Komunikasi Antar Shift Di Rawat Inap

17

Click here to load reader

description

642khfs

Transcript of Komunikasi Antar Shift Di Rawat Inap

Komunikasi Antar Shift di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. H. M. Rabain Kabupaten Muara Enim Provinsi Sumatera Selatan Muhajir, Anis Fuad, Mubasysyir Hasanbasri Katakunci: communication, between shift -Tidak Untuk Disitasi- Program Magister Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan,Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2007 Working Paper Series No. 9 April 2007, First Draft Muhajir, Anis Fuad, Mubasysyir Hasanbasri; WPS no. 9 April 2007 1stdraft t Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM http://lrc-kmpk.ugm.ac.id 2Communication Between Shift in Inpatient Installation of dr. H. M. Rabain General Hospital of Muara Enim South-Sumatera Muhajir1, Anis Fuad2, Mubasysyir Hasanbasri3 Background: Existence of 112 sighs of service inpatient installation in the year2004,and152sighsintheyear2005,79%from264(209cases) because of lack of communications. Survey year of 2005, 60% expressing todissatisfywithserviceinpatientinstallation,and46%serviceofnurse. Itscauseisthelackofcommunicationsbetweenofficers.Thisstudyto explore communications between shift. Method:Across-sectionalstudywithqualitativemethod.Weobserved 199 shifts during three mounths involving 87 nurses in inpatient installation and carried out 1 focus group discussion with 9 nurses. Observation check list was adopted from Patterson et al. The data was analysis descriptively.Results:Communicationstrategiesnotconsistentwasadditionalupdate from practitioners other than one being replaced, limit interruptions during updates, includes outgoing teams stance toward changes to plan, update information in the same order every time, intermittent monitoring while on call,incomingreceivesprimaryaccestothemostuptodateinformations, outgoingoversesincomingsworkfollowingupdateanddelaytransferof responsibilityduringcriticalactivities.Communicationmediasusedwas directbook100%,facetoface97%,injectionbook51%,andpatient statusof43%.Facetofacewithcompletepatientinformations17%. Writingofspecialmessageatreportbookof46shifts(23%).Thereis differenceofcolourmappatientstatus.Transferinformationwithdirect facetofaceandnothurry17%.Transferinformationsdoneinnurses station 191 from 199 shifts. Found 7 case medical error because mistake of communications. Conclusions:Thecommunicationstrategiesnoconsistencewasto improve efektifitas, efficiency, data access, and detect mistake. Dominant communicationsusedwritten.Communicationsmediawhichdirecttobe exploitedininformationtransferofmediarelatedtopatientwasfaceto face,patientstatus,reportbook,andinjectionbook.Dominant informationsnotsubmittedwasplanningandpreparationofaction, supporterdiagnose,criticalpatientcondition,theactionandtherapy activityunderway,andalsofollow-upplan.Dominantcommunications barriers was system factor. 1 dr. H. M. Rabain General Hospital of Muara Enim, South-Sumatera 2 The Magister of Health Management Information System, Gadjah Mada University, Yogyakarta 3 The Magister of Policy and Health Service Management, Gadjah Mada University, Yogyakarta Muhajir, Anis Fuad, Mubasysyir Hasanbasri; WPS no. 9 April 2007 1stdraft t Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM http://lrc-kmpk.ugm.ac.id 3Latar Belakang RumahsakitUmumDaerah(RSUD)dr.H.M.RabainKabupatenMuara EnimmerupakanrumahsakittypeCplus.Indikatorkinerjarumahsakit dominan tidak memenuhi standar. Indikator yang memenuhi standar yaitu crudedeathrate(CDR)dannetdeathrate(NDR).Berdasarkanevaluasi supervisorRSUDdr.H.M.RabainMuaraEnim,terdapat112keluhan padatahun2004dan152keluhanpadatahun2005.Angkakeluhan pelayananperawatanpasiendirawatinapsebesar209dari264kasus (79%) yang disebabkan kurangnya komunikasi antara petugas jaga. Kegagalankomunikasimenyebabkan80%kasusmalpraktek, meningkatnyabiayapenyelenggaraanpelayanan,danmenimbulkan kebingunganantarpetugasmenyangkutrencanapelayanan.1 Pencegahan terhadap medical errors dapat melalui perbaikan komunikasi danperbaikanjadwal/sistemkerjayangmudahdipahamitermasuk perubahanshift.2Surveyyangdilakukanolehmanajemenrumahsakit terhadappasienpadatahun2005menyatakan60%tidakpuasdengan pelayananrawatinap.Dariangkatersebut21%disebabkanoleh pelayanandokter,46%olehpelayananperawat,dan33%olehfasilitas ruangan.Ketidakpuasandiantaranyadisebabkanperawatseringtidak beradaditempat,tidakmemperhatikankondisipasiensecaraberkala, sertakurangnyakomunikasiantarpetugasshift.Sistempergantianjaga perludibentukdenganstrategikomunikasiyangbaik,salingterhubung, danterkendaliuntukmengantisipasipotensidenganresikokegagalan yangtinggipadasistem.3 Komunikasimerupakanbagiandaristrategi koordinasi yang berlaku dalam pengaturan pelayanan perawatan. Sebagai contohpadapergantianjagadiruangperawatan,yakniperawatsecara lisanmerangkuminformasitentangpasienyangmenjaditanggung jawabnya di akhir shift. 4 Komunikasimenurutsifatnyadibedakanduamacamyaitukomunikasi diadikdankomunikasikelompokkecil.Komunikasidiadikialahproses komunikasi yang berlangsung antara dua orang dalam situasi tatap muka, yangdapatdilakukandenganpercakapan,dialogdanwawancara. Percakapan berlangsung bersahabat, dialog berlangsung lebih intim, lebih personal,sedangkanwawancaralebihserius,adaposisibertanyadan yanglainnyapadaposisimenjawab.Komunikasikelompokkeciladalah proseskomunikasiyangberlangsungantaratigaorangataulebihsecara tatapmuka,ketikaanggota-anggotanyasalingberinteraksisatusama lainnya.Mediaadalahalatatausaranayangdigunakanuntuk menyampaikanpesandarikomunikatorkepadakhalayak.5 Transfer informasitentangpengaturanpelayananpasienpentingdilakukanpada pertukaranshiftuntukmencegahkejadianyangtidakdiinginkan.Hasil penelitianmenyebutkan20%pengobatandihentikankarenapertukaran jaga.Penyebabnyaialahkurangnyakoordinasi,kerjasamakelompok, kesinambungan,kurangnyainformasi,danbudayakeamananpasien.6 Muhajir, Anis Fuad, Mubasysyir Hasanbasri; WPS no. 9 April 2007 1stdraft t Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM http://lrc-kmpk.ugm.ac.id 4Hambatandalamtransferinformasitentangpasiendalamkomunikasi antarshiftadalahkelelahan,waktu,kepentingan,volume,dan kerahasiaan.7Gangguandapatberuparusaknyajaringantelepon, kesalahanbahasa,latarbelakangbudayayangmenyebabkansalah persepsiterhadapsimbol-simbolbahasa,danrintangandariperbedaan status antara senior dan yunior atau atasan dan bawahan.5 HasilpenelitiandiharapkanmenjadimasukanbagiDepartemen KesehatanRepublikIndonesia,pemerintahdaerah,dinaskesehatan, rumahsakitpemerintahdanswasta,unitpelayananrawatinaplainnya dalampenyusunankebijakanpeningkatanmutumelaluistrategi komunikasi antar petugas kesehatan untuk pencegahan medical error dan sebagai masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan serta menjadi kepustakaandalampenelitianlebihlanjut.Permasalahanpokokyang ingindiketahuidalampenelitianiniadalahkomunikasiantarshiftdi instalasirawatinaprumahsakitdengantujuankhususuntukmengetahui strategi komunikasi, media, informasi, dan hambatan dalam komunikasi. Metode Penelitian Jenis penelitian cross sectional menggunakan metode kualitatif. Penelitian dilakukandiinstalasirawatinapyaitupenyakitdalam,bedah, kebidananandankandungan,anak,kelasI,danVIP.Pengumpulandata primermelaluiobservasipada199shift.Observasidilakukansaat2jam sebelumsampaidengan2jamsesudahoperanjaga,selamatigabulan, yangmelibatkan87orangperawatdiinstalasirawatinap;dansatukali diskusikelompokterarahdengan9orangperawat.Ceklisobservasi diadosi dari Patterson et al. Analisis data dengan deskriptif. Hasil dan Pembahasan Strategi Komunikasi Strategikomunikasiyangdilakukanolehperawatdiruanganrawatinap dominan menggunakan komunikasi tertulis. Observasi dilakukan pada 199 shiftdengan65shiftpagi,62shiftsore,dan72shiftmalam.Gambaran lebih lanjut dapat terlihat pada Tabel 1 berikut. Tabel 1. Strategi Komunikasi antar Shift di Instalasi Rawat Inap Tahun 2006 Shift pagiShift soreShift malam YaYaYaNoStrategi %%% IEfektifitas Transfer Informasi 1Update verbal dengan tatap muka secara interaktif6295599572100 2Update dari orang lain selain yang digantikan203136583244 3Interupsi dibatasi selama update517840654258 4 Topik pembicaraan diprakarsai oleh perawat pengganti dan perawat yang digantikan 568654876996 5Melibatkan tim perawat yang digantikan pada352323 Muhajir, Anis Fuad, Mubasysyir Hasanbasri; WPS no. 9 April 2007 1stdraft t Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM http://lrc-kmpk.ugm.ac.id 5perubahan rencana berikutnya dan rencana darurat 6 Membaca kembali dengan teliti untuk memastikan informasi yang diterima akurat 65100609772100 IIEfisiensi Transfer Informasi 7 Perawat yang digantikan membuat tulisan rangkuman sebelum pergantian jaga 651006210072100 8 Perawat yang menggantikan langsung menilai status pasien 6510054876996 9Update informasi dilakukan pada saat yang sama649827442839 10 Perawat yang menggantikan scans historical data sebelum update 6498619872100 11 Perawat yang menggantikan mereview perubahan-perubahan sebelum update 639760977097 12 Pengawasan secara berkala dari perawat yang bertugas 213214231419 13 Perawat yang diganti masih mengetahui aktifitas shift sebelumnya 651006210072100 IIIMeningkatkan Akses Data 14 Perawat yang menggantikan menerima informasi terbaru 294514231622 15 Perawat yang menggantikan menerima lembar kerja berupa tulisan tangan 651006210072100 IVMeningkatkan Koordinasi 16Adanya kejelasan pemindahan tanggung jawab651006210072100 17Adanya kejelasan batasan tanggung jawab651006210072100 VDeteksi kesalahan 18 Perawat yang diganti mengawasi perawat pengganti selama update 000011 19 Penundaan perpindahan tanggung jawab selama ada aktivitas yang kritis 000011 (Kurang dari 85% disebut tidak konsisten) Strategi yang tidak konsisten dilaksanakan oleh perawat yaitu item 2, 3, 5, 9, 12, 14, 18, dan 19. Strategi komunikasi terbagi dalam 5 kelompok yaitu kelompokuntukmeningkatkanefektifitastransferinformasi,efisiensi, meningkatkan koordinasi, akses data, dan mendeteksi kesalahan. Strategi yangkonsistenadalahstrategiuntukmeningkatkankoordinasi.Batasan tanggungjawabyangjelasantaraperawatyangmenggantikandan perawatpengganti,sertapemindahantanggungjawabpadapergantian jagaakanmeningkatkankoordinasi.Koordinasiyangtepatmemudahkan penyampaikaninformasiuntukmelanjutkanpengobatan.Strategi komunikasiyangtidakkonsistenpadakelompokyanglaindibahas sebagai berikut. 1. Strategi untuk meningkatkan efektifitas transfer informasi Strategikomunikasiyangtidakkonsistendilaksanakanyaitustrategi2,3 dan5.Strategike-2,updatedarioranglainselainyangdigantikan. Perawatyangmenggantikandominanmendapatkanupdateyaitu pembaruan informasi dari petugas yang digantikan. Update lain diperoleh daripetugaslaboratorium,petugasradiologi,dokterspesialis,dandokter umumjagayangbertugaspadashiftsoredanmalamtermasukhari minggu.Updatedarioranglainpentinguntukmenambahdan memperjelasinformasi.Perawatmendapatkaninformasitentang perkembangan pasien, order pemeriksaan, tindakan pengobatan, rencana tindaklanjut,daninformasilainnyadaridokterpadapelaksanaanvisite, tercatatdalamstatuspasienberkewajibanuntukmenyampaikansecara Muhajir, Anis Fuad, Mubasysyir Hasanbasri; WPS no. 9 April 2007 1stdraft t Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM http://lrc-kmpk.ugm.ac.id 6rinciapayangsudah,sedangdanyangakandilakukankepadapetugas pengganti, untuk mencegah terjadinya kesalahan.Strategi ke-3, perawat tidak konsisten membatasi interupsi selama update. Interupsilebihbanyakdibatasipadapergantianjagamalamkepagi.Hal iniberkaitandengantugasshiftpagiyangmempersiapkanvisitedokter danadministrasilainnya.Perawatyangmenggantikandiharapkan dominan mendengar, demikian pula keluarga pasien diharapkan bersabar menunggupergantianjagaselesaikemudianperawatmemenuhi panggilan.Interupsidibatasiuntukmemperkecilkemungkinaninformasi akangagaluntukdisampaikanatauakandilupakandanmenfokuskan perhatiandalammendengarkandanmenganalisisinformasi.Kapasitas salurankomunikasidibatasidaninformasiyangtidakperluharus dihapuskan.Strategike-5,timperawatyangdigantikanpelibatannyasangatminimal dan hanya terjadi secara kebetulan ada pasien yang merupakan keluarga dekat dari tim perawat yang digantikan sehingga dilibatkan dalam rencana tindakanselanjutnya.Pelibatantimperawatyangdigantikanpenting karenaselama1shiftsebelumnyadiawasidanmenjaditanggung jawabnyasehinggainformasidarimerekasangatdibutuhkandalam perencanaan berikutnya. Perawat yang aktif memberikan informasi adalah yang paling mengetahui aktivitas shift selama dia bertugas.4 2. Strategi untuk meningkatkan efisiensi transfer informasi Strategi yang tidak konsisten dilaksanakan perawat adalah item 9 dan 12. Strategike-9,updateinformasidilakukanpadasaatyangsamaoleh perawatyangmenggantikanlebihdominanpadashiftpagikarenaterkait denganpersiapanvisitedokter.Shiftsoredanshiftmalamtidak seluruhnya melakukan update informasi pada waktu yang sama. Perawat yangmenggantikanhanyamelakukanupdateketikaadapanggilan pasien/keluargapasienuntukmelihatkondisiataupunganticairaninfus. Pada shift pagi jumlah perawat yang bertugas lebih banyak sehingga lebih mudah melakukan update dibanding pada shift sore dan malam. Strategike-12,pengawasansecaraberkalabelumkonsistendilakukan olehperawat.Perawatmelakukanpengawasanjikaadapasienkritisdan sedangdalampemberiantindakan.Padakondisipasienyangdianggap tidak kritis dan aman, perawat hanya melakukan pengawasan bersamaan denganpanggilankeluargapasienuntukgantiinfusatausesuaijadwal penyuntikan.Strategiyangdilaksanakansecaratidakkonsisten mengakibatkan data terbaru dari semua pasien tidak dapat ditransfer pada waktu yang tepat kepada perawat yang bertugas pada shift selanjutnya. 3. Strategi komunikasi untuk meningkatkan akses dataStrategi yang tidak konsisten dilaksanakan oleh perawat adalah itemke-14.Perawatyangmenggantikantidakkonsistenmenerimainformasi terbaru saat pergantian jaga. Hal ini disebabkan perawat yang digantikan Muhajir, Anis Fuad, Mubasysyir Hasanbasri; WPS no. 9 April 2007 1stdraft t Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM http://lrc-kmpk.ugm.ac.id 7tidakkonsistenmelakukanpengawasansecaraberkalasampaidengan waktupergantianjaga.Pesanyangdisampaikankepadaperawatyang menggantikanbukaninformasibaru.Pengawasandiperlukanuntuk melihatkeadaanpasienapakahmembaikataumemburuksebagaidasar melakukantindakanatauperawatan.Dataterbarudiperlukanuntuk melanjutkan tindakan dan perawatan. 4. Strategi komunikasi untuk meningkatkan deteksi kesalahan Kedua strategi tidak konsisten dilaksanakan oleh perawat. Strategi ke-18, perawatyangdigantikantidakkonsistenmengawasiperawatyang menggantikanmelakukanupdate.Perawatyangdigantikansetelah menyampaikanlaporanverbaldanbukuselama5-20menitlangsung pulangdantidakmengawasiperawatyangmenggantikanmelakukan update.Jikatimperawatyangdigantikanmengawasi,makadapat memberikan pertimbangan berdasarkan perkembangan pasien selama dia bertugas dan saat perawat yang menggantikan melakukan update. Strategike-19,perawatyangdigantikantidakkonsistenmelakukan penundaanperpindahantanggungjawabselamaadaaktivitastindakan yangkritis.Perawatlangsungmenyerahkanpasienkritisyangsedang dalampemberiantindakandantidakmenunggusesaatsetelahperawat penggantibenar-benarsiapuntukmelanjutkantindakankeperawatan. Pertukaran yang ideal tidak menghentikan aktivitas pelayanan. Pertukaran jagayangditundaakandapatmelihatdanmenganalisistindakanyang sedang dilakukan dan memastikan ketepatan pelayanan untuk dilanjutkan olehperawatshiftselanjutnya.Pertukaranjagayangidealadalahtidak menghentikan pelayanan pasien dan aktivitas yang terkait dan pada kasus kirtis.8 Pelaksanaanstrategikomunikasiyangkonsistenhanyastrategiuntuk meningkatkankoordinasidansecarakeseluruhanada11itemstrategi (58%). Akibatnya pola komunikasi yang dilakukan tidak efektif dan efisien, terhambatnya akses data, dan tidak dapat mendeteksi kesalahan. Strategi komunikasiyangkonsistenakanmemperbaikiefektifitas,efisiensi,dan mampumendeteksimedicalerror.strategikomunikasibertujuanuntuk efektifitas transfer informasi pada pergantian jaga, meningkatkan efisiensi transferinformasi,aksesdata,memperbaikikoordinasi,sertadapat mendeteksi kesalahan.4 Miskomunikasi dapat menyebabkankesalahan obat,kesalahan prosedur, dankesalahanpemilihanwaktu.9 Manfaatdokumentasiuntuk mengkomunikasikankepadatenagaperawatlainnyadantenaga kesehatanapayangsudahdanakandilakukankepadapasien.Ada kejelasan pemberian informasi dari masing-masing individu sesuai dengan kedudukannya.10 Komunikasiyangpalingefektifialahnonverbalkarenainformasiyang disampaikansecaraverbalmudahlupa.Keuntungankomunikasi nonverbalsepertibukulaporanyaituadatulisansebagaibuktisehingga Muhajir, Anis Fuad, Mubasysyir Hasanbasri; WPS no. 9 April 2007 1stdraft t Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM http://lrc-kmpk.ugm.ac.id 8perawatdapatmembacakembaliinformasijikadibutuhkan,namun membutuhkanwaktuuntukmenulisdanmembaca.Pelaksanaanstrategi komunikasibervariasikarenastandaroperationprosedurebelumada. Standarmembentukpolastrategikomunikasiuntukkeamananpasien. Polakomunikasidananalisismedissebagaifaktoryangberperandalam meningkatkan patient safety.8 Komunikasiyangterjadidalampergantianjagaadalahkomunikasi interpersonalantartigaorangataulebihyangberlangsunginteraktif dengan tatap muka antara perawat yang menggantikan dan perawat yang digantikan.Bentukkomunikasidemikiandisebutkomunikasikelompok kecil.Komunikasiantarasesamaperawatpadashiftpagidominan komunikasikelompokkecilkarenajumlahorangyangberkomunikasi interaktiflebihdari2orang,sedangkanpadashiftsoredanmalam dominankomunikasidiadik.Komunikasikelompokkecildominanpada shiftpagidanlebihlengkapinformasinyadibandingkomunikasidiadik padashiftsoredanmalam.Komunikasidiadikadalahkomunikasiyang berlangsungantaraduaorangdengantatapmuka,suasanayang bersahabat dan informal, lebih personal, ada yang bertanya dan ada yang menjawab.Komunikasikelompokkecilberlangsungdimanaanggotanya berbicaradalamkedudukanyangsama,salingmemberiinformasidan mempengaruhi.Semuaanggotadapatberperanmenjadisumberdan penerima informasi.5 Media Komunikasi Media komunikasi yang dimanfaatkan oleh perawat di instalasi rawat inap dalammelakukantransferinformasiadalahmedialangsungtatapmuka, statuspasien,danmedialainnya.LebihjelasdapatdilihatpadaTabel2 berikut. Tabel 2. Media Komunikasi antar Shift di Instalasi Rawat Inap Tahun 2006 Ruangan instalasi rawat inap NoMedia Penyakit Dalam Bedah Kebidanan & Kandungan AnakKlas 1VIP 1Langsung tatap muka 2Lembar status pasien 3White board 4Telepon 5kertas ditempel di whiteboard 6kertas ditempel di meja 7Kertas di tempel di dinding 8Buku laporan 9Buku injeksi 10Buku vital sign 11Buku inventaris alat 12Buku kontrol resep 13Buku kontrol obat 14Buku kontrol klaim/jaminan 15Buku kontrol jadwal jaga 16 Buku kontrol kartu penunggu pasien 17Buku kontrol mahasiswa akbid 18Buku Pengembalian status Muhajir, Anis Fuad, Mubasysyir Hasanbasri; WPS no. 9 April 2007 1stdraft t Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM http://lrc-kmpk.ugm.ac.id 919Buku Visite 20Buku register pasien masuk 21 Buku kontrol perincian biaya pasien pulang Media pada Tabel 2 dibagi dalam dua kelompok berdasarkan penyerahan saatpergantianjaga.Kelompokpertamaadalahmediatatapmuka,buku laporan,lembarstatus,danbukuinjeksiyanglangsungdiserahkanpada saatpergantianjaga.Itemyanglainmerupakankelompokkeduayaitu media yang tidak langsung disampaikan dengan penyerahan tangan tetapi menjadibagiandarikomunikasiantarshiftdanmenjadiinformasi pendukungpelayananrawatinap.Mediayangdominandanselalu diserahkanlangsungsetiappergantianjagaadalahbukulaporan.Media tatap muka digunakan pada 193 shift (97%), buku injeksi 102 shift (51%), danstatuspasien86shift(43%).Mediadibagimenjadi2kelompok berdasarkaninformasiyanglangsungberhubungandengankeadaan pasienyaitukelompokyangberhubunganlangsungdankelompokyang tidakberhubunganlangsung.Kelompokyangberhubunganlangsung adalah media tatap muka, status pasien, buku laporan, buku injeksi, buku vitalsign,bukukontrolresep,bukukontrolobat,bukuregisterpasien masuk, dan white board. Media yang lain merupakan kelompok yang tidak langsungberhubungandengankeadaanpasientetapimenjadimedia yang mendukung pelayanan di instalasi rawat inap. Pergantian jaga hanya dilakukan di ruang jaga perawat 191 dari 199 shift. Pergantianjagaseharusnyadilakukandidekatpasien.Jikatimperawat yangdigantikanberjalanbersamatimperawatpenggantidan menyampaikankondisipasiensecaraakuratlangsungdidekatpasien akanlebihefektifjikadibandingkandengankomunikasisecaraverbal hanyadimejaruangjagaperawat.Perawatmenggunakanbeberapa buku,whiteboard,kertasyangditempeldiwhiteboard,dankertasdi meja,agarinformasilebihmudahdipahamiolehperawatdibandingjika hanyamenggunakansatumedia.Penggunaansemuainderalangsung dankodetertulis,lisan,danisyarat.Penggunaanmultimediajauhlebih baikdibandingsatumedia,sebabkelemahansatumediabisaditutupi mediayanglaintetapimemerlukandukungandanayanglebihbesar daripada menggunakan satu media.5 Komunikasi nonverbal berupa tulisan menggunakan buku lebih efektif jika dibanding dengan komunikasi verbal. Komunikasiverballebihmudahdilupakanatautidakdidengaroleh petugasdantidaksemuapetugasmampuberkomunikasiverbalsecara efektif.Tulisandibukumempunyaikelebihandapatdibacakembalijika dibutuhkantetapimembutuhkanwaktuuntukmenulisdanmembaca kembali. Penggunaan kertas mempunyai kekurangan mudah lepas. White board mudah dihapus tetapi dapat menyesuaikan informasi setiap shift. Berdasarkan observasi, ditemukan 5 kasus dari 12 kasus operasi tertunda karena kesalahan komunikasi yang terjadi pada pergantian jaga darishift sorekemalam.Kasustersebutmasing-masingruanganbedah2orang Muhajir, Anis Fuad, Mubasysyir Hasanbasri; WPS no. 9 April 2007 1stdraft t Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM http://lrc-kmpk.ugm.ac.id 10pasien dan kebidanan 3 orang pasien. Operasi tertunda karena kesalahan komunikasiyaituinformasipersiapandisampaikansecaralisanoleh perawatdantidaktertulisdalambukulaporan.Timperawatyang menggantikankemudianlupapersiapanyangdisampaikanolehperawat yangdigantikandantidakmelakukankonfirmasikembalisehingga persiapan tidak dilaksanakan dan rencana operasi pada waktu yang telah direncanakandibatalkan.Kasuspostpartumyanglangsungdiserahkan kepada perawat yang menggantikan pada pergantian jaga sore ke malam dari26terdapat1kasuskesalahantindakan.Perawatyangdigantikan menyampaikansecaraverbaldanpadabukulaporantidakmenuliskan tindakanyangdilakukandanapayangharusdilanjutkan.Akibatnya, perawatyangmenggantikanmelakukankesalahantindakan.Pasien tersebut harus menjalani tambahan perawatan selama 1 minggu. Mediakomunikasidigunakanbervariasidantidakkonsisten.Variasi tersebutterjadikarenaperawatmemanfaatkanmediasesuaikebutuhan, ketersediaan,danbelumadanyastandarmediakomunikasi.Pergantian jagamemerlukan mediayangdistandardisasi, terutama lisan dancatatan ataumenggunakankomputer,menggunakansistem,mendesainmedia yangsesuai.7Medicalerrorterjadikarenakesalahankomunikasiantar petugas,kurangnyadokumentasi,catatanyangkurang,sertatidak adanya kebijakan dan prosedur.11 Informasi Informasiyangdisampaikandalamkomunikasiantarshiftdiinstalasi rawatinapsesuaidenganmediayangada.Informasiterbagiatasdua kelompokyaituyangberhubunganlangsungdantidakberhubungan langsungdenganpasien.Informasiyangdisampaikantidaklengkap perpasien.Informasiyangtidakkonsistendisampaikanadalahrencana danpersiapantindakan,pemeriksaanpenunjangdiagnostik,kondisi pasien yang kritis, aktivitas terapi dan tindakan yang sedang berlangsung. Informasiyangtidakberhubunganlangsungyaituprosedur,administrasi dan keuangan yang mendukung pelayanan rawat inap. Perawatmelakukankomunikasitatapmukasejumlah193shift. Penyampaianyanglengkapperpasienhanya32shift(17%)pada pergantianshiftpagikeshiftsore.Bukulaporanberisi3-4baristulisan tangan perpasien dan memuat informasi identitas pasien, keadaan umum dan tindakan. Pesan khusus ditulis pada 46 shift dari 199 shift dan dari 46 shift,29shiftpadashiftpagidan17shiftpadasoredanmalam.Halini terkaitdenganorderpemeriksaandanpersiapantindakandokteryang dilaksanakan pada shift sore dan malam. Observasi pada 600 lembar status hanya 35 lembar asuhan keperawatan yangterisi.Asuhankeperawatanyangterisitersebuthanyaterisi32 lembar(91%)padashiftpagisaatpasientersebutmasukperawatan. Alasan perawat adalah sibuk dengan pasien sehingga ia tidak mempunyai Muhajir, Anis Fuad, Mubasysyir Hasanbasri; WPS no. 9 April 2007 1stdraft t Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM http://lrc-kmpk.ugm.ac.id 11waktuuntukmengisilembaranasuhankeperawatan.Perbedaanwarna ditemukanpadamapstatuspasiendiruangantergantungkelas perawatan seperti pada Tabel 3. Perawat tidak memberikan tanda khusus. Tanda pena dengan warna yang berbeda sangat diperlukan oleh petugas penggantiuntuksegeramengetahuipasienyangmanadalamkondisi kritis,dalampemberiantindakan,danpasienyangkondisinyaaman. Sebagai contoh, warna merah pasien kritis, warna kuning dalam tindakan, warnabirukeadaanaman,danwarnahitamuntukyangmeninggal. Warnayangsamadapatdiberikansebagaitandapadatempattidur pasienataupadapintukamarpasiensehinggaperawatdenganmudah mendeteksikondisipasiendanmelakukanpergantiantandasetiapsaat sesuai kondisi pasien. Kode lain yang dapat digunakan adalah pemberian manset berwarna pada lengan pasien. Kode warna berdasarkan penyakit dankondisipasien.Penentuanwarnaperlumendapatkesepakatandan diketahuiolehsemuaperawat.Metodeinimerupakansistem kewaspadaanterhadapkondisipasien.Pesandenganpemberianwarna memberi arti terhadap suatu obyek.5 Tabel 3 Karakteristik Warna Map Status Pasien berdasarkan Ruangan dan Kelas Tahun 2006 Warna map status pasien Ruangan MerahKuning Hijau muda Hijau tua Biru Keterangan Kelas II Penyakit dalamKelas III Semuaberwarnahijaumuda, tidakdibedakanataskelasdan ruangan Kelas IISemua kelas II berwarna kuning Bedah Kelas III SemuakelasIIIberwarnahijau muda Kelas IIKebidanan dan kandungan Kelas III Tidak dibedakan warna perkelas dan ruangan AnakKelas II Merah:kamarmelati,anggrek, dan ruang isolasi Kuning: kamar neonatus Kelas III Biru:kamarflamboyan, Bougenvile Klas 1 Kamar 5 Kamar 4 Kamar 1 & 2 Kamar 3 Kamar 6 VIPSemua berwarna merah Informasiyangdisampaikandalampergantianjagaadalahprosedur pengobatan/perawatanpasien,identitaspasien,pemeriksaan,situasi, keselamatantermasuklaporanlaboratorium,sosialekonomi,alergi, kemudianlatarbelakang,tindakan,tingkatdanwaktuprioritas,respon pasien,perawat,dokterdankeluargasertarencanadanantisipasi selanjutnyadanjugainformasiglobaltentangsumberdaya,dukungan pelayanan. 7 Hambatan Komunikasi Pergantianjagatidakdilakukandenganverballangsungtatapmuka, karenaketerlambatanperawatdenganfrekuensi6shiftdari199shift. Muhajir, Anis Fuad, Mubasysyir Hasanbasri; WPS no. 9 April 2007 1stdraft t Distant Learning Resouce Center Magister KMPK UGM http://lrc-kmpk.ugm.ac.id 12Penyampaianoperan dilakukanolehperawatdalamwaktuterlalusingkat danterburu-burudengankontrolemosidannadabahasayangkurang. Penyampaianinformasiyanglengkapperpasiendantidakterburu-buru hanya 32 shift (17%) dari 193 shift. Pergantian jaga dari shift pagi ke sore denganwaktu10-20menit,sedangkanshiftlainnyadilakukandalam waktusingkat5-