JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ......

98
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i “ANALISIS PERBEDAAN KINERJA SAHAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO)” (Studi pada Perusahaan Go public di BEI) Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta Disusun oleh: JATI RISMAWATI F1206098 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

Transcript of JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ......

Page 1: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

“ANALISIS PERBEDAAN KINERJA SAHAM JANGKA PENDEK DAN

JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN

INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO)”

(Studi pada Perusahaan Go public di BEI)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh:

JATI RISMAWATI

F1206098

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN MOTTO

¨ “Karena Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Ada

Kemudahan, Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu

Ada Kemudahan”. (QS. Al Insyirah : 94: 6,7)

¨ “Semakin Malam Semakin Dekat Dengan Fajar,

Semakin Berat Persoalan Semakin Dekat Dengan

Jalan Keluar”.

¨ “It’s true you don’t know what you’ve got until it’s

gone, but it’s also true You don’t know what you’ve

been missing until it arrives!!! Jadi….Berhentilah

Mengeluh, Hadapilah Manis Pahitnya Hidup

Dengan Bersyukur Terhadap Semua Yang Telah

TUHAN Berikan....

Page 5: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Teriring do’a dan syukur kepada Allah dan rasa terima kasih

kepada Rosullnya, sebuah karya kecil ini kupersembahkan

untuk:

v Orangtua tercinta. Bapak dan Ibu.

v Kakakku. Mas Jati dan Mba Rusi.

v Keluarga Besar Rono Atmojo

v Sahabat dan Teman-Teman Manajemen

Non Reguler Angkatan ’06.

v Sahabat-sahabatku Penghuni Kost Bardoe.

v Almameterku.

Sebagai penghargaan atas pengertian dan

dukungannya selama penyusunan skripsi ini

Page 6: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillahirobbil ’alamin, segala puji hanya bagi Allah SWT atas segala

limpahan rahmat dan kemudahan-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan

skripsi yang berjudul “Analisis Perbedaan Kinerja Saham Jangka Pendek dan

Jangka Panjang pada Perusahaan yang Melakukan Initial Public Offering

(IPO)” (Studi pada Perusahaan Go Public di BEI). Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan, dorongan, petunjuk, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Sehingga

dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Drs. Atmadji, M.M selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu,

tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi

kepada penulis.

2. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Dra. Endang Suhari, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen.

4. Drs. Wiyono, M.M selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Non Reguler

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

Page 7: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

5. Drs. Lilik Dwi Sunardianto, SU selaku pembimbing akademik yang telah

memberikan dukungan selama masa studi di Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret.

6. Seluruh Dosen dan Staf Administrasi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

7. Semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan, untuk itu penulis mengaharapkan masukan dan kritikan yang

membangun. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkan.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Surakarta, 16 September 2010

Penulis

Page 8: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL …..…………………………………………………........... HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. HALAMAN MOTTO………....………………………………………................ HALAMAN PERSEMBAHAN…....…………………………………................ KATA PENGANTAR………………....……………………………................... DAFTAR ISI ……….…………………………………………………............... DAFTAR GAMBAR …………………………………………………................ DAFTAR TABEL ...........................………….........……………………….…… DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... ABSTRAK ………………………………………………………………...….....

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………………………………………….......

B. Rumusan Masalah................…………………………………............

C. Batasan Masalah..................................................................................

D. Tujuan Penelitian ................................................................................

E. Manfaat Penelitian...............................................................................

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ................................................................................

1. Initial Public Offering....................................................................

2. Kinerja Saham…………………………………............................

3. Pasar Modal…………………………............................................

4. Wealth Relative Index……………................................................

5. Underpricing……..........................................................................

6. Manajemen Laba di Seputar IPO………………………………...

B. Penelitian Terdahulu …………………………………………….......

C. Kerangka Pemikiran …………………………………………............

D. Perumusan Hipotesis…………………………………………............

i ii iii iv v vi viii x xi xii xiii

1

8

9

9

10

12

12

20

33

33

34

45

47

51

52

Page 9: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian…………………………………………………......

1. Tujuan Studi……………………………………………………………

2. Lingkungan Penelitian………………………………………………….

3. Unit Analisis……………………………………………………………

4. Horison Waktu………………………………………………………….

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........................

1. Populasi………………………………………………………......

2. Sampel ....................................…..…………………………….....

3. Teknik Sampling…………………………………………………

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel………………...........

D. Sumber dan Jenis Data.........................................……………….......

E. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………...

F. Metode Analisis Data ………………………………………............

1. Uji Normalitas Data……………………………………….....................

2. Uji Parsial (Uji t)……………………………………………………….

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Statistik Deskriptif .............................................................................

B. Analisis Data………………………....................................................

1. Pengujian Normalitas Data ............................................................

2. Hasil Pengujian Hipotesis ……………………………………………

C. Pembahasan………………………...............................................................

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………….......

B. Keterbatasan....................................……………………………......

C. Implikasi ..........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

54

54

55

55

55

56

56

56

57

58

61

62

63

63

63

68

73

73

74

77

82

83

83

Page 10: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

GAMBAR

2. 1. Kerangka Pemikiran Penelitian…………………………………..….... 51

Page 11: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL

1. 4.1. : Gambaran Umum Sampel Perusahaan yang IPO

Periode 2005-2007…………………………………………………..

2. 4.2. : Daftar Perusahaan yang Memenuhi Syarat ………………………...

3. 4.3. : Statistik Deskriptif Perusahaan Abnormal Return ................……...

4. 4.4. : Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov ..........................................................

5. 4.5. : Kinerja Saham Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Setelah IPO.........................................................................................

6. 4.6. : Perbedaan Kinerja Saham Jangka Pendek dan Jangka Panjang…….

68

69

70

73

74

76

Page 12: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN

1. Hasil Uji Normalitas

2. Hasil Statistik Deskriptif

3. Hasil Uji Beda One Sample T-Test Abnormal Return Jangka Pendek dan

Jangka Panjang

4. Hasil Uji Beda T-Test Kinerja Saham Jangka Pendek dan Jangka Panjang

5. Rata-Rata Abnormal Return

6. Rata-Rata Return Saham, Return Pasar dan Wealth Relative

7. Rata-Rata Return Saham dan Return Pasar

8. Wealth Relative Index

Page 13: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

ABSTRAK

“ANALISIS PERBEDAAN KINERJA SAHAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN

INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO)”

(Studi pada Perusahaan Go public di BEI)

JATI RISMAWATI

NIM :F1206098

Penelitian ini merupakan studi peristiwa atau event study. Dalam penelitian ini, untuk dapat mengetahui terjadinya reaksi pasar terhadap pengumuman IPO adalah dengan mencari ada tidaknya abnormal return yang diperoleh para investor jika membeli saham penawaran perdana. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai kinerja saham jangka panjang dan jangka pendek, serta untuk memperoleh bukti empiris adanya perbedaan kinerja saham jangka pendek dengan kinerja saham jangka panjang pada perusahaan go public di Indonesia.

Kinerja saham diukur dengan menggunakan abnormal return. Periode penelitian diambil pada tahun 2005 sampai dengan 2007. Dengan teknik purposive sampling didapatkan 33 sampel perusahaan yang melakukan IPO pada periode tersebut. Data yang digunakan adalah kombinasi data antara time series dan cross section. Alat analisis data yang digunakan meliputi pengujian normalitas, uji parsial (uji t) antara lain uji beda paired sample t-test dan uji beda one sample t-test.

Dari hasil penelitian uji beda one sample t-test dapat diketahui bahwa kinerja saham dalam jangka panjang mengalami underperformance dan kinerja saham jangka pendek mengalami outperformance.

Sedangkan hasil penelitian uji beda paired sample t-test dapat diketahui bahwa tidak adanya perbedaan kinerja saham jangka pendek dengan kinerja saham jangka panjang pada perusahaan go public di Indonesia.

Kata kunci: initial public offerings (IPO), abnormal return, underperfomance, outperformance, kinerja saham jangka panjang, kinerja saham jangka pendek.

Page 14: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

ABSTRACT

“ANALISIS PERBEDAAN KINERJA SAHAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN

INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO)”

(Studi pada Perusahaan Go public di BEI)

JATI RISMAWATI

NIM :F1206098

This research represents event study or study event. The objective of this study is to find empirical evidence about performance share in the short run and in the long run period, and also to find empirical evidence about existence of difference of share performance in the short run with the long run share performances at company of go public in Indonesia.

Share performance measured with abnormal return. There are 42 companies that issued IPO during 2005-2007. After choosing them with purposive sampling method, there are 33 companies to be analyzed in this study. Analyze of data method which is used consists of descriptive statistical analysis and statistical analysis of inferential for the examination of done hypothesis by using t test to two sample which is paired (paired sample t test) and one sample t test.

Result from one sample t-test show that in the short run, the performance is outperformed and in the long run, the performance is underperformed. Result from paired sample t-test show that there is no significant defference between short and long run stock performance in companies issued IPO.

Keyword: initial public offerings (IPO), abnormal return, performance underperformance, outperformance.

Page 15: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

IPO (initial public offering) atau penawaran saham perdana merupakan

saat yang terpenting yang dilakukan suatu perusahaan privat untuk

memperoleh dana tambahan yang digunakan untuk pembiayaan dan ekspansi

perusahaan. Salah satu syarat yang ditetapkan oleh pengawas pasar modal

untuk perusahaan yang akan melakukan penawaran saham perdana (initial

public offering) adalah menyediakan dokumen prospektus. Informasi yang

disajikan dalam prospektus adalah laporan keuangan perusahaan yang berisi

informasi keuangan dan nonkeuangan yang secara teoritis informasi keuangan

memang merupakan salah satu sumber utama dalam proses penentuan harga

suatu IPO. Informasi keuangan dapat diperoleh melalui laporan keuangan

yang terdiri atas neraca, laporan laba atau rugi, laporan arus kas, dan catatan

atas laporan keuangan. Sebaliknya, informasi nonkeuangan berisi informasi

tentang penjamin emisi, auditor independen, konsultan hukum, nilai

penawaran saham, persentase saham yang ditawarkan, umur perusahaan, dan

informasi lain yang mendukung (Kim et al., 1993)

Keputusan untuk going public atau tetap menjadi perusahaan privat

merupakan keputusan yang harus dipikirkan masak-masak. Jika perusahaan

memutuskan untuk going public dan melemparkan saham perdananya ke

Page 16: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

public (Initial Public Offerings), isu utama yang akan muncul adalah tipe

saham apa yang akan dilempar, berapa harga yang harus ditetapkan untuk

selembar sahamnya dan kapan waktunya yang paling tepat (Jogiyanto, 2004).

Harga saham pada penawaran perdana ditentukan berdasarkan

kesepakatan antara perusahaan emiten dengan underwriter (penjamin emisi

efek). Sebagai pihak yang membutuhkan dana, emiten menginginkan harga

perdana yang tinggi. Sebaliknya, underwriter sebagai penjamin emisi berusaha

untuk meminimalkan risiko yang ditanggungnya. Dalam tipe penjaminan full

commitment, pihak underwriter akan membeli saham yang tidak terjual di

pasar perdana. Keadaan ini membuat underwriter tidak berkeinginan untuk

membeli saham yang tidak laku dijual. Upaya yang dilakukan adalah dengan

bernegosiasi dengan emiten agar saham-saham tersebut tidak terlalu tinggi

harganya, bahkan cenderung underpriced.

Sebagai penjamin emisi, underwriter lebih sering berhubungan dengan

pasar daripada emiten sehingga pihak underwriter dimungkinkan mempunyai

informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan emiten. Emiten adalah

pendatang baru yang belum mengetahui seperti apa keadaan pasar yang

sebenarnya. Kondisi asimetri informasi inilah yang menyebabkan terjadinya

underpricing, di mana underwriter merupakan pihak yang memiliki kelebihan

informasi dan menggunakan ketidaktahuan emiten untuk memperkecil risiko

(Husnan, 1991).

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang

digunakan oleh investor potensial dan underwriter untuk menilai perusahaan

Page 17: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

yang akan go public. Agar laporan keuangan dapat lebih dipercaya, maka

laporan keuangan harus diaudit. Salah satu persyaratan dalam proses go public

adalah laporan keuangannya telah diaudit oleh KAP (Keputusan Menteri

Keuangan RI No 859/KMK.01/1987). Laporan keuangan yang telah diaudit

akan memberikan tingkat kepercayaan yang lebih besar kepada pemakainya.

Adanya laporan keuangan yang dapat dipercaya pemakai tersebut akan

mengurangi terjadinya asimetri informasi (Rosyati dan Sabeni, 2002).

Underpricing adalah penentuan harga saham di pasar perdana lebih

rendah daripada harga di pasar sekunder untuk saham yang sama. Harga

perdana yang underpriced akan memberikan initial return yang positip bagi

investor segera saham tersebut mulai diperdagangkan di pasar bursa.

Underpricing merupakan fenomena yang menarik karena dialami oleh

sebagian besar pasar modal di dunia. Beberapa penelitian membuktikan

fenomena ini, antara lain di New York Stock Exchange (Miller dan Keilley,

1987), di UK (Herbert, 1981), di Hongkong (Dawson, 1985), di Korea (Kim,

et al., 1993; Guness, 1988), di Kanada (Clarkson dan Simunic, 1992), di

Australia (Philip, et al., 1995) dalam Trisnawati (1999). Di Indonesia,

fenomena serupa ditemukan oleh Husnan (1996), dalam penelitiannya yang

menyimpulkan bahwa IPO pada perusahaan-perusahaan privat maupun

perusahaan milik negara (BUMN) biasanya mengalami underpriced.

Pada saat IPO terdapat kecenderungan terjadinya underpricing

(Hanafi, M. dan Suad Husnan,1991). Di beberapa negara berkembang di

Amerika Latin gejala adanya underpricing dalam jangka pendek juga terjadi,

Page 18: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

tetapi dalam jangka panjang kondisi sebaliknya (overpricing) yang terjadi

(Aggarwal et al., 1993). Para pemilik perusahaan menginginkan agar dapat

meminimalisasi underpricing karena terjadinya underpricing akan

menyebabkan transfer kemakmuran (wealth) dari pemilik kepada para investor

(Beatty, 1989).

Apabila terjadi underpricing, dana yang diperoleh perusahaan dari go

public tidak maksimum. Sebaliknya, bila terjadi overpricing, maka investor

akan merugi karena mereka tidak menerima initial return. Initial return (IR)

adalah keuntungan yang diperoleh pemegang saham saat IPO dengan

menjualnya pada hari pertama. Underpricing disebabkan oleh adanya asimetri

informasi (Beatty, 1989 dalam Daljono, 2000; Beatty dan Ritter, 1986). Studi

yang memfokuskan asimetri informasi antara pemilik dengan investor

dilakukan oleh Leland dan Pyle (1977). Di dalam menentukan harga, pihak

penentu harga sangat memperhatikan informasi perusahaan. Apabila di antara

mereka tidak memiliki informasi yang lengkap tentang perusahaan, maka akan

terjadi perbedaan harga. Perbedaan harga di kedua pasar tersebut mestinya

dapat dihindarkan apabila penentu harga di kedua pasar tersebut memiliki

informasi yang sama terhadap perusahaan go public.

Hudiyanto (2002), meneliti mengenai besaran underpricing penawaran

saham perdana: sebelum dan sesudah krisis moneter bulan Juli 1997.

Penelitian mengambil sampel dari semua emiten-emiten yang melakukan IPO

di Bursa Efek Jakarta dari tahun 1996 sampai dengan 2000. Dengan abnormal

return ukuran dari underpricing sebagai variabel terikat dan kondisi pasar

Page 19: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

sebagai variabel bebas. Hasil penelitian menunjukan bahwa selama periode

tahun 1996 sampai dengan tahun 2000, saham perdana mengalami

underpricing sebesar 21,96% secara rata-rata dan siginifikan pada saat

pertama kali diperdagangkan. Perhitungan tersebut menggunakan metode

market adjusted abnormal return. Penelitian juga mendapatkan fakta bahwa

kondisi bursa yang terpengaruh oleh krisis moneter Juli 1997 mempengaruhi

secara signifikan terhadap tingkat underpricing.

Mahartha (2007), meneliti perilaku harga saham perusahaan keuangan

pada penawaran IPO di Bursa Efek Jakarta tahun 1999-2002 dengan abnormal

return ukuran dari underpricing sebagai variabel terikat, Return on Equity

(ROE) dan Debt to Equity Ratio (DER) sebagai variabel bebas. Sampel yang

diambil yaitu semua perusahaan keuangan yang melakukan IPO di Bursa Efek

Jakarta periode 1999-2002. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat Debt

to Equity Ratio (DER) yg relative lebih besar dapat memberikan pengaruh

positif terhadap tingkat underpricing dan sebaliknya tingkat ROE yg relatif

lebih besar dapat memberikan pengaruh negatif terhadap tingkat underpricing.

Penelitian yang dilakukan oleh Aggarwal, et al. (1993) menyatakan

bahwa kinerja IPO dalam jangka pendek menunjukkan terjadinya

underpricing, tetapi dalam jangka panjang terjadi return yang negatif. Prastiwi

dan Kusuma (2001) meneliti tentang kinerja surat berharga setelah IPO di

Indonesia pada periode 1994-1997. Hasilnya menunjukkan bahwa kinerja IPO

jangka pendek (tiga bulan) adalah positip (39,67%) dan kinerja jangka panjang

Page 20: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

(24 bulan) adalah negatip (-238,83%). Bukti ini menunjukkan bahwa dalam

jangka panjang telah terjadi penurunan kinerja (underperformance).

Jain dan Kini (1994) menyatakan bahwa terdapat penurunan kinerja

operasi perusahaan setelah IPO. Penurunan kinerja tersebut merupakan

indikasi telah terjadinya menajemen laba menjelang IPO. Manajemen laba

didefinisi sebagai suatu intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses

pelaporan keuangan eksternal dengan sengaja memperoleh beberapa

keuntungan pribadi (Schipper, 1989).

Kesenjangan informasi antara perusahaan dengan calon investor pada

saat IPO mempertinggi probabilitas bagi perusahaan untuk melakukan

manajemen laba dan tidak terdeteksi oleh pasar. Penelitian (Richardson,

1998), dalam M.G Kentris (2004), membuktikan bahwa semakin tinggi

informasi asimetri, maka semakin tinggi manajemen laba. Aharoney et al.

(1993) membuktikan bahwa tingkat manajemen laba saat IPO pada

perusahaan kecil relatif lebih tinggi daripada perusahaan besar. Hal ini

disebabkan adanya keterbatasan informasi yang tersedia pada perusahaan kecil

yang melakukan IPO daripada perusahaan besar karena perusahaan besar

sebelum IPO pun telah dikenal oleh masyarakat luas.

Dalam penelitian ini ingin melakukan uji beda terhadap variabel

kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang dengan menggunakan

abnormal return sebagai alat ukur untuk periode jangka pendek (3 bulan)

maupun jangka panjang (24 bulan).

Page 21: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Perusahaan publik yang diukur kinerjanya dalam penelitian ini adalah

perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan

perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia periode Januari

2005 sampai dengan Desember 2007 sebagai populasi penelitian.

Penelitian terhadap kinerja saham baik dalam jangka pendek maupun

jangka panjang dalam kondisi perekonomian Indonesia yang masih belum

stabil ini masih perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk memberikan

pegangan bagi investor dalam melakukan strategi perdagangan. Dengan

melakukan analisis kinerja saham tersebut, diharapkan investor dapat

mengurangi risiko seminimal mungkin dan dapat menghasilkan return yang

menguntungkan. Dengan mengetahui kecenderungan kinerja saham pada

saat penawaran perdana baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang,

investor dapat menghindari kerugian akibat return yang negatif dari surat

berharga tersebut.

Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti

empiris mengenai kinerja saham jangka panjang dan kinerja saham jangka

pendek pada perusahaan go public di pasar modal Indonesia (BEI), serta untuk

memperoleh bukti empiris adanya perbedaan kinerja saham jangka pendek

dengan kinerja saham jangka panjang pada perusahaan go public di Indonesia.

Dalam penelitian ini berdasarkan pada fenomena yang terjadi dan

beberapa penelitian yang sebelumnya. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya terletak pada data penelitian yang sama-sama diambil

di Bursa Efek Jakarta yang sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia, dan ada

Page 22: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

variabel yang pernah diteliti kembali untuk membuktikan kebenaran teori

tersebut apa masih layak atau tidak. Kemudian perbedaannya pada jumlah

sampel dan perusahaan sampel serta periode pengamatan. Berdasarkan alasan

di atas penulis mengadakan penelitian dengan judul : “ANALISIS

PERBEDAAN KINERJA SAHAM JANGKA PENDEK DAN JANGKA

PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL

PUBLIC OFFERING (IPO) (Studi pada Perusahaan Go Public di BEI

Tahun 2005 - 2007)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, yang menjadi permasalahan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah dalam jangka panjang kinerja saham di pasar modal Indonesia

(BEI) mengalami underperformance?

2. Apakah dalam jangka pendek kinerja saham di pasar modal Indonesia

(BEI) mengalami outperformance?

3. Apakah terdapat perbedaan signifikan antara kinerja saham jangka pendek

dan kinerja saham jangka panjang pada perusahaan go public di

Indonesia?

Page 23: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari agar pembahasan masalah dalam penulisan ini

tidak terlalu meluas, maka penulis memberikan batasan-batasan, antara lain:

1. Kinerja saham yang diuji dalam penelitian ini adalah dua macam yaitu:

untuk kinerja saham dalam jangka pendek diuji selama 3 bulan setelah IPO

karena sesuai dengan penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh

Arum Prastiwi dan Indra Wijaya (2001), menemukan bahwa abnormal

return yang positif itu masih bisa dinikmati oleh investor sampai tiga

bulan setelah penawaran perdana, dan kinerja saham dalam jangka panjang

diuji selama 24 bulan setelah IPO.

2. Penulisan ini dikhususkan pada perusahaan go public periode tahun 2005-

2007 dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sampai tahun 2007.

D. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang akan

dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai kinerja saham jangka panjang

pada perusahaan go public di pasar modal Indonesia (BEI).

2. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai kinerja saham jangka pendek

pada perusahaan go public di pasar modal Indonesia (BEI).

Page 24: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

3. Untuk memperoleh bukti empiris adanya perbedaan kinerja saham jangka

pendek dengan kinerja saham jangka panjang pada perusahaan go public

di Indonesia.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi dalam dunia pasar

modal khususnya tentang perbedaan kinerja saham jangka panjang

maupun kinerja saham jangka pendek pada saat melakukan IPO.

Kegunaan lainnya untuk memperkuat hasil penelitian sebelumnya dan

menjadi dasar dalam kajian berikutnya bagi para peneliti yang berminat

dalam pasar modal.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Investor

Untuk memberikan pegangan bagi investor dalam melakukan strategi

perdagangan. Dengan melakukan analisis kinerja saham tersebut,

diharapkan investor dapat mengurangi resiko seminimal mungkin dan

dapat menghasilkan return yang menguntungkan. Dengan mengetahui

kecenderungan kinerja saham pada saat penawaran perdana baik untuk

jangka pendek maupun jangka panjang, investor dapat menghindari

kerugian akibat return yang negatif dari surat berharga tersebut.

Page 25: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

b. Bagi Emiten

Untuk menilai sejauh mana perkembangan perusahaannya di bursa saham

dan menilai kinerja manajemen.

Page 26: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

F. LANDASAN TEORI

1. Initial Public Offering (IPO)

a. Definisi Initial Public Offering (IPO)

Pengertian go public menurut Pangastuti dalam Mahfoesdz (1999)

adalah:

“Upaya perolehan dana segar dari masyarakat dengan mengeluarkan saham baru atau mengeluarkan saham yang ada dalam portepel”. (Pangastuti dalam Mahfoesdz, 1999).

Saham dan portepel merupakan jumlah saham yang masih dapat

dikeluarkan suatu perusahaan sehingga tidak mengubah modal dasar

perusahaan. Go public merupakan salah satu alternatif pendanaan yang

bisa ditempuh perusahaan jika dilihat dari struktur permodalan.

Definisi lain tentang go public juga dikemukakan oleh Sunariyah

sesuai dengan UU Republik Indonesia No.8 Tahun 1995 tentang pasar

modal, menyebutkan bahwa

“Penawaran umum atau go public adalah kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan go public) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU dan peraturan pelaksanaanya”. (Sunariyah, 2006:32).

Page 27: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Jogiyanto (2000) mendefinisikan Initial Public Offering (IPO)

sebagai penawaran saham perusahaan untuk pertama kalinya.

b. Tujuan Initial Public Offering

Perusahaan yang belum menjadi perusahaan publik dapat

meningkatkan kebutuhan dana dengan menempuh beberapa alternative

(Jogiyanto, 2000). Pertama, menjual langsung kepada pemegang saham

yang sudah ada sebelumnya. Kedua, menjual kepada karyawan lewat

Employee Stock Ownership Plan (ESOP). Ketiga, menambah saham lewat

dividen yang tidak dibagi (dividend reinvestment plan). Keempat, menjual

langsung kepada pembeli tunggal (misalnya investor institusional) secara

privat. Kelima, menjual kepada publik lewat pasar saham.

Tujuan penawaran umum perdana (Initial Public Offering) adalah

bagian dari prospektus emiten yang berisi pernyataan tentang alasan-

alasan atau tujuan go public suatu perusahaan.

Pagano et al (1998) menyatakan alasan perusahaan untuk

melakukan go public yaitu:

1) Mengatasi kendala pinjaman

Manfaat yang paling utama adalah memperoleh akses sumber

pembiayaan alternatif selain pinjaman dari bank. Kesempatan bagi

public market untuk mendanai akan bertujuan khusus bagi perusahaan

dengan investasi sekarang dan masa mendatang yang besar, dengan

tingkat leverage dan pertumbuhan yang tinggi. Faktor- faktor inilah

Page 28: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

yang berhubungan positif dengan keinginan untuk melakukan

penawaran perdana.

2) Mempunyai bargaining yang lebih besar dengan bank.

Dengan memperoleh akses ke bursa efek dan menebarkan

informasi kepada investor, sebuah perusahaan akan melakukan

kompetisi diluar terhadap peminjamnya dan menjamin biaya kredit

yang lebih rendah serta supply pembiayaan dari luar yang besar.

3) Diversifikasi likuiditas dan portofolio

Keputusan untuk go public mempengaruhi tingkat likuiditas

saham perusahaan, dimana tingkat likuiditas merupakan fungsi dari

perdagangan sehingga likuiditas saham akan meningkat seiring dengan

tersebarnya kepemilikan saham yang semula hanya dipegang oleh

beberapa pemegang saham awal.

4) Monitoring

Pasar modal juga dapat memberikan penilaian terhadap

kebijakan yang diambil oleh manajemen. Para pemegang saham dapat

menggunakan informasi yang tersedia untuk menilai apakah kebijakan

manajemen telah dilakukan secara wajar, sehingga nantinya

berpengaruh terhadap harga saham.

5) Pengakuan Investor

Pencatatan saham di bursa yang cukup terkenal dan besar,

seolah-olah menjadi pengakuan bagi investor bahwa perusahaan

Page 29: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

tersebut memang cukup layak. Hal ini menumbuhkan kesadaran bagi

investor dan mereka tertarik untuk memilikinya.

6) Perubahan Kontrol

Keputusan untuk go public yang dilakukan oleh pemilik adalah

untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Selain itu, pemilik juga

menjadikan penawaran perdana sebagai langkah untuk mengubah

struktur kepemilikan serta memaksimalkan hasil penjualan sahamnya.

Alasan sebuah perusahaan go public adalah sebagai berikut:

1) Kebutuhan akan dana untuk melunasi hutang, baik hutang jangka

panjang maupun jangka pendek sehingga mengurangi beban bunga.

2) Meningkatkan modal kerja.

3) Membiayai perluasan perusahaan.

4) Memperluas jaringan perusahaan.

5) Meningkatkan teknologi.

6) Membayar sarana penunjang (pabrik, perawatan, kantor dan lain-lain).

Kim et al., (1993) mengemukakan ada dua alasan mengapa

perusahaan go public, yaitu karena pemilik lama ingin mendiversifikasikan

portofolio mereka dan karena perusahaan tidak memiliki alternatif sumber

dana lain untuk membiayai proyek investasinya.

Apa pun motivasi go public, perusahaan menginginkan dana yang

terkumpul dari IPO bisa maksimum. Agar perusahaan dapat segera

mendapatkan dana dari pelemparan sahamnya ke publik, perusahaan

Page 30: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

menyerahkan masalah yang berkaitan dengan IPO ke underwriter. Dengan

adanya underwriter, perusahaan akan segera mendapatkan dana sebesar

harga IPO. Harga saham saat IPO merupakan kesepakatan antara

underwriter dan perusahaan emiten.

c. Tahapan-tahapan Go Public

Menurut Mohamad Samsul tahapan go public dapat

dikelompokkan menjadi lima, yaitu:

1) Rencana Go Public

Rencana go public membutuhkan waktu yang cukup berkaitan dengan

kondisi internal perusahaan seperti:

a) Rapat gabungan pemegang saham, dewan direksi, dan dewan

komisaris.

b) Kesiapan mental personel.

c) Perbaikan organisasi.

d) Perbaikan sistem informasi.

e) Perbaikan aspek hukum.

f) Perbaikan struktur permodalan.

g) Persiapan dokumen.

2) Persiapan Go Public

a) Penunjukkan lembaga penunjang dan lembaga profesi.

b) Uji tuntas (due diligence) dengan penjamin pelaksana

emisi/profesi.

c) Pernyataan pendaftaran kepada Bapepam.

Page 31: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

d) Public Expose dan Road show.

3) Pelaksanaan Go Public.

Kegiatan pelaksanaan go public meliputi:

a) Penyerahan dokumen ke Bapepam.

b) Tanggapan dari Bapepam.

c) Perbaikan dokumen pernyataan pendaftaran.

d) Mini Expose di Bapepam.

e) Penentuan harga perdana.

f) Sindikasi dan perjanjian penjaminan emisi.

4) Penawaran umum

Kegiatan penawaran umum meliputi:

a) Distribusi prospektus.

Prospektus adalah setiap informasi tertulis yang berkaitan dengan

penawaran umum dan bertujuan agar pihak lain membeli saham

yang ditawarkan.

b) Penyusunan prospektus ringkas untuk diiklankan.

c) Periode penawaran (offering period)

d) Periode penjatahan (allotment period)

e) Periode pengembalian dana (refund period)

f) Periode penyerahan saham (delivery period)

g) Periode pencatatan di bursa efek (listing date)

5) Kewajiban dan konsekuensi emiten setelah Go Public

Page 32: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

Sesuai dengan ketentuan SK Menteri Keuangan No.

1199/KMK.013/1991, yang dapat melakukan penawaran umum adalah

emiten yang telah menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada

BAPEPAM untuk menjual atau menawarkan efek kepada masyarakat dan

pernyataan pendaftaraan tersebut telah efektif (Sunariyah, 2006:33).

Menurut Sunariyah, sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan

No. 1548/KMK.013/1990, perusahaan publik harus memenuhi beberapa

kewajiban sebagai berikut:

1) Keharusan untuk keterbukaan (full disclosure)

2) Keharusan untuk mengikuti peraturan-peraturan pasar modal mengenai

kewajiban pelaporan.

3) Gaya manajemen yang berubah dari informal ke formal.

4) Kewajiban membayar dividen.

5) Senantiasa berusaha untuk meningkatkan tingkat pertumbuhan

perusahaan.

d. Keuntungan dan Kerugian Go Public

Perusahaan yang belum go public, awalnya saham-saham

perusahaan tersebut dimiliki oleh manajer-manajernya, sebagian lagi oleh

pegawai-pegawai kunci dan hanya sejumlah kecil yang dimiliki investor.

Sebagaimana biasanya, jika perusahaan berkembang, kebutuhan modal

tambahan sangat dirasakan. Pada saat tersebut, perusahaan harus

menentukan untuk menambah modal dengan cara hutang atau menambah

jumlah dari pemilikan dengan menerbitkan saham baru. Dalam

Page 33: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pengambilan keputusan menjadi perusahaan publik atau tetap menjadi

perusahaan privat perlu dipertimbangkan trade-off antara beberapa faktor

keuntungan maupun kerugiannya.

Jogiyanto (2000) menyebutkan beberapa keuntungan menjadi

perusahaan publik yaitu:

1) Kemudahan dalam meningkatkan modal di masa yang akan datang.

2) Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham.

3) Nilai pasar perusahaan diketahui.

Terdapat beberapa kerugian yang timbul disamping keuntungan

yang mungkin diperoleh yaitu:

1) Biaya laporan yang meningkat karena perusahaan memiliki

kewajiban untuk menyerahkan laporan kuartalan dan tahunan

kepada regulator (misalnya di Indonesia adalah BAPEPAM).

2) Dampak negatif pengungkapan.

3) Ketakutan untuk diambil alih.

Sedangkan Manfaat go public menurut Darmadji dan Fakhrudin

(2001:43) adalah sebagai berikut:

1) Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus.

2) Biaya go public lebih murah.

3) Proses relatif mudah.

4) Pembagian deviden berdasarkan keuntungan.

5) Penyertaan masyarakat biasanya tidak masuk dalam manajemen.

Page 34: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

6) Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu

perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme.

7) Memberi kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki

saham perusahaan sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial.

8) Emiten akan lebih dikenal masyarakat.

9) Memberi kesempatan bagi koperasi dan karyawan perusahaan untuk

membeli saham.

2. Kinerja Saham

a. Pengertian Saham

Saham merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan,

artinya pemilik saham merupakan pemilik perusahaan. Saham juga

merupakan suatu bentuk modal penyertaan atau bukti posisi kepemilikan

dalam suatu entitas. Saham yang dapat menjadi alat investasi adalah yang

dikenal sebagai emisi yang diperdagangkan secara umum yaitu saham

yang tersedia bagi masyarakat umum dan dibeli serta dijual di pasar

terbuka.

Menurut (Pandji Anaroga 2001:54) saham merupakan tanda

penyertaan modal pada suatu perseroan terbatas.

Definisi lain tentang saham juga dikemukakan oleh Fabozzi yang

menyebutkan bahwa saham menunjukkan suatu kepemilikan atas bunga

perusahaan. (Fabozzi, 1999 : 29). Jadi saham adalah tanda penyertaan

modal atau tanda bukti pengambilan bagian dalam suatu perseroan

terbatas.

Page 35: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

b. Manfaat dari Kepemilikan Saham

Manfaat dari kepemilikan saham yaitu (Anaroga dan pakarti 2001: 59):

1) Dividen, bagian dari keuntungan yang dibagikan kepada pemilik

saham.

2) Capital gain, adalah keuntungan yang diperoleh dari selisih harga jual

dengan harga belinya.

3) Manfaat non-financial yaitu timbulnya kebanggaan dan kekuasaan

memperoleh hak suara dalam menetukan jalannya perusahaan.

c. Jenis-jenis Saham

1) Berdasarkan Hak Kepemilikan (Jogiyanto 2003: 67) saham dibagi

menjadi:

a) Saham biasa

Saham biasa adalah saham yang tidak memperoleh hak istimewa.

Pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memperoleh hak

untuk memperoleh dividen sepanjang perseroan memperoleh

keuntungan. Pemilik saham mempunyai hak suara pada RUPS

(Rapat Umum Pemegang Saham). Sesuai dengan jumlah saham

yang dimilikinya (one share one vote). Pada likuidasi persero,

pemilik saham memiliki hak memperoleh sebagian dari kekayan

setelah semua dilikuidasi.

b) Saham preferen

Saham preferen merupakan saham yang diberikan atas hak untuk

mendapatkan deviden dan atau bagian kekayaan pada saat

Page 36: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

perusahaan dilikuidasi dan atau bagian kekayaan pada saat

perusahaan dilikuidasi lebih dulu daripada saham biasa, di samping

itu mempunyai preferensi untuk mengajukan usul pencalonan

direksi/komisaris.

2) Berdasarkan Fungsinya

Menurut Anaroga (2001 : 100) nilai suatu saham dibagi atas tiga jenis

yaitu :

a) Par Value (nilai nominal)

yaitu nilai yang tercantum pada saham untuk tujuan akuntansi.

Jumlah saham yang dikeluarkan perusahaan dikalikan dengan nilai

nominalnya dalam pencatatan akuntansi nilai nominal dicatat

sebagai modal perusahaan di dalam neraca.

b) Base Price (Harga dasar)

Merupakan harga yang terjadi pada saat penawaran perdana. Harga

perdana digunakan dalam perhitungan indeks harga saham.

c) Market price (harga pasar)

Merupakan harga suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung

atau jika pasar sudah ditutup (closing price). Harga pasar ini

menyatakan naik turunnya suatu saham dan setiap hari diumumkan

di surat kabar atau media lainnya. Untuk menghitung nilai pasar

yaitu harga pasar dikalikan dengan total saham yang beredar

(kapitalisasi pasar).

Page 37: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

d. Harga Saham

Harga saham yang dijual di pasar perdana ditentukan berdasarkan

kesepakatan antara perusahaan emiten dan penjamin emisi (underwriter),

sedangkan harga di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme pasar

(permintaan dan penawaran). Apabila penentuan harga saham saat IPO

secara signifikan lebih rendah dibandingkan dengan harga yang terjadi di

pasar sekunder di hari pertama, maka terjadi underpricing. Sebaliknya

apabila penentuan harga saham saat IPO secara signifikan lebih tinggi

dibandingkan dengan harga yang terjadi di pasar sekunder di hari pertama,

maka terjadi overpricing. Underpricing dan overpricing merupakan dua

hal atau perilaku saham yang selalu terjadi pada penawaran perdana.

Namun sejalan dari penelitian terdahulu dan banyak dari literatur yang

menyatakan bahwa rata-rata harga saham pada saat masuk pasar sekunder

dihari pertama selalu cenderung terjadi underpricing.

Menurut (Sawidji Widoatmojo 1996:46) harga saham dibedakan

menjadi 3 :

1) Harga nominal

Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh

emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan.

2) Harga Perdana

Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin

emisi (underwritter) dan emiten.

Page 38: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

3) Harga Pasar

Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor

yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut tercatat di bursa.

Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dan penjamin emisi.

Harga inilah yang disebut sebagai harga di pasar sekunder, karena pada

transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi antara harga

investor dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari

diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga pasar.

Harga saham di bursa ditentukan oleh kekuatan pasar, yang artinya

harga saham terbentuk karena adanya permintaan dan penawaran. Menurut

Sitompul, (1996: 175), hal-hal yang dapat mempengaruhi harga saham

adalah:

1) Isu-isu dan peristiwa politik yang terjadi di negara yang bersangkutan

karena secara otomatis investor akan menjual sahamnya guna

mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

2) Rencana emisi efek oleh suatu perusahaan besar yang dapat

mengakibatkan merosotnya harga saham-saham lainnya yang ada di

bursa efek.

3) Kebijakan dividen perusahaan, kebijakan ini memberikan isyarat

mengenai kondisi dan prospek perusahaan terutama mengenai

kemampuan untuk menghasilkan laba.

Page 39: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

4) Cash flow perusahaan, aliran kas perusahaan penerbit saham yang

lebih lancar dan likuid lebih disukai oleh investor karena hal ini

menyangkut likuiditas perusahaan.

5) Tingkat laba yang dihasilkan perusahaan, tingkat laba yang dicapai

perusahaan menjadi salah satu pertimbangan investor yang akan

melakukan investasinya di pasar modal.

Dalam membuat keputusan investasi saham, investor

membutuhkan data historis mengenai pergerakan saham yang beredar

dibursa. Bentuk informasi yang dapat menggambarkan pergerakan harga

saham adalah indeks harga saham. Jenis-jenis indeks harga saham adalah:

1) Indeks Harga Saham Individual

Indeks harga saham individual menggambarkan suatu rangkaian

informasi historis mengenai pergerakan harga masing-masing saham,

sampai pada tanggal tertentu.

2) Indeks Harga Saham Gabungan

Indeks harga saham gabungan terdiri dari: a) seluruh saham, b)

kelompok saham (indeks LQ 45 yang terdiri dari 45 saham dengan

likuiditas tinggi dan indeks Jakarta Islamic Index yang terdiri dari 30

saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah

Islam), c) jenis usaha.

Page 40: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

e. Deskripsi Kinerja Saham

Definisi Kinerja (performance) di dalam kamus akuntansi

didefinisikan sebagai ukuran hasil yang sesungguhnya dari aktivitas

sejumlah orang atau suatu badan usaha selama beberapa periode (Syahrul

dan Afni, 2000).

Kinerja dalam kamus manajemen didefinisikan sebagai hasil nyata

yang dicapai, kadang digunakan untuk menunjukkan dicapainya hasil yang

positif atau juga bisa diartikan sebagai perusahaan secara keseluruhan

dalam menggunakan sumber daya (man, method, machine, material)

dalam perusahaan.

Pengertian kinerja juga dikemukakan oleh Munawir sebagai

berikut:

”Kinerja adalah pengukuran prestasi yang dapat dicapai oleh perusahaan yang mencerminkan kondisi kesehatan dari suatu perusahaan pada kurun waktu tertentu. Pengukuran prestasi perusahaan didasarkan atas laba yang dihasilkan dibandingkan dengan investasi yang ditanam perusahaan”. (Munawir, 2000).

Kinerja saham perusahaan berkaitan dengan perolehan harga dan

nilai saham di pasar modal yang dipengaruhi oleh kinerja operasi dan

kinerja keuangan. Kinerja saham yang positif dapat menarik minat

investor dalam menanamkan modalnya ke perusahaan, selain itu kinerja

perusahaan yang baik akan menguntungkan perusahaan dengan

membangun kesan positif ke pasar dalam pengadaan penjualan saham

tambahan.

Page 41: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

Hal tersebut diatas didukung oleh penelitian A. Muslimin (1995)

yang menyebutkan bahwa kurs saham suatu perusahaan tergantung dari

faktor fundamental yang dapat diketahui dari laporan keuangan

perusahaan yaitu laba bersih perusahaan, deviden setiap saham dan laba

per saham. Faktor-faktor tersebut mempunyai hubungan yang positif

terhadap fluktuasi kurs saham. Bila kinerja perusahaan baik maka

umumnya kurs sahamnya meningkat pula. Selain itu pengumuman yang

berhubungan dengan laba dapat menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi harga dari saham (Hartono, 2003:373).

Kinerja perusahaan publik atau perusahaan yang listed di bursa

bagi pemegang saham dapat diartikan dengan prospek perusahaan yang

sahamnya dibeli.

Penilaian atas kinerja suatu perusahaan merupakan faktor

terpenting dalam rangka untuk mengetahui sehat tidaknya kondisi suatu

perusahaan. Penilaian atau pengukuran kinerja adalah penentuan secara

periodik tampilan perusahaan yang berupa kegiatan operasional, struktur

organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang

telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 1997:419). Pada dasarnya

penilaian kinerja suatu perusahaan dapat dilakukan dengan beberapa cara

baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Dari laporan keuangan akan

dapat diperoleh informasi tentang kondisi dan prestasi perusahaan di masa

lalu, sedangkan untuk masa depan laporan keuangan ini dapat dijadikan

pedoman dan dasar pijakan dalam rangka menetapkan rencana kebijakan

Page 42: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

perusahaan di masa depan. Informasi yang didasarkan pada analisis

keuangan mencakup penilaian, keadaan, keuangan perusahaan baik yang

telah lampau, saat sekarang dan ekspektasi masa depan (Husnan, 1994).

Penilaian kinerja perusahaan merupakan upaya untuk mengetahui

prestasi yang ingin dicapai oleh perusahaan sebagai suatu unit usaha yang

umumnya banyak dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan

terhadap eksistensi perusahaan. Sedangkan pada perusahaan yang go

public, penilaian kinerja sebenarnya merupakan upaya untuk mengetahui

apakah go public akan menimbulkan pengaruh positif terhadap kinerja

perusahaan sebagai satu unit usaha.

Menurut Fabozzy (2003:25), yang dimaksud dengan kinerja saham

adalah:

1) Return saham adalah tingkat keuntungan yang diperoleh dalam

beberapa periode tertentu, umumnya satu tahun, melalui investasi yang

dilakukan oleh investor.

2) Risk (risiko) saham, pada umumnya diukur sebagai perbedaan

pengembalian dari waktu ke waktu, yaitu berapa besar selisih

pengembalian terhadap rata-rata pengembalian.

1) Return Saham

Dalam melakukan investasi, investor menghendaki tingkat keuntungan

(return) tertentu yang diharapkan untuk masa-masa yang akan datang.

Dengan kata lain, return merupakan hasil yang dinikmati oleh para

pemodal (investor) atas suatu investasi yang dilakukannya. (Prasetio

Page 43: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dan Astuti, 2003). Return adalah pengembalian yang diperoleh dalam

berinvestasi selama periode tertentu.

2) Risiko Saham

Expected return dan risiko merupakan dua hal yang tidak dapat

dipisahkan dalam mempertimbangkan suatu investasi. Expected

return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar

risiko yang ditanggung, maka akan semakin besar pula expected

return yang ingin diupayakan sebagai kompensasi risiko. Definisi

risiko menurut Vaughan (1997:8) adalah “risk is condition in which

there is possibility of an adverse deviation from a desired outcome that

is expected or hope for”. Sedangkan menurut Jones (2002)

mendefinisikan “risk is the uncertainty that expected outcomes will not

be fulfilled”. Jadi pengertian resiko secara umum adalah sebagai

probabilitas atau kemungkinan atas terjadinya perbedaan antara tingkat

pengembalian aktual dari suatu investasi dengan tingkat pengembalian

yang diharapkan.

Menurut Jones (2002:127) risiko dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu:

a) Risiko sistematis (systematic risk), yakni risiko yang berpengaruh

terhadap semua investasi dan tidak dapat dikurangi atau

dihilangkan dengan jalan melakukan diversifikasi. Risiko ini

timbul akibat pengaruh keadaan perekonomian, politik dan sosial

budaya, dimana mempunyai pengaruh secara keseluruhan.

Page 44: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Termasuk dalam risiko ini adalah risiko pasar, risiko tingkat bunga,

risiko daya beli. Risiko ini juga disebut indivertible risk.

b) Risiko tidak sistematis (unsystematic risk), yakni risiko yang

melekat pada investasi tertentu karena kondisi yang unik dari

perusahaan. Risiko ini dapat dikurangi dengan mengadakan

diversifikasi. Termasuk dalam risiko ini adalah risiko keuangan

dan risiko bisnis. Risiko ini juga disebut diversifiable risk.

f. Kinerja Saham Jangka Pendek setelah IPO

Banyak peneliti menunjukkan bahwa umumnya penawaran

perdana saham adalah underpricing. Para peneliti menunjukkan mean

initial return adalah 4,3547% (Widjaja, 1999), 12,4891% (Rizka, 1995),

dan 39,07% (Prastiwi dan Kusuma, 2001). Return saham akan tetap positif

dalam jangka pendek dan akan negatif dalam jangka panjang.

Dawson (1987) dalam Prastiwi dan Kusuma (2001) meneliti

kinerja IPO untuk tiga Negara yaitu Hongkong, Malaysia, dan Singapura

untuk periode 1978 sampai dengan 1983. sampel yang digunakan untuk

Hongkong dan Malaysia sebanyak 21 perusahaan sedangkan Singapura 39

perusahaan. Hasil yang ditemukan di Hongkong dan di Singapura

konsisten dengan pola di Negara lain, tetapi di Malaysia menunjukkan

kinerja jangka panjang yang masih positip. Kinerja jangka pendek untuk

Hongkong, Singapura, dan Malaysia adalah 13,80% , 39,40%, dan

166,67% , sedangkan kinerja setahun kemudian adalah – 9,3%, -2,7% dan

18,2%.

Page 45: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

Levis dalam Prastiwi dan Kusuma (2001) meneliti IPO di Inggris

dengan mengunakan sampel sebanyak 632 perusahaan pada periode 1980

sampai dengan 1988. Hasilnya menunjukkan bahwa kinerja IPO jangka

pendek adalah 14,08% sedangkan kinerja tiga tahun kemudian adalah –

31%.

Aggarwal et al (1993) meneliti kinerja IPO untuk 3 negara yaitu

Brasilia, Chili dan Meksiko. Sampel yang digunakan di Brasilia sebanyak

62 perusahaan, di Chili 19 perusahaan dan di Meksiko 44 perusahaan.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan kinerja IPO jangka pendek untuk

Brasilia 9,4%, Chili 4,4%, dan Meksiko 4%, sedangkan kinerja setahun

kemudian adalah –47%, -23,7%, dan –19,6%.

Suatu penjelasan mengenai fenomena underpricing adalah adanya

hipotesis asimetri informasi (Senbert dan Guiness, 1992) dalam Rosyati

dan Sabeni (2002). Informasi asimetri terjadi antara perusahaan emiten

dengan underwriter (model Baron) atau antara informed investor dan

uninformed investor (model Rock). Pada model Baron (1982), penjamin

emisi dianggap memiliki informasi yang lebih tinggi mengenai permintaan

saham perusahaan emiten daripada perusahaan emiten meskipun

perusahaan emiten mungkin melakukan manajemen laba sebelum IPO

untuk meningkatkan harga sahamnya (Friedlan, 1994). Penjamin emisi

akan memanfaatkan informasi yang dimiliki untuk memperoleh

kesepakatan optimal dengan emiten untuk menjual saham yang

underpriced. Underwriter melakukan penjualan saham perdana yang

Page 46: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

underpriced brtujuan untuk memperkecil risiko kemungkinan saham tidak

laku dijual serta keharusan membeli saham yang tidak terjual itu (full

commitment).

g. Kinerja Saham Jangka Panjang setelah IPO

Penelitian mengenai kinerja IPO menunjukkan bahwa pada jangka

panjang terjadi return yang negatif (Aggarwal, et al., 1993). Lebih lanjut

beberapa peneliti (Allen dan Faulhaber, 1989; Grinblatt dan Hwang, 1989;

Welsch, 1989) dalam Rosyati dan Sabeni (2002) menunjukkan bahwa

perusahaan menggunakan underpricing sebagai suatu mekanisme untuk

menandai kualitas perusahaan.

Menurut Ritter (1991), faktor yang bisa menjelaskan terjadinya

underperformance adalah kesalahan dalam pengukuran risiko, bad luck

dan terlalu optimisnya investor terhadap prospek perusahaan. Friedlan

(1994) membuktikan bahwa ada kecenderungan perusahaan emiten

melakukan manipulasi dengan meningkatkan laba (earning management)

sebelum melakukan IPO. Apabila perusahaan melakukan manajemen laba

akan berdampak pada kinerja jangka panjangnya yang diukur dengan

besarnya return yang diterima investor. Aggarwal et al (1993) meneliti

kinerja IPO di negara-negara Amerika Latin (Brasil, Chilil, Meksiko)

untuk periode 1980 sampai 1990. Hasil yang ditemukan di tiga negara ini

konsisten dengan pola yang ditemukan di negara lain, termasuk Indonesia

(Prastiwi dan Kusuma, 2001) yaitu kinerja jangka pendek positif namun

kinerja jangka panjang menurun setelah itu.

Page 47: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

3. Pasar Modal

Menurut undang-undang no.8 tahun 1995 tentang pasar modal,

dinyatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan

penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

dengan efek yang diterbitkan, dan lembaga dan profesi yang berkaitan dengan

efek.

Jenis pasar di pasar modal ada dua macam, yaitu pasar perdana

(primary market) dan pasar sekunder (secondary market).

a. Pasar Perdana

Pasar dimana untuk pertama kalinya efek ditawarkan kepada investor

melalui agen penjual. Harga saham pada pasar perdana ini harga saham

tetap, pembelian saham tidak dikenakan komisi, pemesanan dilakukan

melalui agen penjual, jangka waktu terbatas dan hanya untuk saham.

b. Pasar sekunder

Pasar untuk memperjual-belikan efek yang telah diterbitkan di pasar

perdana. Di pasar sekunder ini harga saham berfluktuasi sesuai kekuatan

pasar, pembelian maupun penjualan dikenakan komisi, pemesanan

dilakukan melalui anggota bursa dan jangka waktu tidak terbatas.

4. Wealth Relative Index

Wealth Relative Index adalah indeks yang digunakan untuk melihat

kinerja saham suatu perusahaan dalam jangka panjang dibandingkan dengan

kinerja saham dari pasar.

Page 48: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

a. Outperformance

Jika kinerja suatu saham lebih besar (dilihat dari total return selama

periode tertentu) dibandingkan dengan total return pasar maka mengalami

outperformance.

b. Underperfomance

Jika total return suatu saham selama periode tertentu lebih kecil bila

dibandingkan dengan total return pasar maka mengalami

underperformance.

5. Underpricing

a. Pengertian Underpricing

Underpricing adalah suatu keadaan, dimana harga saham pada saat

penawaran perdana lebih rendah dibandingkan dengan ketika

diperdagangkan di pasar sekunder.

Studi tentang IPO secara internasional menyatakan bahwa 9 dari 10

penelitian menyimpulkan telah terjadi underpricing (Aggarwal et al.,

1993). Ibbotson (1975) mengemukakan bahwa dari penelitian tentang IPO

di Amerika Serikat, terdapat rata-rata underpricing 1% dari bulan kedua

sampai dengan keempat. Beberapa studi di beberapa negara mengenai

kinerja IPO dalam jangka pendek menunjukkan terjadi underpricing, tetapi

dalam jangka panjang terjadi return yang negatif (Aggarwal et. al., 1993).

Penyebab terjadinya underpricing dicoba dijelaskan oleh beberapa

peneliti, tetapi penelitian empiris membuktikan penyebabnya berbeda-

beda.

Page 49: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Beberapa model asimetri informasi (asymmetric of information)

telah diajukan untuk menerangkan fenomena underpricing. Dalam model

Baron, investment banker merupakan pihak yang mempunyai informasi

yang lebih baik (better informed) daripada pihak emiten yang meminta

untuk menerbitkan sahamnya (Baron, 1982). Dalam model Rock,

diasumsikan bahwa investor dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu

yang memperoleh informasi dan yang tidak memperoleh informasi (Rock,

1986; Beatty dan Ritter, 1986). Pada setiap model tersebut bank

investment atau investor yang tidak memiliki informasi akan berhadapan

dengan ketidakpastian berkaitan dengan nilai perusahaan yang melakukan

IPO. Ketepatan distribusi ketidakpastian nilai perusahaan telah

digambarkan sebagai ex ante uncertainty (Beatty dan Ritter, 1986). Kedua

model tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara ex ante

uncertainty dengan underpricing saat IPO. Beatty (1989) mengungkapkan

bahwa kualitas auditor merupakan salah satu pengurang terhadap

ketidakpastian.

Titman dan Trueman (1986) menyajikan signalling model yang

menyatakan bahwa auditor yang memiliki kualitas menghasilkan informasi

yang berguna bagi investor di dalam menaksir nilai perusahaan yang

melakukan IPO. Hal ini sesuai dengan signalling theory yang

dikemukakan Leland dan Pyle (1977) yang menunjukkan bahwa laporan

keuangan yang audited dan persentase kepemilikan saham akan

mengurangi tingkat ketidakpastian. Menon dan Williams (1991)

Page 50: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

mengemukakan bahwa kualitas auditor berpengaruh terhadap kredibilitas

laporan keuangan ketika perusahaan go public. Oleh karena itu,

underwriter yang memiliki reputasi tinggi menginginkan emiten yang

dijaminnya untuk memakai auditor yang mempunyai reputasi tinggi pula

(Menon dan Williams, 1991; Balver et. al., 1988). Bukti keinginan untuk

memakai auditor yang berkualitas oleh perusahaan yang melakukan IPO

juga dikemukakan oleh Firth dan Liau-Tan (1998).

Penelitian yang dilakukan oleh Beatty (1989) menunjukkan bahwa

auditor yang memiliki reputasi tinggi berhubungan negatif dengan initial

return. Beatty (1989) juga mengemukakan faktor lain yang juga

mempunyai hubungan negatif dengan initial return adalah reputasi

underwriter, persentase saham yang ditawarkan, umur perusahaan, jenis

kontrak underwriter, dan indikator perusahaan minyak dan gas. Bukti

empiris lain mengenai hubungan negatif antara reputasi underwriter

dengan initial return dikemukakan oleh Balvers et. al. (1988), Carter dan

Manaster (1990). Trisnawati (1999) melakukan penelitian di Bursa Efek

Jakarta dengan mengambil data tahun 1994 sampai dengan tahun 1995.

Dari penelitiannya ia tidak berhasil mendukung hipotesisnya tentang

hubungan auditor yang berkualitas dengan initial return. Akan tetapi, ia

berhasil mendukung hipotesisnya tentang hubungan umur perusahaan

dengan initial return.

Sebaliknya, Fatchan (1999) dengan menggunakan data tahun 1994

sampai dengan tahun 1997 mengungkapkan ada hubungan positif antara

Page 51: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

leverage dan ukuran perusahaan dengan initial return. Daljono (2000)

mencoba mengembangkan penelitian Trisnawati dengan memperluas

periode penelitian menjadi tahun 1990—1997 dan menambah variabel

rasio solvabilitas. Hasilnya menunjukkan bahwa hanya variabel reputasi

underwriter dan financial leverage yang memiliki hubungan secara

statistis positif dan signifikan dengan initial return.

Nasirwan (2000) menguji lebih lanjut hubungan faktor-faktor

signaling tidak hanya terhadap initial return, tetapi juga terhadap return 15

hari dan return selama setahun setelah IPO. Variabel yang ditambah

adalah deviasi standar return 15 hari sebagai ukuran ketidakpastian.

Hasilnya menunjukkan bahwa variabel reputasi underwriter dan deviasi

standar return berhubungan secara statistis signifikan dan positif terhadap

return awal dan return 15 hari sesudah IPO. Sebaliknya, persentase

penawaran saham dan nilai penawaran saham berhubungan secara statistis

signifikan dan negatif dengan return hari sesudah IPO.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Underpricing

1) Reputasi Underwriter

Underwriter adalah perusahaan yang membuat kontrak dengan

emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten,

dengan atau tanpa kewajiban untuk membeli sisa efek yang terjual. Peran

dari underwriter adalah dalam mengurangi ketidakpastian. Dalam

melakukan penawaran saham perdana, untuk mengurangi risiko yang akan

Page 52: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

dihadapi, maka emiten akan meminta underwriter untuk menjamin

penjualan saham tersebut.

Adanya fungsi penjaminan saham tersebut berarti underwriter

mempunyai peranan kunci bagi kesuksesan emisi surat berharga suatu

perusahaan. Ditinjau dari tanggung jawab underwriter sebagai penjamin

emisi, terdapat empat tipe penjaminan, yaitu :

a) Full Commitment

Underwriter sebagai penjamin dengan tipe full commitment ini

memberikan jaminan kepada emiten, bahwa penjamin emisi akan membeli

surat berharga yang ditawarkan dan kemudian menjualnya kembali kepada

masyarakat dengan harga yang lebih tinggi daripada harga yang

dibayarkan kepada emiten dengan risiko jika sebagian atau seluruh efek

tersebut tidak laku terjual maka seluruhnya menjadi beban penjamin emisi.

b) Best Effort

Underwriter sebagai penjamin dengan tipe best effort ini menempatkan

para penjamin emisi hanya berperan sebagai agen dari emiten saja, yaitu

dengan menjualkan emisi surat berharga sebaik – baiknya. Penjamin emisi

tipe ini hanya akan membayar sebesar harga efek yang laku terjual.

Page 53: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

c) Standby Commitment

Underwriter sebagai penjamin emisi dengan tipe standby commitment ini

bertanggungjawab untuk menawarkan dan menjual suatu emisi surat

berharga dan menyanggupi untuk membeli sisa efek yang tidak laku

terjual dengan tingkat harga tertentu sesuai dengan syarat yang dijanjikan.

d) All or None Commitment

Underwriter sebagai penjamin emisi dengan tipe all or none commitment

ini, sebelum menjual efek, sudah memiliki dan membeli efek tersebut

sehingga mereka dapat menjual dengan harga tertentu. Pada umumnya

underwriter mempunyai tiga fungsi (Jogiyanto, 2000) yaitu:

1) Sebagai pemberi saran kepada perusahaan yang akan melakukan go

public (advisory function).

2) Sebagai penjamin penjualan saham perdana dan bersedia membeli sisa

sekuritas yang tidak terjual (underwriting function).

3) Sebagai pemasar saham kepada investor (marketing function).

Namun dalam prakteknya tidak semua underwriter bersedia

memberikan jaminan full commitment (menjamin semua saham akan

terjual), tetapi biasanya hanya berani memberikan jaminan best effort

(berusaha sebaik mungkin) untuk menjual saham yang diterbitkan oleh

perusahaan. Dengan adanya reputasi underwriter akan mampu

menaikan harga saham dan akan meningkatkan kepercayaan

Page 54: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

masyarakat sekaligus kualitas perusahaan yang IPO. Reputasi

underwriter akan dapat menyakinkan emiten bahwa saham yang

ditawarkan akan laku terjual, karena underwriter akan mengalami

kerugian bila saham yang ditawarkan tidak laku dijual. Reputasi

underwriter berpengaruh signifikan terhadap tinggi rendahnya tingkat

underpriced, karena pihak underwriter sangat berperan dalam

penentuan harga saham dipasar perdana dan underwriter yang lebih

tahu keadaan pasar. Semakin tinggi reputasi underwriter maka tingkat

underpricing akan semakin rendah.

2) Reputasi Auditor

Menurut pasal 64 UU No. 8 tahun 1995, auditor berfungsi untuk

memberikan pendapat atas kewajiban laporan keuangan emiten atau calon

emiten dan bertanggungjawab atas kewajiban keuangan yang disusun

berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum serta peraturan

BAPEPAM.

Persyaratan yang diharuskan oleh BEJ untuk dipenuhi oleh

perusahaan yang akan melakukan proses go public adalah laporan

keuangan perusahaan calon emiten harus wajar tanpa syarat. Oleh karena

itu auditor sebagai pemeriksa laporan keuangan mempunyai peran yang

sangat besar bagi perusahaan calon emiten untuk menentukan bisa atau

tidaknya listing di pasar modal. Dengan menyewa auditor yang memiliki

reputasi tinggi, maka akan memberikan harga penawaran yang paling

Page 55: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

tinggi. Bila harga penawaran tinggi maka tingkat underpricing emiten

akan semakin rendah.

3) Ukuran Perusahaan

Perusahaan yang berskala besar umumnya lebih dikenal

masyarakat luas apabila dibandingkan dengan perusahaan yang ukurannya

kecil. Skala atau ukuran perusahaan ini berpengaruh terhadap tingkat

underpriced. Pada umumnya skala atau ukuran perusahaan menjadi faktor

dalam memutuskan untuk membeli saham di bursa efek. Hasil penelitian

Kim, Krinsky, Lee, (1993) menunjukan adanya hubungan yang negatif

antara ukuran perusahaan dengan tingkat underpriced. Sehingga semakin

besar ukuran perusahaan, maka tingkat underpriced-nya akan semakin

rendah.

4) Pertumbuhan Laba

Pertumbuhan laba merupakan proksi yang digunakan untuk

mengukur tingkat pertumbuhan perusahaan antara dua periode. Semakin

baik tingkat pertumbuhan perusahaan, semakin baik posisi perusahaan

tersebut mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industri maupun

dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Dalam penelitian ini diduga

pertumbuhan laba berpengaruh terhadap terjadinya underpricing, karena

dalam keputusan investasinya diduga investor akan mempertimbangkan

pertumbuhan laba untuk melihat apakah perusahaan bisa mempertahankan

Page 56: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

bahkan meningkatkan pertumbuhan labanya dimasa mendatang. Sehingga

semakin tinggi tingkat pertumbuhan laba maka semakin rendah tingkat

Underpricing-nya.

5) Komposisi Dewan Komisaris

Dewan komisaris merupakan salah satu inti dari mekanisme

pengendalian internal. Tugas utama dewan komisaris adalah melakukan

pengawasan terhadap dewan direksi dan manjemen atas pengelolaan

sumber daya perusahaan agar dapat berjalan secara efisien dan efektif

dalam rangka mencapai tujuan organisasi, selain itu juga menyeleksi,

mengganti dewan direksi, serta mengawasi jalannya pergantian direksi.

Perusahaan harus memiliki dewan komisaris yang kredibel serta

memiliki independensi. Kredibilitas dapat dibentuk dengan melakukan

penataan terhadap dewan komisaris. Terdapat faktor-faktor yang harus

dicermati, yaitu:

a) Menentukan jumlah komisaris yang efektif, jumlah komisaris tidak

boleh terlalu sedikit karena akan mengganggu kinerja dewan direksi itu

sendiri tetapi juga tidak boleh terlalu banyak karena akan berdampak

pada efisiensi.

b) Faktor pendidikan, dimana tugas-tugas pokok dewan komisaris adalah

berkaitan erat dengan hal-hal yang bersifat strategik. Oleh karena itu,

dukungan dari latar belakang pendidikan yang memadai akan sangat

Page 57: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

menentukan kualitas keahlian, pengetahuan, dan pengolahan informasi

sehingga akan berdampak pada pengawasan yang diberikan.

c) Faktor pengalaman, dimana anggota dewan komisaris yang memiliki

latar belakang pendidikan yang baik akan lebih baik apabila didukung

oleh pengalaman yang cukup.

Dalam code for good corporate governance yang dituangkan

dalam Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor: Kep-

315/BEI/062000 butir C mengenai pembentukan dewan komisaris

independen, menjadi salah satu hal yang diwajibkan bagi perusahaan-

perusahaan publik yang listing di BEI. Keberadaan komisaris independen

sangat diperlukan karena tujuan dibentuknya dewan komisaris adalah

sebagai wakil dari pemegang saham khususnya dan stakeholders lain,

yang bertugas mengawasi aktivitas manajemen sehingga asimetris

informasi antara manajer dan pemegang saham dapat diatasi. Dengan

asumsi dewan komisaris mewakili pemegang saham, maka dewan

komisaris merupakan alat pengendali dan merupakan elemen yang sangat

penting. Anggota dewan komisaris terdiri dari orang-orang yang berasal

dari dalam perusahaan (intern) dan dari luar perusahaan (ekstern). anggota

dewan komisaris yang berasal dari luar perusahaan ini disebut juga sebagai

komisaris independen (Utama dan Afriani, 2005).

Berdasarkan peraturan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia

mengenai pembentukan komisaris independen, ditetapkan bahwa jumlah

Page 58: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

komisaris independen sekurang-kurangnya 30 persen dari jumlah seluruh

anggota komisaris. Presentase 30 persen ini dianggap bisa mewakili

pemilik saham yang dianggap minoritas, sehingga kemungkinan terjadinya

perbedaan perlakuan antara pemilik saham mayoritas dan minoritas tidak

perlu terjadi.

Dalam menjamin pelaksanaan pengelolaan perushaan yang baik,

maka diperlukan dewan komisaris yang berintegrasi, mempunyai

kemampuan, mempunyai latar belakang pendidikan yang baik, tidak cacat

hukum, serta tidak memiliki hubungan bisnis dengan pihak lain yang dapat

merugikan perusahaan. Komposisi dewan komisaris harus sedemikian

rupa sehingga memungkinkan pengambilan keputusan yang efektif, tepat,

dan cepat serta dapat bertindak secara independen dalam arti tidak

mempunyai kepentingan yang menganggu kemampuannya untuk

melaksanakan tugasnya secara mandiri dan kritis. Komposisi dewan

komisaris harus memiliki kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan, agar

tujuan perusahaan dalam menjaga kualitas manajemen dan

mempertahankan nilai perusahaan di mata investor tercapai sesuai dengan

standar corporate governance yang diwajibkan oleh Bapepam kepada

perusahaan yang go public. peraturan di Indonesia mengenai board

governance merupakan suatu bentuk upaya dari pemerintah sebagai pihak

regulator untuk memperbaiki corporate governance di Indonesia,

terutama paska krisis ekonomi tahun 1997.

Page 59: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Dengan demikian semakin baik komposisi dewan komisaris maka

akan meningkatkan nilai perusahaan. Semakin baik komposisi dewan

komisaris, maka semakin kecil tingkat ketidakpastian di masa mendatang,

sehingga tingkat underpricing-nya akan rendah.

6. Manajemen Laba di Seputar IPO

Schipper (1989) mendefinisikan manajemen laba sebagai suatu

intervensi dengan maksud tertentu terhadap proses pelaporan keuangan

eksternal dengan sengaja memperoleh keuntungan pribadi. Healy dan Wahlen

(1998) menyatakan bahwa manajemen laba terjadi ketika manajemen

menggunakan judgment dalam pelaporan keuangan dan penyusunan transaksi

untuk merubah laporan keuangan sehingga menyesatkan stakeholder tentang

kinerja ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang

berhubungan dengan kontrak yang tergantung pada laba akuntansi yang

dilaporkan. Manajemen laba merupakan pemilihan kebijakan akuntansi untuk

mencapai tujuan khusus (Scott, 2000).

Tujuan yang akan dicapai oleh manajemen melalui manajemen laba

meliputi mendapatkan bonus dan kompensasi lainnya, mempengaruhi

keputusan pelaku pasar modal, menghindari pelanggaran perjanjian utang, dan

menghindari biaya politik (Watt dan Zimmerman, 1986). Healy dan Wehlen

(1998) membagi motivasi yang mendorong manajemen laba ke dalam tiga

kelompok. Pertama, motivasi dari pasar modal yang ditunjukkan dengan

return saham. Penelitian Teoh, et al. (1998) dan Rangan (1998) memberikan

Page 60: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

bukti bahwa ketika melakukan penawaran saham ke publik, baik IPO maupun

SEO (penawaran saham tambahan), manajemen cenderung melaporkan laba

lebih tinggi (overstate). Kedua, motivasi kontrak yang dapat berupa kontrak

utang (Sweeney, 1994) dan kontrak kompensasi manajemen (Holthausen,

Larcker, dan Sloan, 1995). Ketiga, motivasi regulatory seperti yang

dikemukakan oleh Na’im dan Hartono (1996) dan Key (1997).

Informasi asimetri antara manajemen dan investor potensial untuk

perusahaan yang belum pernah melakukan IPO sangat mungkin terjadi. Hal ini

disebabkan informasi mengenai perusahaan yang belum go public relatif sulit

diperoleh oleh investor potensial tersebut. Ketika dilakukan IPO, investor

hanya mengandalkan informasi yang terdapat dalam prospektus. Kondisi ini

akan mendorong manajemen untuk melakukan manajemen laba dengan

harapan harga saham akan tinggi pada penawaran perdana sehingga

meningkatkan kemakmurannya.

Kesenjangan informasi antara perusahaan dengan calon investor pada

saat IPO akan mempertinggi probabilitas bagi perusahaan untuk menaikkan

laba dan tidak terdeteksi oleh pasar. Penelitian (Richardson, 1998) dalam M.G

Kentris (2004) membuktikan bahwa semakin tinggi informasi asimetri, maka

semakin tinggi manajemen laba.

Penelitian mengenai manajemen laba saat IPO di Bursa Efek Jakarta

pernah dilakukan oleh Gumanti (2001). Hasil penelitian terhadap 39

perusahaan yang go public pada tahun 1995 sampai dengan tahun 1997,

Page 61: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

menunjukkan bahwa perusahaan menaikkan laba pada dua tahun sebelum

IPO. Setiawati (2002) menemukan bahwa ada tingkat akrual yang

descreationary pada laporan keuangan satu periode sebelum dan setelah IPO.

Hasil ini membuktikan bahwa perusahaan di Indonesia yang melakukan IPO

melakukan manajemen laba. Penelitian yang dilakukan oleh Saiful (2002)

terhadap 44 perusahaan yang IPO di Bursa Efek Jakarta tahun 1991-1994

menunjukkan bahwa manajemen laba dilakukan pada periode dua tahun

sebelum IPO. Hasil ini konsisten dengan hasil penelitian Gumanti (2001).

G. PENELITIAN TERDAHULU

Penelitian yang dilakukan oleh Bessler dan Thies (2007) tentang

kinerja jangka panjang dari IPO di Jerman menyatakan salah satu faktor

terpenting yang menentukan arah dan besarnya abnormal return atau kinerja

adalah kesempatan pembiayaan (financing opportunities) di tahun yang akan

datang. Tujuan dari penelitiannya adalah untuk menganalisa return behavior

dari IPO dengan menyelidiki kinerja jangka panjang dari IPO di Jerman untuk

periode 1977-1995.

Penelitian lainnya mengenai kinerja jangka panjang dari IPO di

Malaysia, Corhay dan Teo (2002) menyatakan bahwa analisis regresi dari

variable-variabel berikut : book-to-market equity (B/M), earnings-to-price

(E/P), cashflows-to-price (C/P) dan rentang waktu antara permintaan yang

ditutup dan IPO yang terdaftar berkorelasi positif dengan cumulative market

Page 62: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

adjusted returns. Harga dan jumlah dari IPO mempunyai hubungan negative

dengan cumulative market adjusted returns.

Penelitian yang dilakukan oleh Nickolaos (2004) tentang nilai kinerja

dari IPO di Yunani periode 1993-1997 menunjukkan bahwa perusahaan yang

baru yang melakukan listing menawarkan saham mereka ke Athens Stock

Exchange (ASE) dengan harga dibawah dari yang mereka jumpai ketika

memulai trading di bursa efek. Bukti yang menunjukkan underpricing

khususnya berdasar pada perilaku dari return yang dihitung berkaitan dengan

harga saham yang ditawarkan ketika hari pertama trading dan 23, 45, dan 365

hari berikutnya yang sama baiknya dengan return yang telah diperkirakan

berkaitan dengan harga ketika pertama kali trading dan dalam interval satu,

dua dan sebelas bulan setelah listing secara berturut-turut. Sampel secara

keseluruhan, raw dan market-adjusted (exess) return menunjukkan bahwa

investor yang membeli pada saat harga penawaran memperoleh return yang

memiliki substantial positif untuk periode minimal satu tahun setelah listing,

return rata-rata yang bernilai positif berkisar antara 39% sesuai dengan

substantial underpricing dari IPO di Yunani. Menganggap bahwa initial

return dari IPO di Yunani sesuai dengan bukti international pada perilaku

jangka pendek dari IPO, bagaimanapun return positif jangka panjang dari IPO

di Yunani secara umum tidak sesuai dengan kinerja jangka panjang di Negara

lain.

Penelitian yang dilakukan oleh Loughran, Ritter dan Rydqvist (2008)

yang mendiskusikan tentang bukti-bukti dari kinerja jangka pendek ataupun

Page 63: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

kinerja jangka panjang dari perusahaan yang going public di berbagai Negara.

Perbedaan rata-rata initial return dianalisis dengan UU yang berlaku saat itu,

mekanisme kontrak dan karakteristik perusahaan yang going public. Penelitian

ini menyarankan kelanjutan pada tahun yang akan datang oleh kebanyakan

Negara Asia Timur untuk menurunkan campur tangan dari UU atas harga

saham yang ditawarkan yang hasilnya underpricing menjadi lebih rendah

dalam jangka pendek pada tahun 1990 daripada tahun 1980.

Aggarwal et al (1993) meneliti kinerja IPO untuk 3 negara yaitu

Brasilia, Chili dan Meksiko. Sampel yang digunakan di Brasilia sebanyak 62

perusahaan, di Chili 19 perusahaan dan di Meksiko 44 perusahaan. Hasil

penelitian tersebut menunjukkan kinerja IPO jangka pendek untuk Brasilia

9,4%, Chili 4,4%, dan Meksiko 4%, sedangkan kinerja setahun kemudian

adalah –47%, -23,7%, dan –19,6%.

Prastiwi dan Kusuma (2001) meneliti tentang kinerja surat berharga

setelah IPO di Indonesia pada periode 1994-1997. Hasilnya menunjukkan

bahwa kinerja IPO jangka pendek (tiga bulan) adalah positip (39,67%) dan

kinerja jangka panjang (24 bulan) adalah negatip (-238,83%). Bukti ini

menunjukkan bahwa dalam jangka panjang telah terjadi penurunan kinerja

(underperformance).

Penelitian yang dilakukan oleh Asmaul Aziz, yang bertujuan untuk

memperoleh bukti empiris mengenai perbedaan performance (kinerja) jangka

pendek dengan performance (kinerja) jangka panjang dari surat berharga

Page 64: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

setelah penawaran perdana (IPO). Dalam penelitian ini mengukur

performance suatu saham dengan melihat return dari saham pada saat

penawaran perdana baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam

jangka pendek, pengukuran performance dilakukan selama masa hari

perdagangan aktif dalam waktu satu bulan dimulai sejak hari pertama

perdagangan. Sedangkan dalam jangka panjang, pengukuran dilakukan selama

24 bulan sejak hari pertama perdagangan dengan menggunakan data harga tiap

akhir bulan. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan dalam jangka pendek

(hari ke-1 sampai dengan hari ke-30) rata-rata return saham yang dihasilkan

perusahaan-perusahaan sampel penelitian adalah sebesar 0,57%, sedangkan

dalam jangka panjang rata-rata return saham yang dihasilkan perusahaan

adalah sebesar -2,7%. Hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa ada

perbedaan antara return jangka pendek dan return jangka panjang atas saham

pada perusahaan yang melakukan IPO dengan menunjukkan hasil pengujian

statistik inferensial dengan paired sample t test dengan angka t sebesar 2,051

dan angka signifikansi t sebesar 0,049.

Penelitian yang dilakukan oleh MG Kentris, Yohanes dan Andi K.

(2004) tentang analisis perbedaan kinerja saham jangka pendek dan jangka

panjang pada perusahaan yang melakukan initial public offerings (IPO) di

pasar modal Indonesia yang diukur dengan menggunakan abnormal return

untuk periode 1998 sampai 2000, yang bertujuan untuk memperoleh bukti

empiris tentang dugaan bahwa fenomena underpricing terjadi pada perusahaan

di Indonesia yang melakukan IPO dan terjadi manajemen laba di seputar IPO

Page 65: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

yang ditandai dengan menurunnya kinerja saham pada jangka panjang. Hasil

analisis dengan metode one sample t test terhadap kinerja saham jangka

panjang menunjukkan kinerja saham jangka panjang mengalami

underperformed, sedangkan hasil analisis dengan metode paired sample t test

terhadap kinerja jangka pendek (3 bulan) dan jangka panjang (24 bulan)

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kinerja saham

jangka pendek dan jangka panjang pada perusahaan yang IPO di Indonesia,

hal itu terbukti dengan nilai t hitung (2,827) > t table (1,960) dengan nilai

signifikansi sebesar 0,008.

H. KERANGKA PEMIKIRAN

Dibandingkan

Gambar 2.1.

Kerangka Pemikiran Penelitian

RETURN JANGKA PENDEK

RETURN JANGKA PANJANG

Abnormal Return

Perusahaan Go Public

Page 66: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

Berdasarkan model penelitian di atas, dapat diketahui bahwa penelitian

ini akan melakukan uji beda antara variabel X (return jangka pendek) dengan

variabel Y (return jangka panjang) yang diukur menggunakan abnormal

return dari saham perusahaan go public.

I. HIPOTESIS

Penelitian yang dilakukan oleh Aggarwal et al (1993) tentang kinerja

IPO untuk 3 negara yaitu Brasilia, Chili dan Meksiko. Sampel yang digunakan

di Brasilia sebanyak 62 perusahaan, di Chili 19 perusahaan dan di Meksiko 44

perusahaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan kinerja IPO jangka pendek

untuk Brasilia, Chili, dan Meksiko menunjukkan nilai yang sedangkan kinerja

setahun kemudian menunjukkan nilai yang negative. Hasil penelitian tersebut

konsisten dengan hasil penelitian dari Prastiwi dan Kusuma (2001) yang

meneliti tentang kinerja surat berharga setelah IPO di Indonesia pada periode

1994-1997. Hasilnya menunjukkan bahwa kinerja IPO jangka pendek (3

bulan) adalah positip dan kinerja jangka panjang (24 bulan) adalah negatip.

Bukti ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang telah terjadi penurunan

kinerja (underperformance).

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh MG Kentris, (2004) tentang

analisis perbedaan kinerja saham jangka pendek dan jangka panjang pada

perusahaan yang melakukan initial public offerings (IPO) di pasar modal

Indonesia yang diukur dengan menggunakan abnormal return untuk periode

Page 67: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1998 sampai 2000. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja saham

dalam jangka panjang mengalami underperformed dan hasil penelitian ini juga

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kinerja saham

jangka pendek dan jangka panjang pada perusahaan yang IPO di Indonesia.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan nampak bahwa kinerja

saham dalam jangka pendek outperformance (positif) dan dalam jangka

panjang akan mengalami penurunan bahkan menjadi negatif. Berdasarkan

hasil peneliltian tersebut, maka diturunkan hipotesis penelitian sebagai

berikut:

H1: Kinerja saham jangka panjang mengalami underperformance.

H2: Kinerja saham jangka pendek mengalami outperformance.

H3: Terdapat perbedaan signifikan antara kinerja jangka pendek dan kinerja

jangka panjang pada perusahaan go public di Indonesia.

Page 68: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah rencana dari struktur penelitian yang

mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid,

obyektif, efisien, dan efektif (Jogiyanto, 2004). Secara umum yang perlu

ditentukan di dalam desain penelitian adalah karakteristik-karakteristik dari

penelitiannya meliputi: tujuan studi, lingkungan (setting) studi, unit analisis,

horizon waktu, dan pengukuran construct (Indriantoro dan Supomo, 2002).

1. Tujuan Studi

Penelitian ini merupakan studi peristiwa atau event study. Studi

peristiwa (event study) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar

terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai

suatu pengumuman.

(Jogiyanto, 2000:392). Jika suatu pengumuman mengandung informasi

(information content) maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu

pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar dapat diukur dengan

menggunakan return sebagai nilai dari perubahan harga atau dengan

menggunakan abnormal return.

Adapun dalam penelitian ini, untuk dapat mengetahui terjadinya reaksi

pasar terhadap pengumuman IPO adalah dengan mencari ada tidaknya

Page 69: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

abnormal return yang diperoleh para investor jika membeli saham penawaran

perdana.

2. Lingkungan (setting) Penelitian

Penelitian terhadap suatu fenomena dapat dilakukan pada lingkungan

yang natural dan lingkungan yang artificial (buatan). Lingkungan (setting)

dari penelitian ini adalah lingkungan yang natural karena merupakan kejadian-

kejadian alamiah yang berlangsung secara normal dengan mengambil subyek

penelitian di Bursa Efek Indonesia.

3. Unit Analisis

Unit analisis merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis dalam

penelitian dan merupakan elemen penting dalam desain penelitian karena

mempengaruhi proses pemilihan, pengumpulan data, dan analisis data. Unit

analisis penelitian ini adalah tingkat industri karena meneliti tingkat kinerja

dari perusahaan-perusahaan go public di BEI.

4. Horison Waktu

Data penelitian dapat dikumpulkan sekaligus pada waktu tertentu (satu

titik waktu) atau dikumpulkan secara bertahap dalam beberapa waktu yang

relatif lebih lama tergantung pada karakteristik masalah yang akan dijawab.

Penelitian ini merupakan kombinasi antara studi cross sectional yang

merupakan tipe studi satu tahap yang datanya berupa beberapa subyek pada

waktu tertentu, dan studi time series yang lebih menekankan pada data

penelitian yang berupa data rentetan waktu (Indriantoro dan Supomo, 1999:

94).

Page 70: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

Dalam penelitian ini periode horison waktunya yaitu tahun 2005

sampai dengan tahun 2007.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan dari orang, kejadian atau sesuatu yang

menjadi perhatian peneliti untuk diteliti (Sekaran, 2003). Populasi juga dapat

diartikan sebagai totalitas semua nilai yang mungkin hasil menghitung

ataupun pengukuran kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua

anggota kumpulan lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifatnya. Dalam

setiap penelitian ilmiah selalu dihadapkan pada masalah populasi dan populasi

sasaran, karena populasi dan populasi sasaran penelitian merupakan sumber

data yang akan digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Populasi paling

sedikit mempunyai sifat yang sama.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang listing di

BEI periode 2005-2007.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang terdiri dari beberapa anggota

yang dipilih dari populasi untuk diteliti (Sekaran, 2003). Syarat utama dalam

pengambilan sampel adalah bahwa sampel harus mewakili populasi, dan

sampel harus merupakan populasi dalam bentuk kecil (miniature population)

(Djarwanto, 2000).

Page 71: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Sampel dari penelitian ini adalah sebagian perusahaan yang ada di

BEI.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling adalah proses pemilihan sejumlah elemen dari

populasi yang akan dijadikan sebagai sampel (Sekaran, 2006). Pemilihan

sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

purposive sampling, yaitu tipe pemilihan sampel secara tidak acak

(Indriantoro dan Supomo, 1999) pada perusahaan yang melakukan IPO.

Penelitian ini menggunakan perusahaan go public dari tahun 2005-2007

dengan alasan bahwa peneliti ingin mengetahui kinerja perusahaan yang

melakukan IPO dalam waktu yang terkini. Pemilihan sampel penelitian

didasarkan pada metode purposive sampling, dengan kriteria pemilihan:

a. Perusahaan melakukan penawaran perdana (IPO) mulai 1 Januari 2005

sampai dengan 31 Desember 2007. Berdasarkan studi pendahuluan,

terdapat 33 perusahaan yang melakukan penawaran perdana pada periode

tersebut. Jumlah tersebut dianggap representative untuk dilakukan

analisis statistic parametrik.

b. Memiliki laporan keuangan dua tahun sebelum dan sesudah IPO.

c. Harga perdana dan data harga penutupan hari pertama tersedia.

d. Data harga saham harian, serta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)

mulai bulan Januari 2005 - Desember 2007 tersedia.

Page 72: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

C. Definisi Operasional, Instrumen Penelitian Dan Pengukuran Variabel

Variabel adalah sesuatu yang menjadi objek penelitian yang dapat

diukur. Nilai ini dapat terjadi pada objek yang sama untuk waktu yang berbeda

atau pada objek berbeda dengan dimensi waktu yang sama. (Sekaran, 2006:

64).

Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah kinerja saham. Untuk

melihat kinerja dari saham perusahaan dilakukan dengan cara melihat

abnormal return. Abnormal return merupakan kelebihan harga saham yang

sesungguhnya terjadi dibandingkan dengan harga saham hari sebelumnya

dianggap sebagai harga saham ekspektasi (harga yang diharapkan oleh

investor). Dengan demikian, abnormal return adalah selisih antara return

sesungguhnya yang terjadi dengan harga ekspektasi. (Jogiyanto, 2000: 415).

Abnormal return ini digunakan untuk mengukur performance saham

penawaran perdana baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam

jangka pendek, pengukuran performance dilakukan selama masa hari

perdagangan aktif dalam waktu tiga bulan dimulai sejak hari pertama

perdagangan. Sedangkan dalam jangka panjang, pengukuran dilakukan selama

24 bulan sejak hari pertama perdagangan dengan menggunakan data indeks

harga saham gabungan harian.

Menurut Prastiwi dan Kusuma (2001:180 dalam Asmaul Aziz), dasar

untuk menghitung adalah harga perdana harga penutupan pada hari

pertama perdagangan dengan menggunakan persamaan yang dikembangkan

oleh Aggarwal et al (1993) yaitu sebagai berikut:

Page 73: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

1. Konsep : Return Saham

Definisi Operasional : Merupakan pendapatan per lembar saham yang

dinikmati oleh investor atas suatu investasi yang

dilakukan.

Indikator Empirik : (3.1)

Rit = Return Saham

Pit = Harga saham pada saat t

Pi0 = Harga saham saat penawaran

Keterangan : a. Untuk jangka pendek return saham dihitung

secara harian selama 90 hari.

b. Untuk jangka panjang return saham dihitung

secara harian selama 480 hari.

2. Konsep : Return Pasar

Definisi Operasional : Perbandingan antara harga pasar pada saat t

dengan harga pasar pada periode pasar saat

penawaran.

Indikator Empirik : (3.2)

Rmt = Return Pasar

Pmt = Nilai IHSG pada saat t

Pm0 = Nilai IHSG saat penawaran

Page 74: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Keterangan : a. Untuk jangka pendek return saham dihitung

secara harian selama 90 hari.

b. Untuk jangka panjang return saham dihitung

secara harian selama 480 hari.

3. Konsep : Market-Adjusted Abnormal Return

Definisi Operasional : Alat untuk mengukur abnormal return saham

dengan asumsi abnormal return pasar.

Indikator Empirik : (3.3)

Rit = Return Saham

Rmt = Return Pasar

Kriteria Kinerja Saham : a. Return abnormal return > 0, menunjukkan

kinerja yang outperformance.

b. Return abnormal return < 0, menunjukkan

kinerja yang underperformance.

4. Konsep : Wealth Relative

Definisi Operasional : Pengukur kinerja untuk menginterprestasikan total

return secara kelompok (grup) setiap periode.

Angka indeks yang digunakan sebagai patokan

dalam melihat kinerja suatu perusahaan adalah 1.

Page 75: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Indikator Empirik : (3.4)

Keterangan : a. Untuk jangka pendek wealth relative dihitung

secara harian selama 90 hari.

b. Untuk jangka panjang wealth relative dihitung

secara harian selama 480 hari.

Kriteria Kinerja Saham : a. Jika WR > 1, maka kinerja saham perusahaan

dikatakan outperfomance, yang berarti kinerja

saham perusahaan lebih besar daripada kinerja

pasar.

b. Jika WR < 1, maka kinerja saham perusahaan

dikatakan underperfomance, yang berarti

kinerja saham perusahaan lebih kecil daripada

kinerja pasar.

c. Jika WR = 1, maka kinerja saham perusahaan

dikatakan marketperfomance, yang berarti

kinerja saham perusahaan sama dengan kinerja

pasar.

D. Sumber dan Jenis Data

Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah berupa data sekunder,

yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui

Page 76: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain), (Indriantoro dan

Supomo, 2002:147).

Data yang digunakan adalah data laporan keuangan tahunan untuk

periode 2005 sampai dengan 2007, dimana pada periode tersebut dianggap

cukup mewakili kondisi BEI yang relatif normal. Data harga saham harian

masing-masing perusahaan sampel diperoleh dari database yahoo finance

(finance.yahoo.com/historical_data).

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah Metode dokumentasi. Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang

artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan metode dokumentasi,

peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah,

dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya.

Data yang digunakan adalah data laporan keuangan tahunan untuk

periode 2005 sampai dengan 2007, dimana pada periode tersebut dianggap

cukup mewakili kondisi BEI yang relatif normal.

Data harga saham harian masing-masing perusahaan sampel diperoleh

dari database yahoo finance (finance.yahoo.com/historical_data).

Page 77: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

F. Metode Analisis Data

1. Uji Normalitas

Syarat penggunaan one sample t.test dan paired sample t.test yang

digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah data

terdistribusi normal. Uji normalitas data digunakan untuk membuktikan

bahwa data dalam penelitian ini berasal dari distribusi normal. Pengujian

normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorov-

smirnov. Teknik ini digunakan karena sampel dalam penelitian ini

jumlahnya relatif kecil dan cenderung tidak normal. Uji ini dapat

dilakukan pada setiap variabel dengan logika bahwa jika secara individual

masing-masing variabel memenuhi asumsi normalitas, maka secara

simultan variabel-variabel tersebut juga dapat dianggap memenuhi asumsi

normalitas. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan melihat besaran

Kolmogorov-Smirnov dengan kriteria pengujian sebagai berikut (Koncoro,

2001):

a. Angka signifikansi (SIG) > 0,05 maka data berdistribusi normal.

b. Angka signifikansi (SIG) < 0,05 maka data berdistribusi tidak

normal.

2. Uji Parsial (Uji t)

Adapun proses pengambilan keputusan dengan menggunakan alat uji

statistik Paired Sample T-Test adalah sebagai berikut:

Apabila nilai probabilitas dari masing-masing variabel bebas ≥ 0.05 maka

Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa variabel bebas berpengaruh

Page 78: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

terhadap variabel terikat. Sebaliknya apabila nilai probabilitas dari masing-

masing variabel bebas < 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang

berarti bahwa variabel bebas tidak dapat menerangkan variabel terikat

secara individual.

Jika data berdistribusi normal maka akan dilakukan uji statistik dengan

metode parametrik dengan menggunakan Paired Sample T-Test. Namun

apabila data tidak berdistribusi normal maka akan dilakukan uji statistik

dengan metode non parametrik dengan menggunakan uji peringkat

bertanda wilcoxon (Wilcoxon Signed Rank Test).

a. Proses pengambilan keputusan uji peringkat tanda Wilcoxon (Wilcoxon

Signed Rank Test) adalah sebagai berikut:

1) Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha)

Ho : µ sebelum = µ sesudah, artinya tidak terdapat perbedaan antara

kinerja saham jangka panjang dan kinerja saham jangka pendek yang

diukur dengan menggunakan abnormal return.

Ha : µ sebelum ≠ µ sesudah, artinya terdapat perbedaan antara kinerja

saham jangka panjang dan kinerja saham jangka pendek yang diukur

dengan menggunakan abnormal return.

2) Besarnya α adalah 5% untuk menguji tingkat signifikansi.

3) Dasar pengambilan keputusan

Dengan membandingkan angka z hitung dengan z tabel.

Jika Z hitung < Z tabel, maka Ho diterima.

Page 79: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Jika Z hitung > Z tabel, maka Ho ditolak.

Dengan melihat angka profitabilitas, dengan ketentuan:

Profitabilitas > 0,05, maka Ho diterima.

Profitabilitas < 0,05, maka Ho ditolak.

4) Keputusan

Dengan membandingkan angka Z hitung dengan Z tabel.

Mencari Z hitung:

Rumus : Z = )12)(1)((24/1

)]1(4/1[

+++-

NNN

NNT

Dimana: T = Selisih Terkecil

N = Jumlah Sampel

Mencari Z tabel:

Untuk tingkat kepercayaan 95% dan uji dua sisi (standar untuk

perhitungan di SPSS), di dapat nilai Z tabel adalah ± 1,96.

Hasil pengujian Wilcoxon dapat berupa (Santoso, 2001:147):

a) Negative differences atau selisih antara ‘jangka panjang’ dan

‘jangka pendek’ yang bernilai negatif, dalam arti angka ‘jangka

panjang’ lebih kecil dari ‘jangka pendek’.

b) Positive differences atau selisih antara ‘jangka panjang’ dan

‘jangka pendek’ yang bernilai positif, dalam arti angka ‘jangka

panjang’ lebih besar dari ‘jangka pendek’.

c) Ties atau data ‘jangka panjang’ dan ‘jangka pendek’ yang bernilai

sama.

Page 80: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

b. Analisis statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis, apakah

terdapat perbedaan kinerja jangka pendek dan jangka panjang

dari saham perusahaan yang melakukan penawaran perdana. Untuk

keperluan ini, dilakukan pengujian return dengan menggunakan uji t untuk

dua sample yang berpasangan (paired sample t test). Adapun langkah-

langkahnya adalah sebagai berikut :

1) Menentukan periode pengamatan untuk masing-masing perusahaan

dengan berdasarkan tanggal perusahaan tersebut melakukan penawaran

perdana.

2) Menghitung return untuk saham i dalam jangka pendek, yaitu hari ke-1

sampai dengan hari ke 90.

3) Menghitung return pasar untuk saham i dalam jangka pendek yaitu

hari ke-1 sampai dengan hari ke 90.

4) Menghitung return untuk saham i dalam jangka panjang, yaitu bulan

ke 1 sampai dengan bulan ke 24.

5) Menghitung return Pasar untuk saham i dalam jangka panjang, yaitu

bulan ke 1 sampai dengan bulan ke 24.

6) Menghitung Market-Adjusted Abnormal Return untuk perusahaan yang

IPO dalam jangka pendek.

7) Menghitung Market-Adjusted Abnormal Return untuk perusahaan yang

IPO dalam jangka panjang.

8) Menghitung nilai Wealth Relatives (WR) untuk setiap periode jangka

pendek (3 bulan) dan periode jangka panjang (24 bulan).

Page 81: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

9) Membandingkan rata-rata abnormal return jangka pendek

dengan jangka panjang masing-masing perusahaan dengan alat uji

statistik paired sample t test, melalui bantuan software SPSS.

Hipotesis pertama dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan one-

sample t-test. Pengujian ini digunakan untuk membuktikan dugaan bahwa

dalam jangka panjang telah terjadi underperformance pada perusahaan yang

go public di Indonesia.

Hipotesis kedua dalam penelitian ini akan diuji dengan menggunakan one-

sample t-test. Pengujian ini digunakan untuk membuktikan dugaan bahwa

dalam jangka pendek telah terjadi outperformance pada perusahaan yang go

public di Indonesia.

Hipotesis ketiga akan diuji dengan menggunakan paired sample t-test.

Teknik ini digunakan untuk menguji apakah dua sampel yang berpasangan

mempunyai rata-rata yang secara nyata berbeda. Sampel berpasangan

(paired sample) adalah sebuah sampel dengan subyek yang sama namun

mengalami dua perlakuan atau pengukuran yang berbeda.

Page 82: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Statistik Deskriptif

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan

Initial public Offering (IPO) di BEI pada tahun 2005 s/d 2007. Perusahaan

yang melakukan IPO pada periode tersebut sebanyak 42 perusahaan.

Berdasarkan teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sampling,

diperoleh sampel sebanyak 33 perusahaan.

Tabel 4.1. Gambaran Umum Sampel Perusahaan Yang IPO Periode 2005-2007

Tahun 2005 2006 2007 Total

Delisting 7 2 0 9

Memenuhi syarat 1 10 22 33

Total 8 12 22 42 Sumber : Indonesian Capital Market Directory yang diolah.

Page 83: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Berikut ini adalah daftar saham-saham yang memenuhi syarat untuk

dijadikan sampel dalam penelitian ini:

Tabel 4.2. Daftar Perusahaan Yang Memenuhi Syarat

NO. KODE NAMA PERUSAHAAN TANGGAL LISTING 1 ACES ACE HARDWARE INDONESIA TBK 06 Nov 2007 2 ASRI ALAM SUTERA REALTY TBK 18 Des 2007 3 BACA BANK CAPITAL INDONESIA TBK 04 Okt 2007 4 BISI BISI INTERNATIONAL TBK 28 Mei 2007 5 BKDP BUKIT DARMO PROPERTY TBK 15 Juni 2007 6 BTEL BAKRIE TELECOM TBK 03 Feb 2006 7 COWL COWELL DEVELOPMENT TBK 19 Des 2007 8 CPRO CENTRAL PROTEINAPRIMA TBK 28 Nov 2006 9 CSAP CATUR SENTOSA ADIPRANA TBK 12 Des 2007

10 CTRP CIPUTRA PROPERTY TBK 07 Nov 2007 11 DEWA DARMA HENWA TBK 26 Sep 2007 12 DGIK DUTA GRAHA INDAH TBK 19 Des 2007 13 EXCL XL XIATA TBK 29 Sep 2005 14 FREN MOBILE-8 TELECOM TBK 29 Nov 2006 15 GPRA PERDANA GAPURAPRIMA TBK 10 Okt 2007 16 IATA INDONESIA AIR TRANSPORT TBK 13 Sep 2006 17 ITMG INDO TAMBANGRAYA MEGAH TBK 18 Des 2007 18 JKON JAYA KONSTRUKSI MANGGALA PRATAMA TBK 04 Des 2007 19 JSMR JASA MARGA (PERSERO) TBK 12 Nov 2007 20 LCGP LAGUNA CIPTA GRIYA TBK 13 Juli 2007 21 MAIN MALINDO FEEDMILL TBK 10 Feb 2006 22 MCOR BANK WINDHU KENJTANA INT. 1 TBK 03 Juli 2007 23 MNCN MEDIA NUSANTARA CITRA TBK 22 Juni 2007 24 PKPK PERDANA KARYA PERKASA TBK 11 Juli 2007 25 PTSN SAT NUSAPERSADA TBK 08 Nov 2007 26 RAJA RUKUN RAHARJA TBK 19 April 2006 27 RUIS RADIANT UTAMA INTERINSCO TBK 12 Juli 2006 28 SDRA BANK HIMPUNAN SAUDARA 1906 TBK 15 Des 2006 29 SGRO SAMPOERNA AGRO TBK 18 Juni 2007 30 TOTL TOTAL BANGUN PERSADA TBK 25 Juli 2006 31 TRUB TRUBA ALAM MANUNGGAL ENGINEERING TBK 16 Okt 2006 32 WEHA PANORAMA TRANSPORTASI TBK 31 Mei 2007 33 WIKA WIJAYA KARYA (PERSERO) TBK 29 Okt 2007

Page 84: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Statistik deskriptif untuk 33 perusahaan yang melakukan IPO tersebut

disajikan pada tabel 4.3. Tabel 4.3. menyajikan nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, standar error, nilai maksimum, dan nilai minimum dari kinerja jangka

pendek dan kinerja jangka panjang yang diukur dengan besarnya abnormal

return dari saham saat melakukan IPO.

Tabel 4.3. Mean, Standar deviasi, Standar Error, Nilai Maksimum, dan Nilai Minimum

Abnormal Return

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

ar_1bln 33 -,01966 ,04215 ,0046858 ,00242223 ,01391465

ar_2bln 33 -,01241 ,03209 ,0031640 ,00168625 ,00968676

ar_3bln 33 -,02278 ,03817 ,0021347 ,00195311 ,01121977

ar_jpndek 33 -,01596 ,03747 ,0033280 ,00159367 ,00915496

ar_jpnjng 33 -,00264 ,01775 ,0029661 ,00082713 ,00475147

Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas dapat diketahui besarnya nilai rata-rata

standar deviasi, standar error, nilai maksimum dan nilai minimum dari

abnormal return pada periode bulan ke-1 (ar_1bln), bulan ke-2 (ar_2bln),

bulan ke-3 (ar_3bln), serta periode jangka pendek selama 3 bulan (ar_jpndek)

dan periode jangka panjang selama 24 bulan(ar_jpnjng). Nilai mean pada

periode bulan ke-1 sebesar 0,0046 menunjukkan bahwa apabila investor

membeli saham pada penawaran perdana dan menyimpannya selama 1 bulan,

maka ia akan mendapatkan rata-rata abnormal return sebesar 0,46%. Nilai

Page 85: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

mean pada periode jangka pendek sebesar 0,0033 menunjukkan bahwa apabila

investor membeli saham pada penawaran perdana dan menyimpannya selama

periode jangka pendek (3 bulan), maka ia akan mendapatkan rata-rata

abnormal return sebesar 0,33%. Sedangkan Nilai mean pada periode jangka

panjang sebesar 0,0029 menunjukkan bahwa apabila investor membeli saham

pada penawaran perdana dan menyimpannya selama periode jangka panjang

(24 bulan), maka ia akan mendapatkan rata-rata abnormal return sebesar

0,29%.

Standar deviasi pada periode bulan ke-1 menunjukkan besarnya risiko

yang harus ditanggung oleh investor apabila ia membeli saham pada

penawaran perdana dan menyimpannya selama 1 bulan yaitu sebesar 1,4%.

Standar deviasi pada periode jangka pendek menunjukkan besarnya risiko

yang harus ditanggung oleh investor apabila ia membeli saham pada

penawaran perdana dan menyimpannya selama 3 bulan yaitu sebesar 0,91%.

Sedang dalam jangka panjang standar deviasinya sebesar 0,47% itu

menunjukkan besarnya risiko yang harus ditanggung oleh investor apabila ia

membeli saham pada penawaran perdana dan menyimpannya selama 24 bulan

yaitu sebesar 0,47%. Standar error menunjukkan nilai penyimpangan

abnormal return dari rata-ratanya, semakin besar nilai standar error maka

semakin besar penyimpangan abnormal return dari rata-ratanya.

Nilai maksimum pada periode bulan ke-1 menunjukkan angka 0,042

berarti bahwa abnormal return tertinggi yang dapat dicapai oleh investor

yang membeli saham pada penawaran perdana dan menyimpannya selama 1

Page 86: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

bulan adalah sebesar 4,2%. Nilai minimum pada periode bulan ke-1 sebesar -

0,019 menunjukkan bahwa kerugian terbesar yang mungkin ditanggung oleh

investor yang membeli saham pada penawaran perdana dan menyimpannya

selama 1 bulan adalah sebesar 1,9%. Nilai maksimum pada periode jangka

pendek menunjukkan angka 0,037 berarti bahwa abnormal return tertinggi

yang dapat dicapai oleh investor yang membeli saham pada penawaran

perdana dan menyimpannya selama periode jangka pendek (3 bulan) adalah

sebesar 3,7%. Nilai minimum pada periode jangka pendek sebesar -0,015

menunjukkan bahwa kerugian terbesar yang mungkin ditanggung oleh

investor yang membeli saham pada penawaran perdana dan menyimpannya

selama periode jangka pendek (3 bulan) adalah sebesar 1,5%. Sedangkan Nilai

maksimum pada periode jangka panjang menunjukkan angka 0,017 berarti

bahwa abnormal return tertinggi yang dapat dicapai oleh investor yang

membeli saham pada penawaran perdana dan menyimpannya selama periode

jangka panjang (24 bulan) adalah sebesar 1,7%. Nilai minimum pada periode

jangka panjang sebesar -0,0026 menunjukkan bahwa kerugian terbesar yang

mungkin ditanggung oleh investor yang membeli saham pada penawaran

perdana dan menyimpannya selama periode jangka panjang (24 bulan) adalah

sebesar 0,26%.

Page 87: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

B. Analisis Data

Berdasarkan data-data yang telah diperoleh, kemudian dilakukan analisis

statistik untuk pengujian hipotesis. Adapun hasilnya diuraikan sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Syarat penggunaan one sample t.test dan paired sample t.test yang

digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah data

terdistribusi normal. Uji normalitas data digunakan untuk membuktikan bahwa

data dalam penelitian ini berasal dari distribusi normal. Pengujian normalitas

data dalam penelitian ini menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Tabel 4.4.

berikut ini adalah hasil uji kolmogorov-smirnov dari 33 sampel untuk periode

jangka pendek dan jangka panjang.

Tabel 4.4. Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

ar_jpndek ar_jpnjng

N 33 33

Normal Parametersa,,b Mean ,0033280 ,0029661

Std. Deviation ,00915496 ,00475147 Most Extreme Differences Absolute .191 .173

Positive .191 .173 Negative -.147 -.132

Kolmogorov-Smirnov Z 1.096 .994

Asymp. Sig. (2-tailed) .181 .277

Sumber : Data sekunder yang diolah.

Berdasarkan tabel 4.4. tersebut dapat diketahui bahwa distribusi data

abnormal return dari 33 sampel pada periode jangka pendek dan jangka

panjang adalah normal, karena nilai kolmogorov-smirnov hitung > 0,05. Jadi

Page 88: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

data tersebut telah memenuhi syarat normalitas, sehingga dapat dilakukan uji

statistik one-sample t-test dan paired sample t.test.

2. Hasil Pengujian Hipotesis

a. Hasil Pengujian Hipotesis Ke-1

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah kinerja

saham jangka panjang mengalami underperfomance (terdapat penurunan

kinerja yang diukur dengan menggunakan abnormal return). Untuk menguji

hipotesis tersebut digunakan uji statistik one-sample t-test. Uji ini digunakan

untuk menguji apakah ada perbedaan rata-rata dari suatu sampel. Hasil

pengujian dengan one-sample t-test disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5. Kinerja Saham (Jangka Pendek dan Jangka Panjang) Setelah IPO

Periode N Mean Std.

Deviation T-

hitung WR Sig.

ar_1bln 33 0,0046858 0,01391465 1.934 1,0045 .062

ar_2bln 33 0,003164 0,00968676 1.876 1,0033 .070 ar_3bln 33 0,0021347 0,01121977 1.093 1,001 .283 ar_jpndek 33 0,003328 0,00915496 2.088 1,0032 .045

ar_jpnjng 33 0,0029661 0,00475147 3.586 1,0026 .001

Sumber : Data sekunder yang diolah.

Dari tabel 4.5. tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata abnormal

return dari 33 perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang

adalah positif. Dalam jangka pendek rata-rata abnormal return sebesar

0,33%, pada bulan pertama rata-rata abnormal return mencapai 0,46% dan

mengalami penurunan menjadi 0,31% pada bulan kedua dan menjadi 0,21%

pada bulan ketiga. Pada periode jangka panjang, rata-rata abnormal return

masih memiliki nilai positif sebesar 0,29%. Berdasarkan uji t diperoleh hasil

Page 89: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

bahwa kinerja saham jangka panjang mengalami underperfomance. Hal ini

dapat dilihat dari nilai signifikansi untuk kinerja jangka panjang sebesar 0,001.

Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa kinerja saham

jangka panjang mengalami underperformance diterima.

b. Hasil Pengujian Hipotesis Ke-2

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah kinerja

saham jangka pendek mengalami outperfomance. Untuk menguji hipotesis

tersebut digunakan uji statistik one-sample t-test. Uji ini digunakan untuk

menguji apakah ada perbedaan rata-rata dari suatu sampel. Hasil pengujian

dengan one-sample t-test disajikan pada tabel 4.5.

Dari tabel 4.5. tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata abnormal

return dari 33 perusahaan dalam jangka pendek maupun jangka panjang

adalah positif. Dalam jangka pendek rata-rata abnormal return sebesar

0,33%, pada bulan pertama rata-rata abnormal return mencapai 0,46% dan

mengalami penurunan menjadi 0,31% pada bulan kedua dan menjadi 0,21%

pada bulan ketiga.

Nilai wealth relative (WR) menunjukkan besarnya rata-rata return

secara kelompok dari 33 perusahaan yang melakukan IPO. Dari perhitungan

wealth relative untuk periode 3 bulan menunjukkan angka 1,0032 yang berarti

bahwa kinerja saham jangka pendek (3 bulan) mengalami outperformance,

karena nilai wealth relative > 1. Berdasarkan uji t diperoleh hasil bahwa

kinerja saham jangka pendek mengalami outperformance. Hal ini dapat dari

Page 90: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

nilai signifikansi kinerja saham jangka pendek sebesar 0,045. Dengan

demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa kinerja saham jangka

pendek mengalami outperformance diterima.

c. Hasil Pengujian Hipotesis Ke-3

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat

perbedaan signifikan antara kinerja jangka pendek dan kinerja jangka panjang

pada perusahaan go public di Indonesia. Untuk membuktikan hipotesis ketiga

tersebut digunakan uji statistik paired sample t-test. Uji tersebut digunakan

untuk menguji perbedaan antara rata-rata abnormal return jangka pendek (3

bulan) dan rata-rata abnormal return jangka panjang (24 bulan). Hasil

pengujian hipotesis dengan paired sample t-test terhadap 33 perusahaan

disajikan dalam tabel 4.6.

Tabel 4.6. Perbedaan Kinerja Jangka Pendek dan Jangka Panjang

3 Bulan 24 Bulan T-hitung Sig.

Mean (%) 0,003328 0,002966 .254 .801

Std. Deviasi 0,009155 0,004751

N 33 33

Sumber : Data sekunder yang diolah.

Berdasarkan tabel 4. tersebut dapat diketahui tidak adanya perbedaan

rata-rata dan standar deviasi antara kinerja jangka pendek (3 bulan) dan

kinerja jangka panjang (24 bulan). Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa

nilai signifikansi t sebesar 0,801. Angka signifikasi t yang berada di atas 0,05

menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ditolak, yang berarti tidak terdapat

Page 91: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

perbedaan yang signifikan antara kinerja jangka pendek (3 bulan) dan kinerja

jangka panjang (24 bulan).

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis ke-1, penelitian ini

berhasil membuktikan bahwa kinerja saham jangka panjang mengalami

underperfomance. Berdasarkan uji t diperoleh hasil bahwa kinerja saham

jangka panjang underperformance. Hal ini dapat dilihat pada nilai signifikansi

sebesar 0,001. Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis ke-2, penelitian

ini berhasil membuktikan bahwa kinerja saham jangka pendek mengalami

outperformance. Berdasarkan uji t diperoleh hasil bahwa kinerja saham jangka

pendek outperformance. Hal ini dapat dilihat pada nilai signifikansi sebesar

0,045. Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa kinerja

saham jangka pendek mengalami outperformance terbukti didukung oleh fakta

empiris.

Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh MG

Kentris, Yohanes dan Andi K. (2004). Ia meneliti kinerja IPO untuk periode

1998 sampai 2000. Hasilnya menunjukkan bahwa kinerja jangka panjang

underperformed dengan rata-rata abnormal return sebesar -8,6878. Hasil

tersebut berdasarkan hasil uji t, dimana nilai signifikansi t sebesar 0,000.

Sebaliknya pada jangka pendek kinerja IPO outperformance dengan nilai rata-

rata abnormal return sebesar 53,8846.

Page 92: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Prastiwi

dan Kusuma (2001) yang meneliti tentang kinerja surat berharga setelah IPO

di Indonesia pada periode 1994-1997. Hasilnya menunjukkan bahwa kinerja

IPO jangka pendek (tiga bulan) adalah positip (39,67%) dan kinerja jangka

panjang (24 bulan) adalah negatip (-238,83%). Bukti ini menunjukkan bahwa

dalam jangka panjang telah terjadi penurunan kinerja (underperformance).

Hasil penelitian ini juga konsisten dengan hasil penelitian Aggarwal et

al (1993) yang meneliti kinerja IPO untuk 3 negara yaitu Brasilia, Chili dan

Meksiko. Sampel yang digunakan di Brasilia sebanyak 62 perusahaan, di Chili

19 perusahaan dan di Meksiko 44 perusahaan. Hasil penelitian tersebut

menunjukkan kinerja IPO jangka pendek untuk Brasilia 9,4%, Chili 4,4%, dan

Meksiko 4%, sedangkan kinerja setahun kemudian adalah –47%, -23,7%, dan

–19,6%.

Kinerja saham jangka panjang yang underperformance dan kinerja

saham jangka pendek yang outperformance pada perusahaan yang melakukan

IPO periode 2005 sampai 2007, Kinerja saham jangka pendek yang

outperfomance itu disebabkan karena sebagian besar perusahaan yang

melakukan IPO pada periode 2005 sampai 2007 memang memiliki kinerja

yang baik. Hal itu terbukti pada nilai abnormal return sebagian besar

perusahaan yang positif, selain itu hasil ini juga membuktikan bahwa ada

kemungkinan perusahaan-perusahaan yang memilliki kinerja buruk

melakukan manajemen laba (earning management) sebelum mereka

Page 93: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

melakukan IPO. Hal ini sesuai dengan temuan Gumanti (2001), Setiawati

(2002) dan Saiful (2002) yang menunjukkan bahwa perusahaan yang

melakukan IPO di Bursa Efek Jakarta melakukan manajemen laba. Penelitian

ini juga memperkuat hasil penelitian yang dilakukan Friedlan (1994), yaitu

ada kecenderungan perusahaan-perusahaan melakukan manajemen laba

sebelum mereka melakukan IPO.

Berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis ke-3, penelitian ini

gagal membuktikan adanya perbedaan signifikan antara kinerja jangka pendek

dan kinerja jangka panjang pada perusahaan go public di Indonesia. Tidak

terjadinya perbedaan yang signifikan antara kinerja jangka pendek (3 bulan)

dan jangka panjang (24 bulan) dapat dilihat berdasarkan hasil uji t, di mana

nilai signifikansi t sebesar 0,801.

Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh MG

Kentris, Yohanes dan Andi K. (2004) yang menyatakan bahwa terdapat

perbedaan yang signifikan antara kinerja jangka pendek dan kinerja jangka

panjang pada perusahaan yang melakukan IPO periode 1998 sampai 2000.

Hasil tersebut berdasarkan uji paired sample t test, di mana nilai signifikansi t

sebesar 0,008. Dalam penelitian tersebut dalam menghitung abnormal return

menggunakan data harga saham dan indeks harga saham gabungan (IHSG)

bulanan saat penutupan (closing price). Penelitian ini dilakukan pada periode

krisis dan setelah krisis moneter, sehingga dimungkinkan krisis tersebut

berdampak pada pasar modal Indonesia dalam jangka panjang, karena saat

krisis moneter terjadi, tingkat inflasi di Indonesia mengalami kenaikan.

Page 94: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Sedangkan dalam peneliltian ini dalam menghitung abnormal return

menggunakan data harga saham dan indeks harga saham gabungan (IHSG)

harian saat penutupan (closing price), sehingga mencerminkan nilai abnormal

return yang sebenarnya dan dilakukan pada periode yang memiliki kondisi

perekonomian yang relatif normal dan tidak memiliki tingkat inflasi yang

tinggi.

Berdasarkan likuiditas perusahaan dapat dilihat bahwa perusahaan

yang melakukan IPO (Initial Public Offering) pada tahun 2005-2007 adalah

perusahaan-perusahaan yang memiliki likuiditas kecil atau bahkan cenderung

merupakan saham yang tidak aktif diperdagangkan di bursa. Dari 42

perusahaan yang melakukan IPO (Initial Public Offering) perusahaan yang

memiliki likuiditas tinggi dan termasuk dalam LQ-45 hanya sekitar 12

perusahaan sedangkan sisanya banyak yang merupakan saham yang tidak aktif

diperdagangkan di bursa . Hal ini mengakibatkan saham-saham yang tidak

aktif tersebut harganya tidak mencerminkan fundamental perusahaan

sesungguhnya.

Setelah ditelusuri lebih lanjut, dapat diketahui ternyata perusahaan

yang mengalami outperformance belum tentu memiliki kinerja saham yang

baik. Hal ini dikarenakan saham tersebut memiliki kapitalisasi yang kecil.

Karena memiliki kapitalisasi yang kecil, saat harga saham tersebut mengalami

peningkatan, peningkatan tersebut tidak direspon dengan peningkatan harga

pasar. Tetapi ada beberapa perusahaan yang memang dapat mempertahankan

Page 95: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

kinerja saham jangka panjangnya sehingga dalam jangka waktu dua tahun

kinerja sahamnya masih dapat berada diatas kinerja pasar.

Penelitian ini mengasumsikan bahawa perusahaan yang mengalami

underperformance telah melakukan earning management pada saat menyusun

laporan prospektus di waktu penawaran perdana. Penelitian ini tidak dapat

mendeteksi perusahaan yang mengalami underperformance yang memang

betul-betul karena kondisi penurunan kinerja yang sesungguhnya dari masing-

masing individu perusahaan.

Page 96: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil analisis dengan metode one-sample t-test terhadap kinerja saham

jangka panjang menunjukkan bahwa kinerja saham jangka panjang

mengalami underperformance. Hal itu terbukti dari nilai signifikansi

kinerja saham jangka panjang sebesar (0,001) < 0,05. Dengan demikian H1

dalam penelitian ini diterima yang berarti kinerja saham dalam jangka

panjang mengalami underperfomance.

2. Hasil analisis dengan metode one-sample t-test terhadap kinerja saham

jangka pendek menunjukkan bahwa kinerja saham jangka pendek

mengalami outperformance. Hal itu terbukti dari nilai signifikansi kinerja

saham jangka panjang sebesar (0,045) < 0,05. Dengan demikian H2 dalam

penelitian ini diterima yang berarti kinerja saham dalam jangka pendek

mengalami outperfomance.

3. Hasil analisis dengan metode paired sample t-test terhadap kinerja saham

jangka pendek (3 bulan) dan jangka panjang (24 bulan) menunjukkan

bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan antara kinerja saham jangka

pendek dan jangka panjang pada perusahaan go public di Indonesia. Hal

Page 97: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

itu terbukti dari nilai signifikansi sebesar 0,801 > 0,05. Dengan demikian

H3 dalam penelitian ini ditolak yang berarti tidak terdapat perbedaan

signifikan antara kinerja saham jangka pendek dan jangka panjang pada

perusahaan go public di Indonesia.

B. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa masih terdapat beberapa kelemahan yang

ada dalam penelitian ini yaitu:

1. Periode pengamatan yang relatif pendek (3 tahun), yaitu periode 2005

sampai dengan 2007 sehingga diperoleh sampel dalam jumlah yang relatif

kecil.

2. Jangka waktu pengamatan atas kinerja saham terbatas sampai 24 bulan

mengingat keterbatasan waktu, data yang tersedia, serta aktivitas

perdagangan saham yang belum terjadi.

3. Penelitian ini tidak membuktikan lebih jauh tentang adanya dugaan

manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang akan

melakukan IPO di Bursa Efek Indonesia.

C. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan diatas, maka dapat diberikan

implikasi sebagai berikut:

1. Sebaiknya periode pengamatan diperpanjang sehingga jumlah sampel yang

ada lebih banyak sehingga memungkinkan dapat diambil kesimpulan yang

lebih baik.

Page 98: JATI RISMAWATI F1206098 - digilib.uns.ac.id/Analisis... · JANGKA PANJANG PADA PERUSAHAAN YANG ... dan cross section. Alat analisis data yang digunakan ... disajikan dalam prospektus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

2. Jangka waktu pengamatan atas kinerja saham dapat lebih diperpanjang

lagi, terutama untuk kinerja saham jangka panjang sehingga hasil

penelitian mencerminkan fenomena yang sesungguhnya dan hasil

penelitian akan lebih baik.

3. Sebaiknya peneliti selanjutnya juga membuktikan kemungkinan adanya

kecenderungan perusahaan melakukan manajemen laba (earning

management) sebelum melakukan IPO yang berdampak pada kinerja

jangka panjang.

4. Bagi investor perlu memperhatikan bahwa dimungkinkan perusahaan yang

melakukan penawaran saham perdana melakukan earning management.

Untuk itu investor disamping melihat laporan prospektus sebagai dasar

pengambilan keputusan pembelian saham, juga perlu melihat riwayat

kinerja keuangan perusahaan tersebut sebelum melakukan penawaran

perdana. Hal ini bermanfaat untuk melihat kinerja dalam jangka panjang.

5. Bagi emiten perlu memperhatikan kinerja saham yang dikeluarkannya

dalam jangka panjang tidak hanya dalam jangka pendek karena menurut

hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja saham

jangka panjang mengalami underperformance.