KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza...

142
Isi TUGAS AKHIR (613423A) KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN DENGAN METODE ROTARY DRUM COMPOSTER (STUDI KASUS: POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA) ARLIEZA NADYA PRADINI NRP.1015040026 DOSEN PEMBIMBING Dr. MIRNA APRIANI S.T. MT. VIVIN SETIANI. S.T., M.Eng PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA 2019

Transcript of KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza...

Page 1: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

i

Isi

TUGAS AKHIR (613423A)

KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN

DENGAN METODE ROTARY DRUM COMPOSTER (STUDI

KASUS: POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA)

ARLIEZA NADYA PRADINI

NRP.1015040026

DOSEN PEMBIMBING

Dr. MIRNA APRIANI S.T. MT.

VIVIN SETIANI. S.T., M.Eng

PROGRAM STUDI TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH

JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL

POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA

SURABAYA

2019

Page 2: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik
Page 3: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

i

TUGAS AKHIR (613423A)

KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN DENGAN METODE ROTARY DRUM COMPOSTER (STUDI KASUS: POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA)

Arlieza Nadya Pradini NRP. 1015040026

DOSEN PEMBIMBING: Dr. MIRNA APRIANI, S.T., M.T VIVIN SETIANI S.T.,M.Eng

PROGRAM STUDI D4-TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA SURABAYA 2019

Page 4: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

ii

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 5: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

iii

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 6: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

iv

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 7: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

v

Page 8: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

vi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 9: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya

penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Komposting Sampah

Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi

Kasus: Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya)” ini disusun sebagai salah

satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan program Diploma IV Teknik

Pengolahan Limbah Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

Selama mengikuti pendidikan Diploma IV Teknik Pengolahan Limbah

sampai dengan proses penyelesaian Tugas Akhir, berbagai pihak telah

memberikan semangat, bantuan, membina dan membimbing penulis. Oleh karena

itu, penulis mengucapkan terimakasih khususnya kepada :

1. Bapak Ir. Eko Julianto. M.Sc., M.RINA., selaku direktur Politeknik

Perkapalan Negeri Surabaya.

2. Bapak George Endri K., ST, MSc., selaku ketua jurusan Teknik Permesinan

Kapal Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

3. Bapak Denny Darmawan. ST., MT., selaku Koordinator Studi D4 Teknik

Pengolahan Limbah dan dosen penguji 2.

4. Ibu Tanti Utami Dewi S.Si., M.Sc, selaku Koordinator Tugas Akhir D4

Teknik Pengolahan Limbah, yang selalu memberikan motivasi dan semangat

sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Ibu Dr. Mirna Apriani ,ST.,MT, selaku dosen pembimbing I yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan serta doa

sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik.

6. Ibu Vivin Setiani, ST., M.Eng, selaku dosen pembimbing 2 yang telah

meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, masukan serta doa

sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan dengan baik

7. Ibu Ulvi Pri Astuti, ST., MT, selaku dosen penguji 1 yang telah meluangkan

waktu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan

presentasi tugas akhir ini dengan lancar.

Page 10: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

viii

8. Seluruh Dosen dan Karyawan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya yang

telah memberikan ilmu, motivasi dan semangat kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan pendidikan di Teknik Pengolahan Limbah Politeknik

Perkapalan Negeri Surabaya.

9. Kedua orang tua; Ayah Chairuddin dan Ibu Ririn, adik-adik penulis tercinta

(Afifah, Abizar dan Amar) serta seluruh keluarga khususnya Bude Lulik yang

senantiasa setia memberikan doa, dukungan, bantuan dan motivasi.

10. Danis Bagus Setiawan, Della Ayu Meitasari, dan Putri Dwi Anggraini, selaku

teman seperjuangan semasa kuliah yang selalu memberikan motivasi dan

dukungan kepada penulis. Terimakasih untuk cerita suka dan duka selama 4

tahun di PPNS.

11. Imam Hambali, Ahmad Randi, Irfan dan Fery, teman penulis saat proses

penelitian. Terimakasih untuk motivasi, sharing ilmu serta kesediaan waktu

dan tenaga untuk membantu.

12. Seluruh sahabat; Risya, Fatim, Mia, Nadya, Istina, Dinda, Egata, Bagas,

Mbak Arum, dan Mbak Meldina, yang telah banyak memberikan bantuan,

dukungan dan motivasi.

13. Teman seperjuangan Teknik Pengolahan Limbah angkatan 2015 yang selalu

membersamai dalam suka maupun duka.

14. Serta semua kerabat dekat dan rekan-rekan seperjuangan yang tak bisa saya

sebutkan satu-persatu.

Pada proses penyusunan tugas akhir ini, penulis menyadari bahwa masih

banyak kelemahan dan kekurangan. Karena itu, kritik dan saran yang membangun

sangat diharapkan demi perbaikan Tugas Akhir ini. Semoga, penulisan Tugas

Akhir ini dapat bermanfaat sebagai wawasan kelak di kemudian hari. Akhir kata,

penulis memohon maaf atas kelemahan dan kekurangan yang sebesar-besarnya.

Surabaya, 30 Juni 2019

Penulis

Arlieza Nadya Pradini

Page 11: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN

DENGAN METODE ROTARY DRUM COMPOSTER (STUDI

KASUS: POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA)

Arlieza Nadya Pradini

ABSTRAK

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) adalah perguruan tinggi

berbasis vokasi yang terus berkembang setiap tahunnya. Perkembangan tersebut mengakibatkan jumlah timbulan sampah juga semakin meningkat. Sampah sisa makanan dan limbah taman merupakan komposisi terbesar dalam komposisi sampah di PPNS. Salah satu pengolahan sampah adalah dengan cara pengomposan. Pengomposan adalah dekomposisi biologis dari bahan

organik dengan bantuan mikroorganisme atau starter. Kompos dapat lebih cepat terbentuk jika menggunakan metode Rotary Drum Composter dengan kondisi aerobik. Desain Rotary Drum Composter mempunyai volume 120 Liter. Komposter 1 terisi komposisi sampah makanan (32,69%) dan sampah daun (67,31%). Sedangkan komposter 2 terisi feedstock sampah makanan (93,22%), sampah daun (3,39%). Selama pengomposan, dilakukan pengadukan sebanyak 3 kali dalam sehari. Hasil pengamatan suhu, pH, kadar

air dan rasio C/N pada komposter 1 sebesar 310C; 7,4; 48,60% dan 14,95.

Hasil pengamatan suhu, pH, kadar air, dan rasio C/N pada komposter 2

sebesar 320C; 7,4; 46,70% dan 16,05. Berdasarkan pengamatan fisik kompos, kompos yang terbentuk berwarna coklat kehitaman, serta bertekstur seperti

tanah sesuai dengan spesifikasi kompos SNI 19-7030-2004.

Kata kunci : komposting, sampah makanan, sampah daun, rotary drum

composter.

ix

Page 12: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

x

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 13: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

COMPOSTING OF FOOD WASTE AND YARD WASTE USING

ROTARY DRUM COMPOSTER METHOD (CASE STUDY :

SHIPBUILDING INSTITUTE OF POLYTECHNIC SURABAYA)

Arlieza Nadya Pradini

ABSTRACT

The Surabaya Shipbuilding State of Polytechnic (PPNS) is a vocational college that continues to evolve annually. It causes the waste accumulation

increasingly. Waste food and yard waste is the largest composition in waste

composition in PPNS. One of the processing of waste is by composting.

Composting is the biological decomposition of organic matter can be accelerated

by activators in the form of microorganisme or starter. Compost can be more

quickly formed if using Rotary Drum Composter method with aerobic conditions.

Rotary Drum Composter Design has a volume of 120 liters. Composter 1 filled

food waste (32.69%) and yard waste (67.31%). During composting, was

homogenized for 3 times per day. While Composter 2 filled food waste (93.22%),

yard waste (3.39%), and wood grain (3.39%). The results of temperature

observation, pH, moisture content and C/N ratio on composter 1 of 310 C; 7.4; 48.96% and 14.95. The results of temperature observation, pH, moisture content

and C/N ratio on composter 2 are 320 C; 7.4; 49.34% and 16.05. Based on the

physical observation of compost, compost formed blackish brown color, and

textured like soil in accordance with compost specification standart SNI 19-7030-

2004.

Keywords: composting, food waste, yard waste, rotary drum composter.

xi

Page 14: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

xii

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 15: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL/SAMPUL .............................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ....................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

ABSTRACT ............................................................................................................. xi

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................xvii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xix

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4

1.5 Batasan Masalah ........................................................................................ 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5

2.1 Definisi Sampah ........................................................................................ 5

2.1.1 Sumber Sampah ................................................................................. 6

2.1.2 Karakteristik Sampah ......................................................................... 6

2.1.3 Jenis Sampah ...................................................................................... 8

2.1.4 Komposisi Sampah .......................................................................... 10

2.1.5 Densitas Sampah .............................................................................. 10

2.2 Pengolahan Sampah ................................................................................ 11

2.3 Sampah Makanan (Food Waste) ............................................................. 11

2.4 Sampah Dedaunan (Yard Waste) ............................................................. 12

2.5 Pengomposan .......................................................................................... 13

2.5.1 Proses Pengomposan .......................................................................... 14

Page 16: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

xiv

2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengomposan ................ 14

2.5.3 Metode Pengomposan.............................................................16

2.6 MoL (Mikroorganisme Lokal) ................................................................ 18

2.6.1 Komponen yang Dibutuhkan Mikroorganisme Lokal (MoL) ......... 18

2.6.2 Kandungan Mikroorganisme Lokal (MOL) .................................... 18

2.7 Rotary Drum Composter ......................................................................... 19

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN ................................................................ 21

3.1 Kerangka Penelitian ................................................................................ 21

3.2 Identifikasi Masalah ................................................................................ 22

3.3 Pengumpulan Data .................................................................................. 22

3.4 Penentuan Variabel ................................................................................. 23

3.4.1 Variabel Bebas ................................................................................. 23

3.4.2 Variabel Terikat ............................................................................... 23

3.5 Pelaksanaan Penelitian ............................................................................ 23

3.5.1 Desain Alat ...................................................................................... 23

3.5.1 Pengukuran Densitas ....................................................................... 25

3.5.2 Pembuatan MoL Sampah Nasi (Nasi Basi) ..................................... 26

3.5.3 Proses Pengomposan ....................................................................... 27

3.5.4 Pengukuran pH, Suhu, Kadar Air, dan rasio C/N ............................ 28

3.5.5 Pengamatan Kualitas Fisik Kompos (Warna dan Tekstur) .............. 31

3.6 Analisa Data ............................................................................................ 31

3.7 Kesimpulan dan Saran ............................................................................ 32

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 33

4.1 Desain Komposter ................................................................................... 33

4.2 Feedstock Kompos .................................................................................. 34

4.2.1 Sampah Daun ................................................................................... 34

4.2.2 Sampah Sisa Makanan ..................................................................... 34

4.2.3 Serbuk Kayu .................................................................................... 34

4.3 Proses Pengomposan ............................................................................... 35

4.4 Pengamatan Kompos .............................................................................. 35

4.4.1 Suhu. ................................................................................................ 35

4.4.2 pH..... ............................................................................................... 37

4.4.3 Kadar Air ......................................................................................... 39

Page 17: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

xv

4.4.4 Analisis Rasio C/N .................................................................. 40

4.5 Pengaruh Penambahan Mol Nasi ............................................................ 42

4.6 Pengaruh Penambahan Serbuk Kayu .......................................................... 42

4.7 Mutu Hasil Kompos ................................................................................ 43

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 45

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 45

5.2 Saran............... ......................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 47

LAMPIRAN A ....................................................................................................... 51

LAMPIRAN B ....................................................................................................... 79

LAMPIRAN C ....................................................................................................... 93

LAMPIRAN D ..................................................................................................... 107

LAMPIRAN E ..................................................................................................... 115

Page 18: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

xvi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 19: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Umur Hancur Sampah ............................................................................. 9

Tabel 2.2 Nilai Rekomendasi Pengomposan ........................................................ 16

Tabel 3.1 Data Analisis Ultimate sampah.............................................................. 24

Page 20: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

xviii

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 21: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 TPS di PPNS ....................................................................................... 2

Gambar 2.1 Sampah B3 Rumah Tangga ............................................................... 10

Gambar 2.2 Prosentase sampah di Indonesia ........................................................ 10

Gambar 2.3 Sampah Sisa Makanan ...................................................................... 12

Gambar 2.4 Sampah daun ..................................................................................... 13

Gambar 2.5 Bin Composting dari kayu (3 Kompartemen) ................................... 16

Gambar 2.6 Windrow Composting ........................................................................ 17

Gambar 2.7 Aerated Static Pile Composring ........................................................ 17

Gambar 2.8 Skema Rotary Drum Composter ....................................................... 20

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian..................................................................... 22

Gambar 4.1 Kurva Suhu Kompos ......................................................................... 37

Gambar 4.2 Kurva pH Kompos............................................................................. 39

Gambar 4.3 Kurva Kadar Air Kompos ................................................................. 40

Gambar 4.4 Kurva Rasio C/N Kompos ................................................................. 41

Page 22: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

xviii

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 23: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini permasalahan sampah semakin kompleks dan seolah tiada

habisnya. Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber

hasil aktifitas manusia maupun alam yang belum memiliki nilai ekonomi.

Sampah yang tidak terkelola dengan baik akan mengakibatkan antara lain

tempat berkembangnya dan sarang dari serangga dan tikus, menjadi

sumberpolusi dan pencemaran tanah, air dan udara, sebab sampah yang

menghasilkan cairan lindi (leachate) dan bau busuk yang ditimbulkan akibat

dari proses dekomposisi yang menghasilkan gas CO2, metana dan sebagainya

(Mirmanto, 2008)

Menurut (Wahyono, Sahwan, & Suryanto, 2008), sampah dibagi atas dua

yaitu sampah organik yaitu sampah yang berasal dari bagian hewan, tumbuhan

dan manusia dan sampah anorganik yaitu sampah yang berasal dari bahan

mineral seperti logam, kaca plastik.Sampah organik mengandung berbagai

macam zat dan secara alami zat tersebut mudah terdekomposisi oleh pengaruh

fisik, kimia, enzim yang dikandung oleh sampah itu sendiri.

Salah satu tempat yang memiliki potensi produksi sampah yang tinggi

dalam suatu kota ada kampus perguruan tinggi atau universitas. Dengan

pengguna tetap yang berada di uniersitas yang memiliki aktivitas rutin, bahkan

di hari libur, tentu terdapat berbagai jenis sampah setiap harinya. Sampah

yang biasa dihasilkan pada institusi pendidikan berupa sampah organik,

sampah yang dapat didaur ulang dan sampah yang tidak dapat didaur ulang.

Sampah organik dapat berasal dari sisa-sisa makanan atau jajanan para

mahasiswa ataupun sisa-sisa makanan dari kantin dan warung serta sampah

rumput dan tanaman yang berada di lingkungan kampus (Fadhilah dkk, 2011)

Page 24: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

2

Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) adalah perguruan tinggi

berbasis vokasi yang terus berkembang setiap tahunnya. Berdasarkan data

tahun 2019, jumlah civitas akademika PPNS pada tahun 2018-2019 berjumlah

3023 orang dengan rincian jumlah mahasiswa sebanyak 2715 orang serta

dosen dan karyawan berjumlah 308 orang. Hal ini mengakibatkan jumlah

timbulan sampah di PPNS semakin meningkat. Menurut (Khoirunnisa, Ashari,

& Setiani, 2018), komposisi sampah di PPNS terdiri dari B3 (3,45%),

aluminium (3,6%), kertas bermutu tinggi (3,85%), sisa makanan sebesar

(14%), LDPE (14%), Polystiren (9,9 %)PET (10,50), kertas bermutu tinggi

(3,85%), kertas campuran (13,05%), kertas karton (13,8%), dan limbah taman

(14%) dan sisa makanan (14%). Dari data tersebut, sampah sisa makanan dan

limbah taman merupakan komposisi terbesar dalam pengolahan sampah di

PPNS.

Berdasarkan hasil pengamatan tahun 2019, sampah daun dibuang secara

langsung di PPNS. Sampah tersebut dikumpulkan menjadi satu ke TPS PPNS.

Hal ini dapat diketahui bahwa belum dilakukan pengolahan sampah organik di

PPNS.

Gambar 1.1 TPS di PPNS

(Sumber: Dokumentasi Peneliti, 2019)

Umumnya, sampah organik cenderung diabaikan karena dianggap aman

dan tidak berbahaya bagi lingkungan.Namun, apabila dibiarkan begitu saja

sampah organik akan terdekomposisi dan menimbulkan lindi. Pengolahan

sampah organik paling sederhana yang dapat dilakukan adalah dengan

pengomposan. Pengomposan merupakan pengaktifan kegiatan mikroba untuk

Page 25: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

3

mempercepat proses dekomposisi bahan organik (Rosmarkan & Yuwono,

2002). Proses pengomposan sangat dipengaruhi oleh kadar air, suhu, pH,

ukuran bahan organik dan rasio C/N (Aminah, Sudarno, & Purwono, 2017)

Proses pengomposan terbagi menjadi dua, yaitu secara aerobik dan secara

anaerobik. Untuk menghasilkan pengolahan sampah yang bebas bau dan

memiliki kualitas lindi yang lebih baik, pengomposan yang sesuai adalah

secara aerobik (Sutanto, 2002). Pengomposan dengan sistem aerobik berarti

terdapat oksigen yang terlibat dalam proses dekomposisi oleh mikroorganisme

di dalam tumpukan kompos. Selain itu, peran mikroorganisme juga diperlukan

dalam proses pengomposan. MOL atau mikroorganisme lokal yaitu

sekumpulan mikroorganisme yang berfungsi sebagai starter untuk

mempercepat proses penguraian saat pengomposan.

Salah satu metode pengomposan aerobic menggunakan Rotary Drum

Composter. Komposter ini menggunakan sistem pengadukan untuk supplai

oksigen. Hal ini juga dijelaskan pada penelitian Sriharti dan Salim (2008)

bahwa pengomposan dengan mengguanakan rotary drum composter

memerlukan waktu 19 hari sehingga dapat mempercepat waktu pengomposan.

Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan pemanfaatan sisa makanan

dan daun-daun dari aktivitas perkuliahan di PPNS sebagai kompos dengan

menggunakan metode Rotary Drum Composter.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimana desain Rotary Drum Composter untuk komposting sampah sisa

makanan dan daun di PPNS?

2. Bagaimana hasil pH, suhu, kadar air dan rasio C/N terhadap kualitas kompos

yang dihasilkan dari komposting sampah sisa makanan dan daun dengan

metode Rotary Drum Composter?

3. Bagaimana kinerja Rotary Drum Composter dengan penambahan mol nasi

terhadap waktu komposting sampah makanan dan daun?

Page 26: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

4

4. Bagaimana kinerja Rotary Drum Composter dengan penambahan serbuk

gergaji terhadap waktu komposting sampah makanan dan daun?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Membuat desain Rotary Drum Composter sesuai dengan volume sampah sisa

makanan dan daun di PPNS.

2. Menganalisis hasil pH, suhu, kadar air, dan rasio C/N terhadap kualitas yang

dihasilkan dari kompos sesuai dengan SNI Nomor 19-7030-2004.

3. Menganalisis kinerja Rotary Drum Composter dengan penambahan MoL nasi

basi terhadap waktu komposting sampah makanan dan daun.

4. Menganalisis kinerja Rotary Drum Composter dengan penambahan serbuk

gergaji terhadap waktu komposting sampah makanan dan daun.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi PPNS

Untuk menambah wawasan mengenai proses pemanfaatan sampah organik

sisa makanan dan daun sebagai kompos menggunakan metode Rotary

Drum Composter.

2. Bagi Mahasiswa

Menambah informasi dan wawasan pembelajaran mengenai komposting

1.5 Batasan Masalah

1. Starter yang digunakan berasal dari MoL sampah nasi.

2. Penelitian berlangsung selama 1 bulan.

3. Pada penelitian ini, tidak membahas pengolahan limbah lindi lanjutan.

4. Tidak menghitung biaya operasional komposter.

5. Parameter yang diukur adalah pH, suhu, kadar air, rasio C/N.

Page 27: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sampah

Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau

dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam

yang tidak mempunyai nilai ekonomi, bahkan dapat mempunyai nilai ekonomi

yang negatif karena dalam penggunaannya baik untuk membuang atau

nmembersihkannya perlu biaya yang cukup besar (Lestari, 2015)

Menurut Undang undang No 18 tahun 2008, tentang pengelolaan sampah,

sampah dinyatakan sebagai sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses

alam yang berbentuk padat. Salah satu jenis sampah yang dikelola adalah sampah

rumah tangga yang merupakan sampah campuran antara sampah organik dan

sampah anorganik, sampah ini berasal dari kegiatan sehari-hari dalam rumah

tangga atau biasa disebut sampah permukiman atau domestik. Pengelolaan

sampah sendiri merupakan kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan

berkesinambungan

Pengelolaan sampah dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam.

Pengelolaan sampah rumah tangga menurut Undang-Undang No 18 Tahun 2008

terdiri atas pengurangan sampah. Pengurangan sampah dapat dilakukan dengan

metode 3R, yaitu:

1) Reduce (mengurangi) Proses minimisasi sampah dalam hal kuantitas

timbulan sampah dan kualitas timbulan sampah, terutama reduksi sampah

berbahaya. Kegiatan pengurangan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan

produksi yang menimbulkan sampah sesedikit mungkin, dapat didaur ulang, dapat

didaur ulang, dan/atau mudah diurai oleh proses alam. Proses ini sangat

bermanfaat untuk mengurangi jumlah timbulan sampah, namun membutuhkan

biaya yang mahal dan tak seabanding dengan hasilnya

2) Reuse (menggunakan kembali) Menggunakan atau memanfaatkan

kembali barang yang dapat digunakan kembali. Seperti barang yang bersifat sekali

Page 28: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

6

pakai dengan bahan yang tahan lama dan dapat digunakan berkali-kali.Bahan

yang digunakan seperti botol, kaleng, kain, paku dan lainya.

3) Recycle (mendaur ulang sampah) Proses ini merupakan proses

pemanfaatan barang-barang yang sudah tidak terpakai sebagai bahan baku produk

baru namun perlu diproses lebih lanjut untuk digunakan kembali. Namun tidak

semua bahan dapat didaur ulang.

2.1.1 Sumber Sampah

Menurut Habibi (2009), sumber sampah yang berkaitan dengan

penggunaan lahan dan penetapan daerah. Sumber sampah pada dasarnya dapat

dibagi menjadi pemukiman: berupa rumah atau apartemen. Berikut sampah

dari berbagai sektor:

a. Daerah komersil: meliputi pertokoan, rumah makan, pasar, perkantoran,

hotel dan lain-lain.

b. Institusi yaitu sekolah, rumah sakit, penjara, pusat pemerintahan, dan lain

lain.

c. Konstruksi dan pembongkaran bangunan yaitu pembuatan konstruksi

baru, perbaikanjalan, dan lain-lain.

d. Fasilitas umum yaitu penyapuan jalan, taman pantai, tempat rekreasi dan

lainlain.

e. Pengolah sampah domestik seperti instalasi pengolahan air minum,

instalasi pengolahan air buangan dan incinerator.

f. Kawasan industri.

g. Pertanian.

2.1.2 Karakteristik Sampah

Menurut Habibi (2009), sampah secara spesifik dibagi menjadi 12

karakteristik yaitu sebagai berikut:

Page 29: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

7

1. Garbage

Garbage merupakan jenis sampah yang terdiri dari sisa-sisa potongan

hewan atau sayuran dari hasil pengolahan yang sebagian besar terdiri dari

zat-zat yang mudah membusuk, lembab, dan mengandung sejumlah air

bebas.

2. Rubbish

Rubbish adalah sampah yang dapat terbakar atau tidak dapat terbakar

yang berasal dari rumah-rumah, pusat-pusat perdagangan, kantor-kantor,

tapi yang tidak termasuk garbage.

3. Ashes (Abu)

Ashes (Abu) yaitu sisa-sisa pembakaran dari zat-zat yang mudah terbakar

baik dirumah, dikantor, dan industri.

4. Street Sweeping (Sampah Jalanan)

Street Sweeping (Sampah Jalanan) berasal dari pembersihan jalan dan

trotoar baik dengan tenaga manusia maupun dengan tenaga mesin yang

terdiri dari kertas-kertas, dan dedaunan.

5. Dead Animal (Bangkai Binatang)

Dead Animal (Bangkai Binantang) merupakan bangkai-bangkai yang

mati karena alam, penyakit, atau kecelakaan.

6. Household Refuse (Sampah Rumah Tangga)

Houshhold Refuse (Sampah Rumah Tangga) yaitu sampah yang terdiri

dari Rubbish, garbage, ashes, yang berasal dari perumahan.

7. Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan)

Abandonded Vehicles (Bangkai Kendaraan) yaitu bangkai-bangkai

mobil, truck, kereta api dan alat transportasi lainnya yang sudah tidak

dapat digunakan kembali.

8. Industry Waste (Limbah Industri)

Industry Waste (Limbah Industri) yaitu terdiri dari sampah padat yang

berasal dari industri-industri pengolahan hasil bumi.

9. Demolition Wastes (Limbah Pembongkaran)

Demolition Wastes (Limbah Pembongkaran) yaitu sampah yang berasal

dari pembongkaran gedung.

Page 30: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

8

10. Construction Waste (Limbah Konstruksi)

Construction Waste (Limbah Konstruksi) yaitu sampah yang berasal dari

sisa pembangunan, perbaikan dan pembaharuan gedung-gedung.

11. Sewage Solid (Limbah Padat)

Sewage Solid (Limbah Padat) terdiri dari benda-benda kasar yang

umumnya zat organik hasil saringan pada pintu masuk suatu pusat

pengelolahan air buangan.

12. Specific Trash (Sampah Khusus)

Specific Trash (Sampah Khusus) yaitu sampah yang memerlukan

penanganan khusus misalnya kaleng-kaleng cat, zat radioaktif.

2.1.3 Jenis Sampah

Menurut Damanhuri (2010), karakteristik sampah berbasis 3 dibedakan

atas jenis:

a) Sampah Organik.

Adalah jenis sampah yang berasal dari jasad hidup sehingga mudah

membusuk dan dapat hancur secara alami. Contohnya adalah sampah sisa

dapur, daun-daunan, sayur-sayuran, buah-buahan, daging, ikan, nasi, dan

potongan rumput/ daun/ ranting dari kebun.

b) Sampah An-Organik.

Sampah anorganik atau sampah kering atau sampah non-hayati adalah

sampah yang sukar atau tidak dapat membusuk, merupakan sampah yang

tersusun dari senyawa non-organik yang berasal dari sumber daya alam

tidak terbaharui seperti mineral dan minyak bumi, atau dari proses

industri. Contohnya adalah botol gelas, plastik, tas plastik, kaleng, dan

logam. Sebagian sampah non-organik tidak dapat diuraikan oleh alam

sama sekali, dan sebagian lain dapat diuraikan dalam waktu yang sangat

lama. Mengolah sampah non-organik erat hubungannya dengan

penghematan sumber daya alam yang digunakan untuk membuat bahan-

bahan tersebut dan pengurangan polusi akibat proses produksinya di dalam

pabrik. Umur hancurnya berbagai jenis sampah di bawah ini dapat

digunakan sebagai bahan untuk membuat suatu kebijakan maupun strategi

Page 31: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

9

yang diambil didalam pengurangan sampah. Umur hancur sampah pada

beberapa jenis sampah dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Umur Hancur Sampah

Jenis Sampah Lama Hancur

Kertas 2-5 bulan

Kulit Jeruk 6 bulan

Dus karton 5 bulan

Filter Rokok 10-12 bulan

Kantong Plastik 10-20 bulan

Kulit Sepatu 25-40 tahun

Pakaian/Nylon 30-40 tahun

Aluminium 80-100 tahun

Plastik 50-80 tahun

Styrofoam tidak hancur

Sumber: Dit PLP, Ditjen. Karya PU, 2010

c) Sampah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) Rumah Tangga.

Menurut UU No 18 tahun 2008, sampah B3 tergolong dalam sampah

spesifik Sampah spesifik adalah sampah yang karena sifat, konsentrasi,

dan/atau volumenya memerlukan pengelolaan khusus.Sampah B3 Rumah

tangga adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun.

Sampah B3 yang sering terdapat di rumah tangga misalnya: Batu Baterai,

Kaleng Pestisida (Obat Serangga), Botol Aerosol, Cairan Pembersih

(Karbol), CD/ DVD, Accu, dan Lampu Neon. Jika dibuang ke lingkungan

atau dibakar, sampah-sampah ini dapat mencemari tanah dan

membahayakan kesehatan.

Page 32: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

10

Gambar 2.1 Sampah B3 Rumah Tangga

(sumber: Puslitbang PU,2010)

2.1.4 Komposisi Sampah

Komposisi sampah mengalami perubahan seiring dengan pertumbuhan

tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat. Komposisi sampah di berbagai kota

di Indonesia saat in secara umum masih didominasi oleh sampah organik atau

basah (biodegradable) terlihat dalam Gambar 2.3 berikut:

Gambar 2.2 Prosentase sampah di Indonesia

(Sumber: Publisting PU, 2010)

Sampah organik berasal dari makhluk hidup, baik manusia, hewan maupun

tumbuhan, sampah organik sendiri dibagi menjadi dua, yaitu : Sampah organik

basah dimana sampah mempunyai kandungan air yang cukup tinggi dan Sampah

organik kering, biasanya sampah ini dari bahan yang kandungan airnya kecil.

2.1.5 Densitas Sampah

Densitas sampah adalah berat sampah yang diukur dalam satuan kilogram

dibandingkan dengan volume sampah yang diukur (Kg/m3). Berdasarkan SNI 19-

3964-1994 ukuran kotak densitas yang di gunakan dalam pengukuran densitas

adalah 20 x 20 x 100 cm. Densitas diperlukan untuk mengetahui jumlah timbulan

sampah. Densitas dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑘𝑔/𝑚3) = Berat Sampah (kg) .............................................. 2.1 Volume sampah (m3)

Page 33: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

11

2.2 Pengolahan Sampah

Terdapat beberapa teknik pengolahan sampah sebagai upaya untuk

mengurangi volume sampah atau menjadi lebih bermanfaat. Menurut Damanhuri,

(2010), pengolahan sampah dibagi menjadi 3 (tiga) proses yaitu:

1. Pengomposan adalah suatu cara peruraian bahan-bahan organik dengan

memanfaatkan aktifitas bakteri untuk mengubah sampah menjadi

kompos (proses pematangan).

2. Reduce yaitu mengurangi segala sesuatu yang menyebabkan timbulnya

sampah di lingkungan sumber bahkan dapat di lakukan sejak sebelum

sampah di hasilkan.

3. Reuse ( Menggunakan kembali )

Reuse yaitu menggunakan kembali bahan / material agar tidak menjadi

sampah, seperti menggunakan wadah kantong yang dapat digunakan

berulang-ulang.

4. Recycle ( Mendaur Ulang )

Recycle yaitu mendaur ulang suatu bahan yang sudah tidak berguna

menjadi bahan lain setelah melalui proses pengelolaan seperti mengolah

botol atau plastik bekas menjadi biji plastik untuk di cetak kembali

menjadi ember.

2.3 Sampah Makanan (Food Waste)

Istilah sampah makanan di Indonesia belum didefinisikan secara khusus,

namun jika mengacu pada definisi yang diberikan oleh FAO sampah makanan

berarti jumlah sampah yang dihasilkan pada saat proses pembuatan makanan

maupun setelah kegiatan makan yang berhubungan dengan perilaku penjual dan

konsumennya (Parfitt, Barthel, & Macnaughton, 2010). Menurut Immanuel,

hartopo, dkk (2013) sampah makanan dapat diatasi dengan berbagai cara, yaitu:

1. Pengurangan sampah makanan

Pengurangan sampah makanan dilakukan dengan cara meminimalisir bahan

bahan yang akan dikonsumsi sehingga tidak terbuang sia-sia. Hal ini efekif

karena konsumsi makanan tidak berlebih dan secukupnya.

Page 34: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

12

2. Penggunaan kembali

Memanfaatkan bahan bahan yang sudak tidak dikonsumsi sebagai pakan,

sehingga nilai efisiensi sampah makanan tidak sia-sia.

3. Daur ulang sampah makanan

Proses daur ulang sampah makanan dapat dilakukan dengan cara

pengomposan yang akan bermanfaat bagi tanaman karen sampah makanan

merupakan sampah organik yang banyak mengandung zat hara. Hal ini dapat

menambah nilai ekonomis apabila diterapkan di sektor rumah tangga atau

domestik. Contoh sampah sisa makanan dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Sampah Sisa Makanan

Sumber: Peneliti, 2019

2.4 Sampah Dedaunan (Yard Waste)

Merupakan sampah organik yang mudah diuraikan dan bersifat

biodegradable, sampah kebun atau biasa disebut dengan yard waste berasal dari

daun-daun kering, daun-daun yang gugur dan jatuh berserakan di tanah. Sampah

daun seperti ini berpotensı digunakan sebagai kompos. Contoh sampah daun-daun

yang berserakan dapat dilihat pada gambar 2.4

Page 35: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

13

2.5 Pengomposan

Gambar 2.4 Sampah daun

Sumber: Peneliti, 2019

Pengomposan adalah dekomposisi biologis dari bahan organik

dalam kondisi terkendali dengan bantuan mikroorganisme atau starter.

Selain itu, proses dekomposisi bahan untuk pembuatan kompos juga dapat

dipercepat dengan bantuan manusia. Pengomposan dapat menstabilkan

bahan organik, menghasilkan produk akhir yang mengandung humus dan

zat hara (Agricultural & Ministry, 1998). Reaksi dekomposisi kompos

adalah sebagai berikut:

Organik + O2 +mikroorganisme → CO2 + NH3 + Humus +

Energi + Air.

Dari reaksi tersebut, NH3 (ammonia) menjadi salah satu zat yang

dihasilkan dikarenakan proses oksidasi karbon dari bahan organik yang

kemudian teroksidasi menjadi nitrat. Untuk mengatasi bau yang dihasilkan

dari gas ammoniak, maka diperlukan oksigen atau aerasi pada bahan

kompos untuk mengoksidasi ammonia (Tchobanoglous, 1993).

Menurut Lestari (2015), kompos yang dihasilkan dari

pengomposan sampah dapat digunakan untuk menguatkan struktur

lahan kritis; menggemburkan kembali tanah pertanian; menggemburkan

kembali lahan pertamanan, sebagai bahan penutup sampah di TPA,

Page 36: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

14

reklamasi pantai, pasca penambangan, dan sebagai media tanaman,

mengurangi pupuk kimia.

2.5.1 Proses Pengomposan

Proses pengomposan dapat dibagi menjadi 2 kategori berdasarkan sifat

dekomposisi bahannya yaitu aerobik dan anaerobik (Mogle, Naikwade, & Patil,

2013).

1. Pengomposan secara Aerobik

Pada pengomposan aerobik, oksigen sangat dibutuhkan untuk proses

dekomposisi. Pada saat proses dekomposisi, mikroorganisme aerobik

memecah bahan-bahan organik dan menghasikan karbondioksida,

ammonia, air dan zat hara. Pengomposan secara aerobik berlangsung

selama kurang lebih selama 30 hari.

2. Pengomposan secara Anaerobik

Penggomposan anaerobik terjadi ketika kandungan oksigen sedikit bahkan

tidak ada. Mikroorganisme pada pengomposan anerobik menghasilkan gas

metana, hidrogen sulfida, dan zat lainnya. Pengomposan secara anaerobik

berlangsung selama 40-60 hari.

2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengomposan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi laju pengomposan, yaitu:

1. Ukuran bahan

Menurut SNI 19-70-30-2004, ukuran partikel yang scsuai untuk

pengomposan adalah 0,55 mm-25 mm. Oleh karena itu, perlu dilakukan

pencacahan feedstock sebelum pengomposan. Ukuran kompos yang semakin

kecil dapat memudahkan dalam proses pendegradasian kompos. Kompos

lebih cepat terbentuk.

2. Rasio C/N

Menurut SNI 19-7030-2004, proses pengomposan yang baik akan

menghasilkan rasio C/N ideal sebesar 10-20. Rasio C/N menentukan

keberhasilan proses pengomposan karena prinsip pengomposan adalah

Page 37: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

15

menurunkan rasio C/N bahan organik menjadi sama dengan rasio C/N tanah.

Rumus untuk menentukan rasio C/N dapat dlihat sebagai berikut:

C/N = 𝐶 (𝑘𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 1)+𝑥 𝐶 (1 𝑘𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 2) ...................................................................

(2.2)

𝑁( 𝑘𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑢𝑛 1)+𝑥 𝑁 ( 𝑘𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 2)

3. Kelembaban

Kelembapan kompos berhubungan dengan kadar air yang dihasilkan pada

kompos. Proses dekomposisi secara aerobik akan berlangsung dengan baik

pada kadar air maksimal 50% (SNI 19-7030-2004).

Kadar air dapat dihitung dengan rumus:

% Kadar air = 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑖𝑠𝑖 (𝑎)−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑖𝑠𝑖 (𝑏)

𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑖𝑠𝑖 (𝑎)−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔 (𝑐) x 100%. ............ (2.3)

4. Aerasi

Kebutuhan oksigen dalam pembuatan kompos adalah 10-18 % atau paling

sedikit 50 % dan konsentrasi oksigen di udara harus mencapai seluruh bagian

dari bahan yang dikomposkan (Wahyono, Sahwan,& Suryanto,2003).

5. Suhu

Suhu optimum pada proses pengomposan adalah 35-55 °C. Suhu antara 55-70

°C diperlukan untuk membunuh mikroorganisme pathogen atau termasuk

dalam fase termofilik. Suhu kompos yang baik adalah suhu yang mendekati

suhu air tanah yaitu ±300C dan mendekati suhu ruang.

6. pH

Menurut SNI 19-7030-2004, pH kompos yang optimal agar proses

pengomposan berjalan lancer adalah 6,80-749.

7. Mikroorganisme

Mikroorganisme merupakan faktor terpenting pada proses pengomposan

karena berperan merombak bahan organik menjadi kompos. Mikroorganisme

tersebut dibedakan menjadi mikroorganisme mesofilik yang hidup pada

temperatur rendah (10- 45 ℃) dan mikroorganisme termofilik yang hidup

pada temperatur tinggi (45-65 ℃).

Ringkasan dari faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengomposan

dijelaskan pada Tabel 2.2

Page 38: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

16

Tabel 2.2 Nilai Rekomendasi Pengomposan

Faktor Pengomposan Target Range

Rasio C/N 10-20

Kadar Air 50%

Ukuran Partikel 0,55mm - 25mm

pH 6,80 - 7,49

Suhu0C Suhu air tanah/suhu ruang ±300C

Sumber: SNI 19-7030-2004 tentang Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik

2.5.3 Metode Pengomposan

Beberapa metode pengomposan dasar yang telah dikembangkan

menggunakan bin composting, open windrow composting, windrow turned

composting, aerated static pile composting, dan in-vessel composting.

1. Bin Composting

Metode pengomposan menggunakan bak penampungan sampah (Bin)

umumnya digunakan untuk sampah kebun, dedaunan, sampah peternakan

unggas dan sebagainya.Hal itu dikarenakan skala kompos yang dihasilkan

tidak terlampaui besar. Waktu dekomposisi pada metode bin composting

kurang lebih (Bin) 2 bulan. Contoh bak penampungan sampah dapat dilihat

pada Gambar 2.5

Gambar 2.5 Bin Composting dari kayu (3 Kompartemen)

(Sumber: Agricultural Ministry, 1998)

2. Windrow Composting

Pengomposan dilakukan di lahan dengan gundukan tanah yang memanjang

Menurut Tchobanoglous (1993), windrow composting dengan proses high

rate mempunyai tinggi tumpukan 6-7 ft dan lebar tumpukan 14-16ft. Menurut

hasil penelitian Leam Chabangdi Thailand, sistem ini mampu mengurangi

Page 39: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

17

volume sampah oganik menjadi sepertiga volume semula dan berat sampah

berkurang 50% dari berat semula. Contoh sistem pengomposan dengan

metode windrow composting dapat dilihat pada Gambar 2.6

3. Aerated Static Pile

Gambar 2.6 Windrow Composting

(Sumber: Agricultural Ministry, 1998)

Metode Aerated Static Pile hampir sama seperti windrow timbunan

composting, hanya saja diberi tambahan pipa didalamnya. Terdapat blower

untuk menyalurkan udara melalu pipa berlubang. Sistem ini juga disebut

dengan aerasi timbunan. Contoh sistem pengomposan dengan aerasi

timbunan dapat dilihat pada Gambar 2.7

Gambar 2.7 Aerated Static Pile Composring

(Sumber. Agricultural Ministry 1998)

4. In Vessel Composting

Sistem kompos In-Vessel adalah sistem acrasi terkontrol tingkat tinggiyang

dirancang untuk memberikan kondisi pengomposan yang optimalyang

melibatkan mekanik dalam pengadukan kompos Jenis-jenis invessel

composting adalah:

Page 40: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

18

Rotary Drum Composter

Silo Vertical

Keuntungan menggunakan in vessel composting adalah:

Dapat meminimalisir bau karena terdapat lubang aerasi

Pengadukannya merata

Praktis untuk diaplikasikan

Tidak perlu banyak tenaga

Estetika tempat pengomposan lebih baik.

2.6 MoL (Mikroorganisme Lokal)

Mikroorganisme Lokal atau MoL adalah cairan hasil fermentasi yang

berbahan dari berbagai sumber daya alam yang tersedia setempat. MoL

mengandung unsur hara makro dan mikro serta mengandung mikroba yang

berpotensi sebagai perombak bahan organik perangsang pertumbuhan dan sebagai

agen pengendalian hama penyakit tanaman (Suhastyo & Asriyanti, 2011)

2.6.1 Komponen yang Dibutuhkan Mikroorganisme Lokal (MoL)

Komponen utama yang dapat digunakan untuk pembuatan MoL yaitu:

1. Karbohidrat, seperti air cucian beras, nasi bekas, singkong kentang, gandum.

2. Glukosa, seperti dari gula merah diencerkan dengan air, cairan gula pasir,

gulabatu dicairkan, air gula, dan air kelapa.

3. Sumber bakteri, seperti keong emas, kulit buah-buahan misalnya tomat,

pepaya air kencing, atau apapun yang mengandung bakteri (Mulyono, 2016)

2.6.2 Kandungan Mikroorganisme Lokal (MOL)

Secara umum terdapat beberapa mikroorganisme dalam setiap jenis

bioaktivator termasuk mol, yaitu bakteri fotosintetik, Lactobacillus sp, Ragi

(yeast), dan actinomycetes (Setiawan, 2010)

1. Bakteri fotosintetik

Bakteri fotosintetik merupakan bakteri bebas yang dapat sintesis senyawa

nitrogen, gula, dan substansi bioaktif lainnya. Mctabolisme yang diproduksi

Page 41: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

19

dapat diserap secara langsung oleh tanaman dan tersedia sebagai substrat

untuk perkembangbiakan mikroorganisme yang menguntungkan.

2. Lactobacillus sp

Bakteri ini memproduksi asam laktat sebagai hasil penguraian dan

karbohidrat lain yang bekerja sama dengan bakteri sintesis dan ragi. Asam

laktat ini merupakan bahan sintesis kuat yang dapat menekan

mikroorganisme berbahaya dan menguraikan bahan organik dengan cepat.

3. Streptomycetes sp

Streptomycetes sp mampu memproduksi enzim sterptomisin bersifat toksik

terhadap hama dan penyakit yang merugikan tanaman

4. Actinomycetes

Actinomycetes merupakan organisme peralihan antara bakteri dan jamur.

Organisme tersebut mengambil asam amino dan zat yang diproduksi bakteri

fotosintesis dan mengubahnya menjadi antibiotik. Tujuannya untuk

mengendalikan patogen serta menekan jamur dan bakteri berbahaya dengan

cara menghancurkan kitin, yaitu zat esensial untuk pertumbuhan.

Actinomycetes juga dapat menciptakan kondisi yang baik bagi perkembangan

mikroorganisme lain.

2.7 Rotary Drum Composter

Menurut Kalamhad dan Kazmi (2009) terdapat teknik yang efisien dan

menguntungkan dalam pengomposan yaitu dengan menggunakan rotary drum

composter. Unit utama untuk rotary drum composter yaitu drum yang memiliki

panjang 0,92 m dan diameter 0,9 m dengan tebal 4 m Sisi dalam drum dilapisi

oleh lapisan anti korosif. Sisi dalam drum ditutupi oleh lapisan anti-korosif. Drum

dipasang secara vertikal dengan penambahan kerangka besi dan menggunakan

tuas untuk pemutaran secara manual. Untuk menghomogenkan limbah, 40 mm

sudut yang dilas longitudinal di dalam drum. Campuran limbah yang dimasukkan

ke dalam drum terisi hingga 70% dari total volume. Kondisi aerobik

dipertahankan dengan cara membuka kedua pintu samping dari drum setelah

periode tertentu rotasi yang menjamin pencampuran yang tepat dan aerasi.

Page 42: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

20

Penelitian tersebut memerlukan waktu 20 hari. Contoh Rotary Drum Composter

dapat dilihat pada Gambar 2.8

Gambar 2.8 Skema Rotary Drum Composter

(Sumber: Kalamhad, 2009)

Hal ini juga dijelaskan pada penelitian Sriharti dan Salim.T (2005),

bahwa pengomposan dengan menggunakan rotary drum composter memerlukan

waktu 19 hari. Drum komposter yang berputar memberikan agitasi, aerasi, dan

pencampuran kompos secara homogen untuk menghasilkan produk akhir yang

konsisten dan seragam. Proses pengompasan terjadi dalam lingkungan yang

hangat dan lembab dengan jumlah oksigen dan bahan organik yang cukup serta

mikroba aerobik tumbuh dapat mendekomposisikan bahan organik dengan cepat.

Waktu pengomposan dengan rotary drum composter lebih cepat 2-3 minggu. Cara

pengomposannya dengan memberikan pengadukan secara periodik pagi, siang,

dan sore hari. Proses pengomposan dengan cara pengadukan lebih baik karena

tidak menimbulkan bau, waktu pengomposan, menghasilkan temperatur yang

cukup dan kompos yang dihasilkan lebih higienis.

Page 43: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

21

Data Sekunder: Jumlah Civitas Akademika

PPNS 2019, timbulan sampah PPNS,

Komposisi sampah PPNS, Karakteristik

sampah PPNS

Start

BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian dalam tugas akhir composting sisa makanan dan

daun dengan metode Rotary Drum Composter dapat dilihat pada

gambar3.1

Data Primer:

PH, Suhu, Kadar

air, Rasio C/N,

Densitas

z

A

Pengumpulan

Data

7. Pengukuran pH, suhu, kadar air, rasio C/N

8. Pengamatan fisik kompos (warna, tekstur)

cara dengan kompos Menghomogenkan

pengadukan,

Penentuan rasio C/N awal bahan kompos.

Pengukuran densitas sampah makanan dan daun

Pembuatan mol sampah nasi basi, pencacahan

sampah dengan ukuran 2-5 cm

Memasukkan campuran sampah kedalam rotary

drum composter.

Menambahkan mol sampah nasi basi

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Proses Pengomposan:

Identifikasi

Masalah

Page 44: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

22

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

(Sumber: Analisa Peneliti, 2019)

3.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan permasalahan yang akan dijadikan

penelitian. Dalam penelitian ini, didapatkan sebuah topik composting sampah sisa

makanan dan daun dengan metode rotary drum composter. Penelitian ini

merupakan studi kasus di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS).,

dimana komposisi sampah terbesar merupakan sampah sisa makanan dan daun

yakni masing-masing sebesar 14%. Sehingga perlu mendapatkan penanganan

khusus agar sampah tersebut mampu dimanfaatkan salah satunya menjadi

kompos.

3.3 Pengumpulan Data

Tahapan pengumpulan data merupakan tahapan untuk mengumpulkan

data yang berhubungan dengan topik penelitian. Data-data yang dikumpulkan

meliputi:

Data Primer

1. pH kompos

2. Suhu kompos

3. Kadar air

4. Rasio C/N

5. Pengukuran densitas sampah sisa makanan dan daun di PPNS

Data Sekunder

Data yang didapatkan dari studi literatur dan penelitian sebelumnya seperti:

1. Karakteristik sampah

2. Timbulan sampah PPNS

A

Selesai

Page 45: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

23

3. Komposisi sampah PPNS

4. Jumlah Civitas Akademika PPNS tahun 2019

3.4 Penentuan Variabel

3.4.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi komposisi kompos dan

mol nasi dan serbuk kayu. Variasi komposisi kompos untuk masing-masing

kompos adalah sebagai berikut:

Komposter 1

Sampah Makanan: 67,31%

Sampah Daun: 32, 69%

Komposter 2

Sampah Makanan: 93,22%

Sampah Daun: 3,39%

Serbuk Kayu: 3,39%

3.4.2 Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau dapat

mempengaruhi variabel bebas yaitu:

1. pH

2. Suhu

3. Kadar air

4. Rasio C/N

3.5 Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap ini dilakukan perhitungan mengenai desain alat, penentuan variasi

komposisi kompos, pengukuran densitas, pembuatan MoL sampah nasi (nasi

basi), proses pengomposan lalu pengukuran parameter kompos seperti pH, suhu,

kadar air, dan rasio C/N

3.5.1 Desain Alat

Alat yang digunakan adalah Rotary Drum Composter kapasitas volume

120 liter berbahan plastik dengan kerangka penyangga yang terbuat dari besi.

Page 46: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

24

Pedal pengaduk menggunakan bahan besi dilapisi dengan bahan karet agar tidak

kasar sewaktu digunakan untuk memutar drum dengan manual. Di bagian bawah

drum terdapat wadah untuk menampung lindi dari plastik.

Pada penelitian ini, menggunakan dua jenis sampah yaitu sampah sisa

makanan dan sampah daun. Sebelum menentukan variasinya, maka harus

dilakukan uji pendahuluan untu mengukur kadar air, C-organik, N, dan C/N. Uji

pendahuluan pada penelitian dapat dilihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Data Analisis Ultimate sampah

Feedstock C-Organik

(%) N (%) C/N Kadar air

Sampah sisa

makanan 3,07 0,29 10,58 41,48

Sampah daun

26,97 1,10 24,49 33,34

Serbuk

kayu 58,16 0,68 85,05

8,01

(sumber: Analisis Penulis, 2019)

Setelah diketahui data tersebut, terdapat beberapa tahapan perhitungan

untuk menentukan variasi komposisinya yaitu:

1. Perhitungan untuk 1 Kg sampah makanan

2. Perhitungan untuk 1 Kg sampah daun

3. Perhitungan untuk 1 Kg serbuk kayu

Kemudian, setelah dilakukan perhitungan tersebut barulah menentukan

komposisi komposter sebagai berikut:

a. Komposisi Komposter 1

Sampah daun + sampah makanan

Rasio C/N kompos ideal = 10-20

Penelitian ini menggunakan rasio C/N 20

C/N = 𝐶 (1 𝑘𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑢𝑛)+𝑥 𝐶 ( 𝑘𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛) ..................

(3.1)

𝑁( 1 𝑘𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑢𝑛)+𝑥 𝑁 ( 𝑘𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛)

b. Komposisi Komposter 2

Sampah daun + sampah makanan + serbuk kayu

Rasio C/N kompos ideal = 10-20

Penelitian ini menggunakan rasio C/N 20

Page 47: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

25

C/N = 𝐶 (1 𝑘𝑔 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑘𝑎𝑦𝑢)+ 𝐶 (1 𝑘𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑢𝑛)+𝑥 𝐶(1 𝑘𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛) ............

(3.2)

𝑁( 1 𝑘𝑔 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑘𝑎𝑦𝑢)+ 𝑁 (1 𝑘𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑢𝑛)+𝑥 𝐶 (1 𝑘𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛)

3.5.1 Pengukuran Densitas

Pengukuran densitas sampah diukur dalam satuan kilogram dibandingkan

dengan volume sampah yang diukur tersebut (Kg/m3). Densitas sampah sangat

penting dilakukan untuk menentukan timbulan sampah. Penentuan densitas

sampah ini berdasarkan SNI 19-3964-1994. Sebuah kotak disiapkan dengan

ukuran 20 x 20 dengan kedalaman 100 (cm). Pengambilan sampel sampah di

lakukan selama 1 hari. Sampah dimasukkan dalam wadah dan dilakukan

penimbangan berat serta dilakukan pengetrokkan sebanyak 3 kali kemudian

dihitung volume sampah. Nantinya akan diketahui berapa besar densitas sampah

kg/m3.

𝐷𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑘𝑔/𝑚3) = Berat Sampah (kg) ........................................... (3.3)

Volume sampah (m3)

Pengukuran densitas dilakukan pada masing masing komposter sebagai berikut:

Pengukuran Densitas Komposter 1

Massa total = massa sampah + massa kotak densitas

Volume kotak densitas = p x l x t

Volume sampah yang terukur = p x l x t

Densitas (ρ) = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

Pengukuran Densitas Komposter 2

Massa total = massa sampah + massa kotak densitas

Volume kotak densitas = p x l x t

Volume sampah yang terukur = p x l x t

Densitas (ρ) = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

Setelah diketahui densitasnya, maka dilanjutkan dengan perhitungan

kapasitas kompos pada komposter yang tersedia.

Pada penelitian ini, pengomposan dilakukan menggunakan Rotary Drum

Composter susun 2 berkapasitas 120 liter tiap drum nya. Pengomposan

pada drum dilakukan dengan memberi space 70% untuk isi kompos dan

Page 48: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

26

30% untuk ruang kosong. Fungsi space 30% untuk sirkulasi udara (aerasi).

Maka, kapasitas pengomposan yang diisi adalah:

120 L x 70% = L (Volume)

a) Kapasitas Komposter 1

Untuk mengetahui massa bahan kompos yang akan dimasukkan ke

dalam komposter bila telah diketahu massa jenisnya, dapat

menggunakan perhitungan sebagai berikut:

Volume = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

𝜌

b) Kapasitas Komposter 2

Untuk mengetahui massa bahan kompos yang akan dimasukkan ke

dalam komposter bila telah diketahui massa jenisnya, dapat

menggunakan perhitungan sebagai berikut:

Volume = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

𝜌

3.5.2 Pembuatan MoL Sampah Nasi (Nasi Basi)

Pada penelitian ini, starter yang digunakan adalah mol sampah nasi.

Sampah nasi yang sudah terkumpul dipilih dari sampah organik lainnya seperti

lauk-pauk. Lalu masukkan ke dalam wadah tertutup hingga sampah nasi menjadi

basi. Berikut proses dari pembuatan starter mol nasi (Sriyundiyati, Supriadi, &

Nuryanti, 2013):

A. Persiapan Sampah Nasi untuk Dijamurkan

Sampah nasi didiamkan di wadah tertutup hingga basi lalu ditimbang

sebanyak 1 kg, kemudian nasi basi diletakkan dalam toples dan

membiarkan nasi tersebut benar-benar basi sampai muncul jamur berwarna

kekuningan. Nasi basi tersebut diletakkan di tempat terbuka yang jauh dari

sinar matahari dan hewan penggangu misal, tikus, kecoak, dan sebagainya.

B. Proses Fermentasi

Nasi basi pada toples yang telah ditumbuhi jamur ditambahkan larutan

gula dengan perbandingan 1 liter air : 5 sendok makan gula pasir. Larutan

gula dan nasi diaduk hingga tercampur dengan rata kemudian tutup dan

diamkan selama 2 hari. Gula digunakan sebagai sumber makanan bagi

Page 49: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

27

mikroorganisme yang terkandung dalam nasi. Sedangkan nasi

dimanfaatkan sebagai starter. Diperlukan waktu 2 hari untuk membiakkan

organisme yang ada dalam nasi basi.

Penelitian ini menggunakan dosis optimum MoL sampah nasi 20 mL/0,5 Kg dari

penelitian sebelumnya (Royaeni, Pujiono, & Pudjowati, 2014) yang menyatakan

bahwa 500 gram sampah organik/20 mL MoL nasi basi dapat mempercepat waktu

pengomposan menjadi 13 hari. Jadi, untuk tiap-tiap komposisi dapat diketahui

berapa MoL nasi basi yang dibutuhkan dengan cara perhitungan perbandingan

sebagai berikut:

a) Penentuan MoL untuk Komposter 1

Massa sampah = Kg

0,5 𝑘𝑔

𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑘𝑔) =

20 𝑚𝑙……….(3.4)

𝑥

b) Penentuan MoL untuk Komposter 2

Massa sampah = Kg

0,5 𝑘𝑔

𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ (𝑘𝑔) =

20 𝑚𝑙………(3.5)

𝑥

3.5.3 Proses Pengomposan

Teknik pengomposan pada penelitian ini menggunakan rotary drum

composter. Langkah-langkah pengomposan sebagai berikut

1. Sampah daun dicacah untuk memperkecil ukuran kompos dengan ukuran

2cm-5cm, untuk mempercepat proses dekomposisi. Pencacahan dilakukan

menggunakan mesin pencacah. Hasil cacahan dicampur dengan sampah

sisa makanan (tanpa tulang dan duri) kemudian ditambahkan bulking

agent. Penambahan bulking agent dilakukan pada komposter 2

dikarenakan untuk variasi antara komposter 1 dan komposter 2. Masukkan

komposisi sampah yang sudah dicampur ke rotary drum composter.

2. Menambahkan MoL nasi sebagai bioaktivator untuk mempercepat

pengomposan.

Page 50: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

28

3. Untuk mendapatkan campuran yang homogen dilakukan pengadukan

setiap hari selama 15 menit tiap pagi, siang dan sore (Sriharti & Salim,

2008). Pengadukan atau pembalikan kompos juga bertujuan untuk supplai

udara dan homogenisasi adonan kompos.

4. Pengecekan pH, suhu, kadar air, dan rasio C/N

5. Pengamatan kualitas fisik kompos seperti bau, tekstur, dan warna kompos.

3.5.4 Pengukuran pH, Suhu, Kadar Air, dan rasio C/N

Penelitian ini memerlukan kontrol pH, suhu, kadar air, dan Rasio C/N

untuk mengecek pengaruhnya terhadap pengomposan.

Pengukuran Suhu

Pengukuran suhu dilakukan dengan termometer. Suhu kompos

diukur setiap hari di bagian tengah kompos. Hasil pengukuran suhu

menjadi suhu harian.

Pengukuran pH

Pengukuran pH dilakukan setiap hari menggunakan pH meter.

Adanya variasi pH selama pengomposan menunjukan lancar

tidaknya proses dekomposisi. Sebelum pH meter digunakan, harus

di standarisasi dulu dengan menggunakan larutan buffer pH 7 atau

pH 4. Setelah itu, sebanyak 10 gram sampel dicampur dengan 50

ml air aquades kemudian dilakukan pengukuran pH dan diamkan

beberapa saat untuk pembacaan yang stabil.

Pengukuran kadar air

Perhitungan kadar air dilakukan sebelum mendesain alat kompos

untuk menentukan kadar air awal pada sampah yang akan

dikomposting. Perhitungan kadar air juga dilakukan pada saat

proses pengomposan. Penentuan kadar air dari tumpukan kompos

mengacu pada penentuan kadar air cara pemanasan menggunakan

oven (AOAC, 1990) pengamatan kadar ini dilakukan tiap 2 hari

sekali. Kadar air menjadi kunci penting dalam pengomposan.

Kadar air dapat dipengaruhi oleh suhu kompos, apabila suhu mulai

meningkat kadar air akan berkurang. Sebanyak 2 gram sampel

Page 51: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

29

ditimbang dalam wadah yang telah diketahui berat keringnya.

Kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 100-105°C selama 2

jam, didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang.

Pengukuran C-Organik

Kandungan C-organik dianalisis dengan menggunakan metode Titrasi.

Analisis ini dilakukan pada awal sebelum pengomposan (feedstock). Cara

kerja pengukuran C-Organik sebagai berikut:

1) Menimbang 0,1 gram sampel yang telah dihaluskn ( catat hingga 4

angka dibelakang koma), kemudian dimasukkan ke-dalam labu ukur

100 mL

2) Menambahkan 2 mL asam kromat CrO3 10 N dan 4 mL asam sulfat

(teknis/p.a) kocok dan biarkan dingin.

3) Menambahkan aquadest ± 25 mL, lalu dikocok dan dibiarkan sampai

dingin.

4) Menghimpitkan larutan hingga tanda batas dan dikocok hingga

homogeny. Larutan dibiarkan mengendap selama 2 jam.

5) Memipet 10 mL larutan sampel jernih (pisahkan dari endapan) lalu

dimasukkan kedalam erlenemenyer 100 mL

6) Menambahkan 1 mL asam orthphospat dan 4 tetes indikator ferroin.

7) Menitrasi menggunakan larutan FeSO4 0,2 N hingga timbul warna

merah bata. Kemudian catat volume titrasi sampel.

8) Melakukan pengerjaan blanko.

Perhitungan C-Orgnik sebagai berikut:

C-organik (%) = 𝑉.𝑏𝑙𝑎𝑛𝑘𝑜−𝑉.𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 𝑥 𝑁 𝐹𝑒𝑆𝑂4 𝑥 3,596 .......................

(3.6)

𝑊 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑔𝑟𝑎𝑚)

Pengukuran N-total

Kandungan N-total pada bahan kompos akandianalisis dengan

menggunakan Metode Semi-Mikro Kjeldahl. Pengukuran ini dilakukan

pada awal sebelum pengomposan (feedstock).

1) Sebanyak 1 g sampel ditempatkan dalam labu semi-mikro Kjeldahl

100 ml, kemudian ditambahkan 5ml larutan asam sulfat salisilat dan

dibiarkan selama beberapa jam pada suhu ruangan.

Page 52: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

30

2) Setelah itu labu dipanaskan dalam dengan alat pemanas sampai

berhenti berbuih. Kemudian labu didinginkan dan ditambahkan 1,1 g

campuran katalis. Labu diletakkan di atas alat pemanas, panas

ditingkatkan hingga proses perombakan selesai dan campuran dalam

labu mendidih secara perlahan-lahan selama 5 jam.

3) Suhu pemanasan selama pendidihan ini diatur sehingga asam sulfat

mengkondensasi kira-kira sampai sepertiga bagian atas leher labu

Setelah perombakan selesai, labu dibiarkan dingin dan ditambahkan

10 ml air destilat

4) Kemudian diaduk secara perlahan hingga padatan berubah menjadi

suspensi dan labu dibiarkan menjadi dingin.

5) Sampai tahap ini, labu ditutup untuk dilakukan destilasi.Peralatan

destilasi disiapkan dengan pemanasan generator uap sampai mendidih.

6) Cairan dari labu destilasi ditransfer dan labu pengurai dibilas dengan

air destilat (5 mL) sebanyak 2 kali dan air bilasannya ditransfer ke

labu destilasi. Labu dihubungkan ke peralatan destilasi uap, sistem

destilasi uap ditutup, dan kemudian diletakkan sebuah erlenmeyer 100

ml yang berisi 25 mL asam borat dibawah kondensor.

7) Kemudian ditambahkan NaOH 40% sebanyak 20 ml dengan

menggunakan corong dan dialirkan secara perlahan ke dalam labu

destilat. Generator uap dihentikan ketika larutan destilat mencapai

kira-kira 40 ml. Ujung tabung destilasi dibilas dan labu erlenmeyer

yang mengandung bahan destilat diambil.

8) Titrasi larutan destilat dengan HCL 0,025 N standar dengan

menggunakan buret. Perubahan warna pada titik akhir adalah dari

hijau menjadi merah jambu. Perhitungannya menggunakan rumus:

%𝑁 = 𝑁 𝑥 𝑚𝑙 𝑥 14

x 100. .................................................. (3.7) 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙 (𝑚𝑔)

Pengukuran Rasio C/N

Prinsip pengomposan adalah menurunkan nilai rasio C/N bahan organik

menjadi nilai rasio C/N tanah. Pengukuran rasio C/N dilakukan pada hari

0, 14, 21, dan 28 (akhir pengomposan). Pada minggu kedua

Page 53: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

31

pengomposan, suhu perlahan meningkat sehingga proses dekomposisi

menjadi cepat namun kompos kehilangan karbon sehingga diperlukan

bulking agent. Pengukuran rasio C/N dilakukan dengan menghitung

perbandingan nilai total C-organik dan Nitrogen-Total yang diperoleh

dari data analisis:

Rasio C/N = 𝑁 𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐶−𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛𝑖𝑘 ........................................................................

(3.8)

𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑁−𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙

3.5.5 Pengamatan Kualitas Fisik Kompos (Warna dan Tekstur)

1. Warna

Pengamatan warna tumpukan kompos mengacu pada penampakan

visual dan foto menggunakan kamera agar foto yang dihasilkan

kontras.

Untuk pengamatan bau, kompos yang sudah matang adalah berbau

seperti tanah. Bau dapat disebabkan oleh;

1. Kekurangan oksigen, maka solusinya aerasi ditambahkan sesering

mungkin.

2. Rasio C/N rendah, maka ditambahkan bahan yang mengandung

karbon.

3. Kadar air tinggi, maka diperlukan supplai oksigen seperti

pembalikan dan pengadukan juga dapat dikeringkan.

2. Tekstur

Pengamatan tekstur dilakukan untuk melihat kondisi tektur kompos

yang telah matang dan siap digunakan. Tekstur kompos yang baik

berbentuk remah (seperti tanah). Pengamatan bau, warna, dan tekstur

kompos sesuai dengan SNI-19-7030-2004.

3.6 Analisa Data

Analisis data dilakukan berdasarkan pengukuran pH, suhu, kadar

air, rasio C/N serta pengamatan fisik kompos secara visual. Hasil

pengukuran diplotkan pada grafik untuk menggambarkan proses yang

terjadi. Pembahasan akan dibandingkan dengan hasil-hasil penelitian

sebelumnya melalui artikel dan literature tentang komposting. Penentuan

Page 54: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

32

hasil kompos dibandingkan dengan persyaratan kompos berdasarkan SNI

19-7030-2004.

3.7 Kesimpulan dan Saran

Tahap ini merupakan tahap akhir dari penelitian yang telah dilakukan.

Pada bagian ini, dapat diketahui hasil analisis pH, suhu, kadar air, dan

rasio C/N pada kompos yang menggunakan metode rotary drum

composter dengan penambahan MoL dan serbuk kayu. Selain kesimpulan,

terdapat saran yang membangun untuk kelanjutan penelitian ini.

Page 55: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

33

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Desain Komposter

Rotary Drum Composter yang digunakan berkapasitas volume 120 liter

berbahan plastik dengan kerangka penyangga yang terbuat dari besi. Pedal

pengaduk menggunakan bahan besi dilapisi dengan bahan karet agar tidak

kasar sewaktu digunakan untuk memutar drum dengan manual. Di bagian

bawah drum terdapat wadah untuk menampung lindi dari plastik. Desain

Rotary Drum Composter dapat dilihat di Lampiran D. Perhitungan penentuan

volume drum dan komposisi masing-masing komposter juga dapat dilihat di

Lampiran A. Hasil Rotary Drum Composter yang telah dibuat dapat dilihat

pada Gambar 4.1

Gambar 4. 1 Rotary Drum Composter

Alat Rotary Drum Composter disusun secara vertikal. Tujuannya adalah untuk

efisiensi tempat sehingga tidak memerlukan lahan yang luas. Tinggi alat

disesuaikan dengan kondisi operator dengan memperhatikan aspek ergonomic

nya. Ventilasi udara dibuat dengan ukuran 4x4 cm dengan jarak sekitar 5 cm

untuk tiap ventilator. Semakin banyak ventilasi udara, aerasi kompos semakin

bagus.

Page 56: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

34

4.2 Feedstock Kompos

Feedstock kompos dari penelitian ini terdiri dari beberapa bahan campuran

seperti sampah sisa makanan, sampah daun, dan serbuk kayu.

4.2.1 Sampah Daun

Sampah daun diperoleh dari daun daun yang berserakan di sekitar kampus.

Kemudian dikumpulkan menjadi satu dalam wadah trashbag sesuai dengan

massa yang dibutuhkan untuk pengomposan. Daun daun yang telah

terkumpul lalu dicacah hingga berukuran 1 – 2 cm menggunakan mesin

pencacah. Salah satu faktor yang dapat mempercepat pengomposan adalah

ukuran partikel. Ukuran partikel dapat menentukan besarnya ruang antar

bahan (porositas). Sehingga, untuk meningkatkan meningkatkan luas

permukaan dapat dilakukan dengan memperkecil ukuran bahan tersebut.

Permukaan area yang lebih luas, akan meningkatkan kontak antara mikroba

dengan bahan yang akan menyebabkan proses dekomposisi berjalan lebih

cepat (Yenie dan Komalasari, 2011)

4.2.2 Sampah Sisa Makanan

Dalam penelitian ini, sampah sisa makanan menjadi bahan campuran utama.

Sampah sisa makanan diperoleh dari kantin PPNS dan warung sekitar

PPNS. Sampah tersebut kemudian dipilah dari kemasan plastik, bungkus

kertas, dan sejenisnya. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya

pencampuran bahan kompos yang tidak diinginkan.

4.2.3 Serbuk Kayu

Serbuk kayu untuk pengomposan diperoleh dari bengkel kayu PPNS,

dimana serbuk kayu yang dihasilkan telah dikumpulkan dalam satu wadah.

Serbuk kayu digunakan sebagai bahan campuran kompos karena bersifat

sebagai bulking agent atau penggembur kompos. Fungsi bulking agent

adalah menyediakan struktur pendukung bagi tumpukan bahan,

menyediakan pori udara diantara partikel, meningkatkan ukuran ruang pori,

dan memudahkan pergerakan udara melewati campuran bahan. Sehingga

proses pengomposan lebih cepat (Joko dkk, 2010). Selain itu, rasio C/N

Page 57: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

35

serbuk kayu yang tinggi mampu mengimbangi proses pengomposan antara

sampah daun dan sampah makanan.

4.3 Proses Pengomposan

Proses pengomposan dilakukan di rumah kompos PPNS. Pengomposan

menggunakan Rotary Drum Composter susun 2. Penyusunan komposter

menjadi 2 tingkat bertujuan untuk efisiensi tempat atau lahan untuk

pengomposan dengan kapasitas masing-masing drum komposter sebanyak

120 Liter. Sebelum melakukan pengomposan, mula-mula diketahui rasio C/N

tiap feedstock kompos. Rasio C/N feedstock dapat dilihat di Bab 3. Setelah

perhitungan rasio C/N sudah diketahui dan ditetapkan komposisinya,

feedstock kompos dikumpulkan menjadi satu. Untuk sampah daun harus

dicacah terlebih dahulu. Pencacahan dilakukan menggunakan mesin

pencacah. Untuk sampah makanan, dilakukan pemilahan agar tidak tercampur

dengan kemasan plastik ataupun bungkus kertas. Feedstock yang sudah esuai

dengan komposisi kemudian di masukkan ke dalam masing-masing

komposter. Masing-masing komposisi ditambahkan MoL nasi basi yang

berfungsi sebagai starter. Adapun ketentuan penambahan mol telah

dijelaskan dalam Lampiran A. Setelah semua feedstock masuk ke dalam

komposter, dilakukan pengadukan selama 3 kali pada waktu pagi, siang dan

sore selama 15 menit. Tujuan pengadukan adalah agar sirkulasi udara dalam

komposter tetap terjaga hal ini berkaitan dengan sistem pengomposan secara

aerobik dan homogen.

4.4 Pengamatan Kompos

Pengomposan dilakukan selama 1 bulan. Dalam kurun waktu 1 bulan,

beberapa parameter yang harus diamati adalah suhu, pH, kadar air, dan rasio C/N.

4.4.1 Suhu

Salah satu indikator penting dalam menentukan keberhasilan

proses pengomposan adalah suhu. Suhu merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi proses pengomposan. Suhu yang tinggi dihasilkan dari

aktivitas mikroba. Semakin tinggi aktivitas mikroba, dekomposisi kompos

Page 58: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

36

semakin cepat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Triviana, L dan

Pradhana, (2017) bahwa peningkatan suhu terjadi karena adanya konsumsi

oksigen oleh mikroba dekomposer. Suhu semakin tinggi, konsumsi

oksigen makin banyak dan proses dekomposisi makin cepat. Aktivitas

mikroorganisme diawali dengan fase mesophilik (penghangatan suhu

kompos), dimana aktifitas mikroba mesofilik dalam proses penguraian

akan menghasilkan panas dengan mengeluarkan CO2 dan mengambil O2

dalam tumpukan kompos sampai mencapai suhu maksimum (Isroi &

Yuliarti, 2009). Kemudian terjadi fase termofilik (pemanasan), dimana

suhu yang terjadi dalam rentang 45 – 650C berguna untuk membunuh

mikroorganisme yang bersifat pathogen atau parasit. Selanjutnya fase

curing state (pendinginan kompos), dimana terjadi penurunan suhu

kompos sampai sama dengan suhu ruangan. Selama tahap pendinginan,

proses penguapan air dan stabilisasi pH masih berlangsung hingga kompos

benar-benar matang (Triviana & Pradhana, 2017). Pengukuran suhu

dilakukan setiap hari selama 1 bulan. Pengukuran suhu dilakukan di

bagian tengah kompos pada 11.30-12.30. Berdasarkan Gambar 4.1, suhu

awal pengomposan pada hari 1 untuk masing-masing komposter 1 dan 2

adalah 320C dan 330C. Suhu pada awal pengomposan termasuk dalam fase

mesophilik dimana suhu yang dicapai adalah 25-400C (Habibi, 2009).

Setelah hari ke 1, temperatur kompos pada kedua komposter naik menjadi

440C untuk komposter 1 dan 420C untuk komposter 2. Kenaikan suhu

pada hari ke-2 termasuk dalam fase termofilik. Fase termofilik adalah fase

dengan suhu 35-650C (Habibi, 2009). Pada Gambar 4.2, menunjukkan

adanya kenaikan pada 7 hari pertama.

Page 59: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

37

Gambar 4.2 Kurva Suhu Kompos

Suhu maksimal yang dicapai pada pengomposan selama 10 hari

pengomposan terjadi pada hari ke 7 yakni sebesar 610C untuk komposter 1

dan 580C untuk komposter 2. Pada saat suhu mencapai puncak, mikroba

aktif menguraikan bahan organik. Mikroorganisme dalam kompos

menggunakan oksigen untuk mengurai bahan organik menjadi CO2, uap

air, dan panas Kemudian suhu berangsur-angsur mulai menurun pada hari

ke 10 yaitu sebesar 470C untuk komposter 1 dan pada hari ke 9 sebesar

430C untuk komposter 2. Suhu berangsur-angsur menurun hingga pada

hari ke 13, dan menunjukkan angka yang stabil sebesar 31-330C.

Sedangkan untuk komposter 2, suhu mulai stabil pada hari ke 10 sebesar

34-350C. Masing-masing kompos mulai mencapai suhu normal seperti

tanah. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Yulianto (2009) bahwa

setelah sebagian besar bahan terurai, maka suhu akan berangsur-angsur

mengalami penurunan hingga kembali mencapai suhu normal seperti

tanah.

4.4.2 pH

Pengukuran pH dilakukan setiap hari menggunakan pHmeter sampai

hari ke-30 pada jam 11.30-12.30 (waktu istirahat) pada hari 1

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Hari ke-

10

0

Komposter 2 20

Komposter 1 30

Suhu Ruang

70 60

50

40 su

hu

0C

Page 60: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

38

4

pengomposan, pH kedua komposter mencapai pH masing masing 5,6

untuk komposter 1 dan 4,7 pH untuk komposter 2. Pada awal proses

pengomposan, pH pada kedua kompos tersebut kurang dari 6. Nilai pH

yang rendah menunjukkan terjadinya pembentukan asam organik dan

amonia dari proses degradasi bahan organik (Rohim & Bagastyo, 2016).

Menurut Habibi (2009) jika kondisi asam biasanya dapat diatasi dengan

pemberian kapur, namun sebenarnya dengan cara membolak-balikkan

bahan kompos secara tepat dan benar sudah dapat mempertahankan

kondisi pH tetap pada titik netral. Selama proses pengomposan, untuk

mempertahankan pH hanya dengan membolak-balikkan bahan kompos

secara rutin pagi siang sore selama 15 menit. Pada awal pengomposan,

terjadi pelepaan asam pada feedstock kompos sehingga terjadi penurunan

pH. Penurunan ini disebabkan oleh aktivitas sejumlah mikroorganisme

dalam menguraikan bahan organik menjadi asam organik sederhana

(Syafrudin, 2007). Kemudian terjadi produksi ammonia dari senyawa

senyawa yang mengandung nitrogen sehingga dapat meningkatkan pH

(Yenie & Komalasari, 2011). Ammonia yang terbentuk mengalami

proses nitrifikasi. Proses nitrifikasi biasanya berlangsung antara pH 5.5

sampai pH 10 dengan pH optimum sekitar 8.5. Reaksi kimia yang terjadi

pada proses nitrifikasi adalah sebagai berikut

NH3 + H2O NH + + OH-

Peningkatan pH mulai terjadi pada hari ke-13 untuk komposter 1

sebesar 6,1 dan hari ke-10 untuk komposter 2 sebesar 7,1. Hasil akhir yang

dicapai untuk masing-masing komposter dalam proses pengomposan

aerobik berkisar pada pH netral (6-7,49). Sehingga pH masing-masing

komposter masih dalam kategori pH yang ideal. Pada hari terakhir

pengomposan, pH masing-masing komposter telah mencapai 7,40 dan

masih sesuai dengan SNI 19-7030-2004 (Lampiran E). Perubahan pH

dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut.

Page 61: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

39

Gambar 4.3 Kurva pH Kompos

4.4.3 Kadar Air

Pengukuran kadar air dilakukan setiap 2 hari sekali menggunakan metode

gravimetri. Pada awal pengomposan, kadar air mengalami penurunan. Hal ini

disebabkan karena terjadi peningkatan suhu pada kompos sehingga terjadi

penguapan yang mengurangi kadar air dari kompos. Selama proses pengomposan,

dilakukan pengeringan pada minggu ke 2 pada hari ke-7 pengecekan kadar air.

Pengeringan dilakukan karena pada komposter 1 mengalami kenaikan kadar air,

dari yang semula 54,70% menjadi 56,85%. Meningkatnya kadar air kemungkinan

disebabkan karena pengadukan yang tidak merata pada rotary drum composter.

Proses pengeringan berlangsung selama 2 jam di bawah terik matahari.

Proses pengeringan dapat mengurangi kadar air yang terkandung. Kadar air

kompos pada kedua komposter hampir mendekati nilai maksimum kadar air

kompos sebesar 50%. Selama kadar air tidak melebihi dari 50%, maka tidak

diperlukan pengeringan. Jika lebih, maka diperlukan pengeringan agar kadar air

tetap terjaga. Selain itu, kadar air yang berlebih dapat menyebabkan unsur hara

yang terkandung dalam kompos tercuci, volume udara berkurang dan akan

menyebabkan fermentasi anaerobic sehingga menimbulkan bau tidak sedap

(Yenie dan Komalasari, 2011).

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29

Hari Ke-

1.0

0.0

SNI 19-7030-2004 2.0

Komposter 2 3.0

Komposter 1

8.0

7.0

6.0

5.0

4.0 pH

Page 62: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

40

Kadar air kompos telah mencapai kurang dari 50% yaitu sebesar 48,60%

untuk komposter 1 dan 46,70 % untuk komposter 2. Penyusutan massa kompos

seiring dengan kematangan kompos. Menurut Isroi (2008), penyusutan kompos

berkisar antara 20 – 40 %. Apabila penyusutannya masih sedikit. proses

pengomposan belum selesai dan kompos belum matang. Penyusutan komposter 1

dan 2 mencapai 80% dan 90,7%. Penyusutan tersebut melebihi persentase

penyusutan kompos matang. Pengadukan rutin menjadi faktor pentingnya aerasi

pada pengomposan sehingga dapat berjalan dengan baik. Grafik analisis kadar air

dapat dilihat pada Gambar 4.4

Gambar 4.4 Kurva Kadar Air Kompos

4.4.4 Analisis Rasio C/N

Rasio C/N merupakan aspek penting dalam proses pengomposan.

Proses pendegradasian yang terjadi dalam pengomposan membutuhkan

bahan yang mengandung karbon organik (C) untuk pemenuhan energi dan

pertumbuhan, dan nitrogen (N) untuk pemenuhan protein sebagai zat

pembangun sel metabolisme. Menurut SNI 19-7030-2004, rasio C/N yang

optimum berkisar antara 10-20. Apabila nilai C/N yang dihasilkan terlalu

tinggi, mikroba akan kekurangan N untuk sintesis protein sehingga

dekomposisi berjalan lambat (Isroi, 2008). Sedangkan rasio C/N yang

70.00

60.00

50.00

40.00 Komposter 1

30.00 Komposter 2

20.00 SNI 19-7030-2004

10.00

0.00

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

(2 hari sekali selama 1 bulan)

Kad

ar A

ir (

%)

Page 63: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

41

rendah dalam bahan kompos menunjukkan bahwa terdapat kandungan

nitrogen yang tinggi untuk pertumbuhan mikroorganisme. Nitrogen

merupakan sumber energi bagi mikroorganisme dalam tanah yang

berperan penting dalam proses pelapukan bahan organik sehingga dapat

mempercepat proses penguraian kompos (Asri dkk, 2017). Hasil analisis

rasio C/N pada minggu ke-1 untuk masing-masing komposter 1 dan 2

sebesar 14,76:1 dan 14.95:1. Nilai rasio C/N tersebut telah memenuhi

syarat untuk rasio C/N yang sesuai SNI 19-7030-2004. Kemudian, pada

minggu ke-2 rasio C/N yang dihasilkan pada tiap-tiap komposter sebesar

15,42:1 dan 16,38:1. Kemudian, hasil rasio C/N pada minggu ke-3 untuk tiap-

tiap komposter sebesar 14,95:1 dan 16,05:1. Rasio C/N pada minggu ke-3

mengalami penurunan dikarenakan proses dekomposisi mikroorganisme

selama proses pengomposan. Pada Gambar 4.4, menunjukkan perubahan

nilai C/N selama proses komposting. Dari gambar tersebut, grafik yang

dihasilkan masih sesuai dengan SNI-19- 7030-2004 yaitu direntang 10-20.

Berdasarkan pengamatan fisik kompos, masing masing kompos berwarna

coklat kehitaman, tekstur yang remah dan tidak menggumpal. Perubahan

rasio C/N setiap minggu dapat dilihat pada Gambar 4.5

Gambar 4.5 Kurva Rasio C/N Kompos

25.00

20.00

15.00

Rasio C/N (Komposter 1)

Rasio C/N (Komposter 2

10.00 SNI 19-7030-2004 (10)

5.00 SNI 19-7030-2004 (20)

0.00

1 2

Minggu ke-

3

Ras

io C

/N

Page 64: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

42

4.5 Pengaruh Penambahan Mol Nasi

Mol nasi basi berperan sebagai bioaktivatior. Fungsi bioaktivator

adalah mempercepat proses pengomposan. Saat pengomposan, dilakukan

penambahan bioaktivator untuk masing-masing komposter dengan

volume yang bebeda sesuai dengan kebutuhan. Perhitungan untuk volume

mol nasi basi yang ditambahkan dapat dilihat di Bab 3. Penambahan

bioaktivator mampu mempercepat pengomposan untuk masing-masing

komposter 1 dan 2 yaitu pada hari ke-15 dan 3 hari lebih cepat dari

komposter 1. Dimana pada hari tersebut, suhu kompos relatif stabil dan

mendekati seperti suhu awal saat pengomposan.

Pada penelitian sebelumnya, penggunaan Rotary Drum composter sudah

pernah dilakukan. Penelitian Kalamhad dan Kazmi (2009) menyatakan bahwa,

pengomposan dilakukan menggunakan Rotary Drum Composter mampu

mencapai 20 hari pengomposan dengan penambahan kotoran sapi sebagai

starternya untuk proses pengomposannya. Penelitian lainya yaitu penelitian

Sriharti, Salim. T (2005), menyebutkan bahwa pengomposan aerobik mampu

mencapai waktu 19 hari pengomposan dengan penambahan EM4. Dari kedua

penelitian tersebut, penambahan mol nasi terbukti mampu mempercepat proses

pengomposan dengan metode Rotary Drum Composter.

4.6 Pengaruh Penambahan Serbuk Kayu

Serbuk kayu berfungsi sebagai bulking agent. Fungsi bulking agent

adalah sebagai penggembur mengatur kelembaban dengan menyerap

kelebihan air dalam bahan kompos (Simamora dan Salundik, 2006). Saat

penelitian terdapat penambahan bulking agent berupa serbuk kayu pada

komposter 2. Pada komposter 2, komposisi makanan lebih banyak

daripada komposter 1. Sehingga kadar air pada komposter cenderung

lebih banyak. Namun pengomposan menjadi lebih cepat jika ditambahkan

bulking agent serbuk kayu. Hasil pengomposan jika ditambahkan dengan

serbuk kayu, memerlukan 3 hari lebih cepat dari waktu pengomposan

komposter 1. Hal tersebut dilihat dari segala aspek baik suhu, pH, kadar

air, rasio C/N dan tekstur komposnya.

Page 65: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

43

4.7 Mutu Hasil Kompos

Strutur fisik dan karakteristik produk komposting menjadi salah satu

indikator keberhasilan dalam proses pengomposan. Struktur fisik dan karakteristik

kompos dapat diketahui dari penampakan warna, tekstur dan bau. Berdasarkan

penelitian ini, parameter pH, suhu, kadar air dan rasio C/N sudah mencapai

standar yang ditetapkan yaitu SNI 19-7030-2004. Kematangan kompos tercapai

apabila C/N - rasio mempunyai nilai 10 - 20, suhu sesuai dengan suhu air tanah,

kompos bewarna kehitaman dan tekstur seperti tanah dan berbau tanah. Pada

komposter 1 dan 2, semua kompos yang terbentuk sudah seperti tanah.

Page 66: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

44

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 67: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

45

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, maka ada beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1. Setelah dilakukan pengukuran densitas untuk feedstock kompos, dimensi

Rotary Drum Composter sebesar 80 cm x 50 cm. Desain yang dilakukan

berbentuk Rotary Drum Composter dengan kapasitas masing-masing 120 L.

2. Sesuai hasil pengamatan, suhu, pH, kadar air, rasio C/N pada setiap komposter

1 sebesar 310C; 7,4 ; 48,60% dan 14,95. Sedangkan suhu, pH, kadar air, dan

rasio C/N untuk komposter 2 sebesar 320C ; 7,4 ; 46,70% dan 16,05.

3. Pengomposan yang dilakukan mengggunakan metode Rotary Drum Composter

dengan penambahan MoL nasi basi menghasilkan kompos dengan waktu 15

hari (pada minggu ke-3) dan mempunyai karakteristik kompos sesuai dengan

SNI 19-7030-2004..

4. Pengomposan yang dilakukan dengan penambahan serbuk kayu dan MoL nasi

basi dapat menghasilkan kompos 3 hari lebih cepat dari komposter 1 dan

mempunyai karakteristik kompos sesuai dengan SNI 19-7030-2004. Kompos

yang terbentuk mempunyai suhu 340C; pH 7,4; kadar air 46,70% dan rasio C/N

16,05.

5.2 Saran

Saran untuk penelitian ini adalah:

1. Penelitian dapat dilanjutkan dengan mengganti sistem pengadukan manual

menjadi sistem pengadukan mekanik (menggunakan motor) yang ramah

lingkungan.

2. Penelitian dapat dilanjutkan dengan menambah variasi jenis sampah untuk

pengomposan serta penambahan MoL yang berbeda.

3. Penelitian dapat dilanjutkan beserta pengolahan lindi yang dihasilkan dari

proses pengomposan.

Page 68: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

46

Page 69: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

47

DAFTAR PUSTAKA

Agricultural, Ministry. (1998). BC Agricultural Composting Handbook. In

Composting Factsheet. British Columbia: Resource Managment Branch.

Aminah, S., Sudarno, & Purwono. (2017). Pengaruh Aerasi Terhadap

Karakterisitik Lindi Hasil Pengolahan Sampah Organik Secara

Biodrying (Studi Kasus): Sayuran Kangkung). Jurnal teknik

Lingkungan.

AOAC. (1990). Official methods of analysis of the AOAC, 15th ed. Arlington,

VA, USA.: Association of Official Analytical Chemists.

Asri, Dian.,Ganjar Samudro & Sri Sumiyati. (2017). Pengaruh Kadar Air

Terhadap Proses Pengomposan Sampah Organik Dengan Metode

Takakura. Jurnal Teknik Mesin (JTM): Vol. 06, Edisi Spesial 2017

Djuarnani, N., Kristian, & Susilo, B. (2005). Cara Cepat Membuat Kompos.

Depok: PT. Agromedia Pustaka.

Damanhuri, E. (2010) Diktat Pengelolaan Sampah. Teknik Lingkungan ITB.

Bandung

Fadhilah, A., Sugianto, H., Hadi, K., Firmandhani, W. S., Murtini, W. T., &

Pandelaki, E. E. (2011). Kajian Pengolahan sampah Kampus Jurusan

Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. Modul.

Habibi. (2009). Pembuatan Pupuk Kompos Dari Limbah Rumah Tangga.

Bandung: Penerbit Titian Ilmu.

Immanuel, Hartopo,. (2013). Food Waste Management Approach in Selected

Family Restaurant. Journal of Management Studies.

Isroi (2008). Kompos. Makalah Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan

Indonesia.

Isroi & Yuliarti. (2009). Kompos Cara Mudah, Murah Dan Cepat

Menghasilkan Kompos. Yogyakarta: Lily.

Joko Nugroho, W.K., Nur Sigit Bintoro, & Tri Nurkayanti. (2010). Pengaruh

Variasi Jumlah dan Jenis Bulking Agent Pada Pengomposan Limbah

Organik Sayuran Dengan Komposter Mini. Prosiding Seminar

Nasional Perteta. Purwokerto

Kalamdhad & Kazmi. (2009). Rotary Drum Composting of Different Organic

Page 70: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

48

Waste Mixture. Waste and Manegement Research, 129-137.

Khoirunnisa, R., Ashari, L. M., & Setiani, V. (2018). Pengukuran Timbulan,

Densitas, Komposisi dan Kadar Air Limbah Padat Non B3 di PPNS.

Confrence Proceeding on waste Treatment Technology. Surabaya.

Lestari, N. (2015). Studi Tentang Kepedulian Sampah Dalam Pengelolaan

Sampah di Kelurahan Sumur Batu Kecamatan Bantar Gebang Kota

Bekasi. In P. S. Jakarta, Skripsi. Jakarta.

Mirmanto. (2008). Nilai Kalor Sampah Hasil Produksi Kota Mataram.

Mataram.

Mogle, U. P., Naikwade, P., & Patil, D. S. (2013). Residual effect of Organic

Manure on Growth and Yield of Vigna Unguiculata, Walp and

Lablab Purpureus L. India

Mulyono. (2016). Membuat Mikroorganisme Lokal (MOL) dan Kompos dari

Sampah Rumah Tangga. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Parfitt, J., Barthel, M., d & Macnaughton, S. (2010). Food Waste Within Food

Supply Chains: Quantification and Potential for Change.

Philosophical Transaction of The Royal Society Biological Science.

Rohim, M., & Bagastyo, A. Y. (2016). Penambahan Bulking Agent untuk

Meningkatkan Kualitas Kompos Sampah Sayur dengan Variasi

Metode Pengomposan. JURNAL TEKNIK ITS, Vol.5 No.2.

Rosmarkan, A., & Yuwono, N. W. (2002). Ilmu Kesuburan Tanah. Yogyakarta:

Kanisus.

Royaeni, Pujiono, & Pudjowati, D. T. (2014). Pengaruh PEnggunaan

Bioaktivator Mol Nasi da Mol Tapai Terhadap Lama Waktu

Pengomposan Sampah Organik Pada Tingkat Rumah Tangga. Visikes

Jurnal Kesehatan Lingkungan, 1-9.

Setiawan. (2010). Membuat Pupuk Kandang Secara Cepat. Jakarta: PT.

Penebar Swadaya.

Simamora, S., dan Salundik. (2006). Meningkatkan Kualitas Kompos.

Agromedia Pustaka

Sriharti, & Salim, T. (2008). Pemanfaatan Limbah Pisang Untuk Pembuatan

Kompos menggunakan Komposter Rotary Drum. Balai Besar

Pengembangan Teknologi Tepat Guna.

Page 71: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

49

Sriyundiyati, N. P., Supriadi, & Nuryanti, S. (2013). Pemanfaatan Nasi Basi

sebagai Pupuk Organik Cair dan Aplikasinya Untuk Pemupukan

Tanaman bunga Kerta Orange (Bougenvillea spectabilis). J. akad.

Kim, 187-195.

Suhastyo, & Asriyanti, A. (2011). Studi Mikrobiologi dan Sifat Kimia

Mikroorganisme Lokal yang Digunakan pada Budidaya Padi Metode

SRI ( System of Rice). In Tesis. Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor.

Sutanto, R. (2002). Pertanian Organik. Yogyakarta: Kanisius.

Syafrudin, Badrus Zaman .2007. Pengomposan Limbah Teh Hitam Dengan

Penambahan Kotoran Kambing Pada Variasi Yang Berbeda Dengan

Menggunakan Starter EM4 (Effective Microorganism 4), Teknik

28(2):125-131.

Tchobanoglous. (1993). Intefrated Waste solid Managemen: Enginering

Principal and Management Issues. Singapore: McGraw-Hill, Inc.

Triviana, L., & Pradhana, A. Y. (2017). Optimalisasi Waktu Pengomposan dan

Kualitas Pupuk Kandang dari Kotoran Kambing dan Debu Sabut

Kelapa dengan Bioaktivator Promi dan Orgadec. Jurnal Sain

Veteriner.

Undang-Undang No 18 Tahun 2008. Tentang Pengolahan Sampah.

Wahyono, S., Sahwan, F. L., & Suryanto, F. (2008). Membuat Pupuk Organik

Granul Dari Aneka Limbah. Jakarta: PT Agromedia Pustaka.

Yenie, E., & Komalasari. (2011). Pembuatan Kompos Dari Sampah Sayuran

Parameter Dan Waktu Pembalikan. Prosiding SNTK TOPI . Pekanbaru.

Page 72: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

50

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 73: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

51

LAMPIRAN A

PERHITUNGAN VARIASI

KOMPOSTING

Page 74: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

52

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 75: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

53

A). Perhitungan Variasi Komposting

Data Analisis Ultimate sampah

Feedstock C-Organik

(%) N (%) C/N Kadar air

Sampah sisa

makanan 3,07 0,29 10,58 41,48

Sampah

daun 26,97 1,10 24,49

33,34

Serbuk

kayu 58,16 0,68 85,05

8,01

(sumber: Analisis Penulis, 2019)

Perhitungan untuk 1 kg sampah makanan

Kandungan air = massa x kadar air

= 1 x 41,48%

= 0,4148

Berat kering = 1- kandungan air

= 1- 0,4148

= 0,5852

N = berat kering x %N

= 0,5852 x 0,29%

= 0,0017

C = rasio C/N x %N

Page 76: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

54

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 77: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

55

= 10,58 x 0,0017

= 0,0180

Perhitungan untuk 1 kg sampah daun

Kandungan air = massa x kadar air

= 1 x 33,34%

= 0,3334

Berat kering = 1- kandungan air

= 1- 0,3334

= 0,6666

N = berat kering x %N

= 0,6666 x 1,10%

= 0,0073

C = rasio C/N x %N

= 24,49 x 0,0073

= 0,1796

Perhitungan untuk 1 kg serbuk kayu

Kandungan air = massa x kadar air

= 1 x 8,01%

= 0,0801

Berat kering = 1- kandungan air

= 1- 0,0801

= 0, 9199

N = berat kering x %N

= 0, 9199 x 0,68%

= 0,0063

C = rasio C/N x %N

Page 78: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

56

Page 79: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

57

= 85,05 x 0,0063

= 0,5320

Setelah dilakukan perhitungan tersebut, kemudian menentukan komposisi

komposter sebagai berikut:

Komposisi Komposter 1

Sampah daun + sampah makanan

Rasio C/N kompos ideal = 10-20

Penelitian ini menggunakan rasio C/N 20

C/N = 𝐶 (1 𝑘𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑢𝑛)+𝑥 𝐶 (1 𝑘𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛)

𝑁( 1 𝑘𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑢𝑛)+𝑥 𝑁 (1 𝑘𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛)

20 = (0,1796)+𝑥 (0,0180)

( 0,0073)+𝑥 (0,0017)

20 = 0,1796+𝑥 (0,0180) 0,0073+𝑥 (0,0017)

20 ( 0,0073 + 0,0017x) = 0,1796 + 0,0180x

0,1467+0,0339x = 0,1796 + 0,0180x

0,0160x = 0,0329

X = 2,06

X = sampah sisa makanan

Jadi untuk 1 kg sampah daun ditambahkan 2,06 kg sampah makanan

Persentase sampah makanan = 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛 x 100% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ

= 2,06

3,06 𝑥 100%

= 67,31%

Persentase sampah daun = 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑢𝑛 x 100% = 1 x 100% 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 3,06

= 32, 69%

Page 80: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

58

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 81: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

59

Komposisi Komposter 2

Sampah daun + sampah makanan + serbuk kayu

Rasio C/N kompos ideal = 10-20

Penelitian ini menggunakan rasio C/N 20

C/N= 𝐶 (1 𝑘𝑔 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑘𝑎𝑦𝑢)+ 𝐶 (1 𝑘𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑢𝑛)+𝑥 𝐶(1 𝑘𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛)

𝑁( 1 𝑘𝑔 𝑠𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘 𝑘𝑎𝑦𝑢)+ 𝑁 (1 𝑘𝑔 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ 𝑑𝑎𝑢𝑛)+𝑥 𝐶 (1 𝑘𝑔 𝑠𝑖𝑠𝑎 𝑚𝑎𝑘𝑎𝑛𝑎𝑛)

20 = (0,5320 + 0,1796 + 0,0180𝑥)

(0,0063 + 0,0073 + 0,0017𝑥)

20 (0,0136 + 0,0017x) = 0,7116 + 0,0180

0,2718 + 0,0339x = 0,7116 + 0,0180x

0,0160x = 0,4398

X = 27,51

X = sampah sisa makanan

Jadi untuk 1 kg sampah daun + 1 kg serbuk kayu ditambahkan 27,51 kg

sampah makanan

Persentase sampah makanan = 27,51 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ

x 100%

= 27,51

29,51 𝑥 100%

= 93,22%

Persentase sampah daun = 1 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ

x 100%

= 1

29,51 𝑥 100%

= 3,39%

Persentase serbuk kayu = 1 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑎ℎ

x 100%

= 1

29,51 𝑥 100% = 3,39%

Page 82: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

60

Halaman ini sengaja dikosongkaN

Page 83: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

61

A. Pengukuran Densitas

Pengukuran densitas dilakukan pada masing masing komposter sebagai

berikut:

Pengukuran Densitas Komposter 1

Massa sampah makanan + sampah daun = 15,3 kg

Massa kotak densitas = 4,5 kg

Massa total = massa sampah + massa kotak densitas

= 15 kg + 4.5 kg

= 19,5 kg

Volume kotak densitas = p x l x t

= 20 cm x 20 cm x 100 cm

= 4000 cm3 = 0,004 m3

Tinggi volume sampah

percobaan 1 = 11 cm

percobaan 2 = 13 cm

rata-rata = 12 cm

selisih tinggi = 100 cm – 12 cm

= 88 cm

Volume sampah yang terukur = p x l x t

= 20 Cm x 20 cm x 88 cm

= 35200cm3 / 0,0352m3

Densitas (ρ) = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

= 15 𝑘𝑔

0,0352 𝑚3

= 434,66 Kg/m3

Pengukuran Densitas Komposter 2

Massa sampah makanan + sampah daun + serbuk kayu = 14,8 Kg

Massa kotak densitas = 4,5 Kg

Page 84: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

62

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 85: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

63

Massa total = massa sampah + massa kotak densitas

= 15 Kg + 4,5 Kg

= 19,5 Kg

Volume kotak densitas = p x l x t

= 20 cm x 20 cm x 100 cm

= 4000 cm3 = 0,004 m3

Tinggi volume sampah

percobaan 1 = 21cm

percobaan 2 = 24 cm

rata-rata = 22,5 cm

selisih tnggi = 100 cm – 22,5 cm

= 77,5 cm

Volume sampah yang terukur = p x l x t

= 20cm x 20cm x 77,5cm

= 31000 cm3 = 0,031 m3

Densitas (ρ) = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒

= 15 𝑘𝑔

0,031𝑚3

= 477,42 Kg/m3

B. Perhitungan Kapasitas Komposter

Perhitungan kapasitas komposter dilakukan supaya tidak terjadi kesalahan

pemilihan komposter. Penelitian ini menggunakan perhitungan awal

terlebih dahulu sebelum diputuskan berapa kapasitas komposter yang

dibutuhkan.

1. Mula-mula, diketahui terlebih dahulu massa jenis tiap bahan

kompos. Data massa jenis dapat dilihat pada Tabel A.1 berikut

Page 86: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

64

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 87: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

65

Tabel A. 1 Data Ultimate Sampah

Type of Waste

Density

Range

*(lb/yd3)

Typical

(lb/yd3)

Food waste

(sampah sisa

makanan)

220-810

490

Yard waste

(sampah daun) 100-380 170

(Sumber: Tchobanoglous, 1993) *konversi lb/yd3 = 0,5933 kg/m3

Rasio C/N kompos yang baik pada penelitian ini mengacu pada SNI 19-

7030-2004 yaitu rasio C/N 10-20. Penelitian ini menggunakan rasio C/N

15. Sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut:

1. Misal untuk 1 kg sampah sisa makanan (foodwaste)

Air = 1 kg x ( % kadar air sampah sisa makanan)

= 1 kg ( 0,70)

= 0,70 kg

Berat kering = 1 kg – 0,70 kg

= 0,30 kg

N = Berat kering x ( %N sampah sisa makanan)

= 0,30 (0,026)

= 0,0078 kg

C = Rasio C/N x %N

= 18,461 x 0,0078

= 0,1439 kg

2. Misal untuk 1 kg sampah daun (yard waste)

Air = 1 kg ( % kadar air sampah daun)

= 1 kg ( 0,60)

= 0,60 kg

Berat kering = 1 kg – 0,60 = 0,40 kg

Page 88: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

66

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 89: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

67

N = Berat kering x (% N sampah daun)

= 0,40 kg (0,034)

= 0,0136 kg

C = Rasio C/N x (%N)

= 13,529 x 0,0136)

= 0,1839 kg

Rasio C/N optimum kompos = 10-20% (SNI 19-7030-2004), penelitian ini

menggunakan rasio C/N 15.

Misal Foodwaste (FW) yang ditambahkan ke Yardwaste (YW)

C/N = 15

C/N = 15= 𝐶 (1 𝑘𝑔 𝑌𝑤)+𝑥 𝐶 (1 𝑘𝑔 𝐹𝑤)

𝑁( 1 𝑘𝑔 𝑌𝑤)+𝑥 𝐶 (1 𝑘𝑔 𝐹𝑤)

C/N = 15= 0,1839 𝑘𝑔+𝑥 (0,1439)

0,0136 𝑘𝑔+𝑥 (0,0078)

15 (0,0136 + 0,0078x) = 0,1839 + 0,1439x

0,0204 kg + 0,117 kg x = 0,1839 kg + 0,1439 kg x

0,204 kg – 0,1839 kg = 0,1439 kg x – 0,117 kg x

x = 0,747 kg

Jadi x = sampah makanan yang ditambahkan

x = 0,747 kg sampah sisa makanan / 1 kg sampah daun

Komposisi sampah daun di PPNS = 6,56 kg

Komposisi sampah sisa makanan di PPNS = 6,46 kg

Maka: 0,747 kg x 6,46 kg = 4,9kg

1 kg x 6,56 kg = 6,56 kg

Prosentase = 4,9 11.46

= 6,56

11,46

𝑥 100% = 43% (sampah sisa makanan)

𝑥 100% = 57% (sampah daun)

Misal Yardwaste (YW) yang ditambahkan ke Foodwaste (FW)

C/N = 15

Page 90: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

68

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 91: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

69

C/N = 15= 𝐶 (1 𝑘𝑔 𝐹𝑤)+𝑥 𝐶 (1 𝑘𝑔 𝑌𝑤)

𝑁( 1 𝑘𝑔 𝐹𝑤)+𝑥 𝐶 (1 𝑘𝑔 𝑌𝑤)

C/N = 15= 0,1439 𝑘𝑔+𝑥 (0,1839)

0,0078 𝑘𝑔+𝑥 (0,0136)

15 (0,0078 + 0,0136x) = 0,1439 + 0,1839x

0,117 + 0,204x = 0,1439 +0,1839x

0,117 – 0,1439 = 0,1839x – 0,204x

x = 1,338

Jadi x = sampah daun yang ditambahkan

x = 1,338 kg sampah daun / 1 kg sampah sisa makanan

Komposisi sampah daun di PPNS = 6,56 kg

Komposisis sampah sisa makanan di PPNS = 6,46 kg

Maka: 1,338 kg x 6,56 kg = 8,8 kg

1 kg x 6,46 kg = 6,46 kg

Prosentase = 8,8 15,26

= 6,46

15,26

𝑥 100% = 58% (sampah daun)

𝑥 100% = 42% (sampah sisa makanan)

Maka, berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh:

Komposter 1 (K1) = sampah sisa makanan : sampah daun

= 43% : 57%

Komposter 2 (K2) = sampah daun : sampah sisa makanan

= 58% : 42%

2. Menghitung volume dari tiap sampah:

Massa jenis sampah sisa makanan= 170 lb/yd3 x 0,5933 kg/m3

= 100,861 kg/m3

Massa jenis sampah daun= 490 lb/yd3 x 0,5933 kg/m3

= 290,717 kg/m3

Page 92: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

70

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 93: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

71

Setelah menghitung massa jenis, kemudian menghitung volume tiap-tiap variasi

komposisi seperti berikut:

a. Untuk (K1) dengan komposisi:

sampah sisa makanan : sampah daun = 43% : 57%

Volume sampah sisa makanan = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 (𝑘𝑔)

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 (𝐾𝑔/𝑚3

= 4,9 𝑘𝑔

290,717 𝑘𝑔/𝑚3

= 0,01685 m3 = 16,85 Liter

Volume sampah daun = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 (𝑘𝑔)

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 (𝐾𝑔/𝑚3

= 6,56

100,861/𝑚3

= 0,0650 m3 = 65 Liter

Total volume sampah (K1) = V.sampah sisa makanan+V.sampah daun

= 16,8 Liter + 65 Liter

= 81,85 Liter

Jadi, volume komposter yang dibutuhkan untuk komposisi (K1) sebesar 81,85

Liter.

b. Untuk (K2) dengan komposisi

sampah daun:sampah sisa makanan = 58% : 42%

Volume sampah daun =

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 (𝑘𝑔)

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 (𝐾𝑔/𝑚3

= 8,8 𝑘𝑔

100.861 𝑘𝑔/𝑚3

= 0,0872 m3

= 87,2 Liter

Volume sampah sisa makanan = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑠 (𝑘𝑔)

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 (𝐾𝑔/𝑚3

= 6,46 (𝑘𝑔)

290,717 (𝐾𝑔/𝑚3 = 22 Liter

Page 94: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

72

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 95: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

73

Total volume sampah (K2) = V.sampah daun + V.sampah sisa makanan

= 87,2 Liter + 22 Liter

= 109,2 liter

Jadi, volume komposter yang dibutuhkan untuk komposisi (K2) sebesar

109,2 Liter.

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh volume adonan kompos

(sampah) sebesar 109,2 L dengan penambahan ruang kosong untuk aerasi

sekitar 10%. Sedangkan spesifikasi volume drum di pasaran terdiri dari

120, 150, 200, dan 250 Liter. Sehingga dapat disimpulkan, volume drum

yang mendekati volume adonan kompos (81,85 Liter dan 109,2 Liter)

yang dibutuhkan adalah 120 Liter.

a). Kapasitas Komposter 1

Untuk mengetahui massa bahan kompos yang akan dimasukkan ke

dalam komposter bila telah diketahui massa jenisnya, dapat

menggunakan perhitungan sebagai berikut:

Ruang Kosong = 120 L x 30% = 36 L

Jadi, untuk volume komposter yang akan diisi feedstock sebesar 84 L

Volume = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

𝜌

84 L = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

434,66 𝑘𝑔/𝑚3

0,084 m3 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

434,66 𝑘𝑔/𝑚3

massa = 36,5 kg

jadi, massa sampah yang dimasukkan pada komposter 1 = 36,5 kg

dengan perbandingan:

36,5 kg x 67,31% (sampah makanan) = 24,6 kg

36,5 kg x 32,69% (sampah daun) = 11,9 kg

a) Kapasitas Komposter 2

Page 96: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

74

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 97: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

75

Untuk mengetahui massa bahan kompos yang akan dimasukkan ke dalam

komposter bila telah diketahui massa jenisnya, dapat menggunakan perhitungan

sebagai berikut:

Ruang Kosong = 120 L x 70% = 36 L

Volume = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

𝜌

84 L = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

434,66 𝑘𝑔/𝑚3

0,084 m3 = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎

477,42 𝑘𝑔/𝑚3

massa = 40,1 Kg

jadi, massa sampah yang dimasukkan pada komposter 2 = 40,1 Kg

dengan perbandingan:

40,1 kg x 93,22% (sampah makanan) = 37,4 kg

40,1 kg x 3,39% (sampah daun) = 1,36 kg

40,1 kg x 3,39% (serbuk kayu) = 1,36 kg

C. Perhitungan MoL Nasi Basi yang Dibutuhkan

a. Penentuan MoL untuk Komposter 1

Massa sampah = 36,5kg =

0,5𝑘𝑔

36,5 𝑘𝑔 =

20 𝑚𝑙

𝑥

0,5kg x = 730 kg/ml

Jadi, mol yang dibutuhkan untuk komposter 1 sebanyak 1460 mL

b. Penentuan MoL untuk Komposter 2

Massa sampah = 40,1 kg

0,5 𝑘𝑔

40,1 𝑘𝑔 =

20 𝑚𝑙

𝑥

0,5 kg x = 802kg/ml

Jadi, MoL yang dibutuhkan untuk komposter 2 sebanyak 1.604 mL.

Page 98: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

76

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 99: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

77

c. Penyusutan Kompos

Penyusutan kompos diperoleh dari massa awal pengomposan – massa

akhir pengomposan.

a) Komposter 1

Massa awal = 36,5 Kg

Massa akhir pengomposan = 7,2 Kg

Massa penyusutan = massa awal- massa akhir

= 36,5 Kg- 7,2 Kg

= 29,3 Kg

Persentase penyusutan = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 x 100 % 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙

= 29,3 𝐾𝑔

𝑥 100%

36,5 𝐾𝑔

= 80%

b) Komposter 2

Massa awal = 40,1 Kg

Massa akhir pengomposan = 3,7 Kg

Massa penyusutan = massa awal- massa akhir

= 40,1 Kg – 3,7 Kg

= 36,4 Kg

Persentase penyusutan = 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑢𝑠𝑢𝑡 x 100 % 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙

= 36,4 𝐾𝑔

40,1 𝐾𝑔 𝑥 100%

=90,7%

Page 100: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

78

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 101: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

79

LAMPIRAN B

HASIL DAN DATA UJI

Page 102: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

80

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 103: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

81

B). Hasil dan Data Uji

Tabel B. 1 Data Suhu Kompos

Hari Suhu Ruangan

(0C) Suhu Komposter 1

(0C) Suhu Komposter 2

(0C)

1 29 32 33

2 28 39 38

3 28 44 42

4 30 51 52

5 32 54 56

6 30 59 58

7 28 61 43

8 28 47 36

9 29 37 35

10 28 30 34

11 30 32 35

12 28 31 34

13 29 32 33

14 28 32 34

15 28 32 34

16 28 32 34

17 28 33 34

18 28 32 32

19 29 32 33

20 30 34 35

21 28 33 34

22 28 31 33

23 28 32 32

24 28 32 35

25 28 32 34

26 28 33 34

27 29 32 33

28 29 32 33

29 29 31 32

30 29 31 32

Page 104: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

82

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 105: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

83

Tabel B. 2 Data pH Kompos

Hari pH

Komposter

1

pH Komposter 2

SNI 19-7030-2004

1 5.61 4.71 7.49

2 4.62 4.41 7.49

3 4.64 4.45 7.49

4 4.50 4.46 7.49

5 4.67 4.67 7.49

6 4.60 4.70 7.49

7 4.80 4.71 7.49

8 5.78 5.10 7.49

9 5.97 5.40 7.49

10 6.11 6.10 7.49

11 6.78 6.20 7.49

12 6.89 6.20 7.49

13 7.13 6.40 7.49

14 7.10 6.90 7.49

15 7.20 7.12 7.49

16 7.20 7.11 7.49

17 7.30 7.25 7.49

18 7.34 7.34 7.49

19 7.32 7.28 7.49

20 7.35 7.26 7.49

21 7.36 7.32 7.49

22 7.35 7.34 7.49

23 7.36 7.34 7.49

24 7.37 7.35 7.49

25 7.39 7.35 7.49

26 7.40 7.37 7.49

27 7.40 7.41 7.49

28 7.43 7.43 7.49

29 7.43 7.43 7.49

30 7.44 7.43 7.49

Page 106: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

84

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 107: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

85

Tabel B. 3 Data Kadar Air Kompos

Hari Kadar air

1 (%) Kadar air

2 (%) SNI 19-7030- 2004 (50%)

1 60.80 58.95 50.00

2 60.25 58.00 50.00

3 59.95 57.10 50.00

4 58.65 56.35 50.00

5 57.95 54.90 50.00

6 54.70 54.65 50.00

7 56.85 53.95 50.00

8 56.35 53.80 50.00

9 55.85 53.30 50.00

10 54.30 53.05 50.00

11 53.90 52.80 50.00

12 52.70 52.65 50.00

13 51.10 52.35 50.00

14 50.85 50.15 50.00

15 48.60 46.70 50.00

Pengukuran Kadar Air dlakukan 2 hari sekali selama 1 bulan.

Tabel B. 4 Rasio C/N Kompos

Minggu Rasio C/N (Komposter1) Rasio C/N

(Komposter2)

1 14.76 14.95

2 15.42 16.38

3 14.95 16.05

(Rasio CN ideal kompos = 10-20)

Page 108: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

86

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 109: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

87

B. Hasil Uji Laboratorium (Uji Rasio C/N)

Minggu Ke-1

Page 110: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

88

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 111: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

89

Minggu Ke -2

Page 112: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

90

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 113: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

91

Minggu Ke-3

Page 114: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

92

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 115: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

93

LAMPIRAN C

DOKUMENTASI PENELITIAN

Page 116: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

94

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 117: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

95

A. Pembuatan Alat

Pembuatan Alat Rotary Drum Composter

Rotary Drum Composter yang telah jadi

Page 118: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

96

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 119: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

97

Pencacahan Sampah Daun Pengukuran Densitas

B. Proses Pengomposan

Pencampuran Sampah Makanan Penambahan Serbuk Kayu

Komposter 2

Page 120: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

98

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 121: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

99

Pengeringan kompos Penjemuran kompos di lapangan

Lindi yang dihasilkan Pengayakan kompos

Page 122: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

100

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 123: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

101

C. Pembuatan MoL Nasi Basi

Nasi Basi yang ditumbuhi Pembuatan MoL Nasi

D. Pengecekan Kompos

Pengecekan Suhu Pengecekan Kadar Air

Page 124: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

102

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 125: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

103

Pengecekan pH Pengujian Rasio C/N

E. Pengamatan Kompos

Kompos pada Awal Pengomposan (Komposter 1)

Page 126: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

104

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 127: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

105

Kompos pada Awal Pengomposan (Komposter 2)

kompos pada minggu ke-2

(Komposter 1)

kompos pada minggu ke-2

(Komposter 2)

Page 128: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

106

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 129: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

107

LAMPIRAN D

DESAIN ROTARY DRUM COMPOSTER

Page 130: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

108

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 131: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

109

Page 132: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

110

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 133: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

111

Page 134: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

112

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 135: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

113

Page 136: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

114

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 137: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

115

LAMPIRAN E

SNI 19-7030-2004 TENTANG

SPESIFIKASI KOMPOS

Page 138: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

116

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 139: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

117

E) SNI 19-7030-2004 TENTANG SPESIFIKASI KOMPOS

No Parameter Satuan Minimum Maksimum

1 Kadar Air % - 50

2 Temperatur oC suhu air tanah

3 Warna kehitaman

4 Bau berbau tanah

5 Ukuran partikel mm 0,55 25

6 Kemampuan ikat air % 58 -

7 pH 6,80 7,49

8 Bahan asing % * 1,5 Unsur makro

9 Bahan organik % 27 58

10 Nitrogen % 0,40 -

11 Karbon % 9,80 32

12 Phosfor (P2O5) % 0.10 -

13 C/N-rasio 10 20

14 Kalium (K2O) % 0,20 * Unsur mikro

15 Arsen mg/kg * 13

16 Kadmium (Cd) mg/kg * 3

17 Kobal (Co ) mg/kg * 34

18 Kromium (Cr) mg/kg * 210

19 Tembaga (Cu) mg/kg * 100

20 Merkuri (Hg) mg/kg * 0,8

21 Nikel (Ni) mg/kg * 62

22 Timbal (Pb) mg/kg * 150

23 Selenium (Se) mg/kg * 2

24 Seng (Zn) mg/kg * 500 Unsur lain

25 Kalsium % * 25.50

26 Magnesium (Mg) % * 0.60 27 Besi (Fe ) % * 2.00

28 Aluminium ( Al) % * 2.20

29 Mangan (Mn) % * 0.10 Bakteri

30 Fecal Coli MPN/gr 1000

31 Salmonella sp. MPN/4 gr 3

Keterangan : * Nilainya lebih besar dari minimum atau lebih kecil dari maksimum

Page 140: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik
Page 141: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

BIOGRAFI PENULIS

Arlieza Nadya Pradini. Lahir pada tanggal 16 Maret 1997 di Surabaya, Jawa

Timur. Penulis merupakan anak ke-1 dari 4 bersaudara dari pasangan

Chairuddin dan Ririn Soeharini. Penulis pertama kali masuk pendidikan formal

di SDN Pacarkeling 1 Surabaya pada tahun 2003-2009. Kemudian melanjutkan

ke tingkat pendidikan menengah di SMPN 2 Krian, Sidoarjo pada tahun 2009-

2012. Pada tahun 2012-2015, penulis melanjutkan pendidikan tingkat atas di

SMAN 1 Krian. Penulis melanjutkan pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi,

yaitu Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS). Saat berkuliah di PPNS,

penulis memilih program diploma (D4) dengan mengambil konsentrasi studi

Teknik Pengolahan Limbah. Penulis menyelesaikan masa studi nya di PPNS

pada tahun 2019.

1

Page 142: KOMPOSTING SAMPAH SISA MAKANAN DAN DAUN ...repository.ppns.ac.id/2230/1/1015040026 - Arlieza Nadya...Sisa Makanan dan Daun dengan Metode Rotary Drum Composter (Studi Kasus: Politeknik

2