kompresi jantung1
-
Upload
nyong-ahmad -
Category
Documents
-
view
220 -
download
0
Transcript of kompresi jantung1
-
7/25/2019 kompresi jantung1
1/12
Bila aliran darah otak berhenti dalam waktu tertentu, akan
menimbulkan perubahan-perubahan sebagai berikut:
1. Berhenti selama 15 detik, penderita koma.
2. Berhenti selama 15-30 detik, EEG isoelektris.
3. Berhenti selama 30 - 0 detik, pasien henti na!as dan pupil mengalami
dilatasi maksimal.
". Berhenti selama 5 menit, ter#adi kerusakan otak permanen.
Kompresi Jantung
$ompresi #antung adalah bantuan sirkulasi%ans dapat dilakukan
dari luar atau kompresi #antung luar &$'() dan dapat pula dilakukan
kompresi #antung dari dalam rongga dada atau kompresi #antung *dalam
&$'+) melalui torakotomi, bila ke#adianna di kamar operasi.
KJL Caranya adalah sebagai berikut:
asien ditidurkan terlentang di atas lantai atau tempat tidur ang
beralas keras dan padat dGGengan kedua tungkai ditinggikan. enolong
mengambil posisi berlutut disamping korban dan meletakkan salah satu
tumit telapak tanganna di atas permukaan sternum pada titik 23 dari
atas #arak antara manubrium sterni dan prsesus si!oideus atau 2-3 #ari
se!alad dari pertemuan tulang sternum dengan prosesus si!oideus
&gambar 1/).
angan penolong ang lain diletakkan di atas tangan pertama
dengan #ari-#ari terkuni dan lengan lurus serta ke dua bahu berada tepat
di atas sternum korban. $emudian penolong memberikan tekanan %ertikal
ke bawah dengan mempergunakan berat badan sampai menghasilkan
pergerakan dada setinggi "-5 m. etelah kompresi harus ada relaksasi,
tetapi ke dua tangan tidak boleh diangkat dari dada korban. +ian#urkan
lama kompresi sama dengan lama relaksasi.
$ompresi ang dilakukan pada titik tersebut di atas akan menekan
#antung diantara tulang dada dan tulang belakang &gambar 1) sehingga
-
7/25/2019 kompresi jantung1
2/12
pada saat penekanan darah akan mengalir dari #antung keseluruh tubuh.
ebalikna pada saat pelepasan tekananrelaksasi darah akan mengalir
ke dalam #antung akibat mekanisme pompa isap toraks.
4pabila hana satu penolong, diberikan kompresi sebanak 15 kali
dan diikuti pemberian 2 kali na!as dalam dengan epat dan dalam. +alam
satu menit harus ada " siklus kompresi dan %entilasi &aitu: 0 kompresi
dan na!as) &gambar 1).
4pabila ada 2 penolong, kompresi diberikan oleh salah satu
penolong dengan la#u 0menit dan na!as buatan oleh penolong kedua
ang dilakukan pada akhir hitungan ke limb, sehingga !re-kuensi na!as
men#adi 12 kali, sehingga perbandinganna men#adi 5: 1 &gambar 20).
$ompresi harus dilakukan seara halus dan berirama. 4pabila
dilakukan dengan benar, kompresi#antungluardapat menghasilkan tekanan
sistolik lebih dari 100 mm 6g dan tekanan rata-rata pada arteri karotis "0
mm 6g.
Teknik pada bayi dan anak-anak.
ada prinsipna bantuan hidup dasar pada bai dan anak sama
dengan pada orang dewasa. 4kan tetapi karena perbedaan ukuran,
diperlukan modi!ikasi teknik seperti ang disebutkan di atas.
Modifikasinya adalah:
1. Ekstensi kepala ang berlebihan dapat menebabkan sumbatan #alan
na!as pada bai dan anak keil, oleh karena itu kepala hendakna
di#aga dalam posisi netral selama diusahakan membuka #alan na!as.
2. ada bai dan anak keil %entilasi mulut ke mulut dan hidung lebih
sesuai dari pada %entilasi mulut ke mulut atau mulut kehidung.
emberian na!as harus lebih keil %olumena dan !rekuensi %entilasi
harus ditingkatkan men#adi 1 na!as tiap 3 detik untuk bai dan 1 na!as
tiap " detik untuk anak-anak.
3. ukulan punggung dapat diberikan pada bai dengan korban
-
7/25/2019 kompresi jantung1
3/12
telungkup dan mengangkang pada lengan penolong dan hentakan
dada diberikan dengan bai terlentang dengan kepala terletak di
bawah melintang pada paha penolong.
". ukulan punggung pada anak ang lebih besar dapat dilakukan
dengan korban telungkup melintang di atas paha penolong dengan
kepala lebih rendah dari badan, dan hentakan dada dapat dilakukan
dengan anak terlentang di atas lantai.
5. ada bai dan anak letak #antung dalam rongga toraks lebih tinggi
dibandingkan orang dewasa, oleh karena itu kompresi dada luar
hendakna dilakukan pada titik 2 atau 3 #ari di bawah garis antara
putting susu pada bai dan pada pertengahan sternum pada anak.
7aik turunna dada pada bai saat menekan sternum diusahakan agar
menapai 1,5 - 2,5 m, sedangkan pada anak diperlukan penekanan 2,
5 - " m agar sirkulasina e!ekti!.
. $ompresi pada bai dapat dilakukan dengan mempergunakan kedua
ibu #ari atau dengan dua #ari aitu telun#uk dan #ari tengah, sedangkan
pada anak ang lebih besar dapat digunakan pangkal telapak tangan.
/. elama henti #antung, pemberian kompresi diberikan dengan !rekuensi
1008menit &bai) atau 08menit &anak-anak). er-bandingan
kompresi terhadap %entilasi selalu 5: 1.
Tanda-tanda keberhasilan Bantuan Hidup asar.
4pabila bantuan hidup dasar dapat diberikan seara epat dan
tepat oleh penolong ang terampil, tidak mustahil nawa korban dapat
diselamatkan. 9leh karena itu bantuan hidup dasar harus dapat dilakukan
dimana sa#a, kapan sa#a dan oleh siapa sa#a, tak terkeuali orang awam.
anda-tanda keberhasilan pemberian bantuan hidup dasar adalah:
1. arna kulit berubah dari sianosis men#adi kemerahan.
2. upil akan mengeil.
3. $alau penebab henti #antung oleh karena hipoksia dan segera
-
7/25/2019 kompresi jantung1
4/12
diberikan bantuan hidup dasar, denut. nadi spontan dapat dipulihkan.
elama tanda-tanda tersebut di atas terutama butir 1 dan 2 masih
ada, bantuan hidup dasar tidak boleh dihentikan sampai penolong apai
dan tidak ada pengganti untuk melan#utkanna.
4pabila bantuan hidup dasar dianggap berhasil, harus segera
dilan#utkan dengan upaa bantuan hidup lan#ut untuk memperepat
pemulihan denut nadi spontan.
Kegagalan upaya Bantuan Hidup asar
$egagalan upaa memberikan bantuan hidup dasar pada umum-
na disebabkan oleh ketidak-adekuatan upaa pemberian bantuan, baik
pada upaa %entilasi maupun pada kompresi #antung, sehingga pasokan
dan edaran oksigen tidak adekuat.
arameter kegagalan bantuan hidup dasar terutama berdasarkan
pada respons perubahan diameter pupil. 4pabila anoksia serebri telah
berlangsung lama, maka tidak akan ada respons perubahan diameter
pupil, sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa korban telah
berada pada keadaan mati otak permanen.
-
7/25/2019 kompresi jantung1
5/12
TAHAP II
BANTUAN HIDUP LANJUT
Bantuan Hidup Lanjut (BHL) ditujukan untuk segera dapat memulihkan
dan mempertahankan fungsi sirkulasi spontan, sehingga perfusi dan oksigenasi
jaringan dapat segera dipulihkan dan diper-tahankan. Tindakan ini segera dapat
dikerjakan secara simultan bersamaan dengan tindakan-tindakan pada tahap
pertama (Bantuan Hidup Dasar).
Tindakan pada tahap ke ini rnemerlukan peralatan khusus dan obat-
obatan, agar segera dapat memulihkan dan mempertahankan sirkulasi spontan.
Alat-alat dan obat-obatan yang diperlukan pada tahap II.
Dalam rumah sakit, perlengkapan dan obat-obatan untuk bantuan hidup
lanjut biasan!a disimpan pada kereta !ang dapat ber-gerak dan diletakkan pada
daerah !ang strategis. "ereta ini beserta isin!a harus ada di ruang ga#at darurat,
ruang terapi intensif, di kamar operasi dan di ruang pulih.
$erlengkapan pada kereta ini hendakn!a mencakup tabung oksigen, alat
jalan nafas (pipa orofarings, nasofaring dan pipa endotrakea, sungkup muka, alat
isap, laringoskop, forsep %agil, dan perlengkapan untuk memasang infus, &"'
monitor dengan defibrilatorn!a dengan arus searah dan papan atau plastik !ang
datar dan kuat untuk landasan resusitasi.
bat-obatan !ang diperlukan adalah obat-obat simpatomimetik
(adrenalin, nor adrenalin, dopamin, efedrin, efortil, metaraminol dan isoproternol),
obat pelumpuh otot (suksinil kholin dan pankuronium atau deri*at kurare !ang
lain), sedatif dan anti kejang, lidokain, prokainamid, bretillium diuretik, natrium
bikarbonat, kalsium giukonas, digitalis, kortikosteroid, atropin, morfin atau
petidin, nalokson, bronkodilator (aminofilin), cairan infus dan jangan lupa pada
oksigen.
D. Drugs and luids! "#bat-obatan dan $airan%
-
7/25/2019 kompresi jantung1
6/12
#bat-obatan.
+alaupun ban!ak jenis obat seperti !ang telah disebutkan di atas
digunakan untuk tindakan pada langkah D ini, namun obat esensial !ang harus
segera diberikan pada setiap henti jantung adalah
&. Adrenalin.
drenalin adalah obat !ang harus segera diberikan bila henti jantung !ang
terjadi kurang dari (dua) menit dan disaksikan. Dosisn!a ,/ - 0, mg (dosis
untuk orang de#asa), diberikan langsung intra*ena atau dapat diencerkan
dengan akuades menjadi 0 ml. $ada anak-anak dosisn!a adalah 0 mcg1kg.
pabila jalur*ena belum ada, dapat diberikan intratrakea le#at pipa
endotrakea (0 ml adrenalin 0 0 diencerkan dengan 2 ml akuades steril).
pabila keadaan sangat mendesak, bisa diberikan intrakardiak. Tetapi
belakangan ini cara intrakardiak tidak dianjurkan lagi. $emberiann!a dapat
diulang setelah 3-/ menit pemberian pertama dengan dosis sama seperti dosis
pertama.
'. Natriu( Bikarbonat.
4atrium bikarbonatdiberikan pertama kali bila henti jantungn!a diperkirakan
lebih dari (dua) menit, karena pada keadaan ini asidosis !ang terjadi sangat
berat. $ada henti jantung !ang kurang dari (dua) menit tidak perlu diberikan
obat ini karena asidosis !ang terjadi masih ringan dan hal ini dapat segera
dikoreksi dengan pemberian nafas buatan !ang adekuat.
Dosis permulaan 0 m&51kg, kemudian dapat diuiang setiap 0 menit
dengan dosis ,/ m&5 1kg sampai jantung berden!ut spontan. bat ini
dikemas dalam ampul berisi / ml dan 0 ml mengandung 0 m&51L.
$emberiann!a han!a boleh dilakukan secara intra*ena.
6ntuk mengoreksi asidosis secara tepat hams dilakukan pemeriksaan
analisis gas darah sehingga diketahui defisit basa !ang terjadi. $erhitungan
natrium bikarbonat !ang diperlukan adalah
Dosis bikarbonat ) de*isit basa + ,' berat badan.
-
7/25/2019 kompresi jantung1
7/12
/. 0lukosa 1,2.
$emberian gukosa 728 ditujukan untuk mencegah hipoglikemia karena pada
keadaan metabolisme anaerob, tubuh tidak mam-pu men!ediakan glukosa siap
pakai, sedangkan organ-organ seperti otak, jantung, ginjal dan sel darah merah
sangat memerlukan glukosa. Dosisn!a 0 g1kgBB, diberikan secara intra-*ena.
1. 3alsiu(.
"ation ini sangat diperlukan pada henti jantung oleh karena disosiasi
elektromekanis, setelah gagal memulihkan sirkulasi spontan dengan
pemberian adrenalin. 9uga di perlukan bila henti jantung disebabkan oleh
karena obat-obatan !ang mendipresi otot jantung. Bentuk garam !ang disukai
adalah kalsium klorida 0 8, tetapi dapat juga diberikan kalsium glukosa 0
8. Dosisn!a / ml untuk orang de#asa dengan berat badan : kg, diberikan
intra*ena.
Terapi 4airan
$ada saat memulai langkah D, usaha kanulasi *ena baik melalui *ena
perifer maupun *ena sentral segera harus dilakukan dengan tujuan untuk
men!ediakan jalur *ena terbuka untuk memasukkan obat-obatan dan menambah
*olume sirkulasi darah terutama pada penderita s!ok akibat perdarahan akut atau
dehidrasi.
$ilihan *ena !ang akan dikanulasi adalah *ena !ang mudah diraba pada
ekstremitas (gambar 0) atau melalui *ena kubiti langsung ke *ena sentral
(gambar ) atau langsung pada *ena sentral (gambar 3) misaln!a melalui *ena
jugularis interna atau *ena subcla*ia. pabila semua *ena-*ena tersebut susah
didapat, bisa dilakukan seksi *ena pada *ena di tungkai.
9arum !ang digunakan untuk kanulasi adalah jenis kateter atau kanul
intra*ena !ang terbuat dari poli*inil dengan ukuran !ang paling besar !ang bisa
masuk ke dalam *ena !ang dipilih. pabila dilakukan kanulasi *ena sentral,
panjang kanul !ang dipilih disesuaikan dengan lokasi kanulasi.
9enis cairan !ang dipilih bisa cairan kristaloid (;inger Laktat dan 4a
-
7/25/2019 kompresi jantung1
8/12
,28) atau koloid, !ang dapat diberikan secara tunggal atau kombinasi.
5. 5le4tro4ardiography.
lat pantau &"' adalah alat pantau standar !ang harus tersedia di 6nit-
unit 'a#at Daurat. Diagnostik henti jantung mutlak harus ditegakkan melalui
pemeriksaan &"', sehingga dengan demikian bantuan hidup lanjut dapat
dila=kukan secara tepat sesuai dengan gambaran &"'. 'ambaran
&"'sangatmenentukan langkah-langkah terapi pemuiihan !ang akan dilakukan.
da 3 (tiga) pola &"' pada henti jantung, !aitu (gambar 7)
&. Asisto6 7entrikel
dalah ketiadaan den!ut jantung dengan gambaran &"' !ang isoelektris,
!ang paling sering disebabkan oleh hipoksia, asfiksia dan blok jantung.
6saha pertolongann!a adalah
1) Bantuan hidup dasar (langkah dengan memasang $&T, B dan akinkan bah#a gambaran tersebut bukan fibnlasi *entrikel.
") Lakukan langkah D berikanobat-obatan adrenalin, natrium bikarbonat,
atropin !ang dapat diulang sesuai kebutuhan. apabila belum berhasil
segera diberikan kalsium klorida atau glukonas.
5) Bila belum berhasil biasan!a disebabkan oleh blokjantung, segera pasang
alat pacu jantung.
'. Disosiasi elektro(ekanik "ko(plek aneh%.
'ambaran &"' ini sebenarn!a adalah asistol mekanik !aitu ketiadaan
den!ut dengan gambaran &"' agonal (aneh atau abnormal) atau kadang-
kadang relatif normal tetapi tidak terdapat pola ?;@ !ang khas. %ekanisme
kontraksi tidak efektif sehingga den!ut nadi tidak teraba.
@ebab-sebabn!a adalah h!po*olemia, emboli paru masif, efusi
perikardium dengan tamponade, ruptur otot jantung atau aneurisma, asidosis
-
7/25/2019 kompresi jantung1
9/12
parsisten, hipotermi dan *entilasi tidak adekuat serta gangguan keseimbangan
elektrolit.
Usaha pertolongannya adalah8
1. Bantuan hidup dasar (langkah-langkah dengan pema-sangan $&T, B
dan
-
7/25/2019 kompresi jantung1
10/12
H. ibrilation Treat(ent. "Terapi ibrilasi%.
Terapi fibrilasi adalah usaha untuk segera mengakhiri disritmia
takhkikardia *entrikel dan fibrilasi *entrikel menjadi irama sinus normal
dengan mempergunakan s!ok balik listri". @!ok balik listrik ini menghasilkan
depolarisasi seretak semua serai otot jantung dan setelah itu jantung akan
berkontraksi spontan, asalkan otot jantung mendapatkan oksigen !ang cukup
dan tidak menclerita asidosis. Terapi s!ok balik listrik dapat dilakukan dengan
arus bolak-balik atau arus searah melalui dada.
$ada saat ini terapi s!ok bolak - balik sudah tidak populer, karena cara
ini sangat tergantung pada lairan listrik $L4 (tidak pcrtabel), kontraksi otot
sangat kuat, bisa menimbulkan fibrilasi pada jantung !ang berden!ut spontan
dan bisa terjari baha!a pada. operator bila tidak memakai isolasi. @edangkan
!ang arus searah, tidak tergantung dengan $L4 dan bisa dipakai secara
portabei, lebih efektif untuk kardio*ersi, dapat digunakan untuk kardio*ersi
jantung !ang masih berden!ut dan tidak membaha!akan operator.
Besarn!a energi !ang umum digunakan untuk s!ok @ adalah 7
9oule untuk orang de#asa, 0 - 9oule untuk anak dan / - 0 9oule
untuk ba!i. $ada takhikardi *entrikel, energi !ang dibutuhkan lebih kecil.
Dosis !ang tepat tergantung berat badan. 6ntuk orang de#asa energi a#al
dibutuhkan 39 1 kgBB, sedangkan pada anak , 91kgBB dan dapat diulang
dengan dosis ulangan tertinggi adalah / 91kgBB.
$ara (elakukan syok balik listrik A:.@ebelum mulai terapi fibrilasi, alat defibrilator harus diperiksa dan
dicoba terlebih dahulu kemampuann!a memberikan energi mulai dari energi
rendah sampai tinggi.
$edal defibrilator luar (dada) hendakn!a !ang besar dengan diameter
07 cm untuk orang de#asa, C cm untuk anak-anak dan 7,/ cm untuk ba!i,
sedangkan pedal untuk defibrilator dalam (jantung) pada dada terbuka de#asa
adalah cm, 7 cm untuk anak dan cm untuk ba!i. 'ambar
-
7/25/2019 kompresi jantung1
11/12
Teknik s!ok balik listrik luar adalah sebagai berikut
0. Bila A !ang terjadi disaksikan, segera lakukan terapi de-fibrilasi dalam
3 detik tanpa bantuan hidup dasar (B
-
7/25/2019 kompresi jantung1
12/12
@ebalikn!a, bila usaha s!ok balik listrik sudah berhasil mengem-balikan
irama jantung ke irama sinus, keadaan ini dipertahankan dengan memberikan
obat-obat seperti tersebut di atas (lidokain atau prokainamid atau bretilium)
dengan dosis 0- img1kg berat badan.
Tindakan selanjutn!a, setelah berhasil memulihkan dan mem-pertahankan
sirkulasi spontan adalah melakukan bantuan hidup jangka panjang !ang
berorientasi pada pemulihan fungsi otak di 6nit Terapi ntensif.
$ada kasus-kasus1kejadian khusus !ang disaksikan oleh penolong dan
segera memperoleh pertolongan !ang tepat dan cepat, penderita dapat pulih
kembalisecara penuh, artin!a jantung segera berden!ut spontan dengan irama
sinus, pernafasan segera pulih secara spontan dan adekuat serta kesadaran kembali
pulih seperti semula. $ada pasien seperti ini han!a memerlukan pemantauan ketat
dan pera#atan pasca resusitasi.