupi, 30 sedangkan laku

artinya tingkah laku, perbuatan dan tindak-tanduk.31

Secara etimologis perilaku artinya setiap tindakan manusia atau hewan

yang dapat dilihat.32 Sedangkan secara terminologis perilaku artinya apa

yang dilakukan seseorang.33 Jadi, perilaku adalah tindakan/kelakuan

seseorang atau hewan dalam lingkungan sekelilingnya.

Singgih D. Gunarsa mengatakan bahwa: “Perilaku adalah setiap cara

reaksi atau respon manusia, makhluk hidup terhadap lingkungannya.

Perilaku adalah aksi, reaksi terhadap rangsangan dari luar.”34

Dari beberapa uraian diatas tentang pengertian perilaku, dapat dipahami

bahwa perilaku itu adalah perbuatan atau tingkah laku manusia yang

bersifat kongkrit atau nyata baik secara reflek maupun secara sadar, baik

jasmaniah ataupun rohaniah. Sebagai contoh, ketika ia menemukan

temannya sedang berkelahi di sekolah maka ia akan segera berperilaku

atau bertindak dengan memisahkannya dan memberitahukan kepada

seorang guru.

Tingkah laku adalah fungsi dari situasi dan hal-hal yang mendahului

situasi tersebut. Dalam hal ini, para ahli Psikologi membedakan tingkah

laku menjadi dua macam yaitu tingkah laku intelektualitas dan tingkah

laku mekanistis atau refleksi.

1. Tingkah laku Intelektualitas atau tinggi, yaitu sejumlah perbuatan

yang dikerjakan seseorang yang berhubungan dengan kehidupan

jiwa dan intelektual. Ciri-ciri utamanya adalah berusaha mencapai 29 John M. Echol, et al., Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia, 1996), Cet. 13, h. 80 30 Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 1996), Cet. 5, h. 91 31 Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, (Surabaya: Apollo), h. 384 32 Dali Gulo, Kamus Psikologi, (Bandung: Tonis, 1982), Cet. 1, h. 9 33 Mar’at, Sikap Manusia Terhadap Perubahan Serta Pengukurannya, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1982), Cet. 1, h. 9 34 Singgih D. Gunarsa, Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995), h. 5

Page 33: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

tujuan misalnya ketika anak selalu bersikap acuh tak acuh kepada

orang lain atau orang tuanya, padahal apa yang telah ia lakukan itu

mempunyai maksud tertentu yaitu ingin memperoleh perhatian

lebih dari kedua orang tuanya atau orang-orang terdekatnya.

2. Tingkah laku mekanistis atau refleksi, yaitu respon-respon yang

timbul pada manusia secara mekanistis dan tetap. Seperti kedipan

mata sebab terkena cahaya dan gerakan-gerakan rambang pada

anak-anak, seperti menggerakkan kedua tangan dan kaki secara

terus menerus tanpa aturan.35

Perilaku biasanya diasumsikan timbul dari sikap, tetapi bagaimanakah

konsistensi kedua hal tersebut satu sama lain. Untuk mengetahui hal

tersebut maka perlu diketahui pengertian sikap itu sendiri. Sikap

merupakan sesuatu yang dipelajari, dan sikap menentukan bagaimana

bereaksi terhadap situasi serta menentukan apa yang dicari seseorang

dalam kehidupannya.

M. Alisuf Sabri, dalam bukunya Psikologi Pendidikan mengemukakan

bahwa “sikap (attitude) diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk

bereaksi terhadap suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka,

atau acuh tak acuh”.36 Sumber lain menyatakan bahwa sikap adalah

pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak

terhadap objek tertentu.37

Oleh karena itu, sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu, artinya

tidak ada sikap tanpa objek. Hal ini sejalan dengan pengertian sikap yang

dikemukakan oleh Sarlito Wirawan Sarwono bahwa sikap adalah

“kesiapan seseorang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal

tertentu”.38

35 Hasan Langgulung, Azas-Azas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1998), h. 274 36 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Jaya, 1995), Cet. 1, h. 83 37 R. Soetarno, Psikologi Sosial, (Yogyakarta: Kanisius, 1993), Cet. 2, h. 41 38 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 1984), h. 94

Page 34: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Dengan demikian jelaslah bahwa sikap itu tumbuh dan berkembang

seperti halnya pola-pola perilaku jiwa dan emosi yang lain berdasarkan

reaksi individu terhadap situasi yang dialami di rumah, sekolah dan

masyarakat luas atau objek tertentu. Dan keadaan serupa ini berjalan

menurut pola-pola tingkah laku yang khas yang berhubungan erat dengan

reaksi emosional yang bersangkutan. Oleh karena itu, tidak mengherankan

apabila kualitas sikap dari segi intensitasnya berbeda-beda. Karena sikap

merupakan penentu yang penting dalam tingkah laku (berperilaku).

b. Perkembangan Perilaku Perkembangan pribadi manusia menurut Ilmu Psikologi berlangsung

sejak terjadinya konsepsi sampai mati, yaitu sejak terjadinya pertemuan

sperma dan sel telur (konsepsi) sampai mati, individu senantiasa

mengalami perubahan-perubahan atau pertumbuhan.39 Perkembangan yang dimaksud adalah suatu proses tertentu secara terus

menerus dan proses yang menuju kedepan dan tidak dapat begitu saja

dapat diulang kembali, atau secara umum diartikan sebagai serangkaian

perubahan dalam susunan yang berlangsung secara teratur, progresif, jalin-

menjalin, dan terarah kepada kematangan dan kedewasaan. Adapun

perkembangan perilaku yang dimaksud di sini yaitu perkembangan

perilaku anak pada usia remaja awal yang berkisar (antara usia 13-15

tahun).

Masa remaja adalah masa kritis dalam perkembangan individu; karena

pada masa ini, individu (remaja) banyak mengalami konflik yang berasal

dari dirinya dan lingkungannya. Konflik tersebut timbul karena perubahan-

perubahan yang terjadi pada fisik yang sudah mulai menunjukkan dewasa.

Dan masa remaja pun merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak

yang salah satunya yang ditandai oleh ketergantungan total kepada orang

tua atau orang dewasa lainnya. Remaja belum merupakan individu yang

39 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Jaya, 1996), Cet. 2, h. 10

Page 35: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

mandiri benar, remaja masih memerlukan orang tua atau orang dewasa

lainnya untuk membimbing dan mengarahkan mereka.

Dan pada usia ini akan timbul kebutuhan yang kuat untuk dapat

berkomunikasi, mereka tampak selalu ingin tahu, ingin mempunyai banyak

teman dan sebagainya. Karena keluarga merupakan lingkungan yang

terdekat maka mempunyai tanggung jawab yang sangat besar terhadap

keberhasilan remaja dalam menyelesaikan tugas perkembangannya,

keluarga terutama orang tua atau orang dewasa lain diharapkan bisa

menjadi figur atau pribadi yang dapat memberikan arah, memantau,

mengawasi dan membimbing mereka dalam menghadapi

permasalahannya.40 Dalam hal ini orang tua yang mereka (remaja) anggap

sebagai orang yang lebih dewasa dan benar-benar yang sangat mereka

butuhkan, maka harus bisa menjalin komunikasi yang efektif dan efisien.

Pada masa remaja awal ini, mereka banyak mengalami perubahan-

perubahan fisik yang sangat mempengaruhi perilakunya. Masa ini pula

yang diistilahkan oleh M. Alisuf Sabri dalam bukunya Psikologi

Perkembangan dengan masa negatif yang diekspresikan sebagai berikut:

1. Negatif dalam prestasi, baik jasmani maupun prestasi mental 2. Negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dari

masyarakat maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat.41

Dapat pula dikatakan bahwa pada masa remaja adalah suatu masa

transisi (peralihan) yaitu masa peralihan dari masa kanak-kanak kepada

masa remaja awal. Ini berarti anak-anak pada masa ini harus meninggalkan

segala sesuatunya yang bersifat kekanak-kanakan dan juga harus

mempelajari sikap dan pola perilaku yang baru sebagai pengganti dari

sikap yang ditinggalkannya. Akibat sifat peralihan ini remaja bersikap

Ambivalensi, disatu pihak ingin diperlakukan seperti orang dewasa, di lain

pihak segala kebutuhannya masih minta dipenuhi seperti halnya pada

anak-anak. Oleh karena itu pada masa perkembangan perilaku anak ini

40 Irwanto, penyunting Danny I Yatim, Kepribadian, Keluarga ..., h. 80 41 M. Alisuf Sabri, Psikologi …, h. 159

Page 36: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

diperlukan sekali suatu komunikasi yang intensif dan efektif antara orang

tua-anak dengan adanya keterbukaan, keakraban dan perhatian orang tua

terhadap anaknya, begitupun sebaliknya antara anak dengan orang tuanya.

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Anak Pembentukan perilaku tidak akan terjadi dengan sendirinya meskipun

perilaku itu dibawa sejak lahir, tetapi perilaku dalam diri seseorang dapat

terbentuk melalui pengalaman-pengalaman dan interaksi manusia dengan

obyek-obyek tertentu secara berulang-ulang dan perilaku pada setiap diri

seseorang pasti ada yang mempengaruhi baik itu yang berasal dari dalam

dirinya (intern) ataupun yang berasal dari luar dirinya (ekstern).

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan perilaku

seseorang menurut P. Sondang Siagian adalah sebagai berikut:42

1. Faktor Genetik adalah faktor keturunan atau unsur bawaan ialah

proses yang dibawa setiap individu ketika ia lahir yang merupakan

warisan dari orang tuanya, berupa ciri-ciri atau sifat secara fisik,

serta kemampuan berupa bakat, sifat pemarah atau penyabar dan

lain-lain sebagainya. Yang kesemuanya itu merupakan potensi

dasar atau faktor bawaan yang akan mempengaruhi proses

perkembangan anak.

2. Faktor Lingkungan adalah situasi atau kondisi seseorang di dalam

rumah dan lingkungan yang lebih luas, terutama lingkungan

sekolah dan masyarakat yang dilihat dan dihadapi sehari-hari di

mana semuanya sebagai tempat bernaung, sebagai tempat

memecahkan segala persoalan sekaligus sebagai tempat untuk

menemukan panutan yang akan dijadikan teladan dalam

berperilaku.

Sedangkan menurut Yedi Kurniawan dalam bukunya Pendidikan Anak

Sejak Dini Hingga Masa Depan mengatakan bahwa: ”Pada dasarnya setiap

42 P. Sondang Siagian, Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, (Jakarta: Gunung agung, 1985), Cet. 3, h. 54-57

Page 37: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

individu berperilaku dimotivasi oleh dua kebutuhan yang saling berkaitan,

yaitu: Kebutuhan untuk diterima oleh kelompok atau orang lain di

sekitarnya dan Kebutuhan menghindari diri dari penolakan atau orang lain

di sekitarnya”.

Oleh karena itu, dalam memenuhi segala kebutuhan perilaku yaitu

dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:

1. Faktor pembawaan dan kelahiran yang cenderung memberi corak

dan perilaku tertentu pada yang bersangkutan.

2. Faktor keluarga dimana lingkungan keluarga banyak berperan

dalam menghiasi perilaku anak.

3. Faktor pengalaman dalam masyarakat sekitar, karena watak

manusia sangat dipengaruhi oleh kecenderungan-kecenderungan

dan norma-norma sosial, kebudayaan, konsep-konsep, gaya hidup,

bahasa dan keyakinan yang dipeluk oleh masyarakat.43

Manusia bukanlah makhluk yang statis, akan tetapi manusia adalah

makhluk yang dinamis selalu mengalami perubahan-perubahan yang mana

perubahan tersebut dipengaruhi oleh pengalaman-pengalaman yang berasal

dari lingkungan (keluarga, sekolah dan masyarakat).

Adapun faktor lingkungan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:

1). Lingkungan Keluarga

Peran keluarga dalam pembentukan dan perkembangan perilaku anak

sangat dominan, terkait dengan upaya orang tua dalam menciptakan

komunikasi yang efektif dan efisien secara konsisten (terus-menerus)

dengan memberikan perhatian, kasih sayang, bimbingan, arahan serta

teladan yang baik dalam berperilaku. Prosesnya berlangsung pada masa

pra dan pasca lahir.

Kasih sayang dan pengertian pentingnya menjalin komunikasi dari

orang tua kepada anak sangat meninggalkan bekas positif dalam

perkembangan anak. Didikan orang tua pada masa kecilnya adalah cermin

43 Yedi Kurniawan, (ed), Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan, (Tinjauan Islam dan Permasalahannya), (Jakarta: CV. Firdaus, 1992), h. 18

Page 38: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

potretnya di masa mendatang. Pelaksanaan komunikasi yang efektif dan

efisien di dalam keluarga meliputi perhatian, keterbukaan, keakraban, serta

keteladanan orang tua dalam berperilaku dengan melatih dan membiasakan

anak untuk bertingkah laku yang baik sesuai dengan perkembangannya.

Menurut pendapat para ahli bahwa perilaku sesorang banyak

dipengaruhi oleh kondisi dalam rumah tangga di mana ia bernaung.

Bahkan ada pula ahli mengatakan bahwa kepribadian seseorang telah

terbentuk ketika masih berada dalam kandungan sang ibu. Arah lebih

lanjut pembentukan kepribadian ditentukan dalam kehidupan keluarga.

Jika seseorang dibesarkan dalam rumah tangga yang bahagia, maka

perilaku sesorang akan bersifat baik, misalnya dalam pembentukan sifat.

Sifat yang positif seperti ramah, gembira, sabar, toleran, mudah diajak

kerjasama dengan orang lain, tidak egois dan memiliki rasa simpatik.

Sebaliknya jika seseorang yang dibesarkan dalam keluarga yang tidak

bahagia, sukar diharapkan orang tersebut menumbuhkan kepribadian yang

positif. sebaliknya kemungkinan besar orang itu akan bersifat egoistis,

tingkat toleransinya rendah, memandang dunia sekelilingnya dengan

perasaan curiga dan mudah memperlakukan orang lain dengan sikap yang

anti pati.

Oleh karena itu peran orang tua penting sekali di mana orang tua harus

bisa menciptakan keadaan yang kondusif agar anak bisa berkembang

dalam suasana ramah, ikhlas, jujur dan kerjasama yang diperlihatkan

masing-masing anggota keluarga dalam hidup mereka setiap hari dan

melarang terhadap perbuatan-perbuatan yang tidak baik atau

menganjurkan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik secara terus-

menerus sehingga akan terwujud keluarga yang bahagia dan harmonis.

2). Lingkungan Sekolah

Di mana lingkungan sekolah ini juga merupakan pengaruh

perkembangan perilaku anak. Corak hubungan antara guru dengan siswa

atau antara siswa dengan siswa akan banyak mempengaruhi aspek-aspek

kepribadian, termasuk nilai-nilai moral yang masih mengalami perubahan.

Page 39: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Pendidikan ini dapat diperoleh diantaranya melalui pendidikan formal

dalam hal ini adalah sekolah. Lingkungan sekolah hendaknya dipandang

tidak hanya sebagai tempat untuk menambah ilmu guna dipergunakan

sebagai modal hidup dikemudian hari, akan tetapi juga sebagai tempat

pembinaan sikap mental dan perilaku sosial yang baik sehingga dari

lembaga pendidikan lahir para generasi penerus yang tidak hanya memiliki

segudang ilmu pengetahuan tetapi juga diringi dengan memiliki sikap atau

tindakan (perilaku) yang menjadi harapan orang tua, guru dan masyarakat

disekitarnya.

3). Lingkungan Masyarakat

Dalam hal ini, lingkungan masyarakat turut pula mempengaruhi proses

perkembangan dikatakan sebagai faktor ajar, yaitu faktor yang akan

mempengaruhi perwujudan suatu potensi secara baik atau tidak baik.

Sebab pengaruh lingkungan dalam hal ini dapat bersifat positif yang

berarti pengaruhnya baik, dan sangat menunjang perkembangan suatu

potensi. Atau bersifat negatif yaitu pengaruh lingkungan itu tidak baik dan

akan menghambat atau merusak perkembangan anak. Oleh karena itu

tugas orang tua atau guru untuk menciptakan atau menyediakan

lingkungan yang positif agar dapat menunjang perkembangan perilaku

anak.

Dari uraian yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan

bahwasanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan

perilaku seseorang/anak ialah dapat dipengaruhi dari faktor pembawaan

(hereditas) dan lingkungan (keluarga, sekolah dan masyarakat). Jadi

jelaslah perkembangan dan pembentukan perilaku anak itu bisa

dipengaruhi dari faktor yang berasal dari dalam dirinya sendiri (intern)

ataupun dari luar dirinya (ekstern) seperti beberapa faktor yang telah

diuraikan di atas, dimana beberapa faktor di atas menjadi satu-kesatuan

yang harus adanya keseimbangan antara satu sama lainnya.

B. Kerangka Berpikir

Page 40: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Komunikasi antara orang tua dengan anak yang penulis maksud adalah

proses penyampaian suatu pesan dalam bentuk lambang bermakna sebagai

paduan berpikir dan perasaan berupa ide, informasi, kepercayaan, harapan,

imbauan dan sebagainya yang dilakukan orang tua kepada anaknya secara

lansung untuk mengubah sikap dan tingkah laku. Komunikasi yang dilakukan

yaitu komunikasi antar pribadi yang dilakukan secara tatap muka yang bertujuan

untuk mengubah sikap dan tingkah laku anak (komunikan)

Pada hakikatnya komunikasi merupakan faktor yang paling penting dalam

kehidupan sosial antar manusia. Sebagian besar waktu manusia digunakan untuk

berkomunikasi. Tanpa melibatkan diri dalam komunikasi, seseorang tidak akan

tahu bagaimana makan, minum, berbicara sebagai manusia dan memperlakukan

manusia lain secara beradab, karena cara-cara berperilaku tersebut harus

dipelajari lewat pengasuhan keluarga dan pergaulan dengan orang lain yang

intinya adalah komunikasi.

Oleh karena itu, dalam lingkungan keluarga komunikasi antara orang tua

dengan anak memiliki peran yang sangat penting dalam membina dan

membimbing serta memberikan contoh yang baik dalam perkembangan dan

pembentukan perilaku anak yang semua itu dipengaruhi oleh pola atau bentuk

komunikasi yang orang tua ciptakan dalam keluarga. Itu berarti, hanya dengan

komunikasi cara yang efektif dan efisien untuk pembentukan dan perkembangan

perilaku anak menjadi lebih baik. Karena ada beberapa hal yang bisa dicapai

melalui komunikasi, yaitu: terciptanya keterbukaan, perhatian yang lebih,

pengertian antara satu sama lainnya, rasa penerimaan dan sebagainya. Dengan

demikian, secara umum komunikasi dapat dikatakan gagal jika apa yang ingin

dituju atau dicapai dengan adanya komunikasi tersebut tidak tercapai.

Sedangkan perilaku setiap individu pasti ada yang mempengaruhinya, baik

itu yang berasal dari dalam dirinya sendiri (intern) maupun yang berasal dari

luar diri seseorang itu sendiri (ekstern). Komunikator (orang tua) yang selalu

memberikan kehangatan, kenyamanan, bimbingan, perhatian serta menjadi

teladan yang baik bagi komunikan (anak) dengan berusaha selalu menjalin atau

menciptakan komunikasi yang efektif dan efisien secara konsisten (terus-

Page 41: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

menerus) maka hal ini sedikitnya akan memberikan pengaruh positif pada

perilaku anaknya. Tentunya ia akan memiliki perilaku yang baik yang sesuai

dengan ajaran agama Islam dan yang menjadi harapan kedua orang tua dan

semua orang, sehingga terbentuk generasi muda yang bukan hanya berbakat

tetapi juga memiliki perilaku yang baik dan sehat.

C. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara atau dengan kata lain pendapat seorang

peneliti yang sedang melakukan penelitian yang masih perlu diuji kebenarannya

dalam pengalaman. Hipotesa dibagi menjadi dua yaitu hipotesa alternatif dengan

diberikan simbol (Ha) dan hipotesa nihil (Ho). Adapun hipotesa alternatif dan

hipotesa nol (nihil) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ha (Hipotesa Alternatif) : Terdapat korelasi (pengaruh) positif yang

signifikan antara komunikasi orang tua dengan

perilaku anak

Ho (Hipotesa Nihil) : Tidak terdapat korelasi (pengaruh) yang signifikan

antara komunikasi orang tua dengan perilaku anak

Page 42: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al-Azhar 2, yang bertempat di

jalan siaga raya Pejaten Barat Pasar Minggu-Jakarta Selatan. Adapun waktu

penelitian ini dilaksanakan terhitung dari bulan September-November 2007.

B. Metode Penelitian Metode penelitian sering juga disebut sebagai metodologi penelitian.

Sedangkan maksud dari kata metodologi itu sendiri adalah “cara-cara yang

digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, yang dikembangkan

untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang

terpercaya, dan kemudian dikembangkan secara sistematis sebagai suatu

rencana untuk menghasilkan data tentang masalah penelitian tertentu.44

Dalam pengumpulan data-data untuk penelitian ini, penulis menggunakan

metode penelitian lapangan (field research) dan kepustakaan. Adapun dalam

penyusunan penelitian ini penulis menggunakan metode Deskriptif Analisis.

C. Populasi dan Sampel Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah: “keseluruhan objek

penelitian”.45 Sedangkan menurut S. Margono, populasi adalah “seluruh data

yang menjadi perhatian kita dalam ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.

Populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya.46 Jadi populasi terdiri

atas sekumpulan objek yang menjadi pusat perhatian yang dari padanya

terkandung informasi yang diketahui.

44 Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodolgi Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1999), Cet. 2, h. 10 45 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, hlm. 108 46 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005), cet. 5, hlm. 118

Page 43: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Jumlah siswa-siswi kelas VIII SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan

adalah berjumlah 151 siswa yang terdiri dari kelas A,B,C dan D. Sedangkan

dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa-siswi kelas VIII A dan

C SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan. Sedangkan yang dimaksud

dengan sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Menurut

Suharsimi Arikunto bahwa jika objek penelitian yang dipilih lebih dari 100

orang, maka sampel yang diambil antara 10-15 atau 20-25% atau lebih.47

Maka dalam penelitian ini cara yang digunakan dalam pengambilan sampel

yaitu dengan Random Sampling yaitu secara acak untuk memudahkan perolehan

dan pelaksanaan data yang diambil dari lokasi penelitian. Dan dalam penelitian

ini penulis hanya mengambil sampel 25 % dari dua kelas yaitu kelas VIII A dan

VIII C dengan jumlah 40 orang, yang diambil dari setiap kelasnya sebanyak 20

siswa kelas VIII A dan 20 siswa kelas VIII C.

D. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data ini peneliti menggunakan metode penelitian

lapangan (Field Research) yaitu, mengumpulkan data dengan cara langsung ke

lapangan dengan melakukan observasi dan penyebaran angket dan interview

(wawancara).

a. Obsevasi, yaitu suatu alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

mengmati dan mencatat secara sistematik gejala-gejala yang diselidiki.48

Dalam hal ini penulis mengamati langsung untuk mengetahui objek-

objek penelitian secara langsung di SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten.

b. Interview (wawancara), yaitu proses tanya jawab dalam penelitian yang

berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih betatap muka

mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-

keterangan.49 Adapun pihak yang diwawancarai ialah guru BK untuk

mengetahui lebih jelas komunikasi antara orang tua dengan anak dalam

47 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, h. 112 48 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, Cet. 4, h. 120 49 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian…, h. 83

Page 44: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

keluarga dan perilaku keberagamaan siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2

Pejaten Jakarta Selatan.

c. Angket, yaitu suatu daftar pertanyaan mengenai suatu masalah atau

bidang yang diteliti untuk diisi oleh responden, yang diberikan kepada

siswa-siswi kelas VIII A dan C SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta

Selatan dan angket juga akan dibagikan kepada orang tua siswa.

E. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu:

1. Komunikasi orang tua dengan anak sebagai variabel independent

(bebas), yaitu masukan yang memberi pengaruh tehadap perilaku anak

variabel yang disimbolkan dengan huruf (X). orang tua sebagai pendidik

yang paling utama selalu menciptakan komunikasi yang efektif dan

efisien dengan keluarga khususnya anak atas kesadarannya sendiri.

Selain itu, mereka pun (orang tua) harus sadar bahwa komunikasi itu

merupakan suatu bentuk kebutuhan setiap individu sebagai makhluk

sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya

2. Perilaku anak sebagai varibel dependent (terikat), yaitu hasil dari

hubungan independent yang disimbolkan dengan huruf (Y). maka,

perilaku anak dalam penelitian ini menjadi salah satu dampak yang

terjadi setelah orang tua menciptakan komunikasi yang efektif dan

efisien secara konsisten (terus-menerus). Dalam penelitian ini perilaku

anak diartikan sebagai sikap atau tindakan/perbuatan baik terhadap Sang

Kholik maupun terhadap sesama manusia (orang tua, guru, dan teman).

Tabel., 1

Matrik Variabel dan Kisi-kisi Pertanyaan Angket

N

O

Variabel Indikator No

Item

Jumlah

1 Komunikasi

orang tua dengan

a. Keakraban

• Orang tua mengajak anak untuk

1

Page 45: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

anak sebagai

variabel (X)

berkomunikasi

• Orang tua menyediakan waktu khusus

untuk berlibur bersama anak dan keluarga

• Orang tua meluangkan waktu untuk santai

bersama anak dan keluarga

• Orang tua menyediakan waktu untuk

makan bersama anak dan keluarga

• Orang tua memberikan pujian, belaian,

ciuman atau bentuk kasih sayang lainnya

kepada anak

• Orang tua berusaha menciptakan

kehangatan dan kenyamanan kepada anak

dan keluarga di rumah

• Orang tua selalu menjadi teladan/contoh

yang baik bagi anak-anaknya di rumah

b. Keterbukaan

• Orang tua menanyakan segala

permasalahan yang sedang dihadapi oleh

anak

• Orang tua merespon/menanggapi dengan

baik jika anak sedang menceritakan

permasalahannya

• Orang membicarakan masalah yang

sedang terjadi dalam keluarga kepada anak

dan keluatga

• Orang tua memberi teguran/nasehat,

ketika anak berkata kurang baik terhadap

siapa saja

• Orang tua selalu mencari kesepahaman

apabila terjadi perbedaan pendapat dengan

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

7

6

Page 46: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

anak

• Orang tua menjadi teman curhat yang

menyenangkan bagi anak dan keluarga di

rumah

c. perhatian

• Orang tua memberikan contoh/teladan

yang baik kepada anak dalam berperilaku

• Orang tua selalu memperhatikan dan

memberi arahan pada perubahan-

perubahan yang terjadi pada perilaku anak

• Orang tua selalu menanamkan nilai-nilai

budi pekerti yang baik kepada anak di

rumah

• Orang tua menegur/menasehati ketika

anak bermalas-malasan dalam

melaksanakan shalat lima waktu

• Orang tua selalu memberikan penghargaan

(pujian, ucapan selamat atau motivasi),

jika anak berperilaku baik terhadap siapa

pun

• Orang tua membiarkan ketika melihat

anak-anak bertengkar dengan saudara

kandungnya di rumah

• Orang tua selalu mementingkan/sibuk

dengan pekerjaannya sendiri di luar rumah

dari pada mengurus anak dan keluarga di

rumah

13

14

15

16

17

18

19

20

7

2 Perilaku

keberagamaan

anak sebagai

1. Sikap anak terhadap Sang Kholik

• Anda selalu melaksanakan shalat diawal

waktu

21

Page 47: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

variabel (Y) • Anda merasa terpaksa dalam

melaksanakan shalat

• Anda bergegas berangkat ke masjid ketika

adzan berkumandang

• Anda berusaha bersabar dan ikhlas ketika

diberikan cobaan/ujian dari Allah SWT

• Anda membaca “Bismillah”/doa ketika

hendak melakukan hal kebaikan

• Anda berdoa dan berzikir setelah

melaksanakan ibadah shalat

2. Sikap anak terhadap sesama manusia,

terdiri dari:

a. Terhadap orang tua

• Anda melaksanakan dengan senang hati

ketika bapak/ibu memerintah saya

• Anda meminta izin dan mencium tangan

kedua orang tua ketika hendak berpergian

• Anda berkata kurang baik kepada

bapak/ibu, ketika anda sedang kesal

• Anda merasa kesal apabila bapak/ibu

sibuk dengan pekerjaannya sendiri hingga

berkurang perhatiannya

• Anda menerima dengan ikhlas ketika

orang tua anda sedang memberikan

nasehat

b. Terhadap guru

• Ketika anda berpapasan/bertemu dengan

guru, anda memberi salam kepadanya

• Anda tepat pada waktunya datang ke

sekolah

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

6

5

5

Page 48: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

• Anda tertidur atau bercanda ketika guru

sedang menerangkan pelajaran

• Anda merespon dengan baik ketika guru

memberi teguran

• Anda mendapat teguran dari guru BP

ketika melakukan kesalahan

c. Terhadap teman

• Anda menolong teman yang sedang

tertimpa musibah

• Anda selalu meminta maaf kepada teman

saya ketika melakukan kesalahan

• Anda menegur teman yang berperilaku

kurang baik

• Anda mengajak teman untuk shalat

berjama’ah di sekolah bersama guru

34

35

36

37

38

39

40

4

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data Dalam penelitian ini, untuk teknik pengukuran dari angket ini menggunakan

kuesioner dengan bobot nilai sesuai dengan jenis pertanyaannya. Adapun setiap

jawaban mempunyai point tersendiri untuk menghitung data tentang penelitian

ini dengan menggunakan angket, penulis memberi skor pada setiap jawaban

yaitu sebagai berikut:

Tabel., 2

Skor Pertanyaan dari setiap pertanyaan

Pernyataan (+) (-) Selalu Sering

Kadang-kadang Tidak pernah

4 3 2 1

1 2 3 4

Page 49: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Kemudian rumus untuk mengolah data sebagai berikut:

1). Deskriptif prosentase menggunakan rumus:

P = F x 100 %

N

Keterangan:

P = Angka prosentase

F = Frekuensi yang sedang dicari frekuensinya

N = Number cases (jumlah/banyaknya individu)

Dalam menetapkan ada atau tidaknya pengaruh komunikasi orang tua dengan

anak terhadap perilaku anak, ketentuan skala prosentase yang penulis gunakan

adalah:

100 % : Seluruhnya

90 % - 99 % : Hampir seluruhnya

60 – 89 % : Sebagian Besar

51 – 59 % : Lebih dari setengah

50 % : Setengah

40 – 49 % : Hampir setengah

10 – 39 % : Sebagian sekali

1 – 9 % : Sedikit sekali

0 % : Tidak ada sama sekali50

2). Korelasi product moment dari pearson, untuk uji hipotesa dan untuk

mengetahui pengaruh antara variabel X dan variabel Y, dengan menggunakan

rumus sebagai berikut:

rxy = {N∑xy – (∑x)(∑y)} ——————————————— √ {N∑x² - (∑x²)} {Ny² - (∑y²)} 50 Ahmad Supardi, dkk., Metodologi Riset, (Bandung: IAIN SGD, 1984), Cet. 1, h. 52

Page 50: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Keterangan:

rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment

N = Jumlah subjek

∑xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y

∑x = Jumlah hasil skor x

∑y = Jumlah hasil skor y

Page 51: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta

Selatan

1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan adalah sebuah lembaga

pendidikan yang berdiri di atas lokasi yang strategis, tenang dan nyaman.

Berdiri sejak tanggal 16 juli 1990 yang menempati lokasi di jalan Siaga Raya

Pejaten Barat Pasar Minggu Jakarta Selatan adalah sebagai kampus II di bawah

naungan YPI Al-Azhar Bagian Pendidikan Jl. Sisingamangaraja Kebayoran

Baru Jakarta Selatan dengan izin operasional Depdikbud No. Kep. 705p/101

A1/I/91 sebagai Sekolah Umum Swasta Islam.

Gedung yang didirikan diatas tanah wakaf: Drg. Mohamad Isa seluas 1735

m² ini, selain diperuntukkan bagi SMP Islam Al-Azhar 2, juga untuk tingkat

SMA yang dilengkapi dengan fasilitas, sarana, prasarana yang memadai untuk

menunjang bagi proses kegiatan sekolah.

SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten bersama para guru, tata usaha dan karyawan

menata diri, memacu prestasi baik intra maupun ekstra kurikuler. Alhamdulillah

dengan usaha-usaha yang dilakukan, pada akhirnya di awal tahun 1994 SMP

Islam Al-Azhar 2 Pejaten dengan keputusan Dirjen Pendidikan Dasar Menengah

Depdikbud No. 186 a/I01 B1/1/93 memperoleh STATUS DISAMAKAN,

selanjutnya pada tanggal 09 Desember 2006 status SMP Islam Al-Azhar 2

Pejaten Jakarta Selatan berubah menjadi TERAKREDITASI: A (amat baik).

Berikut ini daftar kepemimpinan kepala sekolah dan wakilnya yang terhitung

dari tahun 1990-sekarang:

Page 52: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Tabel., 3

Daftar kepemimpinan di SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta

Selatan Tahun 1990-sekarang

No Kepsek Wakasek periode

1 Drs. Sardi Salim - 1990-1995

2 Drs. Mardi - 1995-2000

3 Drs. Slamet Iskandar - 2000-2005

4 Drs. H. Rakimi Ahsan, MA Drs. Sri Hartoyo 2005-sekarang

2. Visi dan Misi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan a. Visi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan

Unggul dalam Standard Nasional Pendidikan berdasarkan Iman dan

Taqwa dan mewujudkan cendikiawan muslim yang bertakwa dan

berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani, cerdas, cakap dan terampil,

percaya pada diri sendiri, memiliki kepribadian yang kuat, berwatak

pejuang dan memiliki pula kemampuan untuk mengembangkan diri dan

keluarganya serta bertanggung jwab atas pembangunan ummat dan

bangsa.

b. Misi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan 1) Mengembangkan sikap akhlakul karimah murid, melalui terciptanya

suasana religius di lingkungan SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten.

2) Melaksanakan kegiatan akademis yang unggul, modern dan efektif.

3) Mengembangkan potensi murid secara optimal melalui kegiatan intra

dan ekstra kurikuler.

4) Mengembangkan manajemen pendidikan yang amanah, transparan dan

professional.

5) Terus-menerus mengoptimalkan SDM dan fasilitas pendidikan melalui

pengembangan kerjasama dengan pihak-pihak terkait.

Page 53: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

3. Struktur Organisasi dan keadaan guru serta karyawan SMP

Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan yang dikepalai oleh beberapa

orang yang telah diberikan kepercayaan untuk menjabat sebagai kepala sekolah

yang terhitung sudah empat orang yang menjabat sebagai pemimpin (kepsek)

dari tahun 1990-sekarang. Lembaga pendidikan tersebut pada saat ini dikepalai

oleh Bpk. Drs. H Rakimi Ahsan, MA dengan wakil Bpk. Drs. Sri Hartoyo, yang

menjabat kurang lebih selama 3 tahun hingga sekarang ini. Adapun di bawah ini

adalah struktur organisasi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan.

Tabel., 4

Struktur Organisasi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan

YPI

KEPSEK

WAKASEK

JAMIYYAH

TU

KEAGAMAAN TANSEK/HUMAS KURIKULUM KEMURIDAN

Page 54: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

4. Keadaan Guru dan Karyawan SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten

Jakarta Selatan Kemudian mengenai keadaan guru-guru di SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten

Jakarta Selatan, terkadang terjadi pemindahan atau mutasi yaitu beberapa orang

guru akan dipindahkan tugasnya ke lembaga Pendidikan Al-Azhar lainnya yang

tentunya masih berada di bawah naungan YPI AL-Azhar. Di bawah ini daftar

guru-guru yang berada di SMP Islam AL-Azhar 2 Pejaten tahun 2007.

Tabel., 5

Keadaan guru dan karyawan SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta

Selatan

No Nama Guru dan Karyawan

L / P

Pendidikan Tahun

Jabatan

1

2

3

4

5

Drs. H. Rakimi Ahsan, MA

Drs. Sri Hartoyo

Wedoyoto, BA

Drs. M. Arsyad

Cherchi Iskandar

L

L

L

L

L

S-2 Tarbiyah (2002)

S-1 FPIPS (1992)

S-M FISIP (1962)

S-1 FKIP (1990)

S-1 FPBS (2005)

Kep. Sekolah

Wakasek

Guru KTK-PLKJ

Guru PPKN

Guru KTK-PLKJ

MURID

PERPUST

GURU/WALI

KELAS

LAB

AVA

GURU PEMBINA

Page 55: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

Dra. Reni Susanti

Dra. Yenny Farida

Priyadi Suprapto, S.Pd

Elvira Rosanti, S.Pd

Dra. Dewi Rizawati

Sugino, S.Pd

Ilmi Kharisah, S.Pd

Drs. Mukhtarom

Drs. Sirajuddin M. Nur

Drs. Ponco Sulistyo

Ade Supratman

Drs. H. Syahroni

Ahmad Wahyudi, S.Pd

Bambang Syaefuddin, S.Ag

Siti Marzukoh, S.Pd

Burhanuddin

Siti Masyitoh, S.Pd

Drs. Takhril

Hj. Naziah, S.Pd

M. Sahdi Rosidi, S.Pd

Nanang Kuswara

Afif Ahmad Faisal

Drs. Slamet Iskandar

Asmawati

Junaedi

Syamsul Arifin, MK

Ujang Sukarma

Nasroni

Ahmad Idris

Muhammad Maulana

P

P

L

P

P

L

P

L

L

L

L

L

L

L

P

L

P

L

P

L

L

L

L

P

L

L

L

L

L

L

S-1 FPIPS (1994)

S-1 FPBS (1989)

S-1 FKIP (1993)

S-1 FPMIPA (1997)

S-1 FPMIPA (1992)

S-1 FPMIPA (1993)

S-1 FPBS (1997)

S-1 IKIP (1994)

S-1 Tarbiyah (1992)

S-1 IKIP (1994)

S-M FMIPA (1978)

S-1 Tarbiyah (1992)

S-1 FPBS (2000)

S-1 Tarbiyah (2001)

S-1 Tarbiyah (2001)

S-M FMIPA (1992)

S-1 FKIP (2000)

S-1 Tarbiyah (1989)

S-1 FKIP (2004)

S-1 FPBS (1992)

S-1 I. Komputer (2002)

S-1 I. Komputer (2004)

S-1 FISP (1997)

SMEA (1980)

S-1 FKIP (2004)

SMA (1986)

SD (1968)

SMK (1993)

S-1 F. Hukum (2004)

STM (1999)

Guru IPS (Sejarah)

Guru B. Indonesia

Guru B. Indonesia

Guru IPA (Fisika)

Guru Matematika

Guru Biologi

Guru B. Inggris

Guru Geografi

Guru Al-Qur’an

Guru Penjaskes

Guru Matematika

Guru Agama

Guru B. Inggris

Guru Agama

Guru Matematika

Guru Fisika

Guru BK

Guru Matematika

Guru BK

Guru Agama

Guru Komputer

Guru Komputer

Guru Geografi

Tata Usaha

Tata Usaha

Tata Usaha

Karyawan

Satpam

Satpam

Satpam

Page 56: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Adapun mengenai keadaan siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten

Jakarta Selatan tahun 2006-2007 adalah sebagai berikut:

Tabel., 6

Keadaan Siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan

Tahun 2006-2007

No kelas lk Pr Jumlah 1 2 3

VII VIII XI

A,B,C,D A,B,C,D A,B,C,D

82 93 63

76 58 69

158 151 132

Jumlah 238 203 441

Dari data di atas tampak terlihat jelas bahwa jumlah siswa-siswinya

mengalami kemunduran karena diakibatkan terlalu banyaknya lembaga sekolah

SLTA yang semakin menjamur, sehingga dapat terlihat jelas oleh mata kepala

kita bahwa daya saing antar sekolah terjadi dimana-mana, terbukti sekali bahwa

orang tua siswa lebih banyak memilih anak-anaknya untuk masuk ke sekolah-

sekolah negeri yang ada, namun dengan keadaan yang seperti ini SMP Islam

AL-Azhar 2 Pejaten tak pernah henti-hentinya untuk lebih meningkatkan

kualitas dan kuantitasnya.

5. Keadaan Sarana dan Prasarana SMP Islam Al-Azhar 2

Pejaten Jakarta Selatan Dalam meningkatkan dan melaksanakan proses kegiatan sekolah untuk lebih

efektif dan efisien, tentunya perlu adanya faktor pendukung jalanya suatu proses

kegiatan tersebut yaitu salah satunya sarana dan prasarana. Untuk menunjang

pelaksanaan tersebut di SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan sangat

dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang tersedia di lembaga tersebut

adalah sebagai berikut:

Page 57: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Tabel., 7 Keadaan sarana dan prasarana SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta

Selatan No Jenis Fasilitas Jumlah

1 Ruang Kepala Sekolah 1

2 Ruang BP 1

3 Ruang Tata Usaha 1

4 Ruang Kelas 12

5 Ruang AVA 1

6 Ruang PSB 1

7 Perpustakaan 1

8 Ruang Guru 1

9 Ruang Pembinaan Keagamaan 1

10 Ruang Kesenian 1

11 Ruang Osis 1

12 Lab. Kimia 1

13 Lab. Biologi 1

14 Lab. Fisika 1

15 Lab. Komputer 1

16 Koperasi 1

17 WC Guru 6

18 WC Siswa 6

19 Kantin sekolah 3

20 Poliklinik 1

21 Masjid 1

22 Lapangan Upacara 1

23 Lapangan olah raga 2

24 Kebun Sekolah

25 Area Parkir 1

26 Papan Tulis 12

27 Ruang Foto Copy 1

Page 58: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

28 Pos Satpam 1

29 Bank Bukopin 1

B. Pengolahan Data Pada pembahasan sebelumnya penulis telah kemukakan bahwa salah satu

teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui angket. Angket yang

penulis sebarkan berjumlah 40 angket yang dibagikan kepada sampel sebanyak

40 untuk siswa-siswi kelas VIII A dan C SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta

Selatan. Dan angket yang penulis telah sebarkan terdiri dari dua komponen

pertanyaan yang berjumlah 20 pertanyaan untuk siswa-siswi dan 20 pertanyaan

pun disebarkan untuk orang tua dari siswa yang penulis jadikan sebagai sampel

dan disusun berdasarkan pokok penelitian dan indikator dari variabel yang

diteliti, yaitu mengenai komunikasi antara orang tua dengan anak dan perilaku

anak. Teknik pengukuran dari penelitian ini dengan menggunakan kuesioner

dengan bobot nilai sesuai dengan jenis pertanyaannya.

Setelah dilakukan tahap penelitian yang meliputi teknik wawancara dan

penyebaran angket, maka untuk langkah selanjutnya pendeskripsian data, yaitu

gambaran dari semua data yang penulis peroleh dari hasil penelitian. Kemudian

data yang disajikan dalam penelitian ini adalah hasil dari penyebaran angket

mengenai komunikasi antara orang tua dengan anak dan perilaku keberagamaan

anak yang di peroleh dari responden siswa-siswi kelas VIII A dan C SMP Islam

Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan. Adapun hasil pengolahan angket adalah

sebagai berikut:

I. Komunikasi orang tua dengan anak (X) a. Keakraban

Tabel., 8 Orang tua mengajak anak untuk berkomunikasi

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 1 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

35 4 1 0

87,5 % 10 % 2,5 %

- Jumlah 40 100 %

Page 59: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah (87,5 %) orang tua

yang menjawab selalu, setengah lagi (10 %) menjawab sering dan sebagian kecil

(2,5 %) adapula yang menjawab kadang-kadang. Maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa secara keseluruhan orang tua siswa-siswi SMP Islam Al-

Azhar 2 Pejaten Jakarta selatan selalu mengajak anak untuk berkomunikasi.

Tabel., 9 Orang tua menyediakan waktu khusus untuk berlibur bersama anak dan

keluarga No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 2 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

18 14 8 0

45 % 35 % 20 %

- Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (45 %) orang tua

menjawab selalu menyedikan waktu khusus untuk berlibur bersama anak dan

keluarga, sebagian lagi (35 %) menjawab sering dan sebagian kecil (20 %) ada

yang menjawab kadang-kadang. Dengan demikian, dapat disimpulkan mayoritas

orang tua murid SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan mengatakan

bahwa selalu menyediakan waktu khusus untuk berlibur bersama anak dan

keluarga.

Tabel., 10 Orang tua meluangkan waktu untuk santai bersama anak dan keluarga

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 3 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

25 10 5 0

62,5 % 25 %

12,5 % -

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (62,5 %) orang tua

menjawab selalu meluangkan waktu untuk santai bersama anak dan keluarga,

setengah lagi (25 %) menjawab sering dan sebagian kecil (12,5 %) ada yang

menjawab kadang-kadang. Maka dapatlah disimpulkan orang tua siswa-siswi

Page 60: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan sebagian besar selalu

meluangkan waktu untuk santai bersama anak dan keluarga.

Tabel., 11 Orang tua menyediakan waktu untuk makan bersama anak dan keluarga

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 4 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

21 12 7 0

52,5 % 30 %

17,5 % -

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah (52,5 %) orang tua

menjawab selalu menyediakan waktu untuk makan bersama anak dan keluarga,

setengah lagi (30 %) menjawab sering dan sebagian kecil (17,5 %) adapula yang

menjawab kadang-kadang. Maka penulis menyimpulkan bahwa sebagian besar

orang tua siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan selalu

menyediakan waktu untuk makan bersama anak dan keluarga.

Tabel., 12 Orang tua memberikan pujian, belaian, ciuman atau bentuk kasih sayang

lainnya kepada anak No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 5 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

26 7 7 0

65 % 17,5 % 17,5 %

- Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas bahwa hampir setengah (65 %) orang tua menjawab selalu

memberikan pujian, belaian, ciuman atau bentuk kasih sayang lainnya kepada

anak, setengah lagi (17,5 %) menjawab sering dan kadang-kadang. Maka

dapatlah diambil kesimpulan bahwa orang tua siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar

2 Pejaten Jakarta Selatan sebagian besar selalu memberikan pujian, belaian,

ciuman dan seterusnya.

Page 61: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Tabel., 13 Orang tua berusaha menciptakan kehangatan dan kenymanan kepada

anak dan keluarga di rumah No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 6 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

32 7 1 0

80 % 17,5 % 2,5 %

- Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah (80 %) orang tua

menjawab selalu, setengah lagi (17,5 %) menjawab sering dan sebagian kecil

(2,5 %) adapula yang menjawab kadang-kadang. Dengan demikian, penulis

dapat menyimpulkan bahwa orang tua siswa-siswi SMP Islam Al-azhar 2

Pejaten Jakarta Selatan selalu berusaha untuk menciptakan kehangatan dan

kenyamanan kepada anak dan keluarga di rumah.

Tabel., 14 Orang tua selalu menjadi teladan/contoh yang baik bagi anak-anaknya di

rumah No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 7 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

23 11 6 0

57,5 % 27,5 % 15 %

- Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (57,5 %) orang tua

menjawab selalu, setengah lagi (27,5 %) menjawab sering dan sebagian kecil

(15 %) siswa menjawab kadang-kadang. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa

orang tua siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan mayoritas

selalu menjadi teladan/contoh yang baik bagi anak-anaknya di rumah.

b. Keterbukaan Tabel., 15

Orang tua menanyakan segala permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 8 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

25 10 5 0

62,5 % 25 %

12,5 % -

Page 62: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (62,5 %) orang tua

menjawab selalu, setengah lagi (25 %) menjawab sering dan sebagian kecil

(12,5 %) siswa menjawab kadang-kadang. Maka dapat diambil kesimpulan

bahwa orang tua siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan

sebagian besar selalu menanyakan segala permasalahan yang dihadapi oleh

anak.

Tabel., 16 Orang tua merespon/menanggapi dengan baik jika anak sedang

menceritakan permasalahan No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 9 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

29 10 1 0

72,5 % 25 % 2,5 %

- Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah (72,5 %) orang tua

menjawab selalu, setengah lagi (25 %) menjawab sering dan sebagian kecil (2,5

%) siswa menjawab kadang-kadang. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa

orang tua siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan mayoritas

selalu merespon atau menanggapi dengan baik jika anak sedang menceritakan

permasalahannya.

Tabel., 17 Orang tua membicarakan masalah yang sedang terjadi dalam keluarga

kepada anak dan keluarga No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 10 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

10 4 20 6

25 % 10 % 50 % 15 %

Jumlah 40 100 % Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (50 %) orang tua

menjawab kadang-kadang, setengah lagi (25 %) menjawab selalu dan sebagian

kecil (10 %) menjawab sering. Maka penulis dapat mengambil kesimpulan

bahwa orang tua siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan

Page 63: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

sebagian besar kadang-kadang membicarakan masalah yang sedang terjadi

dalam keluarga kepada anak.

Tabel., 18 Orang tua memberi nasehat/teguran, ketika anak berkata kurang baik

terhadap siapa saja No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 11 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

36 4 0 0

90 % 10 %

- -

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah (90 %) orang tua

menjawab selalu, setengah lagi (10 %). Maka dapat diambil kesimpulan bahwa

orang tua siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan mayoritas

selalu menjadi teladan/contoh yang baik bagi anak-anaknya di rumah.

Tabel., 19 Orang tua selalu mencari kespahaman apabila terjadi perbedaan pendapat

dengan anak No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 12 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

18 11 11 0

45 % 27,5 % 27,5 %

- Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (45 %) orang tua

menjawab selalu, setengah lagi (27,5 %) menjawab kadang-kadang dan sering.

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa orang tua siswa-siswi SMP Islam Al-

Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan sebagian selalu mencari kesepahaman apabila

terjadi perbedaan pendapat dengan anak.

Page 64: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Tabel., 20 Orang tua selalu menjadi teman curhat yang menyenangkan bagi anak

dan keluarga di rumah No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 13 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

25 8 7 0

62,5 % 20 %

17,5 % -

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (62,5 %) orang tua

menjawab selalu, setengah lagi (20 %) menjawab kadang-kadang dan sebagian

kecil (17,5 %) menjawab sering. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa orang

tua siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan sebagian besar

selalu menjadi teman curhat yang menyenangkan bagi anak dan keluarga di

rumah.

c. Perhatian Tabel., 21

Orang tua memberikan contoh/teladan yang baik kepada anak dalam berperilaku

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 14 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

29 8 3 0

72,5 % 20 % 7,5 %

- Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (72,5 %) orang tua

menjawab selalu, setengah lagi (20 %) menjawab sering dan sebagian kecil (7,5

%) menjawab kadang-kadang. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa orang tua

siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan sebagian besar selalu

memberikan contoh/teladan yang bai kepada anak dalam berperilaku.

Page 65: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Tabel., 22 Orang tua selalu memperhatikan dan memberi arahan pada perubahan-

perubahan yang terjadi pada perilaku anak No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 15 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

31 7 2 0

77,5 % 17,5 %

5 % -

Jumlah 40 100 % Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (77,5 %) orang tua

menjawab selalu, setengah lagi (17,5 %) menjawab sering dan sebagian kecil (5

%) menjawab kadang-kadang. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa orang tua

siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan mayoritas selalu

memperhatikan dan memberikan arahan pada perubahan-perubahan yang terjadi

pada perilaku anak.

Tabel., 23 Orang tua selalu menanamkan nilai-nilai budi pekerti yang baik kepada

anak di rumah No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 16 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

35 5 0 0

87,5 % 12,5 %

- -

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah (87,5 %) orang tua

menjawab selalu, setengah lagi (12,5 %) menjawab sering. Maka penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa orang tua siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2

Pejaten Jakarta Selatan mayoritas selalu menanamkan nilai-nilai budi pekerti

yang baik kepada anak.

Tabel., 24 Orang tua menegur/menasehati, ketika anak bermalas-malasan dalam

melaksanakan shalat lima waktu No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 17 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

32 6 2 0

80 % 15 % 5 %

- Jumlah 40 100 %

Page 66: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah (80 %) orang tua

menjawab selalu, setengah lagi (15 %) menjawab sering dan sebagian kecil (5

%) menjawab kadang-kadang. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa orang tua

siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan mayoritas selalu

menegur/menasehati, ketika anak bermalas-malasan dalam melaksanakan shalat

lima waktu.

Tabel., 25 Orang tua selalu memberi penghargaan (pujian, ucapan selamat atau

motivasi), jika anak berperilaku baik terhadap siapa pun No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 18 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

23 14 3 0

57,5 % 35 % 7,5 %

- Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (57,5 %) orang tua

menjawab selalu, setengah lagi (35 %) menjawab sering dan sebagian kecil (7,5

%) menjawab kadang-kadang. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa orang tua

siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan mayoritas selalu

meemberi penghargaan (pujian, ucapan selamat atau motivasi) jika anak

berperilaku baik terhadap siapa saja.

Tabel., 26 Orang tua membiarkan ketika melihat anak-anak bertengkar dengan

saudara kandungnya di rumah No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 19 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

1 1 11 27

2,5 % 2,5 % 27,5 % 67,5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (67,5 %) orang tua

menjawab tidak pernah, setengah lagi (27,5 %) menjawab kadang-kadang dan

sebagian kecil (2,5 %) menjawab selalu dan sering. Maka dapat diambil

kesimpulan bahwa orang tua siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta

Page 67: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Selatan mayoritas tidak pernah membiarkan ketika melihat anak-anak

bertengkar dengan saudara kandungnya di rumah.

Tabel., 27 Orang tua selalu mementingkan/sibuk dengan pekerjaannya sendiri di luar

rumah daripada mengurus anak dan keluarga di rumah No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 20 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

0 2 7 31

- 5 %

17,5 % 77,5 %

Jumlah 40 100 % Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (77,5 %) orang tua

menjawab tidak pernah, setengah lagi (17,5 %) menjawab kadang-kadang dan

sebagian kecil (5 %) menjawab sering. Maka dapat disimpulkan bahwa orang

tua siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan mayoritas tidak

pernah mementingkan/sibuk dengan pekerjaannya sendiri di luar rumah

daripada mengurus anak dan keluarga di rumah.

II. Perilaku anak (Y) a. Sikap Anak terhadap Sang Khalik

Tabel., 28 Anda selalu melaksanakan shalat wajib diawal waktu

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 21 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

23 10 2 5

57,5 % 25 % 5 %

12,5 % Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa lebih dari setengah (57,5 %) siswa

yang menjawab selalu melaksanakan shalat di awal waktu, setengah lagi (25 %)

siswa yang menjawab sering melaksanakan shalat di awal waktu dan adapula

siswa yang menjawab tidak pernah dengan hasil (12,5 %). Maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta

Selatan sebagian besar selalu melaksanakan shalat wajib di awal waktu.

Page 68: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Tabel., 29 Anda merasa terpaksa dalam melaksanakan shalat

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 22 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

9 9 12 10

22,5 % 22,5 % 30 % 25 %

Jumlah 40 100 % Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hamper setengah (30 %) dari siswa

menjawab kadang-kadang merasa terpaksa dalam melaksanakan shalat, sebagian

lagi (25 %) menjawab tidak pernah dan (22,5 %) siswa menjawab selalu dan

sering merasa terpaksa dalam melaksanakan shalat. Maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa sebagian kecil siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten

Jakarta Selatan merasa terpaksa dalam melaksanakan shalat.

Tabel., 30 Anda bergegas berangkat ke masjid ketika adzan berkumandang

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 23 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

23 10 3 4

57,5 % 25 % 7,5 % 10 %

Jumlah 40 100 %

Pada tabel di atas penulis dapat melihat bahwa sebagian besar (57,5 %) siswa

menjawab selalu bergegas berangkat ke masjid ketika adzan berkumandang,

sebagian lagi (25 %) menjawab sering serta terdapat sebagian kecil (10 %) yang

menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa mayoritas

siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan selalu bergegas

berangkat ke masjid ketika adzan berkumandang.

Tabel., 31 Anda berusaha bersabar dan ikhlas ketika diberikan cobaan/ujian dari

Allah SWT No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 24 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

9 8 16 17

22,5 % 20 % 40 %

17,5 % Jumlah 40 100 %

Page 69: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (40 %) siswa

menjawab kadang-kadang berusaha bersabar dan ikhlas ketika diberikan

cobaan/ujian dari Allah dan lebih dari setengah (42,5 %) siswa menjawab selalu

dan sering, serta ada sebagian kecil (17,5 %) siswa yang menjawab tidak pernah.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2

Pejaten Jakarta Selatan sebagian besar selalu berusaha bersabar dan ikhlas

ketika di berikan cobaan/ujian dari Allah.

Tabel., 32 Anda membaca “Bismillah”/doa ketika hendak melakukan hal kebaikan

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 25 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

9 10 10 11

22,5 % 25 % 25 %

27,5 % Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir sebagian (27,5 %) siswa

menjawab tidak pernah membaca “Bismillah”/doa ketika hendak melakukan hal

kebaikan, sebagian lagi (25 %) menjawab kadang-kadang, serta sebagian kecil

(22,5 %) siswa menjawab selalu. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi

kadang-kadang membaca “Bismillah” ketika hendak melakukan hal kebaikan.

Tabel., 33 Anda berdoa dan berzikir setelah melaksanakan ibadah shalat

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 26 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

23 10 3 4

57,5 % 25 % 7,5 % 10 %

Jumlah 40 100 % Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah (57,5 %) siswa

menjawab selalu berdoa dan berzikir setelah melaksanakan ibadah shalat dan

hampir setengah (25 %) menjawab sering dan sebagian kecil (10 %) menjawab

tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa-siswi SMP Islam

Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan selalu berdoa dan berzikir setelah

melaksanakan ibadah shalat.

b. Sikap anak terhadap sesame manusia

Page 70: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

- terhadap orang tua Tabel., 34

Anda melaksanakan dengan senang hati ketika bapak/ibu memerintah anda

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 27 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

20 15 3 2

50 % 37,5 % 7,5 % 5 %

Jumlah 40 100 % Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah (50 %) siswa

menjawab selalu melaksanakan dengan senang hati ketika orang tua

memerintahnya dan setengah lagi (37,5 %) siswa menjawab sering serta sebagia

kecil (5 %) siswa menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapatlah

disimpulkan bahwa mayoritas siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar Pejaten Jakarta

Selatan selalu merasa senang hati ketika orang tua memerintahnya.

Tabel., 35 Anda meminta izin dan mencium tangan kedua orang tua ketika hendak

berpergian No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 28 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

17 8 9 6

42,5 % 20 %

22,5 % 15 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah (42,5 %) siswa yang

menjawab selalu meminta izin dan mencium tangan kedua orang tua ketika

hendak berpergian, hampir setengah (22,5 %) siswa menjawab kadang-kadang

dan sebagian kecil menjawab tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa

mayoritas siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan selalu

meminta izin dan mencium tangan kedua orang tua ketika hendak berpergian.

Page 71: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Tabel., 36 Anda berkata kurang baik kepada bapak/ibu, ketika anda sedang kesal

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 29 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

0 4 33 3

- 10 %

82,5 % 7,5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (82,5 %) siswa

menjawab kadang-kadang berkata kurang baik ketika sedang kesal kepada orang

tua, dan setengah lagi (10 %) menjawab sering serta sebagia kecil (7,5 %) ada

yang menjawab tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa-

siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan kadang-kadang berkata

kurang baik ketika sedang kesal kepada orang tua.

Tabel., 37 Anda merasa kesal apabila bapak/ibu sibuk dengan pekerjaannya sendiri

hingga berkurang perhatiannya No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 30 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

10 17 4 9

25 % 42,5 % 10 %

22,5 % Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah (42,5 %) siswa

menjawab sering merasa kesal apabila orang tua sibuk dengan pekerjaannya

sendiri hingga berkurang perhatiannya, setengah lagi (22,5 %) menjawab tidak

pernah dan sebagian kecil (10 %) menjawab kadang-kadang. Dengan demikian

dapat disimpulkan bahwa mayoritas siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten

Jakarta Selatan sering merasa kesal apabila orang tua sibuk dengan

pekerjaannya sendiri hingga berkurang perhatiannya.

Page 72: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Tabel., 38 Anda menerima dengan ikhlas, ketika orang tua anda sedang memberikan

nasehat No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 31 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

18 16 4 2

45 % 40 % 10 % 5 %

Jumlah 40 100 % Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (45 %) siswa

menjawab selalu menerima dengan ikhlas ketika orang tua sedang memberikan

nasehat, setengah lagi (10 %) menjawab kadang-kadang dan sebagian kecil (5

%) ada yang menjawab tidak pernah. Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

sebagian besar siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan selalu

menerima dengan ikhlas ketika orang tua sedang memberikan nasehat.

- terhadap guru Tabel., 39

Ketika anda berpapasan/bertemu dengan guru, anda memberi salam kepadanya

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 32 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

22 13 5 0

55 % 32,5 %

5 % -

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (55 %) siswa

menjawab selalu memberi salam ketika berpapasan/bertemu dengan guru,

setengah lagi (32,5 %) menjawab sering dan sebagian kecil (5 %) ada yang

menjawab kadang-kadang. Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa

siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan selalu memberi

salam ketika berpapasan/bertemu dengan guru.

Page 73: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Tabel., 40 Anda tepat pada waktunya ketika datang ke sekolah

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 33 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

18 4 5 13

45 % 10 %

12,5 % 32,5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel ini dapat dilihat bahwa hampir setengah (45 %) siswa menjawab

selalu tepat pada waktunya datang ke sekolah, setengah lagi (32,5 %) menjawab

tidak pernah dan sebagian kecil (12,5 %) ada yang menjawab kadang-kadang.

Maka dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten

Jakarta Selatan sebagian besar selalu tepat pada waktunya datang ke sekolah.

Tabel., 41 Anda tertidur atau bercanda ketika guru sedang menerangkan pelajaran

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 34 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

2 11 25 2

5 % 27,5 % 62,5 %

5 % Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah (62,5 %) siswa

menjawab kadang-kadang tertidur dan bercanda ketika guru sedang

menerangkan pelajaran, setengah lagi (27,5 %) menjawab sering dan sebagian

kecil (5 %) ada yang juga menjawab tidak pernah. Maka dapatlah disimpulkan

bahwa mayoritas siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan

kadang-kadang tertidur dan bercanda ketika guru sedang menerangkan

pelajaran.

Tabel., 42

Anda merespon dengan baik ketika guru memberi teguran No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 35 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

10 8 18 4

25 % 20 % 45 % 10 %

Jumlah 40 100 %

Page 74: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah (45 %) siswa

menjawab kadang-kadang merespon dengan baik ketika guru memberi teguran,

setengah lagi (25 %) menjawab sering dan sebagian kecil (10 %) ada yang

menjawab tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kadang-

kadang siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan merespon

dengan baik ketika guru memberi teguran.

Tabel., 43 Anda selalu mendapat teguran dari guru BP, ketika anda melakukan

kesalahan No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 36 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

7 3 28 2

17,5 % 7,5 % 70 % 5 %

Jumlah 40 100 % Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah (70 %) siswa

menjawab kadang-kadang mendapat teguran dari guru BP ketika melakukan

kesalahan, setengah lagi (17,5 %) ada yang menjawab selalu dan sebagian kecil

(5 %) ada yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat penulis

simpulkan bahwa mayoritas kadang-kadang siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2

Pejaten Jakarta Selatan mendapat teguran dari guru BP ketika melakukan

kesalahan.

- terhadap teman

Tabel., 44 Anda selalu menolong teman yang sedang tertimpa musibah

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 37 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

7 1 31 1

17,5 % 2,5 % 77,5 % 2,5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa lebih dari setengah (77,5 %) siswa

menjawab kadang-kadang menolong teman yang sedang tertimpa musibah,

setengah lagi (17,5 %) menjawab selalu dan sebagian kecil (2,5 %) ada yang

menjawab tidak pernah. Maka dapat disimpulkan bahwa siswa-siswi SMP Islam

Page 75: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan sebagian besar kadang-kadang menolong

teman yang sedang tertimpa musibah.

Tabel., 45 Anda selalu meminta maaf kepada teman anda, ketika melakukan

kesalahan No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 38 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

5 2 31 2

12,5 % 5 %

77,5 % 5 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hampir setengah (77,5 %) siswa

menjawab kadang-kadang meminta maaf kepada teman ketika melakukan

kesalahan, setengah lagi (12,5 %) siswa menjawab selalu dan sebagian kecil (5

%) juga ada yang menjawab tidak pernah. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa mayoritas siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan

kadang-kadang meminta maaf ketika melakukan kesalahan dengan teman.

Tabel., 46 Anda selalu menegur teman yang berperilaku kurang baik

No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 39 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

7 5 18 10

17,5 % 12,5 % 45 % 25 %

Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa lebih dari setengah (45 %) siswa

menjawab kadang-kadang menegur teman yang berperilaku kurang baik,

setengah lagi (25 %) menjawab tidak pernah dan sebagian kecil (12,5 %) dari

siswa ada yang menjawab sering. Maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

sebagian besar siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan

kadang-kadang menegur teman yang berperilaku kurang baik.

Page 76: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Tabel., 47 Anda selalu mengajak teman untuk shalat berjama’ah di sekolah bersama

guru No Alternatif Jawaban Jumlah Prosentase 40 Selalu

Sering Kadang-kadang Tidak pernah

6 7 16 11

15 % 17,5 % 40 %

27,5 % Jumlah 40 100 %

Dari tabel di atas dapat di lihat bahwa lebih dari setengah (40 %) siswa

menjawab kadang-kadang mengajak teman untuk shalat berjama’ah di sekolah

bersama guru, setengah lagi (27,5 %) menjawab tidak pernah dan sebagian kecil

(15 %) dari siswa ada yang menjawab selalu. Maka penulis dapat

menyimpulkan bahwa secara keseluruhan siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2

Pejaten Jakarta Selatan kadang-kadang mengajak teman untuk shalat berjama’ah

bersama guru di sekolah.

C. Analisis dan Interpretasi Data Dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah secara

signifikan terdapat korelasi positif antara komunikasi orang tua dengan anak

terhadap perilaku anak. Kemudian penulis menganalisa data dengan melakukan

uji hipotesa, dan uji hipotesa ini dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi

Product Moment. Rumus ini digunakan untuk mencapai koefisien korelasi

antara dua variabel, yaitu variabel X dan Y dengan di tetapkan 40 siswa-siswi

kelas VIII A dan C SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan sebagai

sampel yang telah berhasil dihimpun. Sebagaimana tertera pada tabel sebagai

berikut:

Tabel., 48

Perhitungan untuk memperoleh Angka Indeks Korelasi Antara Variabel X

dan Variabel Y

Responden X Y X² Y² XY

1. 65 49 4225 2401 3185

2. 62 53 3844 2809 3286

Page 77: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

3. 75 47 5625 2209 3525

4. 68 52 4624 2704 3536

5. 66 66 4356 1764 3432

6. 62 42 3844 2209 2604

7. 65 49 4225 2401 3185

8. 62 53 3844 2809 3286

9. 76 44 5776 1936 3344

10. 58 48 3364 2304 2784

11. 73 47 5329 2209 3431

12. 64 48 4096 2304 3072

13. 76 47 5776 2209 3572

14. 49 54 2401 2916 2646

15. 76 48 5776 2304 3648

16. 62 51 3844 2601 3162

17. 71 47 5041 2209 3337

18. 72 52 5184 2704 3744

19. 62 47 3844 2209 2914

20. 77 48 5929 2304 3696

21. 74 41 5476 1681 3034

22. 74 45 5476 2025 3330

23. 74 51 5476 2601 3774

24. 70 45 4900 2025 3150

25. 75 45 5625 2025 3375

26. 74 48 5476 2304 3552

27. 71 52 5041 2704 3692

28. 74 59 5476 3481 4366

29. 75 46 5625 2116 3450

30. 76 46 5776 2116 3496

31 66 44 4356 1764 2904

32 72 49 5184 2401 3528

Page 78: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

33 66 47 4356 2209 3102

34 77 41 5929 1681 3157

35 75 51 5625 2601 3825

36 74 54 5476 2916 3996

37 72 48 5184 2304 3456

38 78 50 6084 2500 3900

39 74 47 5476 2209 3478

40 80 44 6400 1936 3520

N=40 ∑X=2812 ∑Y=1913 X²=199364 Y²=93114 ∑XY=135474

Dari tabel di atas diperoleh N=40, ∑X=2812, ∑Y=1913, X²=199364,

Y²=93114, ∑XY=135474. maka dapat dicari angka korelasi (rxy) dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

rxy = N∑XY - ∑X∑Y ———————————————

√ {N∑X² - (∑X²) } {N∑Y² - (∑Y²) } = 40 x 135474 – (2812) (1913)

——————————————— √ (40 x 199364 – (2812)² (40 x 93114 – (1913)² = 5418960 – 5379356

—————————————————— √ (7974560 – 7907344) (3724560 – 3659569) = 39604

———————— √ 67216 x 64991 = 39604

———————— √ 4368435056 = 39604 66094,1378 = 0,59

Page 79: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Kemudian dari hasil koefisien di atas dapat dilihat bahwa antara komunikasi

orang tua dengan anak dan perilaku positif anak terdapat pengaruh atau korelasi

yang cukup. Sebagaimana Drs. Anas Sudijono mengatakan dalam bukunya

Pengantar Statistik Pendidikan, membagi kriteria korelasi koefisien sebagai

berikut:

0,00-0,20 = Hampir tidak ada korelasi

0,20-0,40 = Korelasi rendah

0,40-0,70 = Korelasi cukup

0,70-0,90 = Korelasi tinggi

0,90-1,00 = Korelasi sangat tinggi.

Dari data di atas, dapat dilihat bahwa analisa tentang pengaruh komunikasi

orang tua terhadap perilaku anak terdapat korelasi positif dengan nilai 0,59 yang

terletak antara 0,40–0,70 dengan hasil korelasi cukup. Maka dapat dinyatakan

bahwa korelasi antara variabel X dan Y yaitu terdapat pengaruh, dengan

demikian:

Ha : Terdapat korelasi positif antara komunikasi orang tua dengan anak

terhadap perilaku anak.

Ho : Tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara komunikasi

orang tua dengan anak terhadap perilaku anak.

Dan untuk menguji hipotesis tersebut, maka “r” obsevasi (ro) yang diperoleh

dari perhitungan statistik jika dibandingkan dengan “r” dalam tabel nilai “r”

product moment (rt), dengan terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (db) atau

degrees of freedom (df) dengan menggunakan rumus dibawah ini:

Diketahui r hitung = 0,59

df = N – nr

= 40 – 2 = 38

keterangan:

df = Degrees of Freedom

N = Number of cases

Page 80: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan

Dengan df sebesar 38 lalu dikonsultasikan kepada tabel nilai (rt) pada taraf

signifikansi 5% maupun pada taraf signifikansi 1%. Maka dengan df sebesar 38

itu, diperoleh harga “r” pada tabel rt yaitu pada taraf signifikansi 5% = 0,325

dan pada taraf 1% =0,481.

Ternyata rxy atau ro pada taraf signifikansi 5% lebih besar dari r table

(0,59>0,325), maka pada taraf signifikansi 5% hipotesa nol (Ho) ditolak

sedangkan hipotesa alternatif (Ha) diterima. Ini berarti bahwa taraf signifikansi

5% memang terdapat korelasi positif antara variabel X dan Y.

Kemudian pada taraf signifikansi 1% rxy atau ro adalah lebih besar dari pada

r table (0,59>0,481), maka pada taraf signifikansi 1% pun hipotesa nol (Ho)

ditolak dan hipotesa alternatif (Ha) diterima, dan ini berarti bahwa pad taraf

signifikansi 1% juga terdapat korelasi positif antara variabel X dan Y.

Dari hasil penelitian ini, maka dapat penulis simpulkan bahwa hipotesa

alternatif (Ha) yang menyatakan adanya korelasi positif yang cukup antara

komunikasi orang tua dengan anak terhadap perilaku anak diterima. Dan

berdasarkan pada deskripsi dan analisis data di atas penulis dapat memberikan

interpretasi, bahwa terdapat korelasi positif antara komunikasi orang tua dengan

anak terhadap perilaku anak kelas VIII A dan C SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten

Jakarta Selatan. Ini ditunjukkan dengan taraf signifikansi 1% dan 5% rxy atau ro

adalah lebih besar dari pada r tabel (0,59>0,325), maka pada taraf signifikansi

1% ini hipotesa alternatif (Ha) diterima dan hipotesa nol (Ho) ditolak, yang

berarti bahwa taraf signifikansi 1% terdapat korelasi positif yang cukup antara

variabel X dan Y.

Page 81: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan Dari keseluruhan proses penelitian yang telah penulis lakukan mengenai

pengaruh komunikasi orang tua terhadap perilaku anak di SMP Islam Al-

Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan. Maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Komunikasi antara orang tua dengan anak di SMP Islam Al-Azhar 2

Pejaten Jakarta Selatan berjalan dan terlaksana cukup baik, hal ini dapat

dilihat dari hasil angket variabel X dan dari hasil wawancara yang

penulis lakukan.

2. Sebagian besar siswa-siswi kelas VIII A dan C SMP Islam Al-Azhar 2

Pejaten Jakarta Selatan memiliki perilaku cukup baik. Dapat dilihat dari

hasil yang penulis peroleh pada tabel prosentase mengenai perilaku

mereka sehari-hari terhadap Sang Khalik dan terhadap sesama seperti

sikap atau tindakan mereka terhadap Allah Swt, orang tua, guru dan

teman dalam kehidupan sehari-hari yang tergolong cukup baik.

3. Terdapat korelasi positif komunikasi antara orang tua dengan anak

terhadap perilaku siswa-siswi kelas VIII A dan C SMP Islam Al-Azhar 2

Pejaten Jakarta Selatan. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya hasil

perhitungan yang didapat dengan nilai rxy = 0,59 yang terletak pada

kategori (0,40 – 0,70) yang berarti korelasinya termasuk ke dalam

korelasi cukup.

B. Saran Dengan tidak bermaksud menggurui, penulis dapat memberikan saran

yang mudah-mudahan bisa bersifat membangun yang berdasarkan pada hasil

kesimpulan di atas, yaitu:

1. Bagi siswa, hormatilah dan ingatlah selalu nasehat dari orang tua serta

jalinlah komunikasi yang sebaik-baiknya dengan orang tua.

Page 82: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

2. Bagi orang tua yang bertanggung jawab atas masa depan perkembangan

anak-anaknya, hendaknya lebih memperhatikan, memantau atau

mengarahkan gerak-gerik/tingkah laku anak yaitu dengan meningkatkan

kembali kesadarannya untuk menjalin komunikasi yang lebih intensif

dengan menyediakan waktu untuk bersama keluarga. Dan orang tua pun

harus menyadari bahwa segala apapun yang dimiliki anak adalah

prioritas pertama, karena bagimanapun juga anak adalah anugerah yang

terindah dan sebagai titipan Allah SWT yang harus diperihara serta

dijaga dengan sebaik-baiknya karena sedewasa apapun mereka masih

tetap membutuhkan seseorang yang dapat mengayomi, membimbing,

mengarahkan dan menjadi teladan bagi dirinya.

3. Bagi pihak sekolah hendaknya lebih memperhatikan hubungan antara

orang tua dengan anak ataupun sebaliknya, baik itu yang terjalin baik

atau kurang baik antara anak dengan orang tuanya, dan dapat

memberikan jalan keluar atau solusi yang baik terhadap permasalahan

yang sedang mereka (siswa) hadapi sehingga dapat terselesaikan dengan

baik.

Page 83: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

DAFTAR PUSTAKA Amini Ibrahim, Agar Tak Salah Mendidik, Jakarta: Al-Huda, 2006.

Arifin M., Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, Jakarta: Bulan Bintang, 1978.

Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 2002. Balson Maurice, Bagaimana Menjadi Orang Tua Yang Baik, Jakarta: Bumi

Askara, 1996. Basri Hasan, Keluarga Sakinah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997.

Cangara Hafied, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2005.

Dali Gulo, Kamus Psikologi, Bandung: Tonis, 1982.

Daryanto, Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, Surabaya: Apollo.

Departemen Agama, Al-Qur’an dan Tarjamah, Bandung: Gema Risalah Press, 1989

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1996. Echol M. Jhon, et al., Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia, 1996.

Effendy Uchjana Onong, Kamus Komunikasi, Bandung: Mandar Maju, 1989.

Gunarsa D. Singgih, Psikologi Praktis Anak, Remaja dan Keluarga, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995.

Hadjar Ibnu, Dasar-dasar Metodolgi Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1999. Hurlock B. Elizabeth, Perkembangan Anak, Jakarta: Erlangga, Jilid. 2

Husin Hasbullah, Managemen Menurut Islamologi, Jakarta: Gema Insani Press, 1997.

Irwanto, penyunting Danny I Yatim, Kepribadian Keluarga dan Narkoba

(Tinjauan Sosial dan Psikologis), Jakarta: Penerbit Arcan, 1991. Kurniawan Yedi, (ed), Pendidikan Anak Sejak Dini Hingga Masa Depan,

(Tinjauan Islam dan Permasalahannya), Jakarta: CV. Firdaus, 1992.

Page 84: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Langgulung Hasan, Azas-Azas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1998

Mulyana Deddy, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosda

Karya, 2001. Mar’at, Sikap Manusia Terhadap Perubahan Serta Pengukurannya, Jakarta:

Ghalia Indonesia, 1982. Margono S, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2005.

Partanto A. Pius, dkk., Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan, Bandung: CV. Pustaka Setia, 1996.

Poerdarmawinta W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai

Pustaka, 1982. Robbins G. James, dkk., Komunikasi Yang Efektif, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu

Jaya, 1986. Sabri Alisuf. M, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Jaya, 1995 ---------, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Jaya, 1996.

Sarwono Wirawan Sarlito, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1984

Shihab Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1986.

Siagian Sondang. P, Organisasi Kepemimpinan dan Perilaku Administrasi, Jakarta: Gunung agung, 1985.

Sobur Alex, Anak Masa Depan, Bandung: Angkasa

---------, Komunikasi Orang tua-Anak, Bandung: Angkasa, 1996.

---------, Pembinaan Anak Dalam Keluarga, Jakarta: BPK, Gunung Mulia, 1988.

Soetarno. R, Psikologi Sosial, Yogyakarta: Kanisius, 1993

Sudijono Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.

Supardi Ahmad, dkk., Metodologi Riset, Bandung: IAIN SGD, 1984.

Supraktik Ahmad, Komunikasi Antar Pribadi Tinjauan Psikologis, Jogjakarta: Kanisius, 1995

im Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Ciputat: FITK, 2007 Wahlroos Sven, Komunikasi Keluarga, Jakarta: Gunung Mulia, 1999.

Page 85: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

ANGKET UNTUK ORANG TUA MENGENAI KOMUNIKASI ANTARA ORANG TUA DENGAN ANAK

(Studi Kasus SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan)

Kepada Yth: Bapak/Ibu/Wali murid

Di Tempat

Assalamualaikum wr, wb

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir kuliah yaitu penulisan skripsi, saya

adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatulah Jakarta, mengharapkan kesediaan

bapak/ibu untuk membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang akan

diajukan dan saya berharap agar bapak/ibu memilih jawaban yang sesuai dengan

keadaan yang sebenarnya. Disamping itu saya beritahukan bahwa:

1. Jawaban yang bapak/ibu berikan penulis akan jamin kerahasiaannya.

2. Pengisian angket ini tidak berpengaruh terhadap nilai rapot anak bapak/ibu.

3. Diharapkan bapak/ibu menjawab pertanyaan yang saya berikan dengan

jawaban yang sesuai. Akhir kalam, saya ucapkan terima kasih.

BIODATA RESPONDEN

Nama orang tua :

Nama siswa :

Kelas :

I. komunikasi Orang Tua Dengan anak (X) 1. Apakah bapak/ibu mengajak anak untuk berkomunikasi?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

2. Apakah bapak/ibu menyediakan waktu khusus untuk berlibur bersama anak

dan keluarga?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 86: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

3. Apakah bapak/ibu meluangkan waktu untuk santai bersama anak dan

keluarga?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

4. Apakah bapak/ibu menyediakan waktu untuk makan bersama anak dan

keluarga?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

5. Apakah bapak/ibu memberikan pujian, belaian, ciuman atau bentuk-bentuk

kasih sayang lainnya kepada anak?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

6. Apakah bapak/ibu berusaha menciptakan kehangatan dan kenyamanan kepada

anak dan keluarga di rumah?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

7. Apakah bapak/ibu selalu menjadi teladan/contoh yang baik bagi anak-anak di

rumah?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

8. Apakah bapak/ibu menanyakan segala permasalahan yang sedang dihadapi

oleh anak?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

9. Apakah bapak/ibu merespon/menanggapi dengan baik jika anak sedang

menceritakan permasalahannya?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

10. Apakah bapak/ibu membicarakan masalah yang sedang terjadi dalam

keluarga kepada anak dan keluarga?

a. Selalu c. Kadang-kadang

Page 87: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

b. Sering d. Tidak pernah

11. Apakah bapak/ibu memberi teguran/nasehat ketika anak berkata kurang

sopan terhadap siapa saja?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

12. Apakah bapak/ibu selalu mencari kesepahaman apabila terjadi perbedaan

pendapat dengan anak?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

13. Apakah bapak/ibu berusaha menjadi teman curhat yang menyenangkan bagi

anak dan keluarga di rumah?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

14. Apakah bapak/ibu memberikan contoh/teladan yang baik kepada anak dalam

berperilaku?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

15. Apakah bapak/ibu terus memperhatikan dan memberi arahan pada

perubahan-perubahan yang terjadi pada perilaku anak?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

16. Apakah bapak/ibu selalu menanamkan nilai-nilai budi pekerti yang baik

kepada anak di rumah?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

17. Apakah bapak/ibu menegur/menasehati ketika anak bermalas-malasan dalam

melaksanakan shalat lima waktu?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

18. Apakah bapak/ibu selalu memberikan penghargaan (pujian, ucapan selamat,

motivasi) jika anak berperilaku baik terhadap siapa saja?

Page 88: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

19. Apakah bapak/ibu membiarkan ketika melihat anak-anak bertengkar dengan

saudara kandungnya di rumah?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

20. Apakah bapak/ibu selalu mementingkan/sibuk pekerjaannya sendiri di luar

rumah daripada mengurus anak dan keluarga di rumah?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 89: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

ANGKET UNTUK SISWA MENGENAI PERILAKU POSITIF ANAK

(Studi Kasus SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan)

Petunjuk pengisian

• Mulailah dengan membaca “Basmallah” sebelum memberikan jawaban • Berilah tanda silang (X) pada jawaban a,b,c, atau d • Jawablah sesuai dengan yang anda alami dan rasakan, karena kami akan

merahasiakan identitas anda. • Jawaban yang anda berikan tidak akan mempengaruhi prestasi anda di

sekolah • Terima kasih kami ucapkan atas partisipasi anda dalam memberikan

jawaban dengan baik dan akhiri dengan membaca “Hamdallah”

BIODATA RESPONDEN Nama :

Kelas :

II. Perilaku Anak (Y) 21. Apakah anda selalu melaksanakan shalat wajib diawal waktu?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

22. Apakah anda merasa terpaksa dalam melaksanakan ibadah shalat?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

23. Apakah anda bergegas berangkat ke masjid ketika adzan berkumandang?

a. Selalu c. kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

24.Apakah anda selalu berusaha bersabar dan ikhlas ketika diberikan

cobaan/ujian dari Allah?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 90: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

25. Apakah anda selalu membaca “Bismillah”/doa ketika hendak melakukan hal

kebaikan?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

26. Apakah anda selalu berdoa dan berzikir setelah melaksanakan ibadah shalat?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

27. Apakah anda melaksanakan dengan senang hati ketika bapak/ibu

memerintah anda?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

28. Apakah anda meminta izin dan mencium tangan kedua orang tua anda,

ketika hendak berpergian?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

29. Apakah anda berkata kurang baik kepada bapak/ibu, ketika anda sedang

kesal?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

30. Apakah anda merasa kesal apabila bapak/ibu sibuk dengan pekerjaannya

sendiri hingga berkurang perhatiannya?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

31.Apakah anda menerima dengan ikhlas, ketika orang tua anda sedang

memberikan nasehat?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

32. Apakah ketika anda berpapasan/bertemu dengan guru, anda selalu memberi

salam kepadanya?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 91: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

33. Apakah anda tepat pada waktunya datang ke sekolah?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

34. Apakah anda tertidur atau bercanda ketika guru sedang menerangkan

pelajaran di dalam kelas?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

35. Apakah anda merespon dengan baik ketika guru memberi teguran?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

36. Apakah anda selalu mendapat teguran dari guru BP, ketika anda melakukan

kesalahan?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

37. Apakah anda selalu menolong teman yang sedang tertimpa musibah?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

38. Apakah anda selalu meminta maaf kepada teman anda, ketika melakukan

kesalahan?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

39. Apakah anda selalu menegur teman yang berperilaku kurang baik?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

40. Apakah anda pernah mengajak teman untuk shalat berjama’ah di sekolah

bersama para guru?

a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

Page 92: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

PEDOMAN WAWANCARA

Hari/Tanggal :

Tempat :

Waktu :

Yang diwawancarai :

Jabatan :

Yang mewawancarai :

PERTANYAAN 1. Bagaimana sejarah singkat berdirinya SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta

Selatan? 2. Bagaimana sarana dan prasarana di SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta

Selatan?

3. Berapa jumlah guru dan karyawan yang ada sekarang di SMP Islam Al-

Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan?

4. Berapa jumlah siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan

yang ada sekarang (2006-2007)?

5. Sudah berapa lama bapak/ibu menjabat sebagai kepala sekolah dan

bagaimana penilaian bapak terhadap perilaku siswa selama berada

lingkungan sekolah?

6. Menurut bapak/ibu, apakah ada pengaruh antara komunikasi orang tua

terhadap perilaku positif anak?

Page 93: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

HASIL WAWANCARA

Hari/Tanggal : Selasa, 30 September 2007

Tempat : Ruang PSB

Waktu : 08.30 – 09.00

Yang diwawancarai : Siti Masyitoh, S.Pd

Jabatan : Guru BP

Yang mewawancarai : Hilmi Mufidah

Pertanyaan

1. Sudah berapa lama bapak/ibu menjabat sebagai guru BP dan bagaimana

menurut penilaian ibu dengan perilaku siswa selama berada lingkungan

sekolah?

Jawaban

Saya mengajar kurang lebih sudah 4 tahun di SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten

Jakarta Selatan, kemudian untuk masalah penilaian saya mengenai perilaku

siswa-siswi selama berada di sekolah. Pada dasarnya mereka itu adalah

anak-anak yang baik akan tetapi mereka termasuk anak-anak yang

manja/kurang mandiri, masih harus selalu diingatkan misalnya mengenai

masalah jadwal les, remedial dll, karena mereka itu sebagian besar berasal

dari kalangan keluarga menengah ke atas, mungkin yang masih menjadi

masalah pada perilaku mereka di sekolah yaitu masalah ketertiban dalam

memakai jilbab yng juga masih perlu diingatkan kembali sama seperti

sekolah-sekolah yang lain, jika terjadi perkelahian menurut saya yang

menjadi penyebabnya adalah terjadi kesalahpahaman terutama pada siswa-

siswi kelas 1 dan itu pun biasa terjadi di bulan-bulan pertama 1,2 atau

sampai 3 bulan saja karena memang mereka berasal dari latar belakang

sekolah yang berbeda-beda jadi masih perlu beradaptasi antar sesamanya,

sedangkan masalah perilaku siswa-siswi kepada guru, menurut saya pribadi

mereka masih menghormati kami sebagai guru, meskipun itu ada siswa yang

tidak atau kurang hormat kepada guru itu penyebabnya adalah

Page 94: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

kesalahpahaman dan kesenjangan usia yang terjadi antara guru dengan siswa

atau dapat dikatakan dua generasi yang masih belum terjembatani akan

tetapi perbandingannya kecil dengan siswa yang menghormati guru. Untuk

masalah perilaku siswa yang lainnya menurut saya sebagai guru BP di

sekolah ini sudah cukup baik.

Pertanyaan

2. Menurut bapak/ibu, faktor apa saja yang mempengaruhi kurang intensifnya

komunikasi antara orang tua dengan anak?

Jawaban

Dalam masalah faktor apa saja yang mempengaruhi kurang intensifnya

komunikasi antara orang tua dengan anak, menurut saya khususnya di SMP

Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan, karena mengingat rata-rata para

orang tua di Al-Azhar 2 ini ialah berasal dari kalangan menengah ke atas dan

sebagian besar orang tuanya mempunyai pekerjaan di luar rumah baik itu

sebagai pengusaha, pejabat, karyawan ataupun yang lainnya, sehingga waktu

untuk bersama-sama keluarga terkadang menjadi berkurang, biasanya di

minggu-minggu efektif mereka kurang waktu untuk bertemu, hanya pada

hari sabtu jam 3 setelah pulang sekolah karena di Al-Azhar hari sabtu anak-

anak belum libur sekolah. Jadi waktu untuk berkumpul bersama hanya

setengah hari sabtu dan minggu saja, itupun bagi orang tua yang libur pada

hari itu. Kurang intensifnya jika jadwal bertemunya ketika anak berangkat

ke sekolah mereka yang mengantar, atau ketika anak pulang sekolah mereka

belum pulang atau ketika pagi-pagi anak akan berangkat ke sekolah mereka

belum bangun atau sudah berangkat lebih awal. Jadi pada intinya faktor

yang mempengaruhi kurang intensifnya komunikasi antara orang tua dengan

anak di SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan ini adalah dalam

masalah waktu yang tesedia.

Pertanyaan

3. Menurut bapak/ibu, apakah ada pengaruh antara komunikasi orang tua

terhadap perilaku positif anak?

Page 95: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

Jawaban

Selama ini menurut pandangan saya pribadi komunikasi orang tua sangat-

sangat akan mempengaruhi perilaku positif siswa, walaupun kita bisa

menggunakan bahasa secara tertulis misalnya orang tua meninggalkan

pesan, contohnya “nak, kamu jangan seperti itu berkelahi atau yang

lainnya”, kalau orang tua yang langsung berbicara itu biasanya akan lebih

terdengar atau didengar oleh anak dan akan lebih diingat. Artinya orang tua

disini benar-benar berbicara kepada anak tersebut bukan hanya berbicara

lewat kertas saja. Berbicara (komunikasi) dengan timbal balik akan lebih

efektif karean ketika orag tua berbicara, anak lebih bisa menjawab dalam arti

bukan membantah akan tetapi mendiskusikan sehingga akan lebih

mempengaruhi perilaku mereka (anak). Dengan demikian, orang tua disini

harus bisa mengenal atau mengerti apakah anaknya berpontensi untuk

berkomunikasi lewat telfon saja atau secara langsung, akan tetapi lebih baik

di gunakan kedua-duanya.

Pertanyaan

5. Menurut pandangan ibu, apakah orang tua siswa-siswi SMP Islam Al-Azhar

2 Pejaten ini sudah semaksimal mungkin membimbing dan mengarahkan

nak untuk berperilaku positif?

Jawaban

Menurut saya pribadi sebagai guru BP di sekolah ini, setiap orang tua siswa-

siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan sebagian besar insya

Allah sudah melakukan semaksimal mungkin yang terbaik untuk anak-

anaknya, dan kalaupun ada mungkin hanya beberapa yang mempercayakan

sepenuhnya anak dewasa dengan sendirinya atau sepenuhnya pada sekolah

atau. Memang komunikasi bisa dilakukan secara langsung ataupun tidak

seperti lewat pesan tertulis tetapi ada juga orang tua yang lebih melakukan

komunikasi dengan anaknya secara lisan/langsung. Padahal dalam masalah

ini seharusnya orang tua harus mengerti kondisi anak-anaknya lebih bisa

Page 96: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...

berkomunikasi secara langsung atau tidak, akan tetapi sebaiknya untuk lebih

efektif orang tua harus bisa lebih menggunakan keduanya.

Pertanyaan

6. Mengingat kondisi yang seperti ini yaitu sebagian besar orang tua siswa-

siswi SMP Islam Al-Azhar 2 Pejaten Jakarta Selatan dari kalangan

menengah ke atas dan kebanyakan orang tua murid memiliki kesibukan di

luar rumah, bagaimana cara yang terbaik menurut ibu pribadi sebagai guru

BP untuk mengatasinya/solusinya?

Jawaban

Dalam masalah ini, adalah suatu keuntungan bagi Al-Azhar karena

kebetulan di lembaga ini menyediakan fasilitas telefon yang fungsinya yaitu

untuk melakukan konfirmasi dengan orang tua siswa-siswi yang bermasalah

di sekolah atau datang ke rumah-rumah (Home Visit) untuk bertemu

langsung dengan orang tua yang semua itu sudah mendapat tunjangan (di

biayai) dari pihak sekolah. Jika ini di bilang suatu keuntungan bagi Al-

Azhar, karena dengan adanya fasilitas tersebut akan memudahkan bagi guru-

guru khususnya saya sebagai guru BP, dan biasanya sebagian orang tua akan

selalu memenuhi panggilan dari sekolah, kalau pun ada mungkin hanya

sebagian saja dari orang tua siswa-siswi yang kurang respek sehingga untuk

datang ke sekolah hanya sekali atau dua kali saja. Jadi pada intinya, cara

atau solusi yang terbaik dari pihak sekolah dengan menyediakan fasilitas

telefon dengan tujuan untuk mempermudah melakukan konfirmasi antara

pihak sekolah dengan orang tua siswa, karena memang yang biasanya

digunakan di Al-Azhar ialah fasilitas telefon.

Page 97: Komunikasi Antara Orang Tua dengan Anak dan Pengaruhnya ...