KOMPUTASI BISTATIC SCATTERING DARI OBYEK DENGAN...
Transcript of KOMPUTASI BISTATIC SCATTERING DARI OBYEK DENGAN...
KOMPUTASI BISTATIC SCATTERING DARI OBYEK DENGAN ASUMSI BENTUK
TITIK HUJAN OBLATE SPHEROID
EVY NUR AMALINA
2208100077
PEMBIMBING
Eko Setijadi, ST. MT., Ph.D.
Prof.Ir.Gamantyo Hendrantoro, M.Eng., Ph.D.
1
LATAR BELAKANGPenggunaan
TeknologiWireless
FrekuensiTinggi
Titik-titikHujan
RedamanHujan
Absorption danScattering
TurunnyaKualitas
Telekomunikasi
2
RUMUSAN MASALAH
• Bagaimana pengaruh bistatic scattering terhadap titik hujan dengan asumsi bentuk titik hujan oblate spheroid?
• Bagaimana perbandingan hasil simulasi dengan hasil penelitian sebelumnya (prolate spheroid dan spherical)?
3
BATASAN MASALAH
• Bentuk Titik hujan yang digunakan adalah OblateSpheroid.
• Hanya menghitung bistatic scattering, scatteringcross section, absorption cross section, extinctioncross section .
• Pengaruh dari efek temperature, kecepatan jatuh dan sudut jatuh diabaikan
4
TUJUAN
• Mendapatkan nilai bistatic cross section untuk asumsi bentuk titik hujan oblate dalam berbagai ukuran partikel.
• Mendapatkan nilai scattering, absorption danextinction cross section.
• Memvalidasi program.
5
METODE PENELITIAN
6
Bentuk Titik Hujan
• Spherical (Bola)
• Prolate spheroid
• Oblate spheroid
(Setijadi, Eko, dkk. 2009. Effect of temperature and multiple scattering)
(Le Wei Li,dkk., 2002, Spheroidal Wave Functions in Electromagnetic Theory) 7
Scattering
Berdasarkan banyaknya obyek penghambur
• Single Scattering
hanya dihamburkan oleh satu partikelpenghambur
• Multiple Scattering
dihamburkan oleh banyak partikel, sehingga terhambur berkali-kali
8
Scattering (2)
konsep lainnya
• Bistatic Scattering : Hamburan total ke segalaarah akibat dari medan yang datang.
• Back Scattering : hamburan yang kembali kearah medan datang.
(Eugene F. Knott – Radar Cross Section 2nd edition)
9
Radar Cross Section
• Scattering cross section
• Absorption cross section
• Extinction cross section
10
Analisa Medan
11
Analisa Medan (2)
12
Analisa Medan (3)
(Setijadi, Eko., 2008, Scattering of electromagnetic plane wave by a dielectric body of revolution)13
Hasil komputasi bentuk prolate spheroid dan oblate spheroid (a/b=2)
14Prolate Spheroid Oblate Spheroid
Metode Validasi
MULAI
Pembuatan Ulang Grafik Oblate Spheroid Shoji Asano
Perbandingan Grafik Hasil Simulasi Oblate Spheroid dengan Grafik Shoji Asano
Penarikan Kesimpulan
SELESAI
15
Validasi bentuk oblate spheroid
16
Validasi bentuk oblate spheroid (2)
17
Validasi bentuk oblate spheroid (5)
18
Komputasi scattering cross section
• Perbandingan nilai scattering cross section terhadap parameter k pada bentuk titik hujan oblate spheroidberdasarkan perbedaan frekuensi
19
Komputasi absorption cross section
• Perbandingan nilai absorption cross section terhadap parameter k pada bentuk titik hujan oblate spheroid berdasarkan perbedaan frekuensi
20
Komputasi extinction cross section
• Perbandingan nilai extinction cross section terhadap parameter k pada bentuk titik hujan oblate spheroidberdasarkan perbedaan frekuensi
21
Komputasi scattering cross section
• Perbandingan nilai scattering cross section terhadap parameter k pada bentuk titik hujan spherical, prolate, dan oblate pada frekuensi 30 GHz
22
Komputasi absorption cross section
23
• Perbandingan nilai absorption cross section terhadap parameter k pada bentuk titik hujan spherical, prolate, dan oblate pada frekuensi 30 GHz
Komputasi extinction cross section
24
• Perbandingan nilai extinction cross section terhadap parameter k pada bentuk titik hujan spherical, prolate, dan oblate pada frekuensi 30 GHz
Kesimpulan
• Berdasarkan grafik perbandingan prolate dan oblatemenunjukkan bahwa semakin besar ukuran partikeltitik hujan, semakin besar pula nilai bistaticscatteringnya.
• Berdasarkan grafik validasi, bentuk titik hujan oblatespheroid dengan metode MGSLS (Modified GramSchimdt Least Square) belum valid.
• Apabila frekuensi semakin besar maka nilai scatteringcross section semakin kecil sedangkan nilai absorptiondan extinction cross section titik hujan oblatespheroid mempunyai nilai yang semakin besar.
25
Kesimpulan (2)
• Dibandingkan dengan bentuk titik hujan prolatespheroid dan oblate spheroid, bentuk sphericalmempunyai nilai redaman paling besar.
26
Saran
• Untuk simulasi bentuk titik hujan oblatespheroid program ini belum valid, olehkarena itu perlu dilakukan penelitian lebihlanjut.
• Penggunaan metode yang lain misalnyamoment of method.
27
Terima kasih
Alhamdulillah28