komunikasi

download komunikasi

of 33

description

Komunikasi

Transcript of komunikasi

Komunikasi Dokter-PasienTri Nur Kristina, Asri Purwanti,Agustini Utari, Dea Amarilisa AdespinPendahuluan

Kompetensi yang diharapkan dari lulusan dokter dalam hal berkomunikasi adalah mampu berkomunikasi secara efektif dengan pasien, anggota keluarga, masyarakat, maupun kolega (SKDI, 2012).Bab ini hanya membahas komunikasi efektif dokter-pasien. Kompetensi Inti dari komunikasi efektif dokter-pasien

Mampu menggali dan bertukar informasi secara verbal dan non verbal

dengan pasien, orangtua pasien dan anggota keluarganya.

Komponen kompetensi untuk pencapaian kompetensi efektif

tersebut adalah sbb: Membangun hubungan melalui komunikasi verbal dan nonverbal

Berempati secara verbal dan nonverbal

Berkomunikasi dengan menggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti

Mendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan kesehatan secara holistik dan komprehensif

Menyampaikan informasi yang terkait kesehatan (termasuk berita buruk, informed consent) dan melakukan konseling dengan cara yang santun, baik dan benar

Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultural dan spiritual pasien dan keluarga

Penelitian membuktikan bahwa dokter yang dapat memperlihatkan hubungan interpersonal yang efektif dan mampu berkomunikasi dengan baik, berhubungan erat dengan kesembuhan dan peningkatan kesehatan pasien. Sebaliknya keterampilan berkomunikasi dokter yang kurang baik atau kurang efektif berhubungan dengan terjadinya kesalahan medikserta meningkatkan terjadinya tuntutan malpraktek.Kesalahan yang banyak terjadi dalam praktek dokter adalah kegagalan di dalam komunikasi. Seringkali dokter gagal memahami pasien serta masalah-masalah lain yang dialaminya yang mungkin berhubungan dengan penyakitnya. Kegagalan ini akan berdampak pada proses penanganan pasien selanjutnya. Pasien akan menjadi kehilangan semangat, ketaatan, serta kepercayaan kepada dokter. Hal tersebut juga akan mengakibatkan pengobatan menjadi tidak efektif sehingga menimbulkan kekecewaan bagi ke 2 belah pihak. JANGAN LUPA, keberhasilan dokter dalam berkomunikasi adalah langkah awal keberhasilan dalam penanganan pasien.

Respon pasien sangat ditentukan oleh jalinan komunikasi efektif dokter-pasien yang merupakan hal yang sangat penting dan mendasar. Hubungan dokter pasien yang baik, memerlukan kemampuan berkomunikasi yang baik pula dari dokter.Sudah terbukti bahwa dokter yang dapat berkomunikasi efektif dengan pasien akan membuat diagnosis yang lebih akurat dan komprehensif. Ia juga dapat mendeteksi kesulitan emosional pasien dan meresponnya dengan cepat, memiliki pasien yang puas dengan pelayanan yang diberikan, sertamemiliki pasien yang cenderung patuh pada nasihat yang diberikan.Tujuan pembelajaran

Tujuan pembelajaran dari bab ini adalah agar mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan dasar-dasar komunikasi efektif dokter-pasien sebagai landasan dalam proses pembelajaran selanjutnya yang memerlukan implementasi komunikasi dokter-pasien. Oleh karena itu, bab ini hanya membahas aspek teori dari komunikasi efektif dokter-pasien sebagai dasar pemahaman untuk pembelajaran Modul I.1. Pengembangan Kepribadian Profesional. Catatan

Pelatihan-pelatihan komunikasi dasar dokter-pasien di skills lab akan diberikan sebagai bagian dari mata kuliah Keterampilan Klinik I yang penjadwalannya selaras denganmata kuliah di semester I. Pelatihan-pelatihan keterampilan komunikasi dokter-pasien lanjut yang bersifat kompleks dan sulit akan diberikan pada mata kuliah-mata kuliah Keterampilan Klinik berikutnya (II-VII), dan disesuaikan dengan kompetensi yang diharapkan pada saat yang lebih tepat.Tujuan, manfaat dan relevansi komunikasi efektif dokter-pasienSecara singkat, tujuan dari komunikasi efektif dokter-pasien adalah sebagai berikut:

Bagi dokter:

Mengarahkan proses penggalian riwayat penyakit agar lebih akurat, sehingga diagnosis dan penatalaksanaanya lebih terarah Bagi pasien:

Memberikan dukungan pada pasien agar mau/ dapat memberikan penjelasan mengenai keluhan/penyakitnya Manfaat komunikasi efektif dokter pasien:

Meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter yang merupakan dasar hubungan dokter pasien yang baik

Meningkatkan keberhasilan diagnosis terapi dan tindakan medis

Meningkatkan kepuasan pasien dalam menerima pelayanan medis dari dokter

Meningkatkan kepercayaan diri dan ketegaran dari pasien fase terminal dalam menghadapi penyakitnya

Relevansi komunikasi efektif untuk profesi dokter adalah:

Membimbing pasien sampai pada pengertian yang sebenarnya tentang masalah yang dihadapinya Membantu memberikan pilihan dalam upaya penyelesaian masalah kesehatan pasien Membantu rencana perawatan bersama pasien (untuk kepentingan pasien, atas dasar kemampuan pasien termasuk kemampuan finansial) Membantu mengendalikan kinerja dokter dengan acuan langkah langkah atau hal hal yang telah disetujui pasien Memfasilitasi terciptanya pencapaian tujuan kedua pihak (dokter dan pasien)

Langkah-langkah dasar dalam dalam pencapaian kompetensi komunikasi efektif dokter-pasien. Secara ringkas, tahap komunikasi dokter-pasien meliputi 4 tahap, yaitu:

1. Memulai wawancara (initiating the session)2. Mengumpulkaninformasi(gathering information)3. Penjelasandanperencanaan(explanation and planning) 4. Menutupwawancara(closing the session)

1. Memulai wawancara (initiating the session)Dalam memulai wawancara, upaya utama yang harus dilakukan adalah membangun hubungan melalui komunikasi verbal/ nonverbal yang meliputi aspek membangun hubungan interpersonal, berempati secara verbal dan nonverbal, sertamenggunakan bahasa yang santun dan dapat dimengerti Memberi salam dan memperlihatkan perhatian kepada pasien

Menggunakan kata-kata yang menunjukkan perhatian

Menggunakan nada suara, kontak mata dan bahasa tubuh yang menunjukkan perhatian kepada pasien

Memberikan respon terhadap pendapat, perasaan maupun keyakinan pasien

2. Mengumpulkan informasi (gathering information):a. Mendengar secara aktif dan efektifMendengarkan dengan aktif untuk menggali permasalahan kesehatan pasien secara holistik dan komprehensif Memulai dengan pertanyaan terbuka:,,Jelaskan kepada saya mengenai ...............

Klarifikasi hal penting dengan pertanyaan yang spesifik atau pertanyaan tertutup.

Meringkas dan memberikan kesempatan kepada pasien untuk mengoreksi atau menambahkan informasi

Transisi secara efektif menuju pertanyaan tambahan Memberi kesempatan kepada pasien untuk menyelesaikan pendapatnya tanpa interupsi.

Menunjukkan perhatian penuh terhadap pasien dengan bertanya:Apakah ada hal lain yang akan disampaikan?

Hal penting dan tersulit dari proses komunikasi adalah kemampuan dokter untuk menjadi pendengar yang baik (a good listener). Mendengarkan itu bukan sekedar mendengar suara atau kata-kata pasien, akan tetapi juga mencoba membaca pesan pasien melalui gerak gerik, ekspresi wajahnya serta tanda-tanda non verbal lainnya.

Banyak hasil pengamatan dan studi yang menunjukkan bahwa secara umum dokter ternyata bukanlah pendengar yang baik. Mereka aktif mengarahkan jalannya komunikasi dengan memberikan berbagai pernyataan yang mendukung asumsi tentang penyakit si pasien namun mereka jarang mendengarkan jawaban sepenuhnya dari si pasien.

Apabila kita merasa puas ketika tahu bahwa seseorang benar-benar mau mendengarkan apa yang mau kita katakan sehingga menjadi mengerti apa yang kita maksudkan. Maka hal ini bisa kita terapkan pula pada pasien yang pasti akan merasa puas bila kita sebagai dokter menjadi pendengar yang baik pula.

Gambar 1Dokter mendengarkan keluhan pasien secara aktif

b. Mengerti perspektif pasien:Menunjukkan kepekaan terhadap aspek biopsikososiokultural dan

spiritual pasien dan keluarga Bertanya mengenai kejadian penting pada dirinya/ keluarga/ orang lain yang mungkin berpengaruh terhadap kesehatannya.

Menggali kepercayaan dari pasien, perhatian serta harapannya mengenai penyakit dan pengobatannya

3. Penjelasan dan perencanaan (explanation and planning)

a. Berbagi informasi:

Menjelaskan dengan menggunakan bahasa sederhana dan mudah dimengerti oleh pasien

Memastikanpengertian pasien mengenai penyakitnya

b. Mencapai persetujuan baru/perubahan rencana Melibatkan pasien dalam pemilihan tindakan dan keputusan

Mencek apakah pasien mengerti mengenai diagnosis penyakitnya dan/ atau rencana pengobatan

Bertanya kepada pasien mengenai kemampuannya untuk mengkuti prosedur diagnostik maupun pengobatan 4. Menutup wawancara (closing the session)

Melakukan penutupan pembicaraan:

Bertanya kepada pasien apakah masih ada pertanyaan atau hal-hal lain yang ingin disampaikan

Melakukan ringkasan dari pembicaraan

Mengklarifikasi untuk kunjungan berikutnya (follow up)

Mengucapkan terima kasih dan menutup interview

Bagan berikut inimemperlihatkan secara singkat fungsi dan tujuan komunikasi yang efektif dokter-pasien. memulai dan mempertahankan hubungan

menyelesaikan masalahmenentramkan hati

meringankan kesulitan

menyampaikan perasaan

memberi informasimembuat keputusan mengajak

Hambatan Komunikasi Dokter-PasienTerdapat beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi dokter-pasien, antara lain:

1. Faktor Pasien :

Masalah fisik Faktor psikologis yang berhubungan dengan penyakit atau perawatan medis (contoh : cemas, depresi, marah, penyangkalan)

Pengalaman perawatan medis sebelumnya

Pengalaman perawatan medis saat ini2. Faktor Dokter :

Pelatihan dalam keterampilan berkomunikasi Percaya diri dalam kemampuan berkomunikasi Personaliti Faktor fisik (contoh : kelelahan)

Faktor psikologis (contoh : cemas)3. Pengaturan suasana saat anamnesis, misalnya:

Privasi

Lingkungan yang nyaman, Pengaturan tempat duduk yang tepat

Hal yang sering menghambat komunikasi antara dokter-pasien antara lain adalah:

penggunaan istilah-istilah medis/ ilmiah yang diartikan secara berbeda atau sama sekali tidak dimengerti oleh pasien;

pseudo-komunikasi (tetap berkomunikasi dengan lancar padahal sebenarnya pasien tidak sepenuhnya mengerti atau mempunyai persepsi yang berbeda tentang apa yang dibicarakan);

komunikasi non verbal (mimik muka, nada suara, gerakan yang mungkin mempengaruhi pemahaman pesan/ informasi yang diberikan).

Seringkali pula dokter memberikan terlalu banyak informasi dan berbicara dengan gaya paternalistik dan merendahkan pasien terutama jika si pasien berasal dari tingkat sosial/ pendidikan yang rendah. Hal-hal ini dapat menimbulkan kerancuan dalam proses komunikasi sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh kedua belah pihak tidak dapat mencapai sasaran seperti yang diharapkan. Kesemua hal tersebut memerlukan latihan terus menerus dan merupakan keterampilan tersendiri yang akan sangat berperan dalam menentukan keberhasilan hubungan dokter-pasien.

Menurut Prof. Dr. L. Jan Slikerveer (Leiden University) terdapat 4 model komunikasi dokter-pasien, yaitu:

1. Activity Passivity RelationshipDokter bertindak sebagai orang tua yang aktif memerintah ini itu, pasien sebagai anak kecil yang hanya menurut dan tidak dapat mengungkapkan berbagai keluhan rasa sakit yang dia rasakan yang menyebabkan dia berobat ke dokter.

2. Guidance Cooperation RelationshipDalam berkomunikasi dokter bertindak sebagai orang tua dengan anak yang sudah beranjak dewasa sebagai pasiennya. Dokter tetap penentu kebijakan tunggal, namun bersifat arahan bukan perintah.

3. Mutual Participation RelationshipIbarat 2 orang yang bekerjasama. saling melengkapi satu sama lain. Dokter bukanlah satu-satunya pihak aktif, karena pasien juga aktif dalam menyampaikan keluhan.

4. Provider Consumer RelationshipPasien diibaratkan sebagai konsumen, dimana konsumen adalah raja dan dokter adalah pelayan. Tugas dokter adalah memberikan pelayanan terbaiknya untuk si konsumen

EMPATIHal yang sangat penting dan juga sangat mendukung komunikasi dokter-pasien yang efektif adalah empati. Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami perasaan orang lain. Dalam hubungan dokter-pasien, empati merupakan kemampuan kognitif dokter untuk mengerti kebutuhan pasien serta merupakan sensitifitas dokter terhadap perasaan pasien.

Dokter tentu saja diharapkan dapat memperlihatkan empatinya kepada pasien atau dengan kata lain jangan hanya berempati saja tetapi tidak menunjukkannya kepada pasien dan/ atau keluarganya sama sekali. Empati dapat dikembangkan apabila dokter memiliki keterampilan mendengar yang baik (good listener)

Gambar 2Pasien juga bisa mengalami permasalahan emosional yang memerlukan perhatian dan empati dari dokter

Berikut ini adalah kemampuan empati yang terdiri dari 6 level, beserta contoh-contohnya, yaitu:

Level 0: dokter menolak sudut pandang pasien

Mengacuhkan pendapat pasien

Tidak menyetujui pendapat pasien

Berkata yang menyakitkan, seperti: kalau anda takut buat apa datang ke tempat praktek saya

Membuat keputusan tanpa meminta persetujuan/ pendapat pasien: ok, nanti dioperasi saja

Level 1: dokter mengenali sudut pandang pasien secara sambil lalu

Misalnya, berkata: Oh begitu tapi dokter mengerjakan hal lain

Level 2: dokter mengenali sudut pandang pasien secara implisit

Misalnya, ketika pasien berkata:pusing saya ini membuat saya sulit bekerja. Maka dokter menanyakan sbb:bagaimana bisnis anda akhir akhir ini?

Level 3: dokter menghargai pendapat pasien

Sebagai contoh, dokter berkata sebagai berikut:

Anda mengatakan sangat stress sehingga datang kesini? Apakah anda mau menceritakan lebih jauh apa yangmembuat anda stress?

Level 4: dokter mengkonfirmasi kepada pasien

Misalnya dokter mengatakan sebagai berikut:

Anda sepertinya sangat sibuk, saya ingin tahu seberapa besar usaha anda untuk menyempatkan berolah ragaLevel 5: dokter berbagi perasaan dan pengalaman dengan pasien Ya, saya mengerti hal ini dapat mengkhawatirkan anda berdua. Beberapa pasien saya juga pernah mengalami aborsi spontan, dan pada kehamilan berikutnya mereka sangat khawatir, tetapi dengan pengobatan yang benar dan mengikuti nasehat dokter hal yang dikhawatirkan tidak terjadi

Gambar 3Berbagi perasaan dan pengalaman dengan pasien

ANAMNESISAnamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu dengan berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh hal mendasar dalam anamnesis (The Sacred Seven).Yang dimaksud dengan empat pokok pikiran, adalah melakukan anamnesis dengan cara mencari data tentang:1. RiwayatPenyakitSekarang(RPS)2. RiwayatPenyakitDahulu(RPD)3. RiwayatKesehatanKeluarga4. Riwayat Sosial dan EkonomiSebelum melakukan anamnesis lebih lanjut, pertama yang harus ditanyakan adalahidentitas pasien, yaitu umur, jenis kelamin, ras, status pernikahan, agama dan pekerjaan.Anamnesis secara potensial merupakan kekuatan utama dan alat sensitif dalam menegakkan diagnosis awal. Peran dokter adalah untuk mengumpulkan gambaran seakurat mungkin tentang masalah-masalah pasien. Idealnya dokter juga berkolaborasi dengan pasien untuk mengembangkan rencana mengatasi masalah tersebut. Hal tersebut secara singkat akan dijelaskan dalam bagan berikut Menjalin hubungan dengan pasien

Mengumpulkan informasi:riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, dan investigasi

Membuat diagnosis yang paling mungkin

Memformulasikan rencana penatalaksanaan

Menjelaskan dan mendiskusikan ini dengan pasienDalam melakukan anamnesis dokter harus dapat bersikap sebagai anak, orang tua, atau teman agar pasien tidak segan menceritakan seluruh apa yang dirasakan.

a) Identitas

Setelah sambung rasa terbina, proses selanjutnya adalah wawancara mengenai identitas pasien meliputi: nama, umur, jenis kelamin, bangsa/ suku, tempat tinggal, pekerjaan, social ekonomi dan lain-lain.

Data mengenai diri pasien dapat memberikan informasi yang dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan dalam rangka menglola pasien.

Misalnya :

Nama, dipakai untuk identitas diri supaya tidak keliru dengan orang lain, untuk menyebutkan / memanggil nama agar lebih akrab, dan dapat menunjukkan suku, bangsa, agama, dan kepercayaanya.

Umur, dipakai untuk melengkapi identitas seseorang dan dapat menunjukkan kecenderungan penyakit pada umur tersebut .

Jenis kelamin, dipakai untuk melihat kecenderungan penyakit berdasarkan jenis kelamin, juga dapat dipakai sebagai dasar pemikiran tentang jenis hormon yang berbeda antara pria dan wanita yang mempengaruhi faal tubuh secara berbeda pula.

Bangsa / suku, dipakai untuk mengetahui ketahanan penyakit tertentu pada suku bangsa tertentu.

Tempat tinggal / alamat, dipakai untuk mengetahui kondisi lingkungan yang berkaitan dengan hygiene, sanitasi atau daerah endemic penyakit tertentu.

Pekerjaan, dipakai untuk mengetahui memperkirakan status ekonomi, atau faktor resiko terhadap penyakit tertentu.

b) Keluhan utama

Keluhan utama yaitu keluhan yang mendorong seorang pasien datang ke dokter. Dalam menanyakan keluhan utama harus diperoleh informasi tentang:

1. Intensitas penyakit, (ringan, berat, apakah mengganggu aktifitas sehari-hari)

2. Durasi / lama serangan (berapa menit, kadang berhenti ataukah terus-menerus)

3. Ritme / irama (teratur tiap jam, pagi atau tidak tentu)

4. Jenis / sifat rasa sakit ( cekot-cekot, semutan, pusing berputar dan lain-lain)

5. Bagian badan yang sakit (kepala, badan, perut, lengan )

Perlu ditanyakan juga hal-hal yang berkaitan dengan keluhan utama, misalnya keluhan utama diare ditanyakan juga sakit perut, muntah, panas dan sebagainya.

SACRET SEVEN

Merupakan 7 (tujuh) hal mendasar (Sacret Seven) dari anamnesis yang dilakukan secara sistematis setelah keluhan utama, yaitu :

1. Lokasi keluhan (sakit, sesak, benjolan dll): dimana ? menyebar atau tidak ?2. Onset/awitandankronologis: kapanterjadinya? sudah berapa lama?3. Kuantitas keluhan: ringan atau berat? seberapa sering terjadi ?4. Kualitas keluhan: rasa sakit seperti apa ?5. Faktor-faktoryangmemperberat keluhan6. Faktor-faktor yang meringankan keluhan.

7. Analisis sistem yang menyertai keluhan utama.

c) Riwayat penyakit sekarang (RPS)

Dalam RPS sebiknya diperoleh keterangan yang teratur (urut kronologis) berkenaan dengan perkembangan penyakit yang diderita mulai timbulnya penyakit sampai sekarang. Uraian rinci tiap gejala dan hubungannya dengan gejala lain serta terhadap fungsi normal tubuh. Perlu penjelasan tentang tingkat gangguan kemampuan pasien. Harus ditentukan gejala mana yang menyebabkan ketidakmempuan. Perlu ditanyakan tentang pengobatan sebelumnya dan bagaimana hasil pengobatannya.

d) Riwayat penyakit dahulu ( RPD)

Perlu ditanyakan riwayat pribadi terutama pada bayi dan anak tentang riwayat persalinan, imunisasi, operasi bekas luka, trauma dan sebagainnya.

e) Riwayat penyakit keluarga

Ada 2 alasan penting mengapa dokter harus menanyakan riwayat keluarga. Pertama, kemungkinan pasien menderita penyakit yang disebabkan faktor genetik. Kedua, pemikiran pasien tentang masalah yang dihadapi kemungkinan berhubungan dengan pengalaman anggota keluarga yang lain. Menanyakan riwayat keluarga harus dilakukan dengan hati-hati. Akhirnya jangan lupa untuk meyakinkan bahwa jawaban sudah akurat. Kalau diragukan kebenarannya lakukan cross-check yaitu mengajukan pertanyaan dengan kalimat berbeda tetapi artinya sama.

Apabila dicurigai kemungkinanan adanya penyakit karena faktor keturunan, sebaiknya dokter membuat pohon keluarga yang berisikan data medis, contoh:

30th, SD 12th, SD

5th, SD

Keterangan :

= laki-laki = perempuan

SD= Sindrom Down

Gambar 4.Contoh Pohon Keluarga pada kasus Sindrom Down

f) Masalah kesehatan lingkungan

Tanyakan pula apakah ada tetangga yang menderita penyakit/ gangguan yang sama (umumnya penyakit menular). Tanyakan seberapa dekat jarak dengan tetangga yang menderita penyakit atau gangguan tersebut.

g) Riwayat sosial

Riwayat sosial pasien secara umum dapat dibagi menjadi profil pasien, gaya hidup pasien (terutama faktor-faktor resiko), dan sumber-sumber stres serta dukungan. :

Profil Pasien meliputi informasi tentang kehidupan keluarga, hubungan dekat lainnya, pekerjaan dan kegiatan sehari-hari.

Gaya Hidup Pasien: Kebiasaan merokok dan minum alkohol sangat penting sebab merupakan faktor resiko utama pada sebagian penyakit. Dokter sebaiknya dapat menggali beberapa informasi yang berkaitan dengan gaya hidup pasien berikut ini: Riwayat merokok, Riwayat minum alcohol, Riwayat penggunaan obat-obatan (termasuk obat-obatan yang diresepkan oleh dokter maupun obat bebas)

Sumber-sumber Stres: Kesehatan dapat dipengaruhi oleh stres yang berkaitan dengan pekerjaan, hubungan antar individu, keuangan dan akomodasi. Sehingga sangatlah penting untuk mengetahui hal ini.

h) Anamnesis Sistem

Tanyakan keluhan dari sistem lain yang relevan.

Sistem saraf (nyeri kepala, kejang, kesemutan, kelemahan gerak, dll)

Sistem kardiovaskuler (berdebar-debar, nyeri dada, dll)

Sistem Respirasi (batuk, pilek, sesak nafas, dll)

Sistem Gastrointestinal (gangguan makan, pola buang air besar, diare/konstipasi, mual, muntah, kembung, nyeri perut, dll)

Sistem urogenital (gangguan menstruasi, gangguan buang air keci, nyeri saat buang air kecil, dll)

Sistem Integumentum (bercak-bercak di kulit, bintik perdarahan, luka di kulit, gatal, dll)

Sistem endokrin (banyak berkeringat, dll)

i) Perjalanan alamiah penyakit kronis

Merupakan serangkaian kejadian dalam proses suatu penyakit yang diderita dalam waktu lama atau sembuh kumat-kumatan (kronis) sehingga membutuhkan proses pengobatan dan perawatan yang lama, rutin dan teratur. Hal-hal yang perlu diketahui dalam perjalanan alamiah penyakit kronis yaitu sumber infeksi, cara penularan, aspek pencegahan, aspek pengobatan dan perawatan, aspek gangguan pada kegiatan sehari-hari, komplikasi fisik yang timbulj) Resume anamnesis.

Anamnesis harus dicatat secara runtut dan jelas mulai dari identitas, RPS termasuk hasil anamnesis sistem, riwayat penyakit dan perawatan, gangguan fisik serta komplikasi yang timbul, RPD, RPK dan RPL.

k) Nasehat

Setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik, seseorang dokter sebaiknya menjelaskan masalah/penyakit yang sedang dihadapi pasien. Dokter juga perlu memberikan nasehat kepada pasien. Nasehat adalah anjuran atau edukasi yang diberikan dokter kepada pasien supaya mengikuti saran dari dokter.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian nasehat :

1. Jagalah hubungan baik dan sambung rasa terhadap pasien.

2. Berikan nasehat yang relevan dengan penyakit yang diderita.

3. Berikan nasehat dengan lafal dan isi yang jelas.

4. Gunakan bahasa yang sesuai dengan latar belakang pendidikan dan usia pasien.

5. Pertimbangkan mengenai pengetahuan ataupun usaha-usaha pengobatan yang telah dilakukan oleh pasien/keluarganya.

6. Posisikan pasien sederajat dengan dokter dan jangan menggurui

Gambar 5Pedoman kerangka kerja dasar Cambridge-Calgary

(Sumber: Kurtz S, Silverman J, Draper J. Edisi 2005 Teaching and Learning Communication Skills in Medicine. Radclife Publishing, Oxford)Aspek Perilaku Non Verbal

A. Cara Berbicara 1. Kejelasan dan artikulasi berbicara : Agar berbicara dengan baik seseorang harus bernafas dengan baik. Latihlah dengan menghitung angka dari 1 sampai 30 tanpa mengambil nafas.

Latihlah lidah mengucapkan huruf dengan jelas. Tidak usah kuatir dengan logat, yang utama adalah kejelasan mengucapkan huruf.

2. Volume suara: Sebaiknya tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan. Jika menekankan sesuatu, volume suara boleh dinaikkan sedikit

3. Kecepatan berbicara: Kurangi kecepatan di antara kata. Istirahat sejenak bila pindah satu pokok bahasan ke pokok bahasan lain

4. Nada suara: Mampu mengubah-ubah nada dalam suara seseorang. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tetapi tidak kaku.B. Penampilan: Perhatikan dalam penggunaan rias muka, pakaian dan perhiasan. Kenali tipe dan karakteristik tubuh anda. Berbusana yang tidak mencolok dan sopan. Rapi, bersih, termasuk tidak berbau, pakai busana yang nyaman dipakai.

C. Sikap tubuh dan gerakan badan:

Gerakan badan harus disesuaikan dengan komunikasi verbal yang dilakukan. Perhatikan kebiasaan buruk (menggigit kuku, garuk-garuk kepala, memainkan ballpoint dll), mintalah teman mengingatkan bila kebiasaan itu muncul. Berjalan, berdiri atau duduk dengan tegak. Jangan menahan dagu saat mendengarkan seseorang berbicara.

Gambar 6Gerakan badan disesuaikan dengan komunikasi verbal

D. Ekspresi muka:

Kontak mata sangat diperlukan. Apabila belum berani, pandanglah bagian tengah alis lawan bicara, jangan ke atas, ke bawah atau ke mana-mana. Tunjukkan ekspresi yg tidak berlebihan dan sesuai dengan pembicaraan. PENYAMPAIAN BERITA BURUKBerita tentang proses penyakit, prosedur pengobatan, hasil dari perawatan dan pengobatan sering kali tidak sesuai dengan harapan pasien dan keluarga. Hal-hal yang mengakibatkan hasil tidak memuaskan atau membuat kekecewaan dapat berasal dari keadaan pasien, kemampuan dokter, fasilitas yang ada, maupun proses penyakit itu sendiri.

Keluarga yang memiliki anak dengan disabilitas dapat mengalami lima tahapan proses sebagaimana yang dideskripsikan Kubler-Ross. Kelima tahap tersebut adalah penyangkalan serta penarikan diri (denial and isolation), kemarahan (anger), tawar menawar (bargaining), depresi (depression) dan akhirnya penerimaan (acceptance).

Penelitian yang dilakukan oleh Blacher (1984) menemukan adanya 3 tahap penyesuaian yang pada umumnya ditunjukkan oleh para orang tua yang menjadi subjek penelitian, yaitu:1. Tahap dimana orangtua mengalami berbagai krisis emosional, seperti shock, ketidakpercayaan, dan pengingkaran terhadap kondisi yang terjadi pada anaknya

2. Tahap ketika rasa tidak percaya dan pengingkaran yang terjadi diikuti oleh perasaan-perasaan dan sikap negatif seperti marah, menyesal, menyalahkan diri sendiri, malu, depresi, rendah diri di hadapan orang lain, menolak kehadiran anak, atau menjadi overprotective3. Tahap terakhir pada saat orang tua telah mencapai suatu kesadaran terhadap situasi yang dihadapi, serta bersedia untuk menerima kondisi anak yang berbeda.

Masing-masing pasangan orang tua memiliki reaksi yang berbeda sesuai karakter masing-masing. Beberapa pasangan orang tua mungkin mengalami perasaan-perasaan seperti di atas secara mendalam, ringan atau mungkin tidak merasa sama sekali. Perasaan ini bisa muncul, namun bisa juga tidak muncul, pada setiap tahap perubahan yang terjadi pada anak mereka.Pedoman Pemberian Informasi secara umum kepada Pasien1. Susunlah informasi yang akan diberikan kepada pasien

2. Buatlah ringkasan tentang pemahaman anda terhadap masalah pasien

3. Temukan pemahaman pasien terhadap kondisinya

4. Perhatikan struktur saat akhir anamnesis

5. Gunakan bahasa yang tepat

6. Jika relevan, gunakan gambar untuk membantu menjelaskan informasi

7. Berikan bagian informasi yang paling penting terlebih dahulu

8. Galilah pandangan pasien mengenai informasi yang telah diberikan kepadanya

9. Negosiasikan manajemen masalah10. Cek pemahaman pasien tentang informasi yang telah diberikan Pedoman memberikan informasi berita buruk kepada pasien:Memberi informasi

Cek pemahaman pasien tentang informasi yang diberikan

Identifikasi perhatian utama pasien

Berikan contoh strategi dan kekuatan diri serta harapan yang realistis

Gambar 7Proses penyampaian berita burukBerdasarkan penelitian pada orang tua pasien anak dengan Sindrom Down, terdapat hubungan positif antara sikap petugas kesehatan dalam menyampikan isi informasi dengan respon pasien. Oleh karena itu penting bagi petugas kesehatan, untuk memiliki kemampuan yang memadai dalam hal komunikasi dan konseling terhadap pasien/ orang tua pasien/ keluarga pasirn agar dapat memberikan saran terbaik.

Penyampaian berita buruk juga sering terkait dengan pemberian sugesti dan nasehat. Penyampaian berita buruk harus diawali dengan sambung rasa. Apabila pasien atau keluarga dirasakan sudah siap menerima, baru disampaikan berita dan dilanjutkan dengan pemberian nasehat dan sugesti. Nasehat dan sugesti penting karena bertujuan supaya pasien atau keluarga dapat menerima kenyataan dan melanjutkan pada langkah-langkah yang harus dilakukan.

SUGESTI

Sugesti adalah suatu proses untuk mempengaruhi seseorang agar berperilaku atau berbuat seperti yang diinginkan oleh pemberi sugesti tanpa paksaan. Sugesti biasanya berisi tentang :

1. Penjelasan bahwa beberapa penyakit kronis memerlukan kesabaran dan kepatuhan pasien.

2. Pemberian contoh-contoh kasus yang dapat disembuhkan atau sembuh.

3. Dorongan pada pasien bahwa dalam dirinya terhadap kekuatan yang besar yaitu keinginan untuk tetap hidup dan sembuh. Berikan sugesti bahwa kesembuhan tidak hanya tergantung dari dokter atau obat tetapi juga dari keinginan sembuh pasien itu sendiri.

4. Sugesti juga diberikan pada kasus dengan prognosis buruk agar pasien siap menghadapi segala kemungkinan, termasuk mempersiapkan kecacatan atau kematian.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalammemberikansugesti:1. Amati pasien anda, sudahkah ia siap untuk mendapatkan sugesti.

2. Gunakan bahasa nonverbal: gunakan volume,nada dan kecepatan yang lembut, tenang dan berwibawa. Tunjukkan kontak mata. Perlihatkan wajah cerah dan jangan ragu-ragu dalam memberikan sugesti. Berikan sentuhan (di bahu atau di tangan) bila perlu. Perhatikan gerak tubuh anda, jangan terlalu banyak gerakan yang tidak perlu.

3. Sugesti tidak perlu diberikan secara panjang lebar, beberapa kalimat bila diucapkan dengan lembut tetapi berwibawa sudah dapat berpengaruh terhadap pasien.

Keterampilan Menolak Permintaan Pasien

Hal yang tidak kalah penting dalam komunikasi dokter-pasien adalah kemampuan dalam menolak permintaan pasien yang sering kali tidak sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditanamkan selama pendidikan di kedokteran.

Beberapa hal berikut ini, dapat dijadikan pegangan saudara, yaitu:

Jelaskan bahwa tubuh/ badan seseorang itu berbeda-beda. Seseorang mungkin cocok dengan obat A tetapi orang lain mungkin tidak, dan lebih cocok dengan obat B

Jelaskan bahwa tidak semua penyakit memerlukan suntik. Selain itu suntik dapat memberikan akibat yang tidak sama pada setiap orang, bahkan dapat fatal bagi orang2 tertentu yang alergi terhadap suatu bahan terapi

Kadang yang diperlukan bagi pasien hanya istirahat tanpa obat. Jelaskan secara singkat gangguan yang dihadapi dan yakinkanlah bahwa tanpa pengobatan, tetapi harus istirahat, pasien dapat pulih kembali

Untuk penolakan resep obat tidur/terlarang, jelaskan bahwa resep tidak dapat diberikan tanpa alasan/diagnosis yang jelas. Tolaklah dengan halus bahwa saudara tidak dapat memberikan obat yang diminta pasien tersebut.

TUGAS Bacalah Buku Pedoman Keterampilan Komunikasi Efektif.

Lihatlah bersama teman Video-video tentang komunikasi dokter yang menyertai buku pedoman tersebut dan diskusikan Berlatihlah dengan teman, gunakan ceklist pada Buku Pedoman tersebut.Daftar PustakaDebra Roter, D, Hall. JA. 2006. Doctors Talking with Patients/Patients Talking with Doctors: Improving Communication in Medical Visits. 2nd ed. Fraeger. LondonEdwards WS, Gordon TS. 1997. Making the Patient Your Partner: Communication Skills for Doctors and Other Caregivers. 2nd ed. British Library.Back A, Arnold R, Tulsky J. 2009. Mastering Communication with Seriously Ill Patients: Balancing Honesty with Empathy.1st ed. Cambridge University Press. USA.Komunikasi dengan Mitra Kerja

Asri Purwanti,Agustini UtariPendahuluanSeorang dokter bukan segalanya dalam mengobati/ mengelola penyembuhan pasien, ia juga memerlukan bantuan orang lain. Oleh karena itu perilaku berwibawa, tutur kata sopan, perilaku santun, menghormati hak-hak pasien, sejawat maupun tenaga kesehatan lainnya sangat perlu diperhatikan.

Salah satu hak dokter adalah meminta rujukan kepada dokter lain yang lebih ahli setelah mendapatkan persetujuan dari pasien. Meskipun demikian, bila pasien dalam keadaan gawat darurat, tidak sadar dan tidak ada keluarga terdekat yang dapat dihubungi, maka persetujuan tersebut tidak diperlukan.Dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan sejawatnya, dan berupaya untuk mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien (Kodeki,2012).Dokter juga jangan merelakan sejawatnya terjebak dalan kekeliruan yang secara sadar atau tidak sadar akan berpotensi merugikan pasien atau menurunkan martabat profesi.

SEORANG DOKTER HARUS MENGHORMATI HAK-HAK PASIEN, HAK-HAK SEJAWATNYA, DAN HAK TENAGA KESEHATAN LAINNYA DAN HARUS MENJAGA KEPERCAYAAN PASIEN.

Komponen kompetensi komunikasi efektif dokter dalam berkomunikasi dengan mitra kerja (sejawat dan profesi lain), yang tercantum pada SKDI, 2012 adalah sbb:

Melakukan tatalaksana konsultasi dan rujukan yang baik dan benar

Membangun komunikasi interprofesional dalam pelayanan kesehatan

Memberikan informasi yang sebenarnya dan relevan kepada penegak hukum, perusahaan asuransi kesehatan, media massa dan pihak lainnya jika diperlukan

Mempresentasikan informasi ilmiah secara efektif

Sebagai tujuan pembelajaran dalam bab ini adalah agar mahasiswa semester I dapat menjelaskan secara umum aspek komunikasi efektif dalam berhubungan dengan teman sejawat. Kemampuan lain yang masuk dalam komponen kompetensi sebagaimana tercantum dalam SKDI, 2012 akan diajarkan dan dilatihkan pada semester-semester berikutnya secara berkesinambungan dengan memperhatikan aspek tingkat kesulitan, kompleksitas, dst.

Dokter dan sejawatnya.

Seorang dokter dalam berhubungan dengan sejawatnya, harus memperlakukan sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan, dan tidak boleh mengambil alih pasiennya kecuali dengan persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis atau kehendak pasien murni/ atas dasar Hak Azasi Manusia (HAM).

Beberapa aspek penting dalam berkomunikasi/ berhubungan dengan teman sejawat

1.Permintaan konsul.

Dokter wajib bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya. Hal ini tergambar dalam permintaan konsul ke sejawatnya secara tepat waktu, jangan menunggu terlalu lama sampai kondisi pasien benar-benar jelek (kecuali pasien/keluarga menolaknya).

2. Batasi komentar yang tidak perlu. Dokter jangan mengomentari secara tidak bijak atau memberi celethukan sinis atas terapi yang diberikan sejawatnya, tanpa mengetahui dasar kebijakan yang sesungguhnya.3. Terima nasihat dengan ikhlas.

Seorang dokter atau dokter yunior tidak perlu sakit hati bila secara pribadi atau empat mata diberi nasihat atau diberitahu kekurangannya dalam menangani pasien oleh seniornya.

4. Hindari kriminalitas.

Dokter dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya, jangan sampai melakukan penipuan atau penggelapan, dalam menangani pasien.

5. Jangan menjadi penasihat tuntutan hukum sejawat sendiri.Seorang dokter sedapat-dapatnya jangan menjadi penasihat tuntutan hukum terhadap sejawatnya yang lain, kecuali menjadi saksi ahli yang ditunjuk secara syah.

Komunikasi dengan MasyarakatDea Amarilisa Adespin,Tri Nur KristinaPendahuluan

Lulusan dokter juga diharapkan terampil dalam berkomunikasi dengan masyarakat, dengan harapan agar memudahkan mereka dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di area kerjanya.

Kompetensi tersebut tercantum dalam Standar Kompetensi Dokter Indonesia, yaitu lulusan dokter diharapkan mampu:

Melakukan komunikasi dengan masyarakat dalam rangka mengidentifikasi masalah kesehatan dan memecahkannya bersama-sama

Melakukan advokasi dengan pihak terkait dalam rangka pemecahan masalah kesehatan individu, keluarga dan masyarakat

Oleh karena itu, mahasiswa kedokteran perlu dibekali dengan pengetahuan sebagai dasar dalam berkomunikasi efektif dengan masyarakat, serta berlatih di skills lab sebelum benar-benar diterjunkan dalam pembelajaran di masyarakat.Tujuan Pembelajaran:Mahasiswa mampu berbicara lancar dengan bahasa yang benardan dimengerti oleh masyarakat, serta mampu mengimplementasikan cara penyuluhan massa yang baik Apabila diperlukan, dapat menggunakan media secara efektif dalam berkomunikasi dengan masyarakat

Mampu membuat presentasi edukasi kesehatan yang benar dan menarik, serta memberikan contoh-contoh/ ilustrasi dengan alat peraga yang mudah dipahamiKomponen Komunikasi Massa1. Komunikator

Komunikator atau pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada orang lain dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. 2. Pesan

Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas. Pesan atau materi yang disampaikan kepada sasaran hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan kesehatan dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, sehingga materi yang disampaikan dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi yang disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa yang mudah dimengerti, tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran, dalam penyampaian materi sebaiknya menggunakan metode dan media untuk mempermudah pemahaman dan untuk menarik perhatian sasaran.

3. Media

Media penyuluhan kesehatan adalah media atau alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan. Fungsi dari alat bantu adalah :

a. Memfokuskan perhatian pada yang didiskusikan

b. Meningkatkan daya tarik dari topik yang disampaikan

c. Meningkatkan daya tahan materi pada ingatan audiens.

Media penyuluhan berdasarkan cara produksinya dapat dikelompokkan menjadi:1) Media cetak yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual. Media cetak terdiri dari : a. Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan dan bentuk buku, baik tulisan ataupun gambar.b. Leaflet adalah suatu bentuk penyampaian informasi melalui lembar yang dilipat.Isi informasi dapat berupa kalimat maupun gambar.c. Selebaran adalah suatu bentuk informasi yang berupa kalimat maupun kombinasi.d. Flip chart adalah media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik berisi gambar dan dibaliknya berisi pesan yang berkaitan dengan gambar tersebut.e. Rubrik atau tulisan pada surat kabar mengenai bahasan suatu masalah kesehatan.f. Poster adalah bentuk media cetak berisi pesan kesehatan yang biasanya ditempel di tempat umum.g. Foto yang mengungkap informasi kesehatan yang berfungsi untuk member informasi dan menghibur.2) Media Elektronik yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika, misalnya : televise, radio, video, slide atau film3) Media luar ruangan yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruangan secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misal : Pameran, Banner, TV Layar Lebar, Spanduk atau Papan Reklame4. Komunikan

Komunikan merupakan khalayak penerima pesan. Sifat audien pada komunikasi massa adalah berjumlah besar, anonym dan heterogen.

5. Feedback/ Umpan Balik

Feedback atau umpan balik adalah isyarat atau tanggapan yang berisikesan dari penerima pesan dalam bentukverbal maupun non verbal. Tanpa feedback, seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampakpesannya terhadap si penerima pesan. Hal ini pentingbagi pengirim pesan untukmengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat.

Umpan balikdapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Umpan balikyang

disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsungyangmengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan petunjuk apakah pesan itu akandilaksanakan atau tidak.

Umpan balik yang diberikan oleh orang laindidapat dari pengamatan pemberi balikanterhadapperilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi umpan balikmenggambarkan perilaku penerimapesansebagai reaksidari pesanyang diterimanya. Umpan balik bermanfaat untuk memberikaninformasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkankepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga dapat memperjelas persepsi.PENYULUHAN Penyuluhan berasal dari kata suluh yang berarti obor. Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui teknik praktek belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat. Penyuluhan kesehatan merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.

Tujuan penyuluhan kesehatan adalah :

1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian.

Menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku perseorangan dan atau masyarakat dalam bidang kesehatan

Metode Penyuluhan

Metode penyuluhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya suatu hasil penyuluhan secara optimal.

1. Metode Penyuluhan Perorangan (Individual)Dalam penyuluhan kesehatan metode ini digunakan untuk membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai tertarik pada suatu perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakan pendekatan individual ini karena setiap orang mempunyai masalah atau alasan yang berbeda-beda sehubungan dengan penerimaan atau perilaku baru tersebut.Bentuk dari pendekatan ini antara lain:a. Wawancara

Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan. Wawancara antara petugas kesehatan dengan anggota masyarakatditujukan untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan. Disamping itu juga untuk memngetahui apakah perilaku yang sudah/ akan diadopsi itu mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat. Apabila belum maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam lagi.

Gambar 1.

Wawancara mahasiswa kedokteran dengan tokoh masyarakatb. Bimbingan dan penyuluhan

Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat dikoreksi dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien akan dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.

Gambar 2.

Mahasiswa kedokteran memberikan penyuluhan secara langsung

2. Metode Penyuluhan KelompokDalam memilih metode penyuluhan kelompok, kita harus mengingat besarnya kelompok serta tingkat pendidikan formal dari sasaran/ target penyuluhan. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan berbeda dengan kelompok kecil. Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran penyuluhan.

Metode penyuluhan kelompok mencakup :

a) Kelompok besar, yaitu apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok ini adalah ceramah dan seminar.

b) Kelompok kecil, yaitu apabila peserta penyuluhan kurang dari 15 orang. Metode yang cocok untuk kelompok ini adalah diskusi kelompok, curah pendapat, bola salju, memainkan peranan, permainan simulasi.

Gambar 3.

Mahasiswa kedokteran memberikan penyuluhan pada kelompok masyarakatCERAMAH

Metode ini cukup baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun yang rendah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah adalah :

a. PersiapanCeramah akan berhasil apabila penceramah menguasai materi apa yang akan diceramahkan. Oleh karena itu, penceramah harus mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi kalau disusun dalam diagram atau skema dan mempersiapkan alat-alat bantu pengajaran.

b. Pelaksanaan

Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah apabila penceramah dapat menguasai sasaran (audiens). Oleh sebab itu, penceramah harus dapat menunjukkan sikap dan penampilan yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah. Suara hendaknya cukup keras dan jelas dan pandangan harus tertuju ke seluruh peserta. Berdiri di depan /dipertengahan, seyogianya tidak duduk dan menggunakan alat bantu lihat semaksimal mungkin.

SEMINAR

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian dari seseorang ahli atau beberapa orang ahli tentang suatu topik yang dianggap penting dan dianggap hangat di masyarakat.

3. Metode Penyuluhan Massa

Dalam metode ini penyampaian informasi ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau public. Sasarannya bersifat umum atau tidak membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status ekonomi, tingkat pendidikan dan sebagainya, sehingga pesan kesehatan yang akan disampaikan harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat ditangkap oleh massa tersebut.

Pada umumnya bentuk pendekatan masa ini tidak langsung, biasanya menggunakan media massa. Beberapa contoh dari metode ini adalah ceramah umum, pidato melalui media massa, simulasi, dialog antara pasien dan petugas kesehatan, sinetron, tulisan dimajalah atau koran, bill board yang dipasang di pinggir jalan, spanduk, poster dan sebagainya.

Hambatan Komunikasi Massa1. Hambatan dari ProsesKomunikasi Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan itu sendiri belum jelas bagi pengirim pesan, hal ini dipengaruhioleh perasaan atau situasi emosional.

Hambatan dalam penyandian/ symbol.Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai artilebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama ataubahasa yang dipergunakan terlalu sulit. Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi,misalnya gangguan pengeras suara sehingga tidak dapat mendengarkan pesan.

Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian padasaat menerima/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

2. Hambatan FisikHambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, misalnya: gangguan kesehatan, gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

3. Hambatan Semantik.

Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasibaik dikemukakan oleh pemberi pesan maupun penerima kadang-kadang mempunyaiarti mendua yang berbeda, tidak jelas, menggunakan istilah sulit atau berbelit-belit dalam penyampaiannya. 4. Hambatan PsikologisHambatan psikologis dan sosial juga dapat mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirimdan penerima pesan

TEKNIK PRESENTASIDalam rangka untuk menunjang penyuluhan massa, maka diperlukan keterampilan presentasi. Berikut ini diuraikan langkah-langkah dalam melakukan presentasi.

Membuat Tujuan PresentasiTujuan presentasi merupakan kunci keberhasilan presentasi. Tujuan presentasi dapat memfokuskan kita pada pencapaian hasil yang spesifik. Tujuan presentasi dapat dibagi ke dalam tiga kategori, yaitu :

a. To inform: memberikan topik baru atau tambahan tentang sesuatu topik

b. To persuade: membentuk atau mengubah sikap audien tentang suatu subjek

c. To mobilize: meminta audiens untuk melakukan sesuatusetelah mendengar presentasi.

Membuat Kerangka PresentasiDalam membuat presentasi kita perlu memperhatikan perspektif audien, yaitu apa yang diperlukan audiens untuk mencapai tujuan presentasi.

Tujuan dibuatnya kerangka presentasi adalah :

a. Mempertimbangkan isi presentasi yang perlu dipresentasikan

b. Memungkinkan kita mengorganisasi dan mengurutkan isi presentasiKomponen presentasi adalah sebagai berikut:

KOMPONENTUJUAN

Pendahuluan

Mengantarkan presentasi dan membangun hubungan antara audiens dan isi yang bisa membuat audiens termotivasi untuk mendengarkan.

IsiMempressentasikan segmen isi pada audiens dengan cara yang dapat membantu mencapai tujuan presentasi

Transisi

(bila perlu)Mempersiapkan audiens untuk masuk pada segmen isi berikutnya dengan menghubungkan informasi baru dengan segmen berikutnya.

RingkasanMeringkas dan memperjelas isi yang dipresentasikan

MEMBUAT DAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU VISUAL

Alat bantu visual merupakan materi yang mendukung presentasi. Alat bantu yang sering digunakan adalah Hand out, presentasi OHP dan presentasi in-focus.

a. Hand out (Lembar bagi)

Hand out adalah materi tertulis yang telah disiapkan dan didistribusikan pada audiens. Hand out diperlukan apabila komunikator menginginkan :

Audiens memakai informasi dikemudian hari

Audiens memperlajari informasi sesuai kemampuannya

Menghilangkan kebutuhan harus mengingat atau mencatat

Hand out yang efektif harus mencakup beberapa hal, yaitu:

Judul hand out

Gunakan kotak atau gambar untuk mengarahkan pembaca

Beri cetakan tebal, garis bawah, huruf besar atau variasi huruf pada hal-hal yang kita tekankan

Beri ruang spasi agar mudah dibaca

Gunakan kalimat pendek dan aktif

Hindari informasi yang tidak perlu

b. Transparansi OHP

Petujuk penting pada pembuatan transparansi OHP adalah :

Gunakanlah sedikit kata untuk mengkomunikasikan ide saudara

Informasi tidak lebih dari 6 baris dan tidak lebih dari 6 kata di setiap barisnya

Pakailah pensil terlebih dahulu dan pakai huruf dengan minimal 6 mm tingginya. Gunakan kertas kotak-kotak atau kertas bergaris sebagai alas supaya penulisan rapi.

Bila diketik dengan komputer, gunakan font yang umum dipakai, besar huruf disesuaikan dengan situasi presentasi

c. In-focus dan komputer

Berikut merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan pada presentasi dengan in-fucos dan komputer:

1. Sebelum menggunakan alat, saudara harus betul-betul menguasai cara penggunaan alat tersebut (apabila tidak ada teknisi yang membantu).

2. Periksalah ruangan tempat saudara melakukan presentasi, meliputi : tempat kabel, letak in-focus dan layar

3. Coba nyalakan in-focus, yakinkan apakah huruf terbaca dengan jelas sampai kursi audiens paling belakang. Sebaiknya 1 jam atau bahkan 1 hari sebelumnya, Saudara sudah melakukan pemeriksaan kesiapan dan kejelasan presentasi.

4. Untuk tampilan slide, perhatikan :

Banyaknya baris dalam satu slide sebaiknya tidak lebih dari 6 baris.

Gunakan gambar atau ilustrasi, tetapi tidak terlalu banyak dan mencolok

Gunakan jenis huruf yang umum dan mudah untuk dibaca.

Slide yang ditampilkan tidak terlalu banyak, presentasi sebainya singkat namun padat.

5. Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh presenter adalah :

Jaga kontak mata dengan audiens dan jangan melihat terus pada tampilan

Posisi tubuh mengadap audiens dan tidak membelakangi layar

Gunakan laser pointer untuk menunjukkan hal-hal yang penting di layar.

Berpenampilan rapi dan menarik.

DAFTAR KEPUTAKAAN

1. Effendy, Onong Uchjana. 2002. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.2. Emilia, O. & Prabandari, Y.S. 1996. Teknik Presentasi. Modul Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta

3. McQuail, Denis. 1996. Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Erlangga.4. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005.Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi.Cetakan ke 1.Jakarta : Rineka Cipta

5. William R. Rivers at.al., Media Massa dan Masyarakat Modern: Edisi Kedua, Prenada Media, Jakarta, 2003;

6. Winarni, Komunikasi Massa: Suatu Pengantar, UMM Press, 2003. (www.romeltea.com) Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/1877099-definisi-komunikasi-massa/#ixzz1ThKahgiTKOMUNIKASI

Mambangunhubungan

SesiAwal

Langkah-langkah yang diilakukan

PengumpulanInformasi

PemeriksaanFisik

PenjelasandanPerencanaan

Penutupan

Cobalah dengan latihan mengucapkan:

PAH KAH FAH RAH DAH

WWW BBB WBW WBW BWB

LLD LLL DDD LDL

HI L I GIGI BIBIR

GIGI TITI SISI

PARU SUSU BUTUH BUKU

SESAL SESUATU